Distribusi Pendapatan dan Tingkat . . . (Endry Sulistiya N)
DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PETANI USAHA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI DESA SUMAJA MAKMUR KECAMATAN GUNUNG MEGANG KABUPATEN MUARA ENIM SUMATERA SELATAN DISTRIBUTION OF INCOME AND HOUSEHOLD WELFARE LEVEL OF OILPALM PLANTATION FARMERS IN SUMAJA MAKMUR VILLAGE GUNUNG MEGANG SUBDISTRICT MUARAENIM DISTRICT SUMATERA SELATAN Oleh: Endry Sulistiya Ningsih, Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Pengelolaan perkebunan kelapa sawit; 2) Hubungan antara biaya pengelolaan dengan pendapatan bersih rumah tangga petani; 3) Distribusi pendapatan rumah tangga petani usaha perkebunan kelapa sawit; 4) Tingkat kesejahteraan rumah tangga petani usaha perkebunan kelapa sawit. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif.Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan keruangan yang dilaksanakan di Desa Sumaja Makmur.Populasi dalam penelitian ini berjumlah 500 kepala rumah tangga petani kelapa sawit.Jumlah sampel yang diambil yaitu 83 responden.Cara perhitungan pengambilan besarnya sampel menggunakan rumus Slovin dengan metode pengambilan sampel yaitu Random Sampling.Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengolahan data yang digunakan yaitu editing, koding, dan tabulasi.Teknik analisis data dengan menggunakan tabel frekuensi, Indeks Gini dan Regresi Linear Sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pengelolaan usaha perkebunan kelapa sawit membutuhkan perawatan yang intensif agar pertumbuhan tanaman dapat maksimal. Pengelolaan tersebut meliputi: (a) pengolahan lahan yang menggunakan tehnik modern dan tradisional; (b) pembibitan diperoleh dari PTPN 7 SULE; (c) penyulaman serta pengairan; (d) pemupukan menggunakan jenis pupuk KCL, Ponska, Urea dan SP36; (e) pemberantasan hama menggunakan fungisida dan pemberantasan gulma menggunakan pestisida yaitu RoundUp.Pengelolaan perkebunan tersebut termasuk dalam kategori sedang, 2) Hubungan nilai korelasi biaya pengelolaan dengan pendapatan bersih rumah tangga petani bernilai (0,815), artinya hubungan biaya pengelolaan dengan pendapatan bersih rumah tangga sangat kuat dan positif. Analisis tersebut artinya apabila biaya pengelolaan ditingkatkan maka tingkat pendapatan rumah tangga petani akan ikut naik/meningkat atau signifikan. 3) Distribusi total pendapatan rumah tangga petani usaha perkebunan kelapa sawit termasuk dalam kategori ketidakmerataan rendah dengan Indeks Gini sebesar 0,24. 4) Tingkat kesejahteraan rumah tangga petani usaha perkebunan kelapa sawit di Desa Sumaja Makmur mayoritas masuk dalam kategori rumah tangga sejahtera tahap III dengan persentase sebesar 88%. Kata Kunci : Kelapa Sawit, Rumah Tangga Petani, Distribusi Pendapatan, Tingkat Kesejahteraan
1
Distribusi Pendapatan dan Tingkat . . . (Endry Sulistiya N)
ABSTRACT The research is to know: 1) oil palm plantation management; 2) the relationship between management cost and famers’ net income; 3) distribution of oil palm plantation farmers’ net income; 4) household welfare level of oil palm plantation farmers. The nature of the research is descriptive- quantitative. The approach of this research is spatial approach applied in Sumaja Makmur village. Population of the research was 500 head of household of oil palm plantation farmers, while the sample was 83 respondents. The samples were taken by Slovin’s Random Sampling.Data collection techniques covering observation , interview , and documentation. Data processing techniques were editing, coding, and tabulating. Data analysis techniques were using frequency table, Index Gini, and Simple Linear Regression. The research shows that: 1) oil palm plantation management requires intensive care to result in maximum quality of the plant growth. The management including: a) land management that employs both modern and traditional technique, b) seeds are provided by PTPN 7 SULE; c) tatting and irrigation; d) fertilizing with KCL, Ponska, Urea, and SP36; e) pest eradication by fungicide and weeds eradication with Round- Up pesticide. The management belongs to medium- management, which means that the management is still able to be maximized. 2) the relation of management cost and farmers’ net income is 0.815 that shows strong and positive relationship between management cost and farmers’ net income. Based on the analysis, if the management cost is enhanced, the farmers’ net income will be significantly enhanced as well. 3) total distribution of farmers; net income belongs to low inequality with Index Gini 0.24. It means that farmers’ net income imbalance is in low category. 4) most of household welfare level of oil palm plantation farmers in Sumaja Makmur village belong to prosperous households Category III by 88%. Keywords :Oil Palm, Farmers’ Household, Income Distribution, Welfare Level
2
Distribusi Pendapatan dan Tingkat . . . (Endry Sulistiya N)
I.
Sumaja Makmur untuk ditanam di
PENDAHULUAN Pertanian di Indonesia, salah satunya
tanaman
kelapa
sawit
memiliki
arti
penting
bagi
perkebunan milik rakyat. Perkebunan
kelapa
sawit
merupakan mata pencaharian utama
pembangunan perkebunan nasional.
masyarakat
Pertanian kelapa sawit selain mampu
Sumaja Makmur. Penduduk Desa
menciptakan kesempatan kerja yang
Sumaja
mengarah
kesejahteraan
membuka lahan pertanian dari hutan
masyarakat, juga sebagai sumber
yang diupayakan untuk menjadi lahan
devisa negara.
perkebunan kelapa sawit. Penguasaan
pada
Penduduk
Desa
Sumaja
lahan
khususnya
Makmur
kelapa
pada
sawit
di
Desa
mulanya
merupakan
Makmur pada mulanya membuka
penguasaan lahan milik pribadi yang
lahan pertanian dari hutan yang
di sediakan oleh pihak pemerintah
diupayakan untuk
menjadi lahan
dengan luas perkebunan masing-
perkebunan kelapa sawit. Bibit kelapa
masing kepala rumah tangga yaitu
sawit pertama kali dibagikan oleh
seluas 2 hektar.
Dinas Pemerintah yang bekerja sama
Penguasaan lahan perkebunan
dengan PT perkebunan kelapa sawit
kelapa sawit merupakan lahan milik
yang ada di Desa Sumaja Makmur
pribadi,
yaitu
memaksimalkan
PT.PN
VII
Pengembangan
Plasma
pertanian
Sule. dan
tidak
kali
distribusi
dari
pihak
pengelolaan
untuk dan
hasil panen membutuhkan biaya yang
perkebunan kelapa sawit ini pertama didapatkan
sehingga
PT
sedikit.
Ketidakmerataan
pendapatanmenyebabkan
Perkebunan Nusantara VII Plasma
kesenjangan ekonomi dan tingkat
Sule.
pada
kesejahteraan antar rumah tangga
mulanya diperoleh dari PT.PN VII
petani usaha perkebunan kelapa sawit
Plasma
di Desa Sumaja Makmur.
Bibit
Sule
kelapa
yang
sawit
dibawa
ke
Indonesia salah satunya di Desa
Beberapa kendala lain seperti;
Sumaja Makmur dari pihak swasta
ketidakpastian hasil panen setiap
asing Malaysia. Bibit ini kemudian di
bulan, tingginya biaya pemenuhan
bagikan kepada masyarakat Desa
kebutuhan pokok, harga pupuk yang
3
Distribusi Pendapatan dan Tingkat . . . (Endry Sulistiya N)
mahal serta biaya pengelolaan sawit
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang tinggi menyebabkan beberapa
A. Deskripsi Daerah Penelitian
lahan perkebunan kelapa sawit hanya
1. Kondisi Fisiologis
dikelola
dan
dirawat
seadanya.
a. Letak, Luas, dan Batas Daerah
Berdasarkan latar belakang tersebut
Penelitian
peneliti tertarik untuk mengadakan
data
penelitian dengan judul“Distribusi
monografi
Pendapatan
dan
Tingkat
Makmur (2015) luas
Kesejahteraan
Rumah
Tangga
Sumaja Makmur yaitu 2463
desa
Desa
hektar.
Sawit
Sumaja
letak Desa Sumaja Makmur
Gunung
yaitu
MegangKabupaten Muara Enim
o
103 53’30” BT dan antara
Sumatera Selatan”.
3036’40” LS – 3o40’50” LS.
METODELOGI PENELITIAN
Batas administratif wilayah
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif. Penelitian ini mendeskripsikan distribusi pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga petani perkebunan kelapa sawit di Desa Sumaja Makmur.Populasi dalam penelitian ini berjumlah 500 kepala rumah tangga petani kelapa sawit.Jumlah sampel yang diambil yaitu 83 responden.Cara perhitungan pengambilan besarnya sampel menggunakan rumus Slovin dengan metode pengambilan sampel yaitu Random Sampling.Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.Analisis data menggunakan tabel frekuensi, Indeks Gini dan Regresi Linear Sederhana.
Desa Sumaja Makmur adalah
di
Desa
Secara
Sumaja
Petani Usaha Perkebunan Kelapa
MakmurKecamatan
II.
Berdasarkan
astronomis
103o53’20”
sebagai
BT
–
berikut:Batas
administratif Sumaja
wilayah
Makmur
Desa adalah
sebagai berikut: -
Sebelah Utara
:
Desa Fajar Indah -
Sebelah Timur Kecamatan
: Rambang
Dangku -
Sebelah Selatan
:
Perkebunan Rakyat -
Sebelah Barat Desa Bangun Sari
4
:
Distribusi Pendapatan dan Tingkat . . . (Endry Sulistiya N)
b. Topografi
ratio Desa Sumaja Makmur
Menurut data Monografi
adalah 102 %, berarti setiap
Desa Sumaja Makmur
100
diketahui bahwa ketinggian
terdapat 102 penduduk laki-
tempat Desa Sumaja Makmur
laki.
berada pada ketinggian 450 m
penduduk
perempuan
A. Karakteristik Responden
diatas permukaan laut/dpal.
1. Umur Responden
c. Iklim
Persentase umur responden Curah
pertahun
hujan di
terbanyak terdapat pada usia 50 –
rata-rata
di
daerah
54 tahun dengan persentase
penelitian yaitu berkisar 2.120
42,17%, dan persentase terendah
– 3.264 mm pertahun dan rata
yaitu responden dengan tingkat
–rata suhu udara Desa Sumaja
umur > 60 tahun yaitu sebanyak
Makmur
6,02%.
adalah
23,55 (Monografi
2. Jenis Kelamin
Desa
Jenis kelamin responden daerah
Sumaja Makmur, 2014).
penelitian yaitu 100% adalah laki-
d. Penggunaan Lahan Pengggunaan terluas
yaitu
laki,karena
lahan
sebagai perkebunan sebanyak
yang
2.319
melakukan
dengan
kuat
kegiatan
kelapa
persentase penggunaan lahan
tenaga kerja laki-laki.
yaitu
sawit
sehingga
persentase 94,2 % sedangkan
terkecil
pertanian
kelapa sawit membutuhkan tenaga
digunakan
hektar
kegiatan
lebih
untuk pertanian
dibutuhkan
3. Status Perkawinan
untuk
Status perkawinan responden
pemakaman sebanyak 0,1%
yaitu menikah dan duda. Variasi
e. Kondisi Demografis Jumlah penduduk Desa
status perkawinan responden yaitu
Sumaja Makmur yaitu 3.426
berstatus menikah sebesar 95,18%
jiwa
dengan kategori tertinggi bila
terdiri
dari
1.732
penduduk laki-laki dan 1.694
dibandingkan dengan responden
penduduk
dengan status duda sebesar 4,82%.
perempuan.
Sex
5
Distribusi Pendapatan dan Tingkat . . . (Endry Sulistiya N)
4. Pendidikan Terakhir
8. Luas
Tingkat pendidikan
Penguasaan
Lahan
dan
Jumlah Tanaman Kelapa Sawit
dengan persentase tertinggi yaitu
Luas perkebunan kelapa sawit
pendidikan SMP sebesar 36,14%
responden yaitu 100% berukuran
sedangkan pendidikan dengan
2 hektar dan jumlah tanaman
persentase terendah yaitu pada
setiap rumah tangga yaitu 250
tingkat pendidikan Perguruan
batang kelapa sawit.
Tinggi sebanyak 4,82%.
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
5.Pekerjaan Pokok
1. Pengelolaan
Pekerjaan pokok merupakan
Perkebunan
Kelapa Sawit
pekerjaan utama yang digunakan
Pengelolaan
usahatani
untuk memenuhi kebutuhan hidup
perkebunan
kelapa
sawit
rumah tangga petani.Berdasarkan
membutuhkan
perawatan
yang
penelitian
intensif
diketahui
bahwa
sehingga
akan
pekerjaan pokok responden 100%
menghasilkan
petani usaha perkebunan kelapa
berkualitas.
sawit.
Matang(TBM) yang dihasilkan
6. Pekerjaan Sampingan Pekerjaan
buah
yang
Tandan
Buah
oleh tanaman kelapa sawit sangat sampingan
dipengaruhi oleh cara pengelolaan
terbesar yaitu pedagang sebesar
tanaman kelapa sawit, sehingga
38,6% dan pekerjaan sampingan
pengelolaan merupakan hal utama
terendah yaitu tukang besi sebesar
yang
6%.
Pengelolaan kelapa sawit berupa :
7. Jumlah Anggota Keluarga Jumlah
anggota
harus
pengolahan rumah
kelapa
diperhatikan.
lahan sawit,
pertanian pembibitan,
tangga yang bekerja sebagian
penanaman,
pengairan,
besar responden memiliki anggota
pemupukan,
pemberantasan
rumah
bekerja
gulma, pemupukan, pemanenan
sebanyak 1 – 2 orang yaitu
serta pemasaran hasil produksi
sebesar 59 % dan yang bekerja
kelapa sawit.
tangga
yang
lebih dari 2 orang sebesar 41 %.
6
Distribusi Pendapatan dan Tingkat . . . (Endry Sulistiya N)
kemampuan
2. Total Biaya Pengelolaan Usaha
rumah tangga akan berbeda dalam
Perkebunan Kelapa Sawit Biaya
pengelolaan
masing-masing
usaha
mengelola sawit.
perkebunan
kelapa
sawit
merupakan
biaya
yang
perkebunan
kelapa
3. Hubungan Biaya Pengelolaan
dikeluarkan untuk pengelolaan
dengan
Pendapatan
kelapa sawit dalam kurun waktu
Tangga
Petani
satu bulan. Biaya pengelolaan ini
Kelapa Sawit
terdiri dari biaya pemupukan,
Hubungan
Rumah
Perkebunan
korelasi
biaya
pemberantasan hama dan gulma,
pengelolaan dengan pendapatan
biaya panen, pengangkutan buah,
bersih
panen serta perawatan tanaman
bernilai (0,815), artinya hubungan
lainnya.
biaya
Total
rumah
tangga
pengelolaan
petani
dengan
biaya
produksi
pendapatan bersih rumah tangga
usaha
perkebunan
sangat kuat dan positif. Analisis
kelapa sawit dengan persentase
tersebut artinya apabila biaya
tertinggi yaitu sebanyak 44,6%
pengelolaan ditingkatkan maka
dengan
pengelolaan
total
dikeluarkan 2.646.000,00
–
biaya
yang
tingkat pendapatan rumah tangga
antara
Rp
petani akan ikut naik/meningkat
3.254.000,00,
(signifikan) demikian sebaliknya.
sedangkan total biaya pengelolaan dengan
persentase
sebanyak 2,4%
4. Distribusi Pendapatan Rumah
terendah
Tangga
dengan total
Petani
Perkebunan
Kelapa Sawit
biaya antara Rp 5.280.000,00 –
Distribusi
pendapatan
6.158.000,00. Perbedaan tersebut
rumah tangga perkebunan kelapa
terlihat sangat jauh perbedaaan
sawit
total biaya yang dikeluarkan oleh
menggunakan rumus Indeks Gini
rumah tangga perkebunan kelapa
yaitu
sawit, perbedaan ini disebabkan
ketidakmerataan
oleh faktor pendapatan rumah
rumah tangga perkebunan kelapa
tangga yang berbeda sehingga
sawit.
7
dapat
dihitung
berupa
dengan
taraf pendapatan
Distribusi Pendapatan dan Tingkat . . . (Endry Sulistiya N)
Indeks Gini menunjukkan
kelapa sawit sebagian besar
bahwa pendapatan perkebunan
tergolong dalam tahapan keluarga
rumah tangga petani perkebunan
sejahtera tahap tiga (III) dengan
kelapa sawit yaitu 0,10756 atau
persentase sebanyak 88%.
0,11.
Keluarga sejahtera yang
Berdasarkan
klasifikasi
kemerataan pada Indeks Gini
menempati golongan keluarga
nilai
sejahtera tahap II yaitu sebanyak
0,11
merupakan
klasifikasikan kategori
ketidakmerataan
rendah.
Indeks
distribusi
1%, sedangkan keluarga sejahtera
Gini
tahap III Plus sebanyak 9 rumah
pendapatan
tangga dengan persentase 11% .
nonperkebunan sebesar 0,44516
IV.
atau dibulatkan menjadi 0,45. Nilai
tersebut
klasifikasi pendapatan
A. Kesimpulan
merupakan
Berdasarkan
ketidakmerataan yang
sedang.Indeks
hasil
penelitian yang dilakukan, dapat
tergolong Gini
KESIMPULAN DAN SARAN
diambil
dari
kesimpulan
sebagai
berikut :
pendapatan total yaitu sebesar
1. Pengelolaan
perkebunan
0,24296 yang termasuk dalam
kelapa sawit membutuhkan
klasifikasi Indeks Gini dengan
perawatan yang intensif agar
ketidakmerataan
pertumbuhan tanaman dapat
Kesimpulannya pendapatan
rendah. bahwa
total
Pengelolaan
tangga
perkebunan kelapa sawit juga
perkebunan kelapa sawit taraf
memperhatikan batasan umur
ketidakmerataan
rendah,
produktif
tanaman
yaitu
distribusi
maksimal
25
tahun.
artinya
rumah
maksimal.
nya
ketimpangan
pendapatan antar rumah tangga
Pengelolaan
petani tidak terlalu tinggi.
perkebunan kelapa sawit di Desa
5. Tingkat Kesejahteraan Rumah
Sumaja
usaha
Makmur
meliputi :
Tangga Petani Tingkat kesejahteraan
a. Pengolahan lahan dalam
responden usaha perkebunan
perkebunan kelapa sawit
8
Distribusi Pendapatan dan Tingkat . . . (Endry Sulistiya N)
menggunakan
tekhnik
2
hektar
menggunakan
tradisional dan modern;
tiga jenis macam pupuk,
b. Pembibitan kelapa sawit
baik Ponska, SP36, Urea,
diperoleh
dari
bantuan
Kcl atau jenis pupuk lain.
Pemerintah melalui PTPN
Pemberantasan
7 SULE, dengan ketentuan
untuk
setiap
kapling
pada setiap lahan 2 hektar
dalam
satu
semester
akan dibagikan 250 bibit
penggunaan
tanaman
yaitu Round-Up mencapai
kelapa
sawit
untuk setiap rumah tangga
5-10
petani ;
bagaimana
c. Pengairan
pada
penelitian
daerah
gulma
pestisida
liter
tergantung kondisi
dilapangan.
biasanya
f. Pemanenan kelapa sawit
menggunakan model tadah
dilakukan dalam waktu
hujan;
satu bulan dua kali (15-20)
d. Penyulaman
dilakukan
hari
sekali,
untuk mengganti tanaman
dengan
yang
Matang yang brondolan
sudah
mati
dan
Tandan
ditandai
digantikan dengan bibit
matang
tanaman yang baru;
mencapai
e. Pemupukan
dan
sudah 15-20
brondolan.
pemberantasan gulma dan hama
nya
Buah
2. Hubungan nilai korelasi biaya
dilakukan dalam
pengelolaan
kurun waktu satu tahun
pendapatan
yaitu dua kali pemupukan
tangga petani bernilai (0,815),
dan pemberantasan gulma
artinya
serta
Pemberian
pengelolaan
tanaman
pendapatan
pupuk
hama. pada
dengan bersih
hubungan
rumah
biaya dengan
bersih
rumah
kelapa sawit ditentukan
tangga sangat kuat dan positif,
dengan ketentuan setiap
artinya
satu kapling dengan lahan
pengelolaan
9
apabila
biaya
ditingkatkan
Distribusi Pendapatan dan Tingkat . . . (Endry Sulistiya N)
maka
tingkat
pendapatan
A. Saran
rumah tangga petani akan ikut naik/meningkat
Berdasarkan hasil penelitian
atau
dan pembahasan diajukan beberapa
signifikan.
saran antara lain:
3. Distribusi pendapatan rumah
1. Bagi pemerintah :
tangga petani usaha perkebunan
a. Pemerintah hendaknya lebih
kelapa sawit diketahui bahwa
sering melakukan penyuluhan
klasifikasi
mengenai
ketidakmerataan
pertanian
pendapatan rumah tangga petani
sawit
perkebunan kelapa sawit Indeks
mengelola pertanian dengan
Gininya yaitu sbesar 0,11 yang
baik.
artinya
agar
petani
kelapa dapat
klasifikasi
b. Lebih memperhatikan tingkat
rendah,
perekonomian petani kelapa
nonperkebunan
sawit sehingga dapat menjaga
Indeks Gini nya mencapai 0,45
kestabilan harga jual buah
yaitu
kelapa sawit.
ketidakmerataan pendapatan
ketidakmerataannya
sedang, dan total pendapatan
c. Memberikan modal maupun
rumah tangga Indeks Gini nya
bantuan untuk pengembangan
sebesar 0,24 dengan klasifikasi
pertanian kelapa sawit yang
ketidakmerataan
lebih maju.
rendah.
Artinya ketimpangan distribusi
d. Memperhatikan
tempat
pendapatan rumah tangga petani
pemasaran
seperti
pabrik
tidak terlalu tinggi.
tempat
pengelolaan
kelapa
4. Tingkat kesejahteraan rumah
sawit dapat berjalan dengan
tangga petani usaha perkebunan
baik serta tidak merugikan
kelapa sawit di Desa Sumaja
petani.
Makmur
mayoritas
masuk
e. Pemerintah hendaknya dapat
dalam kategori rumah tangga
menjalin kerjasama yang baik
sejahtera tahap III
dengan petani dan juga pihak
dengan
persentase sebesar 88%.
yang
10
terkait
agar
dapat
Distribusi Pendapatan dan Tingkat . . . (Endry Sulistiya N)
Bintarto dan Surastopo. 1979. Metode Analisa Goegrafi. Jakarta: LP3ES .
menjadikan pertanian kelapa sawit unggul.
C.E. Bishop dan W.D. Toussaint. Pengantar Analisa Ekonomi Pertanian. Jakarta: Mutiara.
2. Bagi petani kelapa sawit a. Diharapkan para petani untuk memaksimalkan pengelolaan perkebunan
kelapa
Eva Banowati dan Sriyanto. 2013. Geografi Pertanian. Yogyakarta: Ombak.
sawit Muh. Mustafa Hadi. 2004. Tekhnik Berkebun Kelapa Sawit. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
karena hasil yang diperoleh dari perkebunan kelapa sawit
http://www.bumn.go.id/ptpn5/id/galeri/pembibit an-kelapa-sawit-2/ (diakses pada hari Selasa ,18 november 2014, pukul 14.25 Wib)
dirasa menguntungkan. b. Petani
diharapkan
memperhatikan
juga umur
http://www.muaraenimkab.go.id/Kabupaten Muara Enim (diakses pada hari Sabtu, 20 September 2014, pukul 15.13 Wib)
produktif tanaman sehingga untuk melakukan pengelolaan tidak
Loekman Sutrisno dan Retno Winahyu. 1991. Kelapa Sawit Kajian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: ADITYA MEDIA.
c. Tanaman kelapa sawit yang
Pardamean Maruli. 2011. Cara Cerdas Mengelola Perkebunan Kelapa Sawit. Yogyakarta: Andi.
perkebunan
nantinya
akan merugikan petani.
Michel Todaro dan C. Smith.(2011). Pembangunan Ekonomi Edisi Kesebelas. Jakarta: Erlangga.
sudah tua (tidak produktif) berkisar umur lebih dari 20
Moh. Pabundu Tika. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara.
tahun perlu di rehabilitasi. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2014. --- . Jakarta: BKKBN.
Nursid Sumaatmadja. (1981). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis Keruangan. Bandung: Alumni
AAK. 1983. Dasar-dasar Bercocok Tanam. Yogyakarta: Kanisius Ance Gunarsih Kartasapoetra. Klimatologi. Jakarta: Bumi Aksara.
2006.
11
Distribusi Pendapatan dan Tingkat . . . (Endry Sulistiya N)
12
Distribusi Pendapatan dan Tingkat . . . (Endry Sulistiya N)
13