1 Kelurahan Sememi, Kandangan dan Klakah Rejo memiliki fungsi jalan arteri sekunder. Dominasi kegiatan : Perdagangan, permukiman. Kelurahan Tambak Oso...
Kelurahan Sememi , Kandangan dan Klakah Rejo memiliki fungsi jalan arteri sekunder . Dominasi kegiatan : Perdagangan, permukiman. Kelurahan Tambak Osowilangon memiliki fungsi jalan kolektor sekunder dan lingkungan. Dominasi kegiatan : Pertambakan, permukiman. Pengembangan infrastruktur jalan yang diizinkan hanya untuk mendukung kegiatan pertanian Melakukan dan menerapkan zoning regulasi terhadap perkembangan setiap kegiatan di sepanjang jalan terutama mekanisme perizinan Insentif berupa keringanan pajak untuk penggunaan lahan pertanian di sekitar jalan Penerapan zoning regulasi sebagai instrumen untuk mengarahkan kegiatan yang sesuai berdasarkan RTR. Pengenaan sanksi yang tegas dan berkekuatan hukum bagi pelaku perubahan fungsi lahan yang tidak sesuai dengan izin perencanaan dan pembangunan yang telah dikeluarkan Menjaga fungsi jalan arteri dengan mengembangkan jalur samping (frontage road) (Kriteria Pemanfaatan Ruang Arteri)
Fungsi Jalan Pengembangan jalur samping (frontage road) Pengaturan kegiatan apa saja yang diperbolehkan di sepanjang jalan utama dengan zoning regulasi Mekanisme perizinan yang ketat dan sanksi tegas Tidak diperbolehkan adanya pembangunan jalan baru di kawasan tambak kecuali pendukung kegiatan pertambakan
Peningkatan pendapatan para petambak tidak sama di masing-masing kelurahan. Untuk Kelurahan T.Osowilangon mengalami pengembangan pendapatan tertinggi dalam waktu 4 thn terakhir. Kelurahan Sememi T.Osowilangon Klakah Rejo Kandangan
Mekanisme disinsentif kepada para petambak dalam mempertahankan lahan tambak Insentif terhadap program yang mendukung kegiatan yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Pengembangan ekonomi rakyat guna mempertahankan lahannya sebagai konservasi Peningkatan produksi perikanan dengan teknologi Pengembangan Infrastruktur oleh pemerintah untuk menfasilitasi para petambak Pengenalan produksi perikanan melalui event event Pengembangan industri olahan hasil produksi perikanan yang bisa meningkatkan pendapatan masyrakat sekitar
Tingkat Pendapatan Peningkatan hasil produksi perikanan Perayaan Panen Raya setiap kegiatan panen dilakukan Pembenahan infrastruktur pendukung perikanan seperti TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Insentif pajak penghasilan khusus untuk para petambak di Kawasan tambak Kecamatana Benowo Pengembangan industri pengolahan hasil perikanan
kelurahan memiliki peningkatan nilai lahan yang paling tinggi yaitu kelurahan Sememi yaitu sebesar Rp.750.000 kelurahan Kandangan tidak mengalami peningkatan nilai lahan yang signifikan Kelurahan Sememi T.Osowilangon Klakah Rejo Kandangan
Harga Lahan 750.000 625.000 650.000 400.000
Penanggulangan spekulasi harga lahan dengan kebijakan pemerintah Mekanisme Pemberian Kompensasi High and Low Property Tax Zoning yaitu dengan penerapan pajak dan retribusi yang tinggi Pengenaan pajak progresif (Mekanisme Insentif Pasal 35 UU No.26 Tahun 2007) Melindungi lahan konservasi dengan mengembangkan pajak lahan (Land Tax) dan pengenaan betterment tax. Penerapan Land Consolidation terhadap lahan yang dilindungi Penerapan insentif kebijakan-kebijakan nilai lahan untuk menghindari adanya spekulasi harga lahan yang ada di pasar
Nilai Lahan Kebijakan pemerintah menentukan harga lahan terutama di kawasan tambak
kelurahan Sememi memiliki laju pertumbuhan penduduk paling tinggi dibandingkan dengan kelurahan lainnya yaitu sebesar 983 jiwa dalam waktu 4 tahun. tingginya angka kelahiran dan rendahnya angka kematian terutama di daerah pertambakan. Pelibatan peran serta masyarakat dalam proses pengendalian perubahan peggunaan lahan Pengendalian yang dapat dilakukan berupa peningkatan pengawasan terhadap pemanfaatan ruang kawasan, termasuk pemberian informasi atau laporan pelaksanaan pemanfaatan ruang Penerapan zoning regulation untuk menentukan dimana letak kawasan khusus permukiman Peningkatan kesadaran masyarakat dengan sosialisasi kepada masyarakat tentang pengertian, dampak dan sanksi perubahan penggunaan lahan Pengetatan pengawasan dan perijinan untuk menghindari penetrasi kegiatan permukiman
Pertumbuhan Penduduk Sosialisasi program-program kesehatan sebagai penghambat peningkatan jumlah kelahiran di kawasan pertambakan. Mendorong masyarakat di kawasan pertambakan untuk bertempat tinggal di luar kawasan pertambakan Mendorong peran aktif masyarakat dengan sosialisasi serta melibatkan masyarakat Peningkatan pengawasan dan pengetatan ijin Pengenaan sanksi dan pengawasan terhadap perkembangan kegiatan
Kelurahan Sememi ini memiliki tingkat urbanisasi yang paling tinggi dibandingkan kelurahan lainnya yaitu sebesar 706 jiwa Ketidakmerataan pembangunan di Kecamatan Benowo, sehingga penduduk terkonsentrasi di sepanjang jalan utama. Upaya pengawasan dan penertiban terhadap perubahan penggunaan lahan (Mekanisme Pemantauan Pemanfaatan Ruang). Pelibatan peran serta masyarakat dalam sosialisasi pengendalian lahan Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dan pengawasan dalam pengendalian perubahan lahan Meningkatkan partisipasi masyarakat baik masyarakat lokal maupun pendatang Dengan upaya pemerataan pembangunan pada kawasan di sekitar Kota Surabaya sehingga aktivitas perdagangan dan jasa tidak terpusat
Tingkat Urbanisasi Penduduk yang datang dari luar daerah kawasan penelitian diperbolehkan tinggal dengan ketentuan tidak diperkenankan bertempat tinggal di kawasan yang diperuntukkan untuk kawasan pertambakan. Proses perizinan yang ketat oleh RT, RW setempat bagi para pekerja industri Pelibatan masyrakat pendatang dan masyarakat sekitar dalam penyusunan Rencana Tata Ruang terkait dengan arahan pengendalian lahan tambak di Kecamatan Benowo
Kelurahan Sememi merupakan kelurahan yang memiliki prosentase peningkatan jumlah sambungan air bersih tertinggi yaitu sebesar 0,67 % Belum ada upaya disinsentif terhadap penyediaan air untuk membatasi perubahan lahan akibat faktor ini Pembangunan infrastruktur pada kawasan budidaya hanya terbatas sebagai pendukung kegiatan budidaya tersebut Mekanisme Disinsentif dalam Pasal 35 UU No. 26 Tahun 2007, pembatasan penyediaan infrastruktur pada kawasan yang peruntukkan lahannya tidak sesuai dengan kebijakan pemerintah, Penertiban kegiatan/aktivitas penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang dan sanksi yang tegas bagi pelakunya (Mekanisme Penertiban). penerapan disinsentif berupa pemberian syarat teknis kepada pembangunan infrastruktur lebih ketat penerapan disinsentif yaitu tidak melakukan penambahan infrastruktur yang tidak menunjang berkembangnya kegiatan yang diarahkan
Ketersediaan Air Mekanisme Perizinan oleh PDAM terkait dengan perizinan sambungan air bersih di kawasan tambak ini dengan di awasi oleh pemerintah Untuk kawasan di sepanjang jalan Pakal-Kandangan, dilakukan pembatasan jumlah sambungan air bersih Penertiban dan sanksi yang tegas terhadap setiap pelanggaran yang terjadi Penerapan mekanisme disinsentif berupa pembatasan dalam penyediaan infrastruktur terkait biaya maupun retribusi
BACK
Kesimpulan
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di kawasan pertambakan berdasarkan hasil analisis skoring berupa kuisioner antara lain adalah : fungsi jalan, tingkat pendapatan, nilai lahan, pertumbuhan penduduk, tingkat urbanisasi dan ketersediaan air. Arahan pengendalian yang dapat diterapkan untuk kawasan pertambakan di Kecamatan Benowo dirumuskan berdasarkan faktorfaktor penyebabnya. Arahan disusun dengan teknik triangulasi berdasarkan fakta empiri, teori dan studi kasus. Arahan pengendalian di kawasan tambak terdiri dari zoning regulasi, insentif disinsentif, mekanisme penertiban dan perizinan.