Terbit Mingguan, Tahun Pertama Nomor. 01
Harga Eceran: Rp 5.000
Dispenda Upayakan Gaet Rp.2 Miliar PPJ PT. Inalum
PELETAKKAN BATU PERTAMA: Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Batubara tengah meletakkan batu pertama pembangunan SD 018484 Bagan Arya. Acara antusias diramaikan warga sekitar dan tokoh masyarakat. Keberadaan SD Negeri ini sangat diharapkan bagi masyarakat. Foto: khairul indra.
Menjawab Harapan Warga
Pembangunan SDN 018484 Bagan Arya Dimulai
Tanjung Tiram, (Dinamika)
Masyarakat Kelurahan Bagan Arya, Kecamatan Tanjungtiram akan segera menikmati fasilitas pendidikan baru. Satu unit Sekolah dasar yang rencananya terdiri dari 4 ruang belajar, saat ini tengah dipersiapkan guna mendukung peningkatan pendidikan bagi anak-anak setempat, yang umumnya berasal dari keluarga nelayan yang terbilang berpendapatan rendah secara ekonomi. Kepala Dinas Pendidikan Batubara, Darwis menuturkan, pembangunan SD Negeri dengan nomor 018484 tersebut ditujukan sebagai fasilitas untuk mendorong peningkatkan sumber daya manusia di daerah itu. Perkembangan pendidikan di wilayah tertua di Kecamatan Tanjungtiram tersebut, menurut nya, memang sangat perlu diberi perhatian lebih. Terlebih, untuk menempuh pendidikan dasar, anak-anak di daerah itu biasanya harus menyeberang menggunakan alat transportasi sampan untuk bisa sampai di sekolahnya. “Pembangunan ini penting untuk mening katkan sumber daya manusia dari (tingkat) dasar di wilayah ini. Jadi, kalau anak-anak sini bisa bersekolah disini, nggak perlu nyebrang-nyebrang. Selain mungkin dia bisa rajin, kemudian kemanan keberangkatannya, dari rumah ke sekolah” kata Darwis. Untuk guru pendidik, lanjut Darwis, pihak Dinas Pendidikan akan memberdayakan guru-guru daerah dari sekolah terdekat yang jumlah gurunya sudah melebihi kuota. Tak hanya itu, untuk tahap pembangunan awal, Darwis menjanjikan, sekolah ini nantinya akan dilengkapi dengan fasilitas perpustakaan dan
rumah ibadah. “Ada nanti ruang gurunya, ada juga rumah ibadah, cuma untuk rumah ibadah, perlu kami pertimbangkan lagi. karena mesjid dekat, kan. Perpustakaan juga” lanjut Darwis. Peresmian peletakan batu pertama pembangunan SDN tersebut, disambut antusias oleh masyarakat di daerah itu. Seremoni peletakan batu pertama, juga dihadiri oleh Zainal Alwy, yang merupakan tokoh masyarakat yang juga sempat menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Batubara. Ia juga berharap agar pembangunan sekolah dasar yang benar-benar dibutuhkan warga Bagan Arya itu dapat tuntas dalam 5 bulan setelah peletakan batu pertama dilakukan. Pemerintah daerah, menurut dia, sedapat mungkin dapat melanjutkan pembangunan sekolah ditempat itu tidak hanya dilevel sekolah dasar, tapi juga hingga tingkat sekolah menengah. “Kita bersyukur dengan dibangunnya Sekolah Dasar disini. Terimakasih kepada Peme rintah daerah, khususnya Dinas Pendidikan. Hal ini harus dapat ditindaklanjuti dengan SMP satu (Bersambung ke halaman 7)
Air Putih (Dinamika) Guna meningkatkan PAD dari sektor pajak, Kepala Dinas Pendapatan Kabupaten Batubara, Luthfi Sholihin Sirait mengatakan, pihaknya telah melakukan pendekatan tehadap PT. Inalum terkait pembayaran Pajak Penerangan Jalan (PPJ) sekira Rp. 2 Miliar. “Kita telah beberapa kali menyurati, mendiskusikan, bagaimana untuk langkahlangkah pembayaran pajak-pajak daerah oleh PT. Inalum. Dan pihak Inalum, pada prinsipnya sangat mendukung. Mereka telah sepakat, pada awal bulan Agustus 2015 , akan melunasi pajak-pajak daerah yang ditagihkan kepada PT. Inalum, pada triwulan 4 di 2015 ini” Jelasnya. Selanjutnya Luthfi menjelaskan, jumlah keseluruhan PAD Kabupaten Batubara pada tahun 2015, diperoleh dari 11 mata pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah setempat. “Totalnya saat ini, Rp. 21.672.500.000. Seluruhnya dimasukkan dalam PAPBD. Termasuk dalam hal ini, pajak restoran, reklame, bahan mineral bukan logam, terus ada walet, ada parkir, pajak air tanah, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan lain-lain” jelas Luthfi, saat ditemui Dinamika, di ruang kerjanya. (Bersambung ke halaman 4)
Bupati Batu Bara Lantik 15 Anggota Majelis BPSK Airputih, (Dinamika) Bupati Kabupaten Batubara, OK. Arya Zulkarnain, resmi melantik 15 anggota majelis arbitor Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) di daerah itu. Pelantikan yang digelar di kantor BPSK setempat, menurut Bupati, merupakan hasil dari banyaknya pertimbangan Pemkab Batubara, khususnya dalam bidang perdagangan. Saat memberikan kata sambutannya, Bupati menekankan pentingnya majelis BPSK untuk punya komitmen yang kuat dalam melayani masyarakat selaku konsumen. Hal itu terutama untuk menghadapi yang disebutnya sebagai tahun-tahun penting yang akan menyusul terealisasinya kawasan industri Kualatanjung di Kabupaten Batubara. Pembangunan kawasan industri tersebut, menurut dia, tidak hanya akan membuat Batubara menjadi berlimpah dengan barang-
rang produksi, tapi juga tidak menutup kemungkinan adanya penerimaan tenaga kerja yang berasal dari luar daerah. Bupati meminta kepada BPSK setempat, agar mampu bergerak secara optimal dan berkomitmen dalam menghadapi berbagai permasalahan yang akan datang, khususnya dalam hal penerimaan tenaga kerja dari luar daerah, yang dapat merugikan putera-puteri di Batubara. “Barang atau jasa. Jadi, mungkin konsentrasi kita selama ini hanya (terhadap) barang, tapi kemudian, kedepan yang kita hadapi adalah masalah jasa. Memang kita harus bersiap-siap untuk menghadapi 1 Januari 2016. Ada proyek-proyek besar yang ditangani Kabupaten Batubara ini, Khususnya yang bekerjasama dengan pihak luar atau investasi, tentu akan membawa dampak yang banyak sekali bagi kita. (Bersambung ke halaman 7)
FOTO BERSAMA: Bupati Batubara (6 dari kiri) berfoto bersama para anggota majelis BPSK Kabupaten Batubara. Saat pelantikan, bupati meminta agar BPSK dapat bekerja profesional. foto: khairul indra
Internasional
Halaman 2
Edisi 1 Agustus 2015
T
Editorial
ujuh puluh tahun sudah Indonesia merdeka. Tapi suatu titik di pesisir Timur Sumatera yang bernama Bagan Arya baru mulai dibangun satu sekolah dasar (SD) negeri. Peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan bersama para tokoh masyarakat yang punya kepedulian lebih terhadap nasib dan masa depan anak Batubara, yang banyak diantaranya masih hidup sangat terbatas didepan hempasan ombak Selat Malaka. Selat yang telah membuat kaya banyak bangsa di dunia, selama ratusan tahun. Bahkan hingga kini. Inisiatif merealisasikan sekolah dasar itu selayaknya memang patut disyukuri. Sekalipun prosesi awal pembangunannya berlangsung sangat sederhana. Tanpa gegap gempita, na-
Pendidikan Anti Gagal Paham
mun banyak dukungan dari warga. Walau ungkapan pesimis sesekali ada juga terdengar. Kontroversi, adalah hal yang wajar dalam masyarakat yag jamak pendapat. Biasa. Hal yang terpenting dalam pembangunan SD itu, adalah terejawantahkannya sense terhadap peningkatan kualitas pendidikan lokal. Semangat yang kian menguat diusia Batubara yang menjelang satu dekade. Pendidikan, tentu sangat penting artinya. Ia selama ini terbukti diandalkan dalam meretas keterbelakangan rakyat dalam banyak sisi. Sosial, budaya, juga ekonomi. Tak dapat disangkal, pertanyaan mengenai kesuksesan besar yang dialami oleh sejumlah negara maju, selalu dapat dijawab dengan bukti bahwa negara tersebut menjadikan pendidikan layaknya
anak emas. Sekolah menjadi prioritas utama untuk dikembangkan. Ranah pendidikan adalah ujung tombak digdaya dalam mengenyahkan gagal paham dalam aspek yang luas. Gagal paham adalah hal buruk yang akan membuat manusia mengalami stagnasi, hingga terus berada dalam keterbelakangan. Kalaupun maju, lambat. Seperti yang dialami negeri-negeri di Nusantara saat dicengkeram kolonialisme yang dimulai sekira abad ke-16 silam. Hingga saat ini, gagal paham boleh dibilang harus menjadi musuh bersama. Masyarakat yang mengalami kegagalan dalam memahami sesuatu, hal yang sejatinya positif dapat saja dipersepsikan secara negatif. Gagal paham akan menghasilkan prasang-
ka, yang tentu saja berbahaya dalam tatanan masyarakat yang heterogen dan multi etnis seperti Indonesia. Ia bisa benar-benar destruktif. Menghancurkan keutuhan negara. Efek buruk gagal paham ilmu pengetahuan berujung rakyat mengalami keterbelakangan dalam sektor produksi dan daya saing. Banyak lagi. Yang jelas, untuk mengantisipasi gagal paham dengan segala dampaknya, pembangunan SD di Bagan Arya baik untuk diberi apalus. namun kita juga berharapa agar sekolah itu juga diisi oleh guru-guru berperforma tinggi. Selain itu kualitas fisik sekolah beserta fasilitasnya juga harus benar-benar prima. Sehingga bangunan yang telah diupayakan dengan susah payah plus biaya relatif besar yang telah dikeluarkan tidak cepat menjadi binasa. Sayang.***
Siswa India Tidak Boleh Bawa Tas Berat
KOMPAK: Para pelajar Vietnam terlihat kompak dan gembira mengayunkan bendera dalam sebuah upacara.
Resep Sukses Pendidikan Vietnam
Ho Chi Minh City(Dinamika) Bercokolnya Vietnam di posisi 12 pada peringkat penilaian kemampuan pelajar internasional (Pisa) terkini merupakan prestasi yang menakjubkan. Dalam penilaian yang dibuat Organisasi Pembangunan dan Kerja Sama Ekonomi (OECD) tersebut, siswa-siswi berusia 15 tahun dari Vietnam mampu memperoleh nilai lebih tinggi dalam pelajaran membaca, matematika dan ilmu pengetahuan ketimbang sejumlah pelajar-pelajar dari negara maju, termasuk Amerika Serikat dan Inggris. Padahal, tahun ini merupakan tahun pertama para pelajar Vietnam mengikuti penilaian internasional itu. Ini menjadi catatan prestasi mengejutkkan baik bagi para pejabat Vietnam maupun bagi pengamat luar. Jadi apa resep performa Vietnam yang sangat baik? Tiga faktor utama Ada tiga faktor utama yang berkontribusi terhadap hasil yang mengesankan itu, yakni kepemimpinan yang berkomitmen, kurikulum yang terfokus, dan berinvestasi pada guru. Pejabat-pejabat pada tingkat tertinggi pemerintahan Vietnam sudah berpikir mengenai tantangan yang mereka hadapi dalam mendidik anak-anak mereka. Sangat sedikit negaranegara lain menunjukkan kemampuan berpikir ke depan serta tekad yang sama. Kementerian Pendidikan Vietnam telah merancang rencana jangka panjang. Mereka tampak ingin belajar dari negara-negara dengan kinerja terbaik mengenai cara melaksanakan rencana itu dan siap untuk memberikan dukungan keuangan yang diperlukan.
Hampir 21% pengeluaran pemerintah pada 2010 dialokasikan untuk pendidikan - proporsi yang lebih besar dibandingkan negara-negara OECD lainnya. Para pendidik di Vietnam juga telah merancang kurikulum yang terfokus agar siswa memperoleh pemahaman mendalam tentang konsep dan penguasaan keterampilan inti. Bandingkan itu dengan kurikulum rumit namun dangkal yang biasa ditemukan di Eropa dan Amerika Utara dan Anda akan memahami mengapa begitu banyak siswa-siswa Vietnam unggul. Siswa-siswa itu diharapkan untuk melalui pendidikan dengan tidak hanya mampu membaca apa yang mereka pelajari di kelas, tetapi menerapkan konsep-konsep dan praktik pada konteks asing. Ruang-ruang kelas Vietnam memiliki kesan tegas, dengan guru-guru yang menantang siswanya dengan pertanyaan-pertanyaan yang menuntut. Mereka berfokus mengajar beberapa hal dengan baik dan dengan pengertian yang bisa membawa siswa maju. Guru-guru di Vietnam sangat dihormati, baik di kalangan masyarakat maupun di ruang kelas. Itu mungkin merupakan faktor budaya, namun juga mencerminkan peran yang diberikan pada guru dalam sistem pendidikan, yang jauh melampaui peran sebagai pengajar di sekolah dan mencakup dimensi –dimensi seperti dukungan dan kesejahteraan siswa. Para pengajar diharapkan berinvestasi da-
foto: bbc
lam pengembangan kemampuan profesional mereka. Bahkan, guru-guru matematika, terutama mereka yang bekerja di pelosok, menerima pelatihan kemampuan lebih dibandingkan rata-rata di negara-negara OECD. Guru-guru ini tahu bagaimana cara menciptakan lingkungan belajar yang positif, membina disiplin yang baik di dalam kelas, dan membantu membangun sikap positif siswa terhadap pendidikan. Hal ini juga dibantu dorongan dari orang tua, yang umumnya memegang harapan tinggi bagi anak-anak mereka, dan oleh masyarakat yang menghargai pendidikan dan kerja keras. Tidak bersekolah Apa yang telah dicapai dunia pendidikan Vietnam dalam waktu yang begitu singkat sangat luar biasa. Catatan menunjukkan hampir 17% siswa berusia 15 tahun termiskin di Vietnam berada di antara 25% siswa berkemampuan terbaik dunia. Namun sekitar 37% anak-anak berusia 15 tahun di Vietnam tidak bersekolah dan tantangannya sekarang adalah untuk membawa mereka ke ruang kelas. Hasil pengujian Pisa, yang didasari oleh hasil ujian anak-anak yang berada di ruang kelas, tidak menjelaskan nasib mereka yang tidak bersekolah. Pemerintah setempat telah memprioritaskan pendidikan semua anak berusia 15 tahun ke bawah dan sejauh ini sistem pendidikan telah menyerap anak-anak yang kurang beruntung dan memberi mereka akses pendidikan yang sama. Namun untuk mencapai dan mempertahankan kualitas lebih sulit daripada memperluas kuantitas, dan Vietnam harus berhati-hati tidak menurunkan kualitas pendidikan untuk memperluas akses ke lebih banyak anak.
New Delhi (Dinamika) Sebuah negara bagian di India barat memutuskan bahwa anak-anak tidak boleh membawa tas sekolah yang beratnya lebih dari 10% berat badan siswa untuk mencegah cedera. Para pejabat di Maharashtra memperingatkan bahwa tas yang berat membuat anakanak lelah dan merusak tulang mereka. Para guru diminta untuk menimbang tas siswa di sekolah tetapi negara bagian tersebut tidak menentukan hukuman yang akan diberikan jika aturan tersebut dilanggar. Anak-anak India sering berada di bawah tekanan yang besar untuk meraih sukses, dan membawa materi pelajaran tambahan dari kelas ke kelas. “Kami telah menemukan tas yang beratnya 20% sampai 30% (dari berat badan anakanak) karena buku tulis yang tebal, buku pelajaran, alat tulis yang tidak dibutuhkan dan bahkan kosmetik,” tulis Nand Kumar dalam peraturan tertulis yang diberitakan oleh AFP. Sekolah diminta untuk menyediakan air minum bersih dan makanan, serta memberikan ruang penyimpanan lebih untuk buku.***(bbc) Keseimbangan Sebagaimana ditunjukkan negara-negara dengan performa tertinggi, keunggulan umumnya dikaitkan dengan memberikan masingmasing sekolah otonomi yang lebih besar dalam kurikulum dan tes, apalagi ketika sekolahsekolah itu mampu memberikan pertanggungjawaban. Bagi Vietnam ini berarti mereka harus menemukan cara untuk menyeimbangkan kepemimpinan yang terpusat dengan lingkungan otonom yang fleksibel bagi masing-masing sekolah. Untuk sepenuhnya menuai hasil investasi pendidikan, Vietnam harus mengubah bukan hanya pasokan keterampilan, namun juga permintaan atau aplikasi untuk keterampilan tersebut. Seperti yang ditunjukkan laporan terbaru, Vietnam bisa mendapatkan tiga kali PDB saat ini pada 2095 bila semua anak-anak yang terdaftar di sekolah menengah memperoleh keterampilan dasar setidaknya dalam matematika dan ilmu pengetahuan pada 2030 dan bila pasar tenaga kerja di negara itu mampu menyerap dan menggunakan semua bakat itu. Bila Vietnam tidak bisa meningkatkan permintaan untuk keterampilan yang lebih tinggi, maka warga Vietnam yang memperoleh pendidikan bisa memilih untuk membawa keahlian mereka ke tempat lain. ***(bbc)
Nasional
Halaman 3
Edisi 1 Agustus 2015
Dibutuhkan 5.000 Tenaga Siap Pakai Di Sektor Kelapa Sawit berkesinambungan. “Sudah beberapa tahun ini kami bekerjasama aktif dengan sekolah tersebut dalam urusan perekrutan tenaga kerja. Kami juga memberikan beasiswa dalam bentuk ikatan dinas,” ujar Triyanto.
PRAKTIK : Mahasiswa Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi (CWE) menjalani kuliah praktik pembibitan sawit.
Persaingan di dunia kerja yang semakin ketat kini menuntut lembaga pendidikan tinggi untuk menyiapkan tenaga-tenaga siap secara mental dan skil untuk terjun di dunia kerja. Tingginya kebutuhan sumber daya manusia oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit membuka peluang itu terbuka lebar karena membutuhkan banyak tenaga kerja terlatih dan siap pakai. Jakarta (Dinamika) “Setiap tahun kita butuh 5.000 sampai 6.000 tenaga kerja di sektor kelapa sawit di seluruh Indonesia. Jumlah itu untuk mengisi berbagai posisi yang dimulai dari manajerial tingkat pertama,” kata Wasekjen Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Tjokro Putro Wibowo, Kamis (13/8/2015). Saat ini, lanjut Tjokro untuk kebutuhan pengembangan dan perluasan lahan dan kaderisasi dan regenerasi SDM banyak perusahaan perkebunan tersebut mengandalkan kampus Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi (CWE). Setiap tahun politeknik tersebut menghasilkan ratusan alumni. Namun, kenyataannya jumlah kebutuhan riil di lapangan masih sangat besar. “Kebutuhannya bisa mencapai ribuan setiap tahun. Posisi yang dimaksud itu mulai manajer perkebunan, manajer pabrik, asisten kepala, kepala tata usaha, asisten kebun, asisten pabrik,
asisten traksi, pengukuran dan alat berat, asisten hama dan penyakit, mandor kebun, dan banyak lagi,” sebut Tjokro. Dia mengatakan, sektor kelapa sawit membutuhkan SDM terdidik dan terampil dalam pengelolaannya. Hal tersebut mengingat kebutuhan regenerasi SDM kelapa sawit di Indonesia cukup besar dikarenakan perkebunan kelapa sawit telah dimulai sejak zaman pra-kemerdekaan atau 100 tahun lalu. Menariknya, lanjut Tjokro, aspek sustainability dan lingkungan hidup menjadi aspek penting yang juga diperhatikan oleh institusi pendidikan tersebut dalam mencetak tenaga kerja siap pakai. Triyanto, Manajer SDM PT Mulia Inti Perkasa, sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Timur menyampaikan bahwa perusahaannya menyadari bahwa usaha perkebunan kelapa sawit adalah usaha jangka panjang yang senantiasa membutuhkan SDM siap pakai dan
Akademisi:
penuh arti manakala di dalamnya diisi oleh upaya kolektif berbagai elemen anak bangsa dari seluruh penjuru negeri. “Ibarat goresan pena dalam selembar kertas tidak akan membentuk tulisan jika hanya berupa tetesan tinta yang tidak dirangkai dalam kata-kata. Kemerdekaan Indonesia adalah milik kita bersama sehingga harus juga kita isi bersama-sama,” katanya. Ia mengatakan bangsa Indonesia perlu kembali menggandengkan tangan, menyatukan langkah untuk bersama-sama mengisi kemerdekaan. Hal itu sebagaimana tergambar dalam semangat para pendiri Indonesia ketika mereka bersatu padu memperjuangkan kemerdekaan negeri dengan mengesampingkan segala perbedaan ras, suku, golongan, kepentingan, dan agama. Kini setelah 70 tahun berlalu, sekali lagi Bangsa Indonesia kembali diketuk dan diingatkan untuk mengikuti teladan para pendiri bangsa dalam mengisi kemerdekaan. “Indonesia tidak lantas menjadi besar hanya dengan berhasil mengusir penjajah namun bagaimana bangsa ini mampu menyatukan langkah dan tujuannya untuk melewati jembatan emas kemerdekaan yang dibangun oleh para pendiri negeri,” kata Harsoyo.*** (ant)
Generasi Muda Butuh Pendidikan Politik Santun
Yogyakarta (Dinamika) Generasi muda Indonesia membutuhkan pembangunan demokrasi dan pendidikan politik yang santun, sehat, dan beretika, kata Rektor Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Harsoyo. “Pembangunan demokrasi dan pendidikan politik semacam itu penting bagi generasi muda karena merekalah yang akan mengisi wajah demokrasi Indonesia ke depan,” katanya di Gedung Olah Raga (GOR) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Sabtu. Pada seminar bertajuk “Kemah Kedaulatan Memaknai 70 Tahun Kemerdekaan Indonesia”, Harsoyo mengatakan pematangan demokrasi adalah proses yang tidak mengenal kata usai dalam pembangunan suatu negara. Menurut dia, anugerah kemerdekaan Indonesia memang tidak akan berarti ketika hanya diisi dengan kontribusi dari satu dua individu, kelompok atau golongan saja. Kemerdekaan akan memberi makna yang
Pendidikan vokasi Seperti pernah diberitakan, Direktur Pembelajaran Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Ila Sahila mengatakan bahwa pemerintah akan memprioritaskan pendidikan vokasi di Indonesia. Saat ini, jumlah program studi vokasi di perguruan tinggi di Indonesia hanya sekitar 20 persen. “Pendidikan vokasi penting agar Indonesia memiliki tenaga-tenaga terampil. Tahun 2030, ditargetkan telah ada 113 juta tenaga terampil,” ujarnya, Selasa (3/2/2015) lalu. Pendidikan tinggi jalur profesional dan vokasi saat ini memang mendapat perhatian dan menjadi pilihan dalam melanjutkan pendidikan. Masyarakat semakin menyadari bahwa dunia kerja membutuhkan tenaga-tenaga kerja terampil, bukan sekadar bergelar sarjana. Direktur Politeknik Kepala Sawit CWE Stephanus Nugroho Kristono mengatakan bahwa tenaga kerja lulusan politeknik sangat bisa diandalkan karena siap pakai. Hal tersebut ditunjang oleh kurikulum pembelajaran praktik 60 persen dan teoritis 40 persen. Adapun tenaga pengajarnya 60 persen merupakan praktisi dan 40 persen akademisi. Dia mengatakan, tahun ini Politeknik CWE hanya akan menerima maksimal 300 orang mahasiswa baru yang akan dibuka mulai Agustus ini. Ada tiga program studi yang menjadi kebutuhan di sektor perkelapasawitan ini, yakni Program Studi Budidaya Perkebunan Kelapa Sawit, Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan Kelapa Sawit, dan Program Studi Manajemen Logistik. “Metode pembelajarannya menjadi efektif karena telah melakukan penekanan pada praktik kerja di perkebunan kelapa sawit secara langsung. Hal ini untuk mempertajam landasan teori yang telah diperoleh siswa,” ujarnya.*** (kps)
PGRI Desak Pemerintah
Gaji Layak Guru Honorer
Jakarta (Dinamika) Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistyo mendesak pemerintah untuk menggaji guru honorer secara layak bila memang belum bisa mengangkat sebagai pegawai negeri sipil (PNS). “Guru honorer saat ini jumlahnya sekitar 1,1 juta orang. Kalau pemerintah belum bisa mengangkat menjadi PNS, maka berikan honor yang layak sesuai penghasilan minimal pendidikan karena mereka bekerja penuh waktu,” kata Sulistyo dihubungi di Jakarta, Jumat. Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Provinsi Jawa Tengah itu mengatakan pemerintah harus menata ulang manajemen guru, mencukupi kekurangan guru, terutama guru SD serta melaksanakan pembinaan dan pelatihan kompetensi guru untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia. “Jumlah guru saat ini hampir empat juta, bukan lebih dari dua juta sebagaimana disampaikan Presiden dalam pidato di Sidang Tahunan MPR. Tampaknya jumlah guru cukup meskipun banyak guru yang statusnya tidak jelas dan kesejahteraannya tidak pantas,” tuturnya. Selain itu, Sulistyo mendesak pemerintah untuk menghentikan pelaksanaan kurikulum ganda, mencukupi kebutuhan buku siswa dan memperbaiki manajemen pengelolaan keuangan di bidang pendidikan. Dalam pidato di depan anggota DPR, DPD dan MPR di kompleks parlemen, Jumat, Presiden Joko Widodo menyatakan persatuan Indonesia sudah kokoh, pendidikan rakyat semakin maju, dan peluang peserta didik untuk melakukan mobilitas sosial terbuka lebar. Menurut Presiden, Indonesia telah memiliki hampir 300 ribu sekolah, lebih dari dua juta guru, dan hampir 40 juta siswa, tidak termasuk Taman Kanak-Kanak yang tersebar di seluruh pelosok Tanah Air. Presiden juga memberikan apresiasi kepada para juara olimpiade sains dan teknologi, olahraga dan lain-lain atas prestasi dan dedikasi yang luar biasa.*** (ant)
Daerah
Halaman 4
Edisi 1 Agustus 2015
Gemkara Perkuat Barisan Lewat Halal Bi Halal
FOTO BERSAMA: Pengurus Gemkara melakukan foto bersama dengan Bupati Batu Bara OK. Arya Zulkarnain, SH. MM. Foto: fakhruddin alrazi
Medang Deras (Dinamika) Gerakan Masyarakat Menuju Kesejahteraan Batu Bara (Gemkara) menggelar Halal Bi Halal yang diselenggarakan di sekitar Jalan Acces Road Inalum, Medangderas. Kegiatan itu, dihadiri sekira 300 orang, yang didalamnya termasuk masyarakat setempat, pengurus Gemkara dari berbagai divisi, dan para tokoh pejuang pemekaran kabupaten yang resmi dimekarkan dari kabupaten Asahan pada 2007 lalu. Ketua Umum Gemkara Kabupaten Batubara, OK. Arya Zulkarnain, yang juga merupakan Bupati di daerah itu mengaku, adanya kegiatan Halal Bi Halal tersebut merupakan bukti adanya kekompakan yang kuat antar sesama anggota Gemkara. “Ini menandakan, bahwa Gemkara di Batubara ini tetap bersatu. Ya, kedepan, kami masing-masing (akan) bekerja keras mendukung Batubara” Tuturnya. Terkait kantor sekretariat yang selama ini masih belum berdiri, orang nomor satu di Kabupaten Batubara itu juga berjanji, akan segera membangun kantor sekretariat Gemkara di daerah yang dipimpinnya tersebut. “Ya. mungkin kantor Gemkara, tak begitu lama lagi, kita akan carikan (tempat yang) pas di pusat pemerintahan Kabupaten Batubara” Jelas OK. Arya. Panitia pelaksana kegiatan, Zulkarnain Ahmad menuturkan, selain bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi, kegiatan tersebut juga bertujuan untuk memperkokoh soliditas para anggota organisasi, yang merupakan barisan terdepan pada masa perjuangan pemekaran daerah tersebut. “Kami selaku panitia dalam rangka Halal Bi Halal ini, ingin menyatukan barisan kembali dalam rangka rindu bersama. Hari ini, pada momen Halal Bi Halal yang dilakukan oleh pengurus besar Gemkara Kabupaten Batubara, adalah dalam rangka untuk menyatukan kembali perjuangan lama yang selama ini kami rindukan. Sekaligus kami ingin, bagaimana supaya, dapat difungsikan kembali sekaligus reuni, silaturahmi dalam Halal Bi Halal ini” kata Zulkarnain Ahmad. Berbagai tanggapan, muncul dari sejumlah elemen masyarakat. Salah satunya dari Adnan Haris, Kasipendis Kementrian Agama Kabupaten Batubara. “Acara ini sangat bagus. Artinya, selama ini
memang kawan-kawan di Gemkara itu ada yang berbeda pendapat, itu wajar. Tapi dalam pelaksanaan Halal Bi Halal ini, apalagi fokus (sebagai) Halal Bi Halal Gemkara, maka kawankawan yang berserak disatukan, kawan-kawan yang selama ini jauh didekatkan, dan sekaligus menyatukan persepsi untuk pembangunan kedepan” Ungkapnya. Hal serupa, juga disampaikan oleh tokoh masyarakat Batubara, Sofyan Alwy, yang juga menyempatkan diri untuk hadir pada Halal Bi Halal tersebut. “Gemkara, harus mewarnai Kabupaten Batubara. Itu betul. Tanpa Gemkara, nggak akan ada Batubara. Batubara harus ada Gemkara” Tak cukup sampai disitu, Sofyan Alwy juga menyampaikan harapan besarnya kepada masyarakat di Kabupaten Batubara, terkait pemilihan kepala daerah yang akan digelar pada 2018 mendatang. “Masyarakat harus cerdas. Memilih Pemimpin kedepan ini, yang tahu Batubara ini keinginannya apa. Pemimpin yang amanah. Kalau dia tidak amanah, masyarakat harus berani untuk mengingatkan kepada pemimpin itu. Yang kita lihat, bahwa rakyat kurang berani. Ya, kita harus berani” Lanjut Sofyan. Dalam hal ini, Ketua Umum Pemuda Pancasila Kabupaten Batubara, Yakat Ali, juga menyampaikan harapannya kepada pengurus Gemkara di daerah itu. “Kedepan, mari kita kawal Batubara ini, agar tercapai apa yang dicita-citakan. Masyarakat Batubara sejahtera berjaya. Itulah cita-cita Kabupaten Batubara” Kata Yakat Ali di Kecamatan Medangderas. Acara Halal Bi Halal yang digelar selama lebih dari 5 jam itu, berlangsung meriah. Selain diramaikan masyarakat dan tokoh-tokoh pemekaran, hadir pula Ketua DPRD Kabupaten Batubara, Selamat Arifin, dan Ketua KONI Batubara, Hadi Suriono.**** (fakhruddin alrazi)
Pemkab Batubara Diminta
Tindaklanjuti Temuan BPK
Limapuluh (Dinamika) Fraksi Nurani Keadilan DPRD Batubara, meminta Pemerintah setempat untuk memben tuk tim khusus guna menindaklanjuti persoalan yang terkait dengan pengelolaan keuangan daerah yang mendapat disclaimer of opinion dari BPK RI. Tim tersebut diharapkan fokus pada penyelesaian sejumlah masalah yang urgen yang membuat Batubara mengalami kemerosotan prestasi dalam hal pengelolaan keuangan daerah. Ketua Fraksi Nurani Keadilan, Amat Mukhtas menguraikan setidaknya ada enam poin yang harus mendapatkan perhatian serius dari pemerintah, seperti masalah penyertaaan modal kepada PT. Pembangunan Batra Berjaya, pengelolaan dana hasil klaim JKN di RSUD. Selain itu yang juga perlu dicermati a dalah indikasi kerugian negara dalam belanja perjalanan dinas, kelebihan pembayaran dan denda keterlambatan proyek pada dinas PU dan Tarukim, serta masalah kesiapan dalam pelaksanaan standar akuntasni pemerintahan. “Untuk soal Penyertaan modal ke BUMD itu, pemerintah harus melakukan peninjauan kembali. Apa masalahnya. Kalau memang BUMD tidak mampu, mesti dievaluasi manajemennya. Atau kembalikan saja uang (penyertaan modal) yang sudah diterima” kata Mukhtas kepada
Dinamika di Ruang kerja fraksinya. Ia juga menyebut dalam pandangan akhir fraksinya bahwa jika dicermati secara detail laporan pelaksanaan APBD dan LHP BPK 2014 terlihat antara program, target outcome, benefit dan impact tidak paralel bahkan terputus. “Ke depan kita berharap kualitas manajemen pengelolaan daerah kabupaten Batubara dapat ditingkatkan” kata Mukhtas. Politisi Partai Keadilan Sejahtera ini juga berharap agar pemerintah tidak hanya mampu menghabiskan anggaran dan membukukannya dengan baik. Ia juga berpendapat, salah satu faktor yang jadi penyebab buruknya laporan keuangan Batubara terkait dengan masalah penempatan SDM yang tidak proporsional dan tidak profesional, sehingga aparatur yang ditempatkan pada bidang tertentu sama sekali tidak menguasai bidang pekerjaan dan tanggungjawabnya. Selanjutnya ia mendesak agar Pemerintah Kabupaten Batubara agar segera membentuk tim tindaklanjut tersebut dan serius dalam melaksanakan tugasnya. “Kami di DPRD akan terus memantau tentang tindaklanjut dari pemerintah. Kita mau lihat keseriusan pemerintah dalam menyelesai kan masalah keuangan daerah ini” kata dia.**** (khairul indra)
Pemkab Lanjutkan Penertiban Bangunan Liar Lima Puluh (Dinamika) Kepala Satpol pamong Praja Kabupaten Batubara mengungkapkan, pemerintah setempat akan terus melakukan upaya penertiban terhadap bangunan liar, khususnya yang berada disekitar kawasan jalan lintas Sumatera. “Ya penertiban akan terus dilanjutkan. Dari Airputih kita akan melanjutkan ke Limapuluh, itu di daerah tenda biru. Lalu, ke daerah bukit tujuh yang menuju ke arah Simalungun” kata Radyansyah Lubis kepada Dinamika saat memandu penertiban di wilayah Desa Sukaraja. Untuk melakukan penertiban tersebut, papar dia, pihak Pemkab setempat bekerjasama dengan berbagai unsur diantaranya pihak kepolisian dan TNI guna membantu pengamanan saat penertiban berlangsung. Ia menyebut, dari hasil penelusuran selama ini, bangunan tersebut sebagian besar bukan merupakan rumah tempat tingal, bangunan
lebih berupa tempat usaha warga. Bangunan tersebut, lanjut dia, juga tak memilki izin dari instansi terkait. Dalam prosesnya, pemerintah kabupaten Batubara, terlebih dahulu melakukan pendekatan secara persuasif kepada warga. ”Kami surati mereka, kami imbau agar membongkar bangunan. Jadi kita bicarakan baik-baik sehingga tidak terjadi pemaksan dan penolakan” tutur Radyansyah. Selanjutnya ia mengungkapkan, bahwa pasca penertiban, lokasi yang ditinggalkan oleh penghuni bangunan liar yang telah dibongkar akan terus dipantau keberadaannya, sehingga bangunan ilegal tidak berdiri lagi dikawasan yang sama. “Kami minta agar aparat desa turut mengawasi. Jangan beri izin balada yang ingin mendirikan bangunan disana” sebut Kasat.**** (khairul indra)
Dispenda Upayakan...
(Sambungan dari halaman 1) Untuk PBB, lanjutnya, Dinas Pendapatan Kabupaten Batubara, akan berupaya semaksimal mungkin dan menargetkan, sekiranya Rp. 5 Miliar, akan terkumpul pada tahun ini. “Kalau PBB itu, target kita lebih kurang Rp. 5 Miliar di 2015 ini. Insya Allah mudahmudahan di akhir tahun bisa terpenuhi. Kalau untuk saat ini, sudah hampir berjalan 60 persen” tuturnya Terkait dengan soal PPJ PT.Inalum tersebut, Anggota Komisi B DPRD Batubara, Citra Muliadi Bangun mendukung langkah pemerintah setempat. Bahkan, Komisi B, menurut dia, telah mendatangkan Kepala Dinas Pendapatan setempat untuk duduk bersama, dalam membahas persoalan itu. “Komisi B sudah berusaha sebisa mungkin dengan cara memanggil Dispenda untuk membicarakan PPJ dari Inalum ini. Supaya bisa berjalan” tutur politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Lutfhi Solihin Sirait, Kadispenda Kabupaten Batubara. Foto : fachruddin alrazi
Namun, saat ditanya mengenai kebenaran total jumlah keseluruhan PAD 2015, Citra mengaku tidak tahu dan belum menguasai persoalan yang belakangan sering muncul dalam setiap agenda rapat DPRD di daerah itu. “Buku, notanya nggak kubawa. Nanti nggak akurat. Salah sebut, payah nanti” katanya.*** (fakhruddin alrazi)
Daerah
Halaman 5
Edisi 1 Agustus 2015
Ketua KPUD : Pilkada Batu Bara 2018
BERSERAKAN : Sampah dibantaran sungai Tanjung telihat berserakan sehingga dikhawatirkan dapat memicu banjir.
foto : Aditia Satria.
Tumpukan Sampah Di Bantaran Sungai Tanjung Resahkan Warga
Air Putih (Dinamika) Berseraknya sampah disekitar Sungai Tanjung Kecamatan Airputih, Kabupaten Batubara, membuat warga setempat menjadi semakin resah. Sampahsampah tersebut diperkirakan akan menjadi sumber penyakit dan datangnya banjir. Warga setempat, Ranto menuturkan, menjelang Idul Fitri, penumpukan sampah di daerah itu meningkat tiga kali lipat dari biasanya. “Peningkatan sampah ini, kan, sampai tiga kali lipat kemarin. Biasanya satu mobil (dump truck), ini bisa sampai tiga mobil” tuturnya. Permasalahan tersebut juga dirasakan oleh Tengku Dody Iskandar, salah seorang warga yang tinggal di pinggiran Sungai Tanjung tersebut. Dody meminta kepada pemerintah setempat agar segera menyelesaikan persoalan sampah yang tak kunjung usai itu. “Karena, kan, memang harus dibersihkan.
Cuma itu permintaan masyarakat sebenarnya. Dibersihkan, dikondisikan. ” Kata Dody. Terkait dengan persoalan menumpuknya sampah di bantaran Sungai Tanjung tersebut, Camat Air Putih, Paharuddin mengaku, belum pernah berkordinasi dengan Kantor Lingkungan Hidup untuk menyelesaikan masalah itu. Pemerintah Kecamatan, menurut dia, hanya menangani masalah sampah di pinggiran jalan raya dan area Pajak Delima Indrapura. “Nggak ada. Yang kita tanggulangi cuma sampah di sekitar pasar (jalan raya) dan pajak
aja. Karena itu kita yang mengelola” Kata Paharuddin. Tidak adanya kordinasi pihak Camat dengan Kantor Lingkungan Hidup membuat permasalahan tersebut semakin terbengkalai. Akibatnya, sampah-sampah tersebut semakin menumpuk di pinggiran sungai. Sampah, bukanlah menjadi persoalan yang baru bagi masyarakat Indonesia. Salah satunya di Kelurahan Indrapura, Kecamatan Airputih, Kabupaten Batubara. Tempat ini sempat bersih dari sampah, baik organik maupun non organik. Namun, sampah kembali berserakan di pinggiran sungai, dan kerap menyebarkan aroma bau tak sedap dan menjadi sarang lalat yang membahayakan kesehatan masyarakat disekitarnya.*** (fakhruddin alrazi)
Pembangunan Rel Kuala Tanjung-Bandar Tinggi Terbengkalai Medang Deras (Dinamika) Proyek pembangunan rel kereta api yang menghubungkan jalur Bandartinggi-Kualatanjung, tak kunjung selesai. Padahal, realisasi proyek sepanjang lebih kurang 40 kilometer yang disebut-sebut menelan anggaran biaya lebih dari Rp. 400 Miliar dana APBN itu, sudah berlangsung hampir 4 tahun, yang resmi mulai dibangun pasca ground breaking pada 2011 lalu. Kondisinya saat ini, proyek rel yang digadang-gadang semasa Presiden SBY akan mendukung MP3EI tersebut, terlihat masih berupa bantalan rel dan pembangunan sejumlah jembatan. Bahkan, disejumlah titik, masih belum ada pengerjaan sama sekali. Beton bantalan rel yang belum terpasang, juga bertumpuk pada selumlah tempat. Bahkan jalur dari Tanjunggading yang menuju ke stasiun KA Bandartingi justru belum ada pembangunan fondasi landasan sama sekali. Beberapa alasan mencuat dari masyarakat sekitar. Diantaranya belum tuntasnya soal ganti rugi bangunan milik warga yang berada disekitar maupun di lintasan jalur proyek. “Banyak. Salah satunya, kalau tidak ganti rugi, ya dirikan fasilitas jalan, atau yang lainnya. tapi kalau memang ganti rugi, kami siap pindah ke tempat lain. Kan gitu” kata M.Nasir yang tinggal dan berusaha disekitar jalur
proyek. M. Nasir, juga mengaku dirugikan dengan adanya proyek tersebut. Menurut dia, pembangunan rel itu berdampak buruk bagi perekonomian masyarakat yang tinggal di pinggiran lokasi pembangunan rel. Terlebih, timbunan tanah untuk badan jalur rel banyak yang menghempang usaha warga. “yang jelas, 100 persen kami tak setuju. Ka-
lau gini, usaha (toko) kita jadi nggak nampak dari luar” Selain itu, lanjut Nasir, pendapatan yang dihasilkannya dari berjualan, menjadi berkurang hingga 75 persen dari biasanya. Nasir juga meminta kepada pemerintah, agar dapat memberikan solusi bagi masyarakat disekitar lokasi dibangunnya megaproyek itu, agar tidak merasa dirugikan.
TERBENGKALAI : Salah satu ruas rel di Medang Deras terbengkalai tanpa ada penyelesaian lebih lanjut. foto : aditia satria
Lima Puluh (Dinamika) Silang pendapat dimasyarakat mengenai pelaksanaan pemilihan kepala daerah Kabupaten Batubara, akhirnya terjawab. Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) setempat, Muksin mengungkapkan Pilkada sesuai aturan akan digelar pada Juni 2018 mendatang. “2018, kalau menurut undang-undang. Dasarnya undang-undang no 8 tahun 2015, itu tentang perubahan perppu no 1 tahun 2014, undang-undang mengenai pilkada itu” kata Muksin kepada Beritabuana.com melalui sambungan telepon seluler. Pada Undang-Undang itu, papar dia, secara rinci dipaparkan pada pasal 201 ayat 3. “Itu ada dijelaskan disitu, pemungutan suara gubernur/wakil gubernur, bupati/ wakil bupati, walikota/wakil walikota yang habis jabatan pada tahun 2018 dan tahun 2019 itu dilaksanakan pada tanggal dan bulan yang sama pada bulan juni 2018. Jadi berdasarkan itu” terang dia Mengingat adanya Undang-Undang tersebut kontroversi yang mencuat menyusul pemilihan umum kepala daerah serentak yang diprogramkan pemerintah menjadi jelas secara hukum. “Jadi kalau ada yang ngomong tahun 2017 itu, dasarnya apa gitu, kan? Di Undang-undang nomor 8 tadi, disitu ada juga dijelaskan pada tahun 2017 masih ada pilkada serentak untuk yang habis masa jabatan tahun 2017, dan tahun 2016 bulan juni sampai bulan juni 2018 jadi kan batubara nggak kenak disitu, Selanjutnya Ketua KPUD menjelaskan pelaksanaan Pilkada Batubara Bulan Juni itu bersamaan dengan pilkada gubernur Sumatera Utara. “Gubernurkan habis masa jabatannya kan 2018 juga itu” kata dia.**** (khairul indra) Warga juga berharap agar pemerintah pusat dan derah benar-benar serius dalam melakukan tugasnya untuk merealisasikan proyek. Sehingga pembanguna rel tidak terkatung-katung. Sejauh ini masyarakat juga belum mengetahui alasan pasti pemerintah tidak segera menuntaskan persoalan itu. “Ya, nggak tau juga kenapa ya? Padahal sebenarnya, kalau daerah kita semakin maju, cari uang juga, kan, makin gampang” Kata Zulkifli, pemilik usaha Bengkel las. Menanggapi hal itu, anggota dewan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Amat Mukhtas, tidak tinggal diam. Mukhtas mengaku, DPRD Batubara secara internal sudah membicarakan persoalan itu kepada Kementrian Perhubungan dan PT. Kereta Api Indonesia. “Yang jelas, kami di DPRD sudah menyuarakan lewat Dirjen kementrian Perhubungan dan PT. KAI. Kalau memang ini juga di abaikan, ya memang begitulah Negara kita” tuturnya. Namun, Mukhtas tetap berharap, agar pemerintah dapat memberikan solusi bagi masyarakat yang tinggal di pinggiran lokasi pembangunan rel tersebut. “Pada prinsipnya, kita mengharapkan pemerintah juga memikirkan masyarakat. Paling tidak, buat jalan alternatif dan itu bisa menghidupkan perdagangan kembali. Dan akses masuk daripada penyebrangan rel kereata api itu, harus dipersiapkan. Kalau tidak disiapkan, berarti negara mengabaikan keselamatan manusia. Padahal pembangunan ini di peruntukkan manusia. Tetapi ternyata pembangunan ini mengancam keselamatan jiwa manusia” sebut dia. *** (fakhruddin alrazi)
Pendidikan
Halaman 6
Edisi 1 Agustus 2015
Gusti Muhammad
Mahasiswa Asal Batubara Berprestasi Di Kancah Nasional
PENGHARGAAN: Gusti Muhammad saat menerima hadiah dan piala penghargaan mahasiswa berprestasi nasional 2015 di Malang. Foto: Ist
Mahasiswa asal Kabupaten Batubara kian menunjukkan eksistensi dan prestasi dalam kancah pendidikan nasional. Gusti Muhammad, alumni SMA Negeri 1 Air Putih yang kini menuntut ilmu di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh–Sumatera Barat ini, sukses menyandang predikat sebagai salah satu dari 15 besar mahasiswa berprestasi yang digelar di Malang, oleh Dikti. Ia membuat karya tulis penting mengenai pemanfa atan daun gambir.
T
ak cuma itu, ia juga ternyata punya multi talenta. Selain bergelut di dunia sains dan teknologi, ia juga berhasil menjadi Juara I Porseni Politeknik se-Indonesia, bidang olah vokal dangdut dan Melayu. Total 13 penghargaan dalam berbagai bidang mampu diraihnya, termasuk Semi finalis debat bahasa Inggris se-Kopertis X. Indonesia, masih terbilang langka dalam soal generasi muda yang mencetak prestasi mengagumkan.Karena itu, Dinamika langsung melakukan wawancara saat Gusti menyambangi dapur redaksi. Kemarin, kita sempat mendengar kabar kalau Gusti mendapat penghargaan sebagai salah satu mahasiswa berprestasi tingkat nasional? Iya, itu agenda tahunan Dikti untuk pemilihan mahasiswa berprestasi. Sebenarnya udah dari tahun 2014 kemarin, tapi aku nggak jebol ke nasional. Sempat kesal sih. Tapi yaudah, tahun ini aku coba lagi. Kemarin itu, di Bulan Lima (Mei-red) seleksinya, aku persiapkan semua berkas-berkasnya, unggah video-video aku di youtube. Ya bersainglah. Karena itu, kan, dibagi dua jenis. Yang pertama untuk gelar sarjana. Kalau aku kan, diploma. Berarti, aku bersaing dengan mahasiswa dari kampus-kampus yang setingkat diploma se-Indonesia. Kan, aku kan nggak tau, ya, jumlah kampus di Indonesia. Kan, aku
hasiswa itu. Kemudian, semifinal debat bahasa inggris se-kopertis 10. Biasanya, aku kalau ada kompetisi-kompetisi, apapun itu, ya diikutin aja. Kurang lebih udah ada 13 penghargaan lah gitu.
merantau, aku nggak mau cuma sekedar belajar aja. Aku mau yang segala macam lah. Bisa dibilang rakus memang. Ikut sanggar tari iya, drama iya, main musik apa lagi. Dan aku memang hobi di bidang kesenian gitu. Pokoknya, aku ngejar prestasi lah. Kenapa nggak memilih kuliah di Medan seperti kebanyakan putera-puteri daerah? Jujurnya karena aku nggak diterima di Universitas Sumatera Utara (USU) dan Universitas Negeri Medan (UNIMED). Awalnya, kan, aku nyoba Pendidikan Guru Sekolah Dasar di UNIMED, tapi nggak lulus. Padahal, aku udah tekad waktu itu pengen jadi guru SD. Aku sempat stres memang. Apalagi liat temanteman yang dulunya rangking nya dibawah, malah pada lulus. Nyoba lagi di Politeknik Negeri Medan (POLMED), nggak lulus juga. Terakhir, aku ujian lagi di Polmed, tapi ngambil IPC. Karena IPC itu, pilihan kedua atau ketiganya bisa kemana aja. Jadi aku ambil pilihan keduanya di Padang, dan pilihan ketiganya di Jakarta. Alhamdulillah yang lulus di Padang, Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Bagaimana pendapat Gusti tentang perkembangan pendidikan di Batubara saat ini? Kalau setahu aku, mental pelajar untuk sekolah ke jenjang perguruan tinggi itu masihrendah. Karena pola piker masyarakat kita ini, pada umumnya, kalau yang perempuan ujung-ujungnya pasti nikah. Kalau yang laki-laki tamat SMA, kebanyakan langsung kerja. Kemudian, mental perantau untuk belajar juga masih minim. Lain hal kalau mental perantau untuk bekerja, banyak teman-teman aku yang merantau ke luar daerah bahkan luar
nggak tau, ya, jumlah kampus di Indonesia ini berapa, jadi diambil 15 besar, termasuk aku. Kita juga sempat lihat foto Gusti yang sedang memegang 2 buah medali. Nah, itu medali penghargaan apa? Jadi, kemarin aku kan ikut Pekan Olahraga Seni Politeknik se-Indonesia di Kalimantan Barat, ya. Sebenernya sih, kemaren, aku pengennya ikut badminton. Cuma, kalah sama senior. Jadi, kebagian jatahnya itu nyanyi melayu. Ya udah, aku langsung giat latihan. Ketika udah sampai disana (Kalbar), ternyata boleh ikut dua cabang. Kan, cabang olah vokalnya kan ada pop, dangdut, dan melayu. Kebetulan karakter suaraku itu nggak cocok buat nyanyi pop, ya di daftarkan buat nyanyi dangdut. Karena mendadak, ya sibuk cari baju lagi, menghafal lagi. Aku juga belum pernah dengar lagunya. Yaudah, dua hari aku menghafal, mempersiapkan semuanya. Tiba waktu penampilan, ya tampilkan aja, gitu. Dan Alhamdulillah, di kedua cabang itu aku dapat medali emas. Selain itu, prestasi apalagi yang sudah Gusti raih? Tahun lalu, ada pemilihan Uda-Uni, atau bisa dibilang duta mahasiswa. Jadi aku iseng-iseng aja nyoba, karena nggak ada lomba yang bisa ku ikuti lagi. Kan aku udah sempat down juga kemaren nggak masuk nasional itu. Alhamdulillah nya terpilih sebagai duta ma
Penerbit : PT. Dinamika Media Nusantara Alamat Perusahaan: Jl. Merdeka No. 001 Talawi, Batubara Alamat Redaksi : Jl. Mesjid No. 46 Tanah Merah, Air Putih Telp : 085261648888 Website : www. beritabuana.com
FOTO BERSAMA: Gusti Muhammad foto bersama dengan mahasiswa berprestasi nasional dari berbagai daerah.
Sudah berapa macam beasiswa yang diterima? Ada beberapa. Tapi satu yang aku nggak ambil, karena itu beasiswa buat mahasiswa tidak mampu. Kalau yang paling sering itu, beasiswa PPA, karena Alhamdulillah IP ku itu masuk aja 5 besar terus. Apa yang membuat Gusti semangat untuk mengejar prestasi? Komitmen aku ya, mulai dari pertama kali memijakkan kaki di ranah minang itu, karena
Pemimpin Umum/ Pemimpin Perusahaan/Penanggung Jawab : Zainal Alwi Pemimpin Redaksi : Khairul Indra Redaktur : Abdul Kahar
negeri seperti Malaysia, hanya untuk bekerja. Apa pesan untuk pelajar-pelajar di Batubara untuk kedepannya? Pesannya, persiapkan mental. Aku tiga tahun bertahan hidup di Padang itu udah sangat bersyukur. Karena bisa dibilang, untuk kebutuhan hidup itu, aku cuma punya uang dibawah 1 juta perbulan. Ya,pastinya hanya cukup untuk bayar sewa kos dan makan sehari-hari aja. Jadi, mental perantau untuk belajar harus lebih di tingkatkan lagi.***(fakhruddin alrazi)
Reporter : Fakhruddin Al Razi, Satibi Darwis (Jakarta) Tata Letak : Aditia Satria Redaksi menerima kiriman karya tulis berupa artikel/opini, surat pembaca. Kirim via email ke:
[email protected].
Pendidikan
Halaman 7
Edisi 1 Agustus 2015
Pembangunan SDN...
(Sambungan dari halaman 1) atap. Mudah-mudahan, Bagan Arya ini bisa terus berkembang dengan adanya fasilitas pendidikan ini. Karena masalah kita di Batubara ini adalah masalah Sumber Daya Manusia. Dan dengan adanya pembangunan ini, kita harapkan visi Batubara itu kedepan. Batubara Sejahtera Berjaya ini bisa cepat (terlaksana)” tuturnya. Sama hal nya dengan pendapat masyarakat. Pembangunan sekolah tingkat dasar di wilayah itu, ternyata juga sejak lama di impikan warga yang tinggal di sekitar lokasi itu. Menurut warga, kekhawatiran akan keselamatan anak-anak yang harus menyebrang menggunakan sampan
untuk pergi bersekolah, dalam waktu dekat ini, tidak akan lagi dirasakan oleh warga. “Tidak susah nyeberang lagi. Kalau tidak, nyeberang sampan, kan, takut juga. Karena pernah (terjadi) nyebrang naik sampan, jatuh, telang-kup gitu” Kata Rani, warga setempat. Hal yang sama juga disampaikan oleh Masitah. Warga setempat ini mengaku, pembangunan sekolah tersebut dapat meringankan beban pelajar dan para orang tua di daerah itu. “Iya. Nggak payah nyebrang, nggak payah ongkos. kami setuju lah” tuturnya.*** (fakhruddin alrazi)
HADIRI: Unsur Dinas Pendidikan Kabupaten Batubara, bersama unsur Muspika dan tokoh masyarakat yang turut menghadiri peletakan batu pertama pembangunan SD Negeri 018484 . Foto: khairul indra
Bupati Lantik...
(Sambungan dari halaman 1) Salah satu diantaranya, tenaga ahlinya mungkin tenaga-tenaga ekspatriat yang dibayar mahal oleh mereka. Ini, akan membawa dampak yang sangat besar, tenaga kerja yang banyak, bagaimana kita melindungi warga kita terhadap tenaga kerja yang masuk dari luar” kata Bupati Batubara, OK. Arya. Belum cukup sampai disitu, OK.Arya juga menyampaikan beberapa gagasan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf perekonomian Batubara dimasa mendatang, pasca terealisasinya kawasan industri itu. “Yang pertama, merubah cara pandang dunia usaha dalam menyikapi persaingan yang timbul dari masyarakat ekonomi ASEAN. Yang kedua, Gerakan Aku Cinta Produk Indonesia, dapat dikembangkan menjadi Gerakan Aku Cinta Produk Wilayah Sendiri” Lanjutnya.
kan langkah awal yang akan dilakukan pihak BPSK dalam mengemban tugas. “Majelis BPSK, dalam hal ini akan lebih berkomitmen dalam melayani segala bentuk-bentuk pengaduan dari konsumen” Jelas Ramadhan. Pemerhati masalah konsumen Indonesia, Khairil Anwar menuturkan, keberadaan BPSK di daerah itu memang sangat diperlukan bagi masyarakat setempat. Profesionalitas dan kemampuan, menurut Khairil, adalah poin terpenting yang harus dimiliki setiap anggota majelis BPSK. “Yang pertama, harus punya itikad baik. Harus membantu masyarakat. Terutama konsumen yang teraniaya dan memberikan pencerahan kepada pelaku usaha supaya setara, dan menghargai keberadaan BPSK di Kabupaten
SAKSIKAN: Bupati Kabupaten Batubara, OK. Arya Zulkarnain, menyaksikan penandatanganan naskah pada pelantikan majelis BPSK. Foto: khairul indra
Menanggapi hal tersebut, anggota Majelis BPSK, Ramadhan Zuhri mengaku, BPSK akan lebih berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan dalam menyelesaikan berbagai bentuk pengaduan masyarakat di daerah itu. Pembenahan, menurut dia, adalah merupa-
Batubara” kata Khairil. Selain itu, Khairil berharap, agar pemerintah daerah setempat, dapat mendukung setiap pergerakan BPSK dalam melinungi konsumen yang ada di Batubara. Salah satunya, dengan menambah fasilitas
Guru : Energi Pembangun Massal
T
anggal 6 dan 9 Agustus 1945 Tentara sekutu mengebom Hiroshima dan Nagasaki. Bom atom digunakan sebagai senjata penghancur massal yang memiliki daya eksplosif dahsyat kala itu. Serangan tersebut sontak membuat Nippon mengibarkan bendera putih. “Saudara tua” Asia itu menyerah tanpa syarat, yang sekaligus menjadi titik akhir Perang Dunia II. Senjata itu kita kenal dengan sebutan “Bom Atom”. Bom mini yang mengandung energi inti atom atau energi nuklir yang ditemukan oleh ilmuwan fisika Albert Enstein dengan formula : E = M.C2. Dijabarkan bahwa E= Energi nuklir, M= massa dan C2 adalah kecepatan cahaya pangkat dua. Ditengah puing-puing kehancuran negerinya, Jepang tak larut dalam kesedihan dan kedukaan. Santer disebut, Kaisar Hirohito (kaisar Jepang masa itu) memanggil dan bertanya kepada petinggi pemerintahannya, dengan satu pertanyaan: masih adakah guru yang hidup? Belakangan terbukti, dengan kekuatan guru yang tersisa, Jepang membangun negerinya yang luluh-lantak. Bangkit menjadi raksasa ekonomi dan industri internasional. Bagaimana bisa begitu? Energi pembangun massal Dalam kaitannya dengan guru dan pendidikan, kita coba memetik hasil penelitian Glickman yang merupakan salah seorang pakar pendidikan dunia.Ia menemukan bahwa secara umum ada empat tipe guru dalam melaksanakan tugas/ fungsi profesinya. Itu dikenal dengan Kuadrant Glickman. Kuadran 1: Tipe Guru yang memiliki komitmen tinggi tetapi abstraksi rendah Kuadran 2: Tipe Guru yang memiliki komitmen rendah tetapi abstraksinya tinggi Kuadran 3: Tipe Guru yang memiliki komitmen dan abstraksi tinggi Kuadran 4: Tipe Guru yang memiliki komitmen dan abstraksi rendah.
berupa gedung kantor yang saat ini masih kurang memadai. “Pemerintah sudah cukup baik. Tapi, lebih baik ditambah lagi perbaikannya. Karena tanpa ada pemerintah, BPSK ini tidak akan berjalan (baik)” Jelasnya. Menanggapi usulan itu, Ketua BPSK Kabupaten Batubara, Erwin Sianipar mengaku, pihaknya sudah merencanakan pembangunan yang dibutuhkan tersebut. Pembangunan gedung itu, diperkirakannya, akan mulai direalisasikan pada 2016 mendatang. “Ini sudah kita rencakan. Bahkan, sudah kita sampaikan kepada Bupati, untuk tahun 2016, untuk pembangunan (gedung) BPSK di Kabupaten Batubara, dimana yang kita lihat saat ini, yang kurang memadai akan kita tingkatkan. Mudah-mudahan, Bupati Batubara menyetujui usulan dari BPSK untuk pembangunan kantor BPSK Batubara” Kata Kepala BPSK, Erwin. Bantuan dana operasional dari pemerintah setempat, menurut Erwin, memang sangat dibutuhkan. Apalagi, anggaran untuk honor anggota majelis, juga di bebankan dari bantuan dana operasional tersebut. “Kalau bantuan dana operasional dari pemerintah, tahun 2015 ini, memang sudah kita jalankan sesuai dengan APBD Kabupaten Ba tubara yang sudah kita laksanakan pada tahun ini. Termasuk juga honor-honor dari anggota-
Tipe guru yang memiliki komitmen tinggi dan juga abstraksinya tinggi merupakan asset dunia pendidikan dan asset bangsa, guru semcam itu memiliki potensi dan kemampuan besar untuk meraih sukses dalam melaksanakan tugas, fungsi profesinya. Mengamati hasil penelitian yang dilakukan Glickman, ada dua variabel yang saling terkait yaitu komitmen yang dapat dimaknai sebagai tekad, kemauan yang kuat disertai tanggung jawab dan abstraksi, dan kompetensi diartikan sebagai kemampuan teknis yang besar dalam melaksanakan kerja atau profesinya. Saya lebih suka menyebutnya C2 (commitment, competency) Korelasi atau hubungan variabel komitmen dan kompetensi berbanding lurus atau sebanding. Formulasi atau rumusnya adalah : ”Kekuatan atau Energi Guru berbanding lurus dengan commitment-nya dan berbanding lurus dengan competency-nya” Dapat dikatakan, jika kemauan dari kemampuan semakin besar maka energi guru juga bertambah besar. Formulasi atau rumusan tersebut secara matematika dapat di tulis: G = M.C2. Dalam hal ini dapat dianggap G= Energi Inti Guru, M= Maksimum, C2= “commitment dan competency” nya. Mirip dengan E= M.C2 nya Einstein Hal di atas agaknya dapat membuahkan bayangan jelas bagi para stake holder dibidang pendidikan, bahwa upaya peningkatan kualitas guru melalui peningkatkan komitmen dan kompetensinya, akan membawa angin perubahan besar bagi kemajuan negeri ini. Jika Jepang telah membuktikannya, siapa pula yang berani bilang bahwa Indonesia tidak mampu membuat decak kagum dunia. Indonesia sejahtera. Lewat tangan guru. Salam guru merdeka. **** Zainal Alwi. (Penulis adalah pensiunan guru, pendiri/pembina Zainal Alwi Institute)
anggota BPSK yang ada di Kabupaten Batubara” Jelasnya. Pelantikan 15 orang anggota majelis Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) digelar secara sederhana. Pelantikan dimulai dengan pembacaaan Surat Keputusan Menteri Perdagangan Republik Indonesia nomor 742/ M-DAG/KEP/7/2015 yang ditandatangani oleh Rahmat Gobel. Sesuai SK yang dikeluarkan, Anggota majelis BPSK yang dilatik akan menjalankan tugasnya hingga 2017 mendatang.*** (fakhruddin alrazi)
Pariwisata
Halaman 8
Edisi 1 Agustus 2015
Merayapi Rimba Mini Di Kaki Bukit Barisan
Dia menatapku. Deg ! Sontak sesuatu mengusik hati. Sejenak, kami sama terdiam. Bukan bisu. Jujur saja, waktu itu aku ingin mengelus, lalu memeluknya. Jika ia rela.
L
alu, wajah kami kian dekat. Namun ada sesuatu diantara kami.Tapi aku tak peduli. Terus kupandangi rautnya. Sampai suatu saat aku terhenyak. Batinku bergetar hebat. Ia bersuara. Bukan berbisik. Sekejap ku tak merasa berpijak di bumi. Auuum ! Seperti halnya nyali, kameraku pun nyaris terlepas. Rasa-rasanya, jika aku masih anak kecil, tentu orang-orang segera akan repot menggantikan popok. Dan, syukurlah aku bertemu si belang itu di Taman Satwa Siantar, bukan di belantara. Tak berlama, aku berlalu. Sebelumnya beberapa gambar kucing besar berjenis Harimau Sumatera nan langka itu telah ku ream di me-
mori DSLR. Jepret…jepret. Bye…manis. Jangan marah ya. Banyak Satwa Langka Wuih..berada di Taman Satwa Siantar memang seru. Kita bak tinggal di alam liar. Harimau Sumatera, Harimau Putih, Singa, turut meramaikannya.Tentu saja tak cuma beragam hewan carnivora. Reptil dari zaman purbakala juga ada. Komodo contohnya. Entah siapa yang bikin, namun dikandangnya terpampang nama ini: Amri. Seseorang ada dikandangnya. Bersih-bersih. Petugas, mungkin. Namun, sapu ditangannya itu dapatkah digunakan menyurutkan niat sang reptil saat ia bergairah pada da-
AMRI : Seekor komodo bernama Amri merupakan salah satu koleksi di Taman Satwa Siantar. Komodo merupakan hewan purbakala yang keberadaannya menjadi satwa langka yang dilindungi. foto : khairul indra
Pantai Kuta: Nyale Dan Hamparan Pasir Bak Merica “Gemuruh ombak di Pantai Kuta Sejuk lembut angin di bukit Kintamani Gadis-gadis kecil menjajakan cincin Tak mampu mengusir kau yang manis.” (Nyanyian Rindu: Ebiet G. Ade)
INDAH: Pantai Kuta dengan Airnya yang jernih dan butir-butir pasir yang diinjak terasa nyaman di telapak kaki, namun teksturnya agak berbeda. foto : Abdul Kahar Kongah.
SUASANA batin yang sama dengan sebait lagu diatas saya alami ketika pertama kali menginjakkan kaki di Pantai Kuta, bagian Selatan Pulau Lombok. Gadis-gadis kecil itu, yang dikenal gigih menawarkan dagangannya, meng-
hampiri sambil menjajakan cincin dan manikmanik yang terbuat dari kerang laut. Tapi keadaan itu tak mampu mengusir ‘kau yang manis’ yang terhampar molek di depan mata, tak hanya dalam bayangan.
ging segar? Entahlah. Dipastikan daku tak kan nekat bercanda dengan makhluk melata itu. Walau seluruh Siantar diberikan. Pun, jika Raline Shah atau Fatin Shidqia memintanya. Suer. Soalnya, saat sedang berselera, kadal raksasa bernama Amri itu mampu mengendus mangsa sejauh 9 kilometer, bisa berlari hingga 20 Km/ jam. Akselerasi optimal, kecepatan maksimum. Plus, pandai pula panjat pohon. Gawat. Sedikit saja khilaf, dunia fana ini bukan tempat kita lagi. Tak jauh dari sana, sesuatu menarik minat ku. Kulihat, orang utan. Ehm… jadi ingat Sandra. Ia sempat jadi bahan debat sengit di persidangan oleh Asosiasi Pengacara Argentina. Akhirnya disimpulkan bahwa orang utan bernama Sandra itu adalah ‘orang’ dalam pengertian filsafat dan bukan dalam pengertian biologis. Terserahlah. Tapi, berhadapan dengan ‘Sandra’ Siantar, membuatku terpintas mencari cermin. Semoga saja teori evolusi Darwin itu salah. Soalnya, kalau itu benar, mungkin kita harus mengucapkan tabik dengan khidmat disitu. Enggak ah. Didekatnya, beruk, kera jepang, kera putih, sesuai tabiatnya bergelantungan disana-sini.
Beberapa menempel pada jejaring kandang yang membatasinya dengan pengunjung. Lain pula hewan yang satu ini: Unta. Tibatiba saya jadi berterimakasih pada Dr. Coonrad, yang mendiri taman hewan Pematang Siantar pada 27 November 1936. Kalau tidak, tampaknya warga Sumatera Utara harus ke Jazirah Arab untuk melihat makhluk berpunuk penguasa padang pasir tersebut. Unta itu bertingkah. Lucu. Kepalanya, ia julurkan sewaktu para serombongan pengunjung memberi makanan. Leher panjangnya menerobos pagar, anak-anak Histeris gembira saat sayuran yang diulurkan disantap unta yang rupa-rupanya sangat jangkung itu. Nyamnyam… Banyak lagi yang menggemaskan. Buaya, rusa hingga beburungan dan aneka unggas lainnya. Seluruhnya, meramaikan taman satwa yang bak rimba mini di kaki Bukit Barisan itu. Namun, pengelola boleh juga untuk lebih melakukan pembenahan dalam banyak hal. Menambah varian satwa yang ada, misalnya. Juga lebih kreatif dalam penataan ruang dan keindahan kandang. Hingga Taman itu akan terus jadi warna tersendiri dalam wajah Sumatera. Nusantara.**** (khairul indra)
MEMBERI MAKAN: Para pengunjung ramai memberi makan kepada unta. Aktivitas tersebut merupan bagian yang paling menyenangkan saat berada di Taman Satwa Siantar. foto : khairul indra
Airnya yang jernih mengalun tenang dalam riak-riak kecil ombak yang menghempas lembut bibir pantai. Butir-butir pasir yang diinjak terasa nyaman di telapak kaki, namun teksturnya tersa agak berbeda. Lebih kasar dibanding pasir pantai biasanya meski tak meninggalkan kelembutannya. Seperti bebatuan yang digiling begitu halus hingga berbentuk bak pecahan merica. Wajar saja kalau banyak orang yang menyebut pantai Kuta dengan nama lain yaitu pantai pasir merica. Mungkin ini kerjaan para ‘nyale’ yang dalam legenda Sasak adalah perwujudan dari seorang putri nan jelita bernama Mandalika. Saya pun menyerbu laut, berenang-renang menjauhi pantai dengan kedalaman yang hanya sepinggang orang dewasa. Selain dangkal, dasar lautnya landai. Bahkan setelah sekitar 50 meter dari bibir pantai kedalamannya hampir tak berubah, hanya sebatas dada. Gelombang laut yang tenang dan dasar laut yang landai berpasir membuat saya merasa aman. Ombak tak akan menarik saya ke tengah dan dasar laut pun tak menjebak saya pada ceruk yang dalam hingga tenggelam. Di sebelah kanan dan kiri menjorok bebukitan kecil dengan pohon yang rindang. Pantai Kuta tampak seperti teluk mungil sehingga ombaknya tak begitu besar walaupun berhadapan langsung dengan Samudra Hindia yang terkenal dengan ombaknya yang tinggi dan menghempas. Namun, bila kita berjalan lebih jauh ke Barat, akan kita dapati ombak yang tinggi yang menjadi kesayangan bagi para peselancar. Bagi anda penggemar fotografi, akan banyak ditemukan spot cantik yang menunggu untuk
dijelajahi, dieksplorasi dan diabadikan. Pantai Kuta menawarkan landscape yang mempesona. Air yang jernih dan lenang, pantai dan dasar laut yang begitu landai, bukit-bukit hijau yang menyejukkan pandangan, merupkan kombinasi yang pas untuk memberikan sebuah kata pujian: indah! Pantai Kuta menjadi bagian barisan pantai Selatan pulau Lombok. Terletak di desa Kuta Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jaraknya sekitar 50-an Kilometer dari kota Mataram Ibu kota Provinsi NTB. Pantai ini belum begitu banyak dikunjungi dan masih perawan. Bila anda tidak begitu suka dengan keramaian sebagaimana di Pantai Kuta Bali dan ingin berenang sepuasnya tanpa takut terinjak karang tajam atau terseret ombak, pantai ini cocok buat anda. Tak ketinggalan juga bagi peminat snorkeling dan menyelam. Satu hal lagi yang menjadi daya tarik pantai ini adalah tradisi bau Nyale, dimana ribuan orang dari seantero Pulau Lombok akan tumpah ruah menangkap cacing laut yang sedang melakukan pemijahan menjelang subuh. Tradisi bau Nyale dilakukan setiap satu tahun sekali dan sudah dilakukan secara turun temurun selama berabad-abad. Berjuta-juta Nyale yang muncul di permukaan menjelang fajar di bawah sinar bulan purnama, dipercaya masyarakat suku Sasak sebagai penjelmaan putri Mandalika yang berjanji akan menemui rakyatnya setahun sekali pada tanggal 20 bulan 10 penanggalan Sasak**** (Abdul Kahar Kongah. Penulis adalah Pemerhati lingkungan hidup dan Pariwisata)
Kreativitas
Halaman 9
Edisi 1 Agustus 2015
Ketika Gula Merah Pasar Lapan Bertahan Ditengah Krisis
Gula merah. Anda pasti tahu. Nusantara akrab dengan yang satu ini. Ya, jenis komoditas pangan tersebut terbilang populer dan merakyat. Tak hanya makanan, berbagai variasi minuman yang disajikan di rumah tangga ataupun yang dijual dipasaran kerap menggunakan gula merah. Ia dibutuhkan walau terkadang cuma sekadar bahan pelengkap rasa.
T
BEKERJA: Pekerja pak Saimin tengah mencetak adonan gula meraha kedalam wadah cetakan untuk di dinginkan.
ingginya permintaan masyarakat itulah yang membuat produksi gula merah tetap eksis hingga sekarang. Bertahan, mulai sedari zaman nenek moyang kita dulu. Di Batubara, pengrajin gula merah, awam terdapat di Desa Perkotaan yang sering masih disebut Pasar lapan. Kampung itu, sudah sangat terkenal dengan produk gula merahnya sejak berpuluh tahun silam. Dulu, boleh dibilang tidak ada warga setempat yang tak pandai mengolah gula mer-
ah, yang waktu itu jika ingin dijual selalu berbungkuskan daun pisang kering. Kini, Salah seorang penerusnya adalah Pak Saimin. Setiap harinya, ditemani satu-dua orang pekerja, cuma mampu menyiapkan 200 hingga 300 Kilogram gula merah untuk dilempar ke pasaran. Biasanya melalui semacam agen (pedagang pengumpul) Saimin, mematok harga berbeda untuk gula merah olahannya. Kepada agen, gula merah ia banderol senilai Rp.15.000 per Kilogram jika berbahan dasar nira aren. Rp.12.000 untuk jenis gula merah
Nora, Sarjana Teknik yang Sukses Berbisnis Kue Bandung (Dinamika) Berawal dari hobi, Nora Marshanti kini sukses menjadi produsen kue di Bandung, Jawa Barat. Salah satu produk andalannya adalah cupcake karakter animasi dengan bentuk 3D. Omzetnya mencapai senilai puluhan juta rupiah per bulan. Karier seseorang ternyata tidak ditentukan dari latar belakang pendidikannya. Terbukti, banyak orang yang meraih sukses di bidang yang tidak berhubungan sama sekali dengan disiplin ilmunya. Seperti dialami oleh Nora Marshanti yang sukses menekuni usaha pembuatan kue dengan brand Dapurnora Uky Cake & Cookies. Padahal Nora, sama sekali tidak memiliki pengalaman di bidang bisnis maupun pendidikan khusus di bidang pembuatan kue maupun roti. Wanita kelahiran Semarang, 10 Agustus 1976 ini adalah lulusan Teknik Industri dari STT Telkom Bandung atau sekarang dikenal dengan Telkom University. Sebelum terjun ke bisnis kue, ia seorang manajer akademik di sebuah lembaga pendidikan informasi dan teknologi di Bandung. Nora mengaku, bisnis yang sekarang digelutinya ini berawal dari hobi. Saat masih bekerja, ia selalu menyempatkan diri untuk membuat kue. “Saya juga banyak lihat resep baru, tutorial dari internet dan buku, serta bergabung dalam komunitas, jadi keterampilan makin terasah,”
kata Nora. Hobi ini dikenalkan oleh ibunya yang juga suka membuat kue. Beda dengan ibunya, Nora justru terdorong untuk mengembangkan hobinya ini menjadi bisnis. Ia mulai merintis bisnis kue tahun 2007. Saat itu, ia masih bekerja kantoran. “Saat itu bisnis cupcake masih bisnis sampingan. Hampir semua order saya tangani sendiri,” ujarnya. Seiring berkembanganya usaha, akhirnya Nora memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan fokus menekuni usaha. Bermodal uang tabungan, ia membeli peralatan dan fokus merintis bisnis. Saat ini, Nora memiliki tiga karyawan. Menjelang hari raya Idul Fitri, tenaga kerja dilipat gandakan karena kapasitas pesanan meningkat. “Untuk delivery kami bekerja sama dengan perusahaan kurir di Bandung,” ujarnya. Nora mengaku, bisnisnya ini masih skala rumahan dengan kapasitas produksi yang tidak terlalu besar. Namun, jangan anggap remeh keuntungan yang dihasilkannya. Dalam sebulan, Nora dapat meraup omzet Rp 30 juta. Omzet tersebut dapat dari produksi 500 cupcake, kue pernikahan, kue ulang tahun, atau kue-kue kering dalam stoples. Untuk cupcake dibagi menjadi tiga paket yaitu simple ‘n chic, happy time, dan mix dengan isi minimal 16 buah. Selain itu, ada juga paket kecil yang isinya
dari nira pohon sawit dan Rp.8000 jika olahan dari tebu asal Simalungun. Hadapi Masalah Bahan Baku Namun untuk memproduksi gula yang identik dengan warna bendera Indonesia itu, pengrajin seperti Pak Saimin juga kerap terbentur pada sejumlah masalah. Sekalipun proses pembuatannya tergolong mudah ternyata kelangkaan bahan baku membatasi hasil produksi gula merah tersebut. Itu, secara khusus bagi gula merah murni berkelas premium yang asli diolah dari nira pohon aren. Jamak diketahui, entah apa alasannya, pohon aren atau pohon kolang-kaling itu kian langka. Satu-persatu tahun demi tahun hilang dari Batubara. Apalagi tidak pernah sekalipun ada upaya guna melestarikannya. Dari masyarakat, konon lagi pemerintah. Hal tersebut juga terjadi pada gula merah campuran, yang dalam pengolahannya memanfaatkan gula putih maupun gula tebu. Kedua bahan itu semakin hari membuat pengrajin kian frustasi akibat harga yang terus merangkak naik, apalagi saat ini ditengah adanya rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak. Seluruhnya, membuat kondisi pengrajin gula merah semakin terhimpit dan mengganggu kapasitas dan kelangsungan produksi. Akibat tekanan itu, pengrajin gula merah seperti Pak Saimin cuma bisa pasrah. Jika dibiarkan, dalam jangka panjang boleh jadi semangat untuk terus mempertahankan produksi gula merah yang masuk dalam bagian penting warisan sejarah dan budaya nusantara ini akan terus melemah. Dari waktu ke waktu, terus tersudut. Hingga suatu saat, satu per satu gulung tikar, hingga produsen gula merah lenyap sama sekali dari Tanah Batubara. Tak bangkit lagi. Terlalu menyesakkan dada jika melihat hal itu terjadi. Sungguh.***(husni anwar) berjumlah 4, 6, 9, dan 12 buah dengan kisaran harga Rp 100.000-Rp 300.000. Semakin detail dan kompleks hiasannya maka semakin mahal harganya. “Saya bisa membuat kue dengan bentuk 3 dimensi,” ujarnya. Nora mengakui, bisnis seperti ini memang banyak kompetitornya. Namun, ia berusaha menghadapi kompetisi dengan terus melakukan inovasi, baik rasa mau pun bentuk. Ia juga selalu menggunakan bahan berkualitas dengan toping bervariasi mulai dari buttercream, fondan, modelling chocolate. Menurut Nora, kendala utama bisnis ini adalah harga bahan baku yang selalu naik. Selama ini ia fokus memasarkan kuenya lewat online. Nah, ke depannya, ia berencana membuka gerai kue di Bandung dan kota-kota lainnya. (kps)
Karya Putra Batubara :
Novel Galau Dan Sajadah Hijau Dibedah Talawi (Dinamika) Batubara maju selangkah lagi dalam bidang sastra. Muhammad Faishal, putra asal daerah itu, melahirkan novel pertamanya berjudul Galau dan Sajadah Hijau. Novel tersebut sarat dengan unsur pendidikan, dakwah Islami, juga filosofi mengenai kehidupan anak manusia. Mendukung karya putera daerah ini, LSM Pelayanan Masyarakat Pesisir menggelar acara bedah novel yang diadakan di SMK Negeri 1 Talawi. Kegiatan itu, dihadiri sedikitnya 400 orang yang umumnya merupakan tenaga pendidik di Batubara. Penyelenggara bedah novel megungkapkan, kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan motivasi kepada seluruh masyarakat, khususnya kepada guru-guru di wilayah itu, agar dapat meningkatkan keseriusan dalam mendidik generasi muda, terutama dalam hal menulis. “Pertama, kita memberikan motivasi kepada guru-guru bahwa sesungguhnya kali ini ada putera Batubara yang telah sukses dan melahirkan buku novel yang bisa dibaca oleh seluruh kalangan anak didik. Yang kedua, kami berharap dari kegiatan ini, terutama kepada dinas pendidikan dan guru-guru bisa melahirkan semacam “Faisal” selanjutnya untuk sama-sama kita jadikan motivator kita untuk daerah kita di batubara ini” Kata Zulkifli. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Batubara, Darwis mengharapkan, adanya prestasi di bidang karya tulis novel ini, mampu menarik minat menulis para pelajar di daerah itu. “Bagus. Karena motivasi bagi generasi muda, untuk giat menulis. Terutama tentang kisahkisah hidup yang merupakan fakta. Isi novel ini sangat bagus” tuturnya. Novel yang mulai ditulis Faisal sejak 2007 lalu ini, menurutnya, juga dapat dipertimbangkan untuk dapat dihadirkan keseluruh perpustakan sekolah di Batubara. “Insya Allah. Karena Novel seperti inilah yang perlu. Pesan-pesan isi novel ini perlu kita sebar luaskan kepada generasi kita yang akan datang” lanjutnya. “Saya sebagai masyarakat Batubara, atau sebagai ketua dewan kesenian, tentu lah berbangga hati dengan adanya karya dari saudara Beberapa kritik konstruktif disampaikan OK. Sahril, pakar sastra dari Balai Bahasa Provsu dan Kemdikbud, selaku pembedah novel yang bersub judul “Antara Kuala Lumpur dan Batu Bara” itu. Penggunaan bahasa dalam novel karya Faishal tersebut, menurut Sahril, masih perlu adanya peningkatan dalam menggunakan Bahasa Indonesia yang baik Muhammad Faishal berharap, karya tulisnya itu dapat bermanfaat dan menjadi motivasi bagi generasi pemuda di Batubara. “Saya berharap, novel ini kepada generasi muda Batubara, agar dapat memotivasi diri sendiri, dan orang lain. Sehingga putera-puteri Batubara juga mempunyai karya-karya yang jauh lebih hebat dari Galau dan Sajadah Hijau ini” ungkap Faishal. ***(fakhruddin alrazi)
Petuah Lama - Tuah Hidup Sempurna Hidup - Hidup Berakal Mati Beriman Nora berpose di samping kue buatannya.
Sosok
Halaman 10
Edisi 1 Agustus 2015
Selamat Arifin: Keluarga Modal Utama Dalam Pendidikan Berpikiran maju dan realistis. Itulah kesan pertama yang melekat saat berbicara dengan Selamat Arifin. Ia tetap dikenal sosok yang rendah hati, sekalipun saat ini sebagai Ketua DPRD Batubara, dirinya punya posisi menentukan dalam membangun kehidupan hampir 400.000 jiwa warga Batubara.
S
elamat Arifin yang juga Ketua DPRD setempat itu, tampaknya sadar betul, bahwa untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dalam berbagai tingakatan strata, soal pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan secara serius. Pendidikan, dipandangnya merupakan salah satu pintu masuk utama dalam mensejahterakan masyarakat seluruhnya. Saat ditemui di ruang kerja Fraksi Partai Golkar ia sempat mengemukakan pendapatnya mengenai upaya peningkatan performa pendidikan di Batubara. “Kita mengingatkan, supaya anggaran pendidikan, standar nasional kan besar, 20 persen, jadi anggaran yang dua puluh persen ini, jangan salah sasaran” kata Selamat
Tapi mungkin sarana jalan, saluran air, dan lain-lain yang masih harus ditingkatkan, sehingga siswa-siswi menjadi nyaman” sebut politisi Partai berlambang beringin itu. Menyinggung soal beberapa bangunan pendukung pendidikan yang mulai rusak sekalipun relatif baru dibangun,menurutnya hal itu perlu diantisipasi dengan peningkatan pengawasan, termasuk dari DPRD. Sebagai wakil rakyat, saat punya kesempatan menyambangi warga ia mengaku kerap mengingatkan agar masyarakat jangan lengah untuk menyekolahkan anak-anaknya demi kemajuan daerah. “Kita, kalau reses, kita jalan, baik di sesa-desa, kita ngomong: jadi Bapak-bapak, walaupun tinggal di dusun sekalipun, dipojokan kampung ini, anak bapak sekolah, jangan bermimpi bapak nanti ada keluarbiasaan di Batubara ini kalau anak bapak tidak sekolah” katanya Masyarakat, menurut dia jangan sampai terlalu
yang sukses dua kali memimpin legislatif daerah itu. Ia juga berharap agar para guru jangan hanya sekadar mengejar sertifikasi, tapi juga harus mampu fokus memberikan pendidikan terbaik bagi murid yang tengah diasuh. Selanjutnya ia memandang bahwa, khusus untuk di Batubara masalah infrastruktur pendidikan juga perlu mendapatkan pembenahan terus menerus. “Kalau menurut kita, infrastruktur di Batubara belum sempurna. Tapi, perbaikan-perbaikan disetiap tahun, kita lihat sudah memadai. Termasuk perpustakaan, lantai sekolah sudah keramik, atapnya diperbaiki. Jadi, sekolah yang sangat prihatin itu sudah tidak ada.
memaksakan untuk menyekolahkan anak ke luar daerah. “Artinya apa? Sekolah tidak mesti harus di Jakarta. Disini banyak sekolah. Saya sendiri juga sekolah di kampung saya” ungkap Selamat. Ia juga meminta agar Dinas Pendidikan setempat lebih aktif menjalankan program yang sifatnya memberikan motivasi bagi peningkatan prestasi anak didik. Tak hanya itu, ia juga memberi perhatian terhadap vitalnya peranan keluarga sebagai poin terpenting yang menentukan keberhasilan pendidikan bagi generasi muda. “Keluarga itu modal utama” sebut dia menutup wawancara. **** (khairul indra)
Mendatar : 1. Kelapa 4. Masalah 7. Komponen perangkat keras yang menyimpan data sekunder dan berisi piringan magnetis. 8. Induk Olahraga Bilyard Indonesia 9. Ungkapan tidak suka (terapan) 10. Teknik Kenderaan Ringan 11. Pasangan Baut 13. Liat, Kuat 16 ..……. System, Salah satu perusahaan besar peangkat lunak
18. Gas 20. Shinzo ….. Perdana Menteri Jepang 21. Rimba (balik) 23. Nama Depan Aktor 80an 24. Panggilan untuk perempuan yang di tuakan 25. Keluh atau rintih karna kesakitan 26. Tingkah laku dan tutur kata yang menunjukkan kesombongan Menurun : 1. Satuan Atom berlambang Nd 2. Ucapan Memohon Ampun (Islam) 3. Franklin D. (nama belakang
presiden ke 32 Amerika) 4. Alat elektronik untuk mengetik dsb. 5. pernyataan hormat dan khidmat 6. Selalu 12. Undang Undang Dasar 13. Untuk Beliau 14. Nama tumbuhan yg melilit daunnya ungu 15. Merek Dagang 16. Kode Tanda kendaraan daerah Magelang 17. Suku Cadang 18. Klub Sepak bola dari kota Turin 19. Negara Beribu kota Wina 22. ………. Tuah, Panglima Perang
Darwis:
Pembangunan Sekolah Kesempatan Masyarakat Majukan SDM
P
asca melakukan peletakan batu pertama pembangunan SD Negeri di Bagan Arya, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Batubara, Darwis, mendapat acungan jempol dari banyak pihak, suatu kawasan yang relatif terpencil. Ternyata tak berhenti sampai disitu, pihaknya juga telah merencanakan pembangunan sejumlah sekolah dasar baru, beberapa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Termasuk pengusulan 150 CPNS untuk ditugaskan sebagai guru. Sekolah dasar baru bakal dibangun di Lautador, Baganbaru, kemudian Guntungbaru.Untuk merealisasikan keinginan itu, tidak tanggung-tanggung, pihaknya mengupayakan bantuan dana pembangunan dari pemerintah pusat di Jakarta. Seluruh pembangunan gedung baru SD itu, menurut Darwis, seperti proyek pembangunan SD di Bagan Arya yang memanfaatkan dana Anggaran Pendapatan Dan belanja Negara (APBN) yang dikucurkan sekira Rp.1,2 Miliar. Untuk gedung SMK Dinas Pendidikan, kata dia, telah merancang tempat di Kecamatan Seisuka, Medangderas dan Seibalai. “Kita tinggal menunggu tanahnya aja. Mudah-mudahan dapat tahun depan” jelas Darwis. Ia juga menerangkan bahwa sejumlah SMK tersebut juga akan dilengkapi fasil-
itas pendukung memadai yang juga dibantu dari pemerintah pusat. “Cuma kita kurang tenaga pendidik. Tapi kita upayakan nanti, minta sama pemerintah melalui Bupati Batubara, supaya dibuka disini penerimaan CPNS guru yang SMK” sebut Darwis yang dikenal akrab dengan wartawan tersebut. Untuk tenaga guru PNS itu, dinasnya akan menyampaikan usulan kepada Badan Kepegawaian Daerah setempat pada September 2015. Sedangkan jumlah guru yang diutuhkan sesuai pendataan adalah sekira 150 orang. Ia mengharapkan agar masyarakat nantinya dapat memanfaatkan dengan baik pembangunan sD dan SMK tersebut guna meningkatkan pengetahuan agar dapat berpartisipasi dalam pembangunan daerah. “Bagi daerah setempat, maknanya ada perhatian pemerintah dalam upaya peningkatan SDM di daerah tersebut. Kenapa? Selama hari ini, kan, tidak ada institusi pendidikan. Jadi sekarang, setelah adanya institusi pendidikan itu, perhatian pemerintah untuk menaikkan sumber daya manusia. Kita berharap. masyarakat mengambil kesempatan ini untuk ikut memajukan SDM” kata dia saat diwawancarai usai mengikuti apel HUT RI Ke-70 di Limapuluh. Sejak Darwis menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan beberapa kemajuan tampak lebih menonjol di Batubara. Berkat tangan dinginnya pula, warga setempat akhirnya dapat menikmati keberadaan Akademi Komunitas, yang menjadi wadah alternatif bagi siswa yang ingin mengenyam perguruan tinggi berlevel diploma.*** (khairul indra)
Sekolah Kita
Halaman 11
Edisi 1 Agustus 2015
SMKN 1 Airputih, Bina Putra Daerah Hadapi Industrialisasi
PRAKTIKUM: Para siswa SMK Negeri I Air Putih sedang melaksanakan kegiatan praktik belajar ilmu permesinan. Penguasaan teknologi terapan diperlukan dalam menghadapi era industrialisasi yang mulai tumbuh di Kabupaten Batubara. Foto: fakhruddin alrazi
Indonesia telah lama menempatkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada posisi khusus. Strata pendidikan menengah itu punya peranan tersendiri dalam menggodok skill generasi muda untuk punya kecakapan, sehingga mampu mengisi peluang usaha dan kerja yang tersedia dalam dinamika pembangunan di negeri ini, maupun level mancanegara.
D
alam derap kemajuan yang terjadi, Batubara tentu saja tak mau ketinggalan mengembangkan pendidikan SMK. Apalagi, kabupaten yang berhadapan dengan Selat Malaka tersebut tengah menyongsong era industrialisasi. Daerah itu sedang dipersiapkan pemerintah pusat masuk dalam rencana strategis sistem logistik nasional (Sislognas). Pada rancangan MP3EI, Pengembangan pelabuhan Kualatanjung juga terdapat dalam item 7 paket proyek nasional di Sumatera Utara yang ground breaking nya dilakukan Presiden Jokowi di Kuatanjung belum lama ini. Menyongsong itu, SMK Negeri I Airputih yang difasilitasi Pemkab setempat mengambil langkah cepat dan terarah. Para siswa dibekali dengan kemampuan teknis mulai dari pengua-
saan teknologi otomotif, Teknologi Informasi hingga Kimia Industri. Tentu saja tak cuma teori, siswa dilatih langsung untuk mempraktikkan ilmu yang dipelajarinya. “Bagi kami, SMK harus punya UP (Unit Produksi). Disini harus ada sistem pembelajaran, namanya teaching industry. Bagaimana kita bisa membuat keadaan yang ada diluar sana, (juga) ada disekolah kita. Jadi kita nggak mengajari anak-anak dengan bualan, dengan gambaran-gambaran ilusi, dan lain sebagainya. Tapi, kita bentuknya nyata” kata Kepala Sekolah SMK I Airputih, Muswardi. Kerja keras itupun belakangan mendatangkan hasil. Sekolah itu sukses meraih banyak prestasi dari berbagai bidang. Pada 2014 lalu, misalnya. Sekolah tersebut, telah sukses meraih predikat juara 1 Olimpiade Sains Terapan Na-
Muswardi, Kepala SMK Negeri 1 Air Putih. foto : fakhruddin alrazi
sional (OSTN) di tingkat Provinsi Sumatera Utara. Begitu pula dengan Lomba Kompetensi Siswa (LKS) Automobile Technology, SMK ini juga telah berhasil menyandang gelar sebagai juara 2 ditingkat Provinsi ditahun ini (2015). Dalam hal kegiatan belajar mengajar, pihak sekolah juga telah menyediakan fasilitas berupa bengkel sepeda motor bagi para siswa yang
menuntut ilmu dibidang Teknik Kendaraan Ringan. Bengkel tersebut, dimanfaatkan sebagai ruang praktik siswa. Seluruhnya merupakan bagian dari komitmen dalam peningkatan kualitas anak didik. “Komitmen kita ya seperti itu. Melaksanakan standar proses, melaksanakan pembelajaran ini, kan, ada standarnya. Itu kita laksanakan sesuai dengan aturan. Kemudian kita tingkatkan sarana dan prasarananya, seperti itu. Kemudian gurunya kita tingkatkan, apakah skillnya, sub skillnya juga, seperti itu” tuturnya. Tak hanya siswa, profesionalitas tenaga pendidik juga menjadi prioritas untuk dikembangkan. Para guru kerap diikutsertakan pada setiap kegiatan pelatihan. “Kalau dari skill, kemampuan, teruslah kita asah dalam bentuk pelatihan-pelatian, workshop, magang, dan lain sebagainya. Khusus untuk guru-guru produktif, kita kerjasama dengan DUDI (Dunia Usaha Dunia Industri), adakan pelatihan disana, kita kirim” jelas Muswardi. Dengan fasilitas yang memadai dan kemampuan pengajar yang terasah baik, membuat semangat belajar siswa tergenjot. Para pelajar di sekolah itu juga terlihat antusias dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Apalagi saat masuk ke ruang praktikum, setelah teori dipelajari. “Disini, mengajarnya masuk teori, setelah selesai belajar teori langsung dengan praktek. Prakteknya itu, langsung ke bengkel seperti ini. Dengan praktek dilapangan langsung, diharapkan siswa itu langsung tau akan dunia nyatanya, dunia real dilapangan” Kata R. Ade Safari Pane, guru pendidik di SMK tersebut. Guna meningkatkan kemampuan dan pengalamanteknis para pelajar, SMK I Airputih juga berencana untuk membuka suatu Unit Produksi (UP) berupa bengkel mobil, yang rencananya akan dibuka bagi umum. Bengkel tersebut, juga akan dibekali dengan tenaga mekanik ahli yang juga merupakan guru pendidik di sekolah itu. “Guru-gurunya disini disiplin semua. Anak muridnya terlatih dan banyak ilmu yang didapatkan di SMK” ungkap Riki, siswa kelas XII Teknik Komputer Jaringan (TKJ). Keberadaan SMK Negeri I Airputih, senyatanya merupakan upaya pemerintah setempat untuk meningkatkan kemampuan generasi muda untuk berpartisipasi dalam derap pembangunan daerah. Pasca pemekaran Batubara kian dilirik oleh kalangan dunia usaha. Peluang itu semestinya mampu dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakatanya. Peranan SMK Negeri I menjadi sangat penting untuk menghasilkan tenga yang siap kerja. Sehingga putra daerah tidak hanya menjadi penonton dalam perkembangan bisnis dan industri disekitarnya.***
KOMIK
(fakhruddin alrazi)
Galeri Foto
Halaman 12
Edisi 1 Agustus 2015
KIBARKAN BENDERA: Paskibra melakukan penaikan bendera disaksiskan oleh sekira 1000 orang yang ikut upacara
SERAHKAN: Inspektur Upacara OK.Arya Zulkarnian menyerahkan bendera untuk dikibarkan Paskibra
D
isaksikan sekira seribu orang yang memberi hormat, seraya diiringi lagu Indonesia Raya, Sang Merah putih akhirnya berkibar gagah di angkasa.
Acara berlangsung khidmat dengan Bupati Batubara OK.Arya Zulkarnain bertindak langsung sebagai inspektur upacara. Dalam kesempatan itu, Ketua DPRD Selamat Arifin mengemban tugas untuk membacakan naskah Proklamasi. FOTO BERSAMA: Bupati Batubara, Ketua DPRD, Kapolres dan unsur pimpinan daerah lainnya foto bersama usai upacara
Rangkaian kalimat yang dibacakan dalam naskah itu, 70 tahun lalu dikumandangkan Soekarno, yang menjadi tanda bahwa Indonesia telah Terlepas dari belenggu penjajahan. Merdeka.*** Teks: khairul indra Foto: aditia satria/khairul indra
DI DEPAN KANTOR: Bupati Batubara bersama sejumlah Kepala Satuan kerja Perangkat Daerah dan Paskibra berpose di depan kantor Bupati
UCAPKAN SELAMAT: Bupati Batubara ucapkan selamat kepada Kecamatan terbaik menyambut HUT RI
SEMATKAN: Sekretaris Daerah Kabupaten Batubara T. Erwin menyematkan sabuk kepada komandan paskibra Imam Al Amin saat acara pengukuhan pasukan pengibar.