DISKUSI PANEL KARATE GOR CITRA, BANDUNG 14 FEBRUARI 2010
Masa depan kehidupan anak di masyarakat:
sarat dengan unsur kompetisi yang harus diperjuangkan, bukan sesuatu yang dapat diperoleh dan diraih dengan mudah
tetapi bukan pula sesuatu yang diberikan dengan mudah kepada anak
FILOSOFI KARATE: (Masutatsu Oyama, 1963)
The art of self-defence. Never be used to attack an opponent. Never allows to hurt others. It should deny violence. The moment you strike the opponent is the moment the opponent strikes you.
FILOSOFI UNTUK KEMAJUAN PRESTASI ANAK:
PENGAKUAN Misalnya: sikap & perilaku anak yang baik, keterampilan/ teknik baru, daya tahan dan stamina fisiknya, pemahaman mengenai peraturan/pertandingan, perkembangan prestasi
Program pelatihan karate khusus untuk usia dini harus terfokus pada rasa senang (fun), pengembangan keterampilan, dan partisipasi maksimal dari anak Anak akan bertahan dalam kegiatannya dan cenderung meraih kesuksesan di kemudian hari
Program latihan: memberikan peluang pada anak untuk bereksperimen dalam mengembangkan
kemampuan berempati, rasa harga diri, rasa percaya diri, rasa hormat, sifat pejuang, dan disiplin; aspek keterampilan motorik dan bela diri.
Model Pembinaan Olahraga Usia Dini/Remaja
1. Sebagai media edukatif dalam mengembangkan karakteristik fisik dan psikologis yang ideal. 2. Lingkungan olahraga dipandang sebagai bagian penting dari lingkungan masyarakat di mana anak/remaja akan hidup nantinya.
3. Peran, Tanggungjawab, dan Kerjasama timbal-balik antara Pelatih, Orangtua, dan Atlet. 4. Pelatih dan orangtua sama-sama bertanggungjawab di dalam proses keterlibatan anak. 5. Komunikasi yang baik antara pelatih, orangtua, dan anak.
Sasaran Pembinaan Olahraga Usia Dini/Remaja
Secara fisik: keterampilan berolahraga dan meningkatkan tingkat kebugaran jasmani. Secara psikologis, menumbuhkan dan mengembangkan kepemimpinan, disiplin diri, menghargai otoritas, sifat bersaing yang sehat, kerjasama, sportivitas, rasa percaya diri, self-esteem, empati. Secara sosial, mengembangkan keterampilan sosial-emosional di segala aspek kehidupan.
Membina sikap mental yang tangguh dan karakter yang kokoh.
Memberikan banyak peluang untuk mengekspresikan diri, bergembira, dan merasa senang.
Belajar menghadapi kekalahan dan kemenangan dengan bijak.
PERCAYA DIRI
Confidence gained from childhood?
Team Confidence
MOTIVASI ?!
BALANCED
IM INTRINSICALLY MOTIVATED
EM EXTRINSICALLY MOTIVATED
EXTRINSIC
EXPECTED
INTRINSIC
Mahatma Gandhi:
“Satisfaction lies in the effort, not the attainment.
Full effort is Full victory.”
“Doing one’s very best should be the only criterion of success”
PRESTASI
ORANGTUA
PELATIH
ATLET
Orang Tua:
Bertanggung jawab terhadap tercapainya hak anak untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga apapun
Mendorong dan memberi semangat pada anak untuk berpartisipasi, dan bukan memaksa, menekan, mengintimidasi, atau menyuap anak agar mau terlibat dalam cabang olahraga yang dikehendaki orangtuanya
Melayani anak yang ingin berbincang mengenai keterlibatan di dalam olahraga pilihannya
Wajib menghormati keinginan dan keputusan anak
Menunjukkan pengertian dan apresiasi pada pilihan cabang olahraga anaknya
Keterlibatan orangtua memberi peluang lebih banyak untuk membina keutuhan dan menguatkan ikatan keluarga
Memberi banyak peluang di mana anak/remaja bisa mengekspresikan diri, bergembira, dan merasa senang
Belajar menghadapi kekalahan dan kemenangan dengan bijak
Tumbuhkan rasa keberhasilan di dalam setiap aktivitas penampilan yang ditunjukkan anak.
Akan berkembang konsep-diri, self-esteem, kemampuan mengendalikan diri dan lingkungannya, dan rasa memiliki kompetensi di dalam keterlibatannya berolahraga.
Rasa percaya diri anak akan makin kuat dan mampu menyikapi situasi kemenangan dan kekalahan dengan arif.
Dalam Olahraga Prestasi: Ribuan anak memulai dari dasar, Tapi hanya sedikit yang berhasil mencapai puncak pada waktu bersamaan
ORANG TUA ADALAH “FAN” PALING BERARTI BAGI ANAK.
Tempat curahan emosional Pendengar paling berempati Pembimbing paling bijak Pendukung terbaik