DISIPLIN KERJA APARAT KECAMATAN DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN TAMPAN’ AMMA KABUPATEN KEPULAUAN TALAUAD Oleh : Ridwan Nusa
ABSTRAK Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dibutuhkan suatu kedisiplinan yang tinggi. Oleh karena itu dalam suatu institut/organisasi harus menciptakan disiplin kerja yang tinggi dalam rangka pencapaian tujuan yang baik. Dalam suatu intitut/organisasi disiplin kerja sangat dibutuhkan, sebab tanpa disiplin kerja yang baik tidak akan dapat menghasilkan suatu hasil yang baik dalam pencapaian tujuan bersama. Kecamatan Tampan’ Amma merupakan salah satu ujung tombak pelayanan masyarakat yang ada di Kabupaten Kepulauan Talaud, oleh karena itu dalam pelayanannya harus membutuhkan tenaga kerja yang profesional yang mampu menghadapi tekanan pekerjaan yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana disiplin kerja aparat kecamatan dalam meningkatkan kinerja pegawai demi mendapatkan kualitas pkerjaan yang maksimal dalam pelayanan publik. Kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil merupakan suatu hal yang mutlak dilakukan terlebih lagi pegawai yang bertugas diwilayah kecamatan karena mereka merupakan suatu agen pemerintah yang berfungsi sebagai unit pelayanan langsung bagi masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kualitatif yang menggambarkan secara rinci wawancara dengan informan yang dihubungi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat kedisiplinan pegawai dalam bekerja di Kecamatan Tampan’ Amma cukup baik. Hal ini terlihat dari indikator-indikator yang digunakan lewat wawancara secara mendalam dengan para informan dan informan kunci yang menunjukan hasil positif meskipun tidak terlepas dari banyak kekurangan. Untuk kedepannya sangat di harapkan bagi pihak Pemerintah terlebih khusus Camat untuk dapat mengontrol dan memberikan sanksi yang tegas untuk memberikan efek jerah bagi pegawai yang tidak disiplin dalam pekerjaannya. Keywords : Disiplin, Pegwai, Pelayanan Publik
PENDAHULUAN Pemerintah pada awalnya dibentuk untuk menghindari keadaan dimana sebuah wilayah yang dihuni oleh masyarakat serba mengalami kekacauan. Aktifitas pemerintah dalam upaya memelihara kedamaian dan keamanan suatu wilayah menjadi kewenangan utama baik secara internal maupun eksternal. Sebagaimana tujuan utama dibentuknya pemerintah adalah untuk menjaga suatu sistem ketertiban dimasyarakat bisa menjalani kehidupannya secara wajar. Dengan kata lain, pada hakikatnya adalah pelayanan kepada masyarakat yang merupakan fungsi primer dari pemerintah. Sebagai sebuah lembaga, 1
pelayanan publik menjamin keberlangsungan administrasinegara yang melibatkan pengembangan kebijakan pelayanan dan pengelolaansumberdaya yang berasal dari dan untuk kepentingan publik. Pelayanan merupakan tugas utama bagi aparatur negara sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Tugas ini secara jelas telah digariskan dalam pembukaan Undang – Undang Dasar 1945 alinea Ke empat, yang meliputi empat aspek pelayana pokok aparatur terhadap masyarakat yang berbunyi : Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pelayanan publik merupakan salah satu tugas penting yang tidak dapat diabaikan oleh pemerintah daerah sebab jika komponen pelayananterjadi stagnasi maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan oleh sebab itu perlu ada perencanaan yang baik dan bahkan perlu diformulasikan standar pelayanan pada masyarakat sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pusat pada pemerintah daerah. Sebagai konsekuensi dari pelaksanaan Otonomi Daerah terlebih setelah ditetapkannya Undang – Undang nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dimana Pemerintahan Daerah diberi kewenangan yang demikian luas oleh pemerintah pusat untuk mengatur rumah tangga daerahnya sendiri, termasuk didalamnya adalah pemberian pelayanan kepada masyarakat di daerahnya. Namun berbagai isu yang muncul di kalangan masyarakat, ternyata hak pelayanan yang diterima oleh masyarakat terasa belum memenuhi harapan semua pihak baik dari kalangan masyarakat umum maupun dari kalangan pemerintah sendiri. Perbaikan kinerja birokrasi pelayanan publik akan mempunyai implikasi luas terutama dalam tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah sedangkan kurang baiknya kinerja birokrasi selama ini menjadi salah satu faktor penting yang mendorong munculnya krisis kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Pelayana masyarakat yang diberikan oleh aparatur pemerintah seringkali cenderung rumit seperti : a) Tata cara pelayanan, b) Rendahnya pendidikan aparat, c) Disiplin kerja. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kualitas pelayanan umum di daerah. Pelayanan masyarakat dapat dikategorikan efektif apabila masyarakat mendapatkan kemudahan pelayanan dengan prosedur yang singkat, cepat, tepat dan memuaskan. Keberhasilan meningkatkan efektifitas pelayanan umum ditentukan oleh faktor kemampuan pemerintah dalam meningkatkan disiplin kerja aparat pelayanan. Khususnya Pemerintah Kecamatan Tampan’ Amma dituntut untuk mewujudkan disiplin kerja aparat Kecamatan dalam upaya peningkatan pelayanan publik secara efektif. Masalah nyata proses pelayanan Umum, terutama pengurusan serta pengantar pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), dan Akta Kelahiran, dirasakan masih berbelit dan tak terkendali secara efektif. Eksistensi efektifitas pelayanan umum ini diasumsikan karena pengaruh tingkat disiplin kerja aparat pemerintah, sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh disiplin kerja aparat pemerintah terhadap efektifitasnya pelayanan umum, khususnya di Kecamatan Tampan’ Amma Kabupaten Kepulauan Talaud. Keberhasilan camat bersama pernagkatnya di dalam melaksanakan tugasnya, dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor disiplin kerja yang mencakup disiplin individu, disiplin dalam kehidupan multi aspek lingkungan sosial, dan disiplin yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan (disiplin kerja); kepribadian yang baik, ketersedsediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sarana dan prasarana penunjang, dukungan dana, pendidikan dan ketrampilan kerja yang memadai, penguasaan keahlian dan kecakapan teknis tertentu yang berkaitan dengan tugas penghargaan dan suport dari pimpinan daerah/walikota dan gubernur serta pemerintah pusat bersama
2
perangkatnya yang mememuaskan dan amat terlebih terdapatnya dukungan masyarakat pada wilayah kerjanya. Disiplin pegawai tingkat kecamatan merupakan faktor yang sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi. Oleh sebab itu penting pembinaan disiplin dengan tujuan agar tumbuh kesadaran dan mentaati peraturan yang berlaku, mengembangkan jiwa dan semangat fokus kerja, mengembangkan sikap untuk mementingkan kepentingan umum, mengembangkan daya tahan kerja, mengembangkan tanggung jawab yang tinggi, kepatuhan kepada atasan, kesetiakawanan terhadap semua pegawai, dan penigkatan loyalitas kerja dalam menjalankan tanggung jawab kepada masyarakat dan negara. Disiplin itu mutlak dimiliki oleh setiap aparatur pemerintah, baik pemerintah di tingkat atas, maupun pemerintah ditingkat bawah, dengan demikian disiplin yang dimiliki aparatur pemerintah tingkat pusat juga harus dimiliki oleh aparatur pemerintah ditingkat daerah sehingga baik pusat maupun daerah saling menunjang dalam menciptakan disiplin nasional. Peran pemerintah yang strategis, akan banyak ditopang oleh kemampuan aparat pemerintah melaksanakan tugas dan fungsinya. Salah satu tantangan besar yang dihadapi pemerintah adalah kemampuan melaksanakan kegiatan secara efektif dan efisien, karena selama ini aparat pemerintah identik dengan kinerja yang berbelit - belit penuh dengan KKN serta tidak ada standar yang pasti. Seiring dengan pelasanaan otonomi daerah, Kepulauan Talaud sebagai
salah satu daerah otonom selalu dituntut untuk memeberikan kesejahteraan kepada masyarakat, bangsa dan negara yang mencerminkan lewat kinerja aparat pemrintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang sesuai dengan perkembangan teknologi dan pertumbuhan serta peningkatan kebutuhan dasar masyarakat. Titik berat otonomi daerah saat ini adalah desa atau kecamatan, dimana pelayanan yang paling dekat dengan masyarakat dan secara langsung. Oleh karena itu, pelaksanaan pelayanan publik sangat penting untuk diperhatikan. Berhubungan dengan hal tersebut di atas, maka dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai aparatur pemerintah dan abdi masyarakat, dalam rangka meningkatkan disiplin kerjanya dalam pelayanan publik, pegawai yang bersangkutan memahami dan mengetahui bagaimana proses pelayanan publik yang baik (prima). Sebagaimana harapan masyarakat bahwa pelayanan publik dilakukan dengan sepenuh hati oleh aparatur pemerintah dan sesuai dengan kebutuhan publik. Bertolak dari kondisi objekti tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian ;“Disiplin Kerja Aparat Kecamatan Dalam Pelayanan Publik ( Studi di Kantor Kecamatan Tampan’Amma Kabupaten Kepulauan Talaud)”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas maka dalam studi ini di arahkan untuk mencapai tujuan, dengan rumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimana Disiplin Kerja Aparat Kecamatan dalam Pelayanan Pablik?” C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian ini diarahkan adalah: Untuk mengetahui bagaimana Disiplin Kerja Aparat Kecamatan dalam Pelayanan Publik di Kantor Camat Tampan’ Amma. 2. Manfaat penelitian Adapun manfaat pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 3
a. Secara Ilmiah Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk pengembangan teori dan strategi peningkatan disiplin kerja aparat kecamatan dalam pelayanan public, dan diharapkan turut melengkapi kepustakaan dalam bidang pemerintahan serta dapat menjadi tambahan informasi bagi pihak yang berkepentingan degan masalah yang di tulis. b. Secara Praktis, Hasil penelitian ini di harapkan dapat berkontribusi terhadap pemikiran, informasi dan evaluasi serta solusi terhadap Camat Tampan’ Amma bersama Pemerintah Kabupaten Talaud dalam hal menegakan dan meningkatkan disiplin kerja aparat kecamatan di Kecamatan Tampan’ Amma, penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat serta tugas penyelenggaraan otonomi daerah di Kecamatan Tampan’ Amma. c. Manfaat Bagi Penulis Kegunaan bagi penulis, dapat menambah dan memperluas wawasan serta pengetahuan penulis dalampenulisan karya ilmiah (skripsi) terkait masalah yang diteliti, serta merupakan tugas akhir bagi peneliti untuk mendapatkan gelar serjana. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Disiplin Kerja Disiplin adalah merupakan cerminan besarnya tanggung jawab seseorang dalam melakukan tugas-tugas yang diberikan kepadanya yang mendorong gairah dan semangat kerja seseorang. Pada umumnya disiplin yang baik apabila pegawai datang kekantor ataupun perusahaan dengan teratur dan tepat waktu. Mereka berpakaian serba baik di tempat kerjanya, mereka menggunakan bahan-bahan dan perlengkapan dengan hati-hati, mereka menghasilkan jumlah dan kualitas pekerjaan yang memuaskan dan mengikuti cara kerja yang di tentukan oleh perusahaan dan menyelesaikannya dengan baik (Hasibuan,2000:190). Pentingnya penerapan disiplin juga dikemukakan oleh Musanef (1994:116) yang berpendapat bahwa Disiplin kerja adalah yang memberikan dorongan atau yang menyebabkan pegawai untuk berbuat dan melakukan semua kegiatan sesuai dengan aturan atau norma-norma yang telah ditetapkan (Wursanto,1989:108). Selanjutnya disiplin mempunyai 3 sifat yakni: 1. Preventif, artinya tindakan tersebut mempunyai tujuan pokok yaitu medorong sumber daya manusia agar memiliki disiplin yang tinggi; 2. Korektif, artinya tindakan dilakukan setelah terjadi pelanggaran yang tinggi; 3. Progresif, artinya tindakan disiplin berupa hukuman berat dengan maksud untuk memperbaiki sebelum hukuman lebih berat dijatuhkan. Hal tersebut merupakan tindakan-tindakan didalam upaya mencapai tujuan organisasi yaitu mencapai kualitas dan keberhasilan (Triguno,2000;58). Menurut Saydam ( 1996;286-287 ) menjelaskan bentuk disiplin kerja yang baik tergambar pada suasana : 1. Tingginya rasa kepedulian pegawai terhadap pencapaian tujuan perusahaan; 2. Tingginya semangat dan gairah kerja dan insiatif para pegawai dalam melakukan pekerjaan. 3. Besarnya rasa tanggung jawab para pegawai untuk melaksanakan tugas dengan sebaikbaiknya; 4. Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi di kalangan pegawai; 4
5. Meningkatnya efisiensi dan produktivitas para pegawai. Sementara itu kelemahan disiplin kerja pegawai terlihat pada suasana kerja sebagai berikut: a. Tingginya angka absensi pegawai b. Sering terlambatnya pegawai untuk masuk atau pulang kantor lebih cepat dari jam yang sudah di tentukan; c. Menurunnya gairah dan semangat kerja; d. Berkembangnya rasa tidak puas, saling curiga dan saling melempar tanggung jawab; e. Penyelesaian pekerjaan yang lambat karena pegawai lebih senang mengobrol dari pada kerja; f. Tidak terlaksananya supervise dan waksat yang baik; g. Sering terjadinya konflik antar pegawai dan pimpinan perusahaan. Selanjtnya Saydam memberikan contoh pelaksanaan disiplin kerja yang baik adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4.
Masuk kerja tepat waktu; Mentaati intruksi kerja dari supervisor; Menghindari perkelahian, mabuk dan pencurian; Menciptakan jam kerja pada waktu hadir.
B. Konsep Aparat Kecamatan Kata aparat sering dianalogikan dengan kata perangkat menurut Poermadarminta,“ perangakat berarti alat-alat”. Aparat pemerintah kecamatan adalah alat-alat negara yang mempunyai profesi sebagai pegawai negeri. Dalam berlakunya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah sebagai pengganti Undang-undang Nomor 32 tahun 2004. Maka perangkat daerah menurut Undang-undang Nomor 32 tahun 2014 menjelaskan bahwa “ perangkat daerah terdiri atas sekretariat daerah, dinas daerah dan lembaga teknis daerah lainnya. Jadi karena pegawai yang menjadi pendukung organisasi di atas adalah perangkat daerah juga. Pembagian daerah di wilyah indonesia terbagi dalam daerah propinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota yang bersifat otonom. Dari ketiga daerah tersebut tidak ada hubungan hirarki. Mengacu dari susunan perangkat daerah menurut Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 maka perangkat disini adalah sebagai kelengkapan yang menjadi salah satu unsur pembangunan keberadaan suatu sistem. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perangkat/ aparat pemerintah kecamatan adalah alat-alat perlengkapan, ketatalaksanaan dan kepegawaian pemerintah yang memiliki tugas tanggung jawab dalam melaksanakan roda pemerintahan sehari-hari diwilayah kecamatan, yang berada di bawah Bupati Kepala Daerah yang memperoleh kewenangan yang berdasarkan pendelegasian dari pemerintah tingkat atas. Berhubung penulis mengambil penelitian dilingkup kecamatan maka penulis hanya memfokuskan pada sebagian dari aparat pemerintah di kecamatan, yaitu yang melaksanakan fungsinya dan tugas sehari-hari di kantor kecamatan yang khususnya meliputi: camat dan aparat kecamatan. Jadi perangkat daerah dalam penelitian ini adalah pegawai yang melaksanakan tugasnya di kantor kecamatan. E. Konsep Pelayanan Publik 5
Definisi Pelayanan Publik Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 25 Tahun 2009 Tentang pelayanan publik Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 mengatakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik ( Undang- Undang Pelayanan Publik UU RI No. 25 Th. 2009). Sementara itu menurut ketetapan Menteri pendayagunaan Aparatur Negara No. 63/KEP/M.PAN/7/2003, ( dalam ridwan & sudrajat, 2010:19) Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima layanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelayanan publik yang di maksud agar para aparatur pemerintah dan juga sebagai abdi masyarakat harus mengutamakan kepentingan publik terlebih dahulu dibandingkan kepentingan pribadi. Karena harus sesuai dengan hakikat pelayanan publik, yaitu pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif yaitu suatu penelitian konstektual menjadikan manusia sebagai instrumen, dan disesuaikan dengan situasi yang wajar dalam kaitanya dengan pengumpulan data yang pada umumnya bersifat kualitatif. Peneliti kualitatif percaya bahwa kebenaran adalah dinamis dan dapat di temukan hanya melalui penelaah terhadap orang-orang melalui interaksinya dengan situasi sosial mereka (Sukmadinata, dasar penelitian kualitatif, 2005). Penelitian kualitatif mengkaji perspektif dan partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomenafenomena sosial dari sudut pandang partisipan. Dengan demikian penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci (Sugiyono,2005). Berdasarkan jenis penelitian, maka yang dipakai adalah metode penelitian deskriptif, yaitu : prosedur pemahaman masalah yang diteliti dengan jalam menggambarkan peristiwa yang menggambarkan peristiwa yang ada sekarang berdasarkan fakta-fakta yang aktual pada saat sekarang (Neong Muhadjir,1994). B. Fokus Penelitian Berdasarkan judul penelitian Disiplin Kerja Aparat Kecamatan Dalam Pelayanan Publik maka penelitian ini di fokuskan pada : 1. bagaimana kepedulian pegawai terhadap pencapaian tujuan organisasi pemerintah di kecamatan; 6
2. Bagaiman semangat dan gairah kerja dan inisiatif para pegawai dalam melaksanakan pekerjaan; 3. Tanggung jawab para pegawai untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya; 4. Bgaiman rasa memiliki dan solidaritas yang tinggi di kalangan pegawai; 5. Efisiensi dan produktivitas kerja para pegawai; C. Informan Penelitian Agar dapat mengumpulkan informasi dari objek penelitian sesuai dengan fenomena yang di amati dilakukan pemilihan terhadap unsur-unsur masyarakat yang ada secara purposive sebagai informan. Purposive artinya sampel yang di ambil berdasarkan pertimbangan subjektif peneliti. Pemilihan didasarkan pada pertimbangan bahwa informan memiliki pemahaman tentang fenomena penelitian. Berikut ini informan yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah: a. Camat b. Sekretaris Camat c. Masyarakat Jumlah :
: 1 orang : 1 orang : 8 orang : 10 orang
D. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi penelitian di Kantor Kecamatan Tampan’ Amma Kabupaten Kepulauan Talaud. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a) Data primer yaitu data yang digunakan dengan cara mengadakan wawancara yang berupa daftar pertanyaan yang telah disusun berdasarkan pada fokus penelitian. Data primer yaitu data yang diperolehdari objek yang akan di teliti,((Bayong Suyanto dan Sutinah : 2005 ) b) Data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan cara mendatangi langsung lokasi yang sudah ditetapkan terlebih dahulu sebagai objek penelitian ( obsevasi langsung ) dalam rangka untuk memperoleh informasi yang jelas tentang masalah yang diteliti guna pengamatan atau pengumpulan data. Menurut Bayong Suyanto dan Sutinah ( 2005 ) mendefinisikan data sekunder yaiti data yang diperoleh dari lembaga atau institusi tertentu. F. Teknik Analis Data Analisis data merupakan upaya mencari data dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi untuk menigkatkan pemahaman penelitian tentang penemuan yang berdasarkan pada permasalahan yang diteliti. Analisis data menurut Patton (dalam Meleong,2003;103) adalah proses mengatur urusan data. Dalam penelitian kualitatif, analisis dilakukan sepanjang penelitian berlangsung sejak pengumpulan data dimulai, analisis data dilangsungkan secara terus menerus hingga pembuatan hingga pembuatan laporan penelitian. Dalam proses analisis terdapat tiga jalur yang terjadi secara bersamaan dan menetukan hasil akhir. Menurut H.B. Sutopo 2001 adalah:
7
1. Reduksi data merupakan komponen utama dalam analisis yang merupakan proses seleksi, memfokuskan, penyederhanaan, dan abstraksi data dari VildNote. Proses ini berlangsung sepanjang penelitian. 2. Penyajian data merupakan suatu rangkaian organisasi informasi deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan. Kajian ini merupakan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis. 3. Penarikan kesimpulan adalah simpulan yang harus diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar bisa dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu perlu dilakukan aktifitas pengulangan untuk tujuan pemantapan penulusuran data. Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptis. Dimana peneliti akan menyajikan hasil penelitian terkait dengan fenomena yang diteliti secara gambling melalui gambaran yang jelas. Pada bagian ini diuraikan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis tentang transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain agar peneliti dapat menyajikan temuannya. Analisis ini melibatkan pekerjaan, pengorganisasian, pemecahan dan sintesis data serta pencarian pola, pengungkapan hal-hal penting dan penetuan apa yang dilaporkan. Teknik dan analisis yang relevan adalah teknik analisis deskriptif yang menurut Huberman Miles (Burhan Bungi,2003) yakni hasil pengumpulan data direksi berupa pengelolaan data mulai dari editing, koddingdan tabulation dan mencakup hasil pengumpulan data selengkap mungkin, dan memilahkan kedalam kesatuan konsep atau kategori tertentu. Untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan tujuan penelitian, maka setiap analisis dilakukan untuk melukiskan, merangkum, mengamati, menggambarkan bahkan meringkas hasil pengamatan yang telah dilakukan dilapangan, mengenai Disiplin Kerja Aparat Kecamatan dalam Pelayanan Publik di Kecamatan Tampan’Amma serta menjelaskan keadaan subjek penelitian dengan skema dan sesuai dengan yang diteliti. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Disiplin Kerja Aparat Kecamatan dalam Pelayanan Publik di Kantor Kecamatan Tampan’ Amma. Ada beberapa pendapat tentang disiplin kerja, seperti dikemukakan oleh (Wursanto,1989:108), mengatakan bahwa disiplin kerja adalah yang memberikan dorongan atau yang menyebabkan pegawai untuk berbuat dan melakukan semua kegiatan sesuai dengan aturan atau norma-norma yang telah ditetapkan. Dalam disiplin kerja, kesadaran adalah inti dalam melaksanakan aturan kerja sehingga didalam pelaksanaan aturan ada tanggapan positif dari para pegawai, melaksanakan tugas dengan rasa penuh, tertib dan penuh rasa tanggung jawab tanpa ada beban terpaksa (Juhro, 1978;38). Disiplin bila sudah menyatu dengan dirinya, maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan akan sebaliknya membebani dirinya bila mana ia tidak berbuat sebagai-mana mestinya. Dengan demikian disiplin kerja seseorang dalam bekerja merupakan sikap atau perlakuan ketaatan, ketertiban, tanggung jawab dan loyalitas pegawai terhadap segala tata tertib yang berlaku dalam organisasi. Dalam pelaksanaan tugas/pekerjaan disiplin terdiri atas dua jenis disiplin, yaitu disiplin waktu dan disiplin perbuatan. Kedua jenis disiplin tersebut merupakan kesatuan yang tak dapat dipisahkan serta saling mempengaruhi. Disiplin waktu tanpa disertai disiplin kerja tidak ada artinya, dengan kata lain tidak ada hasil sesuai dengan ketentuan 8
organisasi. Sebaliknya disiplin kerja tanpa didasari dengan disiplin waktu tidak ada manfaatnya. Oleh karena itu usaha pendisiplinan tidak dapat dilakukan separuh-separuh melainkan harus serentak kedua-duanya (Moenir, 2000:95-96). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan, menggambarkan serta menunjukan mengenai Disiplin Kerja Aparat Kecamatan Dalam Pelayanan Pablik di Kantor Kecamatan Tampan’ Amma Kabupaten Kepulauan Talaud terlihat dari kegiatan yang pegawai lakukan. Dalam menilai dan mengukur Disiplin Kerja Aparat Kecamatan Dalam Pelayanan Pablik di Kantor Kecamatan Tampan’ Amma Kabupaten Kepulauan Talaud ada banyak indikator pendukung menyangkut hal ini, dan peneliti menggunakan lima (5) indikator yang dikemukakan oleh Saydam (2000-286), yang digunakan untuk mengukur disiplin kerja pegawai, yaitu: 1.
Rasa kepedulian pegawai terhadap pencapaian tujuan organisasi pemerintah di kecamatan;
Rasa kepedulian, yaitu tidak hanya mengukur efisiensi, tetapi juga mengukur efektifitas pelayanan. Rasa kepedulian pada umumnya dipahami sebagai komitmen pegawai dengan organisasi kerja, di mana pegawai mempunyai keyakinan dan kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi kerja, adanya kerelaan untuk menggunakan usahanya secara sungguh-sungguh demi kepentingan organisasi kerja. Dalam hal ini individu mengidentifikasi dirinya pada suatu organisasi tertentu tempat individu bekerja dan berharap untuk menjadi anggota organisasi kerja guna turut merealisasikan tujuan-tujuan organisasi. Menurut YM (Camat), kalau saya melihat rasa kepedulian pegawai disini terhadap pekerjaan khususnya dalam pelayanan kepada masyarakat belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Dimana bahwa saya sering menerima keluhan dari masyarakat yang ingin mengurusi atau membuat suatu persuratan yang masyarakat butuhkan. Misalnya dalam pembuatan KTP, KK,d/s. Mereka sering menunggu hingga waktu berminggu-minggu, itupun belum sepenuhnya selesai ini dikarenakan para pegawai yang melakuakan pekerjaan tersebut bukan dari pegawai kecamatan disini melainkan pegawai catatan sipil dan proses pembuatan pekerjaan tersebut kami belum memastikan kapan selesai dalam pembuatannya. Dikecamatan kami hanya memfasilitasi tempat dan selalu merespon ketidak nyamanan yang dikeluhkan oleh masyrakat terhadap rasa kepedulian pegawai dalam melaksanakan pekerjaan di kantor kecamatan Tampan’ Amma ini. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan terlihat dari pemaparan yang di sampaikan oleh Bapak Marsiano Edah, SH bahwa dari hasil pengamatan yang dilakukan sebagian masyarakat dalam melakukan pengurusan sesuatu yang ada di kantor kecamatan Tampan’ Amma belum sepenuhnya masyarakat merasakan pelayanan yang prima dan hasil kerjapun belum sepenuhnya terlaksana dengan baik. Inilah yang menjadi keluhan dari sebagian masyarakat yang menilai bahwa tinggkat kepedulian pegawai dalam pelayanan masih cukup rendah. Hal ini merupakan suatu hal yang mengejutkan dan memprihatinkan ketika hal ini tidak dibenahi dengan baik yang nantinya akan berdampak bagi sasaran keberhasilan suatu instansi.
2.
Semangat dan gairah kerja dan inisiatif para pegawai dalam melaksanakan pekerjaan;
Semangat kerja merupakan sikap individu atau kelompok sebagai anggota organisasi untuk mengabdi kepada tugas/pekerjaanya dan berusaha lebih keras untuk mencapai tujuan 9
dan sasaran organisasi dengan mencurahkan seluruh kemampuannya, sehingga pekerjaan tersebut dapat diselesaikan secara lebih cepat dan denagn hasil yang lebih memuaskan. Denag demikian semangat kerja merupakan iklim atau suasana kerja yang terdapat didalam suatu organisasi. Suasana tersebut adalah sikap individu atau kelompok didalamnya, yang terdapat dalam suatu organisasi yang menunjukan rasa kegairahan kerja para pegawai dalam menajalankan tugas atau pekerjaannya. Dengan demikian menurut Sswanto (1987) dalam Khasanah (2004:2) mengartikan bahwa semangat kerja adalah sebagai kondisi rohani atau perilaku pegawai yang menimbulkan kesenangan yang yang mendalam pada diri pegawai untuk bekerja dengan giat dan konsekuen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari hasil wawancara diatas masyarakat sudah merasa nyaman akan pelayanan yang dilakukan oleh aparat kecamatan dalam pelayanan e-ktp di kantor kecamatan Tampan’ Amma. Kesiapan dan semagat kerja serta inisiatif aparat dalam menyediakan tempat sarana dan prasarana dapat dikatakan baik karena mampu menyediakan tempat yang nyaman serta memperhatikan akan kebutuhan masyarakat selama dalam pembauatan e-ktp ini. Selain itu juga kurangnya komplein atau tanggapan dari masyarakat dapat menjadi tolak ukur dari tingkat kepuasan masyarakat rasakan secara nyaman dari kinerja aparat pemerintah di kantor kecamatan Tampan’ Amma ini. 3.
Tanggung jawab para pegawai untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya;
Tanggung jawab merupakan suatu kewajiban atau tugas untuk diterima dan dilaksanakan dengan baik. Dalam artian ketika seseorang diberikan kewajiban atau tugas, seseorang tersebut harus melaksanakan tugas itu dengan sebaik mungkin. Dalam konteks ini konsep tanggung jawab dapat digunakan untuk melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan birokrasi publik itu konsisten terhadap kehendak publik. Tanggung jawab birikrasi publik tidak hanya dilihat dari ukuran internal yang dikembangkan oleh birokrasi publik atau pemerintah, seperti pencapaian target. Tanggung jawab sebaiknya harus dilihat dari ukuran eksternal, seperti nilai-nilai dan norma yang berkembang di kalangan masyarakat. Suatu kegiatan birokrasi publik memiliki tanggung jawab yang tinggi kalau kegiatan itu dianggap benar dan sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang berkembang di klangan masyarakat. Pemerintah kecamatan sudah melakukan tanggung jawabnya dengan baik dalam proses pembuatan tugas yang diberikan oleh Camat namun masih ada beberapa hal yang luput dari pengawasan aparat yaitu ketepatan waktu pada saat jam masuk dan pulang kantor yang mana sudah ditetapkan sesuai dengan aturan yang berlaku. Hal ini tidak bisa di anggap remeh karena bisa menyebabkan pelayanan yang kurang prima dan tanggapan yang kurang baik dari kalangan masyarakat. Tanggung merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam penyelenggaraan dan pencapaian tujuan dari suatu organisasi. Jika dengan adanya tanggung jawab yang baik dari pegawai yang bekerja pada suatu organisasi, maka sudah pasti suatu organisasi itu akan dinilai suadh menunjukan hasil kerja yang memuaskan. Berkaitan denagn tugas dan tanggung jawab dari suatu instansi.
4.
Berkembangnya rasa memiliki dan solidaritas yang tinggi di kalangan pegawai;
10
Dalam kehidupan bersama, solidaritas di antara orang-orang yang hidup bersama sangat dibutuhkan. Adanya solidaritas yang di bangun di kalangan instansi akan melahirkan kesadaran kolektif di antara pegawai. Solidaritas sosial sebagaiman dikemukanakan oleh Paul Johnson (1986:181) diartikan sebagai suatu keadaan hubungan antar individu dan/atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang di anut bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Hubungan sesama pegawai di kecamatan Tampan’ Amma selama ini baik-baik saja ini dikarenakan masing-masing pegawai mempunyai tujuan yang sama pada saat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya di lingkungan pekerjaan kantor. Hubungan sesama pegawai itu sangat erat karena berdasarkan kekerabatan dan kekeluargaan, meskipun banyak perbedaan di antara pegawai tetapi dengan perbedaan itu hilang disebakan karena memiliki tujuan yang sama di kalangan pegawai. 5.
Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja para pegawai
Produktivitas yaitu tidak hanya mengukur efisiensi, tetapi juga menukur efektivitas pelayananan. Produktivitas pada umumnya dipahami sebagai ratio antara input dangan output. Sedangkan yang dimaksud dengan produktivitas menurut Dewan Produktivitas Nasional adalah suatu sikap mental yang selalu berusaha dan mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok lebik baik dari hari ini. Dari hasil wawancara yang di atas terlihat dari pemaparan yang di katakan oleh Menurut Ibu DW (Masyarakat), melihat kinerja dari para pegawai yang ada di kantor kecamatan Tampan’ Amma khususnya dalam pelayanan kepada masyarakat masih cukup rendah dari segi produktifitas. Dimana kami sebagai masyarakat belum cukup puas dalam kami mengurusi atau ingin membuat keperluan yang kami butuhkan. Dalam pengurusan tersebut kami menunggu hingga 1-3 hari ataupun sampai 1 minggu dan itupun belum selesai, karena pegawai yang ada tidak melaksanakannya dengan baik secara efisien. Hal ini merupakan hal yang sangat mengejutkan ketika dalam pelaksanaan pekerjaan sangat lamban sehingga menimbulkan kinerja yang tidak maksimal dan jauh dari sasaran keberhasilan. Disiplin kerja yang baik merupakan hal yang sangat di btuhkan dikalangan organisasi khususnya di instansi pemerintah dalam penyelenggaraan serta dalam pencapaian tujuan. Dengan adanya disiplin kerja yang baik dari setiap pegawai dapat menhasilkan kinerja yang baik dan sangat memuaskan. Pemberian Sangsi Disiplin Semakin disiplin suatu institusi pemerintahan dapat terlihat pada rendahnya pelanggaran dan hukuman terhadap pelanggaran disiplin; dan sebaliknya melihat tingkat kedisiplinan suatu institusi pemerintahan terlihat pada banyaknya sangsi atau hukuman yang diberikan kepada pelanggar disiplin pada isntitusi pemerintahan tersebut. Dengan memperhatikan sanksi pelanggaran disiplin yang diberikan oleh Camat di Kantor Kecamatan Tampan’ Amma masih sebatas peringatan dan diperkuat dengan kesadaran disiplin Aparatur di Kantor Kecamatan Tampan’ Amma menjadi petunjuk bahwa belum ditemukan sanksi atau hukuman yang nyata terhadap Aparatur di Kantor Kecamatan Tampan’ Amma. Pemberian sanksi pelanggaran terhadap disiplin kerja adalah tindakan disiplin. Olehnya itu apabila institusi pemerintahan tidak memberikan hukuman disiplin ketika 11
didapati ada pelanggaran disiplin sekalipun pelanggaran disiplin ringan, maka pimpianan tersebut adalah tidak disiplin dan juga sebagai pelanggar disiplin sebagai kelalaian atau kesengajaan. Olehnya itu Camat Tampan’ Amma sebagai pimpinan harus memberikan hukuman disiplin kepada Aparatur di Kantor Kecamatan Tampan’ Amma sekalipun dalam pelanggaran ringan sesuai dengan kewenangannya sebagaimana diatur oleh Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Ketegasan dalam pemberian hukuman disiplin kepada Aparatur di Kantor Kecamatan Tampan’ Amma adalah dalam rangka menghentikan suatu bentuk pelanggaran disiplin yang telah dilakukan dan mencegah terjadinya pelanggaran yang lebih berat; dengan demikian tindakan prefentif, korektif, dan progresif dalam mebina disiplin berjalan secara serentak. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dilapangan dan setelah menganalisanya, maka berikut ini penulis memberikan kesimpulan sebagai barikut : 1. Disiplin kerja aparat kecamatan dalam pelayananan publik dapat di ukur dalam kepedulian pegawai terhadap pencapaian tujuan pemerintah di kecamatan Tampan’ Amma dalam pelayanan kepada masyarakat masih cukup rendah berdasarkan sebagian keluhan dari masyarakat yang mengurus keperluan di kantor kecamatan Tampan’ Amma yang sepenuhnya pekerjaan itu tidak dapat diselesaikan dengan tepat waktu. 2. Semangat dan gairah kerja serta inisiatif pegawai dalam melaksanakan pekerjaan dapat di katakan baik berdasarkan hasil penelitian yang menyatakan bahwa masyarakat merasa senang dan nyaman dengan pelayanan dari pemerintah kecamatan. 3. Pemerintah kecamatan sudah melakukan tanggung jawabnya dengan baik dalam proses pembuatan tugas yang diberikan oleh Camat namun masih ada beberapa hal yang luput dari pengawasan aparat yaitu ketepatan waktu pada saat jam masuk dan pulang kantor yang mana sudah ditetapkan sesuai dengan aturan yang berlaku. Hal ini tidak bisa di anggap remeh karena bisa menyebabkan pelayanan yang kurang prima dan tanggapan yang kurang baik dari kalangan masyarakat. 4. Hubungan sesama pegawai di kecamatan Tampan’ Amma selama ini baik-baik saja ini dikarenakan masing-masing pegawai mempunyai tujuan yang sama pada saat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya di lingkungan pekerjaan kantor. Hubungan sesama pegawai itu sangat erat karena berdasarkan kekerabatan dan kekeluargaan, meskipun banyak perbedaan di antara pegawai tetapi dengan perbedaan itu hilang disebakan karena memiliki tujuan yang sama di kalangan pegawai. 5. Produktifitas kerja aparatur pemerintah kecamatan Tampan’ Amma dalam pelayanan kepada masyarakat masih cukup rendah berdasarkan pandangan masyarakat terhadap kinerja dari aparatur pemerintah kecamatan yang belum sepenuhnya maksimal dari segi produktifitas. B. SARAN Dalam rangka untuk meningkatkan dan memperbaiki Dispilin Kerja Aparatur Pemerintah Kecamatan Dalam Pelayanan Publik di Kantor Kecamatan Tampan’ Amma, di sarankan kepada pemerintah setempat agar : 1.
Para pegawai di sarankan agar terus meningkatkan disiplin kerja agar selalu memberikan pelayanan yang prima agar kepuasan masyarakat akan selalu terjaga dan 12
2.
3.
4. 5.
terjalin kerja sama yang baik antara masyarakat dan pemerintah kecamatan yang dapat meningkatkan kepercayaan publik. Bagi pihak kantor agar dapat menyiapkan dan mengadakan sarana dan prasarana sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan ataupun dalam pembuatan suatu urusan masyarakat bisa terselesaikan dengan tepat waktu. Selanjutnya disarankan juga agar mengirim pegawai untuk melakukan pelatihan bersama catatan sipil, agar supaya masyarakat juga dapat melakukan proses pelayanan di kantor kecamatan Tampan’ Amma setiap waktu. Disarankan untuk semua pegawai yang ada di kantor kecamatan agar tetap menjaga kedisiplinan dan hubungan kerja sama antara pegawai dengan saling menjaga kepercayaan antara pegawai dengan baik agar supaya keharmonisan kerja bisa menghasilkan kinerja yang baik. Diharapkan kepada pegawai kantor kecamatan Tampan’ Amma lebih memperhatikan tanggung jawabnya dalam melayani masyarakat. Camat Tampan’ Amma disarankan untuk lebih serius lagi secara kontinue dalam mengembangkan strategi dan pendekatan untuk mendisiplinkan Aparaturnya di Kantor Kecamatan Tampan’ Amma, Camat bersama Aparaturnya harus disiplin waktu pada saat masuk dan pulang kantor, berdisiplin pada saat jam kerja dan peneyelesaian tugas/ tanggung jawab dengan menghentikan segala bentuk hal-hal yang menunda-nuda pekerjaan, berdisiplin dan penuh kesopanan serta keramahtamahan saat menerima tamu, berdisiplin di saat menerima dan menyelesaikan pekerjaan masyarakat, berdisiplin dan bertanggung jawab dalam menggunakan inventaris kantor, taat hukum, berdisiplin menjaga moral, dan Camat harus disiplin dalam menegakan aturan dalam pemebrian sanksi atau hukuman yang tegas terhadap pelanggar disiplin
13