BUKLET
PROGRAM
Diselenggarakan oleh Held by:
Atas dukungan Supported by:
Fotografi: Agung ‘Abe’ Natanael
1
2
Kota Jakarta kembali menyelenggarakan Jakarta Biennale pada Oktober sampai Desember 2013. Jakarta Biennale adalah perhelatan seni rupa kontemporer berskala internasional yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali, didukung sepenuhnya oleh Dewan Kesenian Jakarta dan Dinas Pariwisata & Kebudayaan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Tahun ini adalah penyelenggaraan Jakarta Biennale yang ke-15. Biennale pertama kali diselenggarakan pada 1968 dengan nama Pameran Besar Seni Lukis Indonesia. Pada 1974, biennale mulai disebut sebagai Biennale Seni Lukis. Penyelenggaran biennale sempat beberapa kali tersendat dan berganti nama. Mulai 1993, biennale hadir dengan nama Biennale Seni Rupa Jakarta dan sejak 2009 nama Jakarta biennale mulai digunakan. Awalnya biennale diadakan untuk membaca perkembangan
seni lukis Indonesia, namun seiring zaman, biennale diselenggarakan sebagai pembacaan berkelanjutan atas kota. Biennale melihat dan memaknai kembali “kota” sebagai wilayah yang dinamis dan terus bergerak melalui praktik seni rupa kontemporer. Biennale juga berperan untuk membaca kecenderungan ekspresi kontemporer serta pencapaian artistik yang terkait dengan perkembangan isu, sosial, politik, dan budaya terkini. Jakarta Biennale 2013 menampilkan beragam karya seni rupa kontemporer dari seniman Indonesia dan mancanegara bersama proyek-proyek artistik yang secara langsung melibatkan peran penting warga kota, komunitas, lembaga budaya, serta kelompok seniman dan aktivis.
through contemporary art practice. This year’s Biennale aims to discern the contemporary artistic tendencies and expressions that pertain to current social, political, and cultural issues. The Biennale presents works of art of Indonesian and international artists with direct participation of the public, communities, cultural institutions, as well as artist collectives and activists. This event is fully supported by the Jakarta Arts Council and the Jakarta Provincial Tourism and Cultural Office.
Fotografi: Agung ‘Abe’ Natanael
From October to December 2013 Jakarta will host its fifteenth Biennale. Held for the first time in 1968, the Biennale had gone through several incarnations. The inaugural event was called the Grand Exhibition of Indonesian Paintings. In 1974, the term ‘biennale’ was first used, as in the Biennale Seni Lukis (Painting Biennale). After periods of vacuum and several name changes, in 1993 it became known as the Biennale Seni Rupa Jakarta ( Jakarta Art Biennale), and since 2009 it took the current moniker: Jakarta Biennale. At first, the Biennale was held as an attempt to chart the developments of Indonesian paintings. With the passage of time, it evolved into a continuous reading of the city. The Biennale continues to see and reinterpret “the city” as a place in constant motion
4
Jakarta Biennale 2013 mengusung tema “SIASAT”. Sebagai kata serapan dari bahasa Arab, “siyasah” memiliki makna yang luas dalam bahasa Indonesia. Selain investigasi maupun kritik, ia juga bisa berarti politik, muslihat, taktik, maupun “akal” untuk mencapai tujuan. Melalui SIASAT, Jakarta Biennale 2013 ingin memeriksa ulang posisi warga dalam menyiasati keterbatasan, ketidakstabilan, masalah, ancaman, potensi, maupun kesempatan yang dihadapi di ruang kota. Bagaimana siasat-siasat warga tersebut lahir secara organik, tumbuh secara mengejutkan, serta membentuk struktur dan pola tersendiri, dan akhirnya berperan dalam kehidupan kota.
Dengan tema SIASAT, Jakarta Biennale 2013 mengundang 50-an seniman individu maupun kelompok, melibatkan ratusan warga dan puluhan kolaborator lintas disiplin. Selain dari Indonesia, seniman peserta berasal dari Belanda, China, Kanada, Prancis, Afrika Selatan, Australia, Argentina, Jerman, Meksiko, Korea Selatan, Kenya, Palestina, Vietnam, Republik Ceska, dan Malaysia. Sebagian besar karya mereka merupakan hasil kerja bersama dengan komunitas atau warga maupun suatu intervensi di ruang publik.
Jakarta Biennale 2013 has taken the theme “SIASAT”. An Arabic loanword, “siyasah” has a wide-ranging meaning in Indonesian. It can mean investigation or criticism, as well as politics, trickery, and tactics. It can also mean “reasoning” with which to achieve certain ends. Through SIASAT, Jakarta Biennale 2013 aims to reexamine how the citizens tackle all kinds of limitations, instabilities, problems, threats, potentials, as well as opportunities they encounter in the cityscape. It takes a look at how these ‘siasat’ are organically grown and established, and how they impact various aspects of the city life.
With the theme “SIASAT” Jakarta Biennale 2013 invites 50 or so individual artists and groups, involving hundreds of city residents and dozens of collaborators from across multitude of disciplines. Aside from Indonesia, also participating in this Biennale are artists from the Netherlands, China, Canada, France, South Africa, Australia, Argentina, Germany, Mexico, South Korea, Kenya, Palestine, Vietnam, the Czech Republic, and Malaysia. Most of their works are results of collaboration with citizens and communities, or interventions in public spaces.
Fotografi: Agung ‘Abe’ Natanael
5
6
SIASAT
Fotografi: Ary Sendy / Jakarta Biennale 2013: SIASAT
Ruang Parkir Bawah Tanah Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki
ABDULRAHMAN SALEH (Indonesia) ACE HOUSE ColleCtive (Indonesia) AGAN HARAHAP (Indonesia) ANTON ISMAEL (Indonesia) ARTLAB RUANGRUPA (Indonesia) & KEG DE SOUZA (Australia) BABI BADALOV (Azerbaijan, Prancis) CASCO (Belanda) DAVY LINGGAR (Indonesia) ENRICO HALIM (Indonesia) ETIENNE TURPIN (Kanada) HO TZU NYEN (Singapura) ICARO ZORBAR (Kolombia) JIMMY OGONGA (Kenya) JULIA SARISETIATI (Indonesia) KHALED JARRAR (Palestina) LIFEPATCH (Indonesia) LOST GENERATION (Malaysia) MELATI SURYODARMO (Indonesia) MIXRICE (Korea Selatan) MOELYONO (Indonesia) MUFTI PRIYANKA alias AMENK (Indonesia) NARPATI AWANGGA alias OOMLEO (Indonesia) NGUYỄN TRINH THI (Vietnam) PAUL MONDOK (Filipina) SALEH HUSEIN (Indonesia) SANGGAR ANAK AKAR (Indonesia) SERRUM & DINAS ARTISTIK KOTA (Indonesia) TRANZIT (Republik Ceska) VISUAL ARTS NETWORK OF SOUTH AFRICA / VANSA (Afrika Selatan) WOTO WIBOWO alias WOK THE ROCK (Indonesia) XU TAN (China) YUSUF ISMAIL (Indonesia)
Fotografi: M.G. Pringgotono, 2013
PEMBUKAAN OPENING: 9 NOVEMBER 2013 / 19.00 PAMERAN EXHIBITION: 10-30 NOVEMBER 2013 / 11.00–20.00
Jl. Cikini Raya No. 73 Jakarta Pusat T: +62 21 319 37 639 / 316 27 80 / 398 99 634 F: +62 21 319 24 616 E:
[email protected] W: jakartabiennale.net
7
Bagai mengikuti tema SIASAT yang diusung Jakarta Biennale tahun ini, ruang parkir bawah tanah Teater Jakarta disiasati menjadi ruang pameran. Beragam medium karya, dari instalasi, proyeksi video, mural, maupun lukisan memenuhi ruang ini, mewakili ragam gagasan yang diangkat para seniman. Berbagai pendekatan terhadap tema dilakukan. Ada seniman-seniman yang membahas persoalan budaya dan sosial, seperti melacak modifikasimodifikasi yang dilakukan warga akan “budaya impor”, mempertanyakan keyakinan atas mitos-mitos, gagasan intelektual, maupun standar kelayakan hidup. Ada pula seniman-seniman yang berkolaborasi dengan warga, baik di perkotaan maupun perdesaan, demi mendukung kenyamanan maupun keterlibatan warga dalam menjalani kehidupan sosialnya. Sebagian seniman lain fokus pada pendekatan sejarah. Ada senimanseniman yang membandingkan pengaruh rezim politik terhadap perkembangan seni rupa di Eropa Timur dan di Indonesia, menampilkan temuan perihal kegiatan politik warga keturunan Arab di Indonesia. Selain itu, beberapa seniman berkarya dengan bahan pangan. Ada yang menawarkan cara memasak alternatif dengan menggunakan bakteri, maupun membicarakan polemik kebangsaan lewat satu makanan khas Palestina yang justru digemari oleh lidah orang Israel.
Like the theme SIASAT adopted by this year’s Jakarta Biennale, the Teater Jakarta basement parking space is refashioned into an exhibition hall. Art in various mediums, from installations, video projections, murals, to paintings, pervade this space, representing wide range of issues. There are a number of approaches taken. Some artists delve into social and cultural issues, such as tracing the modifications to “imported culture”, questioning the beliefs in myth, intellectual ideas, as well as standards of living. There are also artists collaborating with the public, both urban and rural, while others focus on historical approaches. Some artists compare how political regimes have influenced the development of art in Indonesia and Eastern Europe, while another presents his findings about the political activities of Arabic descendants in Indonesia. There are also artists working with food materials, like one who offers alternative cooking methods with bacteria, or presenting national polemics through a Palestinian dish that happens to be popular among Israelis.
Nguyễn Trinh Thi, Landscape Series, 2013.
Saleh Husein, Riwayat Saudagar, 2012.
8
Fotografi: Ary Sendy / Jakarta Biennale 2013: SIASAT
SIASAT
Museum Seni Rupa dan Keramik Fine Arts and Ceramics Museum PAMERAN EXHIBITION: 9–30 NOVEMBER 2013 / 11.00–15.00 SELASA–MINGGU TUESDAY–SUNDAY: 09.00–15.00 HARI SENIN DAN HARI LIBUR NASIONAL TUTUP CLOSED ON MONDAY AND NATIONAL HOLIDAYS
AKUMASSA (Indonesia) JATIWANGI ART FACTORY & TROTOARt (Indonesia) MELLA JAARSMA & NINDITYO ADIPURNOMO (Indonesia) M.R. ADYTAMA PRANADA (Indonesia) SEBASTIAN DIAZ MORALES (Argentina)
Jl. Pos Kota No. 2 Jakarta Barat T: +62 21 692 60 90 W: museumsenirupa.com E:
[email protected] W: jakartabiennale.net Gedung Museum Seni Rupa dan Keramik karya arsitek W.H.F.H. van Raders ini dibangun pada 1870 dengan arsitektur gaya Neo Klasik. Setelah beberapa kali beralih fungsi selama masa penjajahan Belanda, pendudukan Jepang, dan setelah kemerdekaan Republik Indonesia, gedung ini diresmikan sebagai Gedung Balai Seni Rupa saat Orde Baru pada 1976. Di dalam gedung ini terdapat Museum Keramik yang diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pada 1977. Semenjak 1990, Balai Seni Rupa digabung dengan Museum Keramik menjadi Museum Seni Rupa dan Keramik. Gedung yang termasuk sebagai bangunan cagar budaya ini menyimpan lebih dari 500 karya seni rupa Indonesia. The Fine Arts and Ceramics Museum building, created by the architect W.H.F.H. van Raders, was built in 1870 in NeoClassic architectural style. Having gone through several changes in function since the Dutch colonial era, through the Japanese occupation, and Indonesian independence, during the New Order this building was formalized as the Fine Arts Building in 1976. Within the building is the Ceramics Museum inaugurated by then Jakarta Governor Ali Sadikin in 1977. Since 1990, the Fine Arts Building was merged with the Ceramics Museum, hence the current name, the Fine Arts and Ceramics Museum. This cultural heritage building holds more than 500 works of Indonesian fine art.
10
SIASAT
Ruang Kota Jakarta Jakarta City Spaces
Instalasi, lokakarya, performans, dan proyek seni rupa Installations, workshops, and art projects ABDURAHMAN SALEH alias MAMAN (Indonesia) AKUMASSA (Indonesia) AWAN SIMATUPANG (Indonesia) ENRICO HALIM (Indonesia) ETIENNE TURPIN (Kanada) JATIWANGI ART FACTORY & TROTOARt (Indonesia) KUNSTrePUBLIK ( Jerman) MELATI SURYODARMO (Indonesia) MELLA JAARSMA & NINDITYO ADIPURNOMO (Indonesia) SERRUM & DINAS ARTISTIK KOTA (Indonesia)
Fotografi: Agung ‘Abe’ Natanael
OKTOBER–NOVEMBER 2013
Untuk informasi lebih lanjut, pantau terus: For further information, please check: Twitter: @jakartabiennale Facebook: jakartabiennale2013 Instagram: jakartabiennale Website: jakartabiennale.net
Mural DANURI alias PAK NUR (Indonesia) Jembatan Layang di Jl. T.B. Simatupang, Tanjung Barat, Jakarta Selatan. EKO NUGROHO (Indonesia) Terowongan Tosari, Jl. Blora, Jakarta Pusat. FINTAN MAGEE (Australia) Terowongan Stasiun Jatinegara, Jl. Raya Bekasi, Jakarta Timur. GUNTUR WIBOWO (Indonesia) Tembok Kampung Ambon, Kelurahan Kedaung Kaliangke, Cengkareng, Jakarta Barat. RIYAN RIYADI alias THE POPO (Indonesia) Jembatan Layang Pasar Pagi, Jakarta Utara. RIZKY ADITYA NUGROHO alias BUJANGAN URBAN (Indonesia) Tembok di depan BNI 46, Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat. RULI BANDHRIYO alias LOVEHATELOVE (Indonesia) Jembatan Layang Simprug, Jl. Arteri Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Melati Suryodarmo, Sweet Dreams Sweet, 2013.
9
Ada Jakarta kecil dalam Museum Seni Rupa dan Keramik. Kelima karya yang ditampilkan di museum ini dibuat di Jakarta, tentang Jakarta, dari beragam perspektif, sebagaimana domisili para seniman: dari Jakarta, luar Jakarta, dan luar Indonesia. Sejumlah seniman berkolaborasi dengan komunitas setempat untuk mengadakan investigasi “kebenaran fiksi” tentang kawasan Senen berdasarkan berbagai karya sastra Indonesia. Di museum itu pula ada seniman yang membuat karya fiksi berdasarkan tempat penuh sejarah itu. Lain lagi dengan amatan seorang seniman asal Argentina. Berbekal peta dan pengetahuannya akan kepadatan lalu lintas ibukota, ia merekam kawannya melintasi jalanan ramai di Jakarta, masuk dari satu pintu, keluar dari pintu lain di jalan yang berbeda, menjadi sebuah cerita film. Karya lain adalah presentasi dokumentasi proyek-proyek sosial di sejumlah kawasan ibukota. Ada presentasi tentang pengadaan fasilitas umum bagi warga, ada pula presentasi hasil kolaborasi dengan kelompok orkes Tanjidor asal Pasar Rebo.
M.R. Adytama Pranada, Fictional Truth Collection, 2012.
There is a small Jakarta inside the Fine Arts and Ceramics Museum. The five works presented in the museum were made in Jakarta, about Jakarta, and based on various perspectives reflecting the domicile of the artists: from Jakarta, outside Jakarta, and further abroad. A number of artists collaborated with local communities to investigate “the truth of fiction” of the fabled Senen area in Jakarta based on works of literature that feature the place. In the same museum, an artist creates a work of fiction based on this historic site. An Argentinian artist shares a different observation. Armed with a map and his knowledge of the capital city’s congested traffic, he records a friend crossing several crowded streets in Jakarta, entering one door and exiting another onto a different street, weaving it into a cinematic story. Another work is a presentation of social project documentation in several city neighborhoods, such as a collaboration between two communities in Penjaringan area to provide public facilities for local residents. Aside from these is the collaborative work of a couple of artists with a tanjidor ensemble from Pasar Rebo.
11
Dalam perhelatan Jakarta Biennale tahun ini, warga ibukota dapat mengalami beragam karya seni di tempat-tempat yang biasa mereka huni dan lalui. Di sejumlah tembok kota, ada mural yang dapat dilihat selama Jakarta Biennale berlangsung. Di sejumlah ruang publik seperti di Teater Kecil – Taman Ismail Marzuki, Taman Suropati, Pasar Burung Pramuka, dan pusat keramaian lain, berbagai performans diadakan pada November 2013. Dari performans yang melibatkan tubuh, hingga gerak benda-benda. Bertempat di kota yang identik dengan kemacetan, Jakarta Biennale 2013 turut membuka ruang bagi kegiatan berkesenian lewat sarana transportasi. Di lima wilayah Jakarta selama Oktober 2013, diantar bemo bertenaga listrik, diadakan kolaborasi antara guru dan seniman yang mengajak siswa dan pedagang setempat untuk beraktivitas seni di ruang publik. Sepanjang Oktober itu pula, para seniman juga mengadakan berbagai proyek seni yang melibatkan warga. Di antaranya, ada lokakarya yang mengajak puluhan pedagang barang bekas dan pemulung untuk menghiasi gerobak sarana penghidupan yang mereka tarik sehari-hari, dengan teks dan gambar yang mewakili keseharian mereka. Sebagian dari proyek yang melibatkan warga kota itu dipresentasikan di ruang parkir bawah tanah Teater Jakarta dan Museum Seni Rupa Keramik pada 9–30 November 2013. Di awal pameran itu pula, di gerbang Taman Ismail Marzuki ada instalasi raksasa yang terbuat dari ratusan plat nomor kendaraan, cukup besar bagi warga untuk masuk dan berinteraksi di dalamnya.
in this year’s Jakarta Biennale, citizens of the capital city can experience art in places they normally occupy and pass by. Murals are painted across city walls during the Biennale. In several public spaces such as the Teater Kecil – Taman Ismail Marzuki, the Surapati Park, the Pramuka Bird Market, and other crowded places, a host of performances are held on November 2013, involving both movements of the human body and objects. Taking place in a city notorious for its traffic congestion, Jakarta Biennale contributes in opening spaces for artistic activities through transportation facilities. From October 2013, across five Jakarta municipalities, using electrically powered bemos (threewheeled mini pickup ‘trucks’), artists collaborate with teachers inviting students and local vendors to create artistic work in public spaces. Numerous other art projects involving citizens are held throughout October. Among others is a workshop engaging dozens of junkmen and scrap dealers to decorate the carts they pull every day with which they make a living, with words and images representing their daily lives. A project involving citizens is presented at Teater Jakarta basement parking space and the Fine Arts and Ceramics Museum from 9-30 November 2013. The exhibition opening will see a giant installation at the gates of the Taman Ismail Marzuki made from hundreds of license plates, large enough for people to enter and interact inside.
Enrico Halim, Adakah Seni di Antara Kita, 4–6 Oktober 2013.
Abdulrahman Saleh, Manusia Gerobag di Pondok Kelapa, Jakarta Timur, 13 Oktober 2013.
12
PROGRAM PUBLIK WACANA DISCOURSE 10–13 NOVEMBER 2013
Bekerjasama dengan Pamflet, organisasi yang mendukung pergerakan anak muda Indonesia, Jakarta Biennale 2013 menggelar serangkaian acara diskusi yang melibatkan para seniman, aktivis, komunitas, dan akademisi, juga mengadakan acara bincang seniman di ruang parkir bawah tanah Teater Jakarta. Dalam bincang seniman, sejumlah seniman membicarakan proses kreatif mereka kepada pengunjung, langsung di depan karya mereka masing-masing. Rangkaian acara ini gratis dan terbuka untuk umum.
In cooperation with Pamflet, an organization that supports Indonesian youth movement, Jakarta Biennale 2013 is organizing a series of discussions involving artists, activists, communities, and academics, including an artists’ talk program held in the basement parking space of Teater Jakarta. Here artists talk about their creative process with visitors, right in front of their own works. The programs are free of charge and open for public.
Bincang Seniman Artists’ Talk 10 November 2013 / 14.00–17.00 Diskusi Discussion # 1 PROYEK SENI RUPA DAN GAGASAN PERUBAHAN SOSIAL ARTS PROJECT AND THE NOTION OF SOCIAL CHANGE 11 November 2013 / 15.00–18.30
Diskusi Discussion # 2 SPEKULASI RUANG, STRATEGI WARGA, DAN NEGARA SPECULATING SPACE, CIVIL STRATEGY, AND THE STATE 12 November 2013 / 15.00–18.30
Diskusi Discussion #3 EKSPERIMENTASI LEMBAGA PENDIDIKAN SENI RUPA EXPERIMENTS OF ARTS EDUCATION INSTITUTIONS 13 November 2013 / 15.00–18.30
Rangkaian program Wacana diadakan di Ruang Parkir Bawah Tanah Teater Jakarta – Taman Ismail Marzuki The Discourse programs series is held at Underground Parking Space of Teater Jakarta – Taman Ismail Marzuki
13
HIBURAN MALAM MINGGU SATURDAY NIGHT ENTERTAINMENT 16 & 30 NOVEMBER 2013
Dua acara hiburan malam diadakan pada November 2013, masing-masing dengan dua panggung berbeda yang menampilkan berbagai kelompok musik dan disc jockey di halaman Teater Jakarta – Taman Ismail Marzuki dan Komunitas Salihara. Acara pertama menampilkan tata panggung, instalasi, dan proyeksi visual hasil kolaborasi para seniman, kelompok teater, dan mahasiswa. Pada acara kedua, yang sekaligus akan menjadi penutupan Jakarta Biennale 2013, acara turut dimeriahkan puluhan stan kelompok seniman dan mahasiswa yang menampilkan berbagai karya, kerajinan, dan cenderamata. Khusus pada kedua sesi hiburan malam ini, ruang pameran akan dibuka lebih lama. Pengunjung bisa menikmati sajian musik dan visual, sambil melihat karya-karya seni rupa di ruang pameran hingga tengah malam.
Two night entertainment events are held in November 2013 with live band and disc jockey performances on two stages at Teater Jakarta Courtyard – Taman Ismail Marzuki and Komunitas Salihara. The first event combines stage designs and visual projections, the result of collaboration between artists and students. The second event, which also closes Jakarta Biennale 2013, will be livened up by dozens of artists and student group stands selling various works of art, crafts, and souvenirs. During both events, the exhibition halls will be opened for extended hours; visitors can experience music and visual presentations, and enjoy works of art until midnight.
HIBURAN MALAM MINGGU #1 SATURDAY NIGHT ENTERTAINMENT #1
Panggung Eksperimental Experimental Stage Senyawa (Yogyakarta), Space System ( Jakarta), + Iswanto Hartono ( Jakarta)*, kelompok mahasiswa arsitektur*
Musik eksperimental dan elektronik + instalasi arsitektural dan proyeksi visual Experimental and electronic music + architectural installations and visual projections
Halaman Teater Jakarta – Taman Ismail Marzuki 16 November 2013 / 18.30–00.00
HIBURAN MALAM MINGGU #2 SATURDAY NIGHT ENTERTAINMENT #2 Musik + instalasi teatrikal + pesta + bazaar Music + theatrical installation + party + bazaar
Fotografi: Agung ‘Abe’ Natanael
Komunitas Salihara Jl. Salihara No. 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 30 November 2013 / 17.00–00.00
Panggung Elektronik Electronic Stage Dangerdope ( Jakarta), Kracoon ( Jakarta), Terbujur Kaku (Surabaya) + Kelompok Visual Jalanan ( Jakarta) Panggung Stage A: Blackbox Teater Salihara Kelelawar Malam ( Jakarta)*, White Shoes & The Couples Company ( Jakarta) + Kelompok Teater Miss Tjitjih ( Jakarta)* Panggung Stage B: Rooftop Salihara Hightime Rebellion ( Jakarta), Sentimental Moods ( Jakarta), Racun Kota ( Jakarta) Panggung Stage C: Koridor Serambi Salihara Café Mondo DJ set: DJ Shunsuke, DJ AK 47 + bazaar * dalam konfirmasi / to be confirmed
14
PROGRAM PUBLIK LOKAKARYA WORKSHOP NOVEMBER 2013
Dalam perhelatan seni rupa kontemporer ini, warga Jakarta diundang untuk terlibat dalam tiga lokakarya yang dipandu oleh para seniman. Abdulrahman Saleh mengajak para karyawan mencurahkan suka-duka mereka sebagai pekerja kantoran dalam bentuk komik, Kelas Pagi memberi panduan belajar fotografi secara gratis, dan SERRUM mengajak para siswa sekolah dasar menuangkan pengalaman tur mereka ke sejumlah lokasi pameran dalam kertas gambar. KOMIK CURHAT KANTORAN OFFICE DIARY COMIC bersama / with: Abdulrahman Saleh Lobi sejumlah gedung di / Lobbies of several buildings on: Jl. Sudirman, Jakarta Pusat November 2013
In this Biennale, Jakarta residents are invited to take part in three workshops guided by artists. Abdulrahman Saleh engages office workers to share their daily grind as office workers in the form of comics, Kelas Pagi offers free lessons in photography, while SERRUM invites elementary school students to express their experiences of touring several exhibitions on drawing paper.
TAMAN BELAJAR FOTOGRAFI GRATIS FREE PHOTOGRAPHY LEARNING PARK bersama / with: Kelas Pagi Taman Langsat Jl. Langsat, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 17 November 2013
SERRUM FOR KIDS bersama / with: SERRUM Teater Jakarta – Taman Ismail Marzuki 24 November 2013 Diselenggarakan bersamaan dengan Tur Biennale / Held in parallel with the Biennale Tour.
TUR BIENNALE
17, 24, 30 NOVEMBER 2013 The works of Jakarta Biennale 2013 are spread in various locations in Jakarta. In the Biennale Tour program, Jakarta citizens are taken by bus to visit the various locations where these works are exhibited, from the Teater Jakarta underground parking space, the Fine Arts and Ceramics Museum, to several public spaces in Jakarta. Guided by the Jakarta Biennale team, this program, held in cooperation with schools and universities, is also open for public. For registration please visit www.jakartabiennale.net.
Fotografi: Agung ‘Abe’ Natanael
Karya-karya Jakarta Biennale 2013 tersebar di berbagai lokasi di Jakarta. Dalam acara Tur Biennale ini warga Jakarta diantar dengan bus khusus untuk mengunjungi berbagai lokasi karya tersebut, baik yang berada di dalam ruang parkir bawah tanah Teater Jakarta, Museum Seni Rupa dan Keramik, maupun yang berada di ruang pulik Jakarta. Dipandu oleh tim Jakarta Biennale, program yang bekerjasama dengan sekolah dan universitas ini juga terbuka untuk umum. Untuk pendaftaran silakan kunjungi www.jakartabiennale.net.
16
PROGRAM SATELIT EKSKUL FAIR
24 NOVEMBER 2013 Ekskul Fair menampilkan karya-karya terpilih dari kegiatan ekstra kurikuler seni rupa sejumlah sekolah di Jakarta. Setelah diseleksi oleh setiap perwakilan sekolah, karya terbaik akan dipilih oleh dewan juri dan pengunjung. Program ini merupakan hasil kerjasama Jakarta Biennale 2013 dengan Art Invasion dan Erudio School of Art.
The ‘Ekskul Fair’ presents selected works produced in art extra curricular activities of Jakarta schools. Nominated by each school representative, the best works will be selected by judges and visitors. This program is a collaboration of Jakarta Biennale 2013, Art Invasion and Erudio School of Art.
TEMU KOMUNITAS COMMUNITY GATHERING 10, 15, 24, 30 NOVEMBER 2013
Sejumlah komunitas di Jakarta turut memeriahkan Jakarta Biennale dengan mengadakan kegiatan-kegiatan di seputar Pelataran Teater Jakarta – Taman Ismail Marzuki dan sejumlah lokasi pameran lain.
Several communities in Jakarta take part in the Jakarta Biennale festivities by organizing activities around the Teater Jakarta Courtyard – Taman Ismail Marzuki, and several other exhibition locations.
PELICIN
PAMERAN SENIMAN MUDA JAKARTA JAKARTA YOUNG ARTISTS’ EXHIBITION BRIAN SURYAJAYA GAUTAMA, CUT AND RESCUE, FAISAL R. YEROUSHALAIM, IKA VANTIANI, MOCH. HASRUL, NATASHA GABRIELLA TONTEY, PUTRI AYU LESTARI, SULAIMAN SAID 19–30 NOVEMBER 2013 Pameran ini diadakan oleh Jakarta Biennale 2013 untuk mendukung eksperimentasi karya-karya seniman muda di awal karier mereka, di mana mereka merespons nilai-nilai dalam masyarakat terhadap uang melalui karya audiovisual, fotografi, seri kolase, dan video dokumenter. Karya mereka mengajak kita untuk menilai kembali harga sebuah benda, sekaligus melihat kembali apa saja yang rela dilakukan orang demi uang hingga menciptakan mitos-mitos maupun hal-hal mistik yang mewakili hasrat dan impian terhadap kekayaan.
This exhibition is organized by Jakarta Biennale 2013 to support art experimentation by young artists at the dawn of their careers, where they respond to society’s values towards money through audiovisual works, photography, collage, and documentary video. Their works invite us to reappraise the value of things, and also to take another look at things that people are willing to do for money creating myths, even mysticisms, that represent their dreams and desires for wealth.
Galeri Salihara Jl. Salihara No. 16 Pasar Minggu, Jakarta Selatan T: +62 21–789 1202 W: salihara.org
17
SELF-PORTRAIT EXHIBITION
PEMBUKAAN OPENING: 23 NOVEMBER 2013 PAMERAN EXHIBITION: 24 NOVEMBER–7 DESEMBER 2013 Self-Portrait Exhibition mengajak siapa saja untuk membuat karya visual melalui potret diri. Anda bisa ikut serta berimajinasi dan menafsirkan konsep potret diri secara bebas, melalui beragam medium seperti ilustrasi, lukisan, foto, video, desain grafis, dan lainnya. Setidaknya 500 karya terpilih akan ditampilkan dalam pameran ini. Seleksi karya dilakukan oleh Ade Darmawan, Direktur Eksekutif Jakarta Biennale 2013, dan Saleh Husein, seniman yang turut memamerkan proyek seni rupanya di ruang parkir bawah tanah Teater Jakarta.
Self-Portrait Exhibition invites anybody to create visual work through self-portraits. You could participate by imagining and interpreting the concept of a self-portrait through various mediums such as illustration, painting, photo, video, graphic design, and others. At least 500 selected works are presented in this exhibition. The exhibited works were curated by Ade Darmawan, the Executive Director of the 2013 Jakarta Biennale, and Saleh Husein, an artist whose art project is exhibited in the basement parking space of Teater Jakarta.
Cemara 6 Galeri JL. H.O.S. Cokroaminoto No. 9–11, Menteng, Jakarta Pusat
Untuk berpartisipasi, kunjungi www.amild.com. For participation, visit www.amild.com.
Menuju lokasi-lokasi pameran Jakarta Biennale 2013: SIASAT dengan angkutan umum Ruang Parkir Bawah Tanah Teater Jakarta – Taman Ismail Marzuki Jl. Cikini Raya No. 73, Jakarta Pusat. 1 Gunakan Metromini 17 dari arah Manggarai yang
menuju Senen dan turun langsung di depan kompleks Taman Ismail Marzuki. 2 Anda bisa juga naik bus Kopaja 502 dari arah Kampung Melayu yang menuju Tanah Abang, turun di Hero Gondangdia di Jl. R.P. Suroso, lalu menyeberang jalan dan masuk ke Jl. Cikini II. Taman Ismail Marzuki ada di ujung jalan tersebut. 3 Jika Anda naik bus Transjakarta Koridor 1 (jalur Blok M–Kota atau sebaliknya), turun di Halte Bank Indonesia, lalu sambung dengan naik Kopaja 502 tujuan Kampung Melayu. Anda bisa turun tepat di depan Taman Ismail Marzuki. 4 Jika Anda menggunakan kereta Commuterline Bogor–Jakarta Kota atau sebaliknya, turun di Stasiun Gondangdia atau Stasiun Cikini. Lanjutkan dengan naik ojek/bajaj dengan ongkos sekitar Rp7.000–10.000.
Museum Seni Rupa dan Keramik Jl. Pos Kota No. 2, Jakarta Barat. 1 Gunakan bus Transjakarta Koridor 1 (jalur Blok M–
Kota atau sebaliknya), turun di Halte Transjakarta Stasiun Kota, lalu jalan kaki melintasi terowongan bawah tanah yang mengarah ke Stasiun Kota. Dari pintu keluar, masuklah kembali ke dalam Stasiun Kota. Jalan lurus menuju pintu di depan Anda (arah Utara). Terus jalan sepanjang Jl. Lada. Setelah pertigaan, Anda akan memasuki Jl. Pos Kota. Museum Seni Rupa dan Keramik akan berada di sebelah kanan Anda. 2 Anda bisa naik kereta Commuterline Bogor–Jakarta, turun di Stasiun Kota/Beos, keluar melalui pintu sebelah Utara. Selanjutnya ikuti petunjuk di atas.
Komunitas Salihara Jl. Salihara No. 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. 1 Gunakan Mikrolet 16 dari arah Kampung Melayu
tujuan Pasar Minggu. Anda bisa turun persis di depan Komunitas Salihara (300 meter setelah Universitas Nasional) di Jl. Salihara No. 16. 2 Anda bisa menggunakan bus Transjakarta Koridor 6 (jalur Dukuh Atas–Ragunan atau sebaliknya), turun di Halte Mangga Besar, lalu turun dari halte ke arah kiri. Lanjutkan dengan naik angkutan apa saja menuju Pasar Minggu. Turun di Balai Rakyat Pasar Minggu, belok kiri masuk Jl. Salihara. Lanjutkan perjalanan sampai Anda menemukan Komunitas Salihara di sebelah kanan Anda. 3 Jika Anda naik Metromini 75 jurusan Pasar Minggu– Blok M, turun di Balai Rakyat Pasar Minggu, lalu ikuti petunjuk nomor 2. 4 Jika Anda menggunakan kereta Commuterline Bogor–Jakarta atau sebaliknya, turun di Stasiun Pasar Minggu (jangan tertukar dengan Stasiun Pasar Minggu Baru), lalu sambung naik ojek dengan ongkos Rp5.000–7.000.
Cemara 6 Galeri Jl. H.O.S. Cokroaminoto No. 9–11, Menteng, Jakarta Pusat. 1 Naik bus Metromini 15 dari arah Semanggi, turun di
belakang gedung Sarinah, menyeberang ke Jl. Sumatera. Susuri jalan tersebut, kurang-lebih 300 meter. Di ujung gang, berbeloklah ke kiri. Tak jauh dari situ, Cemara 6 Galeri ada di sebelah kanan Anda. Atau dari belakang gedung Sarinah itu, Anda bisa sambung dengan naik ojek/bajaj dengan ongkos sekitar Rp5.000–7.000. 2 Jika Anda naik bus Transjakarta Koridor 1 (jalur Blok M–Kota atau sebaliknya) turun di Halte Sarinah. Masuk ke pelataran parkir gedung Sarinah, terus hingga ke bagian belakang. Seberangi jalan, masuk ke Jl. Sumatera. Selanjutnya, ikuti petunjuk nomor 1. 3 Anda bisa menggunakan kereta Commuterline jurusan Bogor–Jakarta Kota atau sebaliknya, turun di Stasiun Gondangdia, jalan ke arah kiri menuju Jl. Johar. Susuri jalan tersebut hingga menemukan persimpangan. Belok kiri di samping Cemara Hotel lalu masuk ke jalan di sebelah kanan ( Jl. H.O.S. Cokroaminoto). Galeri 6 Cemara akan ada di sebelah kiri Anda.
Directions to exhibition locations of Jakarta Biennale 2013: SIASAT using public transportation Basement Parking Space of Teater Jakarta – Taman Ismail Marzuki Jl. Cikini Raya No. 73, Central Jakarta. 1 Take Metromini 17 from Manggarai to Senen and get
off at Taman Ismail Marzuki.
2 You can also take Kopaja 502 from Kampung Melayu
to Tanah Abang, getting off at Hero Gondangdia on Jl. R.P. Suroso, then cross the street and walk to Jl. Cikini II. Taman Ismail Marzuki is further down the street on your left. 3 If you take the Transjakarta Corridor 1 bus (Blok M– Kota vv. route), get off at Bank Indonesia stop, then continue on with Kopaja 502 to Kampung Melayu. You can get off right in front of Taman Ismail Marzuki. 4 If you take the Bogor–Jakarta Kota Commuterline train, get off at Gondangdia Station or Cikini Station. Continue with ojek (motor taxi) or bajaj (threewheeler taxis like tuktuk). The fare would be around Rp7,000–10,000.
Fine Arts and Ceramics Museum Jl. Pos Kota No. 2, West Jakarta. 1 Take the Transjakarta Corridor 1 bus (Blok M–Kota vv.
route), get off at Stasiun Kota Stop, then walk through the tunnel towards Stasiun Kota. From the exit, enter Stasiun Kota again. Walk straight towards the door right in front of you (Northward). Continue walking along Jl. Lada. After the intersection, you will enter Jl. Pos Kota. The Fine Arts and Ceramics Museum (Museum Seni Rupa dan Keramik) will be on your right. 2 You can take the Bogor–Jakarta Commuterline Train, get off at Stasiun Kota/Beos, get out through the North gate. Then follow the directions above.
Komunitas Salihara Jl. Salihara No. 16, Pasar Minggu, South Jakarta. 1 Use Mikrolet 16 from Kampung Melayu to Pasar
Minggu. You can get off right in front of Komunitas Salihara (300 meters after Universitas Nasional) on Jl. Salihara No. 16. 2 You can use the Transjakarta Corridor 6 bus (Dukuh Atas–Ragunan vv. route), get off at Mangga Besar Stop, then exit the stop towards your side. Continue by any public transport towards Pasar Minggu. Get off at Balai Rakyat Pasar Minggu, and turn left to Jl. Salihara. Walk until you find Salihara on your right. 3 If you take Metromini 75, the Pasar Minggu– Blok M route, get off at Balai Rakyat Pasar Minggu, then follow direction 2 above. 4 If you take the Bogor–Jakarta Comuterline Train, get off at Pasar Minggu Station (do not confuse it with Pasar Minggu Baru Station), then continue by ojek (motor taxi) with the fare of Rp5,000–7,000.
Cemara 6 Galeri Jl. H.O.S. Cokroaminoto No. 9–11, Menteng, Central Jakarta. 1 Take Metromini 15 from Semanggi, getting off
behind Sarinah building, crossing to Jl. Sumatera. Follow that street, more or less 300 meter. At the end of the alley, take a left. Not far from there is Cemara 6 Galeri on your right. Or, from behind the Sarinah building, you can continue by ojek/bajaj paying the fare of around Rp5,000–7,000. 2 If you take the Transjakarta Corridor 1 bus (Blok M–Kota vv route) get off at Sarinah Stop. Go to the Sarinah parking lot, through to the backside. Cross the street, enter Jl. Sumatera. Then follow direction number 1. 3 You can also take the Bogor–Jakarta Kota Commuterline Train, getting off at Gondangdia Station, walk towards the left to Jl. Johar. Follow that road until the intersection. Turn left next to Cemara Hotel then enter the road on your right ( Jl. H.O.S. Cokroaminoto). Cemara 6 Galeri will be on your left.
OPENING
SATURDAY, 9 NOVEMBER 2013 / 19.00 Teater Jakarta Courtyard and Basement Parking Space – Taman Ismail Marzuki Jl. Cikini Raya No. 37, Jakarta Pusat
Opening performance by Melati Suryodarmo (Indonesia)
SIASAT 9–30 NOVEMBER 2013
Teater Jakarta Basement Parking Space – Taman Ismail Marzuki & Fine Arts and Ceramics Museum
Exhibition of works and projects of Indonesian and international artists OKTOBER–NOVEMBER 2013 Art project of Indonesian artists with communities in public space: Abdulrahman Saleh, Akumassa, Enrico Halim, Jatiwangi Art Factory & TROTOARt, Mella Jaarsma & Nindityo Adipurnomo.
16 OKTOBER–3 NOVEMBER 2013 Mural painting in Jakarta public spaces by: Fintan Magee (Australia) and Indonesian artists: Pak Nur, Eko Nugroho, Guntur Wibowo, The Popo, Bujangan Urban, and LoveHateLove. 7–11 NOVEMBER 2013 Performans KUNSTrePUBLIK (Jerman) at Blok M Square,
9–17 NOVEMBER 2013 Performance by Ettiene Turpin (Canada) at the Pramuka Bird Market,
East Jakarta.
10 NOVEMBER 2013 Performance by Melati Suryodarmo (Indonesia) at Suropati Park,
Central Jakarta.
South Jakarta; Pasar Senen, Central Jakarta; and Pasar Baru, West Jakarta.
PUBLIC PROGRAM DISCOURSE ARTISTS’ TALK SERIES
Teater Jakarta Basement Parking Space – Taman Ismail Marzuki 10 November 2013 / 14.00–17.00
DISCUSSION
Teater Jakarta Basement Parking Space – Taman Ismail Marzuki 11–13 November 2013 / 15.00–18.30
BIENNALE TOUR Tour of the Jakarta Biennale 2013 exhibition and project locations 17, 24, 30 November 2013
WORKSHOP OFFICE DIARY COMIC with Abdulrahman Saleh
Lobbies of Sudirman Street Office Buildings, Central Jakarta. November 2013
FREE PHOTOGRAPHY LEARNING PARK with Kelas Pagi.
SATURDAY NIGHT ENTERTAINMENT Music, Visuals, Parties, Bazaar Saturday Night Entertainment #1 Teater Jakarta Courtyard – Taman Ismail Marzuki 16 November 2013 / 18.30–00.00
Langsat Park, South Jakarta. 17 November 2013 / 09.00
Saturday Night Entertainment #2
SERRUM for KIDS with SERRUM Collective drawing during the Biennale Tour 24 November 2013
This event will close Jakarta Biennale 2013: SIASAT
Komunitas Salihara 30 November 2013 / 17.00–00.00
SATTELITE PROGRAM EXTRACURRICULAR FAIR
PELICIN Jakarta young artists’ exhibition
24 November 2013
COMMUNITY GATHERING Fun activities with several communities in various Jakarta Biennale 2013 exhibition locations.
Salihara Gallery 19–30 November 2013
SELF-PORTRAIT EXHIBITION
Cemara 6 Gallery Opening: 23 November 2013 / 19.00 Exhibition: 24 November– 7 December 2013
10, 15, 24, 30 November 2013
For further information, please check www.jakartabiennale.net and follow
@jakartabiennale
jakartabiennale2013
jakartabiennale
Jakarta Biennale 2013: SIASAT Jakarta Arts Council, Taman Ismail Marzuki | Jl. Cikini Raya No. 73, Central Jakarta T: +62-21 319 37 639 / +62-21 316 27 80 / +62-21 398 99 634 | F: +62–21 319 37 639
Rekanan Ruang Pamer Exhibition Space Partners:
Rekanan Budaya Cultural Partners:
Rekanan Komunitas Community Partners:
Rekanan Media Media Partners:
Sponsor:
PEMBUKAAN
SABTU, 9 NOVEMBER 2013 / 19.00 Pelataran dan Ruang Parkir Bawah Tanah Teater Jakarta – Taman Ismail Marzuki Jl. Cikini Raya No. 37, Jakarta Pusat
Dibuka dengan performans Melati Suryodarmo (Indonesia)
SIASAT 9–30 NOVEMBER 2013
Ruang Parkir Bawah Tanah Teater Jakarta – Taman Ismail Marzuki dan Museum Seni Rupa Keramik
Pameran karya dan presentasi proyek seni rupa karya seniman Indonesia dan mancanegara. OKTOBER–NOVEMBER 2013 Proyek seni rupa seniman Indonesia bersama komunitas di ruang publik: Abdulrahman Saleh, Akumassa, Enrico Halim, Jatiwangi Art Factory & TROTOARt, Mella Jaarsma & Nindityo Adipurnomo.
16 OKTOBER–3 NOVEMBER 2013 Pengerjaan mural di sejumlah ruang publik Jakarta oleh: Fintan Magee (Australia) dan para seniman Indonesia: Pak Nur, Eko Nugroho, Guntur Wibowo, The Popo, Bujangan Urban, dan LoveHateLove. 7–11 NOVEMBER 2013 Performans KUNSTrePUBLIK (Jerman) diadakan di Blok M Square,
9–17 NOVEMBER 2013 Performans Ettiene Turpin (Kanada) diadakan di Pasar Burung Pramuka, Jakarta Timur.
10 NOVEMBER 2013 Performans Melati Suryodarmo (Indonesia) diadakan di
Taman Suropati, Jakarta Pusat.
Jakarta Selatan; Pasar Senen, Jakarta Pusat; dan Pasar Baru, Jakarta Barat.
PROGRAM PUBLIK WACANA SERIAL BINCANG SENIMAN
Ruang Parkir Bawah Tanah Teater Jakarta – Taman Ismail Marzuki. 10 November 2013 / 14.00–17.00
DISKUSI
Ruang Parkir Bawah Tanah Teater Jakarta – Taman Ismail Marzuki. 11–13 November 2013 / 15.00–18.30
TUR BIENNALE Tur ke lokasi pameran dan proyek Jakarta Biennale 2013 17, 24, 30 November 2013
LOKAKARYA KOMIK CURHAT KANTORAN bersama Abdulrahman Saleh Lobi sejumlah kantor di Jl. Sudirman, Jakarta Pusat. November 2013
TAMAN BELAJAR FOTOGRAFI GRATIS bersama Kelas Pagi.
HIBURAN MALAM MINGGU Malam Musik, Visual, Pesta dan Bazaar Hiburan Malam Minggu #1
Pelataran Teater Jakarta – Taman Ismail Marzuki 16 November 2013 / 18.30–00.00
Taman Langsat, Jakarta Selatan. 17 November 2013 / 09.00
Hiburan Malam Minggu #2
SERRUM for KIDS bersama SERRUM Menggambar bersama sepanjang Tur Biennale 24 November 2013
Acara ini akan menutup perhelatan Jakarta Biennale 2013: SIASAT
Komunitas Salihara 30 November 2013 / 17.00–00.00
PROGRAM SATELIT EKSKUL FAIR
24 November 2013
TEMU KOMUNITAS Sukaria bersama berbagai komunitas di berbagai lokasi pameran Jakarta Biennale
PELICIN Pameran karya seniman muda Jakarta Galeri Salihara 19–30 November 2013
10, 15, 24, 30 November 2013
SELF-PORTRAIT EXHIBITION Pameran karya tentang potret diri dan terbuka untuk siapa saja
Cemara 6 Galeri Pembukaan: 23 November 2013 / 19.00 Pameran: 24 November – 7 Desember 2013
Untuk detail kegiatan dan informasi lebih lanjut kunjungi www.jakartabiennale.net dan ikuti
@jakartabiennale
jakartabiennale2013
jakartabiennale
Jakarta Biennale 2013: SIASAT Dewan Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki | Jl. Cikini Raya No. 73, Jakarta Pusat T: +62-21 319 37 639 / +62-21 316 27 80 / +62-21 398 99 634 | F: +62–21 319 37 639