BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Metode Pengajaran al-Qur’an yang Diterapkan Guru PAI di SMP Negeri 3 Sinjai Tengah Dalam proses belajar mengajar, persoalan efektivitas dan efisiensi kegiatan sangat bergantung pada bagaimana upaya guru dalam menyajikan materi pelajaran kepada siswa, sehingga siswa dapat belajar secara aktif. Eksistensi guru yang sampai pada era sekarang ini masih menempati posisi sentral dalam kegiatan belajar mengajar formal. Bahkan lebih jauh dari itu, termasuk masalah keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi dalam kegiatan pembelajaran atau lebih dikenal dengan prestasi belajar yang kesemuanya itu berada pada penentuan guru. Dalam rangka mewujudkan atau menjadikan siswa sebagai siswa yang berprestasi gurulah pemegang kuncinya, sehingga guru harus berupaya semaksimal mungkin guna mencari suatu solusi atas keberhasilan siswanya. Maka salah satu upaya yang harus dilakukan oleh guru adalah menerapkan suatu metode atau strategi dalam kegiatan pembelajaran, agar perhatian dan minat siswa dalam belajar dapat terkonsentrasi pada materi ajar yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran. ( Word to PDF Converter - Unregistered ) http://www.Word-to-PDF-Converter.net82
Dalam dunia pendidikan, tidak sedikit dijumpai seorang guru merasa kurang kalau tidak dapat dikatakan tidak bertanggung jawab atas keberhasilan siswanya, sehingga ia tidak memiliki upaya untuk mencari suatu cara yang dapat membangkitkan minat belajar siswanya. Namun sangat berbeda dengan guru PAI yang ada di SMP Negeri 3 Sinjai Tengah. Guru PAI di SMP Negeri 3 Sinjai Tengah rupanya tidak pernah berhenti mencari dan mencari jalan yang terbaik dalam rangka meningkatkan out put siswanya. Oleh karena itu, salah satu langkah yang ditempuh oleh guru PAI di SMP Negeri 3 Sinjai Tengah adalah mencari suatu metode yang setiap Caturwulan dieksperimenkan kemudian menilainya melalui prestasi siswa pada perolehan hasil ujian semester. Menurut Mursalin bahwa gambaran umum metode pengajaran al-Qur’an yang diterapkan guru PAI di SMP Negeri 3 Sinjai Tengah ini antara
lain metode baca tulis al-Bagdadi di mana guru mengajarkan jenis huruf hijaiyah satu persatu baik cara membaca maupun cara menulis huruf hijaiyah. Metode pengajaran lain yang sering diterapkan guru PAI dalam pembelajaran Al-Quran di SMP Negeri 3 Sinjai Tengah ini ada beberapa metode antara lain 1) metode al-Bagdadi, 2) metode bacaan langsung, 3) metode praktis, 4) metode selingan, 5) metode CBSA,dan 6) Asistensi.
Dalam menghadapi perkembangan dunia dewasa ini utamanya perkembangan dunia pendidikan semakin kompleks yang didukung oleh teknologi tinggi, mengharuskan semua pihak mempersiapkan segala sumber daya yang ada, baik secara pribadi maupun secara kelompok di dalam masyarakat. Sejalan dengan perkembangan yang dialami, setidaknya pula akan ikut merambah mempengaruhi dunia pendidikan Islam terutama pada bidang pengajaran al-Qur’an. Salah satu kendala yang dihadapi pengajaran al-Qur’an adalah bagaimana metode menyampaikan ajaran pokok Islam ini di tengah-tengah masyarakat Islam, utamanya pada siswa. Kurangnya pengetahuan akan metode tentu mempengaruhi pencapaian hasil yang diharapkan. Penyajian materi pelajaran dapat dilaksanakan dengan baik dan membawa hasil yang memuaskan, apabila ditunjang oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang dimaksud adalah faktor metode pengajaran al-Qur’an. Menurut A. Ilham Nur, bahwa metode mengajar adalah jalan seorang guru untuk memberi bahan kepada siswa-siswa dan merubah tingkah lakunya sesuai dengan tujuan yang diinginkan, atau juga metode mengajar mempunyai arti lebih dari sebagai alat untuk menyampaikan maklumat dan pengetahuan kepada otak siswa untuk menolong mereka memperoleh maklumat dan pengetahuan.
Wawancara di atas, menunjukkan betapa pentingnya peranan metode di dalam proses pengajaran al-Qur’an. Sebagai seorang guru tentu harus menguasai, paling tidak memiliki pengetahuan tentang berbagai metode dalam mengajarkan al-Qur’an, karena mengajarkan membaca al-Qur’an kepada siswa tidaklah mudah, jika siswa belum mengenal huruf al-Qur’an. Oleh karena itu, sekali lagi seorang guru harus kaya akan metode. Sehubungan dengan hal tersebut, maka menurut Mursalin ketika dikonfirmasi penulis bahwa sebagai seorang guru yang berkecimpung dalam dunia pendidikan agama Islam tentu harus betul-betul menguasai berbagai macam metode di dalam menyampaikan materi pelajaran agama terutama materi al-Qur’an karena apabila hanya menggunakan satu metode saja, maka pelajaran al-Qur’an tidak akan tuntas, sebab siswa dapat jenuh dalam mempelajari al-Qur’an. Informasi lain juga dikemukakan oleh Syarifuddin bahwa dalam pengajaran al-Qur’an metode termasuk metode Iqra' harus dikuasai oleh seorang guru sebab setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda, sehingga satu metode mungkin hanya cocok untuk beberapa orang, sedang yang lainnya mungkin metode lain yang cocok. Karena itu penggabungan metode pengajaran misalnya metode baca langsung dengan klasikal atau privat serta CBSA itu
sedapat mungkin diterapkan demi menjaga kejenuhan siswa-siswa dalam pengajaran dan pembelajaran al-Qur’an. Pada kondisi lain Mursalin menuturkan bahwa penerapan metode Jibril yakni guru membaca terlebih dahulu sebuah ayat lalu kemudian siswa mengikuti bacaan guru. Berdasarkan ayat di atas, maka intisari teknik dari Metode Jibril adalah taqlid-taqlid (menirukan), yaitu santri menirukan bacaan gurunya. Dengan demikian metode Jibril bersifat teacher-centris, dimana posisi guru sebagai sumber belajar atau pusat informasi dalam proses pembelajaran. Selain itu praktek Malaikat Jibril dalam membacakan ayat kepada Nabi Muhammad Saw., adalah dengan tartil (berdasarkan tajwid yang baik dan benar). Karena itu, metode Jibril juga diilhami oleh kewajiban membaca al-Qur’an secara tartil. Intisari teknik dari metode Jibril adalah taqlid-taqlid (menirukan), yaitu siswa menirukan bacaan gurunya. Dengan demikian metode Jibril bersifat teacher-centris, dimana posisi guru sebagai sumber belajar atau pusat informasi dalam proses pembelajaran. Dari hasil penelitian yang dipaparkan di atas peneliti dapat mengungkap bahwa terdapat beberapa metode pengajaran al-Qur’an yang dapat
diterapkan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Sinjai Tengah, antara lain: a. Teknik Sintetik Yaitu pengajaran membaca dimulai dari pengenalan huruf hijaiyah menurut urutanya, yaitu dari Alif, Ba”, Ta’, sampai Ya’, Kemudian dikenalkan dengan huruf Hijiyah secara terpisah, lalu dirangkaikan dengan suatu ayat, contoh: Alif fathah Aa, Alif kasrah Li, Alif dammah Uu =A,I,U dan seterusnya. Kelemahan metode ini adalah belajar membaca al-Qur’an memerlukan waktu yang relatif lama, sedangkan kelebihan dari metode ini adalah siswa dapat mengenal huruf dan dihafalkan secara alfabet, sekaligus dengan mengenal tulisanya. Perhatian siswa tertuju pada huruf-huruf yang berbentuk kalimat. Metode ini sangat membantu bagi siswa yang kurang cerdas dan bagi guru-guru Pendidikan Agama Islam yang belum berpengalaman. b. Teknik bunyi Teknik ini mulai mengeja bunyi-bunyi hurufnya, bukan nama-nama huruf seperti di atas, contoh: Aa, Ba, Ta, Tsa, dan seterusnya. Dari bunyi ini tersunsun yang kemudian menjadi kata yang teratur. Kelebihan dari Teknik ini adalah membangkitkan semangat belajar siswa dalam membaca, sehingga dapat dicapai pembelajaran yang lebih banyak
namun metode ini kurang efektif untuk diajarkan kepada siswa dalam belajar membaca al-Qur’an secara baik dan benar. c. Teknik meniru Teknik ini ini sebagai pengembangan dari metode bunyi, metode ini merupakan pengajaran dari lisan ke lisan, yaitu siswa mengikuti bacaaan ustad sampai hafal. Setelah itu baru diperkenalkan beberapa huruf beserta tanda baca atau harakatdan kata-kata atau kalimat yang dibacanya. Kelebihan metode ini adalah sesuai dengan prinsip pendidikan yang mengatakan bahwa belajar dari yang telah diketahui dan dari yang mudah sampai yang sesukar mungkin. Sedangkan kelemahan dari metode ini adalah guru harus mengulang bacaan beberapa kali dalam batas tertentu, jika tidak maka siswa akan mudah lupa. d. Metode Campuran Metode campuran merupakan perpaduan antara metode sintetik, metode bunyi, metode meniru. Metode ini untuk melengkapi kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam metode pembelajaran al-Qur’an sebelumya. Dalam metode campuran, seorang ustad diharapkan mampu mengambil kebijaksanaan dalam
mengajarkan
membaca
al-Qur’an
dengan
mengambil
kelebihan-kelebihan dari metode–metode di atas, kemudian disesuaikan dengan
situasi dan kondisi yang ada sekarang. Pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa, terdapat beberapa metode dan teknik yang sering dipadukan oleh guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Sinjai Tengah dalam mengajarkan al-Qur’an di kelas. Metode yang dimaksud adalah 1) Metode Al Bagdadi, 2) Metode Iqra’. Sementara teknik yang dimaksud: 1) teknik praktis, 2) teknik selingan, 3) teknik CBSA, 4) teknik Asistensi, 5) teknik Sintetik, 6) teknik bunyi, dan 7) teknik meniru. Kedua metode dan ketujuh teknik itulah yang diterapkan guru bidang studi Pendidikan Agama Islam dalam pembelajaran al-Quran, dan diterapkan secara
variatif
berdasarkan
situasi
dan
kondisi
siswa
saat
sedang
berlangsungnya proses pembelajaran. Oleh karena itu, tidak diherankan jikalau siswa di SMP Negeri 3 Sinjai Tengah ini dapat mempelajari al-Qur’an dengan baik, karena mereka selalu cerah, senang, dan serius dalam mengikuti pembelajaran al-Qur’an. Banyak langkah variaif yang dapat diterapkan oleh guru. Prinsipnya adalah guru wajib mengambil tindakan untuk membantu siswa mengatasi permasalahanya dan memberikan cara-cara yang memudahkan siswa dalam belajar. Namun improvisasi apapun yang dilakukan guru tetap mengacu pada panduan metode yang ada dan tidak keluar dari frame sistem metodologi
yang sedang dibangun. Dari 80 responden terdapat 54 atau 67,50% responden yang mengikuti proses pembelajaran al-Qur’an dengan “sangat antusias”, dan 26 dari 80 atau 32,50% responden mengikuti pengajaran al-Qur’an dengan “cukup antusias”. Hasil penelitian melalui instrumen angket di atas menggambarkan bahwa ternyata melalui penerapan metode pengajaran al-Qur’an secara variatif oleh guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Sinjai Tengah siswa dapat mengikuti bahkan tingkat kemampuan mereka terhadap baca tulis al-Qur’a>n tergolong bagus. Dari 80 responden yang ada, terdapat 67 atau 83,75% yang mengaku bahwa mereka “cukup bagus” dalam membaca dan menulis al-Qur’an. Sedangkan 13 dari 80 responden atau 16,25% dari mereka mengaku “sangat baik”. Dari hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa pengajaran al-Qur’an yang dilaksanakan di SMP Negeri 3 Sinjai Tengah ini, berlangsung cukup baik bahkan sangat baik, yang terindikasi jawaban responden rata-rata mereka mengemukakan “bagus dan bahkan sangat bagus”. Hal ini berjalan dengan baik, karena tentunya selain motivasi dari guru, juga motivasi yang datang dari orang tua menjadi faktor utama dalam membelajarkan al-Qur’an kepada siswa. Akan halnya dengan siswa di SMP Negeri 3 Sinjai Tengah ini, di mana para
siswa menapat suport dari orang tua mereka masing-masing, bahkan orang tua mereka juga terjun langsung membina anak-anak mereka dalam mengajarkan al-Qur’an. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa motivasi orang tua terhadap pendidikan al-Qur’an di SMP Negeri 3 Sinjai Tengah “cukup baik” bahkan “sangat baik”. Berdasarkan hasil analisis angket terdapat 66 dari 80 responden atau 82,50% belajar al-Qur’an tidak hanya di sekolah, tetapi juga di TPA-TPA yang ada di dekat rumahnya dengan metode yang diterapkan sama dengan metode Jibril. Sedangkan lainnya yakni 14 dari 80 atau 17,50% responden mengaku bahwa motivasi orang tua terhadapnya dalam mempelajari al-Qur’an baik di sekolah maupun di rumahnya “cukup baik”. Searah dengan itu, juga pembelajaran al-Qur’an yang dilakukan di SMP Negeri 3 Sinjai Tengah ini juga mendapat dukungan dari pemerintah. Menurut responden bahwa pembelajaran al-Qur’an di sekolah ini mendapat dukungan dari pemerintah kabupaten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70 dari 80 atau 87,50% responden yang mengatakan “sangat mendukung” dan 10 atau 12,50% dari responden mengatakan pemerintah “cukup mendukung” pelaksanaan pembelajaran al-Qur’an di SMP Negeri 3 Sinjai Tengah. Hasil analisis angket tersebut mengindikasikan bahwa pembelajaran
al-Qur’an yang digalakkan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Sinjai Tengah sangat bermanfaat bagi siswa, karena disamping memotivasi siswa untuk memahami dan mengerti isi atau kandungan al-Qur’an juga menjadi penenang jiwa bagi mereka, bahkan dapat menjadi media bagi siswa untuk semakin meningkatkan keimanan mereka “§±dathum im±n±”. Oleh karena itu, pengajaran al-Qur’an merupakan suatu terobosan baru yang sangat besar kontribusinya terhadap pembangunan manusia seutuhnya dan harus dimulai sejak dini, sehingga dapat menjadi benteng yang dapat mempertebal keimanan siswa. Pengajaran al-Qur’an di SMP Negeri 3 Sinjai Tengah ini meminjam istialh Habibie pembelajaran al-Qur’an diorientasikan pada perubahan mental siswa yang tadinya mungkin bermental atau berjiwa Israel kemudian dibina untuk berjiwa dan berhati Mekah. Melalui pengajaran al-Qur’an pula siswa diharapkan dapat mengkajinya sehingga dapat memahami makna-makna yang tersirat dan tersurat dalam al-Qur’an yang kemudian diharapkan kelak dapat berotak Jerman. Untuk melihat upaya yang dilakukan pihak SMP Negeri 3 Sinjai Tengah untuk mengarahkan siswa pada asumsi tersebut, maka terdapat 68 dari 80 responden atau dalam persentase sebesar 85,00% yang mengakui “cukup bagus” pengajaran al-Qur’an di SMP Negeri 3 Sinjai Tengah ini karena
telah berada pada tingkat pembinaan perubahan mental siswa. Sedangkan 12 dari 80 responden atau 15,00% responden yang menjawab “sangat bagus” upaya guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang melakukan pengajaran al-Qur’an di SMP Negeri 3 Sinjai Tengah ini karena dapat membina dan merubah mental siswa, menjadi mental-mental yang islami. Untuk mengetahui lebih detil tentang persentase pengajaran al-Qur’an di SMP Negeri 3 Sinjai Tengah, dapat dilihat pada tabel rekapitulasi berikut:
Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Analisis Angket No.
Butir Pertanyaan / Kategori Jawaban
1.
Antusias Siswa terhadap pembelajaran BTQ A. Sangat Antusias B. Kurang Antusiasi C. Kurang Antusia Tingkat kemampuan siswa terhadap BTQ A. Sangat Bagus B. Cukup Bagus C. Kurang Bagus Motivasi orang tua pada siswa kaitannya dengan pendidikan BTQ A. Sangat baik B. Cakup Baik C. Kurang Baik Pemerintah mendukung pelajaran BTQ A. Sangat mendukung B. Cukup mendukung C. Kurang mendukung. Pembinaan mental siswa melalui pengajaran BTQ A. Sangat Bagus B. Cukup Bagus C. Kurang bagis
2.
3.
4.
5.
Jumlah jawaban
Persemtas e %
54 26 0
67,50 32,50 0
13 67 0
16,25 82,50 0
66 14 0
82,50 17,50 0
70 10 0
87,50 12,50 0
68 12 0
85,00 15.00 0
Sumber Data: Hasil analisis angket 2. Pengaruh Pembelajaran Al-Qur’an terhadap Mental Siswa SMP Negeri 3 Sinjai Tengah Metode belajar al-Qur’an idealnya memiliki panduan tertentu dan dilaksanakan dengan konsisten. Konsistensi ini penting untuk membangun sistem metode yang kuat dengan prinsip memudahkan bagi siswa. Namun pada kasus-kasus tertentu seorang guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang mengajarkan al-Qur’an menghadapi kondisi yang khusus dan memerlukan penanganan berbeda. Kelompok belajar yang ditangani memiliki karakteristik yang beragam antar kelompok maupun secara internal kelompok belajar al-Qur’an sangat terbuka kemungkinan bersifat heterogen. Guru dalam menghadapi perbedaan karakter kelompok atau siswa menghadapi tantangan untuk dapat menerapkan variasi-variasi metode belajar al-Qur’an. Variasi metode ini mengacu pada teori gaya belajar, yakni visual, auditori, dan kinestetik. Kabar baik bagi guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Sinjai Tengah bahwa metode belajar al-Qur’an pada dasarnya telah menerapkan tiga gaya belajar ini secara terpadu. Gaya belajar visual diterapkan pada saat siswa memperhatikan tulisan pada alat peraga atau buku. Gaya belajar auditori diterapkan pada saat siswa mendengarkan bacaan guru dengan guru membaca siswa mendengar.
Sedangkan gaya belajar kinestetik diterapkan pada saat siswa menunjuk tulisan yang sedang dibaca pada buku. Keunikan metode belajar al-Qur’an adalah siswa diajak untuk mempraktikkan gaya belajar ini secara bersamaan. Terutama gaya belajar visual dan auditori. Hal ini karena metode belajar al-Qur’an bersifat praktis. Siswa dapat mencapai kompetensi jika menerapkan gaya belajar melihat tulisan, mendengar bacaan, menunjuk, dan yang lebih penting dari tiga gaya belajar ini adalah gaya belajar dengan lisan atau verbal. Gaya belajar lisan adalah gaya belajar inti yang harus diterapkan dalam semua bagian dari proses belajar al-Qur’an sebagaimana yang diterapkan oleh Rosululloh dan para sahabat beliau.Variasi-variasi metode yang dapat diterapkan dalam proses pengajaran al-Qur’an yang dikemukakan di atas dapat mempengaruhi kecepatan siswa dalam membaca dan mengenal pembacaan dan penghayatan intisari al-Qur’an. Selain itu pengajaran al-Qur’an di SMP Negeri 3 Sinjai Tengah ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman sekaligus pengenalan ilmu bagi para siswa yang nanti dapat diamalkan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Lebih lanjut kepala sekolah mengharapkan kepada para guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk dapat meningkatkan kemampuan penguasaan
metode pembelajarannya dalam mengajarkan al-Qur’an sehingga siswa dapat mempengaruhi kepribadian dan karakter siswa. Keistimewaan orang yang membaca dan mempelajari al-Qur’an diumpamakan oleh Rasulullah, ibarat suatu bejana yang penuh berisi minyak wangi yang baunya selalu semerbak di mana-mana. Peribadi bagai sebuah mercu obor yang memancarkan cahaya dan memberi terang di malam gelap kepada umat manusia. Maka tidak ada yang lebih baik kecuali berusaha mengenalkan seseorang pada al-Qur’an sejak dini, karena al-Qur’an memiliki pengaruh teradap mental siswa. Menurut Mursalin bahwa pengaruh pengajaran al-Qur’an terhadap mental siswa SMP Negeri 3 Sinjai Tengah menjadi modal dasar bagi siswa untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari terhadap dari aspek ibadah rutin terutama shalat lima waktu. Searah dengan hasil interviu di atas, peneliti teringat kisah dari Alija dan Sayyid Quthb semasa kecilnya, boleh dijadikan ibarat bahwa pendidikan al-Qur’an sejak kecil yang telah menjadikan al-Qur’an sebagai tonggak utama terbentuknya mental dan keperibadian siswa yang sehat dan diridhoi Allah swt. Dalam petikan kisah ini, ternyata menunjukkan kesan yang lahir dari kedekatan seseorang dengan al-Qur’an. Alija yang terlatih dengan ayat-ayat Allah
contohnya sentiasa menghubungkan garis peristiwa hidupnya dengan ungkapan-ungkapan al-Qur’an. Sayyid Qu¯b pula yang sejak kecil memiliki rasa hormat yang demikian agung dalam hatinya kepada al-Qur’an, sehiagga di akhir hayatnya, beliau dapat dengan tenang menyongsong syahadah di tiang gantung demi membela aqidahnya. Olehnya itu sudah sewajarnya seorang anak, sejak kecil diusahakan untuk memiliki ikatan-ikatan rohani melalui gema al-Qur’an. Sehingga jiwanya memiliki kejernihan, cahaya, keimanan dan keikhlasan. Menjadi tanggungjawab ibu bapak untuk membuka mata anak sejak kecil untuk mengetahui prinsip baik dan buruk, masalah halal dan haram, benar dan salah, dosa dan pahala sebagaimana yang ditetapkan oleh al-Qur’an. Pendidikan al-Qur’an adalah salah satu ikatan rohani yang paling efektif untuk mendidik jiwa seseorang. Mendidik anak hendaknya diarahkan ke dalam tiga perkara yakni mencintai Nabi dan keluarganya dan membaca al-Qur’an. Dengan demikian, orang yang membaca al-Qur’an berada dalam naungan Arsy Allah ketika tidak ada naungan kecuali naungan Nya, bersama para nabi dan orang-orang shaleh. Asumsi ini mengisyaratkan sebuah kandungan yang sangat mendalam bahwa pengaruh pengajaran al-Qur’an sangat besar terhadap mental siswa seperti di SMP Negeri 3 Sinjai Tengah. Menurut Syarifuddin pengajaran al-Qur’an yang diajarkan di SMP Negeri Sinjai Tengah ini merupakan dasar pengajaran atau pondasi bagi siswa
untuk lebih jauh mengenal al-Qur’an dan lebih menentramkan jiwa dan mental siswa. Bahkan dengan mengajari al-Qur’an siswa dapat semakin bangkit dan bersemangat untuk belajar di samping dapat menenteramkan batin mereka dan semakin bertambah tenang melalui penerapan budaya membaca salah satu ayat setiap selesai pelaksanaan shalat berjama’ah di sekolah. Hasil interviu ini menggambarkan pengajaran al-Qur’an di SMP Negeri 3 Sinjai Tengah, telah berjalan semenjak berlakunya undang-undang otonomi pendidikan. Otonomi pendidikan, memberikan peluang bagi setiap daerah untuk memasukkan pemelajaran
lokal,
yang
oleh
pemerintah
daerah
Kabupaten
Sinjai
memprogramkan Sinjai sebagai daerah yang peduli terhadap kitab suci dari masing-masing penganut agama. Oleh karena itu, bagi umat Islam al-Qur’an menjadi suatu pilihan tepat sebagai pembelajaran muatan lokal yang mendampingi pembelajaran matga pelajaran Pendidikan Agama Islam. Al-Qur’an siapa yang membacanya dengan baik akan mempengaruhi perkembangan jiwanya. Kitab suci al-Qur’an ini bagi umat Islam walaupun tidak memahami arti dan makna yang terkandung di dalamnya, tetapi jika diperdengarkan dan dibacakan, maka al-Qur’an akan mampu menggetarkan jiwa pendengarnya, apalagi jika arti dan makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami maka hati semakin tergetar dan iman akan semakin bertambah. Pengaruh pengajaran al-Qur’an disimpulkan dapat mempengaruhi pola hidup siswa apatalagi jika diajarkan arti dan makna al-Qur’an itu sendiri,
sehingga prestasi belajar siswa terutama prestasi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam semakin meningkat. Menurut Mursalin, hubungan antara mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan mental siswa sangat signifikan, di mana al-Qur’an dapat menjadi penenang batin dan jiwa bagi siapa saja yang mempelajarinya. Sedangkan hubungannya dengan prestasi yang dicapai dapat melahirkan prestasi yang memuaskan karena adanya cahaya al-Qur’an yang menyinarinya. Searah dengan hasil interviu di atas, dalam analisis angket pun ditemukan bahwa ternyata pengajaran al-Qur’an dapat mempengaruhi jiwa dan batin siswa sehingga dapat belajar Pendidikan Agama Islam dengan baik. Hal ini terbukti dari atensi responden di mana 73 dari 80 atau 91,25% responden menjawab “sangat mempengaruhi”, dan 7 dari 80 responden atau dalam persentase 8,75% dari responden yang mengatakan pengajaran al-Qur’an “cukup mempengaruhi” jiwa dan batin siswa dalam mempelajari materi Pendidikan Agama Islam. Hasil penelitian juga ditemukan bahwa pengajaran al-Qur’an mempengaruhi aktivitas belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Sebanyak 60 dari 80 atau 75,00% responden yang mengatakan “sangat mempengaruhi” dan 15 dari 80 atau 18,75% responden yang mengatakan “cukup mempengaruhi” aktivitas belajar PAI siswa SMP Negeri 3 Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai. Namun demikian, terdapat 5 dari 80
atau 6,25% responden yang mengatakan pengajaran al-Qur’an “tidak mempengaruhi” aktivitas belajar siswa termasuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Dari analisis angket pula terungkap bahwa ternyata pengajaran al-Qur’an mempengaruhi prestasi belajar siswa di SMPN Sinjai Tengah. Hal ini terbukti bahwa jawaban responden beragam, namun dominasi jawaban mereka berada pada jawaban “sangat mempengaruhi” dengan persentase sebesar 68,75% atau 55 dari 80 responden yang memberikan atensinya dimana pengajaran al-Qur’an mempengaruhi prestasi belajar siswa. Sedangkan responden yang mengatensi angket dengan jawaban “cukup mempengaruhi” berkisar pada 26,25% atau 15 dari 80 responden yang menjawab bahwa pengajaran al-Qur’an cukup mempengaruhi prestasi belajar siswa, sedangkan yang menjawab “tidak mempengaruhi” berkisar pada 5,00% atau hanya 4 dari 80 responden. Sedangkan pengaruh pengajaran al-Qur’an terhadap kepribadian dan karakter
siswa
pada
umumnya
juga
responden
menjawab
“sangat
mempengaruhi” dengan persentase yang dicapai sebesar 56,29% atau 45 dari 80
responden
yang
mengakui
bahwa
pengajaran
al-Qur’an
sangat
mempengaruhi kepribadian dan karakternya. Sedangkan yang menjawab bahwa pengajaran al-Qur’an “cukup mempengaruhi” kepribadian dan karakter siswa sebesar 41,29% atau 33 dari 80 responden, dan yang menjawab “tidak
mempengaruhi” sebesar 2,50 atau hanya 2 dari 80 responden. Untuk lebih mengerti hasil deskripsi angket di atas berikut dipaparkan rekapitulasi angket.
Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Analisis Angket No.
Butir Pertanyaan / Kategori Jawaban
6.
Pengajaran al-Qur’an dapat mempengaruhi jiwa dan batin siswa sehingga dapat belajar Pendidikan Agama Islam dengan baik A. Sangat mempengaruhi B. Cukup mempengaruhi C. Tidak mempengaruhi Apakah pengajaran al-Qur’an mempengaruhi aktivitas belajar siswa PAI SMPN 3 Sinjai Tengah A. Sangat mempengaruhi B. Cukup mempengaruhi C. Tidak mempengaruhi Apakah pengajaran al-Qur’an mempengaruhi prestasi belajar siswa di SMPN Sinjai Tengah A. Sangat mempengarhi B. Cukup mempengaruhi C. Tidak mempengaruhi Apakah pengajaran al-Qur’an mempengaruhi peningkatan kualitas belajar PAI siswa SMP Negeri 3 Sinjai Tengah A. Sangat mempengarhi B. Cukup mempengaruhi C. Tidak mempengaruhi Apakah pengajaran al-Qur’an dapat mempengaruhi kepribadian dan karakter siswa SMP Negeri 3 Sinjai Tengah A. Sangat mempengarhi B. Cukup mempengaruhi C. Tidak mempengaruhi
7
8
9
10
Jumlah Jawaban
Persemtase %
73 7 0
91,25 8,75 0
60 15 5
75,00 18,75 6,25
55 21 4
68,75 26,25 5,00
57 19 4
71,25 23,75 5,00
45 33 2
56,29 41,29 2,50
3. Korelasi antara Pendidikan Al-Qur’an dengan Pendidikan Akhlak Siswa pada Mata Pelajaran PAI SMP Negeri 3 Sinjai Tengah Untuk mengetahui bagaimana korelasi antara pengajaran al-Qur’an dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa SMP Negeri 3 Sinjai Tengah yang dapat disajikan secara deskriptif berikut: Pengajaran
al-Qur’an
“selalu” mendorong siswa untuk lebih
memahami dan mengerti materi pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dengan persentase sebanyak 87,50% atau 70 dari 80 responden mengatakan selalu terdorong untuk lebih memahami dan mengerti materi PAI jika mereka juga tahu dan paham pengajaran al-Qur’an yang disajikan guru melalui muatan lokal. Selebihnya sebanyak 12,50% atau 10 dari 80 responden mengaku “kadang-kadang” mereka paham materi Pendidikan Agama Islam jika memperhatikan pengajaran al-Qur’an yang disajikan guru pada muatan lokal. Dengan demikian pula hasil penelitian tentang penguasaan materi pelajaran bagi guru akan memudahkan siswa untuk memahami materi pelajaran yang disajikan itu, sehingga siswa dapat mencapai prestasi belajar yang memuaskan. Menurut A. Ilham Nur ketika dikonfimasi tentang penguasaan
materi pembelajaran mempunyai pengaruh besar dibandingkan aspek-aspek korelasi antara pengajaran al-Qur’an dengan prestasi belajar siswa yang lain. Di samping itu, korelasi antara pengajaran al-Qur’an dengan prestasi belajar siswa berupa kemampuan mereka dalam pemberian materi ajar kepada siswa dapat diterima oleh siswa sehingga pembelajaran berlangsung secara efektif dan kondusif. Penguasaan guru terhadap materi pembelajaran dan beragam strategi pembelajan yang sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran serta karakter siswa akan mampu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Guru yang menguasai materi pembelajaran dengan baik pada umumnya akan diikuti dengan kemampuan untuk menguasai beragam strategi pembelajaran yang lebih menarik sehingga mampu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Dengan munculnya motivasi belajar al-Qur’an bagi siswa, menggambarkan bahwa siswa dapat memahami dan mengerti materi yang diajarkan siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada hasil penelusuran peneliti melalui angket. Hasil penelitian ditemukan bahwa di antara responden yang ada, membenarkan bahwa prestasi mereka dalam memperoleh hasil belajar yang membanggakan, tidak terlepas dari kemampuan guru menguasai materi pembelajaran dengan
baik dan mampu menguasai beragam strategi
pembelajaran yang lebih menarik sehingga mampu menumbuhkan motivasi
belajar siswa, yang pada akhirnya siswa dapat memahami dan mengerti materi pembelajaran
yang
berdampak
pada
pencapaian
hasil
belajar
yang
membanggakan. Hal tersebut terbukti dari hasil angket yang diedarkan terdapat jawaban yang cukup tinggi pada kategori jawaban “selalu” sebesar 83.75% atau 67 dari 80 responden, sedangkan kategori jawaban lainnya hanya “kadang-kadang” yang mendapatkan tanggapan dari responden sebesar 16.25% atau 13 dari 80 responden. Dua kategori lainnya tidak mendapatkan respek dari responden, artinya bahwa kategori jawaban “selalu” diakui oleh siswa bahwa mereka telah memahami dan mengerti materi pembelajaran al-Qur’an yang disajikan guru karena guru mereka memiliki potensi akademik dan potensi profesional, yakni mampu menguasai materi, mampu menguasai beragam strategi, dan mampu menumbuhkan motivasi belajar siswa, sehingga keseriusan siswa belajar al-Qur’an dapat menghasilkan prestasi sesuai yang diharapkan. Di samping kemampuan guru tersebut, juga guru mampu menguasai kondisi kelas sehingga tercipta kondisi kelas yang kondusif dan tertib sehingga proses pembelajaran berlangsung dengan tertib, aman dan kondusif. Dengan terwujudnya kondisi kelas yang kondusif dan tertib membuat siswa terasa nyaman dan tersugesti untuk mengikuti serta memperhatikan dan menyimak pembelajaran yang disajikan guru. Hal ini diakui oleh responden yang tampak
pada kategori jawaban yang menyatakan bahwa siswa “selalu” memperhatikan dan menyimak materi pengajaran al-Qur’an yang disajikan guru dengan persentase yang dicapai sebesar 90,00% atau 72 dari 80 responden memberikan atensi selalu menyimak dan memperhatikan materi al-Qur’an yang disajikan guru bidang studi Pendidikan Agama Islam. Sedangkan kategori jawaban “kadang-kadang” siswa memperhatikan materi al-Qur’an yang disajikan guru memperoleh persentase sebesar 7.50% atau 6 dari 80 responden, dan kategori “jarang” siswa memperhatikan materi yang diajarkan guru hanya sekitar 2.50% atau 2 dari 80 respoonden yang menjawab jarang memperhatikan materi al-Qur’an yang disajikan guru. Dengan demikian, tidak mengherankan jika semua siswa di siswa di SMP Negeri 3 Sinjai Tengah dapat memperoleh hasil belajar yang memuaskan semua pihak baik pihak orang tua maupun masyarakat setempat. Proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila didukung oleh guru yang mempunyai kompetensi dan kinerja yang tinggi, karena guru merupakan ujung tombak dan pelaksana terdepan pengajaran siswa di sekolah dan sebagai pengembang kurikulum. Korelasi antara pengajaran al-Qur’an dengan prestasi belajar siswa yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah kinerja kepribadiannya, sebagaimana tampak pada hasil penelitian secara deskriptif berikut: Hasil penelitian yang ditemukan menggambarkan bahwa kinerja profesional guru sebagai seorang pendidik senantiasa tampak sebagai teladan
bagi siswanya baik di luar sekolah maupun dalam sekolah, termasuk kepribadian guru yang mempunyai hobbi belajar dan membaca. Aspek kepribadian inilah yang diteladai siswa sehingga mereka rajin belajar dan mencapai hasil yang membanggakan. Kinerja kepribadian ini “selalu” diakui responden sehingga prestasi belajar mereka menggembirakan dengan persentase yang dicapai sebesar 81.25% atau 65 dari 80 responden yang memberikan atensinya “selalu” mencapai prestasi yang menggembirakan karena berdasarkan aspek kepribadian guru. Sedangkan bagi responden yang “kadang-kadang” mengikuti aspek kepribadian guru terutama dalam kerajinan belajar diakui responden dengan persentase sebesar 18.75% atau 15 dari 80 responden. Menurut Mursalin bahwa siswa yang benar-benar mencontoh gurunya dalam aspek kerajinan guru belajar, sangat berbeda dengan siswa yang kurang peduli dengan kerajinan siswa. Mereka yang rajin belajar sebagaimana yang diarahkan guru tentu prestasinya baik dan membanggakan, seperti siswa di Siswa di SMP Negeri 3 Sinjai Tengah di mana siswanya taat dan rajin mengikuti apa yang disarankan guru, terutama dari aspek kerajinan belajar, karenanya prestasi belajar mereka pun tidak mengecewakan. Searah dengan itu, Syarifuddin memaparkan bahwa guru di Siswa di SMP Negeri 3 Sinjai Tengah termasuk guru yang pekerja. Artinya, bahwa rata-rata mereka rajin belajar mengembangkan kompetensinya secara pribadi sehingga dalam proses pelaksanaan tugasnya sebagai pengajar di kelas dapat
memberikan sumbangsih kepada siswa sehingga siswa dapat mencapai prestasi belajar yang memuaskan. Al-Qur’an yang diajarkan dengan penuh pemahaman akan mendorong siswa untuk lebih mampu memahami materi Pendidikan Agama Islam yang diajarkan guru bidang studi Pendidikan Agama Islam, al-Qur’an merupakan dasar dan kunci utama bagi pembelajaran al-Qur’an. Melalui korelasi antara pengajaran al-Qur’an dengan prestasi belajar siswa itulah sehingga membuat siswa rajin dan aktif dalam kegiatan pembelajaran baik di rumah maupun di sekolah. Guru pendidikan Agama Islam mempunyai kinerja mampu menumbuhkan semangat dan motivasi belajar siswa yang lebih baik, yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran sebagaimana tampak pada hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk deskripsi berikut: Hasil penelitian menggambarkan bahwa korelasi antara pengajaran al-Qur’an dengan prestasi belajar siswa dapat dijadikan sebagai suatu standar ukuran tentang prestasi belajar siswa pada sebuah sekolah. Demikian halnya dengan korelasi antara pengajaran al-Qur’an dengan prestasi belajar siswa di SMP Negeri 3 Sinjai Tengah menjadi tolak ukur akan prestasi belajar yang dicapai siswa. Semakin bagus korelasi antara pengajaran al-Qur’an dengan prestasi belajar siswa akan semakin tinggi pula prestasi belajar pendiidkan Agama Islam yang dicapai siswa, karena korelasi antara pengajaran al-Qur’an dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dapat mendorong siswa untuk rajin dan aktif dalam kegiatan pembelajaran,
bukan hanya di sekolah tetapi juga di luar sekolah baik di rumah tangga, perpustakaan, atau kegiatan ekstrakurikuler yang dianggapnya menjadi faktor yang dapat mewujudkan prestasi belajar yang membanggakan. Hal tersebut terbukti berdasarkan hasil angket yang telah dikelola dengan menginformasikan bahwa korelasi antara pengajaran al-Qur’an dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi pendidikan Agama Islam membuat siswa rajin dan aktif dalam pembelajaran baik di sekolah maupun di rumah, yang diresponi oleh responden dengan memberikan jawabannya pada kategori jawaban “selalu” rajin dan aktif belajar karena dampak dari korelasi antara pengajaran al-Qur’an dengan prestasi belajar siswa yang baik dengan persentase yang dicapai sebesar 97.75% atau 75 dari 80 responden menjawab selalu aktif dan rajin belajar, dan pada kategori jawaban “kadang-kadang” diperoleh jawaban sebesar 6.25% atau 5 dari 80 responden yang menjawab kadangkala mereka rajin belajar. Untuk lebih di bawah ini dipaparkan korelasi antara pengajaran al-Qur’an dengan pembinaan mental/akhlak siswa sebagai berikut:
Tabel 6. Analisis Hubungan Pemahaman Pembinaan mental/akhlak Hasil Belajar Pembinaan No. al-Qur±n Mental/Akhlak (X) (Y) 1 82 89 2 86 80 3 85 78 4 81 80 5 87 82 6 92 90
Hasil Belajar al-Qur’an dan hasil X2
Y2
XY
6724 7396 7225 6561 7569 8464
7921 6400 6084 6400 6724 8100
14645 13796 13309 12961 14293 16564
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
81 100 81 81 91 91 100 100 92 92 87 88 100 89 89 87 100 100 89 94 90 91 91 91 93 95 90 100 92 95 95 97 90 87 92 87 100 93 95 100 90 94 94 91 97
82 70 75 73 70 76 80 90 79 77 82 76 70 75 75 70 82 78 86 75 70 89 84 78 80 76 82 75 88 73 78 83 83 78 83 79 78 83 98 90 75 82 76 82 80
6561 10.000 6561 6561 8281 8281 10.000 10.000 8464 8464 7569 7744 10.000 7921 7921 7569 10.000 10.000 7921 8836 8100 8281 8281 8281 8649 9025 8100 10.000 8464 9025 9025 9409 8100 7569 8464 7569 10.000 8649 9025 10.000 8100 8836 8836 8281 9409
6724 4900 5625 5329 4900 5776 6400 8100 6241 5929 6724 5776 4900 5625 5625 4900 6724 6084 7396 5625 4900 7921 7056 6084 6400 5776 6724 5625 7744 5329 6084 6889 6889 6084 6889 6241 6084 6889 9604 8100 5625 6724 5776 6724 6400
13285 14.900 12186 11890 13181 14057 16.400 18.100 14705 14393 14293 13520 14.900 13546 13546 12469 16.724 16.084 15317 14461 13000 16202 15337 14365 15049 14801 14824 15.625 16208 14354 15109 16298 14989 13653 15353 13810 16.084 15538 18629 18.100 13725 15560 14612 15005 15809
52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
100 89 10.000 7921 17.921 87 70 7569 4900 12469 60 75 3600 5625 9225 75 91 5625 8281 13906 70 89 4900 7921 12821 65 83 4225 6889 11114 80 80 6400 6400 12800 75 75 5625 5625 11250 70 73 4900 5329 10229 60 71 3600 5041 8641 65 69 4225 4761 8986 61 73 3721 5329 9050 91 81 8281 6561 14842 80 91 6400 8281 14681 70 65 4900 4225 9125 91 70 8281 4900 13181 85 71 7225 5041 12266 91 82 8281 6724 15005 67 85 4489 7225 11714 91 84 8281 7056 15337 100 91 10.000 8281 18.281 91 90 8281 8100 16381 93 85 8649 7225 15874 92 71 8464 5041 13505 91 75 8281 5625 13906 82 82 6724 6724 13448 73 67 5329 4489 9818 91 79 8281 6241 14522 91 92 8281 8464 16745 7013 6362 622.889 509.718 1.132.607 Hasil olahan tabel di atas, kemudian akan dimasukkan ke dalam rumus
sebagai berikut: N
= 80
Σx
= 7013
Σy
= 6362
Σxy
= 1132607
(Σx)2
= 49182169
(Σy)2
= 40475044
Σx2
= 622889
ΣY2
= 509718
Kemudian harga-harga di atas dimasukkan dalam rumus sebagai berikut: Rxy =
=
=
=
= = =
NΣxy – (Σx) (Σy) √ {(NΣx2 – (Σx)2} {Nσy2 – (Σy)2} 80 (1322607) – (7013) (6362)
√{80 (622889) – (49182169)} {80 (509718) – (40475044) 90608560 – 44616706 √{49831120 – 49182169} {(40777440) – 40475044} 45991854 √ 648951 x 302396 45991854 196240186611 45991854 50957962 0,902
Dari perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa 0,902. Apabila dikonsultasikan dengan tabel nilai r product moment dengan jumlah responden
(N) = 80 pada taraf kesalahan 5 % diperoleh rtabel = 0,220. Jadi dilihat rhitung > rtabel ini berarti Ho ditolak dan H1 alternatif diterima. Selanjutnya untuk mengetahui koefisien korelasinya, maka penulis menggunakan interpretasi sebagai berikut: Tabel 12. Interpretasi Nilai r Interval Koefisien
Interpretasi
0,00 – 0,1999
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,00
Sangat kuat
Apabila interpretasi nilai r ini dihubungkan dengan korfisien korelasi di atas, maka rhitung 0,902 berada pada 0,80–1,00. Dengan demikian hubungan korelasi antara pengajaran al-Qur’an dengan prestasi belajar siswa yang dicapai siswa berada pada tingkat sangat kuat. Semakin tinggi korelasi antara pengajaran al-Qur’an dengan prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran al-Qur’an di kelas, akan semakin tinggi pula prestasi atau hasil belajar Pendidikan akhlak/mental yang dicapai siswa. Dengan demikian, terdapat hubungan signifikan antara pengajaran al-Qur’an dengan prestasi belajar yang telah dicapai siswa di SMP Negeri 3 Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai. B. Pembahasan
Metode Jibril ini sudah dipakai pada zaman Rasulullah dan para sahabat beliau. Setiap kali Rasulullah saw., menerima wahyu berupa ayat-ayat al-Qur’an, beliau membacanya di depan para sahabat, kemudian para sahabat menghafalkan ayat-ayat tersebut sampai hafal di luar kepala. Metode yang digunakan Nabi mengajar para sahabat tersebut, dikenal dengan metode belajar kuttab. Di samping menyuruh menghafalkan, Nabi menyuruh kutab (penulis wahyu) untuk menuliskan ayat-ayat yang baru diterimanya itu. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, dalam analisis peneliti terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pengajaran al-Qur’an secara umum dan secara khusus di SMP Negeri 3 Sinjai Tengah ini, diantaranya :a) Faktor tujuan, yakni mengingat metode itu fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Maka dalam, menentukan metode pembelajaran yang tepat harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, b) Faktor guru sebagai pelaksana pembelajaran, sekalipun berorientasi pada peserta didik, pemilihan metode tidak boleh mengabaikan kompetensi guru itu sendiri, terutama yang berhubungan dengan materi pelajaran, sebab guru yang tidak biasa menguasai teknik pelaksanannya, suatu metode yang dianggap baik pun akan gagal, c) Faktor siswa, yakni dalam proses belajar-mengajar, peserta didik merupakan unsur yang harus diperhatikan, karena mereka adalah objek pertama dalam proses belajar mengajar. Untuk itu pemilihan metode mengajar harus memperhatikan keadaan peserta didik, baik tingkat usianya maupun tingkat kemampuan berpikirnya, d) Faktor situasi,
diantara keadaan-keadaan itu ada yang diperhitungkan dan ada yang tidak dapat
diperhitungkan
sebelumnya.
Sekalipun
pada
umumnya
dalam
menetapkan suatu metode senantiasa yang dianggap terbaik dan diperkirakan memenuhi
segala
perhitungan.
”terhadap
situasi
yang
tidak
dapat
diperhitungkan karena perubahan yang secara tiba-tiba, diperlukan kecekatan untuk mengambil keputusan dengan segera, mengenai cara-cara untuk mengenai cara-cara untuk metode yang dipakai, e) Faktor fasilitas, yakni segala sesuatu yang dapat mempermudah upaya atau memperlancar kerja dalam rangka mencapai suatu tujuan. Demikian beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam memilih dan menetapkan metode pembelajaran, jika ingin nilai pembelajarannya efektif, dapat mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan. Berdasarkan hasil analisis Statistik Deskriptif untuk empat kategori pada hasil penelitian di atas, maka dapat dikemukakan bahwa korelasi antara pengajaran al-Qur’an dengan prestasi belajar siswa di SMP Negeri 3 Sinjai Tengah dapat mendorong siswa untuk lebih konsentrasi belajar, dapat menciptakan kondisi belajar yang kondusif, karena strategi mengajar guru disesuaikan dengan kondisi objektif siswa. Oleh karena itu, strategi mengajar guru Pendidikan Agama Islam dapat memotivasi siswa untuk belajar efketif dan efisien. Korelasi antara pengajaran al-Qur’an dengan prestasi belajar siswa juga tampak pada kemampuannya menggunakan metode pembelajaran secara bervariasi, dan kemampuannya menggunakan media pengajaran baik yang
bersifat tradisional seperti media pajangan dan media yang bersifat modern seperti AVA dan OHP, bahkan media komputer. Prestasi belajar siswa di SMP Negeri 3 Sinjai Tengah tergolong cukup tinggi dan di antara mereka terdapat beberapa siswa yang mampu mencapai hasil istimewa. Bahkan prestasi yang juga ikut melengkapi prestasi belajar mereka adalah beberapa juara yang pernah mereka capai seperti Juara I Kaligrafi, Juara Juara III Lomba Hafal al-Qur’an 10 Juz, dan Juara II Qari’ serta Juara Harapan I Qari’ah masing-masing tingkat Kabupaten Sinjai. Demikian halnya dengan korelasi antara pengajaran al-Qur’an dengan prestasi belajar siswa di SMP Negeri 3 Sinjai Tengah menjadi pola ukur akan prestasi belajar yang dicapai siswa. Semakin bagus korelasi antara pengajaran al-Qur’an dengan prestasi belajar siswa akan semakin tinggi pula prestasi belajar yang dicapai siswa, karena korelasi antara pengajaran al-Qur’an dengan prestasi belajar siswa dapat mendorong siswa untuk rajin dan aktif dalam kegiatan pembelajaran, bukan hanya di sekolah tetapi juga di luar sekolah baik di rumah tangga, perpustakaan, atau kegiatan ekstrakurikuler yang dianggapnya menjadi faktor yang dapat mewujudkan prestasi belajar yang membanggakan. Berdasarkan
hasil
angket
yang
telah
dikelola
dengan
menginformasikan bahwa korelasi antara pengajaran al-Qur’an dengan prestasi belajar siswa membuat siswa rajin dan aktif dalam pembelajaran baik di sekolah maupun di rumah, yang diresponi oleh responden dengan memberikan jawabannya pada kategori jawaban “selalu” rajin dan aktif belajar karena
dampak dari korelasi antara pengajaran al-Qur’an dengan prestasi belajar siswa yang baik dengan persentase yang dicapai sebesar 97.75%, dan pada kategori jawaban “kadang-kadang” diperoleh jawaban sebesar 6.25%. Jumlah frekuensi yang diharapkan berdasarkan tabel di atas adalah sama; yaitu 50% = 50 % dari seluruh sampel. Untuk dapat menghitung tentang hubungan korelasi antara pengajaran al-Qur’an dengan prestasi belajar siswa yang dicapai di SMP Negeri 3 Sinjai Tengah, akan digunakan (x2) dengan rumus penolong Chi kuadrat dari 80 orang sampel. Analisis statistik deskriptif dua dan empat kategori di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara korelasi antara pengajaran al-Qur’an dengan prestasi belajar siswa di SMP Negeri
3
Sinjai
Tengah.
Untuk
menarik
suatu
kesimpulan
yang
menggambarkan hubungan yang erat (signifikan) antara korelasi antara pengajaran al-Qur’an dengan prestasi belajar siswa atau hasil belajar siswa di SMP Negeri 3 Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai.