Disajikan oleh: 1.Michael Ario, S.H. 2.Rizka Adellina, S.H. (Staf Bagian PUU II Subbagian Penataan Ruang, Biro Hukum, KemenPU)
1
Pendahuluan Sungai adalah salah satu sumber daya alam yang banyak dijumpai di Indonesia, yang memiliki fungsi sebagai penyangga kehidupan termasuk memberikan manfaat bagi manusia seperti untuk irigasi pertanian, pasokan air minum, budidaya perikanan, sarana transportasi, sumber energi untuk kelistrikan san sumber penghidupan lainnya. Besarnya peranan sungai, membuat semua pihak berkepentingan terhadap sumber daya sungai. 2
Dasar Hukum Pengaturan Tentang Sungai • Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air; • Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai. Pasal 7 tercantum fungsi sungai yaitu sebagai sumber air yang berfungsi serbaguna bagi manusia.
3
PP No.35 Tahun 1991 tentang Sungai
• Penekanan PP tersebut jelas mengatur sungai untuk pemanfaatan sungai bagi kebutuhan manusia yakni pertanian, perikanan, perhubungan, sarana dan prasarana (lebih mengatur eksploitasi sungai dari pada pelestarian sungai).
4
Potret kerusakan sungai di perkotaan 1. Perbandingan debit maksimum dan minimum semakin senjang sehingga banjir di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau; 2. Kapasitas palung mengecil akibat erosi dan penyumbatan dan tidak mampu menampung volume banjir; 3. Hilangnya vegetasi di daerah hulu akibat ilegal logging dan ladang berpindah; 4. Pemanfaatan air meningkat melampaui ketersediaan air; 5. Menurunnya kondisi fisik dan kualitas lingkungan sungai akibat pencemaran lingkungan; 6. Perubahan alur sungai yang drastis karena pembangunan; 7. Pencemaran sungai yang melewati kota terpolusi; 8. Degradasi dasar sungai; 9. Terbentuknya perpindahan sungai yang tdk menentu. 5
Sungai Bengawan Solo • Idealnya:lebar 300 meter. namun kondisi saat ini lebar sungai hanya 160-180 meter. • Bengawan Solo meluap setiap musim hujan. Penyebabnya diantaranya, aliran sungai mulai dangkal karena ada sedimentasi dari lahan pertanian dan hilangnya sempadan sungai menyebabkan air hujan yang jatuh, langsung menuju sungai. • Pada sepanjang hulu dan sempadan Bengawan Solo terjadi erosi. Hal ini di sebabkan karena pada sungai bengawan solo marak berbagai penambangan pasir, terutama yang diusahakan secara besar-besaran dengan mesin penyedot 6
Oleh sebab diatas menimbulkan potensi konflik atas pemenuhan air yang memenuhi syarat kualitas dan kuantitas yang semakin tinggi, utamanya pada kawasan perkotaan yang memiliki penduduk yang padat karena arus urbanisasi dan laju pertumbuhan penduduk yang pesat, intensitas perekonomian yang tinggi, dimana perkotaan punya keterbatasan ruang dan sumber air.
7
Garis Sempadan Sungai • Undang-Undang No 7 Thn 2004 ->Pasal 21 (1) dan (2) g: Perlindungan dan pelestarian sumber air ditujukan untuk melindungi dan melestarikan sumber air & lingkungan keberadaannya terhadap kerusakan/gangguan alam dan tindakan manusia melalui pengaturan daerah sempadan sumber air; ->Pasal 27 (3): Penetapan zona pemanfaatan SDA dilakukan dengan memperhatikan ruang sumber air yang dibatasi garis sempadan sumber air. 8
Tujuan Penetapan Garis Sempadan Menurut Permen PU No.63/PRT/1993, Bab I: • Garis Sempadan adalah garis batas luar pengamanan sungai. • Tujuan penetapannya: memberikan batasan daerah sempadan sungai, di kawasan sepanjang kiri dan kanan sungai sehingga fungsi sungai tidak terganggu.
9
Masalah Banjir • Adanya bangunan permukiman di daerah bantaran dan bangunan menjorok ke sungai mengakibatkan alur sungai menyempit dan daerah bantaran tidak lancar air pada saat sungai meluap. • Sungai dijadikan tempat membuang limbah, sehingga kualitas&kuantitas air menurun dan pengendapan di dasar sungai bertambah, kapasitas alur sungai jadi menurun, daya tampung alur terhadap aliran air berkurang. 10
Untuk itu, diperlukan penyatuan keterlibatan semua pihak termasuk masyarakat secara aktif dalam upaya penyelesaian masalah itu.
11
Untuk penanganan permasalahan diatas Pemerintah juga membentuk wadah koordinasi yaitu Dewan Sumber Daya Air tingkat nasional dan tingkat provinsi/kabupaten/kota dan Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA) Wilayah Sungai
• Diharapkan dapat mengoptimalkan upaya penanganan melalui pola dan rencana Pengelolaan Sumber Daya Air, didukung stakeholder dan perangkat pendukungnya menjaga kelangsungan fungsi dan manfaat serta kelestarian sungai. 12
Peraturan Baru tentang Sungai • PP No 35 Thn 1991 condong mengatur eksploitasi sungai, kelestarian dan perlindungan sungai kurang perhatian memadai sehingga harus direvisi kembali. • RPP tentang Sungai agar disesuaikan dengan UU No 7 Tahun 2004 dengan memasukkan aspek konservasi dan pemanfaatan SDA.
13
Konsep pengelolaan sungai • Meliputi: Konservasi, pengembangan, pengendalian daya rusak air. • Tahap pengelolaan yaitu: Penyusunan program dan kegiatan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi. • Dilaksanakan berdasar NSPK yang ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum.
14
Konservasi • 1. Adanya kerjasama Pemerintah dan masyarakat sepanjang Daerah Aliran Sungai untuk penanganan sampah, budidaya pohon, dan pengembangan kawasan wisata. • 2. Tujuannya untuk membangun dan menata kembali kawasan pemulihan di bantaran sungai.
15
Pengembangan sungai • 1. Pemanfaatan sungai untuk memenuhi kebutuhan pokok (rumah tangga, industri, pembangkit listrik) dan irigasi pertanian. • 2. Diperkenankan sepanjang tidak menimbulkan pencemaran dan mengakibatkan aliran sungai terganggu. • 3. Mempertimbangkan daya tampung dan daya dukung lingkungan 16
Pengendalian daya rusak air • Yaitu melakukan pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan resiko banjir/bencana akibat air yg terbagi dua yaitu: a. resiko besaran banjir; dan b. resiko kerentanan banjir. Contoh: pembuatan tanggul, membuat resapan air.
17
Selain itu, perlu ada pengenalan dan penerapan teknologi baru untuk pengelolaan kualitas air dan ditingkatkan untuk mendukung penyediaan air baku
18
Disamping itu harus ada peningkatan kesadaran dan kepeduliaan semua pihak dalam mengelola sungai-sungai diperkotaan.
19