DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOTA DINAS NOMOR :SD.12.01.523.04.14.….. KepadaYth. Dari Perihal
: Direktur Standardisasi Produk Pangan : Kasubdit Standardisasi Pangan Olahan : Penyampaian Hasil Pembahasan Penyusunan Indonesia pada Sidang CCNFSDU ke-37
Posisi
Sehubungan dengan telah diselenggarakannya Pembahasan Penyusunan Posisi Indonesia pada Sidang CCNFSDU ke-37 tanggal 20 Oktober 2015 di Ruang Rapat Dit. SPP, dengan hormat kami sampaikan hasil rapat sebagai berikut: 1.
Pertemuan di pimpin oleh Kasubdit Standardisasi Pangan Olahan dan dihadiri oleh Prof. Rimbawan (Tim Pakar), perwakilan dari APPNIA, Direktorat Penilaian Keamanan Pangan, Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan, Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya dan Direktorat Standardisasi Produk Pangan.
2.
Agenda rapat adalah: Agenda Item 4 Proposed Draft Additional or Revised Nutrient Reference Values for Labelling Purposes in the Guidelines on Nutrition Labelling Agenda Item 7 Proposed Draft NRV-NCD for EPA And DHA Long Chain Omega-3 Fatty Acids
3.
Berikut adalah hasil rapat:
Agenda Agenda Item 4
Materi Hasil rapat 9 September 2015 Pada Sidang ke-36 tahun 2014, Rekomendasi 1 – NRV-R for Vitamin A CCNFSDU menerima enam daftar Posisi: Indonesia proposes NRV-R of Proposed Draft scientific body sebagai Recognized 700 µg based on EFSA. Indonesia Additional or Revised Authoritative Scientific Bodies considers that the value is in accordance Nutrient Reference (RASBs) dan memodifikasi lebih with the requirement of Vitamin A for Values for Labelling lanjut terkait definisi kerja RASB general population in Indonesia. Purposes in the untuk menjelaskan istilah “primary Guidelines on evaluation”. Komite mengklarifikasi Catatan DELRI: Nutrition Labelling GP 3.2.1.1 untuk mengizinkan DIRVs Didekatkan dengan nilai AKG yang yang lebih baru dengan tidak tertinggi mempertimbangkan INL98. Komite Vitamin A memiliki safety indeks yang juga merevisi persyaratan NRV untuk sempit vitamin C dan zinc serta menetapkan NRVs-R untuk selenium, molybdenum Rekomendasi 2 – NRV-R for Vitamin D dan manganese namun tidak untuk Posisi : fluorida. Semua keputusan ini telahA. Indoensia agrees with the diadopsi oleh CAC ke-38 dan reccomendation dimasukan ke dalam Guidelines onB. Indonesia proposes NRV-R of 15 µg Nutrition Labelling (CAC/GL 2-19852). for vitamin D based on IOM. Indonesia considers that the value is CCNFSDU juga sepakat untuk in accordance with the requirement of menetapkan eWG yang diketuai oleh Vitamin D for general population in Australia dengan TOR sebagai Indonesia. berikut: a. Merekomendasikan merevisi atau Catatan DELRI: menambahkan NRVs-R untuk Dijumpai adanya kasus defisiensi vitamin
vitamin A, D, E, magnesium, D pada orang dewasa dan orang tua phosphorus, chromium, copper, chloride sesuai dengan revisi Rekomendasi 3 – Footnote to NRV-R definisi yang ditetapkan oleh RASB for Vitamin D dan prinsip umum penetapan Posisi: NRVs untuk populasi umum. A. Indonesia agrees with the b. Merekomendasikan informasi yang reccomendation mendukung untuk vitamin danB. Indonesia proposes to open the mineral tersebut. square bracket as follows: c. Mempertimbangkan pendekatan “The NRV-R is based on minimal sunlight dalam menetapkan NRVs-R 6-36 exposure throughout the year or in bulan untuk zat gizi yang NRVs-R winter. Competent national and/or nya sudah ditetapkan untuk regional authorities should determine an populasi umum appropriate NRV-R that best accounts for population sunlight exposure and other relevant factors” File akan dicopy dari prof. Rimbawan Rekomendasi 4 – NRV-R for Vitamin E Posisi: Indonesia proposes NRV-R of 15 mg for Vitamin E based on IOM. Indonesia considers that the value is in accordance with the requirement of Vitamin E for general population in Indonesia Catatan DELRI: Indonesia tetap mengusulkan 15 mg, sejalan dengan nilai ALG vitamin E di Indonesia yaitu 15 mg. Rekomendasi 5 – NRV-R for Iron Posisi: A. Indonesia agrees with the recommendation B. Indonesia agrees to revise the NRV-R from 14 mg to 14 mg (15% dietary absorption) and 22 mg (10% dietary absorption) and based on WHO/FAO. Catatan DELRI: Persentase dietary absorbtion untuk iron di Indonesia adalah 8%. 8% didasarkan pada nilai AKG sebagian besar intake berasal dari nabati Rekomendasi 6 – Dietary Description for Iron Posisi : Indoensia agrees with the reccomendation
Rekomendasi 7 – Footnote to NRV-R for Iron Posisi : Indoensia agrees with the reccomendation Catatan DELRI: Rasio iron dan zinc di Indonesia 3:1
Rekomendasi 8 – NRV-R for Magnesium Posisi: Indonesia proposes NRV-R of 365 based on IOM. Indonesia considers that the value is in accordance with the requirement of Magnesium for general population in Indonesia. Catatan DELRI: Di Indonesia tidak banyak kasus defisiensi atau kelebihan akibat magnesium Nilai AKG 350 mg biasanya untuk orang dewasa Draft ALG 270 mg Rekomendasi 9 – NRV-R for Phosphorus Posisi : Indonesia agrees with the recommendation Rekomendasi 10 – NRV-R for Copper Posisi : Indonesia agrees with the recommendation Rekomendasi 11 – NRV-R for Chromium Posisi : Indonesia agrees with the recommendation Catatan DELRI: Sejalan dengan nilai AKG di Indoensia Data kromium di Indonesia cukup Kadar chromium orang diabetes stengahnya lebih kecil daripada orang normal jadi jika ditambahkan akan meningkatkan respon insulin Rekomendasi 12 – NRV-R for Chloride Posisi: Indonesia doesn’t agree to establish a NRV-R for chloride, await EFSA draft scientific opinion. Catatan DELRI: Jika sidang memutuskan untuk memilih angka, Indonesia mengusulkan 2300 mg dengan memperhitungkan molar equivalence dengan NRV natrium. Angka 2300 mg diperoleh melalui perhitungan: AKG natrium 1500 mg/23,5 (BM natrium) = 63,8 molar 63,8 x 37,5 (BM klorida) = 2393 mg ≈ 2300 mg Rekomendasi 13 – Vitamin A Dietary Equivalents and Conversion Factors Posisi :
A. Indonesia agrees with the recommendation B. Indonesia agrees with the recommendation Catatan DELRI: jika diminta untuk memilih Indonesia memilih RE C. Indonesia doesn’t agree with the recommendation. Indonesia considers that declaration of vitamin A should be “Vitamin A” D. Indoensia agrees with the recommendation Note dalam Guidelines on Nutrition Labelling (CAC/GL 2) *for the declaration of β-carotene (provitamin A) the following conversion factor should be used: 1 µg retinol = 6 µg βcarotene Rekomendasi 14 – Vitamin E Dietary Equivalents and Conversion Factors Posisi: A. Indoensia agrees with the recommendation B. Indoensia agrees with the recommendation C. Indoensia agrees with the recommendation Catatan DELRI poin C: Rasmic RRR: (isomer/stereoisomer) Perlu dipertimbangkan pada saat pendaftaran apakah industri perlu declare posisi ikatan dan isomer vitamin E Perlu dicek apakah PPOMN sudah bisa mendeteksi posisi ikatan dan isomer vitamin E Rekomendasi 15 – Second Table Heading and Footnote Posisi: Indoensia agrees with the recommendation Rekomendasi 16 – RASB Definition in Guidelines on Nutrition Labelling Posisi: Indoensia agrees with the recommendation Rekomendasi 17 – RECORD of NRV-R DECISIONS Posisi: Indoensia agrees with the
recommendation Catatan DELRI: Indoensia setuju karena apapun yang disetujui harus terecord dalam Guidelines on Nutrition Labelling Agenda Item 7 1. Sidang CAC ke-38 menyetujui new Melihat perkembangan sidang. work berkenaan dengan NRV Indonesia memilih nilai yang paling tinggi Proposed Draft NRV- untuk asam lemak omega-3 (usulan jepang 900 mg/hari) dengan NCD for EPA And berdasarkan DHA dan EPA yang pertimbangan konsumsi ikan di DHA Long Chain ditujukan pada populasi umum Indonesia masih sangat rendah sehingga Omega-3 Fatty Acids untuk tujuan pelabelan yang kebutuhan akan omega 3 sangat kaitannya dengan risiko penyakit diperlukan. tidak menular (Non-Communicable Diseases (NCDs)) untuk dapat Catatan DELRI: dimasukan ke dalam section untuk populasi umum, tidak diperlukan 3.4.4.2 Guidelines on Nutrition rasio. Labelling (CAC/GL 2-1985) sesuai Usul: GAPMMI sebaiknya usulan CCNFSDU ke-36. mengadakan seminar terkait isu ini. 2. Pekerjaan ini akan memberikan Jika nilai tertinggi yang diusulkan, kontribusi yang penting terhadap indonesia memilih Jepang (900 implementasi WHO Global mg/hari) Strategy on Diet, Physical Activity and Health (WHA Resolution 57.17) dalam menangani global burden of diet-related NCDs. Berikut adalah Codex Strategic Objectives in the Codex Strategic Plan 2014–2019. 3. Penetapan NRV-NCD untuk EPA dan DHA akan melengkapi NRVNCD saat ini untuk asupan tidak lebih dari 20 g asam lemak jenuh dan 2000 mg garam serta 3500 mg kalium. Kesimpulan dan Rekomendasi -
-
Berdasarkan ketersediaan data ilmiah dan bukti yang ada serta rekomendasi dari FAO/WHO Expert Consultations dan RASBs yang nominasi RASB lainnya, sebagian besar eWG berpandangan bahwa terdapat bukti yang konsistensi dan meyakinkan untuk mendukung manfaat pengunaan asam lemak omega-3 EPA dan DHA dalam makanan dengan penurunan risiko kematian/kejadian fatal akibat penyakit jantung koroner. Pada negara dengan konsumsi ikan yang rendah (konsumsi kurang dari 1- 2 sajian minyak ikan per minggu), mayoritas populasi umum tidak dapat memenuhi asupan yang direkomendasikan yaitu sekitar 250 mg EPA dan DHA per hari. Disarankan agar CCNFSDU mempertimbangkan harmonisasi
-
NRV-NCD EPA dan DHA 250 mg/kg untuk dapat dimasukan ke dalam paragraf 3.4.4.2 NRV-NCD dari Guidelines on Nutrition Labelling (CAC/GL 2-1985) seperti yang disajikan pada Lampiran 1. Anggota diminta untuk mempertimbangkan ilmu yang mendukung serta kesimpulan dan membuat penilaian ilmiah terhadap draft usulan NRV NCD untuk EPA dan DHA
Lampiran 1 Draf usulan NRV-NCD untuk EPA dan DHA untuk dikomentari pada step 3 3.4.4.2 NRVs-NCD Intake levels not to exceed Saturated fatty acids 20 g Sodium 2000 mg Intake levels to achieve Potassium 3500 mg Eicosapentaenoic acid (EPA) 250 mg and Docosahexaenoic acid (DHA)
4.
Tindak lanjut pertemuan ini adalah akan diseelnggarakan rapat pembahasan lanjutan yang rencananya akan diselenggarakan pada tanggal 4 November 2015.
Demikian, mohon arahan Ibu selanjutnya. Terima kasih. Jakarta, Oktober 2015 Kasubdit Standardisasi Pangan Olahan
Dra. Deksa Presiana, Apt., MKes NIP. 19650706 199103 2 001