DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dbr
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1
ANALISIS PENGARUH PERSEPSI HARGA, PROMOSI, DISTRIBUSI, KUALITAS PRODUK, DAN SEGMENTASI PASAR TERHADAP KEBERHASILAN PRODUK SEPEDA MOTOR YAMAHA DI KOTA SEMARANG (Studi Kasus pada Dealer Yamaha Motor Agung Semarang) Kelvin Girindra, Mustafa 1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang, Semarang 50239, Phone: +622476486851
ABSTRACT This study aims to determine whether the pricing perception, promotion, distribution, product quality, and market segmentation affect the success of products in Yamaha Motor motorcycles Agung Semarang and analyze the most dominant factor in influencing the success of products in Yamaha Motor motorcycles Agung Semarang. The population in this study are the users and buyers of Yamaha motorcycles in Yamaha Motor Agung Semarang, and loyal users of Yamaha motorcycles. Samples taken were 100 respondents. Data was collected using a survey method through questionnaires filled out by consumers. then the data obtained by using multiple regression analysis. This analysis includes The Test Validity, Reliability Test, Test Classical Assumptions, and Multiple Regression Analysis, Hypothesis Testing by F test and t test, and analysis of coefficient of determination (R2). Based on the results of the study, obtained the regression equation : Y= 0,164X1 + 0,196X2 + 0,254X3 + 0,241X4 + 0,169X5, based on the statistical data analysis, the indicators in this study are valid and the variables are reliable On testing the assumption of classical, modelfree regression multikolonieritas, heterokedastisitas not happen, and normally distributed. Individually, the variables that have the most impact is the variables distribution with the regression coefficient of 0,254, then the effect is the smallest is price variables with regression coefficient of 0,164. Hypothesis testing using t Test showed that the five independent variables under study is found to significantly affect the dependent variable product success. Then though the F Test can be seen that the independent variables feasible to test the of the dependent variable success product. Figures Adjusted R Square of 0,595 indicates that the variable success can be explained by the variable Keywords: Pricing Perception, Promotion, Distribution, Product Quality, Market Segmentation and Product Success.
PENDAHULUAN Di tengah keadaan perekonomian yang semakin sulit menyebabkan banyak terjadi persaingan di berbagai bidang kehidupan, salah satunya persaingan dalam dunia bisnis. Banyak perusahaan yang saling berlomba untuk mendapatkan pangsa pasarnya. Hal ini dapat memacu perusahaan untuk berusaha memperbaiki bisnisnya menjadi lebih maju. Di samping itu dengan adanya kemajuan teknologi, perusahaan dituntut pula untuk mengikuti perkembangan zaman agar tidak tertinggal dengan pesaingnya. Perkembangan perekonomian yang semakin pesat dan kebutuhan sarana yang penunjang kegiatan ekonomi yang semakin meningkat juga. Mengakibatkan munculnya produk-produk penunjang sarana tersebut, berupa semakin meningkatnya permintaan akan kerndaraan bermotor. Selain itu persaingan perusahaan sepeda motor semakin tinggi. Perusahaan-perusahaan sepeda motor ini salah satunya mempunyai produk andalan yang dapat 1
Kelvin Girindra, Mustafa
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 2
menarik minat konsumennya, berdasarkan segmen pasar yang telah dipisahkan. Yamaha mempunyai produk motor andalan selain Yamaha Mio, Jupiter Z, Vega ZR, Scorpio, di Honda memiliki produk andalan yaitu Scoppy, Mega Pro, Tiger, Supra, Sedangkan Suzuki mempunyai produk sepeda motor Spin, Satria dll. Kesemua perusahaan motor tersebut berusaha meraih pasar sebesar-besarnya dengan menerapkan berbagai stategi dan segmen pasarnua. Perang teknologi antar produsen motor pun tak dapat dihindarkan, karena masing-masing perusahaan berusaha memberikan layanan yang terbaik bagi setiap pelanggannya dan menyediakan nilai yang lebih dari pesaingnya serta produk yang dhasilkannya dapat berhasil dipasaran serta dinyatakan sebagai produk yang berhasil bersaing di pasar. Keberhasilan produk yang didapatkan dapat diwujudkan dengan mengenali segmen pasar yang akan dituju sebagai tujuan pangsa pasar, yang dimana pemagian segmen itu menjadikan produk dapat sejalan dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat sebagai konsumen. Yamaha sebagai salah satu perusahaan pemegang produk sepeda motor terbesar di Indonesia menghasilkan produk sepeda motor yang memberikan kecepatan, kenikmatan, keiritan dan kenyamanan dalam berkendara sepeda motor yang lebih baik daripada pesaingnya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis bermaksud membahas masalah faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan produk motor Yamaha. Selanjutnya, untuk menjawab masalah penelitian tersebut, maka muncun pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Apa pengaruh persepsi harga terhadap keberhasilan produk sepeda motor Yamaha di Yamaha motor Agung Semarang? 2. Apa pengaruh promosi terhadap keberhasilan produk sepeda motor Yamaha di Yamaha motor Agung Semarang? 3. Apa pengaruh distribusi barang terhadap keberhasilan produk sepeda motor Yamaha di Yamaha motor Agung Semarang? 4. Apa pengaruh kualitas produk terhadap keberhasilan produk sepeda motor Yamaha di Yamaha motor Agung Semarang? 5. Bagaimana pengaruh segmentasi pasar terhadap keberhasilan keberhasilan produk sepeda motor Yamaha di Yamaha motor Agung Semarang? KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Hubungan Antar Variabel a.Hubunga Antara Persepsi Harga dengan Keberhasilan Produk Harga menurut Kotler dan Amstrong (2001) adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa. Lebih jauh lagi, harga adalah jumlah dari seluruh nilai yang konsumen tukarkan untuk sejumlah manfaat dengan memiliki atau menggunakan suatu barang/jasa. Kebanyakan harga merupakan faktor utama yang mempengaruhi konsumen ketika membeli suatu barang. Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, setiap perusahaan harus dapat menentukan harganya secara tepat. Bila produk yang ditawarkan bersifat inferior terhadap produk yang ditawarkan oleh pesaing, maka perusahaan tidak akan dapat memasang harga setinggi yang ditawarkan oleh pesaingnya. Sebaliknya bila produk yang ditawarkan bersifat superior terhadap produk yang ditawarkan oleh pesaing maka perusahaan berpeluang untuk memasang harga yang lebih tinggi (Ferdinand, 2002). Menurut Griffin (2002) ada beberapa penetapan harga, yaitu : 1. Penetapan harga produk baru a. Skimming Price Penetapan harga ini menyebabkan suatu perusahaan dapat menghasilkan sejumlah laba dari setiap barang yang dijual. Laba yang diperoleh seringkali diperlukan untuk menutup biayabiaya pengembangan dan perkenalan b. Penetration Price Penetrasi harga berusaha menarik minat konsumen dengan mendorong pembuatan percobaan suatu produk. Penetapan harga ini memberikan laba yang minimal. 2. Prestige Pricing Merupakan strategi dimana harga ditetapkan tinggi sehingga konsumen yang peduli akan statusnya tertarik untuk membelinya sebagai prestis yang akan didapatkannya. 3. Price Lining (Penetapan Harga)
2
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 3
Perusahaan yang menjual berbagai macam barang-barang dalam suatu kategori tertentu kepada harga-harga yang terbatas. 4. Psychological Pricing (Penetapan harga psikologis) Pelanggan tidak selalu rasional apabila membuat keputusan pembelian dan penetapan harga ini mengambil manfaatnya. b.Hubungan Antara Promosi dengan Keberhasilan Produk Promosi dipandang sebagai arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Jadi, promosi merupakan salah satu aspek yang penting dalam strategi pemasaran, dan sering dikatakan sebagai “proses berlanjut” (Gilbert, 2003). Suatu produk yang memiliki kualitas tinggi dan harga murah , namun tidak dikenal oleh pasar maka segala kelebihan atribut yang dimiliki produk tersebut menjadi sia-sia. Usaha untuk mengenalkan produk kepada pasar yaitu dilakukan strategi promosi. Konsep yang dipakai untuk mengenalkan produk yaitu promotion mix, kegiatan-kegiatan yang mengkombinasikan keunggulan produk dan menunjukan konsumen untuk membeli (Swastha, 2002). Melalui kegiatan promotion mix, perusahaan berusaha untuk memberitahukan kepada konsumen mengenai suatu produk dan mendorong untuk membeli produk tersebut. Banyak cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempromosikan produknya , antara lain : 1. Personal Selling Yaitu terjadi interaksi langsung, saling bertemu muka antara pembeli dan penjual. Komunikasi yang dilakukan oleh kedua belah pihak bersifat individual, dalam hal ini penjual dituntut memiliki kecakapan dan ketrampilan dalam mempengaruhi atau memotivasi pembeli dengan cara mengemukakan manfaat yang akan diperoleh pembeli, sehingga terjadi persesuaian keuntungan. Manfaat dari personal selling: a. Adanya hubungan langsung dengan calon pembeli sehingga dapat mengamati secar dekat karakteristik dan kebutuhan calon pembeli. b. Membina berbagai macam hubungan dengan pembeli, mulai dengan hubungan perdagangan sampai hubungan persahabatan yang erat. c. Mendapatkan tanggapan dari calon pembeli. 2. Advertising Setiap bentuk penyajian gagasan , barang atau jasa yang dibayar, yang sifatnya bukan pribadi oleh sponsor yang dapat dikenali media penyajiannya meliputi majalah , surat kabar, radio , TV , tanda dan selebaran (Kotler , 2002). Manfaat advertising : a. Memungkinkan penjual untuk berkomunikasi dengan banyak orang sekaligus. b. Memungkinkan penjual untuk menyebarkan informasi produk dan perusahaannya. c. Memungkinkan penjual untuk mendramatisir perusahaan dan prokduknya melalui penggunaan cetakan, suara, dan warna yang menarik perhatian. c.Hubungan Antara Distribusi dengan Keberhasilan Produk Distribusi atau saluran distribusi adalah suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-barang dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai kepada pemakai atau konsumen (Angipora, 2002:295). Sedangkan menurut Lamb, dkk (2001:8) saluran distribusi adalah serangkaian dari organisasi yang saling bergantung yang memudahkan pemindahan kepemilikan sebagaimana produk-produk bergerak dari produsen ke pengguna bisnis atau pelanggan. Dan menurut (Tandjung 2004:80), saluran distribusi adalah jalan atau rute yang dilalui produk mulai dari produsen sampai ke tangan pelanggan akhir. Perusahaan harus membuat dua keputusan yang saling terkait tentang pendistribusian produk atau jasa , yaitu desain saluran dan manajemen saluran (Boyd, 2000:32). Desain meliputi pengembangan struktur saluran yang menghubungkan strategi dengan kebutuhan pasar sasaran. Keputusan-keputusan ini memfokuskan pada seberapa panjang seharusnya saluran tersebut dan jenis instiusi serta masing-masing beberapa banyak yang seharusnya dilibatkan pada setiap tingkat. Dalam pemilihan saluran distribusi produsen harus memperhatikan beberapa faktor yang penting. Produsen harus mempertimbangkan dengan seksama saluran distribusi mana yang akan dan paling tepat untuk dipakai sebagai sarana memasarkan hasil produksinya (Angipora, 2002:308). d.Hubungan Antara Kualitas Produk dengan Keberhasilan Produk
3
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 4
Menurut (Kotler dkk, 2001) kualitas adalah karakterisitik dari produk dalam kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan dan bersifat laten. Sedangkan menurut (Garvin dan Dale Timpe, 1990) kualitas produk adalah keunggulan yang dimiliki oleh produk tersebut. Kualitas dalam pandangan konsumen adalah hal yang mempunyai ruang lingkup tersendiri yang berbeda dengan kualitas dalam pandangan produsen saat mengeluarkan produk yang biasa dikenal kualitas sebenarnya. Untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan maka diperlukan suatu standarisasi kualitas. Cara ini dimaksudkan untuk menjaga agar produk yang dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan, sehingga konsumen tidak kehilangan terhadap produk yang bersangkutan. Pemasar yang tidak memperhatikan kualitas produk yang ditawarkan akan menanggung tidak loyalnya konsumen sehingga penjualan produknya pun akan cenderung menurun. Jika pemasar memperhatikan kualitas, bahkan diperkuat dengan iklan dan harga yang wajar maka konsumen tidak akan berpikir panjang untuk melakukan pembelian terhadap produk. Kualitas mempunyai arti penting terhadap keberhasilan produk. Apabila kualitas produk yang dihasilkan baik maka konsumen cenderung melakukan pembelian ulang, sedangkan bila kualtias produk tidak sesuai dengan yang diharapkan makan konsumen akan mengalihkan pembeliannya ke produk yang lainnya. e.Hubungan Antara Kualitas Produk dengan Keberhasilan Produk Segmen pasar adalah sub kelompok orang atau organisasi yang memiliki satu atau lebih karakteristik yang sama, yang menyebabkan mereka memiliki kebutuhan akan produk yang sama. (Lamb, dkk, 2001). Tidak ada cara tunggal untuk membuat segmen pasar. Pemasar harus mencoba variabel segmentasi yang berbeda, secara sendiri atau kombinasi untuk mencari cara terbaik untuk memetakan struktur pasar. Terdapat beberapa variabel utama yang sering digunakan untuk menentukan segmentasi pasar, yakni variabel geografik, demografik, psikografik, dan tingkah laku tertentu. (Kotler, 2001). Segmentasi berdasarkan karakteristik konsumen (Lupioadi, 2001): 1. Demografi dan sosial ekonomi Segmentasi demografi membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan pada variabel seperti umur, jenis kelamin, besar keluarga, siklus kehidupan keluarga, pendidikan, agama , pekerjaan, dan pendapatan. Faktor-faktor demografi merupakan dasar paling populer untuk membuat segmen kelompok pelanggan karena kebutuhan konsumen, keinginan, dan tingkat penggunaan sering kali sangat dekat dengan variabel demografi dan variabel demografi lebih mudah diukur daripada varibael lainnya. 2. Segmentasi Psikografik Membagi pembeli menjadi kelompok berbeda berdasarkan pada karakteristik kelas sosial, gaya hidup, atau kepribadian. 3. Segmentasi Geografik Segmentasi Geografik membagi pasar menjadi beberapa unit secara geografik seperti negara, provinsi, kota, desa, pantai, pegunungan, atau kompleks perumahan. Sebuah perusahaan mungkin memutuskan untuk beroperasi dalam satu atau beberapa wilayah geografik, atau beroperasi di semua wilayah tetapi lebih memperhatikan perbedaan kebutuhan dan keinginan yang dijumpai. Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara atau dugaan yang paling memungkinkan yang masih harus dicari kebenarannya. Hubungan dalam penelitian ini memiliki hipotesis sebagai berikut : Hipotesis dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut : H1 : Persepsi harga berpengaruh positif terhadap keberhasilan produk. H2 : Promosi berpengaruh positif terhadap keberhasilan produk. H3 : Distribusi berpengaruh positif terhadap keberhasilan produk. H4 : Kualitas produk berpengaruh positif terhadap keberhasilan produk. H5 : Segmentasi Pasar berpengaruh positif terhadap keberhasilan produk. METODE PENELITIAN 1. Variabel Penelitian a. Variabel dependen
4
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 5
Variabel Dependen (dependent variable) atau variabel tidak bebas, yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen sering pula disebut variabel respon yang dilambangkan dengan Y. b. Variabel Independen Variabel Independen (independent variable) atau variabel bebas, yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya (terpengaruhnya) variabel dependen (variabel tidak bebas). Variabel independen sering disebut predikator yang dilambangkan dengan X. Berkaitan dengan penelitian ini, maka variabel dependen dan independen diuraikan sebagi berikut: 1. Variabel Dependen, yaitu: Y : Keberhasilan Produk 2. Variabel Independen, yaitu; X1 : Harga X2 : Promosi X3 : Distribusi X4 : Kualitas Produk X5 : Segmentasi Pasar 2. Definisi Operasional Definisi operasional dalam penelitian ini meliputi : 1. Variabel Persepsi Harga (X1). Indikator yang digunakan adalah : 1. Daya Saing Harga. 2. Keterjangkauan Harga. 3. Kestabilan Harga. 2. Variabel Promosi (X2). Indikator yang digunakan adalah : 1. Jangkauan Iklan. 2. Kualitas Penayangan Iklan. 3. Kualitas Penyampaian Pesan. 3. Variabel Distirbusi (X3). Indikator yang digunakan adalah: 1. Letak Dealer. 2. Daerah Pemasaran. 3. Ketersediaan Barang. 4. Variabel Kualitas Produk (X4). Indikator yang digunakan adalah : 1. Irit Bahan Bakar. 2. Mesin Tidak Mudah Rusak. 3. Memiliki Bentuk Yang Menarik. 5. Variabel Segmentasi Pasar (X5). Indikator yang digunakan adalah: 1. Pemilihan tempat berdasarkan keputusan kelompok 2. Adanya ikatan antara kelompok dengan tempat futsal. 3. Adanya rasa persaingan antar kelompok. 6. Variabel Keberhasilan Produk (Y). Indikator yang digunakan adalah : 1. Pelanggan melakukan pembelian ulang. 2. Pelanggan menunjukkan kekebalan terhadap tarikan pesaing. 3. Pelanggan merekomendasikan kepada orang lain. 3. Penentuan Poulasi dan Sampel a. Populasi
Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti, karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian ( Ferdinand, 2006 : 189 ). Menurut Bambang Supomo ( 1999) Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. b. Sampel Besarnya sampel sangat dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain tujuan penelitian. Jika penelitian bersifat deskriptif, maka umumnya membutuhkan sampel yang besar, tetapi jika penelitiannya hanya menguji hipotesis dibutuhkan sampel dalam jumlah yang lebih sedikit
5
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 6
(Ferdinand, 2006). Sampel penelitian dalam skripsi ini adalah para pengguna sepeda motor Yamaha dan pembeli sepeda motor Yamaha di Dealer Yamaha Motor Agung Semarang. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan non probability sampling dengan metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu metode pengambilan sampel yang dilakukan dengan memilih kelompok yang akan dituju dengan berdasarkan criteriakriterian yang telah ditetapkan oleh peneliti. Kriteria tersebut adalah para pembeli Yamaha di Dealer Yamaha Motor Agung dan pengguna sepeda motor Yamaha di kota Semarang. Karena ukuran populasi tidak teridentifikasi , maka untuk menentukan ukuran sampel penelitian dari populasi tersebut dapat di gunakan rumus slovin (Sugiyono,2004) yaitu: n= z2 4(moe)2 n=
(1.96)2 4(0.1)2
= 96.6 Untuk memudahkan penelitian, maka diambil sampel sebanyak 100 responden. Dimana: n = Jumlah sampel z = Tingkat distribusi normal pada taraf signifikan 5%(1,96) moe = Margin of error max,adalah tingkat kesalahan maksimal pengembalian sampel yang masih dapat di toleransi sebesar 10 % 4. Jenis dan Sumber Data Data Primer Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh secara langsung dari Yamaha Agung Motor berupa hasil jawaban responden atas kuesioner yang diajukan 5. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan dari wawancara yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka langsung kepada responden yang menggunakan sepeda motor yang menggunakan sepeda motor Yamaha dan pembeli sepeda motor Yamaha di dealer Yamaha Motor Agung Semarang untuk mengetahui data-data mengenai keberhasilan produk, persepsi harga, promosi, distribusi, kualitas produk, dan segmentasi pasar, dengan menggunakan alat bantu berupa draft atau isian pertanyaan. Pertanyaanpertanyaan dalam draft ini dibuat dengan menggunakan skala 1-10 untuk mendapatkan data yang bersifat interval dan diberi skor atau nilai. Penggunaan skala 1-10 (skala genap) untuk menghindari jawaban responden yang cenderung memilih jawaban tengah sehingga akan menghasilkan respon yang mengumpul di tengah dan terdapat pertanyaan terbuka di mana di dalam draft tersebut menyajikan sebuah pertanyaan yang harus ditanggapi oleh responden secara terstruktur dibarengi dengan pertanyaan mengenai tanggapan yang telah diberikan dengan bentuk pertanyaan terbuka yang harus diungkapkan dengan tulisan 6. Metode Analisis Data Kuantitatif a. Analisis Deskriptif Metode analisis yang bersifat menggambarkan keterangan-keterangan dan penjelasan dari hasil koefisien yang diperoleh dan dapat digunakan sebagai pedoman untuk menggambarkan saran. Analisis deskriptif digunakan untuk mendapatkan suatu gambaran mengenai responden dalam penelitian ini, terutama variabel penelitian yang digunakan. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis indeks untuk menggambarkan persepsi responden atas beberapa item pertanyaan
6
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 7
yang diajukan (Agusty Ferdinand, 2006 : 296). Dalam penelitian ini teknik penilaian dimulai dari angka 1 sampai angka 10, maka indeks jawaban responden dilakukan dengan rumus sebagai berikut: Nilai indek : ((%F1x1) + (%F2x2) + (%F3x3) + (%F4x4) + (%F5x5) +
(%F6x6) + (%F7+7) + (%F8x8) + (%F9x9) + (%F10x10)) / 10 Dimana : :F1 adalah frekuensi responden yang menjawab 1, dan seterusnya F10 untuk yang menjawab 10 dari skor yang digunakan dalam daftar pertanyaan. angka jawaban responden akan disajikan dalam bentuk nilai indeks skala 100 yang kemudian akan dibagi menggunakan kriteria 3 kotak (Three-box Method), maka akan menghasilkan rentang sebesar 30 yang akan digunakan sebagai dasar interpretasi nilai indeks. Penggunaan 3 kotak (Three-box Method) terbagi sebagai berikut ( Ferdinand, 2006) : 18,00 - 72,00 = Rendah 72,01 - 126,01 = Sedang 126,02 - 180,00 = Tinggi b. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tdiaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi validitas inginmengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah dibuat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak diukur. Masing-masing item dikatakan valid apabila r hitung > r tabel, (Ghozali (2005). c. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil diukur sekali saja. Untuk mengetahui apakah suatu variabel reliabel atau tidak digunakan uji Alpha Cronbach. Apabila koefisien alpha (α) lebih besar dari 0.6 maka alat ukur dianggap handal (Ghozali (2005). 7. Data Asumsi Klasik a. Uji Multikolinieritas Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (Ghozali, 2005). b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Heteroskedastisitas. Jika titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y tanpa membentuk pola tertentu, maka tidak terjadi heteroskedastisitas(Ghozali, 2005). c. Uji Normalitas Uji asumsi ini untuk menguji apakah variabel dependen, variabel independen, atau keduanya dari sebuah model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik memiliki distribusi data yang normal. 8. Goodness of Fit Model Regresi Dilakukan untuk mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual secra statistik, setidaknya hal ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t (Ghozali,2005) a. Pengujian secara parsial (Uji t) Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel X dan Y, apakah variabel X1, X2, X3, X4, X5 (Persepsi Harga, Promosi, Distribusi, Kualitas Produk, Segmentasi
7
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 8
Pasar) yang benar-benar berpengaruh terhadap variabel Y (Keberhasilan Produk).secara terpisah atau parsial (Ghozali, 2005). b. Uji F (Pengujian Signifikansi Secara Simultan) Dalam penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui tingkat siginifikansi pengaruh variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005). c. Koefisien Determinasi (R²) Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan sebuah model menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2005).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Pengujian Validitas Uji validitas digunakan untuk menguji keabsahan dari kuesioner yang digunakan untuk mengukur suatu variabel.
Hasil Pengujian Validitas Variabel/item
r-hitung
r-tabel
Keterangan
1
0,800
0.197
Valid
2
0,807
0,197
Valid
3
0,756
0,197
Valid
1
0,828
0,197
Valid
2
0.798
0,197
Valid
3
0.732
0,197
Valid
1
0,726
0,197
Valid
2
0,747
0,197
Valid
3
0,816
0,197
Valid
1
0,801
0,197
Valid
2
0,874
0,197
Valid
3
0,729
0,197
Valid
1
0,809
0,197
Valid
2
0,756
0,197
Valid
3
0,797
0,197
Valid
Persepsi Harga (X1)
Promosi (X2)
Distribusi (X3)
Kualitas Produk (X4)
Segmentasi Pasar (X5)
Keberhasilan produk (Y)
8
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 9
1
0,870
0,197
Valid
2
0,853
0,197
Valid
3
0,772
0,197
Valid
Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Berdasarkan tabel 1 dapat disimpulkan bahwa semua item indikator tersebut dinyatakan valid karena nilai r hitung lebih besar daripada r tabel yaitu 0,218. 2.Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui kehandalan dari suatu alat ukur (kuesioner) dalam mengukur suatu variabel. Pengujian reliabilitas akan dilakukan dengan menggunakan Cronbach Alpha. Ringkasan hasil pengujian reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini Uji Reliabilitas Variabel Persepsi Harga Promosi Distribusi Kualitas Produk Segmentasi Pasar Keberhasilan Produk
Alpha 0,694 0,690 0,639 0,720 0,692 0,779
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Hasil uji reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai koefisien Alpha yang cukup besar yaitu di atas 0,60 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliabel. Nilai Alpha if item deleted menunjukkan bahwa semua nilai tersebut lebih kecil dari nilai Alpha keseluruhan indikator. Dengan demikian item-item pada masingmasing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur yang terbaik untuk setiap variabelnya. 3.UJI ASUMSI KLASIK a. UJi Multikolineritas Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas pada Tabel 3 diketahui bahwa seluruh variabel independen memiliki nilai VIF lebih kecil dari 10,sehingga dapat dis impulkan bahwa data bebas dari masalah multikolinearitas.Berikut adalah tabel hasil uji mult ikolinearitas dengan perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS. Hasil Pngujian Multikolineritas Variabel Persepsi Harga Promosi Distribusi Kualitas Produk Segmentasi Pasar
Tolerance 0.689 0.582 0.536 0.519 0.661
VIF 1.452 1.718 1.867 1.928 1.513
Keterangan Tidak ada Multikolinier Tidak ada Multikolinier Tidak ada Multikolinier Tidak ada Multikolinier Tidak ada Multikolinier
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2012 b.Uji Heterokedastisitas Ada tidaknya heteroskedasitas dapat diteksi dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplots antara SRESID dan ZPRED, di mana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Kriteria yang digunakan adalah jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu
9
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 10
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasi telah terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Gambar Uji Heterokedastisitas
Sumber Data Primer yang diolah, 2012 Berdasarkan grafik scatterplots pada gambar 2 terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. c. Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan indepedennya mempunyai distribusi normal atau tidak. Ujinormalitas meng hasilkan grafik normal probability plot yang tampak pada Gambar 3 berikut : Gambar 3 Uji Normalitas
Sumber : Data Primer yang diolah, 2012 Pada gambar 3 dapat dilihat bahwa grafik normal probability plot of regresison standardized menunjukan pola grafik yang normal. Hal ini terlihat dari titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti garis diagonal. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas. 5.Uji Goodness of Fit Ketepatan suatu fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness of Fit-nya, berikut ini uji Goodness of Fit yang dilakukan diantaranya adalah nilai statistik t, nilai statistik F dan koefisien determinasi, i.
Uji Regresi Linier Berganda dan Uji t (Pengujian Signifikasi Secara Parsial)
10
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 11
Coefficientsa Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 2.384
1.892
Persepsi Harga
.158
.074
Promosi
.193
Distribusi
Coefficients Beta
t
Sig.
1.260
.211
.164
2.127
.036
.083
.196
2.335
.022
.221
.076
.254
2.904
.005
Kualitas Produk
.209
.077
.241
2.711
.008
Segmentasi Pasar
.165
.077
.169
2.152
.034
a. Dependent Variable: Keberhasilan Produk
Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Bentuk persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut : Y = 0.164 X1 + 0.196 X2 + 0.254 X3 + 0.241 X4 + 0.169 X5 Persamaan regresi berganda tersebut, semua koefisien variabel memiliki arah koefisien yang bertanda positif. Hal ini mendukung dengan semula bahwa ada arah pengaruh positif dari Motivasi Pelanggan, Harga, dan Kelompok Acuan terhadap Loyalitas Pelanggan. Untuk menguji Hipotesisi 1 hingga Hipotesis 5 diuji dengan uji t yaitu suatu uji untuk mengetahui signifikasi pengaruh variabel bebas secara parsial atau individual menerangkan variabel terikat. (X1) : Persepsi Harga terhadap Keberhasilan Produk. Pengujian pengaruh Persepsi Harga terhadap Keberhasilan Produk menunjukkan nilai t sebesar 2,127 dengan tingkat signifikansi 0,036 < 0,05. Dengan nilai signifikansi di bawah 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Persepsi Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keberhasilan Produk yang berarti pula Hipotesis 1 diterima. Promosi (X2) terhadap Keberhasilan Produk. Pengujian pengaruh Promosi terhadap Keberhasilan Produk menunjukkan nilai t sebesar 2,335 dengan tingkat signifikansi 0,022 < 0,05. Dengan nilai signifikansi di bawah 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keberhasilan Produk yang berarti pula Hipotesis 2 diterima. Distribusi (X3) terhadap Keberhasilan Produk. Pengujian pengaruh Distribusi terhadap Keberhasilan Produk menunjukkan nilai t sebesar 2,904 dengan tingkat signifikansi 0,005 < 0,05. Dengan nilai signifikansi di bawah 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Distribusi berpengaruh posotif dan signifikan terhadap Keberhasilan Produk yang berarti pula Hipotesis 3 diterima. Kualitas Produk (X4) terhadap Keberhasilan Produk. Pengujian pengaruh Distribusi terhadap Keberhasilan Produk menunjukkan nilai t sebesar 2,711 dengan tingkat signifikansi 0,008 < 0,05. Dengan nilai signifikansi di bawah 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Kualitas Produk berpengaruh posotif dan signifikan terhadap Keberhasilan Produk yang berarti pula Hipotesis 4 diterima. Segmentasi Pasar (X5) terhadap Keberhasilan Produk. Pengujian pengaruh Distribusi terhadap Keberhasilan Produk menunjukkan nilai t sebesar 2,152 dengan tingkat signifikansi 0,034 < 0,05. Dengan nilai signifikansi di bawah 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Segmentasi Pasar berpengaruh posotif dan signifikan terhadap Keberhasilan Produk yang berarti pula Hipotesis 5 diterima. ii. Uji Signifikasi Simultan (Uji F) Uji F digunakan untuk melakukan pengujian variabel bebas secara bersama sama terhadap variabel terikatnya. Berikut adalah tabel hasil uji F dengan perhitungan statistic dengan menggunakan SPSS.
11
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 12
ANOVAb Sum of Model 1
Squares
Df
Mean Square
Regression
423.206
5
84.641
Residual
264.634
94
2.815
Total
687.840
99
F
Sig.
30.065
.000a
a. Predictors: (Constant), Persepsi Harga, Promosi, Distribusi, Kualitas Produk, Segmentasi Pasar b. Dependent Variable: Keberhasilan Produk
Berdasarkan hasil uji F pada tabel ANOVA tabel 5 didapatkan nilai F sebesar 30.065 dengan tingkat signifikasi 0,000. Nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan variabel Persepsi Harga, Promosi, Distribusi, Kualiatas Produk, dan Segmentasi Pasar berpengaruh terhadap Keberhasilan Produk. iii. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2001), Nilai koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini Hasil Uji Determinasi Model Summaryb
Model 1
R
R Square .784a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.615
.595
1.67787
a. Predictors: (Constant), Persepsi Harga, Promosi, Distribusi, Kualitas Produk, Segmentasi Pasar b. Dependent Variable: Keberhasilan Produk
Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0,595. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan variabel independen Persepsi Harga, Promosi, Distribusi, Kualitas Produk, dan Segmentasi Pasar untuk menjelaskan variasi pada variabel dependen Keberhasilan Produk adalah 59,5 persen.
Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data dan analisis yang telah di uraikan pada bab sebselumnya, maka dapat disimpulakn sebagai berikut : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel persepsi harga, promosi, distribusi, kualitas produk, segmentasi pasar terhadap keberhasilan produk sepeda motor Yamaha. Dari hasil regregi menghasilkan bahwa kelima variabel independen berpengaruh positif terhadap keberhasilan produk yaitu dapat ditunjukkan sebagai berikut , Y = 0.164 X1 + 0.196 X2 + 0.254 X3 + 0.241 X4 + 0.169 X5. Dari hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini serta sesuai dengan tujuan penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut (dari pengaruh yang paling besar ke yang paling kecil) :
12
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 13
1. Variabel distribusi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan produk. Hal ini berarti distribusi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan keberhasilan produk. Pengaruh distribusi terhadap keberhasilan produk adalah yang paling besar yaitu sebesar 0,254. Dengan distirbusi yang merata maka akan meningkatkan keberhasilan produk 2. Variabel kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan produk. Hal ini berarti kualitas produk nerupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan keberhasilan produk. Pengaruh kualitas produk terhadap keberhasilan produk ada di urutan kedua yaitu sebesar 0,241. Dengan kualitas produk yang baik maka akan meningkatkan keberhasilan produk. 3. Variabel promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan produk. Hal ini berarti promosi nerupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan keberhasilan produk. Pengaruh promosi terhadap keberhasilan produk ada di urutan ke ketiga yaitu sebesar 0,196. Dengan kegiatan promosi yang tepat maka akan meningkatkan keberhasilan produk. 4. Variabel segmentasi pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan produk. Hal ini berarti segmentasi pasar nerupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan keberhasilan produk. Pengaruh segmentasi pasar terhadap keberhasilan produk ada di urutan ke empat yaitu sebesar 0,169. Dengan segmentasi pasar yang tepat maka akan meningkatkan keberhasilan produk. 5. Variabel persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan produk. Hal ini berarti harga nerupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan keberhasilan produk. Pengaruh persepsi harga terhadap keberhasilan produk adalah yang paling kecil yaitu sebesar 0,164. Dengan harga yang sesuai maka akan meningkatkan keberhasilan produk. Pada uji signifikan simultan (Uji F) didapatkan nilai Fhitung sebesar 30,065 dengan tingkat signifikan 0,000. Berdasarkan hasil tersebut, model regresi dalam penelitian ini dapat digunakan untuk memprediksi keberhasilan produk karena nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel ( 30,065 > 2,311 ) dan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Sedangkan pada uji signifikansi parsial (Uji t) menunjukkan bahwa semua variabel independen, yaitu persepsi harga, promosi, distribusi, kualitas produk, segmentasi pasar, signifikan terhadap keberhasilan produk, dimana signifikasi dari kelima variabel independen lebih kecil dari 0,05. Hasil analisis pada uji koefisien determinasi menunjukkan nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0,595. Hal ini berarti variabel harga, promosi, distribusi, kualitas produk, segmentasi pasar dapat menjelaskan variabel keberhasilan produk sebesar 59,5%, sedangkan sisanya 40,5% dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak
Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka diajukan saran-saran sebagai berikut: 1. Saran yang berkaitan dengan kualitas produk yaitu keiritan bahan bakar, sangat berpengaruh besar terhadap keberhasilan produk. Maka pemanfaatan atau memberikan inovasi yang lebih baik, dengan memberikan spesifikasi sepeda motor yan irit bahan bakar sekiranya dapat menjaga bahkan meningkatkan tingkat keberhasilan produk sepeda motor Yamaha kedepannya. 2. Saran yang berkaitan dengan distribusi pada ketersediaan produk sepeda motor yang ada di dealer masih kurang, sehingga membuat konsumen menunggu lama apabila menginginkan sepeda motor yang diinginkannya, dikarenakan harus inden 1-2 minggu. Lebih baiknya memberikan fasilitas display sepeda motor yang lebih bervarian dan mempercepat proses dalam bertransaksi agar konsumen merasa nyaman dalam bertransaksi. 3. Saran yang berkaitan dengan harga pada keterjangkauan harga. Harga memang sudah cukup sesuai dan adil tetapi lebih meningkatkan feed back yang baik atas harga yang konsumen
13
DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 14
keluarkan untuk setiap pembelian sepeda motor Yamaha, agar konsumen merasa bahwa dengan rupiah yang mereka keluarkan sebanding dengan apa yang mereka dapatkan. 4. Saran yang berkaitan dengan promosi pada kualitas penyampaian pesan. Penyampain pesan dalam iklan yang langsung tepat sasaran, dan memberikan fungsi dan kelebihan atau keuntungan memiliki sepeda motor Yamaha, dengan memberikan cara-cara seperti itu maka para calon konsumen akan merasa tertarik untuk membelinya dan tingkat keberhasilan produk pun ikut meningkat. 5. Saran yang berkaitan dengan segmentasi pasar pada produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Dengan kondisi yang sekarang ini lebih baik membuat segmentasi yang menghasilkan produk ramah lingkungan, dengan membuat target pasar baru maka akan menambah pangsa pasar yang dapat diraih untuk meningkatkan tingkat penjualan produk dan keberhasilan produk REFERENSI Aaker, David. 1997. Manajemen Ekuitas Merk. Jakarta: Spektrum. Amstrong, Gary, Kotler, Philips, Geoffrey. 2006. Marketing: An Introduction. Pearson: Prentice Hall. Cannon, J.T, Perreault, W.D, McCharthy, E.J. 2008. Pemasaran Dasar Pendekatan Manajemen Global. Jakarta: Salemba Empat. Craven, David W. 2001. Pemasaran Strategis Edisi Keempat, Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Djayakusumah, Tams. 1982. Periklanan. Bandung: Armico. Ferdinand, Augusty Tae. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Handoko, T. Hani. 2002. Manajemen Edisi Kedua, Cetakan Ketigabelas. Yogyakarta: BPFE. Hawkins, Best, Coney. 2004. Consumer Behavior: Building Marketing Strategy. New York: Mc Graw-Hill. Istijanto, MM., M.com. 2007. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Jefkins, Frank. 1997. Periklanan Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga. Jerome, E. McCharthy. 1996. Dasar-Dasar llmu Pemasaran, Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. Jurini, K.P.W. 2003. Menetapkan Segmentasi Pasar, Bagian Proyek Pengembangan Kurikulum Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Depdiknas. Kasali, Rhenald. 1995. Manajemen Periklanan. Jakarta: Pustaka Grafiti. Kotler, Philips. 1993. Manajemen Pemasaran Jilid I, Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga. Kotler, Philips. 1994. Manajemen Pemasaran Jilid II, Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga. Kotler, Philips dan Gary Amstrong. 1997. Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid I. Jakarta: Erlangga. Kotler, Philips. 2003. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia. Kotler, Philips. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Lamb, C.W. Hair, J.F. McDaniel. C. 2008. Marketing Cengage Learning. Mowen, J.C. 1995. Consumer Behavior. New Jersey: Prentice Hall. P.A, Garvin. 2001. Kualitas Produk: Alat Strategi Yang Penting. Free Press. Pujianto. 2003. Strategi Pemasaran Produk Melalui Media Periklanan. Jurnal Volume 5 No 1. Setiadi, Nugroho. J . 2000. Perilaku Konsumen. Jakarta: Pranata Media. Stanton, J. William. 1996. Prinsip Pemasaran Jilid I. Jakarta: Erlangga. Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Swastha, Basu dan Irawan. 200. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty. Tjiptono, Fandy. 2997. Total Quality Service. Yogyakarta: Gramedia. Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran Edisi Ke III. Yogyakarta: Andy. Zeithaml, Valarie, A. Parasuraman and Leonard L. Berry. 1998. Devering Quality Service. New York: The Free Press.
14