2012
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK 2013
BAB I PENDAHULUAN
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
BAB I PENDAHULUAN Profil Dinas Kesehatan Kota Depok Tahun 2012 merupakan salah satu bentuk dokumentasi tahunan dari produk Sistem Informasi Kesehatan yang dapat memberikan gambaran perkembangan situasi kesehatan di Kota Depok .Dalam era pembangunan ini keberadaan data dan informasi memegang peran yang sangat penting. Data yang benar-benar akurat, terpercaya, berkesinambungan, tepat waktu dan mutakhir, sangat diperlukan dalam pengelolaan program, perencanaan, pemantauan pelaksanaan program dan proyek serta kegiatan yang akan dilakukan. Instrumen dasar untuk penyusunan profil Kesehatan Kota Depok mengacu kepada pedoman penyusunan profil kesehatan tahun 2011. Mekanisme penyusunan profil kesehatan melibatkan 32 Puskesmas, 1 UPT Jamkesda, 16 Rumah Sakit dan lintas sektor terkait lainnya seperti BPS, BPMK, melalui kegiatan pertemuan validasi data profil, pemutakhiran data profil, secara berjenjang. Indikator yang ditampilkan pada profil kesehatan antara lain indikator derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan. Indikator derajat kesehatan merupakan indikator outcome yang meliputi mortalitas dan morbiditas serta Angka Harapan Hidup. Indikator Upaya Kesehatan merupakan Indikator output Hasil Kesehatan Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan. Indikator sumber daya kesehatan merupakan indikator input yang merupakan syarat pokok dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan. Salah
satu
pemantapan
dan
pengembangan
Sistem
Informasi
Kesehatan melalui pengumpulan data, dalam gerak pelaksanaannya masih
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
banyak masalah dan kendala yang dihadapi baik ditingkat Kabupaten/Kota maupun di Propinsi. Upaya pemecahan masalahnya antara lain melalui penyempurnaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SP3). Di Pemerintah Kota Depok SP3 merupakan
sebagian kecil dari Sistem
Informasi Kesehatan yang telah diakui sebagai sumber data yang berasal dari Puskesmas dan dapat dimanfaatkan diberbagai jenjang administrasi sejak tahun 1981. Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang diselenggarakan secara komputerisasi guna menghasilkan data SP3 yang akurat dan reliabel sedang terus diusahakan secara optimal. Untuk memberikan gambaran situasi kesehatan yang lebih jelas, Dinas Kesehatan Kota Depok menyusun data dan informasi kesehatan ke dalam buku profil kesehatan yang telah dilakukan secara berkala setiap tahunnya. Profil kesehatan merupakan salah satu bentuk pengembangan Sistem Informasi kesehatan (SIK) yang berupaya menggambarkan secara umum tentang kondisi derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan, dan faktor-faktor terkait dan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan informasi
baik
sektor
kesehatan
sendiri
maupun
sektor
non
kesehatan,terutama dalam proses manajemen yang meliputi perencanaan, penggerakan pengendalian dan monitoring serta evaluasi pembangunan kesehatan.
Selain
itu
merupakan bahan
untuk evaluasi
pencapaian
pembangunan kesehatan di Kota Depok dan sebagai penunjang perencanaan di tahun berikutnya. Beberapa keterbatasan yang mempengaruhi kecepatan dan ketepatan penyelesaian profil kesehatan diantaranya adalah:
Banyaknya data yang harus dikumpulkan
Banyaknya
sumber
data
yang
menyebabkan
mekanisme
pengelolaan data dan informasi menjadi berbeda
Pencatatan yang belum rapi
Pemahaman definisi Operasional yang berbeda sehingga
menghasilkan data menjadi berbeda
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Belum semua variabel,indikator kesehatan yang dibutuhkan
tersedia dalam pencatatan dan pelaporan rutin sektor kesehatan seperti Angka Kematian Bayi
(AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI)
Batasan waktu yang tidak ditepati pada saat update data.
Sistematika penulisan Profil Kesehatan Kota Depok ini terdiri dari : Bab I
Pendahuluan, bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan profil kesehatan dan sistematika dari penyajiannya
Bab II
Gambaran Umum, bab ini menyajikan tentang gambaran
umum
Kabupaten/Kota.Selain
uraian
tentang letak geografis, administratif, dan informasi umum lainnya, bab ini mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misal kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan. Tentang Visi,Misi Pembangunan Kesehatan,serta Bab III Bab IV
Program dan Kegiatan tahun 2012 Situasi Derajat Kesehatan, bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan
Bab V
Situasi Upaya Kesehatan, bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan
kefarmasian,
dan
alat
kesehatan,
pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
juga
mengakomodir
indikator
kinerja
Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Kota Depok dan dan angka status gizi masyarakat. Bab VI
Situasi
Sumber
Daya
Kesehatan,
bab
ini
menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. Bab VII
Kesimpulan, bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kota Depok.Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang di anggap masih kurang
dalam
rangka
penyelenggaraan
pembangunan kesehatan. Lampiran
Pada lampiran ini berisi tabel resume / angka pencapaian Kabupaten /Kota dan 80 tabel data kesehatan dan yang terkait kesehatan yang responsif gender.
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
BAB II VISI MISI PEMBANGUNAN KESEHATAN KOTA DEPOK
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
BAB II VISI MISI PEMBANGUNAN KESEHATAN KOTA DEPOK A. VISI KOTA DEPOK Visi pembangunan Kota Depok tahun 2012-2016 adalah “Terwujudnya Kota Depok yang Maju dan Sejahtera”. Visi tersebut diwujudkan melalui 4 (empat) misi pembangunan yaitu: 1.
Mewujudkan pelayanan publik yang profesional berbasis teknologi informasi
2.
Mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal
3.
Mewujudkan infrastruktur dan lingkungan yang nyaman
4.
Mewujudkan sumberdaya manusia yang unggul, kreatif dan religius
B. VISI DINAS KESEHATAN Dinas
Kesehatan
sebagai
salah
satu
Organisasi
Perangkat
Daerah
Pemerintah Kota Depok berkepentingan dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena yang harus terselesaikan selama masa 5 (lima) tahun. Maka ditetapkan Visi dan Misi Pembangunan Kesehatan selama tahun 2012-2016. Visi Dinas Kesehatan Kota Depok adalah “Terwujudnya Kota Depok yang sehat yang dihuni oleh penduduk berderajat Kesehatan Tinggi yang Mendapatkan Layanan Kesehatan yang Berkualitas dan Merata” dengan 5 (Lima) Misi Antara lain: 1. Meningkatkan pemerataan layanan kesehatan, memiliki tujuan ;
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Tujuan : Meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat Sasaran : Meningkatnya ketahanan pangan dan kesejahteraan sosial masyarakat 2. Meningkatkan kualitas layanan kesehatan untuk semua puskesmas di Kota Depok Tujuan : Meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan sosial Sasaran : Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat 3. Meningkatkan kualitas sumber daya termasuk sumber daya manusia dan pembiayaan Tujuan : i.
Meningkatkan kualitas pelayanan publik
ii. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik Sasaran : i. Meningkatnya Pelayanan yang efisien, efektif dan transparan ii. Meningkatnya kualitas manajemen pemerintahan 4. Meningkatkan
promosi
kesehatan
dan
kualitas
lingkungan
untuk
mendukung pencegahan penyakit, yang keduanya memiliki Tujuan : Meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan sosial Sasaran : Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat C.KEBIJAKAN DAN PROGRAM KEBIJAKAN 1. Perencanaan Kesehatan berdasarkan fakta (evidence base planning) 2. Manajemen kesehatan yang akuntabel 3. Pelayanan Puskesmas yang efektif dan responsif 4. Pengembangan sumber daya manusia kesehatan 5. Pemeliharaan mutu pelayanan kesehatan 6. Pencegahan dan pemberantasan penyakit yang efektif 7. Sistem informasi kesehatan yang efektif 8. Pengembangan peran serta murni masyarakat
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
PROGRAM 1. Program Peningkatan Promosi Kesehatan 2. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Dasar 3. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular 4. Program Peningkatan Kesehatan Keluarga 5. Program Peningkatan dan Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 6. Program Peningkatan Kesehatan Lingkungan 7. Program Peningkatan Kewaspadaan Pangan dan Gizi 8. Program Peningkatan Kualitas SDM Aparatur 9. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 10. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 11. Program Peningkatan Sistem Pelaporan Kinerja dan Keuangan 12. Program Peningkatan Kualitas Data dan Perencanaan 13. Program Penataan dan Pengembangan Produk Hukum 14. Program Pengembangan Sistem Pelayanan dan Pengaduan Berbasis Teknologi Informasi 15. Program Standardisasi Pelayanan Publik
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
BAB III GAMBARAN UMUM
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
BAB III GAMBARAN UMUM A. GAMBARAN UMUM DAN KEPENDUDUKAN
1. Luas Wilayah Secara geografis Kota Depok terletak pada koordinat 6o 19’ 00” – 6o 28’ 00” Lintang Selatan dan 106o 43’ 00” – 106o
55’ 30” Bujur Timur dan
berbatasan langsung dengan Kota Jakarta atau berada dalam lingkungan wilayah Jabodetabek .Bentang alam Kota Depok dari Selatan ke Utara merupakan daerah dataran rendah – perbukitan bergelombang lemah, dengan elevasi antara 50 – 140 meter diatas permukaan laut dan kemiringan lerengnya kurang dari 15%. Kota Depok sebagai wilayah termuda di Jawa Barat, mempunyai luas wilayah sekitar 200,29 km2. Kondisi geografisnya dialiri oleh sungai-sungai besar yaitu Sungai Ciliwung dan Cisadane serta 13 sub satuan
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
wilayah aliran sungai. Disamping itu terdapat pula 25 situ. Data luas situ sebesar 169,68 Ha, dengan
kualitas air rata-rata
buruk akibat tercemar.Kondisi
topografi berupa dataran rendah bergelombang dengan kemiringan lereng yang landai menyebabkan masalah banjir di beberapa wilayah, terutama kawasan cekungan antara beberapa sungai yang mengalir dari selatan menuju utara: Kali Angke, Sungai Ciliwung, Sungai Pesanggrahan dan Kali Cikeas Berdasarkan Perda No. 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan Wilayah Kecamatan di Kota Depok, Kota Depok dimekarkan menjadi 11 kecamatan. 2.
Sumber Daya Lahan Sumber daya lahan merupakan segala sesuatu yang bisa memberikan manfaat di lingkungan fisik dimana meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi dan vegetasi yang ada. Dari semua faktor yang ada tersebut dapat mempengaruhi potensi dalam penggunaan lahannya, termasuk di dalamnya adalah akibat dari kegiatan-kegiatan manusia baik di masa lalu maupun masa sekarang. Sebagai contoh adalah penebangan hutan dan penggunaan lahan baik untuk pertanian maupun untuk bidang lainnya. (www.handiri.wordpress.com). Kota Depok dalam perkembangannya mengalami perkembangan yang sedemikian pesat. Berdasarkan data analisis revisi RT dan RW Kota Depok data tahun 2000 -2010, pemanfaatan ruang kota untuk kawasan pemukiman mencapai 8.915.09 ha (44,31%) . Sehingga dalam perkembangannya kawasan hijau terbuka hijau mengalami penyusutan sebesar 0,93 % dari data tahun 2000, atau sebesar 10.106,14 ha. Pertumbuhan pemukiman baik itu perumahan-perumahan maupun rumah-rumah
diperkampungan
menjadikan
tutupan
permukaan
tanah
meningkat, daerah serapan air berkurang sehingga kualitas kondisi alam Kota Depok menurun.
Kecamatan di Kota Depok Tahun 2012
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Nama Kecamatan
Jumlah Kelurahan
Luas Wilayah (km2)
6
18,17
4
11,66
6
14,30
6
17,99
6
16,14
6
21,30
7
32,24
7
26,13
7
19,56
4
10,68
4
12,12
63
200,29
1. Pancoran Mas 2. Cipayung 3. Beji 4. Sukmajaya 5. Cilodong 6. Cimanggis 7. Tapos 8. Sawangan 9. Bojongsari 10. Cinere 11. Limo Kota Depok Sumber :BPS Kota Depok
3. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Jumlah penduduk mengalami peningkatan dari tahun 2008-2012, tahun 2008 berjumlah 1.503.677 jiwa tahun 2009; 1.536.980 jiwa tahun 2010: 1.737.276 jiwa,tahun 2011: 1.813.612 jiwa. Jumlah penduduk tahun 2012 adalah sebesar 1.898.567 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki 961.876 jiwa (50,6%) dan penduduk perempuan 936.691 jiwa (49,3%) Gambar III.A.1
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Jumlah Penduduk di Kota Depok Tahun 2008-2012
Sumber : BPS Kota Depok
Gambar III.A.2 Jumlah Penduduk di Kota Depok Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2012
Sumber: BPS Kota Depok
Untuk lebih jelas melihat jumlah penduduk di Kota Depok menurut kelompok umur
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
dan jenis kelamin dapat kita lihat dari tabel dibawah ini : Tabel III.2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Kota Depok tahun 2012 KELOMPOK NO
UMUR (TAHUN)
JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAK I
PEREMPUAN
LAKI-LAKI+PEREMPUA N 186.592
1
0-4
96.742
89.850 179.721
2
5-9
92.335
87.386 157.725
3
10 - 14
80.791
76.934 159.433
4
15 - 19
78.051
81.382 169.776
5
20 - 24
84.143
85.633 194.124
6
25 - 29
95.696
98.428 191.532
7
30 - 34
96.595
94.937 173.552
8
35 - 39
88.971
84.581 143.751
9
40 - 44
74.704
69.047
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
110.165 10
45 - 49
56.220
53.945 83.815
11
50 - 54
42.974
40.841 58.112
12
55 - 59
30.742
27.370 35.912
13
60 - 64
17.724
18.188 25.733
14
65 - 69
13.293
12.440 15.051
15
70 - 74
7.284
7.767 13.573
16
75+
JUMLAH
5.611
7.962
961.876
936.691
1.898.567
Sumber : BPS Kota Depok Untuk mengetahui komposisi penduduk Kota Depok berdasarkan struktur umur dan jenis kelamin berikut digambarkan piramida penduduk seperti dibawah ini:
Gambar III.A.3
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Piramida Penduduk di Kota Depok Tahun 2012
Sumber: Sumber :BPS Kota Depok
Dengan melihat gambar piramida diatas menunjukkan median umur penduduk Kota
Depok adalah
25- 34 tahun.
Angka ini menunjukkan bahwa
penduduk Kota Depok termasuk kategori menengah. Penduduk suatu wilayah dikategorikan penduduk muda bila median umur < 20, penduduk menengah jika median umur 20-30, dan penduduk tua jika median umur > 30 tahun
Bila kita lihat dari luas wilayah dan jumlah rumah tangga luas
wilayah
dan nama kecamatan :
Tabel III.2. Jumlah Rumah Tangga Kecamatan di Kota Depok Tahun 2012 NO
KECAMATAN
LUASWILAYAH(km2)
1
Pancoran Mas
18,17
51,307
2
Cipayung
11,66
30,493
3
Beji
14,30
47,906
4
Sukmajaya
17,99
55,778
5
Cilodong
16,14
32,588
6
Cimanggis
21,30
63,524
7
Tapos
32,24
54,864
JUMLAH RUMAH TANGGA
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
8
Sawangan
26,13
29,928
9
Bojongsari
19,56
24,210
10
Cinere
10,68
27,218
11
Limo
12,12
22,350
TOTAL
200.29
Sumber: BPS Kota depok
4. Kepadatan Penduduk Kota Depok dilihat dari luas Wilayah Dari gambar dibawah ini terlihat bahwa luas wilayah kecamatan Pancoran Mas sebesar 18, 17 km2 memiliki kepadatan penduduk 12,65 per km2 . Kepadatan penduduk kecamatan Pancoran Mas dipengaruhi oleh tumbuhnya perumahan –perumahan yang tumbuh dan berkembang di kawasan kecamatan Pancoran Mas. Berikut gambar Kepadatan Penduduk di Kota Depok: Gambar III.A.4 Kepadatan Penduduk Kota Depok Tahun 2012
Sumber: BPS Kota Depok
5. Rasio Beban Tanggungan
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Rasio beban tanggungan (dependency ratio) atau disebut juga rasio tanggungan keluarga adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia tidak produktif (penduduk usia muda dan penduduk usia lanjut) dengan jumlah penduduk usia produktif. Dari gambar dibawah ini terlihat bahwa rasio beban tanggungan penduduk Kota Depok tahun 2012 tertinggi pada kecamatan Sawangan dengan rasio 51, 19 %, rasio beban tanggungan penduduk terendahnya terdapat di kecamatan Cinere dengan rasio 39,24% dengan rata-rata rasio beban tanggungan Kota Depok sebesar 43,81%. Gambar III.A.5 Rasio Beban Tanggungan Penduduk Kota Depok Tahun 2012
Sumber: BPS Kota depok
6. Laju Pertumbuhan Penduduk dari Tahun 2006-2012 Laju Pertumbuhan Penduduk atau Population Growth Rate (R) digunakan untuk mengukur kecepatan pertambahan penduduk. Kota Depok selain sebagai kota otonom yang berbatasan langsung dengan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta juga merupakan wilayah penyangga Ibu Kota Negara yang diarahkan
untuk
kota
pemukiman,
kota
pendidikan,
pusat
pelayanan
perdagangan dan jasa, kota pariwisata, dan sebagai kota resapan air. Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Depok terus meningkat dari tahun 2006 sampai
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
dengan tahun 2012, jauh melesat dibandingkan laju pertumbuhan penduduk Provinsi Jawa Barat sendiri yang hanya sebesar 1,90 (hasil sensus tahun 2000-2010) . Angka fertilitas yang tinggi serta urbanisasi penduduk, juga menjadi penyumbang terbesar dalam laju pertumbuhan penduduk Kota Depok. Gambar III.A.6 Laju Pertumbuhan penduduk (LPP) Kota Depok Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2012
Sumber: Proyeksi Penduduk
B. GAMBARAN SOSIAL EKONOMI
Pertumbuhan Ekonomi Kota Depok Berdasarkan struktur ekonomi, yang ditunjukkan oleh angka PDRB,
sektor unggulan daerah Kota Depok adalah sektor tersier yang meliputi subsektor perdagangan, hotel dan restoran, dan subsektor jasa. Berdasarkan data PDRB tahun 2011 yang dipubilkasikan BPS Kota Depok pada tahun 2012, sektor tersier memberikan kontribusi pada perekonomian daerah sebesar 48,55 % (Atas Dasar Harga Konstan), meningkat dibanding tahun sebelumnya
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
(47,48%). Makin meningkatnya kontribusi sektor tersier kian mengokohkan Kota Depok sebagai kota perdagangan dan jasa. Sektor sekunder sebenarnya masih menunjukkan kontribusi yang besar (48,68 %/ADHK), namun cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Sebelumnya (tahun 2010), kontribusi sektor sekunder mencapai 49,36%. Di luar sektor makro di atas, Kota Depok juga memiliki berbagai produk potensial yang memiliki keunggulan komparatif, antara lain komoditas belimbing, ikan hias,tanaman hias, serta beberapa produk ekonomi kreatif. Sumbangan kegiatan ekonomi kreatif di Kota Depok terhadap PDRB (ADHK 2000) pada tahun 2011 mencapai Rp. 1,19 trilyun atau 17,16% dari total PDRB. Pada tahun sebelumnya (2010), sumbangan itu mencapai Rp. 1,12 trilyun atau 17,18% dari total PDRB. Dari data 2010-2011 diketahui Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota Depok Tahun 2012 terjadi kenaikan (pertumbuhan) produksi ekonomi kreatif di Kota Depok 6,55%. Ada 15 kelompok kegiatan dikategorikan sebagai ekonomi kreatif, antara lain: periklanan, arsitektur, barang seni, kerajinan, disain, fashion, filem-video-fotografi,
permainan
interaktif,
musik,
seni
pertunjukan,
penerbitan-percetakan, layanan komputer-piranti lunak, tvr adio, riset, dan kuliner. Kondisi 2011, dari total Rp. 1,19 trilyun, sumbangan cukup signifikan berasal dari fashion (Rp. 0,37 trilyun atau sekitar 31,1%) dan dari kerajinan (Rp. 0,36 trilyun atau sekitar 30,3%). Namun jika dicermati laju pertumbuhan 2010-2011 (6,55% yoy) diketahui bahwa ada empat jenis kegiatan ekonomi kreatif yang laju pertumbuhannya relatif menonjol dibandingkan jenis kegiatan lainnya yaitu pasar barang seni (28,69% yoy), tv dan radio (18,63% yoy), kerajinan (9,78% yoy), musik (8,27% yoy) (Sumber : BPS dan Bappeda Kota Depok “PDRB Industri Kreatif Kota Depok 2011 dan 2012”).
Pengeluaran perkapita Besarnya pendapatan yang diterima/diperoleh rumah tangga dapat menggambarkan kesejahteraan suatu masyarakat. Namun demikian data pendapatan yang akurat sulit diperoleh,sehingga dalam survey/kegiatan sosial Ekonomi
Daerah
Tangga.Pendapatan
(Suseda)
didekati
melalui
Perkapita
masyarakat
Kota
pengeluaran Depok
pada
Rumah tahun
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
2010 ;649.20 tahun 2011;652.06 dan tahun 2012;655.02. untuk lebih jelasnya dapat terlihat dari diagram dibawah ini Gambar III.A.7 Pendapatan Perkapita Penduduk Kota Depok Tahun 2011 dan Tahun 2012
Sumber : Bappeda Kota Depok Penduduk miskin Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan. Jumlah penduduk miskin pada tahun 2012 sebanyak 321.012 jiwa atau 16,9 %. Tingkat pendidikan Dari sebelas Kecamatan yang ada di Kota Depok,angka melek huruf yang paling tinggi ada di Kecamatan Beji sebesar 99,61 %,kemudian disusul oleh kecamatan Sukmajaya dan Kecamatan Pancoran Mas, sementara angka melek huruf yang rendah ada pada Kecamatan Cipayung sebesar 96,15%.Dari angka melek huruf ini menggambarkan bahwa masyarakat Kota Depok yang
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
berumur 15 tahun keatas ini rata-rata sudah diatas 95%. Sisanya adalah orang tua yang putus sekolah SD,SMP atau memang belum pernah sekolah sehingga sampai saat ini belum bisa membaca dan menulis. Berdasarkan perhitungan ini berarti memberikan informasi bahwa di Kota Depok masih ada orang yang benar-benar belum bisa membaca dan menulis. Untuk mencapai angka melek huruf yang lebih baik lagi maka pemerintah Kota Depok dapat menetapkan prioritas pendidikan khusus membaca dan menulis bagi orang tua,sebab dapat membaca dan menulis adalah kebutuhan utama dari Ilmu yang paling mendasar. Bila dilihat dari angka melek huruf dari tahun 2010 98,94%,mengalami kenaikan pada tahun 2011 sebesar 98,95%, dan tahun 2012 sebesar 98,97% Berikut dapat dilihat gambar angka melek huruf di Kota Depok: Gambar III.A.8 Angka Melek Huruf di Kota Depok tahun 2010 sampai dengan tahun 2012
Sumber : BPS Kota Depok C. STATUS PEMBANGUNAN MANUSIA
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Perkembangan Indeks Pembangunan manusia (IPM) Kota Depok berdasarkan penghitungan BPS secara umum dari periode 2006 sampai dengan 2012 mengalami peningkatan. Hal ini berhubungan langsung dengan perbaikan beberapa indikator Sosial ekonomi. Misalnya Angka Melek Huruf dewasa
terus
meningkat
sehubungan
dengan
meningkatnya
program
pemerintah dalam pengentasan buta Aksara berdasarkan penghitungan BPS IPM Kota Depok terus meningkat dari tahun 2006 sebesar 77,97 naik menjadi 78,10 pada tahun 2007 dan tahun 2008 naik menjadi 78,22 juga tahun 2009 naik menjadi 78,68 tahun 2010 naik 79,09 tahun 2011 79,49 dan tahun 2012 menjadi 79,83. Berikut kami Gambarkan IPM Kota Depok dari Tahun 2006 sampai dengan 2012. Gambar III.A.9 IPM Kota Depok tahun 2006 - 2012
Sumber :BPS Kota Depok
D. GAMBARAN LINGKUNGAN FISIK
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Sebagai gambaran hasil pembangunan yang menyangkut aspek kesehatan lingkungan. Indikator program kesehatan lingkungan meliputi: Cakupan Air Bersih, Cakupan Jamban Keluarga, Cakupan Rumah Sehat dan Cakupan Tempat-Tempat Umum dan Pengolahan Makanan. Air Bersih Air bersih merupakan sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi[1]. Air Bersih harus memenuhi
persyaratan, baik kualitas dan sarananya. Untuk konsumsi
sebagai air
minum menurut kementerian kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Cakupan air bersih
yang memenuhi syarat bakteriologist mencapai 100% dengan jumlah sampel air bersih memenuhi syarat secara bakteriologist 100 sampel dan jumlah sampel air bersih yang diperiksa 100 sampel. Dari hasil laporan inspeksi sanitasi tahun 2012 diketahui bahwa terdapat berbagai macam jenis sarana air bersih yang dipergunakan di kecamatan se-Kota Depok. Jenis sarana air bersih antara lain: kemasan yakni air bersih yang diperjualbelikan oleh produsen tertentu kemudian di kemas dalam botol, atau galon, ledeng, SPT (Sumur Pompa Tangan), SGL (Sumur Gali Lobang), dan Mata Air. Jenis sarana air bersih kemasan berjumlah 3.793 (0,95%), ledeng berjumlah 34.125 (13.1%), SPT (Sumur Pompa Tangan) berjumlah 71.628 (27.6%), SGL (Sumur Gali Langsung) berjumlah 93.501(36%), mata air berjumlah 15 buah. Jumlah keluarga yang ada dibandingkan dengan jumlah keluarga yang diperiksa sumber air bersihnya dapat terlihat pada gambar dibawah ini.
Gambar III.A.10
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Jumlah keluarga yang diperiksa air bersihnya pada tahun 2012 dibandingkan dengan jumlah keluarga yang ada
Sumber : Tabel 64(Seksi P2P Dinkes Kota Depok, 2012)
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa kecamatan Cilodong dengan jumlah keluarga yang ada sebesar 24.421, melakukan pemeriksaan kepada sumber air bersih keluarga sebanyak 23.706 (97,07%), dengan arti kata bahwa hampir seluruh keluarga yang ada dilakukan inspeksi sanitasi. Inspeksi sanitasi di kecamatan Cilodong dilakukan oleh kader,yang memiliki jam kerja fleksibel. Hal ini berbeda jauh dengan yang terjadi di puskesmas Cipayung. Dengan jumlah keluarga yang ada sebesar 29.696, keluarga yang diperiksa sumber air bersihnya sebesar 390. Inspeksi sanitasi dasar dilakukan murni oleh petugas kesehatan lingkungan dengan keterbatasan jam kerja petugas. Apabila dilihat dalam hal kuantitas di kecamatan Cipayung tampak melakukan inspeksi sarsandas tidak sebanyak yang dilakukan oleh kecamatan Cilodong. Namun untuk kualitas data dan pembinaan yang dilakukan di kecamatan Cipayung lebih fokus.
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Jamban Keluarga Jamban keluarga merupakan suatu bangunan yang digunakan untuk tempat membuang dan mengumpulkan kotoran/najis manusia yang lazim disebut kakus atau WC, sehingga kotoran tersebut disimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab atau penyebar penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman. Kotoran manusia yang dibuang dalam praktek sehari-hari bercampur dengan air, maka pengolahan kotoran manusia tersebut pada dasarnya sama dengan pengolahan air limbah. Oleh sebab itu pengolahan kotoran manusia, demikian pula syarat-syarat yang dibutuhkan pada dasarnya sama dengan syarat pembuangan air limbah (Depkes RI, 1985. Sedangkan syarat jamban sehat menurut Kemenkes RI (1985), antara lain : 1. Tidak mencemari sumber air minum; 2. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus.; 3. Air seni, air pembersih dan air penggelontor tidak mencemari tanah di sekitarnya,; 4. Mudah dibersihkan, aman digunakan, untuk itu harus dibuat dari bahan-bahan yang kuat dan tahan lama ; 5. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna terang; 6. Cukup penerangan; 7. Lantai kedap air; 8. Luas ruangan cukup, atau tidak terlalu rendah; 9. Ventilasi cukup baik; 10. Tersedia air dan alat pembersih Presentasi keluarga memiliki jamban sehat sebesar 90, 2% dari 252.357 keluarga yang memiliki jamban. Sampel keluarga yang dilakukan inspeksi sanitasi sarsandas (sarana sanitasi dasar) oleh petugas kesehatan lingkungan puskesmas terbesar adalah wilayah Puskesmas Cinere. Hal ini dikarenakan wilayah Puskesmas Cinere terdiri dari 4 kelurahan. Dimana disetiap kelurahan terdapat perumahan, yang memiliki penduduk yang cukup padat.
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Masih adanya puskesmas yang belum rutin mengumpulkan laporan data sarsandas, menjadi salah satu hambatan dalam melakukan analisis data (tabel 66)
Gambar III.A.11 Perbandingan keluarga yang memiliki jamban dengan keluarga dengan jamban sehat tahun 2012
Sumber: Seksi PL ,2012
Pengawasan
dan
Penyehatan
Tempat
Pengelolaan
Makanan
dan
Tempat-Tempat Umum
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Dari beberapa literatur yang ada yang dimaksud dengan tempat umum adalah suatu tempat dimana orang banyak atau masyarakat umum berkumpul untuk melakukan kegiatan baik secara sementara (insidentil) maupun secara terus menerus (permanent), baik membayar mapupun tidak membayar. Kriteria suatu tempat umum adalah terpenuhinya beberapa syarat : 1.
Diperuntukkan bagi masyarakat umum,
2.
Harus ada gedung/tempat yang permanen,
3.
Harus ada aktivitas (pengusaha, pegawai, pengunjung),
4.
Harus ada fasilitas (SAB, WC, Urinoir, tempat sampah, dll) Tempat
umum
baik
itu
tempat
pengelolaan
makanan
dan
tempat –tempat umum diantaranya : hotel, restoran, pasar dan lain-lain. Sedangkan tempat
umum
baik
itu tempat
pengelolaan
makanan dan
tempat-tempat umum sehat adalah tempat umum dan tempat pengelolaan makanan dan minuman yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruangan) yang sesuai dengan banyaknya pegunjung dan memiliki pencahayaan ruang yang memadai. Cakupan Tempat-Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TTUPM) menjadi salah satu hal yang diperhitungkan pada indikator kesehatan lingkungan. Berdasarkan gambar dibawah ini terlihat bahwa jumlah TTU yang ada terbesar terletak di Kecamatan Pancoran Mas yaitu sebesar 553 TTU
dengan jumlah
yang dibina pada kecamatan Pancoran Mas sebesar 359 TTU. Hal ini dikarenakan TTUPM banyak ditemukan di wilayah kecamatan Pancoran Mas, sehingga pembinaan juga berbanding lurus dengan dengan jumlah TTUPM yang ada. Gambar III.A.12 Perbandingan Jumlah TTUPM
yang sehat dengan TTUPM yang dibina
dari Jumlah TTUPM yang ada tahun 2012
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Sumber : Seksi PL, 2012
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
BAB IV SITUASI DERAJAT KESEHATAN A. MORTALITAS 1. Umur Harapan Hidup Waktu Lahir(Eo)
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (Eo) (UHH) adalah salah satu indikator derajat kesehatan yang digunakan sebagai salah satu indikator derajat kesehatan yang digunakan sebagai salah satu dasar dalam menghitung (IPM). UHH menggambarkan lamanya usia seorang bayi lahir diharapkan hidup. Indikator ini dipandang dapat menggambarkan taraf
hidup
suatu bangsa. Faktor yang mempengaruhi UHH antara lain kesehatan, ekonomi, pendidikan, geografis. Berikut gambaran Umur Harapan Hidup (UHH) di kota Depok. Gambar IV.A.1 Umur Harapan Hidup (UHH) Kota Depok tahun 2010,2011,2012
Sumber : Bappeda Kota Depok Untuk mengetahui gambaran derajat kesehatan masyarakat dapat diukur dari indikator-indikator yang digunakan antara lain Angka Kematian, Umur Harapan Hidup, angka kesakitan serta status gizi. Indikator tersebut dapat diperoleh melalui laporan dari fasilitas kesehatan (fasility based) dan data yang dikumpulkan dari masyarakat (community based). Tetapi dalam penyajian data angka kematian baik angka kematian ibu, bayi, atau balita dalam profil ini di sajikan data Jumlah Kematian. 2. Kematian
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Di samping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Jumlah kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survei dan penelitian. a. Jumlah Kematian Bayi Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi
lahir sampai bayi belum berusia
tepat satu tahun. Banyak faktor yang
dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen.Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal; adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan. Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar. Angka
kematian
yang
terjadi
dalam
suatu
wilayah
dapat
menggambarkan derajat kesehatan wilayah tersebut, penyebab kematian ada yang langsung dan tidak langsung, walaupun dalam kenyataannya dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mempengaruhi tingkat kematian di masyarakat. Faktor yang berkaitan dengan penyebab kematian maupun kesakitan disuatu daerah antara lain tingkat sosial ekonomi, tingkat pendidikan kualitas lingkungan hidup, upaya pelayanan kesehatan lainnya baik prefentif, kuratif, promotif dan rehabilitatif. Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui survei, karena sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian di fasilitas kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. Gambaran perkembangan terakhir mengenai jumlah kematian
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
bayi dari Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Yankesmas) Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi (Kesga dan Gizi) Dinas Kesehatan Kota Depok, dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar IV.A.2 Jumlah Kematian Bayi di Kota Depok Tahun 2007-2012
Pada gambar diatas menunjukkan pada tahun 2007 jumlah kematian bayi 33 orang, 2008 jumlah kematian bayi 35 orang, jumlah kematian bayi tahun 2009; 117 orang, tahun 2010 ;116 orang, tahun 2011 jumlahnya 119 orang dan tahun 2012 sebanyak 114 orang hal ini mengalami penurunan dari tahun 2011 ke tahun 2012 sebanyak 114 dari 40.445 kelahiran hidup. Ada banyak faktor yang mempengarui jumlah kematian bayi tetapi tidak mudah untuk menentukan faktor yang paling dominan dan faktor yang kurang dominan. Dari beberapa rangkkaian peristiwa kematian bayi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jumlah kematian bayi diantaranya tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil, serta kesediaan masyarakat untuk merubah pola perilaku hidup . b. Jumlah Kematian Balita
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Balita atau bawah lima tahun adalah semua anak termasuk bayi yang baru lahir, yang berusia 0 sampai menjelang tepat 5 tahun (4 tahun, 11 bulan, 29 hari). Pada umumnya ditulis dengan notasi 0-4 tahun. Gambaran perkembangan Jumlah Kematian Balita pada tahun 2007-2012 disajikan pada gambar berikut Gambar IV.A.3 Jumlah Kematian Balita di Kota Depok Tahun 2007-2012
Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kota Depok
Dari gambar di atas terlihat bahwa Jumlah Anak Balita pada tahun 2007 sebanyak orang
21 orang, tahun 2008 sebanyak 25 orang, tahun 2009 sebanyak 23
tahun 2010 meningkat menjadi 27 orang, tahun 2011 sebanyak 23
orang dan tahun 2012 turun menjadi 14 orang . Jumlah kematian bayi yang fluktuatif diperoleh
dari semakin membaiknya sistem pencatatan dan
pelaporan kasus kematian bayi baik di klinik, rumah sakit maupun instansi lainnya kemudian segera melaporkan ke dinas kesehatan. c. Jumlah Kematian Ibu Maternal
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dll. Jumlah kematian Ibu di Kota Depok pada tahun 2012 masih sama jumlahnya dengan tahun 2011 yaitu sebesar 22 orang (Sumber:dari Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Yankesmas)Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi ) untuk
lebih jelas dapat dilihat pada Gambar berikut: Gambar IV.A.4
Jumlah Kematian Ibu di Kota Depok Tahun 2007-2012
Sek Sumber Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kota Depok
Dari gambar di atas terlihat bahwa jumlah kematian ibu maternal pada tahun 2007 cenderung mengalami penurunan sampai tahun 2009, namun pada tahun 2011 menunjukan sedikit peningkatan kasus kematian ibu, dengan jumlah kematian ibu dengan umur <20 tahun sebanyak 3 orang, umur 20-34 tahun sebanyak 9 orang, dan umur >35 tahun sebanyak 10 orang, pada tahun 2012 angka kematian ibu 22 orang tidak ada penambahan dari tahun sebelumnya, penyebab kematian ibu antara lain PEB/Eklampsi 5 org, perdarahan(post partum) 6 org, Infeksi Suspec.Emboli Air Ketuban
2 org, Ca. Mammae : 1 org,
Sakit Jantung : 3 org, Kelainan Fungsi Hati : 1 Org, CKD Leukositosis : 1 org,
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Lain-lain : 3 Org. Semakin besarnya kesadaran dalam pelaporan kematian ibu, menjadikan data yang di dapatkan akurat dan reliabel. B. MORBIDITAS Morbiditas adalah angka kesakitan,baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat. Angka kesakitan diperoleh melalui survey, dan untuk
tahun terkini belum diperbaruisehingga masih mengacu
Angka kesakitan pada penduduk di peroleh dari data yang berasal dari masyarakat (community Base data) melalui pengamatan (surveilans) dan data yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan (fasilitas Base data) melalui sistem pencatatan dan pelaporan rutin dan insidentil. 1. Pola 10 penyakit terbanyak di Rumah Sakit Pola 10 penyakit Terbanyak pada pasien rawat inap di Rumah Sakit tahun 2012 berdasarkan laporan dari Rumah Sakit yang masuk Ke Dinas Kesehatan Kota Depok penyakit terbanyak pada umur 0-<1 tahun adalah Hiperbillirubin dan GE (infeksi). Berdasarkan umur 1-4 tahun penyakit terbanyak GE dan kejang demam.Umur 5-14 tahun penyakit terbanyak thypoid fever dan DHF sedang pada umur 15-44 tahun adalah penyakit thypoid fever dan DHF. Pada umur 45->75 adalah penyakit DM with Come dan Stroke. Berikut tabel penyakit 10 besar berdasarkan laporan seluruh Rumah sakit yang ada di kota Depok.
Tabel IV.1. POLA 10 BESAR PENYAKIT TERBANYAK PADA PASIEN RAWAT INAP DIRUMAH SAKIT DI KOTA DEPOK TAHUN 2012
NO
1
NAMA PENYAKIT
THYPOID FEVER
KASUS BARU JUMLAH 2.107
% 18,13
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
2
DHF
1.224
10,53
3
GE INFEKSI
1.740
14,98
4
BRONCHOPNEUMONIA
630
5,42
5
DENGUE FEVER
88
0,76
6
KEJANG DEMAM
221
1,90
7
DM COME TYPE II
455
3,92
8
VERTIGO
127
1,09
9
GASTRITIS
216
1,86
10
STROKE
273
2,35
Sumber : Laporan RL2a1
Pola penyakit
rawat inap terbesar yang tersebar di 16 Rumah Sakit
yang ada di Kota Depok adalah penyakit thypoid fever dengan 2,107 kasus lalu dilanjutkan dengan DHF
sebanyak 1.224 kasus berdasarkan laporan yang
masuk dari Rumah sakit tercatat bahwa kematian tertinggi terjadi pada penderita penyakit stroke sebesar 13,65%. 2. Pola 10 penyakit terbanyak rawat jalan di Puskesmas 10 penyakit terbanyak di Puskesmas antara lain terlihat pada tabel dibawah ini:
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Tabel IV.2. POLA 10 BESAR PENYAKIT TERBANYAK PADA PASIEN RAWAT JALAN DIPUSKESMAS KOTA DEPOK TAHUN 2012 No
NAMA PENYAKIT
Jumlah
%
Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas 1 Akut tidak spesifik
53637
14
2 Faringitis Akuta
25691
6,9
3 Hipertensi Primer (esensial)
24370
6,6
4 Nasofaringitis Akuta (Common Cold)
23280
6,3
5 Diare dan Gastroenteritis
18765
5,0
6 Gastroduodenitis tidak spesifik
12225
3,3
7 Influensa
11821
3,2
8 Myalgia
11362
3,1
9 Penyakit Pulpa dan jaringan Periapikal
10750
2,9
10691
2,9
10 Dermatitis spesifik lainnya Sumber : Lb1 Puskesmas
C.GAMBARAN PENYAKIT MENULAR C.1 Penyakit Menular langsung C.1.1 TB PARU Angka penemuan kasus baru TB Paru (BTA+) di Kota Depok tahun 2012 sebanyak 1110 yang dilaporkan Puskesmas sebesar 910 kasus dan 200 kasus dilaporkan oleh Rumah Sakit(Sumber laporan dari Seksi P2P) dengan perkiraan penderita TB BTA+ yaitu sebanyak 1940 kasus. Case Detection Rate (CDR) puskesmas tahun 2011 adalah 52,2%% dan tahun 2012 adalah 57,2%. Berikut akan disajikan jumlah kasus BTA+ di Kota Depok tahun 2007-2012.
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Gambar IV.A.5 Jumlah kasus BTA+ di Kota Depok tahun 2007-2012
Sumber : Laporan
data seksi P2P
Dari gambar di atas terlihat bahwa angka kejadian kasus baru BTA+ dari tahun 2007-2012 mengalami peningkatan
yakni dari 1.092 pada tahun
2007 menjadi 1.155 di tahun 2008, namun menurun pada tahun 2009 dan 2010, dimana pada tahun 2010 mencapai 915 dan menurun di tahun 2011 menjadi 897 kasus dan mengalami peningkatan dari tahun 2011 ke tahun 2012 meningkat menjadi 1110 peningkatan
kasus, hal ini memperlihatkan bahwa adanya
manajemen data yang dibuktikanpada tahun 2012 laporan yang
masuk bukan hanya dari Puskesmas saja terdapat laporan dari Rumah sakit
.
Pada gambar IV.A.6 terlihat bahwa angka kesembuhan pada tahun 2012 di 11 Kecamatan dengan jumlah kasus BTA+ terbesar terdapat di Kecamatan Pancoran Mas sebesar 257 kasus dengan tingkat kesembuhan
tertinggi
sebesar 185 kasusdan 2 orang mendapatkan pengobatan lengkap. Hal Bila dilihat secara global terdapat sebanyak 872 kesembuhan atau 90,36%.
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Gambar IV.A.6 Jumlah kasus BTA+ di Kota Depok yang tersebar di Kecamatan di Kota Depok tahun 2012
Sumber Laporan
data seksi P2P
C.1.2 Pneumonia mana
Pneumonia
merupakan
sebuah
penyakit
pulmonary
alveolus
(alveoli)
yang
pada
paru-paru
bertanggung
menyerap oksigen dari atmosfer meradang dan terisi oleh cairan.
di
jawab Radang
paru-paru dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria, virus, jamur, atau pasilan (parasite). Radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri biasanya diakibatkan oleh bakteri streptococcus danmycoplasma pneumoniae. Radang paru-paru dapat juga disebabkan oleh kepedihan zat-zat kimia atau cedera jasmani pada paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau berlebihan minum alkohol.
Cakupan penemuan kasus pneumonia di Kota Depok
tahun
2009-2012 berkisar 11,12%-28,44% hal ini masih sangat jauh dari target yaitu 68% dengan rincian sebagai berikut:
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Gambar IV.A.7 Cakupan Penemuan Kasus Pneumonia di Kota Depok Tahun 2009- 2012
Sumber : Laporan
Tahun 2012
Data Seksi P2P
jumlah perkiraan penderita sebesar 14.392 sedang
penderita yang ditemukan dan ditangani sebesar 1.341. Bila kita lihat penemuan kasus setiap kecamatan sebagai berikut: Gambar IV.A.8 Jumlah Kasus Pneumonia Yang Ditemukan dan Ditangani Tahun 2012
Sumber Laporan
data seksi P2P
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
C.1.3 DIARE Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan, dimana sarana air bersih dan BAB serta perilaku manusia yang tidak sehat merupakan faktor dominan penyebab penyakit tersebut. Peningkatan kasus sangat dipengaruhi oleh adanya perubahan cuaca/musim, terutama terhadap
ketersediaan
air
bersih
di
masyarakat.
Kasus
diare
dapat
menyebabkan kematian terutama pada saat Kejadian Luar Biasa (KLB).Pada tahun 2011 di Kota Depok terdapat 41.269 kasus diare ditangani dengan proporsi sebesar 51,16% dan tahun 2012 terdapat 20.604 kasus yang ditangani. (Sumber : Laporan data seksi P2P) Gambar IV.A.9 Jumlah kasus Diare yang ditangani tahun 2007-2012
Sumber : Seksi P2P 2013
Kasus diare dapat dikorelasikan dengan perbaikan hygiene sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat, karena secara umum penyakit diare sangat berkaitan dengan kedua faktor tersebut. Upaya penanggulangan diare dilakukan dengan pemberian oralit dan penggunaan infus pada penderita, penyuluhan kepada masyarakat agar meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-hari serta melibatkan peran serta kader dalam tatalaksana diare karena dengan penanganan yang tepat dan
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
cepat ditingkat rumah tangga maka diharapkan dapat mencegah terjadinya kasus dehidrasi berat yang dapat mengakibatkan kematian. Tindakan penanganan segera dilaksanakan dengan melibatkan lintas sektor dan lintas program serta dengan meningkatkan kesiagaan melalui kegiatan surveilans kasus diare yang dilaporkan setiap minggu dari laporan puskesmas dan rumah sakit yang ada di wilayah Kota Depok. C.1.4.KUSTA Penyakit Kusta adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh Mycobacterium Leprae yang ditandai dengan adanya bercak putih atau kemerahan pada kulit yang disertai matirasa/anastesi, penebalan syaraf tepi juga
disertai
gangguan
fungsi
syaraf
berupa
mati
rasa
dankelemahan/kelumpuhan pada otot tangan, kaki dan mata, kulit kering serta pertumbuhan rambutyang terganggu dan adanya kuman Mycobacterium Leprae pada pemeriksaan kerokan padajaringan kulit (silt-skin smears). Menurut World Health Organisation (WHO) Penyakit kusta dapat diklasifikasikan menjadi 2 tipe PB (Pausi Basiler) dan MB (Multi Basiler), dengan kriteria sebagai berikut : KLASIFIKASI KUSTA
PB
MB
Jumlah Bercak Kulit 1-5 >5
1-5
>5
Hanya 1 Syaraf
Lebih dari 1 Syaraf
Negatif (-)
Positif (+)
Kerusakan Syaraf Tepi
Skin Smear (BTA)
Sumber :
Laporan
data seksi P2P
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Hasil evaluasi program P2P kusta menunjukan bahwa jumlah penderita baru tipe PB dan MB sampai akhir bulan Desember 2012 sebanyak 66 penderita, dengan type PB 5 penderita dan type MB 61penderita. Gambaran penderita kusta di Kota Depok tahun 2007-2012 berdasarkan type penyakit Kusta dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar IV.A.10 Jumlah kasus Kusta tipe PB dan MB tahun 2007 2012
Sumber : Laporan
data seksi P2P
Jumlah penderita kusta baru untuk tipe PB di tahun 2012 mengalami peningkatan sebanyak 3 kasus akan tetapi tipe MB di tahun 2012 mengalami penurunan, yang semula 65 di tahun 2011 kemudian di tahun 2012 menjadi 62 kasus. CDR
kusta tahun 2010 adalah 3,41/100.000 penduduk, tahun 2011
adalah 4,24/100.000 penduduk, tahun 2012 adalah 3,64/100.000 penduduk. Angka kecacatan kusta tahun 2010 adalah sebesar 14 kasus ( 29%), di tahun 2011 sebesar 11 kasus (18%) dan tahun 2012 sebesar 12 kasus(18 %). Yang dimaksudkan dengan angka kecacatan disini adalah kecacatan kusta yang menyebabkan 2 syaraf atau lebih yang terserang kusta.
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Tabel penderita kusta yang masuk dalam kategori cacat II
Tahun
Penderita cacat II 2010
14
2011
11
2012
12
persentase 29% 18% 18%
Sumber : Seksi P2P 2012 C.1.5. HIV-AIDS dan IMS Berdasarkan hasil evaluasi program HIV/AIDS menunjukkan bahwa penyakit ini tidak hanya menyerang pada usia produktif tetapi sudah meningkat pada usia non produktif (anak-anak bahkan bayi), hal ini menunjukan bahwa trend penyebaran penyakit ini sudah berubah sehingga program harus mengupayakan program penanggulangan yang lebih tepat agar penderita yang terinfeksi pada usia non produktif dapat terjaring. Jumlah Kasus HIV-AIDS Tahun 2009 sebanyak 9 Kasus, tahun 2010 sebanyak 15 kasus, tahun 2011 sebanyak 16 kasus dan tahun 2012 sebanyak 29 kasus.Kasus HIV 29 kasus dan kasus AIDS 24 kasus dan IMS 2 kasus.kasus AIDS dilaporkan oleh RS Simpangan Depok sebanyak 5 kasus dan Kasus IMS sebanyak 2 orang berasal dari Kelurahan Cimpaeun Kecamatan Tapos. Pada dasarnya jumlah penderita HIV /AIDS yang tidak dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Depok jumlahnya lebih banyak, seperti fenomena gunung es, bahwa yang terlaporkan jumlahnya lebiih sedikit dibandingkan kejadian yang sebenarnya. Tahun 2012 sistem pencatatan dan pelaporan sudah sudah lebih baik/lebih bagus dari tahun sebelumnya sehingga mempermudah dalam
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
pencarian data dan hal ini berdampak pada penemuan jumlah kasus HIV/AIDS yang lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sejak tahun 2012 telah
dibuka klinik layanan VCT di Puskesmas
Sukmajaya dan layanan ini pun telah berjalan, sehingga pelaporan HIV /AIDS yang didapat oleh Dinas Kesehatan utamanya berasal dari Puskesmas Sukmajaya , Selain itu sebagai upaya dalam penanggulangan ketergantungan obat Psikotropika, dimana penyebaran HIV bisa melalui berganti-gantinya jarum suntik para pengguna psikotropika, di Puskesmas Sukmajaya juga terdapat Klinik Metadon, dimana para penderita yang memakai psikotropika tertentu
digantikan
dengan
obat-obat
menenangkan seperti obat
metadon,
yang
memiliki
efek
psikotropika namun tidak membuat
efek
ketergantungan. Gambar IV.A.11 Jumlah kasus HIV-AIDS tahun 2009-2012
Sumber
: Laporan
data seksi P2P
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
C.1.6. KASUS AFP Surveilans AFP merupakan kegiatan untuk menjaring anak dengan usia <15 tahun yang lumpuh pada lengan/kaki atau keduanya,kelumpuhan bersifat layu/lemas, terjadi mendadak (dari awal sehat menjadi lumpuh dalam waktu 2 minggu)
dengan
tujuan
untuk
mendeteksi
sirkulasi
virus
polio
liar,
membuktikan tidak adanya virus polio liar, menjaga kinjera surveilans AFP memenuhi standard sertifikasi, mengarahkan kepada kegiatan imunisasi polio. Kegiatan ini dilaksanakan oleh pengelola surveilans dibantu oleh petugas surveilans Puskesmas dan Rumah Sakit. Pada tahun 2011 di Kota Depok ditemukan 12 orang penderita AFP dan tahun 2012 terdapat 14 penderita. Laporan kasus AFP diperoleh dari kegiatan penjaringan penderita di puskesmas dan rumah sakit melalui kegiatan surveilans AFP. Metode kerja yang dilaksanakan selama ini yaitu setelah mendapatkan laporan ada kasus AFP selanjutnya kasus dilacak dan diambil spesimen tinjanya kurang dari 48 jam setelah laporan diterima, kemudian seluruh hasil pemeriksaan spesimen dikirim ke laboratorium, sehingga didapatkan hasil positif atau tidak. Penentuan hasil pengiriman specimen mengacu pada pedoman yang ditetapkan oleh WHO dan DEPKES sehingga specimen yang diterima harus 100% adekuat. Setelah dilakukan pengambilan specimen 2 kali dengan jangka waktu <48jam, maka setelah 60 hari dilakukan pemeriksaan ulang untuk melihat residual paralysisnya, apabila spesimen tidak adekuat dan jika masih ditemukan sisa kelumpuhan maka dilakukan diagnosa akhir dengan adanya hasil penanganan dari dokter spesialis.
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Gambar IV.A.12 Jumlah kasus AFP Tahun 2012
Sumber Laporan
data seksi P2P
Dari gambar diatas terlihat bahwa kasus AFP banyak ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Tapos, sebesar 4 kasus. Kasus AP tidak ditemukan di kecamatan Cilodong, Sukmajaya, Beji dan Cinere. Adanya penemuan kasus di wilayah kerja Puskesmas Tapos, dapat dimungkinkan pelaporan yang baik, sehingga mendapatkan data yang baik juga. D.PENYAKIT MENULAR BERSUMBER BINATANG
D.1.1. DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu penyakit yang perjalanan penyakitnya cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Penyakit ini merupakan masalah kesehatan masyarakat dan sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) sehingga sering menimbulkan kepanikan di masyarakat karena penyebarannya yang cepat dan berpotensi menimbulkan kematian. Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
yang penularannya melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus yang hidup digenangan air bersih di sekitar rumah. Umumnya kasus ini mulai meningkat saat musim hujan. Upaya pemberantasan demam berdarah terdiri dari 3 hal yaitu:1) peningkatan kegiatan surveilance penyakit dan surveilance vektor;2) diagnosis dini dan pengobatan dini; 3) Peningkatan upaya peberantasan vektor penular penyakit DBD. Upaya pemberantasan vektor ini yaitu dengan pemberantasan sarang nyamuk(PSN) dan pemeriksaan jentik berkala.Keberhasilan kegiatan PSN antara lain dapat diukur dengan angka bebas jentik. Surveilance vektor dilakukan melalui kegiatan pemantauan jentik oleh petugas
kesehatan
maupun
kader
jumantik.
Pengembangan
sistem
surveilance vektor secara berkala perlu dilakukan terutamaa dalam kaitannya dengan perubahan iklim dan pola penyebaran kasus. Jumlah kasus DBD yang dilaporkan pada tahun 2011 sebanyak 1.028 orang yang tersebar di 11 kecamatan di Kota Depok dengan angka kesakitan (Insiden rate) sebesar 113,19 per 100.000 penduduk dengan kasus terbanyak di wilayah kerja UPT. PKM Pancoran Mas. Sedang pada tahun 2012 jumlah kasus 802 orang, meninggal 4 orang dengan kasus terbanyak di Kecamatan Pancoran Mas. Penurunan kasus DBD tahun 2012 antara lain disebabkan oleh karena adanya kesadaran masyarakat untuk berperan serta dalam pemberantasan sarang nyamuk melalui gerakan ”3M PLUS” (menguras – mengubur - menutup tempat penampungan air) plus upaya lain yaitu melakukan pemantauan rumah/bangunan bebas jentik serta melakukan pengenalan dini gejala DBD dan penanganannya di rumah.
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Gambar IV.A.13 Gambaran Kasus DBD di Kota Depok Tahun 2007-2012
Sumber Laporan
data seksi P2P
Gambar IV.A.14Gambaran Kasus DBD Di 11 Kecamatan di Kota Depok Tahun 2012
Sumber Laporan
data seksi P2P
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
D.1.2. FILARIASIS (PENYAKIT KAKI GAJAH) Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit infeksi menahun (kronis) yang disebabkan oleh cacing filaria. Penyakit ini ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening yang dapat menimbulkan cacat menetap (seumur hidup) berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin sehingga dapat menimbulkan stigma sosial. Program eliminasi filariasis di Indonesia dilaksanakan atas dasar kesepakatan Global WHO tahun 2000 yaitu” the global goal of elimination of lymphatic filariasis as a public health problem the year 2020” yang merupakan realisasi dari resolusi WHA pada tahun 1997 Program eliminasi ini dilaksanakan melalui dua pilar kegiatan yaitu: 1. Pemberian obat massal pencegahan (POMP) filariasis kepada semua penduduk endemis filariasis dengan menggunakan DEC 6 mg/Kg BB dikombinasikan dengan albendazole 400 mg sekali setahun selama 5 tahun,guna memutuskan rantai penularan 2. Tatalaksana kasus klinis filariasis guna mencegah dan mengurangi kecacatan. Untuk memutus mata rantai penularan, dengan sasaran pemberian obat adalah semua penduduk kecuali anak berumur <2 tahun, lansia berumur > 65 tahun, ibu hamil, orang yang sedang sakit berat, penderita kronis filariasis yang dalam serangan akut, dan balita dengan marasmus/kwasiorkor . Ke depannya, di tahun 2013 akan dilakukan SDJ (Sampel Darah Jari) guna mendeteksi penyakit filariasis dengan mengambil 2500 sampel darah semua penduduk. Sampel darah yang diambil dilihat berdasarkan daerah yang ditemukan banyak kasus dan daerah yang tidak ada kasus.
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Gambar IV.A.15 Gambaran Kasus filariasis di Kota Depok Tahun 2001-2012
Sumber : Laporan
data seksi P2P
Mencermati penanganan kasus filariasis semenjak tahun 2007 hingga tahun 2012, dapat dilihat bahwa terdapat 34 kasus. Penemuan penderita filariasis terbanyak pada tahun 2009, sebanyak 12 kasus, kemudian menurun dengan sendirinya pada tahun 2010 sebanyak 9 kasus. Di tahun 2011 ditemukan sebanyak 1 kasus dan tahun 2012 tidak ditemukan kasus filariasis lagi. Faktor yang berpengaruh diantaranya sosialisasi yang tiada hentinya dari Dinas Kesehatan akan pentingnya pemutusan rantai penularan cacing filaria, serta adanya kesadaran masyarakat untuk mendatangi Pos POMP yang ditunjuk guna minum obat. E. PENYAKIT MENULAR YG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) Beberapa penyakit dapat menular dengan cepat sehingga berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa, namun diantara penyakit-penyakit tersebut ada yang dapat dicegah dengan imunisasi atau biasa disingkat dengan PD3I (Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi) antara lain yaitu :
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
E.1.1. Difteri Difteri merupakan penyakit menular akut pada tonsil, faring, dan hidung, kadang-kadang pada selaput mukosa dan kulit. Penyakit ini disebabkan oleh corynebacterium, diman terdapat 3 tipe corynebacterium diphteria, yaitu :tipe mitis, intermedius dan gravis. Gejala klinis difteri diantaranya :demam >38’c disertai pseudo membran (selaput tipis) putih keabu-abuan pada tenggorok yang tak mudah lepas dan mudah berdarah di faring, laring dan tonsil, sakit waktu menelan,leher membengkak seperti leher sapi (bullneck) dan sesak nafas disertai stridor.. Penyakit ini sering kali menjadi penyebab kematian pada anak-anak, namun penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian imunisasi DPT1, DPT2 dan DPT3. Pada tahun 2010 tidak ditemukan kasus difteri, akan tetapi di tahun 2011 ditemukan 1 kasus difteri dan
tahun 2012 ditemukan 1 susp difteri.
Informasi penderita difteri didapatkan dari laporan rumah sakit kepada bagian surveilans dinas kesehatan kota Depok. Sumber dan cara penularan difteri melalui manusia, baik sebagai penderita atau carrier, dimana menyerang melalui pernafasan. Penularan melalui droplet infection dan difteri kulit yang mencemari tanah sekitarnya. Tabel Kasus Difteri No.
Tahun
Jumlah Kasus
1
2010
0
2
2011
1
3
2012
1 (susp.difteri)
Sumber : Seksi P2P 2012
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
E.1.2. Tetanus dan Tetanus Neonatorum Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani, terdiri dari Tetanus Neonatorum yaitu tetanus pada bayi dan tetanus dengan riwayat luka.Dalam
rangka tercapainya eliminasi kasus tetanus neonatorum (TN)
maka sampai saat ini dilakukan kegiatan imunisasi untuk memberikan perlindungan baik terhadap neonatus dengan DPT,terhadap anak SD dengan TT Bias,terhadap WUS dengan TT WUS,terhadap bumil dengan TT Bumil yang memungkinkan setiap neonatus dan wanita mempunyai kekebalan seumur hidupnya terhadap ancaman Berdasarkan laporan pada tahun 2011 dan tahun 2012tidak terjadi kasus tetanus dankasus tetanus neonatorum. Kejadian kasus tetanus Neonatorum sebenarnya dapat dicegah dengan upaya pertolongan persalinan yang higienis ditunjang dengan imunisasi tetanus Toxoid (TT) pada ibu hamil. E.1.3.Campak Penyakit campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, ditandai dengan demam, batuk, pilek, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini biasanya menyerang anak-anak pra sekolah dan anak-anak SD, meskipun tidak menutup kemungkinan menyerang orang dewasa yang belum pernah terkena penyakit ini. Penyakit campak biasanya menyerang anak-anak. Campak akan sangat berbahaya jika menyerang ibu hamil, karena menyebabkan sindrom Rubella yang mengakibatkan janin tidak berkembang dengan baik. Bayi yang terinfeksi sebelum dilahirkan dapat mengalami perkembangan mental yang terhambat, pembentukan jaringan mata, hati, liver dan limpa yang tidak sempurna, tuli serta bermasalah pada sumsum tulangnya ketika dia lahir. Penyakit campak disebabkan oleh infeksi virus Rubella. Virus Rubella dapat menular dari satu orang ke yang lainnya melalui udara ataupun sekresi saluran pernafasan dan tenggorokan dari orang yang telah terinfeksi. Rubella juga dapat menular dengan cepat melalui kontak fisik dengan penderita. Penyakit campak akan
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
semakin mudah menyerang tubuh orang yang defisiensi vitamin A. Karena vitamin A berperan penting untuk menjaga kekebalan tubuh dari infeksi virus. Meski penyakit campak biasa dan banyak terjadi pada anak-anak, penyakit ini tidak dapat diremehkan. WHO mencatat, pada tahun 2001 sebanyak 30 juta anak terserang campak dan 700 ribu diantaranya meninggal. Sebagian besar kasus ini terjadi di negara-negara berkembang. Penyakit ini menelan banyak korban yang mengalami komplikasi dengan penyakit lainnya. Seperti pneumonia, diare dan malnutrisi.
Di Kota Depok, di tahun 2011 ditemukan 712 kasus campak klinis, dimana campak yang ditemukan baru mengarah pada gejala klinisnya dan belum dilakukan pemeriksaan ke laboratorium. Tahun 2012 kasus campak klinis, yakni yang mengarah kepada gejala-gejala nya saja, dan belum dilakukan uji laboratoium sebesar 427. Terjadi penurunan kasus campak, hal ini dapat dimungkinkan nutrisi tubuh yang terpenuhi sehingga kekebalan tubuh meningkat. Dapat juga dimungkinkan karena kesadaran sebagian masyarakat untuk melakukan pemberian vaksin (imunisasi) sebagai tindakan preventif untuk mencegah penyakit campak. Gambar IV.A.16 Gambaran Penderita Campak Klinik (baru mengarah pada gejala campak) di Kota Depok Tahun 2007-2012
Sumber
:Laporan
data seksi P2P
E.1.4. Hepatitis B
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Hepatitis B yang dapat merusak hati. Penyebaran penyakit tersebut bisa melalui suntikan yang tidak aman, dari ibu ke bayi selama proses persalinan dan melalui hubungan seksual. Infeksi pada anak-anak biasanya tidak menimbulkan gejala dan kalaupun ada biasanya adalah gangguan pada perut, lemah dan urine menjadi kuning. Penyakit ini bisa menjadi kronis dan menimbulkan cirrhosis hepatis (kanker hati) dan dapat menimbulkan kematian Jumlah kasus hepatitis B tahun 2012 dilaporkan dari Puskesmas sebanyak 9 kasus dan laporan dari Rumah sakit tidak spesifik disebutkan kasus Hepatitis B. Kasus Hepatitis laporan dari Rumah sakit Sebanyak 40 kasus.Jumlah kasus Hepatitis A yang dilaporkan dari Puskesmas sebanyak 172 kasus(Sumber; laporan LB1 Puskesmas). E.1.5. Pertusis Pertusis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bardetella pertusis yang ditandai dengan gejala batuk beruntun dan disertai tarikan nafas hup yang khas serta disertai muntah. Lama batuk bisa sampai 1-3 bulan sehingga seringdisebut batuk 100 hari. Serangan batuk lebih sering pada malam hari. Pada tahun 2011 dan tahun 2012
tidak ditemukan kasus
pertusis di Kota Depok. F. PENYAKIT TIDAK MENULAR Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Keadaan dimana penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan penting dan dalam waktu bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM makin meningkat. Hal ini menjadi beban ganda dalam pelayanan kesehatan, tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia. F.1.1 Penyakit tidak menular
Tabel IV.3. GAMBARAN PENYAKIT TIDAK MENULAR DIKOTA DEPOK
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
TAHUN 2012 No
NAMA PENYAKIT
Jumlah
%
1 Hipertensi primer (essensial)
28.532
53,9
2 Rematism dan Gout
13.100
24,7
3 Diabetes Mellitus tidak spesifik
6.288
11,8
4 Anemia Defisiensi gizi zat gizi
1.623
3,07
5 Osteoporosis
747
1,41
6 Katarak sinilis
675
1,27
7 Penyakit jantung iskemik akut
623
1,17
370
0,70
328
0,62
10 Gangguan refraksi dan Akomodasi
313
0,59
11 Tumor ganas/jinak
242
0,45
Gangguan jiwa karena obat dan zat 8 addiktif Penyakit gagal jantung 9 (Decompensation cordis)
Sumber : LB1 dan RL 2a1 dan seksi P2P
F.1.2 Penyakit Gangguan Jiwa Gangguan jiwa berat berarti penderita mengalami gangguan dalam fungsi sosial dengan orang lain, serta dalam hal fungsi kerja sehingga tidak produktif, gangguan jiwa ini biasanya juga diikuti gejala dengan efek kuat misalnya delusi, halusinasi, paranoid, ketakutan berat, yang biasanya disebut gejala psikosis.(www. schizophrenia.co.id)
Berdasarkan laporan rawat jalan yang masuk tergambarkan sebagai berikut:
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Gambar IV.A.17
Gambaran Penyakit Jiwa berdasarkan Laporan Rawat Jalan Puskesmas di Kota Depok Tahun 2012
(Sumber laporan LB1 Puskesmas). Dari gambar diatas terlihat bahwa gangguan jiwa terbanyak adalah skisofrenia yaitu
sebanyak
605
atau
63%,
kemudian
gangguan
(neurotik/Psikosomatik) sebanyak 161 kasus (16.78%).
Penyakit
emosi jiwa
terbanyak terjadi pada usia 20- 44 tahun dengan jumlah kasus pada laki-laki 115 (11,9%) kasus dari seluruh kasus gangguan jiwa yang yang dilaporkan Puskesmas terjadi sebanyak 959 kasus dan 117(12,2%) kasus pada perempuan :P Penyakit Skizofrenia itu sendiri merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu gangguan psikiatrik mayor yang ditandai dengan adanya perubahan pada persepsi, pikiran, afek, dan perilaku seseorang. Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun defisit kognitif tertentu dapat berkembang kemudian (Sadock, 2003). Gejala skizofrenia secara garis besar dapat di bagi dalam dua kelompok, yaitu gejala positif dan gejala negatif. Gejala positif berupa delusi, halusinasi, kekacauan pikiran, gaduh gelisah dan perilaku aneh atau bermusuhan. Gejala
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
negatif adalah alam perasaan (afek) tumpul atau mendatar, menarik diri atau isolasi diri dari pergaulan, ‘miskin’ kontak emosional (pendiam, sulit diajak bicara), pasif, apatis atau acuh tak acuh, sulit berpikir abstrak dan kehilangan dorongan kehendak atau inisiatif. F.1.2. Penyakit Kesehatan Gigi dan Mulut Pada tahun 2012 kunjungan rawat jalan tahun 2012 yang dilaporkan oleh Puskesmas sebanyak 6.321 pasien dengan jumlah kunjungan rawat jalan baru gigi di puskesmas sebanyak 3.372 pasien, sedang kunjungan rawat jalan pasien lama gigi sebanyak 2.949. Dari laporan yang masuk kasus karies gigi sebanyak 1.142 kasus,kasus gigi Penyakit Pulpa dan jaringan periapikal sebanyak 2.771 kasus,kasus Gingivitis dan jaringan periodontal sebanyak 943 kasus,penyakit rongga mulut sebanyak 32 kasus dan Gangguan Gigi dan Jaringan lainnya sebanyak 1.168 kasus. Masyarakat yang melakukan tumpatan gigi tetap ke Puskesmas sebanyak 1.370 kasus,Tumpatan Gigi Sulung sebanyak 310 kasus.sarana kesehatan (puskesmas, dsb) adalah sebanyak 906 orang,
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
BAB V SITUASI UPAYA KESEHATAN
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
BAB V SITUASI UPAYA KESEHATAN Upaya Kesehatan terdiri dari
Upaya kesehatan Masyarakat dan
Upaya Kesehatan Perorangan. Upaya Kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan pemerintah dan atau masyarakat serta swasta,untuk memelihara
dan
meningkatkan
kesehatan
serta
mencegah
dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Sedangkan upaya perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. Kualitas pelayanan kesehatan ditentukan dengan berbagai faktor diantaranya
srana
fisik,tenaga
kesehatan,alat
penunjang
pelayanan
kesehatan,obat-obatan dan standar pelayanan kesehatan. Dalam rangka mencapai
tujuan
pembangunan
kesehatan
yaitumeningkatkan
derajat
kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagaiupaya pelayanan kesehatan masyarakat diantaranya: 1. Pelayanan Kesehatan dasar Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Dengan pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat 1.1.
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
1.1.1. Pelayanan Kesehatan ibu hamil 1.1.2. A.
PELAYANAN ANTENATAL (K 1 DAN K 4) Pelayanan Antenatal merupakan pelayanan kesehatan olehtenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil sesuai pedoman. Kegiatan
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
pelayanan antenatal meliputi pengukuran berat badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggifundus uteri, imunisasi Tetanus Toxoid (TT) serta pemberian tablet besi pada ibu hamil selama masa kehamilannya. Titik berat kegiatan adalah promotif dan preventif dan hasilnya terlihat dari cakupan K1 dan K4. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4. Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan Cakupan K4 ibu hamil adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua, dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Cakupan K1 dalam lima tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar V.A.1 Cakupan K1 dan K4 Dikota Depok Tahun 2007-2012
Sumber
:Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kota Depok
Dari gambar
diatas terlihat cakupan K4 di Kota Depok menunjukkan
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
penurunan sebesar 1,68 %. Sedangkan Depok
kunjungan K1 Ibu hamil di Kota
dalam lima tahun terakhir cukup baik, karena telah melewati target
nasional sebesar 95,26%, walaupun dari tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 1, 58 %.Hal ini menunjukan bahwa kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kehamilan sedini mungkin mulai menurun. Untuk itu perlu adanya upaya dari tenaga kesehatan untuk kembali meningkatkan cakupan, baik itu pelayanan K1 dan K4 ibu hamil . B.
PELAYANAN KESEHATAN IBU BERSALIN Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa disekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan persalinan tidak dilakukan tenaga kesehatan yang punya kompetensi kebidanan (profesionalisme). Dari laporan seksi Kesga dan Gizi bidang Yankesmas diketahui, pada tahun 2012 jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan (linakes) sebesar 99,52%, dan telah memenuhi target SPM Tahun 2012 yaitu sebesar 85%. Capaian target SPM yang didapat berdasarkan perhitungan
data riil tidak menggunakan
proyeksi. Gambar V.A.2 Perkembangan Cakupan Linakes di Kota Depok Tahun 2007-2012
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi.
Bila dilihat dari gambar diatas Cakupan pertolongan persalinan oleh
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Linakes setiap tahun berada diatas target SPM kesehatan Kota Depok. Cakupan Dari setiap Kecamatan pertolongan persalinan oleh linakes dapat terlihat dari gambar dibawah ini: Gambar V.A.3 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Linakes setiap Kecamatan di Kota Depok Tahun 2012
Terlihat jelas dari gambar diatas bahwa cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan tertinggi yaitu di kecamatan Cipayung hal ini dapat disebabkan karena telah bagusnya manajemen pelayanan kebidanan di Kecamatan Cipayung. Untuk Jumlah Ibu Bersalin Yang Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan Tahun 2012, dapat dilihat pada grafik dibawah ini: Gambar V.A.3.1 Jumlah Ibu Bersalin Ditolong Tenaga Kesehatan Tahun 2012
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi, 2012 C. IBU HAMIL RESIKO TINGGI (RISTI)/KOMPLIKASI YANG DITANGANI Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh bidan di desa dan Puskesmas, sekitar 20% diantara ibu hamil yang ditemui dan diperiksa tergolong dalam kasus resiko tinggi/komplikasi yang membutuhkan rujukan. Kasus resiko tinggi/komplikasi adalah keadaan penyimpangan dari normal yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi meliputi Hb< 8 g%, tekanan darah tinggi (sistole >140 mmHg, diastole >90 mmHg), oedema nyata, eklampsia, ketuban pecah dini, perdarahan pervaginam, letak lintang pada usia kehamilan > 32 minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi berat / sepsis dan persalinan prematur. Berdasarkan laporan Bidang Yankes, jumlah ibu hamil resiko tinggi/komplikasi di Kota Depok tahun 2011 sebanyak 8.481 dan bumil risti yang di tangani sebanyak 6.275 atau 73,99%
dan pada tahun 2012
Cakupan Ibu Hamil dengan komplikasi yang ditangani 100% dengan Jumlah komplikasi kebidanan yg mendapat penanganan definitif 5.733 orang dan
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Jumlah ibu dgn komplikasi kebidanan (perkiraan: 20% x 1,1 x CBR x jml pddk) 5.733membutuhkan pelayanan kesehatan rujukan dan semua kasus telah memperoleh penanganan sesuai prosedur.Berikut dapat dilihat Cakupan Bumil Komplikasi yang ditangani Gambar V.A.4 Sebaran ibu hamil komplikasi yang ditangani di Kota Depok Tahun 2012
D.
PELAYANAN NIFAS Setelah melahirkan, ibu masih perlu mendapat perhatian. Masa nifas masih beresiko mengalami perdarahan atau infeksi yang menyebabkan kematian
ibu.
Masa
nifas
adalah
masa
6-8
minggu
setelah
persalinandimana organ reproduksi mulai mengalami masa pemulihan untukkembali normal, walau pada umumnya organ reproduksi akankembali normal dalam waktu 3 bulan pasca persalinan. Dalam masa nifas, ibu seharusnya memperoleh pelayanan kesehatan yang meliputi pemeriksaan kondisi umum, payudara,dinding perut, perineum, kandung kemih dan organ kandungan.Karena dengan perawatan nifas yang tepat akan memperkecil resiko kelainan bahkan kematian ibu nifas. Pada tahun 2012 jumlah ibu nifas di Kota Depok 45.722 orang dan yang mendapatkan pelayanan kesehatan KF1 sebesar 40.050, kemudian KF2 sebesar 39.363 (87, 59%), KF 3 sebesar 38.478 (86,09%) serta KF
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
lengkap sebesar 38.052 (84,15%). Gambar V.A.5 Cakupan pelayanan ibu nifas setiap Kecamatan di Kota Depok Tahun 2012
Sumber Laporan
data seksi Kesga dan Gizi, 2012
Pada gambar tersebut diatas diperoleh hasil bahwa pelayanan ibu nifas terbanyak dari Kecamatan Cipayung sebesar 96,2 %. Pelayanan kesehatan yang terkoorganisasi dengan baik , diimbangi pencatatan dan pelaporan yang baik, menjadikan data dan informasi yang di sampaikan oleh kecamatan Cipayung dapat di analisis dengan baik. Untuk melihat jumlah pelayanan ibu nifas pada tahun 2012, dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Gambar V. A. 5. 1 Jumlah pelayanan ibu nifas tahun 2012
E.
KUNJUNGAN NEONATUS (KN1 DAN KN2) Cakupan kunjungan neonatal (KN) adalah persentase neonatal(bayi kurang dari 1 bulan) yang memperoleh pelayanan kesehatan minimal 2 kali dari tenaga kesehatan satu kali pada umur 0-7 hari dan 1 kali pada umur 8-28 hari. Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal 3 kali, satu kali pada umur 0-2 Hari (KN1)
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
dan KN2 pada umur 3-7 Hari dan KN3 pada umur 8-28 hari. Dalam melaksanakan melakukan
pelayanan
pemeriksaan
neonatus, kesehatan
petugas bayi
kesehatan
juga
melakukan
disamping konseling
perawatan bayi kepada ibu. Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi); pemberian vitamin K; manajemen terpadu balita muda (MTBM); dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan buku KIA. Di tahun 2012, jumlah cakupan KN 1 sebesar 40.020, kemudian KN2 sebesar 39.253, KN3 sebesar 38.227, dan KN lengkap sebesar 37.817. Cakupan kunjungan neonatal (KN) tahun 2007-2012, dapat diamati pada gambar berikut ini. Gambar V.A.6 Cakupan Kunjungan Neonatal (KN) Di Kota Depok Tahun 2007-2012
Sumber Laporan
data seksi kesga dan gizi, 2012.
Dari gambar di atas terlihat bahwa kunjungan neonatus di Kota Depok
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Pada tahun 2011, pelayanan KN2 kepada neonatus mengalami peningkatan yang hanya mencapai 94%, begitu pula tahun 2012 pelayanan KN2 kepada neonatur mencapai 94%. Hal ini menunjukan bahwa kesadaran ibu nifas untuk memeriksakan kesehatan bayinya mulai meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2009 dan 2010. Upaya tenaga kesehatan sangat diperlukan untuk memberikan kesadaran dan pengertian kepada masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan dini kepada neonatus, sehingga dapat mendeteksi secara dini penyakit maupun kelainan yang dialami neonatus. F. PELAYANAN KELUARGA BERENCANA Masa subur seorang wanita memiliki peran penting bagi terjadinya kehamilan sehingga peluang wanita melahirkan menjadi cukup tinggi. Menurut hasil penelitian, usia subur seorang wanita biasanya antara 15- 49 tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran, wanita/pasangan ini lebih diprioritaskan untuk menggunakan alat/cara KB. Tingkat pencapaian Pelayanan Keluarga Berencana dapat digambarkan melalui cakupan peserta KB yang ditunjukan melalui kelompok sasaran program yang sedang/pernah menggunakan alat kontrasepsi menurut daerah tempat tinggal, tempat pelayanan serta jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor. Cakupan secara lengkap menurut kecamatan dan puskesmas dari pelayanan KB dapat dilihat pada lampiran profil ini. Proporsi wanita umur 15-49 tahun berstatus menikah yang sedang menggunakan/memakai alat KB, sebagai peserta KB baru tahun 2011 sebanyak 41.513 orang sedangkan peserta KB aktif sebanyak 224.315 orang. Banyaknya peserta KB aktif ini, disebabkan karena pencatatan dan pelaporan jumlah sasaran PUS yang belum akurat, sehingga banyak PUS yang tidak tercatat, namun memperoleh pelayanan. Hal ini juga menunjukan bahwa kesadaran PUS untuk mencegah dan menjarangkan kehamilan sudah semakin baik. Jenis alat kontrasepsi yang digunakan peserta KB selama tahun 2011,
alat kontrasepsi yang banyak diminati adalah suntikan (21.961
orang) dan pil KB (11.828 orang).
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Pada tahun 2012 Jumlah peserta KB Aktif Sebesar 224,127. Peserta KB Aktif terbanyak yang menggunakan Suntik sebesar 8,8%,pengguna KB Pil 8% ,Pengguna AKDR 0,7%,Pengguna Implan sebesar 1% dan Pengguna Kondom sebesar 0,7%. Peserta KB Aktif Berikut gambar pengguna KB Aktif di Kota Depok: Gambar V.A.6 Jumlah Pengguna KB Aktif Di Kota Depok Tahun 2012
Sumber : BPMK Kota Depok
2. Pelayanan Kesehatan Bayi dan Balita 1. Pelayanan Kesehatan Bayi Pelayanan kesehatan pada kunjungan bayi sangat penting karena berkaitan dengan angka kematian bayi. Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi minimal 4kali kunjungan selama periode 29 hari samapai dengan 11 bulan yaitu satu kali umur 29 hari 3 bulan,satu kali pada umur 3-6 bulan,satu
kali
pada
umur
6-9
bulan
dan
satu
kali
pada
umur
9-11bulan.cakupan kunjungan bayi tahun 2012 sebesar 91,82 %
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Gambar V.A.7 Cakupan Kunjungan bayi Di Kota Depok Tahun 2012
Sumber Seksi Kesga dan gizi kota Depok
2. Pelayanan Kesehatan anak balita Lima tahun pertama kehidupan,pertumbuhan mental dan intelektual berkembang pesat. Masa ini merupakan masa terbentuknya dasar-dasar kemampuan keinderaan,berfikir ,berbicara serta pertumbuhan mental intelektual yang intensif dan awal pertumbuhan moral. Pada tahun 2012 cakupan pelayanan kesehatan anak balita(1-4) tahun sebesar 80,6%
dengan Jumlah anak balita (12-59 bln) yg memperoleh
pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali sebanyak 102.571 dan Jumlah seluruh anak balita
(12-59 bln) sebanyak 127.260. Angka ini
mengalami peningkatan pada tahun 2011 cakupannya sebesar 68,52%. Bila dilihat cakupan dari setiap Kecamatan adalah sebagai berikut:
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Gambar V.A.8 Cakupan Kunjungan anak balita Di Kota Depok Tahun 2012
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi, 2012
Petugas sedang melakukan penimbangan balita menggunakan dacin
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi, 2012
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
G.
PELAYANAN IMUNISASI Kegiatan imunisasi rutin meliputi pemberian imunisasi untuk bayi umur 0-1 tahun (BCG, DPT, Polio, Campak, HB), imunisasi untuk Wanita Usia Subur/Ibu hamil (TT) dan imunisasi untuk anak SD (kelas 1: DT dan Kelas 2 3 : TT), sedangkan kegiatan imunisasi tambahan dilakukan atas dasar ditemukannya
masalah
seperti
Desa
non
UCI,
potensial/risti
KLB,
ditemukan/diduga adanya virus polio liar atau kegiatan lainnya berdasarkan kebijakan teknis. Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proyeksi terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut tergambar besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Cakupan imunisasi masing-masing Kecamatan di Kota Depok BCG,DPT3+HB3,POLIO4 dan Campak terlihat pada tabel dibawah ini.
Tabel V.1CAKUPAN IMUNISASI BCG,DPT 3 POLIO 4,CAMPAK DIKOTA DEPOK TAHUN 2012 KECAMATAN BCG DPT+HB3 POLIO4 CAMPAK Beji
95,3
90,8
87,7
86,9
Pancoran Mas
106,7
95,1
100,8
101,8
Cipayung
98,3
95,5
91,8
95,8
Sukmajaya
93,1
90,9
90,9
89,5
Cilodong
96,5
92,5
95,3
93,5
Limo
97,7
105,5
93,6
90,2
Cinere
94,6
86,0
91,1
92,0
Cimanggis
97,0
97,6
99,9
99,7
Tapos
91,0
83,7
85,2
82,2
Sawangan
101,0
92,8
95,7
99,5
Bojongsari
96,9
95,3
94,1
90,0
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Dalam hal ini Pemerintah menargetkan pencapaian UCI pada wilayah administrasi kelurahan. Suatu kota telah mencapai target UCI apabila >80% desa/kelurahan telah mencapai target imunisasi yang masuk dalam kategori penetapan UCI. Target UCI tahun 2011 untuk Kota Depok
adalah 100% atau
63 Kelurahan, dan semua sudah memenuhi target UCI. Sedang untuk tahun 2012 terdapat 4 kelurahan yang belum UCI hal ini disebabkan karena sasaran yang terlalu tinggi untuk mencapai UCI . Beberapa Jenis antigen yang masuk dalam perhitungan UCI suatu wilayah antara lain DPT-HB1, DPT-HB3, Polio 4, BCG, Campak, HB0. Target jangkauan imunisasi bayi ditunjukan dengan cakupan imunisasi DPT1 karena imunisasi ini merupakan salah satu antigen kontak pertama dari semua imunisasi yang diberikan kepada bayi. Saat ini vaksin imunisasi DPT telah digabungkan dengan vaksin imunisasi HB yang lebih dikenal dengan imunisasi DPT-HB (combo). Sehingga cakupan imunisasi kedua vaksin ini ditampilkan bersamaan. Gambaran cakupan imunisasi bayi DPT1 dan HB1 pada tahun 2007-2012 dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar V.A.9 Cakupan Imunisasi Bayi DPT1 dan HB1 Di Kota Depok tahun 2007-2012
Sumber :Seksi P2p Dinkes
Kota Depok
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Petugas memberikan imunisasi
Pada gambar di atas terlihat bahwa presentase cakupan imunisasi DPT-1+HB1 tahun 2007-2012 tertinggi pada tahun 2010 yang mencapai 195,9% dan terendah terjadi pada tahun 2008 yang hanya mencapai 84,25%. Cakupan yang melewati 100%, disebabkan karena sasaran yang digunakan adalah sasaran bayi proyeksi pada awal tahun, sehingga penambahan jumlah bayi pada tahun berjalan tidak masuk dalamproyeksi sasaran. Maternal dan Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) merupakan salah satu kegiatan imunisasi tambahan yang bertujuan untuk menurunkan jumlah kasus Tetanus Neonatal di setiap Kabupaten/Kota hingga <1 kasus per 100 kelahiran hidup per tahun. Pada masa lalu sasaran kegiatan MNTE adalah calon pengantin dan ibu hamil namun pencapaian target agak lambat, sehingga dilakukan kegiatan akselerasi berupa pemberian TT 5 dosis pada seluruh Wanita Usia Subur termasuk ibu hamil (usia 15-39 tahun). Cakupan imunisasi TT ibu hamil pada tahun 2007-2012
dapat dilihat
pada gambar berikut ini :
Gambar V.A.10 Cakupan Imunisasi TT Ibu Hamil Di Kota Depok Tahun 2007-2012
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Sumber :Seksi P2P Dinkes Kota Depok
Dari gambar di atas terlihat bahwa cakupan imunisasi TT-1 pada tahun 2007-2012, masih cenderung naik turun, dimana cakupan terendah terjadi pada tahun 2008 yang hanya mencapai 73,8%, sedangkan cakupan tertinggi terjadi pada tahun 2009 yang mencapai 96,5% kemudian menurun pada Tahun 2011 menjadi 78,3% dan tahun 2012 menjadi 76,2%. Cakupan imunisasi TT-2 juga tidak jauh berbeda dengan cakupan imunisasi TT-1, dimana dari gambar di atas terlihat bahwa cakupan tertinggi terjadi pada tahun 2009 sebesar 91,7% kemudian pada tahun 2011 menurun menjadi 69,45% dan tahun 2012 sebesar 68%. H.PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN Meningkatnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesehatan,peningkatan sosial ekonomi sebagian masyarakat serta adanya subsidi anggaran pemerintah untuk jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat berpengaruh terhadap kemampuan masyarakat untuk memilih pelayanan kesehatan. DiKota Depok Terdapat 1 Rumah Sakit Umum Daerah dan 15 Rumah Sakit swasta.
Tabel V.2 Jumlah Akreditasi Rumah Sakit DIKOTA DEPOK TAHUN 2012
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Pemilikan No
Rumah Sakit
1 Pemerintah 2 Swasta
Lulus Akreditasi RS
Jumlah
Belum
5
12
16
Pelayanan
Pelayanan
Pelayanan
RS 1
1
0
0
15
9
2
2
Akreditasi
2
Sumber :Seksi Regulasi Dinkes Kota Depok Dari 16 buah Rumah Sakit di Kota Depok,seluruh RS Sudah mendapatkan izin tetap dan SK Penetapan Kelas, namun yang terakreditasi berjumlah 14 Rumah Sakit dan 2 Rumah Sakit yang belum terakreditasi a.
Kunjungan Rawat jalan Di Rumah Sakit
Kunjungan Rawat Jalan baik kasus baru ataupun kasus lama pada seluruh Rumah Sakit Dikota Depok tahun 2012 berdasarkan data laporan dari Rumah Sakit berjumlah 1.141.195 (60,1) kunjungan hal ini mengalami penurunan dari tahun 2011 berjumlah 1.173.964 kunjungan (64,7%). Penurunan ini disebabkan oleh tidak semua Rumah Sakit memberikan laporan.Trend kunjungan rawat jalan di Rumah Sakit dapat dilihat dari Gambar dibawah ini: b.
Kunjungan Rawat inap di Rumah Sakit
Beberapa indikator stndar terkait dengan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang dipantau antara lain pemamfaatan tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR),rata-rata lama hari perawatan (Length of stay)LOS,Rata-rata
tempat
tidur
yang
dipakai
(Bed
Turn
Over/BTO),rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (Turn of Interval/TOI) Persentase pasien keluar meninggal (Gross death Rate/GDR) dan persentase pasien keluar yang meninggal ≥48 jam perawatan (Net Death Rate/NDR).
Tabel V.2 INDIKATOR PELAYANAN RUMAH SAKIT MENURUT PEMILIK
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
DIKOTA DEPOK TAHUN 2012 JUML No
PEMILIK RS
AH
TT
BOR
LOS
TOI
GDR
NDR
2,2
1,3
15,1
11,9
RS 1
RSU DAERAH
2 RS SWASTA
1
15
69
1.407
81,9 558,4 7
4,184
32.424
2097,8
226,96
Sumber :Seksi regulasi Dinkes Kota Depok
I. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT I.1 STATUS GIZI Status gizi merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menentukan derajat kesehatan dimana kondisi gizi seseorang sangat erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan karena disamping merupakan faktor predisposisi yang dapat memperparah penyakit infeksi, kondisi gizi juga secara langsung dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada individu. Untuk itu dilakukan pemantauan terhadap status gizi bayi dan balita karena masa tersebut merupakan masa emas perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan fisiknya. I.1.1 STATUS GIZI BAYI Masalah status gizi ibu hamil akan berpengaruh terhadap kesehatan janin yang dikandungnya dan akan berdampak pada berat badan bayi yang dilahirkan serta juga akan berpengaruh pada perkembangan otak dan pertumbuhan fisik bayi. BBLR adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2.500 gram, merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori : BBLR karena premature (usia kandungan < 37 minggu) dan BBLR karena intrauterine growth retardation (IUGR) yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang dimana BBLR karena IUGR umumnya disebabkan karena status gizi ibu hamil yang buruk atau menderita sakit yang memperberat kehamilan. Gambar V.A.11 Gambaran Bayi Berat Badan Lahir rendah di Kota Depok Tahun 2007-2012
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Dinkes Kota Depok
Berdasarkan laporan profil tahun 2011 diketahui dari 37.083 jumlah bayi lahir hidup ada 432 bayi yang BBLR (1,16%). Jumlah BBLR tersebut menurun dibandingkan tahun 2010 (468 kasus) dan dari tahun 2007 terus mengalami kenaikan samapi tahun 2011 yang sedikit menurun dan pada tahun 2012 terdapat 826 kasus BBLR (2%). Kenaikan jumlah bayi BBLR tersebut dapat dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil atau adanya penyakit padaibu yang memperberat kehamilannya. Namun seluruh BBLR yang dilaporkan telah memperoleh penanganan sesuai prosedur. Untuk menekan angka
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
BBLR dibutuhkan penanganan terpadu dengan lintas program dan lintas sektor karena timbulnya masalah penyakit dan status gizi berkaitan erat dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. I.1.2 STATUS GIZI BALITA Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah dengan pengukuran antropometri yang menggunakan indeks berat badan menurut umur (BB/U) dan dikategorikan dalam ”gizi lebih, gizi baik, gizi kurang dan gizi buruk”. Berdasarkan
laporan
profil,
pada
tahun
2011
diketahui
dari
hasil
penimbangan pada 115.140 balita terdapat 5.195 balita (4,51%) Gizi Lebih, 104.876 balita Gizi Baik (91,09%), 4.940 balita gizi kurang (4,29%) dan 129 balita gizi buruk (0,11%) dan tahun 2012 dilaporkan bahwa dari 121.702 balita hasil penimbangan balita terdapat 4.746(4%) balita dengan gizi lebih,111.112(91%) balita gizi baik dan 5.563 (5%)balita gizi kurang dan 120 balita (0,1%) balita Gizi buruk. Namun semua balita gizi buruk yang dilaporkan telah ditangani sesuai prosedur. Lebih jelas terlihat pada gambar berikut ini: Gambar V.12. Gambaran Status Gizi Balita di Kota Depok Tahun 2007-2012
Sumber :Seksi Kesga dan Gizi Dinkes Kota Depok
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Kondisi yang dapat dilihat dalam gambar diatas bahwa gizi baik jauh lebih banyak, tetapi masih terdapat beberapa kasus gizi yang lain dan untuk gizi buruk mengalami penurunan, gizi lebih dan gizi kurang masih mengalami peningkatan. Semua itu tidak terlepas dari kerja keras tenaga gizi yang reponsif menindaklanjuti apabila terdapat kasus BGM dilapangan sehingga kasus tidak berkembang menjadi gizi buruk namun tetap harus diwaspadai agar jumlah balita gizi buruk tidak bertambah dan dapat segera menangani balita gizi buruk lainnya.pada tahun 2012 dari 102.571(86,0%) balita yang ditimbang terdapat 76,048(74,1%) balita dengan BB naik dan 4,023(3,9%) balita BGM.Sedang balita Gizi Buruk yang mendapat perawatan adalah 120 orang (100%) Gambar V.13. Jumlah Balita Gizi Buruk yang mendapat Perawatan di Kota Depok Tahun 2012
Seksi Kesga dan Gizi Dinkes Kota Depok
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Pemeriksaan Balita Gizi Buruk Sumber : Seksi Kesga dan Gizi. a. Kurang Vitamin A Tujuan pemberian kapsul vitamin A pada balita adalah untuk menurunkan prevalensi dan mencegah kekurangan vitamin A pada balita. Kapsul vitamin A dosis tinggi terbukti efektif untuk mengatasi masalah kekurangan vitamin A (KVA) pada masyarakat. Peranan vitamin A juga dibuktikan dalam menurunkan secara bermakna angka kematian anak, maka selain untuk mencegah kebutaan, pentingnya
pemberian
vitamin
A
saat
ini
lebih
dikaitkan
dengan
kelangsungan hidup, kesehatan dan pertumbuhan anak. Vitamin A penting untuk kesehatan mata dan mencegah kebutaan, serta meningkatkan daya tahan tubuh. Anak-anak yang mendapat cukup vitamin A, bila terkena diare, campak atau penyakit infeksi lain, maka penyakit-penyakit tersebut tidak mudah menjadi parah, sehingga tidak membahayakan jiwa anak. Sasaran pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi adalah bayi (umur 6-11 bulan) diberikan kapsul vitamin A 100.000 SI, anak balita (umur 1-4 tahun) diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI, dan ibu nifas diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI, sehingga bayinya akan memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI. Pada bayi (6-11 bulan) diberikan setahun sekali pada bulan Februari atau Agustus; dan untuk anak balita enam bulan sekali, yang diberikan
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
secara serentak pada bulan Februari dan Agustus. Sedangkan pemberian kapsulvitamin A pada ibu nifas, diharapkan dapat dilakukan terintegrasi dengan pelayanan kesehatan ibu nifas. Namun dapat pula diberikan di luar pelayanan tersebut selama ibu nifas tersebut belum mendapatkan kapsul vitamin A. Hasil laporan puskesmas di Bidang Pelayanan Kesehatan tahun 2011, cakupan pemberian kapsul vitamin A pada balita 98,53 %. Sedangkan cakupan cakupan pemberian kapsul vitamin A pada Ibu Nifas sebesar 63,0% dan tahun 2012 cakupan pemberian kapsul vitamin A pada bayi 6-10 bulan sebesar
86,3% dan pada anak balita 73,04% %. Sedangkan cakupan
cakupan pemberian kapsul vitamin A pada Ibu Nifas sebesar 73,08% . Gambar V.14 Cakupan pemberian kapsul vitamin A 2x pada anak balita Di Kota Depok Tahun 2007-2012
Seksi Kesga dan Gizi Dinkes Kota Depok
J. PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA, USIA SEKOLAH DAN REMAJA Pelayanan kesehatan pada kelompok anak bayi,balita,pra sekolah,usia
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
sekolah dan remaja dilakukan melalui Stimulasi,Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) pada bayi,balita dan anak pra sekolah serta pemeriksaan penjaringan kesehatan anak sekolah di Sekolah Dasar (SD) setingkat dan pelayanan kesehatan pasa remaja di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) setingkat. Cakupan SDIDTK bayi,balita dan anak pra sekolah adalah cakupan anak umur 0-5 tahun yang dilakukan stimulasi serta deteksi maupun intervensi dini terhadap kesehatan dan tumbuh kembangnya yang sesuai standar , dilakukan olh
dokter,bidan,perawat
maupun
petugas
kesehatan
lainnya
yang
terlatih,paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun,baik di dalam gedung puskesmas maupun di luar gedung, seperti posyandu,taman kanak-kanak maupun panti asuhan. Cakupan SDIDTK pada bayi,balita dan anak pra sekolah tahun 2011 sebesar 73,87%. Cakupan pemeriksaan penjaringan kesehatan anak sekolah di Sekolah dasar (SD) adalah cakupan Sekolah Dasar dan setingkat yang dilakukan pemeriksaan kesehatan terhadap peserta didik baru masuk SD oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama. Cakupan pemeriksaan penjaringan kesehatan anak sekolah di SD setinhkat Kota Depok tahun 2012 sebesar 98%.
Gambar V.15 . Jumlah Murid Mendapat Pelayanan Kesehatan Tahun 2012
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi, 2012 K.PELAYANAN KESEHATAN PRA USILA (45-59 TH) DAN USILA (>60 TH) Seiring bertambahnya Umur Harapan Hidup (UHH) maka keberadaan para lanjut usia tidak dapat begitu saja diabaikan, sehingga perlu diupayakan peningkatan kualitas hidup bagi kelompok umur lanjut usia. Pelayanan kesehatan pra usila dan usila adalah penduduk usia 45 tahun ke atas yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar yang dilakukan oleh tenaga kesehatan baik di puskesmas, di posyandu lansia maupun di kelompok usia lanjut. Pada tahun 2011 jumlah usila di Kota Depok sebanyak 498.768 orang, namun hanya 27,02% yang telah mendapat pelayanan dan tahun 2012 jumlah usila 37.462 serta yang terlayani kesehatannya sejumlah 13.696 (36,56%). Kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan pelayanan lansia adalah dengan melakukan pelatihan kader posbindu yang dilaksanakan oleh seksi kesga dan gizi guna meningkatkan keterampilan kader-kader dalam melayani lansia. Pada tahun 2012 juga telah diselenggarakan seminar pergeri yang berfungsi menginformasikan seputar kesehatan lansia. yang mengundang 200 lansia, dimana 200 lansia tersebut merupakan perwakilan dari 11
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
kecamatan. Kedepannya, pada tahun 2013, akan dilaksanakan Puskesmas santun lansia, antara lain di Puskesmas Sukmajaya, Pancoran Mas, Cimanggis, Tapos dan Abadi Jaya. Untuk lebih jelas cakupan pelayanan kesehatan pada lansia tergambar sebagai berikut: Gambar V.16. Cakupan Usila 60 tahun + Yang Mendapat Pelayanan Kesehatan di Kota Depok Tahun 2012
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Dinkes Kota Depok
L. PEMBERIAN TABLET BESI (FE) PADA IBU HAMIL Pada saat periksa kehamilan di sarana kesehatan, ibu hamil akan mendapatkan tablet Fe yang bertujuan untuk mengatasi dan mencegah terjadinya kasus anemia serta meminimalkan dampak buruk akibat kekurangan Fe, karena kekurangan Fe pada ibu hamil dapat mengakibatkan terjadinya abortus, kecacatan bayi atau bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR). Cakupan ibu hamil yang mendapatkan Fe-1 (30 tablet) tahun 2011 sebesar 94,42% dan cakupan Fe-3 sebesar 88,60%.
Perkembangan
cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil (Fe1 dan Fe3) pada tahun
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
2007-2011 dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar V.16 Persentase Cakupan Pemberian Fe1 dan Fe3 Pada Ibu Hamil Di Kota Depok Tahun 2007-2012
Seksi Kesga dan Gizi Dinkes Kota Depok
Dari gambar 4.6 bahwa cakupan pemberian Fe1 tertinggi pada tahun 2008 sebesar 95,3% dan mengalami penurunan di tahun 2009 dan 2010 meningkat kembali tahun 2011 sebesar 94,42% dan tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi 94,69%. Untuk cakupan pemberian Fe3 tertinggi pada tahun 2011 sebesar 88,6% dan tahun 2012 86,73%. M.
DESA/KELURAHAN TERKENA KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah. Pada tahun 2011 terjadi kasus KLB di 8 kecamatan di Kota Depok kasus tersebut sudah ditangani < 24 jam sebesar 625 kasus. Kasus KLB yang paling banyak dilaporkan adalah kasus chikungunya. Chikungunya merupakan penyakit sejenis demam virus yang disebabkan alphavirus yang
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
disebarkan oleh gigitan nyamuk dari spesies Aedes aegypti. Chikungunya ditemukan sebanyak 280 kasus yang tersebar di terdapat di kecamatan Limo (kel. Grogrol), Beji (Kel. Tanah Baru), Cipayung. Kasus Keracunan Makanan sebesar 209 kasus, di kecamatan sukmajaya (Kel. Baktijaya), kasus Hepatitis A sebanyak 160 kasus di kecamatan Sawagan (kel. Sawangan baru), Cimanggis (Kel. Mekarsari), Tapos (kel. Sukatani). Terdapat penderita dan kematian di kecamatan Cipayung (kel. Pondok jaya) sebanyak 1 kasus dan meninggal 1 orang. Pada tahun 2012 kasus KLB terdiri dari Chikungunya terdapat 216 kasus,susp HFMD terdapat 34 kasus yang menyerang 5 desa,hepatitis terdapat 27 kasus dari Kecamatan Pancoran Mas, Difteri terdapat 1 kasus dan keracunan makanan 88 kasus.Seluruh Kasus KLB ditangani dalam waktu < dari 24 jam. lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel V.3 KASUS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DIKOTA DEPOK DIKOTA DEPOK TAHUN 2012 YANG NO
JENIS
Nama
TERSER
KEJADIAN
Kecamatan/Kelura
ANG
LUAR BIASA
han
JUMLAH
JUMLAH
KEC
DESA
L
3
4
8
1
2
JUMLAH
JUMLAH PENDERITA
P 9
KEMATIAN
L+P
L
P
L+P
10
14
15
16
1
Chikungunya
Limo / Grogol
1
1
77
116
193
0
0
0
2
Chikungunya
Beji / Beji
1
1
12
11
23
0
0
0
1
5
18
16
34
0
0
0
1
1
12
15
27
0
0
0
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
32
56
88
0
0
0
1
1
16
15
31
0
0
0
Bojongsari 3
/Curug, Pondok Susp HFMD
4 5 6 7
Petir, Serua Pancoran Mas
Hepatitis
/Mampang
Difteri
Tapos/Jatijajar
Keracunan
Tapos /Sukamaju
Makanan
Baru
Hepatitis
Bojongsari/Bojong sari Lama
Sumber : Seksi P2P, 2012
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
N.
KESEHATAN GIGI DAN MULUT Pelayanan kesehatan gigi dan mulut meliputi pelayanan dasar gigi di Puskesmas dan usaha kesehatan gigi di sekolah (UKGS). Kegiatan kesehatan gigi dan mulut meliputi upaya promotif (penyuluhan), preventif (pemeriksaan
gigi)
dan
kuratif
sederhana
seperti
pencabutan
gigi,
pengobatan dan penambalan gigi sementara dan tetap. Pada tahun 2011, pelayanan dasar gigi di Puskesmas mencapai 31.899 pelayanan, meliputi 24.680 Tumpatan gigi tetap dan 7.219 pencabutan gigi tetap dengan rasio tambal : cabut gigi sebesar 3,4. Untuk kegiatan UKGS, dari hasil pemeriksaan kesehatan gigi pada 122.570 siswa SD/MI (29,17% total murid SD) diketahui ada 21.590 siswa membutuhkan perawatan dan 11.242 siswa (52,07%) telah mendapat perawatan.Dan pada tahun 2012 penanganan masalah Gigi dan Mulut Di Puskesmas Kota Depok tumpatan gigi tetap 9.379 kasus dan pencabutan gigi tetap sebanyak 2.508 kasus,jumlah murid SD yang melalakukan sikat gigi massal sebanyak 4 SD/MI,jumlah SD/MI yang mendapatkan pelayanan gigi sebanyak 5 SD/MI,jumlah Murid yang diperiksa gigi 1.537,jumlah murid SD/MI yang mendapat perawatan 2012 murid adalah sebagai berikut: Gambar V.17 Rasio Tumpatan dan pencabutan gigi Di Kota Depok Tahun 2012
Sumber : Profil 32 Puskesmas, LB 4 Puskesmas Rasio tumpatan gigi dari tahun ketahun semakin menurun pada tahun 2009 dilaporkan 12,02 tahun 2010 3,5 tahun 2011 3,4 dan tahun 2012 mulai meningkat kembali menjadi 7,7.
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
O.
PENYULUHAN KESEHATAN Kegiatan
penyuluhan
kesehatan
dilakukan
melalui
penyuluhan
kelompok dan penyuluhan massa. Pada tahun 2011, jumlah seluruh kegiatan penyuluhan kesehatan mencapai 9.782 kegiatan terdiri dari 8.506 kali penyuluhan kelompok dan 1.276 kali penyuluhan massa. Pada tahun 2012 jumlah seluruh penyuluhan kelompok 1.957 kali dan jumlah kegiatan penyuluhan massa sebanyak 160 kali Diharapkan kegiatan penyuluhan tersebut semakin ditingkatkan agar dapat menjangkau masyarakat luas sehingga tujuan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat juga meningkat. Untuk lebih jelas dapat dilihat jumlah per Kecamatan: Gambar V.18 Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Di Seluruh Kecamatan Di Kota Depok Tahun 2012
Sumber :Seksi Promkes Dinkes Kota Depok
3.
AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN Penilaian akses dan mutu pelayanan kesehatan dapat dilihat dari tingkat kemudahan masyarakat untuk menjangkau sarana kesehatan dan mutu dari
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
pelayanan kesehatan yang diberikan. Dalam hal akses dapat dilihat dari kunjungan rawat jalan dan rawat inap pasien sementara untuk melihat mutu pelayanan dapat dilihat dari kemampuan pelayanan yang disediakan sarana kesehatan. A.JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR Dalam
rangka
meningkatkan
kepersertaan
masyarakat
dalam
pembiayaan kesehatan, sejak lama dikembangkan berbagai cara untuk memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat. Pada saat ini berkembang berbagai cara pembiayaan jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar di masyarakat mulai dana sehat, tabulin, JPKM, askes, jamsostek, askeskin sampai asuransi kesehatan swasta. Dari jumlah penduduk sebesar 1.813.612 jiwa di Kota Depok pada tahun 2011 hanya 428.190 penduduk yang menjadi peserta jaminan kesehatan pra bayar dengan peserta askes 107.178 orang, peserta askeskin 137.221 orang dimana pembiayaan ditanggung oleh pemerintah untuk masyarakat miskin (Pemerintah Pusat) dan Peserta Jamkesda 183.791 peserta. Rendahnya cakupan tersebut mungkin disebabkan karena kurang pahamnya masyarakat mengenai sistem jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar. Pada tahun 2012
peserta ASKES berjumlah 107.178, peserta
jamkesmas sebesar 137.221 dan peserta jamkesda sebesar 183.791. Cakupan persentase peserta Jamkesda dapat dilihat pada gambar berikut ini :
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Gambar V.19 Cakupan Peserta Jamkesda Setiap Kecamatan Di Kota Depok Tahun 2012
Sumber : UPT JAMKESDA Dinkes Kota Depok Pada tahun 2012, penyakit CKD on HD menempati urutan pertama, pada peserta Jamkesda. Seperti kita ketahui CKD ON HD merupakan penyakit ginjal kronis (chronic
kidney disease/CKD) dimana fungsi ginjal telah menurun secara progresif dengan penderita sebesar 969. Penyakit kedua yang diderita oleh penderita jamkesda adalah penyakit schizophrenia sebesar 481, yakni gangguan kejiwaan dan kondisi medis
yang
mempengaruhi
fungsi
otak
manusia,
mempengaruhi
fungsi
normal kognitif, emosional dan tingkah laku. Ia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra). Untuk lebih jelasnya mengenai 10 penyakit terbesar peserta jamkesd, dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel .V.4 Daftar 10 besar penyakit yang terfasilitasi menggunakan kartu Jamkesda tahun 2012
No.
Nama Penyakit
jumlah
1 2 3 4
CKD ON HD
969
SCHIZOFRENIA
481
CHD, CHF, HHD,IHD
383
TB PARU
369
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
5 6 7 8 9 10
CA MAMAE
299
CVD STROKE, ACS NSTEMI
212
DM
103
EPILEPSI
169
HERNIA
86
CA CERVIX
38
Sumber : UPT Jamkesda Peserta yang memerlukan perawatan lanjutan (rawat inap, operasi dll) dapat berobat ke PPK II ( rumah sakit) yang telah melakukan kerjasama (MoU) dengan Pemerintah Kota Depok. Daftar PPK II yang bekerjasama, ada yang masih masuk dalam wilayah Kota Depok, dan ada yang diluar wilayah Kota Depok. Berikut daftar nama-nama PPK II:
Tabel .V.5 DAFTAR PPK II Provider JAMKESDA Kota Depok Tahun 2012 Di Depok : (18 PPK) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
RSUD Depok RS Bhayangkara Brimob RS Tugu Ibu RS Bhakti Yudha RS Tumbuh Kembang RS Sentra Medika RS Meilia RS Simpangan Depok RS Hasanah Graha Afiah RS Bunda Margonda RS Hermina Depok RS Puri Cinere RS Harapan Depok RS Mitra Keluarga Depok RS Graha Permata Ibu Klinik Sahabat Keluarga UTDC PMI Depok Klinik Utama Jantung Cinere
Di Luar Depok : (14 PPK) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
RSUP Cipto Mangunkusumo RSUP Fatmawati RSJPD Harapan Kita RSAB Harapan Kita RS POLRI Sukanto RSPAU Ernawan Antariksa RS Marzuki Mahdi RSUD Cibinong RS Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo (Cisarua) RS Persahabatan RS Permata Cibubur (Khusus HD) Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia Klinik Cipta Husada Jakarta Kidney Center
Sumber : UPT Jamkesda
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
B.KUNJUNGAN RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP Pada tahun 2011 jumlah kunjungan rawat jalan yang terdiri dari kunjungan baru dan lama di kota Depok sebanyak 1.173.964 pasien (64,73% dari jumlah penduduk) untuk kunjungan rawat jalan dan 1.324 pasien (0,07% dari jumlah penduduk) untuk kunjungan rawat inap dan 1.094 pasien kunjungan gangguan jjiwa, yang meliputi kunjungan pasien di Puskesmas, Rumah sakit maupun sarana kesehatan lainnya. Pada tahun 2012 kunjungan rawat jalan di Kota Depok sebanyak 1.387.210 pasien (73,01%) dari jumlah Penduduk dan kunjungan rawat inap 96.314 (5,1%) dari jumlah penduduk. 3. PERILAKU MASYARAKAT A. ASI EKSLUSIF Air susu ibu (ASI) Ekslusif adalah pemberian ASI saja pada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan dalam rangka mencukupi kebutuhan gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI merupakan makanan yang sempurna dan terbaik bagi bayi karena mengandung unsur gizi yg dibutuhkan bayi guna pertumbuhan dan perkembangannya secara optimal. Oleh sebab itu ASI diberikan secara ekslusif hingga 6 bulan, dapat diteruskan sampai usia 2 tahun. Tahun 2012 jumlah bayi yang mendapat asi eksklusif di Kota Depok sebanyak 8.980 (53,8%) dari jumlah bayi. Dinas
Kesehatan Kota Depok melalui
seksi kesga dan gizi
menyelenggarakan pelatihan konselor menyusui guna mendongkrak cakupan pemberian ASI Ekslusif serta memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi konselor yang turun ke masyarakat akan pentingnya ASI Ekslusif.
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Gambar V.19: Pelatihan Konselor Menyusui Kota Depok
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi, 2012
C. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT Banyaknya penyakit yang ada saat ini tidak bisa dilepaskan dari perilaku yang tidak sehat. Dimana untuk mengubah perilaku masyarakat merupakan sesuatu yang tidak mudah namun mutlak diperlukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, sehingga diperlukan upaya penyuluhan kesehatan yang terus menerus guna mendorong masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat.Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat, digunakan 10 indikator antara lain : 1. Rumah tangga sehat (ber-PHBS) Rumah tangga sehat/berPHBS adalah rumah tangga yang seluruh anggota keluarganya telah berperilaku hidup bersih dan sehat yang meliputi 10 indikator.Dari laporan profil, pada tahun 2011 telah dilakukan pengkajian PHBS pada 349.445tangga diantaranya (74,83%) sudah ber PHBS. Pada tahun 2012 Jumlah Rumah Tangga Ber PHBS sebanyak 264.569 (70%) untuk lebih jelas tergambar perkecamatan.Perlu adanya intervensi dari berbagai
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
komponen baik lintas program, lintas sektor, LSM, swasta dan tokoh masyarakat untuk berperan aktif dalam membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat. Gambar V.19 Persentase Rumah Tangga Ber PHBS Di Kota Depok Tahun 2012
Sumber : Seksi Promkes dinkes Kota Depok
D. KEADAAN LINGKUNGAN Kegiatan
upaya
penyehatan
lingkungan
lebih
diarahkan
pada
peningkatan kualitas lingkungan melalui kegiatan yang bersifat promotif dan preventif. Adapun pelaksanaannya bersama masyarakat diharapkan mampu memberikan kontribusi bermakna terhadap kesehatan masyarakat karena kondisi lingkungan yang sehat merupakan salah satu cara untuk mewujudkan Misi yang ingin dicapai oleh Pusat yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani, sehingga Visi Rencana Strategis Pusat yakni Masyarakat Yang Mandiri dan Berkeadilan dapat tercapai. Untuk memperkecil risiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan akibat kondisi lingkungan yang kurang sehat, telah dilakukan berbagai upaya peningkatan kualitas lingkungan antara lain : 1. Rumah Sehat Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga. Rumah
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
dikategorikan sehat jika memenuhi syarat kesehatan yaitu memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, pembuangan air limbah, ventilasi baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah. Jumlah rumah di Kota Depok Tahun 2011 berdasarkan profil sebanyak 301. 381 rumah dan 238. 713 diantaranya (79,21%) telah diperiksa serta 200.004 rumah (83,78%) dinyatakan memenuhi syarat kesehatan. Capaian tersebut sudah memenuhi target Indonesia Sehat sebesar 80%, hal ini tentunya harus tetap dilakukan upaya pembinaan yang lebih intensif kepada masyarakt agar memperhatikan kesehatan rumahnya karena rumah yang sehat dan nyaman akan berdampak bagi penghuninyadalam meningkatkan produktivitasnya. Cakupan tertinggi di kecamatan cimanggis (94,32%) dan terendah di kecamatan Limo (71,60%). Pada tahun 2012 jumlah Rumah Sehat jumlah Rumah yang ada sebesar 343.048 ,jumlah yang diperiksa 227.678 (66,4%) dan Jumlah Rumah Sehat
197.485 (86,74%). Berikut ini gambaran perbandingan Rumah Sehat
Tahun 2011 dan tahun 2012. Bila kita bandingkan tahun 2011 dan tahun 2012 pada tahun 2012 jumlah rumah yang ada mengalami peningkatan tetapi jumlah rumah yang diperiksa dan jumlah rumah sehat mengalami penurunan hal ini disebabkan oleh karena pada tahun 2011, pendataan dilakukan oleh kader, dimana waktu tidak berbatas oleh jam kerja dan ditahun 2012, pendataan dilakukan oleh petugas kesehatan lingkungan puskesmas, yang terbentur oleh jam kerja.Sehingga data yang dihasilkan kurang optimal.
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Gambar V.20 Jumlah Rumah sehat Di Kota Depok Tahun 2011-2012
Sumber : Seksi PL Dinkes Kota Depok
3. Akses terhadap jenis sarana air bersih yang digunakan Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk maka kebutuhan akan air bersih semakin bertambah. Berbagai upaya dilakukan agar akses masyarakat terhadap air bersih meningkat, salah satunya melalui pendekatan partisipatori yang mendorong masyarakat berperan aktif dalam pembangunan perpipaan air bersih didaerahnya. Seperti diketahui sumur gali merupakan satu konstruksi sumur yang paling umum dan luas dipergunakan untuk mengambil air tanah bagi masyarakat kecil dan rumah-rumah perorangan sebagai air minum dengan kedalaman 7-10 meter dari permukaan tanah. Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) merupakan air yang diolah dengan teknologi khusus seperti teknologi sterilisasi kemudian dikemas dalam botol plastik atau wadah lainnya. Izin untuk perusahaan ini biasanya baru akan dikeluarkan bila hasil uji laboratorium baik. Agar mendapat air minum yang baik, perusahaan perlu selalu melakukan kontrol terhadap hasil air minum dan merawat peralatan produksinya dengan baik. Sumur Pompa Tangan (SPT) merupakan sarana penyediaan air bersih berupa sumur yang dibuat dengan membor tanah atau menggali pada kedalaman tertentu dilengkapi dengan pompa tangan.
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Pada tahun 2012 di Kota Depok dalam mengakses air bersih keluarga yang di data sebesar 400.220 keluarga, kemudian keluarga yang diperiksa sumber air bersihnya oleh petugas kesehatan lingkungan sebanyak 259.616, diketahui bahwa 3.793 (0,9%) keluarga memanfaatkan air kemasan, sebanyak 34,125 (13,1%) menggunakan air ledeng, kemudian sebanyak 71,628 (27,6%) menggunakan SPT(Sumur Pompa Tangan), sebanyak 93.501 (36%) menggunakan SGL (Sumur Gali Langsung). Persentase keluarga menurut air minum yang digunakan, yang menggunakan air kemasan sebanyak 9.910(1,1%) dari 231.938, yang menggunakan ledeng meteran 8,6 %, penggunaan ledeng eceran 18,5%, pengguna pompa 20,3%,pengguna sumur terlindung 20,3%. Untuk melihat persentasenya dpat terlihat dari gambar dibawah ini : Gambar V.21 Persentase keluarga menurut jenis air bersih yang digunakan di Kota Depok Tahun 2012
Sumber : Seksi PL Dinkes Kota Depok
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
4. Sarana Sanitasi Dasar Upaya peningkatan kualitas air bersih akan berdampak positif apabila diikuti oleh upaya perbaikan sanitasi yang meliputi kepemilikan jamban, pembuangan air limbah dan sampah dilingkungan sekitar kita, karena pembuangan kotoran baik sampah, air limbah maupun tinja yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menyebabkan rendahnya kualitas air serta dapat menimbulkan penyakit menular di masyarakat. Pada tahun 2011 telah dilakukan pemeriksaan pada 381.768 keluarga dan diketahui 96,25% keluarga telah memiliki jamban dan 101,80% diantaranya memiliki jamban sehat. Untuk kepemilikan tempat sampah, dari 220.833
keluarga yang diperiksa, diketahui 80,56% keluarga telah memiliki
tempat sampah dan 74,31% diantaranya termasuk sehat. Pada tahun 2012 jumlah keluarga 407,732 dilakukan pemeriksaan, jumlah keluarga yang memilki jamban sehat 227.800(90,2%),jumlah keluarga yang memilki tempat sampah sehat sebanyak 145.339 (74,8%) dan Jumlah pengelolaan air limbah sehat berjumlah 174.773 (81,3%). Seperti terlihat pada gambar dibawah ini: Gambar V.22 Persentase Keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar di Kota Depok Tahun 2012
Sumber : Seksi PL Dinkes Kota Depok
Saluran Pembuangan air limbah (SPAL) adalah suatu bangunan yang
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
digunakan untuk membuang air buangan dari kamar mandi, tempat cuci, dapur dan yang lainnya dan bukan dari jamban, dimana SPAL yang sehat hendaknya memenuhi persyaratan antara lain : tidak mencemari sumber air bersih, tidak menimbulkan genangan air yang dapat digunakan untuk sarang nyamuk, tidak menimbulkan bau. 5. Pengawasan Tempat-Tempat Umum dan Tempat Pengolahan Makanan a. Pengawasan Tempat-tempat Umum Kegiatan-kegiatan pengawasan Tempat-Tempat Umum dilakukan secara rutin oleh sanitarian Puskesmas dan petugas dari Dinas Kesehatan Kota Depok. Jenis TTU yang diperiksa antara lain, meliputi Hotel, Pasar, Terminal, Sekolah, Sarana Ibadah, Sarana kesehatan dan lain-lain. Jumlah TTU yang ada di Kota Depok tahun 2011 sebanyak 1594 buah, jumlah yang sehat atau memenuhi syarat kesehatan 155 buah (58,71%). Pada tahun 2012 jumlah TTU di Kota Depok berjumlah 3.925 (36,48%) dan yang memenuhi syarat kesehatan 995 (69,5%). Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang ada saat ini di Kota Depok bila dilihat dari segi kuantitas, baik milik Pemerintah, BUMN, maupun swasta, dinilai telah cukup memadai bila dibandingkan dengan jumlah dan persebaran penduduk Kota Depok. Hal ini merupakan suatu potensi yang perlu mendapat pembinaan dalam hal mutu pelayanan, sehingga dapat memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan baik individu maupun masyarakat Kota Depok.
Petugas sedang mengenakan kaos Promosi 7 Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
Untuk itu penyediaan, pemeliharaan dan pengembangan sarana akan
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
terus diupayakan mengikuti perkembangan kebutuhan masyarakat. Penyediaan, pemeliharaan dan pengembangan sarana kesehatan dilakukan seoptimal mungkin dengan memobilisasi peran serta masyarakat, termasuk swasta baik dalam hal sarana kesehatan dasar maupun sarana kesehatan rujukan. Untuk jumlah hotel yang dibina di Kota Depok sebanyak 9 dari 9(100%) Hotel yang ada, jumlah pasar yang dibina 11 dari 12 dengan presentase yang sehat sebanyak 18,18%, dan jumlah TPUM lainya yang dibina 736 dari 1838 dengan presentase yang sehat 70,24% seperti terlihat pada gambar berikut ini: Gambar V.23 Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan makanan Sehat Di Kota Depok Tahun2012
Sumber : Seksi PL Dinkes Kota Depok
6. Institusi yang Dibina Kesehatan Lingkungannya Institusi yang dibina kesehatan lingkungannya meliputi sarana kesehatan, sarana pendidikan, sarana ibadah, perkantoran dan sarana lainnya. Jumlah institusi yang dibina di Kota Depok tahun 2011 berdasarkan laporan profil sebanyak 4.142 institusi dan 909 diantaranya (21,95%) telah dibina. Pada tahun 2012 institusi yang di bina kesehatan lingkungannya antara lain: sarana kesehatan 221(39,05%), instalasi pengolahan air minum sebanyak 1(33,3), jumlah sarana pendidikan yang dibina 548 (47,94%), Jumlah sarana ibadah yang dibina sebanyak 565 (28,11%), jumlah perkantoran yang dibina sebanyak 62 buah(39,49%), Jumlah sarana lain
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
(kolam renang) yang dibina sebanyak 36 buah (78,3%)
Sidak gabungan pemerintah kota Depok bersama Walikota Depok, Nur Mahmudi Ismail Sumber : Seksi POM, 2012 Gambar V.24 Persentase Institusi yang dibina kesehatan lingkungannya Di Kota Depok Tahun 2012
Sumber : Seksi PL Dinkes Kota Depok
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
BAB VI SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
BAB VI SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas, yang diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.Ketersediaan sumber daya kesehatan sesuai dengan kebutuhan baik secara kuantitas maupun secara kualitas.
Sumber daya
kesehtaan yang
diperlukan
didalam
pembangunan kesehatan antara lain tenaga, dana, sarana dan prasarana serta teknologi. A. SUMBER DAYA MANUSIA SDM Kesehatan di daerah terdiri dari SDM Kesehatan yang bertugas di unit kesehatan (sarana pelayanan dan non pelayanan) di Kabupaten/Kota, dengan status kepegawaian PNS, CPNS, PTT, TNI/POLRI dan swasta. SDM Kesehatan tersebut bekerja di Dinas Kesehatan dan UPT, Rumah Sakit/Poliklinik dan sarana kesehatan lainnya milik pemerintah daerah, swasta dan TNI/POLRI. Sesuai Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 tahun 1996 yang termasuk tenaga kesehatan adalah tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi. Tenaga perawatan meliputi tenaga perawat dan bidan. Tenaga kefarmasian meliputi
apoteker,analis
masyarakat
meliputi
farmasi,asisten
apoteker.
epidemiologi
Tenaga
kesehatan
kesehatan,entemologi
kesehatan,mikrobiologi kesehatan,penyuluh kesehatan,administrasi kesehatan serta tenaga sanitasi. Tenaga gizi meliputi tenaga nutrisionist dan dietisien. Tenaga keteknisan medis meliputi radiografis,radioterapis,teknisi gigi,teknis elektromedis,analis kesehatan,rekam medis serta tenaga non kesehatan.
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Pada tahun 2012
jumlah tenaga Non kesehatan diseluruh sarana
kesehatan berjumlah 1.737 orang jumlah tenaga non kesehatan. Gambar VI.1 Jumlah tenaga kesehatan dan non Kesehatan Di Kota Depok Tahun2012
Pada tahun 2012 Sebaran tanaga Kesehatan di Kota depok berjumlah 4.222 yang terdiri dari 816 (19,3%) yang terdiri dari dokter spesialis dan dokter umum,dokter gigi 1.029(24,4%),tenaga bidan 385 orang (9,1%), tenaga
perawat
(5,9%),tenaga
gizi
1.300 65
orang orang
(30,8%),tenaga (1,5%),Tenaga
farmasi Kesehatan
247
orang
Masyarakat
42Orang(1,0%), tenaga sanitasi 54 orang (1,3%), tenaga teknisi medis 248 (5,9%),fisiotherapis 36 orang (0,9%). Sebaran tenaga kesehatan dan non kesehatan berdasarkan klasifikasi jenis tenaga sebagai berikut:
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Gambar VI.2 Proporsi tenaga kesehatan menurut jenis tenaga Di Kota Depok Tahun 2012
Sumber : Seksi Regulasi, 2012 B.
SARANA KESEHATAN Sarana kesehatan yang disajikan dalam bab ini meliputi: Puskesmas, Rumah Sakit, dan beberapa sarana pelayan kesehatan yang ada di Kota Depok.Sarana pelayanan kesehatan yang ada di Kota Depok sampai dengan tahun 2012 yang tercatat di Dinas Kesehatan Kota Depok adalah sebagai berikut: Tabel 6.1 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Di Kota Depok Tahun 2012 PEMILIKAN/PENGELOLAAN FASILITAS NO
PEM.KAB
SWASTA
JMLH
1
15
16
Rumah sakit bersalin
-
-
0
Puskesmas perawatan
3
-
3
KESEHATAN
/KOTA
1
Rumah sakit umum
2 3
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
4
Puskesmas
non
perawatan
29
-
29
5
Puskesmas keliling
25 / 80
-
25 / 80
6
Puskesmas pembantu
-
6
6
7
Rumah bersalin
-
25
25
8
Balai pengobatan/klinik
-
158
158
9
Praktik dokter bersama
-
19
19
10
Posyandu
957
-
957
11
Apotek
-
224
224
12
Toko obat
-
73
73
13
Gfk
1
-
1
14
Industri obat tradisional
-
-
0
4
4
446
446
2
2
8
8
13 14 15 16
Perbekalan
kesehatan
Rumah Tangga (PKRT) Produsen industri rumah tangga pangan Produsen alat kesehatan Pedagang Besar Farmasi (PBF)
17
Industri farmasi
13
13
18
Penyalur alat kesehatan
11
11
6
6
15
Industri tradisional
kecil
obat
-
Sumber : dinas kesehatan kota depok
1. Rumah Sakit Rumah Sakit adalahsuatu organisasi tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosa serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral
dari suatu organisasi
sosial
dan kesehatan dengan
fungsi
menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik. Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Rumah Sakit Umum mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan
masyarakat.
Tugas
rumah
sakit
umum
adalah
melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna
dengan
mengutamakan
penyembuhan
dan
pemulihan
yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan. Dimana untuk menyelenggarakan fungsinya, maka Rumah Sakit umum menyelenggarakan kegiatan : a. Pelayanan medis b. Pelayanan dan asuhan keperawatan c. Pelayanan penunjang medis dan nonmedis d. Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan e. Pendidikan, penelitian dan pengembangan f. Administrasi umum dan keuangan Sedangkan menurut undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, fungsi rumah sakit adalah : a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan seuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis. c. Penyelenggaaan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan
kemampuan dalam
pemberian pelayanan
kesehatn. d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahan bidang kesehatan. Rumah sakit yang ada di Kota Depok berjumlah 16 rumah sakit (14 rumah sakit umum dan 2 rumah sakit Ibu dan Anak). RSUD Kota Depok pada tahun 2008 telah mulai beroperasi. Beberapa
Indikator
yang
digunakan
untuk
mengetahui
tingkat
pemanfaatan sarana pelayanan, mutu pelayanan dan tingkat efisiensi pelayanan rumah sakit adalah Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat hunian rumah sakit, Length Of Stay (LOS) atau rata-rata lama hari rawat di rumah sakit, Turn Over Interval (TOI) atau jarak pemanfaatan tempat tidur antara satu pasien dengan pasien lainnya, Bed Turn Over (BTO) atau frekuensi penggunaan tempat tidur, Gross Death Rate (GDR) atau seluruh kematian di rumah sakit, Net Death Rate (NDR) atau kematian di rumah sakit kurang dari 48 jam. Jumlah seluruh Rumah Sakit baik milik Pemerintah daerah, TNI/POLRI, Swasta di Kota Depok pada tahun 2012 adalah 16 Rumah Sakit. Proporsi rumah sakit umum daerah sebanyak 6, 25% dari total Rumah Sakit yang ada, sedangkan persentase rumah sakit swasta tahun 2012 87, 5% dari total rumah sakit yang ada di Kota Depok.
Tabel 6.4
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Jumlah Rumah Sakit berdasarkan Kepemilikan Di Kota Depok Tahun 2006 s.d. Tahun 2012 Pemda TNI/POLRI Swasta
Total
Jml
%
Jml
%
Jml
%
Jml
%
2006
0
0
0
0
7
100
7
100
2007
1
11,11
0
0
8
88,89
9
100
2008
1
8,33
1
8,33
10
83,33
12
100
2009
1
6,25
1
6,25
14
87,5
16
100
2010
1
6,25
1
6,25
14
87,5
16
100
2011
1
6,25
1
6,25
14
87,5
16
100
2012
1
6,25
1
6,25
14
87,5
16
100
Tahun
Sumber : Seksi Regulasi, 2012 2. Puskesmas Puskesmas
adalah
kesatuan
organisasi
fungsional
yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh,terpadu, merata,dapat diterima dan dijangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna,dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derjat kesehatan yang optimal,tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes RI,2004). Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.Secara umum, mereka harus memberikan pelayanan preventif, promotif, kuratif sampai dengan rehabilitatif baik melalui upaya kesehatan perorangan (UKP) atau upaya kesehatan masyarakat (UKM). Puskesmas dapat memberikan pelayanan rawat inap selain pelayanan rawat jalan. Hal ini disepakati oleh puskesmas dan dinas kesehatan yang bersangkutan. Dalam memberikan pelayanan di masyarakat, puskesmas biasanya
memiliki
subunit
pelayanan
seperti
puskesmas
pembantu,
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
puskesmas keliling, posyandu, pos kesehatan desa maupun pos bersalin desa (polindes). Pada tahun 2012 Puskesmas di Kota Depok terdapat 32 unit puskesmas dengan 3(Tiga) Puskesmas perawatan yang berfungsi PONED yaitu
UPT
Puskesmas
Cimanggis,UPT
Puskesmas
Sukmajaya,UPT
Puskesmas Tapos dan 4 (Empat) unit Puskesmas yang berfungsi 24 jam terdiri dari UPT Puskesmas Cinere,UPT Puskesmas Sukmajaya,UPT Puskesmas Cimanggis,UPT Puskesmas pancoran Mas, 6 unit Pustu.Berikut tabel
Jumlah
sarana Puskesmas Di Kota Depok Tabel 6.2 Jumlah Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling di Kota Depok Tahun 2006-2012 Sarana Kesehatan
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Jumlah Puskesmas
27
27
Puskesmas non perawatan
25
25
Puskesmas dengan perawatan
2
Jumlah puskesmas pembantu Jumlah puskesmas keliling
30
30
32
32
32
27
29
30
30
29
3
3
1
2
2
3
10
10
10
0
5
5
6
7
91
127
127
105
105
105
Fungsi Puskesmas sendiri meliputi: a) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan Puskesmas
selalu
berupaya
menggerakkan
dan
memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk
pembangunan kesehatan,
upaya
yang
dilakukan
puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
penyakit
tanpa
mengabaikan
penyembuhan
penyakit
dan
pemulihan
kesehatan. b) Pusat pemberdayaan masyarakat Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan
termasuk
menyelenggarakan
sumber
dan
pembiayaannya,
memantau
pelaksanaan
serta
ikut
program
menetap, kesehatan.
Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya social budaya masyarakat setempat. c) Pusat strata pelayanan kesehatan strata pertama Puskesmas kesehatan
tingkat
bertanggung
jawab
pertama
secara
menyelenggarakan menyeluruh,
pelayanan
terpadu
dan
berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi: 1. Pelayanan kesehatan perorangan Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi
dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan
kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu di tambahkan dengan rawat inap. 2. Pelayanan kesehatan masyarakat Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit
tanpa
mengabaikan
penyembuhan
penyakit
dan
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.
Puskesmas di Kota Depok pada umumnya relatif mudah dijangkau oleh masyarakat baik dengan jalan kaki, kendaraan roda dua maupun roda empat dengan jarak terjauh ke masyarakat kelurahan maksimal 5,5 km dan waktu tempuh yang diperlukan maksimal 25 menit dengan roda dua dan 35 menit dengan roda empat. Tabel 6.2 Gambaran Wilayah Puskesmas dan Wilayah Kerja Kelurahan Di Kota Depok Tahun 2012 No 1
Nama
Nama
Wilayah Kerja Kelurahan
Kecamatan
Puskesmas
Pancoran Mas
UPT.
PKM. Kelurahan Depok
Pancoran Mas UPF.
PKM. Kelurahan Depok Jaya
Depok Jaya UPF.
Kelurahan Pancoran Mas Kelurahan Mampang
PKM. Kelurahan Rangkapan Jaya Lama
Rangkapan
Kelurahan Rangkapan Jaya Baru
Jaya Baru 2
Beji
Beji
Kelurahan Beji Timur Kelurahan Beji
Kemiri Muka
Kelurahan Kemiri Muka Kelurahan Pondok Cina
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Tanah baru
Kelurahan Tanah Baru Kelurahan Kukusan
3
Sukmajaya
Sukmajaya
Kelurahan Sukmajaya
Abadijaya
Kelurahan Abadijaya Kelurahan Cisalak
Pondok
Kelurahan Tirtajaya
Sukmajaya Kelurahan Mekarjaya 4
Cimanggis
Bhaktijaya
Kelurahan Bhaktijaya
Cimanggis
Kelurahan Curug Kelurahan Cisalak Pasar
Tugu
Kelurahan Tugu
Pasir Gunung Kelurahan Pasir Gunung Selatan Selatan
5
Sawangan
Harjamukti
Kelurahan Harjamukti
Mekarsari
Kelurahan Mekarsari
Sawangan
Kelurahan Sawangan Lama Kelurahan Sawangan Baru
Kedaung
Kelurahan Kedaung Kelurahan Cinangka
Pasir Putih
Kelurahan Pasir Putih
Pengasinan
Kelurahan Pengasinan Kelurahan Bedahan
6
Bojongsari
Duren Seribu
Kelurahan Duren seribu Kelurahan Duren Mekar Kelurahan Bojongsari Lama
Bojongsari
Kelurahan Pondok Petir Kelurahan Curug Kelurahan Serua Kelurahan Bojongsari Baru
7
Cilodong
Cilodong
Kelurahan Cilodong
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Kelurahan Kalibaru Kalimulya
Kelurahan Kalimulya Kelurahan Jatimulya
8
Tapos
Villa Pertiwi
Kelurahan Sukamaju
Sukatani
Kelurahan Sukatani Kelurahan Sukamaju Baru
Tapos
Kelurahan Tapos Kelurahan Leuwinanggung
9
Cipayung
Jatijajar
Kelurahan Jatijajar
Cilangkap
Kelurahan Cilangkap
Cimpaeun
Kelurahan Cimpaeun
Cipayung
Kelurahan Ratu Jaya Kelurahan Cipayung Kelurahan Cipayung Jaya Kelurahan Pondok Terong Kelurahan Pondok jaya
10
Cinere
Cinere
Kelurahan Cinere Kelurahan gandul Kelurahan Pangkalan Jati Kelurahan pangkalan Jati Baru
11
Limo
Limo
Kelurahan Meruyung Kelurahan Grogol Kelurahan Krukut Kelurahan Limo
Gambar VI.3 Rasio Puskesmas Terhadap 100.000 penduduk Menurut Kecamatan di Kota Depok tahun 2012
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Sumber : BPS Kota Depok Rasio puskesmas terhadap 100.000 penduduk tahun 2012 adalah 1, 76 artinya setiap 100.000 penduduk dilayani 1-2 puskesmas. Rasio tertinggi di Kecamatan Sawangan dengan rasio 3,10 dan terendah dicapai oleh Kecamatan Cipayung yaitu 0,75. Dari 11 Kecamatan yang mempunyai rasio lebih tinggi dari rasio Kota Depok adalah 5 Kecamatan, sedangkan 6 Kecamatan lainnya berada di bawah rasio Kota Depok. a. Puskesmas Pembantu Dalam rangka perluasan jangkauan pelayanan kesehatan yang diberikan pada unit pelayanan dan tuntutan dari masyarakat atas pelayanan yang cepat dan terjangkau sudah menjadi kebutuhan mendesak sehingga berdiri puskesmas pembantu yang tersebar disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan. Di kota depok terdapat sebanyak 6 puskesmas pembantu yaitu: Pustu Rangkapan Jaya (Kec. Pancoran Mas), Pustu Bojong Pondok Terong (Kec. Cipayung), Pustu Kukusan (Kec. Beji), Pustu Sukamaju Baru (Kec. Tapos), Pustu Kedaung (Kec. Sawangan).Cisalak pasar (kecamatan Cimanggis) b. Puskesmas Keliling Sarana transportasi pendukung pelayanan puskesmas (Puskesmas keliling) pada Tahun 2012, sebanyak 25 unit ambulans siaga dan 80 unit kendaraan bermotor. c. Sarana Kesehatan Bersumber daya Masyarakat
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) diantaranya adalah Posyandu, Pos malaria kelurahan, kelurahan siaga, dan lain sebagainya. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling di kenal di masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi, dan penanggulangan diare. Untuk memantau perkembangannya, Posyandu dikelompokan ke dalam 4 strata, yaitu Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama, dan Posyandu Mandiri. Perkembangan jumlah posyandu di Kota Depok dalam kurun waktu 2007-2012 mengalami peningkatan dimana jumlah posyandu 877 buah posyandu tahun 2007, terus meningkat dimana pada tahun 2011 sudah mencapai 974 buah posyandu dan tahun 2012 berjumlah 1.015 Unit dan yang aktif 727(71,63%). Jumlah posyandu balita tahun 2007-2012 selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar VI.4 Angka Perkembangan Jumlah Posyandu Tahun 2007-2012
3. APOTIK,TOKO OBAT DAN IRTP
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
No.
Nama Sarana
Capaian Apotik
Pada tahun 2012 sarana apotik di Kota Depok terdapat 224 unit, toko obat 73 unit dan IRTP 446 unit. Jumlah apotik di tahun 2012 meningkat dari tahun 2011 yang hanya berjumlah 186, begitu pula dengan jumlah IRTP mengalami peningkatan yang semula ditahun 2011 hanya berjumlah 392. Ini disebabkan, banyak apotik yang mengurus izin selain terdapat juga apotik yang tutup serta adanya kegiatan SPPIRT yang berfungsi untuk perekrutan IRTP pada seksi Pengawasan Obat Dan Makanan (POM) menjadikan IRTP yang belum memiliki izin dapat terjaring dan gterdat dengan baik Sementara surat rekomendasi yang dikeluarkan oleh seksi POM Dinas Kesehatan Kota Depok untuk
apotik sebanyak 38 unit,
IFRS 4 unit,Toko
Obat belum ada yang diberikan rekomendasi, ruang farmasi klinik sebanyak 24 unit, PAK 1 unit, PKRT belum ada yang diberikan rekomendasi, Griya Tradisional 5 unit. Sertifikasi yang telah dikeluarkan untuk IRT sebanyak 54 Unit.
Data Sarana Apotik, Toko Obat, dan IRTP Tahun 2012
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Yang Terdata
1 Apotik 2 Toko Obat 3 IRTP
2011
2012
186
224
86
73
392
446
Sumber : Seksi POM 2012
Grafik sarana apotik, toko obat dan IRTP tahun 2012
Sumber : Seksi POM, 2012
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
4. SARANA LAINNYA Pada tahun 2012 hasil sampling IRTP dari 10 sarana semua MS (Memenuhi Syarat), untuk sarana catering tidak dilakukan sampling. Pada restoran yang ada dikota Depok dari 66 sarana ditemukan 96% bakteri makanan. Pasar tradisional di kota Depok tidak ditemukan kandungan TMS, Benzoat 20%, Boraks 9%, Pewarna tekstil 12,5%, Siklamat 25%, Bakteri Air 31,25%, untuk pasar modern dan supermarket ditemukan benzoat 5%, Boraks 6,7%, Bakteri makanan 15 %,Bakteri Air 5%.
Produk yang didaftarkan izinnya Sumber : Seksi POM
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
C.
PEMBIAYAAN KESEHATAN Total anggaran APBD Kota Depok tahun 2012 sebesar Rp. 1.854.609.216.016,55.dan alokasi anggaran Dinas Kesehatan tahun 2012 Sebesar
Rp.112.074.895.535,00, yang didalamnya sudah termasuk Dana
Jamkesmas, Jampersal, Dana Bantuan Gubernur, Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH-CHT), anggaran yang diperoleh dari APBD Murni Berjumlah Rp. yang termasuk belanja langsung
89.778.248.277 (65%)
Rp.53.406.312.765 (59,5%) dan Belanja
Tidak langsung Rp.36.371.935.512(41%) Berikut Rincian Anggaran dari berbagai sumber dana; a. Besarnya
APBD
Kota
Depok
tahun
2012
sebesar
Rp.112.074.895.535,00 (anggaran yang masuk Ke Kas Daerah) b. Dana APBD Provinsi untuk Dinas Kesehatan Kota Depok dialokasikan dalam bentuk dana Bantuan Gubernur pada tahun 2012 sebanyak Rp.6.464.477.520 atau 4,6%. 3. Dana APBN yang dialokasikan untuk Dinas Kesehatan Kota Depok selama tahun 2012, berasal dari beberapa sumber antara lain :
DAK(Dana Alokasi Khusus) berjumlah Rp.10.641.760.459
Dana Tugas Pembantuan Salah Satu Sumber pembiayaan Kesehatan di Kota Depok
yang
bersumber dari Dana APBN melalui Dana Tugas Pembantuan dialokasikan melalui Dana Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang membiayai operasional pelayanan kesehatan, dengan besaran alokasi dana pada tahun 2012 sebesar Rp. 2.787.600.000 atau 2,01% dan Tugas Pembantuan untuk Pembangunan Puskesmas PONED sebesarR p. 1000.000.000 (0,72%) o
Dana Bantuan Sosial
Selain melalui Tugas Pembantuan, Dana APBN juga dialokasikan melalui Dana Bantuan Sosial untuk sektor Kesehatan yang diberikan bagi masyarakat Kota Depok
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
Melalui Dana Jamkesmas dan Jampersal. Alokasi Dana Jampersal dan Jamkesmas dirinci sebagai berikut :
Dana Jampersal masih berupa dana dekonsentrasiJumlah dana yang dialokasikan sebesar Rp. 2.377.336.000 (1,72%).
Dana JamkesmasJumlah dana yang dialokasikan sebesar Rp. 598.215.000 (0,43%)
4.
Jumlah anggaran Dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau(DBH-CHT) sebesar Rp. 2.214.858.279. Untuk melihat prosentase sumber anggaran kesehatan pada tahun 2012, dapat dilihat pada gambar berikut
Gambar VI.5 Persentase jumlah anggaran Dinas Kesehatan dari Berbagai Sumber Di Kota Depok Tahun 2012
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
BAB VII PENUTUP Data dan informasi merupakan sumber daya yang strategis bagi pimpinan dan organisasi dalam pelaksanaan manajemen, maka penyediaan data dan informasi yang berkualitas sangat diperlukan sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan. Selain itu penyajian data dan informasi yang berkualitas sangat dibutuhkan baik oleh jajaran kesehatan , lintas sektor maupun masyarakat. Dibidang kesehatan, data dan informasi ini diperoleh melalui penyelenggaraan sistem informasi kesehatan. Namun sangat disadari, sistem informasi kesehatan yang ada saat ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi kesehatan secara optimal. Hal ini berimplikasi pada kualitas data dan informasi yang disajikan dalam Profil Kesehatan Kota yang diterbitkan saat ini belum sesuai dengan harapan. Walaupun demikian, diharapkan Profil Kesehatan Kota dapat memberikan gambaran secara garis besar dan menyeluruh tentang seberapa jauh keadaan kesehatan masyarakat yang telah dicapai. Walaupun Profil Kesehatan sering kali belum mendapatkan apresiasi yang memadai, karena belum dapat menyajikan data dan informasi yang sesuai dengan harapan, namun ini merupakan salah satu publikasi data dan informasi yang meliputi data capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM). Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan kualitas Profil, perlu dicari terobosan dalam mekanisme pengumpulan data dan informasi secara cepat untuk mengisi kekosongan data sehingga kualitas data menjadi lebih baik.
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012
________________________________________________________________________________________________________ Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Depok 2012