Rakhmat Hidayat, Dinamika Sosial Gerakan Guru di Indonesia Pasca Orde Baru
Dinamika Sosial Gerakan Guru di Indonesia Pasca Orde Baru Rakhmat Hidayat email:
[email protected], Universitas Negeri Jakarta
Abstrak: Tujuan penulisan artikel ini yaitu: 1) menjelaskan dinamika gerakan guru Indonesia setelah era Orde Baru. Fase ini ditandai dengan bermunculan berbagai organisasi guru di Indonesia dan 2) menjelaskan bagaimana kontribusi gerakan guru Indonesia dalam pentas demokrasi Indonesia. Ada dua kesimpulan penting dalam tulisan ini yaitu: 1) gerakan guru Indonesia yang berkembang setelah era Orde Baru merupakan manifestasi dan artikulasi dari sistem politik yang mendukung munculnya gerakan tersebut; 2) gerakan guru Indonesia menjadi kelompok social penting dalam transisi demokrasi di Indonesia setelah Orde Baru. Metodologi yang digunakan adalah kajian literature dengan mengkaji berbagai referensi terkait gerakan guru di Indonesia. Hal penting yang harus dilakukan oleh gerakan guru di Indonesia adalah melakukan penguatan dan konsolidari jaringan baik jaringan nasional maupun internasional. Dengan cara ini gerakan mereka akan lebih solid, terstruktur dan terlembagakan sebagai actor penting dalam transisi demokrasi di Indonesia. Kata kunci: gerakan, guru, konsolidasi, dan demokrasi Abstract: This article aims is to: 1) describes the dynamics of movement of teachers in Indonesia after New Order era. This phase is marked by the emerging various teacher organizations in Indonesia and 2) explain how the contribution of Indonesian teachers movement in the stage of democracy in Indonesia. There are two important conclusions in this paper are 1) Indonesian teacher movement that developed after the New Order era is the manifestation and articulation of a political system that supports the emergence of these movements; 2) the movement of Indonesian teachers become an important social group in the transition to democracy in Indonesia after New Order. The methodology used is the study of literature by examining a variety of related references teachers’ movement in Indonesia. Movement of teachers in Indonesia have to do the strengthening and consolidation of networks both national and international networks. Their movements will be more solid, structured and institutionalized as an important actor in the transition to democracy in Indonesia. Key words: movement of teacher, consolidation, and democracy
Pendahuluan
Sebagai sebuah wadah menghimpun guru, PGRI
Tanggal 25 November adalah hari istimewa bagi
mengalami pasang surut dan dinamika tersendiri.
guru Indonesia. Hari itu diperingati sebagai hari
Selama Orde Baru, misalnya, ia menjadi aktor
Guru Nasional. Momen ini diperingati bertepatan
tunggal yang sangat akomodatif bagi kekusaan
dengan lahirnya Persatuan Guru Republik Indo-nesia
saat itu. Meski demikian, sejarah juga tak dapat
(PGRI). Pada tanggal 25 November 1945, tepat 100
menafikan bahwa PGRI masih eksis hingga kini
hari setelah proklamasi kemerdekaan. Lahirnya
dan peran strategisnya sangat penting dalam
PGRI tak bisa lepas dalam elan vital perjuangan
perjalanan politik pendidikan di tanah air. Pasca
Indonesia saat itu. PGRI memiliki peran penting
Orde Baru tumbang, PGRI bukan sebagai wadah
dalam meletakkan fondasi berhimpunnya guru di
tunggal berhimpunnya guru-guru di Indonesia. Era
Indonesia. Lahirnya PGRI sendiri tidak dalam waktu
reformasi mendorong munculnya berbagai gerakan
yang instan. PGRI hadir dari eskalasi perjuangan
alternatif selain PGRI. Ketidak-puasan terhadap
yang berlangsung sejak zaman kolonial hingga
peran PGRI selama Orde Baru menjadi salah satu
puncaknya Proklamasi kemerdeka-an. Sebagai
alasan. Semangat kebebasan berserikat di kalangan
bentuk penghargaan terhadap pengabdian guru,
guru menjadi massif di sebagian guru tanah air.
maka diperingati sebagai Hari Guru Nasional pada
Gerakan itu muncul di tingkat nasional maupun lokal.
tanggal tersebut.
Di level nasional sebut saja berdiri Federasi Guru
355
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 3, Mei 2011
menghadirkan rezim totaliter. Masih terekam
katholik diterima penduduk setempat. Gerakan
jelas dalam memori rakyat Indonesia saat terjadi
Guru Ordo Jesuit dan Ordo Dominikan. Saat itu kuat
mobilisasi gerakan mahasiswa tahun 1966 guna
dengan pendidikan berbasis agama khatolik.
menggulung rezim Orde Lama Soekarno. Kemudian
Pada era penjajahan Inggris, pendidikan dan
menghadirkan rezim Orde Baru yang lebih otoriter
gerakan guru tidak terorganisir karena pemerin-
dan militeristik.
tahan Raffles lebih memfokuskan pada usaha
Dalam penjelasannya yang lain, Ida (2004)
pengembangan penelitian tentang Jawa. Gerakan
menyebutkan dua paradigma gerakan social yaitu:
guru era penjajahan Belanda ditandai dengan
1) gerakan sosial lama dan 2) gerakan sosial baru.
munculnya Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB)
Gerakan sosial lama lebih karena konflik atau
yang kemudian berganti nama menjadi Persatuan
pertentangan yang bersifat material. Penyebab
Guru Indonesia (PGI). Inilah cikal bakal munculnya
munculnya gerakan sosial ini lebih karena adanya
organisasi guru yang kita kenal kemudian sebagai
kondisi ketidakadilan dari segi ekonomi yang
PGRI.
bersifat struktural. Gerakan yang memperjuangkan
Sejarah organisasi guru pada zaman pen-
peningkatan kesejahteraan buruh dan pengu-
jajahan Belanda dimulai pada tahun 1894, yaitu
rangan derajat perbedaan atau kesenjangan
dengan dibentuknya organisasi kaum pekerja upahan
antarkelompok masyarakat, merupakan bentuk-
pertama oleh para guru sekolah dasar dan menengah
bentuk dari gerakan sosial ini. Paradigma kedua
Belanda (Tedjasukmana, 2008:8). Asosiasi para
menjelaskan gerakan sosial sebagai bagian tidak
guru ini dikenal dalam nama Nederlandsch-Indisch
terpisahkan dari gerakan civil society, menekankan
Onderwijzers Genootschap (NIOG). Organisasi
pada bentuk-bentuk partisipasi politik yang tidak
ini mempertahankan sifat khusus Belandanya,
konvensional dan tidak melalui lembaga-lembaga
meski demikian organisasi ini seperti dijelaskan
formal. Gerakan ini memfokuskan perhatiannya
Tedjasukmana dalam studinya tentang gerakan
pada isu hak asasi manusia (HAM), kebijakan publik,
buruh di Indonesia tidak pernah memainkan suatu
otonomi, ketergantungan, dan birokrati-sasi. Sejauh
peranan penting dalam gerakan buruh Indonesia.
ini studi tentang gerakan guru sebagaimana menjadi
Saat itu, dengan dikeluarkannya para guru Belanda
payung penelitian ini belum pernah dilakukan,
dari sekolah-sekolah publik setelah berdirinya
paling tidak berdasarkan penelusuran peneliti
Republik, NIOG menjadi suatu serikat para guru
di beberapa sumber. Studi-studi tentang aktor
yang kecil di sejumlah sekolah swasta Belanda.
gerakan sosial berdasarkan penelusuran dokumen
Pada tahun 1956, NIOG terdaftar pada Kementrian
banyak dilakukan terkait dengan tema-tema
Perburuhan yang mempunyai enam cabang dengan
tentang gerakan buruh (Hadiz, 2000:59), gerakan
anggota 320 individu. Tentu saja, dalam konteks
pro demokrasi (Uhlin, 1998), gerakan lingkungan
gerakan guru Indonesia, kehadiran NIOG menjadi
(Dietz, 1998:13).
peletak dasar munculnya gerakan guru di tanah air.
Sejarah Gerakan Guru di Indonesia
an Guru Hindia Belanda (PGHB) yang diketuai oleh
Pada gerakan guru di Indonesia dapat ditelusuri
Karto Soebroto. Organisasi ini bersifat unitaristik
sejak penjajahan Portugis. Sekolah yang pertama
yang anggotanya terdiri dari para Guru Bantu,
kali didirikan oleh orang-orang Portugis adalah di
Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik Sekolah.
pulau Ambon pada tahun 1536 (Supriadi, 2003).
Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-
Pada era penjajahan Portugis ini gerakan guru atau
beda mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa
organisasi guru sudah terbentuk, di mana mereka
dan Sekolah Rakyat Angka II yang pelajarannya
umumnya para pengemban agama Katholik yang
diberikan dalam bahasa daerah ditambah bahasa
ikut serta dalam misi penjajahan Portugis. Mereka
Melayu. Tidak mudah bagi PGHB memperjuangkan
terdiri dari orang-orang Katholik Ordo Jesuit dan
nasib para anggotanya yang memiliki pangkat, status
Dominikan. Oleh karenanya, organisasi guru ini
sosial, dan latar belakang pendidikan yang berbeda.
sering di sebut gerakan guru Ordo Jesuit dan
Kondisi sosial dan politik waktu itu mempersulit
Dominikan. Gerakan guru-guru katholik ini mampu
terciptanya kesatuan bahasa dalam perjungan guru;
mentransmisikan pendidikan dan ajaran agama
malah sejak perkembangan awal pun sudah tampak
Pada tahun 1912 dengan berdirinya Persatu-
356
Rakhmat Hidayat, Dinamika Sosial Gerakan Guru di Indonesia Pasca Orde Baru
Independen Indonesia (FGII) atau Persaudaraan
kelembagaan negara atau bahkan yang berten-
Guru Sejahtera Indonesia (PGSI). Sementara itu
tangan dengan prosedur hukum dan kelembaga-an
di tingkat lokal bermunculan beberapa wadah
negara. Gerakan sosial juga bisa dilihat sebagai
seperti Forum Aspirasi Guru Independen (FAGI
upaya bersama massa rakyat yang hendak
Bandung) Koalisi Barisan Guru Bersatu (Kobar GB,
melakukan pembaruan atas situasi dan kondisi sosial
Nanggroe Aceh Darussalam), Forum Interaksi Guru
politik yang dipandang tidak berubah dari waktu ke
Banyumas (Figurmas Purwokerto). Tak ketinggalan
waktu atau juga untuk menghentikan kondisi status
ormas seperti Nahdlatul Ulama (NU) juga meng-
quo. Menurut Peter Burke, ada dua tipe gerakan
himpun guru-gurunya dalam wadah Persatuan Guru
sosial. Pertama, gerakan social untuk memulai
Nahdlatul Ulama (Pergunu).
perubahan. Kedua, gerakan sosial yang dilakukan
Semangat reformasi memberikan angin segar
sebagai reaksi atas perubahan yang terjadi. Bila
munculnya berbagai gerakan tersebut. Kesetiaan
dikaitkan maknanya dengan gerakan di Indonesia,
tunggal yang terjadi di era Orde Baru sebagai-mana
maka dapat dikategorikan menjadi sebelum dan
PGRI menjadi aktor utamanya tidak lagi dominan.
sesudah 1966. Pada masa sebelum 1966, mobilisasi
PGRI sejatinya menemukan berbagai mitra strategis
gerakan sosial mengarah pada pemberian dukungan
dalam mengartikulasikan aspirasi dan kepentingan
terhadap legitimasi negara yang baru berdiri. Pasca
guru. Ruang artikulasi guru tidak lagi mengalami
1966, gerakan yang terjadi lebih mengarah pada
sumbatan sebagaimana terjadi pada rezim Orde
kritik atau reaksi terhadap kebijakan negara, seperti
Baru. Guru diberikan pilihan untuk bergabung
peristiwa Malari, Kedung Ombo, Tanjung Priok,
dengan organisasi guru tertentu.
Gerakan Reformasi 1998, dan sebagainya. Gerakan
Gerakan guru mempunyai peran yang strategis
sosial ini jika mengutip Uhlin (1998:16) merupakan
dalam memperjuangkan kepentingan guru.
manifestasi dari adanya penyebaran ide-ide tentang
Sebab apa yang tidak dapat diperjuangkan
demokrasi dan demokratisasi yang berlangsung
secara perseorang itu dapat diperjuangkan
secara massif di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
secara organisasi. Organisasi guru ada untuk
Sebenarnya masih cukup banyak pendapat
memperjuangkan kepentingan guru. Namun
pakar-pakar ilmu sosial tentang wacana gerakan
gerakan guru belum mampu melakukan pemba-
sosial, yang relevan secara praksis dengan
haruan terhadap gerakan politik pendidikan kita.
perkembangan gerakan sosial di Indonesia. Gerakan
Di Inggris, Belanda, dan Swedia misalnya persoalan
sosial di Indonesia sesungguhnya memiliki akar
guru merupakan persoalan harga diri bangsa, bukan
sejarah yang kuat (Uhlin, 1998:29, Wiratama
persoalan politik semata.
dalam Hadiz, 2000:xiii). Dimulai sejak perlawanan
Secara singkat, perumusan masalah tulisan
rakyat Indonesia pada masa kolonialisme Belanda
ini adalah: 1) Apa latar belakang berkembangnya
gerakan sosial sebetulnya masih berlanjut sampai
gerakan guru di Indonesia setelah era Orde Baru?
sekarang, era Neo-liberalisme dengan benderanya
dan 2) Bagaimana kontribusi gerakan guru Indonesia
Globalisasi. Gerakan petani, buruh, pemuda dan
dalam transisi demokrasi setelah era Orde Baru
mahasiswa telah menghiasi catatan sejarah gerakan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tulisan
sosial Indonesia. Perlawanan kaum tani sangat
ini disusun untuk menjelaskan: 1) menjelaskan
militan terhadap kolonialisme Belanda pada 1926
latar belakang berkembangnya gerakan guru di
walaupun dapat dipatahkan, kemudian per-juangan
Indonesia setelah era Orde Baru dan 2) menjelas-
bawah tanah para pemuda melawan fasisme Jepang
kan kontribusi gerakan guru Indonesia dalam
pada masa revolusi kemerdekaan. Hal yang sama
transisi demokrasi setelah era Orde Baru.
juga dilakukan perjuangan kaum buruh menuntut nasionalisasi terhadap perusahaan-perusahaan
Kajian Literatur
asing. Masih banyak lagi berbagai perlawanan dari
Definisi tentang Gerakan Sosial
masing-masing sektor gerakan sosial Indonesia,
Gerakan sosial merupakan jawaban spontan
termasuk yang dekade 60-an menjadi buah
maupun terorganisir dari massa rakyat terhadap
bibir gerakan sosial yakni Gerakan Mahasiswa.
negara yang mengabaikan hak-hak rakyat, yang
Gerakan kaum intelektual ini turut berjasa dalam
ditandai oleh penggunaan cara-cara di luar jalur
berbagai aspek, dari proses demokratisasi sampai
357
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 3, Mei 2011
yang kritis. Meski ia tetap memposisikan dirinya
Perhimpunan Guru Mahardika Indonesia (PGMI)
sebagai mitra strategis pemerintah. Pasca reformasi,
Lombok, dan Forum Guru Honorer Indonesia (FGHI)
banyak muncul organisasi guru alternatif di Tanah
Jakarta. Begitu banyak dan menjamurnya organisasi
Air. Menurut Suparman, Ketua Umum Federasi
guru alternatif yang lahir di era kebebasan berserikat
Guru Independen Indonesia (FGII), munculnya
ini. Keberadaan organisasi tersebut mengusung
gerakan guru alternatif itu berlangsung sejak 1998.
isu hak kesejahteraan yang adil bagi pekerja
Dalam pandangan Muchtar Buchori, munculnya
profesi guru dan terjadinya demokratisasi di dunia
berbagai gerakan alternatif tersebut sebagai bentuk
pendidikan dengan bergulirnya transparansi dan
ketidakpuasan terhadap keberadaan PGRI yang
akuntabilitas dalam setiap kebijakan pendidikan
terkooptasi oleh politik Orde Baru.
dan keterlibatan guru dalam setiap pengambilan
Saat itu mulai ada gerakan kritik dan protes
kebijakan pendidikan.
sejumlah guru di beberapa daerah yang menggunakan
Kini, organisasi guru sebagai organisasi
wadah dan organisasi lain. Pada prosesnya,
profesi tidak lagi sendirian. Era reformasi telah
organisasi lokal tersebut terus melakukan koordinasi
memungkinkan berdirinya organisasi-organisasi
dan kontak satu dengan lainnya. Munculnya
guru selain PGRI. Menurut catatan Kompas (26/11),
gerakan guru alternatif ini terjadi secara sporadis,
sekarang ada lebih dari 20 asosiasi guru, tidak
dan tidak terbayang akan menjadi satu kesatuan
termasuk yang didirikan oleh partai politik. Pada
kemudiannya. Komunikasi-pun semakin intensif.
pasal yang sama Butir (h) disebutkan:
Puncaknya, pada tanggal 17 Januari 2002 didirikan
Guru berhak memiliki kebebasan untuk
Federasi Guru Inde-penden Indonesia (FGII) yang
berserikat dalam organisasi profesi guru. Pasal ini
menghimpun sebanyak 20 organisasi dan forum
diperkuat oleh Pasal 41 Ayat 1 yang menyebut-kan
guru dari seluruh Indonesia. Ada pula Asosiasi Guru
bahwa: Guru dapat membentuk organisasi profesi
Nanggroe Aceh Darussalam (Asgu-NAD), Koalisi
yang bersifat independen, juga Pasal 1 Butir (13)
Guru Bersatu (Kobar-GB) Aceh, Ikatan Guru Honorer
yang menyebutkan: Organisasi profesi guru adalah
Indonesia (IGHI) Padang-Sumbar, Forum Martabat
perkumpulan berbadan hukum yang didirikan
Guru Indonesia (FMGI) Lampung, Jakarta Teachers
dan diurus oleh guru untuk mengembang-kan
Club (JTC), Forum Aspirasi Guru Independen (FAGI)
profesionalitas guru.
Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Subang,
Sejumlah perwakilan guru dari 30 provinsi
Purwakarta, dan Sumedang. FGII dideklarasikan
se-Indonesia mendeklarasikan berdirinya Persau-
di halaman Tugu Proklamasi, Jakarta. Saat itu
daraan Guru Sejahtera Indonesia (PGSI), pada
semua organisasi tersebut me-nyatakan diri untuk
tanggal 10 September 2006 di Asrama Haji
bersatu dalam suatu wadah yang disebut Federasi
Sukolilo Surabaya. Ide pembentukan PGSI adalah
Guru Independen Indonesia. Melalui Kongres I di
adanya keinginan untuk mengupayakan nasib dan
Bandung pada tanggal 11 - 18 Juli 2002 disepakati
mutu pendidikan di Indonesia, serta peningkatan
bahwa Federasi tetap mengakui keberadaan masing-
profesionalitas dan kesejahteraan guru. Ide awal
masing komponen secara otonom. Pengurus FGII
teserbut kemudian didukung oleh Undang-undang
bersifat Presidium, merupakan perwakilan dari
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
berbagai organisasi komponen. Hasil Kongres I
yang salah satu isinya menyatakan bahwa para guru
FGII menetapkan kepengurusan FGII yang bersifat
berhak untuk berserikat. Visi PGSI adalah menjadi
presidium untuk periode 2002-2005.
pusat pengggerak dan pemberdaya guru. Sedangkan
Di samping itu juga hadir Forum Interaksi
misinya adalah membina dan memelihara integritas,
Guru Banyumas (Figurmas) Purwokerto, Lembaga
kredibilitas, dan moralitas guru, meningkatkan
Advokasi Pendidikan (LAP) Jakarta, Forum
kompetensi guru, serta memperjaungkan hak-
Komunikasi Guru Tangerang (FKG), Forum Guru-
hak dan kesejahteraan guru. Selain itu menjalin
Guru Garut (FOGGAR), Forum Guru Tasikmalaya
kemitraan yang kritis dan konstruktif dengan
(FGT), Solidaritas Guru Semarang (Sogus), Forum
pemerintah dalam peningkatan mutu pendidikan.
Komunikasi Guru Kota Malang (Fokus Guru),
Yang bisa masuk sebagai anggota PGSI adalah para
Perhimpunan Guru Tidak Tetap (PGTTI) Kediri,
guru TK, SD, SMP, SMA, Madrasah, pokoknya guru
Aliansi Guru Nasional Indonesia (AGNI) Jawa Timur,
apa saja yang mem-punyai kesamaan perjuangan
358
Rakhmat Hidayat, Dinamika Sosial Gerakan Guru di Indonesia Pasca Orde Baru
adanya gelagat ke arah keretakan perpecahan.
kesejahteraan.
Oleh karena itulah, dalam perkembangannya
PGRI lahir pada 25 November 1945, setelah
kemudian PGHB merubah nama menjadi Persatuan
100 hari proklamasi kemerdekaan Indonesia. Cikal
Guru Indonesia (PGI) tahun 1932. Perubahan
bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan nama
ini mengejutkan pemerintah Belanda, karena
Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912,
kata “Indonesia” yang mencerminkan semangat
kemudian berubah nama menjadi Persatu-an Guru
kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda.
Indonesia (PGI) tahun 1932. Semangat kebangsaan
Sebaliknya, kata “Indonesia” ini sangat didambakan
Indonesia telah lama tumbuh di kalangan guru-guru
oleh guru dan bangsa Indonesia (Yunus dkk, 2003;
bangsa Indonesia. Organisasi perjuangan huru-
dalam Supriadi (Ed), 2003)
guru pribumi pada zaman Belanda berdiri tahun
Pada sisi lain, kejatuhan Orde Baru menjadi
1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda
sejarah tersendiri dalam peta gerakan guru
(PGHB). Organisasi ini bersifat unitaristik yang
Indonesia. Hal tersebut menjadi fase berikutnya
anggotanya terdiri dari para Guru Bantu, Guru Desa,
yang dinamika sosialnya memiliki catatan khusus.
Kepala Sekolah, dan Penilik Sekolah. Dengan latar
Fase ini dapat dikatakan metamorfosa gerakan guru
belakang pendidikan yang berbeda-beda mereka
Indonesia dari otoritarianisme ke transisi demokrasi.
umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah
Sejarah gerakan guru di Indonesia dengan demikian
Rakyat Angka Dua. Sejalan dengan keadaan itu
dapat dibagi dalam tiga periode, yaitu periode
maka disamping PGHB berkembang pula organisasi
selama rezim kolonial (mulai dari penjajahan
guru bercorak keagamaan, kebangsaan, dan yang
Portugis hingga Jepang). Periode kedua dimulai
lainnya.
setelah proklamasi RI pada tanggal 17 Agustus 1945
Selama Orde Baru, guru menjadi komoditas
hingga Orde Baru tumbang. Periode ketiga adalah
politik dari rezim kekuasaan. Dengan alasan sebagai
periode pasca Orde Baru tumbang, persisnya dikenal
anggota Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri),
dengan era reformasi hingga saat ini.
guru diminta dan digiring untuk memenangkan
Namun demikian dalam konteks perkembang-
Golkar. Guru yang pintar berbicara dan punya
an kelembagaan formal termasuk di dalamnya
kemampuan mempengaruhi massa direkrut jadi juru
keberadaan PGI, pada zaman pendudukan Jepang
kampanye (jurkam). Lalu diangkat menjadi anggota
dilarang dan ditutup. Praktis segala kegiatan
DPR atau DPRD. Dalam ketunggalan itulah PGRI
pendidikan formal dan plitik membeku.
Barulah
mampu “merangkul” seluruh guru di tanah air. Di
menjelang Jepang takluk kepada tentara sekutu,
masa Orde Baru semua organisasi profesi bersandar
sekolah-sekolah mulai dibuka kembali. Akan
pada kekuasaan agar eksistensinya diakui, dan
tetapi pada kenyataannya kebijakan ter-sebut
mudah bergerak, meskipun secara legitimasi mereka
sarat dengan muatan politis yang membawa misi
sulit mendapatkannya secara penuh dari anggota.
Nipponisasi dan pemberdayaan bangsa Indonesia
Atau dengan kata lain, banyak organisasi Orde Baru
untuk perburuhan dan mobilisasi militer (Yunus dkk,
adalah berlegitimasi semu. Legitimasi semu karena
2003; dalam Supriadi (Ed), 2003).
dalam satu organisasi kebanyakan pengurus justru
Ada kesadaran dari organisasi-organisasi guru
bukan berasal dari intern mereka sendiri, misalnya
yang kecil untuk berjuang jika dalam faksi-faksi kecil
organisasi petani, HKTI, yang menjadi pengurusnya
mereka lebih mudah dipatahkan oleh kepentingan
bukan penggarap sawah dan ladang, tetapi “petani
kekuasaan. Dengan meleburkan semua perbedaan
kota” yang bekas pejabat di instansi pertanian atau
dan akhirnya menjadi PGRI. Itu terkait dengan situasi
insinyur pertanian.
sosial-politik zaman penjajahan. PGRI kental sekali dengan kemer-dekaan, harus membela perjuangan
Terbukanya Ruang Politik Pasca Orde Baru
merah putih. Itu semangat membela tanah air.
Pasca reformasi, ruang politik sangat terbuka
Itu sebagai ciri khas organisasi perjuangan. Juga
lebar bagi munculnya berbagai kekuatan alternatif
sebagai organisasi profesi, dimana organisasi yang
di Indonesia. Monoloyalitas terhadap PGRI tidak
mendasarkan pada pengetahuan, keterampilan,
lagi terjadi. Meski demikian, PGRI sendiri terus
pengakuan orang lain. Serta organisasi ketenaga-
mereposisi dirinya. PGRI tidak lagi menjadi alat
kerjaan, tidk bisa dipisahkan untuk meningkatkan
kekuasaan, ia perlahan-lahan menjadi kekuatan
359
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 3, Mei 2011
dari organisasi-organisasi guru yang ada saat itu.
gerakan guru. Penjelasannya berbagai studi tersebut
Artinya dalam konteks ini, keber-adaan gerakan
dapat diterima karena gerakan guru Indonesia
atau organisasi guru alternatif selagi memberikan
masih seumur jagung, belum tampak memberikan
kontribusi bagi perjuangan guru, corak boleh
pengaruh dalam kerangka demokrasi Indonesia.
berbeda tapi satu tujuan. Memberikan warna dan
Pengalaman Orde Baru memang menunjukkan
sebagai sparing parnert/penyeimbang, bukan
hal tersebut. Tetapi, pasca Orde Baru, tampaknya
pesaing. Sebab jika itu terjadi salah-salah kita
kurang lengkap untuk tidak menyinggung dinamika
seperti sapu yang bercerai berai.
gerakan guru Indonesia dalam studi gerakan sosial
Gerakan-gerakan mereka sejauh ini baru
maupun demokratisasi. Dua ranah penting kajian
sebatas membentuk sebuah lembaga yang tidak
yang sejatinya dapat diperdalam berdasarkan studi
terlalu ketat dan cenderung longgar. Mereka
ini adalah pen-dekatan demokrasi dan civil society
cenderung masih sangat lemah organisasinya dan
di Indonesia. Studi ini memang sedikit menyinggung
tidak terkelola dengan baik. Tidak sedikit mereka
bagaimana gerakan guru di Indonesia pasca Orde
sangat terkooptasi oleh kekuasaan dan politik.
Baru memiliki saham yang tidak sedikit dalam
Selain itu mereka juga tidak kuat dana penge-lolaan.
mentrans-formasikan demokratisasi di Indonesia.
Lebih dari karena mereka masih terjebak dengan
Tetapi itu bukan kajian yang mendalam. Tidak kalah
struktur kelembagaan, mereka cenderung tidak
penting dari itu adalah kajian civil society, hal yang
memiliki pemikiran-pemikiran (baca:visi strategis)
sama juga seharusnya menjadi dorongan untuk
yang memperbarui kondisi saat ini. Belum lagi,
melaku-kan studi yang lebih mendalam. Hal penting
meski keberadaan mereka didukung secara legal
lainnya adalah gerakan guru Indonesia sebaiknya
oleh UU Guru dan Dosen, regulasi yang masih belum
melakukan penguatan jaringan baik di tingkat
memperjelas posisi serikat guru. Selain itu, faktor
nacional maupun internacional. Dengan penguat-
jaringan juga sangat menentu-kan. Keberhasilan
an ini, gerakan mereka akan lebih solid dalam
sebuah gerakan pro demokrasi sangat bergantung
memperjuangkan hak-hak asasi guru di Indonesia.
kepada kesanggupannya untuk mengaitkan dirinya dengan kelompok-kelompok atau organisasiorganisasi besar yang ada di pusat. Sejauh ini
Pustaka Acuan
gerakan guru di Indonesia dalam kondisi membuka
Budiman, Arief dan Olle Tornsquist. 2001. Aktor
jaringan di masing-masing daerah, meski itu belum
Demokrasi:Catatan tentang Gerakan
maksimal dilakukan. Singkatnya, dua hal menjadi
Perlawanan di Indonesia. Jakarta: ISAI.
penting. Pertama, masalah kelembagaan merupakan
Dietz, Ton. 1998. Pengakuan Hak atas Sumber
hal penting bagi gerakan guru di Indonesia pasca Soeharto. Seperti mengutip Törnquist, gerakan yang melembagakan perjuangannya secara profesional akan punya nafas yang lebih panjang. Kedua, penguatan jaringan merupakan faktor
Daya Alam: Kontur Geografi Lingkungan Politik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Darder Antonia, 2003. The Critical Pedagogy Reader. New York: Routledge. Giroux, Henry A. Critical Theory and Educational
penting lainnya untuk diperhatikan gerakan guru
Practise dalam Darder Antonia, et.all,
di Indonesia pasca Orde Baru. Jaringan yang
2003. The Critical Pedagogy Reader. New
luas bukan saja secara nasional tapi juga secara internasional, akan sangat memperkuat gerakan.
York: Routledge. Hadiz. Vedi R. 2000. Dinamika Kekuasaan: Ekonomi Politik Indonesia Pasca Soeharto.
Saran Jika merujuk pada studi Hadiz (2000), Uhlin (1998) maupun Budiman dan Tornsquist (2001) tampak kuat bahwa gerakan buruh menjadi aktor yang
Jakarta: LP3ES Ida, Laode. 2004. NU Muda: Kaum Progresif dan Sekularisme Baru. Jakarta: Erlangga. Supriadi, Dedi (Ed.). 2003. Guru di Indonesia:
determinan dalam perubahan sosial di beberapa
Pendidikan, Pelatihan, dan Perjuangannya
negara Asia, khususnya Indonesia. Hampir luput
sejak Zaman Kolonial hingga Era
dalam studi mereka untuk menempatkan dan dalam
Reformasi. Jakarta: Depdikbud.
konteks yang sangat minim untuk menying-gung
360
Tedjasukmana, Iskandar. 2008. Watak Politik
Rakhmat Hidayat, Dinamika Sosial Gerakan Guru di Indonesia Pasca Orde Baru
dan idealismo.
relasi kuasa politik dan modal dalam pendidikan,
Selain PGSI, sekelompok guru juga menghim-
mengenai subordinasi pendidikan oleh ekonomi
pun dirinya dan membentuk organisasi. per-
dan transaksi politik. Kurikulum pendidikan guru
juangan guru yang mampu mengakomodir berbagai
mesti memasukkan lebih banyak materi sosiologi
perbedaan organisasi-organisasi Guru dalam strategi
pendidikan baru (The New Sociology of Education)
perjuangan untuk menjadikan guru sebagai profesi
yang memaparkan mengenai ideologi pendidikan,
yang bermartabat maka beberapa orang komponen
politik pendidikan, gerakan politik guru, dan lainnya
Guru yang tergabung dalam Forum Komunikasi Guru
dengan mengacu pada gagasan-gagasan besar para
Indonesia Sabtu, tanggal 12 Juli 2008 bertempat
pendidik kritis seperti Apple dan Giroux.
di Area Lapangan Blok S Kebayoran Baru Jakarta
Penjelasan pemikir-pemikir kritis seperti
Selatan mendekla-rasikan pembentukan Forum
dijelaskan diatas sejalan dengan penjelasan Budiman
Guru Reformasi (FGR) Syarifah Efiana, S.Pd menjadi
(dalam Budiman dan Tornquist, 2000: xxiv) bahwa
Ketua Umum FGR untuk selanjutnya memilih
gerakan guru dapat ditempatkan sebagai salah
personil-personil Pengurus di tingkat Pusat, dan
satu aktor demokrasi. Budiman menjelaskan aktor
memfasilitasi pembentukan pengurus di tingkat
demokrasi sebagai orang atau sekelompok orang
Provinsi dan kabupaten/kota se Indonesia.
yang melakukan tindakan yang secara langsung maupun tidak langsung membentuk perjuangan
Transisi dan Konsolidasi Demokrasi
untuk menegakkan demokrasi. Munculnya gerakan
Para pendidik kritis seperti Paulo Freire (Freire
guru selain PGRI di era reformasi memberikan
dalam Darder Antonia, 2003:57), Stanley Aronowitz,
dampak untuk memperluas ruang demokrasi yang
Henry A. Giroux (lihat Giroux dalam Darder Antonia,
sebelumnya dibatasi. Perjuangan membangun
et.all, 2003:51), telah mengung-kapkan bahwa
demokrasi yang mana diusung oleh berbagai
guru semestinya dapat menjadi gerakan politik.
kekuatan sipil memang bukan perkara mudah, ibarat
Namun bukan politik praktis, atau politik kekuasaan,
membalik-an telapak tangan. Ruang
melainkan politik kebudayaan (cultural politic)
sebenarnya terbuka sebagaimana tidak dialami
sebagai upaya masif untuk melakukan perubahan
pada rezim Orde Baru, tetapi gerakan yang massif
sosial di masyarakat. Gagasan guru sebagai gerakan
dari seluruh kekuatan masyarakat sipil termasuk
politik adalah gerakan melawan subkordinasi
di dalamnya gerakan guru menjadi dasar penting
pembangunan ekonomi dan transaksi politik atas
bagaimana gerakkan tersebut mampu mendesak
pendidikan. Dengan demikian, guru sebagai gerakan
perubahan dan memperkuat demokrasi di Indonesia.
demokrasi
politik harus melawan upaya dari pemerintah atau siapapun yang menjadikan pendidikan sebagai
Simpulan dan Saran
komoditas politik seperti yang terjadi sekarang
Simpulan
ini. Pendidikan tidak boleh menjadi batu loncatan
Berbagai gerakan alternatif pasca Orde Baru
karier politik oknum tertentu. Gagasan ini mesti
sebagaimana dijelaskan diatas sampai sekarang
menjadikan guru berani melakukan tekanan politik
masih terus bekerja untuk memperluas ruang
kepada penguasa untuk menjadikan pendidikan
gerak guru untuk mengartikulasikan kepentingan-
sebagai subjek yang utama dalam pembangunan
nya disamping menjamin hak-hak berorganisasi
bangsa, di atas determinan politik dan politik.
sebagaimana dijelaskan oleh UU Guru dan Dosen.
Hal ini dilakukan dengan berbagai cara, salah
Gerakan mereka memang masih terkesan reaktif
satunya adalah dengan memanfaatkan organisasi-
dan sporadis. Gerakan guru era reformasi masih
organisasi guru, baik yang formal maupun nonformal.
terjebak pada ‘urusan perut’, belum sampai pada
Hal paling substansial dalam jangka panjang guru
substansi perjuangan mereka, yaitu terlibat dalam
sebagai gerakan politik kebudayaan ini adalah
politik pendidikan Indonesia. Sebuah perjuangan
pendidikan guru. Lembaga Pendidikan Tenaga
yang tak mudah tentunya.
Kependidikan (LPTK) menjadi institusi pendidikan
Lahirnya gerakan atau organisasi guru alternatif
yang paling bertanggung jawab terhadap kualitas
di luar PGRI pada dasarnya positif, namun yang
guru yang diluluskannya. Pada fase pendidikan
perlu dicermati bahwa lahirnya PGRI pada tahun
guru inilah, guru mesti disadarkan mengenai
1945 sendiri sebenarnya merupakan gabungan
361
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 3, Mei 2011
Gerakan Serikat Buruh Indonesia (terjemahan Oey Hay Djoen). Ithaca: Seri Modern Indonesia Project Southeast Asia Program Department of Far Eastern Studies Cornell University. Uhlin, Anders. 1998.Oposisi Berserak: Arus Deras Demokratisasi Gelombang Ketiga di Indonesia. Jakarta: Mizan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
362