VII. ANALISIS RESPON PERMfNTAAN INPUT
DAN PROWKSI BERAS Sejalan dengan kerangka perniban, analisis akan dimulai dan analisis respon pennintaan input, yaitu urea, TSP, tenaga kerja, dan produksi beras. Respon dmyatakan sebagai elastisitas yang diduga dari model ekonometrika. Elastisitas digunakam memprediksi p b a h a n penggunaan input produksi dm prodWtas usahatani beras. Kemudian * hasil prediksi penggunaan input dan
output
dengan dan tanpa
kebijaksanaan harga digunakan dalarn analisis kebijaksanaan agregatif dengan metode PAM. 7.1. Pendugaan Paramater
Untuk mengetahui bagaimana dampak kebijaksanaan harga terhadap penggunaan input, produksi, dan pendapatan petani produsen baas
digmakan h g s i keuntungan kuadratik 0 , yaitu persamaan (1 7)- (20). FKK dapat menurunkan h g s i hasil atau prdiktiiitas (FPK) dan fungsi pennintaan ahu fungsi ktensitas penggmaa~linput, pupuk urea (UIDF), TSP (TIDF), dan tenagzt kerja
o. bmmeter keempat h g s i
diintegrasikan ke FKK untuk menentukm parameter FKK.
Hasil
pendugaan parameter FKK,FPK., UIDF, TIIIF, &a LIDF dititmpih oleh Tabel 7.1.1. Restriksi parameter terlihat pa& Eaktor-faktor harga pup& urea, TSP, dan tenaga kerja. Parameter konstanta pada FPK sarna dengan
FKK, parameter konstanta pada WDF, TDF, dan LIDF saxna dengan
parameter harga urea dm TSP serta upah tenaga kerja pada FKK. Dengan tingkat nyata pada selang kepercayaan sebesar 70% (a=0.30) maka @at diidentifikasikan f&or-faor yang nyata mempengamhi peubah tetap produksi atau hasil dan pennintaan input pupuk urea, TSP, dan tenaga kerja
(TK). Pada FPK, k e c d i faktor kuadratik urea, TSP, Curah hujan, dm interaksi urea dan TSP, semua faktor nyata mempengaruhi prodWtas.
Tanda negatif dari pazmeter harga menunjukkan penurunan hasil bila harga input naik dan sebaliknya naiknya h i 1 bila harga input pupuk tumn. Parameter input tetap bertanda positif menunjukkan bahwa & t o r input tetap berhubungan positif dengan hasil. Hal hi mmungkin tejadi karena input tetap dalam model adalah sisa dari semua input yang dtgunakan dalam rupiah selain urea, TSP, dan TK. Dengan demikian, input tetap menrpakan stok kapital dalam proses pruduksi. Tanda negatif dari parameter input tetap b d r a t dan tahun lcuadritt menunjukkan bahwa respon produksi &bat pembahan peubah tersebut masih tetap tergantung pada peubah tersebut. Den@ demikian sendin tinggi input t&ap dan tahun semakin rendah produksi.
Pada UEaF tePlihaa bahwa sema W,kecuati harga TSP, nyata mernpengaruhi inteasitas penggunaan urea. Naai parameter h g a urea bertanda newmenunjukkan bahwa setiap naiknya (turunnya) h g a urea
akan mengalubatkan turm (naiknya) permintam terhadap urea. Pada sisi lain p e n g a d input tetap dan tahun bertanda positif merrunjukkan perubahan pennintaan urea sejalan dengan p e n p a a n input tetap dan tahun. Nilai parameter harga urea relatif sebesar -56.8482 menunjukkan
,
Tabel 7.1.1. Parameter Dugaan Fungsi-fungsi Keuntungan, Produktifitas, dan Intensitas Penggunaan input Urea, TSP, dan Tenaga Kerja Usahatani Bems Sawah Indonesia
Ham urea (r.1 J h q aTSP
(r3
w-
e,?
Laniutan Tabel 7.1.1.
Interaksi r,.r,
-29.6181
Interaksi r,.z
1037.97
Interaksl r,.z
277.25
Interaksi r,,z
667.43
Interaksi r,.H
0.011
Interaksi r,.H
6.0034
IateraLsi r,.T
Interaksi z.T
Keterangan: *Nyata pada a
I 30%
kuatnya pengaruh harga tersebut terhadap permintaan input urea itu sendiri. Setiap naiknya (tmmnya) harga relatif urea sebesar satu satuan mengakibatkan turun (naiknya) penggunaan urea sebesar 56.85 kgha. Pada TIDF terlihat bahwa semua faktor, kecuali harga urea, nyata m e m p e n m intensitas penggunaan TSP. Pada LDF, sernua f h r nyata mempengardu intensitas penggunaan tenaga kerja. Nilai parameter harga relatif TSP pada TIDF sebesar -23.4692 menunjukkan pengaruh naik (turun) hpga relatif TSP sebesar,satu satu akan mengakibatkan turun (naik) permintaan TSP seksar 23.47 kg/ha. Dermkian juga nilai parameter upah tenaga kerja sebesar -29.6168 pada L D F menunjukkan kuatnya
pengaruh perubahan upah tenaga kerja terhadap pennintaan .buruh tani. Harga beras menjadi faktor denominator dalam setiap b g s i respon. Dengan fungsi respon ini maka elastisitas dapat diturunkan dengan mengh.ltung kembali nil& peubah bebasnya.
7.2. Pendugaan Elastisitas
pada subbab 7.1 dapat dkudcan besaran elastisitas produirsi dan pennintaan input urea, TSP, dan tenaga kerja. Elastisitas sangat berguaa untuk memproyeksikan kuantitas pennintaan input dan produksi. Tabel 7.2.1 menampilkan perkembangan elastisitas tersebut.
Elastisitas
permintaan input urea, TSP, dm tenaga kkrja dan produksi Berkaitan dengan harga-harga beras, urea, TSP, dan tenaga kerja. Harga-harga ini secara simultan menentukan perubahan produksi dan penggunaan input.
Pada Tabel 7 -2.1 terlihat bahwa elastisitas permintaan urea, TSP, tenaga kerja, dan produksi masing-masing selalu berkaitan dengan harga-harga input urea, TSP, upah, dan harga beras. Elastisitas permintam input produksi terhadap harganya sendiri sepanjang tahun 1979 - 1991 selalu negatif dan nilai mutlaknya lebih kecil dari satu. Hal ini befarti setiap harga input sendiri naik (turun) mengakibatkan permintaan input tersebut turun (naik). Elastisitas pennintaan urea, TSP, dan tenaga kerja terhadap
. dan harga urea, TSP, dan upah masing-masing sebesar -0.1 278, -0.1206, +
-0.8375 pada tahun
1991 menunjukkan setiap harga-harganya
masing-masing naik (tunm) sbesar 1% mengakibatkan turun (naiknya) permintaan urea 0.1 3% TSP 0.12%, dan tenaga kerja 0.84%. Berbeda dengan elastisitas input produksi terhadap harganya sendin, elastisitas siiang permintaan berkaitan dengan upah tenaga kerja dm harga berm relatif tinggi. Dengan demikian, permintaan urea, TSP, dan tenaga kerja berkaitan dengan harga-harga urea dm TSP adalah tidak elastisis.
Hubungan antara urea dan TSP sebagai faktor produksi adalah bersifat substitusi dan hubungan antara urea dan TSP dengan tenaga kej a adalah bersifat komplementer. Harga berasjuga berpengaruh pada pamintam input dm produksi. Elastisitas pemintaan dengan harga beras selalu bertanda positif. Pengaruhnya relatif kuat terhadap pennintaan input. Untulrc urea, elastisitas silang terhadap harga beras adalah antara 0.3848 pada tahunl989 dan 0.5471 pada tahun 1979. Untuk TSP, elastisitas silang terhadap harga beras adalah antara 0.2335 pada tahun 199 1 dm .719 1 tahun 1979. Untuk
tenaga kerja, elastisitas permintaan silang terhadap h a r e beras mendekati
Tabel 7.2.1. Dugaan Elastisitas Permintaan Urea, TSP, Tenaga Kerja, dan Produksi Beras Indonesia, Tahun 1979 - 1991
satu, antara 0.7806 pa& tahun 1989 dm 0.942 1 tahun 1994. Setiap harga
beras naik (turun) akan mengakibatkan permintaan urea, TSP, dm tenaga
kej a akan naik (turun) juga. Elastisitas prduksi juga terdiri dari elastisitas silang terhadap harga-harga pupuk, urea, TSP, dm tenaga kerja, dm elastisitas produksi harga beras itu sendiri. Elastisitas produksi terhadap harga-harp urea dan TSP clan upah tenaga kerja selalu bertanda negatif dan nilai elastisitasnya relatif rendah sepanjang tahun 1979 - 1991. Hal ini berarti respon produksi terhadap p b a h a n harga urea, TSP, dm upah tenaga kerja adalah rendah.