DIBUTIL FTALAT DIBUTYL PHTHALATE 1.
Nama Golongan Senyawa Karbonil (1) Sinonim / Nama Dagang (1,2,3,5,7) n-Butyl phthalate; DBP; Phthalic acid; dibutyl ester; Benzene-o-dicarboxylic acid; di-n-butyl ester; Di-n-butyl phthalate; Dibutyl 1,2-benzenedicarboxylate; Dibutyl o-phthalate; butyl phthalate, o-benzenedicarboxylic acid; dibutyl ester; ; elaol; hexaplas M/B; palatinol C; polycizer DBP; PX 104; staflex DBP; witcizer 300; 1,2-Benzenedicarboxylic acid; Plasticiser DBP, Di-(n-butilether)-ortho-phthalic acid; Phtalate de dibutyle. Nomor Identifikasi
2.
Nomor CAS
: 84-74-2 (1,2,3,4,5,6,7,8,11)
Nomor RTECS
: TI0875000 (2,4,5)
Nomor EC (EINECS)
: 201-557-4 (1,3,5,7,10)
UN Number
: 3082 (10)
MDL number
: MFCD00009441 (1)
Beilstein Registry Number
: 1914064 (1)
TSCA
: TSCA 8(b) (2)
Annex I Index No
: 607-318-00-4 (3)
Sifat Fisika Kimia Nama bahan Dibutil Ftalat Deskripsi (1,2,3,6) Bentuk cairan kental tidak berwarna sampai kuning terang; beraroma ester dengan rasa getir yang kuat. Berat molekul 278.34; Rumus molekul C6H41,2-(COOC4H9)2; Titik nyala 157 0C; Titik didih 340°C (644°F); Titik leleh 35°C (-31°F); Gravitasi Spesifik 1.0465 (Air=1) pada 20 0C; Kerapatan uap
9.58 (air=1); Tekanan Uap 1.3 x 10-6-1.8 x 10-6kPa (1.0 x 10-5 - 1.4 x 10-5 mmHg) pada 25°C ; Koefisien distribusi w/o=4.9; Larut dalam dietil eter, aseton, benzene, alkohol, pelarut organic, dan minyak. Sangat sedikit larut dalam air dingin. Kelarutan dalam air 13 mg/L pada 25 0C dan 11.2 mg/L pada 20°C. Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (Skala 0-4) (6) : Kesehatan 2
=
Tingkat keparahan tinggi
Kebakaran 1
=
Dapat terbakar
=
Sedikit terbakar
Reaktivitas 1 Klasifikasi EC
(2,5,8)
:
Xi
=
Iritan
N
=
Berbahaya terhadap lingkungan
R50
=
Sangat beracun bagi organisme perairan
R61
=
Dapat membahayakan janin
R62
=
Berisiko menurunkan fertilitas
S45
=
Jika terjadi kecelakaan atau jika anda tidak sehat, jika memungkinkan segera bawa ke dokter / rumah sakit / puskesmas (perlihatkan label kemasan)
S53
=
Hindari/cegah pemaparan – dapatkan intruksi khusus sebelum penggunaan.
S61
=
Hindari/cegah pembuangan ke lingkungan. Rujukan pada Lembar Data Keamanan/Instruksi Khusus
3.
Penggunaan (1,5,6) Plasticizer; Dibutil ftalat (DBP) adalah plasticizer yang umum digunakan. DBP digunakan sebagai aditif pada perekat atau tinta cetak. DBP juga digunakan sebagai suatu ektoparasitisit. Plastisasi pada resin vinyl dan berbagai jenis polimer dalam produksi kabel PVC, kulit imitasi, produk-produk dari karet, bahan-bahan bangunan dari polimer, linoleum, film dan lembaran/pelat bahan, pembungkus film, gasket PVC, dan lain lain.
4.
Identifikasi Bahaya Risiko utama dan sasaran organ Bahaya utama terhadap kesehatan: Iritasi kulit, mata, dan pencernaan.(7) Organ sasaran: Tidak diketahui. Rute Paparan Paparan Jangka Pendek Kontak dengan mata Dapat menyebabkan iritasi , kemerahan dan luka.(8) Percikan dapat menyebabkan iritasi parah dengan rasa sakit menyengat dan mengeluarkan air mata.(6) Kontak dengan kulit Dapat menyebabkan iritasi, kemerahan, dan luka. Dapat berbahaya bila terserap oleh kulit
(8)
. Dapat menimbulkan reaksi alergi pada kulit setelah
menggunakan antiperspirant dan kontak dengan plastic Dermatitis alergi telah dilaporkan setelah menggunakan antiperspirant dan kontak dengan plastik yang mengandung dibutil ftalat (6). Tertelan Dapat menyebabkan iritasi pada saluran cerna disertai mual, muntah, dan diare. Berbahaya bila tertelan.
(6,8)
Konsumsi 10 g zat (ca. 40 mg/kg) dapat
menyebabkan mual dan muntah, pusing, sensitif terhadap cahaya, pembengkakan
kelopak
mata,
mata
berair,
dan
efek
pada
ginjal
(ditemukannya eritrosit, leukosit, dan kristal oksalat dalam urin). (6) Terhirup Menghirup uap dari zat ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. Zat ini mengalami sedikit penguapan pada suhu kamar, sehingga paparan melalui inhalasi jarang terjadi. Dapat berbahaya bila terhirup, menimbulkan efek pada Sistim Saraf Pusat.(8) Paparan Jangka Panjang Dapat menimbulkan efek pada organ reproduksi. Kemungkinan risiko pada janin
(8)
. Penelitian pada pekerja di industri kulit imitasi ditemukan bahwa
paparan 1,7-66 mg/m3 selama 19 tahun menunjukkan gejala toksisitas pada
sistem saraf pusat setelah paparan selama 6-7 tahun. Dengan gejala nyeri, mati rasa, lemah dan kejang pada ekstremitas. Dibutil ftalat tidak dapat dipilih sebagai penyebab langsung, karena dimungkinkan ada paparan dengan ftalat lain dan senyawa lainnya.(6)
5.
Stabilitas dan Reaktivitas Reaktivitas
: Stabil pada suhu dan tekanan normal(2)
Kondisi yang harus
: Reaktif dengan oksidator(2,3), asam kuat(3), basa kuat(3), alkali
dihindarkan
(2)
, klorin
(3,4)
, nitrat(3), panas
berlebih(8) Zat + Oksidator: bereaksi hebat, dengan risiko kebakaran dan ledakan Zat
+
Asam/Basa
Kuat:
bereaksi
keras,
menghasilkan panas. Zat + Cairan Klorin: bersifat eksplosif Bahan tak tercampurkan
: Oksidator; asam; klorin; nitrat; basa; dan alkali (6)
Bahaya dekomposisi
: Karbon monoksida, karbon monoksida, asap menyengat dan uap dapat terjadi bila produk dipanaskan
(6,8,11)
. Juga dapat memproduksi 1-
butena, butanol, dan ftalat anhidrat. (6) Polimerisasi Korosifitas logam
: Tidak terjadi (2) terhadap : Tidak korosif pada baja, stainless steel, besi cor, tembaga
dan
campurannya,
nikel
dan
campurannya, dan aluminium (7)
6.
Penyimpanan
Simpan dalam wadah tertutup rapat(6).
Simpan terpisah dari bahan tak tercampurkan(6).
Simpan di tempat yang sejuk, kering, dan berventilasi baik jauh dari panas, sumber matahari langsung(4).
Jauhkan dari panas, sumber api(4), oksidator kuat(11), dan asam kuat(9).
Hindari menghirup uap zat ini(9).
Jangan pernah memotong, mengebor, mengelas atau menggiling pada atau dekat dengan wadah.(9)
Hindari bersentuhan dengan kulit dan cuci pakaian setelah kontak.(9)
Wastafel pencuci mata dan shower tersedia di dekat tempat kerja.(9)
Wadah dari material ini dapat berbahaya ketika kosong karena memungkinkan masih adanya residu (uap, cairan)(2).
7.
Toksikologi Toksisitas Data pada manusia Efek kronis pada manusia: Dapat menyebabkan kerusakan pada organorgan berikut: ginjal, sistem saraf, hati, saraf pusat sistem (SSP). Efek Lain: Sedikit berbahaya bila kontak dengan kulit (iritan), tertelan, dan terhirup.(2) Data pada hewan LD50 oral-tikus (rat) 8000 mg/kg(3,6); LC50 inhalasi-tikus (rat) 4250 mg/m3
(6)
;
LD50 intraperitonial-tikus (rat) 3050 mg/kg(3); LD50 intravena-tikus (mouse) 720 mg/kg(3); TDLo oral-manusia 140 mg/kg(3); LDLo kulit-tikus (rat) 6000 mg/kg(3); LD50 oral-marmut (guinea pig) 10000 mg/kg(3); LD50 kulit-kelinci (rabbit) >20 mL/kg (2,6) . Data Karsinogenik Tidak tersedia data (2). Data Mutagenik Tidak tersedia data (2). Data Reproduksi (6,8)
Dapat menimbulkan efek reproduksi yang merugikan.
Kemungkinan risiko bahaya pada janin.
Perempuan yang bekerja dengan paparan ftalat memiliki potensi keguguran, gangguan menstruasi, dan berkurangnya masa kehamilan lebih tinggi.
Percobaan:
Tikus dan marmut diberikan DBP 2000 mg/kg/hari
selama 10 hari:
Adanya pengurangan bobot testis dan bukti histologis adanya luka pada testis. Tikus jantan dan betina diberikan DBP 1300 mg/kg/hari dalam diet selama 4 bulan sebelum dan setelah dikawinkan mengakibatkan pengurangan jumlah bayi yang dilahirkan. Informasi Ekologi (6,8,9) Ekotoksisitas LC50 (ikan, 96 jam) : Cyprinodon variegatus 0.6 mg/L; Pimephales promelas 0.7-1.2 mg/L; Salmo gairdneri 1.1-1.2 mg/L; Ictalurus punctatus 2,9mg/L; Lepomis macrochirus 0.7-1.0 mg/L. Ikan Bluegill / Sunfish: 1.2mg / L untuk; Ikan Fathead Minnow: 1.3mg / L LC50 (Crustacea, 25 jam): Artemia salina 8 mg/L; Daphnia magna 17 mg/L EC50 (Alga):Scenedesmus subspicatus 3.5 dan 9 mg/L; Selenastrum capricornutum 0.75 mg/L. EC50 (Bakteri): Photobacterium phosphoreum 10.9 mg/L; Tetrahymena pyriformis 2.2 mg/L. Lingkungan Terrestrial
: Diperkirakan memiliki mobilitas rendah pada tanah. Tidak terjadi
penguapan pada tanah yang kering. Material ini
dapat terserap pada air tanah. Perairan
: Diharapkan untuk menyerap dalam suspensi padat dalam air dan sedimen. Diharapkan menguap dari permukaan air dan mengalami biodegradasi. Perkiraan memiliki waktu paruh pada perairan skitar 14-125 hari.
Atmosfer
: Diperkirakan pada kondisi atmosfer ambeien berada ada di antara kedua fasa: fasa uap dan fasa partikulat dengan waktu paruh 42 jam.
Fisik
:
Diperkirakan
akan
terurai
dan
sedikit
biokonsentrasi. (faktor biokonsentrasi (BCF) <100) Toksisitas pada Lingkungan Berbahaya untuk kehidupan air dalam konsentrasi tinggi.
mengalami
8.
Efek Klinis Keracunan akut Terhirup Pada konsentrasi tinggi (50x TLV)(9) dapat mengiritasi hidung dan saluran tenggorokan. Ini dapat mempengaruhi SSP (sakit kepala, halusinasi, ataksia, pingsan, kejang), hati (hepatomegali, enzim hati meningkat) dan ginjal (nefritis), darah (anemia normositik, leukopenia), pernapasan (dispenia), dan metabolisme (anoreksia, penurunan berat badan) (2). Kontak dengan kulit Kulit mengalami iritasi, perih, dan terbakar. Dapat menyebabkan dermatititis, terserap ke dalam kulit (2). Kontak dengan mata Mengiritasi mata dan dapat menyebabkan luka berat pada mata, perih, dan merobek (2). Tertelan Dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal, memungkinkan timbul efek teratogen, gangguan reproduksi, nausea, dan sakit kepala. (11) Keracunan kronik Terhirup gejala serupa dengan keracunan akut (2) Kontak dengan kulit gejala serupa dengan keracunan akut (2) Kontak dengan mata gejala serupa dengan keracunan akut (2) Tertelan gejala serupa dengan keracunan akut (2)
9.
Pertolongan Pertama Terhirup (4,6,8) Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari area pemaparan. Bila perlu gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Jika tidak bernapas, beri nafas buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen. Jangan melakukan resustasi dari mulut ke mulut. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan kulit (4,6) Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan mata (4,6) Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 15-20 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Tertelan (4,6,9) Jangan rangsang muntah korban. Pada korban sadar setelah berikan minum 2 gelas air untuk mengencerkan zat. Jangan beri apapun pada pasien yang tidak sadar. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Catatan untuk dokter: Berikan pengobatan simptomatik dan penunjang (8).
10. Penatalaksanaan Oleh Petugas Kesehatan Stabilisasi a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara.
b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis: Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30 menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam. Anak-anak: 200-300 µg/kg BB. Dekontaminasi a. Dekontaminasi mata Dilakukan sebelum membersihkan kulit: -
Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
-
Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
-
Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.
-
Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
-
Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
-
Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.
b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku) -
Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.
-
Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit.
-
Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.
-
Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
-
Penolong
perlu
dilindungi
dari
percikan,
misalnya
dengan
menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya. -
Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri Batas paparan Dibutil Ftalat: TWA dari OSHA (PEL) : 5 mg/m3 (2,6) TWA dari ACGIH (TLV) : 5 mg/m3 (2,6) Konsultasi dengan ahli untuk batas paparan yang dapat diterima
(2)
Ventilasi: Sebuah Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat untuk menjaga paparan karyawan di bawah Batas Paparan. Ventilasi pembuangan lokal digunakan untuk mengontrol emisi dari kontaminan pada sumbernya dan mencegah penyebaran
ke area kerja lainnya. Pastikan dipatuhinya
batas paparan yang sudah ditentukan ACGIH(6). Proteksi mata: Gunakan kacamata pengaman dan/atau pelindung seluruh wajah untuk melindungi dari percikan bahan kimia. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja (6). Pakaian: Pakailah pakaian pelindung tahan bahan kimia, termasuk sepatu bot, sarung tangan, jas laboraorium, apron atau coverall yang sesuai, untuk mencegah kontak kulit. (6) Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia untuk mencegah paparan pada kulit. Respirator: respirator menutupi seluruh wajah 14387) respirator filter
(1)
, respirator tipe ABEK (EN
(1)
. Jika batas yang dianjurkan terlampaui, respirator
setengah-muka dengan kartrid uap organik dan penyaring partikulat (NIOSH tipe P95 atau R95 filter) dapat dipakai sampai sepuluh kali paparan atau penggunaan konsentrasi maksimum yang ditentukan oleh badan pengawas sesuai atau pemasok respirator, mana yang terendah. Respirator setengah muka dengan kartrid uap organik dan penyaring partikulat (NIOSH P100
atau R100 filter) dapat dipakai hingga 50 kali paparan, atau penggunaan maksimal konsentrasi ditentukan oleh badan pengawas sesuai atau pemasok respirator, mana yang terendah. Catatan: filter seri N tidak direkomendasikan untuk materi ini. Untuk keadaan darurat atau sampel di mana tingkat paparan tidak diketahui, gunakan respirator seluruh wajah dengan tekanan positif. PERINGATAN: Pemurni udara pada respirator tidak dapat melindungi pekerja pada kondisi atmosfer yang kekurangan oksigen. Senyawa ini mungkin ada di dua fasa, fasa partikulat dan fasa uap. Gas/uap kartrid harus digunakan selain untuk partikulat filter (NIOSH jenis P95 atau filter yang lebih baik). Mengikuti persyaratan standar perlindungan pernapasan dari OSHA (6)
12. Manajemen Pemadam Kebakaran Media pemadam kebakaran: Gunakan bahan yang paling sesuai untuk memadamkan api. Semprotan air, bahan kimia kering, karbon dioksida, busa yang sesuai serbuk (4,6), busa alkohol atau busa polimer. (9) Bahaya kebakaran/ledakan : Dapat meledak ketika dipanaskan dengan klorin(4) Prosedur
pemadam
kebakaran:
Gunakan
pelindung
pernapasan
(NIOSH/MSHA) dan pakaian pelindung SCBA untuk mencegah kontak dengan kulit dan pakaian. (4,11)
13. Manajemen Tumpahan Tumpahan/kebocoran: Serap tumpahan dengan bahan yang inert, kemudian bahan ditempatkan dalam wadah yang sesuai untuk pembuangan. (4). Tumpahan sedikit: Segera bersihkan tumpahan. Cegah penyebaran ke lingkungan (9). Tumpahan yang banyak: tutup saluran udara yang terkontaminasi, alirkan air dari pompa, serap residu dengan absorben yang inert, sapu dengan menggunakan plastik atau aluminium shovel, dan letakkan pada wadah tertutup untuk di daur ulang atau dibuang (4,9)
14.
Daftar Pustaka 1. http://www.sigmaaldrich.com/catalog/ProductDetail.do?D7=0&N5=SEAR CH_CONCAT_PNO|BRAND_KEY&N4=D2270|SIAL&N25=0&QS=ON&F =SPEC (diunduh November 2011) 2. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927152 (diunduh November 2011) 3. http://msds.chem.ox.ac.uk/DI/dibutyl_phthalate.html (diunduh November 2011) 4. http://www.sciencestuff.com/msds/C1672.html (diunduh November 2011) 5. http://en.wikipedia.org/wiki/Dibutyl_phthalate (diunduh November 2011) 6. http://www.rocketmotorparts.com/pdfs/dibutyl_phthalate_msds.pdf (diunduh November 2011) 7. http://www.valetimegroup.com/wp-content/uploads/2008/09/dbp-safetymsds.pdf (diunduh November 2011) 8. http://fscimage.fishersci.com/msds/00530.htm (diunduh November 2011) 9. http://megaloid.ca/MSDS/Dibutyl%20Phthalate.pdf (diunduh November 2011) 10. http://www.petrocheme.com/MSDS/Plasticers/Di%20Butyl%20Phthalate.p df (diunduh November 2011) 11. http://www.chemcas.com/msds112/cas/3201/84-74-2.asp (diunduh November 2011)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2011 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------