PLOT
1
DIBAWAH TEGAKKAN TREMBESI Sore selepas hujan, terdiam cokelat yang berteduh di bawah pohon, merenungi hamparan luas alam yang ditemani bias sinar matahari senja, melukis langit menjadi orange dengan hasil bias yang indah dan membuat terpesona untuk setiap orang yang melihatnya. laki-laki tua berjalan sempoyongan tampak dari kejauhan dengan memanggul kayu bakar dikedua pundaknya, menyusuri jalan setapak di tengah-tengah sawah padi yang nampak sudah menguning menandakan bulan Desember ini akan panen raya, burung-burung pipit mulai terbang dari sawah padi, menandakan waktu sudah menunjukan sore hari, alam memberikan petunjuknya untuk dipecahkan oleh manusia, dengan memberikan tandatanda dan gejala dari setiap benda yang dapat dilihat dan diamati oleh manusia untuk selalu dipecahkan dan memberikan pelajaran untuk bersikap dalam teka-teki kehidupan. Cokelat mencoba mencari jawaban atas tekateki kehidupan pada alam dan luasnya hutan yang terhampar, karena bagi dia, alam memberikan begitu pengaruh pada sebagian besar bumi ini, dapat dilihat global warming, alam rusak dampaknya global, cokelat pun berkaca terhadap hal itu, alam
memberikan efek terhadap kehidupan untuk kemudian kita pelajari sebagai manusia, kebiasan itu terus berulang setiap hari selama tiga minggu berturut-turut, membiarkan diri merenung di pohon yang memiliki fungsi sebagai penopang tanah, agar tidak mudah longsor karena akarnya yang besar, terus merenung yang dilakukan cokelat hanya mengamati burung dan kalong yang akan pulang ke sarangya untuk melindungi anak-anaknya dimalam hari. Matahari senja dengan segala keindahanya menghiasi bumi bagian barat perlahan berpudar warna orangenya menandakan hari berganti waktu, meninggalkan kehangatan yang tidak lama berseling dingin, cokelat pun beranjak pulang bersama kawanan kalong yang jumlahnya banyak, menghiasi kampung Carpul disenja hari, surau-surau dipenuhi dengan anak-anak yang akan mengaji dan sinar lampu tempel dari rumah-rumah warga pun berkilauan,menandakan hari telah menjelang malam dengan keadaan kampung mulai sunyi, mulai memasuki rumah mereka masing-masing dan cokelat pun hari ini mendapatkan pelajaran yang pertama dia pun berkata " inilah titik awal niatku berpetualang! titik plot pertamaku adalah dibawah tegakkan trembesi.
JUDGE JUNGLE
PLOT
2
ANAK PRIBUMI Kampung Carang Pulang saat ini sedang ramai-ramainya dipenuhi ibu-ibu yang sedang menyiapkan makanan untuk upacara panen raya padi, anak-anaknya berlalu lalang, bukan untuk membantu melainkan hanya menambah gaduh suasana, kaum bapak mempersiapkan lahan untuk acara besok, acara puji-pujian sebelum panen padi. Cokelat yang baru menginjak usia bujang sudah menjadi kebiasaan setiap kali panen, ia hanya menunggu makanan yang sengaja dibagikan ke warga, ia bersama rimba,piak,bebek(nama panggilanya) dan cimong selalu menyusun strategi untuk mendapat makanan paling banyak. Bebek,piak,rimba,cimong dan cokelat mereka berempat adalah penduduk asli kampung Carpul, lahir dan tinggal di Carpul, bujang-bujang inilah yang mempunyai kebiasaan seperti anak alam sebutan untuk anak yang menghabiskan waktunya di alam maupun hutan.Bermain,berburu burung, membuat jebakkan ikan di sungai dan berenang adalah hal yang biasa mereka lakukan, semua dilakukan semenjak masih usia kecil, kini mereka menginjak remaja yang mana telah berpisah lama dan kini mereka mulai bersatu kembali, akan tetapi
hanyalah tinggal rimba saja yang masih tetap tinggal di kampung Carpul, kampung hutan alam begitu julukan kampung itu, rimba sempat mengecap pendidikan yang cukup tinggi, ia sudah menyelesaikan studinya di perguruan tinggi di Bogor dengan mayor kehutanan sesuai minat yang ia inginkan seperti saat waktu kecil, namun, temanteman yang lain seperti piak,bebek dan cimong mereka memutuskan untuk bekerja, piak kerja di perusahan, bebek menjadi staf pengajar disalah satu kampus di Bogor dan cimong kerja menjadi karyawan disalah satu instansi. Mereka bertiga meneruskan studi hanya sampai Sekolah Menengah Atas, seperti dengan cokelat, namun cokelat memutuskan untuk tidak bekerja dahulu, ia ingin mengabdikan dan tetap belajar tapi dengan alam, rimba yang tahu akan hal itu segera mencari cokelat kerumahnya untuk bertukar pikiran dan mengobrolkan banyak hal tentang hutan, dan rimba pun berkeinginan untuk mengabdikan diri ke alam, menjelajahi untuk mendapatkan pembelajaran yang diberikan oleh alam dan hutan, semenjak itulah dua sahabat ini mulai menyusun rencana untuk bagaimana dapat menjelajahi hutan yang didalamnya lebih bahaya dari jalan raya, lebih sakral,aneh,angker,dan banyak teka-teki yang harus dipecahkan sebagai perumpamaan misteri hidup yang akan siap diungkap. Sungguh perjalanan ini akan menarik untuk dihadapi,menantang,penuh kejutan,tangguh,melunak
ditengah kesendirian dan kesunyian hutan, hari demi hari cokelat dan rimba memikirkan akan petualanganya mengembara kedalam hutan, mempersiapkan apapun alam memberikan tanda kepada kita sebagai petunjuk, inilah sebuah perjalanan menatapi kekuasaan sang pencipta, dengan cokelat yang memiliki skill hidup di hutan dari sejak kecil dan rimba dengan menggunakan disiplin ilmu yang ia dapat dibangku kuliah, inilah sebuah perjalanan dengan scient dan skill yang berpadu padan, akan membuat menarik untuk dilakukan. This is the journey!