BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Sebelum penelitian dilaksanakan, hasil belajar matematika siswa tentang operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan masih rendah, dari ke 28 siswa kelas IV SDN Kepundung nilai yang dicapai baru 6 orang siswa atau 21,4 % yang tuntas, dan 22 orang siswa atau 78,6 % belum tuntas. Hasil belajar siswa yang demikian disebabkan oleh belum digunakannya model matematika Realistik dalam pembelajaran operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan, berdasarkan data kondisi awal hasil belajar matematika siswa tentang operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1 Hasil Belajar Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Kondisi Awal No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Uraian Nilai terendah Nilai tertinggi Jumlah Nilai Nilai Rata-rata Banyaknya siswa dengan nilai di atas 65 Persentase siswa dengan nilai di atas 65 Banyaknya siswa dengan nilai di bawah 65 Persentase siswa dengan nilai di bawah 65
Keterangan 45 75 1.572,5 58,21 6 21,4 22 78,6
Diagram 1 Diagram Balok Hasil Belajar Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Kondisi Awal 25 20 TIDAK TUNTAS Nilai < 65
15
10
TUNTAS Nilai 65 >
5 0 TIDAK TUNTAS TUNTAS
17
18
4.2 Deskripsi Hasil Siklus 1 Siklus I, peneliti sudah menggunakan model matematika Realistik dalam pembelajaran operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan. Model matematika Realistik memungkinkan siswa lebih memahami operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan, karena dalam model matematika Realistik siswa dapat memanipulasi hal-hal yang abstrak menjadi konkrit. Pecahan adalah hal yang abstrak dengan menggunakan model matematika Realistik dapat diujudkan dalam bentuk konkrit menggunakan bentuk-bentuk pecahan yang bisa diamati dan dihitung lebih nyata. Dengan bantuan teman kolaborator peneliti/guru melaksanakan pembelajaran operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan menggunakan model matematika Realistik sehingga siswa lebih mudah memahami pembelajaran dari guru. Dengan digunakannya model matematika Realistik pada Siklus I, maka hasil belajar matematika siswa tentang operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan menjadi lebih baik dari kondisi awal. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada paparan berikut. Hasilnya 23 orang siswa atau 82,1 % tuntas dan 5 orang siswa atau 17,9 % tidak tuntas, dengan nilai rata-rata 65,33 dan KKM yang ditetapkan 65 (enam puluh lima). Berdasarkan data Siklus I hasil belajar matematika siswa tentang operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2 Hasil Belajar Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Kondisi Siklus I No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Uraian Nilai terendah Nilai tertinggi Jumlah Nilai Nilai Rata-rata Banyaknya siswa dengan nilai di atas 65 Persentase siswa dengan nilai di atas 65 Banyaknya siswa dengan nilai di bawah 65 Persentase siswa dengan nilai di bawah 65
Keterangan 55 75 1.840,6 65,33 23 82,1 5 17,9
19
Diagram 2 Diagram Balok Hasil Belajar Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Siklus I 25 20 TIDAK TUNTAS Nilai < 65
15 10
TUNTAS Nilai 65>
5 0 TIDAK TUNTAS TUNTAS
Reflecting melaksanakan refleksi terhadap hasil pengamatan tindakan. Refleksi adalah membandingkan hasil belajar siswa yang dilakukan pada tiap siklus. Pada siklus 1 yang dibandingkan adalah hasil belajar siswa kondisi awal dibandingkan dengan hasil belajar Siklus I. Tabel 3 Hasil Refleksi Siklus I No
1
Uraian
Tindakan
Kondisi Awal Belum menggunakan model matematika Realistik
Siklus 1 Sudah menggunakan model matematika Realistik secara klasikal.
Deskriptif komparatif : Hasil belajar matematika siswa tentang operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan kondisi awal, dari ke 28 siswa kelas IV SDN Kepundung nilai yang dicapai baru 6 orang siswa atau 21,4 % yang tuntas, dan 22 orang siswa atau 78,6 % belum tuntas. Nilai rata-rata 58,21 dan KKM yang ditetapkan 65. Siklus I hasilnya dari 28 orang siswa 23 orang siswa atau 82,1 % tuntas dan 5 orang siswa atau 17,9 % tidak tuntas, dengan nilai rata-rata 65,33 dan KKM yang ditetapkan 65.
20
Refleksi : Jumlah siswa yang tuntas meningkat dari 6 menjadi 23. Persentase ketuntasan meningkat dari dari 21,4 % menjadi 82,1 %. Rata-rata nilai meningkat dari 58,21 menjadi 65,33. 4.3 Deskripsi Hasil Siklus 2 Siklus II, peneliti sudah menggunakan model matematika Realistik secara individual dalam pembelajaran operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan. Model matematika Realistik secara individual memungkinkan siswa lebih memahami operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan daripada yang dilakukan secara klasikal, dalam model matematika Realistik siswa dapat memanipulasi hal-hal yang abstrak menjadi konkrit. Dengan digunakannya model matematika Realistik secara individual pada Siklus II, maka hasil belajar matematika siswa tentang operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan menjadi lebih baik lagi dari Siklus I. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada paparan berikut. Hasilnya dari 28 orang siswa semuanya atau 100 % tuntas, dengan nilai rata-rata 70,60 dan KKM yang ditetapkan 65 (enam puluh lima). Berdasarkan data Siklus II hasil belajar matematika siswa tentang operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4 Hasil Belajar Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Siklus II No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Uraian Nilai terendah Nilai tertinggi Jumlah Nilai Nilai Rata-rata Banyaknya siswa dengan nilai di atas 65 Persentase siswa dengan nilai di atas 65 Banyaknya siswa dengan nilai di bawah 65 Persentase siswa dengan nilai di bawah 65
Keterangan 65,00 85,00 1.986,9 70,60 28 100 0
21
Diagram 2 Diagram Balok Hasil Belajar Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Siklus II 30 25 20 15
TIDAK TUNTAS Nilai < 65
10
TUNTAS Nilai 65>
5 0 TIDAK TUNTAS TUNTAS
Reflecting melaksanakan refleksi terhadap hasil pengamatan tindakan. Refleksi adalah membandingkan hasil belajar siswa yang dilakukan pada tiap siklus. Pada Siklus II yang dibandingkan adalah hasil belajar siswa Siklus I dibandingkan dengan hasil belajar Siklus II. Tabel 5 Hasil Refleksi Siklus II No
1
Uraian
Tindakan
Kondisi Awal Sudah menggunakan model matematika Realistik secara klasikal
Siklus 1 Sudah menggunakan model matematika Realistik secara individual.
Deskriptif komparatif : Hasil belajar matematika siswa tentang operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan Siklus I, dari ke 28 siswa kelas IV SDN Kepundung nilai yang dicapai 23 orang siswa atau 82,1 % yang tuntas, dan 5 orang siswa atau 17,9 % belum tuntas. Nilai rata-rata 65,33 dan KKM yang ditetapkan 65.
22
Siklus II hasilnya dari 28 orang siswa semua siswa atau 100 % tuntas, dengan nilai rata-rata 70,60 dan KKM yang ditetapkan 65. Refleksi : Jumlah siswa yang tuntas meningkat dari 23 menjadi 28. Persentase ketuntasan meningkat dari dari 82,1 % menjadi 100 %. Rata-rata nilai meningkat dari 65,33 menjadi 70,60. 4.4 Pembahasan 4.4.1
Pelaksanaan Tindakan Kondisi awal peneliti belum menggunakan model matematika Realistik, sehingga hasil belajar matematika siswa tentang operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan masih rendah. Pada siklus 1 peneliti sudah menggunakan model matematika realistik secara klasikal, sehingga hasil belajar matematika siswa tentang operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan meningkat dari kondisi awal rendah ke siklus 1 menjadi agak tinggi. Pada siklus 2 peneliti sudah menggunakan model matematika realistik secara individual, sehingga hasil belajar matematika siswa tentang operasi hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan meningkat dari siklus 1 agak tinggi ke siklus 2 menjadi tinggi.
4.4.2
Perbandingan Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II Pembelajaran yang dilakukan selama penelitian berlangsung terdapat peningkatan-peningkatan kearah perbaikan, lebih jelas tentang peningkatanpeningkatan ketuntasan belajar siswa dari Kondisi Awal sampai Siklus II dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.
23
Tabel 5 Data Tingkat Ketuntasan Masing-masing Kondisi Banyak Siswa
Jml.
Kondisi
Persentase
siswa
Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
Belum Tuntas
Awal
28
6
22
21,4
78,6
Siklus I
28
23
5
82,1
17,9
Siklus II
28
28
-
100
-
Berdasarkan Tabel 5 di atas dapat dijelaskan bahwa masing-masing Kondisi sudah terdapat peningkatan hasil belajar siswa. Pada Kondisi Awal jumlah siswa yang tuntas 6 orang, pada Siklus I meningkat menjadi 23 orang, dan pada Siklus II semua siswa atau 28 orang sudah tuntas. Diagram 4.4 Diagram Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan 30 KONDISI AWAL 25
TUNTAS 6 TIDAK TUNTAS 22
20
SIKLUS I
15
TUNTAS 23
10
TIDAK TUNTAS 5 SIKLUS II
5
TUNTAS 28 0 TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TIDAK TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS
TIDAK TUNTAS 0