Bilangan Informasi Dasar untuk Pemula Kitab ini diberi nama “Bilangan” karena adanya sensus yang bisa anda lihat di dalam pasal 1 sampai pasal 4 dan kemudian di dalam pasal 26 dan 27. Ini adalah sensus yang ditujukan kepada umat Allah. Saat mereka meninggalkan Gunung Sinai mereka disensus, untuk menghitung umat Allah. Pelajaran yang sangat penting di sini adalah bahwa Allah sangat menghargai iman dan Ia menghukum ketidakpercayaan, akar dari dosa. Bilangan mengajarkan bahwa ketikdakpercayaan berarti kita tidak meyakini Firman Allah. Ini dicontohkan dengan apa yang terjadi di dalam Bilangan pasal 13 dan 14. Mereka meninggalkan Gunung Sinai dan diberi janji akan masuk ke tanah perjanjian. Mereka sudah sampai di tepinya dan sudah bisa melihatnya. Mereka mengutus orang untuk memata-matai tanah itu. Mereka kembali dan sebagian besar mereka mengatakan, “Kami tidak mau pergi.” Kami tidak yakin bahwa Allah akan memberikan tanah itu kepada kami. Mereka terlalu kuat. Mereka terlalu besar. Mereka terlalu perkasa. Kami tidak percaya bahwa kami bisa melakukannya. Akibatnya adalah mereka sudah sangat mendekat ke Tanah Perjanjian namun karena ketidakpercayaan mereka, mereka kembali dan kehilangan kesempatan. Satu generasi kehilangan kesempatan karena ketidakpercayaan dan tidak mengimani Firman Allah. Inilah inti dari dosa, akar dosa. Nasehat Praktis untuk Belajar Di sepanjang kitab ini anda akan melihat enam kegagalan utama dari umat Allah di antara sensus yang memang dilakukan saat itu. Anda akan melihat mereka bersungut-sungut berulangkali (Bilangan 10:11-12:16); memberontak di Kadesy-Barnea, perkemahan dimana mereka bisa memandang ke Tanah Perjanjian (Bilangan 13:1-14:45); mereka juga ikut serta dalam pemberontakan Korah (Bilangan 15:1-19:22). Musa tidak taat kepada Allah (Bilangan 20:1-29) dan mengalami hukuman atas dosanya sendiri. Musa tidak diperkenankan masuk ke Tanah Perjanjian. Lalu ada lagi sungut-sungut di dalam pasal 21:1-35. Ini bagian yang sangat menarik di dalam Kitab Suci. Kisahnya adalah mengenai ular tembaga dan bagaimana Allah membawa keselamatan dengan cara yang sangat tidak bisa kepada umat-Nya. Lalu ada juga perzinahan dan kebobrokan moral di salam pasal 25:1-18. Anda bisa melihat kegagalan umat Allah berulangkali. Sangat menarik ketika anda bisa melihat gambaran ringkas dari kitab Bilangan untuk melihat geografi, jangka waktu, dan harga yang harus dibayar karena ketidakpercayaan. Kita sering bertanya mengenai informasi ini, “Apakah pentingnya hal itu dan mengapa mereka ada di sana dan sampai berapa lama?” Kita akan melihat hal itu dijelaskan. Ada beberapa tempat kunci untuk mengenal geografinya. Anda sudah melihat mereka ada di Gunung Sinai dalam Bilangan 1:1-10:10. Mereka ada dalam perjalanan ke Kadesy Barnea di Bilangan 10:11-13:25. Mereka berkemah di sana dalam Bilangan 13:26-20:21. Lalu mereka berbalik dan kembali ke Moab dalam Bilangan 20:22-35. Mereka berkemah di Moab dalam Bilangan 22:1-36:13. Itulah lokasi geografis umat Allah. Ketika anda melihat geografi itu di dalam peta, anda akan melihat jalur itu sebagai sebuah lingkaran.
Lalu anda bisa melihat jangka waktunya. Pasal 1-10 berlangsung selama sekitar dua puluh hari. Pasal 11-14 berlangsung selama tujuh puluh hari. Pasal 15-20 berlangsung selama tiga puluh delapan tahun – sebuah generasi kehilangan kesempatan. Akhirnya, pasal 21-36 berlangsung selama lima bulan. Mereka mengembara sebagai bayaran atas ketidakpercayaan mereka. Tetapi Allah setia meski umat-Nya mengalami kegagalan. Ia masih memimpin mereka. Ia tidak membawa mereka kembali. Mereka berkata, “Mari kita kembali ke Mesir.” Tetapi Allah tidak membawa mereka kembali ke Mesir. Ia setia. Ia mau menggenapkan tujuan-Nya kepada generasi selanjutnya. Ulangan Informasi Dasar untuk Pemula Setelah kitab Bilangan selesai, kita siap masuk ke Tanah Perjanjian. Kita mendapatkan “Hukum Taurat kedua,” yang pada dasarnya menegaskan kembali Hukum Taurat kepada generasi yang baru dalam persiapan mereka memasuki Tanah Perjanjian. Jadi ini juga menjadi semacam pengulangan kepada perjanjian saat mereka menyiapkan diri masuk ke Tanah Perjanjian. Ini bukan sebuah perjanjian yang baru. Perjanjian itu sendiri sudah diadakan pada masa Keluaran. Di dalam Imamat kita melihat segala aturan berkaitan dengan perjanjian itu: hukumnya, kehidupan ritual, kehidupan kebenaran, dan ritual korban. Di dalam Bilangan mereka mengembara dan kehilangan kesempatan sehingga perlu ada suatu pembaharuan—sebuah pengulangan tentang apa sebenarnya hakekat dari perjanjian yang ada. Beberapa yang kita lihat di sini sebenarnya sudah pernah kita lihat sebelumnya. Allah menunjukkannya kembali kepada umat-Nya. Nasehat Praktis untuk Belajar Dalam kitab Ulangan kita melihat bagaimana Hukum Taurat diterapkan kepada seluruh umat Allah. Di dalam Imamat kita melihat bagaimana Hukum Taurat itu diterapkan dalam kehidupan kaum Lewi, para pemimpin agama. Dalam kitab Ulangan berbicara mengenai umat Allah mempersiapkan diri untuk memasuki Tanah Perjanjian, dan Hukum Taurat diterapkan bagi mereka semua. Saat anda mempelajarinya, sangat baik kalau anda menghafalkan Shema yang ada; mungkin anda sudah mengetahui hal itu. Ulangan 6:4-5 mengatakan, “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.” Ini adalah bagian kunci di dalam Perjanjian Lama bagi umat Allah. Di dalamnya terdapat tiga kebenaran besar. Pertama, ada satu Allah, yang membedakan mereka dengan bangsa-bangsa yang akan mereka hadapi selanjutnya yang bersifat politheistik, bangsa penyembah berhala. Yang kedua, ada satu Firman. Firman ini menjadi cara bagi seseorang untuk bisa mengenal Allah. Kemudian, ada satu kasih, yang diulangi paling tidak 20 kali. Kita sungguh-sungguh melihat semuanya itu dibukakan. Ini bukan berarti bahwa sebelumnya tidak ada kasih Allah yang memang menjadi tema utama dari keseluruhan Perjanjian Lama. Namun, hal itu sungguh-sungguh mulai dibukakan dengan jelas di dalam Kitab Ulangan.
Saat mereka berkumpul bersama mentaati perjanjian, perhatikan kesukaan mereka menantikan tanah itu dan komitmen mereka kepada perjanjian itu. Semuanya berubah. Yang ada sekarang adalah sebuah generasi yang baru. Tantangan yang ada di depan mata adalah tantangan yang baru. Anda juga melihat ada seorang pemimpin yang baru: Yosua. Ini sesuatu yang sangat baru bagi umat Allah, karena sebelumnya Musa yang memimpin mereka. Sekarang, ada pemimpin baru dan cobaan baru yang harus mereka hadapi. Baca kitab Ulangan dengan seksama. Ini adalah kitab yang paling sering dikutip di dalam Alkitab. Dari sana dikutip 356 kali, 190 di antaranya di dalam Perjanjian Baru saja. Kalau anda mau memahami Alkitab, sangat baik anda memahami Ulangan. Ini adalah sumber mata air dari theology Perjanjian Lama. Ia memberikan kepada kita gambaran yang akan membukakan keseluruhan sisa sejarah umat Allah saat Ia berinteraksi dengan mereka. Kalau kita mau melihat sungai dari wahyu Allah di dalam Perjanjian Lama, maka kuncinya adalah dengan memahami Ulangan. 12 Kitab Selanjutnya yang berisi Sejarah Kelima kitab yang pertama dikenal sebagai Pentateukh, atau Hukum Taurat. Kitabkitab Pentateukh—Kejadiam Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan—adalah gambaran tentang umat Allah sejak jaman penciptaan sampai kepada perbatasan Tanah Perjanjian. Selanjutnya kita masuk ke dalam sejarah dan masuk ke Tanah Perjanjian. Ini akan membawa kita dari kitab Yosua sampai kepada kitab Ester. Kitab-kitab selanjutnya bisa dibagi dalam 3 kategori. Yang akan anda lihat di dalam masing-masing 3 kategori ini adalah bahwa dalam beberapa kitab akan ada gambaran kronologis dan kitab terakhir dari masing-masing kategori akan menjadi semacam sorotan untuk menjelaskan apa yang baru saja dijelaskan di dalam sejarah. Sebagai contoh, Yosua dan Hakim-Hakim melanjutnya kisahnya. Ruth tidak menambahkan informasi kronologis tetapi memberikan kepada kita sorotan tentang apa yang terjadi pada masa Hakim-Hakim. Kategori yang pertama adalah “masa pra-monarkhi sebelum para raja.” Ini adalah kelanjutan dari kisah yang ditemukan di dalam Yosua dan Hakim-Hakim. Kategori yang kedua adalah “monarkhi.” Di sini anda bisa melihat 6 kitab dan 3 kitab ganda. Yang saya maksudkan adalah 1 dan 2 Samuel, 1 dan 2 Raja-Raja, serta 1 dan 2 Tawarikh. Samuel dan Raja-Raja meneruskan kisah sejarah yang hampir selalu berdasarkan kronologinya. Ketika anda melihat Tawarikh, anda tidak mendapatkan informasi berdasarkan urutan kronologinya. Kitab-kitab Tawarikh itu menyoroti kehidupan Daud sebagai Raja Yehuda. Kategori ketiga adalah “post monarkhi.” Ketiga kitab terakhir menjelaskan tentang masa setelah Raja-Raja dan setelah bangsa Israel serta Yehuda dihancurkan. Kisahnya berlanjut sampai kepada Ezra dan Nehemia; dan Ester memberikan sorotan tentang sesuatu yang terjadi pada masa Ezra – kemungkinan di sekitar Ezra pasal 6 atau 7. Kita tidak bisa mengetahuinya dengan pasti. Ketika anda melihat kitab-kitab Tawarikh, jangan mengharapkan adanya urutan informasi yang kronologis. Ketika anda membaca Ester, jangan berusaha untuk menghubungkannya dengan kejadian yang dituliskan di dalam kitab Nehemia. Kedua belas kitab itu memang sebagian besar bersifat kronologis, tetapi di masingmasih tiga bagian kategori itu anda akan menemukan satu kitab terakhir sebagai
sorotan peristiwa. berkaitan.
Ini akan menolong kita memahami bagaimana semuanya
Bagian kategori pertama yaitu pre-monarkhi adalah Yosua, Hakim-Hakim dan Rut. Yosua Informasi Dasar untuk Pemula Nama Yosua secara literal berarti “Tuhan akan menyelamatkan.” Di dalam bahasa Yunani, nama itu setara dengan Yesus. Bukankah ini penggambaran yang luar biasa: Yosua membawa bangsanya ke Tanah Perjanjian. “Tuhan akan menyelamatkan” – yang sama dilakukan oleh Yesus di dalam kehidupan kita. Jugam umat Allah mengklaim warisan yang dijanjikan oleh Allah kepada mereka di dalam ayat kunci Yosua 21:23-45. Allah akan menggenapi Firman-Nya. Dari semua pergumulan yang kita lihat di dalam kitab Bilangan dan Ulangan, ada kelepasan di dalam Yosua saat mereka sungguh-sungguh masuk ke Tanah Perjanjian. Mereka melihat Allah memang setia kepada Firman-Nya. Ia tidak meninggalkan kita. Ia tidakakan gagal memenuhi janji-Nya. Ia akan selalu membuatnya jadi. Allah setia kepada Firman-Nya. Nasehat Praktis untuk Belajar Ini adalah kitab yang akan sangat baik dibaca sambil menyiapkan peta di dekat anda untuk melihat perjalanan menuju ke Tanah Perjanjian itu. Sangat baik untu melihat geografi yang ada dan menyelidiki bagaiman semuanya saling berhubungan. Pertama-tama, mereka menyeberang. Mereka menyeberangi sungai ke Tanah Perjanjian (Yosua 1:1, 5:12). Yang kedua, mereka mengambil. Sekali mereka masuk, mereka langsung mengambil Tanah itu (Yosua 5:13, 12:24). Pasal 5 ayat 13 memulai kisah tentang Yosua dan peperangan di Yerikho. Dari pasal 5 ayat 13 sampai ke pasal 12, mereka mengambil tanag itu. Kemudian, mereka membaginya. Setelah mereka mengambil tanah itu, mereka membaginya kepada seluruh dua belas suku Israel (Yosua 13-21). Akhirnya, mereka melayani. Di beberapa pasal terakhir (Yosua 22-24) mereka melayani. Menyeberang, mengambi, membagi dan melayani, dan anda melihat Yosua tampil di depan orang banyak itu dan berkata, “pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!” (Yosua 24:15). Anda akan melihat keadaan bangsa itu, tanah sudah dibagikan kepada mereka, dan saatnya bagi mereka untuk berjalan dengan Tuhan, melayani Tuhan dan tidak berbalik lagi. Ia sudah memberikan tanah itu kepada mereka, mereka sudah mengambil dan membagibaginya, dan saatnya bagi mereka melayani Dia. Sayangnya bukan itu yang terjadi. Hakim-Hakim Anda membaca kitab Hakim-Hakim dan anda akan melihat sebuah gambaran yang sama sekali berbeda dengan apa yang dikatakan bangsa itu di dalam Yosua pasal 24.
Informasi Dasar untuk Pemula Ada beberapa tokoh kunci. Allah memakai para Hakim yang pada dasarnya adalah para pemimpin militer. Ketika anda berpikir tentang Hakim-Hakim, jangan membayangkan tentang seseorang yang memakai jubah hitam dengan palu di tangan. Kita tidak membicarakan orang-orang yang demikian di dalam kitab Hakim-Hakim. Mereka adalah para pemimpin militer yang membebaskan umat-Nya dari hukuman atas dosa mereka. Tema kunci kitab ini adalah bahwa ketika umat Allah tidak taat kepada-Nya, akibatnya selalu berupa hukuman. Ketidaktaatan membawa penghukuman. Ayat kunci ada di dalam Hakim-Hakim 17:6, “setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.” Apakah anda melihat betapa jauhnya mereka sudah beralih dari janji yang mereka ucapkan dalam kitab Yosua pasal 24? Dalam waktu yang singkat mereka sudah berubah dari mengatakan “Kami akan melayani Tuhan,” kepada perkataan “Kami akan melakukan apa yang benar menurut pandangan kami sendiri.” Pasal kuncinya adalah pasal 2. Ini merupakan versi miniatur dari keseluruhan kitab. Di dalam kitab Hakim-Hakin inilah segalanya mulai menjadi kabur. Kita memiliki pemahaman yang jelas tentang mereka mulai dari Ulangan sampai kepada Yosua. Lalu anda membaca kitab Hakim-Hakim dan mulai bertanya, “Apa yang sedang terjadi?” Perhatikan Hakim-Hakim pasal 2. Saya hanya ingin agar anda melihat suatu gambaran dari ketidaktaatan mereka dan bagaimana Allah memakai para Hakim untuk membebaskan bangsa itu dari ketidaktaatan mereka. Mari kita perhatikan ayat 16 sampai 19. Maka TUHAN membangkitkan hakim-hakim, yang menyelamatkan mereka dari tangan perampok itu. Tetapi juga para hakim itu tidak mereka hiraukan, karena mereka berzinah dengan mengikuti allah lain dan sujud menyembah kepadanya. Mereka segera menyimpang dari jalan yang ditempuh oleh nenek moyangnya yang mendengarkan perintah TUHAN; mereka melakukan yang tidak patut. Setiap kali apabila TUHAN membangkitkan seorang hakim bagi mereka, maka TUHAN menyertai hakim itu dan menyelamatkan mereka dari tangan musuh mereka selama hakim itu hidup; sebab TUHAN berbelas kasihan mendengar rintihan mereka karena orang-orang yang mendesak dan menindas mereka. Tetapi apabila hakim itu mati, kembalilah mereka berlaku jahat, lebih jahat dari nenek moyang mereka, dengan mengikuti allah lain, beribadah kepadanya dan sujud menyembah kepadanya; dalam hal apa pun mereka tidak berhenti dengan perbuatan dan kelakuan mereka yang tegar itu. Keadaan terus memburuk. Para Hakim muncul, Allah menyelamatkan, dan kemudian mereka jatuh semakin dalam lagi. Ketidaktaatan mengakibatkan penghukuman. Nasehat Praktis untuk Belajar Perhatikan peristiwa yang terjadi di antara masa penindasan dengan masa pembebasan. Bagian awal dari kitab dan bagian akhirnya hampir terasa seperti cermin. Kegagalan mereka untuk menaklukan tanah itu dan kegagalan mereka untuk mentaati Hukum Taurat disoroti dengan jelas di bagian awal dan di bagian akhir kitab. Di tengah-tengahnya, delapan kali disebutkan mengenai bagaimana mereka bolak-balik dari keadaan penindasan dan keselamatan. Mereka tidak taat kepada Allah dan kemudian mereka jatuh ke dalam penindasan. Allah menyelamatkan mereka tetapi mereka jatuh kembali ke dalam penindasan. Yang terjadi hanya bolak-balik
saja, dalam delapan kali di waktu yang berbeda mulai dari pasal 3 sampai pasal 16. Yang nampak sangat jelas hanyalah lingkaran ketidaktaatan dan kemenangan yang terjadi selama delapan kali. Titik akhir dari sebuah lingkaran merupakan titik awal untuk lingkaran selanjutnya. Kita lihat ada kegagalan untuk menaklukan tanah itu (Hakim-Hakim 1:1-2:9); kegagalan untuk mentaati Hukum Taurat (Hakim-Hakim 2:9-3:6); kegagalan untuk menaklukan tanah itu (Hakim-Hakim 17-18); kegagalan untuk mentaati Hukum Taurat (Hakim-Hakim 19-21). Yang senantiasa terjadi adalah mereka kambuh lagi dan jatuh ke dalam dosa. Mereka tidak taat kepada Allah. Kejahatan mereka itu mengakibatkan kehancuran dan mereka mengalami penghukuman Allah. Mereka bertobat dan dipulihkan. Di sepanjang kitab itu anda akan melihat bagaimana kejahatan mereka kambuh lagi, dihancurkan, bertobat dan dipulihkan, dan Allah membawa mereka kepada kedamaian. Bisakah anda melihat keadaan diri anda sendiri dalam hubungannya dengan keadaan mereka yang dituliskan di dalam kitab Hakim-Hakim? Bisakah anda melihat bahwa hal yang sama masih juga terjadi di dalam hati kita dua ribu tahun kemudian? Perhatikan kemerosotan yang tejadi secara bertahap dari bangsa Israel di dalam kitab Hakim-Hakim. Kemerosotan itu yang kemudian menjadi penyebab dari apa yang terjadi di dalam 1 dan 2 Samuel. Rut Informasi Dasar untuk Pemula
Rut secara harafiah berarti “persahabatan,” dan kitab ini adalah salah satu kitab yang menyoroti keadaan pada masanya. Kitab ini adalah sebuah kisah cinta. Tujuan umum dari kitab ini adalah untuk melayak jalur kerajaan dari raja Daud yang kemudian sampai kepada raja Yesus. Ini memberikan kepada kita sebuah penjelasan; suatu jalur silsilah sampai kepada Yesus di dalam Matius pasal 1 menyebutkan juga mengenai keberadaan Rut. Boas adalah pusat dari kisah cinta ini. Ia adalah seorang penebus-saudara, tokoh yang sangat terhormat. Untuk bisa membawa Rut masuk ke dalam lingkaran keluarganya, ia membayar harga penebusannya, harga untuk membeli agar Rut menjadi anggota keluarganya. Ia adalah saudara yang terdekat, dan ia memiliki hak untuk melakukannya, dan ia memang bisa melakukannya, dan karena itu ia membayar harga yang dibutuhkan untuk memasukan Rut ke dalam keluarganya.
Nasehat Praktis untuk Belajar Perhatikan dengan baik transisi di dalam kehidupan Naomi. Beberapa kali Naomi memang terpinggirkan dari perhatian utama karena kita sangat terbawa untuk memperhatikan apa yang terjadi di antara Rut dengan Boas, tetapi Naomi tetaplah seorang tokoh di kitab ini dan transisi yang terjadi di dalam kehidupannya adalah demikian: dari kehampaan kepada kepenuhan di dalam pasal 1; dari keputusasaan kepada pengharapan di dalam pasal 2 dan 3; dan dari tidak memiliki keturunan menjadi seorang yang memiliki warisan di dalam pasal 4. Apa yang terjadi kepada Boas dan Rut membuat Naomi masuk dalam lingkaran penerima warisan. Bahkan di masa-masa kehidupan yang gelap dari umat Allah, Ia memancarkan sinar perjanjian-Nya.
Ingat bahwa hal ini terjadi pada masa Yosua dan Hakim-Hakim. Anda sedang ada di masa kemerosotan bangsa Israel. Di dalam Hakim-Hakim anda melihat ada pergumulan yang terjadi dan kemudian pergumulan itu disoroti secara khusus. Itu yang kita temukan dalam kitab Rut. Kitab ini menyoroti keadaan yang terjadi. Jangan melewatkan satu pokok yang sangat penting. Rut pasal 2 ayat 13 berkaitan dengan Kejadian pasal 12 ayat 1-3, dan Rut pasal 4 ayat 14 berkaitan dengan Matius pasal 1 ayat 1-7 (khususnya ayat 5). Artinya adalah bahwa Rut, yang adalah seorang wanita Moab dan bukan bagian dari bangsa Israel, sudah dibawa masuk menjadi bagian dari keluarga Allah. Ini sudah dikatakan kepada Abraham di dalam Kejadian 12 bahwa melalui bangsa Israel maka semua bangsa di dunia akan mendapatkan berkat. Sekarang yang kita lihat di sini adalah seseorang yang berasal dari luar bangsa Israel dibawa masuk dan ini sebuah kebenaran yang sangat luar biasa. Luar biasa dalam arti implikasi yang kemudian akan terjadi dan sangat mempengaruhi keseluruhan kejadian di masa Perjanjian Lama. Tetapi pasal 4 ayat 14 berbicara mengenai bagaiman Rut sekarang ada di dalam jalur yang akan membuatnya berada dalam jalur sang Raja itu. Ketika anda membuka Matius pasal 1 anda akan melihat daftarnya. Untuk suatu alasan yang sangat ajaib Allah memutuskan untuk memberikan anugerah yang sudah ditunjukkan-Nya kepada Rut dan kemudian menempatkan namanya tepat di tengah-tengah jalur silsilah yang mengarah kepada Yesus Kristus, dan melalui jalur silsilah ini akan datang Pribadi yang akan membawa keselamatan. Yosua, Hakim-Hakim dan Rut saling berkaitan dan menghasilkan sebuah gambaran yang sangat indah. Sekarang anda memasuki masa pemerintahan monarkhi. Apa yang mendasari munculnya pemerintahan monarkhi itu? 1 dan 2 Samuel Informasi Dasar untuk Pemula
Jangka waktunya adalah dari kelahiran Samuel (1100 sM) sampai kepada akhir pemerintahan raja Daud (970 sM). Anda melihat ada Samuel dan Daud serta di tengah-tengahnya anda juga melihat ada Saul. Anda melihat peristiwa di dalam kehidupan Samuel sampai kepada masa akhir pemerintahan raja Daud. Gambaran tema utamanya adalah mengenai raja. 1 Samuel menuliskan mengenai peralihan dari theokrasi kepada monarkhi. Di dalam kitab Hakim-Hakim, Allah adalah Raja bagi bangsa itu. Ia memimpin bangsa-Nya, dan mengangkat HakimHakim. Lalu ketika kita sampai kepada awal kitab 1 Samuel, kita lihat bangsa itu berkata, ‘Kami ingin memiliki raja dari antara kami sendiri. Kami ingin memiliki raja sebagaimana bangsa-bangsa lain.’ Dan mereka memiliki alasan yang sangat banyak dibalik permintaan mereka. Mereka menolak Allah dan mengatakan, ‘Kami ingin memiliki seorang raja supaya kami bisa memiliki kuasa seperti bangsa-bangsa lain.’ Kemudian mereka mengangkat Saul dan mengatakan, ‘Ia akan menjadi raja atas kami.’ Di sinilah kita melihat adanya transisi dari theokrasi (melayani Allah) di dalam kitab Hakim-Hakim kepada sebuah monarkhi yang mulai muncul dengan keberadaan Saul. 2 Samuel pada umumnya berfokus kepada Daud. Ada tiga tokoh kunci: Samuel yang adalah hakim terakhir yang diangkat oleh Allah dan yang mengurapi dua raja Israel yang pertama (1 Samuel 1-7). Saul adalah yang pertama (1 Samuel 8-15). Daud adalah yang kedua dan merupakan raja yang paling penting bagi bangsa itu (1 Samuel 16-24).
Ayat kuncinya adalah 1 Samuel 15:22, “memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.” Yang kita lihat dibukakan di dalam kitab ini adalah bahwa Firman Allah itu satusatunya dasar untuk ketaatan dan iman. Nasehat Praktis untuk Belajar Selalu perhatikan bagaimana raja di Israel sebenarnya dituntut untuk setia kepada perjanjian. Ini sebuah kebenaran yang besar karena Saul tidak setia kepada perjanjian di dalam 1 Samuel pasal 15 dan itu menjadi kajatuhannya. Adalah kesetiaan Daud kepada perjanjian di dalam 2 Samuel 7 yang menjadi puncak dari dinyatakannya perjanjian itu. Ada sebuah bagian yang luar biasa di dalam 2 Samuel pasal 7 dimana Allah menetapkan perjanjian-Nya dengan Daud, yang disebut perjanjian Daud (Davidic covenant) yang sangat penting di sepanjang Perjanjian Lama. Perhatikan juga transisi di antara 1 Samuel dengan 2 Samuel. Kita berbicara mengenai transisi dari theokrasi kepada monarkhi. Monarkhi ini adalah transisi dari suatu harapan yang sangat lazim akan adanya seorang raja kepada keinginan untuk adanya raja yang setia kepada Tuhan dan diurapi secara khusus oleh Allah. Daud bukan seseorang yang secara manusia bisa diharapkan untuk menjadi pemimpin bangsa Israel. Kita juga melihat ada transisi dari keadaan dimana tadinya tidak ada suatu tempat sebagai pusat kehadiran nama Allah, tetapi kemudian muncul suatu pusat yang baru di Yerusalem. Daud membawa Tabut itu kembali ke Yerusalem. Ingat bahwa kita pernah berbicara mengenai kekurangan besar yang ada di dalam diri beberapa orang, dan tanpa secara langsung menunjuk kepada Daud, tetapi bahkan sebagai seorang raja yang dikasihi Allah, kehidupan Daud menunjukkan perlunya ada seorang raja yang akan datang di dalam kekudusan dan kesetiaan yang penuh kepada Tuhan. Jangan melewatkan kenyataan ini. Keberhasilan Daud sebagai raja dituliskan di satu pasal (pasal 8). Dosa Daud sebagai raja dan akibat dari dosa itu dijelaskan di dalam lebih dari sebelas pasal (pasal 10-20). Jangan hanya membaca kitab 1 dan 2 Samuel untuk mencari kisah tentang Daud melawan Goliat dan kemudian berbicara mengenai bagaimana kita seharusnya menjadi seperti Daud, yang berperang melawan raksasa-raksasa di dalam kehidupan kita. Kalau hanya itu yang kita lakukan maka kita kehilangan gambaran yang ditonjolkan di dalam kitab 1 Samuel ini. Gambaran yang ditonjolkan adalah mengenai seorang kekasih Allah, yang memiliki kelemahan-kelemahan yang besar, dan kita melihat akibat dari dosa-dosa yang membuat kita melihat perlunya ada seorang raja yang sempurna. 1 dan 2 Raja-Raja Informasi Dasar untuk Pemula 1 dan 2 Raja-Raja menulis tentang lebih dari seratus tahun dari sejarah bangsa Israel (970-560 sM). Secara kronologis kita masih bergerak maju. Kronologi ini dibagi dalam empat segmen, yang masing-masing diakhiri dengan sebuah malapetaka – empat malapetaka besar. Perpecahan dari kedua belas suku (970-931 sM).
Pembunuhan oleh Yehu atas semua anak-anak raja pewaris tahta Daud kecuali satu orang saja yang selamat (931-841 sM). Kejatuhan kerajaan Israel ke tangan Asyur (841-722 sM). Kejatuhan Yehuda ke tangan Babel (722-586 sM). Dua tema besar nampak di dalam semua malapetaka itu. Pertama, penolakan Israel sebagai umat Allah—Israel menolak Allah. Mereka mengatakan, ‘Kami tidak mau mengikuti Engkau.’ Mereka tidak mau taat kepada Allah. Ini adalah kemerosotan bertahap yang sudah mulai kita lihat sejak di dalam kitab Hakim-Hakim. Penurunan itu semakin cepat terjadi ketika Kerajaan terbagi menjadi dua yaitu Israel dan Yehuda. Tema yang kedua adalah munculnya nabi-nabi yang memberitakan Firman Allah. Seorang raja ada untuk menjadi pemeran penting di dalam perjanjian Allah. Inilah gambaran yang kita lihat di dalam diri Daud, namun, kemudian para raja mengalami kegagalan yang sangat parah. Sebagai akibatnya, para nabi bangkit dan mulai berbicara karena para raja sudah tidak lagi taat kepada Allah.
Nasehat Praktis untuk Belajar Sepintas Struktur kitab: kita melihat Kerajaan Bersatu di dalam 1 Raja-Raja 111. Kisah mengenai Kerajaan yang Terbagi ada di dalam 1 Raja-Raja 12 – 2 RajaRaja 17. Kerajaan yang Tertawan di dalam 2 Raja-Raja 18-25 adalah saat Israel dan Yehuda ditaklukan, ditundukkan dan dibuang. Kedua kitab menulis mengenai 39 raja; tiga pasal pertama mengenai Saul, Daud dan Salomo – dan sesudah itu 36 raja yang lainnya. Ini adalah kisah mengenai raja demi raja yang ada.
Kesetiaan kepada perjanjian menjadi ukuran keberhasilan atau kejatuhan seorang raja. Ada 19 raja kerajaan utara. Di Kerajaan Utara itu, dari 19 orang raja yang ada, yang mengikuti Tuhan ada ‘0.’ Tidak disebutkan mengenai satu rajapun yang mengikuti Tuhan, dan sebagai akibatnya anda akan melihat ada orang-orang seperti Yesaya yang dibangkitkan untuk berbicara bagi Allah ketika seluruh kerajaan itu melawan Allah. Dari kerajaa selatan, ada 20 raja, dan 8 di antaranya adalah raja yang takut akan Tuhan. Nama mereka didaftarkan di sini supaya ketika anda mempelajari kitab 1 dan 2 Raja-Raja anda akan mengenal siapa saja raja yang mengikut Tuhan (Asa, Yosafat, Yoas, Amazia, Uzia, Yotam, Hiskia dan Yosia). Saat raja tidak setia, Allah senantiasa membangkitkan nabi-nabi seperti Elia dan Elisa untuk menggenapkan rencana-Nya. Kita akan berbicara mengenai para nabi dalam pertemuan selanjutnya.
1 dan 2 Tawarikh Informasi Dasar untuk Pemula Ingat 1 dan 2 Tawarikh adalah kitab yang menyoroti apa yang terjadi saat itu dan merupakan kitab yang terakhir di dalam Alkitab berbahasa Ibrani. Pengaturan kitab-kitab dalam Alkitab dalam bahasa Inggris dan Indonesia berbeda dengan pengaturan di dalam Alkitab bahasa Ibrani. 1 dan 2 Tawarikh menjadi kitab-kitab
terakhir di dalam Alkitab berbahasa Ibrani dan kemungkinan keduanya dituliskan oleh Ezra. Perhatikan dengan seksama dan hati-hati di sini. Kita akan melihat kitab yang menyoroti keadaan saat itu. Kitab ini ditulis lebih dari kacamata kerajaan rohani. Ia secara khusus memfokuskan diri kepada sisi-sisi baik dari Daud dan Salomo. Kitab ini berfokus kepada hal-hal baik yang terjadi. Juga, kitab ini menunjukkan berkat Allah kepada raja-raja Yehuda yang taat kepada-Nya. Kita tidak melihat sisi negatif dari Daud dan Salomo dan berbagai ketidaktaatan. Yang kita lihat adalah raja-raja yang taat. Dan yang terakhir, kitab ini memberikan semacam gambaran yang ideal mengenai kerajaan Allah. Ingat bahwa ketika anda melihat 1 dan 2 Tawarikh, anda tidak sedang melihat sebuah sejarah yang baru. Yang anda lihat adalah sorotan tentang apa yang terjadi sebelumnya. Ini adalah sebuah gambaran yang ideral, dan ketika anda membacanya anda akan melihat, bahwa fokus utamanya adalah tentang Bait Suci dan penyembahan bangsa Israel.
Nasehat Praktis untuk Belajar Mengingat penjelasan di atas, pertanyaan yang kemudian diajukan adalah ‘mengapa’? Mengapa penulis kitab 1 dan 2 Tawarikh, Ezra atau siapapun juga, memberikan perspektif yang demikian tentang kerajaan-kerajaan di masa itu dan berbicara mengenai Daud dan Salomo sebagai raja-raja yang taat? Anda harus memahami perspektif dari sang penulis. Ia sedang berusaha untuk memulihkan kerajaan itu. Dan kitab ini menjelaskan sejarah perkembangan kerajaan itu dengan sangat cepat. Kedua kitab itu memberikan gambaran kepada kita tentang sejarah dari monarkhi yang masih menyatu dan kemudian juga mengenai monarkhi yang sudah terbagi, tetapi ditulis pada masa setelah pembuangan dan kembalinya bangsa itu ke Yerusalem. Yang terjadi adalah ada seseorang seperti Ezra, atau siapapun yang menuliskan kitab ini, yang dibawa keluar dari Israel, lalu mereka kembali, dan berusaha untuk memulihkan kerajaan yang sudah dilenyapkan sama sekali. Kalau anda mau menulis sebuah kitab, suatu sejarah tentang Allah dan para raja untuk menguatkan rakyat agar membangun kembali Bait Allah dan taat kepada Allah, anda tidak akan menjelaskan kepada mereka tentang semua kekeliruan yang pernah terjadi. Yang akan anda jelaskan adalah gambaran tentang kemuliaan dari orang-orang yang mengikuti Allah dengan setia dan mengapa Bait Allah itu begitu penting. Inilah sebabnya kita mendapatkan penekanan ini. Nuansa kitab ini adalah seperti baru saja dibuang selama 70 tahun dan kemudian kembali lagi. Kalau saya, saya juga akan mengkhotbahkan apa yang saya rasa akan memberikan motivasi kepada kita untuk bergabung kembali dan memulihkan kembali keadaan seperti sebelum pembuangan, dalam hal ini, Bait Allah dan kota Yerusalem. Ada tiga bagian di dalam ktab ini. Pertama, ada silsilah-silsilah (1 Tawarikh 1-9). Jangan terlalu lama menggali bagian ini. Anda bisa membacanya dengan cepat. Bagian yang kedua adalah mengenai monarkhi yang bersatu (1 Tawarikh 10 – 2 Tawarikh 9), dan yang ketiga adalah monarkhi yang terbagi dan secara khusus mengenai Yehuda ( 2 Tawarikh 10-36). Perhatikan penekanan kepada kebaikan Allah ketika kehadiran Allah dibaharui di Israel. Ada perayaan yang besar ketika tabut perjanjian dibawa ke Yerusalem (1
Tawarikh 16:34), ketika tabut itu sampai di Bait Allah (2 Tawarikh 5:13), dan ketika Bait Allah dikuduskan (2 Tawarikh 7:3). Kitab-kitab sejarah yang sudah kita bahas adalah 1 dan 2 Samuel, 1 dan 2 RajaRaja, serta 1 dan 2 Tawarikh. Di tengah-tengah semuanya itu, anda melihat ada pembangunan Bait Allah dan yang kita baru lihat tadi adalah Ezra menjelaskan mengenai pembangunan kembali Bait Allah, jadi ia memberikan gambaran yang lain tentang Bait Allah di dalam 1 dan 2 Tawarikh. Ada tiga kitab sejarah yang lainnya Ezra - Nehemia Informasi Dasar untuk Pemula Ezra dan Nehemia dikelompokkan bersama karena keduanya adalah satu kitab di dalam Alkitab bahasa Ibrani. Keduanya berbicara mengenai satu kisah besar dalam tiga sisi. Sisi yang pertama adalah kembalinya sisa bangsa itu ke Yerusalem. Mereka semua adalah orang-orang yang ikut dalam pembuangan. Kalau anda bisa membayangkan bahwa bangsa kita dihancurkan – bayangkan bahwa kita adalah bangsa Israel – kita dikalahkan dan dipisahkan dari keluarga kita. Sahabat-sahabat kita terceraiberai dan kita dibawa paksa ke tanah asing. Misalnya mereka membawa kita ke California. Lalu kita semua berada di California. Anda memandang ke sekeliling dan semuanya berbeda. Orang-orang di sekitar anda berbicara dalam bahasa asing. Orang-orang yang ada di sekitar anda sama sekali berbeda dengan anda. Anda menjadi budak di California. Anda tidak mau menjadi budak di California, tetapi itulah yang terjadi kepada anda. Anda kemudian akan mulai menyadari keadaan anda dan kemudian mengatakan, “Kita perlu berkumpul lagi.” Itulah yang terjadi pada masa Ezra dan Nehemia. Dalam kasus mereka, sisa bangsa itu bisa kembali ke Yerusalem. Sisi kedua adalah pembangunan kembali Bait Allah. Allah membawa umat-Nya kembali ke Yerusalem dan Bait Allah dibangun kembali. Sisi yang ketiga adalah pembangunan kembali tembok kota. Mereka membangun kembali Bait Allah, tempat yang menjadi pusat penyembahan, dan membangun kembali tembok kita itu. Kitab Wzra berbicara mengenai pembangunan kembali Bait Allah dan kitab Nehemia berbicara mengenai pembangunan kembali tembok kota. Penulis kitab itu kemungkinan besar adalah Ezra dan Nehemia. "Ezra" berarti "penolong" dan "Nehemia" berarti "Allah menghiburkan." Mereka adalah orang-orang yang sungguh-sungguh muncul di pentas sejarah untuk orangorang yang sedang terlula untuk membawa pertolongan dan penghiburan. Kedaulatan Allah bekerja untuk memelihara umat-Nya bagi kemuliaan-Nya. Jangan melewatkan kebenaran ini. Di dalam kitab ini ada pernyataan mengenai keseluruhan batu karang kedaulatan Allah yang datang kembali. Ia tidak akan membiarkan umat-Nya hidup tanpa pengharapan. Ia tidak akan membiarkan umat-Nya sendirian. Ia sudah membawa mereka kembali sebagaimana yang sudah dijanjikanNya melalaui para nabi. Nasehat Praktis untuk Belajar
Struktur singkat dari kitab Ezra dan adalah suatu keseimbangan yang bergerak di antara hal-hal yang bersifat kenegaraan dan yang bersifat kerohanian. Kita melihat di sana penjelasan tentang pemulihan negara (Ezra 1-6) dan pemulihan rohani (Ezra pasal 7-10). Bagian awal dari kitab Nehemia berbicara mengenai pembangunan fisik tembok kota (Nehemia 1-6) dan yang bagian yang kedua pada dasarnya berbicara mengenai kebangunan rohani (Nehemia 7-13). Allah baru saja membaharui umat-Nya, pembaharuan secara fisik dan rohani berjalan bersama-sama saat mereka membangun fisik tembok kota dan sekaligus mengadakan pertobatan dari dosa. Ezra 10 dan Nehemia 9-10 menunjukkan gambaran mengenai umat Allah yang sedang memperbaharui perjanjian yang ada. Ini adalah salah satu tema yang kita lihat muncul berulangkali di dalam Alkitab. Nehemia pasal 9 dan 10 adalah sebuah ibadah doa raya dan pengakuan dosa, dimana mereka memperbaharui perjanjian mereka. Nehemia pasal 8-10 adalah sebuah puncak pembahasan dimana di dalamnya tertulis kisah mengenai pembaharuan perjanjian. Kekudusan dan ketaatan kepada Firman adalah inti dari perjanjian. Sekarang kita masuk ke kitab Ester, salah satu kitab penyorot, yaitu kitab yang menyoroti keadaan pada masa itu.
Ester Informasi Dasar untuk Pemula Ester memberikan kepada kita gambaran mengenai peristiwa-peristiwa yang kemungkinan besar terjadi pada masa Ezra. Kita sudah melihat bagaimana masingmasing kitab yang memberikan sorotan bagi setiap bagian itu dipakai untuk menguatkan umat Allah di tengah-tengah pergumulan yang sedang mereka alami. Ester berfungsi demikian. Peristiwa-peristiwanya terjadi sebelum atau pada masa Ezra. Pemeliharaan Allah sangat nyata meskipun nama-Nya tidak pernah disebutkan. Anda tidak akan menemukan nama Allah dituliskan di dalam kitab Ester. Beberapa orang bahkan memperdebatkan apakah kitab ini bisa dimasukkan ke dalam kanon atau tidak. Yang sangat menarik adalah bahwa anda bisa melihat Allah bekerja di speanjang kitab ini, namun nama-Nya tidak pernah disebutkan. Ada empat tokoh utama. Raja Persia Ahasyweros (disebutkan namanya 29 kali), Haman (disebutkan namanya 48 kali), Mordekhai (disebutkan namanya 54 kali) dan Ester (disebutkan namanya 48 kali). Bangsa Israel ada di bawah ancaman pemusnahan di bawah raja Persia. Bangsa Israel diselamatkan oleh pemeliharaan Allah dari kebinasaan mereka. Nasehat Praktis untuk Belajar Meskipun nama Allah tidak disebutkan tetapi ada beberapa nasehat praktis. Saat anda membaca melalui kitab Ester, cobalah cari bukti yang nyata dari pemeliharaan Allah. Pemeliharaan berarti kedaulatan-Nya, pengendalian-Nya, bagaimana Ia memelihara. Perhatikan bukti akan hal itu berulangkali.
Ester dipilih untuk dibawa ke istana raja dan Mordekhai menemukan persekongkolan untuk membunuh raja. Hal itu nampak seperti sebuah kebetulan saja. Lalu sudah dibuang undi untuk membinasakan bangsa Yahudi. Raja menyambut Ester setelah mengabaikannya selama satu bulan dan sanga peduli akan keadaannya. Hal-hal itu tidak masuk akal bisa terjadi tanpa ada pemeliharaan Allah atas umat-Nya. Hal itu juga yang sering kita lihat di dalam kehidupan kita ketika kita menengok ke belakang dan melihat hal-hal yang sudah terjadi yang sebenarnya tidak mungkin terjadi, tetapi semua itu sudah terjadi dan membuat anda ada sebagaimana keberadaan anda sekarang. Inilah yang kita lihat di dalam kitab Ester. Dan yang bisa kita katakan hanyalah, ‘Ya Allah, terpujilah Engkau yang mengatur semuanya itu.’ Bandingkan Ester dengan Amsal. Ada beberapa paralel yang sangat menarik. Bandingkan 3:7 dengan Amsal 16:33. Juga, bandingkan Ester 5:9-14 dengan Amsal 16:18. Perhatikan Ester 7:10 dengan Amsal 11:8, serta Ester 5:1-4 dengan Amsal 21:2. Pahami pengaruh dari orang-orang saleh di antara orang-orang yang terhilang. Itu adalah salah satu pertanyaan yang perlu kita ajukan ketika membaca kitab Ester. Bagaimana pengaruh dari kehidupan yang kita lalui di dalam kehidupan orang-orang yang masih terhilang? Ini adalah sebuah gambaran yang sangat menarik. Inilah keseluruhan sejarah umat Allah. Itu berarti bahwa semua yang kita lihat di dalam semua kitab yang lain di dalam Perjanjian Lama memberikan kepada kita pemahaman yang lebih mendalam tentang apa yang baru saja kita lihat di sini. Pada titik ini, Kejadian sampai Ester, kita sudah selesai dengan kronologi di dalam Alkitab. Yang akan kita lihat nanti mungkin masih akan menyebutkan tanggal dan masa tetapi semua itu hanyalah menunjuk kembali kepada kitab-kitab sejarah yang baru kita bahas. Kitab-kitab yang menjadi penyorot menolong kita menunjukkan sisi-sisi yang berbeda di dalam sejarah.
TULISAN UMAT ALLAH Tulisan Umat Allah, yang juga dikenal sebagai literatur syair dan hikmat tercakup di dalam sebagian besar dari isi lima kitab ini, yaitu Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung. Kebanyakan di antara mereka dituliskan dalam syair Ibrani. Mereka diletakkan di bagian akhir Alkitab bahasa Ibrani setelah 1 dan 2 Tawarikh. Kelima kitab itu merupakan response manusia terhadap perkataan dan karya Allah yang ditemukan di dalam Hukum Taurat dan Kitab Para Nabi. Saya suka melihat kibat-kitab itu sebagai tulisan dari level sendiri kita tentang karya Allah di antara umat-Nya. Kitab-kitab itu memberikan kepada kita gambaran mengenai response kita kepada Allah di tengah-tengah semua yang terjadi. Saat anda melihat sejarah umat Allah, bagaimana kita beresponse? Mazmur adalah contoh yang luar biasa. Ayub adalah persepektif seorang manusia yang melalui penderitaan yang sangat dalam di tengah-tengah semua penggambaran yang luar biasa mengenai response manusia ini. Perkataan Ilahi jarang terdengar. Di dalam kitab-kitab ini anda kana melihat para penulisnya berbicara sebagai manusia kepada Allah, dan bukan sebaliknya. Di dalam kitab Para Nabi kita melihat yang sebaliknya. Allah berbicara kepada
manusia melalui para nabi. Di sini manusia berbicara kepada Allah – response manusia kepada Allah. Dan perkataan Ilahi jarang terdengar. Tema utamanya mungkin yang disimpulkan di dalam Amsal 1:7, “Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan.” Ayub Informasi Dasar untuk Pemula Kita tidak mengetahui secara pasti siapa sebenarnya penulis kita Ayub, atau kapan penulisannya. Sangat mungkin bahwa kitab ini dituliskan pada masa bapabaoa bangsa Israel : Abraham, Ishak, dan Yakub, dan secara kronologis kitab ini bisa cocok dimasukkan ke dalam kerangka waktu itu. Ayub adalah nama seseorang yang sungguh-sungguh ada di dalam sejarah (Yehezkiel 14:14-20; Yakobus 5:11). Sekali lagi, kitab ini bukanlah sebuah fabel atau kisah fiksi saja. Apa yang dituliskan memang sungguh-sungguh terjadi. Pertantaan yang diajukan oleh Ayub di sepanjang kitab ini adalah, “Bagaimana dan mengapa orang-orang benar menderita?” Ayub adalah orang yang paling benar dari antara semua orang yang ada. Bagaimana ia menderita dan mengapa ia menderita? Pertanyaan-pertanyaan ini anda lihat selalu muncul di sepanjang kitab. Allah sepenuhnya berdaulat di dalam karya-Nya di antara umat-Nya dan itulah inti pelajaran yang diangkat. Ia tidak akan pernah mengijinkan apapun terjadi kepada umat-Nya yang tidak membawa kebaikan bagi umat-Nya dan kemuliaan bagi-Nya. Jangan melupakan kebenaran ini. Kemuliaan Allah dan kebaikan manusia akan bekerja bersama-sama, dan hal itu menjadikan munculnya ketegangan yang sangat menyulitkan di dalam kehidupan Ayub.
Nasehat Praktis untuk Belajar Ini adalah sebuah kitab ketimuran, maksud saya, kitab ini dipenuhi dengan pemikiran dan ekspresi dari orang-orang Timur. Kita perlu mengingat bahwa pemikiran penulis kitab ini bukanlah pemikiran Barat. Mereka berpikir dengan cara yang berbeda. Kita perlu mengingat hal ini, khususnya saat kita melihat Ayub berinteraksi dengan orang-orang yang disebut sebagai sahabat-sahabatnya. Kitab ini adalah sebuah kitab syair, karena itu isinya sangat banyak bersifat syair Ibrani. Dan akhirnya juha bisa dikatakan bahwa kitab ini merupakan sebuah kitab yang sulit. Penderitaan di dunia dimana Allah berdaulat – ini bukan sebuah topik yang sederhana untuk dibahas. Tidak mudah dipahami pada jaman dahulu, dan tidak mudah juga untuk dipahami di jaman sekarang. Bagaimana anda bisa menjelaskan tentang adanya penderitaan di suatu dunia dimana Allah yang berkuasa di dalamnya? Pada awalnya, prolog kitab (Ayub 1:1-2:13) membeberkan peristiwanya. Dan kemudian anda bisa melihat syair (Ayub 2:14-42:6) terbagi ke dalam tiga dialog (Ayub 4-27). Di tengah-tengah kitab Ayub pasal 28, ada pertanyaan yang sangat penting yang mengikat keseluruhan tujuan penulisan kitab ini, “Dimana hikmat dapat diperoleh?” Di sini kita melihat hubungan yang praktis antara hikmat yang
berasal dari Allah dengan penderitaan. Apakah kita menjadi lebih berhikmat karena keberhasilan atau karena kegagalan kita? Dimana kita paling banyak mendapatkan hikmat? Dimana kita memperdalam hikmat? Tentu saja jawabannya bukan pada keberhasilan kita tetapi di dalam kepedihan kita. Di sinilah hikmat sungguh-sungguh menjadi kenyataan dan mulai menumbuhkan akarnya. Inilah yang kita lihat dibukakan di dalam kitab Ayub. Yang terakhir, ada monolog yang terjadi (Ayub 29-41) dan epilog (Ayub 41:7-17). Ketika anda membaca kitab Ayub, jangan mencoba mencari jawaban atas pertanyaanpertanyaan itu. Jangan berusaha untuk menjawab pertanyaan, “Bagaimana dan mengapa orang-orang benar menderita?” Jangan berusaha juga untuk menemukan jawaban atas pertanyaan, “Kalau Allah itu baik, mengapa ada banyak kejahatan di dunia ini?” Kalau ada kitab dimana Allah memiliki kesempatan untuk menjawab semua pertanyaan itu, kitab itu adalah kitab Ayub. Di sini kita melihat Ayub menengadah dan bertanya, “Mengapa ini terjadi?” Sangat mudah bagi Allah untuk mengatakan, “Ini penyebabnya.” Tetapi Ia tidak melakukan hal itu. Apa yang dilakukan Allah? Ia menanyakan 40-an pertanyaan kepada Ayub untuk menyatakan karakter-Nya. Ia mengatakan, “engkau bisa percaya kepada-Ku.” Bukan jawaban yang mudah, tetapi engkau bisa percaya kepada-Ku. “Percayalah kepada-Ku,” adalah kebenaran yang ditonjolkan di dalam kitab Ayub. Jangan mencoba mencari jawabannya secara mudah. Ada beberapa implikasi yang muncul. Yang pertama, hanya Allah saja yang berdaulat penuh. Jangan lupa Ayub pasal 1 dan 2. Iblis tidak berdaulat. Iblis tidak bebas melakukan apapun yang diinginkannya di dunia ini. Iblis hanya bisa melakukan apa yang diijinkan Allah baginya di dalam pemeliharaan Allah atas umat-Nya. Ini kabar baik. Iblis tidak berdaulat. Hanya Allah yang berdaulat. Yang kedua, penderitaan adalah hak istimewa yang diberikan Allah kepada anakanak-Nya. Ini sebuah pernyataan yang perlu sungguh-sungguh kita resapi. Penderitaan adalah hak istimewa yang diberikan Allah kepada anak-anak-Nya. Inilah yang kita lihat dibukakan di dalam kitab Ayub. Yang ketiga, Allah dimuliakan ketika orang-orang kudus yang menderita memuliakan Dia. Perhatikan kitab Wahyu ddimana anda bisa melihat bagaimana orang-orang yang menjadi martir berkumpul di sekeliling tahta Allah menyanyikan pujian selama-lamanya. Allah ditinggikan ketika orang-orang kudus yang menderita menyembah Dia. Allah dimuliakan di Sudan ketika jutaan orang-orang percaya mati di tengah-tengah penderitaan, dan Kekristenan bertumbuh berlipat ganda karena mereka menyembah Allah di tengah penderitaan mereka. Inilah berita kitab Ayub.
Mazmur Informasi Dasar untuk Pemula "Mazmur" berarti "syair yang dinyanyikan dengan diiringi alat musik.” Ini pada dasarnya adalah lagu hymne bagi bangsa Yahudi. Isinya memang dibuat supaya dinyanyikan. Ini bukan sekedar syair yang akan dimasukkan ke dalam buku puisi. Isi kitab ini adalah lagu. Anda keluar dari kitab Ayub dengan nyanyian di bibir anda. Mazmur dituliskan oleh banyak penulis dari masa monarkhi awal sampai masa setelah pembuangan. Daud menuliskan banyak Mazmur, tetapi ia tidak menulis
seluruh isi kitab Mazmur. Ada beberapa penulis yang lain, Asaf, bani Korah juga termasuk penulisnya. Mazmur dituliskan di sepanjang sejarah umat Allah. Di beberapa Mazmur kita bisa melihat di bagian sejarah mana yang berkaitan dengan syairnya, sedangkan di beberapa bagian lain kita sama sekali tidak tahu. Tetapi sangat luar biasa untuk bisa melihat gambaran tentang apa yang terjadi di dalam sejarah bangsa Israel ketika sebuah lagu dituliskan. Daud sudah “mengacau” dalam kehidupannya, dan karena itu di dalam Mazmur 51 ia menuliskan, “Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh.” Ini hanya salah satu contoh dari apa yang bisa anda temukan. Tuhan adalah raja yang berdaulat atas alam semesta dan atas bangsa-bangsa. Penulis mengekspresikan keyakinannya dan memuji Tuhan atas kebesaran dan kebaikan-Nya. Itu yang ditekankan berulang kali. “Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di antara segala suku bangsa” (Mazmur 96). Nasehat Praktis untuk Belajar Ada lima pembagian, masing-masing ditutup dengan sebuah doksologi dan masingmasing menunjukkan bagian-bagian yang berbeda dari sejarah Israel. Sebagai contoh, pada saat anda sampai ke pasal 3, hanya ada satu nyanyian Daud. Jadi Mazmur-Mazmur itu menunjukkan apa yang ada dalam sejarah. Kitab 1 adalah Mazmur 1-41. Kitab 2 adalah Mazmur 42-72. Kitab 3 adalah Mazmur 73-89. Kitab 4 adalah Mazmur 90-106. Kitab 5 adalah Mazmur 107-150. Ada jenis-jenis Masmur yang berbeda, tetapi jenis yang paling utama adalah Mazmur pujian pribadi dan ratapan pribadi. Mazkur-mazmur itu adalah pujian dan ratapan yang bersifat pribadi atas hal-hal yang sulit. Anda bisa melihat salah satu bagian Mazmur dan kemudian membaca. “Ya Allah, mengapa hal ini terjadi. Ya Allah, hajarlah dia.” Anda mulai melihat ratapan ini dan kemudian anda bisa sungguh-sungguh melihat hati penulisnya terbawa di dalam lagu-lagu tulisannya. Ketika membacanya, kita juga ikut bergumul dengannya. Banyak dari Mazmur itu bersifat umum, bukan hanya dari satu orang saja, tetapi dinyanyikan oleh seluruh bangsa Israel. Anda bisa melihat juga Mazmur berupa pujian umum dan ratapan umum. Ada juga Mazmur hikmat dan Mazmur kerajaan. Anda melihat Juruselamat yang disalibkan di dalam Mazmur 22. Anda bisa melihat Kristus sebagai Gembala di dalam Mazmur 23. Coba hubungkan Mazmur-Mazmur itu dengan apa yang ada di dalam Perjanjian Baru. Anda melihat Kristus sebagai kurban di dalam Mazmur 40:68; dan juga sebagai batu penjuru di dalam Mazmur 118:2-3. Amsal Informasi Dasar untuk Pemula Ada 31 pasal di dalam kitab Amsal dan di dalam bahasa Ibrani, nama kitab iru berarti “perbandingan.” Salomo menuliskan sebagian besar isi kitab Amsal. Orang-orang seperti Hizkia juga mengambil bagian menuliskan beberapa Amsal, atau paling tidak mengumpulkan Amsal-Amsal itu. Bagian yang menjadi dasar sebenarnya adalah Amsal 1 sampai 7. Pasal-pasal itu memberikan gambaran tentang takut Akan TUHAN sebagai permulaan hikmat, dan
hikmat dianggap sangat mulia. untuk diberi hikmat.
Kita memerlukan himat.
Salomo pernah meminta
Tema-tema besar yang dibukakan adalah: “dapatkan hikmat dan tolak kebodohan,” dan “berjalan dalam kebenaran dan menghindari kejahatan.” Kontras-kontras yang demikian memang nampak sangat jelas di seluruh kitan – hikmat melawan kebodohan, kebenaran melawan kejahatan. Semua itu muncul berulangkali. Bahkan di dalam bentuk pasangan dan perbandingan, engkau melakukan ini karena hikmat, engkau melakukan ini karena kebodohan, engkau melakukan ini karena kebenaran dan engkau melakukan ini karena kejahatan. Ada peringatan yang diberikan secara terus menerus di dalam kitab ini. Nasehat Praktis untuk Belajar Banyak orang membaca satu pasal dari kitab Amsal setiap hari. Mentor saya di Sekolah Alkitab melakukannya. Ia membaca satu pasal setiap hari. Banyak orang melakukannya. Ringkasan Struktur: * Pengantar (Amsal 1:1-7) * Pendahuluan (Amsal 1:8-9:18) * Amsal Salomo I (Amsal 10:1-22:16) * Perkataan orang-orang Bijak I (Amsal 22:17-24:22) * Perkataan orang-orang Bijak II (Amsal 24:23-24) * Amsal Salomo II (Amsal 25:1-29:27) * Perkataan Agur (Amsal 30:1-33) * Perkataan Lemuel (Amsal 31:1-31) Sedikit pengingat, ada beberapa Amsal bersifat figuratif dan tidak semua bisa diterima secara harafiah. Amsal-amsal itu juga bersifat praktis, memberikan nasehat yang praktis. Juga, disana direfleksikan hikmat yang praktis. Amsalamsal itu juga mudah diingat dan inilah sebabnya mengapa isinya sangat penting. Kita agak kehilangan keindahan dari syair-syair Ibrani itu setelah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Beberapa hal bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sedangkan beberapa hal yang lainnya tidak. Kita memiliki beberapa pepatah seperti “sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit,” dan juga “hemat pangkal kaya.” Itu adalah pepatah-pepatah yang gampang diingat. Anda bisa dengan mudah mengingat, baik karena kesamaan sajaknya maupun karena memang sangat gampang untuk diingat. Demikian juga banyak hal begitu di dalam kitab Amsal. Satu-satunya masalah adalah ketika anda mengambilnya dari sastra Ibrani dan memakaikannya ke dalam bahasa Indonesia, anda tidak kehilangan kemudahan menghafalkannya. Bagaimana anda mengingat Amsal-Amsal itu? Ada berbagai teknik literatur. How do you remember them? There are a variety of literary techniques. Persamaan bunyi, kata-kata sindiran, keindahan syair, kiasan, metafora – semua teknik yang berbeda itu muncul di dalam kitab Amsal. Kitab Amsal bukan jaminan; kitab ini adalah petunjuk untuk menjalani kehidupan. Itu artinya bahwa pada dasarnya nasehat yang ada selalu baik, tetapi tidak lengkap. Amsal memang tidak dimaksudkan untuk secara lengkap mencakup seluruh segi kehidupan. Ada perbedaan antara sebuah Amsal dengan sebuah janji Allah.
Ini tidak berarti bahwa hal-hal itu tidak akan terjadi kalau kita memang mencari hikmat, tetapi harus dipahami perbedaan yang ada. Tujuan literatur hikmat adalah untuk menerapkan Firman di dalam kehidupan praktis, dan itulah yang kita lihat terjadi dalam kitab ini. Hukum Taurat yang diberikan kepada umat Allah tidak mencakup semua bidang dan karena itu apa yang kita lihat di dalam kitab Amsal dan juga bagian-bagian lain dari literatur hikmat merupakan aplikasi praktis akan Hukum Taurat dan hal-hal yang tidak dijelaskan di dalam Hukum Taurat tentang berbagai sisi kehidupan sehari-hari. Ini secara khusus menjadi penting bagi mereka yang belajar hikmat dan bagi para pemuda di masa itu. Banyak di antara Amsal itu memang dimaksud untuk dihafal dan diulangi oleh mereka yang masih muda karena banyak sekali pepatah di dalam kitab itu yang berkaitan dengan tekanan. Bahkan pada hari itu sudah banyak sekali tekanan kehidupan mulai dari mengenai lidah, uang, persahabatan, keluarga, bisnis dan kontrak. Di dalam Amsal, banyak juga yang berbicara mengenai seksualitas, hubungan laki-laki dengan perempuan, laki-laki yang terbujuk oleh perempuan yang jahat dan banyak hal juga mengenai memuliakan Allah dengan hikmat anda. Senantiasa disebutkan mengenai peringatan untuk terus waspada. Yang terakhir, jelas sekali bahwa Yesus adalah Hikmat Allah itu sendiri. (Lihat Amsal 8:22-31)
Pengkhotbah Informasi Dasar untuk Pemula Pengkhotbah dituliskan oleh “sang pengkhotbah.” Itulah yang dikatakan di bagian awal kitab ini. Kitab ini dituliskan oleh sang pengkhotbah yang kemungkinan adalah Salomo (Pengkhotbah 1:1-2, 12). Pertanyaan kunci yang ditanyakan oleh Pengkhotbah adalah, “Apakah hidup itu memang berarti?” Ini adalah sebuah kitab yang sangat menarik. “Sia-sia! Siasia!” Kata pengkhotbah. “Kesiaa-siaan di atas kesia-siaan. Segala sesuatu siasia.” Demikianlah kitab ini dimulai. Dan sayangnya, ini bukan hanya isi dari bagian pertama, tetapi juga isi bagian kedua, dan bagian ketiga kitab ini, seluruh bagian kitab. Ia mengutarakan mengenai kesia-siaan berulangkali, kita menjalani kehidupan kita dan kita mati lalu orang lain mewarisi kekayaan kita dan menghabiskannya. Ini pada dasarnya berita yang disampaikan Pengkhotbah. Ini memang sebuah kitab yang sangat menyedihkan. Beberapa kata kunci: manusia, berusaha, di bawah matahari, sia-sia, hikmat, dan kejahatan.
Informasi Dasar untuk Pemula Segala sesuatu sia-sia. Inilah yang terus menerus dikatakan oleh penulis kitab ini. Hal ini membuat kitab ini menjadi salah satu kitab yang sangat sulit dipahami di dalam Perjanjian Lama dan menjadi alasan bagi kita untuk mengatakan, “mengapa anda mau membacanya?” Tetapi perhatikan empat kenyataan yang ada di
balik “segala sesuatu sia-sia.” Kitab ini menunjukkan kepada kita bahwa Allah adalah kenyataan yang utama, Pencipta segala sesuatu. Ini berarti bahwa semua makna berasal dari Dia. Kalau anda berusaha menjalani kehidupan di luar Allah, kenyataan yang sejati itu, maka anda tidak akan menemukan makna apapun. Implikasi kitab ini bagi kaum atheis sangat luar biasa. Kitab ini juga sangat penting saat ini ketika kita mau membela iman kita dan sungguh-sungguh mau menunjukkan siapakah Allah kita – keindahan dan kasih karunia-Nya. Kitab ini juga menunjukkan bahwa jalan Allah tidaklah selalu bisa dipahami. Jalan-jalan itu tidak masuk akal. Jalan-jalan itu tidak bisa dimengerti. Kitab ini juga menunjukkan bahwa kehidupan tidak senantiasa mengalami kemajuan seperti yang diharapkan. Penulis berulangkali mengatakan, “orang benar tidak mendapatkan kebaikan sementara orang jahat beruntung.” Apa yang terjadi? Kehidupan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Akhirnya di dalam Pengkhotbah kita melihat bahwa kematian adalah penyetara yang paling utama. Ini pernyataan yang sangat mengejutkan, tetapi memang benar. Pada akhirnya, maut menimpa orang kaya dan orang miskin, orang bijak dan orang bodoh, dan kehidupan itu seperti uap. Itu berita dari kitab Pengkhotbah. Leh adalah seperti uap. Kehidupan itu singkat dan maut akan menimpa kita semua. Jangan lupa, Pengkhotbah adalah sebuah kitab tanpa akhir. Ingat konteks dari penulis. Salomo, sang pengkhotbah bijak membukakan semua wahyu ini tetapi merindukan sesuatu yang memiliki makna. Ia ingin mendapatkan lebih banyak. Puji Tuhan bahwa kita memiliki kesempatan untuk membaca kitab Pengkhotbah melalui kaca mata kebangkitan Yesus Kristus. Maut memang adalah penyetara yang paling utama sampai kemudian Kristus mengalahkan maut dan ia tidak dikalahkan oleh maut itu. Hal itu memberikan makna baru kepada apa yang dikatakan oleh Paulus di dalam 1 Korintus 15, ‘kalau kebangkitan memang tidak ada, maka ya, Kekristenan memang sia-sia.’ Inilah yang dibukakan di dalam kitab Pengkhotbah. Isi kitab ini sangat agung kalau kita memandangnya dalam terang Perjanjian Baru. Aplikasi praktis kitab ini adalah agar kita menikmati berkay Allah hari ini, takut akan Allah, dan taat kepada Firman Allah. Investasikan kehidupan anda kepada apa yang berarti. Ini kebenaran yang sangat berarti.
Kidung Agung Informasi Dasar untuk Pemula Ada kontras dari kepedihan di dalam kitab Pengkhotbah dengan kesukaan di dalam kitab Kidung Agung. “Kidung Agung” secara harafiah memang berarti “yang terindah dari segala kidung.” Memang ini adalah yang terindah dari segala kidung. Salomo disebut sudah menuliskan seribu lagu. Di antara semuanya inilah yang terindah dari semua lagu itu. Ini adalah saat dimana anda mendengarkan Secret Church bersama dengan pasangan anda. Ini adalah saat ketika Perjanjian Lama memberikan kepada anda sesuatu yang tidak pernah bisa diberikan oleh Hollyiwood dalam kencan anda. Seperti Ester, Kidung Agung juga tidak pernah menyebutkan nama Allah. Keduanya adalah kitab yang tidak menyebutkan nama Allah. Kidung Agung adalah kidung yang cukup sulit untuk diajarkan sebagai bahan pemahaman Alkitab dalam gereja rumah.
Saya tidak begitu berharap untuk menjawab pertanyaan yang diajukan dalam pertemuan itu. Tema kitab ini adalah kasih seksual antara laki-laki dengan perempuan. Informasi Dasar untuk Pemula Ada tiga tokoh utama. Yang pertama, ada sang wanita yang disebut di sini sebagai “kekasih” (peran utama). Kedua, sang pria yang juga sering disebut sebagai “kekasih.” Yang ketiga, anda melihat sahabat-sahabat sang wanita “puteri-puteri Yerusalem,” yang adalah “teman-teman.” Di sepanjang sejarah ada berbagai cara untuk menafsirkan kitab Kidung Agung. Ada tiga penafsiran tradisional. Yang pertama, tafsiran harafiah, yang melihat hal ini sebagai hubungan antara seorang laki-laki dengan seorang wanita. Yang kedua, penafsiran sejarah, yang percaya bahwa ini merupakan gambaran antara Allah dengan umat-Nya, Israel. Yang ketiga, penafsiran typical, yang mengatakan bahwa kitab ini merupakan gambaran antara Kristus dengan gereja-Nya. Banyak orang mengatakan bahwa hubungan pernikahan di dalam kitab Kidung Agung melambangkan hubungan antara Kristus dengan gereja-Nya. Ketika sampai kepada bagian penafsiran, kita akan mencoba menjelaskannya lebih lanjut lagi. Saya yakin sudah cukup jelas bahwa makna awal dari Kidung Agung adalah perayaan kasih seksual antara seorang laki-laki dengan seorang wanita. Anda bisa menarik kembali hubungannya dengan kitab Kejadian pasal 1 dan 2 dan anda akan menemukan gembaran yang sangat indah tentang apa sebenarnya maksud pernikahan sebagaimana yang dituliskan di dalam Kidung Agung. Ini gambaran yang sangat indah. Apakah hal ini mempengaruhi cara anda memandang hubungan kita dengan Allah. Tidak diragukan lagi bahwa Kitab Suci memang secara sengaja menunjukkan kepada kita bahwa perjanjian pernikahan adalah refleksi dari perjanjian Allah dengan kita. Karena itu, kesukaan yang dilihat di dalam kitab Kidung Agung pastilah memiliki implikasi dan menunjuk kepada kesukaan yang dimiliki Allah bdengan umat-Nya. Makna praktis dan yang paling utama adalah penafsiran harafiah mengenai seorang laki-laki dan seorang perempuan yang menikmati kebersamaan mereka. Perhatikan kesukaan dan hakekat yang tidak tertandingi dari kasih yang sejati, dimana laki-laki dan perempuan saling menikmati kebersamaan tanpa rasa malu, dan lebih banyak lagi.