ISSN : 2088-7507
na I Journal of Health Science ILMU KESEHATAN JUf Vol. XIV No.
I Januari 2013
DETERMINAN PEMBERIAI{ ASI EKSKLUSIF PADA IBU YAI{G
MEMPUI{YAI BAYI UMUR 6.12 BUIAN
EFEKilFIAS LIDAH BUAYA DAN BELIMBING MANIS DATAM MEilURUNKAil KADAR GARAM PADAAIR IAT'T UJI AKTIVITASANNOKSIDAI{ DAUI{ BAWAI{G MEKAH DEilGAN
METODE DPPH PERSEPSI KEPAruHAN BIDAI{ TERHADAP PEilGGUNMI{ AIAT PELTNDUT{G DlRr (APD) PADA PERT0I0NGAI{ PERSAUI{AN PBYIITSARIIN PEI.AYANAI{ KESE{IITAN GIGI DAN MULT,T BERDASARKAN
JU
M
IA|{
KU 1{I
U
I{GAI{ PUSIGIiMI\S PASI EN POU
GI
GI
PENGETAHUAI{ KANKER PAYUDARA DENGAI{ TIilDAKAil MEMERIK.
sA PAYUDARA SEI{DIR| (SADARI) RESIKO KE'ADIAil BAYI BERAT IAHIR RENDAH PADA KUNJUI{GA]{ PERTAMA PEMERI KSAAI{ KEHAM I IAN FI
SI B I LITAS
lAYAilAl{ PESAI{
S I 1{ G
KAT IETEPO 1{ S ELU
tER PADA
PERITAKU M EROKOK MAHASISWA DETERMINAN INFEKSI CACINGAI{ PADA PEKERJA PERKEBUNAN
KETAPASAW]T HU
BU NGAil TII{G KAT PENGETAH
UAl{ DAN SI KAP REMIUA PIITRI
TE{TANG DISMENOREA
Diterbitkan oleh : POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK JL. 28 Oktober Siantan Hulu, Pontianak78241 Tlp. I Fax (05611882632 JIK
Volume
xtv
Nomor 1
Halaman 1
.136
Pontianak Januari 2013
ISSN : 2088-7507
JI,]RI\IAL
JIK ILMU KESEI{ATAI{
ISSN 2088 -7s07
Volume
XMo. I |anuari 20l3,hlm.
I - 136
DAFTAR ISI Determinan Pemberian ASI Eksklusif Pada lbu Yang Mempunyai Bayi Umur 6-12 lan-Aisjah Fitri dan Dini Fitri Damayanti Media Penyaringan Kulit Pisang Dalam Menurunkan Kadar Besi (Fe), Terhadap Kekeruhan - Amran Ali Mustofa, Agus Widada, Muolim
Kadar Pada
Efektifitas Lidah Buaya Dan Belimbing Manis Dalam Menurunkan Kadar Garam Air Laut - Bambong Prayitno, TaufikAmvan Fathmawati
Uji Aktivitas Antioksidan Daun Bawang Mekah Dengan Metode DPPH - Sri ingsih, Isnindar Dina Pratiwi Pengetahuan Dan Sikap Dengan Pelaksanaan Perlindungan uler Jurusan Keperawatan Gigi - Pawarti, Nikc, Sri Rezki Persepsi Kepatuhan Bidan Terhadap Penggunaan
Diri
Mahasiswa
Bu- I - 5
WaMan-
6-9
10
- 15
16 -
2I
Non-Reg-
22 - 25
Per-
26 - 29
Alat Pelindung Diri (APD) Pada
tolongan Persalinan - Rusmilawaty Pemasaran Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Berdasarkan Jumlah Kunjungan esmas Pasien Poli Gigi - Rusmali Dan Abral
Fisibilitas Layanan Pesan Singkat Telepon Seluler Pada Perilaku Merokok - Abduh Ridha
Pusk- 30 - 34
Mahasiswa 35 - 39
Pengetahuan Kanker Payudara Dengan Tindakan Memeriksa Payudara Sendiri (SADARI) - Sarliano kini
Risiko Kurang Energi Kronis (KEK) Ibu Hamil Remaja (Usia 15-19 Tahun) Di Pontianak - Marlenywati dan Mardian
Kota
Resiko Kejadian Bayi Berat Latrir Rendah Pada Kunjungan Pertama Pemeriksaan Kehamilan - Sudato
(DIf)
Pada Penderita Malaria Tanpa Komplikasi Hari Ke-3 Kunjungan Ulang - Pancawati Ariami, Wayon Getas, Erlin Yustin
Pemberian Dihidroartemisinin-Piperakuin Tatontos, Supriyanto
I
40-46 47 - 54
55-61
62-67
PENGETAHUAIT KAITKER PAYUDARA DENGAI\I TII\IDAKAI\I MEMERTKSA PAYUDARA SE|IDIRI (SADARD
Sarliana Zaini Poltekkes Kemenkes Pontianalg Jl. 28 Oktober Siantan Hulu e-mail :
[email protected]
Abstrect Breast Cancer Awareness with Bneast Self-Checking The Action (BSCA). The aims of this research is to determine ihe relationship between knowledge about breast canc€r and breast self-checking actions (BSCA) in the XI grade student at SMAN 4 singkawang in20l2, Tlpes ofAnalytical Methods Correlational shrdies are Cross-sectional approach. The results ofthe analysis obtained p-value = 0.810> value dk 0.05. Conclusions showed no significant relationship between knowledge of breast cancer with breast self-checking actions (BSCA).
:
Abstrak Pengetahuan Kanker Payudarn Dengan Tindakan Memeriksa Peyudarr Sendiri (SADARI). Tujuan penelitian yaitu untuk me,ngetahui hubungan antara pengetahuan tentang kanker payudara dengan tindakan memeriksa payudara sendiri (SADARI) pada siswi kelas XI di SMA Negeri 4 singkawang tahun 2012, Jenis penelitian bersifat Metode Analitik Korelasional dengan pendekatan Cross Sectional. Hasil analisis diperoleh nilai p : 0,810 > nilai dk = 0,05. Simpulan menunjukkan tidak ada hubungnn yang berrnakna antara pengetahuan tentang kanker payudara dengan tindakan memeriksa payudara sendiri (SADARI).
Krta Kunci : p€ngetahuan, kanker payudara, SADARI.
Angka kejadian atau prcvalensi kanker payudara akan selalu bertambah setiap tahun. Menurut data WHO setiap tatrun jurnlah penderita kanker pay-
Semua jenis penyakit yang terjadi pada tubuh manusia selalu diawali dengan suatu proses, proses
terbentuknya kanker memerlukan waktu yang cukup lam4 kebanyakan berlangsung selama 15 25 tahun. Tumor jinak dapat tumbuh menjadi tu-
udara bertambah sekitar 7 iuta. Survei terakhir tahun 2008 menunjukkan setiap 3 menit ditemukan penderita kanker payudara dan setiap 1l menit ditemukan seorang wanita meninggal akibat kanker. Kenaikan jumlah kanker payudara terkait dengan kenaikan masa hidup wanita diseluruh dunia dan pertumbuhan populasi, selain itu faktor kebiasaan merokok dan diet memberikan pengaruh yang signifikan terhadap terj adinya kanker payudara.
mor ganas atau kanker, keberhasilan penyembuhan kanker sangat tergantung dari stadium atau tingkat kanker pada saat ditemukan atau didiagnosa. Karena proses yang berlangsung lama maka banyak penderita kanker (ketika memeriksakan diri ke rumah sakit) baru menyadari bahwayang dideritanya sudah dinyatakan parah oleh dokter. Hal ini dis-
Di
Indonesia kanker payudara adalah jenis
ebabkan karena penderita penyakit kanker tidak mengetahui sebelumnya atau terlambat mengetahuinya. Kanker payudara merupakan penyakityang paling ditakuti oleh kaum wanit4 penyebab kematian yang paling besar bagi perempuan berusia antara l8 hingga 54 tahun. Perempuan yang berusia 54 tahun merniliki resiko terjangkiti kanker payudara berjumlah 25% lebih tinggi dibandingkan perempuan yang
kanker yang menempati urutan kedua sesudah kanker leher rahim pada wanita Data di rumah sakit kanker Dharmais tatrun 2003 menemukan bahwa kasus kanker payudara sudah melebihi jumlah kanker mulut rahim. Hasil porelitian membuktikan bahwa kanker payudara dan26 kasus per 100.000 penduduk setiap tahunnya wanita yang mengalami kanker payudara
lebih tua.
anggulangan masalah kanker payudara sedangkan
Karena
40
di
Indonesia tidak memprioritaskan pen-
Zaini, Pengenhuan Kanker Paydara Dengan nndalan
masalah lain dianggap lebih penting (seperti masalah ekonomi, politik atau masalah kesehatan lainnya).
Namun angka kematian akibat kanker pay-
-
udara sebenarnya bisa dikurangi 3 35 persen, asal masyarakat perlu mengetatrui gambaran singkat tentang bagaimana proses tedadinya kanker payudar4 melakukan tindakan prevalensi,scre ening dm perlunya deteksi dini (misalnya dengan melakukan tehnik SADARI I bulan sekali setelah haid) serta pengobatan yang cepat dan tepat oleh para ahli sesuai bidangnya sangat berpengaruh pada keberhasilan pengobatan. Terbukti 95%o w amtayang terdiagnosis pada tatnp awal kanker payudara dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun setelatr terdiagrrosis sehingga banyak dokter
yang merekomendasikan agar para wanita menjalani SADARI (periksa payudara sendiri saat menstnrasi pada hari ke 7 sampai dengan hari ke l0 setelah hari pertama haid) di rumah secara nrtin dan menyarankan dilakukannya perneriksaan rutin ahunan untuk mend+ teksi benjolan pada payudara Pemeriksaan payudara sendiri dapat
dilah*an pada usia 20 tahun
atau lebih.
Bagi wanita usia lebih dari 30 talrun dapat melalukan pemeriksaan payudara sendiri maupun ke bidan atau dokter untuk setiap tahunnya Di rumah sakit Abdul Anz pada tahun 2010 penderita kanker payudara berjumlah 12 penderita baru, 4 dengan pengobatan rawat jalan dan 8 dirawat
inap dengan klasifikasi umur 20
-
44 tahun sebanyak
6 penderita umur 45 - 54 tahun sebanyak 5 penderita dan umw 60 - 69 tahun sebanyak I penderita Sedangkan tahun 2011 penderita kanker payudara berjumlah 26 penderita baru, 12 dengan pengobatan rawat jalan dan 14 dirawat inap dengan klasifikasi
4l
untuk deteksi dini kanker payudara Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 3 April 2012, dengan melakukan wawancara terhadap l0 siswi SMU diperoleh informasi : 5 siswi menyatakan tidak tahu tentang pengertian SADARI, 6 siswi menyatakan tidak tahu tentang tujuan dan waltu dilakukan SADARI, 6 siswi menyatakan tidak tatru tentang cara melakukan SADARI dan 5 siswi menyatakan tahu tentang kanker payudara tetapi tidak tahu bahaya yang ditimbulkan dari kanker payudara.
METODE Jenis penelitian yang akan digunakan adalah metode analitik korplasional dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Metode Analitik Korelasional ini digunakan untuk mengukur hubungn antara pengetahuan tentang kanker payudara (variabel independen) terhadap tindakan memeriksa payudara sendiri (variabel dependen). Waktu Penelitian dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2012, yang dilaksanakan di SMANegeri 4 Singkawang. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di SMA Negeri 4 Singkawang berjumlah l2l orang. Yang terdiri dari siswa kelas XI IPA 19
orang; kelas onang, kelas
XI IPSI 34 orang, kelas XI IPS2 33 XI IPS3 35 orang. Teknik pengambi-
lan sampel yang digunakan yaitu Random Sampling dengan jumlah sampel yang diambil untuk siswi perempuan adalah 35 orang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
44 tatrun sebanyak 19 penderita, umur 45 - 54 tahun sebanyak 3 penderit4 umur 60 - 69 tahun sebanyak 2 penderita dan umur >70 tahun sebanyak
Hasil Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti mengambil lokasi di SMA Negeri 4 Singkawang
2 penderita
yang merupakan salah satu pendidikan yang berada dibawah naungan Dinas Pendidikan Kota Singkawang. Berdiri pada tanggal 5 juli 2004 dengan gdung masih menumpang di SMP Negeri 7 pada tanggal 17 juli 2004. Berdasarkan Surat Keputusan Badan Akr€ditasi SMA Negeri 4 Singkawang termasuk dalam status Akreditasi B dengan SK No. 132 A 2004 yang ditanda tangani oleh Walikota
umur 20
-
Berdasarkan data diatas untuk penderita kanker payudara yang terbanyak adalah golongan umur 20 - 44 tahun dan terbanyak ke dua golongan umur 45 54 tatrun. Dan dari jumlah yang diuraikan diatas padatahun 2010 sampai tahun 201I terjadi peningkatan jumlah penderita kanker payudara dan penderita yang terdiagnosis kanker payudara sudah dinyatakan
-
paratr oleh dokter yaitu antara stadium II, stadium III dan stadium IV atau bahkan ada yang berlanjut sampai kematian. Dengan demikian temyata umur 18 - 54 tahun lebih besar mempunyai resiko terjangkiti kanker payudara sehingga perlunya pengetahuan masyarakat tentang kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara pada masa - masa sebelum mencapai umur 18 - 54 tahun dan tehnik SADARI (memeriksa payudara sendiri) adalah tindakan yang tepat
I
Singkawang dan status sekolah Rintisan Sekolah Standar Nasional (SSI.D. Pada tanggal I maret 2005 keberadaan lokasi SMA Negeri 4 Singkawang pindah ke gedung baru di Jalan Raya Sedau Gang H. 7-aenalKelurahan Sedau Kecamatan Singkawang Selatan Kota Singkawang dengan status gedung milik
sendiri.
SMA Negeri
4
Singkawang mempunyai
ll
lokal kelas, yaitu 3 lokal untuk kelas X,4lokal untuk
A
JARNAL ILMa KESEHATAN Volune XII4 Nomor I, Jaruari 2013,40 - 47
XI
4lokal untuk kelas XII. SMANegeri 4 Singkawang memptrnyai I orang kepala sekolah, I orang wakil kepala sekolah, 25 orang guru tetap, I
kelas
dan
orang guru honor, 2 orang bagtan tata usaha tetap, 3 orang bagian tata usaha honor serta I orang guru bina konseling (PIK remaja lavender). SMA yang terakreditasi B ini memiliki 341 siswa yang terdiri
dari 167 siswa laki-laki dan 174 siswi perempuan.
Karakteristik Responden Telah dilakukan penelitian dan memperoleh hasil yang dikumpulkan melalui kuesioner dan observasi. Kemudian dianalisa dalam bentuk distribusi frekuensi agar mudatr untuk menggambarkan hasil yang akan di sajikan dalam bentuk tabel. Responden dalam penelitian ini adalah siswi kelas XI SMANegeri 4 Singkawang yang telah memenuhi kriteria yaitu sebanyak 35 orang. Berikut karakteristik responden berdasarkan umur.
Umur Thbcl.l Distribusi Frekuensi Responden Betdasarkrn KclompokUmur
Tabel 2. Distribusi fingkat Pengetrhuen siswi tentang kanker payudara
Kategori
)'
Baik
8
CukuD
Jumlah e/t
22
zz,6) oz,6)
Kurang
5
l+,JU
Total
35
I|ru
Berdasarkan tabel .2 diatas dapat diketattui bahwa sebagian besar responden pengeahuannya cukup (62,850/o) sebanyak 22 orng dan sangat sedikit responden yang pengetahuannya kurang ada 5 orang (14$Ao/o) dari jumlatt keseluruhan responden.
Tindakan memeriksa payudrra sendiri (SADARI) Hasil tindakan memeriksa payudara sendiri diperoleh melalui observasi yang memuat 9 pertanyaan mengenai langkah-langkah dalam memeriksa payudara sendiri yang diberikan kepada 35 siswi kelas XI di SMANegeri 4 Singkawang sebagai berikut : Tebcl3. Distribusi Frtkuensi obsenasi findrkan Memeriksr Peyudare Sendiri (SADARI)
Jumhh
Golongan Umur
Jumlah
o/c
Ift&gori
16 tahun
t2
34
17 tahun
20
57
Melakukan Tidak Melakukat
23
34.30 65-70
J
9
Total
35
100
35
100
18
ahun
Total
Berdasarkan tabel
.
I
diatas dapat diketahui bah-
wa seb4gian besar responden berumur 17 tatrun sebanyak 20 onng(S7,14o/o). Sebagian kecil responden yang berumur 16 tatrun sebanyak 12 orang (34,29%) dan sangat sedikit yang berumur 18 tahun ada 3 orang (8,57o/o) dari seluruh jumlatr responden.
Pengetahuan siswi tentang kanker payudare Hasil pengetahuan siswi tentang kanker pyudara diperoleh melalui kuesioner yang memuat 14 pertanyaan tentang kanker payudara sebagai berikut:
t l2
c/e
Berdasarkan tabel .3 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden tidak melakukan tindakan memeriksa payudara sendiri (SADARI) sebanyak 23 orang (65,70%).
Hubungan pengetahuan tentang kanker payudara dengan tindakan memeriksa payudtra sendiri (SADARI) Hasil analisis statistik terhadap hubungan pengetahuan tentang kanker payudara dengan tindakan memeriksa payudara sendiri menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang kanker payudara dengan tindakan memeriksa payudara sendiri (SADARI). Hal ini dibuktikan dengan hasil analisa statistik menggunakan uii Chi Square.
7aini, Pmgetahrcn Kanlcer Paydara Dengannlrdol@n 43 Tabel 4. Hubunpn Antrre Pengetrhuen tcntrng kanker Payuden den Tindakan Memeriksa Pryuden Sendiri (SADARI)
findakan SADARI
x,
P
0A2r
0tl0
Totd Pengetahuan
Mchkukrn
Tidak Mehkukan
I
o/o
I
o/o
I
o/o
Baik
2
t6,7
6
26,1
8
22,9
Cukry
8
66,7
t4
60,9
22
62,9
Kurang
2
t6,7
3
r3,0
5
14.3
Total
t2
34,3
23
65,7
35
100
Berdasarkan tabel .4 bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik dan melakukan SADARI sebanyak 2 orang. Responden yang memiliki pengetahuan cukup dan melakukan SADARI sebanyak 8 orang. Yang memiliki pengetatruan kurang dan melakukan SADARI sebanyak 2 orang. Sedangkan yang
memiliki pengetahuan baik dan tidak melakukan SADARI sebanyak 6 orang. Responden yang memiliki pengetahuan cukup dan tidak melakukan SAD ARI sebanyak 14 orang yang memiliki pengetahuan kurang dan tidak melakukan SADARI sebanyak 3
Dalam tumbuh kembang menuju dewas4 berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati tahap masa remaja awaVdini (Early adolescence) umur 10-12 tahun dengan ciriciri : tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya, tampak dan merasa ingin bebas, ampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir yang mengkhayal (abstrak). Masa remaja pertengahan (Middle adoles-
Dari hasil Uji Chi Sqtnre antara kedua variabel penelitian diperoleh nilai p sebesar 0,810 Kemudian dibandingkan dengan nilai dk sebsar 0,05. Temyata nilai p = 0,810 > nilai dk = 0,05. Ini beraxti tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang kanker payudara dengan tindakan memeriksa
umur 13-15 tahun dengan ciri-ciri : tampak dan merasa ingin mencari identitas diri, ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis, timbul perasaan cintayang mendalam, kemampuan berpikir abstrak (khayal) makin berkembang, berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual. Masa remaja akhir (Late adolescence) umur 16-19 tahun dengan ciri-ciri : menampakkan pengungkapan kebebasan diri, lebih selektif dalam men-
payudara sendiri (SADARI ).
cari teman sebaya, memiliki
oftmg.
cita
(gambaran keadaan peran) terhadap dirinya, memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak. Dengan demikian berdasarkan tahap-tahap pertumbuhan dan perkembanganny4 keseluruhan responden pada penelitian ini termasuk
PEMBAIIASAN Golongan Umur Berdasarkan karakteristik responden menu-
rut kelompok umur, sebagian besar
cence'S
responden
berumur 17 tahun sebanyak 20 orang (57,14yo). Responden yang berumur 16 tahun sebanyak 12 orang(34,29o/o) danyang berumur 18 tahun ada 3 orang (8,57o/o) dali seluruh jumlah responden. Menurut WHO (1974) remaja adalah individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda sexual sekundernya sampai saat ia mencapai pematangan sexual. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh pada keadaan yang relatif lebih mandiri.
dalam masa remaja ak$ir (I'ate adolescence) yaitu dengan golongan umur lG19 tahun. Me,nurut Jones dalam Pumamasri (2011) remaja adalah masa diantara kanak-kanak dengan masa dewasa yang secara biologis terletak pada usia l0 - 19 tahun. Masa remaja sebagai periode yang penting kendatiptur
semua periode dalam rentang kehidupan adalah per[ing namun kadar pentingnya berbeda-beda Pada periode remaja perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepaflya perkembangan mental yang cepat, t€rutama pada awal masa remaja.
Pengetahuan Dari hasil analisa statistik terhadap pengetahuan siswi tentang kanker payudar4 ditemukan se-
JaRNAL ILMU KESEHATAN,
Volume
XIV Nomor I, Jaruori 2013, 40 - 47
bagian besar responden memiliki pengetatruan cukup (62,850/o) sebanyak 22 orang. Responden yang pengetahuannya baik (22,85%) sebanyak 8 orang sedangkan responden yang pengetahuannya kurang (14,30o/o) sebanyak 5 orang dari keseluruhan
jumlah
responden. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang dike-
tahui atau segala sesuatu yang dikehendaki yang berhubungan dengan hal kesehatan. Pengetahuan merupakan jaminan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan. Pengetatruan siswi tentang kanker payudara ter-
masuk dalam kategori cukup juga disebabkan oleh kurangnya informasi siswi tentang kanker payudara padahal dengan adanya pengetahuan tentang kanker payudara kita dapat mengetahui pertumbuhan yang tidak wajar pada payudara dan pendeteksian kanker dapat diketahui agar tidak sampai ke stadium yang lebih tinggi karena kanker payudara adalah penyebab kematian yang paling besar bagi wanita berusia 18 hingga 54 tahun yang saat ini masih berada di urutan ke-2 dari semua angka kematian akibat kanker di Indonesia (Lusia, 2008). Begitu pentingnya pengetahuan tentang kanker payudar4 maka para remaja harus berusatra untuk menambah wawasan tentang kanker payudara bisa dengan membaca buku-buku tentang kesehatan, artikel-artikel kesehatan dimedia cetak atau melalui media informatika Penyebab lain adalah keadaan lingkungan yang tidak mendukung, misalnya kurangnya persediaan buku-buku tentang kesehatan dan tentang kesehatan
reproduksi remaja khususnya tentang kanker payudara di perpustakaan sekolatr. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatrnodjo, (2002) yang menyatakan bahwa faktor lingkungan sering merupakan faktor dominan yang mewarnai perilaku seseorang. Dan sesuai dengan salah satu tujuan sekolah yaitu membekali peserta didik agar memiliki keterampilan teknologi informasi dan komunikasi serta mampu mengembangkan diri secaftr mandiri. Hasil korelasi Chi Square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang kanker payudara dengan tindakan memeriksa payudara sendiri. Ini dibuktikan dengan nilai p sebesar 0,810 > nilai dk sebesar 0,05. Ini berarti siswa SMA sudah dapat menerima informasi dari manapun dan mengerti tentang SADARI untuk apa-
katr mereka melakukan tidakan tersebut, sehingga dengan didapatkannya informasi dan pengetahuan
tentang kanker payudara dan SADARI, diharapkan pada saat mereka memasuki usia rawan kanker, mereka sudatr bisa mengantisipasi diri.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Terbukti 95o/o wanta yang terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah terdiagnosis sehingga banyak dokter yang merekomendasikan agar para wanita menjalani SADARI (periksa payudara sendiri saat menstruasi pada hari ke 7 sampai dengan hari ke
l0 setelah hari pertama haid) di rumah secara rutin dan menyarankan dilakukannya pemeriksaan rutin tahunan untuk mendeteksi benjolan pada payudara. Pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan pada usia 20 tatrun atau lebih. Bagi wanita usia lebih dari 30 tahun dapat melakukan pemeriksaan payudara sendiri maupun ke bidan atau dokter untuk setiap ta-
hunnya Hubungan antara motifasi dengan penggerak perilaku cukup kompleks ini karena motifasi yang sama dapat saja menggerakkan perilaku atau tindakan yang berbeda, demikian pula perilaku atau tindakan yang sama dapat juga diarahkan perilaku atau tindakan yang berbeda Pada seseorang perilaku atau tindakan memeriksa payudara sendiri (SADARI) dapat dimotifasi oleh adanya informasi tentang tehnik SADARI atau pengetahuan tentang kanker payudara. Pengetahuan siswi tentang kanker payudara termasuk dalam kategori baik bisa juga disebabkan karena siswi memang mengetahui tentang kanker payudara atau tidak mengetahui tentang kanker payudara. Ini dibuktikan pada pelaksanaan penelitian masih adanya responden yang pada saat pengisian kuesioner masih bertanya kepada responden lainnya sehingga jawaban yang diberikan bukan merupakan pemikiran responden sendiri. Dari pertanyaan no 2 pada rekapitulasi pengetahuan tentang faktor keturunan bisa menjadi penyebab
kanker payudara hanya ada 12 orang responden yang menjawab benar, sedangkan pertanyaan no 5 tentang anak perempuan yang ibunya menderita kanker payudara memiliki peningkatan resiko dua sampai tiga kali lipat hanya ada 13 orang responden yang menjawab benar. Pertanyaan no 3 pada rekapitulasi pengetahuan tentang faktor hormonal bukan penyebab terjadinya kanker payudara hanya ada 15 orang responden yang menjawab benar. Hasil diatas membuktikan bahwa masih banyak siswi yang tidak mengetatrui tentang fbktor keturunan dan hormonal bisa menjadi penyebab terjadinya kanker payudara Harvard School of Public Health melaporkan bahwa
hini,
Pengetahwn Kanlcer Poydara Dengan nndal@ 45
terdapat para pengguna terapi estrogen replacement mengalami peningkatan terjadinya kanker payudara dan faktor keturunan yaitu adanya mutasi pada be-
kanan secaxa normal tidak persis sama). Kedua angkatlah kedua lengan keatas sampai kedua tangan berada dibelakang kepala dan tekan kedepan, ulangi
berapa gen yang dapat memicu tedadinya kanker payudara yaitu gen yang bersifat onkogen dan gen yang bersifat mensupresi tumor. Diantaranya adalah
perneriksaan.
Langkah selanjutrya yaitu tekanlah kedua tan-
Dari hasil analisa statistik terhadap observasi tindakan siswi memeriksa payudara sendiri (SADARI), dapat diketahui bahwa sebagian besar re-
gan anda kuat-kuat pada pinggul dan gerakan kedua lengan dan siku ke depan sambil mengangkat bahu. Cara ini akair menegangkan otot-otot dada dan perubahan-perubahan seperti cekungan dan benjolan akan lebih terlihat. Kemudian angkat lengan kiri, rabalah payudara kiri dengan tiga ujung tengah lengan kanan yang dirapatkan. Perabaan dapat dilakukan dengan 3 cara : pertama, gerakan menutar dengan tekanan lem-
sponden tidak melakukan tindakan memeriksa payudara sendiri (SADARI) sebanyak 23 orang. Hal ini
(posisi jam 12) dengan mengikuti arah jarn" bergerak
gen BRCA
I
dan BRCA 2.
Observasi Tindakan
dipenganrhi oleh tidak mengertinya siswi tentang tatrap - tahap pemeriksaan payudara sendiri dan kurangnya kesadaran dalam melakukan SADARI. Tindakan memeriksa payudara sendiri (SADARI) perlu ditingkatkan lagi melalui bimbingan dan penyuluhan tentang kesehatan yang lebih optimal terutama kepada siswa siswi, karena SADARI berguna untuk mendeteksi tumor dan kanker payudara sehingga diharapkan dapat berperan dalam menurunkan angka kematian akibat kanker payudara yang sekarang ini masih menduduki urutan ke-2 setelah kanker leher rahim. Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktifitas organisme yang benangkuan. Perilaku manusia adalah suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri. Perilaku kesehatan pada dasamya adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulasi yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelay-
but tetapi mantap yang dimulai dari pinggang atas ke tengatr kearah puting susu. Kedua, gerakan dari atas kebawah dan sebaliknya Ketig4 gerakkan dari bagian tengatr keluar, lakukan hal yang sama pada payudara kanan. Pemeriksaan diatas dapat dilakukan sewaktu mandi, karena busa sabun akan mempermudah pada saat meraba payudara.
Berikutrya pencet pelan-pelan derah sekitar puting kedua payudara dan amatilah apakah keluar cairan yang tidak normal atau tidak biasa. Kemudian berbaringlah dengan tangan kiri dibawah kepal4 letakkan bantal kecil dibawah bahu kanan. Rabalah selunrh permukaan payudara kiri dengan gerakan seperti diuraikan diatas, lakukan pula pemeriksaan yang sama untuk payudara yang kanan. Berilah perhatian khusus pada payudara bagian atas dekat ketiak, sebab didaerah tersebut banyak ditemukan tumor payudara.
(1986) menyatakan ada 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia yaitu genetik (heredites), lingkungan, pelayanan kesehatan, dan perilaku'
Penelitian Purnamasari, 20ll dengan judul 'oGambaran Pengetahuan Rernaja Pufii Tentang Periksa Payudara sendiri (SADARI) Di Madrasah Aliyah Negeri Sintang Kabupaten Sintang Tahun 2011". Menunjukkan bahwa secara keseluruhan pengetahuan remaja putri tortang SADARI adalah
SADARI merupakan pemeriksaan payudara sendiri untuk mengetahui kemungkinan adanya
tentang kesehatan.
anan kesehatan, makanan serta lingkungan. Blum
kanker payudara atau benjolan yang memungkinkan adanya kanker payudara (Yuni, 2009).
Menurut Sutandyo, (2008), kanker payudara yang diketahui pada stadium satu kemungkinan sembuhnya lebih tinggi dan tidak perlu dilakukan operasi pengangkatan payudara Itu sebabnya deteksi dini mungkin sangat penting. Cara paling mudah dan murah untuk mendeteksi kanker ini adalah melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Langkah-langkah pemeriksaan payudara adalah sebagai berikut: langkah pertama (terdapat 2langkatr), yang pertama perhatikan dengan teliti payudara anda dimuka cermin, dengan kedua tangan lurus ke bawah. Perhatikan bila ada benjolan atau perubahan bentuk dan ukuran pada payudara (payudara kiri dan
cukup karena dipengaruhi oleh kurangnya informasi
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai hubungan antara pengetahuan tentang kanker payudara dengan tindakan memeriksa payudara sendiri (SADARI) pada siswi SMA Negeri 4 Singkawang, maka dapat peneliti simpulkan batrwa: Pengetatruan siswi tentang kanker payudara di SMA Negeri 4 Singkawang sebagian besar ter-
masuk dalam kategori cukup yaitu sebanyak 22 orang (62,85%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 5 orang (14,30o/o) dari jumlatr keseluruhan responden; Perilaku atau tindakan siswi tentang memeriksa payudara sendiri
46
JURNAL ILMA KESEHATAN, Volume XIV Nonor I, Januari 2013,40 - 47
KTI
bahwa sebagian besar responden tidak melakukan tindakan memeriksa payudara sendiri (SADARI) sebanyak 23 orurry(65,70o/o): Tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang kanker
: Bandung. Sarwono, P. 2009. Ilmu Kandungan. Jakarta : Bina
payudara dengan tindakan memeriksa payudara sendiri (SADARI). Hasil analisis diperoleh nilai p: 0,810 > nilai dk: 0,05.
Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta. 2010. Statistika untuk Penelitian. Band-
DAFTAR RUJUKAN Anonim. 2011. Kanker Payudara? Kenalan yuk apa itu kanker payudara Melalui [http ://www.ingateros.com.l (5 april 2012). Ari, S. 201l. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV Sl, dan 52. Yogakarta Nuha Medika Arif. M. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta
:
FKUI. Arikuntq S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek. Edisi Revisi III. Jakarta: Rineka Cipta Bobak dkk. 2004. Buku Ajar Keperawatan Materni:
tas. Edisi 4. Jakarta: EGC. Budiarto, E. 2001. Biostatistik untuk kedokleran dan kesehatan masyarakat. Bandung: EGC Depkes. 2009. Buku Acuan Pencegahan kanker Leher Rahim dan Kanker payudara. Jakarta:Depkes RI.
.1992. Asuhan kebidanan pada lbu Hamil dalam konteks Keluarga. Jakarta:Depkes RI. Hidaya! A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Leaflet" 2005, ProsesTerbentuknya Jaringan Kanker dalamTubuh Manusia. Yayasan Peduli kanker Indonesia: Jakarta
Lusa 2009. Anatomi dan Fisiologi Payudara- Melalui [http ://www.lusaweb.id] (5 April 2012). Lusi4 2008. Cegah Kanker Payudar4 SADARI sekarang!.
Melalui
[http://nasional.kompas.
coml (5 Apil20r2). Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba medika-
Notoafnodjo . 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi revisi III. Jakarta : Rineka Cipta. Purnamasari, E. 2011. Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Periksa Payudara Sendiri
(SADARI) Di Madrasah Aliyah negeri Sintang kabupaten Sintang, KTI, Pontianak. Poltekkes : Pontianak. Purwa H. 2005. Gambaran Pengetatruan WUS tentang Deteksi Dini Kanker Payudara dengan Metode SADARI dan Pengobatan Kanker Pay-
udara di Puskesmas Garuda Kota Bandung.
Pustaka.
ung: Alfabeta. 2@8. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Alfabeta. Widyastuti, Y. 2009. Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Fitra Maya.
YPKI. 2005. Proses Terbentuknya Jaringan Kanker Dalam Tubuh Manusia Jakarta: Yayasan Peduli kanker Indonesia Yuni. 2009. Kenali Kanker Payudara dengan SAD-
ARI. Melalui [hap://www.bidandesacom] Apnl2012).
(5