SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
DETERMINAN DARI STATUS PEKERJAAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI LANJUT USIA DI PERDESAAN PROVINSI BALI Made Susilawati1), Desak Putu Eka Nilakusmawati2), Nyoman Dayuh Rimbawan3) 1 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Bali. Telp/Fax : (0361)701783, E-mail:
[email protected] 2 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Bali 3 Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana, Denpasar, Bali. Abstrak Fenomena peningkatan jumlah penduduk lanjut usia pada abad ini, menjadikan penduduk lansia sebagai salah satu kelompok sasaran pembangunan yang menjadi fokus perhatian pemerintah dan berimplikasi kepada perumusan dan arah kebijakan pembangunan, salah satunya untuk memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk lansia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui secara luas latar belakang sosial ekonomi lansia dan mengetahui model dari status pekerjaan lansia dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Penelitian ini dilakukan di 8 kabupaten di Provinsi Bali. Sampel yang diambil sebanyak 358 sampel. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah karakteristik sosial ekonomi, dengan variabel dependen adalah status pekerjaan. Analisis statistika yang digunakan adalah analisis diskriptif dan analisis regresi logistik. Hasil penelitian diperoleh latar belakang sosial ekonomi lansia sebagian besar lansia mempunyai status bekerja, yaitu sebanyak 65,6% dan 34,5% tidak bekerja. Variable-variabel yang berpengaruh pada status bekerja lansia, yaitu: umur, ada/ tidaknya tunjangan hari tua, dan besarnya pendapatan keluarga. Model terbaik dengan analisis regresi logistic biner yang diperoleh adalah: gˆ ( x ) = 16 .204 − 0.152Umur − 3.459TunjHariTu a − 2.421 PendptKel .
Kata Kunci: Lansia, status bekerja, lansia perdesaan Abstract The phenomenon of an increasing number of elderly people in this century, makes the elderly population as a target group of development are the focus of government attention and the implications for the formulation and development of policy direction, one of them to empower and improve the well-being of the elderly population. The purpose of this study was to determine broadly socio-economic background of the elderly and knowing models elderly employment status and the factors that influence it. This study was conducted in 8 districts in the province of Bali. Samples are taken of 358 samples. The variables in this study is the social and economic characteristics, the dependent variable is employment status. Statistical analysis used is descriptive analysis and logistic regression analysis. The results were obtained socioeconomic backgrounds mostly elderly have work status, as many as 65.6% and 34.5% do not work. Variables that affect the working status of the elderly, namely: age, presence / absence of annuities, and the amount of family income. The best model with binary logistic regression analysis was obtained: gˆ ( x ) = 16 .204 − 0.152Umur − 3.459TunjHariTu a − 2.421 PendptKel .
Keywords: Elderly, work status, rural elderly
1.
PENDAHULUAN
Hasil dari pembangunan nasional telah menghasilkan kondisi sosial masyarakat yang makin membaik dan usia harapan hidup yang makin meningkat. Hal tersebut berdampak pada peningkatan jumlah penduduk lanjut usia. Fenomena peningkatan jumlah penduduk lanjut usia pada abad ini, menjadikan penduduk lansia sebagai salah satu kelompok sasaran pembangunan yang menjadi fokus perhatian pemerintah. Menurut BPS (2011), perubahan struktur penduduk lansia ini memberikan implikasi kepada perumusan dan arah
Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | 895
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
kebijakan pembangunan, salah satunya untuk memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk lansia. Menanggapi kondisi tersebut maka diperlukan adanya penanganan yang lebih baik mengenai kesejahteraan lansia, karena lansia merupakan kelompok yang banyak mengalami kemunduran dari segi fisik, psikologi, sosial, ekonomi, dan kesehatan. Dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup lansia, perlu upaya pemberdayaan guna menunjang derajat kesehatan dan peningkatan mutu kehidupan lansia agar tidak menjadi beban bagi dirinya sendiri, keluarga, maupun masyarakat. Hal yang perlu dicermati adalah adanya pandangan bahwa peningkatan jumlah penduduk lansia akan meningkatkan beban penduduk usia produktif, jika dikaitkan dengan perhitungan rasio ketergantungan penduduk lansia (old dependency ratio/ODR), yang merupakan tingkat ketergantungan penduduk lansia pada penduduk usia produktif. Jika penduduk lansia tersebut semakin meningkat jumlahnya, maka beban penduduk usia produktif akan semakin besar, kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak lansia yang bekerja untuk mencari nafkah. Menurut Affandi (2009), banyaknya lansia yang masih bekerja disebabkan oleh kebutuhan ekonomi yang relatif masih besar, serta secara fisik dan mental lansia tersebut masih mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Kebutuhan ekonomi yang relatif besar pada lansia kemungkinan disebabkan tidak/belum adanya jaminan sosial ekonomi yang memadai bagi lansia. Di Indonesia jaminan hari tua, seperti uang pensiun masih sangat terbatas untuk mereka yang bekerja di sektor formal saja, tidak untuk sektor informal. Oleh karena itu, perlu dipikirkan berbagai upaya untuk menjangkau lansia yang tidak punya pensiun atau jaminan hari tua., mengingat jumlah mereka lebih banyak dibanding lansia dari sektor formal. Meningkatnya jumlah penduduk lansia tentu membuat semakin berat pula beban negara. Dampak dari pertambahan penduduk lansia ini masih perlu mendapatkan perhatian, mengingat secara umum kondisi fisik, mental dan sosial lansia yang sudah banyak mengalami kemunduran, apalagi masih minimnya lansia yang mempunyai jaminan sosial, sehingga masih banyak lansia yang harus bekerja disebabkan oleh kebutuhan ekonomi yang relatif masih besar. Berdasarkan kondisi yang kontradiktif tersebut di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui secara luas latar belakang sosial ekonomi lansia dan determinan dari status pekerjaan berdasarkan karakteristik sosial ekonomi lansia, sehingga dari penelitian ini didapatkan model status pekerjaan. Manfaat penelitian ini adalah sebagai sumber informasi bagi pengambil kebijakan maupun peneliti lain, mengenai kondisi nyata lansia di perdesaan Provinsi Bali. Berdasarkan model yang diperoleh yaitu model status pekerjaan lansia, akan diketahui faktor-faktor yang perlu mendapat perhatian dan perlu ditindaklanjuti oleh pengambil kebijakan dalam rangka perbaikan kebijakan tentang kesejahteraan lansia. Pengertian lanjut usia menurut Undang-undang No.13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia yang berbunyi “Lanjut Usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas. Hasil Modernisasi berdampak pada peningkatan harapan hidup dan penurunan fertilitas karena teknologi modern membawa serta sarana untuk peningkatan hidup dan mengontrol kelahiran (Cowgill & Holmes, 1972). Konsekuensi dari modernisasi dan urbanisasi tentu akan memberikan kontribusi pada hilangnya banyak kekuasaan dan prestise dari orang tua dan juga mempengaruhi perawatan lansia (Cowgill, 1986). Menurut Chen (2005), penuaan penduduk tentu akan menciptakan tuntutan baru pada pensiun, dan ketika digabungkan dengan fertilitas rendah, hal tersebut akan menghasilkan beban ekonomi yang lebih berat bagi generasi mendatang. Dalam studi oleh Munsur, et al (2010) tentang latar belakang sosio-ekonomi, pengaturan hidup, status kesehatan dan penyalahgunaan (abuse) wanita berusia 60 tahun dan lebih tua di distrik Naogaon pedesaan Bangladesh. Data dikumpulkan dari tujuh desa, hasilnya menunjukkan bahwa mayoritas dari lansia yang diteliti tidak memiliki pendidikan dasar, sebagai tenaga kerja tidak dibayar, janda, tidak memiliki penghasilan dan secara ekonomi tergantung pada orang lain.
896 | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
2.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di daerah perdesaan di 8 kabupaten yang ada di Provinsi Bali. Pemilihan lokasi penelitian yang merupakan wilayah perdesaan di 8 kabupaten di Provinsi Bali mengacu pada klasifikasi perdesaan dan perkotaan di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik Tahun 2010 (Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 37 Tahun 2010). Data dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yang diperoleh dari sumber primer, yaitu diambil secara langsung oleh peneliti menggunakan kuesioner dan angket. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang tinggal di pedesaan di Provinsi Bali. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode proportional stratified random sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei, dimana informasi dikumpulkan dengan menanyai lansia menggunakan kuesioner terstruktur. Survei ini dijalankan dengan menemui responden secara bertatap muka. Dalam hal ini petugas lapang menanyai responden dengan pertanyaan terstruktur yang sudah disiapkan sebelumnya. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Karakteristik sosial ekonomi yang dijabarkan dalam variabel berikut: Umur (tahun), Status perkawinan, Tingkat pendidikan, Pendapatan responden, Pendapatan keluarga per-bulan, Kepuasan terhadap kondisi ekonomi, Status ekonomi pada keluarga, Status Kesehatan, Ada tidaknya tunjangan hari tua. 2. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah: Status Pekerjaan, dikelompokkan: tidak bekerja; bekerja dengan status berusaha sendiri; bekerja dengan status berusaha dibantu buruh, pekerja tidak dibayar; pekerja bebas; buruh/karyawan. Teknik analisis data dalam penelitian ini, mengikuti langkah-langkah berikut: 1. Melakukan analisis deskriptif untuk mengamati karakteristik sosial ekonomi lansia dengan menentukan persentase variable secara univariat. 2. Melakukan teknik analisis univariat menggunakan analisis Khi Kuadrat untuk mengetahui keterkaitan masing-masing variable karakteristik sosial ekonomi lansia dengan status pekerjaan lansia. 3. Melakukan teknik analisis multivariate menggunakan analisis regresi logistik untuk menentukan faktor-faktor yang memengaruhi status pekerjaan lansia. Analisis regresi logistik menurut Hosmer dan Lemeshow (2000) merupakan metode regresi dengan variabel respon Y merupakan kategorik atau dikotomi, sedangkan variabel bebasnya merupakan variabel kategorik dan atau kontinu. ª π ( x) º
Model regresinya adalah g ( x) = ln « » = β 0 + β1x1 + β 2 x2 + K + β p x p ¬1 − π ( x ) ¼ Dengan: β = parameter regresi x = variabel bebas Semua data diedit, dikumpulkan, dan dianalisis menggunakan bantuan program statistik SPSS 19.0. 3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Karakteristik Sosial Ekonomi Lansia Perdesaan Provinsi Bali Data yang diambil merupakan hasil jawaban responden lansia terhadap kuisioner yang disebar di delapan kabupaten di Provinsi Bali, dengan data yang terkumpul sebanyak 358. Hasil analisis deskriptif karakteristik sosial ekonomi lansia pedesaan Provinsi Bali dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar lansia mempunyai status bekerja, yaitu sebanyak 65,6% dan 34,5% tidak bekerja. Banyak alasan lansia masih bekerja, antara lain secara fisik dan mental lansia Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | 897
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
masih mampu dan kuat bekerja, desakan ekonomi, dan aktualisasi diri/emosi, seperti yang dikemukakan oleh Wirakartakusumah (1996). Alasan ekonomi yang menjadi sebab lansia bekerja juga dikemukakan oleh Sigit (1988), dengan masih bekerjanya lansia berarti mereka masih dapat menghidupi dirinya sendiri. Bahkan tidak sedikit lansia yang masih menghidupi keluarga anaknya yang tinggal bersamanya, karena mereka hidup dalam keluarga yang tidak mampu. Tabel 1. Karakteristik Social Ekonomi Lansia Pedesaan Provinsi Bali Variabel Status Bekerja 1. Tidak Bekerja 2. Bekerja
N
%
123 235
34.5 65.6
Jenis Kelamin 1. Laki-laki 2. Wanita Status Kawin 1. Belum Kawin 2. Kawin 3. Cerai Hidup 4. Cerai Mati
175 183
48.9 51.1
10 280 6 62
2.8 78.2 1.7 17.3
Tingkat Pndidik 1. Tidak sekolah 2. SD 3. SMP 4. SMA 5. PT
158 147 23 19 11
44.1 41.1 6.4 5.3 3.1
Status dlm RT 1. Anggota RT 2. Kepala RT Kepuasan Ekonomi 1. Tidak Puas 2. Puas
223 135
180 178
62.3 37.7
50.3 49.7
Variabel
N
%
Ada tidak Tanggungan 1. Tidak ada 2. Ada
239 119
66.8 33.2
Status Kesehatan 1. Tidak sehat 2. Sehat
134 224
37.4 62.6
300 58
83.8 16.2
Pendapatan 1. Tidak ada 2. < Rp.500.000 3. 500.000-1 juta 4. > 1 Juta
124 98 81 55
34.6 27.4 22.6 15.4
Pendapatan Keluarga 1. < 1 juta 2. 1.000.001 – 2 juta 3. > 2 juta
129 160 69
36.0 44.7 19.3
Ketergantung ekonomi 1. Tidak 2. Ya
157 201
43.9 56.1
Tunjangan Hari Tua 1. Tidak ada 2. Ada
Deskripsi responden menurut ada/tidaknya tunjangan hari tua, diperoleh sebagian besar lansia (83.8%) tidak mempunyai tunjangan hari tua, dan sisanya mempunyai tunjangan hari tua, seperti tunjangan pensiun, asuransi hari tua, Jaminan sosial lanjut usia (JSLU), maupun tunjangan lainnya. Status kesehatan lansia, menunjukkan sebagian besar responden 62,6% dari 358 total lansia mempunyai status sehat, sedangkan sisanya 37,4% menyatakan tidak sehat. Karakteristik lansia yang lain, hasil penelitian menunjukkan bahwa 51,1% responden adalah lansia wanita dan 48,9% lansia laki-laki. Status kawin lansia menunjukkan bahwa 78,2% dengan status kawin, 17,3% status cerai mati, dan sisanya terdiri dari status belum kawin dan cerai hidup. Responden menurut statusnya dalam rumah tangga, menunjukkan 62,3% anggota rumah tangga dan 37,3% merupakan kepala rumah tangga. Karakteristik responden menurut ada/ tidaknya tanggungan dalam rumah tangga, diperoleh sebagian besar lansia, yaitu 66,8% tidak mempunyai tanggungan, sedangkan sisanya menyatakan mempunyai tanggungan. Variabel tingkat pendidikan responden menunjukkan bahwa sebagian besar lansia mempunyai tingkat pendidikan Tidak Sekolah sebesar 44,1%, SD 41,1%, sisanya 14,8% dengan status SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Secara keseluruhan, tingkat pendidikan lansia umumnya rendah, seperti halnya kondisi pendidikan penduduk Indonesia pada umumnya. Kondisi demikian sangat dimaklumi mengingat kebanyakan lansia pada waktu mereka berada pada saat usia sekolah, mereka hidup dalam jaman penjajahan atau jaman perang, dan besar kemungkinan bahwa hanya sedikit dari mereka harus bersekolah, selain itu 898 | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
juga sarana pendidikan masih sangat terbatas dibanding sekarang. Deskripsi responden menurut pendapatan, diperoleh 34,6% lansia tidak mempunyai pendapatan, 27,4% dengan pendapatan kurang dari Rp. 500.000,-, pendapatan Rp. 500.000 – 1.000.000,- sebesar 22,6%, dan untuk pendapatan lebih dari Rp.1.000.000,- sebesar 15,4%. Sebagian besar pendapatan responden rendah. Hal ini disebabkan sewaktu masih muda mereka terserap di bidang pertanian, sehingga ketika mereka sudah lanjut usia seperti sekarang, pekerjaan-pekerjaan pertanian sudah tidak mampu lagi mereka kerjakan. Dengan demikian mereka tidak mempunyai pekerjaan. Sama halnya dengan responden yang bekerja di sektor industri. Tingkat pendidikan yang ditamatkan responden sejalan dengan tingkat pekerjaan dan pendapatan yang diperoleh. Karena tingkat pendidikan responden rendah dan pekerjaan yang mereka peroleh adalah di sektor swasta, penghasilan mereka rendah. Dengan kondisi seperti itu mereka tidak dapat menabung/ menyisihkan uang untuk hari tua. Ketika mereka berhenti dari pekerjaan tidak mendapatkan tunjangan kesejahteraan hari tua, sehingga mayoritas responden mendapatkan pendapatan per bulan sangat sedikit. Deskripsi pendapatan keluarga responden, dari 358 lansia, sebanyak 36,0% dengan pendapatan kurang dari Rp. 1.000.000,-, pendapatan antara Rp. 1.000.001,- – Rp. 2.000.000,- sebanyak 44.7% , dan pendapatan lebih dari Rp. 2.000.000,- sebesar 19,3%. Deskripsi responden menurut ketergantungan ekonomi lansia terhadap anggota keluarga lain, menunjukkan bahwa 56,1% menyatakan tergantung, dan 43,9% menyatakan tidak tergantung secara ekonomi terhadap anggota keluarga lain. Jawaban responden mengenai pertanyaan apakah merasa puas terhadap kondisi ekonomi mereka saat ini, diperoleh 50,3% responden menyatakan tidak puas dan 49,7% menyatakan puas terhadap kondisi ekonomi mereka. 3.2
Model Status Pekerjaan Lansia Masa pensiun seharusnya diisi dengan menikmati hari tua bersama anak dan cucu-cucunya, tetapi kenyataan di Provinsi Bali terutama di pedesaan masih ada 65.6% lansia yang berstatus bekerja. Alasan terbesar lansia ini masih bekerja adalah untuk menambah penghasilan dan membantu keuangan keluarga. Pekerjaan yang paling banyak ditekuni adalah pekerjaan kasar seperti buruh tani, buruh bangunan, dan sebagian lagi pedagang. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi lansia ini masih bekerja dapat dijelaskan dengan melakukan analisis statistic univariat dan multivariate. Analisis univariat dilakukan untuk melihat ada/ tidaknya keterkaitan antara status pekerjaan lansia dengan karakteristik sosial ekonomi menggunakan statistik uji khi kuadrat. Hipotesis untuk uji ini adalah: Ho: Tidak ada keterkaitan status pekerjaan dengan variable karakteristik social ekonomi Hi : Ada keterkaitan status pekerjaan dengan variabel karakteristik sosial ekonomi Hasil uji khi kuadrat disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Uji Khi Kuadrat Status Pekerjaan dengan Karakteristik Sosial Ekonomi Status Pekerjaan vs Variabel Karakteristik 1. Tingkat Pendidikan 2. Status Kawin 3. Status dalam Rumah Tangga 4. Ada tidaknya Tanggungan 5. Jenis Kelamin 6. Status Kesehatan 7. Ada tidaknya Tunjangan Hari Tua 8. Pendapatan 9. Pendapatan Keluarga 10. Puas/tidak pd kondisi ekonomi 11. Ketergantungan sector ekonomi pada keluarga lain
Nilai Khi kuadrat
Nilai Sign.
Keputusan
14.442 22.257 14.152 17.854 7.288 11.837 1.941 265.740 8.287 0.168
0.006 0.000 0.000 0.000 0.007 0.001 0.379 0.000 0.040 0.682
Tolak Ho Tolak Ho Tolak Ho Tolak Ho Tolak Ho Tolak Ho Terima Ho Tolak Ho Tolak Ho Terima Ho
39.271
0.000
Tolak Ho
Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | 899
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
Tabel 2 menjelaskan bahwa secara sendiri-sendiri tidak terlihat adanya keterkaitan antara status pekerjaan lansia dengan status ada/tidaknya tunjangan hari tua dan kepuasan pada kondisi ekonomi, ini terlihat dari nilai signifikansi yang lebih besar dari taraf nyata 5%, sehingga Ho diterima. Sedangkan hubungan antara status pekerjaan lansia dengan variabel karakteristik sosial lainnya signifikan. Hasil analisis univariat hanya menghasilkan kesimpulan tentang hubungan antara status pekerjaan lansia dengan masing-masing variabel karakteristik sosial ekonomi, hal ini jelas berbeda ketika hubungan status pekerjaan lansia dengan masing-masing variable karakteristik sosial ekonomi dilihat secara simultan dan parsial (multivariate). Model yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara status pekerjaan lansia yang berskala kategorik biner dengan variable karakteristik social ekonomi dengan skala kategorik dan atau kontinu adalah model regresi logistic biner. Hasil uji regresi logistic multivariate terlihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Uji Regresi Logistic Multivariate Variabel Umur
B
S.E
Wald
db
Sign
OR
-0.152
0.049
9.483
1
0.002
0.859
Status Kawin
1.173
1.006
1.357
1
0.244
3.230
Pendidikan
0.154
1.241
0.015
1
0.901
1.167
Status dalam Rumah Tangga
-0.458
0.677
0.457
1
0.499
0.633
Ada/tidak Tanggungan
-0.373
0.757
0.243
1
0.622
0.689
Status Kesehatan
0.363
1.026
0.125
1
0.724
1.437
Lama Sakit
-0.114
0.194
0.346
1
0.556
0.892
Tunjangan Hari Tua
-3.459
1.077
10.317
1
0.001
0.031
0.000
1
0.999
0.000
Pendapatan
-23.190
Pendapatan Keluarga
26118.184
-2.421
1.011
5.732
1
0.017
0.089
Puas/Tidak thd Kondisi Ekonomi
0.897
0.666
1.812
1
0.178
2.451
Ketergantungan Ekonomi
1.167
0.630
3.435
1
0.064
3.214
Constant
16.204
3.869
17.537
1
0.000
1.089E7
Berdasarkan pada nilai signifikansinya yang lebih besar dari taraf nyata 5% dapat diputuskan variable-variabel yang berpengaruh pada status bekerja lansia, yaitu: umur, ada tidaknya tunjangan hari tua, dan besarnya pendapatan keluarga. Maka model terbaik yang diperoleh adalah: gˆ ( x ) = 16 .204 − 0 .152Umur − 3 .459TunjHariTu a − 2 .421PendptKel .
(1)
Model 1 menunjukkan bahwa: Nilai OR untuk umur = 0,859 berarti bertambahnya umur satu tahun akan mengurangi keinginan lansia untuk bekerja 0,859 kali. Ketika bertambahnya umur lansia selalu diikuti dengan menurunnya derajat kesehatan, sehingga mengurangi pula keinginan untuk bekerja. Hal ini sejalan dengan hasil uji khi kuadrat (Tabel 2) untuk status kesehatan yang signifikan (sign. = 0.001 < α = 0.05) dengan status bekerja. Artinya sehat tidaknya lansia ada kaitan dengan bekerja tidaknya lansia. Nilai OR untuk tunjangan hari tua = 0.031 mengindikasikan bahwa ketika lansia mempunyai tunjangan hari tua akan menurunkan keinginan lansia untuk bekerja 0,031 kali dibandingkan lansia yang 900 | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
tidak mempunyai tunjangan hari tua. Hal ini disebabkan karena pada lansia yang mempunyai tunjangan hari tua secara ekonomi lebih mapan sehingga menurunkan keinginan untuk bekerja. Begitu pula pada variable besaran pendapatan keluarga dengan nilai OR = 0,089 menunjukkan bahwa peningkatan total pendapatan keluarga akan menurunkan keinginan lansia untuk bekerja sebesar 0.089 kali. Dengan banyaknya lansia yang bekerja, perlu dipikirkan lapangan pekerjaan dan jenis pekerjaan yang cocok dengan kondisi mereka. Mereka masih tetap menjadi modal pembangunan, tapi mereka juga tidak mengurangi kesempatan bekerja untuk penduduk usia produktif. Namun kondisi seperti ini perlu juga didukung adanya jaminan sosial yang dapat membantu kebutuhan lansia, terutama untuk lansia yang bekerja di sektor informal. 4.
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan Latar belakang sosial ekonomi lansia diperoleh sebagian besar lansia mempunyai status bekerja, yaitu sebanyak 65,6% dan 34,5% tidak bekerja. Variable-variabel yang berpengaruh pada status bekerja lansia, yaitu: umur, ada/ tidaknya tunjangan hari tua, dan besarnya pendapatan keluarga. Model terbaik yang diperoleh adalah: gˆ ( x ) = 16 .204 − 0 .152Umur − 3 .459TunjHariTu a − 2 .421PendptKel .
Nilai OR untuk umur = 0,859 berarti bertambahnya umur satu tahun akan mengurangi keinginan lansia untuk bekerja 0,859 kali. Nilai OR untuk tunjangan hari tua = 0.031 mengindikasikan bahwa ketika lansia mempunyai tunjangan hari tua akan menurunkan keinginan lansia untuk bekerja 0,031 kali dibandingkan lansia yang tidak mempunyai tunjangan hari tua. Dan pada variable besaran pendapatan keluarga dengan nilai OR = 0,089 menunjukkan bahwa peningkatan total pendapatan keluarga akan menurunkan keinginan lansia untuk bekerja sebesar 0.089 kali. 4.2
Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari model status bekerja lansia, maka untuk mengurangi lansia masih bekerja maka hal yang harus diperhatikan oleh pengambil kebijakan adalah menyiapkan jaminan sosial yang bisa mengakomodir semua kalangan lansia pada berbagai status sosial ekonomi. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih penulis ucapkan kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Udayana dan Dikti atas dana yang telah diberikan sehingga penelitian ini dapat terlaksana. DAFTAR PUSTAKA Affandi, Moch. (2009) ‘Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penduduk Lanjut Usia Memilih Untuk Bekerja’. Journal of Indonesian Applied Economics, 3(2), hal.99-110 BPS. (2010). Peraturan Badan Pusat Statistik Nomor 37 Tahun 2010, Tentang Klasifikasi Perkotaan dan Perdesaan di Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik. _______ (2011). Statistik Penduduk Lanjut Usia Indonesia 2010 Hasil Sensus Penduduk 2010. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Chen, Hsiao-hung Nancy (2007) Social Safety Nets and Socio-economic Disparity Under Globalization, Department of Sociology, Taiwan: National Chengchi University Taipei. Cowgill, Donald O. & Holmes, Lowell D. (Editors) (1972) Aging and Modernization, New York: Appleton-Century-Crofts Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | 901
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
Cowgill, D. (1986) Ageing Around the World. Belmont, CA.: Wadsworth Publishing Co. Munsur, Ahmed Mohammad; Tareque, Ismail; and Rahman, K. M. Mustafizur (2010) ‘Determinants of Living Arrangements, Health Status and Abuse among Elderly Women: A Study of Rural Naogaon District, Bangladesh’, Journal of International Women’s Studies, 11(4), pp. 162-176. Available at: http://vc.bridgew.edu/jiws/vol11/iss4/12 [Diakses 2 Januari 2013]. Hosmer, DW & S. Lemeshow (2000) Apllied Logistik Regression . New York: John Wiley and Sons. Sigit, Hananto (1998) A Socio Economic profile of Elderly independent Indonesia. Jakarta: Biro Pusat Statistik. Wirakartakusumah, M. Djuhari, Hisar Sirait, dan Zainul Hidayat (1996). Pelibatan Penduduk Usia Lanjut dalam Keluarga. Jakarta: Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
902 | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014