ISI FORM D *Semua Informasi Wajib Diisi *Mengingat keterbatasan memory database, harap mengisi setiap isian dengan informasi secara general, singkat dan jelas. A. Uraian Kegiatan Deskripsikan Latar Belakang Permasalahan: Sektor pertanian hingga beberapa dekade mendatang masih tetap menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi daerah Provinsi Gorontalo. Pendapatan sebagian besar masyarakat di daerah ini masih sangat tergantung pada sektor pertanian yaitu melibatkan sekitar 5060% dari tenaga kerja yang tersedia. Kontribusi sektor ini terhadap PDRB selang tahun 2006 – 2009 mengalami penurunan dari 44% menjadi 42% pada tahun 2009. Hal ini mengindikasikan bahwa pengelolaan sumberdaya pada sektor ini dibandingkan dengan sektor lain belum optimal, disebabkan antara lain karena andalan nilai ekonominya masih terfokus pada produk primer dengan sistem pengelolaan usahatani umumnya masih secara tradisional, ditambah lagi dengan banyaknya konversi lahan pertanian menjadi lahan pemukiman dan perkantoran. Namun walaupun demikian, secara agregat sektor pertanian masih merupakan sektor penyumbang PDRB terbesar di Provinsi Gorontalo, yaitu sebesar 31.32%, disusul sektor jasa dan perdagangan, hotel dan restoran yang hanya menyumbang masing-masing sebesar 26.27% dan 10.26% terhadap PDRB Gorontalo. Suatu indikasi bahwa kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian daerah masih berpeluang ditingkatkan minimal sekitar 3-5 kali dari kondisi sekarang apabila pengelolaan sumberdaya dan teknologi yang tersedia dapat dilakukan secara optimal dan berkelanjutan. Beberapa aspek penting yang perlu dicermati dalam pengembangan pertanian di Gorontalo yaitu melanjutkan kajian kinerja pengembangan pertanian yang mencakup pertumbuhan sektor pertanian yang lebih difokuskan pada pembenahan sistem agribisnis komoditas unggulan daerah.
Deskripsikan Maksud dan Tujuan Kegiatan Litbangyasa : 1. Memperoleh database dan mengidentifikasi komoditas unggulan pertanian pada masing-masing kabupaten/ kota di Provinsi Gorontalo. 2. Merumuskan kebijakan agribisnis masing-masing komoditas unggulan pertanian yang telah terpetakan pada tiap kab/kota di Provinsi Gorontalo
Deskripsikan Bentuk Kegiatan : Kegiatan penelitian ini berbentuk kegiatan survei yang dilakukan dengan wawancara secara individu maupun kelompok kepada semua pihak yang terkait selaku pelaku utama bisnis pertanian komoditas unggulan daerah maupun sebagai pelaku penunjang dalam sistem agribisnis setiap komoditas yang dikaji. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung kepada beberapa sampel petani, pedagang dan penyedia sarana produksi serta petugas pertanian lapangan dengan menggunakan daftar pertanyaan secara terstruktur dan terbuka. Data
sekunder diperoleh dari berbagai instansi/lembaga mulai dari tingkat provinsi hingga tingkat desa. B. Perkembangan Administrasi Deskripsikan Perkembangan Pengelolaan dan Mekanisme Anggaran Termin I (30%) dan Termin II (50%): Anggaran pada Termin I dicairkan sebesar Rp 75.000.000, sebagian besar atau 43% terserap untuk kebutuhan biaya personil meliputi honorarium mulai dari peneliti utama/ koordinator kegiatan, peneliti II, peneliti pelaksana dan pembantu peneliti. Sedangkan sisanya tersebar pada komponen-komponen bahan habis pakai (8%), perjalanan (42%) serta komponen lainlain (7%). Anggaran pada Termin II dicairkan sebesar Rp 125.000.000, sebagian besar atau 34% terserap untuk kebutuhan biaya personil meliputi honorarium mulai dari peneliti utama/ koordinator kegiatan, peneliti II, peneliti pelaksana dan pembantu peneliti. Sedangkan sisanya tersebar pada komponen-komponen bahan habis pakai (12%), perjalanan (36%) serta komponen lain-lain berupa biaya pengganti transport PPL pemandu dan petani responden (17%).
Deskripsikan Kendala-Hambatan Pengelolaan Anggaran: Kurang sinergi antara peneliti dan pengelola keuangan (bendahara). Hal ini disebabkan karena kurang pahamnya bendahara terhadap sistem manajerial keuangan PKPP. Disarankan kedepan, sebaiknya pencairan keuangan langsung di rekening peneliti utama, sebab fakta menunjukkan jika pencairan keuangan melalui bendahara pengeluaran, akan terjadi kemacetan karena bendahara tidak bisa membedakan mana porsi untuk kegiatan APBN dan mana porsi untuk kegiatan PKPP (ristek). Akibatnya pada keterlambatan pencairan dana dari bendahara ke tim peneliti. Dampaknya pada terhambatnya pelaksanaan kegiatan yang tidak lagi sesuai jadwal palang yang sudah ditetapkan oleh tim peneliti.
Deskripsikan Rencana dan Perkembangan Pengelolaan Aset: Kegiatan penelitian ini tidak mengadakan pembelian aset atau barang modal, hanya sebatas pembelian bahan habis pakai. Sehingga aset yang akan dihibahkan berupa aset yang tidak berwujud, yaitu Laporan Akhir Kegiatan.
C. Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja Deskripsikan Rancangan Metode Penelitian :
Metode penelitian menggunakan metode survai yang dilakukan dengan wawancara secara individu maupun kelompok kepada semua pihak yang terkait selaku pelaku utama bisnis pertanian komoditas unggulan daerah maupun sebagai pelaku penunjang dalam sistem agribisnis setiap komoditas yang dikaji. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung kepada beberapa sampel petani, pedagang, pegolah, dan penyedia sarana produksi dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) secara terstruktur dan terbuka. Data sekunder diperoleh dari berbagai instansi/lembaga mulai dari tingkat provinsi hingga tingkat desa. Penentuan lokasi kecamatan dan desa sebagai komoditas unggulan dipilih secara purposive sebanyak 2 kecamatan (berdasarkan potensi sedang dan tinggi) dan masing-masing kecamatan dipilih 1 desa sebagai sentra komoditas unggulan. Sumber data primer meliputi petani, pedagang, pengolah, penyedia sarana produksi, dan pelaku penunjang. Penentuan sampel petani ditentukan secara acak sederhana (simple random sampling), masing-masing komoditas per lokasi sebanyak 20 petani. Selain pada para petani, data primer juga diperoleh dari wawancara dengan para petugas lapang (PPL) sebanyak 50 orang PPL. Penentuan sampel pedagang, pengolah, penyedia sarana produksi, dan pelaku penunjang mulai dari tingkat desa hingga tingkat kabupaten/provinsi ditentukan secara purposive masing-masing sebanyak 2 – 5 sampel (disesuaikan dengan populasi yang tersedia). Analisis data dilakukan secara deskriptif (tabulasi). Untuk selanjutnya dilakukan analisis secara simultan dan komprehensif menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Trend Analysis. Selain itu dilakukan pula perhitungan Parameter tingkat kesejahteraan petani seperti Pangsa Pendapatan Sektor Pertanian (%), Pangsa Pengeluaran untuk Pangan (%), Perkembangan daya Beli Rumah Tangga Tani, Tingkat Ketahanan Pangan dan Indeks Nilai Tukar Petani (INTP).
Deskripsikan Perkembangan Pelaksanaan Pencapaian Target Kinerja: sampai pada akhir termin II dan awal termin III capaian target kinerja telah mencapai 90%. hasil dari penelitian ini telah memberikan gambaran mengenai posisi/ peta komodita unggulan di tiap Kab/kota pada masing-masing sub sistem agribisnis.
Deskripsikan Kendala - Hambatan Dalam Pelaksanaan Pencapaian Target Kinerja: Secara teknis kendala dan hambatan yang ditemui adalah : 1) Sebagian besar tenaga enumerator masih belum berpengalaman dalam hal teknik menggali informasi serta komunikasi verbal dengan petani melalui kuisioner. Solusi untuk hal ini ditempuh dengan melakukan pelatihan/ coaching singkat oleh peneliti utama mengenai teknik mewawancarai petani atau responden yang umumnya memiliki tingkat pendidikan rendah, serta kemampuan berkomunikasi yang terbatas.
2) Pada tahap entri data (tabulasi) ditemui kendala penguasaan program olah data (excel) yang terbatas pada sebagian tenaga pengentri. Sehingga, hal ini sangat merepotkan peneliti utama, karena harus melakukan editing secara berulang-ulang data tabulasi yang telah dientri. Sedangkan kendala pada aspek non teknis yang ditemui selama kegiatan adalah: 1) Banyak petani responden (sebagian besar) yang masih belum fasih berbahasa Indonesia. Sehingga, tim peneliti harus mengikutsertakan penerjemah yang diambil dari PPL atau aparat desa setempat. 2) Masalah kekurang pahaman mengenai pengelolaan keuangan kegiatan PKPP oleh pihak bendahara pengeluaran dan Kepala BPTP Gorontalo. Sehingga, cukup menghambat kelancaran kegiatan penelitian, terutama pada saat pelaksanaan survey utama.
Deskripsikan Hasil Pelaksanaan Kegiatan: Berdasarkan analisis trend dan forecasting 5 tahun ke depan ditemukan bahwa terdapat kecenderungan menaik maupun menurun pada beberapa PDRB Kabupaten/Kota. Antisipasi hal ini maka perlu diambil beberapa intervensi kebijakan seperti misalnya perbaikan infrastruktur untuk menarik investor dari luar atau pemberlakuan kebijakan pajak/ retribusi baru terutama pada usaha-usaha industri menengah ke atas yang ada di wilayah tersebut. Selang waktu 2008 – 2009 terjadi penurunan NTP yang cukup tajam hingga mencapai angka indeks 99,47. Hal ini berarti petani umumnya mengalami defisit atau penurunan kesejahteraan. Kondisi ini berbeda pada periode selanjutnya, 2009 – 2011. Pada periode ini terjadi kenaikan NTP di Provinsi Gorontalo (> 100). Indikasinya terjadi peningkatan kesejahteraan petani, karena petani mengalami surplus. Berdasarkan hasil perhitungan indikator tingkat kesejahteraan petani responden (2012), diperoleh hasil sebagai berikut : 1). Pangsa Pendapatan Sektor Pertanian (PPSP) 97%; 2).Pangsa Pengeluaran untuk Pangan (PEP) 75.2%; 3). Tingkat Daya Beli Petani 68%, dan 4). Tingkat Ketahanan Pangan (TKP) 23.3%. Hasil analisis AHP menunjukkan komoditi jagung merupakan komoditas unggulan tanaman pangan di Provinsi Gorontalo dengan skor tertinggi yaitu 66.4, sub sektor hortikultura cabai rawit (79), perkebunan : kelapa/kopra (75.4) dan peternakan : ternak sapi potong (59.6).
D. Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program Deskripsikan Perkembangan Koordinasi dg Kelembagaan - Program Terkait: Sinergi koordinasi antara lembaga dan program pembangunan masing-masing lembaga perlu diawali dengan perumusan strategi pelaksanaan. Untuk itu dalam penelitian ini telah disusun pula suatu strategi pelaksanaan koordinasi dengan kelembagaan – program terkait, yaitu : 1. Sinergitas program pengembangan agribisnis komoditas unggulan daerah dengan
output dan impact dalam penelitian ini guna perumusan kebijakan ke depan (aksi tindak). 2. pembahasan secara berjenjang melalui tokoh masyarakat tani dan LSM di tingkat kabupaten, Dinas/ lembaga terkait serta Komisi Teknologi Pertanian. Hasil pembahasan dirumuskan sebagai rekomendasi kebijakan untuk kepala daerah/ pengambil kebijakan.
Sebutkan Bentuk Koordinasi dengan Kelembagaan - Program yang telah dilaksanakan: sampai saat ini bentuk koordinasi antar lembaga dan program baru sebatas koordinasi informal pada setiap kunjungan ke Dinas/ lembaga terkait di Kab/Kota. Terutama dalam hal penyamaan persepsi mengenai pengertian komoditas unggulan daerah. dimana hanya ada satu komoditas unggulan pada tiap sub sistem agribisnis yang harus dikembangkan dan menjadi core program pembangunan pertanian di masing-masing kab/kota.
Deskripsikan Kendala dan Hambatan Dalam Pelaksanaan Koordinasi hingga saat ini: Kendala birokrasi dan ego sektoral pada masing-masing instansi terkait.
E. Capaian Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Deskripsikan Perkembangan Strategi Pemanfaatan Hasil Litbangyasa: Terdapat tiga rancangan strategi pemanfaatan hasil litbangyasa dalam penelitian ini, yaitu : 1) Aplikasi dalam perda dan kebijakan pembangunan pertanian daerah. 2) Penerbitan publikasi. 3) Pembentukan tim teknis dan komisi teknologi daerah sebagai wadah resmi (formal) pemberi saran dan rekomendasi teknologi serta kebijakan-kebijakan yang mengikutinya.
Sebutkan Bentuk Pemanfaatan Hasil Kegiatan : Rekomendasi kebijakan pengembangan komoditas unggulan masing-masing sub sistem agribisnis, meliputi langkah-langkah intervensi peningkatan produksi dan produktivitas komoditas unggulan, kebijakan proteksi komoditas unggulan daerah, kebijakan akses dan pangsa pasar komoditas unggulan baik regional maupun internasional, dan yang paling utama adalah kebijakan harga komoditas unggulan tersebut.
Deskripsikan Kendala dan Hambatan Pemanfaatan Hasil Litbangyasa: Terkadang tidak sinkron dengan kepentingan politik daerah.
F. Potensi Pengembangan Ke Depan
Deskripsikan Rencana Pengembangan Ke Depan setelah Paket PKPP selesai dilaksanakan: Melakukan analisis dayasaing terhadap komoditas unggulan masing-masing sub sistem agribisnis.
Deskripsikan Kerangka Strategi Pengembangan Ke Depan setelah Paket PKPP selesai dilaksanakan: 1. Survey keunggulan komparatif dan kompetitif komoditas unggulan tiap sub sektor agribisnis 2. Menyusun database tiga tahunan tingkat daya saing komoditas unggulan daerah
G. Keberlanjutan Kegiatan Deskripsikan Rencana Keberlanjutan Pemanfaatan Kegiatan setelah PKPP selesai: Melakukan sinergi program lintas sektoral
Sebutkan Dukungan Apa yang diperlukan dalam proses keberlanjutan Kegiatan: 1. Keberpihakan pemerintah daerah pada nasib petani kecil terutama pengendalian harga jual-beli semua komoditas pertanian unggulan daerah seperti jagung (tanaman pangan), cabai rawit (hortikultura), kakao (perkebunan) dan sapi potong (peternakan). 2. Pembentukan tim teknis dan komisi teknologi pertanian daerah, sebagai wadah resmi (formal) pemberi saran dan rekomendasi teknologi serta kebijakan-kebijakan yang mengikutinya.
PKPP | 2012