Deskripsi Tanaman Jagung (Zea mays) Lokal Sumbawa 1
Wening Kusumawardani 2 Fenny Arisandi
1
2
Dosen Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Perikanan Universitas samawa Mahasiswa Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Perikanan Universitas Samawa ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui deskripsi pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays) lokal Sumbawa.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan cara melakukan percobaan untuk mendeskripsikan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays) lokal Sumbawa. Rerata hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pertumbuhan tinggi tanaman pada umur 42 hari setelah tanam 193,3 cm sampai 255,6 cm. Pengamatan pada daun pada umur 49 hari setelah tanam hari setelah tanam jumlah daun 12 helai sampai 13 helai. Pengamatan pada lebar daun memiliki lebar 8,4 cm sampai 8,6 cm. Pada pengamatan permukaan daun yaitu permukaan daun berambut, dan pengamatan bentuk ujung daun yaitu bentuk ujung daun runcing. Hasil pengamatan pada penutupan kelobot dari sedang sampai bagus, pada kerusakan tongkol tidak ada, Sedangkan pada panjang tongkol 13,4 cm sampai 15,4 cm dan diameter tongkol 3,2 cm sampai 3,4 cm. Pengamatan pada warna biji dari merah, bervariasi dan putih, pada susunan baris biji teratur dan jumlah baris biji 12 baris sampai13 baris. Umur panen tanaman jagung lokal ini 85 hari. Kata Kunci
: Deskripsi, Jagung Lokal Sumbawa
113
lingkungan tumbuhnya. Beberapa ciri
PENDAHULUAN Jagung merupakan tanaman pangan
varietas lokal tradisional mempunyai
penting dalam kelompok serealia selain
keragaman antar dan dalam varietas,
gandum
dapat
dan
menyatakan
padi.
Kasrino
bahwa
di
(2006)
Indonesia,
beradaptasi
pada
kondisi
lingkungan yang tidak menguntungkan,
pemanfaatan jagung sebesar 50% untuk
menghasilkan
industri pangan, sedangkan 50% lagi
namun rendah (Aquinos-Alsacar, 1999
untuk industri pakan (makanan untuk
dalam Hetharie, 2002).
unggas).
Kecenderungan
proporsi
produksi
Deskripsi
yang
merupakan
stabil
suatu
tersebut akan berubah pada tahun 2020
panduan menyajikan sejarah asal-usul
dimana
sifat-sifat morfologi, reaksi ketahanan
industri
jagung
sekitar
pakan
memerlukan
76,2%.Batang
jagung
terhadap penyakit dan hama utama serta
terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung
anjuran tanam. Sifat-sifat morfologi yang
tumbuh pada setiap buku, berhadapan
di sajikan dalam deskripsi sebagian besar
satu sama lain. Bunga jantan terletak
merupakan sifat yang di atur secara
pada bagian terpisah pada satu tanaman
kuantitatif sehingga penampilannya dapat
sehingga
penyerbukan
menimbulkan varietas fisik. Varietas
silang. Jagung merupakan tanaman hari
tersebut dapat terjadi pada semua varietas
pendek, jumlah daunnya ditentukan pada
terutama jika ditanam pada lokasi dan
saat
musim tanam yang berbeda (Suprihatno,
lazim
inisiasi
dikendalikan
terjadi
bunga oleh
jantan, genotipe,
dan lama
penyinaran, dan suhu.
2005). Berdasarkan
Menurut Suprapto (2005), jagung
genetik,
temuan
antropologi,
dan
–
temuan arkeologi
lokal umumnya merupakan campuran
diketahui bahwa daerah asal jagung
beberapa strain atau beberapa varietas
adalah Amerika Tengah (Meksiko bagian
sehingga
ukuran
selatan). Budidaya jagung telah dilakukan
bijinya sangat beragam dan daya hasilnya
di daerah ini 10.000 tahun yang lalu, lalu
rendah
unggul
teknologi ini dibawa ke Amerika Selatan
nasional. Keragaman yang ditemukan
(Ekuador) sekitar 7000 tahun yang lalu,
pada
melalui
dan mencapai daerah pegunungan di
merupakan
selatan Peru pada 4.000 tahun yang lalu.
keragaman genetik karena menunjukkan
Kajian filogenetik menunjukkan bahwa
penampilan
jagung budidaya (Zea mays) merupakan
warna,bentuk
dibanding
varietas
perubahan
varietas
jagung
lokal
vegetatif,
yang
dan
berbeda
pada
114
keturunan langsung dari teosinte (Zea
kegiatan penelitian , alat tugal berfungsi
mays). Dalam proses domestikasinya,
untuk membuat lubang tanam. Bahan
yang berlangsung paling tidak 7.000
yang telah digunakan dalam penelitian ini
tahun oleh penduduk asli setempat,
adalah sebagai berikut : 6 aksesi jagung
masuk gen-gen dari subspesies lain,
lokal
terutama Zea mays. mexicana. Istilah
beberapa daerah yang berbeda-beda, air
teosinte
berfungsi
sebenarnya digunakan untuk
sumbawa
yang
untuk
berasal
dari
menyiram
menggambarkan semua spesies dalam
tanaman/sebagai pelarut untuk pupuk
genus Zea, kecuali Zea mays. mays.
organik cair bio sugih, pupuk organik cair
Proses domestikasi menjadikan jagung
Bio Sugih berfungsi sebagai pestisida
merupakan
nabati.
satu-satunya
spesies
tumbuhan yang tidak dapat hidup secara
Penelitian ini menggunakan metode
liar di alam. Hingga kini dikenal 50.000
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif
kultivar jagung, baik yang terbentuk
dengan cara melakukan budidaya jagung
secara alami maupun dirakit melalui
lokal
pemuliaan tanaman (Yogo, 2001).
pertumbuhan dan hasil tanaman jagung
untuk
mendeskripsikan
(Zea mays) lokal Sumbawa. Deskriptif MATERI DAN METODE
ialah salah satu cara penelitian dengan
PENELITIAN
menggambarkan
Alat yang telah digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : alat tulis berfungsi untuk mencatat hasil kegiatan,
cangkul
berfungsi
untuk
mengolah tanah, sabit berfungsi untuk membersihkan
lahan
penggaris/meteran
dari
gulma,
berfungsi
untuk
mengukur tinggi tanaman dan lebar daun, jangka sorong untuk mengukur sudut antar helaian daun dan batang, gembor berfungsi
untuk
menyiram
tanaman,
sprayer berfungsi untuk menyemprotkan pupuk organik cair bio sugih, kamera berfungsi
untuk
mendokumentasi
suatu
objek
sesuai
dengan kenyataan yang ada. Kuantitatif adalah suatu metode penelitian dimana data yang diperoleh berupa angka-angka atau pernyataan-pernyataan yang dinilai. Penanaman
dilakukan
pada
bedengan, dengan panjang bedeng yaitu 200 cm, lebar 200 cm dan tinggi bedeng yaitu 25 cm. Jumlah bedeng keseluruhan adalah 6 bedeng. Jarak antar bedengan yaitu 50 cm. Dengan jarak tanam yaitu 40 cm x 40 cm. Setiap bedeng terdiri dari 25 tanaman.Jumlah tanaman keseluruhannya adalah 150 tanaman. Setiap bedengan merupakan aksesi tanaman jagung lokal. 115
Benih aksesi jagung lokal yang digunakan
merupakan
Fakultas
Pertanian
Program
studi
koleksi dan
Parameter pertumbuhan tanaman :
dari
Tinggi tanaman (cm), Jumlah daun
Perikanan
(helai), Lebar daun (cm), Permukaan
Agroteknologi
yang
daun, Bentuk ujung daun, Penutupan
diperoleh dari Desa Pelat Kecamatan
klobot,
Kerusakan
tongkol,
Panjang
Unter Iwis, Desa Langam Kecamatan
tongkol, Diameter tongkol (cm), Warna
Lopok, Desa Pungkit Kecamatan Lopok,
biji, Susunan baris biji, Jumlah baris biji.
Desa Mamak Kecamatan Lopok, Desa Lantung Spukur Kecamatan Lantung Dan Desa Lantung Pdesa Kecamatan Lantung.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Tinggi
Pengambilan tanaman sampel dilakukan dengan cara acak (random sampling) dengan mengabaikan tanaman pinggir. Cara pengambilan sampel dengan cara diundi pada setiap aksesi dan diberi nomor pada masing-masing tanaman yang ingin dijadikan tanaman sampel. Jumlah tanaman sampel yaitu 12% dari jumlah populasi. Jadi dari 25 tanaman perbedeng terdapat 3 tanaman sampel. Jumlah tanaman sampel keseluruhan 18 tanaman.
tanaman
merupakan
ukuran tanaman yang sering diamati sebagai indikator pertumbuhan maupun sebagai
parameter
untuk
mengukur
pengaruh lingkungan atau perlakuan yang diterapkan
karena
tinggi
tanaman
merupakan ukuran pertumbuhan yang paling mudah dilihat (Sitompul, 2005). Data rata-rata hasil pengamatan untuk parameter tinggi tanaman pada umur 7, 14, 21, 28, 35 dan 42 hari setelah tanam disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Tinggi Tanaman Jagung Lokal Sumbawa Umur Pengamatan 7,14, 21, 28, 35, dan 42 Hari Setelah Tanam Tinggi Tanaman (cm) (HST) No. Aksesi 7 14 21 28 35 42 1. Aksesi I 8,1 35,8 63,6 95,8 142,2 193,3 2. Aksesi II 8,7 39.2 70,2 106,0 158,7 210,1 3. Aksesi III 7,5 29,4 58,2 99,6 148,1 201,9 4. Aksesi IV 10,0 44,3 74,2 116,6 172,5 221,1 5. Aksesi V 8.6 41,1 72,4 109,6 161,0 218,5 6. Aksesi VI 8,7 48,1 83,2 125,7 205,5 255,6 Sumber : Data Primer diolah (2015) HST : Hari Setelah Tanam Tabel 1 menunjukkan rerata tinggi
setelah tanaman terlihat pada aksesi IV
tanaman tertinggi pada umur 7 hari
yaitu 10,0 cm, sedangkan rerata tinggi
116
tanaman terendah terlihat pada aksesi III
hidupnya
karena
tumbuhan
yaitu 7,5 cm. Rerata tinggi tanaman
organisme autotrop obligat, dimana daun
tertinggi pada umur 14 hari setelah tanam
memasok kebutuhan energinya sendiri
terlihat pada aksesi VI yaitu 48,1 cm,
melalui konversi energi cahaya menjadi
sedangkan rerata tinggi tanaman terndah
energi kimia. Daun juga berfungsi sebagai
terlihat pada aksesi III yaitu 29,4 cm.
organ pernapasan atau respirasi, tempat
Rerata tinggi tanaman tertinggi pada
terjadinya
umur 21 hari setelah tanam terlihat pada
terjadinya gutasi (Yudi, 2011).
aksesi VI yaitu 83,2 cm, sedangkan rerata
Jumlah Daun
transpirasi
adalah
dan
tempat
tinggi tanaman terendah terlihat pada
Data rata-rata hasil pengamatan
aksesi III yaitu 58,2 cm. Rerata tinggi
parameter jumlah daun pada umur 7, 14,
tanaman tertinggi pada umur 28 hari
21, 28, 35, dan 42 hari setelah tanam
setelah tanam terlihat pada aksesi VI yaitu
disajikan pada Tabel 2.
125,7
Tabel 2. Jumlah Daun Tanaman
cm,
sedangkan
rerata
tinggi
tanaman terendah terlihat pada aksesi I
Jagung Lokal Sumbawa 49
yaitu 95,8 cm. Rerata tinggi tanaman
HST
tertinggi pada umur 35 hari setelah tanam
Jumlah Daun
No.
Aksesi
sedangkan rerata tinggi tanaman terendah
1.
Aksesi I
12
terlihat pada aksesi I yaitu 142,2 cm.
2.
Aksesi II
13
Rerata tinggi tanaman tertinggi pada
3.
Aksesi III
12
umur 42 hari setelah tanam yaitu 255,6
4.
Aksesi IV
13
cm, sedangkan rerata tinggi tanaman
5.
Aksesi V
13
terendah terlihat pada aksesi I yaitu 193,3
6.
Aksesi VI
13
terlihat pada aksesi VI yaitu 205,5 cm,
cm. Data Daun Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang. Umumnya berwarna hijau dan berfungsi sebagai
penangkap
matahari
melalui
merupakan
organ
tumbuhan
dalam
energi
cahaya
fotosentesis.
Daun
terpenting
bagi
Tanaman
Sumber
: Data Primer diolah (2015)
HST
: Hari Setelah Tanam
Tabel 2 menunjukkan rerata jumlah daun tanaman jagung lokal Sumbawa pada umur 49 hari setelah tanam pada aksesi I 12 helai, aksesi II 13 helai, aksesi III 12 helai, aksesi IV 13 helai, aksesi V 13 helai, dan aksesi VI 13 helai.
melangsungkan 117
Lebar Daun Berikut
data
rata-rata
hasil
pengamatan parameter lebar daun pada umur 49 hari setelah tanam disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Lebar Daun Tanaman Jagung Lokal Sumbawa 49 HST Lebar Daun No. Aksesi Tanaman 1. Aksesi I 8,6 2. Aksesi II 8,5 3. Aksesi III 8,5 4. Aksesi IV 7,4 5. Aksesi V 8,1 6. Aksesi VI 8,4 Sumber : Data Primer diolah (2015) HST : Hari Setelah Tanam Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat rerata lebar daun tanaman jagung pada umur 49 hari setelah panen pada aksesi I lebar daun yaitu 8,6 cm, pada aksesi II lebar daun 8,5 cm, pada aksesi III lebar daun 8,5 cm, pada aksesi IV lebar daun 7,4 cm, pada aksesi V lebar daun 8,1 cm, dan pada aksesi VI lebar daun 8,4 cm. Jadi rerata lebar daun yang paling besar yaitu pada aksesi I lebar daun 8,6 cm, sedangkan yang paling kecil yaitu pada aksesi IV dengan lebar daun 7,4 cm.
hasil
permukaan daun tanaman jagung lokal sumbawa
pada
semua
aksesi
yaitu
permukaan daunnya berambut. Bentuk Ujung Daun Data rata-rata hasil pengamatan untuk parameter bentuk ujung daun disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Bentuk Ujung Daun Tanaman Jagung Lokal Sumbawa 49 HST No. Aksesi Bentuk Ujung Daun 1. Aksesi I Runcing 2. Aksesi II Runcing 3. Aksesi III Runcing 4. Aksesi IV Runcing 5. Aksesi V Runcing 6. Aksesi VI Runcing Sumber : Data Primer diolah (2015) HST : Hari Setelah Tanam Tabel 5 menunjukkan bahwa ratarata bentuk ujung daun tanaman jagung lokal sumbawa pada pengamatan umur 49 hari setelah tanam dari aksesi I sampai dengan aksesi VI bentuk ujung daunnya
Permukaan Daun Data
2. Aksesi II Berambut 3. Aksesi III Berambut 4. Aksesi IV Berambut 5. Aksesi V Berambut 6. Aksesi VI Berambut Sumber : Data Primer diolah (2015) HST : Hari Setelah Tanam Tabel 4 menunjukkan bahwa
runcing. pengamatan
pada
Data Tongkol
parameter permukaan daun disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Permukaan Daun Tanaman Jagung Lokal Sumbawa 49 HST No. Aksesi Permukaan Daun 1. Aksesi I Berambut
Secara morfologi, tongkol jagung adalah
tangkai
utama
malai
yang
termodifikasi yakni bagian dalam organ betina
tempat
bulir/buah
duduk
menempel. Tongkol jagung diselimuti 118
oleh daun kelobot yang tumbuh dari buku terletak di antara batang dan pelepah daun (Tracy, 2005). Penutupan Klobot Data rata-rata hasil pengamatan untuk
parameter
penutupan
klobot
disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Penutupan Klobot Tanaman Jagung Lokal Sumbawa 85 HST Penutupan No. Aksesi Klobot 1. Aksesi I Sedang 2. Aksesi II Bagus 3. Aksesi III Sedang 4. Aksesi IV Sedang 5. Aksesi V Sedang 6. Aksesi VI Bagus Sumber : Data Primer diolah (2015) HST : Hari Setelah Tanam Tabel 6 menunjukkan rerata
Tabel 7. Kerusakan Tongkol Tanaman Jagung Lokal Sumbawa 85 HST Kerusakan No. Aksesi Tongkol 1. Aksesi I Tidak Ada 2. Aksesi II Tidak Ada 3. Aksesi III Tidak Ada 4. Aksesi IV Tidak Ada 5. Aksesi V Tidak Ada 6. Aksesi VI Tidak Ada Sumber : Data Primer diolah (2015) HST : Hari Setelah Tana Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat pada aksesi I bahwa tidak ada kerusakan tongkol, begitu pula pada aksesi II, aksesi III, aksesi IV, aksesi V, dan aksesi VI. Jadi tidak ada kerusakan tongkol pada semua aksesi Panjang Tongkol Data rata-rata hasil pengamatan
penutupan kelobot pada aksesi I yaitu
untuk
sedang,
disajikan pada Tabel 8.
pada
aksesi
II
penutupan
kelobotnya bagus, pada aksesi III, aksesi IV, dan aksesi V penutupan kelobotnya sedang, dan pada aksesi VI penutupan kelobotnya bagus. Jadi rerata penutupan kelobot yang bagus yaitu pada aksesi II dan aksesi VI, sedangkan pada aksesi I, aksesi III, aksesi IV, dan aksesi V penutupan kelobotnya sedang. Kerusakan Tongkol Data rata-rata hasil pengamatan
parameter
panjang
tongkol
Tabel 8. Panjang Tongkol Tanaman Jagung Lokal Sumbawa 85 Hari Setelah Tanam Panjang Tongkol No. Aksesi (cm) 1. Aksesi I 13,4 2. Aksesi II 14,8 3. Aksesi III 13,9 4. Aksesi IV 14,4 5. Aksesi V 15,0 6. Aksesi VI 15,4 Sumber : Data Primer diolah (2015) HST : Hari Setelah Tanam Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat
pada parameter kerusakan tongkol
rerata panjang tongkol pada pengamatan
disajikan pada Tabel 7.
umur 85 hari setelah panen pada aksesi I (13,4 cm), pada aksesi II panjang tongkol (14,8 cm), pada aksesi III panjang tongkol (13,9 cm), pada aksesi
IV panjang 119
tongkol (14,4 cm), pada aksesi V panjang
Data Biji
tongkol (15,0 cm), dan pada aksesi VI
Warna Biji
panjang tongkol (15,4 cm). Jadi rerata
Data rata-rata hasil pengamatan
panjang tongkol terpanjang yaitu pada
pada parameter warna biji disajikan pada
aksesi VI dengan panjang tongkol (15,4
Tabel 10.
cm).
Tabel 10. Warna Biji Tanaman Jagung Lokal Sumbawa 85 Hari Setelah Tanam No. Aksesi Warna Biji 1. Aksesi I Merah 2. Aksesi II Merah 3. Aksesi III Bervariasi 4. Aksesi IV Bervariasi 5. Aksesi V Putih 6. Aksesi VI Bervariasi Sumber : Data Primer diolah (2015) HST : Hari Setelah Tanam
Diameter Tongkol Berikut
data
rata-rata
hasil
pengamatan untuk parameter diameter tongkol disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Diameter Tongkol Tanaman Jagung Lokal Sumbawa 85 hari setelah tanam Diameter Tongkol No. Aksesi (cm) 1. Aksesi I 3,2 2. Aksesi II 3,3 3. Aksesi III 3,2 4. Aksesi IV 3,3 5. Aksesi V 3,4 6. Aksesi VI 3,2 Sumber : Data Primer diolah (2015) HST : Hari Setelah Tanam Tabel
9
menunjukkan
rerata
diameter tongkol tanaman jagung lokal sumbawa pada umur 85 hari setelah tanam yaitu aksesi I (3,2 cm), aksesi II (3,3 cm), aksesi III (3,2 cm), aksesi IV
Berdasarkan
yang paling besar yaitu pada aksesi V (3,4 cm), sedangkan rerata diameter tongkol yang terkecil yaitu pada aksesi I, aksesi III dan aksesi VI yang masingmasing diameter (3,2 cm).
pengamatan
warna biji jagung menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang beragam antar aksesi. Perbedaan tersebut terlihat dari warna biji yang cukup beragam. Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa warna biji pada aksesi I dan aksesi II berwarna merah; pada aksesi III, aksesi IV, dan aksesi VI warna bijinya bervariasi; dan aksesi V warna bijinya putih. Susunan Baris Biji
(3,3 cm), aksesi V (3,4 cm) dan aksesi VI (3,2 cm). Jadi rerata diameter tongkol
hasil
Data rata-rata hasil pengamatan pada
parameter
susunan
baris
biji
disajikan pada Tabel 11. Tabel 11. Susunan Baris Biji Tanaman Jagung Lokal Sumbawa 85 HST Susunan Baris No. Aksesi Biji 1. Aksesi I Teratur 2. Aksesi II Teratur 3. Aksesi III Teratur 120
4. Aksesi IV Teratur 5. Aksesi V Teratur 6. Aksesi VI Teratur Sumber : Data Primer diolah (2015) HST : Hari Setelah Tanam Pada Tabel 11 dapat dilihat bahwa
pada aksesi I, aksesi II, dan aksesi III,
rerata susunan baris biji dari aksesi I
Berdasarkan hasil penelitian dan
yang masing-masing jumlah baris biji yaitu 12 baris. KESIMPULAN
sampai dengan aksesi VI, susunan baris
pembahasan
bijinya teratur.
kesimpulan sebagai berikut:
Jumlah Baris Biji
1. Pengamatan dilakukan pada tanaman
Jumlah baris biji per tongkol
maka
dapat
ditarik
jagung (Zea mays) lokal Sumbawa dari
dihitung dengan cara menghitung jumlah
beberapa
baris biji setiap tanaman sampel yang
Kecamatan Unter Iwis, Desa Langam
telah dibuang kelobotnya. Berikut data
Kecamata
rata-rata
Kecamatan
hasil
pengamatan
untuk
desa
yaitu:
Lopok, Lopok,
Desa
Pelat
Desa
Pungkit
Desa
Mamak
parameter jumlah baris biji disajikan pada
Kecamatan Lopok, Desa Lantung
Tabel 12.
Skukur Kecamatan Lantung dan Desa
Tabel 12. Jumlah Baris Biji Tanaman Jagung Lokal Sumbawa 85 HST No Aksesi Jumlah Baris Biji 1. Aksesi I 12 2. Aksesi II 12 3. Aksesi III 13 4. Aksesi IV 14 5. Aksesi V 12 6. Aksesi VI 13 Sumber : Data Primer diolah (2015) HST : Hari Setelah Tanam
Lantung Pdesa Kecamatan Lantung. 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pertumbuhan tinggi tanaman pada umur 42 hari setelah tanam 193,3 cm sampai 255,6 cm. Pengamatan pada daun pada umur 49 hari setelah tanam jumlah daun 12 helai sampai 13 helai. Pengamatan pada lebar daun
12 menunjukkan rerata
memiliki lebar 8,4 cm sampai 8,6 cm.
jumlah baris biji pada umur 85 hari
Pada pengamatan permukaan daun
setelah tanam pada aksesi I 12 baris,
yaitu permukaan daun berambut, dan
aksesi II 12 baris, aksesi III 13 baris,
pengamatan bentuk ujung daun yaitu
aksesi IV 14 baris, aksesi V 12 baris dan
bentuk ujung daun runcing. Hasil
aksesi VI 13 baris. Jadi rerata jumlah
pengamatan pada penutupan kelobot
baris yang paling banyak yaitu pada
dari
aksesi IV berjumlah 14 baris, sedangkan
kerusakan
rerata jumlah baris biji yang sedikit yaitu
Sedangkan pada panjang tongkol 13,4
Tabel
sedang
sampai tongkol
bagus,
pada
tidak
ada,
121
cm sampai 15,4 cm dan diameter tongkol 3,2 cm sampai 3,4 cm. Pengamatan pada warna biji dari merah, bervariasi dan putih, pada susunan baris biji teratur dan jumlah baris biji 12 baris sampai13 baris. Umur panen tanaman jagung lokal ini 85 hari. SARAN Perlu
adanya
penelitian
lebih
lanjut pada tanaman jagung (Zea mays) lokal Sumbawa untuk mendapatkan benih yang murni. DAFTAR PUSTAKA Hetharia, H dan H,R.D. Amanupunyo. 2002. Respons Pertumbuhan Beberapa Varietas Kacang Hijau Lokal Asal Pulau Yamdena Terhadap Perlakuan Inokulan Rhizobium. Laporan Hasil Penelitian Fakultas Pertanian Universitas Pattimura, Ambon. Kasrino,
F. 2006. Suatu Penilaian Mengenai Prospek Masa Depan Jagung di Indonesia. Seminar dan Lokakarya Nasional Jagung, 29-30 September 2005. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Maros.
Sitompul,
S. M. 2005. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta, hal. 24.
Suprapto,
H.S. 2005. Jagung.Penebar Jakarta.
Suprihatno. 2005. Deskripsi Varietas Unggul. Sukamandi, Subang : Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianBalai Penelitian. Tracy. 2005. Morphology and growth of maize. IITA/CIMMYT. Research guide 9. El Batan, Mexico. p. 8. Yogo. 2001. Asal-usul Tanaman Jagung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Yudi. 2011. Penjelasan Tentang Daun, Bentuk Daun, Fungsi Daun, dan Anatomi Daun.(Http:www.PenjelasanT entangDaundanBentukDaun.ht ml). diakses pada tanggal 29 September 2014.
Bertanam Swadaya,
122