DESKRIPSI PENILAIAN OTENTIK DI SMA NEGERI SE-TANGERANG SELATAN PADA KONSEP BIOLOGI DI SEMESTER GANJIL KELAS X
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Ella Nurlela Sari NIM: 1110016100021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
ABSTRAK ELLA NURLELA SARI, (1110016100021). “Deskripsi Penilaian Otentik di SMA Negeri se-Tangerang Selatan pada Konsep Biologi Semester Ganjil Kelas X”, Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara sistematis mengenai penilaian otentik oleh guru biologi kelas X di SMA Negeri se-Kota Tangerang Selatan. Penelitian dilaksanakan pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015, dimulai pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah model survei. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel penelitan ini berjumlah empat sekolah yaitu SMAN 3 Tangerang Selatan, SMAN 5 Tangerang Selatan, SMAN 9 Tangerang Selatan, dan SMAN 11 Tangerang Selatan. Instrumen yang digunakan adalah instrumen non tes yang terdiri dari dokumentasi berupa lembar analisis dokumen penilaian otentik, observasi pembelajaran dan kuesioner. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan rumus deskriptif persentase, kemudian hasil dikategorikan sesuai dengan kategori persentase menurut Suharsimi Arikunto. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kelayakan dokumen penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan dari keempat sekolah termasuk kategori “layak”. Hasil angket dan observasi pembelajaran menunjukan bahwa penggunaan penilaian otentik dalam pembelajaran biologi di SMA Negeri Kota Tangerang Selatan sudah berkategori “baik”. Kata Kunci:
Penilaian otentik, penilaian sikap, penilaian pengetahuan, penilaian keterampilan, pembelajaran biologi, kurikulum 2013.
ii
ABSTRACT Ella Nurlela Sari, (1110016100021). The Description of Authentic Assessment at all SMA Negeri in Tangerang Selatan in Biology Concept in the First Half Year of Tenth Grade. BA Thesis, Biology Education Study Program, Department of Science Education, the Faculty of Tarbiyah and Teachers’ Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. The objective of this study was to find out the systematic picture about the fact of authentic assessment by Biology teachers of tenth grade of all SMA Negeri Tangerang Selatan. This study was done in the First Half Year of 2014/2015 Academic Year, started from October to December 2014. The method used in this study was survey method. The technique of sampling was purposive sampling. The samples were: SMAN 3 Tangerang Selatan, SMAN 5 Tangerang Selatan, SMAN 9 Tangerang Selatan, and SMAN 11 Tangerang Selatan. The instrument used was non-test which consisted of authentic assessment checklist sheet, teaching observation sheet, and questionnaire. The quantitative analysis was done by using descriptive percentage formula, then the results were categorized according to the percentage category of Suharsimi Arikunto. The results showed that the worthiness level of attitude, knowledge, and skill assessment document of those four schools were counted “suitable” category. The results of questionnaire and teaching observation showed that the use of authentic assessment in teaching Biology at all SMA Negeri Tangerang Selatan has been already categorized “good”. Keyword:
Authentic assessment, attitude assessment, knowledge assessment, skill assessment, teaching Biology, Curriculum of 2013.
iii
KATA PENGANTAR Alhamdulillahi robbil ‘alamin penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidyah-Nya yang telah diberikan, dengan nikmat iman dan islam, sehat wal’afiat, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi yang berjudul “Deskripsi Penilaian Otentik di SMA Negeri se-Tangerang Selatan pada Konsep Biologi di Semester Ganjil Kelas X”. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, serta kepada keluarga dan para sahabatnya termasuk kita selaku umatnya. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah mendukung dan membantu terselesaikannya skripsi ini, diantaranya yaitu: 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd, dosen pembimbing I dan Ibu Eny Supriyati
Rosyidatun
MA,
dosen
pembimbing
II,
yang
telah
menyempatkan waktu untuk membimbing dan memberikan arahan serta masukan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini. 5. Seluruh dosen, staff, dan karyawan jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang telah memberikan ilmu dan arahannya selama ini. 6. Seluruh Kepala Sekolah SMA Negeri se-Kota Tangerang Selatan, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian. 7. Seluruh dewan guru biologi kelas X SMA Negeri se-Kota Tangerang Selatan, terima kasih untuk bantuan, kerjasama, dan motivasinya selama penulis melakukan penelitian.
iv
v
8. Seluruh Ibu dan Bapak guru SMA Negeri se-Kota Tangerang Selatan dan seluruh staf Tata Usaha (TU) yang telah mendukung terlaksananya penelitian ini. 9. Kedua orangtua tercinta dan tersayang, Ayahanda H. Nirum dan Ibunda Hj. Ikah Nirum, yang selalu memberikan kasih sayang dan doanya yang tak henti untuk kesuksesan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Doa, nasehat, didikan dan semangat yang diberikan senantiasa menjadi pengobat rasa lelah dan pemicu untuk selalu melakukan yang terbaik dan berusaha meraih yang terbaik untuk membuat bapak dan mama bangga dan bahagia. Semoga Allah selalu menyayangi keduanya. 10. Kakak-kakak dan keluarga tersayang, Jamaluddin, Alfiyah, Iwan Sopandi, Lilis Susanti, Halimah Tussadiyah yang telah memberikan kasih sayang, semangat dan mendoakan hingga penulis dapat menyelesaikan penelitian. 11. Sahabat-sahabat penyemangat, Aida Fitriyah, Ditya Ambarwati, Tuti Khoiriah, Kurnia Dewi, Alvian Yadi, Bayu Purnomo, Giri Widyan, Cici Sulistiawati, Eka Oktavianingsih, Arti Dwiati dan Wulandari, terima kasih untuk bantuan, waktu, doa, support dan sarannya dari sebelum hingga setelah penelitian terlaksana. 12. Teman-teman satu perjuangan di Pendidikan Biologi 2010 A dan B, terima kasih atas doa dan dukungannya. 13. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis tulis satu persatu, penulis akan selalu mengingat kebaikan dan bantuannya. Akhir kata teriring do’a semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan baru bagi kita semua. Amin.
Jakarta, Februari 2015
Penulis
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN
i
ABSTRAK
ii
KATA PENGANTAR
iv
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1
B. Identifikasi Masalah
3
C. Pembatasan Masalah
4
D. Perumusan Masalah
4
E.
Tujuan Penelitian
4
F.
Kegunaan Penelitian
4
KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Teoretik
6
1. Konsep Dasar Evaluasi dan Penilaian
6
a. Evaluasi
6
b. Penilaian
8
c. Persamaan, Perbedaan dan Hubungan Evaluasi dengan Penilaian
11
2. Kurikulum 2013
13
3. Penilaian Otentik
15
a. Pengertian Penilaian Otentik
15
b. Karakteristik Penilaian Otentik
19
c. Ciri-ciri Penilaian Otentik
20
d. Jenis-jenis Penilaian Otentik
21
vi
vii
e. Kelebihan dan Keterbatasan Penilaian Otentik
25
f. Perbandingan Penilaian Otentik dan Penilaian Tradisional
BAB III
BAB IV
BAB V
25
4. Penilaian Otentik dalam Kurikulum 2013
26
5. Hakikat Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Biologi
28
B. Hasil Kajian Penelitian yang Relevan
29
C. Kerangka Berpikir
31
METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian
32
B. Metode dan Desain Penelitian
32
C. Populasi dan Sampel Penelitian
33
D. Instrumen Penelitian
33
E.
Teknik Pengumpulan Data
36
F.
Teknik Analisis Data
37
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian
39
B. Pembahasan
49
1. Dokumen Penilaian Sikap
49
2. Dokumen Penilaian Pengetahuan
53
3. Dokumen Penilaian Keterampilan
57
4. Tanggapan Guru Biologi mengenai Penilaian Otentik
61
5. Penerapan Penilaian Otentik dalam Pembelajaran
63
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
67
B. Saran
67
DAFTAR PUSTAKA
69
LAMPIRAN
72
DAFTAR TABEL
Judul Tabel 2.1. Hubungan antara Evaluasi, Penilaian, Pengukuran dan Tes
Halaman 12
2.2. Perbandingan Asesmen Otentik dan Asesmen Tradisional
26
3.1. Daftar Nama SMA Negeri dan Jumlah Guru Biologi Kelas X
34
3.2. Format Lembar Analisis Dokumen Penilaian Otentik
35
3.3. Kategori Kelayakan Dokumen Penilaian Otentik
38
4.1. Data Kepemilikan Dokumen Penilaian Otentik
40
4.2. Data Kelengkapan Dokumen Penilaian Otentik
40
4.3. Data Hasil Analisis Dokumen Penilaian Sikap
41
4.4. Data Hasil Analisis Dokumen Penilaian Pengetahuan
43
4.5. Data Hasil Analisis Dokumen Penilaian Keterampilan
44
4.6. Rangkuman Jawaban Kuesioner Guru dari 12 Sekolah
45
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Judul Lampiran
Halaman
1.
Dokumen penilian sikap
72
2.
Dokumen penilaian pengetahuan
79
3.
Dokumen penilaian keterampilan
91
4.
Daftar kelengkapan dokumen penilaian
98
5.
Rencana Pelaksanaan Pembelejaran
102
6.
Rubrik penilaian dokumen
110
7.
Lembar analisis dokumen penilaian otentik
113
8.
Lembar kuesioner penilaian otentik
114
9.
Tabel hasil kuesioner guru
120
10.
Lembar observasi mengajar guru
127
11.
Lembar uji referensi
131
12.
Surat-surat penelitian
135
ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penilaian sering dianggap sebagai salah satu dari tiga pilar utama yang sangat menentukan kegiatan pembelajaran. Ketiga pilar tersebut adalah perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Apabila ketiga pilar tersebut sinergis dan berkesinambungan, maka akan sangat menentukan kualitas pembelajaran. Dalam paradigma baru, peran guru bukanlah menjadi pemeran utama dalam pembelajaran lagi tetapi guru berperan menjadi fasilitator dan motivator belajar siswa terutama dalam kelas, berawal dari paradigma tersebut munculah istilah asesmen (assessment). Penilaian atau assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa
memberikan
gambaran
perkembangan
belajar
siswa.
Gambaran
perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar.1 Menurut Hart seperti dikutip oleh Masnur, “Asesmen didefinisikan sebagai proses pengumpulan, pelaporan, penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik yang diperoleh melalui pengukuran untuk menganalisis atau menjelaskan unjuk kerja/kinerja atau prestasi peserta didik dalam mengerjakan tugas-tugas terkait”.2 Penilaian merupakan bagian integral dari proses pembelajaran yang mencakup bukti-bukti yang menjadi petunjuk pencapaian hasil belajar peserta didik, maka dari itu penilaian dilakukan terpadu dengan kegiatan pembelajaran. Ketika melakukan penilaian dalam pembelajaran, banyak kegiatan yang akan lebih jelas apabila dinilai langsung, misalnya kemampuan berargumentasi, keterampilan menggunakan suatu alat dan keterampilan melakukan percobaan. Begitu pula menilai sikap atau perilaku siswa terhadap sesuatu atau pada saat mengerjakan sesuatu.
1 Yatim Rianto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana, 2009), h.177. 2 Masnur Muslich, Authentic Assesment:Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi, (Bandung: Refika Aditama, 2011), h.2.
1
2
Penilaian oleh guru dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan hingga didapatnya hasil akhir belajar siswa dalam satu periode pembelajaran menggunakan teknik yang disesuaikan dengan kompetensi pembelajaran yang hendak dicapai siswa. Untuk itu penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.3 Penilaian dalam pengajaran pada dasarnya terdiri dari penilaian tradisional dan penilaian otentik. Penilaian tradisional secara konvensional menggunakan tes tertulis dan menekankan pada keterampilan atau pengetahuan tertentu yang dapat diuji secara obyektif. Karena itu, bentuknya sering berupa tes obyektif atau tes pilihan berganda. 4 Penilaian selama pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya dengan pengumpulan hasil kerja peserta didik (portofolio), hasil karya (product), penugasan (project), kinerja (performance), dan tes tertulis (paper and pencil). Guru menilai kompetensi dan hasil belajar peserta didik berdasarkan tingkat pencapaian prestasi peserta didik, penilaian demikianlah yang disebut authentic assessment yang diterjemah ke dalam Bahasa Indonesia menjadi “asesmen otentik” atau “penilaian otentik”.5 Menurut Hart dalam Harun, penilaian autentik sebagai salah satu hasil dari pendekatan
penilaian
dapat
dijadikan
alternatif
solusi
dalam
menilai
perkembangan belajar siswa secara lebih komprehensif dan objektif mengingat penilaian autentik yang lebih secara akurat mencerminkan dan mengukur apa yang kita nilai dalam pendidikan.6 Penilaian otentik merupakan suatu cerminan dunia nyata dalam arti bahwa semua kegiatan yang dilakukan peserta didik dalam pencapaian kompetensi harus diarahkan dalam kegiatan yang kontekstual dan bersifat komprehensif dan holistik yang terlihat pada penilaian yang melibatkan semua ranah kompetensi (kognitif, afektif dan psikomotorik). 3
Peraturan Meteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia (PERMEN RI) Nomor 20 tahun 2007, Standar Nasional Pendidikan, h.4, (Tersedia online: www.staff.unila.ac.id. Pada 14/08/2014). 4 Elin Rosalin, Gagasan Merancang Pembelajaran Kontekstual (Bandung: Karsa Mandiri Persada, 2008). h. 92. 5 Ibid. 6 Harun Rasyid dan Mansur, Penilaian Hasil Belajar, (Bandung: Wacana Prima, 2008), Cet. II, h. 237.
3
Dalam usaha memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia, perubahan kurikulum pun dilakukan. Perubahan kurikulum ini memiliki tujuan untuk meningkatkan rasa ingin tahu siswa dan mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Penilaian dalam kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 mengenai standar penilaian pendidikan. Kurikulum 2013 mengisyaratkan penggunaan penilaian otentik (authentic assessment), dimana siswa dinilai kesiapannya, proses, dan hasil belajar secara utuh. Dalam kurikulum KTSP sebenarnya sudah memberikan ruang untuk penilaian otentik namun dalam penerapannya di lapangan masih belum optimal, karena penilaian belum mengarah pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala.7 Oleh karena itu, penilaian otentik perlu digunakan untuk mengukur perkembangan siswa dari kesiapan, proses hingga akhir pembelajaran baik sikap, pengetahuan dan keterampilannya. Melihat kenyataan yang ditemukan di lapangan, nampak terdapat kesenjangan antara pembelajaran biologi dengan teknik penilaian. Proses penilaian yang selama ini dilakukan guru hanya mampu mengungkap perkembangan belajar siswa pada salah satu ranah saja, hal tersebut dapat terlihat bahwa 66,67% guru yang menggunakan penilaian pada ranah sikap, 66,67% guru menggunakan penilaian pada ranah pengetahuan dan 83,33% guru menggunakan penilaian pada ranah keterampilan.8 Sedangkan pembelajaran biologi menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi (sikap, pengetahuan dan keterampilan) untuk menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Selain itu, untuk menilai hasil belajar peserta didik, guru dituntut untuk merencanakan dan menyusun instrument penilaian yang disusun sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam Permendikbud No. 66 Tahun 2013, Standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur dan instrument penilaian hasil belajar peserta didik.9 Namun tidak semua guru mampu menyusun instrumen penilaian berdasarkan kurikulum 2013, karena penilaian
7
Kunandar, loc. cit. Lampiran 9 (Hasil Kuesioner Guru Biologi Kelas X), h. 106. 9 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan, h. 2, (Tersedia online: www.pgsd.uad.ac.id. Pada 17/12/2014). 8
4
otentik baru dikenal secara teori dan konsep. Sedangkan untuk penyusunan dan penggunaan penilaian otentik dalam prosedur penilaian kelas sehari-hari masih belum difahami. Bahkan terdapat sebagian kecil guru yang belum mengetahui apa dan bagaimana format penilaian otentik serta tujuan dan manfaat dari menggunakan penilaian otentik. Penelitian ini dilakukan dengan dokumentasi penilaian otentik yang digunakan oleh guru biologi. Penelitian ini perlu dilakukan karena pembelajaran biologi tidak hanya mementingkan produk saja, tetapi proses pembelajaran juga perlu dilakukan identifikasi dan penilaian dari keutuhan kompetensi peserta didik (sikap, pemahaman dan keterampilan). Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Deskripsi Penilaian Otentik di SMA Negeri se-Tangerang Selatan pada Konsep Biologi di Semester Ganjil Kelas X”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat diidentifikasi masalah-masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penilaian pembelajaran biologi masih cenderung pada ranah tertentu dan belum mengukur dari keseluruhan kompetensi siswa. Sehingga sasaran belajar dari biologi belum dapat dicapai secara menyeluruh. 2. Penilaian otentik baru difahami guru secara teori dan konsep, sehingga tidak semua guru mampu mengimplementasikan penilaian otentik dalam prosedur penilaian dalam kegiatan sehari-hari.
C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini terarah dan tidak terlalu meluas, ruang lingkup masalah yang akan diteliti dibatasi pada hal-hal berikut: 1. Penelitian survei dilakukan terhadap sejumlah Sekolah Menengah Atas Negeri se-Tangerang Selatan yang telah memiliki dokumen penilaian otentik berdasarkan Kurikulum 2013. 2. Dokumentasi penilaian otentik dalam penelitian ini yaitu hanya pada dokumen penilaian hasil tes tulis, observasi sikap dan penilaian keterampilan yang digunakan pada proses pembelajaran periode ganjil.
5
3. Deskripsi dilakukan pada dokumen penilaian otentik tanpa mengulas substansi penilaian otentik dalam pembelajaran. Analisis hanya terhadap materi, konstruk dan bahasa instrumen yang digunakan pada materi virus dan protista.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang diuraikan, maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana Deskripsi Penilaian Otentik di SMA Negeri seTangerang Selatan pada Konsep Biologi di Semester Ganjil Kelas X?”
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penilaian otentik di SMA Negeri seTangerang Selatan. Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Guru Sebagai informasi dalam upaya pengembangan dan perbaikan bentuk penilaian yang ditekankan dalam kurikulum 2013 ini dalam menilai hasil belajar peserta didik secara menyeluruh. 2. Bagi Satuan Pendidikan Sebagai informasi dalam upaya perbaikan dan pengembangan bentuk penilaian pembelajaran setiap mata pelajaran yang ditekankan dalam kurikulum 2013 agar tercapainya tujuan pendidikan. 3. Bagi Peneliti Lain Sebagai informasi mengenai deskripsi penilaian otentik di SMA Negeri seTangerang Selatan sebagai implementasi kurikulum 2013, sehingga dapat digunakan
sebagai
bahan
pengembangan yang relevan.
rujukan
ketika
akan
melakukan
penelitian
BAB II KAJIAN TEORETIK A. Deskripsi Teoretik 1.
Konsep Dasar Evaluasi dan Penilaian a. Evaluasi Dalam satu periode pembelajaran, diakhiri dengan dilakukannya evaluasi
dan penilian yang dilakukan baik oleh guru maupun sekolah. Dari kedua istilah tersebut (evaluasi dan penilaian) seringkali disalah artikan dan disalah gunakan dalam kegiatan evaluasi hasil belajar siswa. Secara konseptual kedua istilah tersebut memiliki kemiripan dan keterkaitan satu sama lain. Evaluasi berasal dari kata evaluation dalam bahasa Inggris yang memiliki arti penaksiran atau penilaian. Menurut Raka Joni dalam Siregar “evaluasi adalah suatu proses mempertimbangkan suatu barang atau gejala dengan pertimbangan pada patokanpatokan tertentu. Patokan tersebut mengandung pengertian baik-tidak baik, memadai tidak memadai, memenuhi syarat tidak memenuhi syarat, dengan perkataan lain menggunakan value judgment”.1 Ralph Tyler dalam Siregar menyatakan, evaluasi merupakan proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai.2 Kedua pengertian evaluasi tersebut lebih menekankan pada keberhasilan pencapaian siswa terhadap kompetensi-kompetensi yang telah ditentukan dan erat hubungannya dengan keputusan nilai (value judgement). Menurut Stufflebeam & Shinkfield dalam Masnur Muslich, evaluasi adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat atau kegunaan suatu objek. Dalam melakukan evaluasi di dalamnya ada kegiatan untuk menentukan nilai suatu program, sehingga ada unsur judgement tentang nilai suatu program, oleh karenanya terdapat unsur subjektif. Dalam melakukan judgement diperlukan data hasil pengukuran dan informasi hasil penilaian. Objek evaluasi adalah program
1 Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 142. 2 Ibid, h. 143.
6
7
yang hasilnya memiliki banyak dimensi, seperti kemampuan, kreativitas, sikap, minat, keterampilan, dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam kegiatan evaluasi alat ukur yang digunakan juga bervariasi tergantung pada jenis data yang ingin diperoleh.3 Menurut Cross dalam sofan Amri, evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi, di mana suatu tujuan telah dapat dicapai. 4 Dapat pula diartikan evaluasi (evaluation) adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat atau kegunaan suatu objek. Dalam melakukan evaluasi, terdapat judgement untuk menentukan nilai suatu program yang sedikit banyak mengandung unsur subjektif.5 Berdasarkan definisi-definisi di atas, evaluasi merupakan suatu proses menentukan ketercapaian tujuan dari suatu kegiatan dengan menggunakan acuan tertentu. Dalam pendidikan, guru melakukan evaluasi kegiatan belajar siswa dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Evaluasi membutuhkan data hasil pengukuran dan informasi penilaian dari berbagai dimensi (kemampuan, sikap, kreativitas, minat, keterampilan dan lainnya). Karena hal tersebutlah kegiatan evaluasi memerlukan variasi bentuk alat ukur bergantung pada jenis data yang diinginkan. Setelah mengetahui definisi evaluasi yang terkait dalam pembelajaran, perlu diketahui pula katakteristik dan fungsi dari evaluasi dalam proses belajar mengajar. Karakteristik evaluasi antara lain: 1) Memiliki implikasi tidak langsung terhadap siswa yang dievaluasi. 2) Lebih bersifat tidak lengkap. Dikarenakan evaluasi tidak dilakukan secara kontinu, maka ini merupakan bagian dari fenomena saja. Dengan kata lain, apa yang dievaluasikan hanya sesuai dengan pertanyaan item yang direncanakan oleh seorang guru.
3 Masnur Muslich, Authentic Assesment:Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi, (Bandung: Refika Aditama, 2011), h. 6. 4 Sofan Amri, Pengembangan & Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013, (Jakarta:Prestasi Pustaka, 2013), h. 206. 5 Husamah dan Yanur Setyaningrum, Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi, (Jakarta:Prestasi Pustakaraya, 2013), h. 117.
8
3) Mempunyai sifat kebermaknaan relatif. Ini berarti bahwa hasil penilaian tergantung pada tolak ukur yang digunakan oleh guru.6 Selain karakteristik, evaluasi juga mempunyai fungsi yang bervariasi dalam proses belajar mengajar, antara lain: 1) Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah mengetahui pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan yang telah diberikan oleh seorang guru. 2) Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar 3) Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar 4) Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru, yang bersumber dari siswa 5) Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orang tua siswa. Bervariasinya fungsi evaluasi, maka bagi guru yang terpenting dalam melakukan evaluasi yakni saat merencanakan kegiatan evaluasi. Hal tersebut menjadi penting karena guru perlu terlebih dahulu mempertimbangkan fungsi dan karakteristik evaluasi yang akan dibuat.
b. Penilaian Penilaian atau asesmen merupakan istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu peserta didik atau kelompok. Arifin dalam Kunandar, mendefinisikan penilaian sebagai suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu.7 Dalam Husamah dan Yanur, Hart berpendapat bahwa asesmen adalah proses pengumpulan informasi mengenai siswa yaitu apa yang mereka ketahui dan dapat lakukan. Sedangkan menurut Nurhadi, asesmen adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberi gambaran perkembangan belajar siswa. Arends mendefinisikan asesmen sebagai proses pengumpulan dan penyintesisan informasi untuk membuat keputusan mengenai sesuatu. Menurut Blaustein dan rekan-rekannya, 6
Amri, op. cit., h. 209-210. Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013), h. 66. 7
9
asesmen adalah proses pengumpulan informasi dan membuat keputusan berdasarkan informasi itu.8 Penilaian (assessment) adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa
memberikan
gambaran
perkembangan
belajar
siswa.
Gambaran
perkembangan belajar peserta didik perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa peserta didik mengalami proses pembelajaran dengan benar.9 Lain halnya pendapat Rosalin, assessment adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok peserta didik. Penilaian juga diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran kemajuan belajar peserta didik.10 Beberapa pengertian penilaian di atas sebenarnya satu pemahaman sehingga dapat dikatakan bahwa penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai suatu hal yang kemudian ditafsirkan hingga didapat suatu gambaran rinci mengenai objek penilaian tersebut. Dalam kegiatan penilaian yang dilakukan oleh guru dalam menilai peserta didiknya tentu memiliki tujuan untuk mengetahui apakah peserta didik telah mengalami pembelajaran dengan benar dan apakah peserta didik telah mengalami peningkatan hasil belajar sebagai bukti dari kegiatan pembelajaran. Sehingga kegiatan penilaian menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan mengenai pencapaian kompetensi peserta didik. Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan dalam menyusun laporan perkembangan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan
secara konsisten, sistematik dan
terprogram dengan menggunakan tes dan non tes bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, portofolio dan penilaian diri.11
8
Husamah, op. cit., h.114. Kunandar, op. cit., h. 35. 10 Husamah. loc. cit.. 11 Amri, op. cit., h. 57. 9
10
Berdasarkan pengertian penilaian di atas, terdapat tiga unsur pokok penilaian yakni: 1) Informasi, merupakan “bahan baku” yang diperlukan untuk pertimbangan. Dalam penilaian pendidikan, informasi ini dapat diperoleh dengan berbagai cara, misalnya pemberian tes, pemberian angket, pengamatan langsung atau pengujian lisan. Prosedur apa yang dipilih sangat bergantung pada informasi apa yang diperlukan untuk suatu keputusan. 2) Pertimbangan, merupakan penafsiran terhadap informasi yang diperoleh. Pertimbangan merupakan hasil akhir dari proses penilaian. Pertimbangan dapat mengarah ke dua hal yaitu (1) penggambaran suatu keadaan sekarang dan (2) pemerkiraan suatu keadaan ke masa depan. 3) Keputusan, dalam penilaian keputusan dimaknai suatu alternatif tindakan yang dipilih. Keputusan ini merupakan tujuan akhir dari penilaian.12 Tujuan utama penggunaan asesmen dalam pembelajaran (classroom assessment) adalah membantu guru dan siswa dalam mengambil keputusan profesional untuk memperbaiki pembelajaran. Menurut Popham dalam Husamah dan Yanur, asesmen bertujuan antara lain untuk: 1) Mendiagnosa kelebihan dan kelemahan siswa dalam belajar 2) Memonitor kemajuan siswa 3) Menentukan jenjang kemampuan siswa 4) Menentukan efektivitas pembelajaran 5) Mempengaruhi persepsi publik tentang efektivitas pembelajaran 6) Mengevaluasi kinerja guru di kelas 7) Mengklarifikasi tujuan pembelajaran yang dirancang guru.13 Penilaian merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh seorang
guru dalam kegiatan pembelajaran. Dengan penilaian, guru akan
mengetahui perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap, dan kepribadian siswa atau peserta didik.14 12
Muslich, op. cit., h. 16. Husamah, op. cit., h. 119. 14 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanuddin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet. I, h. 4. 13
11
c. Persamaan, Perbedaan dan Hubungan Evaluasi dengan Penilaian Evaluasi dan penilaian sebenarnya memiliki arti yang sama yaitu menilai sesuatu atau memberikan nilai terhadap sesuatu untuk mengetahui apakah objek benar atau tidak benar, mengalami peningkatan atau penurunan dengan value judgment. Selain memiliki persamaan arti, namun antara evaluasi dan penilaian memiliki perbedaan yang terletak pada cakupan atau ruang lingkup dalam pelaksanaannya, ruang lingkup penilaian biasanya lebih sempit dan hanya terbatas pada aspek tertentu sedangkan evaluasi merupakan penilaian yang lebih menyeluruh. Contohnya dalam pembelajaran guru bertugas untuk menilai apakah siswa telah dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan benar atau belum dalam kegiatan yang berlangsung di kelas selama pembelajaran berlangsung dan evaluasi dilakukan dalam tingkat sekolah, biasa dilakukan oleh kepala sekolah sebagai evaluator kegiatan pembelajaran secara lebih luas. Penilaian dan evaluasi bersifat bertahap yaitu kegiatan yang dilakukan secara berurutan yang dimulai dengan pengukuran, dari hasil pengukuran dilakukan penilaian dan terakhir evaluasi. Dalam pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian peserta didik dalam memahami suatu materi, guru dapat menggunakan tes atau nontes dalam berbagai bentuk. Dari hasil tes maupun nontes tersebut dapat dilakukan penilaian oleh guru dengan menggunakan patokan-patokan yang telah ditentukan atau indikator pelajaran, apakah peserta didik telah mencapai semua indikator atau belum. Dalam tindak lanjutnya guru melakukan evaluasi dari hasil penilaian tersebut untuk mengetahui mutu dan keberhasilan dari kegiatan belajar mengajar agar dapat diperbaiki jika ada kesalahan dan dapat meningkatkan ketercapaian tersebut. Sekalipun makna dari ketiga istilah (measurement, assessment, evaluation) secara teoritik definisinya berbeda, namun dalam kegiatan pembelajaran terkadang sulit untuk membedakan dan memisahkan batas antara ketiganya, dan evaluasi pada umumnya diawali dengan kegiatan pengukuran (measurement) serta perbandingan (assessment).15 Grounlund dalam Yuni Pantiwati mengungkapkan bahwa penilaian dan evaluasi saling terkait karena hasil penilaian merupakan 15
Ibid.
12
salah satu sumber informasi yang penting dalam lingkungan belajar. 16 Oleh karena itu hasil penilaian dapat dipakai sebagai dasar untuk mengevaluasi pembelajaran apakah telah sesuai dengan harapan. Tabel 2.1. Hubungan antara Evaluasi, Penilaian, Pengukuran dan Tes17 Evaluasi
Penilaian
Pengukuran
Tes
Kegiatan
Penerapan
Proses pemberian
Cara penilaian
identifikasi untuk
berbagai prosedur,
angka dari suatu
yang dirancang
melihat apakah
cara dan
tingkatan di mana
dan dilaksanakan
suatu kegiatan
penggunaan
seorang peserta
kepada peserta
pembelajaran yang beragam alat
didik telah
didik pada waktu,
telah direncanakan penilaian untuk
mencapai
tempat, dan syarat
telah tercapai atau
memperoleh
kempetensi
tertentu.
belum
informasi tentang
tertentu.
ketercapaian hasil belajar peserta didik. Evaluasi
Penilaian
Pengukuran
Himpunan
berhubungan
manjawab
berhubungan
pertanyaan yang
dengan keputusan
pertanyaan tentang dengan proses
harus dijawab/
nilai.
sebaik apa hasil
pencarian atau
pernyataan yang
belajar peserta
penentuan nilai
harus ditanggapi.
didik.
kuantitatif tersebut
Yuni Pantiwati, “Hakekat Asesmen Autentik dan Penerapannya dalam Pembelajaran Biologi”, JEMS (Jurnal Edukasi Matematika dan Sains), Vol. 1, 2013, h. 3. (Tersedia online: www.ejournal.unri.ac.id. Pada 03/06/2014). 17 Kunandar, op. cit., h. 68. 16
13
2.
Kurikulum 2013 Karena kurikulum bersifat dinamis yang mengikuti kebutuhan akan
perkembangan zaman dan perubahan lingkungan dimana kurikulum itu diterapkan, maka lahirlah kurikulum 2013 untuk menjawab tantangan dan pergeseran paradigma pembangunan dari abad ke-20 menuju abad ke-21. Tujuan kurikulum 2013 ini untuk mempersiapkan manusia yang memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, afektif dan mampu berkontribusi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Para pengamat pendidikan mengkhawatirkan kondisi pendidikan Indonesia yang menuju kehancuran, terdapat sedikitnya sepuluh tanda kecenderungan sikap dan perilaku yang amoral diantara yaitu meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, ketidakjujuran yang telah membudaya, sikap fanatik terhadap kelompok, rendahnya rasa hormat pada guru dan orang tua, semakin kaburnya moral baik dan buruk, bahasa yang digunakan memburuk, meningkatkanya prilaku merusak diri (penggunaan narkoba, alkohol, seks bebas), rasa tanggung jawab yang rendah, menurunnya etos kerja dan kurangnya kepedulian antar sesama. Sedangkan di sisi lain para pelajar Indonesia belum mendapat nilai-nilai secara matang dan bermakna. Hal tersebut disebabkan dalam proses belajar mengajar masih terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif sehingga aspek afektif dan psikomotorik yang bermuatan karakter masih kurang diperhatikan. Berdasarkan hasil studi TIMSS (Trends In International Mathematics And Science Study) dan PISA (Program For International Student Assesment), Kemendikbud menduga ada yang perlu disempurnakan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Selama pemberlakuan KTSP tidak menunjukkan perkembangan yang signifikan terhadap kemampuan siswa di Indonesia. Hasil studi ini menunjukkan perlu ada perubahan orientasi kurikulum dengan tidak membebani peserta didik dengan konten namun pada aspek kemampuan esensial
14
yang diperlukan semua warga negara untuk berperan serta dalam membangun negara pada masa mendatang.18 Kurikulum 2013 tetap berbasis kompetensi dan oleh karena itu pengembangan
kurikulum
diarahkan
untuk
mencapai
kompetensi
yang
dirumuskan dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman pada peserta didik seluasluasnya dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan dan bertindak. Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan
guru
(taught
curriculum)
dalam bentuk
proses
yang
dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learning-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik, pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.19 Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Nasional mengatur pelaksanaan penilaian kelas untuk berbagai tingkatan pendidikan. Pedoman penilaian kelas tersebut mencakupi aturan tentang (1) konsep dasar penilaian, (2) teknik penilaian, (3) langkah-langkah pelaksanaan penilaian, (4) pengelolaan hasil penilaian, dan (5) pengolahan
dan pelaporan hasil penilaian. Adapun
karakteristik penilaian dalam kurikulum 2013 diantaranya: a. Belajar tuntas Maksud dari belajar tuntas terletak pada kategori pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4), peserta didik tidak diperkenankan untuk mengerjakan materi berikutnya sebelum mampu menyelesaikan perkerjaan dengan prosedur dan hasil yang baik. Peserta didik yang belajar lambat perlu waktu yang lebih lama untuk materi yang sama dibandingkan peserta didik pada umumnya.
18
Husamah,op. cit., h.2-3. Kunandar, op. cit., h. 34.
19
15
b. Otentik Dengan memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu dan penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata dengan menggunakan berbagai cara dan kompetensi utuh yang merefleksikan pengetahuan, keterampilan dan sikap. c. Berkesinambungan Untuk mendapatkan gambaran utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik maka perlu kegiatan memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk penilaian proses dan berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan. d. Berdasarkan acuan kriteria Kemampuan peserta didik dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntaasan minimal yang ditetapkan oleh satuan pendidikan. e. Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi Teknik penilaian dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, projek, pengamatan, dan penilaian diri.
3.
Penilaian Otentik a. Pengertian Penilaian Otentik Terdapat sejarah singkat mengenai penggunaan kata penilaian otentik
untuk pertama kali muncul. Referensi paling awal untuk tes otentik kemungkinan besar dibuat oleh Archibald dan Newman pada tahun 1988, dalam sebuah buku kritis pengujian standar, yang berusaha untuk mempromosikan penilaian bermakna yang dipusatkan pada tugas atau permasalahan dunia nyata.20 O’Malley dan Pierce dalam Yunus Abidin mendefinisikan penilaian otentik erat dengan upaya pencapaian kompetensi. Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang terunjukkerjakan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam suatu persoalan yang dihadapi. Ciri utama
20 Bruce B.Frey, Vicki L Schmitt, and Justin P Allen, Defining Authentic Classroom Assesment, Journal of Practical Assessment, Research and Evaluation, Vol.17, 2012, pp. 2, (Tersedia online: www.pareonline.net, Pada 15/04/2014).
16
kompetensi adalah “able to do”, yakni kemampuan siswa melakukan sesuatu berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari.21 Arends
mengartikan
penilaian
otentik
sebagai
proses
penilaian
performance siswa dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam situasi nyata. Mc. Tighe juga menegaskan bahwa penilaian otentik mencari dan mengumpulkan serta mensintesis informasi kemampuan siswa dalam memahami dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan proses dalam situasi nyata.22 Sejalan dengan Mueller dalam Yunus Abidin mengemukakan bahwa penilaian otentik adalah suatu penilaian belajar yang merujuk pada situasi atau konteks dunia “nyata” yang memerlukan berbagai macam pendekatan untuk memecahkan masalah yang memberikan kemungkinan bahwa satu masalah bisa mempunyai lebih dari satu macam
pemecahan.23
Artinya,
penilaian
otentik
terlibat
dalam
proses
pembelajaran dengan mengukur, memonitor semua aspek pembelajaran siswa dalam memecahkan permasalahan konteks dunia nyata. Penilaian otentik merupakan usaha untuk mengukur atau memberikan penghargaan atas kemampuan seseorang yang benar-benar menggambarkan apa yang dikuasainya. Penilaian ini dilakukan dengan berbagai cara seperti tes tertulis, portofolio, unjuk kerja, unjuk tindak (berdiskusi, berargumentasi, dan lain-lain), observasi dan lain-lain.24 Sebagaimana dinyatakan Mueller dalam Burhan Nurgianto, penilaian otentik merupakan suatu bentuk tugas yang menghendaki pembelajar untuk menunjukkan kinerja di dunia nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi pengetahuan dan keterampilan.25 Authentic assesment atau penilaian otentik adalah kegiatan yang menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses 21 Yunus Abidin, “Model Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Berorientasi Pendidikan Karakter, Jurnal Pendidikan Karakter, Vol. 2, 2012, h. 169, (Tersedia online: www.journal.uny.ac.id. Pada 15/04/2014). 22 Yasbiati, “Optimalisasi Penggunaan Assesmen Otentik untuk Meningkatkan Kerja Ilmiah Siswa pada Pembelajaran Sains”, Jurnal Pendidikan, Vol. 13, 2010, h.2-3, (Tersedia online: www.file.upi.edu. Pada 02/09/2014). 23 Abidin, op. cit., h.168. 24 Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (Tersedia online: www.bsnp-indonesia.org. Pada 10/03/2015). 25 Burhan Nurgiantoro, “Penilaian Otentik”, Cakrawala Pendidikan, Vol. 3, 2008, h. 252, (Tersedia online: www.eprints.uny.ac.id. Pada 17/05/2014).
17
maupun hasil dengan berbagai intrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).26 Authentic assessment merupakan penilaian yang
menyediakan
peserta
didik
suatu
kesempatan
untuk
mengukur,
memproduksi dan mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri.27 Beberapa definisi mengenai penilaian otentik di atas, dapat pula disimpulkan bahwa penilaian otentik merupakan suatu kegiatan penilaian oleh guru dalam kegiatan pembelajaran dengan menafsirkan langsung kinerja siswa, karena kemampuan penilaian otentik dalam mengukur penampilan peserta didik yang dapat terungkap melalui aktivitasnya sebagai suatu kegiatan yang bermanfaat bagi diri mereka sendiri dalam melaksanakan tugas-tugas belajar yang berhubungan secara langsung dengan masalah dalam kehidupan mereka, oleh karena itu peserta didik didorong untuk mengevaluasi diri mereka sendiri. Penilaian otentik merupakan jenis penilaian yang mampu memicu keaktifan peserta didik dalam membangun pengetahuan dan membentuk kompetensi-kompetensi yang harus dicapainya dalam suatu pembelajaran, karena pada penilaian otentik kemampuan berpikir yang dinilai yaitu pada level konstruksi dan aplikasi. Dalam penilaian otentik hal yang sangat diperhatikan yaitu keseimbangan antara penilaian pengetahuan, sikap dan keterampilan yang disesuaikan dengan perkembangan karakteristik peserta didik sesuai dengan jenjang pendidikannya. Penilaian otentik termasuk salah satu bentuk penilaian yang mengukur kemampuan psikomotor. Menurut Johnson dalam Muslich, penilaian autentik memberikan kesempatan luas bagi siswa untuk menunjukkan apa yang telah mereka pelajari selama proses belajar mengajar.28 Berdasarkan keseimbangan antara sikap, keterampilan dan pengetahuan untuk membangun soft skills dan hard skills, semakin tinggi tingkat jenjang pendidikan dan perkembangan peserta didik maka semakin luas pula penguasaan
26
Kunandar, op. cit., h. 35-36. Elin Rosalin, Gagasan Merancang Pembelajaran Kontekstual, (Bandung: Karsa Mandiri Persada, 2008), h.92-93. 28 Masnur Muslich, KTSP: Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), h. 51. 27
18
kompetensi pengetahuan dan keterampilannya. Berdasarkan hal tersebut, para pendidik pendidikan tingkat menengah dalam memilih teknik penilaian lebih banyak menggunakan teknik penilaian terkait hard skill (misalnya pengukuran penguasaan konsep, kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah autentik, penilaian kinerja) dari pada penilaian terkait soft skill (misalnya bekerja sama dan penilaian diri). Sehingga dalam menggunakan suatu model penilaian, seorang guru atau pendidik perlu mempertimbangkannya dengan kompetensi yang hendak dicapai dengan mempertimbangkan tingkat perkembangan peserta didik. Suatu asesmen dikatakan otentik apabila sangat mendekati hasil pendidikan sains yang diinginkan, melibatkan siswa pada tugas-tugas yang bermanfaat, penting, dan bermakna, mampu menantang siswa menerapkan informasi/keterampilan akademik baru pada situasi ril untuk maksud yang jelas.29 Masnur menyatakan bahwa suatu assesmen dikatakan “autentik” apabila: 1) Sasaran penilaiannya mengarah kepada kompetensi yang ingin dicapai (alihalih disebut: tujuan pembelajaran); 2) Penilaian yang melibatkan peserta didik pada tugas-tugas atau kegiatan yang bermanfaat, penting, dan bermakna; 3) Penilaian yang mampu menantang peserta didik menerapkan informasi/ keterampilan akademik baru pada situasi nyata dan untuk maksud yang jelas; 4) Penilaian yang mampu mengukur perbuatan atau penampilan yang sebenarnya atas kompetensi pada suatu mata pelajaran; 5) Penilaian yang mampu mengukur penguasaan peserta didik terhadap kompetensi mata pelajaran tertentu dengan cara yang akurat; 6) Penilaian yang menguji atau memeriksa kemampuan koleksi peserta didik dalam rangka mengevaluasi secara tepat apa yang telah dipelajarinya; 7) Penilaian yang menguji atau memeriksa secara langsung perbuatan/ prestasi peserta didik berkaitan dengan tugas intelektual yang layak; dan 8) Penilaian yang melibatkan peserta didik untuk mendemonstrasikan apa yang mereka ketahui dalam suatu konteks kehidupan nyata.30 29
Husamah, op. cit., h. 127. Muslich, Authentic Assessment, h. 2-3.
30
19
Penilaian otentik bertujuan untuk memberikan informasi yang valid dan akurat mengenai hal-hal yang benar diketahui, dipahami dan dapat dilakukan oleh siswa. Dalam penilaian otentik, aktivitas siswa ada yang disebut aktivitas nyata (dapat diamati) dan aktivitas yang tersembunyi (tidak dapat diamati). Aktivitas nyata seperti memeragakan kegiatan tertentu dalam praktikum, berdiskusi atau mendemonstrasikan hasil karyanya, sedangkan aktivitas tersembunyi seperti berpikir dan tanggapan siswa terhadap pengalaman tertentu.
b. Karakteristik Penilaian Otentik Penilaian otentik selalu memberi kesempatan pada peserta didik untuk menunjukkan
pengetahuan
dan
keterampilannya
dengan
baik.
Adapun
katakteristik penilaian otentik sebagai berikut: 1) Fokus pada materi yang penting, ide-ide besar atau kecakapan-kecakapan khusus; 2) Merupakan penilaian yang mendalam; 3) Mudah dilakukan di kelas atau di lingkungan sekolah; 4) Menekankan pada kualitas produk atau kinerja dari pada jawaban tunggal 5) Dapat mengembangkan kekuatan dan penguasaan materi pembelajaran pada siswa; 6) Memiliki kriteria yang sudah diketahui, dimengerti dan dinegosiasi oleh siswa dan guru sebelum penilaian dimulai; 7) Menyediakan banyak cara yang memungkinkan siswa dapat menunjukkan bahwa ia telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan; 8) Pemberian skor penilaian didasarkan esensi tugas.
c. Ciri-Ciri Penilaian Otentik Menurut Kunandar, penilaian otentik memiliki ciri-ciri antara lain: 1) Harus mengukur semua aspek pembelajaran, yakni kinerja dan hasil atau produk. Artinya, dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik harus mengukur aspek kinerja (perfomance) dan produk atau hasil yang dikerjakan oleh peserta didik.
20
2) Dilaksanakannya selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. 3) Menggunakan berbagai cara dan sumber. Artinya, dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik harus menggunakan berbagai teknik penilaian. 4) Tes hanya salah satu syarat pengumpul data penilaian. Artinya, dalam melakukan penilaian peserta didik terhadap pencapaian kompetensi tertentu harus secara komprehensif dan tidak mengandalkan tes semata. 5) Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik harus mencerminkan bagianbagian kehidupan peserta didik yang nyata setiap hari, mereka harus dapat menceritakan pengalaman atau kegiatan yang mereka lakukan setiap hari. 6) Penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian peserta didik, bukan keluasannya (kuantitas).31 Selain itu, penilaian otentik dapat berupa penilaian formatif (terhadap satu atau beberapa kompetensi dasar) ataupun sumatif (terhadap standar kompetensi inti dalam satu semester), berkesinambungan dan terintegrasi, yang diukur adalah keterampilan dan perfomansi bukan mengingat fakta, dan dapat digunakan sebagai feed back atau umpan balik terhadap pencapaian kompetensi peserta didik.
d. Jenis-jenis Penilaian Otentik Puckett dan Black menjelaskan bahwa teknik dan strategi penilaian otentik dapat dilakukan dengan formal dan informal. Dalam penilaian formal biasanya menggunakan tes-tes standar, sedangkan informal menekankan pada penilaian otentik 4P, yaitu penampilan (performance), proses, produk dan portofolio.32 Penilaian otentik mengukur kinerja peserta didik dalam suatu tugas kehidupan yang nyata atau realistik, dalam situasi yang relevan, atau masalah yang memiliki tujuan dan kegunaan yang jelas dan bermanfaat. Untuk itu terdapat jenis-jenis penilaian otentik yang dapat digunakan oleh guru, sebagai berikut:
31
Kunandar,op. cit., h.39. Yasbiati, loc. cit..
32
21
1) Asesmen Kinerja (Performance Assessment) Asesmen kinerja merupakan suatu penilaian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa baik materi belajar telah mengimplementasikan pengetahuan dan keterampilan siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran tersebut telah ditentukan dan berfokus pada penilaian langsung, apa yang ditampilkan oleh siswa dengan mengaitkan materi belajar dan permasalahan nyata yang ada dimasyarakat. Munandar dalam Husamah dan Yanur menegaskan bahwa asesmen kinerja merupakan asesmen alternatif yang dapat digunankan untuk mengukur kemampuan siswa dalam praktikum yang tidak dapat diukur dengan cara tertulis.33 Penilaian ini terutama didasari pada kegiatan keterampilan, sikap dan proyek yang ditunjukan siswa. Tugas-tugas penilaian kinerja menuntut siswa untuk menggunakan berbagai pengetahuan, keterampilan serta konsep yang dimiliki. Penilaian ini tidak dimaksudkan untuk menguji sesuatu yang sifatnya ingatan faktual namun untuk menerapakan pengetahuan faktual dan konsep ilmiah pada suatu permasalahan realistik, siswa lebih dituntut menjawab pertanyaan bagaimana atau mengapa mengenai suatu konsep atau proses. Asesmen kinerja memungkinkan guru untuk mengevaluasi siswa bagaimana meneruskan pengetahuan ilmiah dan keterampilan-keterampilan proses, mengecek perkembangan keterampilan-keterampilan berfikir kritis, mengakses pembelajaran siswa dalam situasi yang realistik dengan konteks yang berbeda-beda,
mengukur
kedalaman
pemahaman
dan
pengertian
siswa,
mengevaluasi bagaimana kegigihan, keimajinasian, dan kekreatifan siswa pada saat menghadapi tugas-tugas.34 2) Asesmen Portofolio (Portofolio Assessment) Portofolio yaitu kumpulan tugas yang dikerjakan oleh peserta didik dalam konteks belajar di kehidupan sehari-hari. Dengan mengerjakan tugas tersebut peserta didik diharapkan lebih kreatif dengan memberikan kesempatan yang lebih luas untuk berkembang. Penilaian ini tidak perlu menilai dengan angka-angka, tetapi dengan melihat keaktifan peserta didik dalam proses belajar. 33
Husamah, op. cit., h. 130. Ibid, h. 131.
34
22
Wyatt dan Looper dalam Masnur Muslich menyebutkan, berdasarkan tujuannya sebuah portofolio dapat berupa developmental portfolio, bestwork portfolio, dan showcase portfolio. Developmental portfolio disusun demikian rupa sesuai dengan langkah-langkah kronologis perkembangan yang terjadi. Oleh karena itu, pencatatan mengenai kapan suatu artefak dihasilkan menjadi sangat penting, sehingga perkembangan program tersebut dapat dilihat dengan jelas. Bestwork portfolio adalah portofolio karya terbaik. Karya terbaik diseleksi sendiri oleh pemilik portofolio dan diberikan alasannya. Karya terbaik lebih dari satu. Showcase portfolio adalah portofolio yang lebih digunakan untuk tujuan pajangan, sebagai hasil dari suatu kinerja tertentu.35 Portofolio memungkinkan siswa memiliki rekaman akademik yang teratur berupa hasil maupun proses pembelajaran. Selain itu siswa juga terlibat dalam penilaian diri dan merefleksi atas kemajuan belajar mereka. Portofolio menumbuhkan rasa berinfestasi dalam pembelajaran serta rasa memiliki karya. Ketika siswa merenungkan karya mereka, siswa menjadi semakin reflektif, terampil dalam mengevaluasi diri dan semakin percaya terhadap penilaian sendiri. Portofolio juga dapat berfungsi untuk mengetahui: (1) perkembangan tanggung jawab siswa dalam belajar, (2) perluasan dimensi belajar, (3) peningkatan proses pembelajaran, dan (4) penekanan pandangan siswa dalam belajar. 3) Proyek Yaitu suatu tugas kelompok yang diberikan guru dalam pembelajaran kontekstual berupa pengerjaan proyek. Dengan kegiatan kelompok ini diharapkan siswa dapat mencapai tujuan akademik sambil mengakomodasi perbedaan gaya belajar, minat dan bakat dari masing-masing anggota kelompok. Proyek atau penugasan adalah tugas yang diberikan oleh guru kepada peserta didik dalam waktu tertentu sebagai implementasi dan pendalaman dari pengetahuan yang diperoleh dalam pembelajaran.36 Tugas tersebut berupa investigasi yang dilakukan individual atau kelompok sejak perencanaan, pengumpulan data, penyusunan, pengolahan hingga penyajian data. Tujuan dari penugasan ini agar siswa dapat membuat, melakukan 35
Muslich, op. cit., h. 73-74. Kunandar, op, cit., h. 40.
36
23
atau menyajikan sesuatu yang bermanfaat bagi mereka atau lingkungan jika diterapkan. Dalam mengevaluasi proyek tersebut, tahapan-tahapan yang harus diperhatikan guru meliputi: 1) perencanaan penilaian, 2) membuat spesifikasi proses, 3) prediksi dan pencatatan, dan 4) mengistimasi serta melaporkan pencapaian.37 4) Pengamatan atau Observasi Observasi merupakan penilaian secara informal yang dilakukan dengan melihat dan mendengarkan siswa saat mereka bekerja. Pengamatan kelas dapat digunakan untuk mengevaluasi siswa yang bekerja dengan partnernya atau suatu kelompok siswa dalam kelompok kerja yang memerlukan kerja tim dan kooperatif. Observasi merupakan kegiatan yang berkesinambungan agar terbentuk pemahaman guru terhadap sikap, pengetahuan, keterbatasan atau kekuatan hingga teknik pemecahan masalah siswa. 5) Kelompok diskusi Kelompok- kelompok yang dibentuk oleh guru atau dibentuk sendiri oleh siswa dapat melakukan diskusi dan menjadi satu pertimbangan dalam penilaian otentik. 6) Wawancara dan observasi Wawancara dan observasi secara sistemik dapat dilakukan guru yang bermanfaat untuk menyajikan informasi tentang dampak aktivitas pembelajaran terhadap sikap peserta didik. Mewawancarai siswa dapat memberikan guru suatu pemahaman terhadap proses berpikir, sikap, kedalaman pemahaman, dan miskonsepsi siswa.
38
Guru dapat menggunakan wawancara untuk mengetahui
gaya belajar, minat, sikap, mengungkapkan kekuatan dan kelemahan siswa. Sebelum memilih penilaian otentik apa yang akan digunakan, maka perlu diketahui pengembangan sistem penilaian otentik, yang dapat dilakukan melalui beberapa langkah, antara lain: 37 Taufina, “Authentic Assessment dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas Rendah SD”, Pedagogi, Vol. 9, 2009, h. 117, (Tersedia online: www.download.portalgaruda.org/article. Pada 16/04/2014). 38 Husamah, op. cit., h. 134.
24
1) Mengkaji standar kompetensi. Standar ini telah tercantum pada kurikulum yang menggabarkan kemampuan minimal yang harus dimiliki oleh lulusan dalam setiap mata pelajaran. Standar ini memiliki implikasi yang sangat signifikan dalam perencanaan, implementasi dan pengelolaan penilaian. 2) Mengkaji kompetensi dasar. Kompetensi dasar adalah kemampuan minimal yang harus dimiliki siswa pada bahasan tertentu. Untuk itu pada langkah ini guru sudah mulai memikirkan materi yang harus diberikan pada siswa agar siswa dapat memiliki kompetensi yang telah dirumuskan. 3) Pengembangan silabus penilaian yang mencakup indikator, jenis tagihan, bentuk, ranah penelitian dan jadwal kegiatan penilaian dalam satu semester. Kegiatan ini akan lebih baik jika dilakukan bersamaan dengan pengembngan silabus materi pembelajaran. 4) Proses implementasi menggunakan berbagai teknik penilaian seperti yang telah direncanakan dan pelaksanaan sesuai jadwal yang telah diinformasikan pada siswa. 5) Pencatatan, pengolahan, tindak lanjut dan pelaporan. Semua hasil penilaian diupayakan untuk selalu terdokumentasikan secara baik. Tindak lanjut dari hasil penilaian laporan dapat berupa pengayaan atau remedi.39
e. Kelebihan dan Keterbatasan Penilaian Otentik Penilaian otentik memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan penilaian tradisional, antara lain: 1) Mengukur kecapan tingkat tinggi yaitu pada level konstruksi dan aplikasi; 2) Menerapkan strategi-strategi yang kritis dan kreatif; 3) Mengungkap pemahaman konsep peserta didik; 4) Menggunakan standar penilaian individu; 5) Bertumpu pada pemahaman bukan hanya ingatan; 6) Mengungkap proses belajar peserta didik; 7) Berprinsip mengajar demi kebutuhan. 39 Agung Haryono, Authentic Assesment dan Pembelajaran Inovatif dalam Pengembangan Kemampuan Siswa, Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol.2, 2009, h. 4-5, (Tersedia online: www.fe.um.ac.id. Pada 06/04/2014).
25
Selain memiliki kelebihan, penilaian otentik juga memiliki beberapa keterbatasan diantaranya: 1) Menuntut waktu yang lebih; 2) Pertimbangan dan pemberian skor cenderung subjektif; 3) Cukup membebani guru. Walaupun penilaian otentik memiliki keterbatasan-keterbatasan seperti di atas, namun dalam kurikulum 2013 ini sangat dituntut penerapan penilaian otentik ini agar tujuan pembelajaran dapat mencapai semua kompetensi dan memberi bekal nyata bagi peserta didik dalam kehidupan nyata.
f. Perbandingan Penilaian Otentik dan Penilaian Tradisional Menurut
Corebima dalam Husamah dan Yanur, berbicara tentang
asesmen otentik, sebenarnya juga berbicara tentang asesmen non-otentik, karena “lawan” dari asesmen otentik adalah asesmen non-otentik, karena sudut pandangnya memang demikian.40 Oleh sebab itu, membayangkan penilaian otentik adalah penilaian yang menggunakan paper and pencil test tidak tepat, karena tidak semua paper and pencil test bersifat non otentik. Demikian tradisional test tidak dapat langsung dikatakan alat ukur penilaian non otentik, sehingga penilaian tradisional tidak sekaligus tergolong penilaian non otentik. Jika dibandingkan antara penilaian otentik dengan penilaian tradisional menurut Corebima dalam Pantiwati berikut:
40
Husamah, op. cit., h. 135.
26
Tabel 2.2 Perbandingan Asesmen Otentik dan Asesmen Tradisional Asesmen Tradisional Periode waktu tertentu
Asesmen Otentik Waktu ditentukan oleh guru dan siswa
Mengukur kecakapan tingkat rendah
Mengukur kecakapan tingkat tinggi
Menerapkan drill dan latihan
Menerapkan strategi-strategi kritis dan kreatif
4.
Memiliki perspektif sempit
Memiliki perspektif menyeluruh
Mengungkapkan fakta
Mengungkapkan konsep
Menggunakan standar kelompok
Menggunakan standar individu
Bertumpu pada ingatan (memorisasi)
Bertumpu pada internasional
Hanya satu solusi yang benar
Solusi yang benar banyak
Mengungkap kecakapan
Mengungkap proses
Mengajar untuk ujian
Mengajar demi kebutuhan
Penilaian Otentik dalam Kurikulum 2013 Perubahan kurikulum merupakan sesuatu yang pasti dan merupakan
kebutuhan yang terus berkembang, karena kurikulum bersifat dinamis. Sebagai suatu komitmen pemerintah untuk memperbaiki sistem dan kurikulum pendidikan di Indonesia ini, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melakukan perombakan kurikulum di tiga jenjang sekaligus (tingkat dasar, menengah dan tingkat atas). Alasan Kemendikbud mengubah kurikulum adalah untuk menyesuaikan pendidikan dasar dan menengah dengan Undang-Undang Pendidikan Tinggi dan karena kegagalan sekolah dalam menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pada kurikulum 2013 ini siswa bukan lagi menjadi objek tetapi justru menjadi subjek dengan ikut mengembangkan tema yang ada. Penilaian pada kurikulum 2013 diatur dalam Permendikbud No. 66 Tahun 2013 yang mengamanatkan bahwa penilaian yang digunakan adalah penilaian autentik, yaitu penilaian yang melihat seluruh proses secara berkelanjutan dan bukan berdasarkan hasil semata. Pada penilaian autentik seluruh proses secara
27
berkelanjutan dan bukan berdasarkan hasil semata. Pada penilaian autentik seluruh domain (ranah) dilakukan penilaian mulai dari ranah afektif, kognitif maupun psikomotorik.41 Mohamad Nuh juga menjelaskan
bahwa kurikulum 2013, guru tidak
hanya mengajar di depan kelas, tapi juga di luar kelas. Pada kurikulum 2013, pendekatan belajar mengajar akan menggunakan metode tematik integratif. Sehingga proses belajar mengajarnya akan lebih ditekankan kepada observasi, pengamatann, analisis, serta presentasi.42 Salah satu penekanan dalam kurikulum 2013 adalah penilaian autentik (authentic assessment). Sebenarnya dalam kurikulum sebelumnya, yakni kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) sudah memberi ruang terhadap penilaian autentik, tetapi dalam implementasi di lapangan belum berjalan secara optimal.43 Oleh karena kurikulum 2013 menekankan pada penilaian otentik, maka guru mendapat penekanan serius dalam melakukan penilaian hasil belajar peserta didik
benar-benar
memperhatikan
penilaian
otentik.
Kurikulum
2013
memperlihatkan pergeseran dalam penilaian, dari penilaian tes yang hanya mengukur pengetahuan berdasarkan hasil saja menjadi penilaian otentik yang mengukur kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil. Intinya dengan penilaian otentik, pertanyaan yang ingin dijawab adalah “Apakah peserta didik belajar?”, bukan “Apa yang sudah diketahui peserta didik?”. Jadi peserta didik dinilai kemampuannya dengan berbagai cara, tidak hanya dari hasil ulangan tulis. Prinsip utama assessment dalam pembelajaran tidak hanya menilai apa yang diketahui peserta didik, tetapi juga menilai apa yang dapat dilakukan peserta didik.44
41 Muhammad Taher, Implementasi Penilaian Sikap pada Pembelajaran Kurikulum 2013, (Tersedia online: www.sumut.kemenag.go.id. Pada 02/09/2014). 42 Husamah, op. cit., h. 29. 43 Kunandar,op. cit., h.35. 44 Ibid, 41
28
5.
Hakikat Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Biologi Akuntabilitas merupakan salah satu prinsip pelaksanaan penilaian yang
dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya. Oleh karena itu, penilaian dilakukan dengan mengikuti prinsip-prinsip keilmuan dalam penilaian sehingga keputusan yang diambil memiliki dasar yang objektif.45 Penilaian yang mengikuti prinsip-prinsip keilmuan sejalan dengan tuntutan dari pembelajaran biologi yang membiasakan siswa melakukan suatu hal sesuai prinsip ilmiah. Penilaian otentik dapat dikatakan realistis assessment yaitu berhubungan dengan penerapan dalam kehidupan nyata, sehingga dalam pembelajaran tentu memerlukan penilaian otentik guna mengetahui secara langsung kemampuan siswa menggabungkan pengetahuan dengan keterampilan dalam melakukan suatu pembelajaran. Penilaian autentik
juga dikenal
dengan
berbagai
istilah seperti
performance assessment, alternative assessment, direct assessment, dan realistic assessment. Penilaian otentik dinamakan penilaian kinerja, karena dalam penilaian ini secara langsung mengukur performance siswa dalam hal tertentu, siswa diminta untuk melakukan tugas dunia nyata. Penilaian otentik dikatakan penilaiaan alternative, karena dapat difungsikan sebagai alternative untuk menggantikan penilaian tradisional. Penilaian otentik dikatakan penilaian langsung karena memberikan lebih banyak bukti langsung dari aplikasi bermakna. Penilaian otentik juga dikatakan sebagai realistis assessment atau berhubungan dengan penerapan dalam dunia nyata.46 Pembelajaran biologi yang menuntut banyak pemahaman akan teori, menuntut kemampuan melakukan atau mendemonstrasikan suatu percobaan hingga menghasilkan suatu produk yang berhubungan dengan materi. Bagaimana guru dapat mengetahui kemampuan siswa melakukan hal-hal tersebut, pertanyaan tersebut dapat terjawab dengan menggunakan penilaian otentik. Penggunaan penilaian otentik dalam pembelajaran biologi tidak hanya bertujuan untuk 45
Pantiwati, op. cit., h. 4. Hartati Muchtar, “Penerapan Penilaian Autentik dalam Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan”, Jurnal Pendidikan Penabur, Vol. 14, 2010, h. 73, (Tersedia online: www.bpkpenabur.or.id. Pada 02/09/2014). 46
29
mengetahui pemahaman siswa, tapi juga untuk memantau kemajuan dan perkembangan pemahaman serta kemampuan siswa. Penggunaan penilaian otentik ditentukan dengan mempertimbangkan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, oleh karena itu guru perlu menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan mempertimbangkan proses penilaian hingga siswa dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.
B. Hasil Kajian Penelitian yang Relevan Penelitian ini didukung oleh penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh nyata. Penelitian yang berjudul “Hakekat Asesmen Autentik dan Penerapannya dalam Pembelajaran Biologi” oleh Yuni Pantiwati, menyatakan asesmen autentik merupakan suatu penilaian penyajian atau penampilan oleh siswa dalam bentuk pengerjaan tugas-tugas atau berbagai aktivitas tertentu yang langsung mempunyai makna pendidikan. Pembelajaran biologi menjadi bermakna bila menggunakan asesmen yang tepat yaitu asesmen autentik karena tidak cukup memahami pengetahuan biologi saja tetapi dituntut dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.47 Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran biologi melalui Pendekatan Keterampilan Proses, pendekatan ini juga menuntut penilaian yang autentik. Guru membutuhkan asesmen autentik yang dapat melakukan penilaian secara holistik meliputi kognitif, afektif, dan psikomotor. Jenis asesmen autentik sangat bervariasi, oleh karena itu guru perlu menyesuaikan apa kriteria dan aspek yang akan diukur agar penilaian bermakna sehingga dapat menggambarkan kemampuan siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Sher A Zim dan Mohammad Khan dalam judul “Authentic Assesment: An Instructional Tool to Enhance Students Learning” yang
menganalisis
dokumen
relevan.
Penelitian
ini
dilakukan
dengan
menggunakan penilaian otentik sebagai alat pembelajaran sekolah di Pakistan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perubahan yang diharapkan dalam 47
Pantiwati, op.cit, h. 1.
30
persepsi dan praktik-praktik yang dilakukan oleh guru dan siswa saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Authentic assessment is a new notion which provides an alternative to traditional assessment practices. According to this new notion, assessment is a process which facilitates students, learning rather than something to be used just to evaluate the teaching and learning processes.48 Penilaian otentik merupakan suatu gagasan baru yang menyediakan sebuah alternatif dalam praktik penilaian tradisional. Menurut gagasan baru ini, penilaian adalah suatu proses yang memfasilitasi siswa untuk belajar lebih dari sekedar suatu evaluasi dari proses belajar mengajar. Selain itu, terlihat pula peningkatan yang cukup signifikan dalam keterampilan belajar siswa, seperti keaktifan siswa dalam perencanaan, pengumpulan informasi dan menyebarluaskan kepada masyarakat. dengan menggunakan rubrik penilaian, hal tersebut efektif dalam menentukan jalur bagi guru dan siswa untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh oleh Hartati Muchtar dan berjudul “Penerapan Penilaian Autentik dalam Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan”. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional yang dibutuhkan untuk membangun bangsa dan Negara Republik Indonesia. Namun pengertian dan cara mengukur mutu pendidikan yang tepat dan dapat dipercaya, masih menjadi bahan perbincangan yang belum berkesudahan. Mutu pendidikan secara nasional pada hakikatnya merupakan cerminan dari hasil belajar masing-masing peserta didik. Oleh karena itu berbagai teknik dan bentuk penilaian dibuat untuk memperoleh hasil belajar peserta didik yang dapat dipertanggungjawabkan serta benar-benar dapat menggambarkan kemampuan peserta didik secara utuh.49 Hasil penelitian ini membahas tentang pengertian dan teknik mengukur mutu pendidikan. Dari teknik-teknik yang ada, penilaian autentik dianggap dapat dipakai oleh guru dan lembaga pendidikan
48 Sher Azim & Mohammad Khan, Authentic Assessment: An Instructional Tool to Enhance Students Learning, Academic Research International, Vol.2, 2012, pp. 319, (Tersedia online: www.ecommons.aku.edu. Pada 03/06/2014). 49 Muchtar, op.cit, h.1.
31
dalam memberikan gambaran mutu pendidikan yang diperoleh peserta didik dan mutu pendidikan secara nasional.
C. Kerangka Berfikir Proses pembelajaran merupakan suatu tahap-tahap pencapaian kompetensi peserta didik dari pemahaman, sikap dan keterampilan. Untuk mengetahui keberhasilan proses belajar tersebut tentunya dibutuhkan suatu penilaian terhadap proses dan hasil belajar peserta didik. Dalam kurikulum 2013 ini, setiap guru dituntut untuk dapat melakukan penilaian yang dapat menilai ketiga ranah tersebut secara profesional sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran. Untuk mendapatkan informasi-informasi pencapaian dan perkembangan belajar peserta didik guru harus benar-benar memperhatikan penilaian otentik, karena dengan penilaian otentik guru dapat mengetahui dan memastikan bahwa peserta didik benar mengalami proses pembelajaran dengan tepat. Dengan penerapan konsep dan teori yang didapat peserta didik dari pembelajaran ke dalam kehidupan nyata atau mempraktikannya maka pembelajaran akan lebih bermakna. Namun, karena penerapan penilaian otentik ini masih belum optimal dalam kurikulum sebelumnya (KTSP), karena penilaian belum mengarah pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala.50 Maka penilaian otentik ini masih terkesan hal baru dalam kurikulum 2013 ini. Berdasarkan kondisi tersebutlah maka perlu diketahui bagaimana penerapan penilaian otentik oleh guru dalam pembelajaran biologi yang menuntut pengetahuan dan keterampilan, terutama di jenjang pendidikan menengah atas yang berdasarkan tingkat perkembangannya telah mencapai kemampuan yang sifatnya hard skills.
50
Kunandar. op. cit., h. 22.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015, dimulai pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2014. Adapun tempat penelitian dilakukan di SMA Negeri se-Kota Tangerang Selatan.
B. Motode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif survei. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang yang digambarkan sebagaimana adanya. Survei merupakan penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis data mengenai karakteristik sejumlah responden dan menggeneralisasi data dari sampel ke populasi. Penelitian ini dilakukan peneliti dengan mencari, mengumpulkan, menggambarkan dan menafsirkan data mengenai penggunan penilaian otentik yang telah dilakukan melalui dokumen-dokumen penilaian yang telah disusun dan digunakan oleh guru biologi kelas X. Dokumen yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis. Hasil analisis dokumen penilaian tersebut digunakan untuk mendata SMAN-SMAN yang memiliki dokumen penilaian yang layak dengan tuntutan kurikulum 2013. Selanjutnya peneliti melakukan observasi dalam pembelajaran dengan mengisi daftar ceklis. Hal tersebut perlu dilakukan karena penilaian otentik dalam kurikulum 2013 erat kaitannya dengan proses pembelajaran. Hasil kuesioner yang diisi oleh guru, hasil analisis dokumen serta hasil observasi pembelajaran kemudian diinterpretasikan. Adapun desain penelitian ini tampak pada bagan berikut ini:
32
33
Pendataan SMA Negeri se-Kota Tangerang Selatan
Penyusunan Instrumen Penelitian Validasi Intrumen
Pengisian Kuisioner oleh Guru Biologi serta Pengumpulan Dokumen Penilaian Otentik Siswa
Pengolahan Data Hasil Kuisioner dan Analisis Dokumen Penilaian Otentik
Penentuan SMAN yang Dilakukan Observasi saat Pembelajaran
Tahap Observasi ke SMAN yang telah menerapkan Penilaian Otentik (Sampel)
Pengolahan dan Analisis Hasil
Kesimpulan
Gambar 3.1 Alur Penelitian C. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh guru biologi kelas X SMAN yang terdapat di wilayah Kota Tangerang Selatan. Adapun SMAN yang terdapat di Kota Tangerang Selatan sebanyak 12 SMAN yakni SMAN 1 Kota Tangerang Selatan hingga SMAN 12 Kota Tangerang Selatan. Sedangkan sampel penelitian ini yaitu sejumlah sekolah yang telah menggunakan penilaian otentik.
34
Tabel 3.1 Daftar Nama SMA Negeri dan Jumlah Guru Biologi Kelas X se-Kota Tangerang Selatan No.
Nama SMA Negeri
Jumlah Guru Biologi Kelas X
1.
SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan
1
2.
SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan
1
3.
SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
1
4.
SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan
1
5.
SMA Negeri 5 Kota Tangerang Selatan
1
6.
SMA Negeri 6 Kota Tangerang Selatan
1
7.
SMA Negeri 7 Kota Tangerang Selatan
1
8.
SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan
1
9.
SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan
1
10.
SMA Negeri 10 Kota Tangerang Selatan
1
11.
SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan
1
12.
SMA Negeri 12 Kota Tangerang Selatan
1
Dari populasi tersebut dilakukan penarikan sampel menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik yang digunakan ketika peneliti ingin menentukan sampel sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Tujuan tersebut untuk mengetahui SMAN-SMAN yang telah menerapkan penilaian otentik dalam konsep biologi di semester ganjil kelas X. Diharapkan SMAN-SMAN yang dipilih dengan teknik purposive sampling ini memiliki sifat atau karakteristik yang relatif sama dengan sifat populasi atau SMAN lain yang telah menerapkan penilaian otentik. Seluruh guru biologi kelas X di SMAN sampel menjadi objek penelitian observasi dikelas oleh peneliti.
35
D. Instrumen Penelitian Intrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen non tes dokumentasi berupa lembar analisis instrumen penilaian otentik dan kuesioner penilaian otentik. Selain itu, pada tahap survei kedua digunakan daftar cek atau check list yang diisi oleh peneliti saat pembelajaran berlangsung. 1. Dokumentasi Berikut adalah lembar analisis dokumen penilaian otentik. Format lembar analisis disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 3.2 Format Lembar Analisis Dokumen Penilaian Otentik No. 1. 2. 3 4
Aspek penilaian
Skor
Keterangan
Jumlah Persentase Pencapaian Sebelum instrumen penelitian ini digunakan, lembar analisis kelayakan instrumen penilaian otentik menggunakan validasi isi dengan pertimbangan ahli yaitu dosen pembimbing 1 dan 2. Pertimbangan ahli berhubungan dengan validitas isi yang berkaitan dengan aspek penilaian dokumen penilaian otentik yang digunakan. 2. Kuesioner Tujuan dari penggunaan intrumen ini agar kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini menjadi lebih lengkap dan detail dibandingkan hanya dengan menggunakan satu instrumen saja. Kuesioner yang digunakan berisi pertanyaanpertanyaan untuk mengetahui informasi pengetahuan guru biologi mengenai penilaian otentik, penggunaan penilaian otentik dalam pembelajaran serta manfaat dan hambatan penggunaan penilaian otentik bagi guru biologi kelas X sebagai landasan untuk melakukan pengumpulan dokumen penilaian. Pengujian kelayakan lembar kuesioner untuk guru juga menggunakan validasi isi dengan pertimbangan ahli yaitu dosen pembimbing 1 dan 2.
36
3. Daftar Cek Penggunaan instrumen ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai penggunaan penilaian otentik dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut dirasa perlu karena dalam kurikulum 2013 pembelajaran dengan penilaian otentik bersifat terpadu. Daftar cek yang digunakan dalam observasi pembelajaran berisis tahapan pembelajaran 5M (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan). Selain itu daftar cek yang digunakan juga berisi kegiatan penilaian yang dimulai dari input, proses hingga output. Sama halnya dengan kuesioner, pengujian kelayakan daftar cek untuk observasi pembelajaran guru juga menggunakan validasi isi dengan pertimbangan ahli yaitu dosen pembimbing 1 dan 2.
E. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan, digunakan beberapa teknik pengumpulan data. Dalam hal ini peneliti mendokumentasikan dokumen atau instrumen penilaian otentik yang dibuat oleh guru biologi kelas X. Selain itu peneliti juga menggunakan kuesioner, observasi saat guru mengajar dengan daftar cek
(Check List) dan teknik non tes
dokumentasi. Langkah-langkah dalam pengumpulan data yang dilakukan terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu: 1. Tahap Persiapan a. Menyusun intrumen penelitian berupa kuesioner, lembar analisis dokumen penilaian otentik dan daftar cek untuk observasi pembelajaran. b. Meminta pertimbangan (judgement) instrumen penelitian kepada dosen ahli (pembimbing 1 dan 2) kemudian diperbaiki berdasarkan hasil judgement. 2. Tahap Pelaksanaan a. Melakukan survei ke SMAN di Kota Tangerang Selatan untuk mengetahui SMAN mana saja yang telah menggunakan penilaian otentik dengan menggunakan kuesioner yang diisi oleh guru dan mengumpulkan dokumen penilaian otentik yang dimiliki oleh guru.
37
b. Menganalisis dokumen penilaian otentik yang telah dikumpulkan dari guru biologi di SMAN-SMAN Kota Tangerang Selatan. c. Melakukan survei kembali kepada guru biologi kelas X SMAN yang telah menerapkan penilaian otentik berdasarkan hasil analisis dokumen dan kuesioner dengan mengobservasi kegiatan pembelajaran saat berlangsung. 3. Tahap Akhir a. Menggabungkan data hasil analisis (persentase) dokumen penilaian otentik yang disusun guru biologi dengan hasil kuesioner. b. Masing-masing hasil analisis dan kuesioner SMAN Kota Tangerang Selatan dibuat deskriptif mengenai persentase kelayakan dokumen penilaian otentik dalam pembelajaran biologi. Deskripsi tersebut selanjutnya dipaparkan dalam bentuk pembahasan hasil penelitian yang dilengkapi dengan deskripsi penilaian otentik berdasarkan hasil observasi saat pembelajaran biologi, kemudian dibuat kesimpulan.
F. Teknik Analisis Data Peneliti melakukan teknis analisis data dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1. Setelah seluruh data dikumpulkan maka dilakukan merangkum data. Merangkum data dilakukan dengan memilih hal-hal yang dianggap pokok dan berfokus pada hal-hal yang penting dan berkaitan. 2. Selanjutnya dilakukan penyajikan data dengan membuat persentase kelayakan dari masing-masing dokumen penilaian otentik yang telah dianalisis. Berikut rumus persentase yang digunakan. 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑐𝑒𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑜𝑘𝑢𝑚𝑒𝑛 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 × 100% 20
38
3. Data
hasil
perhitungan
tingkat
kesesuaian
kemudian
direkapitulasi
berdasarkan kategori persentase berikut. Tebel 3.3 Kategori Kelayakan Dokumen Penilaian Otentik1 No.
Persentase Kelayakan (%)
Kategori Penilaian
1.
81 – 100
Sangat baik
2.
61 – 80
Baik
3.
41 – 60
Cukup
4.
21 – 40
Kurang
5.
0 – 20
Kurang sekali
4. Selanjutnya, hasil dari penyajian data dan perhitungan tingkat kelayakan kemudian data tersebut dideskripsikan dan dianalisis untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan penelitian. Berdasarkan hasil analisis tersebut selanjutnya diverifikasi dan ditarik kesimpulan.
1
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), Cet.7, h. 44.
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini terdiri dari dua bagian, yaitu kualitas dari instrumen penilaian otentik masing-masing guru yang telah diteliti dan deskripsi penggunaan penilaian otentik dalam pembelajaran biologi. Pada bagian pertama akan dipaparkan temuan penelitian yang terdiri dari data informasi kepemilikan dokumen penilaian otentik, serta kelayakan instrumen penilaian otentik yang dimiliki guru biologi kelas X di SMA Negeri se-Kota Tangerang Selatan. Informasi tersebut dijaring dengan menggunakan aspek-aspek kelayakan pada instrumen penilaian otentik. Pada bagian kedua, akan dijelaskan mengenai gambaran temuan penelitian yang diperoleh.
A. Temuan Penelitian Berdasarkan hasil survei terhadap 12 SMA Negeri se-Kota Tangerang Selatan, didapat informasi mengenai data kepemilikan dokumen penilaian otentik guru biologi SMA Negeri se-Kota Tangerang Selatan beserta penggunaan penilaian otentik. Data kepemilikan dokumen penilaian otentik guru biologi SMA Negeri se-Kota Tangerang Selatan beserta data jenis-jenis penilaian otentik yang digunakan guru, disajikan dalam tabel 4.1. Tabel 4.1 menunjukkan hasil survei peneliti yakni 6 dari total 12 orang guru telah memiliki dokumen penilaian otentik atau sekitar 50% guru memiliki dokumen penilaian otentik. Penilaian otentik dalam kurikulum 2013 adalah model penilaian yang dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung berdasarkan tiga kompetensi (pengetahuan, sikap dan keterampilan). Dari enam sekolah yang telah memiliki dokumen penilaian otentik, terdapat empat sekolah yang memiliki dokumen penilaian berdasarkan tiga ranah, penilaian sikap, penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan. Dua sekolah lainnya memiliki dokumen penilaian pada satu atau dua ranah saja, seperti sekolah D yang memiliki dokumen penilaian sikap dan keterampilan saja dan dokumen yang didapat dari sekolah J dokumen penilaian keterampilan saja.
39
40
Tabel 4.1 Data Kepemilikan Dokumen Penilaian Otentik SMA Negeri se-Kota Tangerang Selatan No.
Nama Sekolah
Memiliki Dokumen Penilaian
(SMA Negeri)
Otentik
1.
SMAN A
X
2.
SMAN B
X
3.
SMAN C
√
4.
SMAN D
√
5.
SMAN E
√
6.
SMAN F
X
7.
SMAN G
X
8.
SMAN H
X
9.
SMAN I
√
10.
SMAN J
√
11.
SMAN K
√
12.
SMAN L
X
Persentase (%)
50
Keterangan: √
= Memiliki dokumen penilaian otentik
X
= Tidak memiliki dokumen penilaian otentik
Tabel 4.2 Data Kelengkapan Dokumen Penilaian Otentik dan Konsep Pembelajaran SMA Negeri se-Kota Tangerang Selatan No.
Nama Sekolah (SMAN) 1. SMAN C 2. SMAN E 3. SMAN I 4. SMAN K Keterangan: √
Penilaian Sikap √ √ √ √
Jenis Dokumen Penilaian Penilaian Pengetahuan Keterampilan √ √ √ √ √ √ √ √
= Memiliki dokumen penilaian otentik
Konsep Pembelajaran Virus Protista Virus Protista
41
Dari tabel 4.2, diketahui bahwa dokumen yang dimiliki oleh guru untuk satu konsep tertentu yang terdiri dari dokumen penilaian pengetahuan, sikap dan keterampilan. SMAN C dan SMAN I menggunakan penilaian otentik pada konsep virus sedangkan SMAN E dan SMAN K menggunakan penilaian otentik pada konsep protista. Dengan adanya dokumen penilaian pada konsep virus, bukan berarti guru SMAN C dan SMAN I hanya menggunakan penilaian otentik pada konsep virus saja, tetapi juga pada konsep lain. Namun hanya dokumen penilaian pada konsep virus saja yang dapat diserahkan kepada peneliti, begitu juga untuk SMAN E dan SMAN K. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru tidak dapat memberikan semua dokumen penilaian kepada peneliti. Berikut ini disajikan tabel hasil analisis dari setiap dokumen penilaian yang dimiliki oleh keempat sekolah. Analisis dilakukan menggunakan rubrik yang telah disusun peneliti sebelumnya.1 Tabel 4.3 Data hasil analisis dokumen penilaian sikap Aspek penilaian Relevansi Konten Kelengkapan instrumen Penulisan instrumen Tampilan instrumen Persentase (%)
SMAN C 5
Nama Sekolah SMAN E SMAN I 4 5
SMAN K 4
5
4
5
4
5
5
5
5
4
4
4
5
95
85
95
90
Setiap dokumen penilaian sikap, keterampilan maupun pengetahuan dilakukan analisis berdasarkan aspek penilaian dokumen yang telah dibuat oleh peneliti. Dokumen penilaian sikap memuat berbagai indikator sikap dan perilaku yang dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung. Indikator tersebutlah yang menjadi fokus penilaian guru. Bentuk dari dokumen penilaian sikap berbeda-beda, SMAN C memiliki bentuk penilaian berupa daftar cek penilaian diri dan penilaian antar peserta didik. SMAN E, SMAN I dan SMAN K memiliki 1
Lampiran 6, h. 110 (Rubrik penilaian dokumen).
42
dokumen penilaian sikap berupa lembar observasi yang diisi oleh guru saat pembelajaran. Dokumen penilaian dari keempat sekolah dianalisis berdasarkan aspek penilaian, yang kemudian ditentukan persentase kelayakan dokumen tersebut. Persentase penilaian aspek relevansi konten, kelengkapan instrumen, penulisan dan tampilan instrumen untuk dokumen penilaian guru SMAN C dan SMAN I memperoleh 95% yaitu dengan kategori sangat baik, dokumen SMAN E memiliki persentase sebesar 85% dan SMAN K 90%. Meskipun persentase berbeda, namun dokumen setiap sekolah layak untuk digunakan karena nilai persentase lebih dari 61%. Dokumen penilaian sikap SMAN C dan SMAN I pada konsep yang sama yaitu konsep pembelajaran virus. Hasil analisis dari empat aspek penilaian dokumen menunjukkan persentase yang sama pula 95%. Maka kedua instrumen dari kedua sekolah memiliki nilai kelayakan yang sama pula. Lain halnya dengan dokumen penilaian sikap SMAN E dan SMAN K dengan konsep protista, memiliki hasil analisis penilaian dokumen yang berbeda. Letak perbedaan kedua dokumen pada tampilan instrumen, karena tampilan instrumen milik guru SMAN E dalam kategori baik dan tampilan instrumen milik guru SMAN K dengan kategori sangat baik. Dokumen penilaian pengetahuan yang didapat dari keempat sekolah dalam bentuk penilaian yang beragam. SMAN C memiliki dokumen penilaian pengetahuan berupa tes tulis, tes lisan dan penugasan. Instrumen tes tulis berbentuk pertanyaan pilihan ganda dan uraian. SMAN E memiliki dokumen penilaian tes tulis dalam bentuk uraian. Sama dengan dokumen SMAN C, dokumen milik SMAN I untuk penilaian pengetahuan dengan instrumen pilihan ganda dan uraian tes tulis. Dokumen penilaian pengetahuan milik SMAN K berupa lembar pengamatan yang dilengkapi dengan pertanyaan tes tulis dalam bentuk uraian. Seluruh dokumen penilaian tersebut dianalisis dengan beberapa aspek penilaian untuk kelayakan instrumen penilaian yang dimiliki guru dan berikut ini disajikan tabel persentase kelayakan hasil analisis dari dokumen penilaian pengetahuan.
43
Tabel 4.4 Data hasil analisis dokumen penilaian pengetahuan Aspek penilaian Relevansi Konten Kelengkapan instrumen Penulisan instrumen Tampilan instrumen Persentase (%)
SMAN C 5
Nama Sekolah SMAN E SMAN I 5 4
SMAN K 4
5
5
3
3
5
5
4
5
4
4
5
4
95
95
80
80
Dokumen penilaian pengetahuan milik guru SMAN C dan SMAN E memperoleh persentase 95% yang termasuk kategori sangat baik digunakan dan menjadi persentase yang tinggi untuk penilaian dari keempat aspek. Hasil penilaian dokumen guru SMAN I dan SMAN K masuk dalam kategori baik, karena persentasenya di atas 61% yaitu 80%. Dengan konsep virus, dokumen penilaian pengetahuan SMAN C dan SMAN I memiliki perbedaan persentase yang cukup jauh, perbedaan tersebut sangat terlihat pada aspek kelengkapan unsur instrumen SMAN K yang dalam kategori cukup sedangkan aspek kelengkapan untuk dokumen penilaian SMAN C termasuk kategori sangat baik atau skor tertinggi. Sama halnya, selisih persentase cukup besar juga terjadi pada persentase kelayakan SMAN E dan SMAN K. Kedua dokumen penilaian pada konsep yang sama yakni protista, namun dengan persentase yang selisihnya 15%. Selisih tersebut dapat dilihat pada aspek penilaian kelengkapan unsur instrumen SMAN E yang berkategori sangat baik dan aspek penilaian kelengkapan dokumen SMAN K dengan kategori baik. Dokumen penilaian SMAN I dan SMAN K memperoleh persentase kelayakan yang selisihnya cukup jauh dengan SMAN C dan SMAN E terlihat dari skor aspek kelengkapan unsur instrumen penilaian. Dokumen penilaian keempat sekolah terdiri dari beberapa jenis penilaian keterampilan antara lain penilaian projek, penilaian praktikum, penilaian portofolio, dan penilaian presentasi. Untuk menilai keterampilan peserta didik, guru SMAN C menggunakan instrumen penilaian projek dan kinerja, sedangkan
44
dokumen penilaian keterampilan yang dimiliki guru SMAN E berupa instrumen penilaian portofolio. Dokumen penilaian portofolio juga dimiliki oleh guru SMAN K, dan untuk SMAN I memiliki dokumen penilaian projek dan penilaian kinerja untuk menilai keterampilan peserta didik. Berikut ini persentase kelayakkan dokumen penilaian keterampilan dari keempat sekolah berdasarkan hasil analisis. Tabel 4.5 Data hasil analisis dokumen penilaian keterampilan Aspek penilaian Relevansi Konten Kelengkapan instrumen Penulisan instrumen Tampilan instrumen Persentase (%)
SMAN C 5
Nama Sekolah SMAN E SMAN I 4 3
SMAN K 5
5
4
5
4
5
5
4
5
4
5
3
5
95
90
75
95
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa persentase penilaian terhadap dokumen penilaian keterampilan yang dimiliki guru SMAN C dan SMAN K sebesar 95% yang artinya sangat baik untuk digunakan. Begitu juga untuk dokumen SMAN E termasuk sangat baik untuk digunakan meskipun persentasenya 90%. Dokumen penilaian keterampilan SMAN I memiliki kategori baik untuk digunakan dengan persentase kelayakan sebesar 75%. SMAN C dan SMAN I memiliki selisih persentase kelayakan yang cukup besar yakni 20%, sedangkan kedua sekolah tersebut menggunakan instrumen penilaian keterampilan pada konsep virus. Berdasarkan selisih persentase tersebut, instrumen penilaian keterampilan yang dimiliki guru SMAN C lebih baik untuk digunakan jika dibandingkan dengan instrumen milik guru SMAN I untuk konsep virus. Karena pada aspek relevansi konten dan tampilan instrumen SMAN I memperoleh skor cukup, dan skor sangat baik dimiliki oleh instrumen SMAN C.
45
Instrumen penilaian keterampilan pada konsep protista miliki guru SMAN E dan SMAN K memiliki selisih 5% saja, hal tersebut karena skor “baik” untuk relevansi konten instrumen SMAN K dan skor “sangat baik” untuk instrumen SMAN E. Dengan demikian instrumen penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan dari SMAN C, SMAN E, SMAN I dan SMAN K memperoleh tingkat persentasi di atas 61% untuk penilaian aspek relevansi konten, kelengkapan unsur instrumen, penulisan dan tampilan instrumen. Sehingga seluruh instrumen dari keempat guru layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Sebelum memperoleh berbagai dokumen penilaian otentik, peneliti memberikan kuesioner kepada semua guru biologi kelas X dari setiap SMA Negeri se-Kota Tangerang Selatan, dan diperoleh temuan penelitian dari pendapat dan pengetahuan guru mengenai penilaian otentik yang telah dirangkum berikut ini. Tabel 4.6 Data Jawaban Kuesioner Guru dari 12 Sekolah No.
Aspek yang Ingin
Rangkuman Jawaban Kuesioner
Diketahui 1.
Pengertian penilaian
Proses pengumpulan informasi mengenai
otentik
perkembangan dan pencapaian peserta didik yang dilakukan secara menyeluruh mulai input, proses dan output terhadap ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam proses pembelajaran.
2.
Tujuan penggunaan penilaian otentik
Memberikan penilaian secara objektif terhadap peserta didik Menjadi bukti adanya penilaian menyeluruh Menilai kemampuan siswa dalam tugas tertentu Mengetahui kemampuan siswa dalam menyerap materi secara utuh
46
Mengukur keberhasilan proses pembelajaran yang telah dilakukan.
3.
Ciri-ciri penilaian otentik
Memandang penilaian dan pembelajaran terpadu Bersifat holistik (sikap, pengetahuan dan keterampilan) Mencerminkan masalah faktual, konseptual dan prosedural Objektif dan berkesinambungan Komprehensif dengan menggunakan berbagai instrumen
4.
5.
6.
Jenis penilaian otentik
Penilaian sikap, kinerja, tes tertulis, tes lisan,
yang digunakan
projek, portofolio, produk, penugasan.
Dokumen penilaian
Dokumen penilaian sikap, pengetahuan dan
otentik yang dimiliki
keterampilan
Peranan penilaian otentik
Perubahan peran siswa menjadi aktif dalam
dalam kurikulum 2013
pembelajaran Untuk memperoleh nilai siswa secara valid dan dapat memahami kemampuan siswa dengan lebih baik Mengukur tidak hanya apa yang diketahui peserta didik tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan peserta didik Dapatmengembangkan sikap sosial dan sikap religius untuk mengembangkan karakter bangsa
7.
Materi/konsep
Monera, ruang lingkup biologi (metode ilmiah),
pembelajaran yang
virus, bakteri, keanekaragaman hayati, dan
47
menggunakan penilaian
protista
kinerja 8.
Kesulitan-kesulitan yang
Mengisi form penilaian
dialami dalam
Sulit siswa mengamati satu persatu
menggunakan penilaian
Kesulitan dalam mencatat setiap bukti
otentik
pendukung Mengganggu ketuntasan materi pembelajaran Saat praktikum media digunakan bergantian Penyimpanan bukti fisik penilaian Dalam menilai sikap dalam pembelajaran maka agak sulit mengatur waktu
9.
Penyebab sulitnya
Banyak item pengukuran yang harus diisi
melaksanakan penilaian
Jumlah siswa yang banyak
otentik
Sarana prasarana yang masih kurang Banyaknya bukti fisik yang harus disimpan Waktu yang terbatas
10.
Perbedaan penilaian
Penilaian tradisional:
otentik dengan penilaian
Mekanisme penilaian otentik mengarah pada
tradisional
input, proses dan output Menilai ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan Terintegrasi pembelajaran Penilaian yang mengacu pembelajaran saintifik Melalui berbagai bentuk tes dan tes tertulis hanya salah satunya Penilaian tradisional: Penilaian output saja Tidak menekankan ranah sikap dan keterampilan
48
Terpisah dengan pembelajaran Penilaian belum bernuansa saintifik Tes tertulis lebih dominan digunakan
Tabel 4.6 merupakan rangkuman dari kuesioner yang dibuat oleh peneliti, dalam kuesioner berisi sepuluh pertanyaan yang dijawab oleh seluruh guru biologi kelas X. Dengan jawaban yang beragam maka di tampilkan dalam rangkuman jawaban dari setiap nomornya.
B. Pembahasan terhadap Temuan Penelitian Penilaian setiap mata pelajaran meliputi kompetensi pengetahuan, kompetensi keterampilan, dan kompetensi sikap. Cakupan penilaian dalam kurikulum 2013, Kompetensi Inti (KI) dirumuskan sebagai berikut: a. KI-1: kompetensi inti sikap spiritual b. KI-2: kompetensi inti sikap sosial c. KI-3: kompetensi pengetahuan d. KI-4: kompetensi keterampilan2 Oleh karena itu, penilaian yang dibuat oleh guru harus beracuan pada KI yang hendak dicapai. Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan menggunakan skala 1-4, sedangkan kompetensi sikap menggunakan skala sangat baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K), yang dapat dikonversi ke dalam predikat A-D. 3 Penelitian terhadap 12 SMA Negeri se Kota Tangerang Selatan ditemukan bahwa 50% atau sebanyak enam sekolah telah memiliki dokumen penilaian otentik, terdapat empat sekolah yang memiliki dokumen penilaian pada kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
2
Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum, h. 53, (Tersedia online: www.sman78-jkt.sch.id. Pada 17/12/2014). 3 Ibid, h. 49.
49
1. Dokumen Penilaian Sikap Dokumen yang diperoleh untuk penilaian sikap dari guru SMAN C memiliki persentase kelayakan sebesar 95%. Dalam merumuskan penilaian sikap, guru mengacu KI-2 yaitu aspek sikap sosial. Penilaian aspek relevansi konten mendapat skor tertinggi karena dalam instrumen penilaian sikap, terdapat perilaku dan sikap yang diamati atau dinilai oleh guru. Perilaku tersebut antara lain: tanggung jawab, jujur, peduli, kerja sama, santun, percaya diri, dan disiplin. Perilaku-perilaku tersebut sesuai dengan KD 2.1 yang terdapat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu berbunyi “berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan beragumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif, dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium”. Indikator yang dikembangkan dari KD 2.1 yaitu peserta didik menunjukkan perilaku kerja sama, santun, toleran, responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan. Selain penilaian dikembangkan sesuai KD dan indikator, jenis instrumen yang digunakan juga sesuai dengan ranah sikap yang dinilai yakni dengan menggunakan lembar observasi yang diisi guru saat pembelajaran dengan menggunakan skor yang layak digunakan yaitu skor 1-4 (1=jika tidak pernah berperilaku dalam kegiatan; 2= jika kadang-kadang berperilaku dalam kegiatan; 3= jika sering berperilaku dalam kegiatan; dan 4= jika selalu berperilaku dalam kegiatan). Dokumen SMAN C dalam aspek kelengkapan unsur instrumen memperoleh skor tertinggi, tentunya disebabkan instrumen yang dibuat guru telah memuat KI, KD, indikator yang hendak dicapai, bersifat holistik atau mencakup semua ranah kompetensi yang salah satunya kompetensi sikap, dan terdapatnya rubrik serta pedoman penskoran dalam instrumen tersebut. Instrumen penilaian sikap SMAN C juga dalam penulisannya menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar, kalimat yang digunakan mudah dimengerti dan spesifik sehingga memudahkan
50
dalam menggunakannya. Dalam hal tampilan, instrumen ini sudah praktis digunakan dengan tampilan yang terstruktur antara rubrik dan pedoman penskoran sehingga terlihat menarik. Namun ada beberapa penulisan yang belum jelas sehingga mengurangi sedikit dalam aspek penilaian tampilan instrumen. Persentase kelayakan untuk dokumen penilaian sikap milik guru SMAN E yaitu 85%. Instrumen yang digunakan dalam menilai ranah sikap yaitu menggunakan skala 1-4. Indikator penilaian terdiri dari disiplin, kerjasama, kejujuran, kepedulian dan tanggung jawab. Skala yang digunakan untuk skor 4= jika peserta didik selalu konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator; 3= sering konsisten; 2= mulai konsisten; dan 1= kurang konsisten. Dari lima indikator maka nilai 100 merupakan nilai tertinggi dengan skor maksimal 20. Instrumen ini praktis digunakan karena telah terdapat ketentuan penskoran dan rubrik penilaian. Selain itu dengan kalimat yang spesifik membuat instrumen mudah digunakan. Tampilan instrumen ini juga menarik, penyajiannya dengan tabel yang terstruktur dan tulisan maupun gambar jelas. Namun, persentase kelayakan dokumen penilaian sikap SMAN E termasuk rendah dari persentase kelayakan dokumen sekolah lain karena dalam instrumen penilaian sikap tidak terdapat KD yang berisi kompetensi sikap yang hendak dicapai dalam pembelajaran. Hal tersebut membuat acuan dalam penyusunan instrumen menjadi kurang jelas, karena instrumen yang disusun oleh guru harus mengacu dan sesuai dengan KI dan KD. Dalam hal ini, instrumen sikap harus mengacu pada KI-1 dan KI-2 untuk sikap spiritual dan sosial. SMAN I juga memiliki dokumen dengan persentase kelayakan 95%. Persentase tersebut diperoleh karena instrumen penilaian sikap yang dimiliki guru dalam instrumen ini terdapat kriteria penilaian observasi antara lain kerja keras, teliti, jujur, tanggung jawab, rasa ingin tahu, kerjasama dan demokratis. Kriteriakriteria tersebut sesuai dengan KD-2.1 yang terdapat dalam RPP yaitu berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan beragumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif, dan proaktif dalam
51
setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium. Instrumen penilaian sikap yang digunakan guru berupa lembar pengamatan observasi yang cocok digunakan untuk menilai sikap dengan kriteria penskoran skala 1-4 (4 merupakan skor tertinggi). Selain lengkap, dokumen penilaian sikap SMAN I juga mudah dimengerti karena kalimatnya spesifik sehingga tidak membingungkan saat menggunakannya dengan penyajian yang terstruktur dan praktis digunakan. Tetapi untuk penampilan instrumen masih ada gambar yang kurang jelas dan menyebabkan kurang menarik. Dokumen penilaian sikap yang dimiliki guru SMAN K memiliki persentase kelayakan sebesar 90%. Instrumen penilaian sikap ini digunakan saat pembelajaran berlangsung dengan skor 1-5 (1= jika peserta didik sangat kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator; 2= kurang konsisten; 3= mulai konsisten; 4= konsisten dan 5= selalu konsisten). Instrumen tersebut memiliki kriteria-kriteria pencapaian sikap disiplin, kerjasama, kejujuran, kepedulian dan tanggung jawab dalam pembelajaran yang relevan dengan KI-2 yakni mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam interaksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Selain itu, instrumen tersebut juga relevan dengan KD-2.1 yaitu menuntut siswa untuk berperilaku ilmiah. Instrumen berupa skala sikap ini sesuai dengan ranah penilaian yang dituju dengan seluruh penulisan dan gambar yang jelas sehingga instrumen mudah dimengerti. Akan tetapi, rubrik penilaian dalam instrumen ini tidak ada, sehingga membuat instrumen menjadi kurang lengkap dan mengurangi kepraktisan dalam menggunakannya. Persentase kelayakan setiap dokumen dari keempat sekolah termasuk layak digunakan. Jika dilihat dari setiap aspek penilaian untuk keempat dokumen, penulisan instrumen memperoleh nilai kelayakan tertinggi yang disebabkan dari segi bahasa, pengolahan kata dan kespesifikan kalimat keempat dokumen dari
52
keempat sekolah sangat baik. Dokumen penilaian sikap yang ditampilkan sudah baik, hanya saja beberapa penulisan atau gambar yang kurang jelas. Konsep pembelajaran yang sama untuk instrumen penilaian sikap milik guru SMAN E dan SMAN K tidak membuat persentase kelayakan dokumen menjadi sama. Perbedaan persentase kelayakan kedua instrumen terjadi karena pada instrumen milik guru SMAN E tidak terdapat KD-2.1 yang menjadi acuan penilaian sikap seperti pada instrumen guru SMAN K. Sedangkan pada rubrik penilaian sikap dokumen SMAN E, terdapat aktifitas-aktifitas siswa yang perlu dinilai dan semestinya mengacu pada KD-2.1 tersebut. Hal tersebut menyebabkan persentase kelayakan dokumen penilaian SMAN E lebih rendah dari persentase kelayakan dokumen penilaian SMAN K. Kekurangan-kekurangan instrumen yang dibuat guru terjadi karena memang dalam pembuatannya setiap guru hanya mengandalkan pengetahuan yang didapat dari pelatihan atau workshop yang diselenggarakan oleh pemerintah terkait implementasi kurikulum 2013. Selain dalam penyusunan instrumen, guru juga mendapat kendala dalam menggunakan instrumen penilaian sikap untuk menilai setiap siswa dalam pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan guru dituntut mengamati apa yang dilakukan setiap siswa, apakah telah mencirikan indikator yang hendak dinilai atau belum. Beberapa guru mengatasinya dengan menggunakan satu instrumen penilian sikap untuk satu konsep, dimana satu konsep tersebut memiliki dua hingga tiga kali pertemuan. Setiap pertemuan guru dapat menilai atau mengamati sikap dari sepertiga jumlah siswa dalam kelas, maka dalam tiga kali pertemuan diperoleh nilai seluruh siswa bersamaan dengan tuntasnya satu konsep pembelajaran tertentu.
2. Dokumen Penilaian Pengetahuan Dalam menilai pengetahuan siswa mengenai suatu konsep tertentu harus menyesuaikan tuntutan dari materi tersebut yang mengacu pada KI-3 untuk aspek pengetahuan. Untuk itu seorang guru dapat menggunakan berbagai jenis instumen yang sesuai, apakah dengan pilihan ganda, isian singkat atau uraian. Masingmasing jenis instrumen memiliki jangkauan pengetahuan siswa yang berbeda,
53
pengetahuan yang bersifat hafalan, pemahaman atau pengaplikasian. Guru SMAN C memiliki dokumen penilaian pengetahuan dengan persentase kelayakan yang tinggi yaitu 95%. Suatu instrumen akan sangat sesuai dengan ranah kompetensi yang ingin dicapai jika berpatokan pada KI, KD dan indikator pembelajaran. Instrumen guru SMAN C yang digunakan pada konsep virus ditampilkan dalam bentuk tabel yang memuat indikator pencapaian, teknik penilaian, ranah penilaian, bentuk instrumen, contoh instrumen, kunci jawaban dan skor. Indikator pencapaian yang terdiri dari empat indikator telah relevan dengan KD-3.3 (menerapkan pemahaman tentang virus berkaitan tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan manusia) dan KD-4.3 (menyajikan data tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan dalam bentuk model/charta). Bentuk instrumen yang digunakan dalam konsep virus ini yaitu pilihan ganda dan uraian. Pemilihan bentuk instrumen pilihan ganda sesuai dengan tiga indikator pencapaian yaitu indikator 3.3.3 mengidentifikasi ciri-ciri virus; indikator 3.3.4 menjelaskan replikasi virus secara teliti dan sistematis. Sedangkan instrumen bentuk uraian digunakan untuk indikator pencapaian 3.3.2 berdasarkan gambar yang disajikan peserta didik mampu menentukan bagian yang ditunjuk. Penskoran dari setiap indikator juga disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan bentuk instrumennya, skor 2 untuk setiap pertanyaan dalam bentuk pilihan ganda dan skor 4 untuk setiap pertanyaan uraian. Teknik penilaian yang digunakan dalam materi virus ini dengan berbagai teknik yaitu tes tulis, tes lisan dan penugasan. Selain instrumen disesuaikan dengan KI, KD dan indikator, instrumen ditampilkan menarik dan mudah digunakan karena disajikan dengan terstruktur, tetapi gambar yang disajikan dengan petunjuk pertanyaan masih kurang jelas terlihat. Dokumen penilaian pengetahuan yang dimiliki guru SMAN E pada konsep protista disajikan dalam bentuk uraian yang terdiri dari lima pertanyaan. Instrumen penilaian ini berdasarkan KI-3 yaitu memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, peradaban terkait
54
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Kompetensi Dasar yang menjadi acuan dalam instrumen ini yaitu KD3.5 menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan secara teliti dan sistematis. Berdasarkan KD-3.5 maka dikembangkannya menjadi tiga indikator pembelajaran yang diantaranya mengidentifikasi ciri-ciri umum karakteristik, cara hidup, habitat dan perkembangbiakan dari kingdom protista; mengidentifiksi penggolongan kingdom protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan secara teliti dan sistematis; menjelaskan peranan kingdom protista dalam penyakit, industri dan kedokteran. Bentuk instrumen essai atau uraian dilengkapi dengan kunci jawaban yang jelas objektifitasnya. Instrumen penilaian pengetahuan milik guru SMAN E dituliskan dengan menggunakan kalimat spesifik. Instrumen ini menjadi kurang praktis karena rubrik penilaian untuk setiap siswa tidak ditampilkan. Selain itu penskoran dan ketentuan penilaian disajikan hanya dengan simbol angka yang berada dalam kurung seperti (4), yang berarti skor yang diperoleh siswa empat. Ketika memberikan skor atau nilai menjadi sulit karena tidak terdapatnya rubrik penilaian dan membuat penilaian tidak objektif. Dokumen penilaian pengetahuan milik guru SMAN I dengan konsep virus memperoleh persentase kelayakan sebesar 80%. Konten atau materi untuk instrumen penilaian pengetahuan ini telah sesuai dengan KI-3 dan KD-3.3 yaitu menerapkan pemahaman tentang virus berkaitan dengan ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan masyarakat. Berdasarkan KD tersebut diperoleh lima indikator pencapaian. Indikator-indikator tersebut memuat ciri, cara replikasi, peran virus dalam kehidupan serta beberapa jenis penyakit yang disebabkan oleh virus dengan penanganan dan pencegahannya. Kelima indikator tersebut dijabarkan dalam lembar kerja siswa untuk mengamati daur hidup virus. Instrumen penilaian disajikan dalam bentuk tes tulis lima pilihan ganda dan empat essai. Penggunaan instrumen tes sudah sesuai dengan ranah pembelajaran yang hendak dicapai. Dalam penggunaan instrumen penilaian pengetahuan ini terdapat
55
kesulitan, yaitu dalam mengoreksi hasil kerja siswa, memberi skor siswa hingga mengubah skor menjadi nilai. Beberapa hal tersebut menyulitkan dalam menilai dan menjadikan instrumen tidak praktis untuk digunakan karena tidak lengkapnya unsur-unsur instrumen. Kendala dalam menggunakan instrumen penilaian terjadi karena instrumen tidak memuat keterangan penskoran, rubrik penilaian, serta tidak memuatnya kunci jawaban dan pedoman penskoran yang jelas. Oleh sebab itu, persentase kelayakan dokumen SMAN I memiliki selisih yang cukup jauh dengan persentase kelayakan dokumen SMAN C dalam konsep pembelajaran yang sama yaitu konsep virus. Sama dengan dokumen milik guru SMAN I, dokumen penilaian pengetahuan milik guru SMAN K memperoleh persentase kelayakan sebesar 80%. Instrumen ini digunakan dalam konsep protista yakni dengan beracuan pada KI-3 dan KD-3.5 yaitu menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan peranannya dalam kehidupan melalui pengamatan secara teliti dan sistematis. Dari KD tersebut didapat empat indikator pencapaian yang diantaranya mendiskusikan hasil pengamatan; mendiskusikan ciri umum protista mirip jamur, protista mirip alga, protista mirip hewan; membandingkan hasil pengamatan dengan gambar/charta/foto/film berbagai jenis organisasi golongan protista; dan membuat kesimpulan tentang ciri dan peran protista berdasarkan kajian literatur, hasil diskusi dan hasil pengamatan. Keempat indikator tersebut tertuang dalam instrumen penilaian yang berbentuk lembar percobaan yang dilakukan secara berkelompok. Dalam lembar percobaan juga memuat pertanyaan-pertanyaan sebagai tes tertulis dalam kegiatan pembelajaran. Pertanyaan tersebut berbentuk pertanyaan analisis terkait pengamatan yang dapat dijawab dengan berdiskusi dan pertanyaan berbentuk uraian. Instrumen ini menjadi tidak mudah untuk digunakan, terutama dalam mengoreksi hasil kerja siswa dan mengolah skor yang didapat siswa. Selain itu, penyajian instrumen juga kurang menarik menjadikan instrumen kurang praktis digunakan. Kendala dalam menggunakan instrumen disebabkan tidak terdapatnya rubrik
penilaian,
petunjuk
penskoran
dan
kunci
jawaban
yang
jelas
56
objektifitasnya. Tampilan instrumen yang tidak terstruktur dan tidak tertata menjadikan instrumen tidak praktis digunakan. Jika dibandingkan, persentase kelayakan antara SMAN E dan SMAN K berselisih 15%. Karena dokumen penilaian SMAN E lebih lengkap dengan terdapatnya rubrik penilaian dan pedoman penskoran. Dalam menilai pemahaman siswa dibutuhkan jenis instrumen yang sesuai dengan ranah pemahaman yang hendak dicapai, dan untuk menunjang hal tersebut penting pula menentukan jenis penilaian apa yang akan digunakan. Penentuan jenis penilaian dan ranah penilaian pengetahuan dapat ditentukan berdasarkan KI, KD dan indikator pencapaian sehingga setiap tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dokumen penilaian SMAN C, SMAN E, SMAN I dan SMAN K telah berlandaskan pada KI dan KD yang sesuai, meskipun dengan indikator pencapaian yang tidak sama persis. Hal lain yang menjadi penting untuk memperoleh suatu nilai seorang siswa adalah ketentuan penskoran yang layak dan jelas, karena untuk memberikan nilai pada setiap siswa haruslah bersifat objektif. Maka suatu instrumen menjadi baik untuk digunakan jika ketentuan penskoran telah tercantum dalam instrumen penilaian. Praktis tidaknya suatu instrumen penilaian memang termasuk relatif, tetapi jika instrumen telah disajikan terstruktur dengan pengolahan bahasa yang baik dan benar serta penyajian kalimat yang spesifik dan tidak menimbulkan penafsiran lain maka instrumen tersebut sudah praktis untuk digunakan.
3.
Dokumen Penilaian Keterampilan Kompetensi yang perlu dinilai oleh guru dalam pembelajaran tidak hanya
sikap dan pengetahuan saja, akan tetapi keterampilan setiap siswa dalam berkomunikasi, berpendapat atau berdemonstrasi dalam kelas juga perlu diketahui oleh guru. Kemampuan siswa dalam hal keterampilan harus diketahui oleh guru karena terdapat dalam KI-4 yaitu mengolah, menalar, dan menyajikan dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan diri yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Dengan demikian siswa dikatakan telah tuntas kompetensi
57
keterampilannya jika telah mampu mengolah, menalar dan menyajikan suatu data baik dalam ranah konkret atau abstrak. Oleh karena itu dibutuhkan suatu instrumen yang tepat dan mampu mengungkap kemampuan-kemampuan tersebut dengan berbagai bentuk instrumen yang menuntut siswa terampil. Pada konsep virus, SMAN C dan SMAN I menggunakan instrumen penilaian kompetensi yang berbeda. Berdasarkan penilaian dari berbagai aspek, dokumen penilaian kompetensi milik guru biologi SMAN C mendapat persentase kelayakan yang tinggi yaitu sebesar 95% yang artinya hanya terdapat sedikit kekurangan pada aspek penilaian tertentu. Pada konsep virus, dokumen terdapat dua bentuk penilaian yaitu daftar cek untuk presentasi dan instrumen penilaian proyek pembuatan model/charta/poster virus. Berdasarkan KI-4 dan KD-4.3 (menyajikan data tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan dalam bentuk model/charta), maka disusunlah instrumen penilaian projek. Dari KD tersebut dibuatlah dua indikator pencapaian yaitu (1) menyajikan data tentang replikasi virus dalam bentuk model/charta dan (2) menyajikan data tentang peran virus dalam aspek kesehatan dalam bentuk artikel/tabel. Penilaian keterampilan presentasi merupakan indikator pencapaian pertama, yang disajikan dalam instrumen berupa daftar cek dengan tujuh aspek yang dinilai. Bentuk penilaian lain agar KD-4.3 tercapai, guru menggunakan penilaian projek. Projek tersebut berupa model atau replika dari bentuk virus yang disertai dengan laporan. Maka instrumen yang dibuat guru telah sesuai dengan KD-4.3 berupa penyajian model dan penyajian data tentang virus dalam bentuk laporan. Instrumen penilaian projek ini termasuk kategori lengkap, karena memuat rubrik penilaian yang disajikan dalam bentuk tabel dengan aspek penilaian mulai dari perencanaan, produk dan laporan. Dalam memberikan skor hingga didapat nilai, petunjuknya tertera dalam tabel skor dengan mengacu pada kriteria-kriteria penilaian. Penampilan rubrik penilaian dan petunjuk penilaian yang jelas dengan penyajiannya yang terstruktur membuat instrumen mudah digunakan. Namun, instrumen yang ditampilkan, tepatnya pada rubrik penilaian proyek terdapat beberapa tulisan yang kurang tepat peletakannya yakni pada kolom nilai yang
58
kurang sejajar dengan keterangannya, sehingga dikhawatirkan terjadi kesalahan dalam memberi nilai. Guru SMAN E menggunakan suatu metode penilaian untuk mengetahui keterampilan siswa melalui instrumen penilaian projek. Kemampuan siswa untuk memahami dan kreatifitas siswa mengenai suatu materi dapat diketahui dengan penilaian projek. Berdasarkan KI-4, siswa juga dituntut menyajikan ranah konkret dan abstrak dan melalui penilaian projek siswa diminta guru untuk menyajikan ranah konkret berupa bahan persentasi dan laporan percobaan, sehingga instrumen yang digunakan telah tepat atau sesuai antara jenis instrumen sesuai ranah penilaian. Instrumen penilaian disajikan dalam check list dengan tiga aspek utama yaitu perencanaan, pelaksanaan dan laporan projek. Masing-masing aspek memiliki beberapa indikator yang dapat dianalisis melalui lima rentang skor. Instrumen ini telah disajikan rubrik penskoran dengan bahasa indonesia baik dan benar serta dilengkapi petunjuk lain mengenai kapan digunakannya instrumen tersebut. Suatu instrumen praktis digunakan apabila tersedia petunjuk dan keterangan pengisian, tetapi pada instrumen penilaian projek milik guru SMAN E tidak dilengkapi dengan keterangan penskoran atau kriteria-kriteria perolehan skor 1-5. Oleh karena itu, dalam menentukan skor projek yang dibuat setiap siswa menjadi tidak objektif dan menyebabkan instrumen memiliki kriteria penskoran yang tidak layak. Instrumen penilaian keterampilan SMAN I dalam bentuk tabel yang berisi kriteria penilaian observasi dan kriteria penilaian produk. Tabel tersebut berisi kolom kriteria penilaian, nama siswa, skor dan nilai, yang ditampilkan secara terstruktur. Tabel 4.5 telah menunjukkan bahwa dokumen penilaian keterampilan SMAN I memiliki persentase yang terendah karena hanya pada aspek kelengkapan unsur instrumen saja yang memperoleh skor 5. Hal tersebut menunjukkan instrumen yang dibuat guru SMAN I telah lengkap dengan memuat KI, KD dan indikator pencapaian keterampilan siswa, rubrik penilaian dan petunjuk penskoran yang jelas objektifitasnya. Penyusunan instrumen tentunya disesuaikan dengan KI, KD dan indikator. KD-4.3 siswa dituntut menyajikan data tentang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan dalam bentuk
59
model/charta. KD tersebut kemudian dikembangkan menjadi dua indikator yaitu menyajikan data dan membuat model tiga dimensi virus. Tampilan dari rubrik hingga petunjuk penskoran telah jelas dengan penyusunan kalimat yang tidak menimbulkan salah penafsiran karena instrumen disajikan menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar. Kriteria penilaian dalam rubrik menggunakan abjad A-D dengan keterangan kriteria yang terletak di bagian bawah rubrik. Setiap kriteria penilaian mendapat skor 4= sangat tinggi, 3= tinggi, 2= cukup tinggi dan 1= kurang. Untuk memberi skor hasil presentasi dan produk yang disajikan peserta didik terdapat kesulitan, karena keterangan skor 4 yang artinya “sangat tinggi” sulit untuk diinsterpretasikan tanpa adanya ketentuan tertentu untuk memperoleh skor sangat tinggi tersebut. Hal tersebut menjadikan penilaian tidak jelas objektifitas. Selain itu keterangan pengisiaan nilai tidak jelas bagaimana penghitungannya. Oleh karena hal tersebut instrumen menjadi tidak praktis untuk digunakan. Dokumen penilaian milik guru SMAN I memiliki kesamaan konsep pembelajaran dengan dokumen penilaian SMAN C, namun persentase kelayakan keduanya sangat berbeda. Penilaian kelayakan dokumen SMAN I menjadi berkurang karena dalam instrumen, petunjuk penskoran untuk keterampilan siswa kurang tepat dalam menilai keterampilan presentasi siswa. Hal tersebutlah yang membuat persentase kelayakan SMAN I jauh dari persentase kelayakan dokumen SMAN C. Instrumen penilaian portofolio digunakan untuk menilai keterampilan siswa oleh guru SMAN K. Instrumen tersebut disajikan dalam bentuk tabel dengan salah satu kolom berisi empat poin penilaian portofolio yang diantaranya kualitas rangkuman, makalah, laporan pengamatan dan laporan eksperimen. Dalam tabel juga terdapat kolom jumlah skor. Skor setiap poin portofolio dapat diisi dengan petunjuk penskoran dalam rentang 0-10 atau 10-100, tetapi tidak dilengkapi dengan keterangan skor. Yang dimaksudkan keterangan skor adalah kriteria apa saja yang harus ada untuk skor 10 hingga skor 100, dan kriteria apa saja yang membedakan skor 10 dengan skor 20 atau skor lainnya. Keterangan penskoran
60
atau kriteria penskoran penting karena dalam mengisi rubrik penilaian, dibutuhkan pedoman penskoran yang jelas objektifitasnya. Konten penilaian keterampilan harus sesuai dengan KI 4, KD dan indikator, tetapi dalam instrumen atau RPP tidak memuat KD mengenai keterampilan siswa. Namun tercantum dalam tujuan pembelajaran, siswa dapat mengkomunikasikan hasil pengamatan dan hasil diskusi dirangkum untuk memahami konsep keanekaragaman protista dan pengelompokannya. Sehingga penilaian telah sesuai dengan konten yaitu penilaian yang direncanakan sesuai dengan tujuan pembelajaran, dan tujuan pembelajaran berdasarkan pengembangan kompetensi yang harus dicapai siswa. Instrumen penilaian keterampilan milik guru SMAN K ditampilkan secara terstruktur, mulai dari keterangan instrumen, rubrik penilaian dan keterangan pengisian yang membuat instrumen menjadi menarik dan praktis digunakan. Selain itu penulisan setiap kata atau kalimat jelas dan spesifik dengan pengolahan kalimat yang mudah dimengerti. Penjabaran mengenai instrumen penilaian keterampilan SMAN K di atas merupakan hasil analisis dengan persentase kelayakan 95%, yang berarti instrumen layak untuk digunakan. Masing-masing dokumen memiliki keunggulan dan kelemahan baik secara konten, kelengkapan, penulisan atau tampilan. Walaupun demikian, semua instrumen yang dimiliki guru dari keempat sekolah untuk setiap ranah penilaian (pengetahuan, sikap dan keterampilan) telah dapat digunakan dalam melakukan penilaian otentik yang menyesuaikan kurikulum pendidikan. Karena berdasarkan penghitungan persentase setiap dokumen dari setiap sekolah, menunjukkan persentase yang di atas 71% bahkan banyak dokumen yang berpersentase 90%. Perolehan persentase tersebut menunjukkan guru biologi dari SMAN E, SMAN C, SMAN I dan SMAN K pada dasarnya mampu menyusun dan menggunakan instrumen penilaian otentik dalam ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan.
4.
Tanggapan Guru Biologi mengenai Penilaian Otentik Setiap guru biologi kelas X yang mengajar di SMA Negeri di Kota
Tangerang Selatan mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti. Kuesioner tersebut berkaitan penilaian otentik mulai dari apa itu penilaian otentik hingga
61
penerapannya dalam pembelajaran di kelas. Setiap guru memiliki pengetahuan dan pendapat yang beragam mengenai penilaian otentik dan implementasinya. Berdasarkan kuesioner yang diberikan oleh peneliti, semua guru menyatakan mengetahui pengertian penilaian otentik yang dinyatakan dengan berbagai pemahaman. Sebagian guru berpendapat bahwa penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara menyeluruh dalam proses pembelajaran mulai dari input, proses dan output yang meliputi ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan. Adapula guru-guru yang memiliki pemahaman penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi perkembangan dan pencapaian pembelajaran melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan dan membuktikan bahwa tujuan pembelajaran telah tercapai. Pengertian tersebut sesuai dengan standar penilaian pendidikan dalam PERMENDIKBUD Nomor 66 tahun 2013, penilaian otentik merupakan penilian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses dan keluaran (output) pembelajaran.4 Pengertian penilaian otentik telah diketahui oleh semua guru biologi kelas X, namun untuk ciri-ciri penilaian otentik tidak semua guru mengetahuinya karena masih ada guru yang belum tahu dan salah faham tentang ciri penilaian otentik dengan tahapan pembelajaran saintifik. Bagi beberapa guru ciri penilaian otentik yaitu objektif, holistik, terpadu dalam pembelajaran, mecerminkan masalah dunia nyata dan terbuka. Ciri-ciri tersebut sesuai dengan karakteristik penilaian otentik dalam PERMENDIKBUD nomor 81A tahun 2013 tentang implementasi kurikulum, penilaian dikatakan otentik apabila memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu, penilaian otentik harus mencerminkan dunia nyata, menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan dan sikap), penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik tetapi lebih menekankan
4 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan, h. 2, (Tersedia online: www.pgsd.uad.ac.id. Pada 17/12/2014).
62
mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik. 5 Penggunaan penilaian otentik dalam pembelajaran tentunya memiliki tujuan dan guru yang menggunakan sebaiknya mengetahui apa tujuan dari penilaian otentik, dan guruguru yang mengisi kuesioner telah mengetahui tujuan dari penggunaan penilaian otentik. Tujuan utama penggunaan penilaian otentik menurut para guru yaitu untuk mengetahui pencapaian kompetensi ketiga ranah penilaian peserta didik.
5.
Deskripsi Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Berdasarkan hasil kuesioner dan analisis dokumen penilaian otentik,
terdapat empat sekolah yang telah menerapkan dan menggunakan instrumen penilaian meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Keempat sekolah tersebut yang kemudian dilakukan analisis dokumen penilaian dan observasi kegiatan pembelajaran. Namun hanya dua dari empat sekolah yang guru biologi kelas X bersedia untuk diobservasi oleh peneliti yakni SMAN E dan SMAN K. Dua sekolah lain keberatan untuk dilaksanakannya observasi pembelajaran yang dikarenakan telah mendekati minggu persiapan UAS semester ganjil. Penilaian dan pembelajaran dilaksanakan secara terpadu, karena penilaian dalam kurikulum 2013 mengisyaratkan penggunaan penilaian otentik, dimana siswa dinilai kesiapannya, proses dan hasil belajar secara utuh. Mulai dari awal hingga pembelajaran berakhir guru melakukan penilaian baik sikap, pengetahuan dan keterampilan. Strategi dan model pembelajaran hingga jenis dan bentuk penilaian yang hendak digunakan guru, harus dipersiapkan terlebih dahulu dalam bentuk RPP. Sebagaimana dalam PERMENDIKBUD 81A tahun 2013, pelaksanaan pembelajaran didahului dengan menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individu maupun kelompok yang mengacu pada silabus. Pembelajaran tersebut berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya
dikembangkan
bersamaan
untuk
pembelajaran
dalam
ranah
pengetahuan dan keterampilan, yang disebut dengan pembelajaran langsung. 5 Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum, h. 56, (Tersedia online: www.sman78-jkt.sch.id. Pada 17/12/2014).
63
Sedangkan untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2 berkenaan dengan pembelajaran tidak langsung untuk ranah sikap dan spiritual. Dalam RPP, guru juga menyiapkan instrumen penilaian yang sesuai dengan tema pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai. Proses pembelajaran terdiri dari lima pengalaman belajar pokok yaitu, mengamati,
menanya,
mengumpulkan
informasi,
mengasosiasi,
dan
mengkomunikasikan. Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan siswa untuk melakukan pengamatan dengan melalui kegiatan melihat, menyimak, mendengar dan membaca sedangkan guru memfasilitasi siswa. Sebagaimana yang dilakukan oleh guru SMAN K dalam pembelajaran protista yang dilakukan di kelas, memberi kesempatan siswa untuk menyimak video terkait jenis dan pengelompokan protista. Saat kegiatan mengamati guru juga membuka kesempatan siswa untuk bertanya mengenai apa yang dilihat dan disimak. Dengan bimbingan guru mengenai pertanyaan, guru dapat menjawab dan menjelaskan langsung kepada siswa penanya atau pula memberi kesempatan siswa lain untuk menyampaikan
jawabannya.
Dari
kegiatan
menanya
ini,
guru
dapat
mengembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Tindak lanjut dari menanya adalah mengumpulkan informasi dengan dari berbagai sumber dan berbagai cara. Guru SMAN K memberikan kesempatan siswa mengumpulkan dan mengasosiasikan informasi dari buku dan internet dengan cara berdiskusi dalam kelompok. Dengan cara diskusi siswa dapat saling membantu dalam menemukan keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dan pola yang ditemukan. Kegiatan berikutnya yaitu menuliskan atau menceritaan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasi dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik. Untuk pembelajaran yang berkenaan dengan KD yang bersifat prosedur untuk melakukan sesuatu, guru memfasilitasi agar peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap pemodelan/demonstrasi oleh guru atau ahli, peserta didik menirukan, selanjutnya guru melakukan pengecekan dan pemberian umpan balik, dan latihan lanjutkan pada peserta didik. Dalam setiap kegiatan guru harus
64
memperhatikan kompetensi yang terkait dengan sikap seperti jujur, teliti, kerja sama, toleransi yang tercantum dalam silabus dan RPP. Cara pengumpulan data sedapat mungkin relevan dengan data yang dieksplorasi seperti di perpustakaan, laboratorium, lapangan atau lingkungan. Seperti yang dilakukan oleh guru SMAN E, pelaksanaan eksplorasi dilakukan di laboratorium, karena dalam pembelajaran protista ini siswa dituntut untuk mengamati keberadaan dan keragaman jenis protista yang ada dalam air sawah, kolam, sungai dan air rendaman jerami. Setelah melakukan pengamatan dalam laboratorium, siswa menceritakan apa yang ditemukan dalam pengamatan kepada siswa lain dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar kelompok peserta didik tersebut. Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik atau peserta didik sendiri, membuat rangkuman sebagai simpulan pembelajaran. Selain itu, dalam kegiatan penutup juga dilakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, melakukan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. Penilaian otentik dapat dilakukan oleh guru dengan berbagai bentuk penilaian untuk ranah pegetahuan, sikap dan keterampilan. Teknik dan instrumen penilaian yang digunakan guru dalam menilai keterampilan siswa berupa penilaian unjuk kerja, penilaian portofolio, penilaian projek dan penilaian produk. Dalam menilai pengetahuan peserta didik, guru menggunakan instrumen penilaian tes tertulis dapat berbentuk pilihan ganda, isian atau uraian. Selain tes tulis adapula guru yang menggunakan teknik penugasan dan tes lisan. Untuk menilai sikap peserta didik, guru memiliki kesamaan dalam teknik dan instrumen yang digunakan yakni dengan teknik observasi saat pembelajaran baik di kelas atau saat praktikum dengan instrumen berupa daftar cek dengan beberapa indikator sikap. Guru biologi kelas X mengaku terdapat banyak kesulitan dalam menerapkan penilaian otentik. Berikut kesulitan-kesulitan yang dialami guru: 1. Belum memahami bagaimana menyusun instrumen penilaian. 2. Meskipun dalam menyusun instrumen dilakukan dalam kelompok guru, kesulitan menggunakan instrumen saat pembelajaran tetap menjadi kendala.
65
3. Mengamati berbagai sikap setiap peserta didik bersamaan dengan proses pembelajaran. 4. Dalam penilaian kinerja, kesulitan menilai setiap skill setiap peserta didik dengan jumlah yang tidak sedikit. 5. Terlalu banyak bukti fisik penilaian yng harus disimpan, terutama penilaian diri dan penilaian antar peserta didik yang dinilai setiap satu KD Kesulitan menerapkan penilaian otentik dalam pembelajaran biologi disebabkan oleh beberapa penyebab, diantaranya: 1. Kurangnya pelatihan yang diikuti oleh guru, sehingga pengetahuan guru mengenai penilaian otentik masih terbatas. 2. Pelaksanaan pelatihan dan pendampingan yang tidak berkesinambungan. 3. Jumlah siswa yang banyak dalam setiap kelas yang harus dinilai dan diamati untuk setiap poin sikap oleh seorang guru. 4. Waktu KBM yang masih kurang jika bersamaan dengan proses pembelajaran juga harus menilai berbagai kompetensi peserta didik satu per satu. 5. Jadwal kegiatan sekolah dan KBM yang sering tumpang tindih. 6. Moving class bagi sekolah tertentu yang membutuhkan waktu penyesuaian (apersepsi) yang lebih lama. 7. Sarana untuk penilaian kinerja (praktikum) dalam laboratorium yang masih kurang Penilaian otentik sangat erat kaitannya dengan kurikulum 2013, sedang kurikulum 2013 masih kategori baru diterapkan. Kesulitan dalam menerapkan suatu hal baru tentunya selalu ada, tidak menutup kemungkinan hal tersebut dalam menerapakan penilaian otentik. Pelatihan bagi setiap guru terkait teknis maupun persiapan pembelajaran sangatlah dibutuhkan, tertutama bagi para guru baru, karena kurikulum 2013 ini baru saja diberlakukan di seluruh sekolah termasuk jenjang menengah atas sehingga pemahaman dan kemampuan guru masih terbatas. Namun jika hanya mengandalkan pelatihan saja tentu guru membutuhkan waktu lama untuk memahami penilaian otentik, maka dari itu guru dapat lebih kreatif untuk mendapatkan informasi melalui berbagai buku ataupun dari berbagai
66
sumber di internet. Kesulitan teknis pelaksanaan penilaian terkait waktu tentu menjadi kendala besar, dengan persiapan pembelajaran mulai dari RPP dan media pembelajaran yang telah terprogram, guru dapat mengurangi kendala tersebut. Dengan demikian proses persiapan pelaksanaan pembelajaran menjadi sangat penting dan memudahkan teknis pelaksanaan. Dokumen penilaian yang banyak memang harus dikumpulkan oleh guru untuk mengetahui perkembangan kemampuan setiap peserta didiknya, meskipun banyak maka guru tetap harus mendokumentasikannya karena dalam kondisi tertentu dokumen tersebut menjadi suatu bukti yang sangat dibutuhkan guru. Itulah yang menjadikan penilaian tersebut menjadi otentik, karena terdapat bukti penilaian terhadap peserta didik. Dalam menilai sikap setiap peserta didik yang jumlahnya banyak, guru dapat melakukan penilaian dalam dua atau tiga kali pertemuan. Jadi dalam satu pertemuan guru dapat menilai setengah atau sepertiga dari jumlah total siswa saja untuk memudahkan dalam penilaian. Walaupun banyak kendala yang menyebabkan pelaksanaan penilaian otentik tidak mudah, namun penilaian otentik tetap perlu dilakukan untuk melibatkan siswa baik persiapan, proses hingga hasil pembelajaran. Agar setiap kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa secara terpadu dan berkesinambungan dapat diketahui dan dinilai oleh guru. Karena penilaian otentik tidak hanya sebagai suatu model penilaian bagi guru saja tetapi dapat mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya. Dengan penilaian otentik yang memiliki berbagai jenis, dapat memperkaya guru dalam penggunaan variasi metode dan model pembelajaran yang disesuaikan dengan materi dan karakteristik peserta didik.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa terdapat 4 sekolah dari 12 sekolah telah memiliki dokumen penilaian otentik yang disusun berdasarkan kurikulum 2013 yaitu penilaian yang mengukur kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Secara umum tingkat kelayakan dokumen penilaian dari keempat sekolah telah termasuk kategori “layak” untuk digunakan, dimana berdasarkan hasil analisis relevansi konten, kelengkapan, penulisan dan tampilan instrument diperoleh persentase lebih dari 75%. Hasil kuesioner mengenai penilaian otentik, menunjukkan pengetahuan guru biologi kelas X SMA Negeri di Tangerang Selatan mengenai penilaian otentik telah berkategori “baik”. Karena hanya terdapat 4 dari 12 sekolah yang telah memiliki dokumen penilaian, hal ini menunjukan bahwa masih banyak sekolah yang belum menggunakan penilaian otentik untuk mengukur ketiga kompetensi tersebut.
B. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai deskripsi penilaian otentik dalam konsep biologi, maka saran yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut. 1. Kepada guru yang belum menggunakan penilaian otentik diharapkan dapat menggunakan penilaian otentik dalam pembelajaran agar dapat mengetahui perkembangan
peserta
didik
dalam
ranah
pengetahuan,
sikap
dan
keterampilan. 2. Kepada guru yang telah melaksanakan penilaian otentik dapat menggunakan berbagai jenis penilaian otentik diharapkan dapat meningkatkan kualitas instrumen penilaian dalam mengukur sikap, keterampilan dan pengetahuan siswa secara menyeluruh.
67
68
3. Kepada para lembaga terkait/peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan pengembangan implementasi penilaian otentik yang lebih bermakna guna membantu guru dalam menyusun instrumen penilaian otentik yang sesuai dengan kurikulum pendidikan dan karakteristik sekolah-sekolah yang ada di Kota Tangerang Selatan maupun sekolah lain di Indonesia. 4. Bagi peneliti pada kajian yang sejenis, triangulasi diprasyaratkan untuk memvalidasi temuan.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin,Yunus. Model Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Berorientasi Pendidikan Karakter. Jurnal Pendidikan Karakter. 2, 2012, www.journal.uny.ac.id, diakses pada 15 April 2014 Amri, Sofan.Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013. Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2005. Azim, Sher & Mohammad Khan. Authentic Assessment: An Instructional Tool to Enhance Students Learning, Academic Research International. 2. 2012, www.ecommons.aku.edu, diakses pada 03 Juni 2014. Frey, Bruce B., Vicki L Schmitt and Justin P Allen. Defining Authentic Classroom Assessment, Journal of Practical Assessment, Research and Evaluation, 17, 2012, www.pareonline.net, diakses pada 15 April 2014. Haryono, Agung. Authentic Assesment dan Pembelajaran Inovatif dalam Pengembangan Kemampuan Siswa. Jurnal Pendidikan Ekonomi, 2009, www.fe.um.ac.id, diakses pada 06 April 2014. Husamah dan Yanur Setyaningrum. Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi. Jakarta:Prestasi Pustakaraya, 2013.Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011. Kunandar. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013. Moskal, Barbara M. Recommendations For Developing Classroom., Performance Assessment And Scoring Rubrics. Journal of Practical Assessment, Research And Evaluation, 18, 2003. Muchtar, Hartati. Penerapan Penilaian Autentik dalam Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan. Jurnal Pendidikan Penabur. 14, 2010, www.bpkpenabur.or.id, diakses pada 02 September 2014. Muslich, Masnur. KTSP: Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007. --------------------. Authentic Assesment: Penilaian Kompetensi. Bandung: Refika Aditama, 2011.
69
Berbasis
Kelas
dan
70
Nurgiantoro, Burhan. Penilaian Otentik. Cakrawala Pendidikan. 3, 2008, www.eprints.uny.ac.id, Diakses pada 17 Mei 2014. Ovianti, Merinda Suci, Pengembangan Instrumen Penilaian Autentik pada Proses dan Hasil Pembelajaran Mateatika Materi Persamaan Garis Lurus di Kelas VII SMP Berdasarkan Standar KTSP, FKIP Universitas Jambi, 2013. Diakses pada 17 Mei 2014.
Pantiwati, Yuni. Hakekat Asesmen Autentik dan Penerapannya dalam Pembelajaran Biologi, JEMS (Jurnal Edukasi Matematika dan Sains. 1, 2013, www.ejournal.unri.ac.id, diakses pada 03 Juni 2014. Peraturan Meteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia (PERMEN RI) Nomor 20 tahun 2007, Standar Nasional Pendidikan, www.staff.unila.ac.id, diakses pada 14 Agustus 2014. Rasyid, Harun dan Mansur. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Wacana Prima, Cet. II, 2008. Rianto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana, 2009. Rosalin, Elin. Gagasan Merancang Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Karsa Mandiri Persada, 2008. Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan, www.pgsd.uad.ac.id, diakses pada 17 Desember 2014. Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum, www.sman 78jkt.sch.id, diakses pada 17 Desember 2014. Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, www.bsnp-indonesia.org, diakses pada 10 Maret 2015. Siregar, Eveline dan Hartati Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia, 2010. Sofyan, Ahmad, Tonih Feronika, dan Burhanuddin Milama. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press, Cet. I, 2006. Taher, Muhammad. “Implementasi Penilaian Sikap pada Pembelajaran Kurikulum 2013”, www.sumut.kemenag.go.id, diakses pada 03 Februari 2015.
71
Taufina. Authentic Assessment dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas Rendah SD. Pedagogi. 9, 2009, www.download.portalgaruda.org/article, diakses pada 16 April 2014. Yasbiati. Optimalisasi Penggunaan Assesmen Otentik untuk Meningkatkan Kerja Ilmiah Siswa pada Pembelajaran Sains. Jurnal Pendidikan, 13, 2010, www.file.upi.edu, diakses pada 02 September 2014.
LAMPIRAN
1
72
INSTRUMEN PENILATAN SIKAP
Materi
Protista
Kelas/Semester
x/7
Hari/TanBgal
*) Ketentuan: 1
=
jika peserta didik sangat kurang konsisten memperrihatkan periraku yang tertera daram
indikator
2 = jika peserta didik kurang
konsisten memperrihatkan periraku yang tertera daram
lndikator, tetapi belum konsisten 3 = jika peserta didik mulai konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator 4 = jika peserta didik konsisten memperrihatkan perilaku yang tertera dalam indikator 5
:
jika peserta didik selalu konsisten memperrihatkan periraku yang tertera daram indikator
73
IORMA Nilai
T
PENILAIAN
lumlah Skor X 10
:
30
Lam piran 3
:
INSTRUMEN PENILAIAN DISKUSI
Hasil Pen ilaia n Diskusi
Topik
:
Tanggal
:
Jumlah
Siswa
:
t:*.:.*::.t.:.::: tt*l^' .........L.t............
orans.
Rubrik:
*
Menyampaikanpendapat l..Tidak sesuai masalah 2.Sesuai Jengan masalah, tapi belum benar 3.sesuai dengan masalah dan benar
.!. Menanggapi pendapat l.Langsung
setuju
atau menyanggah tanpa aiasan 2. Setuju atau menyanggah dengan alasan yang benar tidak sempurna 3. Setuju atau menyanggah ctengan alasan yang benar 4. Setuju atau menyanggah dengan alasan yang benar dengan didukung referensi
.i
t'.,lemp€rtahankan pendapat
l.Tidak dapat mempertahankan pendapar 2.Mampu Mempertahankan pendapat, alasan kurang benar 3.Mampu mempertahankan pendapat, alasan benar tidak didukung referensi 4.Mampu mempertahankan pendapat, alasan benar didukung referensi
74
2.
B€ntuk ltr3trumetrt dstr instrument
l.
Penilaiao sikap
l)
Observasi
Irdikator : Pcssra didit mcounjukkan perilaku kerja s8ma, sa!tuo, toleran, responsifdan
proEktifscrts biiaks&na scbagai wujud kcmampuan rnemccabkan masalah dan mcmbuat keputusatr.
Berikan skor pada kolom-kolom sesuai hasil pcngamatan. l. jika tidak pcrnah berpcrilaku dalam kegiatan 2 jiks ksds[g-ksdrng borperilsku dalarnkrgisrsn 3.jika scring berperilaku dalEm kegiatan 4. jik8 selalu berperilaku da.lam kegiatan
r.pcdi !t ,.. I
AbrahsD
2
A.
lit':
.J{ur
Andiks 3
4 5
iy1;a1 =
luml*II9I11eq
Prcdikat
.
PREDIKAT Sancat Daik ( SB)
NIII{SiLi! "rl 80sAB<100
Baik (B) Cukup (C)
70
Kurang (K)
<60
60
2) Peniiaian Diri Nc !
Sudrh mcorLemi
PcrnyrtrsD
Eclurl
[cErhrEi
Meoahrmi ciri-ciri virus
2.
McEshsmi bcDnrk-bqtuk yirus
3.
MemahaDi suuktur virus
4.
Menabani reproduksivirus
5.
Memahami Peraoal virus
KeterangaD: Sudahrnemahami = skor 2 Belummemahami = skor I
Nilai siswa
-lu
lLsko'
xtoo
3) Penilaim Antar Peserta Didik No.
Perihku
I
Mau menerima D€ndaDat teman
3.
Memaksa teman untuk menerima pendapamya Memberi solusi terh8dap pendapat yang Mentangan
, 4. 5.
Mau bekcrjasama dengan semua tema, Selalu aktif dalam kelompok
Dilakukan/mnrcul
YA
TIDAK
75
IJ. Lembar
Pengamatan Obseryasi Dan Skala Sikap
LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI DAN SKALA SIKAP Kompetensi Dasar Aspek Pen ilaian
3.3 dan 4.3
Afektif
Kelas Tanggal Peniiaian
Kriteria penilaian Observasi Nama Siswa
Observasi dengan nrenggunakan skala Sikap 1
. kerja keras
2. Teliti 3. Jujur 4. Saling rnenghargai 5. Rasa ingin tahu 6. Kerjasama 7. Dernokratis Keterangan pengisian skor
4. Sangat tinggi 3. Tinggi 2. Cukup tinggi
I.
Kurang
Keterangan Pengisian Nilai 23 -28=90
l8-22=85
l3-
l7=80
<12 =75
76
DAFTAR NILAISISWA ASPEK SIKAP DALAM PEMBELA'AMN MATA PETAJARAN
BIOLOGI
KELAS/SEMESTER
xh
MATERI PERTEMUAN KE
l(Satu)
PROTISTA
Skor Aktifitas Siswa No.
2.
Nama E
q
gsi CG
Jumlah
Nilai
Skor
o o
.D
o
'5 'a
Diani Atika
4
3
3
4
3
17
85
Siti Hasanah
4
4
3
J
4
18
88
! o
o. o,
F
3.
4. 5. 6.
7. 8.
9.
dst
*) Ketentuan:
. .
didik kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator 2 = jika peserta didik mulai konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator, tetapi belum
I
= j ika peserta
konsisten
o .
3 4
:jika
=jika
peserta didik sering konsisten memperlihatkan pedlaku yang tertera dalam indikator peserta didik selalu konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator
FORA4AT PENILAIAN
Nilai: Jumtah Skor X 100 20
77
DAFTAR NILAISISWA ASPEK SIKAP DALAM PEMBELA'AMN KELOMPOK MATA PELA'ARAN
BIOLOGI
KELAS/SEMESTER
xlL
MATERI
PROTISTA
PERTEMUAN KE
No.
NAMA SISWA
SKOR AKTIVITAS SISWA
lnteraksi/ Kerjasa ma
KELOMPOK 1.
Kesungguhan
Kea
ktifa n
Menghargai . teman
JUMLAH
NA
3
74
88
I
DianiAtika
2,
3. 4. 5. 6. KELOMPOK 2 1. 2.
3. 4. q
6. Dst.
Catatan
l(Satu)
:
NA = Jml skor/16 x 100
4
3
4
78
LEMBAR PENILAIAN ANTAR TEMAN
19,,i
Keterangan Aspek
1. 2, 3. 4. 5. 6. 7.
'l'
4:':'
:
Keaktifan Kesediaan menerima pendaPat
Tanggungjawab dalam tugas
Inisiatif dalammengambil keputusan Kepedutian terhadap kesulitan yang dialami sesama teman Kepedulian dalam memberi kesempatan yang dialami sesirma teman Kemampuan mendorong aktivitas kerja kelompok
Ketentuan:
o
I
o
2 = jika peserta didik kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator,
. . o
tetapi belum konsisten 3 =jika peserta didik mulai konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator 4 =jika peserta didik konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator J =jika peserta didik selalu konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam indikator
= j ika peserta
didik sangat kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
indikator
Nitai = Jumlah score x 35
100
I,AMPIRAN
79
2
INSTRUt\,IEN PENILAIAN KOGNITIF (ESSAY)
1) 2)
Tutiskan ciri-ciri umum minimat 4 dari Protista mirip tumbuhan? (4) Tutiskan 2 contoh spesies dari Protista Mirip hewan beserta peranannya datam kehidupan? (8)
3) 4) 5)
Jelaskan mengapa Protista mirip Jamur tidak dimasukkan ke datam kingdom Fungi? (4)
Tutiskan minimal 3 peranan Protista mirip tumbuhan datam bidang industri? (6) Tutiskan skema daur hidup Plasmodium sp? (8)
Nilai Akhir = Skor Benar / 30 x Kunci jawaban
lN
:
1. Ciri-ciri Umum Protista mirip tumbuhan
:
1. bersifat fitop[ankton
2. organisme eukariotik 3. umumnya memiliki pigmen
4, bersifat autotrof 5. hidup di perairan air tawar dan asin 2. contoh spesies Protista mirip hewan
:
1.
Foraminifera
: sebagai petunjuk dalam pencarian minyak bumi
2.
Radiolaria
: sebagai bahan alat penggosok dan bahan peledak
3. Atasannya adalah karena struktur tubuh dan cara reproduksinya berbeda dengan ketompok jamur sesungguhnya.
4. Peranan protista mirip tumbuhan dalam bidang industri: 1. penghasil asam atginat datam industry makanan
2, bahan agar-agar dan suP 3. bahan dasar kosmetik
80
5. Daur hidup Plasmodium sp
81
C. Lembar keria
siswa
LEMBARKERJA SISWA vtRUS-I
I. Topik II. Tujuan
:
Virus
:
Mampu mengidentifikasi ciri -ciri virus berdasarkan karakteristiknya : III. Alat dan
Bahan
-
Alat tulis Buku Biologi Data pustaka lain
IV. Cara Kerja Identifi kasilah ciri-ciri virus berdasarkan karakteristiknya
1.
Berapa ukurannYa ?
2. 3. 4.
Dapat hidup bebas atau tidak ? Bagaimana bentuknya
?
Lengkapi struktur tubuh virus bersama penjelasan fungsinya masingmasing berikut ini!
5.
Termasuk makhluk hidup atau benda tak hidup ?
82
I). l.
Oontoh penilaian test
l'lilihan Ganda l'ilihl:rh salu jawaban yang benar!
l.
Dilihat dari strukturnya, virus belum dapat tliurrlorgkarr sebrgai sel atau organisme, karena .. . -l'idak
A.
rnenrpLrlyai organel sehingga irlrrk dapat rnelakukan rnetabolisme lvlateri genetik hanya terdiri DNA atau
t
lJ.
Urutan replikasi virus yang benar....
A. 1,2,3,4,5 D. 5,4,3,t,2 B. 4,5,3,1,2 E. 5,4,3,2,1 c.5,4,1,3,2 5.
adalah ...
A.
I{NA
Ci.
2.
l). l:.
l). E. l.
1-elur ayanr yang sudah busuk Bangkai yang sudrlr lama Ernbrio bururrg yang masih hidup Ekstraks kentang yarrg dicampur dengan r,itar:r in dan nrineral
,\lusrrr r ilrrs dirtLrrrakarr scbagai vektor Pcrrrbarla) gen dalarn i-ekayasa genetika adalalr klrena virus . .. A. Mudah berkenrbang biak 13. ivlenrpunya i alat transport C. Dapat bernlutasi dengan rnudah D. Menrpunyai enzim transcriptase balik E. Mudah berpindah dari s.tu sel ke sel la in l'crhrtikan garnbar bagan replikasi Virus sccarfl acirk ! (
.1.
C. D. E.
Ukulan tubulrnya sangat kecil
disaring
(-'-
B.
Merrrprrnyai bentrrk bervariasi
l-lanya nrenr iliki sitoplasma Mcdiunr yang cocok untuk menumbuhkan virLrs adalah .... A. Ekstraks daging yang didihkarr lalu
R.
\
Jenis penyakit yang disebabkan oleh virus
s,'
'GL;) €D, G@H
&P'
["9'
II.
Demam berdaraL, rabies, trakunr Influenza, demam berdarah, tifus Campak, influenza, mata ikarr TBC, difteri, influenza Rabies, kolera, trakum
Essai
Jawablah dengan singkat dan jelas! I. Mengapa virus disebut sebagai benda setengah hidup ? Jelaskan ! 2. Gambarlah bakteriofage dan tuliskan bagian-bagiannya
!
3. Cambar danjelaskan daur hidup virus tipe litik dan lisogenik ! 4. Jelaskan dampak ekcnomi dan social da,.i adarrya wabah penyakit karena virus dibawah ini : a. HIV AIDS b. Campak
c.
Hepatitis
d. FIU burung e. Po!io
83
LEMBAR KERJA SISWA \.IRUS.2 Virus adalah kata latin untuk racun i toksin. Istilah virus sering dikaitkan dengan berbagai racun yang ditimbulkannya, baik pada manusia,hewan maupun turnbuhan. Virus dil<enal dari gejala-gejala penyakit yang ditimbulkannya. Virus bukanlah organisme seluler dan hanya berkembang biak padajaringan yang hidup saja.
I.
Tujuan; I
II.
.
Mempelajari siklus hidup Virus
Alat tlan Bahan : l. Carta Vilus / CD Virus 2. Alat tu lis
3. 4.
Literatur yang relevan tentang Virus Gambar Skema
III. Cara Kerja
1.
2. IV.
Hasil
:
Amati skema siklus hidup Virus bakteriofage yang meliputi : siklus Litik dan Lisogenik Tuliskan perbedaan dan persamaan antara kedua siklus tersebut !
Pengamalan
:
INA ,a9* dr\$rrl.an
seiafi, ada perlibpiahin
lalaF ,r;\ \9
l
i:'
eel
kit6 ran3 ii:lng i,:rldrir. ,.€iit dapal mem.:.hlan t,!, Jirri sel b.kiei LiiLrk r€m.i!l; !ili.t: P,!&
repl'icr {i6r, y.ri{r'!.
[:a(.-r*
!i;
5el mefibL,at \omDonen vr-u!
Rep.oduks bakterloiage (fa!€) defgan siklus iitik dan lGogenik.
Perbedaan dan persantaan Siklus Perbedaan a.
Penggabungan
b.
Fase sintetik
c.
Fase
d.
Lisis
perakitan
Litik
dan Lisogenik:
Siklus
Litik
Siklus Lisogenik
84
D.
Contoh penilaian test
I. Plilihan Ganda
Pilihlah satu jawaban yang benar! 1.
1
Dilihat dari strukturnya, virus belurn dapat digolorgkan sebagai sel atau organisme. lizrrela... A. Tidak rr.rernpur.ryai organel sehingga tidak dapat rnelakukan metabolisme U. Materi genetik liar:ya terdiri DNA atau RNA ( . Venrpun;ai bertrrk bervariasi l). Ukuran tubuhnya sangat kecil lJ. I Ianya merniliki sitoplasma Mediurn yang cocok untuk menumbuhkan vilus adalah .... A. Ekstraks daging yang didihkan lalu d
isaring
B. Telur ayam yang sudah busuk C. Bangkai yang sudah lama D. Errbrio burung yang rnasih hidup
Il.
Ekstraks kentang yang dicampur dengan
vitamin darr mileral
4.
Alasan virus digunakan sebagai vektor (pembawa) gen dalarn rekayasa genetika adalah karena virus ... A. Mudah berkembang biak B. Mempunyai alat transpofi C. Dapat ben.nutasi dengan tnudah D. Mernpunyai enzim transcriptase balik E. Mudah berpindah dari satu sel ke sel lain Perhatikan gambar bagan replikasi Virus secara acak !
-&- ,rl ",$l ;
n1
-.,
r i;" i*-'J t "
#i:3 e"-;"*,P
irr: r
r.!tr:"t!li" *'"--:.:" \E
i
1
Urutan replikasi virus yang benar .... 5,4,3,1,2 B. 4,5,3,1,2 5,4,3,2,1 5,4,1,3,2 Jenis penyakit yang disebabkan oleh virus adalah ... A. Demam berdarali, rabies, trakum Influenza, demam berdarah, tifus C. Campak, influenza, mata ikan
A. t,2,3,4,5 D.
E.
c.
5.
B. D.
TBC, difteri, influenza Rabies, kolera, trakum Essai Jawablah dengan singkat dan jelas! Mengapa virus disebut sebagai benda setengah hidup ? Jelaskan ! 2. Gambarlah bakteriofage dan tuliskan
E. II.
l.
bagian-bagiannya
!
3. Garnbar danjelaskan daur hidup virus tipe litik dan lisogenik ! 4. Jelaskan dampak ekonomi dan social dari adanya wabah penyakit karena virus dibawah ini :
a. b. c. d. e.
HIV AIDS Campak
Hepatitis
Flu burung Polio
85
l:':::l T:::::: i::T::T:'l]:
:::::i:::
1T :::i:lli i:::i::::i:::::t:::
I
Tubuli Virus terdiri dari DNA atau RNA, apa fungsi DNA atau RNA tersebut!
Dengan mengetahui cara reproduksi virus tersebut, maka virus dapat digunakan untuk keperluan yang menguntungkan bagi kehidupan manusia. Apa sajatah manfaat virus tersebut ?
Tugas Kelompok
/ / / /
:
Carilah berbagai data yang berkaitan dengar penyakit - penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti HIV AIDS, Campak, Hepatitis, Flu, SARS, Polio, NCD, dll. Kemudian buatlah tayangan dalam bentuk power point untuk mempresentasikan hal yalg berkaitan dengan penyakit tersebut seperti; tanda / ciri penderita, bentuk / struktur dan ciri khas virus, cara penularan, cara penanggulangan dan cara pengobatau. Buatlah poster sebagai sarana untuk kampanye pencegahan penyakit tersebut ! Buat bentuk tiga dimensi dari virus berdasarkan gambar yang kplian dapat dengan menggunakan lilin mainan (clay) atau lainnya!
86
a.
PenilsiatrPengetahuatr
lndikator
Teknik Penllaian
Pencapaian
l.Peserta didik
Tertulis
Ranah
Eentuk
kognitl lnstru
c2
mampu ;
men Pilihan
ciri-ciri
virus( indicator
Skor
,Iawaben
ini
1. Perhatikan dats dibawah
ganda
l.Mengidentifi
kasi
Kunci
Contoh lnstrumen
l.
Ultramilaoskopik
2.
Berke,mbang biak di dalam sel hidup Sel bersifat prokariotik
B
2
E
2
3. 4. Mempunyai msteri
3.3.3)
genetika RNA atar DNA 5. Mempunyai klorcfil Ciri-ciri virus adalah ....
A. B.
2.Mengidentifi
kasi
Tertulis
c2
ciri-ciri
1,2, dan 3 1,2 dan 4
C.2,3dan4 D.2,3dan5 E. 3,4 dan 5 Pilihan ganda
virus (indicator
2. Pefiatikan data di bawah ini. (i) mampu berkembang bia}(, (ii) dapat dikristalkarL
(iii) tidsk
mempunyai proloplasmC (rD mampu melakukan metabolisme, (v) dapat dibiakkan dalam medium agar (vi) memiliki asam nukleat berupa ADN dan ARN Ciri - ciri yang menyebabkan
3.3.3)
vims digolongkan sebagai makhluk hidup adalair ... A. (i), (ii), dan (iii) B. (iii), (v), dan ( vi) C. (i), (v). dan (vi) D. (iv), (v), dan (vi)
3. Menjelaskan replikasi virus secara
Tertulis
c2
E. (i l. (iv). dan (vi) Pada daur hidup baliteriofage
Pilihan
3.
ganda
dikenal adanya litik dan lisogenik. Perbeda.m antara kedua fase tersebut adalah ...
teliti dan
sistematis
(hdicator
A.
3.3.4)
pada fase lisogenilq
2
DNA
virus menempel pada
B.
C.
DNA sel inang pada fase lisogenilq DNA Yirus bersatu DNA sel
inang pada fase lisogenik, daya tahan sel inang rendah
D.
pada fase litik, DNA menempel pada DNA sel
E.
pada fase
inang
litik, sel inang
tidak hancur
tertulis
4.Berdasarkan
gambar
yang
disajikan
p€serta didik mampu menentukan
bagran
3 .3
uralan
4. Perhatikan gambar struktur
tubuh Yirus Bacteriofage
A. DNA B. Kapsi d
dibawah ini
C. Ekor D. Kepal a
yang
ditunjuk indicator
c3
.2)
(
E.
Serab
ut ekor
4
!$
87
Tentukan
bagian
struktur tubuh
virus
yang berlabcl !
l.
Uraian
Soal
:
Perhatikan gambar struktur tubuh virus Bacteriofage di bawah ini
2.
:
Tes Lisan
Daftar Pertanyaan:
1. Sebutkan 3 ciri virus! 2. Jelaskan ciri hidup yang dimiiki virus! 3. Jelaskan ciri tak hidup yang dimiliki virus? 4. Apakah tubuh virus dapat dikatakan sebagai sel? 5. Tes Penuqasan Tueas
carilah artikel di koran atau di intemet tentang berbagai penyakit yang disebabkan oleh virus.
l 2. 3.
Apa bentuk virus tersebut? Gambarkaa bentuk virus tersebut Sebutkan strukn[ virus tersebut !
!
LKPD ( Lembaran Kerja Pesrta Disik ) 3.1
I.
Itr.
Judul
:
Ciri dan struktur virus
Tujuan
:
M€ngidentifikasi cin yirus Mengidentifi kasi struktur virus
Cera Kerja
L
Amatilah gambar dan Iakukan studi pustaka mengenai virus
2. Jawablah pertanyaan dengan mendiskusikan dengan teman 3. Presentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas
dalam satu kelompok
88
INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF
A.
PERCOBAAN 1
1. Masalah
:
Bagaimanakah bentuk protozoa yang hidup di air tawar
?
2. Apakah yang dlperlukan ? a, Botol pipet b, kaca objek c. kaca penutup
d.
m
ikroskop
3. Apa yang harus dllakukan
1. Ambil air dari
2.
3.
suatu tempat yang mengandung banyak sampah atau air rendaman jerami, masukkan dalam botol bermulut lebar I Dengan menggunakan pipet berikan setetes air pada kaca objek kemudian tutuplah dengan kaca pen utup. Periksalah jenis-jenis protozoa apakah yang tampak di bawah mikroskop I mula-mula gunakan perbesaran lemah, kemudian perbesaran kuat.
4. Jika tidak berhasil menemukan protozoa, ambilah setitik air yang lain, menemukannya protozoa yang Iain
sampai
?
4. Apa yang kamu temukan ? gambarlah hasl pengamatanmu 5. Aplikasi dan Analisis
1. Bagaimanakah bentuk protozoa yang hidup di air tawar ? 2. Apakah yang diperlukan untuk mengetahui bentuk-bentuk tawar
protozoa yang hidup di air
?
3.
Bagaimanakah cara kerja diperlukan untuk mengetahui bentuk-bentuk protozoa yang
4. 5.
tawar ? Gambar hasil pengamatanmu dan beri keterangan gambar ? Berdasarkan hasil pengamatan, buatlah kesimpuian mengenai protozoa apa yang terdapat daiam air tersebut ?
1.
Masalah
hid up di air
Bagaimanakah bentuk bentuk dan gerakan ameba
2l
Apa yang diperlukan ?
1. 2.
I
:
air dari selokan atau kubangan kaca objek
3. kaca penutup 4. pinset
?
89
6.
pipet
3) Apa yang harus dilakukan
?
1. Teteskan air kubangan pada kaca objek 2.
.
tutup air itu dengan kaca penutup
3. Periksa di bawah mikroskop 4. jika perlu letakkan 2 helai benang pada kaca penutup
4)
Apa yang kamu temukan ? gambarlah hasl pengamatanmu
5)
Aplikasi dan Analisis
?
1. Bagaimanakah bentuk bentuk dan gerakan ameba ? 2. Apakah yang diperlukan untuk mengetahui bentuk bentuk dan gerakan ameba ?
3. Bagaimanakah cara kerja untuk mengetahui bentuk bentuk dan gerakan ameba ? 4. Gambar hasil pengamatanmu dan beri keterangan gambar ? 5. Gambarlah amueba yang kamu amati, dan beri nama bagian_bagiannya 6. 7.
ektoplasma, endoplasma, vakuola, inti vakuola kontraktil, dan pseudopoda ? Berdasarkan hasil pengamatanmu, buatlah kesimpulan tentang ukuran ameba yang kam u lihat ? Apabila kamu meneteskan sedikit arkohor atau asam cuka pada sarah satu tepi kaca penutup, bagaiaman reaksi ameba ?
8. Bagaimana cara ameba membentuk peseudopoda ? 9. Apakah perbedaan antara plankton dan protozoa
?
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat
1.
.
I
Jelaskan ciri khas Protista sebagai kelompok organisme yang berbeda dengan makhluk
hidup lainnya
!
Jawab:
2.
.Jelaskan
ciri Protista yang menyerupaijamur
?
u Jawab:
3.
Jelaskan daur hidup Plasmodium, baik dalam tubuh manusia maupun dalam tubuh nyam uk
!
90
4.
Sebulkan minimal 5 peranan protozoa bagi kehidupan ! Bagaimanakah pengelompokan Protozoa ?
Jawab:
b
I,AMPIRAN
91
3
INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN (PORTOFOLTO)
NAMA SEKOLAH
:
SMA NEGERI 5 TANGEMNG SELATAN
MATA PELAJAR,AN
:
BIOLOGI
KELAS/SEMESTER
:
xll
NAMA SISWA
: Diani Atika
Catatan:
PI = Pencapaian Indikator
Untuk setiap karya peserta didik dikumpulkan dalam satu file sebagai bukti pekerjaan yang masuk dalam porlofolio.
-
Skor menggunakan rentang 10 100. Kolom keterangan diisi oleh guru untuk menggambarkan karakteristik yang menonjol dari hasil kerja tersebut.
Catatan: Peni[aian Portofotio ditakukan dengan sistem pembobotan sesuai tingkat kesulitan dalam pembuatannya.
92
INSTRUMEN PENILAIAN PORTOFOLIO Sekolah
:SMA NEGERI 11 TANGERANG SELATAN
Matapelajaran
:BIOLOGI
Durasi Waktu
:
Nama Peserta didik Kelas/SMT
:X
/
1 (Satu)
Catdtan:
*
Pl = Pencapaian lndikator
Untuk setiap karya peserta didik dikumpulkan dalam satu fiie sebagai bukti pekerjaan yang masuk dalam portofolio. Skor meng8unakan rentang antara 0 -10 atau 10 - 100, Kolom keterangan diisi oleh guru untuk menggambarkan karakteristik yang menonjol dari hasil kerja tersebut.
Catatan: Penilaian Portofolio dilakukan dengan sistem pembobotan sesuai tingkat kesulitan dalam pem buatannya.
b
93
INSTRUIVIEN PENILAIAN PROYEK
Matapelajaran Nama Proyek Atokasi Waktu Guru Pembimbing
Nama
i
NIS
:
Kelas
:
a. b.
Persiapan Rumusan Judul
PELAKSANMN
:
a. SisterhatikaPenulisan b, Keakuratan Sumber Data / lnformasi c. Kuantitas Sumber Data d. Analisis Data e. PenarikanKesimpulan a. b.
Perfoimance Presentasi
/
Penguasaan
94
INSTRUMEN PENILAIAN KETERAAAPILAN (PRODUK) MATA PETAJARAN
BIOLOGI
KELAS/SEMESTER
xlL
MATERI
PROTISTA
PRODUK
POSTER PROTISTA
PERTEMUAN KE
Kriteria/Aspek NO.
NAMA SISWA Keraplhan
Diani Atika 2
Budi Santoso
3
Siti Hasanah
4
Hendri Sutrisnowati
4
Kesesualn
Ketepatan
materi
waktu
5
5
Skor
Nitai
fueatifita! 3
17
85
5 6
7 8 9. 10. Penskoran : Tiap Indikator rentang 1 - 5, dengan ketentuan semakin lengkap jawaban dan ketepatan dalam proses pembuatan maka semakin tinggi nilainya.
Nilai Akhir = Skor/20 x 100
95
A.
Lembar Pengamatan Observasi Dan Pembuatan Produk
LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI DAN PRESENTASI PRODUK Korrpetensi Dasar Aspek Penilaian
Kelas
Tanggal
:4.3 : Psikomotor / Praktik :
Penilaian
:
Kriteria
No. Narna Siswa
2
Arsy Kireina
pen ilaian
Kriteria penilaian Produk
Observasi 4 4
B
C
D
4 4
4
4 1
4
B
C
f)
4
4
4
4
3
3
3
3
Skor
Nilai
24 20
90 85
)
4 5
6
't 8
I l0 dst
Kriteria Penilaian Observasi Praktikum
A.
8.
C. D.
Persiapan alat dan bahan Kesesuaian pelaksanaan dengan cara kerja Inisiatifdan kontribusi dalam bekerja Kerapihan dan kebersihan tempat setelah bekerja
Kriteria Penilaian presentasi produk
A.
t].
Bentuk dan kelengkapan produk (bentuk dan isi produk, alat,bahan dan cara kerja)
llasil penganatarl
C. Ketepatan preseutasi (awaban peftanyaan diskusi) D. KesesLraian maksud dan ploduk yang dihasilkan Kelcrangan pengisian skor
4. Sangat tinggi 3. Tinggi J. Cukup tirrggi
l.
KLrrang
Keterangan Pengisian Nilai
2i -24-90 17 20:85 l3
- 16 - 80 <12:75
96
FeogoJahanPenilaian:.perilatu,/sikap pada instrurlen di atas ada yang positif(no 1,3, 4, dafi) dan ada y8flg negatif(no 2). Pemberiauskoruntukperilakup,ositif: ya : 2, Tidak : l. Untuk y.ang negatifya = I dauTidak = 2
tvlLat stswq. =
4) Junal
lumlah Skor
--,
n--x100
Lmpirar 3 Penilaian ketranpilsn
a.
Ketrampilan . Indikator : 1. Menyajikan data tentang replikasi virus dalam bentuk modeycharta 2. Menyajikan dau tentang peran virus dalam aspek kesehatan dalam bentuk adikevtabel
Daftar Cek untuk Presentasi Petunjuk: Berilah randa cek
(i) di kolom paling kiri untuk kinerja yang memuaskan dan tanda silang (X) untuk kinerja yang masih memerlukan perbaikan. Tuliskan arasan pemberian tanda di kolom
komentar-
Penilaian
Aspek yang dinilai
Komerrtsr
presentasi Pendahuluan Capat memfokuskan perhatian audiens
Tujuan presentasi dinyatakan dalam pendahuluan
Isi pr€s€ntasijelas dan dapat dipatami Urutan presentasi logis Suara keras sehingga semua dapat mendengar
Menggunakan teknologi yang mendukung pesan secars
efektif
Kesimpulan mensintesis ide pokok
b. Kriteria dan Rubrik Penilaian Proyek Pembuatan GrafikModeucharta,?oster penvebrrrn Virus a- Kriteria
Penilaian Proyek Pembuatan ModeUChart ./Poster Virus Format Penilaian Pmyek
Topik Nama Proyek Waktu Pelaksanaan
Kelas
Kelompok Nama Siswa
l.
.,
3.
................................ 4. ................................ 5.
L
97
b) Rancangan
:
.
Gambar Rancangan
o . .
Inovasi
o o
Bentuk Fisik Ketepatan Isi
Keberrnanfaatanlaporan Sistematika Laporan
Rubrik Penilaiatr proyeh
tu@ I\ihi.i
I
Perencanaan:
-
10.
Jika alat dan bahan lengkap dan sesuai dengan gambar rancangan yang
6.
dipersiapkan Jika alat dan bahan leugkap tetapi ku.ang
2.
dipersiapkan
20.
Jiks alat datr bahan kurang lengkap Jika rancangBn terdapat gambrr rancanga4 alur kerja dan cara
Persiapan alat dan bahan
sesuai dengan g,ambsr rancangan yaDg
Rancangan :
. . .
Gamtar Rancangan Alur kerja dan deskripsi Cara penggunaaD
10_
modeYcharta
penggunaao model/charta yang sesuai Jika rancangan tordapat gambar rancaugan, alur ke{a dan cara penggunaan modeVcharta tetapi kumng
5.
sesuai
Jika rancangan terdapat gambar rancangan, alur kerja dan cara peaggunaan modeVcharta tetapi tidak
lengkap 2
Bentuk Fisik Produk
10.
Jika pmduk menunjukkan keindahan tata wama, tata letsh dalr kesimbangan Jika produk cukup indah namun tata
5.
wama dan tata letak kurang seimbang Jika produk kurang indah, tata letak tidak
15,
]
seimbang
Inovasi Produk:
10. 5.
Ketepatan Isi Produk:
2). 15.
Produk dibuat dari bahan yang adi dilingkungaa rumah hoduk dibuat dari bahan yang dibeli
Isi sesuai dengan konsep yaog beoar Isi kurang sesuai dengao konsep yrng benar
3
Laporan
.
. .
20.
Keberrnanfaatan
Laporan
10.
Sistematika Laporan
Kesimpulan 5
Sistematika laporan sesuai derrgan hiteria, isi laporan bermanfaat dan kesimpulan sesuai Sistematika laporan sesuai dengan
Iriteri4 isi laporan kurang bermanfaat, kesimpulan kura- ng sesuai Hanya satu aspek yalrg terpenuhi
i,r
LAMPIRAN
98
4
Daftar Kelengkapan Dokumen Penilaian Otentik Nama Guru : Dwi Indriyati, S.Si Tempat Mengajar : SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan Jenis Dokumen
No.
Ada
Tidak
Keterangan
Ada I
Daftar nilai siswa
2.
Instrumen observasi kegiatan praktikum
3.
Instrumen penilaian laporan hasil praktikum
4.
hlstrumen kinerja peserta didik
5.
Instrumen penilaian Lembar Kerja Siswa
6.
Instrumen aspek keterampilan siswa
1.
Instrurnerr penilaian proses belajar siswa
Keterampilan
Pengetahuan
(Diskusi) 8.
Instrumen penilaian proses belajar siswa (presentasi lisan)
9.
Instrumen penilaian portofolio siswa
10.
Instrumen penilaian Afektif siswa dalam
Sikap
pembelalaran
II
lnstrumen penilaian projek
12.
Instrumen penilaian kerja kelompok
13.
lnslrumen
14.
Pedoman wawancara siswa
15.
16. 11.
pen
ilaian demontrasi
Keterampilan
99
Daftar Kelengkapan Dokumen Penilaian Otentik Nama Guru : Feny Kartika Handayani, S.Pd, MM Tempat Mengajar : SMA Negeri 5 Kota Tangerang Selatan No.
Jenis I)okumen
Ada
Tidak
Keterangan
Ada Daftar nilai siswa 2.
Instrumen observasi kegiatan praktikum
3.
lnstrumen penilaian laporan hasil praktikum
4.
lnstrumen kinerja peserta didik
5.
Instrumen penilaian Lembar Kerja Siswa
6.
Instrumen aspek keterampilan siswa
7.
hrstrumen penilaian proses belajar srswa
Pengetahuan
Sikap
(Diskusi) 8.
Instrumen penilaian proses belajar srswa (presentasi lisan)
9.
Instrumen penilaian portofolio siswa
Keterampilan
r0.
lnstrumen penilaian Afektif siswa dalam
Sikap
pembelajaran
il
lnstrumen penilaian projek
12.
Instrumen penilaian kerja kelompok
t3_
lnstrumen penilaian demontrasi
t4.
Pedoman wawancara siswa
15.
Penilaian Artar Teman
t6. 17.
Keterampilan
Sikap
100
Daftar Kelengkapan Dokumen Penilaian Otentik
Guru
Nama Tempat
Juariah, M.Pd : SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan :
Mengajar
Jenis Dokumen
No.
Ada
Tidak
Keterangan
Ada Daftar nilai siswa 2.
[r]strumen observasi kegiatan praktikum Instrumen penilaian laporan hasil praktikum
4.
Instrumen kineria peserta didik
5.
lnstrumen penilaian Lembar Kerja Siswa
6.
Instrumen aspek keterampilan siswa
7.
Instrumen penilaian proses belajar siswa
Keterampilan
(Diskusi) 8.
Ir'rstrumen penilaian proses belajar siswa
Keterampilan
(presentasi lisan) 9.
Instrunen penilaian portofolio siswa
t0.
Instrumen penilaian Afektif siswa dalam
Sikap
pembelajaran
lt
lnstrumen penilaian projek
12.
Instrumen penilaian kerja kelompok
t3.
lnstrumen penilaian demontrasi
t4.
Pedoman wawancara siswa
t5.
Penilaian diri
t6.
Pen
t7.
Penilaian Pengetahuan
ilaian antar peserta didik
Keterampilan
Sikap Sikap Pengetahuan
101
Daftar Kelengkapan I)okumen Penilaian Otentik Nama Guru : Tomy Candra, S.Pd, MM 'l'empat Mengajar : SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan Jenis Dokumen
No.
Ada
Tidak
Keterangan
Ada Daftar nilai siswa 2.
lnstrumen observasi kegiatan praktikum
3.
Instrumen penilaian laporan hasil praktikum
4.
Instrumen kinerja peserta didik
5.
Irstrumen penilaian Lembar Kerja Siswa
6.
lrstrulnen aspek keterampilan siswa
7.
Instrumen penilaian proses belajar siswa
Sikap
(Diskusi) Instrumen penilaian proses belajar srswa (presentasi lisan) 9.
Instrumen penilaian portofolio siswa
Keterampilan
t0.
Instrumen penilaian Afektif siswa dalam
Sikap
perrbelajaran
lt
Instrumen penilaian projek
12.
Instrumen penilaian kerja kelompok
I3.
I
14.
Pedornan wawancara siswa
15.
Penilaian
t6. 17.
nstrumen penilaian demontrasi
kosnitif
Pengetahuan
LAMPIRAN
t02
5
RENCANA PELAKSANAAI{ PEMBELAJARAN Nama satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester
Materi pokok/ pokok bahasan Alokasi Waktu
A.
Kompetensi
KI I
: KI2 :
Iuti
(RPP) : SMAN 3 Kota Tangerang Selatan : Biologi : X MIA,{IS/ canjil : Virus, ciri dan peranannya dalam kehidupan : 6 x45 menit( 2 xpertemuan
)
I
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilakujujur, disiplin, ranggungjawab, peduli (gotong
fiaiiiar" .**juiian- "
rofon& kerjassm4 toleran, dama,), santrrn, responsif dan sikap sebalai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinterakii secara efektifdengan lingkungan sosial dan alam serta dalam m"nemp"&* Ji.i sebagai cerrninan bangsa dalarn pergaulan dunia
KI
3 :
3- Memahami, menerapkan, menganalisis pengetaftuan faltual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang iimulengetahuan, teLrologi ,_i,,il;t; ;;
humaniora dengan wawasan kemanus-iaan, teUingsaan, i.enega"aan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan i'engetahuan prose.lural oada bidano kajian yang spesifik sesuai dengan bakar Aan minatny*a untuf
J;;;;kJ;;;il*
KI
4 :
4. Mengolah, menalar, dal mer,yaji
datam ranah konl(ret dan ransh abstak terkait secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
dengau pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
B. Kompetensi Dasar Dan Indikator
l.l !.? 1.3 2.1
Mengagumi
keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup. Menyadari dan mengagumi pola pikir ihniah dalam kemampuan mengamati bioproses Peka dan peduli terhadap perma.:alahan lingkungan hidup, ;en;ugo iirgkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yaDg dianuhvaBerperilaku ilmiah: teliti, tekun. jujur terhadap data dan f;kt4 disiphL tanggung jawab, dan peduli datam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam ming4iukfr d", berargumentasi, peduli lingkungan gotoog royon& bekedasama, .fr'ti Ou*il, b"ri;;aapat
d; ;nyui*gi
6;y; secara ilmiah dan kdtis, responsif dan proahif dalam &hm setiap tindskan d; dahm melakukan pengnmatan dan percobaan di dalam kelasrlaboratorium maupun di luar
kclas/laboratorium
2.2
Peduli terbadap keselarnatan diri dan lingkungan dengan meuerapkan prinsip keselamatan kerja melakulan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar'
saat
3.3
4.3
Menerapkan pemaharnan tentang virus berkaitan terr;ng ciri, replikasi, dar peran virus dalam aspek kesehatan masyarakat
Melyljikan modeUcharta.
data tcntang ciri, replikasi, dan peran virus dalam aspek kesehatan dalam bentuk
Indikator Pencapaian Kompetensi Sikap
1.3.1
2.1.1
3.3.t
Meoujukan sikap peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi penganralan ajara, yurrg di*ut ryi 1aS; "g"-u Menunjukkan sikap ilrniah saat mengamati, melaporkan secara lisan dansaai diskusi (es) Menerapkau pemahaman tentang virus berkaitar tentang ciri, replikasi, dan peran virus
dalam
aspek kesehata[ masyarakat
PenEetahu.n
3.3.1 3.3.2 3.3.3 3.3.4 3.3.5
Menjelaskan sejarah penernuan virus. (C2) Mengidentifikasi ciri-ciri virus.(C2) Menggambarkan struktur virus (C3) Menjelaskan replikasi virus setelah mengamati( Charts atau Video C2 ). Mengklasifikasikan virus.(C3) 3.3.6 Membandingkan strukur tubuh virus satu dengan virus yang lain berdasarkan gambar tubuh virus. (C2)
.b
103
4.3 y"yJik-
data_
tetrtang ciri, replikasi, dan perao virus dalam aspek kesehatan dalam
bentuk modeUcharta. Ketrampilan
:r. : 1.).2
yg, qga.dimensi virus HrV atau virus jenis lain @2) Y:p:: Membuat stogar, di lingkungan sekolah tentang dampak
Tujuan
pem belajaran
terinfeksinya
HIV (p2;
Pertemuau 1 : (3 x 45 menit) setelah mengikuri proses pembelajaran meralu,i Discovery reerniDg deDgan tahapan mengamati, simuiasi/pemberian cmgsaugan. pertanyaar/identif (u.i, 'p.ngrr_pit_
pembuklian, menarik kesimpulan, pesertu didik
.urrpu
;^,q pJ;;d;*d"r4
,
Sikap
I 2.1.t I .3 .
^
Peka oan peduli terhadap gelmasalahan tingkrrngan hidup, menjaga dan menyayangi ugarri, y_g diarutnya lingkungan sebagai rnanifelasj ryyr4lam"n Berprrilaku,/ menunjrh if , t"f;ti, ,"ru"]iO*,r;r&i data dan falda, disiplin, tanggungjawab, dan peduli dalam observasi, bekerja sam4 berani dan santun dalam mengajukaD penanyaan dan berargumentasi rentan! virus
p:ll4, .i.t
ei;"
Petrgetahuan Menjetastan sejarah penemuan virus (C2) ].] 3.3.2 Menggambarkan stuktur virus (C3) 3.3.3 Menjelaskan ciri-ciri virus secara 6liti dan sistematis(C2) 3 '3 Menjelaskan replikasi virus secara teriti dan sistemati's berdasarkan hasil pengamatan( Charta arau Video ) (C2) 3.3.5 Mengklasifrkasikan virus berdasarkan f[gsi dan struktur tubuh (C2) Membandingkan struktur tubuh virus -satu a"ng ui-" y-g iain berdasarkan gambar tubuh virus (C2) 3 3.7^ Menyebutkan kasus-kasus penyalcit yong dkebabkan virus de,eqn benar 3.J Menjelaskan peranan virus dala. k nidup* ^p"* rcrinyeti rufi 3,3.9_ Mengrdentfiktsi orang yang tetin 3.3.10 Menjelakan dampak HIV terhadap kekebaian tul,uh mqru$ia. 3.j.11 Menjeloskan cma menghindari infeksi HT/
]
4
3'3'6 8
4.3
.o"yiofii '
cii
data tentang ciri, reprikasi, dan peran virus dalam asp€k kesehatan dalarn modeUcharta.
-Menyajikan
bentuk Ketmmpilan
Mcnjelaskan peranan virus dalam aspek kehidupan masyarakat Menerapkan pemah..man tentang peranan virus-dalam kehidupan dan jenis-jenis partisipasi remaja dalam menanggulangi penyebara.u virus Mendiskusikan dampak ekor,omi dan sosial akibat serangan virus termasuk HIy 13--3. 4.3.4 Menyajikan data tentang ciri virus dalam bentuk modeUciarta. 4.3.5 Menyajikan data tentang replikasi virus dalam bentuk modeUchana 4.3.6 Menyajiksn data tentang peran virus dalam aspek kesehatan dalam bentuk TabeVgrafi k/modeVcharta/poster 4-3-7 Membuat slogan di lingkungan sekolah t€ntang dampak terinfeksinya Hry 1.1 1 4.3.2
Materi Pembelajaran 1. Materi tr'ali a (sesuatu yang dapat diindera)
L Pendcitr flu
Pettderit! crmpak
penderita eboh
becak-becak kuning pada daun
104
2. I
Materi koBep
) Sifat virus adalah sebagai berikur
. . . . '
:
Ukuran sangat kecil yaitu antara 10_250 nanomter Dapat dilihat dengan mikoskop elektron Dapat dilaistalkan
Replikasi/perkembsngbiskao hanya dapst teljadi dalam sel_sel hidup mempunysi kemampuan menstranfer infonnasi genetik dafi set ,rs, yang satu ke sel host yang lainnya. 2) Bentuk
.
drn Struktur tubuh virus Bentuk virus bermacam-macam. Ada empat bentuk utarna virus, yartu bentuk spirat,
ikosahedroq berpelindung dan bentuk kompleks Struktur fubuh virus terdiri atas :
.
-Kepala Kepala virus berisi DNA dan bagian tuamya diselubungi kapsid. Satu unit protein yang menyrsun kapsid disebut kapsomer. Kapsid adalah selubung yang berupa protein. Kapsid terdiri atas kapsomer. Fungsi kapsid untuk memberi bontuk virus sekaligus sebagai pelindung virus dari kondisi lingkungan yang merugikan yirus.
-
Isi tubuh
Bagian isi tersusun atas asam inti, yakni DNA saja atau RNA saja_ Bagian isi disebut sebagai virion. DNA atau RI,IA merupakan materi genetik yang
berisi kode-kode pembawa sifat virus. Berdasarkan isi yang clikaudungDya, virus dapat dibedakan menjadi virus DNA (virus T, virus cacar) dan virus RNA (virus influenza,
HIV, H5Nl).
-
Ekor
Ekor virus merupakan alat untuk menempel pada irangnya. Ekor virus terdiri atas tubus bersumbat yang dilengkapi benang atau serabut. virus yang menginfcksi sel cu.kariotik tidak mempunyai ekor.
3) Rproduksi virus Perkembangbiakan Virus ada dua cara yaitu
1. Siklus litik
2.
Siklus lisogenik
Siklus titik ada beberapa tahapan/ fase ;
- Fase adsorpsi - Fase penetrasi,/ infeksi - Fase Reflikasi dan sintesis - Fase perakitan - Fase pematangal - Fase lisis
Siklus lisogenik ada beberapa tahapan_/ fasc ;
- Fase adsorpsi - fase infeksi - Fase penggabungan - Fase pembelahan - Fase sintesis - Fase perakitan -
Fase lisis
l$
105
Gambar siklus litik dan lisogenik.
P tDo
(3
{D
3.
:).} 'i:i:,,*"
Materi Prinsip (generalisasi hubungan rntar konsetrFkonsep yang berkaitan: hukum, azas) Cara hidup_virus berkaitan dengan reproduksi, dengan peran virus rlalam aspek kesehstar masyarakat
tmri,
4. Mate.i Prcs€dur (s€deretrn langkah yang sistematis dalam menerapkan prinsip) Mengamati proses perkembangbiakan virui pada organisme hiduo. Mendiskusikan penyebaran virus HIV dikaitkan denlan ciri perkunbangbiakannya.
Pendekatan, Model dsn Metode Pembelajeran
1. Pendekatan : saintifik
2. Model 3.
:
dan ketrarnpilan proses
Discovery Leaming/Inkuiri (Pertemuan pertama) dan project-based Leaming
@ertemuaa kedua).
Metode
:
Tanyajawab, diskusi, snrdi pustaka/dokumen
Medla, Alat, drn Sumber Pembetajaran
1.
Media:
a. LKPD (Irmbar Kerja Peserta Didik) b. Powerpoint c. Charta perkembangbiakan virus. d. Foto/gambar berbagai penyakit yang disebabkan oleh virus 2. AlayBahan: a. lapotop b. LCD 3. Sunber Belajar: a. b. c.
d. e. G.
Syamsuri, Istamar.2009. Biologi untuk SMA Kelas X Semester 2. Jakarta: Erla\ggl. Dyah Aryulina dkk. 2010, Biolory lB For senior higt school gmde X semesterl Eko Setyaningsih. 20l0,Biolory Bringing Science to your Lif; SIVL&MA Grade X, Bailmu" Jaka;ta Pujiyanto, sri. 2013._Menjelajah Dunia Biologil,Uanrk kelas X SMA dan Mdkelompok Peminatan Matematika dan Ilmu AlamJT, Tiga Serangkai pustaka Mandiri,solo Nufiayati, Nunmg.2Ol4. biologi untuk SMArlr4A Kelas X.yrama Widyq BaDdung
langkah-hngkah kegiatan pembelajaran
.4.
Pertemuatr 1 (3 x 45 Eenit) Deskripsi kegiatan Kegiatan
*
Pendahuluan
n
Mengucapkan salam dan berdoa./baca alquran(surat pendek
)
selanjutnya menalyakan kabir peserta didilq dengan menyampaikan ucapan "Bagainana kabar kalian hari ini? sudah siapkah belajar?' Siapa saja yang tidak bisa hadir dalam pembelajaran hari Lni? Guru meminta peserta didik untuk mengecek
106
.1.
{. .i.
tempat duduknya. Guru mengajukan pertanyaan tentang msteri yang sudah dipelajari dan terkait dengan rnateri yang akan dipelajari, dengan pertanyaan .,Masitr ingatkah kalian tentang apa yaag dipelajari dalam
virologi?
Curu menyampaikan tujuan pembelajaran atau
KD yang akan dicapai. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas pada pertemual ini.
Kegiatan lnti
9"-
l.
membagi kelompok
beranggotakan orang siswa).
{;asing-masing
l0 m€nit
Stimulasi
Disajikan berbagai kasus penyakit yang merebak saat ini yang disebabkan oleh virus seperti ebols. dan flu
flu
Flu
Menderita ebola Kemudian guru meminta peserta didik untuk 2. Problem statemeu (perttnyaaD atau
idetrtilik$i
10 menit
masalah)
Setelah mengamati gambar, guru
memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal
yang berkaitan dengan gambar tersebut
contoh pgrtanyaannya autara lairr : - Penyakit apa yang diderita orang tcrsebut? - Apa yang menyebabkan penyakit tersebut? - Kasus penyakit apa saja yang disebabkan oleh
virus? Bagaimanakah cara perkembangbiakan virus? Bagaimanakah penyeDaran 'r'irus HfV dikaitkan dengan ciri perkembangbiakannya? 3. Data Collection (pengumpulan dsta) Setelah prf,ses tanya jawab, guru memfasilitasi siswa
-
meoemukan jawaban dengan cara
-
30 menit
:
Memberikan le:nbar kerja kepada peserta didik
secara berkelompok Peserta didik secara berkelompok nrembaca dan mengisi lembar keria 4. Data Processing (pengolahan data)
-
25 menit
Setelah mengumpulkan informasi melalui kegiatan pengisian lembar kerja s€cara berkelompolg p€serta didik mengasosiasikan pengetahuan yang didapst dengan oara :
-
-
L
Mendiskusikan jawaban pertanyaan yang tertera pada lembar kerja dan konsep ya:rg terkait pada buku siswa
Membuat kesimpulan tentang
ciri dan stuktur
virus
- Mencari dan mendiskusikan karzkeristik vinrs yang m€nyerarg tumbuhan, hewan /manusia - Mencari dan mendiskusika[ proses -
perkembangbiakan virus secara litik dan lisogenik.
Mencari dan mendiskusikan kasus-kasus penyakit
yang disebabkan oleh virus termasuk mekanisme 5. Verification (pem buktian)
l0 menit
107
penyebab penyakit aan mingaitkan perii@rang harus dilakukannya untuk membentr:k sikap positifpa& generasi muda dan memverifikasi dengan datadata pada buku sumber 6. Generalization
(menarik kesimpular/
generalisasi) Menyimpulkan ciri dan karakter virus
Kegiatan Penutup
35 menit
-
perkembangbiakan dan cara penularan penyakit yang disebabkan oleh virus, serta sikap positif (anji diri) terkait dengan pen,.akit yang disebab kan oleh virus (pola hidup sehat). * Peserta didik diberi tugas mandiri uatuk-
.!. .i. .1.
,,.
l0 menit
mengerjakan tugas penilaian pengetahuan di rumah Guru melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakal Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaraq Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas kelompok dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemua[ berikutny4 mencari informasi tentang " p,eranan virus.. dan 5. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
Pertemustr ke2 ( 31 45 menit ) Langkah
Deskripsi kegiatan
oembelaiaran
Kegiatan Pendahulurn
*
n
Mengucapkan salarn dan berdoa,/baca alquran(surat pendek ) selanjubya menanyakan kabar peserta didih dengan menyampaikan ucapan "Bagaimana kabar katian hari ini',' sudah siapkah belajar?' Siapa saja yang tidak bisa hadir dalam pembelajaran hari ini? Guru meminta peserta didik untuk mengecek kebersihan kelas, rninimal di sekitar meja dan kursi tempat duduknya. Guru memotivasi dan memberi apersepsi dengan menayangkan charVgrafi k peningkatan penderita AIDS tingkat dunia dan menanyakan: .Apa yang kalian pikirkan tentang chart/grafik tenebut?', Dilanjutkan dengan pertanyaan "Apa kira-kira
Guru meminta salah seorang siswa menceritakan pemahamannya tentang hasil pengamatan foto/gambar tersebut.
Guru mengajak peserta didik mengidentifikasi tujuan pembelajaran. guru menyampaikan garis besar cakxpal materi dan peqielasan tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik rmtuk menyelesaikan permasalahan atau tusas Dada Dertemuan ini.
Alokasi waktu(mnO 10 menit
?$
108
Kegiatan Inti
Guru membagi kelompok
trn."sing-masft-
b€ranggotakan 4-5 orang siswa). & MeDentukau Pertanyqatr Mendas&r . Guru menyajikan g,ambar penyakit yang disebabkan oleh virus pada turnbuhan, hewan,
. o o .
l0 menit
dan manusia. Guru memints peserta didik menentukan pertanyaan atau permasalahal yang ter*ait dengan gambarPeserta didik menentukan proyek yang menjadi minat masing-masing kelompok. Peserta didik menjelaskan alasau pemilihan
proyek Peserta didik mengidentifikasi pentingnya berperan serta dalam menanggulangi penyebaran
penyakit yang disebabkan oieh virus, terutarna Hry (di antaranya melalui pemaiaman tentang TRLAS KRR (3 pilar keseharan reproduksi remaja): terbebas dari narkob4 Aee sex, dan HfV serta menguatkan GENRE (generasi berencana).
Metryusutr Peretrcanaan Proyek
o
Peserta didik inembaca tentang pemn virus dalam kehidupan (dampak positifCan negatif secara
ekonomi dan sosial) dari berbagai sumber yang terkait d€ngan topik proyek yang menjadi
o
minahyaPeserta didik mengamati berbagai gambar tentang peranan virus pada hrmbuhan, hewan, dan
o
. o
manusia Peserta didik mencari informasi mengenaicara menghindari dan mencegah aktivitas virus melalui pemahaman tentang karalteristik virus termasuk habitat, cara perkembangbiaka4 obat penghenti aktivitas virus. Pesena didik mencari informasi mengenai dampak positifdan negatifsecara ekonomi dan sosial dengan terjangkihya virus. Peserta didik mencari informasi tentang berbagei
jenis partisipasi remaja dalam menanggulangi
o
o
. o
penyebaran virus, Peserta didik menentukau jenis proyek yang akan dibuat (grafilq model, chart4 atau poster). Pesrta didik merancang bentuk dan isi proyek yang akan dilakukan (termasuk apa yang seharusnya dilakukan oleh para remaja dalam
menanggulangi penyebaran virus) Guru bersama peserb menyepakati bentuk pemantauan proyek Guru bersama peserta didik merancalg instrurnen dan rubrik untuk menilai proses dan produk
c.
provek Menyusun Jadwal:
. . .
d.
Siswa menentukan waktu penyelesaian proyck Siswa merancang urutan kegiatan ),ang diselesaikan pada masing-masing tahapan proyek Siswa mengatur waktu konsultasi de.ngan gum unhrk menyelesaikan proyek
Memantau Pmyek:
o o .
Siswa melaksanakan tahaptahap proye,k sesuai rancangan Siswa mengkonsultasikan hal-hal yang menjadi permasalahan dalam penyelesaian proyekGuru memantau pelaksanaan proyek siswa berdasarkan instrumen dan rubrik yang sudah disepakati.
35 menit
109
o o
Kelompok siswa lainnya menanggapi dan menilai hasrl kelompot sesuai dengan pembagial p€nltalan [asrt yang sudah disepakati
o
f.
Masing-masing kelompok siswa memajang dan mempresentasikan hasil proyek
Guru menilai dan memberi komentar mengenai
m"oi.--m..ind L^r^--^,, MengevaluasipingaEiin hasil omvek
.
o
o
Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengungkapkan perasaan darr pengalamannya menjalankan proyek Guru mengajak sjswa mendiskusikan seluruh proses penyelesaian proyek dalam ;:;gka memperbaiki krne{a selaola proses pembelajaraq unruK menJawab permasalahan yang diajukan paoa tanap perhma pembelajaran. Guru mcngajak siswa membahas mengenai peningkatan pemahaman yang te{adi farena
Kegiatan Penutup
t0 menit
Siswa diajak menyusun kesimpuian mengenai r Peranan virus dalam kehidupan. . Dampak dari aktivitas virus terhadap makhluk
o o o
hidup.
Cara menghindari dan mencegah aktivitas virus. Dampak positifdan negatifsecara ekonomi dan sosial dengan terjangkitnya virus Hal yang seharusnya dilakukan oleh para rcmaja dalam menanggulangi penyebaran virus
Guru mereviu dengan memberikan
p"rtTyT" untuk
pembelajaran.
pertsnyaan_
mengukur ketercapaian tujuar
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
merefleki hasil pembelajaran dengan menulis jumal
belajar (iujur, disiplin, tanggune jawab. ramah lingkungan, dan bekedasama)
memberikan tugas untuk trertemuau !"1*rya yaitu membust peta pikiran mengenai Archaeobacteria dan Eubacteria dan peranaimya
9rf
dalam kehidupan".
E. 1-
Peailaian
Jenivteknik penilaian No.
I 2. 3
Aspek Sikup Pengetahuan
Ketrampilan
Tekrik
-
-
Observasi kegiatau diskusi kerompok Penugasan
Tes T€rtulis Laporan
Mengetahui, Kepala SMA N 3 Kota Tangsel
Lanpiran
Bcntuk IDstrumcn
-
-
Lembar Observasi
1
Soal Penugasan
2
Soal Pilihan eanda
Rubrik Penilaian
3
Tangerang SelataD" Oktober 2014
Guru
P{gjaran Biologi
Drs.H.P.A. Sopandy, M.Pd
Nip. 19580726 1983031 I 009
l3
198512 2 003
b
I,AMPIRAN
110
6
6' tr (9
tr
a
(\
?
?
^(s
l-J ^cd.r
ido -vo
c6(l)
-VA 3d
6r
A,s
(B0)
,.e
o
a
o.p
Eo
.6
o-
o-
E,)
-o(d $t
bo-
b0=0)
/\(B !-r '=
lzq !.. dtr o.-
-d(B (l),:
.oE
E/ o)E
ro 'F
ro.i
';,'Eo
=
,i6
0) (B ;E !o0 is o) .5z 'o
.=
ti
o l-l
ti
'- 6i Qoo
'6 x+ =..!e or Lo !U E-
!t)
cd
o"g^^..:
-o
a\6
HhD
d >,x
.E56) -^ 6D
x9'tr triq xe =
di';-
.! E
a F
O.
yjJ bo
(g
h
{0Jo
^.,.i
&E
.E gE' 'E s
sB
L-.1
b0
o
0)
c0
,o)iio _.= io-ft 9ta trdo
-eb0 odtr
z
r-
(\ o.
G
-o
.=
+:N oo = si.l oc 0,)
-oB tr0)Q tr0) a -.{ tr O6lcd
cc
€
OcG
Q
o E (6 cd
(0 cd
o .o E 0)
o o
v o--d o -otra c!v.''- ii tr 6'" ti rt E6= (g 6 i-v =drE .: -52 .6 € 1jr E n L-.,1 d (J t-l cd -V r+dc tr llE 6t V'd M *:3 I =
q.g c cii !.9 ar 'o 0) bo.- c b00 (E(!> in< r,l -! 3 -M=E >.; - cd >'Ecd v5d M cd (B -l (! --r ! 466(g cdcd! (gCB cd l. oOo I O-v s(.) = olz 6 '. '^ 2 tr-o ;lcc 4trtr or l-' (] oo 0) o z o.o z a-.-. z o.o
e
&g
9E
:l!o cd cd E 60E 6Jb! '?d a (!' 0) a; >, oo-
o
XB !JC
c6
.cd O. JZ 9i '5 'A 'd F '6 -\Z cd a .o
o_::
oini:
(a
sh Er-
o =o -:z bo> o -clr, .0)oll
a. (! ()
(d
':3(s
(!
o
d 0)= :YE>,
(gCirl
tr_v o .=ta u i"6
Voo
[i c-
o)X:l
o =.: E+.i
=*
ad
i-q oEr_ cStr-
L
O)
Eo X-c
q^
Qith
;<s
d)
^o d'o iro
cd :1 c
() IIJ .:
OIJ
=0)
N
O
bo.=
u) VE N
111
o
O
N
i:
o
d
ID
(!.)
o-
€(!
ot (qd)
-co cd i,
9a o cd6
E
cd
6,
bo
o, =0)
o ^tr E
.o ($
a
o'!, Pbr d(E
.a= Acd
H.9
a>
Roo tr.d
ig v(!
-v :i,
s>' o. (!
.oE .o
.d 0.)
d
d .d
9 (! b0 0.)
(6
bo .9
cd
cd O.
0) ,:
s€ sE €E c o-(o .'o
0)
o o
€ l-^c
b0x
-d
.Y (-.)
V
-Ee
cd
>,
ho
oobI th -=
-o6 :3
--t bI) t) c 'o)o -i:ENS6
"o
o.e
E!
E
o
_i:
H.s o .o -v (d .o
b0.o
bo
xbo
9b
o o .o
:o)
=
(B
.o
g'd _o d
E CiF or.
tc?
3
iir
_
ti: dor i; boE.d ootr bx
o 6Ja /d, tr HJl H6* .6 () aa,
oo 2oEt6 .': F oio oiiY
(s
5d
=2dC .! .:4
E
cd
E6^
E
6
€ o
E
E
abJ
I
Cdr
iiE
o
cC
J4
EJ
C)
.:Y
(.)
eo
o
C\l
.go 6
ox
rJo
,-
-o
b0
.hd .:,! 0)
!o-
aC
!o.
c0
!;;
rC
o
.o 0)
cd
(0
bo bo
()
o
3()
o
C,\A
o0 bo
dol od0)
11)
.e
a
(c
(4.= ;
g
o.
(B
-:y^
(o
.F
(B
o-^
(!)
cd
(B
O0r !bo
.)c -ho .vd
9c lid
!B
C'
'd
trEb WE
(B
6o) jjL
cd
b0.= a M orl.= Ol)-
th=
Or
A.d (L):
0)
(.)
(gE
--C .i dp
otr
cB .6
-=c
c€
r<
(j-o
(do-
q.!i!
do ,)a{ 30) o
;.-i e
E* r
Yi .= a trdJoJ
=o
\t
(0
--
a z.y
0)
o 0l
E
!:o0r
112
E'i z
zic
O
N
-E()
(o
u1
=
o-,: aav) 4air: dr-> o?':
=o ,\a E=
q
bo
t,i
oD
C.r
o cd
: tr
*Vi Et-
'2E'')d)
l'.i 6 c lc l0)=i: l6_- LX olEis
Lo-; LA lt'=)== l(., > h
t!e=
ls,b 1(g l.= a) l! e l=5 _ a 16) y,J o, lo.A r-
o0
sv
s-
iitL
5t
.1 'E
E--::;q
w
o
7) -v
9.8 fi g A E EE E-r:5(J
U)lI
EFEIJJ
E,. Y-]'* 5 i 'E
.dl
\
EA ^Z EUl q0=
.}:-E E>
l6 0. i: l :i 6 t - ri 'c ldrEe o tr
coStrd Y.o,n E!,0r.) c: ? b0 \,,/ oa< 61 .-
JE T-; lC -:r o i7 ds
lEs
,-ri d_
3.58 -; 6.a
.aE
=a,, a)
6*"
a
=U
v= ,d)
g
l0):
cdv -.1 r-
ii
lc ao(B
(!
S
€ii
!ro r.O
0)
,,,
q,
.i
i-^'\
6}Z
l5 lu-:
'-
tra-= o-: !? E .rr ii
d(g
o
E
o'o a-
trE tr(! .d
,
aod-.1 'dc =1 X 0...r
d .6
=cl
3() .\/
!
tr
.= (! -o F
cd
ot
s soo
a
o
JI (tI ta O
ox
!:615
(n
rd
Eo
bt
gFa
l
(\
O
-=
iiz
E
!e r!: dt -va,l_r!a ..^Ba! ., S '!9\JA /'\ ^A4 dJ
+
rt
^ r.-
cd
.o
r'
2 Aa s
cg
cl)
v
-
cd
-o .o
\
3;+,! *c._:2 0) ;r
-
C.l
LAMPIRAN
113
7
so
bI r:.1
L o
x
-tlrl
o
N
il q)
L
c)
a
r3 E q)
a,)
o
L
E
q G
cl
() F]
o o o o o
E E
I
o
{L)
&
v
()
6.r
z
l
EI
;t!
Gt5 -:l .!
Elc-
q
!t)
o)
S
a.)
or
()
L
tr L
o
!
U V F
(!
c c.l
+ o\ o\
O
6\
r-
C(
EI# E g
bI
F
o)
E
(d
CO
..1
q
R .c
v
q)
o r!)
(!
v)
h
o cc I bx
a)
q)
v
v
L o\
t-
\o O
+
6\
114
LAMPIRAN
8
KUESIONER PENILAIAN OTENTIK PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI DI SEMESTER GANJIL KELAS X A. Ketentuan l. Kuesioner ini semata-mata hanya digunakan untuk keperluan penelitian mengenai penerapan penilaian otentik di SMA Negeri se-Tangerang Selatan pada Konsep Biologi di Semester Ganj il Kelas X. Kerahasiaan kuesioner ini akan dij aga dengan baik berdasarkan kode etik penelitian dan sama sekali tidak berpengaruh terhadap karir Bapak/Ibu; 2. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu untuk menj awab seluruh pemyataan yang ada dalam kuesioner ini; 3. Guna memudahkan dalam pengisian kuesioner, Bapak/Ibu dapat membaca petunjuk pengisian kuesioner terlebih dahulu. B. Karakteristik Responden (Mohon diisi) Nama Guru Tempat Mengajar LIP Jenis Kelamin
NIP C. Petunjuk Pengisian Berilah tanda ceklis ( r/ ) pada kolom yang telah tersedia, dengan memilih jawaban yang sebenamya.
Indikator Penerapan Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Biologi Kelas X Semester Ganiil 1
Apakah Bapak/Ibu mengetahui yang dimaksud dengan penilaian otentik?
Jika Ya, menurut Bapak/Ibu penilaian otentik adalah
Ya
Tidak
115
2.
Apakah Bapak/Ibu mengetahui tujuan di
Ya
Tidak
gunakannya penilaian otentik dalam
pembelajaran? Jika Ya, tuliskan tujuan penggunaan penilaian otentik yang Bapak/Ibu ketahui!
3.
Apakah Bapak/Ibu mengetahui ciri-ciri penilaian
Ya
Tidak
otentik?
Jika Ya, tuliskan beberapa ciri penilaian otentik yang Bapak/Ibu ketahui
!
116
4.
Apakah Bapak/lbu mengetahui macam-macam
Ya
Tidak
penilaian otentik?
Jika Ya, jenis penilaian otentik apa saja yang Bapak/Ibu gunakan dalam pembelajaran?
5.
Apakah BapaVlbu memiliki dokumen penilaian
Ya
otentik?
Jika Ya, dokumen penilaian apa saja yang Bapak/Ibu miliki?
Tidak
1t7
6.
Apakah Bapak/Ibu mengetahui pentingnya
Ya
Tidak
peraran penilaian otentik dalam Kurikulum 2013?
Jika Ya. tuliskan peranan penilaian otentik yang Bapak/Ibu ketahui
7.
Apakah Bapak/Ibu pemah menggunakan penilaian
Ya
!
Tidak
kinerj a?
Jika Ya, pada materi apa saja Bapak/Ibu menggunakan penilaian kinerja?
118
8.
Apakah Bapak/lbu merasa kesulitan menggunakan
Ya
Tidak
penilaian otentik dalam pembelajaran?
Jika Ya, tuliskan kesulitan-kesulitan yang Bapak/lbu alamil
9.
Apakah Bapak/lbu mengetahui hal-hal yang
Ya
Tidak
menyebabkan sulitnya melaksanakan penilaian otentik? Jika Ya, tuliskan beberapa penyebab sulitnya Bapak/Ibu melaksanakan
penilaian otentik!
119
10.
Apakah Bapak/Ibu mengetahui hal yang
Ya
membedakan penilaian otentik dengan penilaian
tradisional? Jika Ya, tuliskan perbedaan-perbedaan antara keduanya!
Tidak
120
Tabel Jawaban Kuesioner Guru SMA Negeri se-Tangerang Selatan No.
l.
Pertanvaan Apakah bapak/ibu mengetahui yang dimaksudkan dengan penilaian otentik?
Nama sekolah SMAN E
Jawaban Penilaian secara komprehensif untuk menilai mulai dari proses sampai selesai pemebelajaran yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampian peserta
didik. SMAN G
SMANA SMAN L
SMAN D
SMAN H
SMAN F
SMAN C
SMAN
I
SMAN
J
SMAN K
Penilaian yang dilakukan pada saat kegiatan berlangsung Penilaia secara menyeluruh dalam proses pemebelajara, mulai dari input, proses hingga output. Penilaian yang mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktivitas dalam pembelaiaran. Penilaian produk dan kineria. Proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkap, pembuktian atau menunjukan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai atau dicapai. Penilaian yang dilakukan menyeluruh mulai dari input, proses dan output pembelajaran yang meliputi ranah sikap. keterampilan dan penilaian. Penilaian yang melalui tiga aspek (kognitif, apektif dan psikomotorik) yang melalui tiga tahap dimulai input, proses dan output. Penilaian yang mengharuskan peserta didik untuk menunjukan pengetahuan, sikap, keterampilan, yang nyata atau real life situatios. Penilaian yang didasai pada pemahaman, pengalaman, dan kemampuan peserta d,idik di dalam proses belajar mengajar untuk mengukur ketercapaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian dilakukan dengan cara merefleksi dan mengevaluasi kerja siswa sendiri secara bersama untuk meningkatkan pemahaman terhadaD suatu materi. Penilaian yang mampu memberikan informasi kepada peserta didik secam valid melalui pendekatan, prosedur dan instrument penilaian proses dan pencapaian pembelaiaran peserta didik. Proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkemabangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakuakan peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkap, membuktikan atau menunjukan secara tepat bahwa tuiuan pebelaiaran telah benar-
121
benar dikuasai dan dicapai.
SMAN B
2.
Apakah bapak/ibu mengetahui
SMAN E
t juan digunakannya penilaian otentik dalam pembelajaran.
SMAN G
SMANA
SMAN L
SMAN
I)
SMAN H
SMAN F SMAN C
SMAN I
SMAN
J
SMANK
Pengukuraa bermakna atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan yang mementingkan peneilaian proses dan hasil sekaligus dan menekankan kemampuan siswa untuk mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki secara nvata dan bermakna. Upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas pembelajaran (proses belajar mengaiar). Penilaian sesuai dengan kondisi real dan bersifat obiektif. Menjadi bukti adanya proses penilaian secara menyeluruh dalam proses pembelajaran dan memberikan penilaian secara obj ektif terhadap peserta didik. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menerapkan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki dalam bentuk tugas, dan untuk mengetahui keterampilan siswa dalam praktikum. Mengetahui kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil belaiar secara utuh. Mengetahui kemampuan siswa dalam menyerap materi pembelajaran pada tiga ranah (sikap, pengetaluan dan keterampilan) Untuk menilai secara obj ektif terhadap hasil pembelaiaran siswa. Memebantu peserta didik dan satuan pendidikan untuk: Meningkatkan pemahaman mengenai prinsip-prinsip penilaian dan penilaian otentik, merencanakan dan melaksanakan penilaian hasil belajar siswa yang berkualitas sesuai dengan kompetensi (sikap, pengetahuan dan keterampilan), mengolah hasil penilaian dan menindak lanjutinya, menyusun laporan capaian kompetensi siswa secara objektif, dan
informatif. Mengukur pencapaian kompetensi peserta didik, mengukur pencapaian pemahaman materi pembelajaran, dan mengukur keberhasilan proses pembelaiaran yane dilakukan oleh euru. Agar peserta didik mengetahui informasi penilaian belajar yang sudah dilaksanakan secara valid dan konkret. Menilai kemampuan individu melaui tugas tertentu, menentukan kebutuhan pembelaiaran, membantu dan
122
SMAN B
Apakah bapaUibu mengetahui ciriciri penilaian otentik?
SMAN E SMAN G
Observasi, menanya, menalar dan mencoba
SMANA
Objektif, terpadu, berkesinambungan, ekonomis dan praktis, transparan, akuntabel dan edukatif Kognitif: tes tulis, lisan dan tugas Sikap: penilaian pengarnatan disiplin, gotong royong, tanggung jawab, dan spiritual Penilaian praktikum mencakup penguasaan alat-alat lab. Dan laporan praktikum Memandang penilaian dan pembelajaran terpadu, mencerminkan masalah dunia nyata, menggunakan berbagai cara dan criteria, holistik (kompetensi untuh meliputi sikaD. Densetahuan dan keterampilan) Komprehensif melalui input, proses dan output, menilai ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan, penilaian yang relevan dengan pendekatan scientific atau dunia nyata, sesuai dengan prinsip penilaian.
SMAN I,
SMAN D
SMAN H
SMANF SMAN C
SMAN I SMAN
J
SMANK SMANB
4
Apakah bapak/ibu mengetahui macam-macam penilaian otentik?
mendorong siswa, membantu dan mendorong guru untuk mengajar lebih baik, menentukan strategi pembelaj aran, akuntabilitas lembaga, dan meningkatkan kualitas pendidikan. Menilai kemampuan individu melalui tugas tertentu, membantu dan mendorong siswa, menentukan kebutuhan dan strategi pembelajaran, memantau kemaiuan belaiar. memperbaiki proses pembelaiaran.
SMAN E SMAN G SMAN A
Penilaian yang saling terintegrasi antara sikap, pengetahuan dan keteranpilan Penilaian berbasis portofolio, pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal, menilai proses pengeriaannya bukan hanya hasilnya, penilaian spontan Reliable, objektif adil, terpadu, terbuka, berkesinambungan Faktual, konseptual dan procedural. Memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu, mencerminkan masalah dunia nyata, menggunakan berbagai cara atau criteiia, holistik Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran, menggunakan berbagai macam instrument, pengukuran dan metode yang sesuai dengan karakteristik pengalaman belajar, dan berkesinambungan, adil akuntabel dan obi ektif.
Menilai sikap: observasi, penilaian diri, penilaian teman seiawat, iumal
123
Menilai pengetahuan: tes tulisa, lisan dan penugasan Menilai keterampilan: tes praktik, proiek, dan SMAN L
lortofolio. Sikap: pengamatan Pengetahuan: tes tulis, lisan dan penugasan
SMAN D SMAN H
SMANF
SMAN C
SMAN I SMAN J SMAN K SMAN B 5.
Apakah bapak/ibu
SMAN E
memiliki
SMAN G
dokumen penilaian otentik?
SMANA SMAN L SMAND SMAN H
SMANF SMAN C
(t.
Apakah bapak/ibu mengetahui pentingnya peranan penilaian otentik dalam kurikulum 2013?
SMAN SMAN SMAN SMAN SMAN SMAN
I J
K B E G
Keterampilan: praktik Kinerja, proyek, portofolio, dan tertulis Tes: kuis, Ulangan Harian, UTS Non tes: penilaian sikap dan kinerja Sikap: observasi, penilaian diri, jumal, penilaian antar teman Pengetahuan: tes tulis( KD, UH, UTS, UAS, US, f.rN) dan tes lisaa Keterampilan: projek; produk dan portofolio Sikap: observasi, penilaian diri, penilaian antar peserta didik, jumal Pengetahuan: tes tulis, lisan penugasan Keterampilan: praktik, proyek dan portofolio Penilaian kinerja berupa daftar ceklis, dan anekdot Penilaian proyek, protofolio, tes tulis dan tugas Ulangan harian, UTS, US, penilaian keterampilan, observasi dan penilaian sikap Sikap atau prilaku dan criteria kineria Skala sikap, tugas kelompok, diskusi dan kineria Penilaian kinerja, portofolio, projek Observasi, tes tulis dan proiek Sikap, pengetahuan dan keterampilan Penilaian kinerja, proyek, portofolio dan tes tulis Soal, penilaian sikap dan praktikum Penilaian sikap, pengetahuan daa keterampilan Sikap: observasi, penilaian diri, penilaian antar peserta didik, jumal Pengetahuan: tes tulis, lisan penugasan Keterampilan: praktik dan proyek Portofolio. catatan anekdot, nilai harian, daftar absensi UH, UTS, US, proiek, observasr Sikap dan kinerla Observasi kinerja praktikum dan skala sikap
SMAN A Kurikulum semakin ielas dan terstandar SMAN L Dapat mnegembangkan sikap social dan religius untuk SMAN D
mengembangkan nilai karakter Megetalui kesiapan siswa dalam belaiar, dapat
124
SMANH SMAN F SMAN C
SMAN I
SMAN
J
SMANK
SMANB
7.
Materi apa saja bapak/ibu pernah menggunakan penilaian kinerj a?
SMAN E SMAN G
SMAN A SMAN I,
I)
SMAN SMAN SMAN SMAN SMAN
I
SMAN
J
H F C
SMANK SMAN B 8.
Apa saj a kesulitan bapak/ibu dalam menggunakan penilaian otentik?
menentukan metode mengajar dalam setiap periode belaiar, dan mengetahui hasil pembelaiaran Dapat mengukur kemampuan siswa secara objektif baik pada ranah sikap, keterampilan dan peneetahuan Dalam proses pembelajaran kita dapat mengukur kemampuan siswa secara otentik Tidak hanya mengukur apa yang diketahui siswa tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh siswa. Mengetahui kemampuan siswa lebih baik, kemampuan siswa yang dinilai berdasarkan hasil kerja siswa secara nyata sehingga tujuan pembelajaran menjadi lebih tercapai, kemampuan siswa yang dinilai menyeluruh. Untuk mendapatkan nilai peserta didik secara valid Perubahan peran siswa aktif dalam pembelajaran, perubahan peran siswa dalam pembelajaran, dan orang tua sebagai tenaga relawan evaluator pada berbagai penilaian. Dapat menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik dapat menguasai kompetensi dan dapat mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami diiinya sendiri. Keanekaragaman hayati, monera dan protista Monera Penilaian pada saat praktikum Ruang lingkup makhluk hidup, virus Keanekaragaman hayati, ruang linekup makhluk hidup Metode ilmiah, virus, bakteri Metode ilmiah, keanekaragaman hayati dan monera Ruans linskup bioloei .funei. virus Ruang lingkup biologi, keanekaragaman hayati, protista, monera, virus dan fungi Ruang lingkup biologi, keanekaragaman hayati, virus, protista. fungi. plantae, dan animalia Materi membuat makalah untuk presentasi kelompok Ruang lingkup biologi, keanekaragaman hayati, monera. ffotista- funei dan plantae.
SMANE SMAN G
SMANA SMAN L
Belum memahami teknis penilaian di kelas, dan belum memahami pembuatannya Waktu yang sempit saat KBM, jumlah siswa yang banyak dalam tiap kelas Kesulitan dalam menilai sikap, terlalu banyak penilaian sikap yang harus diamati dan keterbatasan waktu dalam
KBM
125
SMAND SMAN H SMAN F SMAN C
Hal baru dipraktikan dan banyak haVaspek yang harus dinilai. Kesulitan mengatur waktu untuk menilai sikap karena setiap proses pembelajaran perlu menilai sikap Waktu, alat dan bahan praktikum Terlalu banyak bukti fisik penilaian yang harus disimpan, terutama penilaian diri, dan penilaian antar peserta
SMAN I
SMANJ SMAN K
didik
Untuk menilai keterampilan ada kesulitan untuk mengamati skill setiap peserta didik. Jumlah siswa yang cukup banyak 38-39 siswa dalam satu kelas Moving class, dan sarana dan prasana kurang mendukung. Banyaknya penilaian yang harus diisi, sehingga mengganggu ketuntasan menyelesaikan materi pembelajaran. Yang dinilai terlalu banyak sehingga sulit menilai satu persatu
SMAN B Apa
saj a
Repot menulis nilai dengan fakta-fakta atau bukti pendukung. Banyaknya item yang dinilai sehingg4 penilaian belum maksimal.
SMANE
penyebab sulitnya
SMAN G
menerapkan penilaian bagi bapak/ibu?
SMAN A SMAN L SMAN D
SMANH SMAN F SMAN C
SMAN I
SMAN.I
SMAN K
Kurangnya pelaihan dan pendampingan bagi guru Pelatihan dan pendampingan sifatnya tidak berkesinambungan Jumlah siswa dalam kelas banyak, waktu belajar yang sempit, dan rubrik terlalu rumit Kurang dapat membagi waktu Jumlah siswa yang banyak, sarana dan prasarana belum memadai Perlu mempersiapkan lembar penilaian sikap, dan waktu yang terbatas Kurang sosialisasi kegiatan sekolah yang dapat mengganggu kegiatan pembelaiaran dan penilaian Sulitnya mengamati keterampilan unjuk kerja dengan beberapa aspek yang dinilai karena keterbatasan guru dalam menilai satu persatu Keterbatasan waktu belaj ar, j adwal kegiatan sekolah dan KBM yang sering tumpang tindih Jumlah siswa yang terlalu banyak, waktu pembelajamn yang kurang cukup dan lembar penilaian yang terlalu banyak Guru harus membuktikan fakta-fakta pendukung
126
SMAN B 10.
Apakah bapak/ibu mengetahui perbedaan penilaian otentik dengan tradisional?
SMAN E SMAN G
SMAN A SMAN I,
SMAN D
SMAN H
SMANF SMAN C
SMAN I
SMAN
J
SMAN K
SMAN B
dalam membuktikan nilai siswa Masing belum faham mengenai konsep penilaian otentik
Otentik: saat pembelajaran berlangsung dengan skor jelas dan objektif Tradisional: subiektifdan skor kurans ielas Otentik dilaksanakan dari input, prcses dan output Tradisional :hanya output Otentik: mencakup ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan Tradisional : pengetahuan saj a Otentik: mengekspresikan respon, masalah dunia nyata, aplikasi, terintegrasi pembelajaran, pembuktian lagsung Tradisional: memilih respon, masalah dunia kelas (sekolah), ingatan/ pengetahuan, terpisah dengan pembelaiaran, pembuktian tidaklangsuns Otentik: dilakukan pada ranah sikap,pengetahuan dan keterampilan, mengacu pada pembelajaran pendekatan
saintifik Tradisional: tidak terlalu menekankan pada penilaian sikap, belum mengacu pada saintifik Otentik:mencakup 3 ranah Tradisional: hanya mencakup penilaian kognitif sala Otentik: penilaian pada proses dan hasil akhir, dan mengharuskan peserta didik menunjukan kemampuan dari sikap, pengetahuan dan keterampilan Tradisional: hanya pada penilaian hasil belajar, lebih menekankan penilaian pada pengetahuan Otentik: waktu tidak terbatas, belajar tuntas dengan dikaitkan masalah dunia nyata yang dilaksanakan berkesnambungan Tradisional: terbatas saat KBM, penilaian tiap materi terpisah dan lebih ditekankan pada kemampuan pengetahuan. Otentik: hasil penilaian yang diinformasikan lebih akurat dan valid dengan ranah penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Otentik: penilaian yang sebenamya Tradisional: siswa memilih respon dari daftar yang diberikan Otentik: tidak hanya lewat penilaian tes tapi siswa diminta mendemonstrasikan atau mengkonstruksi pengetahuaru:rya sendiri Tradisional: menilai pengetahuan siswa yang telah dikuasai sebagai hasil belajar lewat tes obiektif