DESIGN STUDY OF STANDARDIZATION OF STREET NAME SIGNAGE FOR CITY OF INDOENSIA Baroto Tavip Indrojarwo Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
ABSTRACT Representation of nation culture can be identified by ordered and aesthetic aspect of the environment. A main element of urban design is a city or environmental signage that pervades street name signage, traffic signage, building/sties name signage, city information signage, city map signage, outdoor advertisement, city landmark, city gate and others. In wider definition environmental signage is a part of environmental design that can be developed to build city branding. As an environmental signage, street name signage has several functions i.e. as city identity, information, navigation, and even education. Requirement of good street name signage i.e.: built by a system or hierarchy, easy to read and understand, placed on right location, contented useful and educative information, constructed by heavy duty structure and materials and easy to maintain. To realize organized street name signage there are several standardizations needed, such as: information content, form, dimension, graphic (color, font, text and icon), location, structure, construction and material. On the other hand, condition of existing street name signage in cities of Indonesia is generally lack from these requirements. The research’s aim is to search and formulate standardization of street name signage design in Indonesia that can be developed into National standard. Data and information needs of this research are streets organization or hierarchy, information needs of street users, local identity of city, form and dimension of street name signage, graphic aspects (color, font, text and icon), location, structure, construction and materials. The data above can be analyzed to develop and define several standards of design aspects i.e.: hierarchy system, information content, writing methods, form, graphic aspects, strategic location and structure, construction and material. The research’s result is recommendations of street name signage design standardization that contents several variables above. The result can be assigned as design requirement inputs that developed into graphic manual standard (GSM) of name street signage design for cities in Indonesia. This research can be advantaged to wider problem of Indonesia environmental signage, such as: standardization of city information, standardization of traffic signage, standardization of city outdoor advertisement and standardization of building and sites name signage.
BAROTO TAVIP I, DESIGN STUDY OF STANDARDIZATION OF STREET NAME SIGNAGE FOR CITY OF INDOENSIA
ABSTRAK Representasi budaya bangsa dapat diidentifikasi dengan teratur dan aspek estetika lingkungan. Sebuah unsur utama desain perkotaan adalah sebuah kota atau lingkungan yang meliputi papan nama jalan, petunjuk lalu lintas, bangunan / nama, papan petunjuk informasi kota, papan petunjuk peta kota, outdoor iklan, tengara kota, gerbang kota dan lain-lain. Dalam definisi yang lebih luas papan nama petunjuk lingkungan merupakan bagian dari desain lingkungan yang dapat dikembangkan untuk membangun branding kota. Sebagai petunjuk dari sebuah lingkungan, papan nama jalan memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai identitas kota, informasi, navigasi, dan bahkan pendidikan. Kebutuhan papan nama petunjuk jalan yang baik yaitu: dibangun oleh sebuah sistem atau hierarki, mudah untuk dibaca dan dipahami, ditempatkan pada lokasi yang benar, menyediakan informasi yang berguna dan mendidik, yang dibangun oleh struktur yang kuat dan bahan-bahan dan mudah dalam perawatan. Untuk mewujudkan papan petunjuk jalan yang terorganisir ada beberapa standarisasi diperlukan, seperti: informasi isi, bentuk, dimensi, grafik (warna, font, teks dan icon), lokasi, struktur, konstruksi dan material. Di sisi lain, kondisi yang ada papan petunjuk nama jalan di kotakota di Indonesia pada umumnya kurang dari persyaratan tersebut. Tujuan penelitian adalah untuk mencari dan merumuskan standarisasi desain papan nama jalan di Indonesia yang dapat dikembangkan menjadi standar nasional. Data dan kebutuhan informasi dari penelitian ini adalah organisasi atau hierarki jalan-jalan, kebutuhan informasi dari pengguna jalan, identitas lokal kota, bentuk dan dimensi dari papan nama jalan, aspek grafis (warna, font, teks dan icon), lokasi, struktur, konstruksi dan bahan. Data di atas dapat dianalisa untuk mengembangkan dan menetapkan beberapa aspek desain standar yaitu: sistem hierarki, isi informasi, metode penulisan, bentuk, aspekaspek grafis, lokasi strategis dan struktur, konstruksi dan material. Hasil penelitian ini adalah rekomendasi dari desain papan nama jalan dapat dilakukan standarisasi yang isinya beberapa variabel di atas. Hasilnya dapat ditetapkan sebagai persyaratan desain input yang dikembangkan menjadi standar manual grafis (GSM) dari desain papan nama jalan untuk kota di Indonesia. Penelitian ini dapat menguntungkan untuk masalah yang lebih luas di lingkungan Indonesia, seperti: kota standarisasi informasi, standardisasi papan lalu lintas, standardisasi iklan luar ruang kota dan standardisasi bangunan dan nama situs papan nama jalan.
BAROTO TAVIP I, DESIGN STUDY OF STANDARDIZATION OF STREET NAME SIGNAGE FOR CITY OF INDOENSIA
PENDAHULUAN Kondisi Desain Papan Nama Jalan di Indonesia Kondisi desain papan nama di kota dan daerah di Indonesia sebagian besar mempunyai beberapa kekurangan dalam standarsisasi, Standarisasi sangat diperlukan untuk memudahkan pengguna dalam memiliki persepsi yang sama, mencari, menbaca dan menebak kontennya sehingga kecepatan penguasaan informasi sangat diperlukan dalam berlau-lintas. Beberapa kekurangan kondisi desain papan nama jalan di Indonesia, diantaranya: Metode penulisan a. Cara penulisan nama yang tidak standar, misalnya: nama Jalan Jendral Sudirman terkadang ditulis Jend. Sudirman, Pang. Sudirman, Jend. Soedirman, dll. b. Cara penyingkatan yang tidak standar, misalnya: Jalan terakadang disingkat Jl., Jln.; Mohammad Husni Thamrin terkadang disingkat MH Tharmin, Moh. Husni Thamrin atau Muh. H. Tharmin, dll. Konten informasi dan susunan penulisan Konten informasi pada papan nama jalan tidak standar, ada yang ditulis nama jalan saja, ada yang ditulis nama jalan dan kode pos, ada yang ditulis terjemahan nama jalan dalam tulisan daerah, dll. Beberapa contoh susunan penulisan papan nama jalan: a. Penulisan papan nama jalan yang hanya sebaris berisi nama jalan saja b. Penulisan papan nama jalan yang terdiri dari dua baris, misalnya: nama jalan di atas kode pos di bawah atau sebaliknya, nama jalan di atas dan terjemahannya dalam tulisan daerah (misalnya huruf jawa) di bawah. c. Penulisan papan nama jalan yang terdiri dari tiga baris, atas-nomor jalan, tengahnama jalan dan bawah kode pos Bentuk, warna, gambar/ikon dan dimensi a. Bentuk dan dimensi papan nama sebagian besar tidak mempunyai hirarkhi yang baik, sehingga sulit dibedakan kelas jalan dari dilihat dari bentuk dan dimensi b. Bentuk dan warna papan nama jalan yang tidak standar mengakibatkan sulitnya membedakan papan nama yang resmi (terdaftar) dan yang tidak resmi (mainmain) buatan masyarakat sendiri. Bentuk papan nama perlu distandarkan untuk suatu lingkungan tertentu, misalnya kota, kabupaten. c. Gambar/ikon yang digunakan dalam papan nama jalan seringkali tidak standar, shingga sulit utnuk memaknai dalam waktu singkat d. Ukuran huruf yang digunakan seringkali tidak standar secara ergonomic visual, sehingga aspek keterbacaan (readability) kurang memenuhi persyaratan Penggunaan huruf (font) a. Penggunaan huruf tidak standar dari aspek bentuk (font) b. Penggunaan huruf tidak standar dari aspek tata atur penulisan huruf capital dan huruf kecil, sebagian besar ditulis huruf kapila semua dan ada yang ditulis huruf capital dan huruf kecil. c. Penggunaan huruf tidak standar dari aspek ukuran (size) dan geometri (regular dan bold) d. Penggunaan spasi yang tidak standar, baik spasi vertical (spacing) maupun spasi horizontal (kerning)
BAROTO TAVIP I, DESIGN STUDY OF STANDARDIZATION OF STREET NAME SIGNAGE FOR CITY OF INDOENSIA
Penggunaan nama jalan Penggunaan nama jalan tidak standar, ada yang menggunakan nama pahlawan, nama tanaman, nama binatang, nama istilah/terminology tertentu, atau nama/istilah yang popular di suatu lingkungan, dll. Penempatan Pengguna jalan seringkali mengalami kesulitan mencari nama jalan dikarenakan penempatannya yang tidak strategis.
PEMBAHASAN FOKUS RISET
Masalah Mempertimbangkan hasil observasi tersebut di atas, riset ini berfokus pada mencari standar desain papan nama jalan di Indoensia dengan variabel: cara penulisan, konten informasi, bentuk dan dimensi, penggunaan huruf dan penempatan. Aspek-aspek yang diteliti meliputi: a. Penelitian tentang kebutuhan informasi yang harus dituangkan dalam signage. b. Penelitian tentang system hirarkhi papan nama jalan yang mampu mewakili struktur organisasi jalan untuk lingkungan, kawasan dan kota di Indonesia. c. Penelitian tentang cara penulisan teks papan nama jalan d. Penelitian tentang bentuk dasar dan bentuk pengembangan untuk mewujudkan keteraturan papan nama jalan dan membangun identitas kota e. Penelitian visual (visual research) tentang bentuk huruf, warna dan komposisinya agar dapat dipahami dalam jarak, kondisi pencahayaan dan gerak/kecepatan tertentu.
Tujuan Penelitian ini bertujuan membuat standarisasi desain papan nama jalan (street name signage) yang dapat diterapkan untuk kawasan, kota dan wilayah di Indonesia, agar memenuhi: a. Kebutuhan informasi b. Persyaratan system hirarkhi c. Persyaratan visual citra (image) dan identitas
Luaran dan Ruang Lingkup Penelitian ini menghasilkan luaran berupa rekomendasi standarisasi desain papan nama jalan untuk kota-kota di Indonesia. Luaran ini dapat menjadi masukan untuk pembuatan petunjuk standar grafis (graphic standard manual atau GSM) desain papan nama jalan Indonesia yang secara lebih menyeluruh dan operasional mampu menjadi petunjuk bagi pembangunan signage nama jalan sehingga akan menghasilkan papan nama jalan yang tertata, patuh pada aturan-aturan yang telah ditetapkan dan mempunyai identitas local yang jelas. GSM mempunyai peran sebagai master plan yang memandu pelaksanaan pembangunan papan nama jalan. Keberhasilan pewujudan pembangunan signage sangat tergantung pada keberadaan
BAROTO TAVIP I, DESIGN STUDY OF STANDARDIZATION OF STREET NAME SIGNAGE FOR CITY OF INDOENSIA
dan kelengkapan dari GSM, sehingga pembangunan signage dapat dilakukan oleh siapapun dalam waktu kapanpun. Rekomendasi tentang standarisasi desain papan nama jalan yang dihasilkan dalam penelitian ini meliputi: a. Standarisasi hirarkhi papan nama jalan b. Standarisasi huruf papan nama jalan c. Standarisasi konten informasi papan nama jalan d. Standarisasi metode penulisan dan abreviasi papan nama jalan e. Standarisasi bentuk papan nama jalan f. Standarisasi lokasi penempatan papan nama jalan g. Standarisasi struktur, konstruksi dan material papan nama jalan. Ruang lingkup keiluman untuk mendukung riset ini, diataranya: a. Desain produk khususnya bidang outdoor signage design dalam ranah environmental design atau street furniture design b. Desain komunikasi visual, khususnya bidang outdoor signage design dan graphic system design c. Transportasi khususnya system tanda lalu lintas jalan d. Arsitektur dan lansekap kota/lingkungan e. Struktur, material dan mechanical-electrical untuk public outdoor building
ACUAN
Fungsi Papan Nama dalam Sebuah Kawasan Papan nama adalah salah satu signage (system tanda grafis) utama yang diperlukan untuk publik dalam mencari lokasi dan informasi-informasi lain yang terkait. Papan nama jalan adalah sebuah sistem, oleh karena itu harus dibangun secara hirarkhis agar mudah dicari, dibaca, dipahami dan diingat secara cepat dan komprehensif, menurut Calori (2007) dalam Signage and Wayfinding Design: A Complete Guide to Creating Environmental Graphic Design Systems. Fungsi papan nama jalan menurut Poovaiah (2008) dalam Signage Systems, meliputi: a. Fungsi guna (usage) i. Sarana informasi nama jalan ii. Sarana petunjuk (direction). iii. Sarana informasi yang terkait dengan nama jalan, misalnya: nomor jalan, kelas jalan, posisi jalan, kode pos iv. Sarana edukasi bagi anak-anak agar mengenal tokoh atau istilah yang dipakai sebagai nama jalan
Gambar 1. Desain papan nama jalan di Paris yang berisi kode nomor dan nama jalan
BAROTO TAVIP I, DESIGN STUDY OF STANDARDIZATION OF STREET NAME SIGNAGE FOR CITY OF INDOENSIA
BAROTO TAVIP I, DESIGN STUDY OF STANDARDIZATION OF STREET NAME SIGNAGE FOR CITY OF INDOENSIA
Fungsi simbolik yang meliputi: i. Elemen estetik kota/kawasan ii. Elemen identitas kota yang dapat merepresentasikan branding dan ciri khas kota
Gambar 2. Desain papan nama dengan bentuk dan ornamen yang menonjolkan fungsi simbolik
Riset Sebelumnya Pada tahun 2004, Indrojarwo dkk. telah melakukan penelitian dan rancang bangun berjudul Revitalisasi Identitas ITS yang menghasilkan: a. Konsep dan Standarisasi identitas ITS b. Tata atur penggunaan identitas ITS untuk perlengkapan perkantoran (Office stationery) c. Tata atur penggunaan identitas ITS untuk perlengkapan marketing dan promosi d. Tata atur penggunaan identitas ITS untuk signage e. Tata atur penggunaan identitas ITS untuk seragam pegawai dan property Pada tahun 2005, Indrojarwo dan Lakoro, telah melakukan pembimbingan tugas akhir mahasiswa (Hendra Malioboro), dengan judul “Perancangan Identitas Korporat untuk PDAM Sidoarjo”, menghasilkan: a. Konsep dan Standarisasi identitas b. Tata atur penggunaan identitas untuk perlengkapan perkantoran (office stationery) c. Tata atur penggunaan identitas untuk signage d. Tata atur penggunaan identitas ITS untuk seragam pegawai Hasil tugas akhir tersebut diimplementasikan oleh PDAM Sidoarjo untuk melaunching identitas baru dan luaran derivasinya diterapkan untuk pembaharuan desain office stationery (kartu nama pegawai, kop dan amplop surat, kartu pelanggan dan berbagai form pelanggan lainnya), signage (exterior dan interior seluruh kawasan bangunan) dan seragam pegawai (untuk seluruh jajarannya dari level teratas sampai terbawah). Pada tahun 2008, Indrojarwo dan Oktaviyanti, telah melakukan pembimbingna tugas akhir mahasiswa (Fenny Agustina), dengan judul “Perancangan Signage untuk Museum Trowulan, Mojokerto”. Tugas akhir tersebut manghasilkan: a. Konsep dan Standarsasi identitas b. Tata atur penggunaan identitas untuk perlengkapan perkantoran (office stationery) c. Tata atur penggunaan identitas untuk signage
BAROTO TAVIP I, DESIGN STUDY OF STANDARDIZATION OF STREET NAME SIGNAGE FOR CITY OF INDOENSIA
Hasil tugas akhir tersebut diimplementasikan oleh Museum Trowulan untuk melaunching identitas barunya dan derivasinya diterapkan untuk pembaharuan desain signage pada lingkungan exterior museum, pada interior dan pada setiap bendabenda koleksi museum. Beberapa judul penelitian, proyek desain, tugas kuliah dan tugas akhir mahasiswa yang berkaitan dengan topic signage dan identity yang telah dan sedang dilakukan di Jurusan Desain Produk Industri ITS antara lain: a. Perancangan City Branding untuk Surabaya, 2009, Indrojarwo, Zulaikha, Lakoro, Sabar, Oktaviyanti, Penelitian Kompetririf Strategis Nasional, DP2M Dikti b. Perancangan Sign System untuk Museum Mpu Tantular, 2008, Tugas Akhir c. Perancangan Signage untuk Rumah Sakit Haji, Surabaya, 2006, Tugas Akhir d. Perancangan Signage untuk Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo, Surabaya, 2005, Tugas Akhir e. Perancangan Signage untuk Stasiun Kereta Api Gubeng, Surabaya, 2004, Tugas Akhir f. Perancangan Signage untuk Institut Teknologi Adi Tama Surabaya, 2009, Tugas Akhir g. Perancangan Signage untuk Kawasan Wisata Arung Jeram “Songa” Banyuwangi, 2007, Tugas Akhir h. Perancangan City Baranding dan Signage untuk Kota Surakarta, 2008, Tugas Akhir
Metode Riset Metode Penelitian Metode utama yang akan digunakan untuk kegiatan penelitian ini adalah: a. Study pustaka, meliputi studi pustaka tentang metode riset visual, desain komunikasi visual, desain produk-environmental design b. Studi existing dan komparasi dengan produk-produk signage yang sudah tertata baik dan kota/kawasan yang telah menerapkannya c. Survey lapangan, observasi dan dokumentasi data: a) kebutuhan informasi untuk signage, b) jenis fungsi papan nama jalan yang dibutuhkan, c) jenis jalan dan kelas jalan d. Wawancara dan fokus group dengan: a) pemerintah kota/kabupaten, b) pakar: tata kota, pertamanan, transportasi, periklanan, komunikasi dan kebudayaan; c) kelompok masyarakat pengguna jalan e. Studi desain produk dan desain komunikasi visual f. Studi branding dan identitas
Lokasi Penelitian a. Observasi dilakukan pada papan-papan nama jalan di Surabaya, Malang dan Jombang b. Analisis data, pembuatan konsep dan pengembangan desain dilakukan di Jurusan Desain Produk Industri ITS dengan melibatkan Lab Riset Desain
BAROTO TAVIP I, DESIGN STUDY OF STANDARDIZATION OF STREET NAME SIGNAGE FOR CITY OF INDOENSIA
Diskusi dan Pembahasan Papan nama jalan harus memiliki sistem yang standar sehingga mudah dipahami, tetapi juga harus memiliki karakteristik khas tertentu yang mampu berperan sebagai identitas suatu kawasan, kota atau wilayah. Penelitian ini memperoleh hasil dan rekomendasi sebagai berikut:
I.
Standarisasi hierarki
Hasil riset ini menunjukkan rekomendasi hierarki papan nama jalan, yang meliputi: a. Susunan dan ukuran papan-papan nama jalan dibuat organisasi desain seperti sebuah pohon berdasarkan kelas jalan dan, dengan rincian: i. Jalan kelas Nasional berdimensi paling besar ii. Jalan kelas Provinsi berdimensi lebih kecil dari pada kelas Nasional iii. Jalan kelas Kota/Kabupaten berdimensi lebih kecil dari pada kelas Provinsi iv. Jalan kelas Kecamatan berdimensi lebih kecil dari pada kelas Kota/Kabupaten v. Dan seterusnya b. Kesamaan bentuk atau ciri bentuk untuk sebuah pohon desain yang berlaku untuk satu wilayah kota c. Hirarkhi desain ini akan mengatur standar ukuran, bentuk, susunan informasi, jenis dan besar huruf, warna dan posisi/lokasi
II. Standarisasi bentuk huruf Beberapa jenis huruf yang direkomendasikan dalam riset ini adalah: a. Bentuk huruf yang mudah dibaca (readability) b. Bentuk huruf mempunyai ciri pembeda jelas antar huruf dan angka (clarity), misalnya huruf yang mengandung ciri beda yang jelas antara huruf “I” dengan “l” atau dengan angka “1”. c. Huruf yang tidak rumit bentuknya, sehingga selain mudah dibaca juga mudah untuk dibuat (producibility) d. Huruf tanpa serif atau strip di ujung-ujungnya (san serif) e. Beberapa bentuk huruf (font) yang disarankan, antara lain: Trebuchet, Tahoma, Arial, Calibri, Franklin, dll.
Trebuchet
60111
60111
JL. P. DIPONEGORO Pahlawan 1825-1830
JL. P. DIPONEGORO Pahlawan 1825-1830 Tahoma
BAROTO TAVIP I, DESIGN STUDY OF STANDARDIZATION OF STREET NAME SIGNAGE FOR CITY OF INDOENSIA
60111
60111
JL. P. DIPONEGORO
JL. P. DIPONEGORO
Pahlawan 1825-1830
Arial
Pahlawan 1825‐1830
Calibri
Gambar 3. Contoh aplikasi papan nama jalan dengan huruf Trebuchet, Tahoma, Arial dan Calibri
III. Standarisasi konten informasi Standarisasi informasi yang diperoleh dari riset tentang kebutuhan informasi yang diperlukan oleh masyarakat, dapat dikelompokkan menjadi tiga meliputi: a. Nama jalan, sebagai informasi utama b. Nomor jalan atau kode pos atau kelas jalan, sebagai informasi sekunder c. Keterangan/informasi penting terkait nama jalan yang bersifat sebagai alat edukasi, sebagai informasi tersier. Dari temuan tersebut dapat disimpulkan a. Ketiga jenis informasi tersebut dikelompokkan menjadi tiga baris frasa. b. Urutan kepentingan informasi direpresentasikan dengan besarnya ukuran font, dimana nama jalan sebagai informasi utama, ditulis dengan ukuran huruf paling besar, berikutnya berturut turut adalah informasi sekunder dan informasi tersier. c. Penulisan teks dapat menggunakan huruf capital semua; atau penulisan dengan menggunakan komposisi huruf kapital dan huruf kecil, di mana huruf capital digunakan pada setiap huruf terdepan dari setiap suku kata d. Penulisan menggunakan tiga baris, yang terdiri dari i. baris atas: nomor jalan atau kode pos atau kelas jalan ii. baris tengah: nama jalan iii. baris bawah: keterangan/informasi penting dari nama jalan
60111
JL. P. DIPONEGORO
60111
JL. P. DIPONEGORO Pahlawan 1825-1830
BAROTO TAVIP I, DESIGN STUDY OF STANDARDIZATION OF STREET NAME SIGNAGE FOR CITY OF INDOENSIA
60111
JL. P. DIPONEGORO Pahlawan 1825-1830
60111
Jl. P. DIPONEGORO Pahlawan 1825-1830
Gambar 4. Contoh aplikasi papan nama jalan dengan 3 jenis informasi dengan lay-out blok total, dipisah dengan satu garis dan dispisah dengan dua garis.
IV. Standarisasi metode penulisan dan abreviasi Standarisasi cara penulisan ejaan dan penyingkatan (abreviasi) nama jalan, kode jalan dan informasi terkait perlu dibuat sebuah aturan baku berdasarkan konvensi atau kesepakatan. Beberapa kesepakatan yang perlu distandarisasi berdasarkan temuan riset ini meliputi: a. Standarisasi penulisan nama jalan, misalnya: Jalan Jendral Sudirman disepakati secara ejaan dan abreviasi menjadi “Jl. Jend. Sudirman”, bukan “Jln. Jend. Sudirman” atau “Jl. Jend. Soedirman” atau “Jl. Pang. Sudirman” atau yang lainnya. b. Standarisasi penulisan kode jalan, perlu dibuat nomenklatur yang standar. i. Apabila disepakati memakai kode pos, maka sudah tersedia standar noemnklaturnya ii. Apabila disepakati memakai kode posisi GPS maka sudah tersedia standar nomenklaturnya iii. Apabila disepakati memakai kode kelas jalan maka perlu dibuat standar nomenklaturnya iv. Apabila disepakati memakai kode nomor jalan maka perlu dibuat standar nomenklaturnya c. Standarisasi penulisan informasi penting dan edukatif yang terkait dengan nama jalan, dapat dikelmpokkan menjadi: i. Informasi penting untuk jalan yang diambil dari nama pahlawan atau tokoh, ditulis peran spesifik sang tokoh dan tahun – tahun kehidupannya, misalnya: Jl. Soekarno ditulis: “Presiden 1945-1964”, Jl. Chrisye ditulis “Penyanyi 19502000” ii. Informasi penting untuk jalan yang diambil dari nama flora/fauna, ditulis penjelasan singkatnya atau nama Latin-nya: misalnya Jl. Kemuning ditulis: “Flora” iii. Informasi penting untuk mengabadikan kebudayaan ditulis terjemahannya, misalnya: Jl. Malioboro ditulis terjemahannya dalam huruf Jawa iv. Informasi penting untuk jalan yang diambil istilah atau terminology tertentu, ditulis penjelasan singkatnya, misalnya Jl. Kawung ditulis: “Batik” v. Informasi penting untuk jalan yang diambil kebudayaan, ditulis jenis kebudayaannnya, misalnya: Jl. Srimpi ditulis “Tari Jawa”
BAROTO TAVIP I, DESIGN STUDY OF STANDARDIZATION OF STREET NAME SIGNAGE FOR CITY OF INDOENSIA
60111
60111
JL. P. DIPONEGORO
JL. CENDRAWASIH
Pahlawan 1825-1830
Burung Khas Papua
60111 JL. CHRISYE
Penyanyi 1955-2003
60111 JL. KAWUNG
Batik Jogja & Solo
Gambar 5. Contoh aplikasi nama jalan dan informasi penting-edukatif yang terkait
60111
1’30” LS – 1’35” LS
JL. P. DIPONEGORO
JL. CHRISYE
Pahlawan 1825-1830
Penyanyi 1955-2003
Kota 04
Kab. 04 - 60111
JL. P. DIPONEGORO
JL. CENDRAWASIH
Pahlawan 1825-1830
Burung Khas Papua
Gambar 6. Contoh aplikasi informasi kode nama jalan dengan menggunakan kode pos, posisi lintang (GPS), kelas jalan (jalan kota), dan gabungan kelas jalan (jalan kabupaten) dan kode pos
BAROTO TAVIP I, DESIGN STUDY OF STANDARDIZATION OF STREET NAME SIGNAGE FOR CITY OF INDOENSIA
V. Standarisasi bentuk papan nama jalan Dalam riset ini ditemukan perlunya mengatur bentuk papan nama jalan, yang meliputi: 1) Standarisasi bentuk dasar papan nama dan 2) pengembangan bentuk khas berdasarkan bentuk dasar agar mampu menampilkan ciri khas (beda) tetapi masih terikat dalam satu sistem bentuk dasar. Secara garis besar bentuk papan nama dari berbagai level harus seragam, akan tetapi perlu diberi porsi/ruang tertentu yang masih memungkinkan untuk pengembangan bentuk tertentu sebagai cirikhas atau identitas kota yang mampu membedakan dengan kota yang lain. a. Bentuk dasar Bentuk dasar signage perlu distandarkan sesuai dengan proporsi bentuknya, sehingga pengecilan maupun pembesaran akan tetap terjaga proporsi bentuknya. Hal ini sangat penting untuk menjaga kesatuan (unity) dari pohon desain papan nama agar tetap memiliki satu kesatuan dan karakter sehingga akan mudah untuk dicari dan ditengarai (eye catching). Sebagai contoh aplikasi proporsi bentuk: apabila telah ditentukan modul terkecil untuk menjaga proporsi, misalnya 2 : 1 maka ukuran-ukuran papan nama menjadi 100 x 50, 80 x 40, 60 x 30, 40 x 20, dst.
60111 JL. P. DIPONEGORO Pahlawan 1825-1830
Jalan Nasional
60111 JL. P. DIPONEGORO Pahlawan 1825-1830
Jalan Provinsi
BAROTO TAVIP I, DESIGN STUDY OF STANDARDIZATION OF STREET NAME SIGNAGE FOR CITY OF INDOENSIA
60111 Jalan Kota/Kab
JL. P. DIPONEGORO Pahlawan 1825-1830
60111
Jalan Kecamatan
JL. P. DIPONEGORO
Gambar 7. Contoh aplikasi bentuk dasar papan nama jalan yang dibangun sesuai proporsi besar dan kecil untuk membedakan kelas jalan (jalan nasional, provinsi, kota/kab, kecamatan, dst.)
60111
60111
JL. P. DIPONEGORO
JL. P. DIPONEGORO
60111
60111
JL. P. DIPONEGORO
JL. P. DIPONEGORO
Pahlawan 1825-1830
Pahlawan 1825-1830
Pahlawan 1825-1830
Pahlawan 1825-1830
Gambar 8. Contoh aplikasi bentuk dasar papan nama jalan untuk membedakan kelas jalan dengan memberi tanda warna berbeda pada sudut-sudutnya dengan ukuran papan sama (biru = jalan nasional, biru muda = provinsi, ungu = kota/kab, oranye = kecamatan, dst.)
BAROTO TAVIP I, DESIGN STUDY OF STANDARDIZATION OF STREET NAME SIGNAGE FOR CITY OF INDOENSIA
60111
60111
JL. P. DIPONEGORO Pahlawan 1825-1830
JL. P. DIPONEGORO Pahlawan 1825-1830
60111
60111
JL. P. DIPONEGORO
JL. P. DIPONEGORO
Pahlawan 1825-1830
Pahlawan 1825-1830
60111
JL. P. DIPONEGORO
Pahlawan 1825-1830
60111 JL. P. DIPONEGORO
Pahlawan 1825-1830
Gambar 9. Contoh aplikasi pengembangan bentuk dasar papan nama jalan yang cukup formal dan diambil dari bentuk dasar kotak/persegi panjang.
60111
60111
JL. P. DIPONEGORO
JL. P. DIPONEGORO
60111
60111
JL. P. DIPONEGORO
JL. P. DIPONEGORO
Pahlawan 1825-1830
Pahlawan 1825-1830
Pahlawan 1825-1830
Pahlawan 1825-1830
Gambar 10. Beberapa contoh aplikasi skema warna yang memenuhi persyaratan papan jalan yaitu kontras dengan lingkungan tetapi enak di mata. Konposisi warna-warna yang lain dapat diadopsi dari teori warna komplementari.
BAROTO TAVIP I, DESIGN STUDY OF STANDARDIZATION OF STREET NAME SIGNAGE FOR CITY OF INDOENSIA
b. Bentuk yang dapat dikembangkan Bentuk desain dasar perlu dikembangkan untuk membuat cirikhas bentuk papan nama jalan bagi setiap kota. Pengembangan bentuk dapat dilakukan pada bagianbagian: i. Sudut-sudut dari bidang papan nama ii. Sisi (atas, bawah, bawah, kiri dan kanan) dari bidang papan nama, iii. List atau border dari bidang papan nama iv. Desain bentuk tiang penyangga papan nama v. Desain detail sambungan/pertemuan bidang papan nama dan tiang penyangga Bagian-bagian tersebut di atas dapat diolah menjadi beragai macam bentuk misalnya yang berasal dari ragam hias atau ciri khas lokalnya.
60111
60111
JL. P. DIPONEGORO
JL. P. DIPONEGORO
Pahlawan 1825-1830
Pahlawan 1825-1830
60111
60111
JL. P. DIPONEGORO Pahlawan 1825-1830
JL. P. DIPONEGORO
Pahlawan 1825-1830
60111
60111
JL. P. DIPONEGORO Pahlawan 1825-1830
JL. P. DIPONEGORO
Pahlawan 1825-1830
60111
60111
JL. P. DIPONEGORO Pahlawan 1825-1830
JL. P. DIPONEGORO
Pahlawan 1825-1830
Gambar 11. Beberapa contoh metode pengembangan bentuk dari bentuk dasar persegipanjang melalui pengolahan elemen sudut, sisi, ragam hias atau blok beda warna untuk tujuan membangun cirikhas local kota.
BAROTO TAVIP I, DESIGN STUDY OF STANDARDIZATION OF STREET NAME SIGNAGE FOR CITY OF INDOENSIA
30251
60111
50142
JL. KAWUNG PICUS
JL. P. DIPONEGORO
JL. CENRAWASIH
B
Kh
P
Gambar 12. Beberapa contoh aplikasi papan nama jalan yang disesuaikan dengan bentuk tiang khas denga tujuan untuk membangun ciri khas lokal kota.
VI. Standarisasi lokasi penempatan Dalam riset ini ditemukan beberapa rekomendasi lokasi penempatan papan nama jalan yang dapat dijadikan standar, yaitu: a. b. c. d. e. f.
Ujung jalan Persimpangan jalan. Bagian tengah jalan kembar Pintu masuk jalan Titik pertemuan jalan Titik-titik yang mempunyai arah pandang (view) yang baik
VII. Standarisasi material, struktur dan konstruksi Dalam riset ini ditemukan beberapa tuntutan tentang material, struktur dan konstuksi papan mama agar menjadi disusun menjadi standar, yaitu: a. Papan nama jalan harus mudah dibangun, dirawat dan diganti/dibongkar. Sebagai sarana publik, bentuk fisik signage harus berupa sistem struktur yang standar secara bahan, teknologi struktur dan konstruksi, sehingga cepat dan mudah untuk dibangun maupun diganti. b. Sebagai sarana public, kondisi fisik signage harus memenuhi persyaratan kekuatan (heavy duty), tahan terhadap cuaca, mudah dirawat (low maintenance) dan mampu mengurangi kemungkinan terjadinya vandalisme.
BAROTO TAVIP I, DESIGN STUDY OF STANDARDIZATION OF STREET NAME SIGNAGE FOR CITY OF INDOENSIA
KESIMPULAN Simpulan-simpulan yang diperoleh dari hasil riset ini yang menghasilkan beberapa rekomendasi tentang standarisasi desain papan nama jalan, diantaranya. a. Hasil penelitian tentang standarisasi hierarki dapat langsung diaplikasikan dengan memilih beberapa rekomendasi seperti tertuang dalam butir 5.1 untuk kemudian ditetapkan sebagai aturan resmi. b. Hasil penelitian tentang standarisasi bentuk huruf huruf dapat langsung diaplikasikan dengan memilih beberapa rekomendasi seperti tertuang dalam butir 5.2 untuk kemudian ditetapkan sebagai aturan resmi c.
Hasil riset tentang standarisasi konten informasi, dapat langsung diaplikasikan dengan mengaji dan memilih beberapa rekomendasi seperti tertuang dalam butir 5.3 untuk kemudian ditetapkan sebagai aturan resmi
d. Hasil penelitian tentang standarisasi metode penulisan dapat langsung diaplikasikan sebagai masukan untuk mengaji, memilih ataupun menggabungkan beberapa rekomendasi seperti tertuang dalam butir 5.4 untuk kemudian ditetapkan sebagai aturan resmi. Hasil riset tentang standarisasi metode penulisan ini dapat dipakai sebagai acuan untuk menyusun kebijakan atau aturan Nasional maupun daerah tentang standar-standar penulisan nama jalan, cara penyingkatan (abreviasi) dan penggunaan istilah-istilah yang dipakai e. Hasil riset mengenai standarisasi bentuk papan nama jalan dapat dijadikan acuan untuk menggali ataupun memilih beberapa rekomendasi seperti tertuang dalam butir 5.5 untuk kemudian ditetapkan sebagai aturan resmi f.
Simpulan a sampai e apabila sudah dijadikan ketetapan/aturan resmi dapat diaplikaikan untuk membuat buku pedoman desain (graphic standard manual) papan nama jalan untuk setiap daerah kota/kabupaten yang kemudian dapat disusun menjadi standarisasi desain papan nama jalan se Indonesia.
g. Hasil riset yang berupa standarisasi lokasi penempatan papan nama jalan (butir 5.6) perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang menyangkut bentuk dan struktur jalan, arus lalu lintas dan aturan-aturan lalulintas yang lain. Riset lanjutan ini perlu melibatkan bidang ilmu transportasi dan ergonomic visual h. Hasil riset tentang standarisasi matrial, struktur dan konstruksi (butir 5.7) perlu dilakukan penelitian lanjutan yang lebih fokus pada teknologi material dan struktur dan konstruksi terkini yang dapat diaplikasikan untuk kondisi jalan-jalan di seluruh Indonesia. Riset lanjutan ini perlu melibatkan kompetensi keahlian ilmu desain produk, struktur, konstruksi dan material i.
Apabila hasil penelitian (butir 5.1 sampai 5.7) dapat dilakukan penelitian lanjutan maka akan dapat dikembangkan secara lebih komprehensif dan sistematis menjadi graphic standard manual tentang desain papan nama jalan di Indonesia, yang kurang-lebih berisi: 1. Konsep signage papan nama jalan, meliputi: i. Filosofi desain papan nama jalan ii. Standarsisasi jenis informasi yang dipersyaratkan, misalnya: nomor jalan, kelas jalan, nama jalan dan keterangan nama jalan. iii. Sistem hirarkhi signage, berturut-turut mulai dari desain papan nama jalan induk, cabang dan ranting-rantingnya. iv. Konsep bentuk desain papan nama jalan v. Konsep penempatan lokasi desain papan nama jalan
BAROTO TAVIP I, DESIGN STUDY OF STANDARDIZATION OF STREET NAME SIGNAGE FOR CITY OF INDOENSIA
vi. Konsep aplikasi dalam berbagai kemungkinan: berdiri, menempel, menggantung, portrait dan landscape. 2. Tata atur sistem desain grafis (imagery) papan nama jalan, meliputi: i. Tata atur teks: standarisasi jenis font, ukuran, spasi, kerning ii. Tata atur penulisan: standarisasi cara penulisan, cara penyingkatan, cara pemenggalan kalimat, alignment iii. Tata atur ikon: standarisasi ikon dan metode stilasi (cara penggambarannya), iv. Tata letak (lay-out): standarisasi blocking area, proporsi bidang tulisan/gambar dengan bidang papan signage, border (margin), posisi dan luasan bidang signage yang dapat dikembangkan sebagai cirikhas suatu kota (sebagai pembeda). v. Tata atur komposisi: standarisasi bentuk, proporsi, skala dan warna secara keseluruhan vi. Contoh apllikasi desain yang diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan 3. Gambar desain seluruh papan nama dalam satu system hirarkhi, yaitu implementasi desain dari sIstem hirarkhi yang sudah digariskan dalam konsep, meliputi: i. Gambar desain seluruh papan dari bentuk yang terbesar sampai bentuk yang terkecil. ii. Gambar penggunaan dan perletakan untuk berbagai kemungkinan/kondisi jalan. 4. Gambar teknik detail dan persyaratan teknis untuk seluruh produk papan nama jalan: i. Gambar tampak, potongan perspektif (dalam skala besar) ii. Gambar struktur iii. Spesifikasi material iv. Gambar system mekanikal-elektrikal v. Contoh gambar penerapan ragam hias pada signage vi. Index warna-warna yang dipakai beserta kode nomor teknisnya j.
Hasil penelitian tentang standarisasi desain papan nama jalan ini dapat dikembangkan untuk penelitian desain signage yang lebih luas permasalahan dan kemanfaatannya baik untuk mengatur keseragaman maupun membangin identitas dan branding kota, misalnya: 1. Standarisasi papan nama gedung, kawasan atau situs yang terdapat dalam satu kota yang dapat mengidentifikasi fasilitas publik, pemerintahan, komersial, kebudayaan, wisata, dll. 2. Standarisasi desain sarana iklan kota (billboard, spanduk, banner, dll.) 3. Standarisasi desain sarana informasi kota (peta kota, agenda kota, dll.)
Daftar Pustaka Bishop, Kal (2004), Creativity Theory, Managing Creativity, London Calori, Chris (2007), Signage and Wayfinding Design: A Complete Guide to Creating Environmental Graphic Design Systems, Wiley, New York Gibson, David (2009), The Wayfinding Handbook: Information Design for Public Places, 1st edition, Princeton Architectural Press, ISBN-10: 1568987692 Hakkarainen, Kai (2008). Theories of Creativity. University of Helsinki, Department of Psychology Hitcher, Waldo (2006). Innovation Paradigm Replaced. Wiley Kuwayama, Yasaboru (1992), Trademarks and Symbols of the Wolrd, Volume One, Two, Three and Four, Nippon Shuppan Hanbai, Inc, Tokyo
BAROTO TAVIP I, DESIGN STUDY OF STANDARDIZATION OF STREET NAME SIGNAGE FOR CITY OF INDOENSIA
Luecke, Richard; Ralph Katz (2003). Managing Creativity and Innovation. Boston, MA: Harvard Business School Press. ISBN 1–59139–112–1 Poovaiah, Ravi (2008), Signage Systems, second edition, Van Nostrand Reinhold, New York Stein, Morris (1974). Stimulating Creativity. New York: Academic Press Uebele, Andreas (2007), Signage Systems and Information Graphics, Thames & Hudson, London von Hippel, Eric (1988). The Sources of Innovation. Oxford University Press. ISBN 0– 19–509422–0