Media Pembelajaran Berbasis Multimedia untuk Penyandang Disabilitas Khusus Tunawicara (Kelas 1 Semester 1 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Luar Biasa Negeri Sumbawa Besar) Desak Nyoman Darmayanti, Ade Asih Susiari Tantri dan I Made Sentaya FKIP Universitas Samawa Sumbawa Besar E-mail:
[email protected] Abstract: This study aimed to produce multimedia based learning media that used by children needs and speech impaired as learning of Indonesian material, introduction part of body and object. This study is conducted at Extraordinary School Sumbawa Besar. Subject of this research was first grade in first semester. Object of this research used multimedia based learning media. Model used DDD-E (decide, design, develop and evaluate). Decide step analyzed needs, software, and decided purpose of choosing media. Design step made storyboard and multimedia design. Develop, this step made animation, audio, video, text, and picture. The last step was evaluate, this step consits of testing, if any repaired will be revised. Technique of data collection used observation and interview. The data analysis used descriptive analysis with using self report research approach. The use of multimedia-based learning media for speech impaired disabled in Indonesian materials to identify the part of the body and objects can be used as teaching materials and students become more excited to learn, increased morale and motivation to learn them and their learning achievements increased and become effective. Abstrak: Tujuan dari kegiatan ini adalah menghasilkan media pembelajaran berbasis multimedia untuk anak berkebutuhan khusus tuna wicara sebagai bahan ajar mata pelajaran bahasa Indonesia, yaitu pengenalan anggota tubuh dan benda-benda sekitar. Kegiatan ini dilakukan di Sekolah Luar Biasa Sumbawa Besar. Subjek penelitian siswa sekolah dasar kelas 1 di semester 1. Objek penelitian, media pembelajaran berbasis multimedia. Model yang digunakan adalah DDD-E (decide, design, develop and evalute). Pada tahap decide pada tahap ini menganalisis kebutuhan, analisis software, menentukan tujuan dari pemilihan media. Tahap Design, pembuatan storyboard dan desain multimedia. Develope, pada tahap ini proses pembuatan animasi, pengambilan suara, pengambilan video, pembuatan teks, pembuatan gambar-gambar yang digunakan. Evaluate, pada tahap ini program di uji coba, bila ada perbaikan maka akan dilakukan revisi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi langsung dan wawancara. Analisis data yang digunakan analisis deskritif, dengan pendekatan self report research. Penggunaan media pembelajaran berbasis multimedia untuk penyandang disabel tuna wicara mata pelajaran bahasa Indonesia materi pengenalan anggota tubuh dan benda-benda di sekitar dapat digunakan sebagai bahan ajar dan siswa menjadi lebih senang belajar, menambah semangat dan motivasi belajar mereka serta prestasi belajar mereka semakin meningkat dan menjadi efektif. Kata Kuci: Media Pembelajaran, Mulimedia, DDD-E Model
Pendahuluan Pesatnya perkembangan teknologi memberikan banyak dampak positif, salah satunya pada dunia pendidikan, seperti penggunaan komputer desktop/laptop, penggunaan perangkat lunak (Software), sistem informasi akademik, perpustakaan on-line, e-learning dan up-date informasi terkini mengenai pendidikan.
© 2015 LPPM IKIP Mataram
Penyandang disabilitas, seperti tunanetra (Tipe A), tunarungu (Tipe B), tunawicara (Tipe C), tunadaksa (tipe D), tunalaras (E1 dan E2), tunagrahita (F), tunaganda (G) adalah aset dan penerus bangsa ini jadi harus memperoleh pendidikan yang sama dengan anak-anak yang lainnya. Diperlukan tenaga pengajar, metode, strategi belajar khusus untuk
Jurnal Kependidikan 14 (1): 29-36
menyampaikan materi mengingat anak-anak tersebut memiliki karakter unik. Dengan berkembangnya teknologi, anak-anak tersebut juga memiliki hak yang sama untuk menggunakan dan memanfaatkan teknologi yang ada. Dengan menggunakan media berbasis multimedia (audio-visual), penyandang disabilitas diharapkan mampu menggunakan serta menambah keingintahuan mereka terhadap pelajaranan terkait karena penyampaian atau penyajian materi disampaikan dengan cara yang berbeda. Hasil kegiatan ini adalah sebuah produk media pembelajaran berbasis multimedia (audio-visual) yang dapat digunakan sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pembuatan media pembelajaran ini dikhusus bagi anak penyadang disabel tuna wicara karena pada umumnya anak-anak penyadang tuna wicara memiliki kemampuan melihat dan mendengar yang baik sehingga dengan diberikannya sarana pendukung seperti pengguanaan media anak bisa mampu menyerap pelajaran lebih mudah dan efektif. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki tingkat kesulitan tinggi yang dihadapi anak penyandang disabilitas tunawicara karena anak tipe C ini memiliki kemampuan kesulitan memahami. Yang menjadi rumusan masalah dalam kegiatan ini adalah bagaimanakah cara membuat media pembelajaran berbasis multimedia untuk penyandang disabilitas khusus tuna wicara kelas 1 semester 1 mata pelajaran bahasa Indonesia sekolah luar biasa negeri Sumbawa Besar? Tujuan dari kegiatan ini adalah menghasilkan media pembelajaran berbasis multimedia untuk anak berkebutuhan khusus tuna wicara
30
sebagai bahan ajar mata pelajaran bahasa Indonesia, yaitu pengenalan anggota tubuh dan benda-benda sekitar. Kegiatan pembuatan media pembelajaran berbasis multimedia memiliki manfaat, yaitu sebagai berikut. 1) Media pembelajaran ini memudahkan siswa disabel tuna wicara memahami pembelajaran yang diberikan oleh guru. 2) Membangkitkan semangat dan motivasi siswa disabel tuna wicara belajar. 3) pembelajaran menjadi lebih efektif. 4) Suasana pembelajaran lebih menyenangkan. 5) Memudahkan guru menjelaskan materi organ-organ tubuh dan benda-benda sekitar kepada siswa penyandang disabel tuna wicara. 6) Waktu untuk KBM dapat digunakan dengan efektif karena bantuan media ini. 7) Meningkatkan prestasi siswa khususnya penyandang disabel tuna wicara. 8) Menambah nilai atau point sekolah karena mampu menggunakan media pembelajaran yang berbasis multimedia. Slamdok, dkk (2011) mengatakan bahwa media, bentuk jamak dari perantara (medium), merupakan sarana komunikasi. Berasal dari bahasa Latin medium (“antara”), istilah ini merujuk pada apa saja yang membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah penerima. Enam katagori dasar media adalah teks, audio, visual, video, perekayasa (manipulative) (bendabenda), dan orang-orang. Anitah (2010) menjelaskan media adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Sehingga dapat disimpulkan media adalah perantara antara komunikator dan komuni-
Desak Nyoman Darmayanti, dkk, Media Pembelajaran Berbasis Multimedia
kan. Dalam hal ini bagaimana komunikasi yang terjalin antara guru dan peserta didik, dan media yang digunakan dapat berupa video, gambar, audio, teks, grafik, animasi, komputer, televisi dan sebagainya. Untuk mengurangi komunikasi yang kurang efektif, hendaknya guru melakukan usaha untuk tercapainya tujuan dalam komunikasi, diantaranya dengan menyediakan media yang mampu menunjang dan dapat dijadikan sumber belajar oleh peserta didik. Media pembelajaran menurut Muhnadi (2013) adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efektif dam efisien. Menurut Anitah (2010) konsep media pembelajaran mempunyai dua segi yang satu sama lain saling menunjang, yaitu perangkat keras (hardware) dan materi atau bahan yang disebut perangkat lunak (software). Media pembelajaran menurut Sanjaya (2012) adalah segala sesuatu seperti alat, lingkungan dan segala bentuk kegiatan yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap atau menanamkan keterampilan pada setiap orang yang bermanfaat. Dengan demikian media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efektif dan efisien. Terdapat dua fungsi media pembelajaran yaitu fungsi yang didasarkan pada medianya dan didasarkan pada penggunanya. Pertama, analisis fungsi yang didasarkan pada media terdapat tiga fungsi media
pembelajaran, yakni (1) media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar; (2) fungsi semantik, dan (3) fungsi fungsi manipulatif. Kedua, analisis fungsi yang didasarkan pada penggunanya (anak didik) terdapat dua fungsi, yakni (4) fungsi psikologis dan (5) fungsi sosio-kultural. Dengan demikian terdapat lima fungsi media pembelajaran. Menurut Sanjaya (2012) Media pembelajaran bermanfaat untuk 1) menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat diabadikan dengan foto, 2) Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu, 3) menambah gairah dan motivasi belajar siswa. Terdapat sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam penggunaan media pada komunikasi pembelajaran. Berikut adalah prinsip-prinsip media dalam pembelajaran, 1) Media digunakan dan diarahkan untuk mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami materi pelajaran, 2) media yang digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran, 3) media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran, 4) media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi siswa, 5) media yang akan digunakan harus memperhatikan efektivitas dan efisiensi, 6) media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasikannya (Sanjaya, 2012) Peranan multimedia saat ini sangat pesat, pemanfaatan multimedia saat ini digunakan sebagai media promosi, industri kreatif, kesehatan, hiburan dan pendidikan. Dalam dunia pendidikan multimedia memiliki peranan yang sangat penting untuk
31
Jurnal Kependidikan 14 (1): 29-36
proses giatan belajar mengajar “multimedia bases learning”. Multimedia diartikan sebagai penggunaan berbagai jenis media secara berurutan maupun simultan untuk menyajikan suatu informasi. Multimedia tidak harus menggunakan alat-alat canggih (Smaldino, dkk, 2008). Menurut Anitah (2010) multimedia merupak kegiatan interaktif yang sangat tinggi, mengajak pebelajar untuk mengikuti proses pembelajaran dengan memilih dan mengendalikan layar di antara jendela informasi dalam penyajian media. Secara umum multimedia adalah menggunakan beberapa media untuk menghadirkan informasi. Kombinasi antara teks, grafik, animasi, gambar, video dan suara (Ivers, dkk, 2002). Sehingga multimedia dapat diartikan sebagai penggabungan beberapa unsur-unsur media seperti teks, grafik, gambar, audio, video, dan animasi. Penggabungan beberapa media akan menghasilkan multimedia yang menarik. Pendidik dapat menggunakan multimedia sebagai salah satu strategi dalam pembelajaran, ini akan memudahkan pendidik mengembangkan materi dan memberikan contoh soal dengan cara yang efektif. Klasifikasi multimedia adalah sebagai berikut ini: 1) Multimedia Kits, 2) Hypermedia, 3) Media Interaktif, 4) Virtual Reality, 5) Expert System (Smaldino dkk, 2011). Implementasi proyek multimedia apapun tipe dari multimedia yang digunakan, prinsip dasar pengembangannya tetap sama. Model yang digunakan dalam kegiatan ini adalah DDD-E Model terdiri dari decide, design, develop and evalute secara garis besar model ini dapat digunakan untuk
32
umum, tetapi bisa dimodivikasi diperluas sesuai kebutuhan.
atau
Gambar 1. DDD-E Model Berikut adalah tahapan model DDD-E : a. Tahap Dicide fokus pada menetapkan tujuan program, isi gagasan dan rancangan penelitian. b. Tahap Design menetukan stuktur program dan detail isi (flowchart, storyboard) c. Tahap Develop, mengumpulkan dan membuat media, menulis program, meninjau dan menjalankan program. d. Tahap Evaluate, mengevaluasi program Penyandang disabilitas, seperti tunanetra (Tipe A), tunarungu (Tipe B), tunawicara (Tipe C), tunadaksa (tipe D), tunalaras (E1 dan E2), tunagrahita (F), tunaganda (G) adalah aset dan penerus bangsa ini jadi harus memperoleh pendidikan yang sama dengan anak-anak yang lainnya. Diperlukan tenaga pengajar,
Desak Nyoman Darmayanti, dkk, Media Pembelajaran Berbasis Multimedia
metode, strategi belajar khusus untuk menyampaikan materi mengingat anak-anak tersebut memiliki karakter unik. Dengan berkembangnya teknologi, anak-anak tersebut juga memiliki hak yang sama untuk menggunakan dan memanfaatkan teknologi yang ada. Pendapat ini dipertegas di dalam RUU RI tentang perlindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas bab 4 pasal 24, yaitu “Pemerintah wajib memenuhi hak penyandang disabilitas atas pendidikan tanpa diskriminasi dan atas dasar kesetaraan kesempatan.” Metode Penelitian Dengan menggunakan model DDD-E dalam merancang desain multimedia maka berikut tahapan rancangan media pembelajaran yang akan digunakan : 1) Tahap Dicide, pada tahap ini menganalisis kebutuhan, analisis software, menentukan tujuan dari pemilihan media yang akan digunakan. 2) Tahap Design, pembuatan storyboard dan desain multimedia. 3) Develope, pada tahap ini proses pembuatan animasi, pengambilan suara, pengambilan video, pembuatan teks, pembuatan gambar-gambar yang digunakan. 4) Evaluate, pada tahap ini program di uji coba, bila ada perbaikan maka akan dilakukan revisi. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Luar Biasa Sumbawa Besar. Subjek penelitian siswa sekolah dasar kelas 1. Objek penelitian, media pembelajaran berbasis multimedia. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi langsung dan wawancara. Teknik observasi langsung, yaitu individu yang diteliti dikunjungi dan dilihat kegiatannya dalam situasi yang alami. Teknik wawancara digunakan untuk mengumpulkan data wawancara secara langsung terhadap pihak terkait seperti guru dan siswa. Analisis deskritif, dengan pendekatan self report research. Dengan melakukan observasi langsung untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan data yang dibutuhkan. Hasil dan Pembahasan 1. Analisis Kebutuhan Sebelum menentukan jenis media yang akan digunakan, maka perlu dilakukan analisis kebutuhan agar media yang digunakan tepat dan hasil yang akan dicapai menjadi maksimal. Dengan melalukan pra observasi dan wawancara secara mendalam maka diketahui kesulitan yang dihadapi oleh anak penyandang tunawicara adalah kesulitan dalam menghafal huruf dan benda, sehingga dalam kegiatan ini mata pelajaran bahasa indonesia menjadi pilihan untuk dikaji dengan kompetensi dasar pengenalan anggota tubuh dan benda-benda sekitar untuk siswa kelas 1 semester 1. Pada tahap ini juga dilakukan pemilihan talen yang akan digunakan sebagai model, voice over, desain gambar. 2. Analisis Software Software yang digunakan dalam pembuatan media pembelajaran multimedia adalah Adobe After Effect CS3, Adobe Premiere CS3, Sound Booth CS3 dan PhotoShop CS3. 3. Tujuan pemilihan media
33
Jurnal Kependidikan 14 (1): 29-36
Hypermedia yang akan digunakan dalam kegiatan ini karena mengingat karakteristik peserta didik yang memiliki keterbatasan kemampuan. Anak penyandang disabilitas tunawicara memiliki kemampuan melihat dan mendengar saja, sehingga pemilihan multimedia hypermedia tepat diaplikasikan. 4. Pembuatan storyboard perlu dilakukan dalam merancang multimedia karena proses pembuatan akan mengacu pada storyboard. Semua rencana dan rancangan desain media pebelajaran multimedia tertuang dalam storyboard. Perancangan voice over yang akan disisipkan pada media pembelajaran. 5. Tahap pembuatan teks, audio, video, gambar dan animasi menggunakan beberapa software. Pada Gambar 2 tahap pembuatan stok gambar yang akan digunakan.
Gambar 2. Penggunaan stok gambar media pembelajaran multimedia Gambar dibawah ini adalah proses editing pengambilan suara (take vocal)/voice over yang dilakukan oleh telen sesuai dengan teks naskah yang telah disiapkan. Proses editing menggunakan software Abode SoundBooth CS3.
Gambar 3. Proses Editing Suara Proses pembuatan animasi media pembelajaran multimedia menggunakan software Adobe After Effect, pengolahan
34
gambar dan pemberian animasi menggunakan software tersebut. Gambar 4 dibawah ini adalah proses pembuatan animasi.
Desak Nyoman Darmayanti, dkk, Media Pembelajaran Berbasis Multimedia
Gambar 4. Proses pembuatan animasi Proses akhir penggabungan suara, gambar, animasi dan proses editing video menggunakan software Abode Premire CS3.
Gambar 5. Proses Akhir Editing 6. Evaluasi Hasil media pembelajaran multimedia untuk anak penyandang disabilitas telah melalu
tahap uji coba, dimana dalam tahap uji coba ada penambahan materi dan peruabahan beberapa desain karena disesuaikan kembali 35
Jurnal Kependidikan 14 (1): 29-36
dengan kebutuhan. Setelah dilakukan revisi maka media pembelajaran multimedia di uji cobakan kembali. Dan pada tahapan uji coba kedua tidak ada perubahan. Dari hasil wawancara penggunaan media pembelajaran multimedia sangat efektif bagi anak penyandang disableitas tunawicara karena materi dapat diulang-ulang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Menambah motivasi dan semangat belajar bagi peserta didik, karena tampilan desain yang menarik. Dan guru merasa terbantu dengan adanya media pembelajaran multimedia, tercipta juga pebelajaran yang menyenangkan. Simpulan Media pembelajaran yang berbasis multimedia memang sangat tepat digunakan untuk membantu kegiatan belajar mengajar, khususnya untuk siswa berkebutuhan khusus. Dengan bantuan media suasana belajar akan lebih menarik dan menyenangkan dan materi yang di jelaskan dapat dengan mudah diterima dan dipahami oleh siswa. Penggunaan media pembelajaran berbasis multimedia untuk penyandang disabel tuna wicara mata pelajaran bahasa Indonesia materi pengenalan anggota tubuh dan benda-benda di sekitar dapat digunakan sebagai bahan ajar dan siswa menjadi lebih senang belajar, menambah semangat dan motivasi belajar mereka serta prestasi belajar mereka semakin meningkat dan pebelajaran menjadi efektif.
36
Daftar Pustaka Anitah, Sri. 2010. Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka Ivers, Karen S., Barron, Anne E. 2002. Multimedia Project in Education: Designing, Producing, and Assessing. United States of America: Libraries Unlimites Teacher Ideas Press. Muhnadi, Yudhi. 2013. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: GP Press Group. Sanjana, Wina. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Smaldino, S. E., Lowther, D.L. 2011. Instructional Technology and Media for Learning: Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar Edisi Kesembilan. Jakarta: Kencana.