SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND IT’S EDUCATIONS 2009
Desain Jaringan komputer untuk pengolahan data terdistribusi studi kasus pengolahan data Akademik di Universitas Muhammadiyah Magelang Purwono Hendradi Teknik Informatika, Universitas Muhammadiyah Magelang Jl. Mayjend Bambang Soegeng KM5 Mertoyudan Magelang e-mail :
[email protected] http://kuliahendradi.co.nr Abstrak Perguruan tinggi memiliki struktur organisasi yang uniq yang tidak sama dengan struktur organisasi pada institusi non pendidikan. Keuniqkan struktur organisasi ini mempengaruhi juga sistem pengolahan data, baik pengolahan data akademik maupun pengolahan data administratif. Salah satu parameter perguruan tinggi yang baik adalah kecepatan dan ketepatan dalam menyajikan informasi, baik untuk mahasiswa beserta orang tua maupun untuk keperluan pelaporan dan pengawasan oleh otoritas regulator pendidikan tinggi Indonesia. Untuk mencapainya, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang efektif menjadi suatu kebutuhan. Universitas Muhammadiyah Magelang dengan 6 (enam) Fakultas dan 2(dua) lokasi kampus memerlukan sistem pengolahan data yang handal. Pengolahan data terdistribusi merupakan solusi yang bisa digunakan, namun untuk itu perlu adanya desain infrastrukturnya, yaitu desain infrastruktur jaringan komputer. Infrastruktur Jaringan Komputer untuk mendukung pengolahan data terdistribusi di Universitas Muahammadiyah Magelang harus disesuaikan dengan letak geografis kedua kampus tersebut yang tidak bisa langsung terbubung karena terhalang bukit Tidar (gunung tidar). Desain Jaringan komputer harus dirancang menggunakan pantulan yang berarti membutuhkan minimal 3 (tiga) router dan untuk pengolahanan data terdistribusi menggunakan 3 (tiga) server. kampus 2. Selain itu untuk hasil pengolahannya di-mirror-ka ke suatu server pusat. Untuk sistem diatas memerlukan suatu desain jaringan komputer, dimana dari jarak dan gambaran geografisnya membutuhkan 3 (tiga) server yang salah satunya digunakan sebagai pemantul.
A. Introduction Universitas Muhammadiyah Magelang memiliki dua buah kampus yang berbeda yang terpisah dengan jarak kira-kira 5 (lima) kilometer dan secara geografis terhalang bukit tidar. Hal ini menyebabkan hubungan kedua kampus tersebut tidak bisa dilakukan secara langsung, tetapi menggunkan suatu titik pemantul yang berada pada posisi yang dapat memantulkan akses kampus 1 dan kampus 2. Terpisahnya lokasi kampus menjadikan sistem pengolahan data yang berhubungan dengan akademik dan keuangan memerlukan sistem pengolahan terdistribusi dimana untuk urursan yang berhubungan dengan civitas akademika yang berada dikampus 1, maka dimasukan dan diolah dikampus 1, begitu juga untuk
B. Dasar Teori Routing adalah proses memilih jalur dalam jaringan yang bersama-sama untuk mengirimkan lalu lintas jaringan. Routing dilakukan untuk berbagai jenis jaringan, termasuk jaringan telepon, jaringan data elektronik (seperti Internet), dan jaringan transportasi. Artikel ini adalah terutama yang bersangkutan dengan routing di jaringan data elektronik menggunakan teknologi packet switching.
B1-111
SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND IT’S EDUCATIONS 2009
Router menghubungkan dua atau lebih logis subnets, yang belum tentu peta satuke-satu ke fisik dari antarmuka router. Istilah "lapisan 3 beralih" sering digunakan interchangeably dengan router, tetapi beralih merupakan istilah umum tanpa definisi teknis ketat. Penggunaan dalam pemasaran, secara umum dioptimalkan untuk Ethernet LAN interface dan tidak boleh memiliki jenis antarmuka fisik lainnya. Sebagai perbandingan, jaringan hub tidak melakukan routing apapun, sebagai gantinya setiap paket yang diterima pada salah satu jaringan baris mendapat diteruskan kepada semua lini jaringan lainnya. Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) adalah protokol jaringan yang digunakan oleh aplikasi perangkat (klien DHCP) untuk mendapatkan informasi konfigurasi untuk operasi dalam sebuah jaringan Internet Protocol. Protokol ini mengurangi kerja sistem administrasi, yang memungkinkan perangkat untuk ditambahkan ke jaringan dengan sedikit atau tanpa campur tangan manual. Hirarkis routing adalah menyusun prosedur router dalam hirarki yang tepat. Contoh yang baik akan mempertimbangkan intranet perusahaan. Sebagian besar perusahaan intranet terdiri dari jaringan backbone kecepatan tinggi. Terhubung ke router ini adalah tulang punggung yang pada gilirannya akan terhubung ke workgroup tertentu. Workgroups ini menempati unik LAN. Alasan ini adalah pengaturan yang baik adalah karena walaupun mungkin ada puluhan berbeda workgroups, yang kurun waktu tertentu ini hanya deskripsi 2. Pada kurun waktu satu jaringan maksimum hop count untuk mendapatkan dari satu host ke host lain pada jaringan. Bahkan jika mereka workgroups dibagi ke dalam jaringan LAN partisi kecil, yang hanya dapat meningkatkan span ke 4 dalam contoh ini. Mempertimbangkan solusi
B1-112
alternatif dengan setiap router yang terhubung ke setiap router, atau jika setiap router yang terhubung ke router 2, menunjukkan kemudahan hirarkis routing. It menurun kerumitan topologi jaringan, routing meningkatkan efisiensi, dan jauh lebih sedikit menyebabkan kemacetan karena kurang routing iklan. Penting untuk dicatat bahwa dengan hirarkis routing, hanya inti router yang terhubung ke tulang punggung menyadari semua rute. Routers yang terletak di LAN hanya tentang rute di LAN. Tujuan yang tidak lulus ke default route. NAT adalah proses memodifikasi alamat jaringan informasi dalam header paket datagram saat transit di sebuah routing perangkat lalu lintas untuk tujuan remapping suatu ruang alamat ke lainnya. Paling sering hari ini, NAT digunakan dalam hubungannya dengan jaringan masquerading (masquerading atau IP) yang merupakan teknik yang menyembunyikan seluruh ruang alamat, biasanya terdiri dari alamat jaringan pribadi (RFC 1918), di belakang sebuah alamat IP yang lain, biasanya alamat publik ruang. Mekanisme ini diimplementasikan pada sebuah perangkat yang menggunakan routing Stateful terjemahan ke meja peta yang "tersembunyi" alamat ke dalam sebuah alamat dan kemudian menuliskannya kembali yang keluar Internet Protocol (IP) pada paket keluar sehingga tampak berasal dari router. Dalam mundur jalur komunikasi, tanggapan yang dipetakan kembali ke alamat IP yang berasal menggunakan aturan-aturan ( "negara") yang disimpan dalam terjemahan meja. Terjemahan tabel aturan didirikan pada mode ini adalah bersemangat setelah jangka waktu yang singkat tanpa baru lalu lintas menyegarkan negara mereka. Pengolahan data Muhammadiyah sistem yang pengolahanannya
akademik Universitas Magelang memiliki membagi wewwnang sebagaian di Fakultas
SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND IT’S EDUCATIONS 2009
dan sebagaian di Biro Administrasi Akademik. Pada Fakultas mengolah dimulai dari mahasiswa mengisi kartu rencana studi (KRS) yang akan menghasilkan form kartu ujian dan presensi untuk pelaksanaan proses perkuliahan. Data tersebut berikutnya akan dijadikan sebagai bahan pengolahan data untuk menghasilkan Kartu Hasil Semester (KHS) dan secara akumulatif akan dioleh menjadi Transkip Nilai. Semua kegiatan ini selalu dilaporkan ke Biro Administrasi Akademik (BAA) untuk dijadikan laporan rutin EPSBED (Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri). Dari pemaparan diatas terlihat bahwa pengolahan data akademik yang berhubungan dengan operasional harian terdapat pada fakultas, sedangkan untuk pengolahan data pendukung lainnya terdapat pada pengolahan data pusat (BAA). Pengolahan data yang mendukung sistem ini adalah sistem pengolahan data terdistribusi. Dengan mempertimbangkan posisi kampus secara geografis maka, sistem pengolahan data terdistribusi tersebut memerlkukan suatu infrastruktur komunikasi data yang berupa instalasi jaringan komputer yang mampu menghubungkan kedua kampus tersebut. C. Perancangan Dari kondisi dan letak geografis kampus Universitas Muhammadiyah Magelang maka diperlukan tiga titik komunikasi yang setiap titiknya diletakkan sebuah router. Berikut ini adalah gambarannya :
B1-113
Pada gambar diatas terlihat bahwa tiap titik minimal terpasang 1 (satu) router, sehingga untuk rangkaian in membutuhkan tiga router. Selain itu untuk sistem pengolahan data terdistribusi membutuhkan sebuah server untuk setiap pengolahan lokal, dalam hal ini pengolahannya dibagi menurut lokasi, yaitu kampus 1 dan kampus 2. Berikut ini adalah pembagian fakultas pada tiap kampusnya : Lokasi Kampus 1
Kampus 2
Fakulatas Ekonomi Hukum KIP Ilmu Kesehatan Teknik Agama Islam
Dari table diatas dijadikan data untuk menyusun server. Server kampus 1 akan mengolah data dari fakultas yang terdapat di kampus 1 dan server kampus 2 akan mengolah data dari fakultas yang ada di kampus 2. Disamping itu masih perlu satu server lagi yang merupakan miror dari kedua server diatas, server ini dijadikan akses pengolahan data akademik untuk BAA. Secara lokasi, karena BAA saat ini terletak di kampus 1 maka server inipun terletak di kampus1. Pertama perlu disiapkan jalur komunikasi dengan merancang tabel routing. Tabel Routing dari rancangan tersebut dapat ditulis sebagai berikut : Router kampus 1 Network IP jalur kampus 1 ke router pemantul IP LAN kampus 2
Gambar 1. Desain Jaringan
Subnet mask Subnet jalur kampus 1 ke router pemantul Subnet LAN kampus 2
Next hoop IP port router pemantul dari router kampus 1 IP port router pemantul dari router kampus 1
SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND IT’S EDUCATIONS 2009
Router kampus 2 Network IP jalur kampus 2 ke router pemantul IP LAN kampus 1
Subnet mask Subnet jalur kampus 2 ke router pemantul Subnet LAN kampus 1
Next hoop IP port router pemantul dari router kampus 2 IP port router pemantul dari router kampus 2
Dari Ilustrasi diatas, terlihat bahwa client lokal hanya berhubungan dengan server lokal. Transaksi data dengan server pusat hanya bersifat miror, yaitu perubahanperubahan yang terjadi pada server lokal akan mengubah data yang sama di server pusat. Berikutnya adalah ilustrasi akses tetapi servernya tidak berada di dalam jaringan lokal. Server pusat
Router pemantul Network IP jalur kampus 2 ke router pemantul IP LAN kampus 1
Subnet mask Subnet jalur kampus 2 ke router pemantul Subnet LAN kampus 1
Next hoop IP port router kampus 2 dari router pemantul IP port router kampus 1 dari router pemantul
Setelah jalur komunikasi berikutnya adalah menyiapkan server. Untuk keamanan dan kemudahan, server kampus 1 dan kampus 2 diberi Domain Name Server (DNS). DNS ini di buat sama, karena secara operasional akses atas server ini hanya bersifat lokal. Dimana setiap aksesnya dapat dilakukan dari LAN setempat, namun adakalanya ada akses dari komputer lokal tapi membuka data server diluar LAN. Sebagai contoh menghubungi data dari server kampus 1 dari LAN kampus 2. Untuk mengantisipasinya maka situs pada setiap server dibuat hyperlink dengan server pusat. Berikut ini ilustrasi bila mengkases data server kampus 1 dari kampus 1 : Server pusat
B1-114
akses
akses client
server
Gambar 3. Akses server bukan lokal Dari gambar diatas terlihat sesunguhnya server lokal hanya digunakan sebagai penghubung ke server pusat. Alasan mengapa untuk aksesnya ke server pusat bukan ke server tujuan, karena untuk keamanan. Jadi antar server lokal tidak dapat berhubungan. Kedua server tersebut memiliki miror data pada server pusat yang tingkat updatenya harus cepat. Berikut ini adalah desain LAN pada kampus 1 dimana selain server kampus 1, LAN juga terhubung dengan server pusat.
miror
akses cclient
server Gambar 4. LAN kampus 1
Gambar 2. Akses server secara lokal
SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND IT’S EDUCATIONS 2009
Dan berikut ini adalah desain jaringan lokal kampus 2.
B1-115
Pustaka [1] Muji Basuki, Network Address Translation, Kuliah Umum IlmuKomputer.Com, Copyright©2003 IlmuKomputer.Com [2] ---, How NAT Work, Copyright © 1992−2006 Cisco Systems, Inc.
[3] ---, NAT: Local and Global Definitions, http://www.cisco.com/en/US/tech/tk648/tk361/ technologies_tech_note09186a0080094837.sht ml#intro, Aug 24, 2006 [4] Tim Ahli BPPT untuk TI KPU , Press Release:Penyelenggaraan Teknologi Informasi untuk Pemilu tahun 2009, http://tipemilu2009.wordpress.com/2009/04/05 /tiuntutiuntuk2009, april 2009 [5] ---, Infrastruktur Teknologi Informasi PEMILU 2009, http://mawaluddin.info/2009/04/infrastrukturteknologi-informasi-pemilu-2009, 13 April 2009
Gambar 5. LAN Kampus 2 D. Kesimpulan Untuk mendukung pengolahan data terdistribusi pada Univerisitas Muhammadiyah Magelang yang memiliki dua lokasi kampus yang berbeda dibagi menjadi tiga server, dimana server pertama dan kedua adalah server untuk pengolah data tiap kampus dan server ke tiga adalah server yang bersisi hasil pengolahan pada kedua server tersebut dengan cara di miror-kan . Untuk menghubungkan server-server tersebut disiapkan infrastruktur jaringan yang terdiri dari 3 (tiga) router yang salah satunya diletakan diluar kampus sebagai router pemantul. Sehingga setting hubungan untuk kedua jaringan menggunakan router pemantul akan tetapi untuk pengolahan data antar server melewati server pusat yang merupakan mirornya.