1
Desain Interior Wedding Chapel dengan Konsep Jawa Kontemporer 1)
Herwidya Dyah Prasetyani dan 2)Thomas Ari Kristianto Jurusan Desain Interior, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) e-mail:
[email protected] e-mail:
[email protected] Abstrak - Pernikahan merupakan ritual yang kudus dan sakral. Tradisi merayakan pernikahan juga berlaku di Surabaya. Perayaan pernikahan di Surabaya biasanya dilaksanakan di gedung pernikahan, hotel, maupun restauran. Di jaman modern ini, banyak pasangan yang menginginkan untuk membuat suasana pernikahan yang berbeda dan unik. Kehadiran wedding chapel sebagai bangunan baru dapat menjadi wadah bagi pasangan untuk melangsungkan prosesi pernikahan. Dengan adanya fasilitas- fasilitas pendukung dapat menunjang kehadiran wedding chapel sebagai wadah bagi pasangan untuk menjadikan waktu lebih efektif dan efisien dalam mempersiapkan pernikahan dan melakukan prosesi pernikahan. Wedding chapel memiliki dua area yang berbeda fungsi dan kegunaannya, yaitu ruang kecil yang disebut dengan kapel dan area outdoor atau indoor dengan ukuran yang cukup besar. Upacara pernikahan yang bersifat sakral dapat dilakukan di dalam kapel yang hanya menampung sedikit orang. Sedangkan untuk perayaan atau resepsi pernikahan dapat dilakukan di sekitar area kapel yang bersifat outdoor maupun indoor. Pada umumnya, lokasi wedding chapel terletak di area outdoor, yaitu pantai, gunung, bukit, atau taman. Pemilihan lokasi outdoor pada sekitar area wedding chapel dapat menciptakan suasana yang alami, segar dan romantis serta dapat menikmati indahnya pemandangan di sekitar. Dengan begitu, suasana yang terbawa di dalam pernikahan bisa lebih intim, menyenangkan dan dapat merasakan citra karya keagungan Tuhan. Penerapan konsep rancangan jawa kontemporer pada wedding chapel karena lokasi wedding chapel terletak di Surabaya, sehingga dapat memberikan ciri khas dan icon bangunan Jawa. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa wedding chapel tidak hanya diperuntukan bagi orang Jawa saja. Taman indoor menjadi fasilitas andalan wedding chapel di Surabaya karena situasi dan kondisi cuaca yang tidak menentu.
Upacara pernikahan memiliki banyak ragam dan variasi menurut tradisi suku bangsa, agama, budaya maupun kelas sosial. Tradisi merayakan pernikahan juga berlaku di Surabaya. Sebagai kota terbesar ke-2 di Indonesia setelah Jakarta. Perayaan pernikahan di Surabaya biasanya dilaksanakan di gedung pernikahan, hotel, maupun restauran. Di jaman modern ini, banyak pasangan yang menginginkan untuk membuat suasana pernikahan yang berbeda salah satunya suasana outdoor. Kehadiran wedding chapel sebagai bangunan baru menjadi pilihan bagi pasangan untuk melangsungkan prosesi pernikahan. Chapel dalam bahasa Inggris kapel disebut juga gereja kecil, berasal dari nama pakaian yang dimiliki oleh seorang santo. Lama kelamaan kapel diartikan sebagai sebuah tempat ruangan kecil yang kudus atau area penyembahan bagi umat Kristiani. Pada jaman modern ini, kapel dapat digunakan sebagai tempat untuk melakukan prosesi pernikahan dan di desain dengan bentuk bangunan yang modern dan mewah yang di sebut dengan wedding chapel , tanpa menghilangkan fungsi kapel sebagai tempat yang kudus dan sakral. Seiring berkembangnya jaman, wedding chapel tidak hanya diperuntukkan bagi umat Kristiani, melainkan umat Muslim, Hindu, dan Budha juga dapat menggunakannya sebagai tempat untuk melakukan prosesi pernikahan yang sesuai dengan tata cara pernikahan yang dianut. Wedding chapel memiliki dua area yang berbeda fungsi dan kegunaannya, yaitu ruang kecil yang disebut dengan kapel dan area outdoor atau indoor dengan ukuran yang cukup besar. Upacara pernikahan yang bersifat sakral dapat dilakukan di dalam kapel yang hanya menampung sedikit orang. Sedangkan untuk perayaan atau resepsi pernikahan dapat dilakukan di sekitar area kapel yang bersifat outdoor maupun indoor.
Kata kunci : wedding chapel, Jawa, pernikahan, sakral.
I. PENDAHULUAN Pernikahan merupakan ritual yang kudus dan sakral. Tata cara pernikahan diatur dalam Undang-undang pernikahan yaitu UU No.1 tahun 1974 “Perkawinan merupakan ikatan lahir dan batin antara seorang wanita dengan seorang pria sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa."
II. METODE DESAIN Metode desain adalah urutan langkah atau proses yang dilakukan untuk menemukan konsep desain. Metode penelitian mencakup keseluruhan aktivitas mendesain mulai awal sampai akhir. A. Tahap Identifikasi Objek Tahap ini adalah tahap untuk menentukan latar belakang, tujuan, dan definisi judul. Pada tahap ini akan diuraikan mengenai dasar-dasar pemikiran dan landasan yang menjadi alasan dilakukannya riset tentang desain Wedding Chapel.
2 B. Tahap Identifikasi Masalah Tahap ini dilakukan untuk menemukan permasalahan yang terjadi pada objek agar dapat diselesaikan dan mencapai tujuan guna mendapatkan manfaat dari desain Wedding Chapel. C. Pengumpulan Data Setelah dilakukan tahapan identifikasi objek dan identifikasi masalah di atas, akan diketahui rumusan masalah pokok yang terdapat pada objek sehingga diketahui data-data yang diperlukan untuk perancangan Wedding Chapel Tahap pengumpulan data ini menggunakan 2 jenis data, yaitu data primer yang mencakup observasi lapangan, survey, dan wawancara serta data sekunder meliputi studi literatur. a. Observasi Lapangan Observasi lapangan dilakukan di Palacio Wedding Chapel, Surabaya dan The Diamond Wedding Chapel, Bali sebagai pembanding. Gambar 3. Skema alur metode desain
untuk perancangan. Metode deskriptif untuk menguraikan data yang diperoleh untuk dianalisa serta metode analisa menggunakan kajian semiotika untuk mencari kaitan antara “tanda” dan “makna” yang terkandung. III. KONSEP DESAIN Gambar 1. Palacio Wedding Chapel, Surabaya
Gambar 2. The Diamond Wedding Chapel, Bali
b. Survey dan Wawancara Target survey dan wawancara dilakukan langsung kepada orang-orang yang bersangkutan langsung terhadap Wedding Chapel. Baik pimpinan, pengelola dan pengunjung. Selain itu survey dan wawancara juga dilakukan pada beberapa kapel pernikahan lainnya untuk menjaring opini mengenai objek. c. Studi Literatur Studi Literatur merupakan data sekunder yang didapatkan dengan menghimpun data yang relevan dengan kebutuhan data yang dibutuhkan untuk penelitian. Pencarian dapat dihimpun dari jurnal, buku, laporan penelitian, internet, majalah. D. Tahap Analisa Data Tahap analisa data ini menggunakan beberapa metode, diantaranya: Metode analisa induktif untuk didapatkan standar desain yang sesuai. Metode analisa komparasi untuk membandingkan dan menganalisa data dengan data yang lain untuk mendapat data yang sesuai
A. Objek Desain Objek desain interior ini adalah Wedding Chapel Surabaya, jenis bangunan baru di Surabaya yang menjadi pilihan bagi pasangan dalam melangsungkan serangkaian prosesi pernikahan dengan suasana yang berbeda. B. Tema Tema yang diambil untuk perancangan wedding chapel ini adalah Jawa Kontemporer. Pemilihan tema ini dilatarbelakangi oleh letak objek yang berada di daerah Jawa, namun ditinjau dari hasil survey dan pengumpulan data bahwa sebagian besar pengguna merupakan orang luar Jawa dan modern, maka pemilihan tema kontemporer dipilih sebagai kombinasi tema Jawa yang diambil agar wedding chapel dapat digunakan oleh semua agama, suku dan budaya. C. Konsep Desain Secara keseluruhan konsep yang diterapkan pada interior wedding chapel adalah menciptakan desain interior wedding chapel bernuansa Jawa Kontemporer. Unsur Jawa Kontemporer yang diaplikasikan pada interior adalah beberapa ornament bangunan jawa, gunungan pewayangan dan aksara jawa dengan material dan warna kontemporer. D. Aplikasi Konsep Desain 1) Konsep Makro Desain Interior ruangan ini terdapat 3 ruang dan terdiri dari 3 lantai, yaitu : Lantai 1 (Hall), Lantai 2 (Ruang Administrasi), Lantai 3 (Wedding Chapel)
3
Gambar 4. Denah terpilih lantai 1 (Hall)
2) Konsep Mikro a. Konsep Lantai Untuk memberikan kesan etnik dan modern maka kombinasi material lantai yang digunakan adalah lantai kayu merbau untuk area outdoor , sedangkan untuk area wedding chapel yang bersifat suci dan sakral menggunakan material marmer berwarna krem karena material tersebut bersifat dingin, sehingga dapat menyejukan suhu di dalam ruangan. Tampilannya pun sangat mewah dengan beragam motif dan corak dan diberi lapisan pelindung agar kualitas marmer tetap terjaga. Pada area fasilitas penunjang wedding chapel dan koridor menggunakan material lantai tegel (batu ubin) bermotif. Jalan setapak untuk menuju ke wedding chapel menggunakan batu pijakan. Unsur air diterapkan pada jalan menuju altar dengan lantai kaca diatasnya.
Kaca tempered
Gambar 5. Denah terpilih lantai 2 (Ruang Administrasi) Keramik
Dek kayu merbau
Gambar 6. Denah terpilih lantai 3 (Wedding Chapel)
Pada bangunan ini, yang lebih ditonjolkan adalah konsep desain wedding chapel dengan konsep jawa kontemporer. Di desain dengan semi outdoor dengan aliran air dan material rumput sebagai elemen dinding agar suasana yang terbawa di dalam pernikahan bisa lebih sakral, intim dan dapat merasakan citra karya keagungan Tuhan. Penerapan pada konsep Jawa Kontemporer terlihat pada bentukan ornamen, gunungan dan aksara jawa yang terdapat pada elemen interior. Leveling lantai digunakan untuk memberikan kesan yang sakral, dimana yang dapat berdiri disana hanya calon pengantin dan pemuka agama.
Marmer Gambar 8. Material lantai
b.Konsep Dinding Dinding pada area sekeliling wedding chapel menggunakan artificial grass dan batu kapur (limestone) dengan pahatan huruf aksara jawa yang artinya “sugeng rahayu” atau selamat berbahagia. Pada area koridor terdapat dinding dengan susunan boks kayu secara vertical yang diisi dengan tanaman, agar aliran udara sekaligus cahaya dapat masuk ke area koridor. Untuk ruangan yang lainnya menggunakan papan gypsum, batu alam, acian semen.
Gambar 7. Leveling lantai pada altar
Gambar 8. Material dinding (artificial grass)
4
Gambar 10. Plafon pada wedding chapel Gambar 9. Pahatan kayu aksara jawa “sugeng rahayu”
Pada area altar menggunanakan kaca tempered dengan bentukan wayang gunungan yang mempunyai filosofi jawa. Didalamnya terdapat laser cutting tulisan aksara jawa.
Karena Wedding chapel merupakan bangunan semi outdoor , maka menggunakan tensile tent dengan system hidirolik. Penggunaan tensile tent sebagai solusi jika cuaca pada saat wedding chapel digunakan disaat musim hujan atau musim panas. Fungsi tensile tent pada wedding chapel tidak hanya untuk memfilter udara panas dan melindungi dari cuaca hujan tetapi juga sebagai elemen estetis dengan bentuknya yang unik. d.Konsep Warna Warna yang digunakan adalah warna yang soft pastel sebagai identitas warna-warna pernikahan, monokrom untuk konsep kontemporer dan warna natural yang diambil dari konsep Jawa.
Gambar 8. Material kaca pada Altar
c. Konsep Plafon Pada area koridor diberikan pergola dengan material bilah bilah kayu yang diatasnya terdapat tanaman rambat/gantung. Untuk material plafon area lainnya menggunakan papam gypsum dengan drop ceiling. Terdapat atap dengan besi galvalum dengan jenis kaca aluminium composite panel ditutup dengan plafon dari kain tipis yang menerawang. Secara tak langsung kain ini dapat memasukkan cahaya matahari ke dalam bangunan.
Gambar 9. Material plafon
Gambar 11. Konsep warna
5
e. Konsep Pencahayaan Pencahayaan pada wedding chapel menggunakan strip LED yang diletakkan pada gunungan kaca untuk memberikan kesan yang dramatis dan romantis. Penggunaan warna LED menggunakan warna ungumerah muda. Untuk memberikan tekstur pada rumput dan air menggunakan uplight LED dengan warna yang sesuai.
wedding chapel menambhakan kesan romantis pada area tersebut untuk menghindari panas dan hujan, area tersebut terdapat tensile tent dengan system hidrolik.
Gambar 13. 3D Perspektif Wedding Chapel
Gambar 12. Konsep pencahayaan
f. Konsep Penghawaan Konsep Penghawaan pada wedding chapel menggunakan penghawaan alami dan penghawaan buatan dengan menggunakan AC standing floor
Gambar 14. 3D Perspektif Wedding Chapel
Gambar 12. AC standing floor
IV. DESAIN AKHIR A. Ruang Terpilih 1-Wedding Chapel Area Wedding Chapel merupakan area terpilih utama dimana area tersebut merupakan point of interest dari bangunan tersebut. Area wedding chapel merupakan area yang sakral dan privat yang berfungsi sebagai tempat dimana calon mempelai melakukan serangkaian upacara pernikahan di dalam area tersebut. Penerapan konsep Jawa kontemporer pada area ini terlihat pada bentukan gunungan dengan material kaca yang di cutting dengan tulisan aksara jawa “sugeng rahayu” yang artinya “selamat berbahagia” . untuk memberikan kesan yang romantis dan natural. Penggunaan material elemen interior dek kayu merbau dan kaca tempered dengan aliran air dibawahnya diterapkan pada alur jalan tempat berjalannya calon pengantin menuju altar. Penggunaan material artificial grass dan taburan bunga pada dinding
Gambar 15. Maket Wedding Chapel
B. Ruang Terpilih 2-Hall Hall merupakan area pendukung dari bangunan Wedding Chapel. Dimana seusai melakukan upacara pernikahan yang sakral, mempelai dan para tamu dapat melakukan pesta / resepsi pernikahan dengan berbagai macam kegiatan seperti menikmati hidangan atau menikmati perform yang telah disiapkan. Bentuk resepsi yang diinginkan bermacam- macam misalnya: standing party atau round table. Untuk menciptakan kesan yang mewah , pemilihan material granit dan kaca dengan ukuran setinggi plafon
6 diaplikasikan pada dinding hall. Konsep Jawa kontemporer yang diterapkan pada hall terdapat pada besi yang dicutting dengan bentuka batik kawung dan plafon gypsum dengan ornament gunungan wayang.
Gambar 19. 3D Perspektif ruang santai
V. KESIMPULAN DAN SARAN Gambar 16. 3D Perspektif Hall
Gambar 17. 3D Perspektif Hall
C. Ruang Terpilih 3-Ruang Administrasi Penerapan konsep jawa kontemporer terlihat pada area konsultasi/ administrasi. Area tersebut berfungsi sebagai tujuan utama pengguna dalam menggunakan wedding chapel. Ornament banyu tetes terlihat pada aplikasi dinding ruang tersebut.
Gambar 18. 3D Perspektif ruang administrasi
Kesimpulan yang dapat diambil dari seluruh pembahasan adalah sebagai berikut : 1. Pada jaman modern ini, kapel dapat digunakan sebagai tempat untuk melakukan prosesi pernikahan dan di desain dengan bentuk bangunan yang modern dan mewah yang di sebut dengan wedding chapel , tanpa menghilangkan fungsi kapel sebagai tempat yang kudus dan sakral. Seiring berkembangnya jaman, wedding chapel tidak hanya diperuntukkan bagi umat Kristiani, melainkan umat Muslim, Hindu, dan Budha juga dapat menggunakannya sebagai tempat untuk melakukan prosesi pernikahan yang sesuai dengan tata cara pernikahan yang dianut. 2. Konsep yang digunakan pada desain interior wedding chapel adalah Jawa Kontemporer, mengingat letak kapel pernikahan berada di daerah Jawa sehingga dapat memberikan cirri khas pada bangunan tersebut. Interior wedding chapel tidak sepenuhnya dibuat dalam konsep Jawa, tetapi juga di konsep dengan desain yang sedang berkembang (modern).
DAFTAR PUSTAKA
- Akmal, Imelda. 2009. Seri Rumah Ide : Plafon Kreatif. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama. - Budiwiyanto, Joko. Penerapan unsur- unsur arsitektur tradisional jawa pada interior public space di Surakarta : Surakarta. - Jotisalikorn, Chami and Karima Zabihi. 2005. Contemporary asian pools and gardens. Singapore : Periplus Editions. - Putranto, Daud. 2013. Grace on Marriage : Pernikahan yang sesungguhnya. Light Publishing. - PPMA. 1983. Serat Tata lan Pranatane Greja Kristen Jawi Wetan beserta terjemahannya dalam Bahasa Indonesia. Malang. - Rico. 2009. Beach Resort Hotel di Pantai Baron Yogyakarta. Yogyakarta : Universitas Atma Jaya Yogyakarta. - Tettoni, Luca Invernizzi. 2001. Tropical Asian Style. Singapore : Periplus Editions.