KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
SOSIAL MASYARAKAT
DESAIN BESAR
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA PENDAHULUAN
Mahasiswa merupakan agent of change, social control, dan iron stock. Ketiga peran yang disematkannya bukan sekedar simbolis tetapi berusaha mengaktualisasikan dalam gerakan mahasiswa yang pro-rakyat. ‘merakyat’, gerakan terjun ke masyarakat, itulah yang kami lakukan. Kami berusaha untuk mengurai problematika yang melilit masyarakat dengan kemampuan yang kami bisa, karena “Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.” (UUD 1945 - Pasal 28C, butir ke 1). Tantangan yang hadir dalam ‘merakyat’, tidak menjadikan kami patah semangat tetapi kami menjadikannya dinamika yang indah yang harus jalani. Hal ini memacu kami untuk terus belajar agar bisa beraktualisasi dengan baik. Begitu semangatnya kami untuk bisa menjadi bagian dalam ‘Membangun Peradaban Sosial untuk Indonesia’, maka dengan ini kami yang tergabung dalam Sosmas KAMMI menguraikan hasil Sarasehan Sosmas KAMMI_Desain Besar Sosmas_ yang diselenggarakan oleh KAMMI Daerah Surabaya pada tanggal 2-3 Februari 2013 bertempat di Wisma Bahagia Jl. Ahmad Yani 117, IAIN Sunan Ampel- Surabaya Jawa Timur. Adapun hasilnya, sebagai berikut: 1.
Definisi dan Tujuan Sosmas
2. Falsafah Sosmas 3. Kaderisasi Sosmas 4. Ranah Kerja 5. Manual Kerja Sosmas 6.
Kristologi (terlampir) 2
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA 7. Pengembangan Masyarakat 8. Keberlanjutan Gerakan Sosmas dan Transformasinya serta LSO KAMMI DESAIN BESAR SOSMAS KAMMI ini akan menjadi alur pergerakan Sosmas agar lebih terarah sehingga bisa memberikan perubahan pada rakyat, karena KAMMI hadir untuk bisa memberikan solusi atas problematika rakyat.
Tim Penyusun,
Arif Ardiansyah_UNHAS (085696289561) Decka Vertian Ginanjar _IAIN Sunan Ampel Surabaya (085722486163) Julhayadi A.P_UPI (081907654008) Musafa Ahmad _UIB (085645800249) Siti Atikah _UPI-UGM (085722353867) Wiwin Sulistyowati_ITS (085649489520)
Indonesia, Februari 2013
3
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
DEFINISI & TUJUAN SOSIAL MASYARAKAT
KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
4
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
DEFINISI dan TUJUAN SOSMAS Pekerja sosial (Sosmas) sebelum menjalankan program merakyatnya maka harus memahami definisi dan tujuan dari Sosmas, agar terjadi internalisasi yang akan berdampak pada aktualisasi yang baik secara profesional. Berdasarkan hasil Sarasehan Sosmas, terumuskanlah akan Definisi dan Tujuan Sosmas, sebagai beikut: Definisi Sosmas “Sosmas adalah wadah gerakan sosial untuk mengaktualisasikan paradigma gerakan KAMMI”. Penjelasan : Paradigma Gerakan KAMMI termaktub dalam Tafsir Filosofi Gerakan KAMMI “KAMMI adalah Gerakan Sosial Independen” •
Gerakan Sosial Independen adalah gerakan kritis yang menyerang sistem peradaban materialistik dan menyerukan peradaban manusia berbasis tauhid.
•
Gerakan Sosial Independen merupakan gerakan kultural yang berdasarkan kesadaran dan kesukarelaan yang berakar pada nurani kerakyatan.
•
Gerakan Sosial Independen merupakan gerakan pembebasan yang tidak memiliki ketergantungan pada hegemoni kekuasaan politik-ekonomi yang membatasi.
Penjelasan dari makna “KAMMI adalah Gerakan Sosial Independen” terdapat dalam Falsafah Sosmas.
5
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA Tujuan Sosmas “Mengakomodasi minat dan kompetensi kader KAMMI untuk menciptakan kesejahteraan dan kemandirian ummat sehingga terwujud masyarakat madani”. Penjelasan: kader KAMMI mempunyai keilmuwan yang berbeda, hal ini menjadi keunikan tersendiri. Dari keunikan ini bisa tersalurkan dengan mengkontribusikan ilmu pada masyarakat. Hal ini bukan membawa kader KAMMI untuk study oriented tapi untuk mengajak beraktualisasi ilmu untuk ummat. Karena hakikatnya ilmu yang diemban akan dipertanggungjawabkan dihadapan Illahi.
6
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
FALSAFAH SOSIAL MASYARAKAT
KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
7
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA KERANGKA INTI PERGERAKAN SOSMAS
Ideologi KAMMI pada Sosmas
LINGKUP SOSMAS
Pengembangan Masyarakat
Kristologi
Advokasi
Mitigasi Bencana
8
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA Pergerakan KAMMI merupakan suatu pergerakan mahasiswa yang mencetak para pemimpin bangsa, sebagaimana termaktub dalam visi KAMMI. KAMMI adalah Wadah perjuangan permanen yang akan melahirkan pemimpin masa depan yang tangguh dalam upaya mewujudkan masyarakat Islami di Indonesia. Pembentukan masyarakat Islami menjadi cita-cita mulia KAMMI, untuk merealisasikannya maka terbentuklah sosmas yang menjadi ujung tombak dalam gerakan yang terjun langsung ke masyarakat. Gerakan horizontal inilah yang terpatri pada kader sosmas. Berdasarkan Tafsir Filosofi Gerakan KAMMI, menyatakan bahwa KAMMI adalah gerakan sosial independen, dengan poin-poin sebagai berikut : 1. Gerakan Sosial Independen adalah gerakan kritis yang menyerang sistem peradaban
materialistik dan menyerukan peradaban manusia berbasis tauhid. 2. Gerakan Sosial Independen merupakan gerakan kultural yang berdasarkan
kesadaran dan kesukarelaan yang berakar pada nurani kerakyatan. 3. Gerakan Sosial Independen merupakan gerakan pembebasan yang tidak memiliki ketergantungan pada hegemoni kekuasaan politik-ekonomi yang membatasi. Adapun uraian dari ketiga poin di atas, sebagai berikut: Gerakan Sosial Independen adalah gerakan kritis yang menyerang sistem peradaban materialistik dan menyerukan peradaban manusia berbasis tauhid, mempunyai makna bahwa gerakan KAMMI tidak berkiblat pada materialistik karena sistem materialistik hanya akan menjadikan masyarakat hedon dan sekuler. Materialistik adalah suatu paham yang menganggap bahwa materi adalah segala-galanya, seperti uang, ilmu pengetahuan, jabatan, dan sebagainya yang bersifat keduniaan. Sebagai muslim, merupakan suatu keniscayaan bahwa hal itu bukan menjadi tujuan utama melainkan sebagai sarana untuk beribadah. Tidak sedikit muslim mempunyai jiwa materialistik, hal ini menjadi tanggungjawab KAMMI untuk memberikan pemahaman akan bahaya materialistik. Adapun bahayanya, sebagai berikut: 1. Menganggap diri lebih hebat, sifat ini menimbulkan kesombongan 2. Mudah memutarbalikan aturan, berakibat pada adanya hukum rimba 3. Menomorduakan urusan akhirat 4. Menjadikan materi sebagai standar kesuksesan 9
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA Bahaya materialistik di atas dapat mengerosi keimanan seorang muslim. Selain itu basis tauhid_mengEsakan Allah_ menjadi tujuan gerakan KAMMI juga. Pembinaan dan edukasi yang benar akan ketauhidan pada masyarakat harus selalu dilakukan. Masyarakat Indonesia mayoritas beragama Islam, KAMMI yang bermisi membina keislaman, keimanan, dan ketaqwaan, maka suatu keniscayaan untuk menjadi garda dalam menjaga tauhid mahasiswa dan masyarakat dari serangan kaum salibis dan ataupun sepilis (sekuler, pluralis, liberalis). Gerakan Sosial Independen merupakan gerakan kultural yang berdasarkan kesadaran dan kesukarelaan yang berakar pada nurani kerakyatan, mempunyai makna bahwa pergerakan sosmas dilandasi rasa kesadaran akan pentingnya menjadi bagian dari pengurai problematika masyarakat yang kian membumbung. Melakukannya dengan sukarela tanpa paksaan, empati yang selalu tertanam, dan aksi sosial-pun berdasarkan needs dan wants-nya (kebutuhan dan keinginan) masyarakat sehingga tercipta partisipatif yang akan membuahkan kemandirian pada masyarakat. Gerakan Sosial Independen merupakan gerakan pembebasan yang tidak memiliki ketergantungan pada hegemoni kekuasaan politik-ekonomi yang membatasi, mempunyai makna bahwa pergerakan sosmas tidak boleh dihegemoni atau dicengkram oleh kekuasaan apapun. Dalam menjalankan aksi sosial, sosmas tidak boleh menjalankan amanah titipan dari manapun. Hal ini merupakan perwujudan dari independen sosmas dalam agenda merakyatnya. Falsafah sosmas inilah yang akan menjadi jantung pergerakan sosmas, karena hakikatnya sosmas hadir untuk bisa memberikan value_nilai_ mulia nan Islami pada masyarakat sehingga akan tergapai positioning yang akan menghasilkan heart share _mendapatkan simpati di hati masyarakat_ yang bermuara pada top of mind_kata yang pertama muncul dibenak masyarakat bahwa KAMMI adalah solusi atas problematika masyarakat_ pada KAMMI.
10
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
KADERISASI SOSIAL MASYARAKAT
KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
11
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA PENDAHULUAN
Sosial masyarakat merupakan pergerakan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat dalam rangka menguraikan problematika masyarakat. Kader yang siap tanggap dan cerdas sosial sangat dibutuhkan dalam menguraikan problematika masyarakat. Begitu signifikannya pergerakan sosmas ini, sehingga suatu keniscayaan adanya sistem kaderisasi sosmas yang terangkum dalam dauroh ijtimaiyah. Dauroh ijtimaiyah menjadi corong pembentukan kader berkualitas dalam departemen sosmas KAMMI. Selama ini dauroh ijtimaiyah masih sebatas dauroh yang belum berkesinambungan dalam follow-up. Melalui cetak biru (blue print), maka akan dipaparkan sistem follow-up dauroh ijtimaiyah yang akan menghasilkan kader sosmas yang berkualitas.
12
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA PENGANTAR ‘UMUM’
Dauroh Ijtimaiyah disebut juga Social Skill Training merupakan bagian dari pengkaderan sosmas. Dauroh ijtimaiyah menjadi langkah awal kader KAMMI mengemban amanah di departemen sosmas. Sebelum kader KAMMI mengikuti dauroh ijtimaiyah, maka harus melewati pra-dauroh ijtimaiyah dengan tujuan calon kader sosmas sudah tergalih jiwa sosialnya melalui kegiatan yang diikutinya dalam sosmas komsat. Sosmas KAMMI terdiri dari sosmas komsat, sosmas daerah, sosmas kamwil,dan sosmas Pusat . Dalam cetak biru ini terdapat kurikulum
dauroh ijtimaiyah dengan materi yang telah
disesuaikan berdasarkan kebutuhan kader sosmas. Follow-up (tindak lanjut) dari dauroh ijtimaiyah adalah mentoring sosmas dengan tujuan agar kader sosmas peka terhadap keadaan masyarakat disekitar kampus atau daerah ataupun wilayahnya. Dan untuk meningkatkan ilmu kesosialan maka ada matuba (manhaj tugas baca) yang bertujuan agar kader sosmas cerdas wacana selain cerdas sosial.
13
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
PRA DAUROH IJTIMA’IYAH
Tujuan
: mencari kader yang potensial untuk pergerakan sosmas.
Syarat: 1. Mengikuti kegiatan sosmas komsat minimal 1x 2. Mempunyai sense of empathy (rasa empati) pada masyarakat 3. Mempunyai kemauan belajar yang kuat untuk bisa ‘merakyat’
14
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
SOSMAS KOMISARIAT
1.
DAUROH IJTIMA’IYAH 1 Pelaksana
: Sosmas Komsat
Tujuan
: “Terbangunnya Sensitivitas Sosial kader di sekitar kampusnya”
Aktivitas
: Dalam satu periode kepengurusan melakukan minimal 1x
Kurikulum Tema Strategi
Katalisator
Organisasi&Metode ● memahami Perangkat organisasi masyarakat & metode
Komunikasi dengan Masyarakat Dakwah Syabi’ah
Komunikasi interpersonal
komunikasi ke masyarakat ●
memahami urgensitas dakwah sya’bih
●
memahami langkah-langkah dalam dakwah sya’bih
●
Kader mampu berkomunikasi interpersonal dengan masyarakat
Emotional quotion
●
Mampu mempersuasi
●
Mampu bernegosiasi
●
Mampu meresponsif terhadap problematika sosial bukan reaksioner
Social Entreprenuer
●
Menanamkan jiwa empati
●
Mampu memasuki jiwa afeksi
●
Mampu menggali potensi lokal
15
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA ●
Mengarahkan
masyarakat
untuk
manjaga
dan
mengeksplorasi SDA nya (sumber daya alam)
Marketing
●
Kemandirian ekonomi masyarakat
●
Mampu
membantu/
mengarahkan/
memasarkan
produk masyarakat ●
Memahami seluk beluk pemasaran bisnis yang sehat
●
Mampu menggali needs & wants nya (kebutuhan dan keinginan) masyarakat
●
Mampu membuat R&D (Research and Development) yang tepat dalam hal pemasaran produk
2. Mentoring Sosmas Tujuan
: memahami problematika masyarakat di sekitar kampusnya
Katalisator
: mampu memberikan solusi praktis
Aktivitas
: satu pekan sekali
Sasaran
: AB1
3. Manhaj Tugas Baca (MATUBA) JUDUL BUKU
PENULIS
PENERBIT
Tarbiyah Ijtimaiyah
Hadi Munawar
Era Intermedia
Tarbiyah Iqtishodiyah
Eko Novianto
Era Inttermedia
Forum Mangunwijaya ‘Humaniora’
Mangunwijaya
Kompas 16
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA Alternatif Pengembangan masyarakat di Era Globalisasi ‘Community Development’ (edisi ke-3)
Jim Ife & Frank Tesoriero
Pustaka Pelajar
Berpihak Pada Manusia : Paradigma Nasional Menuju Indonesia Baru
Irwan Abdullah
Pustaka Pelajar
Bahasa Masyarakat dan Kekuasaaan
Pustaka Pelajar
Berkawan dengan Alam
Mahatma Gandhi
Pustaka Pelajar
Gerakan Sosial Islam: Manifesto Kaum Beriman
Zuly Qodir
Pustaka Pelajar
Implementasi Pemberdayaan Pemerintah Desa
Azam Awang
Pustaka Pelajar
Gerakan Sosial
Averroes Press
Kekerasan Komunal
Pustaka Pelajar
Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM
Sudarmanto
Pustaka Pelajar
Masyarakat Sipil dan Transformasi Sosial
Mansour Fakih
Pustaka Pelajar
Masyarakat Terbuka dan Musuh-musuhnya
Karl R Popper
Pustaka Pelajar
Membongkar Mitos Masyarakat Madani
T. Jacob (Pengantar)
Pustaka Pelajar
Meneropong Fenomena Kemiskinan
Hamdar Arraiyah
Pustaka Pelajar
Menuju Masyarakat Belajar
Isjoni
Pustaka Pelajar
Menuju Keselarasan lingkungan
Eko Budi
Pustaka Pelajar
Menuju Kesehatan Madani
Rosalia Sciortino
Pustaka Pelajar
Pembaharuan Desa Secara Partisipatif
Editor Purwo Santoso, S2 Politik Lokal & OD UGM
Pustaka Pelajar
Pengembangan dan Pembangunan
Peter Coleridge
Pustaka Pelajar
Sekolah Masyarakat
Wahyudin Sumpeno
Pustaka Pelajar
Sumber Daya Alam dan Jaminan Sosial
FB-Beckmann dkk
Pustaka Pelajar
Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya Menuju Masyarakat Terbuka
Elsam Insist/Ashoka, M. Hidayat R.
Insist 17
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA Nuansa Fiqih Sosial
Sahal Mahfudh
Partisipasi Warga dalam Pembangunan dan Demokrasi
LKIS Averroes Press
Pembangunan Desa Mulai dari Belakang
Robert Chambers
LP3ES
Pemberdayaan Partisipasi dan Penguatan Kapasitas Masyarakat
Adi Fahrudin, dkk
Humaniora
Strategi Ekonomi Permberdayaan Masyarakat
H Hikmat
Humaniora
Masih Adakah Harapan Bagi Kaum Miskin: Sebuah Perbincangan tentang Etika dan Ilmu Ekonomi di Fajar Milenium Baru
Amartya Sen
Mizan
Masyarakat dan Pembangunan Desa
I Nyoman Baratha
Ghalia Indonesia
MarkPlus Basics (Dasar Marketing)
Hermawan Kartajaya
Esensi Erlangga Group
18
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
SOSMAS DAERAH
A. DAUROH IJTIMA’IYAH II Tingkat
: Daerah
Tujuan
: Membangun Gerakan Strategis di Daerah
Aktivitas
: Dalam satu periode kepengurusan melakukan minimal 1x
Sasaran
: AB2
Kurikulum Tema Pemasaran ‘Daerah’
Rekayasa Sosial
Kristologi
Katalisator ●
Mampu memahami cara pemasaran daerah
●
Memajukan potensi daerah untuk wisata
●
Memahami tata letak daerah yang potensial
●
Memahami urgensitas rekayasa sosial
●
Memahami dasar rekayasa sosial
●
mampu memasifkan gerakan di masyarakat
●
mampu membuat rekayasa sosial yang tepat
●
Memahami dasar-dasar kristologi
●
Mampu melakukan Target Operasi
●
Memahami modus pendangkalan aqidah di kampus dan masyarakat 19
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA ●
Mampu menjadi garda penjaga aqidah di kampus dan masyarakat
Civil Society
●
Memahami urgensitas civil society
●
Mampu membuat civil society, LSO (lembaga swadaya organisasi)
●
Memahami pergerakan sosial dari golongan lain
●
Mampu bersinergis dengan pergerakan sosial lainnya
B. MENTORING SOSMAS Tujuan
: memahami problematika masyarakat di daerah
Katalisator
: mampu memberikan solusi praktis
Aktivitas
: satu pekan sekali
Sasaran
: AB2
C. Manhaj Tugas Baca (MATUBA)
JUDUL
PENULIS
Jurnal Hukum Pembaharuan Agraris Rekayasa Sosial
PENERBIT UII
Jalaludin Rahmat
Rineka Pustaka Bandung
Jurnal UNISIA kemana Arah Pembangunan
UII
Jurnal UNISIA Demokrasi dan Formasi Sosial
UII 20
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA Nasionalisme Etnisitas
Interfidei/Dian
Development Through Life Span (1&2)
Laura E. Berk
Pustaka Pelajar
Islam, Doktrin, dan Peradaban
Nur Kholis Madjid
Paramadina
Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi
Rahardjo
Elsaf
Anali sis Standar Belanja: Konsep, Metode Pengembangan, dan Implementasi di Pemerintahan Daerah Tatanan Sosial Islam
Sekolah Pasca Sarjana UGM Abdulrahman AK
Pilar-Pilar Ekonomi Islam
Pustaka Pelajar Pustaka Pelajar
Menghargai Perbedaan Kultural
Turnomo Rahardjo
Pustaka Pelajar
Manifesto Ekonomi Kerakyatan
Revrisond Bawsir
Pustaka Pelajar
Ekonomi Politik Kemitraan ASEAN: Sebuah Potret Kerjasama
Ed.Rahardian T.Akbar
Pustaka Pelajar
Etika Rekayasa
Ahmad Charis Zubair
Pustaka Pelajar
Implementasi Otonomi Daerah dalam Perspektif Good Governance
Syakrani & Syahriani
Pustaka Pelajar
Indonesia in Transition, Rethinking Civil Society, Religion, Crisis
Hanneman Samuel & Henk Schulte Nordhlolt
Pustaka Pelajar
Islam dan Humanisme
Pustaka Pelajar
Kelayakan Ekonomi
Waldiyono
Pustaka Pelajar
Klasifikasii Kota
Hadi Sabari yusuf
Pustaka Pelajar
Kucuran Keringat, Derap Pembangunan
Abdul Haris
Pustaka Pelajar
Menolak Pembangunisme
Saiful Arief
Pustaka Pelajar
Negara dan Masyarakat
Raja Syofyan Samad
Pustaka Pelajar
21
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA Negara dan Kaum Miskin
A Erani Yustika
Pustaka Pelajar
Meletakan Desa dalam Desentralisasi dan Demokrasi
Abdul Goffar Karim
Pustaka Pelajar
Pembangunan untuk Rakyat (memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan)
Ginanjar Kartasasmita
Pustaka Cidesindo
Membangun Forum Warga: Implementasi Partisipasi dan Penguatan Masyarakat Sipil
Eka Chandra
Akatiga
Konsep Kemiskinan dan Strategi Penanganannya
Edi Suharto
Depsos RI
Empowerment: The politic of Alternate Development
John Friedman
Blacwall Publisher
Permberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Perluasan Akses Terhadap Modal
Gianto
UMKM di Indonesia
Tulus Tambunan
Ghalia Indonesia
22
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
SOSMAS WILAYAH
A. DAUROH IJTIMA’IYAH III Tingkat
: Wilayah
Tujuan
: Membangun Gerakan Strategis di Wilayah
Aktivitas
: Dalam satu periode kepengurusan melakukan minimal 1x
Sasaran
: AB3
Kurikulum Tema
Katalisator
Kebijakan publik
●
Memahami urgensitas kebijakan publik
●
Mampu memberikan pemahaman akan kebijakan publik pada masyarakat
●
Mampu mengedukasi masyarakat terkait pengambilan akan hakhaknya
Advokasi Masyarakat
●
memahami urgensitas advokasi
●
memahami cara memberikan advokasi yang baik dan tepat
●
mampu
menangani
kasus
di
masyarakat_pendidikan,kesehatan,pertanahan,dll Advokasi Anggaran
●
memahami cara advokasi anggaran _masyarakat
●
mampu
memberikan
edukasi
kepada
masyarakat
terkait
anggaran_masyarakat
23
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
Ekonomi Kerakyatan
●
mampu memberikan advokasi anggaran_masyarakat
●
memahami urgensitas ekonomi Kerakyatan
●
mampu memberdayakan dan membangun ekonomi kerakyatan
B. Manhaj Tugas Baca (MATUBA) JUDUL
PENULIS
PENERBIT
Analisis Kebijakan Publik
Subarsono
Pustaka Pelajar
Public Policy
Riant Nugroho
Elex Media Komputindo
Social Policy for Developing Countries
Riant Nugroho
Pustaka Pelajar
Merajut Masa Depan Indonesia
Interfidei/ Dian
Buku Kapita Selekta HAKI I
UII
Negara, Pasar, dan Keadilan Sosial
Heru Nugroho
Pustaka Pelajar
Capita Selecta 1 dan 2
M Natsir
Politik, Birokrasi, dan Pembangunan
Mohtar Mas’oed
Pustaka Pelajar
MengIndonesiakan Islam
Mujiburrahman
Pustaka Pelajar
Mereformasi Birokrasi publik Indonesia
Azhari
Pustaka Pelajar
Di bawah Bendera Revolusi (Jilid 1&2)
Soekarno
Paradigma Islam
Kuntowijoyo
Mizan
Analisis Kritis Ekonomi-Politik Indonesia
Didik J. Rachbini
Pustaka Pelajar
Tarekat dan Dinamika Sosial Politik
M.Muhsin Jamil
Pustaka Pelajar
Teori Sosial dari Klasik sampai Postmodern
Ed. Bryan S.Turner
Pustaka Pelajar
Membangun Ekonomi Kerakyatan
Gunawan Sumodiningrat
Pustaka Pelajar
24
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA Kepemimpinan Nasional, Demokrastisasi, dan Tantangan Globalisasi
Revrisond Baswir
Kejahatan Korporasi
Pustaka Pelajar Averroes Press
Kejahatan Kapitalisme
Jamil Salmi
Pustaka Pelajar
Bahaya Neoliberalisme
Revrisond Baswir
Pustaka Pelajar
Ekonomi Politik Kajian Teoritis dan Analisis empiris
Ahmad Erani Yustika
Pustaka Pelajar
Kritik Antonio Gramsci Terhadap Pembangunan Dunia Ketiga
Muhadi Sugiono
Pustaka Pelajar
Negara dan Hegemoni
Antonio Gramsci
Pustaka Pelajar
Globalisasi Krisis Ekonomi dan Kebangkita Ekonomi Kerakyatan
Mahmud Toha
Pustaka Quantum
Transormasi Ekonomi Politik Desa
Gregorius Syahdan
AMPD Press
Inovasi, Partisipasi, dan Good Governance
Hetifa Sj Sumarto
Obor
Menuju Masyarakat Komunikatif: Ilmu, Masyarakat, Politik, dan Postmodernisme Menurut Jurgen Habermas
F. Budi Hardiman
Kanisius
Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga:Suatu Pengantar
Diana Conyers
UGM Press
Politik Pembangunan, Sebuah Analisis Konsep, Arah, dan Strategi
Moeljarto Tjokrowinoto
Tiara Wacana
Anthony Giddens
B.Herry Priyono
Kepustakaan Populer Gramedia
Demokrasi Ekonomi ‘Koperasi dan Pengembangan Ekonomi Kerakyatan’
Averroes Press
25
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
SOSMAS PUSAT
Dalam Sosmas Pusat tidak ada dauroh ijtimaiyah, melainkan lebih kepada ranah kerja.
26
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
RANAH KERJA SOSIAL MASYARAKAT
KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
27
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA PENDAHULUAN
Kerja sosial merupakan kerja yang mulia, menentramkan, menyejukan masyarakat karena pekerja sosial menjadi sahabat ditengah-tengah masyarakat dan menjadi pengurai problematika masyarakat. Sosmas KAMMI adalah salah satu pekerja sosial tersebut. Sosmas hadir untuk pergerakan horizontal ‘merakyat’ yang selalu dikumandangkan dan diaktualisasikan. Dalam menjalankan program-program merakyatnya, maka sebuah keniscayaan untuk memahami ranah kerja Sosmas agar tidak tercampur dengan Sosmas Komsat/ Sosmas Daerah/ Sosmas Wilayah/ Sosmas Pusat. Dengan demikian disusunlah Ranah Kerja Sosmas, dengan tujuan agar rapih dalam bekerja sosial dan profesional.
28
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
RANAH KERJA SOSMAS
SOSMAS KOMSAT 1. Berbasis territory (masyarakat sekitar kampus)*
2. Adovakasi masyarakat (mikro)* 3. Mapping potensi kader*
4. Menindaklanjuti program turunan Sosmas Daerah 5. Mengakses dana dari mitra yang bersifat independen*
SOSMAS DAERAH 1. Memotivasi Komsat yang belum ada Sosmasnya untuk membuka departemen Sosmas 2. Memfasilitasi jaringan birokrasi pemerintahan misal: Dinsos, Dikda, dll_ untuk Sosmas Komsat 3. Mensupervisi kinerja Sosmas Komsat* 4. Menindaklanjuti program turunan Sosmas Wilayah atau Sosmas Pusat (kondisional)* 6. Membantu mengakses dana dari mitra yang bersifat independen
29
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA SOSMAS WILAYAH 1. Memotivasi KAMMI Daerah yang belum ada Sosmasnya untuk membuka departemen Sosmas 2. Memfasilitasi jaringan birokrasi pemerintahan untuk Sosmas Daerah 3. Memsupervisi kinerja Sosmas Daerah 4. Menindaklanjuti program turunan Sosmas Pusat 5. Membantu mengakses dana dari mitra yang bersifat independen
SOSMAS PUSAT 1. Memonitoring kinerja Sosmas Wilayah 2. Menjalin kerjasama dengan birokrasi pemerintahan dan lembaga sosial lainnya 3. Terjun ke lapangan melihat Sosmas Wilayah atau Sosmas Daerah 4. Membuat kebijakan yang efektif berdasarkan hasil monitoring kinerja Sosmas Wilayah atau Sosmas Daerah* 5. Membantu mengakses dana dari mitra yang bersifat independen
PENJELASAN _dari yang berbintang 1. Berbasis territory (masyarakat sekitar kampus)*
Bermakna bahwa kehadiran Sosmas Komsat, hanya bekerja di sekitar kampus dalam artian menjalankan program ‘merakyat’ nya di wilayah sekitar kampusnya, yang bisa dijangkau oleh kader Sosmas. Jangan sampai merambah wilayah yang jauh dari kampusnya, karena hal ini bisa menjadi beban akan dana, waktu, dan tenaga kader Sosmas sendiri. Berikanlah manfaat akan aksi sosial Sosmas Komsat pada masyarakat di sekitar kampusnya. 30
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA 2. Adovakasi masyarakat (mikro)* Bermakna bahwa Sosmas mengadvokasi hanya berdasarkan needs&wants-nya (kebutuhan dan keinginan) masyarakat dan bersifat mikro (kecil) yang melingkupi problematika masyarakat. Bukan mengadvokasi berdasarkan issu yang sedang mencuat, karena hal ini adalah tugas Kastrat (kajian Strategik) / KP (kebijakan Publik).
Contoh: masyarakat membutuhkan layanan kesehatan gratis dari
pemerintah (karena kondisi ekonomi masyarakat kurang), maka Sosmas Komsat mengadvokasi dengan membuka dan bekerjasama dengan jaringan_ pihak kesehatan, pemerintah desa, dll agar masyarakat mendapatkan Jamkesda (jaminan kesehatan daerah)/ Jamkesmas (jaminan kesehatan masyarakat)/ sejenisnya. 3. Mapping potensi kader*
Bermakna bahwa dalam departemen Sosmas harus ada pembagian kinerja pada kader. Sebagai contoh: Dalam departemen Sosmas hanya ada 8 kader, maka harus
dipetakan
(mapping)
berdasarkan
kecenderungan
atau
kafa’ah
(keilmuwan) dari kader (ingat berikanlah amanah kepada orang yang (1) ‘mau dan mampu secara keilmuwan’ atau kepada yang (2) ‘mau walau kurang atau bahkan tidak punya keilmuwan, hal ini akan ada jiwa pembelajar dari kader ‘, jangan memberikan amanah kepada yang (3) ‘tidak mau walaupun mampu secara keilmuwan’, hal ini hanya akan membunuh karakter kader dan adanya sistem doktrin pada kader) tersebut, 2 kader dipetakan ke ‘pengembangan masyarakat’, 2 kader dipetakan ke ‘kristologi’, 2 kader dipetakan ke ‘advokasi masyarakat’, 2 kader dipetakan ke ‘mitigasi bencana’. Bila muncul pertanyaan,
kenapa tidak difokuskan dari 8 kader tersebut ke
‘pengembangan masyarakat’ saja? Jawabannya adalah adanya pemetaan akan memudahkan kinerja dalam artian pemetaan itu bukan berarti bekerja sendiri tapi ada sinkronisasinya. Dalam kehidupan masyarakat, Sosmas harus menjaga 31
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA aqidah masyarakat maka butuh kristologi. dalam masyarakat ada problematika kehidupan yang sedang menghimpit, maka dibutuhkan advokasi masyarakat. Dalam masyarakat, bisa saja terjadi kejadian alam (gempa bumi,banjir,dll) maka dibutuhkan mitigasi bencana. Dari pemetaan tersebut masing-masing per-2 kader Sosmas hanya sebagai ahlinya, sedangkan yang membantu teknisnya bisa menerjunkan kader KAMMI lainnya (non-Sosmas). Inilah yang dinamakan gerakan sinergis diantara simpul yang ada dalam KAMMI, bukan gerakan ‘autis’ (setiap departemen kerja sendiri). 4. Mengakses dana dari mitra yang bersifat independen* Bermakna bahwa dalam menjalankan program kerja Sosmas, bisa bermitra atau bekerjasama dengan lembaga lainnya selama tidak ada unsur titipan kepentingan dari pihak mitra tersebut. misal: partai x /lembaga x ,mau bekerjasama dengan Sosmas asalkan Sosmas siap menggolkan kader partai x tersebut untuk menang, ataupun Sosmas tidak boleh menerima dana dari lainnya kecuali dari lembaga x/ partai x. Dan juga, Sosmas harus belajar mandiri (berusaha untuk bisa membiayai prokernya tanpa mengandalkan mitra) . Sistem yang mengikat hanya akan melunturkan gerakan Sosial Independen-nya Sosmas dan menciderai Tafsir Filosofi Gerakan KAMMI, bahwa KAMMI adalah Gerakan Sosial Independen. 5. Mensupervisi kinerja Sosmas Komsat* Menurut Purwanto Supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu pengawas dan yang diawasi dalam melakukan pekerjaan secara efektif. Kegiatan supervisi dilakukan dengan Inspeksi, pemeriksaan, pengawasan atau penilikan. Yang mensupervisi disebut supervisor. supervisor dalam hal ini mengadakan : 1. Controlling : memeriksa apakah semuanya dijalankan sebagaimana mestinya
32
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA 2. Correcting : memeriksa apakah semuanya sesuai dengan apa yang telah
ditetapkan/digariskan 3. Judging : mengadili dalam arti memberikan penilaian atau keputusan sepihak 4. Directing : pengarahan, menentukan ketetapan/garis 5. Demonstration : memperlihatkan bagaimana kinerja yang baik
Dengan adanya supervisi maka Sosmas Komsat/Daerah/Wilayah bekerja sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan ataupun agar bisa menjadi perbaikan kinerja. 6. Menindaklanjuti program turunan Sosmas Wilayah /Sosmas Pusat (kondisional)* Bermakna bahwa Sosmas wilayah menindaklanjuti program dari Pusat, bila tidak ada wilayah maka garis kordinasinya langsung ke Sosmas Daerah. 7. Membuat kebijakan yang efektif berdasarkan hasil monitoring kinerja Sosmas Wilayah atau Sosmas Daerah* Bermakna bahwa apabila Sosmas Pusat akan membuat kebijakan maka harus berdasarkan monitoring kinerja Sosmas Wilayah dan atau Sosma Daerah, agar kebijakan yang ditelurkan bisa teraplikasikan dengan baik karena adanya partisipatif dari kader Sosmas lainnya. Hal inilah yang menciptakan idealisme yang realistis bukan diktatoris yang tidak demokratis.
33
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
MANUAL KERJA SOSIAL MASYARAKAT
KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
34
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Rabb semesta alam yang telah menjadikan bumi dan isinya sempurna dan seimbang. Shalawat dan salam tetap kita curahkan pada penutup para nabi, Rasulullah SAW, keluarganya, sahabatnya, tabi’it tabi’ien dan para pengikutnya hingga Allah berkehendak menjadikan kiamat. Diharapkan dengan adanya buku manual kerja ini, kita dapat menjadi salah satu fasilitator untuk mencapai visi dan misi KAMMI. Dan menjadi salah satu solusi bagi masalah-masalah yang ada di masyarakat. Semoga bermanfaatSelamat berjuang, wahai jundullah Tetapkan istiqomah jihad dalam hati & aktualisasi dalam gerakan civil society menuju masyarakat madani yang Islami----Allahuakbar!!!!!
Jadilah kamu orang-orang yang: Paling kokoh/tsabit sikapnya Paling lapang dadanya Paling dalam pemikirannya Paling luas cara pandangannya Paling rajin amal-amalnya Paling solid penataan organisasinya Paling banyak manfaatnya (K.H. Rahmat Adullah)
35
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA MERANCANG PERUBAHAN SOS I AL
Pengantar Perubahan sosial merupakan sebuah proses perubahan bentuk yang meliputi keseluruhan aspek kehidupan masyarakat, yaitu pola pikir, perilaku, organisasi dan struktur sosial. Perubahan sosial bisa terjadi secara organik (alamiah sehingga terjadi transformasi) maupun rekayasa sosial (yang menghasilkan reformasi). Dalam rekayasa sosial (reformasi), masyarakat ditempatkan untuk menghasilkan perubahan, oleh karenanya mereka diarahkan, dikontrol, direncanakan, serta dikonstruksi oleh kalangan ilmuwan, birokrat, dan bahkan koordinator program LSM yang berperan sebagai pengambil-pengambil keputusan. Sedangkan dalam perubahan sosial organik (transformasi), perubahan sosial dimaksudkan sebagai proses yang melibatkan masyarakat sebagai ‘subjek’ untuk perubahan sistem dan struktur menuju ke sistem yang lebih adil. Proses transformasi berwatak subjektif, memihak, tidak netral dan populis. Tujuan Fasilitator mampu memfasilitasi proses-proses merancang perubahan sosial, menentukan strategi, menetapkan aksi-aksi perubahan sosial di masyarakat. Manfaat Fasilitator & masyarakat mendapat gambaran yang jelas tentang perubahan sosial yang dicitacitakan serta langkah-langkah untuk mewujudkannya. Ruang Lingkup Bahasan 1. Membangun cita-cita bersama 2. Menentukan strategi bersama 3. Menetapkan rencana aksi bersama 4. Menelaah kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman 5. Rujukan pendalaman
36
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA Langkah-Langkah 1. Membangun cita-cita bersama Pengantar Cita-cita bersama harus menguraikan masa depan yang lebih baik, yang diinginkan masyarakat dan dapat memotivasi masyarakat untuk menghidupkannya dengan membalik situasi buruk saat ini menuju kondisi yang lebih baik di masa mendatang. Tujuan Menetapkan dan memperjelas tujuan / cita-cita perubahan yang diinginkan warga. Memperjelas filosofi dan nilai-nilai kehidupan sosial (pranata) yang menjadi panduan dalam pencapaian cita-cita. Hal ini penting bagi terciptanya tatanan yang lebih adil, sehingga semua pihak dapat berkontribusi secara positif dalam mewujudkan cita-cita. Hal ini bahkan sangat memungkinkan untuk memunculkan pranata baru. Manfaat Memulai kebiasaan memfokuskan diskusi hal yang penting. Adanya landasan sebagai titik tolak untuk menilai apakah perubahan-perubahan yang telah terjadi sudah sesuai dengan cita-cita bersama atau tidak. Prasyarat Perumusan analisa masalah harus sudah jelas dan dipahami bersama. Hasil analisa masalah sudah terdokumentasi dan tervisualisasi, dengan bahasa yang lebih bisa dipahami masyarakat, misalnya dalam bentuk cerita, foto-foto, gambar-gambar. Prinsip-prinsip Proses perumusan cita-cita harus dihadiri dan dilakukan bersama dengan warga. Usahakan setiap orang berpartisipasi mengeluarkan pendapatnya, tanpa melihat ketokohan seseorang. Berorientasi pada proses yang berkelanjutan dan hasil, bukan sekedar hasil saja, dan bertahap. Langkah-langkah a. Mereview problem sosial dan analisanya di hadapan warga melalui proses berikut : 37
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA •
Undanglah perwakilan warga setiap pihak dalam komunitas (petani, ibu rumah tangga, perangkat desa, pedagang, dsb yang aktif dan intensif mengikuti proses analisis masalah sehingga tidak mengulang proses analisis dari awal.
•
Bukalah forum dengan menyampaikan tujuan pertemuan dan pengulangan kembali analisis masalah yang telah dirumuskan. Jadikan masalah utama dan penyebabnya sebagai titik tolak kondisi yang ingin dirubah dengan bertanya pada warga “Apa yang mereka butuhkan dan inginkan (needs dan wants_dari kondisi tersebut”,”Apakah kondisi ini akan diterima begitu saja? Atau ingin dirubah?, jika ingin dirubah, kepada kondisi yang seperti apa?.
b. Merumuskan mimpi masyarakat Proses: •
Gali dan tulislah kondisi desa dan masyarakat yang dicita-citakan oleh warga.
•
Kelompokkan kondisi tersebut berdasar beberapa kategori, misalnya kondisi ideal pertanian warga, kesehatan, dll.
•
Rumuskan bersama berbagai cita-cita tersebut dalam satu kalimat sederhana dan mampu memotivasi warga untuk mewujudkannya. Biasanya cita-cita (kondisi kehidupan yang ideal) bersifat abstrak dan berjangka panjang, agar benar-benar dipahami perlu diturunkan lebih konkrit dan bisa dilihat perkembangannya melalui indikator-indikator dari setiap cita-cita.
c. Merumuskan indikator-indikator keberhasilan setiap cita-cita dengan proses : •
Jelaskan kepada warga tentang apa itu indikator keberhasilan dan syarat bahasa indikator, yaitu menyebut jumlah (angka, prosentase, sebagian besar, sebagian kecil), kualitas, waktu/ durasi, bentuk.
•
Minta warga menentukan indikator (petunjuk/tanda) bahwa cita-cita tersebut telah berhasil dicapai dalam jangka waktu tertentu
•
Urutkan indikator berdasar jangka waktunya pendek, menengah dan panjang.
d. Sosialisasi cita-cita beserta indikatornya Proses: •
Minta tim menyusun rumusan cita-cita dan indikatornya secara rapi agar bisa dipahami warga lainnya, jika perlu diberikan visualisasi, seperti gambar, foto, dsb
38
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA •
Rumusan cita-cita dan indikator diturunkan/disampaikan kepada seluruh warga melalui berbagai forum, misalnya dari keluarga ke anak-anak, pengajian, kalender, dsb_ untuk diingat dan dijadikan pegangan dalam melakukan perubahan serta diakui sebagai kesepakatan bersama.
e. Susunlah laporan tentang proses membangun cita-cita bersama warga dalam berbagai format (lihat format laporan), jangan lupa berikan refleksi anda terhadap proses dan hasil tahap membangun cita-cita. f.
Seminarkan dihadapan fasilitator yang lain dan dosen, minta tanggapan balik dari mereka.
2. Menentukan strategi bersama Pengantar Strategi merupakan perluasan misi guna menjembatani antara komunikasi dan lingkungan yang dikembangkan sebagai respon terhadap isu strategis yang ada dalam komunitas. Disusun dan dikembangkan untuk mencapai sasaran atau tujuan bersama yang telah dicita-citakan sebelumnya. Tujuan Fasilitator mampu memfasilitasi masyarakat untuk menentukan strategi bersama dalam upaya mewujudkan perubahan sosial yang diinginkan / dicita-citakan. Manfaat Fasilitator mendapat gambaran yang jelas tentang strategi-strategi yang dibutuhkan untuk mencapai perubahan yang dicita-citakan. Peringatan Dalam proses menentukan strategi bersama seringkali menemukan godaan yaitu terburu-buru untuk menyusun daftar kegiatan praktis. Prasyarat Untuk dapat menyusun strategi bersama, diperlukan rumusan cita-cita yang jelas dan telah dipahami bersama. Strategi untuk jangka pendek, menengah dan panjang harus saling berkesinambungan. Analisa jangka panjang harus mengacu pada jangka pendek dan menengah. Rencana jangka panjang harus mengacu pada rencana jangka menengah dan pendek.
39
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA Prinsip-prinsip Fasilitator perlu memilih dan menentukan pendekatan dan strategi yang sesuai dengan kemampuan dan didukung oleh sumber daya masyarakat. Langkah-langkah a. mengingatkan cita-cita, nilai-nilai dan filosofi bersama. b. Analisis tujuan yaitu mengidentifikasikan gagasan-gagasan strategi untuk mewujudkan citacita bersama. c. Analisis strategis yaitu merumuskan tujuan dari masing-masing strategi dengan menggunakan analisis kelayakan strategis, diantaranya: efektifitas strategi, waktu yang cukup, gambaran yang nyata dari strategi, ada dukungan sumber daya, gambaran untuk mengatasi keterbatasan sumber daya, punya dukungan politik, memperhatikan budaya masyarakat setempat, dan strategi punya kaitan yang jelas terhadap dampak positif di masyarakat. d. Analisis partisipasi yaitu apakah ada sumber daya yang mampu melaksanakan strategi tersebut. Instrumen-instrumen yang harus ditanyakan ke masyarakat terhadap sumber daya yang ada misal: Organisasi yang ada di masyarakat yang berkaitan dengan kita, Kepentingan mereka terhadap strategi kita, Sumber daya yang mereka miliki, Kebutuhan mereka agar mereka bersedia memobilisasi strategi kita, dan Apa yang harus kita lakukan untuk memenuhi kebutuhan mereka. e. Melakukan sosialisasi ke masyarakat terhadap rumusan strategi kita. Catatan Keseluruhan proses adalah riset, jadi tidak cukup hanya dengan pertemuan-pertemuan, tapi masyarakat perlu turun langsung ke lembaga eksternal yang mempunyai kaitan dengan apa yang sedang direncanakan masyarakat. Masyarakat harus didampingi apabila harus mengisi formulir Jangan terjebak pada FGD (forum group discussion/ forum kelompok diskusi), karena sering terjadi manipulasi tetapi researchnya (penelitian) yang diperlukan. Perlu ada individual meeting (pertemuan secara pribadi), small group meeting (pertemuan dalam kelompok yang kecil), FGD, dan observasi.
40
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA 3. Menetapkan rencana aksi bersama Pengantar Rencana aksi bersama merupakan suatu proses/kegiatan dalam rangka menyusun rencana kegiatan secara bersama-sama, sehingga tidak ada pihak yang merasa kepentingannya ditinggalkan. Tujuan Menyusun program-program strategis dan bentuk-bentuk kegiatan. Memberikan gambaran kepada warga tentang apa yang akan dilakukan dari waktu ke waktu. Manfaat Menyatukan hati warga untuk mulai menggerakkan perubahan. Aksi-aksi perubahan tersusun secara berkesinambungan. Ada guidance (bimbingan) bagi masyarakat untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan perubahan strategis. Prasyarat Strategi perubahan harus dirumuskan secara jelas dan mudah dipahami. Prinsip-prinsip Aksi yang dilakukan bukan sekedar proyek dan tidak berkelanjutan. Aksi yang dirumuskan mampu memberikan sumbangan terhadap pencapaian kepentingan strategis. Aksi yang direncanakan bersifat partisipatif dan terbuka. Langkah-langkah a. Review (mengulang) analisis tujuan dalam strategis yang telah dirumaskan sebelumnya. b. Menganalisa kebutuhan dan masalah yang dihadapi warga dari setiap strategi. Proses: •
Mengidentifikasi kebutuhan dan permasalahan.
•
Menganalisa masalah.
•
Menentukan pemecahan terhadap masalah tersebut dan tujuannya. 41
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA •
Menyusun prioritas masalah.
c. Menetapkan program yang dapat memecahkan masalah. Proses: •
Menjabarkan pemecahan masalah dan tujuan dalam berbagai program dan kegiatan, dimana warga dibentuk dalam berbagai kelompok sesuai dengan latar belakang kemampuan warga.
•
Menentukan indikator keberhasilan program dan kegiatan, yang berupa jumlah (angka, presentase, sebagian besar, sebagian kecil), kualitas, waktu/durasi, dan bentuk.
d. Menyusun bentuk berbagai program dan kegiatan dalam matriks kegiatan beserta waktunya (termasuk monitoring dan evaluasi). e. Sosialisasi bentuk matriks kegiatan kepada warga. 4. Menelaah Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman (Analisa SWOT /strenght, weakness, threat, opportunity,) Pengantar Analisis SWOT merupakan rangkaian proses atau metodologi kajian untuk menghitung kemungkinan-kemungkinan yang bisa dilakukan oleh suatu organisasi atau komunitas pada masa yang akan datang. Ini akan dapat dilakukan jika rancangan perubahan sosial telah tersusun. Tujuan Fasilitator dapat memfasilitasi masyarakat dalam mengkaji lingkungan internal dan eksternal komunitas guna mengidentifikasi SWOT yang dihadapi masyarakat untuk mencapai cita-cita yang ideal, menjalankan strategi, dan rencana-rencana kegiatan yang telah disusun. Manfaat Fasilitator mendapat gambaran yang jelas tentang SWOT yang ada. Masyarakat lebih siap untuk mengatasi kelemahan, menghadapi kecaman dari luar, memanfaatkan kekuatan dan memaksimalkan peluang. Masyarakat dapat memobilisasi sumber daya dengan memaksimalkan kekuatan dan mengoptimalkan peluang serta menekan seminimal mungkin kelemahan dan ancaman. Prasyarat Komunitas yang bersangkutan telah memiliki visi, misi, tujuan serta rencana yang jelas.
42
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA Prinsip-prinsip Yang dibutuhkan bukan banyaknya data yang diperoleh, tapi kecocokan atau kesesuaian dengan kebutuhan serta ketepatan analisisnya yang menentukan apakah analisis SWOT itu bermanfaat. Langkah-langkah •
Review dari cita-cita, rencana aksi dan strategi.
•
Melakukan analisis SWOT yaitu kekuatan yang dimiliki, kelemahan/kekurangan yang ada, bentuk tantangan yang datang dari luar komunitas dan peluang yang mungkin ada.
•
Mengambil kesimpulan dari analisis SWOT.
•
Merumuskan langkah selanjutnya.
•
Laporan hasil analisis SWOT secara keseluruhan.
43
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA MEMPERS I APKAN KERJA PERUBAHAN SOS I AL
Pengantar Program ini tidak sekedar untuk mengamati, mendata, dan menganalisa kejadian-kejadian yang ada di masyarakat serta mendeskripsikannya dalam teori-teori tertentu, untuk dijadikan dasar sebagai teori baru. Tapi dalam program ini, mengharuskan terwujudnya sebuah proses yang disadari sepenuhnya oleh masyarakat, diinginkan terjadinya, direncanakan tahapan-tahapannya, serta ditentukan terminal-terminal tujuannya. Proses perubahan ini harus mampu menyingkapkan sekatsekat yang menutup peran mereka yang terpinggirkan, memotong jalur-jalur yang sengaja atau tidak sengaja memperumit keadaan, membatasi peran-peran yang berlebihan dan mengeksplorasi semua potensi yang dimiliki. Seorang pekerja sosial akan mudah mengikuti irama yang dimainkan oleh masyarakat. Dia tidak akan overacting hingga mendominasi, tapi juga tidak terlalu diam dalam kenetralannya sebagai seorang pendatang. Jati Diri Pekerja Perubahan Sosial Seorang pekerja perubahan sosial harus sejak awal, sebelum memulai aktifitasnya, sudah menentukan titik pijak keberpihakannya kepada masyarakat. Selain itu, seorang pekerja perubahan sosial harus mempertimbangkan beberapa hal yang harus menjadi acuannya sebagai seorang fasilitator dalam masyarakat, yang tugas utamanya adalah membuat setiap proses yang terjadi di masyarakat menjadi mudah. Mempersiapkan Diri Persiapan yang paling mendasar adalah penataan mental dan mind set. Harus disadari oleh setiap pekerja perubahan sosial bahwa pekerjaan yang akan dilakukannya adalah bagian awal dari sebuah proses panjang dalam kehidupan masyarakat, sehingga harus dibangun di atas dasar-dasar yang betul-betul mengakar agar tidak menjadi coba-coba dan hilang dalam waktu singkat. Sebagai fasilitator, harus mengembangkan sikap-sikap yang mendukung pekerjaan fasilitasnya. Dia harus mampu demokrasi, menghargai pendapat masing-masing tanpa mendiskriminasi, apalagi berpihak pada orang-orang atau kelompok tertentu. Dia harus menyediakan ruang terjadinya proses kerjasama dalam masyarakat, yang dilandasi rasa kesederajatan dan tanggung jawab. Harus menyadari bahwa dirinya hanya sebagian kecil dari banyak bagian lain yang membentuk masyarakat (bukan super hero). Fasilitator harus mempersiapkan teknis dan administrasi, informasi dan data awal tentang wilayah sasaran. Harus sudah diketahui sebelum terjun ke lapangan, seperti bahasa, budaya, etika umum, kebiasaan, dan sebagainya.
44
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA MEMULA I KERJA PERUBAHAN SOS I AL Pengantar Kerja perubahan sosial adalah upaya mendorong perubahan pola relasi kuasa sosial dari situasi beku, membelenggu dan menindas menjadi pola relasi kemanusiaan yang memungkinkan setiap orang berkembang mencapai harkat dan martabat kemanusiaannya. Kerja-kerja seperti ini membutuhkan sebuah kerangka metodologi dan teknik-teknik partisipatif yang memungkinkan pembebasan manusia dari ketertindasan. Tujuan 1. Memberikan pengetahuan dan teknik untuk mendapat data / informasi tentang situasi nyata dan konkrit di komunitas atau masyarakat. 2. Memberikan informasi penting tentang berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat, faktor-faktor yang menyebabkannya, dan sumber daya yang dapat dimobilisasi untuk melakukan kerja perubahan sosial. 3. Hasil survey dapat digunakan sebagai penentu arah dan rancangan strategi perubahan serta menajdi alat pengukur keberhasilan kerja perubahan sosial. 4. Membantu dan memandu langkah memulai kerja perubahan sosial pada perancangan program perubahan sosial. 5. Menumbuhkan kemandirian dan pembelanjaran bersama masyarakat yang dapat menghasilkan proses pemetaan situasi sosial yang bisa menjadi alat penyadaran bersama. 6. Dari kerja ini diharapkan muncul kelompok-kelompok penggerakkan masyarakat. Manfaat 1. Mendapatkan gambaran tentang masalah-masalah sosial. 2. Mengetahui hal-hal yang penting dalam memulai kerja sosial. 3. Memahami dan dapat mengantisipasi kendala, kesulitan, resiko kerja-kerja perubahan sosial. 4. Didapatkan data untuk merancang program perubahan.
45
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA Langkah – langkah 1. Menyusun peta situasi sosial Pengantar Peta situasi menggambarkan semua kejadian-kejadian masyarakat secara ringkas. Catatan penting yang dapat dilakukan untuk peta situasi sosial diantaranya: Situasi sosial merupakan gambaran kondisi masyarakat, yaitu situasi yang punya interpretasi untuk dipecahkan atau potensial untuk dikembangkan. Situasi sosial dapat berupa peta geografis/tata ruang, pemetaan tentang manusia (penduduk), sejarah sosial, diskripsi budaya, peta fasilitas publik, sarana prasarana dll. Saat survey hanya menulis data yang diperlukan saja dan selalu punya interkoneksi dengan persoalan yang muncul. Data dapat berupa data primer (data yang didapat langsung dari masyarakat) dan data sekunder (data yang tidak didapat langsung dari masyarakat). Mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dalam suatu wilayah tertentu secara spesifik. Tujuan Menjadi alat pengukur keberhasilan kerja perubahan sosial dengan membandingkan antara kondisi awal dengan situasi setelah dilaksanakan kerja perubahan sosial. Menemukan kecenderungan-kecenderungan yang berupa persoalan dan potensi di masyarakat. Menggali dan menemukan kelompok-kelompok sosial yang dapat melakukan perubahan sosial. Membangun pemahaman dan kesadaran masyarakat mengenai situasi diri dan lingkungan. Manfaat Mempermudah melakukan analisis dan merumuskan problem-problem sosial yang mendasar yang akan dijadikan sebagai pijakan untuk merumuskan arah dan strategi perubahan sosial masyarakat. Teknik yang harus dimiliki Kemauan untuk diam - mengamati Kemampuan membaur 46
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA Mendengarkan empati Kemampuan bertanya dan mencatat Langkah-langkah a. Membuat peta situasi dengan data sekunder •
Menyiapkan tim termasuk membuat surat
•
Mencari data yang dapat berupa: Data Monografi yaitu data yang tersedia di Kantor Desa yang digunakan untuk memilih metode pendekatan yang akan dipakai. Data Penelitian Terdahulu yaitu orang yang telah meneliti daerah tersebut sebelumnya untuk mengenal situasi sosial dengan sharing. Data Statis di Biro Pusat Statistik (BPS) yaitu sebuah lembaga pemerintah yang mengumpulkan, mengolah dan menyampaikan data. Data dari Surat Kabar (Majalah)
•
Mempelajari data dan membuat catatan-catatan penting yang relevan dengan kebutuhan: Mengelompokkan data Menganalisa Data dengan jalan mengamati, membaca, memberi catatan, menafsirkan, menuliskan data yang terlihat sebagai satu fenomena.
•
Mendiskusikan temuan-temuan penting dari data tersebut dan merumuskan topik-topik masalah masyarakat yang ditemukan.
•
Menentukan masalah berdasarkan data sekunder (sementara) Masalah sementara adalah masalah-masalah yang ditangkap peneliti sebelum membaur ke masyarakat. Data sekunder digunakan untuk memulai bertanya dan analisa bersama dalam data primer.
•
Review keseluruhan dan susun laporan temuan awal mengenai situasi kesehatan masyarakat.
•
Hal hal yang terdapat di data sekunder diantaranya:
47
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA Situasi Geogarafi (tata ruang), dengan mengetahui kondisi alam maka akan diketahui potensi masyarakat. Hal yang perlu dilihat diantaranya letak wilayah, administrasi, batas wilayah, luas wilayah dan peruntukan, letak ketinggian dan lokasi, iklim, tanaman pokok, keadaan air, system irigasi dan sungai. Pemetaan Tentang Penduduk, bertujuan unuk mengetahui trend perubahan yang terjadi. Hal yang perlu diketahui diantaranya angka penduduk, pekerjaan masyarakat, struktur pekerjaan dan status, pendidikan dan komitmen orang tua terhadap pendidikan, komposisi penduduk, dan status penduduk. Peta Fasillitas Publik dan Sarana Prasarana, ini menggambarkan akses masyarakat terhadap hasil-hasil pembangunan dan kelancaran aktivitas. Akses ini terkait dengan bidang ekonomi, administrasi pemerintahan, dan kesehatan. Dikripsi Tentang Budaya, terkait nilai dan norma yang berlaku. Hal yang dapat dimunculkan misalnya niai budaya, tradisi, keyakinan, pengaruh nilai-nilai dominan terhadap komunitas dan bagaimana prosesnya, kelompok dan individu yang menganut nilai tersebut, siapa yang menentang nilai tersebut, tokoh budaya yang berpengaruh, faktor yang membuat mereka berpengaruh di masyarakat, nilai baru yang muncul, dan konflik-konflik nilai yang terjadi. b. Membuat peta situasi melalui data primer •
Menyiapkan kerja tim untuk menggali data primer
•
Membaur bersama masyarakat Menghubungi Tokoh Kunci (Key Person), bertujuan untuk mencari tempat sebagai base camp dengan ciri-ciri tempat tidak terleak di dekat lokasi orang yang dipenuhi masyarakat dan dekat dengan pusat aktivitas warga. Membangun Hubungan dengan Tokoh Masyarakat, dengan mengunjungi tokoh masyarakat. Membuat Surat Formal jika Diperlukan Mendatangi Pusat Komunikasi Warga, merupakan tempat-tempat strategis yang biasa dipakai sebagai tempat berkumpul semua strata. Mendatangi Forum Warga Membaur dengan Bekerja Bersama Masyarakat, dengan cara idak mencolok perhatian orang, terbuka ke masyarakat, jangan menjanjikan sesuatu dan perhatikan label yang muncul dari masyarakat kepada kita. 48
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA •
Menangkap wacana yang berkembang dalam forum-forum warga, dengan cara Melihat Bersama Masyarakat Mendengar Bersama Masyarakat Bertanya Bersama Masyarakat Membuat Dugaan Bersama Masarakat Menyimpulkan Masalah Bersama Masyarakat
•
Membuat forum bersama, dengan buat data primer/masyarakat bercerita panjang lebar dan mintakan tanggapan warga yang lain.
•
Memfasilitasi terbentuknya tim kecil, sebagai peneliti/pekerja perubahan sosial lokal.
•
Maping bersama, untuk membahas masalah sosial yang muncul, melihat sejauh mana urgensi persoalan muncul, dan potensi apa yang dapat dipakai.
Hal yang perlu ditulis dalam peta situasi: a. Sejarah sosial desa •
Nama desa dan alasan yang melandasi nama tersebut
•
Trend perubahan desa dari tahun ke tahun
b. Letak desa dan infrastruktur Dengan menceritakan letak desa dan infratrukturnya c. Potensi sumber daya alam d. Mata pencaharian penduduk e. Profil penduduk f.
Masalah yang ada
g. Analisis terhadap masalah h. Fokus masalah
49
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA 2. Menelaah masalah Sosial Pengantar Anaisis merupakan pemilihan masalah (menentukan masalah inti), pemaparan, menghubungkan, memilah alternatif dan memperimbangkan konsekuensi akan pilihan yang telah diambil. Karena masalah warga banyak sekali, maka kita harus merumuskan apa masalah ini yang ada dalam lingkungan masyarakat saat ini yaitu masalah yang mempuyai konsekuensi terhadap penyelesaian masalah yang lain. Tujuan Mempermudah untuk menentukan masalah penting/nyata dari permasalahan masyarakat yang mempengaruhi perkembangan masarakat. Memudahkan dalam melihat kaitan antar masalah. Manfaat Memperjelas masalah dasar atau fokus yang dihadapi masyarakat. Mempermudah dalam melakukan kerja perubahan sosial selanjutnya, yaitu merancang perubahan. Langkah-langkah a. Melakukan pertemuan seluruh atau sebagian komunitas. b. Menentukan masalah sosial yang menjadi kajian, dengan cara: •
Melakukan review cerita besar yang telah didapat oleh tim kecil.
•
Mendata semua masalah sosial bersama komunitas.
•
Mengurutkan urgensi masalah.
•
Mendiskusikan semua masalah warga dalam paparan secara urut.
•
Menghapus masalah yang tidak penting dan tidakmungkin diselesaikan
•
Mengurutkan kembali prioritas masalah.
•
Tentukan kurang lebih 3 masalah.
•
Dari 3 masalah fokuskan pada satu masalah sebagai masalah utama.
50
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA •
Bangun kesepakatan dengan warga tentang masalah yang pertama akan diselesaikan (inti masalah).
c. Membuat tim kerja dari warga untuk mengkoordinasi dengan struktur ketua, sekretaris, bendahara, seksi-seksi seperlunya. Sebaiknya kita tidak masuk dalam tim. d. Melakukan analisis terhadap masalah inti: •
Lakukan analisis pertama.
•
Hasil analisis berupa dugaan/sementara maka:
•
Uji dugaan dengan mengumpulkan data secara lengkap.
•
Lakukan analisis oleh tim kecil, temukan hubungan sebab akibat dari masalah utama.
•
Buat rangkuman hasil analisis, cari data yang belum lengkap, susun saran dan rekomendasi.
•
Sampaikan dan diskusikan hasil analisis tim denan komunitas yang lebih besar atau seluruhnya.
•
Tarik kesimpulan dan rekomendasi bersama, untuk membuat langkah-langkah penyelesaian.
•
Analisis potensi untuk mendukung perencanaan.
51
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA MENGORGAN I S I R KERJA PERUBAHAN SOS I AL
Pengantar Kerja perubahan sosial dapat dipastikan harus melibatkan sumber daya yang ada dalam masyarakat (internal) dan sumber daya di luar masyarakat (eksternal). Untuk mendukung pelaksanaan agenda aksi perubahan sosial, maka diperlukan mobilisasi sumberdaya. Mobilisasi sumber daya mengupayakan sumber daya internal menjadai sumber daya utama, jika tidak mencukupi maka baru mencari sumber daya di luar masyarakat (eksternal). Tujuan Membangun kekuatan masyarakat untuk mengembangkan melakukan aksi-aksi sesuai dengan citacita bersama yang telah dirumuskan. Manfaat Kekuatan terkumpul dan terintegrasi untuk mendukung cita-cita perubahan. Ruang Lingkup Bahasan 1. Membangun kelompok kerja 2. Meningkatkan kemampuan kelompok kerja 3. Menggalang dukungan sumber daya luar 4. Mengelola pelaksanaan kegiatan 5. Memantau perkembangan kegiatan 6. Menilai capaian kegiatan Langkah-Langkah 1. Membangun kelompok kerja Pengantar Kelompok kerja di sini terdiri dari pihak-pihak yang terkait dengan perubahan tersebut, diantaranya berasal dari kekuatan dalam masyarakat dan kekuatan dari luar masyarakat yang dapat diajak bekerjasama untuk mewujudkan cita-cita bersama. Pekerjaan yang yang harus dilakukan adlah: Mengidentifikasi kekuatan dalam dan kekuatan luar. 52
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA Mengidentifikasi jenis-jenis pekerjaan yang akan dilakukan dan membagi-bagi tugas. Memobilisasi kekuatan-kekuatan dalam dan luar untuk melaksanakan kegiatan secara interatif. Tujuan Membangun kelompok kerja bertujuan untuk membangun kekuatan masyarakat agar melakukan kegiatan/aksi perubahan yang mengarah pada perubahan yang ideal, dalam hal ini sangat memungkinkan satu kegiatan berbarengan dengan kegiatan yang lain (parallel). Manfaat Tumbuhnya inisiatif masyarakat secara partisipatif. Tumbuh kesadaran keswadayaan masyarakat. Tumbuh kesadaran kontrol masyarakat terhadap proses perubahan yang berjalan. Munculnya kesadaran kerjasama pada tingkat masyarakat dan sumber daya yang dimiliki di luar masyarakat. Ruang lingkup Mempertemukan berbagai gagasan yang muncul dalam masyarakat untuk memobilisasi sumber daya. Membangun kelompok kerja/wadah sosial sebagai basis membangun gerakan masyarakat. Memfasilitasi proses perencanaan detail kegiatan perubahan. Mengenalkan monitoring dan evaluasi kegiatan secara partisipatif. Prasyarat Fasilitator memiliki kemampuan membaca peta kekuatan atau sumber daya yang dibutuhkan Fasilitator memiliki kemampuan menjabarkan kegiatan menjadi sub-sub kegiatan (teknik menyusun rencana detail) Fasilitator mempunyai kemampuan menggerakkan dan memotivasi masyarakat Prinsip-prinsip Proses pengorganisasian harus bersifat mendorong keswadayaan dan kemandirian masyarakat 53
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA Proses mendorong munculnya inisiatif kerjasama baik dalam masyarakat maupun di luar masyarakat Mendorong pertanggungjawaban, transformasi dan keterbukaan Mendorong pada upaya menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat yang bersumber dari kekuatan sendiri Mengorganisir kerja perubahan harus berpegang pada tujuan dan strategi perubahan yang sudah ditentukan Beberapa kaedah asas Membangun suatu organisasi rakyat sebaiknya: Berdasarkan sistem organisasi atau kelembagaan lokal yang sudah ada, yang sudah dikenal baik oleh rakyat setempat. Bentuk dan susunan organisasinya berdasarkan peran atau fungsi, bukan berdasarkan hierarki jabatan atau karier. Seluruh susunan dan cara kerja organisasi tersebut mempraktikkan secara nyata dan langsung nilai-nilai keadilan, kesetaraan, demokrasi dan partisipasi. Semua orang yang terlibat dalam organisasi tersebut bekerja sebagai relawan penuh maupun paruh waktu, kecuali tenaga staff teknis administrasi dan keuangan yang mengurusi rumah tangga organisasi sehari-hari. Secara perlahan dan bertahap pula mengembangkan kemampuan organisir setempat untuk menjadi pengelola organisasi, sehingga pergantian peran dan fungsi berjalan secara berkala tetap dan terus menerus, tidak ada seorangpun yang menjalankan peran atau fungsi tertentu selama-lamanya. Hindari gejala ‘pemimpin seumur hidup’. 2. Meningkatkan kemampuan kelompok kerja Pengantar Meningkatkan kemampuan kelompok kerja merupakan suatu upaya untuk membangun organisasi yang solid (dalam hal ini termasuk menfasilitasi peningkatan kemampuan menejemen untuk mengatur sumber daya, transparansi atau keterburukaan, dan demokrasi), mengelola sumber daya, membangun kerja sama dan meningkatkan kemampuan-kemampuan teknis. Seorang fasilitator tidak harus menguasai hal-hal yang sangat teknis, tetapi fasilitator mestinya menguasai informasi tentang hal-hal teknis tersebut, sumber-sumber informasi yang terkait dan kelompok-kelompok ahli yang memiliki kemampuan dalam hal tersebut. Tujuan Kelompok-kelompok kerja yang ada di masyarakat mampu mengambil peran lebih besar dalam proses perubahan sosial.
54
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA Mempersiapkan pelimpahan dan pengambilalihan peran dari fasilitator (orang luar) berganti fasilitator lokal (masyarakat). Manfaat Masyarakat dapat mengambil peran dalam proses perubahan sosial. Masyarakat merasakan bahwa mereka mampu melakukan proses perubahan berdasarkan kekuatan sendiri. Proses perubahan sosial dapat berjalan secara berkelanjutan. Prasyarat Fasilitator memiliki kemampuan dalam mengembangkan pembelajaran partisipatif Fasilitator tidak mendominasi proses perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat Fasilitator harus mampu melakukan analisis kritis terhadap situasi sosial yang ada dalam masyarakat Fasilitator harus memiliki kemampuan menjembatani lahirnya kerjasama antar semua elemen perubahan sosial pada semua level Prinsip-prinsip Fasilitator harus memiliki keyakinan bahwa masyarakat memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Tugas fasilitator adalah menemukan pengalaman masyarakat dalam menyelesaikan persoalan kehidupannya.
Langkah-langkah a. Mengenali tugas dan tanggung jawab harus dikerjakan oleh kelompok. b. Mengenali pengalaman masyarakat dalam menyelesaikan persoalan, disini bukan hanya pengalaman keberhasilan, tetapi pengalaman kegagalan dalam menyelesaikan persoalan terkait proses perubahan sosial. c. Kajian terhadap pengalaman tersebut menjadi dasar untuk mengidentifikasi kekuatankekuatan dan kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam masyarakat (kelompok kerja). d. Merumuskan isu-isu kritis dan stategis dalam upaya peningkatan kemampuan masyarakat berdasarkan pada kajian pengalaman. e. Merancang kegiatan-kegiatan strategis dalam upaya meningkatkan kemampuan masyarakat. 55
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA f.
Melakukan kajian (monitoring evaluasi) terhadap kegiatan-kegiatan, guna menyusun langkah-langkah lebih lanjut.
3. Menggalang dukungan sumber daya luar Pengantar Tetap harus ada kehati-hatian ketika ingin melibatkan berbagai pihak luar, sebagai sistem pendukung proses-proses pengorganisasian dan organisasi rakyat setempat. Dimana warga setempat, para anggota, aktivis organisasi masyarakat dan fasilitator perubahan sosial harus memiliki pemahaman yang jelas mengenai berbagai jenis peran dan taraf kemampuan yang mereka butuhkan dari berbagai pihak luar tersebut. Jika tidak, mereka sangat mungkin akan terperangkap ke dalam gejala lain, yakni proses-proses perubahan sosial didominasi dan bahkan sangat tergantung kepada pihak luar tersebut, yang pada awalnya hanya sebagai pihak pendukung saja. Dan gejala ini menjadi lebih mungkin terjadi, jika berbagai pihak luar yang diharapkan dapat mendukung, ternyata juga tidak memahami benar apa hakekat proses perubahan sosial. Berdasarkan pengalaman selama ini, berbagai jenis peran dan taraf kemampuan yang biasanya dibutuhkan sebagai sistem pendukung, secara garis besar terdapat beberapa kelompok diantaranya: Penyediaan bahan dan media kreatif untuk pendidikan dan pelatihan, kampanye dan aksiaksi langsung, bahkan juga untuk keperluan lobi. Pengembangan kemampuan organisasi rakyat untuk merancang dan menyelenggarakan proses pendidikan dan pelatihan warga atau anggota mereka. Penelitian dan kajian, dalam rangka penyediaan berbagai informasi yang menyangkut berbagai kebijakan dan perkembangan di tingkat nasional dan internasional, mengenai masalah atau isu utama yang diperjuangkan oleh rakyat setempat. Penyediaan prasarana dan sarana kerja organisasi. Tujuan Mempercepat proses perubahan sosial yang direncanakan oleh masyarakat setempat. Memobilisasi Sumber Daya untuk mendukung proses perubahan sosial yang direncanakan. Manfaat Proses perubahan sosial dapat berjalan sesuai dengan rancangan aksi yang sudah disusun.
56
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA Prasyarat Fasilitator harus menguasai informasi tentang pusat-pusat sumber daya yang bisa digunakan dalam mendorong proses transformasi. Fasilitator menguasai teknik-teknik komunikasi sosial. Menguasai kemampuan loby dan negosiasi. Memeiliki kemampuan memformulikasikan gagasan secara jelas dan sederhana. Prinsip-prinsip Mempunyai keyakinan bahwa masyarakat bisa melaksanakan sendiri Mempunyai keyakinan bahwa pihak luar memiliki sumber daya dan memiliki keinginan akan membantu yang lain. Bantuan pihak luar, harus diposisikan sebagai pelengkap dan daya dukung. Untuk itu, perlu dijaga secara ketat agar bantuan dan daya dukung dari luar tidak menjadi dominatif. Menghindari prasangka buruk kepada pihak lain diluar masyarakat. Langkah-langkah a. Merumuskan kebutuhan-kebutuhan dalam melaksanakan rancangan aksi. b. Menseleksi kebutuhan-kebutuhan yang bisa dicukupi oleh sumberdaya sendiri dan kebutuhan yang memerlukan bantuan pihak luar. c. Mengidentifikasikan sumber-sumber sebagai pusat daya dukung yang memungkinkan dalam mendukung rancangan aksi perubahan sosial. d. Merumuskan strategi dan pendekatan. e. Menyiapkan rancangan kerja sama. f.
Mengembangkan loby dan negosiasi.
g. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap upaya menggalang dukungan dari luar yang pernah dilakukan. Catatan Keberhasilan suatu organisasi/masyarakat tidak semata-mata ditentukan ketersediaan sumber daya yang dimiliki sendiri tetapi juga banyak ditentukan oleh kecerdikan untuk melihat 57
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA sumberdaya di luar dirinya dan kemampuan mempengaruhi pihak lain untuk memobilisasi sumberdayanya guna mendukung upaya-upaya yang dilakukan masyarakat. 4. Mengelola pelaksanaan kegiatan/aksi Pengantar Perubahan tidak akan terjadi tanpa adanya implementasi kegiatan/aksi. Perubahan yang besar biasanya diawali dengan suatu hal yang kecil, sehingga jangan menyepelekan gagasan yang kecil yang tumbuh didalam masyarakat. Keberhasilan aksi masyarakat sangat bergantung dengan keberhasilan membangun kerja sama dan koordinasi dengan berbagai sumber daya (dalam dan luar). Tujuan Menjaga arah dan membangun sinergi antar berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Manfaat Terjaminnya penyelesaian masalah-masalah praktis yang berjangka pendek secara optimal. Terciptanya landasan yang kokoh untuk mengembangkan upaya-upaya mencapai tujuan strategis jangka menengah dan jangka panjang. Prasyarat Fasilitator menguasai menejemen program dan menejemen proyek. Dalam tahap ini terutama sistem informasi, koordinasi dan kerja sama sangat diperlakukan. Faislitator menguasai teknik-teknik pemecahan masalah. Fasilitator menguasai teknik-teknik membangun dan mengembangkan partisipasi. Prinsip-prinsip Proses-proses pelaksanaan aksi harus mengutamakan partisipasi yang murni (Share gagasan, Tanggungjawab, resiko dan kontrol). Melibatkan sebanyak mungkin orang atau kelompok yang dapat berpartisipasi dalam kegiatan/aksi. Memperhatikan dan memperhitungkan keberlanjutan/sustainability kegiatan yang sedang berjalan.
58
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA Langkah-langkah a. Membagi peran secara adil dan demokratis. b. Menciptakan sistem koordinasi pelaksanaan kegiatan. c. Menciptakan sistem pengawasan bersama dalam kegiatan. d. Membuat sistem informasi kegiatan. Catatan Biar masyarakat sendiri yang bicara. Siap dengan rencana yang matang. Bukan asal aksi-aksian. 5. Memantau perkembangan kegiatan Pengantar Harus dipikirkan kemungkinan munculnya perubahan-perubahan di luar rencana. Hal in didasari suatu pemikiran bahwa masyarakat dan situasi sosial yang ada selalu bergerak dan dapat dipastikan memberikan pengaruh terhadap rancangan aksi dan pelaksanaan aksi yang dilakukan. Dengan demikian perlu disusun suatu sistem pemantauan agar kegiatan berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan tujuan dapat dicapai. Tujuan Memperbaiki pelaksanaan aksi Perubahan Sosial. Mengenali/mengidentifikasikan masalah-masalah berkembang menjadi besar dan muncul krisis.
yang
tidak
diharapkan
sebelum
Melacak perkembangan, kemajuan pelaksanaan sesuai dengan telah ditetapkan. Menarik pelajaran-pelajaran yang dapat dipetik dari pengalaman yang dilakukan. Menilai komponen/kebutuhan baru sebagai hasil dari kerja atau aksi sebelumnya untuk menajamkan sasaran perubahan sosial. Manfaat Aksi perubahan sosial dapat dikendalikan dan berjalan sesuai dengan sasaran dan arah yang dituju. 59
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA Menghindari terjadinya salah arah yang berkepanjangan. Prasyarat Fasilitator memahami dan menguasai teknik media dan alat (tools) monitoring partisipatif. Prinsip-prinsip Monitoring tidak dapat dijalankan sendiri, oleh sebab itu wajib dilakukan secara partisipatif. Tetaplah berfikir jernih dengan mengacu pada rencana dan capaian yang telah ditetapkan, karena biasanya dalam diskusi selalu terjadi perbedaan pendapat yang cukup dinamis. Jangan lupa, semua dinamika yang terjadi, serta kesepakatan yang telah dicapai dalam proses monitoring ini harus dituliskan secara jelas dalam bentuk dokumen. Monitoring adalah bagian dari proses pembelajaran dan bukan untuk mengawasi/mengadili. Langkah-langkah a. Persiapan melakukan monitoring •
Bentuk tim yang akan melakukan monitoring.
•
Tentukan tujuan, kepentingan, aspek yang dimonitor, metode pendekatan, waktu, yang melakukan, bahan utama apa yang akan digunakan, dan instrumen yang akan digunakan.
•
Siapkan semua bahan dasar yang akan digunakan seperti laporan, catatan dan bahan/dokumen lain yang mendukung.
•
Bagi tugas juga dalam tim seperti siapa yang akan memfasilitasi proses, termasuk jika memerlukan nara sumber dari luar.
b. Pelaksanaan monitoring •
Review perencanaan aksi yang telah dibuat sebelumnya.
•
Review apa saja yang telah dilaksanakan beserta hasil-hasilnya.
•
Tentukan status capaian hasil maupun kegiatan.
•
Analisis dari hasil capaian tersebut dengan menggunakan indikator-indikator yang telah ditentukan (ini hanya menganalisis antara rencana dan pelaksanaan).
•
Rumuskan hasil temuan-temuan yang meliputi kegagalan dan keberhasilan. 60
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA •
Analisis sebab-sebab keberhasilan dan kegagalan. Misalnya apakah terdapat kesalahan didalam perencanaan, atau pelaksanaan, atau lemahnya hubungan, atau lemahnya dukungan atau karena faktor-faktor luar yang diluar kontrol tim (baik dari masyarakat maupun fasilitator).
•
Rumuskan strategis aksi perubahan sosial ke depan untuk mengatasi kelemahan/kegagalan dengan menggali potensi sumber daya yang berkembang seiring dengan kerja-kerja perubahan sosial.
6. Menilai hasil kegiatan Pengantar Evaluasi adalah penilaian berkala terhadap relevansi, penampilan, efisiensi dan dampak proyek di dalam konteks tujuan yang sudah ditetapkan. Biasanya menggunakan perbandingan yang membutuhkan informasi dari luar tentang waktu, daerah atau populasi. Atau evaluasi juga dapat diartikan sebagai penilaian pada waktu tertentu terhadap dampak dari sebuah pekerjaan dan sejauh mana tujuan yang sudah ditetapkan telah dicapai. Tujuan Untuk membantu masyarakat melihat tingkat keberhasilan dan kegagalan suatu kegiatan dan mengidentifikasi faktor-faktor baik internal maupun eksternal yang berpengaruh terhadap keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan perubahan. Manfaat Mendorong tim pelaksana kegiatan aksi fasilitator dan komunitas untuk bermitra dalam mengembangkan program yang lebih baik. Prasyarat Fasilitator memahami dan menguasai teknik media dan alat (tools) Evaluasi partisipatif. Prinsip-prinsip Evaluasi partisipatif (EP) adalah kesempatan bagi orang luar (fasilitator) dan masyarakat untuk berhenti sejenak dan merefleksikan kegiatan yang telah lalu dengan tujuan untuk membuat keputusan langkah berikutnya. Masyarakat didorong dan didukung oleh fasilitator untuk memikul tanggung jawab dan kontrol tentang: Bagaimana evaluasi akan dilakukan (teknik evaluasi) Melaksanakan evaluasi Menganalisa informasi 61
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA Menyajikan hasil-hasil evaluasi Langkah-langkah Langkah-langkah yang dilakukan saat mengevaluasi, serupa dengan langkah-langkah yang dilakukan saat monitoring. Langkah-langkah Evaluasi bukanlah sebuah penghakiman benar atau salah. Evaluasi harus dimaknai sebagai proses pembelajaran. Maka penting untuk memilih metode dan teknik yang tepat
62
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
KRISTOLOGI
KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA 63
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA PENDAHULUAN
Masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai agama. Agama Islam-lah yang menjadi mayoritas dianut. Tetapi sangat miris, sekarang pemeluk agama Islam di Indonesia mengikis. Hal ini dikarenakan kurang kuatnya fondasi aqidah sehingga tatkala ada tawaran atau suapan dari kaum Salibis (gerakan kaum salib untuk mengKristenkan muslimin) ataupun Sepilis (sekuler, pluralis, liberalis) maka siaplah mereka menggadaikan aqidah Islam. Tidak dipungkiri juga bahwa masalah ekonomi, pendidikan, kesehatan bisa menjadi pemantik untuk penggadaian aqidah. Fenomena ini, terjadi hampir di semua daerah di Indonesia, terutama masyarakat yang kurang ekonomi tidak terkecuali kaum intelektual (mahasiswa)-pun. Sebagaimana yang tercantum dalam Tafsir Filosofi pergerakan KAMMI, KAMMI adalah gerakan dakwah tauhid, maka suatu keniscayaan KAMMI hadir untuk berpartisipasi dan berusaha menjaga aqidah islam di kampus dan masyarakat. Melalui Desain Kristologi_ilmu yang mempelajari tentang agama Kristen_ ini, Sosmas KAMMI berusaha menjadi bagian dari penjaga aqidah Islam di kampus dan masyarakat.
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur). Barang siapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari ALLAH, dan tempatnya ialah neraka Jahannam, dan amat buruklah tempat kembalinya. ( QS : AL_ANFAL : 15-16 )
NB. KRISTOLOGI
(terlampir, dalam File tersendiri,
karena pecah) 64
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
PENGEMBANGAN MASYARAKAT SOSIAL MASYARAKAT
KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
65
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
PENGEMBANGAN MASYARAKAT Pengembangan masyarakat merupakan suatu pendekatan inti dari pekerja sosial untuk membuat perubahan pada masyarakat. Pengembangan masyarakat masuk dalam ranah kerjanya Sosmas KAMMI. Di dalamnya mencakup: pendidikan, lingkungan, kesehatan, dan ekonomi. Adapun uraian dari keempat poin tersebut adalah:
Pendidikan Pendidikan menjadi kebutuhan vital manusia, dengan pendidikan manusia bisa membaca, menulis, berhitung,dll yang sangat berguna untuk kehidupan. Sebagaimana yang termaktub dalam UUD 1945 pasal 31 Ayat 1 bahwa “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”. Adapun ranah yang diempuh pendidikan mencakup afeksi, kognitif, dan psikomotorik. Agar pendidikan masuk ke target (anak didik) maka afeksi (kasih sayang) harus lebih diutamakan karena ranah inilah anak didik akan siap menerima kognitif (ilmu) yang selanjutnya ke ranah psikomotorik. Psikomotorik lebih kepada pengembangan bakat yang ada pada target. Psikomotorik mencakup psikomotorik halus (kemampuan dalam bidang seni, seperti; merajut, menggambar, melukis, dll) ataupun psikomotorik kasar (pengoptimalan tubuh , seperti : senam, renang, badminton, dll). Adapun poin-poin Pendidikan yang disarankan untuk Pengembangan Masyarakat ini adalah:
66
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA 1. Gerakan KAMMI Mengajar (GKM)
Dalam GKM harus dipenuhi : Kurikulum, Sarana dan Prasana, tenaga pengajar, dan penguatan jaringan Jaringan : BP-PNFI (Badan Pengembangan Pendidikan Non Formal Informal), Diknas (pendidikan Nasional), Dikti (Dinas Perguruan Tinggi) , Dikda (Dinas Pendidikan Daerah), dll Gerakan KAMMI Mengajar (GKM) Latar Belakang GKM “Sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia lain.” Demikianlah qoul Rasulullah SAW untuk menggambarkan sosok manusia yang mulia karena semangat pengorbanan, keikhlasan dan kepedulian sosialnya untuk membantu saudara sesama muslim. Anak-anak adalah aset yang sangat berharga. Pendidikan mereka pun menjadi faktor penting dalam kualitas aset tersebut. Dikarenakan kemiskinan maupun beberapa faktor lainnya, tidak jarang pendidikan mereka terabaikan. Untuk itulah, sosmas KAMMI UGM berupaya mewadahi kepedulian para mahasiswa dan masyarakat terhadap pendidikan para intelektual yang tersembunyi ini dalam Gerakan KAMMI Mengajar (GKM). Tujuan Gerakan KAMMI Mengajar: 1. Mengajak mahasiswa muslim di Yogyakarta untuk peduli dan berkontribusi aktif di masyarakat 2. Menghidupkan suasana islami di daerah mitra dengan TPA rutin untuk adik-adik. 3. Tumbuhnya semangat adik-adik dalam belajar agama. 4. Menjalankan fungsi trauma healing untuk adik-adik pasca erupsi merapi. 5. Memberdayakan potensi anak jalanan dalam pendidikan maupun ketrampilan. GKM yang merupakan ikhtiar sederhana kammi untuk ikut berkontribusi memajukan pendidikan untuk anak Indonesia. GKM mengajak mahasiswa untuk 67
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA menjadi pengajar anak-anak Jalanan dan pengajar TPA untuk anak-anak korban erupsi Merapi. Gerakan KAMMI Mengajar Mengampu 2 kelompok anak jalanan yang berada diperempatan MM UGM dan perempatan Mirota kampus. GKM juga mengampu kegiatan Taman Belajar Al-Qur’an (TBA) di TPA As Syams Umbul Harjo, Sleman; TPA Shelter (huntara) watuadeg, wukirsari, Cangkringan. serta TPA Pelita hati, dibantaran Kali Code yang menjadi korban banjir lahar dingin beberapa waktu yang lalu. selain itu, GKM juga mengajar di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di Shelter Gondang 1. berikut merupakan kegiatan yang telah dan akan dilakukan oleh Gerakan KAMMI Mengajar (GKM): 1. pembekalan dan pelatihan untuk pengajar 2. Pelaksanaan TPA Plosorejo 3. TPA Shelter Watuadeg 4. TPA 'Pelita Hati' Kalicode 5. Dijalanan KAMMI berbagi 6. Story Telling 7. Pendampingan Belajar 8. Lomba Islami untuk Anak 9. Trauma Healing untuk anak-anak korban Erupsi Merapi 10. Rekreasi 11. Outbond 12. Pengembangan minat dan bakat
68
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA 2. Taman Baca Masyarakat (TBM) TBM berfungsi sebagai tempat bacaan yang dibingkai sebagai taman, sehingga terdapat kesejukan dan penyatuan pada alam yang akan membuat rileks dalam membaca. Jaringan : penerbit-penerbit buku, misal Mizan Bandung, Sigma Bandung , Pustaka Pelajar Yogyakarta , Era Intermedia Yogyakarta, Pustaka alKautsar Jakarta, dll. 3. Program Beasiswa Anak Didik KAMMI Sebuah program untuk memberikan bantuan pendidikan kepada anak didik KAMMI yang berprestasi dari kalangan ekonomi tidak mampu. Bisa dijadikan untuk penelusuran bibit unggul daerah yang akan disiapkan untuk membangun daerahnya kelak. Jaringan : Bank Mandiri, Dompet Dhuafa Republika, CIMB Niaga, BCA, Diknas, CSRCSR (corporate Social Responsibility/ Tanggungjawab Sosial Perusahaan ) yang ada di Indonesia, dll. NB. Jangan bermitra dengan perusahaan yang bergerak dalam industri rokok dan atau perusahaan yang bermisi kristenisasi atau Sepilis (misal World Vision, Rotary, Sampoerna Group, dll). 4. Advokasi Pendidikan Advokasi Pendidikan dilakukan apabila terdapat anak yang usia sekolah tidak bisa mengenyam pendidikan ataupun terdapat kasus pada anak sekolah karena amoral dari pihak sekolah, dll. Jaringan : Dikda (dinas pendidikan daerah), Dispen (Dinas Pendidikan), LSM, dan lainlain yang sejenisnya.
69
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
Lingkungan Lingkungan merupakan tempat di mana kita tinggal. Lingkungan yang sehat, bersih, sejuk menjadi dambaan semua orang. Untuk merealisasikannnya maka merupakan tanggungjawab kita semua sebagai warga negara Indonesia untuk menjaganya. Sosmas KAMMI dalam Ranah Lingkungan-nya mengambil tema Go Green & Go Clean. konsep Hijau dan Bersih ini menawarkan program: 1. Persampahan Masalah persampahan merupakan masalah yang tidak habis-habisnya untuk diperbincangkan karena selama ini penanggulangannya-pun belum ada yang benarbenar efektif. Sampah yang dihasilkan Indonesia sangat banyak setiap harinya. Sehingga butuh penanganan yang kompleks dan pastinya melibatkan semua warga negara Indonesia. Untuk meningkatkan partisipatif warga maka konsep 3R (reduce, reuse, recycle) atau 7R (reduce, reuse, recycle, replace, recovery, relocation, responsible) bisa menjadi spirit warga untuk ikut mengurusi kotanya. Jaringan : SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah), DLH (Dinas Lingkungan hidup), walhi, LSM, dan lain-lain yang sejenisnya. 2. Jum’at Bersih (JumSih) Jumsih merupakan program yang hanya dilakukan pada hari Jum’at dengan tujuan bahwa Sosmas KAMMI peduli kebersihan dengan mangajak masyarakat disekitar kampusnya untuk bersama-sama membersihkan lingkungannya. Jaringan : aparat desa, ibu-ibu PKK, Pengajian Ibu-ibu dan bapak-Bapak, DKM (Dewan Kemakmuran Masjid), dan lain-lain yang sejenisnya.
70
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA 3. Gerakan KAMMI Hijau (GKH)
GKH merupakan program perwujudan Sosmas KAMMI peduli yang pada lingkungan agar fresh dan hijau. Program ini mengajak masyarakat untuk bersama-sama Menanam pohon, Merawatnya, dan Melestarikannya. Program ini sangat akan memberikan dampak hijau pada lingkungan. Jaringan : Walhi, aparat desa, LSM, dan lain-lain yang sejenisnya. 4.
KAMMI Botani Gerakan KAMMI Botani ini lebih kepada mengajak masyarakat untuk bersama-sama memberdayakan lingkungan ataupun daerah di sekitar rumahnya ataupun pekarangan
rumahnya untuk menanam tanaman Botani yang akan bermanfaat
pada kesehatan. Karena hakikatnya tanaman yang ada di sekitar bisa menjadi obat. Jaringan : walhi, aparat desa, LSM, dll. 5. Advokasi Lingkungan
Advokasi Lingkungan diadakan apabila lingkungan telah tercemar karena sampah yang membumbung, adanya bangunan PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah), air mengalami keruh, sanitasi rusak, dll .yang kesemuanya memberikan dampak negatif pada masyarakat berupa menjangkitnya penyakit, gangguan kesehatan, dll. Jaringan : LH (lingkungan Hidup), LSM, pemangku pemerintahan, dan lain-lain yang sejenisnya.
71
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
Ekonomi Ekonomi merupakan kebutuahan vital manusia untuk bisa mempertahankan hidupnya. Tidak sedikit manusia mengalami wafat dalam keadaan lapar, tidak sedkitit pula manusia berlomba-lomba mengkayakan dirinya dengan menghalalkan berbagai cara dalam aktivitas ekonominya, seperti menerapkan harga yang tinggi dikarenakan hanya dia yang menguasai jalur produksi hal ini bisa menimbulkan monopoli, monopsoni, oligarki,dsb. yang kesemuanya merugikan ekonomi rakyat. Sosmas KAMMI yang pro-ekonomi rakyat berusaha sinergis dengan masyarakat dan lainnya untuk membangun ekonomi kerakyatan. Poin-poin program dalam Bidang ekonomi yang ditawarkan, sebagai berikut: 1. Social Entreprenuer Social Entreprenuer merupakan kegiatan wirausaha yang melibatkan masyarakat
dalam kegiatan usaha dengan menggalih potensi lokal yang
diempunya masyarakat. Sebelum menggalih potensi lokal yang ada di sekitar masyarakat maka galih terlebih dahulu needs&wants-nya (kebutuhan dan keinginan) masyarakat, mengakibatkan anak-anak
misal:
masyarakat
kekurangan
ekonomi
yang
(usia sekolah) harus ikut bekerja menghidupi
keluarganya, tapi sebetulnya keinginan orangtua anak, anaknya harus sekolah, keadaanlah yang memaksa anaknya ikut
bekerja mencari nafkah. Dari sini,
bisa diketahui bahwa needs dari masyarakat
adalah ekonomi yang cukup dan
wants-nya anak-anak mengenyam pendidikan. Needs&wants langkah selanjutnya galih potensi lokalnya_misal
sudah
pertanian_,
didapat, maka
kembangkan pertanian bisa sampai melaju ke sistem agribisnis. Pertanyaan lainnya muncul: kader sosmasnya Cuma satu yang ahli pertanian atau malah tidak ada yang ahli dalam pertanian. Hal ini bisa disiasati bekerjasama dengan teman-teman (di luar kader non-KAMMI atau lintas kampus), buka jaringan 72
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA dengan
yang ahli pertanian. Ingat kader Sosmas bukan ‘subjek’ dalam
pengembangan
masyarakat, melainkan menjadi faslilitator dan motivator
untuk masyarakat agar
maju dan mandiri. Sehingga harus menempatkan
bahwa masyarakat sebagai ‘subjek’
agar
terjadi
partisipatif
masyarakat
terhadap program yang dibuat sehingga masyarakat mandiri. Jaringan : CSR Bank Mandiri, BCA, Menperindag (menteri perindustrian dan perdagangan) melalui GKN nya (gerakan kewirausahaan Nasional), PNPM Mandiri
(Pemberdayaan
Nasional
(Pendidikan Non Formal Informal),
Pengembangan
CSR-CSR
(hampir
Masyarakat), semua
PNFI
perusahaan
mempunyai program pengembangan
ekonomi Kerakyatan), BPKP Pusat/ BPKP
daerah-daerah (Badan Pengawasan
Keuangan
Kemensos (Kementrian Sosial), dan lain-lain yang
dan
Pembangunan),
sejenisnya.
2. Technopreneurship Technopreneurship merupakan kegiatan dalam mengaplikasikan teknologi pada masyarakat
lebih
sederhananya
adalah
teknologi
tepat
guna.
dalam
Technopreneurship, bisa berupa penerapan teknologi yang berguna untuk kegiatan masyarakat, contoh : mesin pengurai sampah anorganik. Mesin ini digunakan untuk memudahkan dalam mengurai sampah anorganik, penggunaannya melibatkan masyarakat sehingga ada sistem edukatif dan partisipatif. Jaringan
: Kemenristek (Kementrian Riset dan Teknologi), Habibie Center, CRS
Bank Mandiri, CSR-CSR lainnya, dan lain-lain yang sejenisnya. 3. Revitalisasi Pasar Tradisional Pasar tradisional menjadi nadi pergerakan ekonomi masyarakat. Pasar yang rapih sangat dirindukan oleh masyarakat. Kehadiran little market (pasar2 kecil, seperti Indomart, Alfamart, dkk) menjadi ancaman bagi pasar tradisional, karena pendiriannya tepat disamping atau jaraknya sangat dekat dengan pasar tradisional. 73
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA Hal ini menjadi problematika yang harus segera diurai. Sosmas KAMMI yang merakyat harus berusaha mencari solutif dalam rangka menyelamatkan ekonomi masyarakat. Dengan demikian advokasi masyarakat harus digulirkan, kerjasama dengan mitra (LSM/lembaga)yang pro pada rakyat bisa digandeng juga. Jaringan
: LSM , pemerintah daerah, LSM, dan lain-lain yang sejenisnya.
4. Pengembangan Perekonomian kreatif
Pengembangan Perekonomian kreatif merupakan program dalam ranah pengembangan psikomotorik halus. Dengan sasaran kaum Hawa, kaum Adam-pun bisa. Hasil dari program iini bisa menjadi peningkat ekonomi masyarakat. Dalam menjalankan program ini, needs&wants harus selalu digalih. Kemudian Sosmas mengarahkannya. Misal, pembuatan boneka wisuda (memakai alat-alat sederhaana seperti kain, benang,jarum, sedikit manik-manik), pembuatan aneka hiasan dari botol minuman, dll. Jaringan
: LSM, LPK (Lembaga Pendidikan dan Keterampilan), Dinsos (dinas
Sosial), ibu-ibu PKK, dan lain-lain yang sejenisnya. 5.
Advokasi Ekonomi Advokasi ekonomi dilakukan apabila terdapat kasus yang merugikan ekonomi warga, misal terdapat monopoli pada pasar tradisional, eksistensi pasar tradisional terancam dihancurkan oleh oknum, dll. Maka Sosmas KAMMI berusaha memberikan advokasi ekonomi pada masyarakat. Jaringan : LSM, aparat pemerintah, dll.
74
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
Kesehatan Kesehatan menjadi modal penting manusia dalam menjalankan aktivitas kesehariannya. 'Menjaga kesehatan lebih baik daripada mengobati', inilah yang harus diingat. Masyarakat yang berada dalam garis kemiskinan, sering menjadikan kesehatan adalah nomor kesekian, selain itu edukasi akan pentingnya kesehatan sangat sulit didapat masyarakat. Yang mengakibatkan rentan terhadap penyakit. Fenomena ini menjadikan, Sosmas KAMMI berusaha tanggap dan mampu memberikan solusi kesehatan pada masyarakat. Adapun, poin-poin dalam bidang kesehatan yang ditawarkan, sebagai berikut: 1. Pengobatan Gratis Pengobatan Gratis merupakan pemberian pengobatan secara gratis pada masyarakat, di dalamnya terdapat edukatif. Misal: ibu Ani datang ke Pengobatan Gratis, beliau periksa mata, dokter/ ahli mata tersebut setelah memeriksa maka memberikan edukasi atau tips agar mata tetap sehat. Jaringan : Balai Pengobatan (PB) dari kampus-kampus yang ada jurusan kedokterannya, Kemenkes (Kementrian Kesehatan), Kemensos (kementrian Sosial), Dinsos (dinas Sosial),LSM, dan lain-lain yang sejenisnya. 2. Bank darah KAMMI Bank Darah KAMMI merupakan program yang dirancang karena melihat keprihatian sebagian orang-orang dirumah sakit, baik kader maupun masyarakat umum yang banyak membutuhkan informasi terkait Golongan darah dan transfusi darah. Sistemnya dengan membuka relawan yang siap menyalurkan darahnya kapan-pun, pendaftaran relawan bisa melalui SMS, yang akan dihubungi bila ada yang membutuhkan terkait golongan darahnya ataupun relawan menyalurkan darahnya 75
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA setiap tiga bulan sekali, stock darahnya akan dimasukan pada Rumah sakit (mitra dari Sosmas) akan digunakan apabila ada masyarakat yang membutuhkan darah. Peran Sosmas KAMMI adalah sebagai pusat informasi golongan darah. Jaringan : Rumah Sakit , Dinkes (Dinas Kesehatan), PMI (Palang Merah Indonesia), mahasiswa , masyarakat umum, dan lain-lain yang sejenis. 3. Advokasi Kesehatan Advokasi Kesehatan akan dilakukan apabila terdapat masyarakat yang kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan, ataukah kesulitan dana untuk berobat, dll. Maka Sosmas KAMMI hadir untuk memberikan advokasi kesehatan pada masyarakat untuk mendapatkan Jamkesda (Jaminan Kesehatan Daerah), Jamkesmas (jaminan kesehatan masyarakat), dll. Jaringan : LSM, Dinkes, Rumah sakit, Kemenkes (kementrian Kesehatan), dan lainlain yang sejenis
76
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
KEBERLANJUTAN DAN TRANSFORMASI GERAKAN SOSIAL MASYARAKAT
LSO KAMMI
KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
77
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA KEBERLANJUTAN DAN TRANSFORMASI GERAKAN SOSMAS
Setiap program yang ditelurkan Sosmas harus mempunyai follow-up (tindak lanjut) kalau untuk internal (mahasiswa) atau masyarakat (eksternal). Dengan adanya tindak lanjut maka akan membuahkan hasil bagi pergerakan Sosmas yang sustainaible (berkelanjutan) sehingga harus berdasarkan needs&wants-nya target (mahasiswa/masyarakat) dan bisa juga berdasarkan isu Contoh : program untuk mahasiswa (non-Sosmas/non-KAMMI), bedah buku ‘membuka mata hati agar berempati’, sebelumnya sudah dianalisis bahwa mahasiswa membutuhkan aktualisasi akan Tridarma Perguruan Tinggi_pendidikan, penelitian, pengembangan masyarakat_ , follow-up nya bisa mengajak mereka (target) untuk terjun ‘merakyat’ pada programnya Sosmas, dll. Dan juga , jangan sampai program yang dibuat bersifat Event Oriented (berorientasi pada kegiatan) karena tidak akan memberikan buah pada pergerakan sosmas, walaupun diakui akan bisa memperpanjang LPJ sosmas. Agar pergerakan Sosmas sustainaible (keberlanjutan), maka harus ada estafet pergerakan Sosmas, misal : kadep Sosmas Komsat 2012 adalah Andi, Sosmas 2013 kadepnya Hadi, maka Andi merapihkan semua yang telah dikerjakannya (LPJ) kemudian di transformasikan (di transferkan) pada Hadi, dan Hadi menjalankan program yang telah ada pada kepengurusan Andi ,melengkapi yang belum tercapai, yang sudah jalan disempurnakan, sehingga terjadi keberlanjutan program. Jangan sampai kepengurusan Andi membuka desa binaan di Sukahaji (belum selesai, dan masyarakat belum dapat feel-nya dari desa binaan sosmas kepengurusan Andi), lalu kepengurusan Hadi membuat desa binaan di Sukamiskin. Hal ini, bisa menjadi redundant (berlebihan/ mubadzir), lebih baik kepengurusan Hadi melanjutkan yang di Sukahaji. Bekreatifitas dan inovasi dalam membuat program Sosmas sangat dianjurkan, asal ada kelanjutan dari setiap program, dan saling melengkapi terhadap program yang telah 78
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA dilakukan oleh kepengurusan sebelumnya. Hanya butuh modifikasi, agar lebih indah programnya (program sebelumnya).
79
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA
LSO_Lembaga Swadaya Organisasi_ KAMMI Lembaga Swadaya Organisasi merupakan suatu lembaga yang dibuat oleh organisasi (KAMMI) dengan tujuan untuk mengembangkan keahlian dan profesionalisme kader Sosmas dalam rangka menjalankan kerja sosialnya. Sebagaimana yang termaktub dalam AD_Anggaran Dasar_KAMMI (Pasal 14) bahwa “Apabila dianggap perlu demi pencapaian visi dan misi organisasi untuk meningkatkan dan mengembangkan keahlian dan profesionalisme anggota dan peran pemberdayaan masyarakat dalam bidang tertentu maka para pengurus KAMMI dapat membentuk Lembaga Semi Otonom.” Penjelasan lebih lanjut tentang LSO, sebagai berikut, berdasarkan ART_Anggaran Rumah Tangga_ KAMMI (Pasal 64) : 1.
Lembaga Semi Otonom adalah Pembantu Pengurus KAMMI yang dapat dibentuk berdasarkan aspirasi dan kepentingan yang merupakan kebutuhan anggota, yang memiliki minat dan bakat dalam spesifikasi bidang yang sama yang mengarah pada peningkatan keahlian dan profesionalitas tertentu.
2. Lembaga Semi Otonom dapat dibentuk oleh Pengurus KAMMI pada seluruh struktur KAMMI dengan Lembaga Semi Otonom pada struktur lebih tinggi dapat mengkoordinasikan Lembaga Semi Otonom sejenis pada struktur dibawahnya.
80
SOSIAL MASYARAKAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA 3. Lembaga Semi Otonom bertugas : a.
Meningkatkan
dan
mengembangkan
keahlian
dan
profesionalisme anggota KAMMI pada bidang tertentu. b.
Mengadakan pendidikan, penelitian, dan pelatihan-pelatihan dalam aktivitas pemberdayaan masyarakat.
c.
Membantu Pengurus KAMMI menentukan sikap terhadap masalah-masalah eksternal sesuai dengan bidang terkait.
d.
Lembaga Semi Otonom bertanggung jawab kepada Ketua Pengurus
Komisariat KAMMI/PD KAMMI atau Ketua Umum
KAMMI. e.
Lembaga Semi Otonom dipimpin oleh Direktur.
f.
Lembaga Semi Otonom dapat mengadakan musyawarah anggota atau musyawarah koordinasi untuk merumuskan dan mengevaluasi program-program kerja serta memilih Direktur Lembaga Semi Otonom.
81