DESAIN ALAT ELEKTRONIKA TELEVISI DAN RADIO BERBASIS EKSPLORASI MATERIAL BAMBU DENGAN METODE HYBRID Muhammad Khumaidi Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS.
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Telp./Fax (031) 5931147
ABSTRAK Bambu adalah material alam dengan sumber daya yang sangat melimpah dan dengan waktu tumbuh cukup cepat, dari sekitar 1.250 jenis bambu di dunia, 140 jenis atau sebelas persen adalah spesies asli Indonesia, hal ini tentunya menjadikan bambu sebagai material yang sangat Sustainable. Sayangnya material bambu belum banyak diolah secara lanjut selain dengan cara-cara tradisional yang menghasilkan produk-produk tradisional pula, padahal material bambu sejatinya dapat diolah secara lanjut untuk menghasilkan inovasi produk-produk baru dengan memanfaatkan material yang lebih ramah lingkungan ini. Salah satunya ialah sebagai material casing peralatan elektronika hiburan audio visual rumah tangga seperti Televisi dan Radio FM. Tetapi untuk dapat mengolah material bambu yang akan diaplikasikan pada produk elektronika dibutuhkan metode pengolahan Advanced dengan melibatkan penggunaan peralatan atau permesinan canggih untuk dapat menghasilkan kualitas material yang layak digunakan pada produk elektronika. Konsep desain Alat elektronika Audio Visual menggunakan material bambu dalam Riset ini bertujuan agar dapat menemukan metode pengolahan material bambu yang dapat dikerjakan oleh para pelaku industri kreatif di bidang bambu dan dapat memenuhi kebutuhan pengguna terhadap produk elekktronika yang berkualitas dan memiliki nilai tambah pada produk yang dimilikinya. Pengggalian konsep desain didasari dengan studi dan analisa-analisa yang berkaitan dengan aktifitas produksi dan pengolahan material bambu yang telah ada dan wawancara terhadap para pakar dibidang material bambu dan produk elektronika. Dari hasil studi yang dilakukan akan dilakukan analisa yang mengarah pada penyelesaian masalah desain berupa konsep desain pemenuhan kebutuhan akan alat elektronika hiburan audio visual rumah tangga. Konsep desain alat elektronika hiburan audio visual rumah tangga di bagi menjadi dua poin yang menjadi acuan desain. Pertama adalah konsep metode pengolahan hybrid yang menggabungkan antara pekerjaan kerajinan tangan dibantu dengan peralatan mesin pengolahan kayu sederhana. Kedua adalah konsep interaksi produk dengan
pengguna yang dapat mengakomodasi kebutuhan akan peralatan elektronika yang mudah untuk dioperasionalkan.
ABSTRACT Bamboo is a natural material which are very abundant resources, and grow quite rapidly time, from about 1250 species of bamboo in the world, 140 species or eleven percent of the species native to Indonesia, This certainly makes the bamboo as a Sustainable material. Unfortunately not many processed bamboo material is further than the traditional ways that produce traditional products as well, but his true bamboo material can be further processed to produce innovative new products by utilizing this more environmentally friendly material. One of them is as casing material audio-visual equipment entertainment electronics such home appliance Television and Radio FM. But to cultivate bamboo materials that will be applied to electronic products, required with Advanced processing methods with involved the use of sophisticated equipment or machinery to be able to produce a decent quality of materials used in electronics products. Concept design of electronic equipment Audio Visual using bamboo material in this research aims to find a method for processing bamboo materials that can be done by the perpetrators of the creative industries in the field of bamboo and can meet the requirements of the users of electronic product quality and has added value to the product has. Exploration of design concepts based on the studies and analytical work related to the activities of bamboo production and processing of existing materials and interviews with experts in the field of bamboo materials and electronics products. From the results of studies conducted will be analysis that leads to solving design problems, a design concept meeting the needs of audio visual home appliance electronics entertainment. Concept design of audio visual entertainment electronics home appliance was divided into two points as the design reference. First is the concept of a hybrid processing method that combines handicraft work assisted by a simple wood processing machine tools. Second is the concept of user interaction with products that can accommodate the need for electronic equipment that is easy to be operationalized.
KEYWORD Bamboo, Electronic Equipment, Television, Radio, Hybrid Methods
PENDAHULUAN Latar Belakang Masyarakat saat ini lebih sadar tentang pentingnya memperhatikan lingkungan. Konsep eco product akan terus berkembang, Ini akan tercermin dari pilihan mereka terhadap produk-produk elektronik dan alat rumah tangga. Dari sisi pasar, produk semacam itu lebih diterima konsumen, fenomena pemanasan global telah membuat masyarakat semakin menyadari pentingnya menjaga lingkungan. Sebab jika tidak, dampaknya akan dirasakan sendiri oleh masyarakat. kedepannya para produsen juga berkomitmen untuk terus mengeluarkan produk-produk yang ramah lingkungan serta irit pemakaian listrik.1 Saat ini hampir semua produk elektronika memanfaatkan polymer plastik yang berasal dari minyak bumi sebagai material utama pembuatan Casing produk elektronika, hal ini sangat disayangkan mengingat plastik adalah material yang sangat sulit diurai oleh alam dan merupakan material yang tidak sustainable karena berasal dari minyak bumi yang persediaan sumber daya alamnya mulai menipis. Perusahaan elektronika sebaiknya mulai memikirkan material alternatif pengganti plastik sebagai bahan utama casing produk-produknya. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia, bambu memegang peranan sangat penting. Bahan bambu dikenal oleh masyarakat memiliki sifat-sifat yang baik untuk dimanfaatkan, antara lain batangnya kuat, ulet, lurus, rata, keras, mudah dibelah, mudah dibentuk dan mudah dikerjakan serta ringan sehingga mudah diangkut. Selain itu bambu juga relatif murah dibandingkan dengan bahan bangunan lain karena banyak ditemukan di sekitar pemukiman pedesaan. Bambu menjadi tanaman serbaguna bagi masyarakat. Dalam judul ini penulis berusaha mengembangkan desain dari produk industri kerajinan bambu dengan menambahkan fungsi alat elektronika hiburan Audio Visual untuk penggunaan dalam ruang keluarga rumah tangga, sebagai langkah meningkatkan nilai tambah dan nilai jual produk kerajinan bambu. Tujuan Makalah ini berusaha menyajikan pengembangkan desain dari produk industri kerajinan bambu dengan menambahkan fungsi alat elektronika hiburan Audio Visual Televisi dan Radio untuk penggunaan dalam ruang keluarga rumah tangga, sebagai langkah meningkatkan nilai tambah dan nilai jual produk kerajinan bambu. Masalah 1. Pengolahan material bambu untuk elektronik harus dilakukan dengan Advanced Technology agar mendapatkan hasil yang baik dengan quality control yang ketat agar dapat diaplikasikan untuk produk elektronika. 2. Produk elektronik dengan penggunaan material alam memerlukan perlakuan yang berbeda dan ekstra pada perawatannya jika dibandingkan dengan produk elektronika pada umumnya yang menggunakan material sintetis.
1
Anjar, ed kh, 19 Februari 2010, Elektronik Ramah Lingkungan Makin Dicari , Artikel Republika Teknologi, Bataviase.co.id
3. Produk elektronik dengan penggunaan material alam seperti bambu mempunyai fungsi lebih sebagai benda aksesories ruang interior dari pada fungsi sebenarnya sebagai benda elektronika hiburan.
PEMBAHASAN Eksplorasi pengolahan material bambu ini bertujuan untuk mendapatkan cara-cara pengolahan material bambu dengan teknik-teknik baru yang dipadu dengan metode exsisting dari pakar yang telah dipelajari untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan, sehingga mendapatkan metode yang tepat dalam proses produksi produk elektronika yang berbasis pada material bambu sebagai casingnya. Eksplorasi diawali dengan mengexplorasi tehnik Bending(lengkung) pada beberapa ukuran dan tingkat kebasahan bilah bambu untuk mendapatkan kurva lengkung yang diinginkan. Proses pengolahan material bambu dimulai dengan memotong bilah bambu yang akan diolah sebagai bahan agar mempunyai penampang profil bilah menjadi berbentuk kotak, hal ini dimaksudkan agar setelah mendapatkan bentuk kurva lengkung yang diinginkan melalui proses bending, proses pengolahan bilah bambu dapat dilanjutkan keproses selanjutnya yaitu proses laminasi tekan.
Gambar 1 Gambar bentuk potongan bilah bambu yang diinginkan (sumber: dokumentasi penulis)
Gambar 2 Proses QC bilah bambu untuk mendapatkan profil dan ketebalan yang diinginkan (sumber: dokumentasi penulis)
Proses bending dilakukan dengan cara pemanasan bilah bambu dengan menggunakan api pada saat pelengkungan dan pendinginan dengan direndam kedalam air pada saat telah mendapatkan bentuk kurva lengkung yang sesuai dengan cetakan, hal ini bertujuan untuk menjaga bentuk kurva lengkung yang telah didapat.
Gambar 3 Proses pelengkungan bilah bambu (sumber: dokumentasi penulis)
Dari eksperiment bending yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa bilah bambu dengan kondisi setengah kering dengan ukuran ketebalan 0.5 cm adalah yang paling memungkinkan untuk digunakan, hal ini berkaitan dengan efektifitas proses produksi yang akan digunakan pada saat proses produksi alat elektronik bambu nantinya.
Tabel 1 Hasil proses bending pada bilah bambu dengan kondisi basah (sumber: dokumentasi penulis)
Setelah didapatkan bilah-bilah bambu yang telah dibending, maka proses pengolahan dilanjutkan dengan proses laminasi bambu dengan menggunakan metode yang telah diterapkan oleh Prof. Dr. Ir Morisco dari Lab Teknik Struktur, Teknik Sipil Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
Gambar 4 Balok hasil Laminasi Bambu hasil terapan Prof.Dr.Ir Morisco (sumber: Dokumentasi Penulis)
Gambar 5 Bilah bambu bending dilaminasi secara horizontal (sumber: Dokumentasi Penulis)
Gambar 6 Hasil Laminasi bilah bambu yang akan digunakan sebagai Main Bodi alat elektronika (sumber: Dokumentasi Penulis)
Sedangkan untuk pengaplikasian komponen elektronika pada casing bambu menggunakan metode yang telah digunakan oleh Singgih S Kartono pada radio kayu Magno produksinya di Temanggung.
Gambar 7Magno Radio, (sumber: wooden-radio.com)
Kompilasi eksperiment ini bermaksud untuk menggabungkan metode hasil riset yang telah dilakukan penulis dengan metode pendukung yang telah ada guna menghasilkan output keluaran produk baru dari gabungan metode yang telah digunakan.Untuk melakukan diferensiasi desain produk Televisi dan Radio dari produk komparator yang sudah ada maka dianggap perlu untuk melakukan modifikasi atau penambahan pada konsep desain dari produk yang akan dihasilkan tanpa mengesampingkan trend semiotika bentuk yang telah ada. Maka dalam hal ini penulis mencoba untuk memasukan tema “Cartoon” yaitu tema yang menyederhanakan produk ke icon kartun untuk memungkinkan perspektif yang berbeda pada sebuah desain. Kesederhanaan dan abstraksi wajah melalui bentuk kartun dianggap dapat meningkatkan interaksi yang lebih dari pengguna. Gambaran ini dapat mendorong tingkat ikatan emosional yang lebih kuat kepada pengguna yang seakan dapat melihat gambaran diri sendiri dalam sebuah objek.
Gambar 8 The Cartoon (sumber: McCloud, 1994 p. 36)
Kemudian dilakukan pendekatan kriteria desain yang bertujuan untuk mengidentifikasi aspek-aspek apa saja yang perlu dianalisa dalam sebuah perancangan produk sesuai dengan rumusan masalah dan ruang lingkup yang telah ditentukan, dalam perancangan produk elektronika televisie dan radio berbasis material bambu ini analisa kriteria desain akan ditujukan langsung pada produknya. Analisa Aktifitas bertujuan untuk mengetahui aktifitas apa saja yang dilakukan oleh pengguna alat elektronika khususnya Televisi saat mengoperasikan mulai dari penempatan pada interior, menyalakan, mengoperasionalkan hingga mematikan pesawat Televisi. Analisa ini diperlukan untuk mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk mendukung kenyamanan aktifitas dan pengambilan keputusan pada desain bentuk alat elektronika yang akan didesain.
Tabel 2 Analisa aktifitas pengguna pesawat Televisi
Analisa komponen elektronika diperlukan guna menentukan komponen alat elektronika yang akan digunakan pada desain akhir produk TV dan Radio berbasis eksplorasi material bambu yang akan dihasilkan. Komparasi Komponen Televisi
Komparasi Sanyo cg14cs22r Konfigurasi Interface Bentuk Layar Kemudahan Modifikasi Fitur
polytronPS14M62
Samsung SlimFit 9
9
10
10
9
9
10 9
10 8
8 8
Ukuran Harga TOTAL
10 Rp. 645.000 48
9 Rp. 650.000 45
9 Rp. 675.000 44
Tabel 3 Komparasi Komponen Elektronika Televisi CRT
Komparasi Komponen Radio
Komparasi Panasonic RL4249MK3 Konfigurasi Interface Kesesuaian Konsep Kemudaha n Modifikasi Fitur Harga Stock Pasar TOTAL
SONY ICF- F11S
Tens TSR - 820
10
7
6
10
10
5
10 9 Rp. 200.000 10 49
5 10 Rp. 135.000 10
5 8 Rp. 200.000 6
42
30
Tabel 4 Komparasi Komponen Elektronik Radio FM
Analogi Pengambilan Bentuk Desain Mengambil analogi bentuk dari “wajah” karena tingkat kesesuaian dengan konsep Projecting Life yang akan diangkat. Penyesuaian bentuk didapat dengan mempertimbangkan konfigurasi bentuk komponen radio yang digunakan.
Gambar 9 Analogi bentuk wajah pada desain
Konsep Desain Untuk dapat menjawab permasalahan desain yang ada maka diambil konsep “Easy & Projecting Life” sebagai solusi untuk konsep desain yang akan digunakan. Adapun maksud dari konsep desain ini adalah sebagai berikut: 1. Easy, Konsep “Easy” yang dimaksud ialah kemudahan dalam proses pengolahan bambu menjadi material siap produksi hingga proses produksi material bambu untuk menjadi produk alat elektronika dengan hasil kualitas yang baik untuk dapat menjadi sebuah produk elektronika dengan material alam sebagai casingnya, selain itu kemudahan juga akan diaplikasikan pada interface dari produk TV dan Radio yang akan didesain, hal ini bertujuan pengguna dapat menggunakan dan memahami produk yang dimiliki dengan mudah. Konsep “Easy” yang akan diterapkan ialah: * Hybrid Method: Less Technology – More Works Solusi untuk permasalahan yang ditemukan pada saat proses produksi dilakukan, dengan menggabungkan antara pekerjaan tangan dan bantuan dari permesinan sederhana yang telah umum digunakan pada industri furniture kayu. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan efisiensi proses produksi dan hasil yang akan dicapai, dengan lebih memprioritaskan pekerjaan tangan daripada bantuan permesinan. * Interaksi Produk Dengan Pengguna itu agar pengguna dapat menggunakan dan memahami produk yang dimiliki dengan mudah maka desain konfigurasi tombol didesain dengan sesederhana mungkin, hal ini dimaksudkan agar pengguna dapat dengan mudah dalam berinteraksi dengan produk sehingga dapat lebih mengenal dan diharapkan timbul rasa ingin merawat produk yang dimiliki. 2. Projecting Life, Sebagai konsep bentuk yang akan diaplikasikan pada produk alat elektronika berbasis material bambu dan memberikan diferensiasi dari produk komparator yang sudah ada maka dalam hal ini penulis mencoba untuk memasukan tema “Projecting Life”, seperti yang di telah dipresentasikan oleh Andy Runton dalam jurnalnya yang berjudul Product with Personality, yaitu suatu konsep yang menampilkan “kehidupan” dengan menerjemahkan suatu cara bagi pengguna untuk dapat berhubungan dengan produk di tingkat yang sangat emosional sebagai sebuah objek yang seakan bernyawa. Dalam hal ini bentuk-bentuk tertentu dan beberapa fitur desain dapat digunakan untuk memfasilitasi kecenderungan ini dalam rangka menciptakan suatu “percakapan manusia” antara produk dan pengguna. Kekuatan nyata dari konsep menampilkan “kehidupan” ini adalah kenyataan bahwa pengguna cenderung untuk berhubungan dengan produk melalui bentuk-bentuk yang telah akrab seperti bentuk proporsi tubuh manusia atau hewan, hal ini adalah seperti 2 sebuah bahasa yang dapat dimengerti oleh semua orang Konsep bentuk “Projecting Life” ini dipilih karena produk elektronika berbasis material alam dan dengan menggunakan teknologi “lawas” seperti ini telah mengalami pergeseran fungsi yang lebih pada fungsi sebagai benda aksesories ruang interior dari pada fungsi utamanya sebagai alat elektronika hiburan rumah tangga.
2
Andy Runton, 27 April 2000, Product with Personality, using the language of character to create emotional products, hal 14
Gambar 10 Gambar representasi konsep Projecting Life pada desain (sumber: Andy Runton, Product with Personality)
*Exposing Material Jujur menampilkan karakter serat bambu sebagai material alam dimaksudkan sebagai konsep edukasi agar pengguna lebih mengenal produk yang dimilikinya sebagai produk yang menggunakan material alam yang tentunya memutuhkan perlakuan berbeda dan ekstra pada perawatannya, ketika pengguna sudah mengenal produk yang dimilikinya maka diharapkan pengguna akan lebih peduli dan merawat produk yang dimilikinya, dengan begitu maka produk elektronik yang dimiliki akan lebih terawat dan awet. Finishing produk menggunakan Teak Oil berwarna natural yang ramah lingkungan dan tidak menimbulkan bau cat pada produk akhirnya.
Gambar 11 Gambar finishing produk dengan tema Eksposing Material (sumber: dokumentasi penulis)
Sketsa Desain Awal Dari hasil perumusan konsep, kemudian dilakukan pengembangan ide awal untuk mencapai bentuk dasar yang akan diaplikasikan dalam desain produk elektronika Televisi dan Radio bambu. Berikut adalah beberapa pengembangan ide awal berupa sketsa desain.
Gambar 12 Gambar sketsa desain awal (sumber: dokumentasi penulis)
Gambar 13 Gambar alternative desain Televisi (sumber: dokumentasi penulis)
Gambar 14 Gambar alternative desain Radio (sumber: dokumentasi penulis)
Final Desain
Gambar 15 Gambar Final desain terpilih Televisi dan Radio (sumber: dokumentasi penulis)
Gambar 16 Gambar Ilustrasi Penggunaan Produk Dalam Ruang Interior
DAFTAR PUSTAKA Buku Studi Industri Kreatif Indonesia, Departemen Perdagangan Republik Indonesia tahun 2009. Global Forest Resources Assessment Update 2005 Indonesia Country Report On Bamboo Resources. small manual cottage industry, technique for woven bamboo product, INBAR pemutahiran pemetaan industri kreatif Indonesia tahun 2009, Departemen Perdagangan Republik Indonesia. JURNAL Dwinita Larasati, 1999, Uncovering The Green Gold Of Indonesia, Design Academy Eindhoven The Netherland Ellya Zulaikha, 2008, TRANSFORMASI IKM KERAJINAN TRADISIONAL MENJADI INDUSTRI KREATIF Krisdianto, Ginuk Sumarni dan Agus Ismanto, 20 November 2007, SARI HASIL PENELITIAN BAMBU, Pusat Penelitian Hasil Hutan, Bogor Andy Runton, 27 April 2000, Product with Personality, using the language of character to create emotional products. MEDIA ONLINE / INTERNET : Andriyanto Suwismo, 21 Agustus 2010, RI Surga Bisnis Elektronik, Opini /Bataviase.co.id Abdul Muslim, 29 desember 2010, 2011 Penjualan Elektronik Tembus Rp 28 T, Opini /Bataviase.co.id Anjar, ed kh, 19 Februari 2010, Elektronik Ramah Lingkungan Makin Dicari , Artikel Republika Teknologi, /Bataviase.co.id Artikel Pendidikan, 11 maret 2010, Pikiran Rakyat, Bataviase.co.id
www.explainthatstuff.com/television.html www.explainthatstuff.com/radio.html www.wikipedia.org