UCAPAN TERIMA KASIH Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karuniaNya tesis ini dapat diselesaikan tepat waktu. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan tugas akhir belajar untuk meraih gelar Magister pada Program Magister Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana Universitas Udayana. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. dr. DN.Wirawan, MPH selaku Ketua Program Studi Megister Ilmu Kesehatan Masyarakat. Terima kasih sebesarbesarnya penulis sampaikan kepada dr. Pande Putu Januraga, M.Kes., DrPH selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat sekaligus selaku penguji yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan, dan saran selama penulis menyelesaikan tesis ini. Terima kasih sebesar-besarnya pula penulis sampaikan kepada Dr. dr. Dyah Pradnyaparamita Duarsa, MSi selaku pembimbing I dan Ni Komang Ekawati, S.Psi. Psi., MPH selaku pembimbing II yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis. Ucapan terimaksih juga penulis ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD (KEMD), atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana. Ucapan yang sama ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana UNUD, Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K). Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para dewan penguji tesis yaitu Prof. Dr. dr. Mangku Karmaya, M.Repro., PA (K),
Dr.
Ni Luh Seri Ani, SKM., M.Kes yang senantiasa meluangkan waktunya untuk memberikan saran dan masukan serta koreksi, sehingga tesis ini dapat terwujud seperti ini. Penulis juga sampaikan banyak terimakasih kepada kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan, serta kepala Puskesmas Marga 1 atas diberikannya izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di wilayah kerjanya. Ucapan terima kasih juga
penulis sampaikan kepada para informan
yang telah meluangkan waktu dan
kesediaan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya juga penulis sampaikan kepada Para dosen dan pengajar di Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, dan seluruh karyawan bagian Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, serta semua pihak yang telah membantu selama pendidikan, penelitian dan penulisan tesis ini. Tidak lupa penulis haturkan ucapan terima kasih yang dalam kepada orang tua ayah I Nengah Murdana, S.Pd dan ibu
Ni
Wayan Dastri Ari, S.Ag yang selalu memberi dukungan moril maupun materiil selama penulis menyelesaikan masa pendidikan, kakak tersayang Ni Putu Ika Damayanti, SE, suami tercinta saya Briptu I Wayan Rangga Dita Diputra, kedua anak saya Alvin dan Vania, teman terbaikku Hesteria Friska, Yenny dan seluruh keluarga yang selalu memberi dukungan moril selama penulis menyelesaikan pendidikan. Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada temanteman di Program Magister Program Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan VI, Universitas Udayana atas motivasi, semangat, dan kebersamaannya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan wara nugraha kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini.
Denpasar, Juli 2016
Ni Made Indra Peratiwi
ABSTRAK STUDI KUALITATIF KEBERLANJUTAN POSYANDU LANSIA DILIHAT DARI SUDUT PANDANG PEMBERI DAN PENERIMA LAYANAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARGA 1 Indonesia termasuk kedalam kategori lima besar negara dengan jumlah penduduk lansia terbesar di dunia. Meningkatnya umur harapan hidup merupakan salah satu indikator meningkatnya kesehatan masyarakat di daerah tersebut. Apabila jumlah lansia semakin banyak, maka semakin baik tingkat status kesehatan masyarakat di daerah tersebut. Untuk meningkatkan kesehatan lansia diperlukan adanya posyandu lansia di setiap desa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keberlanjutan posyandu lansia dilihat dari sudut pandang pemberi dan penerima layanan. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif. Data kualitatif dikumpulkan melalui teknik in-depth interview (16 informan), dimana terdiri dari 5 informan yang aktif memanfaatkan posyandu lansia, 5 informan yang tidak aktif memanfaatkan posyandu lansia, kepala puskesmas Marga 1, 1 orang petugas puskesmas, 2 orang kepala desa serta 2 orang kader lansia. Selain menggunakan teknik in-depth interview , peneliti juga melakukan observasi terhadap pelaksanaan posyandu lansia. Hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan lansia terhadap posyandu lansia menjadi faktor pendorong terhadap keberlanjutan posyandu lansia baik dari posyandu yang aktif maupun tidak aktif. Namun dilihat dari pemberi layanan terbentuknya posyandu lansia terkesan dipaksakan, hal tersebut disebabkan karena tuntutan dari berbagai pihak seperti dinas kesehatan, puskesmas serta dari desa itu sendiri karena tuntutan akan diadakannya lomba desa. Dilihat dari faktor pemungkin, ketersediaan SDM dan sarana prasarana sangat mempengaruhi keberlanjutan posyandu lansia. Dilihat dari faktor penguat, dukungan petugas puskesmas, kepala desa, keluarga serta teman sebaya sangat mempengaruhi keberlanjutan posyandu lansia. Informan yang memanfaatkan posyandu lansia cenderung lebih mengharapkan agar posyandu lansia tetap berlanjut, namun berbanding terbalik dengan informan yang tidak memanfaatkan posyandu lansia. Ada beberapa lansia yang tidak memanfaatkan posyandu lansia menyatakan tidak memerlukan posyandu lansia karena berbagai alasan Dalam pelaksanaan posyandu lansia masih ditemukan berbagai hambatan seperti dokter umum yang jumlahnya terbatas, peralatan yang disediakan jumlahnya terbatas, waktu lansia yang terbatas karena masih ada lansia yang bekerja di sawah, PMT yang jarang diberikan, kurangnya pemahaman dari lansia akan pentingnya posyandu lansia serta lansia yang susah digerakkan. Oleh sebab itu diperlukan adanya sosialisasi dari pemangku kebijakan kepada masyarakat agar lansia bisa memanfaatkan posyandu lansia. Kata kunci: keberlanjutan, posyandu lansia, persepsi, pemberi layanan, penerima layanan
ABSTRACT QUALITATIVE STUDY OF SUSTAINABILITY POSYANDU ELDERLY VIEWS FROM THE PERSPECTIVE OF RECEIVER AND HEALTH SERVICES AT PUSKESMAS MARGA 1
Indonesia included into the category five countries with the largest number of senior citizens in the world. Increased life expectancy is one indicator of the increasing public health in the area. If the number of elderly is increasing, the better the level of the health status of people in the area. To improve the health of the elderly is necessary to elderly neighborhood health center in every village. The purpose of this study was to determine the sustainability of elderly neighborhood health center seen from the perspective of providers and recipients of services. The design of this study used a qualitative design. Qualitative data were collected through the technique of in-depth interviews (16 informants), which consists of five informants who actively utilize elderly neighborhood health center, 5, who did not actively utilize elderly neighborhood health center, head of puskesmas Highways 1, 1 officer clinic, 2 village heads and 2 the elderly cadres. In addition to using the technique of in-depth interviews, researchers also observe the implementation of the elderly neighborhood health center. The result showed that the knowledge of the elderly to the elderly neighborhood health center be a motivating factor for the sustainability of elderly neighborhood health center both of active or inactive. But seen from the formation of elderly neighborhood health center service providers somewhat forced, it is because the demands of various stakeholders such as health departments, community health centers as well as from the village itself because of the demand for convening the race village. Judging from enabling factors, the availability of human resources and infrastructure greatly affect the sustainability of elderly neighborhood health center. Judging from reinforcing factors, the head of the village, family and peers influence the sustainability of elderly neighborhood health center. Informants who utilize elderly neighborhood health center elderly tend to be hoped that the elderly neighborhood health center continue, but inversely with the informant that do not utilize elderly neighborhood health center. There are some elderly people who do not utilize elderly neighborhood health center states do not require elderly neighborhood health center for various reasons, one of them due to the lack of free time and feel secure about their health because they have health insurance. In the implementation of elderly neighborhood health center are, the equipment provided a limited number of times, the elderly are limited because there are elderly people who work in the fields, PMT are rarely given, lack of understanding of the elderly will be the importance of elderly neighborhood health center and elderly hard-driven. Keywords: sustainability, Posyandu, perception, service providers, service recipients
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DEPAN SAMPUL DALAM……………………………………………..…… ...
i
HALAMAN PRASYARAT GELAR MAGISTER ................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………….........................
iii
HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI ..................................
iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT......................................................
v
UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................................
vi
ABSTRAK ..............................................................................................
vii
ABSTRACT ............................................................................................
viii
DAFTAR ISI ...........................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................
x
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................
xii
BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................
1
1.1 Latar Belakang..................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................
5
1.3 Tujuan Penelitian ..............................................................
5
1.3.1Tujuan umum ..........................................................
5
1.3.2 Tujuan khusus ........................................................
5
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................
6
1.4.1 Manfaat teoritis ......................................................
6
1.4.2 Manfaat praktis ......................................................
6
BAB II KAJIAN TEORI.........................................................................
8
2.1 Landasan Teori ................................................................
14
2.2 Hasil Penelitian Terdahulu ..............................................
16
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................
23
3.1 Rancangan Penelitian ......................................................
23
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ...........................................
23
3.3 Sumber Data dan Sampel ................................................
24
3.4 Jenis Data.........................................................................
25
3.5 Instrumen Penelitian ........................................................
25
3.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ..........................
25
3.7 Metode dan Teknik Analisa Data ...................................
26
3.8 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data ..........
28
3.9 Etika Penelitian .................................................................
28
3.10 Validitas Data .................................................................
28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................
30
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...............................
30
4.2 Karakteristik Sosio Demografi Informan ........................
31
4.3 Faktor Predisposisi terhadap Pelaksanaan Posyandu Lansia
36
4.4 Faktor Pemungkin terhadap Pelaksanaan Posyandu Lansia
42
4.5 Faktor Penguat terhadap Pelaksanaan Posyandu Lansia .
53
4.6 Faktor Penghambat terhadap Pelaksanaan Posyandu Lansia
61
4.7 Harapan terhadap Keberlanjutan Posyandu Lansia .........
BAB V
Sebagai Faktor Penguat dari Lansia ................................
64
4.8 Strategi untuk Keberlanjutan Posyandu Lansia ................
67
4.9 Refleksi .............................................................................
69
SIMPULAN DAN SARAN....................................................
73
5.1 Simpulan ..........................................................................
73
5.2 Saran ................................................................................
75
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.4 Sumber Informasi, Metode, Jumlah Informan, Kriteria dan Tempat
18
Tabel 4.1 Karakteristik Informan pada Posyandu Lansia yang Aktif dan Tidak Aktif di Wilayah Kerja Puskesmas Marga 1 Tahun 2016..............
29
Tabel 4.2 Karakteristik Informan Penyelenggara Posyandu Lansia di Wilayah
Kerja Puskesmas Marga 1...................................................................
36
DAFTAR SINGKATAN
UHH
: Umur Harapan Hidup
BPS
: Badan Pusat Statistik
Lansia
: Lanjut Usia
Puskesmas
: Pusat Kesehatan Masyarakat
Posyandu
: Pos Pelayanan Terpadu
Kemenkes
: Kementerian Kesehatan
LSM
: Lembaga Swadaya Masyarakat
WM
: Wawancara Mendalam
SDM
: Sumber Daya Manusia
L
: Laki-laki
P
: Perempuan
WHO
: World Health Organization
Prolania
: Program Lansia
IMT
: Indeks Masa Tubuh
BOK
: Bantuan Operasional Kesehatan
SKPD
: Satuan Kerja Perangkat Daerah
PMT
: Pemberian Makanan Tambahan
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 2. Formulir Persetujuan Informan dalam Pelaksanaan Wawancara Mendalam Lampiran 3. Pedoman Wawancara Mendalam kepada Lansia Lampiran 3. Pedoman Wawancara Mendalam kepada Kepala Puskesmas Lampiran 4. Pedoman Wawancara Mendalam kepada Petugas Kesehatan Lampiran 5. Pedoman Wawancara Mendalam kepada Kader Lansia
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di suatu negara dapat ditandai dengan meningkatnya usia harapan hidup (UHH) (Kemenkes,2014). Di Indonesia terjadi peningkatan usia harapan hidup dari 68,8 tahun menjadi 70,5 tahun pada tahun 2007 (Kemenkes, 2014). Peningkatan usia harapan hidup (UHH) ini mengakibatkan peningkatan jumlah penduduk usia lanjut (Kemenkes, 2014). Jumlah lansia di seluruh dunia akan mencapai 1,2 miliar jiwa yang akan terus bertambah hingga 2 miliar jiwa pada tahun 2050 (WHO,2013). Data WHO juga memperkirakan 75% populasi lansia di dunia pada tahun 2025 berada di negara berkembang (WHO, 2013). Indonesia termasuk kedalam kategori 5 besar negara dengan jumlah penduduk lansia terbesar di dunia (BPS Susenas, 2012). Jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2010 mencapai 18,1 juta jiwa, sementara itu Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012 menunjukkan lansia di Indonesia sebesar 7,56% dari total penduduk Indonesia (BPS Susenas, 2012). Di Indonesia terdapat lima provinsi dengan jumlah penduduk lansia lebih dari 7 persen yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta (14,04%), Jawa Tengah (11,16%), Jawa Timur (11,4%), Bali (11,02%) dan Sulawesi Selatan (9,05%) (BPS Susenas, 2012). Meningkatnya umur harapan hidup merupakan salah satu indikator meningkatnya kesehatan masyarakat di daerah tersebut. Apabila
2
jumlah lansia semakin banyak, maka semakin baik tingkat status kesehatan masyarakat di daerah tersebut (BPS Susenas, 2012). Provinsi Bali menduduki peringkat keempat dari lima Provinsi dengan jumlah lansia tertinggi di Indonesia (Dinkes Provinsi Bali, 2010). Pada tahun 2014 jumlah lansia di Provinsi Bali mencapai 11,02% (517.500 jiwa) (Dinkes Provinsi Bali, 2010). Di Provinsi Bali terdapat 9 Kabupaten, dari kesembilan Kabupaten yang ada di Bali yang memiliki jumlah lansia yang tinggi terdapat di Kabupaten Tabanan yaitu mencapai 53.584 jiwa (Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan, 2014). Data Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan pada tahun 2014 menunjukkan bahwa jumlah lansia di Kabupaten Tabanan
sebanyak 53.584 jiwa (Dinkes
Tabanan, 2014), dimana masing-masing Kecamatan
yang ada di Kabupaten
Tabanan terdapat lansia. Salah satu Kecamatan dengan jumlah lansia tertinggi berada di Kecamatan Marga. Pada tahun 2015 jumlah lansia di Kecamatan Marga sebanyak 4.649 jiwa, yang terdiri dari 2275 lansia laki-laki dan 2374 lansia perempuan (Dinkes Tabanan, 2014). Namun dari total jumlah lansia yang ada di Kecamatan Marga yang mendapatkan pelayanan kesehatan hanya 523 jiwa, jumlah lansia yang mendapat pelayanan kesehatan tersebut tergolong sangat kecil dibandingkan dengan jumlah lansia yang ada di Kecamatan Marga (Dinkes Tabanan, 2014). Kebijakan dan program kesehatan lanjut usia diwujudkan oleh pemerintah Kabupaten Tabanan dengan mencanangkan pelayanan pada lansia yaitu mulai dari jenjang posyandu lansia ditingkat masyarakat (Kemenkes, 2010). Pelayanan kesehatan ditingkat dasar melalui puskesmas, dan pelayanan kesehatan di tingkat
lanjutan melalui Rumah Sakit (Kemenkes, 2010). Posyandu merupakan salah satu pelayanan di tingkat masyarakat, posyandu lansia memiliki arti yang sama penting dengan posyandu balita (Kemenkes, 2010). Posyandu lansia merupakan suatu kegiatan kesehatan di tingkat paling dasar untuk para lansia yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk para lansia yang dibantu oleh petugas kesehatan untuk pelaksanannya setiap hari (Kemenkes, 2010). Manfaat terbentuknya posyandu lansia yaitu meningkatkan status kesehatan lansia, meningkatkan kemandirian pada lansia, memperlambat anging proces, mendeteksi dini gangguan kesehatan pada lansia dan meningkatkan harapan hidup lansia(Kemenkes, 2010). Dampak yang ditimbulkan jika lansia tidak mengikuti kegiatan posyandu yaitu lansia tidak bisa mendeteksi secara dini gangguan kesehatan yang dialaminya (Kemenkes, 2010). Hal tersebut disebabkan karena di dalam pelaksanaan posyandu lansia dilakukan berbagai pemeriksaan kesehatan baik secara fisik maupun mental terhadap lansia (Kemenkes, 2010). Undang-undang nomor 13 tahun 1998 pasal 19 tentang kesehatan lanjut usia, peraturan pemerintah Nomor 43 tahun 2004 tentang pelaksanaan upaya peningkatan
kesejahteraan
sosial
lanjut
usia
dan
Kepmenkes
No
587/Menkes/SK/VII/2009 tentang pedoman pemeliharaan dan peningkatan kesehatan lanjut usia (Kemenkes, 2014). Undang-undang dan peraturan pemerintah tersebut menyebutkan serta menekankan pentingnya upaya meningkatkan dan memelihara kesehatan, agar para lansia pada nantinya tetap terpelihara kesehatannya secara mandiri dan produktif (Kemenkes, 2014).
Untuk meningkatkan derajat kesehatan lansia maka Puskesmas Marga 1 mendirikan posyandu di tingkat desa, masing-masing desa memiliki 1 posyandu lansia yang tugasnya juga merangkap sebagai posyandu balita. Dari sepuluh desa yang mempunyai posyandu lansia hanya dua posyandu saja yang pelaksanannya aktif setiap bulannya dan delapan desa yang sama sekali tidak aktif. Keberadaan posyandu lansia di masing-masing desa masih belum dimanfaatkan oleh semua desa. Dari data yang didapatkan di Puskesmas Marga 1 jumlah lansia yang berkunjung ke posyandu lansia dari dua posyandu yang aktif hanya 58 orang, jumlah tersebut sangat kecil bila dibandingkan dari jumlah lansia yang ada di wilayah Puskesmas Marga 1. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Puskesmas Marga 1 ditemukan beberapa kendala yang menyebabkan kurangnya kunjungan ke posyandu lansia disebabkan dari faktor lansia dan faktor lain. Selain dari faktor lansia, ada faktor lain yang berpengaruh terhadap kunjungan ke posyandu lansia di Puskesmas Marga 1 yaitu dilihat dari jumlah kader. Dari data yang diperoleh di Puskesmas Marga 1 jumlah kader yang tercatat dan dilatih pada tahun 2015 hanya 5 orang. Jumlah kader tersebut sangat kecil bila dibandingkan dengan jumlah lansia yang ada. Menurut Kemenkes (2010), setiap kader posyandu idealnya membina 10 keluarga. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Juniardi (2012) didapatkan beberapa faktor yang mempengaruhi lansia dalam melakukan kunjungan ke posyandu lansia. Faktor-faktor tersebut yaitu pengetahuan lansia, jarak rumah dengan lokasi posyandu, sarana dan prasarana yang kurang memadai, kurangnya informasi tentang posyandu lansia, ekonomi dan penghasilan,
kurangnya dukungan keluarga, sikap dan perilaku lansia yang tertutup, dan adanya fasilitas lain yang diberikan pemerintah. Berdasarkan permasalahan diatas, maka diperlukan suatu penelitian kualitatif untuk mengeksplorasi secara mendalam mengenai keberlanjutan posyandu lansia sehingga dapat dijadikan dasar pengembangan guna meningkatkan pelaksanaan posyandu lansia di masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimanakah keberlanjutan posyandu lansia dilihat dari sudut pandang pemberi dan penerima layanan di wilayah kerja Puskesmas Marga 1?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara mendalam keberlanjutan posyandu lansia dilihat dari sudut pandang pemberi dan penerima layanan di wilayah kerja Puskesmas Marga 1. 1.3.2 Tujuan khusus Secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara mendalam tentang beberapa hal dibawah ini. 1. Persepsi pemberi layanan (provider) dan penerima layanan terhadap faktor predisposisi (pengetahuan, pendidikan, umur, sosial ekonomi dari lansia) terkait keberlanjutan posyandu lansia yang ada di Puskesmas Marga 1.
2. Persepsi pemberi layanan (provider) dan penerima layanan terhadap faktor pemungkin (ketersediaan SDM, sarana dan prasarana) terkait keberlanjutan posyandu lansia wilayah kerja Puskesmas Marga 1. 3. Persepsi pemberi layanan (provider) dan penerima layanan terhadap faktor penguat (dukungan petugas kesehatan, dukungan tokoh masyarakat, keluarga, teman sebaya). 4. Persepsi pemberi layanan (provider) dan penerima layanan tentang hambatanhambatan yang terjadi pada saat pelaksanaan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Marga 1. 5. Harapan pemberi layanan (provider) dan penerima layanan terkait keberlanjutan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Marga 1. 6. Mengidentifikasi strategi untuk meningkatkan keberlanjutan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Marga 1.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu sumber referensi tambahan dalam bidang ilmu kesehatan masyarakat, khususnya dalam pengembangan program posyandu lansia di masyarakat. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai referensi untuk penelitian yang berhubungan dengan posyandu lansia. 1.4.2 Manfaat praktis
Bagi puskesmas hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat sebagai bahan pertimbangan guna penyusunan strategi terhadap pelaksanaan posyandu lansia terutama pada desa yang memiliki posyandu tidak aktif. Bagi kader lansia, hasil penelitian ini diharapkan bisa sebagai bahan pertimbangan oleh kader dalam pelaksanaan posyandu lansia.