/SSN 1.J/O-85.J2
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals Vol/ /. Oktober 2008
PERHITUNGAN PEMBUATAN EMAS-192, IRIDIUM-192 DAN LUTESIUM-177 DENGAN AKTIV ASI NEUTRON UNTUK PARTIKEL NANO RADIOAKTIF Rohadi Awaludin Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), SA TAN Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang
ABSTRAK PERHITUNGAN PEMBUATAN EMAS-192, IRIDIUM-192 DAN LUTESIUM-I77 DENGAN AKTIV ASI NEUTRON UNTUK PARTIKEL NANO RADIOAKTIF. Telah dilaporkan bahwa partikel nano terbukti efektif untuk penanganan kanker melalui thermotherapy. Sel kanker dimungkinkan pula dimatikan menggunakan radiasi radioisotop dari partikel nano. Studi pembuatan partikel nano radioaktif dengan aktivasi neutron telah dilakukan untuk mendapatkan karakteristik partikel nano radioaktif dengan metode ini. Pada studi ini dikaji partikel nano emas, iridium dan lutesium dengan diameter lOO nm. Oi dalam studi ini perhitungan dilakukan untuk iradiasi di posisi central irradiation position (CIP) reaktor GA Siwabessy selama 12 hari. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa pada saat akhir iradiasi diperoleh 198Au dengan radioaktivitas 0,378 Bq di dalam partikel nano emas. Oi dalam partikel nano iridium dihasilkan 192Irdengan radioaktivitas 0,179 Bq. Oi dalam partikel nano iridium dihasilkan pula 194Irdengan radioaktivitas 0,337 Bq dan meluruh dengan cepat. Di dalam partikel nano lutesium dihasilkan 177Ludengan radioaktivitas 0,0884 Bq. Oi dalam partike1 ini dihasilkan pula 176mLudan 177mLu.Radioisotop 176mLudihasilkan 0,037Bq pada saat akhir iradiasi dan meluruh dengan cepat karena waktu paruh hanya 3,6 jam. Radioisotop I77Lu dihasilkan dengan radioaktivitas 0,0095% dari radioaktivitas I77Lu saat akhir iradiasi. Pada saat iradiasi, partikel nano dimasukkan ke dalam ampul kwarsa dan kapsul aluminium. Dari ampul kwarsa dan aluminium dihasilkan radioisotop dengan waktu paruh yang pendek dari iradiasi neutron termal. Kata kunci: emas-198, iridium-l92, lutesium-l77, aktivasi neutron ABSTRACT CALCULATION OF PRODUCTION OF GOLD-198, IRRIDIUM-192 AND LUTETIUM-177 BY NEUTRON ACTIVATION FOR RADIOACTIVE NANOPARTICLE. It was reported that nanoparticle was effective for cancer treatment by thermotherapy. It is also possible to kill cancer cell by radiation of radioisotope from nanoparticle. A study on production of radioactive nanoparticles by neutron activation has been carried out. Nanoparticles of gold, iridium and lutetium with diameter of 100 nm were studied. Calculations were carried out for irradiation at central irradiation position (CIP) of GA siwabessy reactor for 12 days. Calculation results showed that gold-198 with radioactivity of 0.378 Bq was produced in the gold nanoparticle. In the irridium nanoparticle, 192Irwith radioactivity of 0.179 Bq was produced. Radioisotope of 194Irwas also produced with radioactivity 0.337Bq at the end of irradiation in the iridium nanoparticle. The radioisotop decayed fast and became 0.000133Bq after 10 days. In the lutetium nanoparticle, I77Lu with radioactivity of 0.0884Bq was produced. In the lutetium nanoparticle, 176mLuand 177mLuwere also produced. Lutetium-176m decayed fast and I77Lu radioactivity was 0.0095% of the I77Lu radioactivity at the end of irradiation. During neutron irradiation, the nanoparticle was put in the quartz ampule and aluminum capsules. Radioisotopes with short half life were produced in the quartz and aluminum. Keywords: gold-198, iridium-l92, lutetium-l77, neutron activation
27
ISSN /4/0-8542
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmalw Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals Vol II. Oktober 2008
PENDAHULUAN
Ketiga radioisotop ini merupakan radioisotop
Pemanfaatan
teknologi nano semakin
radioisotop
pemancar
luas dari hari ke hari. Terobosan terobosan
iridium-192
(192Ir)
baru di berbagai
bidang
dalam terapi radiasi, baik untuk laju dosis
kesehatan telah dilahirkan. Harapan besar pun
rendah (low dose rate, LDR), maupun laju
digantungkan pada kemajuan rekayasa tingkat
dosis
molekul
Radioisotop
bidang
ini untuk
termasuk
menyelesaikan
masalah
tinggi
beta.
Radioisotop
telah banyak digunakan
(high
dose
rate.
HDR)
[6].
emas-198 telah digunakan
pula
masalah kesehatan [1-3]. Sebuah tim peneliti
pada brachytherapy dalam bentuk gold grain
dari Rice University berhasil melakukan uji
[6].
coba
dikembangkan untuk radioimmunotherapy
penanganan
kanker
menggunakan
Sedangkan
lutesium-l77
telah [7].
partikel nano berukuran 120 nm. Nanopartikel
Oleh karena itu, partikel nano radioaktif yang
terse but berupa partikel emas yang dibungkus
mengandung radioisotop radioisotop tersebut
oleh peptida atau antibodi pada permukaannya.
memiliki potensi untuk penanganan
Setelah dimasukkan ke dalam tubuh, peptida
Pada makalah ini akan disajikan hasil studi
atau antibodi tersebut akan membawa partikel
awal
emas menempel pada sel kanker. Partikel emas
menggunakan
dipanaskan
reaktor a.A. Siwabessy BAT AN. Tujuan dari
menggunakan
sinar infra merah
pembuatan
partikel
fasilitas
nano
iradiasi
kanker.
radioaktif neutron
di
dari luar tubuh untuk membunuh sel kanker di
studi ini adalah memperoleh
dekatnya. Metode ini telah berhasil pada tahap
radioisotop yang terbentuk di dalam partikel
uji binatang [4]. Partikel nano dari besi telah
nano
dikembangkan
fasilitas iradiasi tersebut.
pula
untuk
nanoparticle
dari
iradiasi
neutron
radioaktivitas
menggunakan
thermotherapy (NPTT). Partikel nano terse but diikatkan
pada
mendekatkannya
pada
antibodi sel kanker.
TEOR!
untuk Partikel
Apabila sebuah isotop terkena paparan
terse but selanjutnya dipanaskan dari luar tubuh
neutron
menggunakan
neutron oleh inti atom dan pelepasan radiasi
alternating
magnetic
field
(AMF) [5].
dapat
terjadi
penangkapan
gamma yang dikenal dengan reaksi (n,y). Laju
Radiasi pengion dari radioisotop telah
reaksi inti tersebut berbeda-beda
terbukti efektif untuk mematikan sel kanker.
pada
Ada
Apabila
beberapa
radioisotop
yang
telah
dimanfaatkan untuk terapi, diantaranya adalah iridium-192,
termal
emas-198
dan
tampang
radioisotop,
lutesiurn-l77.
28
isotop
lintang yang
bergantung
reaksi terbentuk
nuklimya. berupa
maka ia akan meluruh menjadi
ISS'" /.110-8542
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmalw Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals Vol II. Oktoher 2008
~0 0
peluruhan Tampang lintang reaksi terse lain. reaksi but NA : Konstanta Jumlah atom sasaran (atom) Fluks neutron peluruhan (n.s-1cm-2) isotop ::Gambaran
(J
A
(barn = 10-24cm2)
¢
radioisotop B (S'l)
Gambar 1. Skema reaksi aktivasi neutron dari
Jumlah
isotop
unsur tersebut dikalikan
A
menjadi
radioisotop
B
dan
peluruhannya menjadi isotop C.
atom sasaran
adalah jumlah
atom
kelimpahan
isotop
sasaran. Apabila persamaan 1 diselesaikan dan diberi
batas
awal
bahwa
ketika
sebelum
Pada Gambar 1 ditunjukkan bahwa isotop A
iradiasi belum ada isotop B (NB = 0 saat t = 0)
setelah penangkapan neutron berubah menjadi
maka diperoleh persamaan berikut.
radioisotop
B
yang
selanjutnya
meluruh
menjadi isotop C. Isotop A dan radioisotop B merupakan
unsur
penambahan
jumlah
yang
sejenis.
radioisotop
B
(2)
NB
Laju sarna
Pada
persamaan
2,
t
menyatakan
dengan laju reaksi pembentukannya dari isotop
iradiasi. Besamya radioaktivitas B
A dikurangi dengan laju peluruhan menjadi
dinyatakan
isotop C. Laju reaksi pembentukan merupakan
fluks neutron Sedangkan
dan tampang laju
peluruhan
dapat
(AB)
dengan N BA, sehingga besamya
radioaktivitas
perkalian dari jumlah atom isotop A dengan
waktu
B dapat
dinyatakan
dengan
persamaan berikut.
lintang reaksi. merupakan
(3)
perkalian antara jumlah atom B yang telah terbentuk
dan konstanta
penambahan
peluruhannya.
Laju
Persamaan 3 ini merupakan persamaan umum
radioisotop B secara matematis
untuk mendapatkan radioaktivitas hasil iradiasi
dapat dinyatakan dengan persamaan berikut.
dengan neutron [8]. Setelah
iradiasi
dihentikan,
reaksi
penangkapan neutron berhenti dan radioisotop B meluruh Dimana,
perkalian
dN sldt : Laju pembentukan isotop B
dengan antara
laju peluruhan
konstanta
sebesar
peluruhan
dan
jumlah atom B yang tersisa. Oleh karena itu,
(atom/s)
setelah 29
peluruhan
selama
waktu
td,
ISSfI' /410-8542
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmalw Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals Vol II. Oktober 2008
radioaktivitas
B dapat
dinyatakan
dengan
nano [10], sehingga pada kajian
persamaan berikut.
ini tidak
dilakukan kajian penyiapan partikel nano. Perhitungan radioaktivitas
As = Asoe-Ald
(4)
yang
terbentuk
dilakukan
radioisotop
menggunakan
persamaan 3. Nilai fluks neutron digunakan Pada
persamaan
radioaktivitas
tersebut
Aso
fluks neutron
menyatakan
di posisi central
irradiation
position (CIP) reaktor a.A. Siwabessy sebesar
B saat akhir iradiasi (end of
1,3 x
irradiation, E01) [8].
ns-1cm-2•
1014
Perhitungan
dilakukan
untuk iradiasi selama 12 hari sesuai dengan TATAKERJA
siklus operasi reaktor a.A.
Pada kajian
ini diasumsikan
bahwa
Sedang
pada
Siwabessy [11].
perhitungan
seluruh neutron yang sampai di posisi central
radioaktivitas
irradiation position (CIP) sudah termoderasi
Penurunan
menjadi neutron termal karena posisi tersebut
dengan 15 hari sehingga telah melewati 5 kali
relatif jauh dari letak bahan bakar. Oleh karena
waktu paruh radioisotop terpendek yaitu
itu, reaksi
sehingga radioaktivitas
inti yang dapat terjadi
karena
persamaan
radioaktivitas
dihitung
4.
sampa!
198 Au
telah turun jauh dari
radioaktivitas pada saat akhir iradiasi.
neutron cepat diabaikan pada kajian ini. Saat ini telah dikembangkan
digunakan
peluruhan
Pada iradiasi neutron di posisi CIP
partikel
nano dengan diameter pada kisaran 100 nm
reaktor a.A. Siwabessy, sasaran dimasukkan
dan dilaporkan efektif untuk terapi kanker [4].
ke dalam ampul kwarsa dan ampul tersebut
Oleh karena itu, pada studi ini perhitungan
dimasukkan
dilakukan
terbuat
diameter digunakan
terhadap 100
partikel
nm.
Pada
berat jenis
nano
dengan
perhitungan
emas,
iridium
dari
selanjutnya
Inl dan
ke dalam
aluminium. dimasukkan
Setelah
iradiasi
[9]. Partikel nano diasumsikan berbentuk bola
berupa
kwarsa
untuk menentukan jumlah atom tiap partikel.
radioaktif
Beberapa
Kwarsa
telah berhasil Nurul
pembuatan
dikembangkan
dkk telah
berhasil
partikel
nano
di tanah air.
pula
karena
tersusun
dari
capsul
dalam
outer
ke posisi iradiasi.
dihentikan, dan
yang
wadah
sasaran
aluminium
menjadi
aktivasi
neutron.
unsur
silikon
dan
Oksigen. Di dalam kegiatan ini dikaji pula radioisotop yang terbentuk dari wadah iradiasi
mengembangkan
metode ball mill untuk pembuatan
Inner ke
capsule dan dimasukkan
lutesium sebesar 19,3, 22,65 dan 9,84 g/cm3
metode
inner capsule
serta waktu yang diperlukan untuk meluruhkan
partikel
radioisotop radioisotopnya.
30
ISSN 1410-8542
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmalw Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals Vol II, Obober 2008
ini masing masing sebesar 2090 dan 2,8 bam
Analisis kemumian radionuklida perlu
[8].
dilakukan terhadap dari hasil iradiasi. Analisis In!
dapat
dilakukan
menggunakan
spektrometer gamma dan melalui pengukuran
Tabel 1. Komposisi isotop emas, iridium dan
waktu paruh. Pada kegiatan dikaji pula pola
lutesium alam dan radioisotop yang terbentuk
hasil pengukuran
dari aktivasi neutron termal.
dapat
spektrometer
diperoleh IrLu dari Au
gamma yang
partikel nano 176Lu 1931r terbentuk an (%)
III
2090 177Lu paruh 1·'lr 930 1·"lr "Lu isotop waktu 1·'Au reaksi 941r 16,4 I/omLu 2,8 173.8 1··Au 00 37.3 98,6 2.69 97,4 tampang 160 2.6 3,6 lintang yang Kelimpahradioisotop 19.1 6.73 62,7
unsur (barn)
emas, hari I77mLu hari hari iam hari jam
iridium dan lutesium.
HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi
isotop
alam
dari
emas,
iridium dan lutesium ditunjukkan pada Tabel 1. Emas alam tersusun dari satu isotop saja yaitu 197Au. Dari aktivasi neutron dihasilkan radioisotop
198Au dengan waktu paruh 2,69
hari. Reaksi inti ini memiliki tampang lintang reaksi sebesar 98,6 barn. Iridium alam tersusun
Radioaktivitas 198Au, I92Irdan I77Lu
dari 2 buah isotop yaitu 191Irdan 193Irdengan
dari iradiasi partikel nano emas, iridium dan
kelimpahan masing masing sebesar 37,3% dan
lutesium dengan diameter 100 nm ditunjukkan
62,7%. Isotop 191Irmenghasilkan 1921rdengan
pada Gambar 1.
waktu paruh 73,8 hari dari aktivasi neutron. Tampang lintang reaksi ini sebesar 930 barn. Sedangkan
isotop
1931r menghasilkan
dengan
waktu
paruh
lintang
reaksi
inti
19,1 jam.
ini sebesar
0.5 -emas-198
1941r C'
Tampang III
~ _
0.4\
B
0.3
o
0.2
i
:~
barn.
Lutesium alam tersusun dari 2 isotop yaitu
-lutesium-177· -iridium-192
'5 t'?
175Ludan 176Ludengan kelimpahan 97,4 dan
0.1 o
2,6 %. Isotop 175Lu menghasilkan radioisotop
o
I76mLu dengan sedangkan
waktu
paruh
176Lu menghasilkan
3,6
.
Jam,
2
4
6
8
10
lama waktu iradiasi (hari)
radioisotop Gambar
I77Lu dan 177m Lu dengan waktuk paruh 6,73
1. Radioaktivitas 198Au,1921rdan
177Luseiring dengan lama waktu iradiasi.
hari dan 160 hari. Tampang lintang reaksi inti
31
12
ISSN 1410-8542
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmalw Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals Vol /l. Oktober 2008
Dari iradiasi selama 12 hari terhadap partikel
kelimpahan
nano emas dihasilkan 198Au sebesar 0,378 Bq.
kelimpahannya di alamo
paruhnya,
radioaktivitas
198
yang
lebih
tinggi
dari
Setelah iradiasi dihentikan, radioisotop
Dengan iradiasi selama 12 hari atau 4,5 kali waktu
176Lu
Au telah
198Au, 192Ir
dan
meluruh dengan laju
177Lu
mencapai 95,4% dari radioaktivitas maksimum
peluruhan sesuai dengan waktu paruh masing
dengan fluks neutron
masmg.
karena
itu,
di posisi CIP. Oleh
radioaktivitas
menunjukkan
kenaikan
198 Au
tidak
Penurunan
radioaktivitas
semng
dengan waktu ditunjukkan pada Gambar 2.
yang besar dengan
perpanjangan waktu iradiasi. Di dihasilkan
dalam
partikel
nano
iridium
dengan radioaktivitas
192Ir
0,179
100
Bq. Dengan waktu paruh selama 73,6 hari, radioaktivitas
192Ir
CI_
.5
,e :t
radioaktivitas maksimum dari iradiasi di CIP. Radioaktivitas kenaikan
'C ns ,; ~f/) ..~ ~
masih terus menunjukkan
waktu iradiasi.
sebesar
1,3
radioaktivitas jenuh
192Ir
x
~ l! 1
dihasilkan Bq.
Dengan
partikel
nano
177Lu
lutesium
selama
12
15
198
Au,
192Ir
dan
seiring dengan waktu peluruhan
dibandingkan dengan radioaktivitas saat akhir
dengan radioaktivitas 0,0884 iradiasi
10
waktu peluruhan (hari)
yang dapat dihasilkan
Gambar 2. Radioaktivitas
dalam 177Lu
5
o
ns -I em -2,
sebesar 1,68 Bq. Di
- emas-198 -iridium-192 -lutesium-177
:c'C
Dengan fluks 1014
10
~"'" ns ns o .2
yang sangat besar seiring dengan
perpanjangan neutron
192Ir
-;;e
'Ccns ns
baru sebesar 10,6% dari
iradiasi.
hari,
radioaktivitas yang dihasilkan telah mencapai radioaktivitas 198Au hari, 2,7% meluruh paling tinggal Radioisotop 70,9% dari radioaktivitas maksimum. Reaksi 15 cepat dibandingkan radioisotop lain. Setelah int~ pembentukan 177Lu memiliki tampang reaksi yang sangat besar yaitu 2090 barn. Namun, kelimpahan isotop sasaran yaitu
dibandingkan
176Lu
radioaktivitas
pada saat akhir
juga meluruh relatif
di alam hanya sebesar 2,59%. Oleh karena itu,
iradiasi. Radioisotop
radioaktivitas 177Lu dapat ditingkatkan dengan
cepat dengan waktu paruh 6,73 hari. Setelah
menggunakan
15
lutesium
diperkaya
dengan
hari,
177Lu
radioaktivitas
tinggal
21,3 %
dibandingkan dengan radioaktivitas saat akhir
32
ISSN /4/0-8542
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals Vol 11. Obober 2008
iradiasi atau sebesar 0,0189Bq. Sedang 192Ir memiliki
1.0E+00
,--------r---'
waktu paruh yang relatif panjang
yaitu 73,8 hari. Oleh karena itu, dalam waktu
__ iridium-194 _lutesium-177m _lutesium-176m
15 hari hanya terlihat sedikit penurunan. Pada hari ke 15, radioaktivitas dibandingkan sebesar
192Irsebesar 86,8%
pada saat akhir iradiasi atau
0,155
Bq. Jadi,
1.0E-06 10
o
dari ketiga jenis
30
20 waktu (hari)
partikel nano ini, 198Au di dalam partikel nano em as memiliki
radioaktivitas
paling tinggi
pada saat akhir iradiasi seperti ditunjukkan
Gambar 3. Radioaktivitas 194Ir,176mLudan
pada
I77mLupada
Gambar
1. Namun
radioisotop
ini
saat iradiasi dan setelah iradiasi
dihentikan.
meluruh dengan cepat karena waktu paruhnya yang relatif pendek. Sedangkan radioaktivitas 192Ir tidak
setinggi
Pada
198Au pada saat akhir
iradiasi, namun radioaktivitas
radioisotop ini
di dalam
partikel nano iridium dihasilkan 194Irdengan
dapat bertahan dalam waktu yang lebih lama
radioaktivitas
karena waktu paruhnya 73,8 hari.
karena
Di dalam partikel
saat akhir iradiasi,
nano emas tidak
sebesar
waktu
paruh
0,337
Bq.
hanya
Namun,
19,1
Jam,
radioisotop ini meluruh dengan cepat setelah
dihasilkan radioisotop lain selain 198Au. Jadi di
iradiasi
dalam partikel
nano emas tidak dihasilkan
menjadi 0,010 Bq setelah 5 hari dan tinggal
radioisotop pengotor. Di dalam partikel nano
0,000133 Bq setelah 10 hari sejak iradiasi
iridium
dihentikan.
dihasilkan
dengan waktu paruh
pula
radioisotop
194Ir
19,1 jam. Sedang di
dihentikan.
Di
dalam
Radioaktivitas
partikel
nano
194Ir
lutesium,
dalam partikel nano lutesium dihasilkan 176mLu
radioisotop 176mLudihasilkan sebesar 0,037 Bq
dan 177mLudengan waktu paruh 3,6 jam dan
pada saat akhir iradiasi. Radioisotop tersebut
160 hari. Radioaktivitas 194Irdi dalam partikel
meluruh dengan cepat karena waktu paruhnya
iridium
hanya 3,6 jam. Sedangkan radioisotop 177mLu
dan 176mLu serta 177mLu di dalam
partikel lutesium serta peluruhannya
setelah
dihasilkan sebesar 8,46x 10-6 Bq atau sebesar
iradiasi ditunjukkan pada gambar 3.
0,0095% dibandingkan dengan radioaktivitas 177Lupada saat akhir iradiasi. Radioaktivitas 177mLuini sangat kecil karena tampang lintang reaksi intinya relatif kecil sebesar 2,8 barn.
33
ISSN 14/0-8542
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals Voill. Oktober 2008
Kemurnian iradiasi
dapat
spektrometer digunakan
diukur
gamma.
hasil
Pada pengukuran gamma
oleh
radioisotop
Radiasi
dari
menunjukkan
utama
I77Lu,
adanya
dan
tidak
menunjukkan adanya 177mLusecara signifikan
menggunakan
radiasi
dipancarkan tersebut.
radionuklida
di dalam
ini
sampel.
Radiasi
gamma
dengan
energi 208 ke V dan 113 dihasilkan baik dari
yang
I77Lu
radioisotop
dan
memancarkan
gamma yang dipancarkan
177mLu.
I77mLu
Namun,
pula radiasi
gamma
dengan
oleh radioisotop radiositop hasil iradiasi emas,
energi 249, 319 dan 413 ke V. Di dalam hasil
iridium dan lutesium ditunjukkan pada Tabel
pengukuran tidak terlihat dengan jelas puncak
2.
pada 249,319 dan 413 keV.
Tabel 2. Waktu paruh dan radiasi gamma
·
15000 ,.---.-------.. -.--.--
utama yang dipancarkan oleh radioisotop dari.~ ~ .s:: .!!! E u 5000 ~
c:
emas,
iridium
dan
lutesium
~ 10000
Q)
0
•..
•300>~a) •400 • •N•~•>200
100
dari aktivasi
•
Q)
.. --.-----------
,
0
neutron termal unsur
Radio1~5Au (%) 294 intensitas waktu I"Lu 19z1r 296 412 113 113 59,4 11,0 13,1 2,6 1,2 160 hari 6,4 21,7 28,7 30,0 82,8 47,8 0,80 6,1 95,5 10,4 10,0 ]7,4 88,3 paruh 2,69 3,6 6,7 jam hari hari energi gamma 73,8 19,1 jam
645 468 249 308 317 676 319 208 328 (ke413 V)
500
600
energi (keV)
Gambar 4. Contoh hasil pengukuran hasil iradiasi lutesium menggunakan spektrometer gamma
Pada iradiasi neutron, dimasukkan
ke dalam
ampul
selanjutnya
dimasukkan
ke
aluminium.
Kwarsa
oksida sehingga
tersusun
partikel
nano
kwarsa dalam
kapsul
dari
silikon
unsur utama di dalamnya
adalah silikon dan oksigen.Kandungan alam Contoh
spektrometer
gamma
hasil
Spektrogram
tersebut
merupakan
serb uk.
Hasil
pengukuran
aluminium,
silikon
dan
tersebut diketahui bahwa ketiga un sur tersebut
hasil
menghasilkan radioisotop dengan waktu paruh
pengukuran dari hasil iradiasi lutesium dalam bentuk
unsur
isotop
oksigen ditunjukkan pada Tabel 3. Dari tabel
iradiasi dari lutesium ditunjukkan pada gambar 4.
dari
dan
yang pendek. Oleh karena itu, setelah iradiasi
tersebut
dihentikan, 34
waktu
untuk
meluruhkan
ISS,II,'
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmalw Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals Vol II, Oktober 2008
1410-8542
yang terbentuk di dalam wadah
reaktor G.A. Siwabessy dengan fluks neutron
sampel tidak lama. Radioisotop 29AI, 190 dan
1,3 x 1014 ns'Icm'2 selama 12 hari diperoleh
31Si memiliki waktu paruh masing masing 2,24
hasil sebagai berikut.
menit,
•
radioisotop
26,9 detik
dan
157 menit.
Untuk
Di dalam partikel nano emas dihasilkan
aluminium dan oksigen, dalam waktu 1 jam,
198Au dengan radioaktivitas 0,378 Bq pada
radioaktivitas radioisotop yang terbentuk telah
saat akhir iradiasi. Tidak ada radioisotop
dapat diabaikan. Sedangkan dari unsur silikon,
lain yang dihasilkan
radioaktivitas
emas.
menjadi
sangat kecil setelah •
diluruhkan selama 26 jam yaitu 10 kali waktu
di dalam
partikel
Di dalam partikel nano iridium dihasilkan
paruhnya. Oleh sebab itu, pengolahan sampel
192rrdengan radioaktivitas 0,179 Bq pada
dapat dilakukan setelah diluruhkan selama 26
saat akhir iradiasi. Di dalam partikel nano
jam.
iridium
Waktu
mengurangl
peluruhan
ini tidak
radioaktivitas
radioisotop
banyak
dihasilkan
radioaktivitas
yang
0,337
pula
194rr dengan
Bq.
Radioaktivitas
nano emas,
194rrmeluruh dengan cepat karena waktu
iridium maupun lutesium karena waktu paruh
paruh yang pendek yaitu 19,1 jam. Setelah
radioisotop terse but relatif panjang.
10
diharapkan
di dalam
partikel
hari
sejak
iradiasi
dihentikan,
radioaktivitas tinggal 0,000133Bq. •
Tabel 3. lsotop alam dari aluminium, silikon dan oksigen yang merupakan unsur penyusun
177Lu dengan
bahan wadah iradiasi
pada saat akhir iradiasi. Di dalam partikel
unsur terbentuk
men menitit detik
Di dalam partikel nano lutesium dihasilkan
---31Si 28Si 160 190 27AI 2waktu 8AI reaksi isotop 157 100 paruh 0,108 0,231 0,20 3,1 92,2 2,24 4,7radioisotop Kelimpah99,76 0,16 0,04 26,9 tampang lintang yang
lutesium
radioaktivitas
dihasilkan
pula
0,0884
Bq
176mLu dan
(barn)
177mLu. Radioisotop
176mLu dihasilkan
sebesar 0,037 Bq dan meluruh dengan cepat setelah iradiasi dihentikan
karena
waktu paruh hanya 3,6 jam. Radioisotop 177mLu dihasilkan
dengan
radioaktivitas
sebesar 0,0095% dari radioaktivitas
177Lu
saat akhir iradiasi. •
Pada
saat
iradiasi,
partikel
nano
dimasukkan ke dalam ampul kwarsa dan
KESIMPULAN
kapsul
Dari kajian pembuatan partikel nano
aluminium.
Dari
kwarsa
dan
aluminium dihasilkan radioisotop dengan
melalui iradiasi neutron termal di posisi erp 35
ISSl\' 1410-8542
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmalw Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals Vol II, Obober 2008
waktu
paruh
paparan
yang pendek
neutron
termal
akibat
dari
sehingga
6. K. MORITA, "Manual for therapy using sealed
hasil
sources",
Aichi
cancer
center,
AKABANI,
D.A.
Nagoya, (1989).
iradiasi dapat diolah tidak lama setelah iradiasi dihentikan,
7. A.V
RAO,
G.
RIZZIERI, Radioimmunotherapy DAFT AR PUST AKA
Hodgkin's Lymphoma,
1. EDITORIAL, Nanomedicine:
WAGNER,
BOCK,
A.
A. DULLAART, ZWECK,
nanomedicine
The
8. N.
A.K,
emerging
9. K.
nanoparticles,
Pengembangan
3,
12-13, (2007).
Ball
4. C. LOO, A. LIN, L. HIRSCH, M.H. LEE,
based
Nanoshell-enabled
imaging
and therapy
LEHMANN,
11. S.
photonics-
DENARDO
G,
FOREMAN
,
Radiation Cancer
Cells,
Hasil Litbang Ilmu
SOENARJO,
S.R.
TAMA T,
based radioisotopes
I.
RSG-GAS
and sharing program
Radioisotop dan Radiofarmaka, 6 (1), 33-
CATAPANO,
G.
43,2003.
C. GRUETTNER, Nanoparticle External
Beam
for Human
Prostate
Cancer
Radiopharmaceuticals,
Prosiding
A.
and
Therapy
Aplikasinya,
IVKOV,
DENARDO,
Thermotherapy
dan
Berbasis
for
MIRICK, T. QUANG, SJ.
Nanoteknologi
W.,
L.
R. C.
Mill
S.
SUPARMAN, B. PURWADI,
of cancer,
A. NATARAJAN,
of
Pengetahuan Teknik IV, Bandung, (2008).
Technol Cancer Treat, 3 (1), 33-40, (2004) 5. J.
of
B. W., W.
AGUS
Seminar Pemaparan
J. BARTON, N. HALAS, J. WEST, R. DREZEK,
T. R., WAHYU
FIRMANSY AH,
with
Nature nanotechnology,
"Handbook
et ai, "Dictionary
TOYAMA,
10. NURUL
up targets
ai,
Chemistry", Iwanami, Tokyo, (1975).
24(10): 1211-1217,(2006). Sizing
et
SAITOH,
Radioisotope", Maruzen, Tokyo, (1996).
landscape. Nat Biotechnol,
3. R. MINCHIN,
Clin Med Res, 3
(3): 157-65, (2005).
A matter of
rhetoric?, Nat Materials 5 (4), 243, (2006), 2. V.
for Non-
Biotherapy
&
23 (2), 265-271.
(2008).
36
regional
back
up
supply,
Jurnal