Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy” Dian Mutmainah Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Brawijaya E-mail:
[email protected]
Abstrak: Artikel ini membahas tentang bagaimana aktifitas diplomasi terdemokratisasi oleh meningkatnya partisipasi publik di dalamnya. Konsep citizen diplomacy berkembang seiring meningkatnya partisipasi warga biasa dalam aktifitas diplomasi. Dalam kenyataannya, aktivitas citizen diplomacy sulit dipisahkan dari aktivitas diplomasi publik dimana negara memang dengan sengaja melibatkan aktor non-negara untuk meningkatkan kredibilitas diplomasi pemerintah.Sebagian besar definisi citizen diplomacy juga masih melihat partisipasi warga biasa memang dilakukan dalam rangka mendukung diplomasi negaranya. Artikel ini secara khusus membahas tipologi citizen diplomat dari Paul Sharp yang sangat membantu dalam mengidentifikasi aktor-aktor dalam citizen diplomacy dan berbagai bentuk partisipasinya. Melalui tipologi tersebut Sharp menawarkan pengertian yang lebih luas dimana citizen diplomacy dilihat sebagai partisipasi warga biasa dalam interaksi global baik yang bersifat internasional maupun transnasional. Kesimpulannya, secara umum citizen diplomacy sebagai metode penyelenggaraan hubungan internasional memiliki tiga karakteristik: adanya partisipasi warga biasa dalam interaksi global; bersifat komplementer terhadap diplomasi berbasis-negara; dan mensyaratkan adanya kesadaran global pada para pelakunya. Kata kunci: Diplomasi, Citizen Diplomacy, Demokratisasi dalam Diplomasi, Partisipasi Warga. Abstract: This article discuss how diplomacy has been democratized by the increasing participation of the public in diplomatic activities. The idea of citizen diplomacy is developed in line with the increasing participation of the layman in the diplomatic activities. In practice, the so-called activities of citizen diplomacy cannot be easily differentiated from public diplomacy, where deliberate involvement of non-state actors is used to increase the credibility of state's diplomacy. Thus, most definitions on citizen diplomacy still sees the participation of the layman are conducted in order to support their country's diplomacy. This article specifically discusses Paul Sharp's typology of citizen diplomats which is very helpful in identifying actors in citizen diplomacy and their forms of participation. By this typology, Sharp offered a broader definition where citizen diplomacy is viewed as the paticipation of the layman in global interactions either internationally or transnationally. To sum up, citizen diplomacy as a method in conducting international relations can be identified through three criteria: focusing on the participation of the layman in global interactions; complementary to statebased diplomacy; and requires actors' posession of global awareness. Keywords: Diplomacy, Citizen Diplomacy, Democratization in Diplomacy, Participation of The Layman
Pendahuluan
elitis
dan
state-centris. Hal ini
bisa
Diplomasi pada dasarnya tidak
dimaklumi mengingat sejarah diplomasi
dengan
karena
memang berawal dari hubungan antar
pelaksanaannya memang tidak didasarkan
pimpinan entitas politik yang menjadi lebih
pada prosedur yang demokratis dimana
prosedural dan protokoler ketika dikenalnya
partisipasi publik menjadi bagian yang
negara bangsa atau nation-state sehingga
identik
penting.30 Aktivitas
demokratisasi
diplomasi
dikenal
sebagai kegiatan yang prosesnya cenderung 30
procedure,'' “democratized foreign affairs'' dan beberapa istilah serupa digunakan oleh James Marshal untuk menjelaskan segala aspek demokrasi yang ditemui dalam aktivitas citizen diplomacy. Lihat James Marshall. 1949. “International Affairs: Citizen Diplomacy”. American Political Science Review.43(1).p.83, 84, 85, 86, 89, 90.
Penggunaan istilah demokratisasi untuk menggambarkan partisipasi warga biasa dalam aktivitas diplomasi bukan hal baru. Istilah “democratization of foreign affairs,'' “democratic
123
124
Dian Mutmainah Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy”
memahami
layak dipertanyakan mengingat aktivitas
standar prosedural dan perilaku tertentu
diplomasi sendiri identik dengan prosedur
modern. 31
dan alur protokoler yang perlu dipelajari
mengharuskan
dalam
pelakunya
penerapan
Konsekuensinya,
diplomasi
hanya
aktor
yang
secara khusus. Artikel
menempati posisi strategis dalam proses
ini
akan
mengulas
pembuatan kebijakan luar negeri atau yang
perkembangan citizen diplomacy sebagai
secara profesional memiliki keterampilan
kajian dan fenomena dalam hubungan
32
diplomatik yang terlibat di dalamnya. Oleh
internasional.
karena itu, munculnya gagasan tentang
terbagi dalam tiga bagian.
citizen diplomacy yang menekankan pada
pertama penulis akan meninjau bagaimana
partisipasi warga biasa dalam aktivitas
aspek demokratis atau bentuk partisipasi
diplomasi
pertanyaan
warga biasa dalam beberapa konsep citizen
terkait keabsahannya untuk disebut sebagai
diplomacy yang dikemukakan oleh para
aktivitas diplomasi.
pakar dalam kajian diplomasi.
memicu
banyak
Pembahasan tersebut akan Pada bagian
Bagian
Penekanan citizen diplomacy pada
kedua akan secara khusus digunakan untuk
peran citizen atau warga negara biasa yang
membahas tipologi citizen diplomats Paul
nota bene adalah orang awam (layman)
Sharp untuk membantu mengidentifikasi
dalam aktivitas diplomasi mengindikasikan
berbagai
seolah-olah siapapun bisa menjalankan
diplomats dalam citizen diplomacy. Pada
fungsi
bagian terakhir, penulis akan meninjau
tersebut
diplomatik. Munculnya memang
tidak
gagasan
terlepas
dari
bentuk
karakteristik
partisipasi
citizen
utama
citizen
diplomacy
kenyataan bahwa semakin banyak aktivitas
sebagai sebuah metode penyelenggaraan
diplomasi yang melibatkan warga negara
hubungan internasional yang demokratis.
biasa atau aktor non-negara lainnya. Namun demikian, kapasitas orang awam untuk menjalankan peran diplomatik memang
Aspek Demokrasi dalam Konsep ‘Citizen Diplomacy’ Konsep
citizen
diplomacy
31
Lihat Jonsson, Christer dan Martin Hall. 2005. “Introduction. ”Essence of Diplomacy. New York: Palgrave. p.11 32 Cullen, Anne. 2005. “Diplomatic Adventurism in Indonesia?” The Culture Mandala.,5, no. 1. Tersedia di http://www.international-relations.com/wbcm51/wbcullen.htm ( Diakses 22 Maret 2013); Sharp, Paul. 2001. “Making Sense of Citizen Diplomats: The People of Duluth Minnesota, as International Actors”. International Studies Perspectives. 2: 131150. p. 137.; Marshall dalam Brent M. Eastwood. 2007. “A Note on the New Face of Citizen Diplomacy: Educational City and American Universities in the Middle East”. American Foreign Policy Interests. 29: 443-449. p. 443.
berkembang
sebagai
bentuk
respon
terhadap meningkatnya keterlibatan warga biasa dalam aktivitas diplomasi. Aspek demokrasi dalam konsep citizen diplomacy mengacu pada bentuk kontribusi atau partisipasi warga biasa dalam aktivitas diplomasi yang nota bene merupakan domain pejabat resmi negara.
Namun
Dian Mutmainah Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy”
125
demikian, citizen diplomacy tidak bisa
tingkat negara.
dilepaskan sama sekali dari keterlibatan
diplomacy warga negara mempermudah
negara.
pekerjaan
Beberapa penjelasan tentang
Artinya, melalui citizen
suatu
pemerintah
dengan
citizen diplomacy menunjukkan bahwa
mengkondisikan situasi di level grassroots
negara juga masih memainkan peran dalam
agar
aktivitas citizen diplomacy.
hubungan luar negeri.
kondusif
bagi
penyelenggaraan Hal tersebut
Definisi Sherry Mueller tentang
menunjukkan bahwa warga negara juga
citizen diplomacy misalnya, melihat bahwa
dipandang mampu melakukan hal-hal yang
peran
diperlukan
individu
adalah
komplementer
terhadap diplomasi negaranya. Mueller
melihat
Sherry
diplomacy”
“citizen
dalam
hubungan
luar
penyelenggaraan
negeri, terutama
yang
tidak dapat dilakukan oleh pemerintahnya.
sebagai sebuah konsep yang menyatakan
Melalui
bahwa individu memiliki hak, bahkan
secara langsung (face-to-face interactions),
kewajiban, untuk membantu pembentukan
para
hubungan
33
luar negeri negaranya (AS).
Keterlibatan warga dalam hubungan luar
interkasi
peserta
negara
program pertukaran
membuktikan kebebasan,
antar warga
sendiri
seberapa
keterbukaan,
dan
bisa jauh
institusi
35
digambarkan sebagai proses “ one hand34 at a time” karena dalam aktivitas tersebut
dihargai di AS. Yang perlu digaris bawahi
yang
yang paling
berlangsung
adalah komunikasi
disini, walaupun definisi Mueller termasuk longgar
dalam menjelaskan
interpersonal warga Negara dengan orang
bentuk
partisipasi warga negara karena
yang berasal dari Negara yang berbeda.
terkesan
bisa dilakukan secara sporadis,
Maka secara optimis, interaksi seorang
aktivitas citizen diplomacy tetap melihat
warga Negara dengan orang asing yang
partisipasi
diistilahkan dengan “jabat tangan” dilihat
bantuan bagi pencapaian kepentingan luar
sebagai
negeri negaranya.
bentuk
nyata
terbangunnya
hubungan baik dengan warga dari Negara lainnya. yang
Semakin banyak warga Negara melakukannya,
akan
semakin
Sementara,
keterlibatan urusan
antara
keterlibatan
negara
tersebut
secara
sebagai bentuk
James
Marshall
menggarisbawahi pentingnya otonomi bagi
mendukung terjalinnya hubungan baik warga
warga biasa
luar
diplomasi
keseluruhan dengan warga dunia lainnya
publik
dalam
penanganan
negeri. Dalam praktiknya, publik masih
dalam sangat
aktivitas diragukan.
yang pada akhirnya diharapkan akan berdampak pada terbangunnya hubungan di 33 34
Mueller dalam Eastwood. 2007. p. 443. Mueller dalam Eastwood. 2007. p. 443.
35
Mueller dalam Bellamy, Carol, dan Adam Weinberg. 2008. “Educational and Cultural Exchanges to Restore America's Image”. The Washington Quarterly. 31 (3): p. 60.
126
Dian Mutmainah Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy”
banyak
bahwa pemikiran dan energi orang biasa
publikasi tentang keterlibatan publik dalam
adalah kunci dari perdamaian. Hal ini
aktivitas diplomasi, urusan luar negeri
berangkat dari gagasan bahwa jika perang
belum
terdemokratisasi.
muncul dari pemikiran manusia, maka
dalam
manusia jugalah yang harus dilibatkan
Menurut
Marshall,
walaupun
benar-benar
Keterlibatan
publik
banyak
kesempatan tidak lepas dari pengawasan
untuk menghentikannya.
negara karena aktor-aktor yang terlibat di
disimpulkan
dalamnya adalah mereka yang memang
berikut ini:
diperkenankan
terlibat
oleh
ditangani teknisi atau
pemikiran
manusialah yang 36
memicu persoalan tersebut. Disinilah terjadi kontradiksi antara “apa yang diperlukan” dalam
menyelesaikan persoalan kemanu-
siaan dengan “apa yang berlaku” dalam 37
Jadi, keterlibatan
Marshall,
citizen
diplomacy bukanlah hal yang bisa diterima ranah
adalah
sebuah
Keterlibatan
publik
ini
menurut Marshall merupakan wujud dari demokratisasi dalam urusan luar negeri. Dalam
pandangan
Marshall,
diplomasi.
proses pembuatan kebijakan luar negeri
Diplomat profesional cenderung melihat
yang tidak demokratis akan memiliki
bahwa tidaklah mungkin membiarkan orang
kelemahan serius dalam memahami esensi
awam
mengeksekusi
permasalahan. Marshall berpendapat bahwa
sebuah keputusan terkait kebijakan luar
citizen diplomacy tidak sepenuhnya terlepas
negeri.38 Artinya
pembuatan
dari koordinasi negara, namun publik yang
kebijakan luar negeri tidak menempatkan
terlibat seharusnya memiliki otonomi dalam
publik sebagai elemen yang penting atau
penanganan sebuah isu.
wajib ada.
yang terlibat dalam citizen diplomacy tidak
36
dalam
publik
Marshall
keniscayaan dalam upaya menciptakan
sebagai kewajaran bagi kalangan praktisi tradisional
menurut
perdamaian.
proses penyelesaiannya.
Menurut
Marshall
“wars begin in the minds of men, and it is in the minds of men that the defenses of peace must be constructed, the great resource of the minds of laymen must be tapped and conduits prepared through which their energies may flow to the maintenanceof an affirmative peace.” 39
teknokrat dengan kualitas sebaik apapun mengingat
pernyataan
negaranya
(hand-picked). Padahal persoalan kemanusiaan tidak bisa
dari
Hal tersebut
memutuskan
dan
proses
Padahal, Marshall melihat
Marshall. 1949. p.9. 37 Pandangan Marshall mengacu pada pengertian konvensional yang melihat diplomasi sebagai tindakan alternatif dari perang atau tindakan yang dilakukan sebagai bagian dari proses resolusi konflik. 38 Marshall dalam Eastwood. 2007. p. 443.
Artinya, warga
ditunjuk oleh negara melainkan mereka yang dinilai representatif oleh masyarakat dalam penanganan isu tertentu. 39
Marshall. 1949. p.9.
Dian Mutmainah Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap 127 Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy”
lebih
tipologi citizen diplomats yang sebagian
komprehensif mengenai citizen diplomacy
besar merupakan hasil pengamatannya pada
justru muncul dari Paul Sharp. Ini menarik,
aktivitas internasional dan transnasional
karena Sharp pada dasarnya sangat skeptis
yang dilakukan masyarakat Duluth di
Penjelasan
dengan
citizen
yang
diplomacy
Didalam
negara bagian Minnesota, Amerika Serikat.
artikelnya yang berjudul “Making Sense of
Dalam membuat Tipologi citizen
Citizen Diplomats: The People of Duluth
diplomats, Paul Sharp berangkat dari aspek
Minnesota as International Actors,” Sharp
paling mendasar dalam aktivitas diplomasi
menyatakan bahwa gagasan tentang citizen
yaitu representasi. Sharp membuat tipologi
diplomats sangatlah tidak jelas.
Sharp
citizen diplomats berdasarkan dua dimensi:
meragukan klaim The British Foreign Policy
“siapa atau apa yang diwakili oleh citizen
Centre yang menyatakan bahwa seluruh
diplomats” dan “kepada siapa diplomasi itu
warga negara Inggris yang disebut dengan
ditujukan.” Kriteria pertama mengacu pada
istilah “6o million budding ambassadors”
pihak
adalah citizen diplomats.40 Pernyataan ini
diplomats yang bisa mengacu pada aktor
dipandang
dalam
(“siapa”) maupun gagasan (“apa”). Pihak-
mempromosikan gagasan bahwa warga
pihak tersebut antara lain: dirinya sendiri;
biasa atau orang-orang awam itu akan
institusi kolektif seperti sub-state, supra-
selalu siap dimobilisasi setiap saat untuk
state, dan komunitas trans-state; mungkin
British
juga Negara berdaulat pada saat tertentu (on
Foreign Office. Sharp sangat antipati pada
occasion); beberapa bidang urusanyang
gagasan
memiliki
terlalu
mendukung
optimis
kegiatan-kegiatan
bahwa
warga
biasa
mampu
yang
diwakili
tujuan
citizen
oleh
yang
sama
(single
menjalankan aktivitas diplomatik. Namun
purpose); atau bisa jadi citizen diplomats
demikian, Sharp mengakui bahwa memang
bertindak
semakin banyak aktor non-negara yang
kebijakan tertentu. Sementara aspek kedua
terlibat dalam aktivitas diplomatik. Dan
mengacu pada perwakilan dari komunitas
kenyataan tersebut mau tidak mau harus
internasional
direspon oleh kajian diplomasi sebagai
diplomasinya, bisa aktor Negara atau non-
bagian
negara.41Dari
dari
perkembangan
fenomena
mewakili
yang
gagasan
maupun
menjadi
penjelasan
target
tersebut
bisa
hubungan antar-negara. Tantangan tersebut
dilihat bahwa Sharp memberikan definisi
dijawab oleh Sharp dengan menawarkan
yang lebih luas terhadap konsep citizen diplomacy
40
Paul Sharp. 2001. “Making Sense of Citizen Diplomats: The People of Duluth Minnesota, as International Actors”. International Studies Perspectives.Vol. 2. 131-150. p. 137.
dibanding
Mueller
ataupun
Marshall. Sharp tidak hanya melihat citizen 41
Sharp. 2001. p.137.
128
Dian Mutmainah Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy”
diplomacy sebagai bentuk partisipasi warga
merupakan elemen yang ada dalam citizen
biasa dalam diplomasi negaranya, tetapi
diplomacy. Perbedaannya
juga melihat keterlibatan warga biasa dalam
peran aktor non-negara yang terlibat. Dalam
berbagai interaksi global baik yang bersifat
diplomasi publik, peran aktor non-negara
internasional maupun transnasional.
tergantung pada seberapa jauh negara
Dari konseptual
keseluruhan
diatas,
sebagai inisiator memberi ruang partisipasi bagi mereka. Sementara citizen diplomacy
bahwa citizen diplomacy pada dasarnya
fokus pada peran warga biasa dalam
tidak
diplomasi
interaksi internasional, baik di dalam
mengingat
maupun
dilepaskan
negara. Ini bisa
bisa
pada
melihat
bisa
kita
penjelasan
terletak
dari
dimaklumi
diluar
kerangka
diplomasi
hampir seluruh penjelasan tentang citizen
negara. Hal
diplomacy pada intinya masih melihat
diplomacy tidak selalu berfokus pada
aktivitas tersebut sebagai bagian dari
kapasitas nasional tetapi justru memberi
diplomasi
Drew
porsi lebih pada bentuk kontribusi yang
bisa
mampu diberikan oleh warga biasa dalam
dipahami mengingat citizen diplomacy
interaksi internasional. Selanjutnya, dalam
sebenarnya bisa dilihat sebagai bagian dari
Tipologi citizen diplomats dari Paul Sharp
formulasi Joseph Nye tentang “soft power”
akan
yang mencakup budaya, norma politik,
membantu memahami lebih lanjut tentang
kebijakan luar negeri dan daya tarik
aktor-aktor dalam citizen diplomacy dan
ekonomi sebuah Negara sebagai komponen
berbagai bentuk partisipasinya.
publik.
Thompson,
esensial
keterkaitan
dari
Menurut tersebut
kekuatan nasional
tersebut
dibahas
secara
membuat
khusus
citizen
untuk
yang
sekaligus menyediakan kapasitas untuk
Tipologi Paul Sharp: Aktor dan Bentuk
mempersuasi Negara lain agar secara
Partisipasinya dalam Citizen Diplomacy
sukarela
mengadopsi
tujuan
yang
Tipologi citizen diplomats yang
sama. Konsepsi Nye tentang soft power
dibuat oleh Paul Sharp mempermudah
memang dalam rangka menjelaskan tentang
identifikasi
tujuan
publik. Namun
diplomacy karena berangkat dari dua
demikian, elemen-elemen di dalamnya juga
dimensi perwakilan: “pihak yang diwakili”
42
dari
diplomasi
aktor-aktor
dalam
citizen
dan “siapa targetnya.” Dari dua dimensi 42
Thompson, Drew: “China's Soft Power in Africa: From the “Beijing Consensus” to Health Diplomacy”, China Brief: a Journal of Analysis and Information, V (21), (2005), 1-3. Meskipun artikel ini terutama membahas tentang diplomasi publik, penjelasan tentang soft power membantu menjelaskan tentang elemen-elemen yang juga penting dalam
citizen diplomacy.Lihat juga Bellamy dan Weinberg. 2008. p. 63. Bellamy dan Weinberg secara tegas melihat citizen diplomacy sebagai salah satu elemen penting yang menentukan efektivitas program pertukaran sebagai alat diplomasi publik.
Dian Mutmainah Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy”
129
inilah Paul Sharp menjelaskan bentuk
sebagai metode komunikasi antar-negara
partisipasi aktor non-negara dalam aktivitas
dimana citizen diplomat berperan menjadi
citizen diplomacy.
perantara untuk
Berikut tabel berisi
negara - negara
yang
ringkasan dari Tipologi citizen diplomats
mengalami kesulitan dalam melakukan
menurut Paul Sharp.
komunikasi secara langsung dan terbuka
Tabel 1. Tipologi Citizen Diplomats Paul Sharp Tipe
“pihak yang diwakili” Tipe 1: “citizen Negara diplomat as a gobetween messenger”
Target
Negara
Tipe 4: “the citizen Gagasan diplomat as a subverter of transformer of existing policies and/or political arrangements, domestic and/or international”
Nonnegara
Tipe 5: “the citizen Individu diplomat as an (diri autonomous agent sendiri) in international relations”
Negara dan Nonnegara
melihat
seperti
ketika
terjadi
warga Negara biasa untuk menjalankan aktivitas
diplomasi,
pemerintah
dapat
menghindarkan diri dari dipermalukan (menjaga prestige sebuah Negara) dan dapat menggunakan keahlian personal yang dimiliki warga negara untuk menjalankan
demikian, Sharp tidak menampilkan contoh terkait masyarakat Duluth.
Contoh yang
dikemukakan Sharp adalah peran warga Norwegia
dalam
membangun
“back
channel” antara warga Israel dan Palestina pada tahun 1990-an yang menjadi embrio dari negosiasi resmi perdamaian Timur Tengah yang disponsori AS. 44
tipologi
tersebut masih mewakili cara pandang yang
konflik
misi tertentu dalam situasi tersebut. Namun
Sumber: Diolah penulis dari Paul Sharp (2001).
konvensional
situasi
situasi pasca konflik. Dengan menggunakan
Negara
dalam
between messenger.” 43Ini berlaku misalnya
gangguan hubungan diplomatik atau dalam
Tipe 3: “the citizen Gagasan diplomat as a lobbyist or advocate for a particular cause”
pertama
menyebutnya “citizen diplomat as a go-
untuk dua Negara yang sedang berada pada
Tipe 2: “the citizen Aktor sub- Nondiplomats as a negara negara representative for a sectoral, regional, or local economic interest”
Tipe
dengan aktor internasional lainnya. Sharp
diplomasi
Tipe kedua mengacu pada peran aktor sub-negara sebagai inisiator yang menggagas
kerjasama
dengan
aktor
43 44
Sharp. 2001. p.137-38. Contoh ini juga digunakan oleh Reena Bernards untuk menunjukkan bagaimana warga biasa (terutama perempuan) bisa memainkan peran penting dalam proses resolusi konflik yang berkesinambungan. Bernards, Reena. 1998. “Women as Citizen-Diplomats.” Women's Studies
130
Dian Mutmainah Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy”
internasional
untuk
tercapainya
memperjuangkan
kepentingan
di
tingkat
Contoh yang dikemukakan Sharp adalah terbangunnya pusat pengembangan
lokal. Sharp menyebutnya sebagai “the
software
citizen diplomats as a representative for a
keberhasilan diplomasi delegasi Duluth ke
sectoral, regional, or local economic
Vaxjo,
45
di
Duluth
di Swedia.
sebagai
Delegasi
bukti
Duluth
interest.” Para citizen diplomats dalam
mengunjungi Vaxjo, Swedia atas undangan
tipe ini bisa mewakili kepentingan ekonomi
Vaxjo
dalam
berbagai
maupun
ruang
Konsultan
Chamber
of
Commerce
yang
tingkatan
(teritorial)
merupakan partner dalam kerjasama Sister
lingkup
(sektoral).
City. Dalam kunjungan tersebut delegasi
anggota
Duluth berkesempatan mengunjungi dua
profesional
dan
komunitas merupakan aktor-aktor yang
kota
memiliki kemampuan untuk menjalankan
Karlskrona, yang sukses membangun pusat
peran
pengembangan software untuk mengganti
tersebut. Yang dimaksud
dengan
tetangga
Vaxjo,
Ronneby
dan
konsultan profesional disini adalah para
industri
ahli yang kompeten dalam memfasilitasi
Pemerintah kedua kota tersebut setuju
tercapainya
ekonomi
untuk memberi franchise dan mentoring
sektoral
bagi Duluth untuk mengembangkan hal
kelompok
kepentingan lokal
maupun
tersebut. Aktor- aktor ini menjadi peserta
logamnya
yang
menurun.
yang sama.46
aktif dalam misi luar negeri yang dibuat
Sementara,
tipe
citizen
pada tingkat Negara. Keterlibatan aktor-
diplomats yang
aktor tersebut menjadi semacam jalan
individu-individu yang memperjuangkan
ketiga
mengacu
pada
pintas bagi terbangunnya relasi ekonomi lintas negara secara pragmatis. Maksudnya, transaksi berlangsung dengan perhitungan kompromi dalam lingkup yang lebih sempit (secara teritorial maupun sektoral) karena tidak
dalam
upaya
mengakomodir
kepentingan di tingkat nasional. Hasilnya, aktor sub-state bisa melakukan kerjasama internasional dengan atau tanpa inisiasi pemerintah pusat berkat peran citizen diplomats tipe kedua ini.
45
31
Quarterly. Vol. 26.No. 3/4 (Internationalizing the Curriculum, Fall-Winter-1998). p.52. Sharp. 2001. p.138.
46
Sharp. 2001. p.138. Contoh yang dikemukakan Sharp ini sebenarnya mengaburkan garis tegas dalam tabel terkait “pihak yang diwakili” dan “siapa targetnya.” Sharp memang memberi catatan khusus bahwa baik pelaku maupun target dalam tipe ini sulit dilihat sebagai bagian dari diplomasi karena keduanya sulit dipisahkan dari kepentingan kelompok ekonomi tertentu yang mewakili kepentingan yang sempit. Targetnya adalah nonstate karena Sharp melihat bahwa target sesungguhnya bukanlah komunitas politik itu sendiri melainkan hanya mitra bisnis komersial yang berada di dalamnya. Namun demikian, Sharp juga menjelaskan bahwa keberatan semacam itu tidaklah baru.Keterlibatan aktor ekonomi dalam aktivitas diplomasi sudah berlangsung sejak lama. Menurut Sharp, hal ini perlu penelitian lebih lanjut untuk memperjelas identitas para aktor. Dalam kajian diplomasi, diplomasi antar aktor sub-negara semacam itu disebut sebagai “paradiplomasi.” Jose M. Magone , “Paradiplomacy Revisited : The Structure of Opportunities of Global Governance & Regional Actors”, Working Paper, Departmen of
Dian Mutmainah Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy”
gagasan tertentu. Gagasan yang dimaksud
131
yang masuk dalam kategori “new agenda.” Sasaran atau target para pelobi
disini sudah berbentuk isu yang telah masyarakat
atau citizen diplomats tipe ketiga ini adalah
mendorong institusi kenegaraan di tingkat
pihak pemerintah atau institusi diplomasi
nasional
profesional
membuat
sekelompok
maupun
internasional
untuk
yang
dinilai
menghasilkan
merubah kebijakannya. Sharp menyebutnya
kebijakan yang dinilai tidak populer terkait
sebagai “the citizen diplomat as a lobbyist
isu tertentu.
47
or advocate for a particular cause.” Apa
Sasaran lobbying bisa
pemerintah
tertentu
atau
49
institusi
yang khas pada citizen diplomats tipe
internasional. Tujuannya
ketiga ini adalah pemihakan terhadap isu.
pemerintah
Isu-isunya memiliki sifat universal dan
tersebut
berkaitan dengan kebutuhan lobbying atau
tuntutan mereka. Warga sebuah negara bisa
kampanye baik di tingkat nasional maupun
mendorong pemerintahnya sendiri untuk
internasional.
merubah kebijakan internasional yang bisa
Isu lingkungan seperti
penyelamatan anjing laut atau penutupan
jadi
pertambangan
kehidupan
yang
membahayakan
atau
institusi
merubah
tidak
ada
adalah
internasional
kebijakannya
hubungannya
mereka
agar
sehari-hari
sesuai
dengan demi
lingkungan adalah contoh isu-isu yang
mendorong lahirnya kebijakan internasional
menghasilkan solidaritas pada tipe ketiga
yang mereka inginkan dalam isu tertentu.
ini.
Dan menurut Sharp, masyarakat
Oleh karena itu, tipe ketiga ini identik
Duluth sangat identik dengan tipologi ini
dengan penggunaan jaringan transnasional,
karena mereka secara mandiri melakukan
media massa, serta mobilisasi massa dan
berbagai aktivitas yang berorientasi pada
opini publik untuk merubah kebijakan
48
penyelesaian masalah secara global. Sharp juga mencontohkan Kanada yang menjadi penghubung (hub) bagi jaringan kampanye dan lobbying transnasional untuk isu-isu
47 48
Politics and International Studies University of Hull, UK. 2006, Hal: 1-18 Sharp. 2001. p.139. Berikut beberapa hal yang telah dilakukan masyarakat Duluth: membuat beberapa Program Sister Cities yang memfasilitasi pertukaran budaya, komersial, dan pendidikan, dengan beberapa komunitas di Jepang, Rusia, Kanada, dan negaranegara Skandinavia; memiliki banyak kelompok kemanusiaan yang mendatangkan anak-anak dari daerah konflik seperti Balkan dan Irlandia Utara untuk liburan atau untuk dididik dalam komunitas yang ada di Duluth; melakukan kunjungan ke negaranegara yang berseberangan dengan pemerintah AS
49
(Kuba, Uni Soviet saat itu, Nikaragua, Irak, dan Serbia) untuk menunjukkan kepada warga negaranegara tersebut bahwa tidak semua warga AS setuju dengan sikap tersebut; terlibat secara intensif dengan negara-negara eks-Yugoslavia karena sebagian masyarakat Duluth adalah imigran dari negaranegara tersebut (bahkan pensiunan polisi di Duluth ikut memberi pelatihan kepada aparat kepolisian di Sarajevo); banyak warga Duluth yang sangat kaya dan antusias dengan urusan internasional kemudian melibatkan diri melalui organisasi-organisasi donasi kemanusiaan, badan-badan PBB, atau kelompokkelompok pendukung isu seperti mereka yang mendorong keterlibatan AS dalam International Criminal Court misalnya; warga-warga atau keluarga yang kaya dengan antusiasme semacam itu juga ikut membiayai badan-badan riset dan kajian akademis tentang isu internaisonal yang pada gilirannya menciptakan atmosfer internasional pada masyarakat Duluth secara umum karena mereka terbiasa mendiskusikan hal tersebut dengan berbagai narasumber dari luar Duluth. Sharp. 2001. p.135-36 Sharp. 2001. p.139-40
132
Dian Mutmainah Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy”
berbasis-negara terkait isu tertentu. Contoh
peran sebagai pendukung pihak-pihak yang
yang dimunculkan Sharp adalah upaya
memiliki
seorang warga negara AS untuk mendesak
perubahan
negaranya
perencanaan
menandatangani
perjanjian
orientasi
untuk
terhadap
melakukan
kebijakan
politik
baik
di
atau tingkat
internasional dan memberikan pendanaan
domestik maupun internasional. Aktifitas
untuk
di
semacam ini dilakukan dalam rangka
oleh PBB.
menunjukkan oposisi atau protes kepada
proyek
pembersihan
Kamboja yang disponsori Dalam
orasi
di
depan
ranjau
publik,
dia
pemerintah atau tatanan internasional yang
menyebarkan nomor telepon dan e-mail
ada
Gedung Putih agar masyarakat dapat secara
transnasional. Gerakan
langsung melobi pemerintah AS untuk
lintas negara bisa dimasukkan sebagai
50
dengan
membentuk
jaringan
anti - globalisasi
mendukung gagasan tersebut. Sayangnya,
contoh dalam kategori ini seperti protes
Sharp
bagaimana
anti-WTO di Seattle (AS), anti-World Bank
Intinya, individu bisa menjadi
di Washington (AS), dan anti -OAS di
diplomat bagi gagasan yang didukungnya
Windsor (Inggris). Contoh lainnya adalah
dengan
pemerintah
tindakan individu atau kelompok individu
merubah
yang mendukung gerakan atau kebijakan
tidak
hasilnya.
cara
nasional
atau
kebijakannya
menjelaskan
mendorong internasional sesuai
dengan
yang
anti-pemerintah masyarakat
diinginkannya. Citizen diplomats tipe keempat menyerupai tipe yang ketiga.
Yang
seperti
Duluth
ke
kunjungan negara-negara
“musuh” AS seperti Irak, Serbia, Kuba, USSR, dan Nikaragua.52
Dari contoh-
Jika
contoh tersebut bisa dilihat bahwa tujuan
tipe ketiga bertujuan merubah kebijakan
citizen diplomats tipe keempat adalah
pemerintah, maka citizen diplomats tipe
membangun kesadaran transnasional (non-
keempat
negara), bukan internasional.53
membedakannya adalah sasarannya.
mendukung
sebuah
gagasan
dengan cara mendorong lahirnya tatanan
Terakhir,
berbeda
dari
tipe
baru yang dinilai lebih akomodatif terhadap
lainnya, dalam Tipe kelima citizen diplomat
apa
bertindak tidak mewakili siapapun kecuali
yang
mereka
inginkan.
Sharp
menyebutnya sebagai “the citizen diplomat 52
as a subverter of transformer of existing policies and/or political arrangements, domestic and/or international.”51Dalam kategori ini, citizen diplomat memainkan 50 51
Sharp. 2001. p.140. Sharp. 2001. p.140.
53
Sharp. 2001: 140-41 Tipe ini memang agak sulit dibedakan dari tipe ketiga.Sharp menjelaskan bahwa tindakan dalam contoh tipe ketiga telah secara otomatis menempatkan aktor tersebut juga berada dalam kategori Tipe keempat. Dari uraian Sharp, bisa disimpulkan bahwa perbedaannya ada pada target. Jika tipe ketiga berorientasi merubah kebijakan, maka tipe keempat berorientasi membangun solidaritas transnasional untuk tidak mengakui atau bahkan menawarkan alternatif atas tatanan yang
Dian Mutmainah Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy”
dirinya
sendiri.54 Sharp
menyebutnya
133
berpengaruh.56 Disamping dua tipe tersebut,
sebagai “the citizen diplomat as an
diplomat
autonomous
international
dikategorikan sebagai seorang agen otonom
relations.” Tipe kelima mengacu pada
dalam citizen diplomacy jika mereka
individu yang dengan segenap sumber daya
bertindak
dan kapasitas pribadinya diterima dan
pemerintah yang diwakilinya dan juga
bahkan
dalam
kepentingan personalnya. Hal ini biasanya
lingkungan internasional, termasuk oleh
terlihat jelas dalam situasi krisis ketika
negara.
langkah-langkah strategis bukan merupakan
agent
in
55
sangat
diperhitungkan
Menurut Sharp, ada beberapa
profesional
diluar
juga
kerangka
bisa
kebijakan
alasan mengapa individu mampu bertindak
bagian
otonom
diplomat.
mereka.57Sharp menyebutkan praktik “re-
Pertama, mereka kaya. Contohnya adalah
branding” yang ditampilkan oleh diplomat
figur-figur seperti George Soros, Ted
Irlandia adalah sebuah contoh yang bagus
Turner, and Bill gates yang dengan
tentang
kekayaannya
mendorong kemajuan proses perdamaian
interaksi
sebagai
seorang
mampu
semacam
pemerintah
itu.
Untuk
Irlandia Utara, mereka mempersuasi orang-
kemanusiaan internasional. Kedua, mereka
orang Irlandia di AS agar tidak lagi
memiliki kapasitas moral. Contohnya adalah
menyediakan senjata atau uang untuk
individu seperti Nelson Mandela dan
mereka yang mendukung unifikasi Irlandia
Jimmy
publiknya
melalui cara-cara kekerasan.58 Pada tingkat
membuktikan bahwa kapasitas moral yang
pemahaman ini, kita dapat melihat bahwa
dimiliki
pada
perluasan peran seperti yang ditunjukkan
gilirannya mampu mendukung keberadaan
oleh para citizen diplomat, termasuk para
mereka
yang
warga yang profesional (termasuk para
sudah ada.Dengan demikian, target atau sasaran dari tipe keempat adalah masyarakat transnasional. Meski Tipe kelima menekankan pada kapasitas individu –dirinya sendiri–, jika dilihat pada tindakantindakan yang dilakukan bisa dikatakan tidak ada isu yang sifatnya personal atau terkait hanya pada kepentingan individu itu sendiri.Semua isunya terkait dengan nilai-nilai universal seperti perdamaian, kesehatan, dan pendidikan yang pengelolaannya dijalankan oleh otoritas politik seperti negara.Jadi, bisa disimpulkan bahwa reputasi yang dimiliki tokoh-tokoh tersebut tidak mungkin didapatkan jika mereka semata-mata memperjuangkan kepentingan diri mereka sendiri.Kapasitas individu semacam ini rupanya dinilai extraordinary oleh Sharp sehingga dimasukan dalam kategori tersendiri karena sebenarnya aktivitasnya tidak berbeda dengan Tipe Ketiga atau Keempat. Sharp. 2001.p.140.
diplomat sekalipun), telah menempatkan
55
Carter
ekonomi,
agen
kebijakan
dan
54
politik,
mempengaruhi
dari
yang
tokoh-tokoh
sebagai
figur
karir
tersebut
politik
identitas dan batasan kedaulatan dalam posisi yang dinamis atau bisa berubahubah. Secara
keseluruhan,
tipologi
Sharp memang sama-sama bertumpu pada partispasi warga negara tersebut. Yang membedakan adalah derajat independensi 56
Sharp. 2001.p.140. Sharp. 2001.p.141. 58 Sharp. 2001.p.141.
57
134
Dian Mutmainah Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy”
warga yang terlibat dalam aktivitas citizen
jika
diplomacy. Jika
dipahami
meliputi norma tersebut namun tidak ada
inisiatif
penolakan terhadapnya. Namun perannya
keterlibatan warga, maka tipe keempat
menjadi negatif seperti tipe keempat jika
memiliki independensi tertinggi dan tipe
kebijakan
sebagai
independensi
seberapa
orisinil
59
kebijakan
pada
pemerintahnya
pemerintah
belum
memang
pertama adalah yang terendah. Dalam tipe
bertentangan dengan norma - norma yang
keempat, warga negara yang terlibat dalam
universal. Sementara
citizen diplomacy sangat “berjarak” dari
menunjukkan keterlibatan warga negara
negara atau pemegang kekuasaan karena
yang
posisinya
kekuasaan relatif lebih tinggi dibanding dua
berseberangan
dengan
pusat
tingkat
itu,
tipe
kedua
kedekatannya
dengan
kekuasaan. Di satu sisi posisi ini bisa
tipe
menguntungkan
menunjukkan
komersial memiliki kaitan yang erat dengan
adanya kebebasan berpendapat di sebuah
dunia politik. Kegiatan ekonomi yang
negara.
Tipe ini juga akan mereduksi
membutuhkan dukungan kebijakan yang
ekstrimitas kebijakan pemerintah suatu
dapat menjamin kelangsungan transaksi
negara karena ada bagian dari warganya
seperti yang diinginkan. Partisipasi warga
yang
terhadap
biasa yang paling tidak otonom ada pada
Disisi lain, secara
tipe pertama yang memang diadakan
fungsional tipe ini yang paling tidak
sebagai instrumen diplomasi dalam rangka
sinergis dengan kepentingan nasional dalam
mengatasi disfungsi diplomatik sebuah
diplomasi di sebuah negara.
negara dengan negara lainnya.
karena
menunjukkan
kebijakan tersebut.
oposisi
Namun
sebelumnya
demikian, perlu diingat bahwa citizen
mengingat
aktivitas
Catatan khusus diperlukan untuk
diplomat untuk tipe keempat ini memiliki
memahami
kedekatan
anti-
Kelima terlihat sebagai contoh ideal dari
pemerintah yang bisa jadi sebenarnya juga
citizen diplomacy karena aktornya otonom
pro-kekuasaan
dari
dengan
kelompok
(Negara). Hal ini yang
Tipe
Kelima. Sekilas Tipe
negara. Namun
demikian,
layak
membedakannya dengan tipe ketiga. Sikap
dipertanyakan aspek representasinya atau
oposisi dalam tipe ketiga tidak muncul
“siapa yang diwakili” agar dapat dilihat
semata-mata karena menentang kebijakan
sebagai
pemerintah, tetapi lebih dipengaruhi oleh
bagaimanapun terkait dengan persoalan
pemihakan citizen diplomat dalam suatu
“melakukan sesuatu atas nama sesuatu atau
isu. Secara fungsional tipe ketiga ini bisa
pihak lainnya (“standing for others” atau
berperan positif maupun negatif.
“acting for others”).”60 Tipe kelima tidak
59
Positif
Disini independensi menjadi tolok ukur demokrasi setelah partisipasi.
60
aktivitas
diplomasi. Diplomasi
Lihat Jonsson dan Hall. 2005. “Diplomatic Representation.'' Essence of Diplomacy. p.98-118
Dian Mutmainah Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy”
135
memenuhi aspek ini. Jika individu tersebut
Pada dasarnya, citizen diplomacy
mewakili nilai-nilai universal, maka tipe ini
sebagai sebuah metode untuk menjalankan
sebenarnya tidak berbeda dengan Tipe
aktifitas dalam hubungan internasional
Ketiga
memiliki tiga kriteria:
atau
Keempat
kecuali
Sharp
memang membedakan kualitas warga biasa dalam tipe-tipe tersebut dengan individu dalam Tipe Kelima.
Selanjutnya, akan
1. Adanya Partisipasi Warga Biasa: facilitated atau voluntary
dibahas tentang bagaimana perkembangan
Dalam citizen diplomacy, partisi-
citizen diplomacy sebagai sebuah metode
pasi warga biasa adalah mutlak. Namun
interaksi dalam lingkungan internasional.
demikian, sifat partisipasinya bisa dilakukan melalui fasilitasi oleh pihak
Citizen Diplomacy sebagai Metode Penyelenggaraan Hubungan Internasional Citizen diplomacy seolah menjadi
lain (negara misalnya) atau sukarela.
terobosan dalam pelaksanaan hubungan
karakteristik
internasional
dasarnya
diplomacy yang masih terkait dengan
cenderung state-centris. Namun demikian,
state-based diplomacy. Dalam bentuk
ini bukanlah fenomena yang sama sekali
partisipasi
baru.
membuat
yang
Dalam
pada
sejarah
diplomasi,
Partisipasi warga melalui fasilitasi pihak lain (facilitated) merupakan umum
semacam citizen
dari
citizen
inilah
yang
diplomacy
sulit
keterlibatan pelaku bisnis dalam negosiasi
dipisahkan dari
antar-entitas
yang
Seperti halnya diplomasi publik, AS
biasa. Sebagai sebuah kajian pun, citizen
juga dominan dalam kajian citizen
diplomacy berkembang sebagai respon atas
diplomacy karena sebagian besar contoh
adanya partisipasi warga dalam merespon
membahas tentang aktifitas citizen
urusan luar negeri negaranya yang juga
diplomacy yang dilakukan warga AS.
politik
adalah
hal
diplomasi publik.
bukan merupakan hal baru. Artikel James
Berikut beberapa contoh citizen
Marshall tentang citizen diplomacy yang
diplomacy yang menggambarkan ada-
terbit pada tahun 1949 mengulas tentang
nya peran pemerintah dalam mendorong
keterlibatan warga AS dalam pelaksanaan
partisipasi warga.
kebijakan
luar
negeri
AS
tahun
Pertama, partisipasi beberapa
1940-an. Begitu juga artikel Sharp tentang
organisasi sukarela dibawah undangan
citizen diplomacy, yang terbit pada tahun
Kementerian Luar Negeri AS untuk
2001, ternyata mengulas fenomena citizen
mengirimkan perwakilannya ke konfe-
diplomacy yang dilakukan oleh masyarakat
rensi Chapultepec yang diadakan di
Duluth di AS pada tahun 1940-an.
Mexico City pada tahun 1945 oleh
136
Dian Mutmainah Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy”
Western Hemisphere. Inisiatif untuk
organisasi dan badan kemanusiaan in-
melibatkan organisasi - organisasi non-
ternasional, perempuan - perempuan di
pemerintah ini diambil pemerintah
daerah konflik mampu mendorong
AS untuk mereduksi tingginya sentimen
inisiasi perdamaian, memiliki keteram-
anti-AS di Mexico. Contoh kedua
pilan resolusi konflik, dan mampu
terkait upaya AS untuk melibatkan
melakukan
warga negaranya dalam pembuatan
untuk membangun solidaritas lintas-
kebijakan luar negeri adalah ketika AS
kelompok. Dengan kemampuan resolu-
mengundang 42 organisasi nasional
si konflik, perempuan mampu mendo-
untuk
mengirimkan konsultan ke
rong perilaku yang dibutuhkan untuk
Konferensi tersebut untuk berpartisipa-
menciptakan perdamaian yang berke-
si dalam penggodokan UN Charter.
61
Selanjutnya, partisipasi dikatakan
tersebut sebagai bentuk implementasi
sukarela
nyata dari demokratisasi dalam urusan
muncul secara otonom dari warga
luar negeri.
masyarakat. Aktifitas citizen diplomacy
(voluntary)
jika
inisiasi
Contoh lainnya adalah bagaima-
dilakukan masyarakat Duluth di AS
na warga biasa dilibatkan dalam proses
misalnya, bisa menggambarkan bagai-
resolusi konflik yang dilakukan oleh
mana warga memiliki gagasan yang
institusi resmi negara. Dalam artikel,
berbeda, bahkan terkadang berlawanan
Renee Bernards mengatakan bahwa
dengan pemerintahnya. Warga Duluth
warga biasa memainkan peran penting
pernah berinisiatif melakukan kunjung-
dalam mentransformasi persepsi, pe-
an ke negara - negara yang menjadi
mahaman, dan solusi yang dapat
“musuh” politik pemerintah AS.
diterima oleh semua pihak yang
Mereka mengunjungi negara - negara
62
61
perdamaian
sinambungan ( sustainable ).
Marshall menyebut contoh - contoh
62
kampanye
berkonflik. Artikel menyoroti peran
yang merupakan seteru pemerintah AS
perempuan dalam resolusi konflik.
pada masa itu seperti Kuba, Rusia
Bernards melihat bahwa perempuan
Nikaragua, Irak, dan Serbia. Mereka
memainkan peran penting dalam proses
melakukannya untuk memprotes pe-
resolusi
konflik ( Palestina - Israel,
merintah AS sendiri. Yang menarik,
Singhala - Tamil, Perang Teluk, eks-
oposisi terhadap sikap pemerintah AS
Yugoslavia, Somalia - Sudan, Afrika
tersebut tidak dilakukan warga Duluth
Selatan ). Dengan bantuan berbagai
dalam rangka menjatuhkan pemerintah
Marshall. 1949. p.90 Bernards. 1998. p.51
63
63
Sharp. 2001. p.137-140
Dian Mutmainah Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy”
137
yang berkuasa. Melainkan ingin me-
mengurangi sentimen anti-AS. Tahun
nunjukkan bahwa warga AS tidak
2006 berdirilah US Center for Citizen
memusuhi
tersebut
Diplomacy di Des Moines, Iowa,
seperti halnya Pemerintah AS dalam
sebuah organisasi non-profit yang
kebijakannya.Dalam kasus ini warga
melakukan berbagai kegiatan citizen
sangat
secara
diplomacy yang diinisiasi oleh para
kontraproduktif
akademisi dan pelaku bisnis AS
negara-negara
independen,
fungsional terhadap
namun
justru kebijakan
luar
negeri
dengan melibatkan lebih dari 120 organisasi.64 Hal
Pemerintah AS.
ini
sekali
lagi
Pola serupa ada pada praktik
membuktikan bahwa dalam konteks
citizen diplomacy AS pasca Tragedi
demokrasi AS, partisipasi warga bisa
9/11 sebagai respon terhadap kebutuhan
muncul baik atas inisiatif pemerintah
AS untuk menghadapi gelombang anti-
maupun
Amerika yang marak pasca insiden
sendiri.
runtuhnya
Gedung
WTC
sebuah
bentuk
kesadaran
warganya
tahun
2001. Sentimen anti-Amerika tersebut merupakan
atas
2. Bersifat Komplementer terhadap
reaksi
Diplomasi Berbasis-negara (state-
terhadap kebijakan anti-terorisme AS
based diplomacy).
yang dinilai sangat mendiskreditkan
Artinya, Citizen Diplomacy ber-
masyarakat Muslim. Ternyata besarnya
peran untuk mendorong suksesnya
sentimen negatif terhadap AS tersebut
diplomasi antar negara. Citizen Diplo-
tidak hanya kontraproduktif bagi di-
macy bisa menjadi instrumen untuk
plomasi AS secara umum, tetapi juga
mengawali diplomasi antar negara.
berdampak buruk pada sektor ekonomi
Perjanjian Damai Palestina-Israel tahun
yang menyentuh secara langsung
1993 misalnya, merupakan hasil dari
kehidupan masyarakat AS. Secara for-
pertemuan “track-two” antara warga
mal, Pemerintah AS berusaha memper-
Israel
baiki citranya melalui diplomasi publik
Norwegia.65 Yang perlu digarisbawahi,
dengan mengangkat Staf
citizen diplomacy bukanlah substitusi
Khusus
dan
Palestina
di
Oslo,
langsung dibawah Menteri Luar Negeri
dari diplomasi antar
untuk mengawalnya. Namun demikian,
contoh-contoh yang telah diberikan,
diluar
bisa
muncul
kerangka
formal
aktivitas-aktivitas
tersebut citizen
64
diplomacy dari level grassroots yang memiliki tujuan yang sama, yaitu
65
dilihat
bahwa
negara. Dari
inisiasi
yang
Diakses dari http: //uscenterforcitizendiplomacy. org/pages/what-is-citizen-diplomacy/ (22 March 2013). Bernards. 1998. p.52.
138
Dian Mutmainah Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy”
dilakukan melalui citizen diplomacy
pembentukan
berorientasi
pemimpin
untuk
pada
akhirnya
karakter
Qatar,
calon-calon
termasuk
para
mempengaruhi kebijakan negara baik
wanitanya, melalui dunia pendidikan.
ditingkat nasional maupun internasional
Melalui proses pendidikan diharapkan
internasional.
nilai-nilai demokrasi dan keterbukaan
Dalam
konteks
akan
state - based
menjadi
yang
bisa
Qatar.
Penyebaran
diplomacy Eastwood menyoroti bagai-
diterima
mana mendorong keterlibatan warganya
demokrasi di seluruh dunia telah
dalam aktifitas diplomasi bertransfor-
menjadi bagian penting dalam politik
masi dari sekedar partisipasi dalam
global AS. Berbagai program diplomasi
bentuk pagelaran seni sampai pemberi-
publik
an akses kepada dokumen diplomatik
pemerintah AS sebelum program ini
66
di
norma
juga
telah
dibuat
oleh
melalui internet. Eastwood mengutip
berjalan.68
Mueller
Hal yang sama berlaku untuk value-
yang berpendapat
bahwa
nilai terpenting bagi keterlibatan warga
based
biasa
sarkan pada kepentingan
dalam
diplomasi
adalah
diplomacy. Meski tidak didanasional
independensinya dari negara. Warga
suatu negara, citizen diplomacy dalam
biasa diharapkan mewakili kesunggu-
rangka
han atau kondisi yang sebenarnya.
tertentu juga pada akhirnya memiliki
Mueller menggunakan istilah “ The
orientasi untuk merubah kebijakan
power of example ” untuk menggam-
yang sifatnya state-based baik pada
barkan bahwa perilaku dan tindakan
tingkat nasional maupun internasional.
warga biasa akan jauh dipercaya oleh
Kampanye dan lobi transnasional,
pihak lain dibanding perkataan ahli
seperti gerakan anti-globalisasi atau
manapun.
67
memperjuangkan
gagasan
Intinya diplomasi oleh
gerakan pelestarian lingkungan, pada
warga biasa dimaksudkan untuk men-
akhirnya diharapkan dapat mengubah
dukung keberhasilan diplomasi negara.
tindakan negara-negara agar sesuai
Salah satu contohnya adalah
dengan norma universal. Keterlibatan
pembukaan
kompleks
pendidikan
warga biasa dalam proses resolusi
Amerika di Qatar tahun 1995. Disini
konflik juga bisa dikatakan sebagai
akademisi asal AS diharapkan akan
bentuk upaya ekstra ketika upaya
menjadi citizen ambassadors yang
rekonsiliasi di tingkat negara belum
memainkan
berhasil
peran
penting
dalam
kesepakatan
damai antar-pihak yang berkonflik.
66
Eastwood. 2007. p. 443. 67 Eastwood. 2007. p. 443.
menghasilkan
68
Eastwood. 2009. p. 447-8.
Dian Mutmainah Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy”
3. Mensyaratkan Adanya Kesadaran Global (global awareness)
139
Secara umum, bisa dikatakan bahwa masyarakat di negara-negara Barat
Jika diplomat profesional atau
memiliki kesadaran internasional dan
pejabat negara dituntut memiliki ke-
global yang lebih baik dibanding
sadaran internasional atau global ketika
masyarakat dibagian dunia lainnya. Ini
menjalankan fungsinya, kondisi seba-
bisa dipahami jika melihat bahwa
liknya ada dalam citizen diplomacy.
dalam
Fungsi citizen diplomacy baru ada
aktivitas ekspansi militer, ekonomi,
ketika aktor memiliki kesadaran global.
maupun
Individu tidak cukup hanya memahami
negara-negara Barat. Logika ekspansi
sebuah permasalahan di tingkat global,
dalam konotasi positif maupun negatif
tetapi juga melakukan tindakan strate-
berkembang pesat di negara-negara
gis untuk meresponnya. Kesadaran
Barat
semacam
mendorong
kawasan lainnya. Jika diamati dari
partisipasi warga biasa dalam interaksi
contoh-contoh yang telah diberikan,
global dalam rangka menciptakan
partisipasi
lingkungan global seperti yang mereka
banyak dilakukan oleh warga negara-
inginkan.
negara
inilah
yang
Kesadaran global bisa
terbentuk
baik
internal
masing-masing
maupun
dari
melalui
pembelajaran
proses
individu pelatihan
beberapa
abad
budaya
dibanding
yang
belakangan
didominasi
oleh
negara-negara
bersifat
Barat. Contoh
di
sukarela
yang
ada
memang relatif kurang representatif karena
didominasi
oleh
aktivitas
citizen diplomacy AS.
secara khusus yang difasilitasi pihak
Masyarakat
lain (mis.: pelatihan resolusi konflik).
contoh
Kesadaran
berpikir diluar kerangka nasionalisme
global
inilah
yang
membedakan warga biasa dengan 69
individu citizen diplomats.
dan
Duluth
bagaimana
melakukan
memberikan mereka
tindakan
telah
strategis
untuk menunjukkan dukungan kepada pemerintah maupun masyarakat negara
69
Keilson dalam Bellamy dan Weinberg. 2008. p. 64 menyatakan bahwa peran potensi warga biasa sebagai citizen diplomats seringkali tidak termanfaatkan karena individu-individu tersebut tidak memiliki kesadaran bahwa mereka terlibat dalam interaksi global dan mempengaruhinya. Contoh yang diberikan adalah bagaimana staf-staf USAID hanya berfokus pada manajemen dan teknis pelaksanaan program diplomasi publikya. Mereka tidak melihat keberadaan diri mereka sebagai representasi dari institusinya sehingga dalam tataran individu kontraproduktif terhadap agenda diplomasi publiknya untuk membangun citra positif pada publik negara lain. Menurut Keilson, keterampilan sebagai citizen
lain.70 Selain masyarakat AS, masyaradiplomats perlu dilatihkan secara khusus kepada stafstaf yang terlibat dalam diplomasi publik. Jika tidak, maka mereka bisa jadi justru menunjukkan stereotype negatif tentang AS.Bellamy dan Weinberg menggarisbawahi bahwa keterampilan semacam itu terutama sangat penting untuk aparat pemerintah yang berinteraksi dengan sesama aparat dari negara lain (Bellamy dan Weinberg.2008. p. 66). 70 Kesadaran global masyarakat Duluth terbangun baik melalui society maupun institusi. Sharp. 2005. p. 135-36
Dian Mutmainah Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy”
140
rakat negara-negara di kawasan Eropa
terhadap
juga mendukung aktifitas kemanusiaan
sebenarnya bermaksud mencapai tujuan
yang dilakukan oleh PBB di daerah
yang sama dengan mengkomunikasikan apa
yang memiliki masalah kemiskinan
yang tidak mampu dikomunikasikan oleh
maupun kemanusiaan. Figur-figur se-
aktor negara. Walaupun beberapa bentuk
perti Bill Gates, George Soros, atau
aktivitas diplomasi yang dilakukan warga
Nelson Mandela juga menjadi contoh
biasa berorientasi melawan pemerintah dan
bagaimana kesadaran global yang
tatanan
mereka miliki menghasilkan pengaruh
dasarnya itu dilakukan karena diplomasi
nyata dalam interaksi internasional.
negara tidak berhasil mewujudkan kondisi
Keterlibatan mereka dalam berbagai
yang diinginkan masyarakatnya. Namun
aktivitas internasional membuat mere-
demikian, hanya individu yang memiliki
ka sangat disegani dalam pergaulan
kesadaran global yang mampu memainkan
internasional. Lepas dari kepentingan
peran sebagai citizen diplomats. Individu
personal yang mereka miliki, ketiganya
yang memahami persoalan global dan
menunjukkan bahwa mereka mampu
mampu bertindak strategis sesuai dengan
bertindak strategis karena memiliki
kapasitas yang dimilikinya.
diplomasi
global
yang
negara
karena
dibuatnya,
pada
kesadaran bertindak dalam lingkup global.
Kesimpulan
Dengan demikian, bisa disimpulkan
Citizen diplomacy sebagai sebuah
bahwa citizen diplomacy sebagai metode
konsep
penyelenggaraan hubungan internasional
meningkatnya peran warga biasa dalam
berkembang seiring dengan menurunnya
aktivitas diplomasi, baik secara sukarela
kredibilitas diplomasi pemerintah.Secara
maupun
singkat bisa dikatakan bahwa partisipasi
Secara umum, konsep citizen diplomacy
warga biasa dalam urusan luar negeri
mengacu pada partisipasi warga biasa
meningkat karena relasi antar-negara dinilai
dalam diplomasi sebuah negara. Namun
tidak mampu memfasilitasi dengan baik
demikian, Tipologi yang dibuat Paul Sharp
semua
warganya. Bahkan
menawarkan definisi dengan cakupan yang
keterlibatan publik kemudian menjadi salah
lebih luas.Sharp tidak hanya mengacu pada
satu tolok ukur bagi diplomasi pemerintah
state-based diplomacy, tetapi juga value-
untuk bisa dikatakan kredibel. Hal tersebut
based diplomacy yang mendasarkan pada
mengkonfirmasi bahwa citizen diplomacy
solidaritas transnasional. Keluasan penger-
pada
tian ini membuka peluang bagi pengemba-
kebutuhan
dasarnya
bersifat
komplementer
berkembang
melalui
seiring
fasilitasi
dengan
pihak
lain.
Dian Mutmainah Demokratisasi dalam Diplomasi?: Sebuah Tinjauan terhadap Konsep dan Fungsi “Citizen Diplomacy”
ngan kajian diplomasi yang berbasis masyarakat atau society. Ini sejalan dengan kajian hubungan internasional tidak lagi hanya menekankan pada kajian berbasis negara tetapi juga mengembangkan kajian berbasis masyarakat. Dengan demokrasi
dalam
demikian, citizen
aspek
diplomacy
memang tidak hanya terbatas pada aspek partisipasi tetapi juga independensi aktor dari negara. Keleluasan yang diberikan Sharp memang beresiko membuat citizen diplomacy menjadi overlap dengan bentuk diplomasi lainnya seperti para diplomasi dan diplomasi publik. Seperti kajian berbasis masyara-
141
Citizen-Diplomats.” Women's Studies Quarterly. Vol. 26.No. 3/4 (Internationalizing the Curriculum, Fall-Winter-1998).p.48-56. Cullen, Anne. 2005. “Diplomatic Adventurism in Indonesia?”.The Culture Mandala.,5, no. 1. Tersedia d i h t t p : / / w w w. i n t e r n a t i o n a l relations.com/wbcm51/wbcullen.htm ( Diakses 22 Maret 2013). Eastwood, Brent M. 2007. “A Note on the New Face of Citizen Diplomacy: Educational City and American Universities in the Middle East”. American Foreign Policy Interests. 29: 443-449. Jonsson, Christer dan Martin Hall.2005. Essence of Diplomacy. New York: Palgrave.
rakat lainnya, relatif sulit memberi label yang pakem untuk sebuah aktivitas. Yang terpenting bagaimana menerjemahkan sebuah aktivitas sebagai representasi konsep tertentu. Kriteria-kriteria citizen diplomacy yang diuraikan diatas dapat menjadi acuan umum untuk mengidentifikasi aktivitas citizen diplomacy dalam pengertian yang luas
tersebut. Penelitian
lebih
lanjut,
Magone, Jose M. “Paradiplomacy Revisited : The Structure of Opportunities of Global Governance & Regional Actors.” Working Paper.Departmen of Politics and International Studies University of Hull, UK. 2006, Hal: 1-36. Marshall, James. 1949. “International Affairs: Citizen Diplomacy”. American Political Science Review. 43(1):pp.83-90.
terutama terkait contoh-contoh di negara berkembang, kiranya perlu dilakukan untuk memperbaiki
pemahaman
konseptual
tentang citizen diplomacy. Bibliografi Bellamy, Carol, and Adam Weinberg.2008. “Educational and Cultural Exchanges to Restore America's Image”. The Washington Quarterly. 31 (3):pp.55-68. Bernards, Reena.
1998.
“Women as
Sharp, Paul. 2001. “Making Sense of Citizen Diplomats: The People of Duluth Minnesota, as International Actors”. International Studies Perspectives. 2: 131-150. Thompson, Drew. 2005. “China's Soft Power in Africa: From the “Beijing Consensus” to Health Diplomacy”, China Brief: a Journal of Analysis and Information, V (21):1-3. Website US Center for Citizen Diplomacy. Link: http :// uscenterforcitizen diplomacy . org/ pages/ what-iscitizen-diplomacy.