Majalah Ilmiah IC Tech Vol 5 No 2 Mei 2010
DECISION SUPPORT SYSTEM PEMANFAATAN SURPLUS AIR DENGAN METODE ANALLYTIC HIERARKHI PROCESS (AHP) ( Studi Kasus Perusahaan Daerah Air Minum Kota Pekalongan ) Hari Agung B, M.Kom Dosen Tetap Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Widya Pratama Jl. Patriot no 25 Pekalongan Abstraks
PDAM Kota Pekalongan merupakan salah satu Perusahaan Daerah Air Minum yang menyuplai air bersih di hampir seluruh Kota Pekalongan dan sekitarnya. Berbagai sektor yang disuplai oleh PDAM Kota Pekalongan antara lain, industri, rumah tangga dan niaga dan mengharuskan pihak PDAM untuk lebih memperhitungkan berbagai faktor dalam mengatur alokasi air tersebut. Sehubungan dengan hal itu, selama ini PDAM Kota Pekalongan memiliki surplus air 30 – 40 % yang belum dapat dipastikan akan disuplai ke sektor mana. Untuk memudahkan PDAM Kota Pekalongan dalam menentukan sektor yang paling tepat menerima surplus air tersebut maka penulis mengusulkan sistem pendukung keputusan yang dapat membantu pihak PDAM Kota Pekalongan dalam memutuskan dengan tepat pengalokasian surplus air sehingga meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan bagi PDAM Kota Pekalongan. Penelitian yang dilakukan ini memfokuskan untuk membangun DSS dengan menambah penggunaan metode Analytic Hierarcy Process (AHP) untuk menentukan pemanfaatan surplus air berdasarkan 3 faktor yaitu ekonomi/rumah tangga, bisnis/niaga dan industri. Logikanya semakin tinggi nilai bisnis/niaga, ekonomi/rumah tangga dan industri calon konsumen, maka semakin besar kesempatan calon konsumen untuk memperoleh pemanfaatan surplus air tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah calon konsumen yang mengajukan permintaan air ke PDAM Kota Pekalongan pada periode tahun 2009. Dari penelitian ini, dengan penggunaan kedua metode DSS yang optimal secara computerized, diharapkan dapat membantu dan memudahkan pihak pemrakarsa dalam tugasnya menilai kelayakan pengajuan permintaan air menjadi lebih cepat dan akurat. Melihat dari penggunaan metode ini dapat disimpulkan bahwa, layak tidaknya surplus air diberikan sangat dipengaruhi oleh variable bisnis/niaga, ekonomi/rumah tangga dan industri. Kata kunci : Decission Support System (DSS), Surplus Air, Analytic Hierarchy Process (AHP)
1
Majalah Ilmiah IC Tech Vol 5 No 2 Mei 2010
banyaknya karyawan yang tidak bisa
I PENDAHULUAN
menggunakan
teknologi
informasi
PDAM Kota Pekalongan merupakan
secara
salah satu pusat supplier air untuk
seharusnya di era globalisasi ini
Kota
sekitarnya,
masyarakat juga harus mengetahui dan
memegang
memanfaatkan teknologi ini.
Pekalongan
dimana
dan
perannya
advance,
padahal
sudah
kontribusi sangat signifikan untuk
Menilai pemanfaatan suplai air minum
aktifitas perusahaan, niaga, sosial dan
untuk
juga rumah tangga. Namun demikian
Pekalongan
sampai
Kota
meliputi sektor rumah tangga, industri,
Pekalongan masih mempunyai surplus
niaga dan juga marga (kelompok :
air sebanyak 30 – 40% yang belum
sosial, jalan) bukanlah hal yang mudah
dialokasikan. Sekarang ini karena
karena melibatkan banyak faktor yang
banyaknya perusahaan dan perorangan
harus dipertimbangkan dan dianalisis
yang mengajukan permintaan surplus
dengan tepat, cermat namun cepat.
air tersebut, maka pihak PDAM Kota
Dengan
Pekalongan harus dapat menentukan
teknologi komputer dibidang sistem
dengan
air
informasi dan melihat karakteristik
Untuk
permasalahan yang mana penilaian
saat
ini
PDAM
pengalokasian
tersebut
dengan
surplus
tepat.
berbagai
sektor
dan
di
Kota
sekitarnya
yang
adanya
perkembangan
mengambil keputusan tersebut dapat
kelayakan
proposal
dilakukan dengan mempertimbangkan
merupakan
masalah
secara
yang
terstruktur atau semi terstruktur dan
mempengaruhi pengalokasian surplus
cukup rumit dan kompleks, juga
air tersebut atau dengan menggunakan
merupakan tanggung jawab pihak
aplikasi program komputer sehingga
manajemen menengah dan puncak
prosesnya menjadi lebih cepat. Tapi
yang harus dilakukan secara tepat dan
dewasa ini masih banyak instansi
efisien.
Berdasarkan
maupun perusahaan perorangan yang
diatas
maka
belum
Sistem
membuat sebuah sistem pendukung
Pendukung Keputusan (SPK) berbasis
keputusan berbasis komputer yang
nyata
komputer
faktor-faktor
menggunakan
dikarenakan
suplai yang
air
kurang
permasalahan
penulis
mencoba
masih
2
Majalah Ilmiah IC Tech Vol 5 No 2 Mei 2010
dikenal
dengan
Decision
Support
menggunakan
metode
Systems.
Hierarkhi
Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
menentukan skor kelayakan calon
yang
konsumen suplai air di PDAM Kota
dirancang
pendukung
adalah
sistem
keputusan
dengan
metode
Analytic
Proccess
yang
menggunakan Hierarkhi
Procces
Analitycal
(AHP)
dalam
Pekalongan. II. DASAR TEORI
memungkinkan adanya penambahan
Penelitian dari Hidayat dan Prabantoro
dan
(2004),
pengurangan
model
untuk
mengemukakan
bahwa
masalah yang lebih kompleks. Selain
Analytic Hierarchy Process (AHP)
itu sistem ini juga memungkinkan
dapat memberikan jawaban terhadap
untuk beradaptasi dengan perubahan
pilihan terbaik Perusahaan vendor
lingkungan dimasa yang akan datang.
pengembang
Penilaian
akademik
kelayakan
pemanfaatan
system
STIE
informasi
Indonesia
secara
suplai air ini didasarkan pada 3 aspek
rasional alamiah. Syarat-syarat mutlak
yaitu bisnis, teknologi dan aspek
yang harus dipenuhi adalah bahwa
ekonomi.
ini
dalam AHP user sebagai pengambil
lunak
keputusan haruslah yang melakukan
Microsoft Visual Basic Net dengan
perhitungan ataupun perbandingannya
database
sendiri dan pengambil keputusan juga
Rancangan
menggunakan
DSS
perangkat
MySql
yang
dibuat
sedemikian rupa sehingga diharapkan
harus
dapat membantu dan memudahkan
kecukupan informasi berkaitan dengan
pihak PDAM Kota Pekalongan dalam
deskripsi permasalahan dan faktor-
menilai dan mengambil keputusan
faktor pengaruhnya dengan baik.
pemanfaatan suplai surplus air yang
Lebih
ada.
bahwa AHP sebagai sebuah alat untuk
Dengan memperhatikan bahwa PDAM
menetapkan pilihan dapat dijadikan
kota Pekalongan belum menggunakan
dasar dalam memilih secara lebih
Decision
Support
menanggani penyusun Decision
surplus akan
Support
benar-benar
lanjut
mendapatkan
Hidayat
mengatakan
System
untuk
rasional,
terutama
air,
maka
memilih
atau
suatu
sumberdaya
sistem
informasi
dengan
manajemen
ataupun
penetapan
merancang System
dalam
upaya
melakukan
seleksi
4
Majalah Ilmiah IC Tech Vol 5 No 2 Mei 2010
perusahaan yang ditunjuk sebagai
keputusan
dapat
vendor pengembang system informasi
masalah-masalah baru, dan pada
manajemen yang dioutsourcingkan.
saat
yang
sama
menanganinya 2.1 Sistem Pendukung Keputusan /
menghadapi
dengan
dapat cara
mengadaptasikan sistem terhadap kondisi-kondisi perubahan yang
Decision Suport System
terjadi. Pengambilan
keputusan
adalah
pemilihan beberapa tindakan alternatif yang ada untuk mencapai satu atau beberapa tujuan yang telah ditetapkan (Turban, 2005). Turban
User-friendly, kapabilitas grafis yang kuat, dan sebuag bahasa intekatif yang alami antarmuka manuasia-mesin
(2005)
mengemukakan
karakteristik dan kapabilitas kunci dari SPK adalah (Gambar 1): 1. Dukungan
untuk
semiterstruktur dan tak terstruktur. untuk
semua
level
manajerial, dari eksekutif puncak sampai manajer lini.
meningkatkan SPK. 9. Peningkatan terhadap keefektifan
timelines,
kualitas)
dari
pada
efisiensi (biaya). 10. Pengambil keputusan mengontrol penuh
semua
pengambilan
langkah
proses
keputsan
dalam
memecahkan masalah.
3. Dukungan untuk individu dan kelompok.
11. Pengguna
akhir
mengembangkan
4. Dukungan untuk semua keputusan independen dan atau sekuensial. 5. Dukungan di semua fase proses pengambilan
dapat
pengambilan keputusan (akurasi, pengambil
keputusan, terutama pada situasi
2. Dukungan
8. Pengguna merasa seperti dirumah.
keputusan:
inteligensi, desain, pilihan, dan implementasi. 6. Dukungan di berbagai proses dan gaya pengambilan keputusan. 7. Kemampuan sistem beradaptasi
dapat dan
memodifikasi sistem sederhana. 12. Menggunakan model-model dalam penganalisisan situasi pengambilan keputusan. 13. Disediakannya
akses
untuk
berbagai sumber data, format, dan tipe, mulai dari sistem informasi geografi
(GIS)
sampai
sistem
berorientasi objek.
dengan cepat, dimana pengambil
5
Majalah Ilmiah IC Tech Vol 5 No 2 Mei 2010
14. Dapat
dilakukan
sebagai
alat
satu organisasi keseluruhan dan di
standalone yang digunakan oleh
beberapa
organisasi
seorang pengambil keputusan pada
rantai persediaan.
sepajang
satu lokasi atau didistribusikan di 1 14 Standalone, integrasi, dan berbasis web
13
Masalah semi terstruktur dan tidak terstruktur
2 Mendukung manajer di semua level
3 Mendukung individu dan kelompok
Akses data
4
12
Keputusan yang saling tergantung atau sekuensial
Pemodelan dan analisis 11
5
SPK
Kemudahan pengembangan oleh pengguna akhir
Mendukung intelegensi, desain, pilihan, implementasi
10
6
Manusia mengontrol mesin
9
7
Keefektifan, bukan efisiensi
8 Kemudahan penggunaan interaktif
Dapat diadaptasi dan fleksibel
Mendukung berbagai proses dan gaya keputusan
Gambar 1 : Karakteristik dan Kapabilitas SPK Sumber : Decision Support Systems and Intelligent System, Turban, E., J. E. Aronson, dan T. Liang, 2005
2.2
AHP
(Analytic
Hierarchy
bersifat
kuulitatif
dan
kuantitatif.
Dalam model pengambilan keputusan
Process)
dengan AHP pada dasarnya berusaha AHP
adalah
salah
satu
teknik
pengambilan keputusan / optimasi multivariate yang digunakan dalam analisis
kebijaksanaan.
Pada
hakekatnya AHP merupakan suatu model pengambil keputusan yang komprehensif memperhitungkan
dengan hal-hal
yang
menutup
semua
kekurangan
dari
model-model sebelumnya. AHP juga memungkinkan struktur suatu sistem dan lingkungan ke dalam komponen yang saling berinteraksi dan kemudian menyatukan mereka dengan mengukur dampak pada komponen kesalahan sistem (Saaty, 2001).
6
Majalah Ilmiah IC Tech Vol 5 No 2 Mei 2010
Peralatan utama dari model ini adalah
yaitu kriteria dan alternatif, kemudian
sebuah hierarki fungsional dengan
disusun menjadi struktur hierarki
input utamanya. Perbedaan model AHP dengan model lainnya terletak pada
jenis
inputnya.
Comparision,
pengambilan
keputusan
yaitu harus
dapat memuat perbandingan dan
yaitu
preferensi
seseorang harus dapat dinyatakan dalam
skala
elemennya
terbatas,
dapat
Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut Saaty
(2001),
elemen-
kualitatif dari skala perbandingan, dapat dilihat gambar dibawah ini : A1 A2 ... A3 A1 a11 A1 ... a1n
yaitu
2
preferensi
A2 a21 A1 ... a2n
dengan bahwa
2
kriteria
tidak dipengaruhi oleh alternatifalternatif malainkan oleh objektif
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
An an1 an2 ... ann
keseluruhan. 4. Expectation,
berbagai
pendapat. Nilai dan definisi pendapat
dibandingkan
dinyatakan mengasumsikan
untuk
persoalan, skala 1 sampai 9 adalah
satu sama lain. 3. Independence,
dan
skala terbaik dalam mengekspresikan
menyatakan preferensi. 2. Homogenity,
Kriterian
Alternatif
Terdapat
aksioma-aksioma pada model AHP : 1. Reciprocal
2. Penilaian
yaitu
tujuan
pengambilan keputusan.
Gambar 3 : Matriks Perbandingan Berpasangan Sumber : Kusrini, ”Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Andi, 2007
2.3 Prinsip Kerja AHP Pada dasarnya langkah-langkah dalam
Formulasi
metode AHP meliputi :
dilakukan dengan menggunakan suatu
1. Menyusun
hirarki
dari
matriks.
matematis
Misalkan,
pada
dalam
AHP
suatu
permasalahan yang dihadapi.
subsistem operasi terdapat n elemen
Persoalan yang akan diselesaikan,
operasi, yaitu elemen-elemen operasi
diuraikan
A1 ,
menjadi
unsur-unsurnya,
A2 ,
…,
perbandingan
An , secara
maka
hasil
berpasangan
elemen-elemen operasi tersebut akan
6
Majalah Ilmiah IC Tech Vol 5 No 2 Mei 2010
membentuk
matriks
Perbandingan
perbandingan.
berpasangan
dimulai
Dimana λmaks merupakan eigen value matriks perbandingan A.
dari tingkat hirarki paling tinggi,
Perbandingan dilakukan berdasarkan
dimana
digunakan
kebijakan pembuat keputusan dengan
pembuatan
menilai tingkat kepentingan satu
suatu
sebagai
kriteria
dasar
perbandingan Matriks
elemen terhadap elemen lainnya.
Anxn
matriks
Proses perbandingan berpasangan,
repirokal. Dan diasumsikan terdapat n
dimulai dari tingkat hirarki paling
elemen, yaitu W1, W2, …, Wn yang
tinggi, dimana suatu kriteria
akan
perbandingan.
digunakan sebagai dasar pembuatan
Nilai ( judgment ) perbandingan
perbandingan. Susunan dari elemen-
secara berpasangan antara ( wi, wj )
elemen yang dibandingkan tersebut
dapat dipresentasikan seperti matriks
dapat dilihat pada Gambar 5 dan untuk
tersebut. Untuk menentukan skala
melihat nilai dan definisi pendapat
prioritas
kualitatif dari skala perbandingan
dinilai
vector,
merupakan
secara
yang
merupakan
digunakan
rumus
eigen sebagai
berikut :
Tabel 1 : Skala Nilai Perbandingan AW = λmaks W
Nilai
dapat dilihat tabel 1 berikut :
Berpasangan
Keterangan
1
Kedua elemen sama pentingnya
3
Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya
5
Elemen yang satu lebih penting daripada elemen lainnya
7
Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya
9
Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya
2, 4, 6, 8 Kebalikan
Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan Jika aktivitas i mendapat satu angka dibandingkan dengan aktivitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya dibandingkan dengan i
Sumber : Kusrini, ”Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Andi, 2007
7
Majalah Ilmiah IC Tech Vol 5 No 2 Mei 2010
A. Perencanaan Sistem (System /
III PEMBAHASAN
Information 3.1 Populasi dan Sampel
ditetapkan terlebih dahulu populasi dan
penelitian
Demikian ini
agar
and
Modeling)
Setiap penelitian akan dilakukan biasanya
sampelnya.
Engineering
pula
dengan
penelitian
yang
dilakukan benar-benar mendapatkan data yang sesuai dengan yang diharapkan. Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Populasi yang diamati dalam penelitian ini
Pada tahap ini dilakukan pencatatan kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk software. Tahap perencanaan meliputi : a. Mengenali
dan
mengidentifikasi masalah yang ada
dan
mencari
pemecahannya.
alternatif
Tugas
yang
harus dilakukan dalam tahap ini
adalah konsumen suplai surplus air yang ada di PDAM Kota Pekalongan sejumlah 14800 konsumen. Sampel adalah penelitian yang dilakukan terhadap sebagian kecil dari pada populasi. Sampel yang diambil adalah konsumen PDAM Kota Pekalongan maksimal 10% dari keseluruhan populasi dan diambil
adalah : 1) Mengidentifikasi masalah 2) Mengidentifikasi penyebab masalah b. Alternatif
Sistem
yang
Diusulkan Hal ini dapat dilakukan dengan mempelajari secara rinci apa
secara acak.
saja yang dibutuhkan untuk 3.2 Metode Pengembangan sistem
menunjang berjalannya sistem baru
Di dalam melaksanakan aktifitas
yang
akan
diusulkan.
Langkah dari tahap ini terdiri
penelitian selalu di perlukan cara atau
beberapa
metode
dilakukan antara lain :
supaya
aktifitas
tersebut
terlaksana dengan baik dan sesuai dengan yang di rencanakan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengembangan sistem dengan
tugas
yang
1) Identifikasi
perlu
kebutuhan
perangkat keras. 2) Identifikasi
kebutuhan
perangkat lunak
waterfall yang meliputi :
8
Majalah Ilmiah IC Tech Vol 5 No 2 Mei 2010
3) Identifikasi
sistem yang akan diusulkan,
kebutuhan
tahapannya yaitu :
sumber daya manusia. B. Analisis
Sistem
1) Analisa biaya
(Software
2) Analisa manfaat
Requirements Analysis)
3) Pemilihan/kelayakan sistem
Analisis sistem adalah suatu penguraian informasi
dari yang
bagian-bagian
suatu
sistem
b.
informasi
kedalam
dengan
maksud
Yaitu untuk mengetahui data
dan
atau informasi apa saja yang
mengevaluasi
dibutuhkan, tahapannya yaitu :
permasalahan-
1) Identifikasi
permasalahan, hambatan-hambatan ada
serta
kebutuhan sehingga
dapat
bahwa
informasi
usulkan c.
perbaikannya. pengertian
analisis
diatas
sistem
yang
Spesifikasi Analisis
sistem
terperinci,
kegiatan
diharapkan adalah pengembangan
dilakukan adalah :
laporan selama survey dan sebagai
1). Merancang
kebijaksanaan
pemakai
dan
2) Identifikasi sumber data dan
diharapkan di
data
informasi.
kebutuhan-
yang
Dari
kebutuhan
utuh
mengidentifikasikan
yang
Identifikasi
secara yang
struktur
program
menjadi
spesifikasi yang terstruktur dengan
2). Merancang logika program
menggunakan
3). Merancang file
berbagai
permodelan. Analisa sistem juga digunakan
dalam
4). Merancang
dan mendalam, serta menganalisis
5). Pembuatan back-up C. Desain Sistem (Design) Pada
biaya manfaat secara terperinci. Teknik
yang
digunakan
Input
output
penentuan
kebutuhan informasi yang akurat
desain
tahap
ini
penulis
mendesain sistem baru yang dapat
dalam analisa sistem meliputi :
menyelesaikan
a.
yang dihadapi oleh perusahaan
Analisa kelayakan.
diperoleh
masalah-masalah
Pada tahap ini dilakukan untuk
yang
dari
pemilihan
mengetahui layak atau tidaknya
alternatif sistem yang terbaik.
9
Majalah Ilmiah IC Tech Vol 5 No 2 Mei 2010
Kegiatan yang dilakukan
5. Menyiapkan
keperluan
yang
oleh penulis pada tahap Desain
lain untuk pengoperasian sistem
Sistem antara lain :
baru.
a. Merencanakan
pemanfaatan
E. Implementasi dan Pengujian
peralatan baik software maupun
Merupakan tahap penerapan dan
hardware.
penggunaan
b. Mempelajari menggambarkan
logika
pengujian
program
dari
dimaksudkan
untuk
mendeteksi
kesalahan
jalannya
adanya
format
serta
dan
sistem yang disusun. c. Merencanakan
program
untuk
yang
program.
pemasukan data. d. Merencanakan bentuk laporan yang
disajikan
agar
sesuai
dengan kebutuhan. D. Pegkodean (Coding) Tahap
ini
IV KESIMPULAN
merupakan
tahap dan
Pengembangan laporan selama survey dan
penerapan sistem sesuai dengan
sebagai kebijaksanaan pemakai menjadi
spesifikasi yang telah ditentukan.
spesifikasi
Kegiatan yang dilakukan adalah :
menggunakan
1. Menerjemahkan logika program
Analisa sistem juga digunakan dalam
persiapan
semua
kegiatan
ke dalam bahasa pemrograman.
penentuan
yang
terstruktur
berbagai
kebutuhan
dengan
permodelan.
informasi
yang
2. Menyusun laporan.
akurat dan mendalam, serta menganalisis
3. Menyediakan fasilitas fisik.
biaya manfaat secara terperinci.
4. Menyiapkan
tenaga
operasional.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Daihani, D, Umar. 2001. Komputerisasi Pengambilan Keputusan, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
10
Majalah Ilmiah IC Tech Vol 5 No 2 Mei 2010
[2]. Sukarto, Haryono. 2006. Pemilihan Model Transportasi Di Dki Jakarta Dengan Analisis Kebijakan “Proses Hirarki Analitik” , Jurnal Teknik Sipil, Vol. 3 , No. 1, Januari 2006, Universitas Pelita Harapan, Jakarta. [3]. Rochim Saiful dan Prajitno Faiz Hadi. 2007. Methode Analitycal Hierarchy Process untuk menentukan Prioritas Penanganan Jalan di Wilayah Balai Pemeliharaan Jalan Mojokerto
, Prosiding Seminar Nasional Manajemen
Teknologi V, 3 Pebruari 2007, Surabaya. [4]. Hidayat Agus dan Prabantoro Gatot, 2004. Memilih Vendor Pengembang Sistem Informasi Manajemen Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process (Studi Kasus Pengembangan Sistem Akademik STIE Indonesia), Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi di UII Jogjakarta, 19 Juni 2004 [5]. Kadir, A. 2000. Konsep dan tuntunan Praktis Basis Data. ANDI offset, Yogyakarta. [6]. Kusrini, ”2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Andi offset, Yogyakarta, [7]. Sjartuni, A. 1999 Tuntunan Praktis Dasar- Dasar Pemprograman Visual Basic, PT. Elek Media Komputindo, Jakarta [8]. Turban, E., J. E. Aronson, dan T. Liang. 2005. Decision Support System and Intelligent System, Pearson Prantice Hall, New Jersey.
11