DAYA DUKUNG LAHAN UNTUK TENAGA KERJA PERTANIAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN KUDUS
MIRA SOFIA
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Daya Dukung Lahan Untuk Tenaga Kerja Pertanian dan Pengembangan Wilayah di Kabupaten Kudus adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor,
April 2011
Mira Sofia NRP A. A156090194
© Hak Cipta milik IPB, tahun 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
RINGKASAN MIRA SOFIA. Daya Dukung Lahan untuk Tenaga Kerja Pertanian dan Pengembangan Wilayah di Kabupaten Kudus. Dibimbing oleh BABA BARUS sebagai Ketua dan FREDIAN TONNY sebagai anggota komisi pembimbing. Menurunnya minat untuk bekerja di bidang pertanian, mempengaruhi daya dukung lahan yang dihitung berdasarkan produksi hayati total yang disetarakan dengan ketersediaan lahan disuatu wilayah dibandingkan dengan kebutuhan lahan populasi penduduk yang diasumsikan setara dengan luas lahan untuk menghasilkan 1 ton setara beras per tahun. Pengembangan wilayah dengan pembangunan sarana, prasarana serta infrastrukur memerlukan lahan yang harus dikelola agar pemanfaatannya saling bersinergi agar pembangunan tersebut berkelanjutan. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mendapatkan gambaran distribusi tenaga kerja pertanian menurut ruang dan waktu 2) Mengetahui tingkat ketersediaan tenaga kerja pertanian terhadap pendapatan usahatani 3) Mengetahui sektor basis, keunggulan kompetitif wilayah, status daya dukung lingkungan dan tingkat perkembangan wilayah 4) Mengetahui hubungan antara ketersediaan tenaga kerja pertanian, status daya dukung lahan dan tingkat perkembangan wilayah terhadap pendapatan wilayah di sektor pertanian 5) Memberikan masukan mengenai perlunya mempertimbangkan daya dukung lahan dalam pengembangan wilayah (pertanian) di Kabupaten Kudus Dinamika kebutuhan dan ketersediaan tenaga kerja pertanian di Kabupaten Kudus, diketahui bahwa bulan Januari sampai dengan September serta bulan Nopember, dua kecamatan yaitu Kecamatan Kota dan Jekulo mengalami defisit tenaga kerja pertanian. Pada bulan Oktober, Kecamatan Kota, Kaliwungu dan Jekulo mengalami defisit tenaga kerja pertanian dimana pada bulan ini terjadi puncak masa tanam. Pada bulan Desember, hanya Kecamatan Kota yang mengalami defisit tenaga kerja pertanian. Perhitungan daya dukung lahan menunjukkan bahwa terdapat satu kecamatan yang mengalami surplus, yaitu Kecamatan Dawe, sedangkan delapan kecamatan lain berstatus defisit, sedangkan tingkat ketersediaan tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap daya dukung lahan. Kecamatan Undaan, Mejobo, Jekulo, Gebog dan Dawe merupakan wilayah basis pertanian dengan nilai LQ >1. Sedangkan sektor pertanian mengalami pertumbuhan secara aktual kecamatan Mejobo. Dari perhitungan skalogram diketahui wilayah dengan Hierarki I adalah Kecamatan Kota. Hierarki II adalah kecamatan Bae dan Jati, sedangkan Kecamatan dengan Hierarki III adalah Dawe, Gebog, Jekulo, Kaliwungu, Mejobo dan Undaan. Hasil analisis antara pendapatan usahatani dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usaha tani menunjukkan bahwa pola irigasi, keuntungan, serta pola tanam yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani. Sedangkan asal tenaga kerja dari desa setempat atau dari luar wilayah tidak berpengaruh nyata. Variabel ketersediaan tenaga kerja pertanian, daya dukung lahan maupun hierarki wilayah tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap PDRB sektor pertanian kecamatan. Daya Dukung Lahan harus diperhatikan dalam
pembangunan dan pengembangan wilayah karena akan menentukan keberlanjutan pembangunan. Wilayah dengan sektor basis pertanian yaitu Kecamatan Undaan, Mejobo, Jekulo, Gebog, Dawe dan Kaliwungu. Masing-masing mempunyai permasalahan yang berbeda sehingga arahan pengembangan untuk masing-masing wilayah juga disesuaikan dengan permasalahan di wilayah tersebut. Namun secara umum diupayakan diversifikasi pertanian untuk meningkatkan daya dukung lahan. Kata Kunci : distribusi tenaga kerja pertanian, daya dukung lahan, pengembangan wilayah
ABSTRACT MIRA SOFIA. Land Carrying Capacitiy For Agricultural Labor And Regional Development at Kudus District. Supervised by BABA BARUS, and FREDIAN TONNY. Declining of working interest in agricultural sector is affecting the land carrying capacity which is calculated based on the region's land availability compared with the region's population needs of land. The regional development with the establishment of infrastructure needs a proper land management to synergize the land utilization thus resulting in sustainable development. The research shows that in one year (2008) there are deficiencies in the needs of agricultural labor in two subdistrict: Kota subdistrict and Jekulo subdistrict in January to September. In Pebruary and October, Kaliwungu subdistrict, Kota subdistrict and Jekulo subdistrict and in December Kota Subdistrict are deficiencies in the needs of agricultural labor deficiencies in the needs of agricultural labor. Based on the land carrying capacity calculation, there is surplus in one subdistrict that is Dawe subistrict while the other eight subdistricts are deficits in their land carrying capacity. Agricultural labor availability do not give significantly different effect on land carrying capacity. Undaan, Mejobo, Jekulo, Gebog and Dawe subdistricts are agricultural basis region with the value of LQ> 1. Agricultural sector is significantly growing in Mejobo subdistrict. The Skalogram calculation resulting in Kota subdistrict is included in Hierarchy I, Bae and Jati subistricts are in Hierarchy II, while Dawe, Gebog, Jekulo, Kaliwungu, Mejobo and Undaan subdistricts are in Hierarchy III. The analysis result between the farm income and the factors affecting it shows that the pattern of irrigation, benefits, and cropping patterns are significantly affecting farm income. While the labor's origin between inside or outside the region has no significant effect. Variables of the agricultural labor availability, land carrying capacity and territory hierarchy do not give a significantly different effect on the subdistrict's agricultural sector GDP. Land carrying capacity must be considered in the regional development because it will determine the development sustainability. Keywords: agricultural labor distribution, land carrying capacity , regional development.
DAYA DUKUNG LAHAN UNTUK TENAGA KERJA PERTANIAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN KUDUS
MIRA SOFIA
Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
Tulisan ini kupersembahkan untuk yang kucintai suamiku, Nurul Fuad dan anakku, Sandrina Hagja Salsabila yang dengan sabar telah banyak memberikan dukungan dan kemudahan, yang selalu dihati ayahanda Fuad Maskah (Alm), ibunda Endang Murdiati (Alm), keluarga besarku yang selalu hangat dan kompak dalam kebersamaan, almamaterku serta sahabat-sahabatku, rekan-rekan mahasiswa PWL 09 terimakasih atas semua dukungan dan kebersamaan kita
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2006 ini ialah tambang timah rakyat, dengan judul Analisis Pola Spasial Tambang Timah Rakyat Sebagai Masukan Dalam Penentuan Kebijakan Tata Ruang di Kabupaten Bangka. Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada : 1) Bapak Dr. Ir. Baba Barus, M.Sc, dan Bapak Ir. Fredian Tonny, MS, selaku Komisi Pembimbing atas bimbingannya dalam penyelesaian tesis ini. 2) Pimpinan dan Staf Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Perencana (Pusbindiklatren) Bappenas, selaku penyandang dana beasiswa selama masa pendidikan dan penyelesaian studi. 3) Bupati Kabupaten Kudus dalam memberikan izin tugas belajar selama masa pendidikan. 4) Semua pihak yang telah memberikan kemudahan dalam mendapatkan data penelitian. 5) Rekan-rekan di Kantor Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kudus atas bantuannya. 6) Yulita, Novita Salim, Hadijah Siregar, ’Bang Sus’, Diana Fithriah, Ardhy Firdian dan rekan-rekan mahasiswa PWL angkatan 2009 atas kebersamaan dan kerjasama kita, serta 7) Keluargaku yang kucintai atas dukungan dan doanya. Akhirnya, penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat dan memberikan informasi yang berguna bagi semua pihak.
Bogor, April 2011
Mira Sofia
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kudus pada tanggal 22 Pebruari 1974 dari bapak Fuad Maskah (Alm) dan ibu Endang Murdiati (Almh). Penulis merupakan putri ketiga dari lima bersaudara. Penulis menikah dengan Nurul Fuad,ST dan telah dikaruniai seorang putri Sandrina Hagja Salsabila Pendidikan sarjana di tempuh di Program Studi Ilmu Tanah, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret , lulus pada tahun 1997. Kesempatan untuk melanjutkan ke program magister pada Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah pada Program Pascasarjana IPB diperoleh pada tahun 2009. Beasiswa pendidikan pascasarjana diperoleh dari Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Latihan Perencana (Pusbindiklatren) Bappenas. Penulis diterima sebagai Pegawai Negeri Sipil di Departemen Kehutanan dan dipekerjakan di Dinas Perhutanan dan Konservasi Kabupaten Kudus sejak tahun 2000, dan pada tahun 2002 sejalan dengan otonomi daerah, dinas PKT bergabung dengan Dinas Pertanian Kabupaten Kudus. Saat ini penulis bekerja sebagai staf di Bidang Kehutanan dan Perkebunan Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Kudus.
Penguji Luar Komisi : Dr. Dra. Khursatul Munibah, MSc
Judul Penelitian
:
Daya Dukung Lahan Untuk Tenaga Kerja Pertanian dan Pengembangan Wilayah di Kabupaten Kudus
Nama
:
Mira Sofia
NRP
:
A156090194
Program Studi
:
Ilmu Perencanaan Wilayah
Disetujui Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Baba Barus, MSc Ketua
Ir. Fredian Tonny, MS Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah
Dekan Sekolah Pascasarjana IPB
Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr
Dr. Ir. Dahrul Syah, Msc. Agr
Tanggal Ujian : 30 Maret 2011
Tanggal Lulus :
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ...................................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................
xvii
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ……………………….....…………………………........... 1.2. Perumusan Masalah …………………........................................................ 1.3. Tujuan Penelitian …………………………………................................. 1.4. Manfaat Penelitian ........................…………………………………......... 1.5. Kerangka Pemikiran .................................................................................
1 2 5 5 6
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengembangan Wilayah ………………………………………................. 2.2. Tenaga Kerja Pertanian…………………………………………................ 2.3. Daya Dukung Lahan .................………………………………................. 2.4. Basis Ekonomi dan Tingkat Perkembangan Wilayah ............................. 2.5. Pendapatan Wilayah ................................................................................... 2.6. Pengelolaan Lingkungan dan Daya Dukung Lahan yang Berkelanjutan Berbasis Pengembangan Komunitas ...........................................................
9 10 13 16 19 20
III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 3.2. Bahan dan Alat …….........................………..….................……….....…. 3.3. Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data .........……........…………........... 3.4. Metode Analisis Penelitian .........………………......………..……...........
21 21 21 23
IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUDUS 4.1. Letak Geografis dan Wilayah Administrasi ……...…………………....... 4.2. Topografi …….....................................................…………......……....... 4.3. Jenis Tanah ........................................…………………………………... 4.4. Iklim …................................................................................................... 4.5. Luas Penggunaan Lahan ............................................................................ 4.6. Kependudukan .......................................................................................... 4.7. Pendidikan ............................................................................................... 4.8. Perekonomian ............................................................................................ 4.9. Gambaran Mengenai Tenaga Kerja di Kabupaten Kudus ..........................
33 33 34 34 35 37 38 39 42
V. DISTRIBUSI TENAGA KERJA PERTANIAN 5.1. Tenaga Kerja Pertanian Tiap Penggunaan Lahan .................................... 5.2. Tenaga Kerja Pertanian Per Kecamatan .................................................... 5.3. Hubungan antara Tingkat Ketersediaan Tenaga Kerja Pertanian dengan Pendapatan Usahatani di Kabupaten Kudus .............................................
47 49 57
VI. DAYA DUKUNG LAHAN, BASIS EKONOMI, SEKTOR KOMPETITIF DAN TINGKAT PERKEMBANGAN WILAYAH 6.1. Daya Dukung Lahan ................................................................................. 6.2. Status Daya Dukung Lahan dan Status Tenaga Kerja Pertanian ………... 6.3. Basis Ekonomi …………………………………………………......…… 6.4. SSA(Shift Share Analysis) …….………..…………………….................. 6.5. Tingkat Perkembangan Wilayah …..…….………………………………. VII.HUBUNGAN ANTARA VARIABEL PENGAMATAN DENGAN PENDAPATAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH 7.1. Hubungan Antara Tingkat Ketersediaan Tenaga Kerja Pertanian, Daya Dukung Lahan dan Hierarki terhadap Pendapatan Wilayah Sektor pertanian di Kabupaten Kudus ................ 7.2. Ketersediaan Tenaga Kerja, Daya Dukung Wilayah, Hierarki dan Hubungannya dengan Pengembangan Wilayah ............................... 7.2.1. Kecamatan Undaan ........................................................................ 7.2.2. Kecamatan Mejobo ......................................................................... 7.2.3. Kecamatan Kaliwungu..................................................................... 7.2.4. Kecamatan Jekulo....... .................................................................... 7.2.5. Kecamatan Dawe ............................................................................ 7.2.6. Kecamatan Gebog ........................................................................... 7.3. Arahan Pengembangan Wilayah (Pertanian) Kabupaten Kudus ..............
59 66 70 73 74
77 79 81 84 87 88 90 91 93
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan ................................................................................................. 8.2. Saran ...........................................................................................................
99 100
DAFTAR PUSTAKA
101
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6.
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 9
Jumlah Petani, Buruh Tani, Jumlah Tenaga Kerja Pertanian (Ketersediaan Tenaga Kerja Pertanian), Total Tenaga Kerja, Luas Lahan Pertanian (Sawah) Dan Permintaan Tenaga Kerja Pertanian pada Sawah Tiap Kecamatan .......................
3
Proporsi Penduduk (10 tahun ketas) yang bekerja menurut Lapangan Usaha Utama di Kabupaten Kudus Tahun 2007 – 2008 (BPS Kabupaten Kudus 2009) ......................................
12
Tujuan Penelitian, Metode, Data, Cara Perolehan Data dan Output Yang Diharapkan .......................................................
23
Presentase Luasan Penggunaan Lahan di Kabupaten Kudus Tahun 2009/2010 ...................................................................
37
Jumlah Penduduk dan Kepadatan penduduk, Luas Wilayah Dan Kepadatan Per Kecamatan …………………...
38
Proporsi Penduduk ( 10 tahun ketas) yang bekerja menurut Lapangan Usaha Utama di Kabupaten Kudus Tahun 2007 – 2008 ( BPS Kab. Kudus. 2009) ..............................................
42
Hasil Analisis Hayasi I Hubungan Antara Ketersediaan Tenaga Kerja Pertanian Dan Variabel Lainnya Dalam Mempengaruhi Pendapatan Usahatani.....................................
58
Kebutuhan dan Ketersediaan Pangan di Kabupaten Kudus Tahun 2008 ...........................................................................
65
Hasil Analisis Kuantifikasi Hayasi I untuk melihat hubungan antara PDRB Sektor Pertanian Kecamatan dengan tingkat Ketersediaan Tenaga Kerja Pertanian, Daya Dukung Lahan dan Hierarki Wilayah...................................................
81
Tabel 10 Matrik Status Tenaga Kerja, Daya Dukung Lahan, LQ Sektor Pertanian, SSA, Tingkat Perkembangan Wilayah dan Wilayah Pertanian menurut RTRW Tiap Kecamatan ............
93
Tabel 11 Matrik Arahan Pengembangan Wilayah (Pertanian) di Kabupaten Kudus ..................................................................
96
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6 Gambar 7 Gambar 8 Gambar 9 Gambar 10 Gambar 11 Gambar 12 Gambar 13
Gambar 14 Gambar 15 Gambar 16 Gambar 17
Gambar 18
Gambar 19 Gambar 20 Gambar 21 Gambar 22 Gambar 23 Gambar 24
Bagan Kerangka Pemikiran ………………………............. Perkembangan Tenaga Kerja Pertanian Nasional Tahun 2000-2004 .............................................................................. Diagram Penentuan Daya Dukung Lahan .............................. Peta Kabupaten Kudus …………………………………... Bagan Pembuatan Peta Ketersediaan Tenaga Kerja Pertanian Peta-peta yang diperlukan untuk Membuat Peta Ketersediaan Tenaga Kerja Pertanian ............................................................. Peta Administrasi Kab. Kudus ................................................. Penyebaran Jenis Tanah di Kabupaten Kudus ........................ Banyaknya Hari Hujan Dirinci Perbulan di Kab. Kudus tahun 2004-2008 ...................................................................... Banyaknya Curah Hujan Dirinci Perbulan di Kab. Kudus tahun 2004-2008 (mm) ............................................................. Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Kudus tahun 2009/2010.. Diagram Kepadatan Agraris di Kabupaten Kudus, diolah dari data Kudus dalam Angka (2008) ………………… Banyaknya penduduk ( 10 tahun keatas ) menurut Pendidikan yang ditamatkan Per Kecamatan di Kabupaten Kudus, diolah dari Kudus Dalam Angka 2008 ............................................... Perkembangan PDRB dari tahun 2004-2008, diolah dari Kudus Dalam Angka 2008 ........................................................ Perkembangan Laju Pertumbuhan PDRB dari tahun 20042008, diolah dari Kudus Dalam Angka 2008 .......................... PDRB Kab Kudus Per Sektor tahun 2008, diolah dari dari Kudus Dalam Angka 2008 ....................................................... Anggaran Belanja Daerah Kab. Kudus 2008 (Juta Rp), Sumber : Dinas Pendapatan Daerah, Kab Kudus Dalam Angka Tahun 2009 ........................................................ Realisasi Belanja Daerah Kab. Kudus 2008 (Juta Rp), Sumber : Dinas Pendapatan Daerah, Kab Kudus Dalam Angka Tahun 2009 ........................................................ Tenaga Kerja Kec. Jekulo Tahun 2008, diolah dari Kudus Dalam Angka 2009 ................................................................... Tenaga Kerja Kec Mejobo 2008, diolah dari Kudus Dalam Angka 2009 ............................................................................... Tenaga Kerja Kecamatan Undaan 2008, diolah dari Kudus Dalam Angka 2009 .................................................................. Tenaga Kerja Kecamatan Bae 2008, diolah dari Kudus Dalam Angka 2009 .............................................................................. Tenaga Kerja Kecamatan Gebog 2008, diolah dari Kudus Dalam Angka 2009 ................................................................. Tenaga Kerja Kecamatan Dawe 2008, diolah dari Kudus Dalam Angka 2009 ..................................................................
6 11 14 21 25 27 33 34 35 35 36 38
39 40 41 41
41
42 43 43 44 44 44
55
45
55
Gambar 25 Gambar 26 Gambar 27 Gambar 28 Gambar 29 Gambar 30 Gambar 31 Gambar 32 Gambar 33 Gambar 34 Gambar 35 Gambar 36 Gambar 37 Gambar 38 Gambar 39 Gambar 40 Gambar 41 Gambar 42 Gambar 43 Gambar 44 Gambar 45 Gambar 46 Gambar 47 Gambar 48 Gambar 49 Gambar 50 Gambar 51 Gambar 52 Gambar 53 Gambar 54 Gambar 55 Gamabr 56
Tenaga Kerja Kecamatan Kaliwungu 2008 , diolah dari Kudus Dalam Angka 2009 ........................................................ Tenaga Kerja Kecamatan Jati 2008 , diolah dari Kudus Dalam Angka 2009................................................................................ Tenaga Kerja Kecamatan Kota 2008, diolah dari Kudus Dalam Angka 2009 .................................................................. Penggunaan Lahan di Kabupaten Kudus .................................. Kebutuhan Tenaga Kerja Tiap Penggunaan Lahan Per Ha ...... Kebutuhan Tenaga Kerja Tiap Penggunaan Lahan Per Bulan Ketersediaan Tenaga Kerja Pertanian Per Kecamatan Kabupaten Kudus Tahun 2008 ................................................ Kebutuhan Tenaga Kerja Pertanian Per Kecamatan Kabupaten Kudus 2008 ............................................................. Selisih Kebutuhan Tenaga Kerja Pertanian Per Kecamatan Kabupaten Kudus .................................................................. Kartogram Dinamika Ketersediaan Tenaga Kerja Pertanian di Kabupaten Kudus Tahun 2008 ................................................. Selisih Kebutuhan Tenaga Kerja Pertanian di Kabupaten Kudus Per Bulan ....................................................................... Status Daya Dukung Lahan ...................................................... Peta Daya Dukung Lahan di Kabupaten Kudus 2008 .............. Peta Status Daya Dukung Lahan Berdasarkan Ketersediaan dan Kebutuhan Lahan Tahun 2008............................................ Peta Ketersediaan Tenaga Kerja Pertanian dan Jumlah Tenaga Kerja Pertanian Tahun 2008 ..................................................... Grafik Status Daya Dukung Lahan Per Kecamatan.................. Status Tenaga Kerja Pertanian Per Kecamatan ........................ Peta Locational Quotien dan Shift Share Analysis Kabupaten Kudus Tahun 2008 ……………………………..…………… Peta Hierarki Kecamatan di Kabupaten Kudus …………........ Hierarki Wilayah Desa Kabupaten Kudus ………………........ Peta Kawasan Budidaya RTRW Kabupaten Kudus Tahun 2003 - 2012 ……………………………………..................... Peta Kawasan Lindung RTRW Kab. Kudus Tahun 2003-2012 Luas Penggunaan Lahan Kecamatan Undaan ....................... Peta Penggunaan Lahan di Kecamatan Undaan........................ Luas Penggunaan Lahan Kecamatan Mejobo .......................... Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Mejobo............................ Luas Penggunaan Lahan di Kecamatan Kaliwungu ................ Peta Penggunaan Lahan di Kecamatan Kaliwungu................... Luas Penggunaan Lahan Kecamatan Jekulo.. .......................... Peta Penggunaan Lahan di Kecamatan Jekulo ....................... Luas Penggunaan Lahan di Kecamatan Dawe......................... Peta Penggunaan Lahan di Kecamatan Dawe ..........................
45 46 46 47 48 48 49 49
50 54 56 62 63 67 67 68 68 73 74 75 79 80 85 85 86 86 87 88 89 89 90 91
77 77
Gambar 57 Gambar 58 Gambar 59
Luas Penggunaan Lahan di Kecamatan Gebog ....................... Peta Penggunaan Lahan di Kecamata Gebog .......................... Peta Arahan Pengembangan Wilayah (Pertanian) di Kabupaten Kudus .....................................................................
91 92 95
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6.
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 9
Jumlah Petani, Buruh Tani, Jumlah Tenaga Kerja Pertanian (Ketersediaan Tenaga Kerja Pertanian), Total Tenaga Kerja, Luas Lahan Pertanian (Sawah) Dan Permintaan Tenaga Kerja Pertanian pada Sawah Tiap Kecamatan .......................
3
Proporsi Penduduk (10 tahun ketas) yang bekerja menurut Lapangan Usaha Utama di Kabupaten Kudus Tahun 2007 – 2008 (BPS Kabupaten Kudus 2009) ......................................
12
Tujuan Penelitian, Metode, Data, Cara Perolehan Data dan Output Yang Diharapkan .......................................................
23
Presentase Luasan Penggunaan Lahan di Kabupaten Kudus Tahun 2009/2010 ...................................................................
37
Jumlah Penduduk dan Kepadatan penduduk, Luas Wilayah Dan Kepadatan Per Kecamatan …………………...
38
Proporsi Penduduk ( 10 tahun ketas) yang bekerja menurut Lapangan Usaha Utama di Kabupaten Kudus Tahun 2007 – 2008 ( BPS Kab. Kudus. 2009) ..............................................
42
Hasil Analisis Hayasi I Hubungan Antara Ketersediaan Tenaga Kerja Pertanian Dan Variabel Lainnya Dalam Mempengaruhi Pendapatan Usahatani.....................................
58
Kebutuhan dan Ketersediaan Pangan di Kabupaten Kudus Tahun 2008 ...........................................................................
65
Hasil Analisis Kuantifikasi Hayasi I untuk melihat hubungan antara PDRB Sektor Pertanian Kecamatan dengan tingkat Ketersediaan Tenaga Kerja Pertanian, Daya Dukung Lahan dan Hierarki Wilayah...................................................
81
Tabel 10 Matrik Status Tenaga Kerja, Daya Dukung Lahan, LQ Sektor Pertanian, SSA, Tingkat Perkembangan Wilayah dan Wilayah Pertanian menurut RTRW Tiap Kecamatan ............
93
Tabel 11 Matrik Arahan Pengembangan Wilayah (Pertanian) di Kabupaten Kudus ..................................................................
96
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1
Perhitungan Produksi Total Per Kecamatan
107
Lampiran 2 Lampiran 3
Rekapitulasi Produksi dan Nilai Produksi di Kabupaten Kudus ............................................................................ Ketersediaan dan Kebutuhan Lahan ...............................
112 113
Lampiran 4
Status Daya Dukung Lahan ............................................
114
Lampiran 5
Lampiran 6
Ketersediaan Tenaga Kerja Pertanian, Kebutuhan dan Selisih Kebutuhan Tenaga Kerja Pertanian di Kabupaten Kudus 2008 .................................................. LQ atas Harga Berlaku ...................................................
115 117
Lampiran 7
LQ atas Harga Konstan 2000..........................................
118
Lampiran 8
Shift Share Analysis ........................................................
119
Lampiran 9
Analisis Skalogram Kecamatan di Kabupaten Kudus.....
122
Lampiran 10
Analisis Skalogran Desa di Kabupaten Kudus ...............
124
Lampiran 11
Data Primer Responden untuk Analisis Hayasi I ...........
136
Lampiran 12
Analisis Regresi antara Tenaga Kerja Pertanian dengan Daya Dukung Lahan ....................................................... Analisis Kuantifikasi Hayasi I untuk Melihat Hubungan antara Pendapatan Usahatani dengan FaktorFaktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani........ Hubungan antara PDRB Sektor Pertanian dengan Status Tenaga Kerja Pertanian, Daya Dukung Lahan dan Hierarki Wilayah ..................................................... Kuisioner Penelitian .......................................................
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
138
139
140 141
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan sektor yang kurang mendapatkan perhatian secara serius dari pemerintah dalam pembangunan bangsa. Mulai dari proteksi, kredit, subsidi pupuk hingga kebijakan lain tidak ada satupun yang menguntungkan sektor ini.
Program-program pembangunan yang
pertanian yang tidak terarah tujuannya bahkan semakin jauh dari harapan. Meski demikian sektor ini merupakan sektor yang sangat banyak menampung tenaga kerja dan sebagian besar penduduk bergantung padanya. Perjalanan pembangunan pertanian Indonesia hingga saat ini masih belum menunjukkan hasil yang maksimal jika dilihat dari tingkat kesejahteraan petani dan konstribusinya pada pendapatan nasional. Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting dari keseluruhan pembangunan nasional. Ada beberapa hal yang mendasari mengapa pembangunan pertanian di Indonesia mempunyai peranan penting, antara lain: potensi sumber daya yang besar dan beragam, pangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup besar, besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini, perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan (Kementerian Pertanian, 2010). Namun demikian, dewasa ini terjadi penurunan jumlah tenaga kerja pertanian yang kompeten dan profesional. Hal ini disebabkan oleh perubahan preferensi masyarakat serta daya tarik kota yang relatif lebih maju yang menyebabkan meningkatnya urbanisasi. Ada banyak hal yang menjadi faktor penentu pembangunan pertanian. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada dua faktor yaitu tenaga kerja dan daya dukung lahan. Analisis daya dukung lahan yang dimaksud disini adalah perbandingan antara ketersediaan lahan dan kebutuhan lahan, dengan menggunakan metode perhitungan yang mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2009.
2
Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan lahan di Kabupaten Kudus menjadi penting dikaitkan dengan ketersediaan tenaga kerja pertanian. Luasan lahan pertanian sawah sebesar 48,66% ternyata tidak diimbangi dengan pendapatan sektor pertanian yang hanya
2,43%. Sedangkan sektor industri yang memberikan
sumbangan PDRB sebesar 66,25%, menempati luasan yang jauh lebih kecil (Kudus dalam Angka 2009). Bagaimana
penggunaan
lahan
dalam
menghasilkan
pendapatan
bagi
masyarakat, akan sangat mempengaruhi daya dukung lahan ditinjau dari aspek ekonominya. Seberapa jauh lahan pertanian dapat menyerap tenaga kerja secara aktual maupun potensial, dan seberapa jauh
tingkat pengelolaan dalam
mempengaruhi hasil usahataninya menjadi perhatian dalam penelitian ini. Hubungan antara ketersediaan tenaga kerja pertanian dengan daya dukung lahan serta tingkat perkembangan wilayah terhadap pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah, juga mendasari dilakukannya penelitian ini. Bagaimana daya dukung lahan dalam pengembangan wilayah menjadi pertimbangan dalam pengambilan kebijakan, sangat menentukan keberlanjutan pembangunan tersebut. Pengembangan wilayah akan bersifat
kontraproduktif
atau
saling
bersinergi
tergantung
dari
upaya
menyeimbangkan antara pemanfaatan lahan serta upaya mempertahankan daya dukung lahan terhadap penduduk yang tinggal diatasnya. 1.2. Perumusan Masalah Sektor pertanian dituntut untuk tetap menjaga ketersediaan pangan sesuai dengan pertumbuhan penduduk yang sebagian besar masih menggantungkan pada konsumsi beras sebagai sumber karbohidrat. Hal ini menyebabkan tingginya tekanan terhadap peningkatan produksi padi. Produksi pangan ditentukan oleh intensifikasi, ekstensifikasi dan ketersediaan lahan. Dilain pihak secara umum lahan pertanian produktif mengalami penyusutan sebagai konsekuensi berkembangnya aktivitas sektor perekonomian yang menuntut ketersediaan lahan dan infrastruktur yang memadai. Konflik antar sektor ekonomi atas penggunaan lahan masih terus berlangsung seiring dengan pelaksanaan pembangunan. Fenomena ini kebanyakan menempatkan sektor pertanian pada posisi
3
yang relatif kurang menguntungkan, sehingga akan menyebabkan pengalihan penggunaan lahan pertanian menjadi non pertanian. Tingginya konversi lahan antara lain didorong oleh perkembangan dari sektor yang memberikan kontirbusi tinggi terhadap PDRB. Dari sisi ekonomi, pemanfaatan lahan untuk pertanian mempunyai kontribusi yang kecil. Namun bila dilihat dari sisi ekologis, serta daya dukung lahan, bisa terjadi sebaliknya. Pemanfaatan lahan yang tidak memperhatikan daya dukung lingkungan, justru akan merugikan dalam jangka panjang, karena kesinambungan dari pemanfaatan lahan tidak akan tercapai. Lahan, mempunyai kapasitas dan daya dukung yang terbagi menjadi dua, yaitu kapasitas penyediaan (supportive capacity) dan kapasitas tampung limbah (assimilative capacity). Apabila kapasitas penyediaan serta kapasitas tampung limbah terlampaui, maka akan timbul kerusakan lahan dan lingkungan. Pembangunan dan pengembangan wilayah yang memperhatikan daya dukung lingkungan dan tidak melampaui daya regenerasi lingkungan pada akhirnya mempengaruhi keberlanjutan dari pemanfaatan lahan tersebut. Pada Tabel 1 disajikan gambaran ketersediaan dan permintaan tenaga kerja pertanian di Kabupaten Kudus. Tabel 1 Jumlah petani, buruh tani, jumlah tenaga kerja pertanian (ketersediaan), total tenaga kerja, luas lahan pertanian (sawah) dan permintaan tenaga kerja pertanian pada sawah tiap kecamatan. No.
Kecamatan
1
Jekulo
2
Mejobo
3
Undaan
4
Petani Sendiri
Jumlah Tenaga Kerja Pertanian (orang)
Buruh Tani
Total Tenaga Kerja
Luas Lahan Pertanian Sawah (Ha)
Permintaan Tenaga Kerja Pada Sawah (HOK)*
12,162
-
12,162
47,745
4,307
908,777
4,317
4,627
8,944
29,375
1,755
370,305
15,455
11,829
27,284
43,455
5,805
1,224,855
Bae
1884
2033
3,917
21,197
881
185,891
5
Gebog
8684
3091
11,775
38,336
2,052
432,972
6
Dawe
11248
15603
26,851
45,126
2,689
567,379
7
Kaliwungu
2732
2432
5,164
14,682
1,984
418,624
8
Jati
5448
5472
10,920
59,273
1,038
219,018
9
Kota
72
49
121
40,998
176
37,136
62,002
45,136
107,138
340,187
20,687
4,364,957
Jumlah
Keterangan : Asumsi sekali musim tanam per ha 211 HOK (Sunandar, 2009)
4
Banyaknya
preferensi
masyarakat
untuk
memperoleh
penghasilan,
menyebabkan sektor pertanian semakin tidak diminati oleh generasi muda. Rendahnya kesejahteraan di sektor ini serta ketidakpastian jam kerja juga turut mempengaruhi minat untuk bekerja di sektor ini. Ketersediaan tenaga kerja pertanian selain ditinjau dari penurunan tenaga kerja pertanian secara riil juga dipengaruhi oleh distribusi tenaga kerja yang tidak merata menurut ruang dan waktu. Distribusi tenaga kerja ini mempengaruhi daya dukung suatu lahan ditinjau dari sisi permintaan dan sisi ketersediaan. Dari sisi permintaan maka dapat dilihat dari seberapa jauh penggunaan lahan (pola tanam, jenis komoditas) akan mempengaruhi penyerapan tenaga kerja pertanian di suatu wilayah. Sedangkan dari ketersediaan maka komposisi usia tenaga kerja, persepsi masyarakat serta tingkat pendidikan akan sangat mempengaruhi jumlah tenaga kerja pertanian. Bagaimana pola penggunaan lahan yang ada di Kabupaten Kudus berperan dalam penyerapan tenaga kerja pertanian pada waktu tertentu dan wilayah tertentu, serta bagaimana penguasaan lahan/pemilikan lahan dapat mempengaruhi pengelolaan lahan di suatu wilayah menjadi perhatian dalam penelitian ini. Perencanaan
dengan
mempertimbangkan
daya
dukung
lahan,
yang
mempertimbangkan ketersediaan tenaga kerja pertanian pada gilirannya akan mempengaruhi kebijakan serta program-program yang dipilih oleh pemerintah daerah. Apakah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten sudah mempertimbangkan daya dukung lahan dalam pengembangan wilayahnya juga menjadi aspek yang perlu dikaji lebih lanjut. Dengan kondisi sebagaimana disebutkan, muncul beberapa pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana distribusi tenaga kerja pertanian di Kabupaten Kudus ini berdasarkan ruang dan waktu ? 2. Sampai sejauh mana tingkat ketersediaan tenaga pertanian mempengaruhi pendapatan usahatani ?
5
3. Bagaimana kondisi daya dukung lahan serta tingkat perkembangan di wilayah tersebut, dan bila dihubungkan dengan ketersediaan tenaga kerja pertanian bagaimana peranannya dalam mempengaruhi pendapatan wilayah ? 4. Sampai sejauh mana Pemerintah Kabupaten Kudus menyeimbangkan antara pengembangan wilayah dengan kemampuan daya dukung lahan di wilayah tersebut dan melihat ketersediaan tenaga kerja pertanian di wilayah tersebut dalam mengoptimalkan pendapatan wilayah sektor pertaniannya ? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada pertanyaan penelitian diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1.
Menganalisis gambaran distribusi tenaga kerja pertanian menurut ruang dan waktu.
2.
Mengetahui tingkat ketersediaan tenaga kerja pertanian terhadap pendapatan usahatani.
3.
Mengetahui
status daya dukung lahan, sektor basis serta sektor tingkat
perkembangan wilayah. 4.
Menganalis hubungan antara ketersediaan tenaga kerja pertanian, status daya dukung lahan dan tingkat perkembangan wilayah terhadap pendapatan wilayah di sektor pertanian.
5.
Memberikan masukan mengenai perlunya mempertimbangkan daya dukung lahan dalam pengembangan wilayah (pertanian) di Kabupaten Kudus.
1.4. Manfaat Penelitian 1.
Untuk mengetahui tingkat ketersediaan tenaga kerja pertanian terhadap pendapatan usaha tani di Kabupaten Kudus
2.
Mengetahui sektor basis, keunggulan kompetitif wilayah, status daya dukung lingkungan dan tingkat perkembangan wilayah.
3.
Mengetahui status daya dukung lahan, sebaran tenaga kerja pertanian dan tingkat perkembangan wilayah di Kabupaten Kudus.
4.
Memberikan gambaran mengenai peranan daya dukung lahan, ketersediaan tenaga kerja pertanian serta tingkat perkembangan wilayah terhadap pendapatan
6
wilayah sektor pertanian dalam menentukan arah kebijakan pembangunan (pertanian) di Kabupaten Kudus. 1.5. Kerangka Pemikiran Daya dukung lahan akan mempengaruhi penggunaan lahan dalam menyerap tenaga kerja. Penggunaan lahan yang menempati luasan terbesar di Kabupaten Kudus adalah penggunaan lahan untuk tanaman Padi (29.380 ha Luas Tanam) dan tebu (5.920,87 ha). Tenaga kerja
pertanian di Kabupaten Kudus ini seringkali harus
didatangkan dari daerah lain pada waktu tertentu di wilayah tertentu. Untuk itu perlu dicermati lebih lanjut apakah tenaga kerja pertanian di daerah tersebut memang kurang, atau banyak tenaga kerja tetapi tidak tertarik untuk mengelola lahan pertanian, yang ditunjukkan oleh angka pengangguran yang tinggi. Ataukah diwaktuwaktu tertentu juga terjadi surplus tenaga kerja pertanian di wilayah pengamatan. Apakah ketersediaan tenaga kerja ini juga dipengaruhi oleh sebaran lokasi industri di wilayah pengamatan.
Penggunaan Tenaga Kerja Penggunaan Tenaga Kerja Pada Lahan : Pada Lahan : Sawah teknis,Sawah ½ teknis, Sawah teknis,Sawah ½ teknis, Tadah Hujan Tadah Hujan
Daya Dukung Lahan Daya Dukung Lahan
Perhitungan Dan Penentuan Perhitungan Dan Penentuan Status Daya Dukung Lahan Status Daya Dukung Lahan
Data Datasekunder sekunder
Peta Status Peta Status Daya Dukung Lahan Daya Dukung Lahan
Pendapatan Pendapatan Wilayah Wilayah
Peta Tingkat Peta Tingkat Perkembangan Perkembangan Wilayah Wilayah
Data Dataprimer primer Demand Demand Tenaga Kerja Tenaga Kerja Pertanian Pertanian
Distribusi Tenaga Distribusi Tenaga Kerja Pertanian Kerja Pertanian Berdasar Berdasar Kecamatan Kecamatan Tiap Bulan Tiap Bulan
Peta Sebaran Peta Sebaran Tenaga Kerja Tenaga Kerja Pertanian Pertanian
Peta Ketersediaan Peta Ketersediaan Tenaga Kerja Tenaga Kerja Pertanian Pertanian
Suplai Suplai Skenario Kecukupan Skenario Kecukupan Tenaga Kerja Tenaga Kerja Pertanian Pertanian
Pendapatan Pendapatan Usahatani Usahatani
Komposisi Usia Tenaga Kerja Komposisi Usia Tenaga Kerja Persepsi Masyarakat Persepsi Masyarakat Pendidikan Pendidikan
RPJM RPJM Dan DanRTRW RTRW Kab KabKudus Kudus
Gambar 1 Bagan Kerangka Pemikiran.
Arahan ArahanPengembangan Pengembangan Wilayah Wilayah( (Pertanian Pertanian) ) Kab. Kab.Kudus Kudus
7
Ketersediaan tenaga kerja pertanian selain dipengaruhi dari sisi ketersediaan juga dari sisi permintaan. Dari sisi permintaan maka dapat dilihat dari seberapa jauh penggunaan lahan (pola tanam, jenis komoditas) akan mempengaruhi penyerapan tenaga kerja di suatu wilayah. Sedangkan dari sisi ketersediaan maka komposisi usia tenaga
kerja,
persepsi
masyarakat
serta
tingkat
pendidikan
akan
sangat
mempengaruhi ketersediaan tenaga kerja pertanian. Dengan luas lahan pertanian yang hampir mencapai setengah wilayah, tetapi dengan ketersediaan tenaga kerja pertanian yang seringkali menjadi pembatas di beberapa wilayah pengamatan, maka diperlukan perencanaan yang baik menyangkut waktu penggunaan tenaga kerja serta sarana produksi lain agar pendapatan masyarakat petani dapat dioptimalkan Pertanian sebagai salah satu bentuk pengelolaan lahan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan penduduk terhadap pangan harus tetap memperhatikan daya dukung lahan, agar pembangunan berkelanjutan dapat dicapai, baik dari aspek ekonomi, sosial maupun aspek lingkungan. Untuk mencapai hal ini diperlukan perencanaan yang baik, dengan pendekatan pengembangan wilayah maupun pengembangan sektoral, agar pembangunan dapat menyejahterakan masyarakat.
8
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengembangan Wilayah Pembangunan wilayah menurut Anwar dan Setiahadi (1996), adalah upaya untuk mencapai tujuan pembangunan yang mencakup aspek pertumbuhan, pemerataan dan berkelanjutan yang memerlukan perencanaan pembangunan wilayah berdimensi ruang yang terkait dengan aspek sosial ekonomi wilayah dimana penekanannya lebih pada mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Tujuan pengembangan wilayah mengandung dua sisi yang saling berkaitan. Dari sisi sosial ekonomi, pengembangan wilayah adalah upaya memberikan kesejahteraan kualitas hidup masyarakat, misalnya menciptakan pusat-pusat produksi, memberikan kemudahan prasarana dan pelayanan logistik. Disisi lain secara ekologis, pengembangan wilayah juga bertujuan untuk menjaga keseimbangan lingkungan sebagai akibat dari campur tangan manusia (Triutomo, 1999). Perencanaan wilayah, sebagai bagian dari pengembangan wilayah mempunyai sasaran utama yang dapat dikelompokkan atas tiga sasaran umum (Rustiadi et al, 2009) yaitu: (a) efisiensi dan produktifitas, (b) pemerataan keadilan dan akseptabilitas masyarakat dan (c) keberlanjutan. Sasaran efisiensi merujuk pada manfaat ekonomi dimana dalam konteks kepentingan publik, pemanfaatan sumber daya diarahkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (publik). Kemampuan memacu pertumbuhan suatu wilayah sangat tergantung pada keunggulan atau daya saing sektor-sektor ekonomi di wilayahnya. Nilai strategis setiap sektor di dalam memacu ekonomi wilayah menjadikan pendorong utama (prime mover) pengembangan wilayah yang berbeda-beda. Pendekatan wilayah sebagai basis perencanaan pengembangan wilayah harus diorientasikan kepada kemampuan bertindak lokal dalam kerangka berpikir global/makro, memperhitungkan kelayakan masa kini dalam pertimbangan masa depan, lebih fleksibel/dinamis dalam kerangka yang pasti, kemampuan memfokuskan pada masyarakat setempat dengan memanfaatkan keterlibatan masyarakat luas (bisnis, akademis, investor). Pembangunan dengan pendekatan wilayah hendaknya berwawasan : local based flexible (conditional), transparency
10
(politically accepted), probisnis (layak ekonomi), long term (berkesinambungan), dan holistik (Deni dan Djumantri, 2002). Perencanaan pembangunan wilayah mestinya memadukan pendekatan sektoral dan pendekatan regional. Pendekatan sektoral adalah pendekatan perencanaan dimana seluruh kegiatan ekonomi didalam wilayah perencanaan dikelompokkan atas sektor-sektor. Selanjutnya setiap sektor dianalisis satu persatu untuk dilihat potensi dan peluangnya, kemudian menetapkan apa yang dapat ditingkatkan dan dimana lokasi dari kegiatan peningkatan tersebut. Pendekatan regional berbeda dengan pendekatan sektoral walaupun tujuan akhirnya sama. Analisis regional adalah analisis atas penggunaan ruang saat ini, analisis atau aktivitas yang akan mengubah penggunaan ruang dan perkiraan atas bentuk ruang yang akan datang. Pendekatan sektoral saja tidak mampu melihat adanya kemungkinan tumpang tindih dalam penggunaan lahan, juga tidak mampu melihat perubahan struktur ruang yang mungkin terjadi akibat dilaksanakannnya rencana sektoral tersebut, sedangkan pendekatan regional saja tidak cukup karena analisisnya akan bersifat makro wilayah sehingga tidak cukup detil untuk membahas sektor per sektor apalagi komoditas per komoditas (Tarigan, 2004). Menururt Rustiadi et al. (2009), pembangunan berbasis pengembangan wilayah memandang penting keterpaduan antar sektoral, antar spasial, serta antar pelaku pembangunan di dalam maupun antar daearah. Keterpaduan sektoral menuntut adanya keterkaitan fungsional dan sinergis antar sektor pembangunan sehingga setiap program pembangunan sektoral selalu dilaksanakan dalam kerangka pembangunan wilayah. 2.2. Tenaga Kerja Pertanian Sebaran Tenaga Kerja Pertanian adalah jumlah ketersediaan dan jumlah kebutuhan tenaga kerja pertanian berdasarkan unit wilayah yang diamati. Definisi Tenaga Kerja Pertanian adalah tenaga kerja yang bekerja di bidang pertanian 6 jam per hari atau 35 jam pe rminggu (Badan Pusat Statistik, 2008) Berdasarkan curahan waktu tenaga kerja diasumsikan bahwa setiap orang bekerja selama 6 hari dalam seminggu dimana setiap hari 6 jam kerja sehingga dalam seminggu 35 jam. Oleh karena itu jumlah jam kerja dapat dibagi kedalam dua kategori yaitu curahan waktu diatas 35 jam per minggu yang biasa disebut
11
dengan tenaga kerja aktif dan curahan waktu dibawah 35 jam per minggu yang biasa disebut dengan pengangguran terselubung (setengah terbuka). Perkembangan jumlah tenaga kerja pertanian secara global dari tahun ke tahun mengalami perubahan. Hal ini dibuktikan melalui hasil survai angkatan tenaga kerja nasional (Sakernas) yang dilakukan Badan Pusat Statistik yang dilakukan setahun sekali. Profil sumberdaya pertanian tahun 2004 menguraikan perkembangan jumlah tenaga kerja pertanian pada tahun 2003 dan tahun 2004. Jumlah tenaga kerja berdasarkan hasil survai sakernas tahun 2003 sebanyak 39.947.187 orang dan pada tahun 2004 sebanyak 38.724.818 orang atau mengalami penurunan 3,16%. Penurunan tenaga kerja pertanian terjadi di 15 propinsi yaitu propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan Maluku Utara. Sedangkan 15 propinsi yang lain mengalami peningkatan antara 1,7% sd 14,1%. Perkembangan peningkatan dan penurunan tenaga kerja pertanian dari tahun 2000 sd tahun 2004 seperti pada Gambar 2.
Gambar 2 Perkembangan Tenaga Kerja Pertanian Nasional Tahun 2000-2004.
12
Perubahan jumlah tenaga kerja tahun 2003 dibandingkan dengan tahun 2004, ada 15 propinsi yang mengalami peningkatan. Prosentase tertinggi ada di Propinsi DKI Jakarta sebesar 16,4% (bertambah 1.583 orang), Jambi 8,9% (bertambah 59.389 orang), Kalimantan Tengah 6,1% (bertambah 21.026), Kalimantan Selatan 5,9% (bertambah 38.421 orang), Bali 5,7% (bertambah 36.490 orang), Sulawesi Tenggara 5,4% (bertambah 28.553), Banten 5,4% (bertambah 37.974 orang), Nusa Tenggara Timur 3,8% (bertambah 51.542 orang), Bandar Lampung 3,0% (bertambah 59.735 orang), Kalimantan Barat 2,5% (bertambah 27.089 orang), Maluku 1,9% (bertambah 4.543 orang), Sumatera Selatan 1,7% (bertambah 32.990 orang), Bengkulu 0,8% (bertambah 3.916 orang), Jawa Timur 0,2% (bertambah 16.333 orang) dan Papua 0,2% (bertambah 1.391 orang). Adapun jumlah tenaga kerja yang mengalami penurunan tertinggi terjadi di propinsi Kalimantan Timur sebesar 108% dimana dapat disimpulkan separuh dari tenaga kerja tahun 2003 beralih menjadi tenaga kerja non pertanian. Sedangkan prosentase terkecil terjadi di propinsi D.I Yogyakarta. Sementara itu gambaran umum ketenagaan kerjaan di Kabupaten Kudus dapat dilihat dalam Tabel 2, dimana sektor industri merupakan lapangan usaha utama, diikuti pertanian, perdagangan hotel dan restoran, jasa-jasa dan bangunan. Tabel 2. Proporsi Penduduk (10 tahun ketas) yang bekerja menurut Lapangan Usaha Utama di Kabupaten Kudus Tahun 2007 – 2008 (BPS Kabupaten Kudus, 2009) Lapangan Usaha Utama 1. Pertanian
2007
2008 60642
61081
1150
1159
156874
36109
1537
55631
5. Bangunan
35849
17997
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
55231
55631
7. Transportasi/Komunikasi
17868
17997
4411
4443
9. Jasa
41511
41852
Jumlah
375113
377830
2. Pertambangan/Penggalian 3. Industri 4. Listrik, Gas dan Air
8. Keuangan
Sumber : Berdasarkan Survey Susenas
13
2.3. Daya Dukung Lahan Lahan merupakan sumber daya pembangunan yang memiliki karakteristik unik, yakni: (i) sediaan/luas relatif tetap karena perubahan luas akibat proses alami (sedimentasi) dan proses artifisial (reklamasi) sangat kecil; (ii) memiliki sifat fisik (jenis batuan, kandungan mineral, topografi, dsb) dengan kesesuaian dalam menampung kegiatan masyarakat yang cenderung spesifik. Oleh karena itu lahan perlu diarahkan untuk dimanfaatkan untuk kegiatan yang paling sesuai dengan sifat fisiknya serta dikelola agar mampu menampung kegiatan masyarakat yang terus berkembang (Dardak, 2005). Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan luas lahan garapan cenderung makin kecil, keadaan ini menyebabkan meningkatnya tekanan penduduk terhadap lahan. Kemudian di daerah perladang berpindah kenaikan kepadatan penduduk juga meningkatkan tekanan penduduk terhadap lahan karena naiknya kebutuhan akan pangan akibatnya diperpendeknya masa istirahat lahan (Soemarwoto, 2001). Selanjutnya, Siwi (2002) menyatakan bahwa dengan meningkatnya kepadatan penduduk akan membuat daya dukung lahan pada akhirnya akan terlampaui. Jika hal ini terjadi di suatu wilayah maka menunjukkan bahwa lahan di suatu wilayah tersebut tidak mampu lagi mendukung jumlah penduduk pada tingkat kesejahteraan tertentu (Mustari et al, 2005). Daya dukung lahan adalah nilai maksimum kerapatan atau biomassa dari populasi yang dapat didukung pada wilayah tertentu. Nilai ini dapat berubah seiring waktu, dan dipengaruhi oleh perubahan faktor lingkungan (seperti curah hujan, temperatur), sumber daya alam (misalnya, makanan, tempat bersembunyi dan bersarang untuk binatang) adanya
predator, agensia penyakit dan
kompetitornya. Konsep ini telah dikenal lebih dari 150 tahun yang lalu dan digunakan selama ini (Harvitgsen, 2001). Definisi lebih jauh dalam dasar ekologi termasuk (1) ekuilibrium dari jumlah populasi atau kerapatan dengan angka kematian dan angka kelahiran (2) rata-rata jumlah polulasi yang stabil dalam jangka panjang (3) jumlah populasi berhadapan dengan ketersediaan sumberdaya yang semakin sedikit, dan dihubungkan dengan hukum minimum.
14
Definisi tambahan diaplikasikan dalam ekologi termasuk lahan yang berkelanjutan, lahan dengan tingkat ekonomi yang maksimal, dan equilibrium open–acces. Dalam ekologi dasar ataupun terapan, daya dukung lahan merupakan parameter yang sulit diukur, dan diperlukan konsep yang digunakan sebagai ’theoterical tool” (Nixon, 2007). Perhitungan daya dukung lahan yang digunakan adalah daya dukung lahan berdasarkan perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan lahan bagi penduduk yang hidup di suatu wilayah. Dengan metode ini dapat diketahui gambaran umum apakah daya dukung lahan suatu wilayah dalam keadaan surplus atau defisit. Keadaan surplus menunjukkan bahwa ketersediaan lahan setempat di suatu wilayah masih dapat mencukupi kebutuhan akan produksi hayati di wilayah tersebut, sedangkan keadaan defisit menunjukkan bahwa ketersediaan lahan setempat sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan akan produksi hayati di wilayah tersebut. Penentuan
daya
dukung
lahan
dilakukan
dengan
membandingkan
ketersediaan dan kebutuhan lahan seperti digambarkan pada Gambar 3. berikut ini
Gambar 3 Diagram Penentuan Daya Dukung Lahan.
Ketersediaan lahan ditentukan berdasarkan data total produksi aktual setempat dari setiap komoditas di suatu wilayah, dengan menjumlahkan produk dari semua komoditas yang ada di wilayah tersebut. Untuk penjumlahan ini digunakan harga sebagai faktor konversi karena setiap komoditas memiliki satuan yang beragam. Sementara itu, kebutuhan lahan dihitung berdasarkan kebutuhan hidup layak (Permen LH No.17 tahun 2009) Perhitungan Daya dukung lahan yang digunakan adalah daya dukung lahan berdasarkan perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan lahan bagi
15
penduduk yang hidup di suatu wilayah. Dengan metode ini dapat diketahui gambaran umum apakah daya dukung lahan suatu wilayah dalam keadaan surplus atau defisit. Keadaan surplus menunjukkan bahwa ketersediaan lahan setempat di suatu wilayah masih dapat mencukupi kebutuhan akan produksi hayati di wilayah tersebut, sedangkan keadaan defisit menunjukkan bahwa ketersediaan lahan setempat sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan akan produksi hayati di wilayah tersebut (Permen LH 17 tahun 2009). Cuadra dan Bjorkland (2007) meneliti hubungan antara daya dukung lahan dengan penilaian ekonomi dari tanaman pertanian di Nicaragua.
Tiga
analisis yang berbeda digunakan yaitu (1) Estimasi cost and return economic (CAR), (2) Ecological footprint (EF) (3) Emergy Analysis (EA) dalam penilaian viabiltas ekonomi. Studi ini ditekankan pada daya dukung ekologis dan produksi tanaman tropika yang berkelanjutan. Analisis dilakukan pada enam sistem produksi tanaman di Nikaragua yaitu: kacang (Phaseolus vulgaris L.), tomat (Lycopersicum esculentum L. Mill), kubis (Brassica oleraceae L. var. capitata), jagung
(Zea mays L.), nanas (Ananas comosus L. Merr.) dan kopi (Coffea
arabica L.) Studi ini menunjukkan kubis dan tomat merupakan tanaman yang paling menguntungkan, baik secara ekonomis maupun dari emergy terms-nya, dan tanaman kopi paling sedikit menghasilkan keuntungan. Penelitian lain mengenai status daya dukung lahan juga dilakukan oleh Barus (2004) yang menghitung efek jarak pada kapasitas penyerapan tenaga kerja dengan menggunakan SIG. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SIG dapat memperlihatkan kapasitas indeks serapan tenaga kerja dan peta status serapan tenaga kerja di Kecamatan Samarang Garut Jawa Barat. Peta ini dapat digunakan untuk mengetahui secara tidak langsung situasi ekonomi dari wilayah tersebut. Daya dukung penyerapan tenaga kerja pada lahan yang ditanami hortikultura memperlihatkan penyerapan tenaga kerja yang paling besar menyusul akar wangi dan paling kecil adalah tanaman padi. Lane (2009) menyebutkan bahwa daya dukung alam dapat diukur dengan menggunakan parameter sosial, parameter lingkungan dan, dan daya dukung berdasarkan sistem. Analisis daya dukung yang menggunakan parameter sosial didasarkan pada
model demografi atau
model ekonomi pada umumnya.
16
Beberapa peneliti, seperti Wetzel dan Wetzel (1995) dan Barbier dan Scoones (1993) memperluas parameter mereka yang
mencakup beberapa faktor
lingkungan, tapi akhirnya perhitungan daya dukung tersebut dilihat dari sudut pandang ekonomi. Summers (2004) menyatakan bahwa studi ini harus digunakan untuk "mengukur
kebutuhan masyarakat untuk masa depan dan yang penting
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan", dengan memperkirakan ukuran dan waktu pelayanan dan kebutuhan infrastruktur yang berkaitan dengan air bersih, pembuangan limbah, jalan, parkir dan fasilitas masyarakat. Summer membagi penelitiannya kedalam wilayah/kadaster –kadaster yang lebih kecil. Mochelle (2006) berpendapat bahwa demarkasi batas-batas ruang hanya sesuai untuk kepentingan statistik dapat menyebabkan masalah dari waktu ke waktu karena mereka pasti berubah dengan fluktuasi populasi, berbagai perkembangan imperatif dan skema perencanaan pemerintah. Studi Summer juga dapat dipergunakan dengan cara lain. Misalnya, satu-satunya parameter dianalisis sistemik dan kendalanya adalah kadaster dan demografis di alam (Lane, 2009). Daya dukung suatu sistem pertanian yang sering terkait dengan masalah sehari-hari
adalah
kemampuan
sumberdaya
untuk
mendukung
aktivitas
ekonominya (Ferguson dan Mc Avin, 1980; Mitchel, 1989). Salah satu aspek yang sangat penting adalah daya dukung sumberdaya untuk menyediakan tenaga kerja. Perhitungan besaran tenaga kerja untuk sistem pertanian dapat dihitung dari semua proses yang terjadi pada sistem usaha tani, yang mencakup dari mulai penyediaan sarana, pengolahan tanah, panen dan pengangkutan produk (Lansing et al., 2001; Young 2000). 2.4. Basis Ekonomi dan Tingkat Perkembangan Wilayah Teori basis ekonomi didasarkan pada asumsi bahwa secara umum ekonomi suatu wilayah dapat dibagi menjadi dua sektor yaitu sektor basis dan sektor non basis. Teori ini menyatakan bahwa sektor basis membangun dan memacu penguatan dan pertumbuhan ekonomi lokal. Sektor basis kermudian diidentifikasi sebagai ”mesin ” ekonomi lokal dan disebut sebagai basis ekonomi dari suatu wilayah (Barkley dan Bradshaw, 2002). Salah satu metode untuk mengetahui potensi ekonomi yang merupakan basis dan bukan basis adalah analisis Location
17
Quotient (LQ), yang merupakan perbandingan relatif antara kemampuan sektor yang sama pada daerah yang lebih luas dalam suatu wilayah. Kriteria penilaian yang digunakan dalam penentuan ukuran keunggulan komparatif adalah jika nilai LQ lebih besar dari satu (LQ > 1) maka sektor tersebut merupakan sektor basis sedangkan bila nilainya lebih kecil dari satu (LQ < 1) berarti sektor yang dimaksud termasuk sektor non basis pada perekonomian wilayah. Menurut Glasson (1977), sektor kegiatan basis adalah kegiatan yang mengekspor barang dan jasa ke tempat-tempat di luar batas-batas perekonomian masyarakat yang bersangkutan, atau yang memasarkan barang dan jasa mereka kepada orang yang datang dari luar perbatasan perekonomian masyarakat yang bersangkutan. Sektor atau kegiatan non basis adalah kegiatan yang menyediakan barang-barang yang dibutuhkan oleh orang-orang yang bertempat tinggal di dalam batas-batas perekonomian masyarakat yang bersangkutan. Kapasitas pasar sektor non basis bersifat belum berkembang atau bersifat lokal. Analisis LQ juga memberikan suatu gambaran sektor atau kegiatan ekonomi yang terkonsentrasi dan mana yang tersebar. Kajian Kuncoro (2002) mendapatkan bahwa nilai LQ atau indeks spesialisasi regional merupakan variabel yang paling sesuai untuk menentukan seberapa jauh suatu industri terkonsentrasi pada suatu kabupaten/kota dibanding industri yang sama di Indonesia. Peningkatan nilai LQ suatu daerah industri menunjukkan peningkatan spesialisasi industri dalam daerah tersebut. Spesialisasi yang tinggi pada suatu industri di daerah tertentu dapat mempercepat pertumbuhan industri itu dalam wilayah tersebut. Dalam perspektif regional, indeks ini dapat menyediakan (1) dasar pertimbangan awal dan bersifat sementara untuk mencari dan mendorong industri lebih lanjut dan (2) indikator apakah suatu daerah memenuhi kebutuhan sendiri (self sufficient), mengimpor atau mengekspor produk. Menurut Blakely dan Bradshaw (2002),
Shift-share Analysis (SSA)
merupakan teknik yang baik untuk menganalisis perubahan dalam struktur ekonomi lokal. SSA menjelaskan perubahan ekonomi tidak hanya pada suatu periode waktu seperti LQ. SSA berguna juga untuk mengidentifikasi industri di suatu wilayah yang mempunyai keunggulan kompetitif dan tumbuh lebih cepat dari rata-rata wilayah.
18
Dalam analisis ini pertumbuhan kegiatan di suatu daerah pada dasarnya ditentukan oleh tiga hal, yaitu: (1) National share merupakan pertumbuhan daerah dibandingkan dengan pertumbuhan nasional. Jika daerah tumbuh seperti rata-rata nasional, maka peranananya terhadap nasional akan tetap. Komponen ini juga disebut juga national growth effect; (2) Proporsional shift, yaitu perbedaan antara pertumbuhan daerah dengan menggunakan pertumbuhan nasional dan sektoral pertumbuhan daerah dengan menggunakan pertumbuhan nasional total. Daerah dapat tumbuh lebih cepat/lambat dari rata-rata nasional jika mempunyai sektor/industri yang tumbuh lebih cepat/lambat dari nasional. Dengan demikian perbedaan laju pertumbuhan dengan nasional disebabkan oleh komposisi sektoral yang berbeda (komponen mix). Komponen ini disebut juga mix effect atau compostion shift dan (3) Differential shift yaitu perbedaan antara pertumbuhan daerah secara aktual dengan pertumbuhan daerah jika menggunakan sektoral untuk nasional. Daerah dapat saja mempunyai keunggulan komparatif jika dibandingkan dengan daerah lain, karena lingkungannya mendorong suatu sektor tertentu untuk tumbuh lebih cepat. Komponen ini sering disebut juga regional share atau competitive effect (LPEM, 2004). Wilayah didefinisikan sebagai area geografis yang mempunyai ciri tertentu dan merupakan media bagi segala sesuatu untuk berlokasi dan berinteraksi (Rustiadi, 2006) menyatakan bahwa dari definisi tersebut dapat diturunkan tipologi-tipologi wilayah berdasarkan sifat hubungannya, fungsi masing-masing komponennya atau berdasarkan pertimbangan sosial, ekonomi maupun politis lainnya. Diantara tipologi-tipologi yang adaterdapat salah satu tipologi yang disebut dengan tipologi wilayah nodal, yang merupakan perkembangan dari konsep sel hidup. Dalam penjabaran wilayah nodal ini, wilayah diasumsikan sebagai sel hidup yang terdiri dari inti plasma , yang masing-masing mempunyai fungsi yang saling mendukung. Inti dalam hal ini diasumsikan sebagai pusat kegiatan industri dan pusat pasar serta inovasi. Sedangkan plasma atau hinterland merupakan pusat pemasok dari bahan mentah, tenaga kerja dan pusat pemasaran barang-barang hasil industri yang diproduksi di pusat (inti). Berdasarkan konsep wilayah nodal tersebut, pusat atau hinterland suatu wilayah dapat ditentukan berdasarkan jumlah dan jenis fasilitas umum, industri
19
dan jumlah dan jumlah penduduknya. Unit wilayah yang mempunyai jumlah dan jenis fasilitas umum, industri dan jumlah penduduk dengan kuantitas dan kualitas yang secara relatif paling lengkap dibandingkan dengan unit wilayah yang lain akan menjadi pusat atau mempunyai hierarki yang paling tinggi. Tingkat Perkembangan Wilayah ini ditunjukkan oleh hierarki dari suatu wilayah berdasarkan jumlah dan jenis fasilitas umum, industri dan jumlah penduduk. Wilayah yang mempunyai jumlah dan jenis fasilitas umum, industri dan jumlah penduduk dengan kuantitas dan kualitas yang secara realtif paling lengkap dibandingkan dengan unit wilayah yang lain akan menjadi pusat atau mempunyai hierarki yang paling tinggi (Rustiadi, 2006). Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan hierarki suatu wilayah adalah metode skalogram.
Metode skalogram dapat digunakan dengan
menuliskan jumlah fasilitas yang dimiliki suatu wilayah, atau menuliskan ada/tidaknya
suatu wilayah. Masing-masing fasilitas mempuyai bobot dan
kualitas yang sifatnya indifferent. Data yang digunakan adalah data yang sama dengan data untuk menghitung LQ. 2.5. Pendapatan Wilayah Diantara berbagai indikator ekonomi, indikator mengenai pendapatan masyarakat di suatu wilayah merupakan indikator terpenting. Salah satu cara mengukur pendapatan masyarakat di suatu wilayah adalah dengan menghitung Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang merupakan ukuran produktivitas wilayah yang paling umum dan paling diterima secara luas sebagai standar ukuran pembangunan dalam skala wilayah dan negara. PDRB merupakan total nilai barang dan jasa yang dihasilkan di suatu wilayah yang telah dihilangkan unsurunsur intermediate cost-nya. Tidak ada suatu negara pun yang tidak melakukan pengukuran PDRB. Oleh karenanya secara universal, walaupun dianggap memiliki berbagai kelemahan, PDRB dinilai sebagai sebagai tolok ukur pembangunan yang paling operasional dalam skala negara di dunia. PDRB pada dasarnya adalah merupakan total produksi kotor dari suatu wilayah, yaitu total nilai tambah dari semua barang dan jasa yang diproduksi di suatu negara atau wilayah dalam periode satu tahun. Dengan demikian PDRB mempunyai arti nilai tambah dari aktivitas produktif manusia (Rustiadi, et al. 2009).
20
2.6. Pengelolaan Lingkungan dan Daya Dukung Lahan yang Berkelanjutan Berbasis Pengembangan Komunitas Pengelolaan Lingkungan dan Daya Dukung Lahan, serta pengembangan wilayah menurut Hayami (2002) tidak dapat direalisasikan tanpa adanya perubahan-perubahan organisasi sosial dan sistem sosial karena suatu sistem ekonomi
dan
pengelolaan
sumberdaya
dikondisikan
oleh
budaya
dan
kelembagaan yang ada dalam masyarakat. Oleh karena itu tingkat kesejateraan masyarakat tidak hanya dimaknai dengan
pertumbuhan ekonomi dan
produktivitas ekonomi tetapi juga harus mempertimbangkan kinerja sosial budaya masyarakatnya, seperti interaksi sosial, akses masyarakat serta pada pendapatan, pendidikan, kesehatan dan proses demokrasi. Menurut Putnam (1993), memperkenalkan konsep modal sosial yang didefinisikan sebagai gambaran kehidupan sosial yang memngkinkan para partisipan bertindak bersama secara lebih efektif untuk mencapai tujuan bersama Aspek utama modal sosial menurut Pretty dan Ward (2001) adalah: hubungan saling percaya (relations of trust), adanya pertukaran (reciprocity and exchange), aturan umum (common rules), norma-norma (norms) dan sanksi-sanksi (sanctions), keterkaitan (connectedness), jaringan (networks) dan kelompok-kelompok (groups) (Rustiadi, et al.2009). Pengelolaan lingkungan yang berdasarkan pengelolaan komunitas (EcoCommunity Based Management) adalah pengelolaan komunitas yang selalu dilaksanakan dengan mempertimbangkan daya tampung dan daya dukung sosial bersama-sama dengan komponen lingkungan alam (ekosistem) dan lingkungan binaan/buatan (tata ruangnya) yang seluruhnya menjadi suatu kesatuan dalam lingkungan hidup, serta dilaksanakan dengan tindakan-tindakan yang bersifat komunikatif (communicative action) tanpa tekanan (Purba ed, 2002). Sejalan dengan paradigma pembangunan berkelanjutan yang menuntut persyaratan pemberdayaan
adanya
keterbukaan,
masyarakat,
dan
kesetaraan, akuntabilitas,
partisipasi dituntut
masyarakat, kesiapan
dan
profesionalisme dari semua pihak terkait, agar pengelolaan lingkungan dan peningkatan daya dukung lahan dapat dilaksanakan oleh semua pihak dan pembangunan berkelanjutan dapat dicapai (Purba ed, 2002).
III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kabupaten yang meliputi 9 Kecamatan dan 123 Desa serta 9 kelurahan. Waktu penelitian dilaksanakan selama 3 bulan antara bulan yang dimulai bulan Agustus sampai dengan Oktober 2010. 3.2. Bahan dan Alat Bahan dan Alat yang digunakan untuk menganalisis data adalah peta administrasi, komputer, perangkat software Microsoft Excel, Microsoft Word, ArcGIS versi 9.3, Google Earth versi 5.2.1.1329 dan Microsoft QB V 4.5.
Gambar 4 Peta Kabupaten Kudus.
3.3. Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data Jenis Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Jenis data dan pengumpulannnya seperti berikut :
22
a. Data Primer Data primer digunakan untuk mengetahui pemakaian tenaga kerja pada usahatani yang dilakukan di Kabupaten Kudus. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survey melalui wawancara dengan menggunakan responden yang dipilih secara sengaja (purposive sampling) sebanyak 49 sesuai karakteristik penggunaan lahan yang diamati. Variabel yang diamati adalah 1.
Usia responden ( > 56 tahun, < 56 tahun)
2.
Pendidikan (SD, SMP, SMU, Sarjana)
3.
Tanggungan keluarga (< 2 , > 2)
4.
Pekerjaan selain bertani (Tanpa pekerjaan lain, dengan pekerjaan lain)
5.
Luas lahan usahatani (< 1 ha, > 1 Ha)
6.
Status kepemilikan (Sewa, Bengkok, Milik Sendiri)
7.
Pola irigasi (tadah hujan, setengah teknis, teknis)
8.
Keuntungan (tidak menguntungkan, menguntungkan)
9.
Pola tanam (padi–tananaman lain, padi–tanaman lain–tanaman lain, padipadi, padi–padi -tanaman lain)
10.
Alasan pemilihan komoditas (pemenuhan kebutuhan pokok, ketersedian air, harga komoditas)
b.
11.
Asal tenaga kerja (setempat, dari desa/kecamatan lain)
12.
Pemakaian tenaga kerja pertanian per bulan pada tahun pengamatan.
Data Sekunder Data sekunder yang dikumpulkan adalah data peta administarasi, data peta
penggunaan terbaru, data PDRB Kabupaten Kudus tahun 2008, data Kudus dalam Angka 2008, data Kecamatan dalam angka dan data PODES Kab Kudus tahun 2008. Data-data ini kemudian diolah untuk dipergunakan dalam analisis yang diperlukan dalam penelitian.
23
3. 4. Metode Penelitian Tabel 3. Tujuan penelitian, Metode, Data, Cara perolehan data dan Output yang diharapkan No.
Tujuan
Jenis Data
Cara Perolehan
Analisis atau Metode Metode wawancara, Survey, Analisis SIG
Output
1.
Mendapatkan gambaran distribusi tenaga kerja pertanian secara ruang dan waktu.
Data primer, Data Sekunder, Peta administrasi, Peta Penggunaan Lahan, Peta RBI
Wawancara, Bappeda Kab Kudus, Kudus dalam Angka
2.
Mengetahui tingkat ketersediaan tenaga kerja pertanian terhadap pendapatan usahatani.
Data primer, Data Sekunder, Peta administrasi, Peta Penggunaan Lahan
Wawancara, Bappeda Kab Kudus Kudus dalam angka
3.
Mengetahui sektor basis, keunggulan kompetitif wilayah, status daya dukung lingkungan dan tingkat perkembangan wilayah.
Data Sekunder (PDRB, produksi dan harga kamoditas) Peta administrasi
Bappeda Kab Kudus, Dinas pertanian, BPS
1. Analisis LQ, SSA 2. Skalogram 3.Perhitungan Daya Dukung Lahan (Permen LH 17 Tahun 2009) 4. Regresi
Mengetahui sektor basis, dan sektor yang mempunyai keunggulan kompetitif di kab Kudus, Daya Dukung lahan serta hierarki wilayah
4.
Mengetahui hubungan antara ketersediaan tenaga kerja pertanian, status daya dukung lahan dan tingkat perkembangan wilayah terhadap pendapatan wilayah di sektor pertanian.
PDRB sektor pertanian dan hasil analisis sebelumnya (Tk ketersediaan TK Pertanian, DDL, Hierarki wilayah)
BPS Kab Kudus dan hasil analisis
Metode Kuantifikasi Hayasi I
Mengetahui hubungan antara PDRB Sektor Pertanian dengan Ketersediaan TK Pertanian, Daya Dukung lahan dan Tingkat Perkembangan Wilayah
5.
Memberikan masukan mengenai perlunya mempertimbangkan daya dukung lahan dalam pengembangan wilayah (pertanian) di Kabupaten Kudus
Analisa Kuantifikasi Hayasi I
Deskripsi
Peta Ketersediaan Tenaga Tenaga Kerja Pertanian
Mengetahui pengaruh asal tenaga kerja pertanian (setempat atau dari luar desa/kec) terhadap pendapatan usaha tani
Masukan mengenai perlunya mempertimbangkan daya dukung lahan dalam pengembangan wilayah (pertanian) di Kab. Kudus
24
Rincian dari masing-masing teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pembuatan Peta Ketersediaan Tenaga Kerja Pertanian Data yang digunakan adalah data primer hasil wawancara dengan petani responden. Dari 49 data tersebut dijumlah keseluruhan pemakaian tenaga kerja pertanian selama 1 tahun. Data dari hasil wawancara ini kemudian di rata pada land use sawah dengan masing-masing pola irigasi serta tanaman utamanya. Ada 5 pola tenaga kerja yang menjadi dasar pengelompokannya yaitu : a.Sawah irigasi (tanaman utama : padi) b.Sawah irigasi setengah teknis (tanaman utama : padi) c.Sawah tadah hujan (tanaman utaman padi) d.Sawah tebu irigasi setengah teknis e. Sawah tebu tadah hujan. Peta penggunaan lahan kabupaten kudus yang diperoleh dari Bappeda adalah peta penggunaan lahan tahun 2006, sehingga perlu disesuaikan dengan data terbaru. Dalam hal ini dipergunakan data citra Geo eye dari Google Earth yang bertanggal 18 Oktober 2009 dan 1 Mei 2010. Untuk bekerja dengan Google Earth, peta penggunaan lahan yang ada dikonversi ke dalam jenis file *.kml. Setelah itu dilakukan digitasi secara online untuk memperoleh data penggunaan lahan yang terbaru. Setelah selesai kemudian peta dikonversi kedalam bentuk file *.shp agar bisa diolah selanjutnya menggunakan ArcGIS 9.3. Di ArcGIS kemudian dilakukan penambahan atribut, serta penghitungan luas masing-masing penggunaan lahan . Selanjutnya peta penggunaan lahan ini ditumpangtindihkan dengan peta RBI yang memuat data pola irigasi, yaitu irigasi teknis dan irigasi tadah hujan. Hasil peta tumpang tindih ini kemudian dicocokkan dengan data primer, untuk mengetahui daerah mana yang mempunyai pola irigasi teknis, setengah teknis maupun tadah hujan. Tahapan selanjutnya adalah melakukan tumpang tindih peta tersebut dengan peta kecamatan. Sehingga diperoleh luasan kelima pola yang menjadi dasar pengelompokan di atas pada masing-masing kecamatan. Secara ringkas dapat dilihat pada Gambar 5.
25
Peta Ketersediaan Tenaga Kerja Pertanian
Data Primer Penggunaan TKP
Data Luas Penggunaan Lahan per kec
Peta RBI (data pola irigasi Teknis dan tadah huja) Overlay
Peta Penggunaan Lahan 2006
Peta 2006.kml
Peta 2010.kml
Peta Penggunaan Lahan Per Kecamatan
Peta Penggunaan Lahan 2010
Peta Administrasi ( Kecamatan )
Peta Titik Sample (lokasi Responden ) Overlay Data primer Tenaga Kerja Pertanian/bl
Gambar 5 Bagan Pembuatan Peta Ketersediaan Tenaga Kerja Pertanian.
Hasil peta-peta pada tahapan ini adalah sebagai berikut :
Gambar 6a Peta Penggunaan Lahan Tahun 2006.
Gambar 6b Peta Penggunaan Lahan Tahun 2009/2010 hasil digitasi.
26
Gambar 6c Peta Penggunaan Lahan 2010.
Gambar 6d Peta Sawah Kab Kudus (RBI).
Gambar 6e Peta Titik Sampel Pengamatan.
Gambar 6 Peta-peta yang diperlukan untuk Membuat Peta Ketersediaan Tenaga Kerja Pertanian.
27
2. Analisis Kuantifikasi Hayasi I Prinsip dasar dan tujuan dari Analisis Kuantifikasi Hayashi I (Saefulhakim, 1996; dan Tanaka, Tarumi, dan Wakimoto, 1992) adalah sama dengan Analisis Regresi Berganda (Multiple Regression Analysis), yakni: menduga parameter koefisien keterkaitan antara variabel-variabel penjelas (Explanatory Variables) dengan satu variabel tujuan tertentu (Objective Variable). Selanjutnya, hasil uji nyata terhadap nilai penduga parameter koefisien keterkaitan ini menunjukkan variabel variabel penjelas mana saja yang paling nyata (Significant) kaitannya dengan variabel tujuan. Perbedaan pokok dari Analisis Kuantifikasi Hayashi I dengan Analisis Regresi Berganda adalah: (1) Dalam Analisis Regresi Berganda, baik variabel tujuan maupun variabelvariabel penjelas secara umum diukur dalam skala kuantitatif (2) Dalam Analisis Hayashi I, hanya variabel tujuannya yang diukur dalam skala kuantitatif (data interval atau data rasio), adapun variabel-variabel penjelasnya, semuanya diukur dalam skala kualitatif (data nominal atau data ordinal) (3) Karena perbedaan inilah, maka kalau yang dilakukan dalam Analisis Regresi Berganda adalah pendugaan parameter koefisien variabel-variabel penjelas, sedangkan yang dilakukan dalam Analisis Kuantifikasi Hayashi I adalah pendugaan parameter skor variabel-variabel penjelas (Saefulhakim, 2008). Untuk mengetahui hubungan antara tingkat ketersediaan tenaga kerja terhadap pendapatan usahatani digunakan Analisa Kuantifikasi Hayasi I. Variabel-variabel penjelas yang dipergunakan adalah X1 = Usia responden ( > 56 tahun, < 56 tahun) X2 =Pendidikan (SD, SMP, SMU, Sarjana) X3 =Tanggungan Keluarga (< 2 , > 2) X4 =Pekerjaan selain bertani ( Tanpa pekerjaan lain, dengan pekerjaan lain) X5 =Luas Lahan Usahatani (< 1 ha, > 1 Ha) X6 =Status kepemilikan (Sewa, Bengkok, Milik Sendiri)
28
X7 =Pola irigasi (tadah hujan, setengah teknis, teknis) X8 =Keuntungan (tidak menguntungkan, menguntungkan) X9 = Pola Tanam (padi - tan lain, padi - tan lain -tan lain, padi-padi, padi - padi tan lain, tanaman tahunan) X10=Alasan Pemilihan Komoditas (pemenuhan kebutuhan pokok, ketersedian air, harga komoditas) X11=Asal tenaga kerja (setempat, dari desa/kecamatan lain) Adapun variabel tujuannya yaitu : Y = pendapatan usahatani. Suatu variable dikatakan berpengaruh nyata apabila memiliki korelasi parcial yang nilainya lebih tinggi dari batas r kritis yang telah ditetapkan. Batas r kritis dihitung dengan rumus : t2 = r2 / { (1 – r2) / (n – 2) } Dari hasil perhitungan diperoleh nilai r kritis adalah 0,24 pada selang kepercayaan 95%. Dua variable yaitu Pendidikan dan Alasan Pemilihan comoditas dikeluarkan dari persamaan karena memberikan korelasi parsial yang negatif untuk semua kategori. Untuk perhitungan ke dua, digunakan variabel penjelas sebagai berikut : X1 : Tingkat Ketersediaan Tenaga Verja X2 : Daya Dukung Lahan X3 : Hierarki Wilayah Dengan variable Tujuan : Y = PDRB Sektor Pertanian Per Kecamatan. Untuk perhitungan kedua ini r kritis dihitung sebesar 0,569 pada selang kepercayaan 95%. 3. Perhitungan Daya Dukung Lahan Perhitungan ketersediaan (Supply) Lahan dilakukan dengan perhitungan rumus : (Pi x Hi) SL =
Hb
x
1 Ptvb
29
Dimana SL : Ketersediaan Lahan Pi
: Produksi aktual tiap jenis komoditi (satuan tergantung kepada jenis komoditas). Komoditas yang diperhitungkan meliputi pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.
Hi
: Harga satuan tiap jenis komoditas (Rp/satuan) di tingkat produsen.
Hb
: Harga satuan beras (Rp/kg) di tingkat produsen
Ptvb
: Produktivitas beras (kg/ha). Dalam perhitungan ini faktor konversi yang digunakan untuk
menyetarakan produk non beras dengan beras adalah harga. Untuk perhitungan kebutuhan akan lahan (demand) dipergunakan perhitungan sebagai berikut : DL = N x KHLL Dimana DL
: Total kebutuhan lahan setara beras (ha)
N
: Jumlah penduduk (orang)
KHLL
: Luas lahan yang dibutuhkan untuk kebutuhan hidup layak per penduduk.
Status daya dukung lahan diperoleh dari pembandingan antara ketersediaan lahan (SL) dan kebutuhan lahan (DL) . Bila SL > DL , daya dukung lahan dinyatakan surplus. Bila SL < DL, daya dukung lahan dinyatakan defisit atau terlampaui (Permen LH 17 Tahun 2009). 4. Untuk mengetahui hubungan antara daya dukung lahan dengan tenaga kerja pertanian digunakan regresi sederhana. Regresi sederhana digunakan untuk mempelajari keterkaitan antara dua variabel. Dengan menggunakan regresi sederhana hubungan sebab akibat dapat diamati pengaruhnya. Model regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton tahun 1886 (Daryanto dan Hafrizanda, 2010). 5. Untuk mengetahui aktivitas pemusatan dan sektor unggulan di wilayah pengamatan digunakan teknik analisis Locational Quotien dan Shift Share
30
Analysis. Analisis Skalogram digunakan untuk mengetahui tingkat perkembangan wilayah. Sedangkan untuk mengetahui hubungan antara ketersediaan tenaga kerja, daya dukung lahan dengan tingkat perkembangan dan pendapatan sektor pertanian di wilayah pengamatan digunakan Metode Kuantifikasi Hayasi I. a. Analisis Location Quotient (LQ) Location Quotient (LQ) digunakan untuk mengetahui potensi aktivitas ekonomi yang merupakan basis dan bukan basis di
wilayah Kabupaten
Kudus. LQ merupakan suatu indeks yang membandingkan antara suatu aktivitas tertentu dengan total aktivitas tersebut dalam total aktivitas wilayah. X i j / X i. LQ
= X.j / X ..
Dimana : X i j = derajad aktivitas ke – j di wilayah ke i X i.
= total aktifitas di wilayah ke i
X.j
= total aktivitas ke j di semua wilayah
X ..
= derajad aktivitas total wilayah
b. Shift Share Analysis (SSA) Teknis Analisis Shift Share digunakan untuk memahami pergeseran atau perubahan struktur aktifitas di suatu lokasi tertentu (kecamatan) dibandingkan dengan
dengan cakupan wilayah lebih yang lebih
luas
(kabupaten) dalam dua titik waktu. Analisis ini mampu memberikan gambaran sebab-sebab terjadinya pertumbuhan di suatu wilayah, yang dapat diketahui dengan perhitungan X..(t1) SSA=
-1 + X .. (t0) a
Xi(t1) X..(t1) Xi(t0) X..(t0) b
Dimana : a
= komponen share
+
Xij(t1) Xi(t1) Xij(t0) Xi(t0) c
31
b
= komponen proporsional shift
c
= komponen differensial shift
X
= nilai total aktifitas dalam total wilayah
Xi
= nilai total aktifitas tertentu dalam total wilayah
Xij
= nilai aktifitas tertentu dalam unit wilayah tertentu
t1
= titik akhir tahun
t0
= titik tahun awal
c.Analisis Skalogram Analisis skalogram digunakan untuk melihat tingkat perkembangan wilayah kecamatan
di
lingkup
Kabupaten
Kudus,
berdasarkan
ketersediaan
infrastruktur dan fasilitas-fasilitas pelayanan yang dimiliki. m
IFj = Σ k=1
Fij bj
x
ai N
Dimana : IFj
= Indeks fasilitas pada wilayah ke i
Fij
= Jumlah fasilitas I pada wilayah ke j
bj
= Jumlah total fasilitas di wilayah ke j
ai
= Jumlah kecamatan yang memiliki fasilitas
m
= Jenis fasilitas yang ada
N
= Jumlah kecamatan (Rustiadi, 2009).
Tahap-tahap dalam penyusunan skalogram adalah sebagai berikut : 1. Memilih peubah yang digunakan sebagai penyusun indeks hierarki. Dalam hal ini peubah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu peubah yang berbanding lurus dengan hierarki wilayah misalnya jumlah fasilitas dan peubah yang berbanding terbalik dengan hierarki wilayah misalnya jarak menuju
fasilitas. Berhubung kedua kelompok peubah akan mendapatkan
perlakuan yang berbeda maka dipisahkan kepada sheet yang berbeda. 2. Menginverskan data pada peubah yang mempunyai nilai berbanding terbalik (misalnya jarak). Apabila ada yang bernilai “DIV/0”, maka digantikan dengan nilai “ Max (1/Dj) + Sd” dimana Max(1/Dj) adalah nilai
32
maksimum invers jarak dari seluruh nilai setelah “DIV/0” dihilangkan untuk peubah ke-j dan Sd adalah standar deviasi invers jarak dari seluruh nilai setelah nilai “DIV/0” dihilangkan untuk peubah ke-j. 3. Menghitung bobot indeks penciri dengan persamaan berikut (untuk peubah yang tidak melalui tahap invers : Iij = (X ijn)/(X.jaj), dimana i = 1,2,.....,n menunjukkan jumlah wilayah dan j = 1,2,....,p) menunjukkan jumlah seluruh peubah penciri. 4. Melakukan pembakuan indeks untuk seluruh peubah baik yang melalui tahapan invers maupun yang tidak melalui tahapan invers, sehingga hasil akhir adalah indeks baku dengan persamaan berikut : Kij = { Iij-min (I)j}/Sd, dimana Kij adalah nilai baku indeks hierarki untuk wilayah ke-i dan ciri ke-j, Iij adalah nilai bobot penciri untuk wilayah ke-i dan ciri ke-j, min (I)j adalah nilai minimum indeks pada ciri ke-j dan Sd adalah nilai standar deviasi. 5. Tahap terakhir sebelum mengurutkan tabel berdasarkan ururan hierarki adalah menjumlahkan indeks baku, dengan menggabungkan seluruh indeks baku. Penjumlahan dilakukan untuk setiap wilayah sehingga diperoleh jumlah indeks per wilayah. 6. Menyusun hierarki berdasarkan indeks bakub masing-masing desa dengan urutan dari indeks paling tinggi. 7. Menyusun hierarki infrastuktur yang paling tinggi diletakkan paling kiri. 8. Menetapkan wilayah mana yang berhierarki tertinggi dan terendah. Hierarki dibagi 3 yaitu tinggi, sedang, rendah. Untuk menetapkan indeks baku ini terlebih dahulu dicari parameter rataan (x) dan standar deviasi (Sd). Wilayah berhierarki tinggi jika indeks wilayah ke-i > x + (2x Sd) Wilayah berhierarki sedang jika indeks wilayah ke-i < x + (2x Sd) Wilayah berhierarki rendah jika indeks wilayah ke-i < x
IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KUDUS 4.1. Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Secara geografis, Kabupaten Kudus terletak pada koordinat 110o36’ dan 110o 50’ Bujur Timur dan antara 6o51’ dan 7o16’ Lintang Selatan. Jarak terjauh dari barat ke timur adalah16 km dan dari utara ke selatan 22 km Secara administratif Kabupaten Kudus terbagi menjadi 9 kecamatan dan 123 desa serta 9 kelurahan. Kabupaten Kudus terletak diantara 4 (empat) kabupaten yaitu : Sebelah utara
: berbatasan dengan Kabupaten Jepara dan Kabupaten Pati
Sebelah timur
: berbatasan dengan Kabupaten Pati
Sebelah selatan
: berbatasan dengan dengan Kabupaten Grobogan dan Pati
Gambar 7 Peta Administrasi Kabupaten Kudus.
4.2. Topografi Kabupaten Kudus berketinggian rata-rata ± 55 m dpl, dengan ketinggian antara 12 m dpl – 700 m dpl. Tanah dengan kemiringan (0 - 2)o atau datar sebanyak
34
28.863,90 ha, tanah dengan kemiringan (3 - 15)o atau landai seluas
6.665,27 ha,
o
tanah dengan kemiringan (16 - 40) atau agak curam sebanyak 3.046,98 ha o
tanah dengan kemiringan (> 40) atau sangat curam
dan
3.939,51 ha. Ditinjau dari
topografi, Kabupaten Kudus memiliki ketinggian terendah 5 meter di atas permukaan air laut yang berada di Kecamatan Undaan dan ketinggian tertinggi 1600 meter di atas permukaan air laut berada di Kecamatan Dawe (Kudus dalam angka). 4.3. Jenis Tanah Sebagian besar jenis tanah di Kabupaten Kudus adalah aluvial coklat tua sebesar 32,12% dari luas tanah di Kabupaten Kudus. Dimana sebagian besar tanahnya memiliki kemiringan 0-2° dan kedalaman efektif lebih dari 90 cm. Sedangkan jenis tanah dan penyebarannya per kecamatan dapat dilihat pada Gambar 8. Penyebaran Jenis Tanah di Kabupaten Kudus 8000
A luvial Co klat Tua
7000 Flo mo sal Co klat Kelabu
Luas (Ha)
6000 A so siasi M editeran Co klat Tua dan M editeran Co klat kemerahan A so siasi Grumuso l kelabu tua dan M editeran Co klat kemerahan A ndo so l
5000 4000 3000 2000 1000
Lato so l Co klat
Da we
G eb og
Ba e
Je ku lo
ej ob o M
Un da an
Ja ti
Ko ta
Ka liw un gu
0 A so siasi Lato so l dan Grumuso l Kelabu Tua Lato so l M erah
Kecamatan
Gambar 8 Penyebaran Jenis Tanah di Kabupaten Kudus.
4.4. Iklim Berdasarkan data dari Stasiun Meteorologi Pertanian Kudus, Jumlah hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Pebruari 2008 yaitu 22 hari dan curah hujan tertinggi juga terjadi pada bulan Pebruari yaitu 722 mm. Suhu udara rata-rata di Kabupaten Kudus tahun 2008 berkisar antara 19,9oC sampai dengan 27,6oC. Dibandingkan dengan tahun 2007, suhu udara di Kabupaten Kudus Hampir sama dengan tahun 2008. Sedangkan untuk kelembaban udara rata-rata bervariasi dari 71,7% sampai dengan 81,7% selama tahun 2008 ini.
35
Banyaknya Hari Hujan (Hari)
Hari Hujan
30 25
2004
20
2005
15
2006
10
2007
5
2008
gu st us S ep te m be r O kt ob er N op em be r D es em be r
Ju li
A
Ju ni
ei M
pr il A
ar et M
P
Ja nu a
ri eb ru ar i
0
Bulan
Gambar 9 Banyaknya hari hujan dirinci perbulan di Kabupaten Kudus. tahun 2004-2008.
Sedangkan data curah hujan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada grafik berikut :
900 800 700 600 500 400 300 200 100 0
2004 2005 2006 2007
se m
be
r
be r D e
pe m
be r
N o
O kt o
be r
s S
ep te m
gu st u
Ju li
A
Ju ni
ei M
pr il A
ar e M
P
Ja nu a
t
2008
ri eb ru ar i
mm
Banyaknya Curah Hujan (mm)
Bulan
Gambar 10 Banyaknya curah hujan dirinci perbulan di Kabupaten Kudus tahun 2004-2008 (mm).
4.5. Luas Penggunaan Lahan Secara administratif Kabupaten Kudus terbagi menjadi 9 Kecamatan dan 123 Desa serta 9 Kelurahan. Luas wilayah Kabupaten Kudus tecatat sebesar 42.516 hektar atau sekitar 1,31 persen dari luas Propinsi Jawa Tengah. Kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Dawe yaitu 8.584 Ha (20,19 persen), sedangkan yang paling kecil adalah Kecamatan Kota seluas 1.047 Ha (2,46 persen) dari luas Kabupaten Kudus. Penggunaan Lahan di Kabupaten Kudus sesuai dengan hasil interpretasi citra GE 2009/2010 untuk penggunaan sawah irigasi sebesar 13.461,71 ha atau 31,66%, untuk sawah irigasi setengah teknis seluas 3.376,71 atau 7,94%, sawah tadah hujan sebesar 849.14 ha atau 2%.
36
Gambar 11 Penggunaan Lahan Kabupaten Kudus tahun 2009/2010.
37
Tabel 4. Prosentase Luasan Penggunaan Lahan di Kabupaten Kudus Tahun 2009/2010 No.
PENGGUNAAN LAHAN
1
Belukar
2
Fasilitas Umum/Bangunan
3
LUAS (HA)
PROSENTASE
1202.78
2.83
351.83
0.83
Hutan
1021.51
2.40
4
Kebun Campur
3419.45
8.04
5
Lahan Terbuka
57.25
0.13
6
Permukiman
8278.99
19.47
7
Sawah Irigasi
13461.56
31.66
8
Sawah Irigasi Setengah Teknis
3376.71
7.94
9
Sawah Tadah Hujan
849.14
2.00
10
Sawah Tebu Irigasi Setengah Teknis
3436.48
8.08
11
Sawah Tebu Tadah Hujan
3160.21
7.43
12
Sungai
288.66
0.68
13
Tegalan/Ladang
3611.42
8.49
42516.00
100.00
LUAS
Untuk tanaman tebu di sawah irigasi teknis seluas 3436,48 ha atau 8,08%, dan sawah tebu tadah hujan seluas 3160,21 atau 7,43 ha. Belukar seluas 1202,78 ha atau 2,83%, dan hutan seluas 1021.51 atau 2,4%. Kebun campur seluas 3419,45 atau 8,04%. Tegalan/ladang seluas 3611.42 ha atau8.49 ha, lahan terbuka dan sungai berturut-turut 57,25 atau 0,13% dan 288,66 atau 0,68%. Sedangkan untuk pemukiman seluas 8278,99 ha atau 19,47%. 4.6. Kependudukan Jumlah penduduk Kabupaten Kudus tahun 2008 adalah 752851 jiwa dengan kepadatan tertinggi di Kecamatan Kota yaitu 8730/km2 dan kepadatan penduduk terendah di Kecamatan Undaan dengan kepadatan 946/km2. Jumlah dan kepadatan penduduk masing-masing kecamatan dapat dilihat pada Tabel 5. Untuk kepadatan agraris dapat dilihat pada Gambar 12, dimana kepadatan agraris berturut-turut adalah Kecamatan Kota (1,45 jiwa/ha), Jati (0,1 jiwa/ha), Undaan 0,21 jiwa/ha, Mejobo 0,2 jiwa/ha, Jekulo 0,35 jiwa/ha, Bae 0,22 jiwa/ha,
38
Gebog 0,17 jiwa/ha, Dawe 0,1 jiwa /Ha. Sedangkan untuk rata-rata kabupaten adalah 0,19 jiwa/ha. Tabel 5. Jumlah Penduduk dan Kepadatan penduduk, Luas Wilayah Dan Kepadatan Per Kecamatan Luas No.
Kecamatan Jumlah
wilayah
Kepadatan
(km2)
jiwa/km2
1
Kaliwungu
88629
32.71
2710
2
Kota
91398
10.47
8730
3
Jati
94514
26.3
3594
4
Undaan
67863
71.77
946
5
Mejobo
67522
36.77
1836
6
Jekulo
96243
82.92
1161
7
Bae
60811
23.32
2608
8
Gebog
91733
55.06
1666
9
Dawe
94138
85.84
1097
752851
425.16
1771
JUMLAH
KEPADATAN AGRARIS (JIWA/HA)
0.17
0.22
0.10
Kaliwungu
0.38
Kota Jati
0.35
Undaan Mejobo jekulo 0.20 0.21
1.45 0.10
bae Gebog Dawe
Gambar 12 Diagram Kepadatan Agraris di Kabupaten Kudus, diolah dari data Kudus dalam Angka (2008).
4.7. Pendidikan Tingkat pendidikan di Kabupaten Kudus untuk Lulusan Perguruan Tinggi/ Akademi sebanyak 22021 orang atau 3,59%, tamatan SMTA sebesar 115.756 atau
39
18,87%, tamatan SMTP sejumlah 116063 atau 18,92%, tamatan SD sejumlah 211637 atau 34,5%, Tdk/Blm tamat SD 97414 atau 15,88%, dan tidak sekolah sejumlah 50609 orang atau 8,25%. Sedangkan jumlah pada masing-masing kecamatan dapat dilihat pada Gambar 13. TINGKAT PENDIDIKAN
PENDIDIKAN TERAKHIR
30000 25000 AK/PT
20000
SMTA SMTP
15000
SD Tdk/Blm Tamat SD
10000
Tidak sekolah
5000
w e D a
og G eb
ae B
lo Je ku
ej ob o M
da an U n
Ja ti
ot a K
K
al iw un
gu
0
KECAMATAN
Gambar 13 Banyaknya penduduk (10 tahun keatas) menurut Pendidikan yang ditamatkan Per Kecamatan di Kabupaten Kudus, diolah dari Kudus Dalam Angka 2008.
4.8. Perekonomian Secara umum kondisi perekonomian di kabupaten Kudus banyak didominasi sektor industri pengolahan, dengan jumlah penduduk yang bekerja pada sektor ini sebesar 42,05%. Hal ini tidak lepas dari banyaknya industri pengolahan khususnya rokok yang ada di Kabupaten Kudus. Sedangkan sektor kedua adalah sektor pertanian, kehutanan, perkebunan, dan perikanan dengan prosentase rata-rata sebesar 15,89%. Diikuti dengan sektor perdagangan (14,46%) dan sektor bangunan (9,32%) (www.kudus.go.id). Sebagai salah satu ukuran untuk menilai keberhasilan perekonomian di suatu daerah, dapat dilihat dari nilai PDRB di daerah tersebut. PDRB merupakan salah satu indikator dalam menilik keberhasilan pembangunan. Walaupun tolak ukur ini mulai bergeser pada tolak ukur penduduk miskin, akan tetapi pertumbuhan ekonomi memiliki kaitan erat dengan pemerataan pembangunan yang pada akhirnya berpengaruh pula terhadap jumlah penduduk miskin. PDRB atas dasar harga berlaku di Kabupaten Kudus pada tahun 2008 sebesar 27,14 trilyun rupiah naik sebesar
40
13,1%. Sedangkan untuk nilai PDRB atas dasar harga konstan 2000 sebesar 11,66 trilyun rupiah, naik sebesar 4,53% dari tahun sebelumnya. Seperti halnya tahun-tahun sebelumnya Sektor Industri masih menjadi kontributor utama, sebagai pemberi andil terbesar dalam PDRB tahun 2008. Kontribusi sektor Industri Pengolahan untuk PDRB tahun 2008 atas dasar harga berlaku sebesar 63,84%, diikuti oleh komoditas perdagangan, hotel dan restoran sebesar 26,31%. Sedangkan kontribusi dari sektor pertanian dan sektor yang lain masih di bawah 10%, yakni sektor pertanian sebesar 2,46%, sektor jasa 2,22%, sektor keuangan sebesar 2,04%, sektor pengangkutan dan komunikasi 1,45% dst. Dari tahun 2003 kontribusi dari sektor industri pengolahan terlihat fluktuatif stabil. Hal ini menunjukkan kemajuan dalam proses industrialisasi. Proses industrialisasi merupakan proses dimana perkembangan sektor industri pada umumnya akan diikuti berkembangnya transaksi perdagangan dan menurunnya aktivitas pertanian. Terlihat bahwa selama beberapa dekade ini sektor perdagangan selalu memberikan kontribusi terbesar. Berikut ini data PDRB selama 5 tahun terakhir. PDRB Tahun 2004-2008
Dalam Jutaan (Rp)
30,000,000.00 25,000,000.00 20,000,000.00
Harga Berlaku ( Jutaan Rp)
15,000,000.00
Harga Konstan 2000 ( Jutaan Rp).
10,000,000.00 5,000,000.00 0.00 2004
2005
2006
2007
2008
Tahun
Gambar 14 Perkembangan PDRB dari tahun 2004-2008, diolah dari Kudus Dalam Angka 2008.
41
Laju Pertumbuhan PDRB 25
Prosentase
20 15
r harga berlaku r harga konstan
10 5 0 2004
2005
2006
2007
2008
Tahun
Gambar 15 Perkembangan Laju Pertumbuhan PDRB dari tahun 2004-2008, diolah dari Kudus Dalam Angka 2008. PDRB KAB KUDUS 2008 ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000
PDRB KAB KUDUS HARGA BERLAKU 2008 2.04% 2.22% 0.03% 1.45%
Pertanian
2.15% 3.16%
Pertanian
1.97% 2.14% 0.04%
Penggalian
Penggalian
2.46%
Industri Pengolahan 26.31%
Listrik, Gas, Air Bersih
Industri Pengolahan 27.74%
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
1.28%
Bangunan
Perdag, Hotel & Rest 0.37%
63.84%
Angkutan&Komunikasi Lemb. Keuangan
Perdag, Hotel & Rest
1.50% 0.34%
60.96%
Angkutan&Komunikasi Lemb. Keuangan
Jasa-jasa
Jasa-jasa
Gambar 16 PDRB Kab Kudus Per Sektor tahun 2008, diolah dari dari Kudus Dalam Angka 2008 .
Sementara itu Rencana Anggaran Belanja Daerah dan Realisasi Belanja Daerah pada tahun 2008 dapat dilihat pada Gambar 17 dan Gambar 18. RENCANA ANGGARAN KAB KUDUS 2008 0.00%
0.10%
Belanja Operasi Belanja Pegawai
2.58% 0.04%
Belanja Barang
7.17%
42.98%
0.14%
Belanja bant uan Sosial Belanja Bagi Hasil Kpd Prop Kab/ Kot a Belanja Bant uan Keuangan Kpd prop
1.10% 0.14% 1.60%
Belanja Subsidi Belanja Hibah
12.34%
0.00%
Belanja Bunga
2.45%
Belanja Tak Terduga
0.01%
Belanja M odal Belanja Tanah
0.14%
27.24%
Belanja Peralat an &M esin Belanja Gedung & Bangunan Belanja Jalan, irigasi dan Jaringan
1.98%
Belanja Aset Tet ap lainnya Belanja Aset Lainnya
Gambar 17 Anggaran Belanja Daerah Kabupaten Kudus 2008 (Juta Rp.)
42
REALISASI ANGGARAN KAB KUDUS 2008 Belanja Operasi Belanja Pegawai Belanja Barang
0.10% 0.00%
2.42% 0.00%
0.02%
Belanja Bunga Belanja Subsidi
7.58%
0.10%
Belanja Hibah Belanja bant uan Sosial
12.71%
Belanja Bagi Hasil Kpd Prop Kab/ Kot a
42.97%
0.06% 0.15%
Belanja Bant uan Keuangan Kpd prop
1.18% 0.01%
Belanja Tak Terduga Belanja M odal
0.98%
Belanja Tanah
1.87%
28.32%
Belanja Peralat an &M esin Belanja Gedung & Bangunan
1.53%
Belanja Jalan, irigasi dan Jaringan Belanja Aset Tet ap lainnya Belanja Aset Lainnya
Gambar 18 Realisasi Belanja Daerah Kabuptaen Kudus 2008 (Juta Rp). Sumber : Dinas Pendapatan Daerah, Kab Kudus Dalam Angka Tahun 2008
Adapun pelaksanaan proyek yang merupakan bagian dari Belanja Operasional Dalam APBD 2008, senilai Rp. 321.521.030.000, dengan 1328 kegiatan, sedangkan Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Kudus menjalankan 51 kegiatan dengan nilai anggaran sebesar Rp. 11.268.200.000,- atau sebesar 3,5% dari belanja operasional APBD Kabupaten Kudus (Diolah dari Kudus dalam Angka 2008). 4.9. Gambaran Mengenai Tenaga Kerja Di Kabupaten Kudus Gambaran umum ketenagaan kerjaan di Kabupaten Kudus dijelaskan dalam Tabel 6. Dimana sektor industri merupakan lapangan usaha utama, diikuti pertanian, perdagangan hotel dan restoran, jasa-jasa dan bangunan. Tabel 6. Proporsi Penduduk (10 tahun ketas) yang bekerja menurut Lapangan Usaha Utama di Kabupaten Kudus Tahun 2007 – 2008 (BPS Kab. Kudus. 2009) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Lapangan Usaha Utama
2007
2008
Pertanian Pertambangan/Penggalian Industri Listrik, Gas, Air Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Transportasi/Komunikasi Keuangan Jasa-jasa
60642 1150 156874 1537 35849 55231 17868 4411 41551
61081 1159 158010 1548 36109 55631 17997 4443 41852
Jumlah
375113
377830
43
Untuk Kecamatan Jekulo, proporsi tenaga kerja pertanian sebagaimana gambaran dibawah ini. Sebagian besar mata pencaharian penduduk di Kecamatan Jekulo adalah pedagang, petani, angkutan dan buruh industri/bangunan, dimana jumlah pedagang tertinggi ada di Desa Jekulo dan Bulungcangkring (Kecamatan Jekulo Dalam Angka, BPS Kab. Kudus, 2009).
4,500 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1,000 500 -
ip ol Ta o nj un gr ej H o on gg os oc o
lo ku
Pedagang Angkutan PNS/ABRI Jasa Pensiunan Lain-lain
H ad
Je
Kl al in g
en Pl ad
an Bu lu n
gc
an gk
Sa d
rin Bu g lu ng ku lo n Si do m ul G yo on do ha ru m Te rb an
Petani Sendiri Buruh Tani Pengusaha Buruh Industri / Bangunan
g
Orang
Tenaga Kerja Kec. Jekulo 2008
Desa
Gambar 19 Tenaga Kerja Kec. Jekulo Tahun 2008, diolah dari Kudus Dalam Angka 2009.
Untuk Kecamatan Mejobo sebagian besar mata pencaharian penduduk adalah buruh industri, diikuti oleh petani, buruh tani dan buruh bangunan dimana jumlah buruh industri tertinggi ada di Desa Gulang dan Temulus (Kec. Mejobo Dalam Angka, 2009). Tenaga Kerja Kec. Mejobo 2008 3,000 Petani Sendiri
2,500
Orang
Buruh Tani
2,000
Pengusaha
1,500
Buruh Industri Buruh Bangunan
1,000
Pedagang
500
Angkutan PNS/ABRI
le ng ge
te p an
s
us
Jasa
Te
o ob G ol
w ar ad i H
Desa
M ej
no
jo Jo
bi es am K
m ul us Te
iri g K
an P
ay am
ng pa Je
G ul
an
g
-
Pensiunan Lain-lain
Gambar 20 Tenaga Kerja Kec Mejobo 2008, diolah dari Kudus Dalam Angka 2009.
Sebagian besar mata pencaharian penduduk di Kecamatan Undaan adalah petani dan buruh tani. Kemudian diikuti oleh buruh industri dan buruh bangunan. Untuk jumlah penduduk bermata pencaharian petani, tertinggi ada di Desa Kutuk dan Karangrowo.
44
3500
Tenaga Kerja Kecamatan Undaan 2008
3000
Orang
2500
Petani Sendiri Buruh Tani Pengusaha Buruh Industri Buruh Bangunan Pedagang Angkutan PNS/ABRI Jasa Pensiunan Lain-lain
2000 1500 1000 500
La
W on
os o m co ba ng an K al ire jo M ed in S am i b un G la ga g hw ar u K U nd utu aa k U nd n K aa id u n Te l ng K ar a an h gr ow La o rik re U jo nd aa n Lo r W at e N ge s m Te pla k ra ng B er ma ug s en ja ng
0
Desa
Gambar 21 Tenaga Kerja Kecamatan Undaan 2008, diolah dari Kudus Dalam Angka 2009.
Untuk wilayah Kecamatan Bae, sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai buruh industri/bangunan, pengusaha, pedagang buruh tani dan PNS, dimana jumlah buruh industri/bangunan tertinggi ada di Desa Dersalam dan Bae. 3000
Petani Sendiri
Tenaga Kerja Kec. Bae 2008
Buruh Tani
Orang
2500
Pengusaha Buruh Industri / Bangunan
2000 1500
Pedagang Angkutan
1000
PNS/ABRI Jasa Pensiunan
500 0
Ba e
Pe ga nj ar
an Pa nj an Pu g rw or ej o
Ba Pe cin da w an g D er sa l N ge am m b Ka alre jo ra ng G on ben e da ng r m an is
Lain-lain
Desa
Gambar 22 Tenaga Kerja Kecamatan Bae 2008, diolah dari Kudus Dalam Angka 2009.
Mata pencaharian penduduk di Kecamatan Gebog sebagian besar adalah buruh industri diikuti petani, buruh tani, buruh bangunan dan pedagang dimana jumlah buruh industri tertinggi ada di Desa Gondosari dan Karangmalang.
aw u R
ah t
an aw
M en
gs
ar i
ri sa
ed un K
do
ra n
g G on
Ju
ito es B
P
ad ur
en an
g gm al an
ig G rib K
ar an
lu m pi K
ra b
i
t
Petani Sendiri Buruh Tani Pengusaha Buruh Industri Buruh Bangunan Pedagang Angkutan PNS/ABRI Jasa Pensiunan Lain-lain
as G et
Orang
Tenaga Kerja Kec. Gebog 2008 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0
Desa
Gambar 23 Tenaga Kerja Kecamatan Gebog 2008, diolah dari Kudus Dalam Angka 2009.
45
Di Kecamatan Dawe, sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah buruh tani dan buruh industri dan bangunan, dimana yang tertinggi masing-masing ada di Desa Lau dan Kandangmas. Tenaga Kerja Kec Dawe 2008
Buruh Tani
3000
Orang
Petani Sendiri
2500
Pengusaha
2000
Buruh Industri/ bangunan
1500 1000
Pedagang
500 Angkutan
co rn ad i C K aj ra ar ng ga ng G T er la D gah go uk uh K u W lon ar in K u gi n wu ka n C ol o Ja pa n
yo h
So
Pi ji
Pu
Te
C
Sa
m ire en jo d M on o ar go re j Ka Rej o nd os an ari g M as La u
0
Desa
PNS/ABRI Jasa Pensiunan Lain-lain
Gambar 24 Tenaga Kerja Kecamatan Dawe 2008, diolah dari Kudus Dalam Angka 2009.
Sebagian besar mata pencaharian penduduk di Kecamatan Kaliwungu adalah buruh industri diikuti oleh petani, buruh tani, buruh bangunan dan pedagang, dimana jumlah petani tertinggi ada di Desa Kaliwungu dan Kedungdowo.
700 600 500 400 300 200 100 0
Petani Sendiri 122 Buruh Tani 87 Pengusaha Buruh Industri 282 Buruh Bangunan 91 Pedagang 37 Angkutan 16 PNS/ABRI 17 Jasa 6 Pensiunan Lain-lain -
S
B a et ro nge ka t G lan ar g un an g K ed Kid un u gd l ow o G am S ong id or e P kso ap rin g K al an iw un gu K ar Mij an en ga G mp ar e un l P ra g m Lo b P ra ata r m n ba Lo B ak tan r al K id an K ul ra py ak
Orang
Tenaga Kerja Kec. Kaliwungu 2008
Desa
Gambar 25 Tenaga Kerja Kecamatan Kaliwungu 2008, diolah dari Kudus Dalam Angka 2009.
Di Kecamatan Jati, sebagian besar penduduk bermata pencaharian buruh indsutri, pedagang dan buruh bangunan, dimana buruh industri tertinggi ada di Desa Jati Wetan, sedangkan jumlah pedagang tertinggi ada di Desa Pasuruhan Lor.
46
Tenaga Kerja Kec. Jati 2008 3500
Petani Sendiri Buruh Tani Pengusaha Buruh Industri Buruh Bangunan Pedagang Angkutan PNS/ABRI Jasa Pensiunan Lain-lain
3000
Orang
2500 2000 1500 1000 500
Ta
nj un g Je ka tis ran g K Lo apu ra an m K Ja ulo n ti W et Ja a n P ti K as u ur lon P as uan ur ua Lor n K id ul G et Plo as so Lo P e ra jate m n Je W pa et ng an P a T u M ki s m ega pa w n o N gK n ge m ras b a ak lK ul on
0
Desa
Gambar 26 Tenaga Kerja Kec. Jati 2008, diolah dari Kudus Dalam Angka 2009.
Petani Sendiri Buruh Tani
4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0
Pengusaha Buruh Bangunan /Industri Pedagang
g de n Re n
lip utu Ka
an do n Gl an te ng an
Kr
rja
sa n
an Ke
um
k
n Ka
De ma a
ng u Ng a
ow ito
n eta lat M
W
er
gu
iN or
W
nju na n
Pa
De ma n
rw os ar Pu
ga n
Angkutan
i
Orang
Tenaga Kerja Kec. Kota 2008
PNS/ABRI Jasa Pensiunan Lain-lain
Desa
Gambar 27 Tenaga Kerja Kec. Kota 2008, diolah dari Kudus Dalam Angka 2009.
Sebagian besar mata pencaharian penduduk di Kecamatan Kota adalah buruh industri/bangunan dimana tertinggi masing-masing di Desa Purwosari dan Kramat (Kecamatan dalam Angka, BPS Kab. Kudus, 2009).
V. DISTRIBUSI TENAGA KERJA PERTANIAN 5.1. Tenaga Kerja Pertanian Tiap Penggunaan Lahan Penggunaan lahan untuk kegiatan budidaya di kabupaten diketahui sebagai berikut : Sawah irigasi 31,66%, sawah irigasi setengah teknis 7,94%, sawah tadah hujan 2%, sawah tebu irigasi setengah teknis 8,08%, sawah tebu tadah hujan 7,43%, tegalan/ladang 8,49% (Gambar 28).
PENGGUNAAN LAHAN DI KAB KUDUS 2010 ( HA ) 3611.42 288.66
351.83 1202.78
Belukar
1021.51
Fasilitas Umum / Bangunan
3419.45
Hutan
57.25
3160.21 3436.48
Kebun Campur
8278.99
Lahan Terbuka Permukiman Saw ah Irigasi
849.14 3376.71
Saw ah Irigasi Setengah Teknis Saw ah Tadah Hujan
13461.56
Saw ah Tebu Irigasi Setengah Teknis Saw ah Tebu Tadah Hujan
Gambar 28 Penggunaan Lahan di Kabupaten Kudus.
Sungai Tegalan / Ladang
Kebutuhan tenaga kerja masing-masing tipe penggunaan lahan pertanian tiap hektarnya adalah merata sepanjang tahun. Secara mikro (per hektar lahan) diketahui bahwa masa tanam tidak dilakukan bersamaan; untuk sawah irigasi, puncak pemakaian tenaga kerja diketahui bulan Januari, Maret, Juli dan Oktober; untuk kebun campur puncak pemakaian tenaga kerja bulan April dan Oktober; untuk sawah irigasi setengah teknis, puncaknya bulan Pebruari dan Oktober; untuk sawah tadah hujan puncak penggunaan tenaga kerja adalah
bulan Maret dan September.
Sedangkan untuk sawah tebu irigasi setengah teknis puncak penggunaan tenaga kerja adalah bulan Mei dan Agustus; untuk sawah tebu tadah hujan puncaknya terjadi pada
48
Januari, April, Mei, Juni, Oktober. Untuk tegalan/ladang puncaknya terjadi pada bulan Januari dan Oktober (Gambar 29).
JUMLAH TENAGA KERJA ( HOK )
KEBUTUHAN TENAGA KERJA TIAP PENGGUNAAN LAHAN PER BULAN PER HA Kebun Campur 70 60
Sawah Irigasi
50 40
Sawah Irigasi Setengah Teknis Sawah Tadah Hujan
30 20
Sawah Tebu Irigasi Setengah Teknis Sawah Tebu Tadah Hujan
10 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 Tegalan / Ladang
BULAN
Gambar 29 Kebutuhan Tenaga Kerja Tiap Penggunan Lahan Per Bulan Per Ha.
Untuk kebutuhan tenaga kerja tiap penggunaan lahan di Kabupaten Kudus, sangat dipengaruhi oleh luasan tiap penggunaan lahan. Untuk sawah irigasi, dengan jumlah 31,66%, pemakaian tenaga kerja terbesar terjadi pada Januari, Maret dan Oktober, sedangkan untuk luasan terkecil yaitu sawah tadah hujan, bulan Januari dan Oktober merupakan puncak pemakaian tenaga kerja (Gambar 29). KEBUTUHAN TENAGA KERJA TIAP PENGGUNAAN LAHAN PER BULAN KABUPATEN KUDUS jumlah tenaga kerja (hok)
800000
Kebun Campur
700000
Saw ah Irigasi
600000 Saw ah Irigasi Setengah Teknis Saw ah Tadah Hujan Saw ah Tebu Irigasi Setengah Teknis Saw ah Tebu Tadah Hujan Tegalan / Ladang
500000 400000 300000 200000 100000 0 1
2
3
4
5
6
7
bulan
8
9
10
11
12
Gambar 30 Kebutuhan Tenaga Kerja Tiap Penggunan Lahan Per Bulan.
49
5.2. Tenaga Kerja Pertanian Per Kecamatan Ketersediaan tenaga kerja pertanian, yang dihitung dari jumlah petani berdasarkan data Kudus Dalam Angka tahun 2008 yang dikalikan hari kerja, diketahui bahwa ketersediaan tertinggi terjadi di Kecamatan Dawe, dan terendah di Kecamatan Kota (Gambar 31).
JUMLAH PETANI (HOK)
KETERSEDIAAN TENAGA KERJA PERTANIAN PER KECAMATAN KAB. KUDUS 2008 700000 600000
BAE
500000
DAWE
400000
GEBOG JATI
300000
JEKULO
200000
KALIWUNGU
100000
KOTA MEJOBO
0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
UNDAAN
BULAN
Gambar 31 Ketersediaan Tenaga Kerja Pertanian Per Kecamatan Kab. Kudus 2008.
Sedangkan kebutuhan tenaga kerja tertinggi terjadi di Kecamatan Undaan, dan terendah di Kecamatan Kota (Gambar 32).
JUMLAH PETANI (HOK)
KEBUTUHAN TENAGA KERJA PERTANIAN PERKECAMATAN DI KABUPATEN KUDUS 350000 300000
BAE
250000
DAWE
200000
GEBOG JATI
150000
JEKULO
100000
KALIWUNGU
50000
KOTA
0
MEJOBO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
UNDAAN
BULAN
Gambar 32 Kebutuhan Tenaga Kerja Pertanian Per Kecamatan Kabupaten Kudus 2008.
50
SELISIH KEBUTUHAN TENAGA KERJA PERTANIAN PER KECAMATAN TAHUN 2008
JUMLAH PETANI (HOK)
600000.00
BAE
500000.00
DAWE
400000.00
GEBOG
300000.00
JATI
200000.00
JEKULO
100000.00
KALIWUNGU
0.00 -100000.00
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
KOTA MEJOBO
-200000.00 BULAN
UNDAAN
Gambar 33 Selisih Kebutuhan Tenaga Kerja Pertanian Per Kecamatan Kabupaten Kudus.
Selisih kebutuhan tenaga kerja tertinggi terjadi di Kecamatan Dawe dan terendah di Kecamatan Jekulo (Gambar 33). Dari sini diketahui, bahwa Kecamatan Jekulo, Kecamatan Kaliwungu dan Kecamatan Kota terdapat kekurangan tenaga kerja pertanian pada bulan-bulan tertentu. Kekurangan tenaga kerja pertanian pada puncak masa tanam, di bulan Pebruari dan Oktober pada Kecamatan Kaliwungu, Kota dan Jekulo, dipenuhi dari kecamatan yang lain. Kekurangan tenaga kerja pada bulan-bulan tersebut dipenuhi dari kecamatan-kecamatan disekitarnya, sehingga terjadi arus perpindahan tenaga kerja pertanian menuju tiga kecamatan tersebut. Kekurangan tenaga kerja pertanian ini juga diantisipasi dengan penggunaan traktor tangan pada saat penanaman (34,6% atau 17 dari 49 dari responden) untuk mengurangi pemakaian tenaga kerja pertanian. Daerah-daerah dengan status tenaga kerja pertanian surplus, dapat dikatakan bahwa ada tenaga kerja yang tidak terserap pada bulan-bulan tertentu. Di bulan Desember ada delapan kecamatan dengan status surplus artinya, ada tenaga kerja yang tidak terserap di bidang pertanian. Secara sosial, tenaga kerja pertanian yang tidak terserap ini akan menimbulkan pengangguran, dan tidak adanya pendapatan dari usahatani. Usahatani menjadi strategis karena merupakan sektor yang menyediakan makanan pokok bagi sebagian masyarakat. Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam sistem usahatani padi, dimana kebutuhan selalu berfluktuasi dan seringkali
51
sulit dipenuhi oleh petani. Pengalaman beberapa negara berkembang menunjukkan bahwa penggunaan tenaga manusia untuk mengisi kekurangan tenaga kerja pada saat puncak kegiatan usahatani mendorong bertambahnya populasi penduduk. Kondisi ini akan menghambat penerimaan teknologi baru dan menurunnya produktifitas tenaga kerja. Hal ini juga akan membatasi petani untuk memilih sumber tenaga selain harus menggunakan anggota keluarganya sebagai sumber tenaga yang murah. Untuk itu diperlukan alternatif, salah satunya adalah mekanisasi pertanian melalui teknologi alsintan (Ananto dan Alimansyah, 2009). Dari pengamatan data primer diketahui bahwa 34,6% (17 dari 49 responden) dari responden menggunakan traktor tangan yang dapat disewa untuk pengolahan tanah. Dalam hal ini, efisiensi pemakaian tenaga kerja pertanian telah dilakukan. Dari hasil perhitungan antara kebutuhan tenaga kerja pertanian dan ketersediaan tenaga kerja pertanian di Kabupaten Kudus tahun 2008, dapat diketahui bahwa dalam satu tahun, di Kecamatan Kota dan Kecamatan Jekulo terjadi defisit tenaga kerja pertanian. Sedangkan dinamika kebutuhan dan ketersediaan tenaga kerja pertanian dapat dilihat bahwa pada bulan Januari sampai dengan September serta bulan Nopember. Dari data yang diperoleh bahwa
Kecamatan Kota dan Jekulo
mengalami defisit tenaga kerja pertanian pada waktu tersebut. Pada bulan Oktober, Kecamatan Kota, Kaliwungu dan Jekulo mengalami defisit tenaga kerja pertanian dimana pada bulan ini terjadi puncak masa tanam. Pada bulan Desember, hanya Kecamatan Kota yang mengalami defisit tenaga kerja pertanian. Gambar 32 menyajikan pola penggunaan tenaga kerja di daerah pengamatan yang sangat dipengaruhi oleh musim, karena data menunjukkan adanya kelebihan atau kekurangan tenaga kerja pada bulan tertentu. Musim tanam di wilayah pengamatan adalah tiga kali masa tanam: dua kali masa tanam serta satu kali masa tanam untuk tanaman tahunan tebu. Dapat dikatakan bahwa tenaga kerja pertanian di wilayah pengamatan secara umum masih terpenuhi karena pada bulan-bulan tertentu dimana terjadi masa tanam serentak, masih bisa diantisipasi dengan memakai tenaga kerja dari kecamatan lain. Kecamatan lain yang
52
tenaga kerjanya tidak mengalami defisit juga terjadi ketidak seragaman permulaan musim tanam untuk memenuhi tenaga kerja pertanian di kecamatan tersebut. Dari data primer juga diketahui bahwa sebagian besar responden (79%) memiliki pekerjaan selain sebagai petani. Artinya curahan waktu yang dipergunakan untuk bertani sebenarnya tidak dominan, karena diluar musim tanam dan perawatan, masih ada pekerjaan lain yang bisa dilakukan sehingga memberikan nilai tambah secara ekonomi. Menurut Ananto et al. (1994), perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian ke nonpertanian merupakan hal yang wajar. Hal ini sejalan dengan preferensi generasi muda di pedesaan yang berbeda. Di Indonesia, berkembangnya sektor nonpertanian yang dibarengi dengan tingkat pendidikan telah mendorong keluarnya tenaga kerja muda di pedesaan dari pertanian ke non pertanian. Hai ini dirangsang oleh tingkat upah yang lebih baik dan keterjaminan pendapatan, dibandingkan di sektor pertanian yang bersifat musiman. Data primer yang diperoleh menunjukkan bahwa usia responden 71% dibawah 56 tahun. Artinya tenaga kerja pertanian di Kabupaten Kudus adalah tenaga kerja dalam usia produktif. Hal ini berbeda dengan kasus di enam kecamatan di Jawa Barat yang dilakukan oleh Ananto et al. (1990). Penelitian ini menunjukkan tenaga kerja yang tinggal di desa adalah tenaga kerja yang relatif sudah tua dengan pendidikan yang rendah, karena tidak mampu bersaing di luar. Hal ini tercermin dari rendahnya mobilitas, 93% dari tenaga yang tinggal tersebut hanya bekerja di desa, 6,9% di luar desa dan 0,1% di luar kecamatan, dan hampir tidak ada yang bekerja di luar kabupaten. Dari tingkat partisipasi tenaga kerja di desa sebagian besar dalam usahatani, namun tidak diikuti oleh curahan hari kerja yang tinggi. Sebagai contoh, curahan hari kerja untuk pengolahan tanah hanya 13-15 hari per tahun, panen dan pasca panen 21 hari, sedangkan hari kerja efektif di sektor industri dan jasa berkisar antara 96-289 hari pertahun. Kekurangan tenaga kerja untuk usahatani padi, khususnya pengolahan tanah, semula dapat dipenuhi oleh tenaga kerja musiman dari luar daerah, tetapi sekarang tenaga kerja migran makin langka karena terbukanya kesempatan kerja di luar sektor pertanian dan perbaikan usahatani melalui intensifikasi dan ekstensifikasi di daerah
53
asal. Hal ini sejalan dengan penelitian Colter (1981) dalam Ananto (1990). Upaya mencukupi kekurangan tenaga dengan meningkatkan mobilitas mengalami kesulitan karena tingkat upah pengolahan tanah tidak menarik (Ananto et al., 1990). Keadaan ini menyebabkan petani mencari alternatif untuk menekan biaya produksi. Salah satunya adalah pemakaian traktor untuk pengolahan tanah.
Dengan pemakaian
traktor maka terjadi efisiensi dalam pemakaian tenaga kerja pertanian. Dan hal ini pula yang terlihat di wilayah pengamatan. Meskipun dalam kenyataannnya petani di wilayah tertentu sudah kesulitan untuk mendapatkan buruh tani, namun dari penelitian diketahui bahwa hanya Kecamatan Kota, Kaliwungu dan Jekulo yang secara akumulatif mengalami kekurangan tenaga kerja per bulannya. Bila dilihat Kecamatan Kota, dengan jumlah petani yang sedikit (121 orang yang terdiri dari 72 petani sendiri dan 49 buruh tani sesuai data dari Kudus Dalam Angka 2009), dengan luas sawah 176 ha dan lahan pertanian non sawah 46 ha, maka total kebutuhan tenaga kerja adalah 79194 HOK per tahun. Dengan asumsi rata-rata kebutuhan tenaga kerja pada sawah padi untuk dua kali masa tanam adalah 422 HOK per ha, dan kebutuhan lahan pertanian non sawah untuk budidaya ubikayu 107 HOK per tahun. Asumsi lainnya sesuai dari pengamatan data primer adalah hanya 30% dari petani sendiri yang tidak mempunyai pekerjaan lain dan bertani penuh waktu serta mencurahkan waktunya untuk pertanian dan tidak mempunyai pekerjaan selain bertani. Sehingga dapat diketahui bahwa jumlah hari kerja yang dimiliki oleh petani Kecamatan Kota dalam satu tahun (365 hari) adalah 25769 hari sehingga diperlukan 53425 HOK tambahan tenaga kerja dari luar daerah atau diperlukan alternatif pengganti dengan penggunaan alsintan. Apabila asumsi 30% petani sendiri tidak digunakan dan dianggap semua petani mencurahkan waktunya untuk pertanian, maka jumlah hari kerja selama setahun adalah 31523 hari atau terjadi akumulasi kekurangan tenaga kerja pertanian adalah sebesar 47671 HOK. Demikian pula perhitungan yang terjadi pada kecamatan lain sehingga dinamika ketersediaan tenaga kerja selama satu tahun dari Bulan Januari sampai dengan Desember 2008 dapat dilihat pada Gambar 33.
54
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Gambar 34 Kartogram Dinamika Ketersediaan Tenaga Kerja Pertanian di Kabupaten Kudus Tahun 2008.
Antisipasi kekurangan tenaga kerja dilakukan dengan permulaan masa tanam yang tidak bersamaan, sehingga tenaga kerja pertanian dapat bekerja secara bergiliran. Hal ini dapat dijumpai pada pengamatan data primer, dimana fluktuasi rata-rata kebutuhan tenaga kerja per bulannya tidak terlalu tajam. Daerah-daerah dengan status tenaga kerja pertanian surplus, atau lebih dari kebutuhan, dapat dikatakan bahwa ada tenaga kerja yang tidak terserap pada bulanbulan tertentu. Masalah yang terjadi adalah pada saat off-season. Pada masa onseason penganggur ini dibutuhkan lagi sehingga mereka tidak perlu meninggalkan tempat tinggalnya jauh-jauh secara permanen. Salah satu pemecahannya berupa
55
migrasi musiman ke daerah lain, namun tindakan seperti ini mahal bila ditinjau dari biaya sosial. Salah satu alternatifnya adalah mengembangkan jenis-jenis kegiatan offfarm atau non-farm di daerah pedesaan, yang disesuaikan dengan irama musiman. Menurut Sumarsono (2003), keuntungan dari kegiatan ini dapat mengikat mereka untuk tetap tinggal di desa sehingga kemajuan dan keberhasilan mereka juga akan membawa dampak positif bagi pengembangan desa. Dari data primer diketahui bahwa 79% petani memiliki pekerjaan selain sebagai petani. Artinya curahan waktu yang dipergunakan untuk bertani sebenarnya tidak dominan, karena diluar musim tanam dan perawatan, masih ada pekerjaan lain yang bisa dilakukan sehingga memberikan nilai tambah secara ekonomi. Secara sosial ini akan menjadi permasalahan bagi 21% dari petani yang hanya menggantungkan kehidupannya dari bertani, karena tidak adanya kegiatan usahatani, dan berimplikasi pada tidak adanya tambahan pendapatan yang menyebabkan rendahnya pendapatan petani. Untuk itu pengembangan usaha kecil menengah yang berbasis komoditas, untuk memberi nilai tambah perlu mendapat perhatian khusus agar sektor pertanian dapat seiring sejalan dengan perkembangan sektor lainnya, tanpa harus meninggalkan daerahnya. Bila dilihat dari produktivitasnya, maka pemakaian alat mesin pertanian akan meningkatkan efisiensi serta menambah produktivitas petani dalam berusahatani. Produktivitas sendiri didefinisikan sebagai perbandingan antara hasil yang didapat dengan dengan keseluruhan sumberdaya yang dipergunakan persatuan waktu (Simanjuntak, 1997). Pemakaian alat mesin pertanian dapat mempersingkat waktu pengerjaan kegiatan usahatani sehingga dapat meningkatkan efisiensi usahatani. Selisih kebutuhan tenaga kerja di Kabupaten Kudus tanpa memperhitungkan batas kecamatan, dapat dilihat pada Gambar 35. Ketersediaan tenaga kerja ini ternyata masih surplus bila dilihat dalam satu kabupaten. Masalah tenaga kerja pertanian, apabila dilihat dalam ruang yang lebih luas (kabupaten) maka tampak seperti tidak bermasalah. Namun bila diamati pada wilayah kecamatan, maka defisit tenaga kerja pertanian dapat teramati.
56
JUMLAH PETANI (HOK)
SELISIH KEBUTUHAN TENAGA KERJA PERTANIAN DI KABUPATEN KUDUS TIAP BULAN 1600000 1400000 1200000 1000000 800000 600000 400000 200000 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
BULAN Gambar 35 Selisih Kebutuhan Tenaga Kerja Pertanian di Kabupaten Kudus per Bulan.
Dinamika pergerakan tenaga kerja pertanian ini dapat dilihat pada ruang dan waktu yang lebih kecil lagi, misalnya wilayah desa, dengan pengamatan penggunaan tenaga kerja secara mingguan, dan hal ini disarankan untuk penelitian-penelitian selanjutnya mengenai dinamika tenaga kerja pertanian. Permasalahan umum yang terjadi pada masyarakat yang sedang berkembang dari dari corak agraris ke ekonomi industri juga makin memperburuk pilihan bagi petani yang berpendidikan rendah. Disatu pihak akan terjadi pengangguran tenaga di sektor pertanian karena adanya penggunaan alat mesin pertanian, dan dilain pihak terjadi permintaan kebutuhan tenaga kerja industri, tetapi tenaga yang berlebih di sektor pertanian tersebut tidak bisa diserap oleh sektor industri karena memerlukan tenaga dengan keterampilan tertentu. Menurut Sumarsono (2009), keadaan ini menyebabkan terjadinya pengangguran pekerja akibat penggunaan alat dan teknologi maju. Sehingga kebijakan mekanisasi dan penggunaan alat dan mesin pertanian di suatu wilayah juga harus mempertimbangkan status ketersediaan tenaga kerja pertanian. Penggunaan alat mesin pertanian yang tepat dapat meningkatkan produktivitas dan bukannya menciptakan pengangguran.
57
5.3. Hubungan antara Tingkat Ketersediaan Tenaga Kerja Pertanian dengan Pendapatan Usahatani di Kabupaten Kudus Untuk melihat hubungan antara ketersediaan tenaga kerja pertanian dengan pendapatan usahatani, dipergunakan Analisis Kuantifikasi Hayasi I. Ketersediaan tenaga kerja pertanian diamati dari asal tenaga kerja, apakah dari desa setempat ataukah dari luar desa/kecamatan. Disamping ketersediaan tenaga kerja pertanian juga diamati faktor-faktor lain yang mempengaruhi pendapatan usahatani. Dengan analisis ini dapat diketahui nyata atau tidaknya setiap variabel yang diamati terhadap pendapatan usahatani di Kabupaten Kudus. Nyata atau tidaknya pengaruh suatu variabel terhadap pendapatan usaha tani diketahui dengan cara menetapkan batas r kritis yang dihitung berdasarkan nilai t pada tabel Sebaran t dengan selang kepercayaan 95%. Hasil perhitungan disajikan pada Tabel 7. Dari hasil perhitungan tersebut diketahui nilai r kritis adalah 0,24. Variabel pengamatan dinyatakan berpengaruh nyata apabila memiliki korelasi parsial yang nilainya lebih tinggi dari batas r kritis yang telah ditetapkan. Hasil analisis menunjukkan bahwa pola irigasi, keuntungan, serta pola tanam yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani. Sedangkan asal tenaga kerja dari desa setempat atau dari luar wilayah tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan usaha tani. Selama tenaga kerja terpenuhi pada saat diperlukan, hal ini tidak berpengaruh terhadap pendapatan usahatani pada wilayah pengamatan. Pola irigasi menentukan ketersediaan air yang juga mempengaruhi pola tanam dalam berusaha tani. Dengan curah hujan yang relatif sama karena wilayah berada dalam satu wilayah iklim, sehingga ketersediaan air disebabkan oleh perbedaan infrastruktur pengairan yaitu irigasi teknis, setengah teknis maupun tadah hujan yang mempengaruhi pendapatan usahatani di wilayah pengamatan. Pola tanam dengan pemilihan tanaman tahunan atau tanaman padi juga mempengaruhi pendapatan usahatani. Hal ini dikarenakan harga komoditas masing-masing tanaman yang diusahakan berbeda.
dari
58
Tabel 7
Hasil Analisis Hayasi I Hubungan Antara Ketersediaan Tenaga Kerja Pertanian Dan Variabel Lainnya Dalam Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Skor
Variabel Usia
Tanggungan Keluarga
Pekerjaan Lain
Luas Lahan
Status Kepemilikan
Pola irigasi
Keuntungan
Pola Tanam
Kategori
Kategori
1
>56
-1490778
2
<56
657696
1
>2
-193664.5
2
<2
9295897
1
Tanpa pekerjaan lain
1172722
2
Dengan pekerjaan lain
-339472.3
1
<1 Ha
-3758552
2
> 2 Ha
2818914
1
Sewa
4054791
2
Bengkok
2000518
3
Milik sendiri
-1011576
1
Tadah Hujan
-10986480
2
Setengah teknis
4286810
3
Teknis
2227254
1
Tidak menguntungkan
2
menguntungkan
15115960
1
Padi – tan lain
-2459999
-15745800
Korelasi Rentang
Parsial
2148474
0.062237
9489562
0.100086
1512195
0.042609
6577466
0.223533
5066367
0.138363
15273288
0.415114
30861760
0.753647
33259876
0.720166
5845794
0.205077
Padi - tan lain – tan
Asal tenaga kerja
2
lain
-12416590
3
Padi - padi
-11224130
4
Padi – padi – tan lain
5
Padi – padi - padi
-9620120
6
Tebu
20843280
1
Dari luar desa/kab
2
Desa setempat
Konstanta
3.822
R2
0.765
7275405
3579057 -2266736
Dari skor kategorikal dapat diketahui bahwa tanaman tebu menghasilkan skor kategorikal tertinggi karena harga panen tebu
per hektarnya menghasilkan
59
keuntungan lebih tinggi dalam satu tahun dibanding tanaman lainnya. Disamping itu perawatannya relatif mudah dan tidak banyak memerlukan tenaga kerja sehingga pendapatan untuk usahataninya juga lebih baik. Variabel keuntungan juga memberikan hasil yang berbeda nyata. Perhitungan keuntungan disini adalah pendapatan usahatani dikurangi kebutuhan hidup. Untuk meringkas ulasan yang terkait dengan dinamika tenaga kerja pertanian, yang selanjutnya akan dikaitkan dengan daya dukung lahan pada bab selanjutnya, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan tenaga kerja di Kabupaten Kudus mengalami defisit tertinggi pada bulan Pebruari dan Oktober, dimana pada bulan ini terjadi puncak masa tanam. Sedangkan pada bulan Desember, terjadi surplus tenaga kerja pertanian tertinggi. Keadaan defisit dan surplus tenaga kerja pertanian ini membawa permasalahan baik dalam usahatani maupun dari sisi sosial. Kegiatan off-season pada saat terjadi surplus tenaga kerja pertanian serta pemakaian alat mesin pertanian pada saat terjadi defisit tenaga kerja pertanian dapat dipertimbangkan selama penggunaan alat mesin pertanian dapat meningkatkan produktivitas usahatani. Secara mikro, ketersediaan tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani, selama pada waktu yang diperlukan tenaga kerja yang diperlukan dapat dipenuhi apakah dari desa setempat atau dari luar wilayah.
VI. DAYA DUKUNG LAHAN, BASIS EKONOMI, SEKTOR KOMPETITIF DAN TINGKAT PERKEMBANGAN WILAYAH 6. 1. Daya Dukung Lahan Ditinjau dari sisi ketenagakerjaannya maka suatu wilayah akan terancam keberlanjutan usahataninya bila tenaga kerja yang bekerja di wilayah tersebut, relatif sudah tua dan tidak berpendidikan. Semakin lama semakin sulit memperoleh tenaga kerja (buruh pertanian). Ditambah lagi daya tarik kota, serta ibukota yang sangat tinggi dalam menarik tenaga kerja dari pedesaan. Dalam dua atau tiga generasi ke depan, maka hal ini akan menjadi sesuatu yang sangat serius, bila ditinjau dari aspek daya dukung lahan di suatu wilayah. Daya dukung lahan dihitung dari total nilai produksi biohayati aktual yang ada pada lahan di wilayah tertentu, dibandingkan dengan kebutuhan lahan per hektar yang diperlukan oleh sejumlah penduduk yang tinggal di suatu wilayah tersebut yang diasumsikan setara dengan luas lahan untuk menghasilkan satu ton setara beras per tahun. Menurunnya tenaga kerja di suatu wilayah, akan menurunkan produktifitas aktual di suatu wilayah. Lebih ekstrim lagi apabila tidak ada yang mau menggarap lahan pertanian, sehingga suatu wilayah tidak mempunyai produksi biohayati aktual. Dapat dipastikan semua kebutuhan akan kebutuhan pangan harus diimpor dari daerah lain. Meskipun secara alami terkadang ada perbedaan sumberdaya alam yang membuat suatu wilayah tidak dapat memproduksi suatu komoditas biohayati tertentu, namun
apabila
pembangunan
yang dilaksanakan di
suatu
wilayah
tidak
mempertimbangkan kemampuan sumberdaya alam lokal dan bijaksana pada akhirnya keberlanjutan dari pembangunan itu sendiri akan terancam. Apabila hal ini terjadi di wilayah yang lebih luas, misalnya negara, maka dapat dihitung berapa rupiah yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan akan pangan, serta berdampak pada kedaulatan pangan di suatu wilayah. Disinilah peran penilaian daya dukung lahan dalam suatu wilayah sangat menentukan. Tenaga kerja
62
pertanian adalah aspek strategis yang harus dijaga keberadaannya di sekitar lahan pertanian, agar produktifitas dan produksi pertanian dapat terus terjaga. STATUS DAYA DUKUNG LAHAN 70,684.03
80,000 70,000 60,000 50,000 HA 40,000
17,892.23
30,000 20,000 10,000
15,224.24 3,910.58
16,232.99
16,049.28 6,268.71
6,419.98
11,402.26
6,968.56
11,917.35 3,727.01
10,274.66
3,237.49
10,875.42
2,440.31
16,093.64 6,239.33
Kaliwungu
Kota
Jati
Undaan
Mejobo
Jekulo
Bae
Gebog
Dawe
KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN LAHAN
Gambar 36 Status Daya Dukung Lahan.
Dari hasil perhitungan diketahui bahwa daya dukung lahan di Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus mengalami surplus, sedangkan delapan kecamatan lainnya terjadi defisit daya dukung lahan (Gambar 36). Artinya total produksi aktual di delapan kecamatan tersebut yang kemudian disetarakan dengan ketersediaan lahan lebih kecil dibandingkan kebutuhan lahan yang diasumsikan setara luas lahan untuk menghasilkan satu ton setara beras per tahun dari jumlah populasi
di delapan
kecamatan tersebut. Kecamatan tersebut adalah Kecamatan Kaliwungu, Kota, Jati, Undaan, Mejobo, Jekulo, Bae, dan Gebog. Status daya dukung lahan total untuk Kabupaten Kudus adalah defisit. Kecamatan Undaan yang merupakan sentra pengembangan komoditas padi juga termasuk dalam kategori defisit karena keragaman produksi biohayatinya rendah. Sehingga meskipun mempunyai produksi dan produktifitas padi yang tinggi namun Daya Dukung Lahan terhadap penduduk yang tinggal di Kecamatan Undaan adalah Defisit. Hanya satu kecamatan yaitu Kecamatan Dawe yang mempunyai Daya Dukung Lahan Surplus terhadap penduduk yang tinggal di Kecamatan Dawe. Hal ini disebabkan keragaman produksi biohayati di kecamatan ini relatif tinggi, tanaman
63
disini selain padi dan tebu, beraneka hortikultura juga diusahakan antara lain mangga, jeruk pamelo, kopi dan tanaman lain yang berproduksi pada ketinggian tertentu,. Kemungkinan penyebabnya terkait dengan potensi fisik wilayah, karena kecamatan ini terdapat ketinggian di atas 700 mdpl, sedangkan yang lain lebih rendah. Secara umum, Kabupaten Kudus mempunyai Daya Dukung Lahan Defisit terhadap penduduk yang tinggal di Kabupaten Kudus ini. Dapat dikatakan bahwa kebutuhan akan lahan di Kabupaten Kudus lebih besar dari Ketersediaan Lahan di Kabupaten Kudus. Luas wilayah kecamatan juga mempengaruhi status daya dukung lahan di Kabupaten Kudus.
Gambar 37 Peta Daya Dukung Lahan Kabupaten Kudus 2008.
Dari penelitian ini diketahui bahwa semakin beragam komoditas di unit pengamatan (kecamatan Dawe) maka daya dukung lahan juga surplus. Sedangkan untuk kecamatan Undaan yang merupakan penghasil beras, daya dukung lahannya ternyata defisit. Kecamatan Undaan memiliki 30 jenis komoditas, sedangkan kecamatan Dawe memiliki 47 jenis komoditas. Jenis komoditas di Kecamatan Undaan yang lebih sedikit berpengaruh terhadap daya dukung lahan yang dihitung berdasarkan
produksi
biohayati
di
suatu
wilayah.
Untuk
itulah
konsep
64
‘Bioecoregional Plan’ yang mendukung penganekaragaman hayati juga akan meningkatkan daya dukung lahan di suatu wilayah. Menurut Sugandhy dan Hakim (2009), konsep pengembangan bioekoregional memandang lahan pertanian sebagai salah satu bagian dari kawasan yang lebih luas, yang terpadu dengan daerah tangkapan air, dan daerah yang berbatasan dengan lautan, yang masing-masing mempunyai tata guna lahan yang bertujuan melindungi kawasan dalam jangka panjang, sehingga
lahan pertanian dikelola untuk
mengoptimalkan produktivitas jangka panjang dan ikut melestarikan keanekaragaman hayati dengan mengurangi bahan kimiawi sintesis dan pengendalian hama penyakit, memanfaatkan sebesar mungkin jenis-jenis unggulan lokal untuk pembatas lahan, perindang jalan dan hutan masyarakat dalam membentuk lansekap kawasan pertanian. Sehingga untuk Kabupaten Kudus, peningkatan daya dukung lahan dapat dilakukan dengan menambah jenis komoditas melalui diversifikasi vertikal, rotasi, tumpangsari, dan penggunaan tanaman sela untuk meningkatkan keaneragaman tanaman serta meningkatkan produksi tanaman untuk meningkatkan daya dukung lahan. Disamping itu pemilihan komoditas dengan harga tinggi juga akan meningkatkan daya dukung lahan. Dari hasil perhitungan daya dukung dengan menggunakan konsep perhitungan sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2009, dengan mengasumsikan kebutuhan lahan dengan 1 ha lahan yang dipergunakan untuk menghasilkan 1 ton beras per tahun, untuk hidup layak per penduduk, Kabupaten Kudus mempunyai status daya dukung lahan yang Defisit. Harus disadari bahwa pola konsumsi, minat konsumsi, tidak selamanya sesuai dengan asumsi dasar yang dipergunakan oleh konsep ini. Status daya dukung lahan ini tidak dapat dibaca secara mentah namun perlu dilihat juga data mengenai kebutuhan dan ketersediaan pangan pokok (beras) untuk melihat kemandirian pemenuhan pangan di wilayah pengamatan agar tidak terjadi kekeliruan dalam melihat permasalahan daya dukung lahan di wilayah pengamatan. Data dari Kantor Ketahanan Pangan Pemerintah Kabupaten Kudus tahun 2008 mengenai kebutuhan serta ketersediaan pangan utama ditampilkan pada Tabel 8.
65
Tabel 8 Kebutuhan dan Ketersediaan Pangan di Kabupaten Kudus Tahun 2008 SUMBER PANGAN
KEBUTUHAN /KAPITA/ TAHUN*)
TOTAL KEBUTUHAN PENDUDUK**)
SAT UAN
KETERSEDIAAN (TON)
PADI
92.87
69,643,863.09
Kg
85,033.70
JAGUNG
16.51
12,380,964.57
Kg
5,327.00
KEDELE
10.60
7,949,014.20
Kg
57.00
KC. TANAH
3.36
2,519,687.52
Kg
1132
KC. HIJAU
1.10
824,897.70
Kg
4749
UBI KAYU
56.30
42,219,764.10
Kg
31825
UBI JALAR
6.40
4,799,404.80
Kg
1368
6.03 DAGING 4,521,939.21 SUSU 3.60 2,699,665.20 TELUR 3.19 2,392,203.33 IKAN 10.18 7,634,053.26 GULA PASIR 5.80 4,349,460.60 CABE MERAH 4.00 2,999,628.00 BAWANG MERAH 4.60 3,449,572.20 Keterangan : *) Berdasarkan Susenas **) Jumlah penduduk 749.907 jiwa.
Kg
2,309.00
Lt
61,1262
Kg
1,046.00
Kg
357.73
Kg
15,395.635
Kg
8174
Kg
-
Dari data sekunder ini dapat diketahui bahwa sebenarnya, untuk kebutuhan tanaman pangan pokok (padi dan gula pasir) Kabupaten Kudus sudah dapat memenuhi kebutuhan akan pangan pokok dari wilayah Kabupaten Kudus. Sedangkan kebutuhan akan jagung, kedelai, daging, susu, telur masih harus dipenuhi dari kabupaten lain. Komoditas-komoditas inilah yang menyebabkan rendahnya perhitungan daya dukung lahan di Kabupaten Kudus. Rustiadi el al. (2010) juga menyebutkan bahwa konsep perhitungan daya dukung lahan yang digunakan ini mempunyai beberapa kelemahan diantaranya adalah asumsi bahwa suatu wilayah memenuhi kebutuhannya sendiri, dan tidak berinteraksi dengan wilayah lain dalam memenuhi kebutuhan pangan. Belum adanya pemilahan kebutuhan akan biohayati pokok maupun yang bisa disubstitusikan, serta pola konsumsi yang berbeda di tiap kelompok masyarakat menyebabkan konsep perhitungan daya dukung lahan berdasarkan neraca bioproduk harus disesuaikan dengan masing-masing tipologi wilayahnya.
66
Untuk itu dalam menjelaskan daya dukung lahan dengan konsep perhitungan ini diperlukan data pendukung lainnya untuk melihat apakah kebutuhan pokok pangan sudah dapat disediakan oleh wilayah tersebut, dan komoditas mana yang belum dapat dipenuhi oleh wilayah tersebut agar tidak salah dalam memahami konsep daya dukung lahan ini. 6.2. Status Daya Dukung Lahan dan Status Tenaga Kerja Pertanian Secara umum, daya dukung lahan kabupaten Kudus adalah defisit, dengan kebutuhan lahan seluas 96.385,70 ha dan ketersediaan lahan seluas 129.047,22 ha, atau defisit 32.661,52 ha lahan. Sedangkan selama tahun 2008, status tenaga kerja pertanian di Kabupaten adalah surplus 13.937.557 HOK. Namun bila dilihat berdasarkan ruang yang lebih kecil yaitu per wilayah kecamatan per bulannya, dapat diketahui defisit tenaga kerja pertanian pada bulan Pebruari dan Oktober terjadi di Kecamatan Kaliwungu, Kota dan Jekulo, sedangkan pada bulan Desember terjadi surplus tenaga kerja pertanian di 8 Kecamatan (Mejobo, Jekulo, Kaliwungu, Undaan, Gebog, Dawe, Jati, Kaliwungu) kecuali Kecamatan Kota dengan status tenaga kerja defisit. Dari Gambar 37 dan 38, dapat kita perhatikan pola ketersediaan tenaga kerja pertanian dengan pola status daya dukung lahan, dimana pada kecamatan dengan surplus daya dukung lahan, mempunyai ketersediaan tenaga kerja pertanian yang paling tinggi. Dapat dikatakan bahwa di wilayah dengan jumlah tenaga kerja yang surplus, maka usahatani pertanian dapat dimaksimalkan dan dilaksanakan secara intensif. Perhitungan daya dukung lahan yang dilakukan per wilayah kecamatan, dapat digunakan untuk melihat gambaran tidak langsung kondisi fisik lahan, dimana di kecamatan yang surplus daya dukung lahannya, terdapat keragaman kondisi topografi dan keragaman komoditas yang hidup diatasnya. Sedangkan untuk daerah dengan kondisi fisik yang homogen dengan komoditas yang tidak terlalu bervariasi daya dukung lahannya defisit.
67
Gambar 38 Peta Status Daya Dukung Lahan Berdasarkan Ketersediaan dan Kebutuhan Lahan Tahun 2008.
Gambar 39 Peta Ketersediaan Tenaga Kerja Pertanian dan Jumlah Tenaga Kerja Pertanian Kabupaten Kudus Tahun 2008.
68
N DA A UN
M
EJ O BO
KO TA
KA LI W
UN G U
JE KU LO
JA TI
O G G EB
DA W E
60,000 55,000 50,000 45,000 40,000 35,000 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 (5,000) (10,000) (15,000)
BA E
KETERSEDIAAN LAHAN (HA)
STATUS DAYA DUKUNG LAHAN
KECAMATAN
Gambar 40 Grafik Status Daya Dukung Lahan Per Kecamatan.
6,000,000 5,000,000 4,000,000 3,000,000 2,000,000 1,000,000
N DA A UN
EJ O BO M
KO TA
UN G U
KA LI W
JE KU LO
JA TI
O G G EB
DA W E
(1,000,000)
BA E
JUMLAH TENAGA KERJA PERTANIAN (HOK)
STATUS TENAGA KERJA PERTANIAN
KECAMATAN
Gambar 41 Status Tenaga Kerja Pertanian Per Kecamatan.
Dari dua grafik yang ditampilkan di Gambar 40 dan 41 dapat terlihat dengan jelas bahwa pola status dukung lahan dan pola ketersediaan tenaga kerja pertanian dapat dikatakan mirip. Untuk kecamatan Dawe status daya dukung lahan yang surplus 50000 ha, status tenaga kerja pertanian juga surplus 5.500.000 HOK. Pola tersebut tidak ditemui disemua kecamatan. Di beberapa kecatamatan, untuk tenaga kerja surplus, daya dukung lahan justru defisit. Konsep perhitungan daya dukung lahan yang berbasis produktivitas ini selain dipengaruhi tenaga kerja pertanian, juga dipengaruhi faktor-faktor lain, diantaranya penggunaan bibit, pemakaian pupuk,
69
penggunaan pestisida serta sarana produksi yang lain. Hal inilah yang menyebabkan tidak selamanya tenaga kerja yang surplus, menunjukkan daya dukung lahan yang surplus pula. Ada faktor-faktor selain tenaga kerja pertanian yang berperan. Dari hasil analisis regresi sederhana yang dilakukan, tingkat ketersedediaan tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap daya dukung lahan, R2 yang diperoleh adalah 0,16 dengan selang kepercayaan 95%, artinya keterkaitan antara variabel daya dukung lahan dan ketersediaan tenaga kerja pertaanian , adalah sebesar 16% sedangkan 84% disebabkan variabel diluar variabel yang diamatai tersebut. Untuk daya dukung lahan defisit antara 5000-10000 Ha Kecamatan Gebog mempunyai tingkat ketersediaan tenaga kerja pertanian 600.000 HOK. Kecamatan Mejobo surplus 1000.000 HOK, Kecamatan Bae surplus 500.000 HOK, Kecamatan Jati surplus 2.000.000 HOK. Untuk Kecamatan Kota, tenaga kerja pertanian defisit 50.000 HOK. Sedangkan pada kecamatan Jekulo, status tenaga kerja pertanian pada Kecamatan Jekulo yang defisit 600.000 HOK. Untuk kecamatan Kaliwungu dengan status daya dukung lahannya defisit lebih dari 10000 ha, status tenaga kerja defisit pada musim tanam. Sehingga asumsi status ketersediaan tenaga kerja pertanian yang defisit akan mempengaruhi daya dukung lahan dapat dilihat pada kecamatan ini. Untuk Kecamatan Undaan, dengan status daya dukung lahan defisit kurang dari 5000 ha, status tenaga kerja pertanian adalah surplus 3.500.000 HOK. Secara umum dapat dikatakan bahwa Daya dukung lahan yang defisit, juga menyebabkan ketersediaan tenaga kerja yang yang defisit, atau sebaliknya defisit tenaga kerja pertanian akan menyebabkan berkurangnya produksi biohayati sehingga daya dukung lahan meskipun tidak secara linier. Daya dukung lahan pada kecamatan dengan status daya dukung lahan yang defisit tetapi dengan ketersediaan tenaga kerja pertanian yang surplus masih dapat ditingkatkan dengan meningkatkan curahan tenaga kerja pertanian, instensifikasi pertanian, diversifikasi pertanian secara horisontal dengan rotasi tanaman, tanaman tumpangsari serta penggunaan tanaman sela.
70
Bila dilihat pada daerah tengah (Kecamatan Gebog, Jekulo, Mejobo, Bae, Kota, dan Jati) dengan topografi menengah pada wilayah ini, umumnya mempunyai pola irigasi tadah hujan serta setengah teknis, sehingga ketersediaan air merupakan faktor pembatas, sehingga dapat dikatakan daya dukung lahan
sudah maksimal pada
wilayah tersebut dan tidak dapat ditingkatkan dengan penambahan input tenaga kerja pertanian. Pada kondisi demikian, pemilihan komoditas tebu banyak dilakukan mengingat kebutuhan akan air tidak terlalu tinggi serta kebutuhan akan tenaga kerja pertanian juga tidak terlalu banyak, sehingga lahan tetap dapat diusahakan. Artinya ketersediaan tenaga kerja pertanian memang tidak terserap oleh lahan. Berbeda dengan daerah Utara (Kecamatan Dawe), dengan kondisi topografi yang beragam, dan komoditas yang beragam pula, maka ketersediaan tenaga kerja akan meningkatkan daya dukung lahan di wilayah tersebut. Untuk daerah utara (Kecamatan Undaan), dengan pola irigasi teknis, dan jenis tanah aluvial yangs sesuai untuk tanaman padi, ketersediaan tenaga kerja, ternyata tidak mempengaruhi status daya dukung lahan. Komoditas tanaman yang diusahakan relatif sedikit dibandingkan kecamatan lain, sehingga daya dukung lahan defisit. Dari ulasan sebelumnya dapat disimpulkan hubungan antara daya dukung lahan dengan tenaga kerja pertanian, dapat dikatakan bahwa secara tidak langsung ketersediaan tenaga kerja pertanian meningkatkan daya dukung lahan. Dari hasil penelitian hubungan ini tidak linier, artinya ada kemungkinan variabel pengamatan lain yang belum diamati dalam penelitian yang berperan dalam menjelaskan hubungan antara status daya dukung lahan dan tenaga kerja pertanian. Hal ini menjadi bahan penelitian yang menarik untuk melihat fakror-faktor yang mempengaruhi daya dukung lahan selain tenaga kerja pada penelitian-penelitian selanjutnya mengenai daya dukung lahan berdasarkan produksi biohayati. 6.3. Basis Ekonomi Untuk mengetahui potensi aktivitas ekonomi yang merupakan indikasi sektor basis dan bukan basis dipergunakan metode LQ (Location Quetional). Konsep basis ekonomi teruatama dipengaruhi oleh pemilikan masa depan terhadap pembangunan daerah. Teori basis ekonomi beranggapan bahwa permintaan terhadap input hanya
71
dapat meningkat melalui permintaan terhadap output yang diproduksi oleh sektor basis (ekspor) dan sektor non basis (lokal). Permintaan terhadap produksi sektor lokal hanya dapat meningkat bila pendapatan lokal meningkat. Tetapi peningkatan pendapatan ini hanya terjadi bila sektor basis (ekspor) meningkat. Oleh karena itu menurut teori basis ekonomi, ekspor daerah merupakan faktor penentu dalam pembangunan ekonomi. Locational Quetional dihitung berdasarkan PDRB sektor di kecamatan dan dibandingkan dengan PDRB sektor tersebut di tingkat kabupaten. Apabila nilai LQ > 1, maka dapat dikatakan sektor tersebut merupakan sektor basis di kecamatan tersebut. Dari hasil perhitungan LQ dengan menggunakan data PDRB Kabupaten Kudus tahun 2008 di 9 sektor, dapat diketahui bahwa Kecamatan Undaan, Mejobo, Jekulo, Gebog dan Dawe merupakan wilayah basis pertanian.
Dimana nilai LQ >1.
Selengkapnya dapat dilihat di Lampiran. Gambar 34 memperlihatkan sektor-sektor basis masing-masing kecamatan di Kabupaten Kudus secara ruang. Pada daerah pengamatan, sektor basis pertanian terdapat didaerah Utara (Kecamatan Gebog, Dawe), daerah tengah (Kecamatan Jekulo, Mejobo) serta daerah selatan (Kecamatan Undaan). Bila diamati kondisi topografi di Kabupaten Kudus, dapat dibagi menjadi 3 daerah utara dengan ketinggian diatas 150 m dpl, daerah tengah dengan ketinggian diatas 100 m dpl dan daerah selatan dibawah ketinggian 50 m dpl (Kudus Dalam Angka, 2009). Pusat pelayanan di Kecamatan Kota (daerah tengah) menarik wilayahwilayah sekitarnya untuk menjadi wilayah pusat-pusat pelayanan pula, sektor industri pengolahan lebih mudah berkembang di kecamatan sekitar Kecamatan Kota. Seperti Kecamatan Jati, Bae, serta Kecamatan Kaliwungu. Pengembangan kecamatan kota sebagai pusat pelayanan dan permukiman, akan mengambil wilayah di sekitar kecamatan kota. Dari Tabel 11 di lampiran 1 dapat diketahui bahwa kecamatan dengan sektor basis industri pengolahan adalah Kecamatan Kota, Kaliwungu, Jekulo, Bae dan Gebog. Hanya Kecamatan Gebog yang terletak di kudus bagian utara, sedangkan
kecamatan lainnya terdapat di Kudus bagian tengah. Daerah basis
pertanian berkembang karena kondisi topografi yang sesuai, dan secara ekonomi
72
berperan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Daerah pertanian yang berbatasan langsung dengan pusat industri dan pemukiman mempunyai beberapa konsekuensi. Konsekuensi pertama adalah meningkatnya nilai lahan menyebabkan alihfungsi lahan terus terjadi, sehingga dikhawatirkan lahan untuk pertanian terus menurun. Konsekuensi kedua adalah meningkatnya ekonomi di wilayah tersebut juga akan meningkatkan daya beli masyarakat serta meningkatkan harga komoditas pertanian, dan akan meningkatkan pendapatan sektor pertanian di wilayah tersebut. Pengembangan
wilayah
yang
baik
akan
mempertimbangkan
konsekuensi-
konsekuensi tersebut sehingga dapat meminimalkan pengaruh dari berkurangnya lahan pertanian dengan meningkatkan nilai tambah bagi sektor pertanian, sehingga secara umum dapat meningkatkan pendapatan wilayah. Daerah utara, secara topografis, memang sesuai untuk daerah pertanian lahan kering, sehingga Kecamatan Dawe dan Gebog merupakan daerah basis tanaman lahan kering termasuk tanaman tebu. Sementara itu daerah tengah, (Kecamatan Kaliwungu, Mejobo dan Jekulo) merupakan daerah dengan irigasi setengah teknis, dan banyak diusahakan untuk tanaman padi pada saat ketersediaan air memenuhi, serta tanaman tebu. Sementara itu Kecamatan Undaan (daerah selatan) dengan kondisi topografi landai, dan berpengairan teknis, merupakan daerah pertanian dengan komoditas utama beras. Kelima kecamatan tersebut merupakan basis sektor pertanian yang mampu mengekspor hasil sumberdaya pertanian ke kecamatan lainnya. Bila dilihat dari kelima kecamatan tersebut, yang terjadi adalah Kecamatan Jekulo, dengan pertanian sebagai sektor basis tetapi tenaga kerja pertanian di kecamatan ini dalam tahun 2008 secara akumulatif mengalami defisit. Dilihat dari sektor basis lainnya di Kecamatan Jekulo terlihat bahwa sektor penggalian, industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih juga merupakan sektor basis di kecamatan ini. Sektor industri pengolahan yang memberikan kepastian pendapatan, dengan jumlah jam kerja pertahun yang jelas, berhasil menarik tenaga kerja yang mempunyai pendidikan lebih baik, untuk masuk di sektor Industri Pengolahan. Sehingga meskipun lahan pertanian
73
relatif tersedia, tetapi tenaga kerja pertanian secara akumulatif mengalami kekurangan/defisit.
Gambar 42 Peta Locational Quotien dan Shift Share Analisys Kabupaten Kudus Tahun 2008.
Kecamatan Kota, karena lahan pertanian memang kecil dan di kecamatan ini pertanian merupakan sektor non basis maka wajar jika kekurangan tenaga kerja pertanian secara akumulatif selama setahun terjadi. Pilihan pekerjaan yang lebih banyak, serta minat masyarakat yang rendah di sektor ini menyebabkan tenaga kerja pertanian harus didatangkan dari kecamatan lain. Pemakaian traktor tangan, mesin perontok serta operatornya memang didatangkan dari kecamatan lainnya. 6.4. SSA (Shift Share Analysis) SSA merupakan teknik untuk menganalisis perubahan dalam struktur ekonomi dalam dua titik waktu. SSA dapat melihat sektor yang mempunyai keunggulan kompetitif dan tumbuh lebih cepat dari rata-rata wilayah. Dari hasil perhitungan data PDRB per sektor tahun 2004 dan tahun 2008, dapat diketahui bahwa sektor pertanian mengalami pertumbuhan secara aktual di Kecamatan Mejobo. Hal ini dapat dilihat
74
dari nilai differential shift nya yang positif. Nilai differential shift yaitu nilai yang menggambarkan perbedaan antara pertumbuhan sektor pertanian di Kecamatan Mejobo, dibandingkan dengan pertumbuhan sektor pertanian Kabupaten Kudus. Dari nilai LQ diketahui bahwa sektor basis pertanian berada di Kecamatan Jekulo, Mejobo, Dawe, Gebog dan Undaan, tetapi ternyata dalam rentang tahun antara 2004 dan 2008, yang menunjukkan keunggulan kompetitif hanya di Kecamatan Mejobo. Meskipun 4 kecamatan lain juga menunjukkan pertumbuhan yang positif dari PDRB sektor pertanian, namun nilai differential shiftnya negatif sehingga petumbuhan tidak disebabkan oleh kondisi internal di kecamatan tersebut tetapi lebih banyak dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB kabupaten sektor pertanian. Perhitungan SSA di masing-masing kecamatan dapat dilihat selengkapnya di tabel 12 lampiran 2. 6.5. Tingkat Perkembangan Wilayah Untuk melihat tingkat perkembangan wilayah dipergunakan skalogram. Dari data podes Kabupaten Kudus 2008 dihitung Indeks Pembangunan Desa yang menggambarkan jumlah dan jenis fasilitas umum dan industri. Semakin tinggi nilai IPD maka desa tersebut berhierarki lebih tinggi. Wilayah dengan hierarki lebih tinggi
Gambar 43 Peta Hierarki Kecamatan di Kabupaten Kudus.
75
Gambar 44 Hierarki Wilayah Desa Kabupaten Kudus Tahun 2008.
dapat dikatakan merupakan wilayah yang lebih maju, lebih berkembang infrastruktur serta sarana dan prasarana yang ada di wilayah tersebut di banding wilayah lainnya. Disamping Indeks pembangunan Desa, juga dihitung Indeks Pembangunan Kecamatan. Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa wilayah dengan Hierarki I adalah Kecamatan Kota. Hierarki II adalah Kecamatan Bae dan Jati, sedangkan kecamatan dengan Hierarki III adalah Dawe, Gebog, Jekulo, Kaliwungu, Mejobo dan Undaan. Dari Gambar 35 dan 36 dapat diketahui, Kecamatan Kota yang merupakan Kecamatan dengan Hierarki I. Dalam teori lokasi hierarki yang lebih tinggi merupakan lokasi pusat dalam melayani wilayah yang berhierarki lebih rendah. Sarana dan prasarana yang ada di hierarki I ini lebih baik dan merupakan pusat dalam aktifitas ekonomi di wilayah pengamatanUntuk mencapai tingkat perkembangan yang tinggi seringkali suatu wilayah memacu pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana dengan tujuan meningkatkan perekonomian dan meningkatkan PDRB serta
76
pendapatan daerah.
Seringkali pembangunan ini tidak mempertimbangkan daya
dukung wilayah tersebut, dan pada akhirnya pembangunan menjadi tidak berkelanjutan. Hubungan
mengenai
tingkat
perkembangan
wilayah
dengan
status
ketersediaan tenaga kerja pertanian dan status daya dukung lahan terhadap pendapatan sektor pertanian serta pengembangan wilayah akan dibahas pada bab selanjutnya.
VII. HUBUNGAN ANTARA VARIABEL PENGAMATAN DENGAN PENDAPATAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH 7.1. Hubungan Antara Tingkat Ketersediaan Tenaga Kerja Pertanian, Daya Dukung Lahan dan Hierarki terhadap Pendapatan Wilayah Sektor Pertanian di Kabupaten Kudus. Untuk melihat pengaruh ketersediaan tenaga kerja di suatu wilayah kabupaten serta mengetahui pengaruh Daya Dukung Lahan dan Hierarki Wilayah terhadap pendapatan sektor pertanian di wilayah tertentu, juga digunakan analisis kuantifikasi Hayasi I disajikan pada Tabel 9. Untuk pendapatan wilayah digunakan data PDRB Sektor Pertanian Per Kecamatan tahun 2008. Tabel 9 Hasil Analisis Kuantifikasi Hayasi I untuk melihat hubungan antara PDRB Pertanian Kecamatan tingkat Ketersediaan Tenaga Kerja Pertanian, Daya Dukung Lahan dan Hierarki Wilayah Kategori
Variabel Ketersediaan Tenaga kerja Daya Dukung Lahan Hierarki Wilayah
Konstanta R2
Skor kategori
Rentang
Korelasi Parsial
1 2
Defisit Tersedia
2116.780029 -604.794189
2772
0.022059
1 2 1 2 3 7,4150 0,3062
Defisit Tersedia Hierarki I Hierarki II Hierarki III
-3018.8322520 24150.66015 -68892.14838 -4181.300781 16287.203125
27169
0.189309
85179
0.450979
Batas r kritis dari hasil perhitungan adalah 0,569 sehingga diketahui bahwa untuk variabel tujuan pendapatan wilayah sektor pertanian, ketiga variabel baik ketersediaan tenaga kerja pertanian, daya dukung lahan maupun hierarki wilayah tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap pendapatan wilayah sektor pertanian; dalam hal ini PDRB sektor pertanian tiap kecamatan. Namun dari skor kategorikal dapat diketahui bahwa kondisi defisit pada tenaga kerja pertanian justru memberikan skor kategori positif terhadap PDRB sektor
78
pertanian. Artinya kekurangan tenaga kerja pertanian pada suatu wilayah memberikan tambahan pada PDRB kecamatan, karena menarik tenaga kerja dari luar kecamatan ke kecamatan yang mengalami defisit tenaga kerja tersebut. Secara umum, daerah dengan status tenaga kerja pertanian yang defisit, merupakan gambaran banyaknya preferensi pekerjaan di luar pertanian, serta tingkat perkembangan wilayah yang lebih tinggi, sehingga pendapatan wilayahnya relatif tinggi, dan pendapatan sektor pertanian juga baik. Pengelolaan usahatani dilakukan lebih intensif, sehingga pendapatan sektor ini lebih tinggi. Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa wilayah yang berstatus surplus Daya Dukung Lahannya memberikan skor kategorikal positif terhadap PDRB sektor pertanian. Artinya, daya dukung lahan secara umum mendukung usahatani. Daya dukung lahan yang rendah, juga memberikan PDRB sektor pertanian yang rendah pula. Untuk itulah perencanaan pembangunan yang dilakukan harus memperhatikan daya dukung lahan, karena daya dukung lahan dapat mempengaruhi pendapatan sektor pertanian dalam jangka panjang. Perencanaan pembangunan pertanian dengan tidak memperhatikan Daya Dukung Lahan, mungkin saja memberikan pendapatan sektor yang tinggi saat ini, namun terganggunya lingkungan serta terlampauinya daya dukung lahan pada akhirnya akan menurunkan kualitas lingkungan dan menurunkan pendapatan sektor pertanian. Untuk melihat hubungan antara hierarki wilayah dengan pendapatan sektor pertanian, dapat diketahui bahwa hierarki wilayah III menunjukkan skor kategorikal yang positif. Wilayah dengan hierarki III, umumnya masih berupa wilayah pertanian, sehingga pendapatan sektor pertanian di wilayah ini meningkat. Perencanaan pengembangan wilayah yang baik, diharapkan dapat memadukan antara kepentingan pembangunan sarana, prasarana dan infrasrtuktur dengan meminimalkan konversi lahan pertanian produktif, sehingga pendapatan sektor pertanian tidak terus menurun. Peranan sektor pertanian dalam meningkatkan daya dukung lahan serta penyedia pangan, menjadi pertimbangan yang harus diperhitungkan dengan baik.
79
7.2. Ketersediaan Tenaga Kerja, Daya Dukung dan Hubungannya dengan Pengembangan Wilayah.
Wilayah, Hierarki
Wilayah pertanian di Kabupaten Kudus sebagaiman tertuang dalam RTRW Kabupaten Kudus yang berlaku tahun 2003 -2012 dan tercantum dalam RPJMD yang termasuk kawasan Budidaya adalah : 1. Kawasan Pertanian Lahan Basah
: Kec.Undaan dan sebagian Kec. Jekulo, Kec. Mejobo dan Kec. Kaliwungu.
2. Kawasan Pertanian Lahan kering
: Sebagian Kec. Gebog, Kec. Dawe dan Kec. Jekulo.
3. Kawasan Perkebunan Rakyat
: Sebagian Kec. Gebog dan Dawe
4. Kawasan Hutan Produksi
: Gondoharum Kecamatan Jekulo dan Desa Wonosoco Kec. Undaan.
5. Kawasan peternakan dan perikanan
: Tersebar di semua wilayah kecamatan, kecuali Kecamatan Kota.
PETA KAWASAN BUDIDAYA U DES A RAHTAWU
0
1
2
3 KM
DES A COLO
DESA JAPAN DES A TERNADI
KABUPATEN PATI
DES A KUWUKAN
DESA DUKUHWARINGIN
DESA KAJAR
Pertanian Lahan Basah
DESA SOCO
KABUPATEN JEPARA
DESA TERGO
DES A MENAWAN
Pertanian Lahan Kering
DES A CR ANGGANG
DESA GLAGAH KULON DESA PUYOH
Kawasan Perkebunan Rakyat DES A LAU
DESA GONDOSARI
KECAMATAN DAWE DESA S AM IR EJO
KECAMATAN GEBOG
Kawasan Hutan Produksi
DESA P IJI DES A KANDANGMAS K . Pelang
DES A KEDUNGSARI
DES A CENDONO
DESA JUR ANG
K . Jatipasekan
Kawasan Permukiman
DESA MARGOREJO
. Tu
DESA REJOS ARI
K . Bacin
K .S
erep
DES A BESITO K
nggul
K .G
ajah
K . Dombo
DES A PADURENAN
o
DES A GETASRABI K . N geto
DES A KARANGMALANG
DESA BAE
DESA KARANGBENER
K . Sa
laman
mbak K . Ta
DESA KARANGAM PEL
K .S
D ESA KA LIPITU
DES A GONDOHARUM
. Lusi
DES A PLADEN K . Mrisen
K ELUR AHAN M LA TI KIDUL
DES A MEGAWON DESA GETAS PEJATEN
DESA JATI KULON
DES A JEKULO
K ELUR AHAN M LA TINO RO WITO
K ELUR AHAN WER GU WETAN
DESA P LOSO
DESA JEP ANGP AKIS
DES A GOLANTEPUS
DES A SIDOMULYO
DES A BULUNG KULON
KECAMATAN MEJOBO DESA MEJOBO
K . Po cenu
DESA LORAM WETAN
DES A JATI WETAN
DES A SADANG DES A KESAMBI DESA JOJO
DES A GULANG
KECAMATAN JATI
DES A BULUNGCANGKRING
DES A HADIWARNO
DES A JEPANG DESA LORAM KULON
Kawasan Campuran (Perumahan, Perkantoran, Perdagangan dan Jasa)
bing
K
DES A TENGGELES
DESA NGEM BAL KULON
K . Blim
h Bawa
D ESA M LA TI LOR
K ELUR AHAN WER GU K ULON
DESA P AS UR UHAN KIDUL
DES A PASURUHAN LOR
. Beji
lan
D ESA D EMA NGAN
KECAMATAN JEKULO
DES A TUMP ANGKRASAK
D ESA D ESA K RA MAT N GAN GUK
K ELUR AHAN PANJUNAN
DES A KLALING
D ESA B ARO NGAN
KECAMATAN KOTA K ELUR AHAN SUNG GIN GAN
DES A HADIPOLO
DESA NGEMB ALR EJO
D ESA G LA NTEN GAN
D ESA LAN GG AR DALEM D ESA DEMAAN
K ELUR AH AN PUR WOSARI
DESA DERS ALAM
D ESA RENDENG
K
. Wu
D ESA BU RIKAN
D ESA K AU MAN D ESA K ERJASAN
bungan
D ESA K AJEK SAN
D ESA D AMA RAN
DESA P RAMB ATAN KIDUL
D ESA JA NG GALAN
Kawasan Campuran
eger
DESA TERBAN K . Biji
D ESA KR ANDON
DESA P EDAWANG
DESA P RAMB ATAN LOR
DESA GAR UNG KIDUL
K . Piji
K
Kawasan Pariwisata
K . Pasekan
K . S rabi
DESA B AC IN
DESA B AKALAN KRAP YAK
DESA GARUNG LOR
DESA KEDUNGDOWO
KECAMATAN KALIWUNGU
DES A SETR OKALANGAN
K . Madat
DESA TANJUNGREJO
D ESA SING OC ANDI
DES A MIJEN DES A BANGET
K . Plum
gotuo K . Jo
DESA P ANJANG
DES A GR IBIG
K . Ba
nget
Sindo
K . Tu
K.
g
Tumpan
nggul
DESA P UR WOREJO
DESA P EGANJARAN
K . Logung
DES A GONDANGM ANIS
Gelis K.
K . Jember
DES A GAMONG DES A BLIM BING KIDUL
Kawasan Peruntukan Industri Non Polutan
DES A HONGGOSOCO
D awe
Kawasan Peruntukan Industri
K.
KECAMATAN BAE K.
DES A KLUMPIT
K . S etro
. Domb
K . Ked ungmas
K
DES A KALIWUNGU
K . Kreteg waru
DES A PAPR INGAN
DES A SIDOREKSO
K . K ajar
Kawasan Pertambangan
o gongg K
DES A PAYAMAN DESA TANJUNGKARANG
. Silu
DES A KIRIG
Barat K . Piji
KABUPATEN PATI K . Logung
DESA NGEMP LAK
K . Piji
DES A JETISKAPUAN
KABUPATEN DEMAK
Timur
K . Praholo
DESA TEMULUS
K . Silu
gonggo
DESA WATES
K . Juwana
DES A UNDAAN LOR
K. K.
Juwana
Ta nipa
DES A KARANGROWO
DES A UNDAAN TENGAH DES A LARIKREJO
KABUPATEN KUDUS
PROP. JAWA TENGAH
K
. Pa
tusan
KECAMATAN KOTA KECAMATAN UNDAAN K . Wulan
DES A UNDAAN KIDUL K . Pa
tusan
K.
Ga
tet
DESA SAMBUNG
DESA SINGOCANDI DESA TERANGMAS DES A MEDINI
Iriga
si Jratun
DES A GLAGAHWARU K .Juwana
DESA KRANDON a
DESA KALIPITU
K
. Juwan
DES A KALIREJO
DES A KUTUK
DESA KAJEKSAN
DESA DAMARAN
K . Serang
KABUPATEN PATI
DESA BURIKAN
KECAMATAN KOTA
DESA KAUMAN DESA KERJASAN
DES A LAMB ANGAN
DESA RENDENG
DESA GLANTENGAN DESA BARONGAN
DESA LANGGARDALEM DESA DEMAAN DESA JANGGALAN
DESA KRAMAT
DESA DEMANGAN
DESA NGANGUK
DESA MLATI LOR
KELURAHAN PURWOSARI KELURAHAN SUNGGINGAN
KELURAHAN PANJUNAN
KELURAHAN WERGU KULON
KELURAHAN MLATINOROWITO
KELURAHAN MLATI KIDUL
KABUPATEN GROBOGAN
KELURAHAN WERGU WETAN DESA WONOS OCO
Gambar 45 Peta Kawasan Budidaya RTRW Kabupaten Kudus 2002-2011 ( Sumber : Bappeda Kabupaten Kudus)
80
Sedangkan untuk kawasan lindung, sebagai kawasan penyangga di kabupaten ini adalah Kawasan Lindung yaitu kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Pembagian Kawasan Lindung tersebut adalah sebagai berikut 1. Kawasan yang melindungi kawasan bawahannya, adalah kawasan yang berfungsi memberikan perlindungan terhadap kawasan yang ada di bawahnya. Daerah dengan kemiringan lereng diatas 40%, akan ditetapkan sebagai Kawasan Hutan Lindung. Kawasan desanya meliputi : Desa Rahtawu dan Desa Menawan di Kecamatan Gebog, Desa Ternadi , Desa Kajar , Desa Colo , Desa Japan di Kecamatan Dawe. 2. Kawasan perlindungan setempat, adalah kawasan yang berfungsi memberikan perlindungan terhadap daerah setempat yang meliputi : Kawasan Sempadan Sungai
: Sungai Gelis, Sungai Piji, Sungai Logung, Sungai Wulan, dan Sungai Juana
Kawasan Sekitar Mata Air
: Mata Air di Kecamatan Gebog dan Dawe
Kawasan Sekitar Waduk
: Desa
Kandangmas,
Kecamatan
Dawe
3. Kawasan Cagar Budaya, adalah kawasan yang berfungsi untuk pelestarian peninggalan purbakala, budaya dan sejarah, yang terdapat di daerah kawasan sekitar Makam Sunan Muria Desa Colo di Kecamatan Dawe dan sekitar Makam Sunan Kudus Desa Kauman di Kecamatan Kota. 4. Kawasan Rawan Bencana Alam, adalah kawasan yang berfungsi memberikan perlindungan dan pengendalian terhadap terjadinya bencana alam. Kawasan ini terdiri dari 2 jenis bencana yaitu : Bencana alam tanah longsor, yang terdapat di Desa Rahtawu, Desa Menawan di Kec. Gebog dan Desa Terban di Kec. Jekulo. Bencana Alam Banjir yang terdapat di selatan,
Mejobo
Kaliwungu Selatan.
bagian
Selatan,
Kecamatan Undaan, Jekulo bagian Jati
Bagian
Selatan
dan
81
PETA KAWASAN LINDUNG
DES A RAHTAWU
DES A COLO
DESA JAPAN DES A TERNADI
KABUPATEN PATI
DES A KUWUKAN
DESA DUKUHWARINGIN
DESA KAJAR
DESA SOCO
U
KABUPATEN JEPARA
DESA TERGO
DES A MENAWAN
SKALA 1 : 50.000
DES A CR ANGGANG
DESA GLAGAH KULON DESA PUYOH
0
1
2
3 KM DES A LAU
DESA GONDOSARI
Batas Kabupaten
KECAMATAN DAWE DESA S AM IR EJO
KECAMATAN GEBOG
DESA P IJI DES A KANDANGMAS K . Pelang
DES A KEDUNGSARI
DES A CENDONO
DESA JUR ANG
K . Jatipasekan
Batas Kecamatan DESA MARGOREJO
K .S
nggul
DESA REJOS ARI
K . Bacin
Tu
erep
DES A BESITO K.
K .G
K . Dombo
ajah
DES A PADURENAN
Jalan
o
DES A GETASRABI K . N geto
DESA BAE
DESA P ANJANG
DESA KARANGBENER
K . Sa
laman
mbak K . Ta
DESA TANJUNGREJO DESA B AC IN
K .S
DES A GONDOHARUM
bing
. Lusi
DES A JEKULO
K . Blim
K
DES A PLADEN K . Mrisen
K ELUR AHAN WER GU K ULON
DES A TENGGELES
DESA NGEM BAL KULON K ELUR AHAN M LA TINO RO WITO
K ELUR AHAN M LA TI KIDUL K ELUR AHAN WER GU WETAN
DES A MEGAWON
DESA P AS UR UHAN KIDUL DESA GETAS PEJATEN
DESA JATI KULON
KECAMATAN JEKULO
DES A TUMP ANGKRASAK D ESA N GAN GUK
D ESA M LA TI LOR
bungan
h
Bawa
K ELUR AHAN PANJUNAN
DESA P LOSO DES A PASURUHAN LOR
. Beji
lan
D ESA K RA MAT
D ESA D EMA NGAN
K ELUR AHAN SUNG GIN GAN
DES A KLALING
D ESA B ARO NGAN
KECAMATAN KOTA
Kawasan Sekitar Mata Air
DES A HADIPOLO
DESA NGEMB ALR EJO
D ESA G LA NTEN GAN
D ESA DEMAAN
D ESA JA NG GALAN
K ELUR AH AN PUR WOSARI
DESA DERS ALAM
D ESA RENDENG
K
. Wu
D ESA BU RIKAN
D ESA K AU MAN D ESA K ERJASAN
Kawasan Sekitar Waduk
DESA JEP ANGP AKIS
K . Piji
K
D ESA K AJEK SAN
D ESA D AMA RAN
DESA P RAMB ATAN KIDUL
D ESA LAN GG AR DALEM
DES A GOLANTEPUS
DES A SIDOMULYO
DES A BULUNG KULON
KECAMATAN MEJOBO
DES A BULUNGCANGKRING
DES A HADIWARNO
DESA LORAM WETAN
DESA MEJOBO
K . Po cenu
DES A JEPANG DESA LORAM KULON DES A JATI WETAN
DES A SADANG DES A KESAMBI DESA JOJO
DES A GULANG
KECAMATAN JATI
Kawasan Cagar Budaya
eger
DESA TERBAN K . Biji D ESA KA LIPITU
D ESA KR ANDON
DESA P EDAWANG
DESA P RAMB ATAN LOR
DESA GAR UNG KIDUL
DES A SETR OKALANGAN
K . Pasekan
K . S rabi
D ESA SING OC ANDI
DESA B AKALAN KRAP YAK
DESA GARUNG LOR
K . Madat
K . Ba
DES A GR IBIG DESA KARANGAM PEL
DES A MIJEN
DESA KEDUNGDOWO
KECAMATAN KALIWUNGU
K . Plum
gotuo K . Jo
Sindo
nget
K.
ng Tumpa
nggul
K.
K . Tu
DES A GONDANGM ANIS
Gelis
DESA P UR WOREJO
DESA P EGANJARAN
Dawe
K . Jember
DES A BANGET
Kawasan Sempadan Sungai
DES A HONGGOSOCO
K . Logung
KECAMATAN BAE K.
K.
DES A GAMONG DES A BLIM BING KIDUL
Kawasan Hutan Lindung
K . K ajar
DES A KARANGMALANG
DES A KLUMPIT
K . S etro
. Domb
K . Ked ungmas
K
DES A KALIWUNGU
K . Kreteg waru
DES A PAPR INGAN
DES A SIDOREKSO
Sungai
K
DES A PAYAMAN DESA TANJUNGKARANG
. Silu
o gongg
DES A KIRIG
Barat K . Piji K . Silu
Kawasan Rawan Banjir
KABUPATEN PATI K . Logung
DESA NGEMP LAK
K . Piji
DES A JETISKAPUAN
KABUPATEN DEMAK
Timur
K . Praholo
DESA TEMULUS
Kawasan Rawan Longsor
gonggo
DESA WATES
K . Juwana
DES A UNDAAN LOR
K. K.
Juwana
Ta nipa
DES A KARANGROWO
DES A UNDAAN TENGAH DES A LARIKREJO
KABUPATEN KUDUS K
. Pa
tusan
KECAMATAN KOTA KECAMATAN UNDAAN K . Wulan
DES A UNDAAN KIDUL K . Pa
tusan
DESA SAMBUNG
K.
Ga
tet
PROP. JAWA TENGAH
DESA SINGOCANDI
DESA TERANGMAS DES A MEDINI
Iriga
si Jratun
DES A GLAGAHWARU
K .Juwana
DESA KALIPITU
DESA KRANDON na
K
. Juwa
DES A KALIREJO
DES A KUTUK
DESA KAJEKSAN
DESA DAMARAN
K . Serang
KABUPATEN PATI
DESA BURIKAN
KECAMATAN KOTA
DESA KAUMAN DESA KERJASAN
DES A LAMB ANGAN
DESA RENDENG
DESA GLANTENGAN DESA BARONGAN
DESA LANGGARDALEM DESA DEMAAN DESA JANGGALAN
DESA KRAMAT
DESA DEMANGAN
DESA NGANGUK
DESA MLATI LOR
KELURAHAN PURWOSARI KELURAHAN SUNGGINGAN
KELURAHAN PANJUNAN
KELURAHAN WERGU KULON
KELURAHAN MLATINOROWITO
KELURAHAN MLATI KIDUL
KABUPATEN GROBOGAN
KELURAHAN WERGU WETAN DESA WONOS OCO
Gambar 46 Peta Kawasan Lindung RTRW Kabupaten 2002-2011 (Sumber : Bappeda Kabupaten Kudus).
Bila diamati antara perbandingan antara penggunaan lahan serta dokumen RTRW yang ada, dapat diketahui bahwa jumlah penggunaan lahan untuk hutan seluas 1021.51 ha atau 2.4% dari luas Kabupaten Kudus, yang di RTRW disebut sebagai kawasan untuk perlindungan dibawahnya dengan kemiringan lereng lebih dari 40%, jumlahnya sangat sedikit sehingga apabila terjadi curah hujan yang sedikit lebih tinggi dari normal rawan untuk menimbulkan bencana banjir. Dapat dikatakan bahwa Daya Dukung Lingkungan sudah terganggu. Dari perhitungan Daya Dukung Lahan juga diketahui bahwa secara umum Daya Dukung Lahan di Kabupaten Kudus adalah Defisit. Artinya jumlah kebutuhan lahan lebih besar dari ketersediaan lahan yang ada. Meskipun dari hasil analisis sebaran tenaga kerja pertanian pada daerah berbasis pertanian hanya Kecamatan Jekulo serta Kecamatan Kaliwungu yang mengalami defisit tenaga kerja, namun dalam jangka panjang dengan bertambahnya preferensi dalam memilih pekerjaan, seiring
dengan perbaikan sarana dan prasarana di
Kabupaten Kudus dan peningkatan industrialisasi, keberadaan tenaga kerja pertanian perlu menjadi perhatian dalam meningkatkan
daya dukung lahan di Kabupaten
82
Kudus. Dengan ketersediaan tenaga kerja yang seperti sekarang pun, hanya satu kecamatan yaitu Kecamatan Dawe yang mengalami surplus Daya Dukung Lahan. Berkembangnya jumlah penduduk, pemanfaatan lahan untuk permukiman, sarana dan prasarana serta infrasturkur akan meningkatkan kebutuhan akan lahan, sehingga alihfungsi lahan tidak dapat dihindari. Perencanaan yang baik akan meminimalkan penggunaan lahan pertanian produktif untuk memenuhi kebutuhan lahan tersebut. Dengan tetap mempertahankan lahan pertanian produktif, diharapkan Daya Dukung Lahan dapat terjaga. Peran sektor pertanian sebagimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah “Sebagai penyedia pangan”. Dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk yang sebagian besar masih menggantungkan pada konsumsi beras sebagai sumber karbohidrat menyebabkan tingginya tekanan terhadap peningkatan produksi padi. Peningkatan produksi pangan itu sendiri ditentukan oleh intensifikasi, ekstensifikasi dan ketersediaan lahan. Secara umum lahan
pertanian
produktif
mengalami
penyusutan
sebagai
konsekuensi
berkembangnya aktivitas sektor perekonomian yang menuntut ketersediaan lahan dan infrastruktur yang memadai. Konflik antar sektor ekonomi atas penggunaan lahan masih terus berlangsung seiring dengan pelaksanaan pembangunan. Fenomena ini kebanyakan menempatkan sektor pertanian pada posisi yang relatif kurang menguntungkan, sehingga akan menyebabkan pengalihan penggunaan lahan pertanian menjadi non pertanian. Sedangkan isu strategis yang tertuang dalam RPJMD yang menyangkut sektor pertanian adalah sebagai berikut : Petani sebagai salah satu komponen penting yang harus diperhatikan dan harus diperhatikan dan diberdayakan agar diperoleh hasil yang maksimal. Upaya permberdayaan petani mulai terlihat dari paradigma baru program pertanian, bukan hal yang mudah untuk dilakukan, akan tetapi merupakan suatu hal yang sudah selayaknya untuk dilakukan peningkatan kesejahteraan masyarakat petani. Pemerdayaan petani meliputi akses sumber daya (lahan, hutan) modernisasi pertanian (teknologi, sumber daya manusia), sistem usaha pertanian (pertanian, industri, kelembagaan), pembiayaan pertanian (kegiatan pemerintah), pengembangan
83
lembaga keuangan pedesaan (KUD) dan pembentukan model pemberdayaan petani (PUAP). Revitalisasi Pertanian merupakan salah misi yang tertuang dalam Arah Kebijakan Umum RPJMD tahun 2008-2013. Bersama sektor-sektor lainnya diharapkan sektor ini disamping sektor-sektor lainnya menciptakan pemerataan serta meningkatkan aktifitas ekonomi di Kabupaten Kudus. Oleh karena Kabupaten Kudus secara umum mempunyai sektor basis non pertanian (industri pengolahan) maka preferensi maupun minat untuk bekerja di sektor pertanian dikhawatirkan akan semakin menurun, dan akan menurunkan
ketersediaan pangan dan produksi
biohayati yang akan mempengaruhi daya dukung lahan di Kabupaten Kudus. Program
Peningkatan
kesejahteraan
petani,
sangat
diperlukan
untuk
menyeimbangkan perkembangan sektor lainnya. Didalam dokumen RPJMD program ini merupakan prioritas keempat dalam program perluasan kesempatan kerja, yang tertuang dalam kegiatan-kegiatan yang mencakup pengembangan agribisnis, pengembangan sarpras, revitalisasi pertanian, pembinaan, pelatihan, pemadasan jalan usaha tani, jaringan irigasi serta pengembangan tanaman. Pengembangan sektor pertanian dengan luasan wilayah hampir setengah dari wilayah Kabupaten Kudus juga memerlukan tantangan tersendiri.
Kegiatan
keproyekan yang dilakukan oleh Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan pada tahun 2008, sejumlah 3,5% dari total kegiatan keproyekan juga menjadi catatan tersendiri. Dengan tingkat pemasukan PDRB di sektor pertanian sejumlah 2,6% dari total PDRB Kabupaten Kudus, sepertinya harus lebih ditingkatkan untuk menggerakkan masyarakat agar bergiat di sektor pertanian. Meskipun bila dilihat dari prosentase inputnya sebenarnya lebih besar dari prosentase outputnya. Karena peran sektor pertanian dalam mendukung ketahanan pangan serta peranannya dalam mendukung daya dukung lahan, sudah selayaknya sektor ini mendapat lebih banyak subsidi yang bisa dirasakan langsung oleh petani, sekaligus merupakan insentif untuk penduduk yang mau bekerja langsung di sektor pertanian. Hal ini juga perlu dikuatkan dengan kebijakan pertanian makro pada pemerintah pusat, yang lebih menekankan perlunya menjaga keseimbangan pembangunan yang tidak hanya
84
mementingkan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga sekaligus mempertahankan daya dukung lahan, sehingga pembangunan berkelanjutan untuk beberapa generasi mendatang dapat dilaksanakan. Disamping itu pengamanan ketahanan pangan juga sekaligus dapat diraih. Untuk meningkatkan pendapatan usahatani pengaturan pola tanam yang tepat, dapat meningkatkan pendapatan. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa pola tanam padi-padi-tananam lain serta pola tanaman tahunan tebu, memberikan hasil yang signifikan terhadap pendapatan usahatani. Peningkatan pendapatan di sektor ini akan mengimbangi laju alihguna lahan, yang diperlukan untuk mengejar pertumbuhan ekonomi. Untuk masing-masing wilayah kecamatan yang merupakan wilayah pertanian sesuai dengan RTRW Kabupaten Kudus, maka dapat dibuat arahan pengembangan berdasarkan fakta penelitian yang sudah didapatkan untuk masing-masing kecamatan adalah sebagai berikut : 7.2.1. Kecamatan Undaan Sebagai kecamatan penghasil beras untuk Kabupaten Kudus, kecamatan ini mempunyai peranan penting dalam ketahanan pangan dan penyediaan pangan beras bagi Kabupaten Kudus. Sebagai basis pertanian, ternyata kecamatan ini mempunyai daya dukung lahan yang defisit, sedangkan tenaga kerja pertanian di kecamatan ini masih dalam kategori tersedia. Arahan pengembangan yang sesuai adalah : Diversifikasi pertanian, dengan melakukan tumpang sari, rotasi, pengusahaan mina tani serta dengan meningkatkan peternakan serta pengelolaan lahan terpadu untuk meningkatkan kualitas lingkungan serta meningkatkan daya dukung lahan, agar kualitas lahan di wilayah ini tetap terjaga sebagai daerah sentra beras di Kabupaten Kudus. Diversifikasi pertanian yang dimaksud adalah diversifikasi vertikal dengan mengoptimalkan penggunaan lahan yang ada untuk meningkatkan pendapatan petani dan meningkatkan daya dukung lahan. Untuk mempertahankan daya dukung lahan juga perlu memperhatikan daya dukung lahan di daerah penyangga, dan tidak hanya
85
diwilayah pengelolaan setempat. Pengelolaan dengan memperhatikan bioecoregional akan sangat mendukung keberlanjutan kawasan budidaya pertanian.
Tipe Penggunaan Lahan
Penggunaan Lahan Kecamatan Undaan Tegalan / Ladang
162.766 101.188
Sungai
6118.957
Permukiman
807.907 1.617 43.570
1
Lahan Terbuka Kebun Campur
1.971 3.588 0
1000
Saw ah Irigasi
Fasilitas Umum / Bangunan Belukar 2000
3000
4000
5000
6000
7000
Luas ( Ha )
Gambar 47 Luas Penggunaan Lahan di Kecamatan Undaan.
Gambar 48 Peta Penggunaan Lahan di Kecamatan Undaan.
86
7.2.2. Kecamatan Mejobo Penggunaan Lahan Kecamatan Mejobo
Tipe Penggunaan Lahan
Tegalan / Ladang
1
6.093 13.295 171.275 24.976 89.310
Sungai Saw ah Tebu Tadah Hujan
2485.107 764.217 104.973 3.394
Saw ah Tebu Irigasi Setengah Teknis Saw ah Tadah Hujan Saw ah Irigasi Permukiman Kebun Campur
0.000
500.000 1000.0001500.0002000.0002500.000
Fasilitas Umum / Bangunan
Luas ( Ha )
Gambar 49 Luas Penggunaan Lahan di Kecamatan Mejobo.
Gambar 50 Luas Penggunaan Lahan dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Mejobo.
87
Kecamatan Mejobo, yang merupakan basis pertanian yang kompetitif, daya dukung lahan defisit serta tenaga kerja pertanian tersedia maka arahan pengembangan yang sesuai adalah 1) Diversifikasi tanaman, yang dimaksudkan untuk menambah keragaman produksi biohayati di kecamatan ini, dengan tanaman tumpangsari, tanaman sela serta rotasi tanaman, usaha mina padi, peternakan serta pengelolaan lahan terpadu untuk memaksimalkan daya dukung lahan serta meningkatkan pendapatan usahatani. 2) Mempertahankan ’competitiveness’ dengan pengembangan sektor pengolahan hasil pertanian. 7.2.3. Kecamatan Kaliwungu Kecamatan kaliwungu mempunyai luasan sawah yang cukup luas, namun dari hasil perhitungan LQ, sektor pertanian bukan merupakan sektor basis di wilayah ini. Bila dilihat dari sektor basis yang dominan adalah sektor industri pengolahan. Daya dukung lahan yang defisit serta tenaga kerja pertanian yang defisit pada puncak musim tanam yaitu pebruari dan Nopember. Arahan pengembangan yang sesuai adalah : 1) Pengaturan pola tanam untuk mengoptimalkan pendapatan di sektor ini. Dari hasil analisis statsitika dapat diketahui bahwa pola tanam padi-padi-tan lain memberikan hasil yang positif, demikian juga pola tanam dengan tanaman tahunan memberikan hasil yang juga positif/menguntungkan. Penggunaan Lahan Kec Kaliwungu
Tipe Penggunaan Lahan
Tegalan / Ladang
0.732
Sungai
45.513 4.838
Saw ah Tebu Irigasi Setengah Teknis
1816.281 251.454
1
Saw ah Irigasi
898.692
Permukiman
9.069 34.441 61.357 12.241 0
Saw ah Irigasi Setengah Teknis
Lahan Terbuka Kebun Campur Fasilitas Umum / Bangunan
500
1000
1500
2000
Belukar
Luas ( Ha )
Gambar 51 Luas Penggunaan Lahan di Kecamatan Kaliwungu.
88
Gambar 52 Peta Penggunaan Lahan di Kecamatan Kaliwungu.
2) Diversifikasi pertanian untuk meningkatkan daya dukung lahan dengan menggunakan tanaman sela, rotasi tanaman, pengelolaan pertanian terpadu dengan peternakan maupun perikanan akan meningkatkan pendapatan sekaligus meningkatkan daya dukung lahan, karena produksi biohayati di wilayah tersebut juga meningkat. 3) Mekanisasi pertanian yang dapat digunakan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja pertanian pada musim tanam. 7.2.4. Kecamatan Jekulo Kecamatan Jekulo juga merupakan kecamatan sebagai basis pertanian, mempunyai daya dukung lahan yang defisit serta status tenaga kerja pertanian yang defisit, kecuali bulan Desember. Secara umum terjadi kekurangan tenaga pertanian
89
di Kecamatan Jekulo. Arahan pengembangan wilayah di sektor pertanian yang sesuai adalah sebagai berikut : 1) Intensifikasi Pertanian untuk meningkatkan sektor pertanian agar lebih kompetitif. 2) Mekanisasi Pertanian, untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja pertanian yang terjadi hampir disepanjang tahun. Penggunaan Lahan Kecamatan Jekulo
Tipe Penggunaan Lahan
Tegalan / Ladang
1308.489
Sungai
20.601 8.520
Saw ah Tebu Tadah Hujan
828.970 56.347
Saw ah Tebu Irigasi Setengah Teknis
3711.287
1 3.436 347.330 22.958 484.594
Saw ah Tadah Hujan Saw ah Irigasi
1100.274
Permukiman Lahan Terbuka Kebun Campur Fasilitas Umum / Bangunan
0.000
1000.000
2000.000
3000.000
4000.000
Belukar
Lua s ( Ha )
Gambar 53 Luas Penggunaan Lahan Kecamatan Jekulo.
Gambar 54 Peta Penggunaan Lahan di Kecamatan Jekulo.
90
7.2.5. Kecamatan Dawe Kecamatan Dawe Sebagai kecamatan dengan basis Pertanian, Daya Dukung lahan yang surplus, Tenaga Kerja Pertanian yang tersedia maka arahan pengembangan yang sesuai untuk kecamatan ini adalah : Meningkatkan intensifikasi pertanian untuk mendorong sektor pertanian agar lebih kompetitif. Disamping itu perlu memperhatikan daya dukung lahan dengan tetap mengusahakan diversifikasi pertanian. Kecamatan Dawe Sebagai kecamatan dengan basis Pertanian, Daya Dukung lahan yang surplus, Tenaga Kerja Pertanian yang tersedia maka arahan pengembangan yang sesuai untuk kecamatan ini adalah : Meningkatkan intensifikasi pertanian untuk mendorong sektor pertanian agar lebih kompetitif. Disamping itu perlu memperhatikan daya dukung lahan dengan tetap mengusahakan diversifikasi pertanianKecamatan Dawe Sebagai kecamatan dengan basis Pertanian, Daya Dukung lahan yang surplus, Tenaga Kerja Pertanian yang tersedia maka arahan pengembangan yang sesuai untuk kecamatan ini adalah : Meningkatkan intensifikasi pertanian untuk mendorong sektor pertanian agar lebih kompetitif. Disamping itu perlu memperhatikan daya dukung lahan dengan tetap mengusahakan diversifikasi pertanian. Kecamatan Dawe Sebagai kecamatan dengan basis Pertanian, Daya Dukung lahan yang surplus, Tenaga Kerja Pertanian yang tersedia maka arahan pengembangan yang sesuai untuk kecamatan ini adalah : Meningkatkan intensifikasi pertanian untuk mendorong sektor pertanian agar lebih kompetitif. Disamping itu perlu memperhatikan daya dukung lahan dengan tetap mengusahakan diversifikasi pertanian
Tipe Penggunaan Lahan
Penggunaan Lahan Kecamatan Dawe 1214.513 42.598
1
209.739 100.475
1074.732 1406.786
363.169 53.865 360.416 0.000
Tegalan / Ladang
2561.136
1215.102
Sungai Saw ah Tebu Tadah Hujan Saw ah Tebu Irigasi Setengah Teknis Saw ah Tadah Hujan Saw ah Irigasi Permukiman Kebun Campur Hutan
500.000 1000.000 1500.000 2000.0002500.000 3000.000
Fasilitas Umum / Bangunan Belukar
Lua s ( Ha )
Gambar 55 Luas Penggunaan Lahan di Kecamatan Dawe.
91
Gambar 56 Peta Penggunaan Lahan di Kecamatan Dawe.
7.2.6. Kecamatan Gebog Penggunaan Lahan Kecamatan Gebog
Tipe Penggunaan Lahan
Tegalan / Ladang
978.908 43.633
528.023 216.658
Saw ah Tebu Irigasi Setengah Teknis
830.815
61.515
1
65.868
0
200
Saw ah Tadah Hujan
1024.326
17.624
Sungai Saw ah Tebu Tadah Hujan
328.778
Saw ah Irigasi Setengah Teknis Saw ah Irigasi
518.281 683.420
Permukiman Lahan Terbuka
367.508 400
600
Kebun Campur 800
1000
1200
Hutan Fasilitas Umum / Bangunan
Luas ( Ha )
Belukar
Gambar 57 Luas Penggunaan Lahan Kecamatan Gebog.
92
Gambar 58 Peta Penggunaan Lahan di Kecamatan Gebog.
Untuk Kecamatan Gebog sebagai basis pertanian dengan daya status daya dukung lahan yang defisit, Tenaga Kerja Pertanian yang tersedia maka arahan pengembangan yang sesuai adalah 1)
Meningkatkan Intensifikasi Pertanian Masih tersedianya tenaga kerja pertanian yang memadai dapat diarahkan untuk lebih mengintensifkan pengelolaan lahan pertanian untuk meningkatkan pendapatan sektor pertanian di kecamatan ini agar lebih kompetitif.
93
2)
Diversifikasi Pertanian Diversifikasi pertanian ditujuan untuk lebih meningkatkan keragaman bioproduksi hayati baik untuk pertanian, perikanan maupun peternakan. Keragaman bioproduksi hayati akan meningkatkan daya dukung lahan.
7.3. Arahan Pengembangan Wilayah (Pertanian) Kabupaten Kudus. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa dalam satu tahun, secara akumulasi terjadi defisit tenaga kerja pertanian di dua wilayah dari 9 kecamatan yang diamati yaitu Kecamatan Kota dan Jekulo. Daya Dukung Lahan di dua wilayah tersebut adalah defisit, sedangkan sektor basis di Kecamatan Kota adalah sektor industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran, angkutan dan komunikasi serta lembaga keuangan. Sedangkan Kecamatan Jekulo mempunyai sektor basis pertanian, penggalian, industri pengolahan, listrik gas dan air bersih. Kedua kecamatan tersebut dengan perhitungan SSA tidak menunjukan differential shift yang positif dalam sektor pertanian. Dari hirarki wilayahnya, Kecamatan Kota merupakan hirarki I sedang Kecamatan Jekulo berhirarki III. Dari hasil penelitian dapat diketahui fakta penelitian yang dirangkum dalam Tabel 9. Tabel 10Matrik Status Tenaga Kerja, Daya Dukung Lahan, LQ Sektor Pertanian, SSA, Tingkat Perkembangan Wilayah dan Wilayah Pertanian Menurut RTRW Tiap Kecamatan
SSA
Tingkat Perkemba ngan Wilayah
Wilayah Pertanian Menurut RTRW
Basis Pertanian
Non Kompetitif
III
Pertanian
Defisit
Basis Pertanian
Kompetitif
III
Pertanian
Surplus
Defisit
Non Basis Pertanian
-
II
Non Pertanian
Kota
Defisit
Defisit
Non Basis Pertanian
-
I
Non Pertanian
5
Kaliwungu
Surplus
Defisit
Non Basis Pertanian
-
III
Pertanian
6
Bae
Surplus
Defisit
Non Basis Pertanian
-
II
Non Pertanian
7
Jekulo
Defisit
Defisit
Basis Pertanian
Non Kompetitif
III
Pertanian
8
Dawe
Surplus
Surplus
Basis Pertanian
Non Kompetitif
III
Pertanian
9
Gebog
Surplus
Defisit
Basis Pertanian
Non Kompetitif
III
Pertanian
KECAMATAN
Status Tenaga Kerja
DDL
LQ Sektor Pertanian
1
Undaan
Surplus
Defisit
2
Mejobo
Surplus
3
Jati
4
No.
94
Dari matrik yang disajikan pada Tabel 9 dapat dilihat bahwa kondisi umum wilayah pertanian merupakan sektor basis yang tidak kompetitif artinya, pertumbuhan sektor pertanian antara tahun 2004 dengan 2008 tidak disebabkan oleh kondisi internal sektor pertanian di kecamatan tersebut, tetapi lebih banyak disebabkan pertumbuhan sektor pertanian di tingkat kabupaten. Diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan sektor pertanian agar menjadi sektor yang kompetitif, antara lain dengan meningkatkan intensifikasi pertanian, meningkatkan tenaga kerja yang surplus dan tersedia di wilayah tersebut, serta meningkatkan pengolahan hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah sektor pertanian. Ditinjau dari daya dukung lahannya, hanya Kecamatan Dawe yang surplus sedangkan delapan kecamatan lainnya defisit daya dukung lahannya. Daya dukung lahan yang defisit ini diketahui berasal dari
komoditas diluar pangan pokok,
sehingga peningkatan daya dukung lahan dapat dilakukan dengan meningkatkan diversifikasi vertikal, rotasi tanaman, penggunaan tanaman sela, mina padi, untuk meningkatkan pendapatan petani serta meningkatkan pendapatan sektor pertanian, sekaligus meningkatkan daya dukung lahan yang dihitung berdasarkan bioproduksi wilayah. Pengelolaan lahan pertanian yang diharapkan dapat meningkatkan daya dukung lahan yang berkelanjutan juga tidak bias dilepaskan dari upaya untuk membangun “petani” serta penduduk yang tinggal diatas lahan tersebut. Peningkatan kapasitas kelembagaan, bonding strategi, serta pengembangan sosial dari masyarakat yang tinggal di atasnya dapat mendorong tercapainya tujuan untuk meningkatkan daya dukung lahan. Perencanaan pengembangan wilayah yang didasarkan pada community based development dengan menggunakan kajian komunitas sosial untuk mengenali permasalahan, menganalisis dan menentukan prioritas permasalahan dilingkungan usahatani, serta memilih alternatif kegiatan, pada akhirnya juga akan meningkatan kapasitas dari kelompok masyarakat atau petani, sebagai pelaku dari usahatani yang diharapkan mampu meningkatkan daya dukung lahan serta meningkatkan usahataninya.
95
Gambar 59 Peta Arahan Pengembangan Wilayah (Pertanian) di Kabupaten Kudus
Tabel 11. Matriks Arahan Pengembangan Wilayah (Pertanian) di Kabupaten Kudus No. KECAMATAN 1 1
2 Undaan
Arahan Pengembangan 3 - Mempertahankan wilayah pertanian untuk tanaman padi - Status tenaga kerja pertanian surplus, sehingga intensifikasi usahatani dimungkinkan - DDL defisit sehingga perlu Diversivikasi vertikal untuk menambah keanekaragam komoditas wilayah.
2
Mejobo
- Mempertahankan wilayah padi dan juga tebu. - Status tenaga kerja pertanian surplus sehingga intensifikasi usahatani dapat dilakukan - Pengembangan pengolahan hasil pertanian untuk meningkatkan daya kompetisi sektor pertanian
3
Kaliwungu
Uraian 4
1. - Intensifikasi dengan penambahan sarana produksi dan penambahan modal - Tanaman sela - Rotasi Tanaman - Peternakan Terpadu - Mina Tani - Tumpang sari - Rotasi Tanaman - Mina Tani - Peternakan Terpadu - Tanaman Sela - Meningkatkan keahlian dan ketrampilan - Menambah modal usaha
- Mempertahankan wilayah pertanian padi dengan penggunaan lahan dominan sawah irigasi setengah teknis - Secara ekonomi, bukan basis pertanian, pengaturan pola tanam untuk mengoptimalkan pendapatan usahatani dengan pemilihan komoditas bernilai ekonomi tinggi - Status tenaga kerja pertanian defisit pada musim tanam sehingga penggunaan alsintan diperlukan atau menggunakan tenaga kerja pertanian dari luar kecamatan - Daya dukung lahan defisit diperlukan diversifikasi vertikal untuk menambah keanekaragaman komoditas yang diusahakan
Arahan Umum Kabupaten
2.
3. - Pengaturan pola tanam komoditas yang menguntungkan
- Penggunaan traktor tangan dan - mesin perontok gabah
-
Peternakan Terpadu Tanaman Sela Rotasi Tanaman Mina Tani
4.
5 Secara umum, Kabupaten Kudus dibagi menjadi 3 wilayah, yaitu wilayah utara sebagai wilayah pertanian lahan kering dengan komoditas utama tebu (Kecamatan Gebog dan Dawe), wilayah tengah dengan komoditas utama padi dan tebu (kecamatan Kaliwungu, Mejobo, Jekulo) dan wilayah selatan dengan komoditas utama Padi. Intensifikasi pertanian untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani dan meningkatkan daya dukung lahan Diversifikasi Pertanian untuk menambah keanekaragam komoditas dan meningkatkan daya dukung lahan Mekanisasi Pertanian bagi daerah dengan status tenaga kerja pertanian yang defisit
78 Tabel 11 (lanjutan) 1 4
2 Jekulo
-
-
5
Dawe
-
-
3 Luasan lahan utama sawah Irigasi dan tegalan/ladang Status tenaga kerja pertanian defisit kecuali bulan Desember sehingga perlu penggunan tenaga kerja pertanian dari kecamatan lain/kabupaten lain atau penggunaan alsintan. Daya dukung lahan defisit sehingga perlu menambah keanekaragaman komoditas dan meningkatkan produksi hayati di kecamatan ini Kawasan pertanian lahan kering dengan dominasi penggunaan lahan sawah tebu tadah hujan selanjutnya kebun campur, tegalan, sawah tebu irigasi setengah teknis, sawah tadah hujan dan sawah irigasi paling kecil luasannya. Bermacam penggunaan lahan dan topografi membuat komoditas diwilayah ini beragam Status tenaga kerja pertanian surplus, intensifikasi usahatani dapat dilakukan untuk meningkatkan kompetisi sektor pertanian
- Status daya dukung lahan surplus, perlu dipertahankan dengan menjaga keanekaragam komoditas 6
Gebog
- Kawasan pertanian lahan kering dengan dominasi tegalan, selanjutnya sawah irigasi setengah teknis, sawah tebu irigasi setengah teknis sawah tadah hujan, sawah tebu, sawah tadah hujan, sawah irigasi
4 5. - Pemakaian alat mesin pertanian - Traktor tangan - Perontok padi
- Intensifikasi pertanian untuk meningkatkan produksi dan meningkatkan pendapatan dan kompetisi sektor pertanian - Pengaturan pola tanam dengan komoditas tanaman bernilai ekonomi tinggi, untuk mempertahan DDL dan meningkatkan - Intensifikasi pertanian untuk menzzingkatkan DDL dan meningkatkan kompetisi sektor
- Status tenaga kerja tersedia sehingga intensifikasi usahatani dapat ditingkatkan
- Rotasi Tanaman - Tanaman Sela
- -Status DDL defisit sehingga perlu usaha untuk meningkatkan keanekaragan komoditas
- Peternakan Terpadu
5 Meningkatkan modal dengan pemberian insentif bagi petani agar dapat meningkatkan pendapatan usahatani dengan pengolahan hasil pertanian, peningkatan kapasitas kelembagaan petani, penguatan bonding strategy antara petani dengan pemerintah untuk mencapai tujuan pembangunan pertanian berkelanjutan.
98
Pelaksaanaan
pengelolaan
usahatani
yang
berwawasan
lingkungan
dan
memperhatikan daya dukung lingkungan harus dilaksanakan dengan prinsip pertama mengutamakan yang terabaikan (keberpihakan), kedua prinsip keberlanjutan, ketiga prinsip saling belajar dan menghargai perbedaan, keempat prinsip partisipatif, dan kelima prinsip warga komunitas sebagai pelaksana, dan orang luar sebagai fasilitator. Prinsip keenam adalah prinsip belajar dari kesalahan (Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2002). Program-progam yang dilakukan oleh pemerintah (Kabupaten Kudus) akan lebih mudah dilaksanakan oleh petani atau masayarakat apabila prinsip pelaksanaan kegiatan yang didasarkan pada pengembangan komunitas ini dijalankan. Penguatan bonding strategy antara pihak pemerintah, melalui pemberian insentif serta berbagai kegiatan untuk mendorong sektor pertanian, ditunjang dengan pengembangan kepasitas kelembagaan petani akan meningkatkan hubungan saling percaya antara pihak petani dengan pemerintah serta menciptakan jejaring(network) dan keterkaitan (linkage), serta membangun norma (aturan) yang disepakati bersama (Rustiadi et al., 2009) agar tujuan untuk meningkatkan usahatani dengan memperhatikan daya dukung lahan dapat tercapai. Adapun peta arahan pada masing-masing wilayah seperti yang sudah diulas pada sub bab sebelumnya, secara utuh disajikan pada Gambar 55, dan Tabel 10. Dengan peta arahan ini diharapkan peningkatan pendapatan usahatani dapat dicapai meningkatkan daya dukung lahan dan pembangungan pertanian yang berkelanjutan dapat dicapai.
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan 1.
Dinamika kebutuhan dan ketersediaan tenaga kerja pertanian di Kabupaten Kudus, dapat dilihat pada bulan Januari sampai dengan September serta bulan Nopember, dua kecamatan yaitu Kecamatan Kota dan Jekulo mengalami defisit tenaga kerja pertanian. Pada bulan Oktober, Kecamatan Kota, Kaliwungu dan Jekulo mengalami defisit tenaga kerja pertanian dimana pada bulan ini terjadi puncak masa tanam. Pada bulan Desember, hanya Kecamatan Kota yang mengalami defisit tenaga kerja pertanian.
2.
Kecamatan Dawe di Kabupaten Kudus mengalami surplus, sedangkan 8 kecamatan lainnya mengalami defisit daya dukung lahan. pertanian tidak berpengaruh nyata terhadap
Tenaga kerja
daya dukung lahan secara
langsung, namun meningkatkanya tenaga kerja pertanian juga meningkatkan daya dukung lahan meskipun tidak linier. 3.
Kecamatan Undaan, Mejobo, Jekulo, Gebog dan Dawe merupakan wilayah basis pertanian dengan nilai LQ>1. Sedangkan sektor pertanian yang mengalami pertumbuhan secara aktual yaitu Kecamatan Mejobo. Hal ini dapat dilihat dari nilai differential shift-nya yang positif. Wilayah dengan Hierarki I adalah Kecamatan Kota. Hierarki II adalah Kecamatan Bae dan Jati, sedangkan Kecamatan dengan Hierarki III adalah Dawe, Gebog, Jekulo, Kaliwungu, Mejobo dan Undaan.
4.
Pola irigasi, keuntungan, serta pola tanam berpengaruh nyata terhadap pendapatan usaha tani. Sedangkan asal tenaga kerja dari desa setempat atau dari luar wilayah tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan usaha tani.
5.
Ketersediaan tenaga kerja pertanian, daya dukung lahan maupun hierarki wilayah tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap pendapatan wilayah sektor pertanian, dalam hal ini PDRB sektor pertanian tiap kecamatan.
6.
Wilayah dengan sektor basis pertanian yaitu : Kecamatan Undaan, Mejobo, Jekulo, Gebog, Dawe dan Kaliwungu. Berdasarkan RTRW Kabupaten Kudus,
100
wilayah tersebut merupakan wilayah yang diperuntukkan untuk pertanian. Dimana
masing-masing mempunyai permasalahan yang berbeda sehingga
arahan pengembangan untuk masing-masing wilayah juga berbeda. Namun secara umum
diupayakan diversifikasi pertanian untuk meningkatkan daya
dukung lahan. 8.2. Saran 1. Perlunya meningkatkan intensifikasi pertanian untuk meningkatkan produksi pertanian dalam upaya meningkatkan pendapatan petani sekaligus untuk meningkatkan daya dukung lahan. 2. Untuk meningkatkan daya dukung lahan perlu dilakukan diversifikasi vertikal untuk menambah keragaman komoditas dengan pengaturan pola tanam, penggunanaan tanaman sela, rotasi tanaman, peternakan terpadu, mina padi serta memilih komoditas bernilai tinggi. 3. Perlunya penggunanaan alat mesin pertanian untuk daerah dengan status tenaga kerja pertanian defisit untuk meningkatkan intensifikasi pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman, pendapatan usahatani serta meningkatkan daya dukung lahan. 4. Memberikan modal dengan pemberian insentif bagi petani dalam melakukan intensifikasi pertanian, serta pengolahan hasil pertanian untuk meningkatkan sektor pertanian agar lebih kompetitif dengan membangun kepasitas kelembagaan yang berbasis pengembangan komunitas ditunjang bonding strategy yang kuat untuk pengembangan pertanian di Kabupaten Kudus agar tetap memperhatikan daya dukung lingkungan dan berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Ananto EE , dkk. 1994. Profil Tenaga Kerja Pertanian di Jawa Barat Dalam Prospek Mekanisasi Pertanian Tanaman Pangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman. Bogor. h127 – 143. Ananto EE dan Alimansyah. 2009. Mekanisasi Pertanian Dalam Sistem Usahatani Padi. Dalam Perekonomian Indonesia dalam Padi, Inovasi Teknologi dan Ketahanan Pangan. Buku 1. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.h 493-529 Anwar A dam Setiahadi. 1996. Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan . Prisma Ed Khusus 25 tahun 1971 – 1996. Jakarta. LP3ES. Amirudin dan Noekman M,--- Kontribusi Sektor Pertanian Dalam Penyediaan Lapangan Kerja dan Perbandingannya dengan Sektotr-Sektor Lain. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian, R.I., Bogor Bappeda Kabupaten Kudus. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Kudus Tahun 2003-2012. Pemerintah Kabupaten Kudus. Barus B, 2004. Penentuan Status Daya Dukung Lahan dalam Penyerapan Tenaga Kerja di Daerah Pertanian Sayuran dengan Sistem Informasi Geografis, Studi Kasus Kecamatan Samarang , Garut, Jawa Barat. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 6 No 2. Oktober 2004: 57-69. Blakely EJ, Bradshaw TK. 2002. Planning Local Economic Development (Theory and Practice) Ed ke-3 . California: Sage Publications Inc. Cuadra M and Björklund J, 2007. Assesment of economic and ecological carrying capacity of agricultural crops in Nicaragua. Ecological Indicators Volume 7, Issue 1, January 2007, Pages 133-149. Dardak H, 2005. Pemanfaatan Lahan Berbasis Rencana Tata Ruang sebagai Upaya Perwujudan Ruang Hidup Yang Nyaman, Aman, Produktif, dan Berkelanjutan Makalah, disampaikan dalam Seminar Nasional “Save Our Land” for The Better Environment, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, 10 Desember 2005 Daryanto A dan Hafizrianda Y, 2010. Model-Model Kuantitatif untuk Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah : Konsep dan Aplikasi. IPB Press.
100
Deni R, Djumantri M.2002. Pergeseran Pendekatan dalam Perencanaan Pengembangan Wilayah / Kawasan di Indonesia. Di dalam : Wiharso, H et al., editor. Pemikiran dan Praktek Perencanaan dalam era Transformasi di Indonesia. Bandung : Departemen Teknik Planologi ITB. Hlm 9-26. Ferguson, BK. And M.J Mc Avin, 1980. A Method for Predicting Agricultural Carrying Capacity. Compost Science / Land Utilisation, 21 : 38 – 43. Harvitgsen G, 2001. Carrying Capacity, Concept of, Encyclopedia of Biodiversity, vol1, 2001.State University of New York, College of Geneseo. Purba J, ed, 2002. Pengelolaan Lingkungan Sosial. Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta Junandar, U, SP.2009. Analisis Padi Sawah di Kabupaten Pandeglang. Departemen Pertanian Republik Indonesia. Lane, M. 2009. The Carrying Capacity Imperative: Assessing Regional Carrying Capacity Methodologies For Sustainable Land-Use Planning. Land Use Policy 27 (2010) 1038–1045. Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, 2004 . Teknik dan Metode-metode Analisis daerah Daerah. Bahan Diklat Regional and Local Analysis (tidak dipublikasikan). Jakarta. LPEM-UI. Miler K, 1989. Keeping Option Alive; The Scientific Basis for Conservation Biodiversity. World Resources Institute. Mustari. K. dan Mapangaja B., 2005. Analisis Daya Dukung Lingkungan untuk Melaksanakan Pembangunan Berkelanjutan di Kabupaten Gowa (J. Ecocelebica, Vo. 1 No. 2, Januari 2005, hal 104-109). Nixon MA, 2007 Carrying Capacity. Ecological Indicators 69 (2007) 459–468. Profil Sumberdaya Manusia Pertanian Dalam Angka 2004. Departemen Pertanian RI. Jakarta. Rachman, H.P.S. 1988. Analisis Usahatani Padi Sawah di Jawa Barat. Patanas. BPAE, Balitbang Pertanian, Jakarta. Hal 88-95.
Prosiding
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Kudus Tahun 2003-2012. Bappeda Kabupaten Kudus. Pemerintah Kabupaten Kudus.
101
Rusastra W dan Suryadi, 2000. Ekonomi Tenaga Kerja Pertanian dan Implikasinya dalam Peningkatan Produksi dan Kesejahteraan Buruh Tani. Jurnal Litbang Pertanian 23 (3). 2004 Rustiadi E, 2006. Hierarki Perkembangan Wilayah ( Metode Skalogram ).Makalah. Disampaikan pada Pelatihan ICZM 29 Agustus 2006 di Pontianak. Rustiadi E, Saefulhakim S, Panuju DR. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Crespent Press dan Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. Rustiadi E, Barus B, Prastowo, La Ode S,2010. Kajian Daya Dukung Lingkungan Provinsi Aceh. Kerjasama Deputi Bidang Kementerian Lingkungan Hidup, United Nations Development Program dan Pusat Pengkajian Perencanaan Wilayah IPB. Saefulhakim, S. 2009. Metode Kuantifikasi Hayasi. Laboratorium Pengembangan Wilayah. Institut Pertanian Bogor. Sahara D dan Idris, 2005. Efisiensi Produksi Sistem Usahatani Padi pada Lahan Sawah Irigasi Teknis. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tenggara Jalan Muh. Yamin No 89 Puwatu – Kendari Simanjuntak JP. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Siwi, L, 2002. Analisis Daya Dukung Lahan Serta Faktor-Faktor Lingkungan yang Mempengaruhinya Pada Kawasan DAS Tiworo Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara. Tesis Magister Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor (tidak dipublikasikan), hal. 15 - 59. Soemarwoto, O, 2001. Atur Diri Sendiri. Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan Hidup. Penerbit Gajah Mada University Press, Yogyakarta. hal. 219-229. Sugandhy A dan Hakim R, 2009. Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan. Bumi Aksara. Jakarta. h50-51. Sumarsono, S.2003. Ekonomi Manajemen Sumberdaya Manusia dan Ketenakerjaan. 2003. Graha Ilmu. Yogyakarta. Sumaryanto dan Rusastra, IW. 2000. Struktur Penguasaan Tanah dan Hubungannya dengan Kesejahteraan Petani. Prosiding Persepektif Pembangunan Pertanian dan Pedesaan dalam Era Otonomi Daerah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.
102
Supriyati dan Syafa’at, N. 2000. Analisis Perubahan Struktur Kesempatan Kerja di Indonesia,1995-1998: Pada Peran Sektor Pertanian DalamPenyerapan Tenaga Kerja. Prosiding Perspektif Pembangunan Pertanian danPedesaan Era Otonomi Daerah. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Litbang Pertanian Deptan Suryana A, Mardianto , Kariyasa dan Wardhana , 2009. Kedudukan Padi Dalam Perekonomian Indonesia dalam Padi, Inovasi Teknologi dan Ketahanan Pangan. Buku 1. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta. h7- 31. Tarigan, R. 2004. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta. Bumi Aksara. Tolla, T dkk, 2007. Analisis Daya Dukung dan Produktivitas Lahan Tanaman Pangan di Kecamatan Batang Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol. 7 No.1 (2007) Triutomo, S. 1999. Pengembangan Wilayah melalui Pembentukan Kawasan Ekonomi Terpadu. Di dalam Al Kadri, editor. Tiga Pilar Pengembangan Wilayah. Jakarta : BPPT. www.deptan.go.id diunduh tanggal 8 Maret 2011. Young, A. 2000. Land Resources : Now and For The Future. Cambridge University Press, 319 P.
LAMPIRAN
107 Lampiran 1 Perhitungan Produksi Total Per Kecamatan No.
Komoditas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
PADI SAWAH PADI GOGO JAGUNG KETELA POHON KETELA RAMBAT KACANG TANAH KACANG KEDELAI KACANG HIJAU MELINJO (kw) MANGGA (Kw) RAMBUTAN DURIAN JAMBU BIJI JAMBU AIR PEPAYA PISANG NANAS NANGKA BELIMBING (kw) KACANG PANJANG (kw) CABE(KW) KETIMUN LABU SIAM KELAPA (BUTIR) KOPI(KG) METE (Kg) PANILI (Kg) KAKAO (kg) DAGING SAPI (KG) DAGING KERBAU DAGING KAMBING DAGING BABI DAGING AYAM DAGING ITIK (KG) KULIT SAPI/KERBAU (LBR) KULIT KAMBING (LBR) SUSU (LITER) TELUR AYAM RAS(KG) TELUR AYAM BURAS (KG) TELUR ITIK TELUR BURUNG PUYUH IKAN (kw) LELE (kg) NILA TAWES KARPER BANDENG PATIN GURAMI MUJAHIR BETIK GABUS RUCAH GULA PASIR (TON) GULA TUMBU JAHE KUNYIT KENCUR KAYU Total
Prod(ton) 24503 0 327 0 0 18 39 183 0 98 51 0 317 17 168 763 0 12 9 0 0 0 0 47000 0 0 0 0 53120 51538 20212 0 122014 6182 665 2196 50587 0 26981 31502 13407 108,58 2711 1270 1320 650 0 0 0 0 0 0 4900 479.5 10851 0 0 0
Harga Satuan
Nilai Produksi (Rp)
Kaliwungu 3750000 3750000 2800000 3000000 2000000 1200000 1000000 900000 2000000 3500000 2000000 6800000 1500000 2500000 1000000 3000000 1500000 1750000 300000 750000 4000000 3600000 100000 2720 4600 47000 0 13000 22000 23000 23000 17000 27000 220000 20000 6000 13000 15000 15000 100001
91886250000 0 915600000 0 0 21600000 39000000 164700000 0 343000000 102000000 0 475500000 42500000 168000000 2289000000 0 21000000 2700000 0 0 0 0 127840000 0 0 0 0 1168640000 1185374000 464876000 0 3294378000 0 146300000 43920000 303522000 0 404715000 472530000 1340713407
10000 13000 8000 12000 10000 10000 20000 6500 6000 10000 5000 560000 2500000 3000 1200 2000
27110000 16510000 10560000 7800000 0 0 0 0 0 0 24500000 268520000 27127500000 0 0 0
132,906,158,407
Prod(ton) 1213 0 67 0 0 13 26 31 0 120 5265 0 33 23 23540 55934 0 14 26 0 0 0 0 4350 0 0 0 0 5336 29497 35412 16500 45660 3742 224 3362 307739 0 5419 7170 4775 181,6 13930 50 50 0 0 0 0 0 0 0 4130 432.3 0 0 0 0 29.991
Harga Satuan Kota 3750000 3750000 2800000 3000000 2000000 1200000 1000000 900000 2000000 3500000 2000000 6800000 1500000 2500000 1000000 3000000 1500000 1750000 300000 750000 4000000 3600000 100000 2720 4600 47000 0 13000 22000 23000 23000 17000 27000
Nilai Produksi (Rp)
220000 20000 6000 13000 15000 15000 100001
4,548,750,000 187,600,000 15,600,000 26,000,000 27,900,000 420,000,000 10,530,000,000 49,500,000 57,500,000 23,540,000,000 167,802,000,000 24,500,000 7,800,000 11,832,000 117,392,000 678,431,000 814,476,000 280,500,000 1,232,820,000 49,280,000 67,240,000 1,846,434,000 81,285,000 107,550,000 477,504,775
10000 13000 8000 12000 10000 10000 20000 6500 6000 10000 5000 560000 2500000 3000 1200 2000 1,214,463.21
139,300,000 650,000 400,000 20,650,000 242,088,000 36,422,966 213,441,405,741
108
Lampiran 1 (lanjutan) No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
Komoditas
PADI SAWAH PADI GOGO JAGUNG KETELA POHON KETELA RAMBAT KACANG TANAH KACANG KEDELAI KACANG HIJAU MELINJO (kw) MANGGA (Kw) RAMBUTAN DURIAN JAMBU BIJI JAMBU AIR PEPAYA PISANG NANAS NANGKA BELIMBING (kw) KACANG PANJANG (kw) CABE(KW) KETIMUN LABU SIAM KELAPA (BUTIR) KOPI(KG) METE (Kg) PANILI (Kg) KAKAO (kg) DAGING SAPI (KG) DAGING KERBAU DAGING KAMBING DAGING BABI DAGING AYAM DAGING ITIK (KG) KULIT SAPI/KERBAU (LBR) KULIT KAMBING (LBR) SUSU (LITER) TELUR AYAM RAS(KG) TELUR AYAM BURAS (KG) TELUR ITIK TELUR BURUNG PUYUH IKAN (kw) LELE (kg) NILA TAWES KARPER BANDENG PATIN GURAMI MUJAHIR BETIK GABUS RUCAH GULA PASIR (TON) GULA TUMBU JAHE KUNYIT KENCUR KAYU Total
Prod(ton)
8652 0 350 0 0 11 90 66 0 18422 1208 0 0 0 32532 20205 0 302 15743 70 0 0 0 53600 0 0 0 0 26864 200617 44349 0 104013 4907 1462 5367 21078 0 42741 28691 3629 731,79 42000 4370 5000 0 0 0 0 3799 4360 4900 9300 397 837 0 0 0
Harga Satuan Jati 3750000 3750000 2800000 3000000 2000000 1200000 1000000 900000 2000000 3500000 2000000 6800000 1500000 2500000 1000000 3000000 1500000 1750000 300000 750000 4000000 3600000 100000 2720 4600 47000 0 13000 22000 23000 23000 17000 27000
Nilai Produksi (Rp)
220000 20000 6000 13000 15000 15000 100001
32445000000 0 980000000 0 0 13200000 90000000 59400000 0 64477000000 2416000000 0 0 0 32532000000 60615000000 0 528500000 4722900000 52500000 0 0 0 145792000 0 0 0 0 591008000 4614191000 1020027000 0 2808351000 0 321640000 107340000 126468000 0 641115000 430365000 362903629
10000 13000 8000 12000 10000 10000 20000 6500 6000 10000 5000 560000 2500000 3000 1200 2000
420000000 56810000 40000000 0 0 0 0 24693500 26160000 49000000 46500000 222320000 2092500000 0 0 0 213,078,684,129
Prod(ton)
38210 0 906 0 0 0 0 2732 0 2591 0 0 12453 16067 1355 3675 0 2633 151 0 0 0 0 1391050 0 0 0 0 1840 6781 18282 0 33371 1056 55 2155 0 0 44884 123425 2483 874,13 38666 7137 5200 990 480 230 0 3558 6545 8777 15730 0 0 0 0 0
Harga Satuan Undaan 3750000 3750000 2800000 3000000 2000000 1200000 1000000 900000 2000000 3500000 2000000 6800000 1500000 2500000 1000000 3000000 1500000 1750000 300000 750000 4000000 3600000 100000 2720 4600 47000 0 13000 22000 23000 23000 17000 27000
Nilai Produksi (Rp)
220000 20000 6000 13000 15000 15000 100001
143,287,500,000 2,536,800,000 2,458,800,000 9,068,500,000 18,679,500,000 40,167,500,000 1,355,000,000 11,025,000,000 4,607,750,000 45,300,000 3,783,656,000 40,480,000 155,963,000 420,486,000 901,017,000 12,100,000 43,100,000 673,260,000 1,851,375,000 248,302,483
10000 13000 8000 12000 10000 10000 20000 6500 6000 10000 5000 560000 2500000 3000 1200 2000
386,660,000 92,781,000 41,600,000 11,880,000 4,800,000 2,300,000 23,127,000 39,270,000 87,770,000 78,650,000 242,130,227,483
109 Lampiran 1 (lanjutan) No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
Komoditas
PADI SAWAH PADI GOGO JAGUNG KETELA POHON KETELA RAMBAT KACANG TANAH KACANG KEDELAI KACANG HIJAU MELINJO (kw) MANGGA (Kw) RAMBUTAN DURIAN JAMBU BIJI JAMBU AIR PEPAYA PISANG NANAS NANGKA BELIMBING (kw) KACANG PANJANG (kw) CABE(KW) KETIMUN LABU SIAM KELAPA (BUTIR) KOPI(KG) METE (Kg) PANILI (Kg) KAKAO (kg) DAGING SAPI (KG) DAGING KERBAU DAGING KAMBING DAGING BABI DAGING AYAM DAGING ITIK (KG) KULIT SAPI/KERBAU (LBR) KULIT KAMBING (LBR) SUSU (LITER) TELUR AYAM RAS(KG) TELUR AYAM BURAS (KG) TELUR ITIK TELUR BURUNG PUYUH IKAN (kw) LELE (kg) NILA TAWES KARPER BANDENG PATIN GURAMI MUJAHIR BETIK GABUS RUCAH GULA PASIR (TON) GULA TUMBU JAHE KUNYIT KENCUR KAYU
Prod(ton)
Harga Satuan
14006 0 455 0 0 0 56 833 14 3702 538 0 658 59 1355 3675 0 2633 151 0 8129 0 0 44600 0 0 0 0 20552 6975 24214 0 18278 3035 174 2983 90635 0 22189 19746 420 167,61 5850 810 635 0 0 0 0 24 2140 2055 5247 1252.8 0 0 0 0
Mejobo 3750000 3750000 2800000 3000000 2000000 1200000 1000000 900000 2000000 3500000 2000000 6800000 1500000 2500000 1000000 3000000 1500000 1750000 300000 750000 4000000 3600000 100000 2720 4600 47000 0 13000 22000 23000 23000 17000 27000
Nilai Produksi (Rp)
220000 20000 6000 13000 15000 15000 100001
52522500000 0 1274000000 0 0 0 56000000 749700000 28000000 12957000000 1076000000 0 987000000 147500000 1355000000 11025000000 0 4607750000 45300000 0 32516000000 0 0 121312000 0 0 0 ``0 452144000 160425000 556922000 0 493506000 0 38280000 59660000 543810000 0 332835000 296190000 42000420
10000 13000 8000 12000 10000 10000 20000 6500 6000 10000 5000 560000 2500000 3000 1200 2000
58500000 10530000 5080000 0 0 0 0 156000 12840000 20550000 26235000 701568000 0 0 0 0 123,279,293,420
110
Lampiran 1 (lanjutan) No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
Komoditas
PADI SAWAH PADI GOGO JAGUNG KETELA POHON KETELA RAMBAT KACANG TANAH KACANG KEDELAI KACANG HIJAU MELINJO (kw) MANGGA (Kw) RAMBUTAN DURIAN JAMBU BIJI JAMBU AIR PEPAYA PISANG NANAS NANGKA BELIMBING (kw) KACANG PANJANG (kw) CABE(KW) KETIMUN LABU SIAM KELAPA (BUTIR) KOPI(KG) METE (Kg) PANILI (Kg) KAKAO (kg) DAGING SAPI (KG) DAGING KERBAU DAGING KAMBING DAGING BABI DAGING AYAM DAGING ITIK (KG) KULIT SAPI/KERBAU(LBR) KULIT DOMBA (LBR) SUSU (LITER) TELUR AYAM RAS(KG) TELUR AYAM BURAS (KG) TELUR ITIK TELUR BURUNG PUYUH IKAN (KW) LELE (kg) NILA TAWES KARPER BANDENG PATIN GURAMI MUJAHIR BETIK GABUS RUCAH GULA PASIR (TON) GULA TUMBU JAHE KUNYIT KENCUR KAYU
Prod(ton)
18527 645 526 5762 0 7 4 871 0 4202 1741 905 0 0 28 7649 0 1297 0 0 0 0 0 90650 0 0 0 0 2760 3681 19800 0 939031 5329 41 2599 2108 13076 32047 68592 3056 2325,83 40113 8080 47650 51035 43150 0 120 12890 8180 9455 11910 8600.9 259 0 0 381.07 47.734
Harga Satuan JEKULO 3750000 3750000 2800000 3000000 2000000 1200000 1000000 900000 2000000 3500000 2000000 6800000 1500000 2500000 1000000 3000000 1500000 1750000 300000 750000 4000000 3600000 100000 2720 4600 47000 0 13000 22000 23000 23000 17000 27000 220000 20000 6000 13000 15000 15000 100001 10000 13000 8000 12000 10000 10000 20000 6500 6000 10000 5000 560000 2500000 3000 1200 2000 1,214,463.21
Nilai Produksi (Rp) 69476250000 2418750000 1472800000 17286000000 0 8400000 4000000 783900000 0 14707000000 3482000000 6154000000 0 0 28000000 22947000000 0 2269750000 0 0 0 0 0 246568000 0 0 0 0 60720000 84663000 455400000 0 25353837000 0 9020000 51980000 12648000 169988000 480705000 1028880000 305603056 401130000 105040000 381200000 612420000 431500000 0 2400000 83785000 49080000 94550000 59550000 4816504000 647500000 0 0 762140.00 57971186.77 177041254382.77
Prod(ton)
3905 92 755 561 0 88 0 6 10 4010 1550 21 1919 22 39 788 2 1058 213 31 16 0 0 32400 0 0 0 0 2760 83479 32086 0 162186 3197 556 4285 118037 0 12668 16532 2865 100,45 6650 100 0 0 0 0 0 0 0 0 3295 36.575 10902.5 0 0 0 23.197
Harga Satuan BAE 3750000 3750000 2800000 3000000 2000000 1200000 1000000 900000 2000000 3500000 2000000 6800000 1500000 2500000 1000000 3000000 1500000 1750000 300000 750000 4000000 3600000 100000 2720 4600 47000 0 13000 22000 23000 23000 17000 27000 220000 20000 6000 13000 15000 15000 100001 10000 13000 8000 12000 10000 10000 20000 6500 6000 10000 5000 560000 2500000 3000 1200 2000 1,214,463.21
Nilai Produksi (Rp) 14643750000 345000000 2114000000 1683000000 0 105600000 0 5400000 20000000 14035000000 3100000000 142800000 2878500000 55000000 39000000 2364000000 3000000 1851500000 63900000 23250000 64000000 0 0 88128000 0 0 0 0 60720000 1920017000 737978000 0 4379022000 0 122320000 85700000 708222000 0 190020000 247980000 286502865 66500000 1300000 0 0 0 0 0 0 0 0 16475000 20482000 27256250000 0 0 0 28171903.03 79752488768
111 Lampiran 1 (lanjutan) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
Komoditas PADI SAWAH PADI GOGO JAGUNG KETELA POHON KETELA RAMBAT KACANG TANAH KACANG KEDELAI KACANG HIJAU MELINJO (kw) MANGGA (Kw) RAMBUTAN DURIAN JAMBU BIJI JAMBU AIR PEPAYA PISANG NANAS NANGKA BELIMBING (kw) KACANG PANJANG (kw) CABE(KW) KETIMUN LABU SIAM KELAPA (BUTIR) KOPI(KG) METE (Kg) PANILI (Kg) KAKAO (kg) DAGING SAPI (KG) DAGING KERBAU DAGING KAMBING DAGING BABI DAGING AYAM DAGING ITIK (KG) KULIT SAPI/KERBAU(LBR) KULIT DOMBA (LBR) SUSU (LITER) TELUR AYAM RAS(KG) TELUR AYAM BURAS (KG) TELUR ITIK TELUR BURUNG PUYUH IKAN LELE (kg) NILA TAWES KARPER BANDENG PATIN GURAMI MUJAHIR BETIK GABUS RUCAH GULA PASIR (TON) GULA TUMBU JAHE KUNYIT KENCUR KAYU
Prod(ton) 12199 16 3611 160 0 117 1 27 162 4446 2348 1453 2323 1214 10114 14321 20 8300 261 35 0 0 0 152000 73100 0 0 0 6992 21774 18017 0 811849 4986 184 2074 0 640747 30413 41363 5749 82,5 2930 1050 700 0 0 0 0 450 0 0 3120 1300.81 4669.56 28.05 44.48 12.55 57.803
Harga Satuan GEBOG 3750000 3750000 2800000 3000000 2000000 1200000 1000000 900000 2000000 3500000 2000000 6800000 1500000 2500000 1000000 3000000 1500000 1750000 300000 750000 4000000 3600000 100000 2720 4600 47000 0 13000 22000 23000 23000 17000 27000 220000 20000 6000 13000 15000 15000 100001 10000 13000 8000 12000 10000 10000 20000 6500 6000 10000 5000 560000 2500000 3000 1200 2000 1,214,463.21
Nilai Produksi (Rp) 45746250000 60000000 10110800000 480000000 0 140400000 1000000 24300000 324000000 15561000000 4696000000 9880400000 3484500000 3035000000 10114000000 42963000000 30000000 14525000000 78300000 26250000 0 0 0 413440000 336260000 0 0 0 153824000 500802000 414391000 0 21919923000 0 40480000 41480000 0 8329711000 456195000 620445000 574905749 29300000 13650000 5600000 0 0 0 0 2925000 0 0 15600000 728453600 11673900000 84150 53376 25100 70,199,617 207,621,847,592
Prod(ton) 5828 754 6928 25342 1368 878 0 0 392 133195 199510 94611 40695 11336 26668 62575 1760 90040 2220 135 29 13 96 223450 135170 510 1240 736 8331 20814 0 1515635 13232 58 2504 21078 717872 35703 70465 27980 78,45 3575 755 545 20 0 0 0 200 0 0 2750 2895.75 5785 156.08 81.26 328.68 35.155
Harga Satuan DAWE 3750000 3750000 2800000 3000000 2000000 1200000 1000000 900000 2000000 3500000 2000000 6800000 1500000 2500000 1000000 3000000 1500000 1750000 300000 750000 4000000 3600000 100000 2720 4600 47000 0 13000 22000 23000 23000 17000 27000 220000 20000 6000 13000 15000 15000 100001 10000 13000 8000 12000 10000 10000 20000 6500 6000 10000 5000 560000 2500000 3000 1200 2000 1,214,463.21
Nilai Produksi (Rp) 21855000000.00 2827500000.00 19398400000.00 76026000000.00 2736000000.00 1053600000.00 0.00 0.00 784000000.00 466182500000.00 399020000000.00 643354800000.00 61042500000.00 28340000000.00 26668000000.00 187725000000.00 2640000000.00 157570000000.00 666000000.00 101250000.00 116000000.00 46800000.00 9600000.00 607784000.00 621782000.00 23970000.00 0.00 0.00 16192000.00 191613000.00 478722000.00 0.00 40922145000.00 0.00 12760000.00 50080000.00 126468000.00 9332336000.00 535545000.00 1056975000.00 2798027980.00 35750000.00 9815000.00 4360000.00 240000.00 0.00 0.00 0.00 1300000.00 0.00 0.00 13750000.00 1621620000.00 14462500000.00 468240.00 97512.00 657360.00 42694454.08 2171130602546.07
112 Lampiran 2 Rekapitulasi Produksi dan Nilai Produksi di Kabupaten Kudus No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
Komoditas PADI SAWAH PADI GOGO JAGUNG KETELA POHON KETELA RAMBAT KACANG TANAH KACANG KEDELAI KACANG HIJAU MELINJO (kw) MANGGA (Kw) RAMBUTAN DURIAN JAMBU BIJI JAMBU AIR PEPAYA PISANG NANAS NANGKA BELIMBING (kw) KACANG PANJANG (kw) CABE(KW) KETIMUN LABU SIAM KELAPA (BUTIR) KOPI(KG) METE (Kg) PANILI (Kg) KAKAO (kg) DAGING SAPI (KG) DAGING KERBAU DAGING KAMBING DAGING BABI DAGING AYAM DAGING ITIK (KG) KULIT SAPI/KERBAU(LBR) KULIT DOMBA (LBR) SUSU (LITER) TELUR AYAM RAS(KG) TELUR AYAM BURAS (KG) TELUR ITIK TELUR BURUNG PUYUH IKAN (KW) LELE (kg) NILA TAWES KARPER BANDENG PATIN GURAMI MUJAHIR BETIK GABUS RUCAH GULA PASIR (TON) GULA TUMBU JAHE KUNYIT KENCUR KAYU Total
Prod(ton)
Harga Satuan
127043 1507 13925 31825 1368 1132 216 4749 578 170786 212211 96990 58398 28738 95799 169585 1782 106289 18774 271 8174 13 96 2039100 208270 510 1240 0 120960 412673 233186 16500 3752037 45666 3419 27525 611262 1371695 253045 407486 64364
3750000 3750000 2800000 3000000 2000000 1200000 1000000 900000 2000000 3500000 2000000 6800000 1500000 2500000 1000000 3000000 1500000 1750000 300000 750000 4000000 3600000 100000 2720 4600 47000 0 13000 22000 23000 23000 17000 27000
156425 23622 61100 52695 43630 230 120 20921 21225 25187 60382 15395.635 33304.06 184.13 125.74 722.3 193.88
10000 13000 8000 12000 10000 10000 20000 6500 6000 10000 5000 560000 2500000 3000 1200 2000 1,214,463.21
220000 20000 6000 13000 15000 15000 100001
Ket : 1. Data produksi : kudus dlm angka 2008 2. Harga komoditas : Dinas pertanian 2008 3. Harga Jagung : harga pakan ternak Dinas Pertanian Kab. Kudus 2008 4. Harga kulit sapi per lembar harga Perkiraan ( harga per kg 11.000,-) asumsi per lembar 20 kg, kulit kambing asumsi perlembar 7 kg 5. Produksi kayu berdasar data Ijin tebang kayu rakyat Bidang Hutbun Dinas Pertanian Kab. Kudus 2008, harga kayu berdasar rata-rata Jateng (Statistik harga perdagangan besar beberapa Provinsi di Ina, BPS 1999/2003)
Nilai Produksi (Rp) 476,411,250,000 5,651,250,000 38,990,000,000 95,475,000,000 2,736,000,000 1,358,400,000 216,000,000 4,274,100,000 1,156,000,000 597,751,000,000 424,422,000,000 659,532,000,000 87,597,000,000 71,845,000,000 95,799,000,000 508,755,000,000 2,673,000,000 186,005,750,000 5,632,200,000 203,250,000 32,696,000,000 46,800,000 9,600,000 5,546,352,000 958,042,000 23,970,000 2,661,120,000 9,491,479,000 5,363,278,000 280,500,000 101,304,999,000 752,180,000 550,500,000 3,667,572,000 17,832,035,000 3,795,675,000 6,112,290,000 6,436,464,364 1,564,250,000 307,086,000 488,800,000 632,340,000 436,300,000 2,300,000 2,400,000 135,986,500 127,350,000 251,870,000 301,910,000 8,621,555,600 83,260,150,000 552,390 150,888 1,444,600 235,460,127 3,560,381,962,469
Lampiran 3 Ketersediaan Lahan dan Kebutuhan Lahan A. KETERSEDIAAN LAHAN (SL)
No.
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kaliwungu Kota Jati Undaan Mejobo Jekulo Bae Gebog Dawe
Total Nilai Produksi 132906158407.00 213441405741.07 213078684129.00 242130227483.00 123279293420.00 177041254382.77 79752488768.03 207621847591.81 2171130602546.07 3560381962468.75
Harga Beras 5838 5838 5838 5838 5838 5838 5838 5838 5838 5838
Produksi
Luas panen padi Sawah
24503000 1213000 8652000 38210000 14006000 31613700 3997000 12215000 6582000 140991700
Luas panen padi gogo
4209 213 1486 6420 2472 3192 688 2138 1030 21848
0 0 0 0 0 183 26 5 221 435
Luas panen total (Ha) 4209 213 1486 6420 2472 3375 714 2143 1251 22283
Produktiffitas beras (kg/ha) 5821.57 5694.84 5822.34 5951.71 5665.86 9367.02 5598.04 5699.95 5261.39 6327.32
Ketersedian Lahan : (Total nilai prod/Harga beras) X (1/Produktifitas Beras) B. KEBUTUHAN LAHAN ( DL )
No.
Kecamatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kaliwungu Kota Jati Undaan Mejobo Jekulo Bae Gebog Dawe
Jumlah Penduduk (jiwa)
Prodktfitas beras
88629 91398 94514 67863 67522 96243 60881 91733 94138 752921
Kebutuhan Lahan : Total lahan untuk hidup layak x jumlah penduduk Total lahan untuk hidup layak : (1/Produktiftas beras) x 1000
5821.573 5694.836 5822.342 5951.713 5665.858 9367.022 5598.039 5699.95 5261.391 5834.461
Total lahan untuk hidup layak (ha) 0.172 0.176 0.172 0.168 0.176 0.107 0.179 0.175 0.190 0.171
Kebutuhan Lahan (DL1) 15224.236 16049.278 16232.987 11402.263 11917.349 10274.663 10875.415 16093.641 17892.227 129047.219
Ketersediaan Lahan 3910.58 6419.98 6268.71 6968.56 3727.01 3237.49 2440.31 6239.33 70684.03 96385.70
107 Lampiran 4 Status Daya Dukung Lahan
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kecamatan Kaliwungu Kota Jati Undaan Mejobo Jekulo Bae Gebog Dawe
Ketersediaan Lahan (Ha) 3,910.58 6,419.98 6,268.71 6,968.56 3,727.01 3,237.49 2,440.31 6,239.33 70,684.03 96,385.70
Kebutuhan Lahan (Ha) 15,224.24 16,049.28 16,232.99 11,402.26 11,917.35 10,274.66 10,875.42 16,093.64 17,892.23 129,047.22
Keters - Kebutuhn (Ha) (11,313.66) (9,629.30) (9,964.28) (4,433.70) (8,190.34) (7,037.17) (8,435.11) (9,854.31) 52,791.80 (32,661.52)
Status Defisit Defisit Defisit Defisit Defisit Defisit Defisit Defisit Surplus Defisit
108 Lampiran 5 Ketersediaan Tenaga Kerja Pertanian, Kebutuhan dan Selisih Kebutuhan Tenaga Kerja Pertanian di kabupaten Kudus 2008 A. KETERSEDIAAN TENAGA KERJA PERTANIAN KAB KUDUS TAHUN 2008 No
KEC
JAN
PEB
MAR
APR
MEI
JUNI
JULI
AGT
SEPT
OKT
NOP
DES
(HOK) 1
BAE
80544
72750
80544
77946
77946
80544
77946
80544
80544
77946
80544
77946
2 3
DAWE
588299.4
531367.2
588299.4
569322
569322
588299.4
569322
588299.4
588299.4
569322
588299.4
569322
GEBOG
176582.2
159493.6
176582.2
170886
170886
176582.2
170886
176582.2
176582.2
170886
176582.2
170886
4
JATI
220298.4
198979.2
220298.4
213192
213192
220298.4
213192
220298.4
220298.4
213192
220298.4
213192
5
JEKULO
113106.6
102160.8
113106.6
109458
109458
113106.6
109458
113106.6
113106.6
109458
113106.6
109458
6
KALIWUNGU
100799.6
91044.8
100799.6
97548
97548
100799.6
97548
100799.6
100799.6
97548
100799.6
97548
7
KOTA
2188.6
1976.8
2188.6
2118
2118
2188.6
2118
2188.6
2188.6
2118
2188.6
2118
8
MEJOBO
183585.1
165818.8
183585.1
177663
177663
183585.1
177663
183585.1
183585.1
177663
183585.1
177663
9
UNDAAN
510430.5
461034
510430.5
493965
493965
510430.5
493965
510430.5
510430.5
493965
510430.5
493965
1975835
1784625
1975835
1912098
1912098
1975835
1912098
1975835
1975835
1912098
1975835
1912098
OKT
NOP
JUMLAH
B. KEBUTUHAN TENAGA KERJA PERTANIAN KAB KUDUS TAHUN 2008 (HOK) No.
KEC
JAN
PEB
MAR
APR
MEI
JUNI
JULI
AGT
SEPT
DES
(HOK) 1
BAE
2
DAWE
3
GEBOG
4
JATI
5
JEKULO
6
KALIWUNGU
7
KOTA
8
MEJOBO
9 UNDAAN JUMLAH
40985
40758
27778
12034
53720
53097
32150
49565
41739
55670
25682
21197
169929 64902 63063 239182
127078 83847 62226 140974
41389 41078 65981 199353
151815 59404 50914 168234
153981 62901 27617 117153
154669 67755 39180 150341
39218 36051 50987 168226
102201 49417 24974 101826
83706 49511 37534 118570
266045 129829 90432 263818
35046 35877 55567 171936
146301 51692 24739 85014
32007
96418
48504
30501
23317
40748
38387
24396
31973
114082
48652
21188
7897 138655 317095
6108 77446 171809
7613 123271 293377
5770 103534 229547
4880 50373 103545
4510 72356 160369
5419 98610 236165
3863 43168 93652
6124 60641 134140
7653 146169 325202
4967 104419 252179
4148 44413 87447
848344
811753
597486
743024
705214
493063
563938
1398899
1073716
806665
734325
486138
109 Lampiran 5 (lanjutan) C. SELISIH KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA PERTANIAN KAB KUDUS TAHUN 2008 (HOK) No.
KEC
JAN
PEB
MAR
APR
MEI
JUNI
JULI
AGT
SEPT
OKT
NOP
DES
Total
(HOK) 1
BAE
39559.08
31991.10
52766.35
65911.58
24226.11
27447.44
45796.16
30978.90
38805.68
22276.26
54862.35
56748.83
491369.85
2 3
DAWE
418370.29
404288.96
546910.10
417507.18
415341.32
433630.73
530103.97
486098.64
504593.04
303276.59
553253.17
423021.18
5436395.15
GEBOG
111680.25
75646.60
135504.10
111481.74
107985.18
108827.64
134834.65
127165.09
127071.04
41056.83
140705.36
119194.22
1341152.71
4
JATI
157235.85
136753.65
154317.83
162277.86
185575.28
181118.41
162205.02
195324.54
182764.87
122759.81
164731.13
188453.05
1993517.32
5
JEKULO
-126075.79
-38813.48
-86246.89
-58776.05
-7695.15
-37234.72
-58768.22
11280.37
-5463.65
-154359.71
-58829.36
24444.20
-596538.43
6
KALIWUNGU
68792.25
-5373.70
52295.90
67046.63
74230.98
60051.99
59160.63
76403.30
68826.79
-16533.73
52148.06
76360.11
633409.20
7
KOTA
-5708.65
-4130.95
-5423.97
-3651.52
-2762.26
-2321.85
-3301.05
-1674.65
-3935.21
-5534.63
-2778.29
-2029.63
-43252.66
8
MEJOBO
44929.94
88372.70
60313.62
74128.88
127290.01
111228.96
79052.82
140417.15
122943.80
31494.24
79165.74
133250.19
1092588.05
9 UNDAAN JUMLAH
193335.57
289224.66
217053.41
264418.31
390420.46
350061.65
257800.16
416778.61
376290.70
168763.08
258251.61
406517.71
3588915.92
902119
977960
1127490
1100345
1314612
1232810
1206884
1482772
1411897
513199
1241510
1425960
13937557.11
D. STATUS KETERSEDIAAN TENAGA KERJA PERTANIAN KABUPATEN KUDUS TAHUN 2008 No.
KEC
JAN
PEB
MAR
APR
MEI
JUNI
JULI
AGT
SEPT
OKT
NOP
DES
(HOK) 1
BAE
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
2
DAWE
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
3
GEBOG
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
4
JATI
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
5
JEKULO
DEFISIT
DEFISIT
DEFISIT
DEFISIT
DEFISIT
DEFISIT
DEFISIT
TERSEDIA
DEFISIT
DEFISIT
DEFISIT
TERSEDIA
6
KALIWUNGU
TERSEDIA
DEFISIT
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
DEFISIT
TERSEDIA
TERSEDIA
7
KOTA
DEFISIT
DEFISIT
DEFISIT
DEFISIT
DEFISIT
DEFISIT
DEFISIT
DEFISIT
DEFISIT
DEFISIT
DEFISIT
DEFISIT
8
MEJOBO
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
9
UNDAAN
DEFISIT
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TERSEDIA
TOTAL
110 Lampiran 6 LQ atas Harga Berlaku No.
Kecamatan
1
Kaliwungu
2
Pertanian
Industri Pengolahan
Penggalian
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdag, Hotel & Rest
Angkutan&Ko munikasi
Lemb. Keuangan
Jasa-jasa
Total
68,155.83
554.63
3,737,965.19
15,258.32
28,375.58
868,982.45
48,757.45
29,325.57
47,859.04
4,845,234.06
Kota
4,366.32
-
5,560,598.38
16,802.85
74,308.42
2,269,837.43
81,777.27
302,772.25
254,452.82
8,564,915.74
3
Jati
23,482.94
34.16
2,528,544.63
17,954.14
34,710.39
1,639,356.82
112,950.33
106,537.75
85,601.25
4,549,172.41
4
Undaan
162,763.39
30.28
47,699.98
8,605.48
15,327.45
336,721.00
15,629.96
11,958.10
27,291.30
626,026.94
5
Mejobo
63,379.33
-
371,678.37
7,606.21
8,195.76
329,321.38
15,480.52
11,895.20
32,980.88
840,537.65
6
Jekulo
89,535.63
3,348.24
1,307,583.41
8,935.91
15,449.38
514,983.62
22,000.83
17,997.55
39,153.95
2,018,988.52
7
Bae
12,790.36
579.75
1,134,603.31
9,241.73
43,423.08
300,958.95
35,605.90
18,432.56
33,104.17
1,588,739.81
8
Gebog
128,907.07
1,983.07
2,559,657.48
8,723.86
66,655.96
393,613.50
36,264.75
20,810.23
36,806.50
3,253,422.42
9
Dawe
113,983.56
2,562.01
76,539.89
7,484.43
61,140.17
485,742.79
26,210.32
33,318.56
44,437.10
851,418.83
Total
No.
Kecamatan
667,364.43
9,092.14
17,324,870.64
100,612.93
Pertanian
Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, Air Bersih
347,586.19
Bangunan
7,139,517.94
Perdag, Hotel & Rest
394,677.33
Angkutan&Ko munikasi
553,047.77
601,687.01
Lemb. Keuangan
Jasa-jasa
1
Kaliwungu
0.57
0.34
1.21
0.85
0.46
0.68
0.69
0.30
0.45
2
Kota
0.02
-
1.02
0.53
0.68
1.01
0.66
1.73
1.34
3
Jati
0.21
0.02
0.87
1.06
0.60
1.37
1.71
1.15
0.85
4
Undaan
10.57
0.14
0.12
3.71
1.91
2.04
1.72
0.94
1.97
5
Mejobo
3.07
-
0.69
2.44
0.76
1.49
1.27
0.69
1.77
6
Jekulo
1.80
4.95
1.01
1.19
0.60
0.97
0.75
0.44
0.87
7
Bae
0.33
1.09
1.12
1.57
2.13
0.72
1.54
0.57
0.94
8
Gebog
1.61
1.82
1.23
0.72
1.60
0.46
0.77
0.31
0.51
9
Dawe
5.44
8.98
0.14
2.37
5.61
2.17
2.12
1.92
2.35
Total
27,138,456.38
111 Lampiran 7 LQ Atas Harga Konstan 2000 No.
Kecamatan
Pertanian
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
Perdag, Hotel & Rest
1,533,481.68
5,980.42
14,265.24
393,709.84
Angkutan&Ko munikasi
Lemb. Keuangan
Jasa-jasa
28,341.96
13,312.65
19,871.94
2,046,826.04
Total
Kaliwungu
2
Kota
2,407.39
-
2,281,207.91
6,585.79
37,357.04
1,028,395.13
47,535.86
137,446.65
105,653.40
3,646,589.17
3
Jati
12,947.35
17.34
1,037,322.89
7,037.03
17,449.94
742,743.31
65,656.28
48,363.93
35,543.18
1,967,081.25
4
Undaan
89,739.83
15.43
19,568.68
3,372.87
7,705.56
152,558.17
9,085.45
5,428.51
11,331.84
298,806.34
5
Mejobo
34,944.29
-
152,479.21
2,981.21
4,120.25
149,205.62
8,998.59
5,399.95
13,694.26
371,823.38
6
Jekulo
49,365.60
1,719.39
536,429.61
3,502.38
7,766.86
233,323.60
12,788.74
8,170.18
16,257.43
869,323.79
7
Bae
7,051.98
297.50
465,465.38
3,622.25
21,830.06
136,355.46
20,697.16
8,367.65
13,745.45
677,432.89
8
Gebog
71,073.10
1,017.93
1,050,086.79
3,419.27
33,509.92
178,334.45
21,080.14
9,447.02
15,282.72
1,383,251.34
9
Dawe
62,845.00
1,314.91
31,400.11
2,933.48
30,736.97
220,075.46
15,235.66
15,125.31
18,451.09
398,117.99
Total
367,952.36
4,666.99
7,107,442.26
39,434.70
174,741.84
3,234,701.04
229,419.84
251,061.85
249,831.31
11,659,252.19
Pertanian
Penggalian
Industri Pengolahan
Perdag, Hotel & Rest
Angkutan&Ko munikasi
Lemb. Keuangan
Jasa-jasa
Kecamatan
284.49
Industri Pengolahan
1
No.
37,577.82
Penggalian
Listrik, Gas, Air Bersih
Bangunan
1
Kaliwungu
0.58
0.35
1.23
0.86
0.47
0.69
0.70
0.30
0.45
2
Kota
0.02
-
1.03
0.53
0.68
1.02
0.66
1.75
1.35
3
Jati
0.21
0.02
0.87
1.06
0.59
1.36
1.70
1.14
0.84
4
Undaan
9.52
0.13
0.11
3.34
1.72
1.84
1.55
0.84
1.77
5
Mejobo
2.98
-
0.67
2.37
0.74
1.45
1.23
0.67
1.72
6
Jekulo
1.80
4.94
1.01
1.19
0.60
0.97
0.75
0.44
0.87
7
Bae
0.33
1.10
1.13
1.58
2.15
0.73
1.55
0.57
0.95
8
Gebog
1.63
1.84
1.25
0.73
1.62
0.46
0.77
0.32
0.52
9
Dawe
5.00
8.25
0.13
2.18
5.15
1.99
1.94
1.76
2.16
112 Lampiran 8 Shift Share Analysis Kec Kaliwungu Harga Berlaku 2004 No. 1 1
Lapangan Usaha 2 Pertanian
2
Penggalian
3
Industri Pengolahan
4
Listrik, Gas, Air Bersih
5
Bangunan
6
Perdag, Hotel & Rest
7
Kab. Kudus Harga Berlaku 2008
Harga berlaku 2004
Regional Share
Proportiona Differential l Shift Shift
SSA
Harga Berlaku 2008
( Jutaan Rp ) 3 45,161.10
( Jutaan Rp) 4 68,155.83
(jutaan Rp ) 5 441,249.39
(jutaan Rp ) 6 667,364.45
0.64
-0.13
-0.14
10 0.38
586.68
554.63
5,458.30
9,092.12
0.64
0.02
-0.70
-0.03
7
9
9
3,276,469.26
3,737,965.19
10,631,715.43
17,324,870.63
0.64
-0.01
-0.50
0.13
6,969.16
15,258.32
73,888.35
100,612.94
0.64
-0.28
0.55
0.91
23,062.07
28,375.58
193,203.90
347,586.21
0.64
0.15
-0.41
0.39
678,380.83
868,982.45
4,262,023.51
7,139,517.95
0.64
0.03
-0.36
0.31
Angkutan&Komunikasi
22,964.30
48,757.45
239,365.46
394,677.34
0.64
0.00
0.48
1.13
8
Lemb. Keuangan
23,274.94
29,325.57
293,208.16
553,047.78
0.64
0.24
-0.38
0.50
9
Jasa-jasa
47,859.04 4,845,234.06
0.64
0.01
-0.40
0.25
Pertanian
363,512.09 16,503,624.59 Kab. Kudus 441,249.39
601,687.02 27,138,456.44
1
38,570.09 4,115,438.43 Kec Kota 3,969.42
667,364.45
0.64
-0.13
-0.54
-0.03
2 3
Penggalian Industri Pengolahan
-
-
3,368,402.73
5,560,598.38
5,458.30 10,631,715.43
9,092.12 17,324,870.63
0.64 0.64
0.02 -0.01
0.01
0.67 0.64
4
Listrik, Gas, Air Bersih
21,510.24
16,802.85
73,888.35
100,612.94
0.64
-0.28
-0.86
-0.50
5
Bangunan
6
Perdag, Hotel & Rest
7
Angkutan&Komunikasi
8
Lemb. Keuangan
9
Jasa-jasa
105,176.05
254,452.82 8,564,915.74
1
Pertanian
4,883,840.62 Kec Jati 16,127.71
2
Penggalian
3
Industri Pengolahan
4 5 6
Perdag, Hotel & Rest
7 8
Angkutan&Komunikasi Lemb. Keuangan
9
Jasa-jasa
4,366.32
52,922.31
74,308.42
193,203.90
347,586.21
0.64
0.15
-0.24
0.56
1,176,572.75
2,269,837.43
4,262,023.51
7,139,517.95
0.64
0.03
0.28
0.96
55,565.02
81,777.27
239,365.46
394,677.34
0.64
0.00
-0.17
0.48
99,722.10
302,772.25
293,208.16
553,047.78
0.64
0.24
1.39
2.28
363,512.09
601,687.02
0.64
0.01
0.77
1.43
16,503,624.59 Kab. Kudus 441,249.39
27,138,456.44 667,364.45
0.64
-0.13
-0.19
0.32
244.14
23,482.94 34.16
9,092.12
0.64
0.02
-1.50
-0.84
10,631,715.43
17,324,870.63
0.64
-0.01
-0.02
0.61
17,954.14
73,888.35
100,612.94
0.64
-0.28
-0.53
-0.17
34,710.39
193,203.90
347,586.21
0.64
0.15
0.05
0.85
878,184.48
1,639,356.82
4,262,023.51
7,139,517.95
0.64
0.03
0.22
0.90
54,568.37 41,743.76
112,950.33 106,537.75
239,365.46 293,208.16
394,677.34 553,047.78
0.64 0.64
0.00 0.24
0.43 0.91
1.07 1.79
55,301.25 2,636,706.82
85,601.25 4,549,172.41
363,512.09 16,503,624.59
601,687.02 27,138,456.44
0.64
0.01
-0.10
0.56
1,553,934.37
2,528,544.63
Listrik, Gas, Air Bersih
16,087.52
Bangunan
20,515.22
5,458.30
113 Lampiran 8 (lanjutan) 1
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pertanian Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdag, Hotel & Rest Angkutan&Komunikasi Lemb. Keuangan Jasa-jasa
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pertanian Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdag, Hotel & Rest Angkutan&Komunikasi Lemb. Keuangan Jasa-jasa
1 2 3 4 5 6
Pertanian Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, Air Bersih Bangunan Perdag, Hotel & Rest
3 Kec Undaan 105,644.07 156.94 21,755.99 3,116.28 20,978.41 140,989.69 8,637.75 13,061.91 12,914.46 327,255.50 Kec Mejobo 35,573.92 534.78 250,117.51 3,626.78 13,302.68 246,957.81 12,692.60 16,421.92 27,084.64 606,312.64 Kec Jekulo 59,798.33 598.54 480,819.66 4,262.11 14,210.52 276,162.04
4
7
Angkutan&Komunikasi
14,484.08
22,000.83
8
Lemb. Keuangan
25,599.91
9
Jasa-jasa
35,768.81 911,704.00
5
89,535.63 3,348.24 1,307,583.41 8,935.91 15,449.38 514,983.62
Kab. Kudus 441,249.39 5,458.30 10,631,715.43 73,888.35 193,203.90 4,262,023.51 239,365.46 293,208.16 363,512.09 16,503,624.59 Kab. Kudus 441,249.39 5,458.30 10,631,715.43 73,888.35 193,203.90 4,262,023.51 239,365.46 293,208.16 363,512.09 16,503,624.59 Kab. Kudus 441,249.39 5,458.30 10,631,715.43 73,888.35 193,203.90 4,262,023.51
162,763.39 30.28 47,699.98 8,605.48 15,327.45 336,721.00 15,629.96 11,958.10 27,291.30 626,026.94
6
7
9
9
10
667,364.45 9,092.12 17,324,870.63 100,612.94 347,586.21 7,139,517.95 394,677.34 553,047.78 601,687.02 27,138,456.44
0.64 0.64 0.64 0.64 0.64 0.64 0.64 0.64 0.64
-0.13 0.02 -0.01 -0.28 0.15 0.03 0.00 0.24 0.01
-0.10 -1.45 0.55 1.12 -0.91 0.74 0.17 -0.73 0.47
0.41 -0.79 1.18 1.48 -0.11 1.42 0.81 0.16 1.12
667,364.45 9,092.12 17,324,870.63 100,612.94 347,586.21 7,139,517.95 394,677.34 553,047.78 601,687.02 27,138,456.44
0.64 0.64 0.64 0.64 0.64 0.64 0.64 0.64 0.64
-0.13 0.02 -0.01 -0.28 0.15 0.03 0.00 0.24 0.01
0.14 -1.64 -0.16 0.45 -1.03 -0.31 -0.42 -0.92 -0.43
0.65 -0.98 0.47 0.81 -0.23 0.36 0.22 -0.03 0.23
667,364.45 9,092.12 17,324,870.63 100,612.94 347,586.21 7,139,517.95
0.64 0.64 0.64 0.64 0.64 0.64
-0.13 0.02 -0.01 -0.28 0.15 0.03
-0.15 3.95 1.08 0.45 -0.56 0.22
0.37 4.62 1.70 0.81 0.24 0.90
239,365.46
394,677.34
0.64
0.00
-0.13
0.52
17,997.55
293,208.16
553,047.78
0.64
0.24
-0.94
-0.06
39,153.95
363,512.09
601,687.02
0.64
0.01
-0.55
0.11
2,018,988.52
16,503,624.59
27,138,456.44
63,379.33 371,678.37 7,606.21 8,195.76 329,321.38 15,480.52 11,895.20 32,980.88 840,537.65
114 Lampiran 8 (lanjutan) 1
2
3
4
5
Kec Bae 1
Pertanian
2
Penggalian
3
Industri Pengolahan
4
Listrik, Gas, Air Bersih
5 6
Bangunan Perdag, Hotel & Rest
7 8 9
6
Kab. Kudus 11,819.93
12,790.36
441,249.39
428.80
579.75
5,458.30
667,364.45
7
9
9
10
Regional Share 0.64
Proportiona Differential SSA l Shift Shift -0.13 -0.56 -0.05
9,092.12
0.64
0.02
-0.29
0.37
600,400.96
1,134,603.31
10,631,715.43
17,324,870.63
0.64
-0.01
0.25
0.87
7,339.98
9,241.73
73,888.35
100,612.94
0.64
-0.28
-0.39
-0.02
19,140.64 312,650.33
43,423.08 300,958.95
193,203.90 4,262,023.51
347,586.21 7,139,517.95
0.64 0.64
0.15 0.03
0.62 -0.68
1.42 -0.01
Angkutan&Komunikasi
30,408.22
35,605.90
239,365.46
394,677.34
0.64
0.00
-0.47
0.18
Lemb. Keuangan
15,738.34
18,432.56
293,208.16
553,047.78
0.64
0.24
-0.47
0.41
Jasa-jasa
36,829.63
33,104.17
363,512.09
601,687.02
0.64
0.01
-0.75
-0.09
1,034,756.83
1,588,739.81
16,503,624.59
27,138,456.44
83,280.48
128,907.07
Kab. Kudus 441,249.39
667,364.45
0.64
-0.13
-0.10
0.42
1,161.53
1,983.07
5,458.30
9,092.12
0.64
0.02
0.06
0.73
1,018,718.00
2,559,657.48
10,631,715.43
17,324,870.63
0.64
-0.01
0.87
1.50
8,048.16
8,723.86
73,888.35
100,612.94
0.64
-0.28
-0.56
-0.20
14,338.09
66,655.96
193,203.90
347,586.21
0.64
0.15
3.00
3.80
345,445.88 25,051.52
393,613.50 36,264.75
4,262,023.51 239,365.46
7,139,517.95 394,677.34
0.64 0.64
0.03 0.00
-0.50 -0.20
0.17 0.45
Kec Gebog 1
Pertanian
2
Penggalian
3
Industri Pengolahan
4
Listrik, Gas, Air Bersih
5
Bangunan
6 7
Perdag, Hotel & Rest Angkutan&Komunikasi
8
Lemb. Keuangan
27,889.94
20,810.23
293,208.16
553,047.78
0.64
0.24
-0.90
-0.01
9
Jasa-jasa
25,185.17
36,806.50
363,512.09
601,687.02
0.64
0.01
-0.18
0.47
1,549,118.77
3,253,422.42
16,503,624.59
27,138,456.44 667,364.45 9,092.12
0.64 0.64
-0.13 0.02
-0.22 -0.18
0.29 0.49
Kec Dawe
Kab. Kudus
1 2
Pertanian Penggalian
80,189.86 1,746.89
113,983.56 2,562.01
441,249.39 5,458.30
3
Industri Pengolahan
61,096.95
76,539.89
10,631,715.43
17,324,870.63
0.64
-0.01
-0.39
0.24
4
Listrik, Gas, Air Bersih
2,928.12
7,484.43
73,888.35
100,612.94
0.64
-0.28
0.91
1.27
5
Bangunan
14,733.96
61,140.17
193,203.90
347,586.21
0.64
0.15
2.51
3.30
6
Perdag, Hotel & Rest
168,417.93
485,742.79
4,262,023.51
7,139,517.95
0.64
0.03
1.24
1.91
7 8
Angkutan&Komunikasi Lemb. Keuangan
14,993.60 29,755.34
26,210.32 33,318.56
239,365.46 293,208.16
394,677.34 553,047.78
0.64 0.64
0.00 0.24
0.10 -0.52
0.75 0.36
9
Jasa-jasa
0.64
0.01
0.02
0.68
26,681.99
44,437.10
363,512.09
601,687.02
400,544.64
851,418.83
16,503,624.59
27,138,456.44
115 Lampiran 9 Analisis Skalogram Kecamatan di Kab. Kudus
Kecamatan
KOTA KUDUS BAE JATI DAWE GEBOG JEKULO KALIWUNGU MEJOBO UNDAAN
Kecamatan
KOTA KUDUS BAE JATI DAWE GEBOG JEKULO KALIWUNGU MEJOBO UNDAAN
Jarak Jarak ke Jarak ke Jarak ke Jarak ke Jarak dari sekolah sekolah sekolah sekolah dari Desa/Kel. Jumlah SLTP SMU TK SMK Desa/Kel. ke Toko Penduduk sederajat sederajat terdekat(k terdekat(k apotik khusus terdekat(k terdekat( m) m) (km) obat/jamu m) km) (0,0 km) 91398 60881 94514 94138 91733 96243 88629 67522 67863
1.5470 2.2956 2.2956 0.0111 0.0000 2.2956 0.8792 2.2956 2.2956
1.4411 2.8508 1.0181 0.4073 1.2218 0.0000 2.8508 2.1177 1.9781
0.1282 3.3319 0.5553 0.9825 0.0000 0.3417 1.1961 0.6265 1.1961
Jarak ke Jarak ke kelompok pasar Jumlah pertokoan terdekat: Jumlah TK SD terdekat: ………. ………. Km km 3.2117 0.3350 0.8992 0.0823 0.2960 0.2104 0.4723 0.0000 0.2224
3.1503 0.6138 1.6889 0.0000 0.6852 0.9929 1.0263 2.5320 0.8505
1.7675 1.4397 0.8225 0.6878 0.4423 0.5793 0.2692 0.0000 3.2526
1.4016 2.5559 0.1497 2.7239 2.3466 2.0282 0.0000 2.2056 1.9350
0.0000 2.2198 2.2198 0.7610 0.0134 2.2198 0.2003 0.2703 1.6020
Jumlah SMP
3.3130 1.0156 0.9490 0.0000 0.0251 0.6029 0.3982 0.8216 0.3704
1.4816 2.9772 0.2590 0.0000 0.0482 0.1264 0.1933 0.3298 0.0270
Jumlah SMU
3.3670 1.4442 0.9303 0.4670 0.4792 0.4568 0.4960 1.3022 0.0000
0.8993 0.6852 0.5139 2.9121 0.7708 2.5695 1.8843 0.0000 1.8843
Jumlah SMK
3.0429 0.0000 0.0000 0.9848 1.5159 0.0000 1.5690 1.3730 0.6830
Jarak Jarak Jarak dari Jarak dari dari Desa/Ke dari Jarak dari Desa/Kel. Desa/Kel l.ke Desa/Kel. Desa/Kel.ke ke .ke Toko ke RSB/Ruma Poliklinik/ Puskesm khusus Rumah h Bersalin Balai as obat/ja Sakit (km) Pengobat Pembant mu (0,0 (km) an (km) u (km) km) 2.0070 3.2983 3.0865 3.2731 3.2294 0.5026 0.3254 0.6949 0.8528 1.3850 0.4251 0.6083 1.7240 1.0714 0.6000 0.0000 0.5160 0.0000 0.0000 0.0000 0.2644 0.3588 0.2143 0.1750 0.4286 0.2421 0.0995 1.2484 0.5083 0.6382 0.6511 0.5409 1.0823 0.2745 0.2719 2.9695 0.4245 0.2750 0.1725 0.1860 0.2105 0.0000 0.0737 0.6324 0.2912
Akadem i / PT
1.4354 2.8732 0.4627 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
MI
0.8857 1.1381 0.7707 2.2360 3.3562 0.0000 2.0228 0.7701 1.4245
Jmlh M Fas Tsanawiya M Aliyah Olahrag h a 1.2874 1.2894 0.0000 3.6348 1.2783 1.5564 2.2220 1.0441 2.1518
3.5130 1.0259 0.3611 0.9700 1.6374 1.5212 1.0826 0.0000 1.6716
1.5303 0.0000 0.1399 1.2157 0.8704 0.1620 1.0293 2.7652 2.5036
Jarak dari Jarak dari Jarak Jarak Jarak ke Desa/Kel. Desa/Kel.k dari dari kantor ke e Tempat Desa/Kel. Desa/Kel. pos Tempat Praktek ke ke terdekat Praktek Bidan Poskesdes Polindes (km) Dokter (km) (km) (km) (km) 1.0680 0.5430 3.0283 0.0559 0.4690 1.8258 0.2724 1.5407 0.0000
jumlah apotik
3.1745 0.2222 0.8456 0.0000 0.0028 0.1015 0.3449 0.3379 0.3357
2.8161 2.2294 0.9425 0.0000 0.1643 0.3273 0.3227 0.9016 0.1562
Jmlh Rumah sakit 1.4104 0.0000 2.7277 0.0000 0.0000 1.3394 1.4544 0.0000 0.0000
2.0620 2.7912 0.3084 0.0612 0.0640 0.0000 0.2293 0.8546 1.1996
1.1954 1.4167 0.5796 0.0000 0.0000 0.1932 0.7728 0.4722 3.1876
3.1429 1.8201 1.6815 0.0000 0.6820 1.1065 0.5596 1.8552 0.1716
J J Puskesma J Tempat Puskesma s Praktek s Pembant Dokter u 3.0736 3.0774 0.0000 1.4737 1.5507 1.4095 1.6562 2.6309 2.6104
3.3048 0.9027 1.0252 1.3914 1.8163 1.6954 0.0000 2.2405 2.7234
3.1158 0.3085 0.9788 0.2092 0.0000 0.1342 0.0399 0.1730 0.1230
116 Lampiran 9 (lanjutan) Kecamatan
J Rmh Banyaknya Bersalin/B Jumlah Jumlah Banyaknya surau/langga Gereja P/Poliklini Poskesdes Polindes masjid r/mushola k
Vihara
Jmlh Klenteng Industri Besar
Jmlh Industri sedang
Jmlh Industri Kecil
Jumlah Industri Kantor Pasar Rumah Pos Umum Tangga
Pasar Hewan
Toko Warung kelontong/ke Makan bthn bhn pokok
KOTA KUDUS
3.1789
1.2519
2.2593
2.8040
0.3084 3.2818
0.0000
1.4540
2.3023
3.2055
3.0423 0.8145 0.2362 2.2941
0.0000
2.4736
2.0084
BAE
0.8300
0.6526
0.7760
1.0941
0.9972 0.8211
0.0000
0.0000
2.3042
0.7400
1.5562 1.1703 2.5880 0.0000
0.0000
1.7156
0.7070
JATI
0.6683
0.4372
1.4018
0.0000
0.7151 0.7934
1.4559
2.8121
2.0780
0.4392
2.1883 1.3405 0.0815 0.4437
1.9771
3.1577
2.0938
DAWE
0.9393
3.0387
2.5333
1.5917
3.0714 0.5310
0.7308
0.0000
0.0000
0.1382
2.0069 1.0659 0.0996 1.3364
1.9850
0.9231
1.2784
GEBOG
0.4131
0.0000
0.0000
2.4703
1.3560 0.0000
0.7500
0.0000
1.3763
1.5543
1.8389 3.3415 0.2191 2.7428
2.0371
0.6910
0.4579
JEKULO
0.1313
0.0000
0.0364
0.8022
2.1945 1.2986
0.7149
0.0000
1.3118
0.2769
0.0448 0.4183 0.0000 0.8714
0.0000
1.6421
0.5419
KALIWUNGU
0.0000
0.0000
1.7107
1.4240
0.0000 0.2820
0.0000
0.0000
2.6908
1.2162
1.0015 2.2955 0.3828 0.4732
0.0000
2.5847
0.0678
MEJOBO
0.1871
0.0000
0.0418
0.2307
1.4753 0.0000
0.0000
0.0000
0.8310
0.0000
1.0230 1.5761 1.8952 2.4842
0.0000
1.6488
0.0000
UNDAAN
1.6753
1.1475
0.2928
0.1676
2.2881 0.7367
3.0414
0.0000
0.0000
0.5257
0.0000 0.0000 1.8633 1.8538
0.0000
0.0000
2.8328
Kecamatan
Bank Umum
BPR
Asuransi Koperasi Jiwa/Non /KUD Jiwa
IPD
Jumlah Hierarki Jenis
KOTA KUDUS
3.1212
0.1885
3.2798
2.6785
112.8439
51 Hierarki 1
BAE
0.5206
2.7178
0.7302
0.0000
65.0840
46 Hierarki 2
JATI
0.6707
1.9799
0.9085
1.7268
57.9517
50 Hierarki 2
DAWE
0.3367
1.2624
1.0807
0.0000
45.7334
38 Hierarki 3
GEBOG
0.0000
0.0000
0.5969
0.0000
41.0222
41 Hierarki 3
JEKULO
1.6467
2.1154
0.5606
0.0000
41.1399
44 Hierarki 3
KALIWUNGU
0.3576
0.3991
0.0000
0.0000
41.1506
43 Hierarki 3
MEJOBO
0.0000
1.4004
0.0557
0.0000
46.3373
39 Hierarki 3
UNDAAN
0.4671
0.1312
1.6847
0.0000
54.4714
42 Hierarki 3
117 Lampiran 10 Skalogram Desa di Kabupaten Kudus
Kecamatan
KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS JATI KALIWUNGU KALIWUNGU KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS JATI JATI JATI JATI JATI JATI
Jumlah Penduduk
Jumla h Pendu duk
PANJUNAN NGANGUK DAMARAN KERJASAN GLANTENGAN BARONGAN PLOSO MIJEN GARUNG LOR PURWOSARI JANGGALAN DEMANGAN SUNGGINGAN WERGU KULON WERGU WETAN MLATI KIDUL MLATI NOROWITO MLATI LOR KRAMAT DEMAAN LANGGAR DALEM KAUMAN SINGOCANDI KALIPUTU BURIKAN RENDENG TANJUNG KARANG JETIS KAPUAN LORAM KULON JATI WETAN JATI KULON GETAS PEJATEN
3738 2466 1376 1187 1402 3503 6871 9494 7087 7929 2507 1845 5590 3561 5208 3924 5467 4754 3406 4959 2605 361 7126 3192 3059 5320 4308 3214 7605 8201 8080 11490
Klen teng
Pas ar Hew an
Asu rans i Jiwa /No n Jiwa
Jml h Ru mah saki t
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 9.70 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 5.87 0.00 0.00 0.00 0.00 2.20
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 6.40 0.00 0.00
9.02 0.00 0.00 0.00 0.00 4.81 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 5.25 0.00 0.00 0.00 1.47
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 5.22 0.00 5.06 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 6.57 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 4.38 0.00 0.00
Viha ra
Aka dem i/ PT
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 3.23 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.93
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 3.73 0.00 0.00 3.23 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 5.17 0.00 0.00 3.59 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Kan tor Pos
Jum lah SM K
Jum lah SM U
J Pus kes mas
Jum lah Pos kes des
Ban k Um um
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 7.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 5.54 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 8.80 0.00 0.00 0.00 0.00 2.95 1.32 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.66 3.82 0.00 0.00 2.11 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
3.16 0.00 8.58 0.00 0.00 0.00 1.72 0.00 0.00 1.49 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 3.01 2.16 2.48 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 3.70 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.19 0.00 0.00 0.00 0.00 3.34 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 3.27 4.03 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 1.24 0.00 0.00 0.24 0.00 0.00 0.00 0.00 0.68 0.00 0.00 0.00 0.26 0.52 0.00 0.00 0.50 0.00 0.00 4.75 0.00 0.00 0.28 0.06 0.00 0.75 0.00 0.00 0.00 0.00
6.33 2.40 0.00 0.00 0.00 1.69 0.86 0.31 0.42 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 8.19 0.00 0.00 0.00 2.78 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.51
Ger eja
Pas ar Um um
6.02 9.12 0.00 0.00 0.00 1.60 0.82 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.06 1.30 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 3.89 1.98 1.44 0.00 1.72 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 3.47 0.00 0.00 0.00 0.00 5.23 0.00 0.00 0.00 0.00 2.56 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
M Aliy ah
juml ah apot ik
Jum lah SM P
Jml h Indu stri Bes ar
J Rmh Bersali n/BP/P oliklini k
2.21 0.00 6.00 6.96 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.48 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.67 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.92 0.00 1.09 0.00 0.00 0.00
4.43 3.35 3.01 0.00 2.95 7.08 1.81 0.87 0.00 1.04 0.00 0.00 0.00 2.32 0.79 0.00 0.00 1.74 1.21 4.17 0.00 0.00 0.00 0.00 2.70 0.78 0.00 1.29 0.00 0.00 1.02 1.08
1.81 2.74 4.92 0.00 4.83 3.86 1.97 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.72 0.00 0.00 3.97 1.36 2.60 0.00 0.95 2.12 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.83 0.00 1.18
4.89 5.56 0.00 3.85 0.00 1.31 1.33 0.96 1.29 0.00 0.00 0.00 0.00 1.28 0.00 0.00 0.00 0.00 1.34 1.84 0.00 0.00 0.00 0.00 1.49 0.86 3.18 0.00 0.00 2.79 1.13 0.40
2.53 1.28 4.58 2.65 2.25 0.00 0.46 0.00 0.00 0.79 1.26 1.71 0.56 0.00 0.00 0.00 0.58 0.00 0.00 1.91 0.00 8.73 0.00 0.99 1.03 0.59 0.00 0.00 0.41 0.00 0.39 0.27
118 Lampiran 10 (lanjutan)
Kecamatan
KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS JATI KALIWUNGU KALIWUNGU KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS JATI JATI JATI JATI JATI JATI
Desa
PANJUNAN NGANGUK DAMARAN KERJASAN GLANTENGAN BARONGAN PLOSO MIJEN GARUNG LOR PURWOSARI JANGGALAN DEMANGAN SUNGGINGAN WERGU KULON WERGU WETAN MLATI KIDUL MLATI NOROWITO MLATI LOR KRAMAT DEMAAN LANGGAR DALEM KAUMAN SINGOCANDI KALIPUTU BURIKAN RENDENG TANJUNG KARANG JETIS KAPUAN LORAM KULON JATI WETAN JATI KULON GETAS PEJATEN
Koperasi/ KUD
M Tsan awiya h
J Pusk esma s Pemb antu
4.54 1.15 0.00 0.00 6.06 1.62 0.82 0.00 0.00 1.43 0.00 0.00 0.51 0.00 1.09 5.77 2.59 1.79 0.00 0.00 0.00 0.00 0.40 2.66 0.93 0.00 1.31 0.00 0.00 0.35 0.00 1.48
0.00 0.00 5.33 6.18 0.00 0.00 0.00 0.77 1.03 0.00 0.00 0.00 1.31 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.48 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.70 0.00 0.96 0.00 0.00 0.64
1.55 0.00 0.00 4.87 0.00 1.65 0.00 0.00 0.00 0.73 2.31 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.22 1.70 0.00 2.22 0.00 0.81 1.81 0.00 0.00 0.00 0.00 0.76 0.00 0.00 0.50
J Temp at Prakt ek Dokte r
3.83 1.16 3.12 0.00 3.06 5.72 1.67 0.15 0.00 1.99 2.85 6.98 0.26 0.80 0.55 0.36 0.00 1.51 2.10 0.87 0.00 0.00 0.60 0.00 1.87 1.35 1.00 0.00 0.38 0.35 0.18 1.25
Jmlh Industri sedang
2.17 1.32 0.00 1.37 10.44 0.00 0.00 0.69 0.46 0.41 1.95 1.76 0.29 0.46 0.00 0.41 0.00 1.03 1.43 1.97 0.00 0.00 0.23 0.51 0.00 0.31 0.00 0.00 0.64 0.40 0.40 0.00
BPR
0.00 2.77 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00 0.72 0.00 0.86 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.44 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 3.18 2.13 0.90 0.83 0.85 1.19
Jumlah Polinde s
0.79 0.12 0.35 0.43 0.86 0.24 0.14 -0.18 0.03 0.01 0.98 1.48 -0.05 0.84 0.24 0.56 0.22 0.43 0.04 -0.03 0.10 1.83 0.03 0.28 0.42 -0.11 0.24 1.06 0.25 0.22 0.05 -0.04
MI
0.00 0.00 6.98 4.05 0.00 0.00 0.70 1.01 0.68 1.21 1.92 5.21 0.86 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.84 0.00 0.67 1.50 1.57 0.00 1.11 1.49 0.63 0.59 0.59 1.67
Jarak dari Desa/K el.ke Rumah Sakit (km)
Jarak dari Desa/Kel .ke Puskesm as Pembant u (km)
0.12 2.10 2.10 2.10 1.69 2.10 2.10 2.10 0.06 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 0.52 0.52 -0.02 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10
2.83 0.86 0.86 0.86 2.83 2.83 0.31 0.54 2.83 2.83 2.83 2.32 2.83 1.51 0.86 2.32 0.38 0.86 0.86 2.83 0.86 0.86 0.86 0.86 1.83 2.83 0.17 0.06 2.83 0.11 0.22 0.38
Juml ah TK
1.96 1.49 0.00 3.09 0.00 5.23 1.07 0.77 0.00 1.39 1.46 1.99 1.31 2.06 1.41 0.93 1.34 1.54 0.00 4.44 2.81 0.00 0.51 1.15 1.20 1.38 0.85 2.28 0.48 1.34 0.91 1.60
Jmlh Industr i Kecil
Jarak dari Desa/Ke l.ke Tempat Praktek Bidan (km)
Jmlh Fas Olahr aga
0.97 0.68 1.82 2.34 0.99 0.71 1.86 0.67 0.55 1.09 2.55 6.79 1.69 0.86 0.27 0.57 0.15 0.29 0.33 1.29 2.03 4.62 1.17 2.18 1.27 0.47 0.32 1.21 2.38 0.48 0.34 1.02
2.28 2.28 2.28 0.84 2.28 2.28 2.28 2.28 2.28 2.28 2.28 2.28 2.28 2.28 2.28 2.28 2.28 2.28 2.28 0.84 0.84 0.84 2.28 1.83 2.28 2.28 2.28 0.62 2.28 2.28 2.28 2.28
0.64 0.00 5.21 3.02 3.41 1.36 0.52 0.88 1.86 3.47 0.00 0.00 1.07 0.00 0.69 0.61 0.87 1.76 1.40 3.13 1.38 3.31 1.17 1.87 0.78 2.02 1.11 1.49 0.63 0.58 0.59 0.42
Jumla h SD
Toko kelont ong/k ebthn bhn pokok
Warun g Makan
Jarak dari Desa/ Kel.k e RSB/ Ruma h Bersa lin (km)
3.46 3.50 3.13 0.00 6.15 4.92 2.51 1.36 2.43 2.72 0.00 4.67 0.77 2.42 2.48 3.30 3.16 3.63 0.00 3.48 1.66 0.00 1.82 2.70 2.82 3.24 2.00 2.68 5.10 1.58 1.60 1.50
1.20 1.54 0.32 1.88 1.75 1.82 3.53 1.02 1.34 2.03 0.45 1.33 1.54 1.98 1.42 0.77 1.45 1.27 0.89 1.35 0.94 1.86 1.33 1.65 1.64 2.14 1.66 1.11 1.40 1.24 1.52 1.08
2.08 5.37 2.66 5.20 1.63 3.59 4.85 3.03 2.90 1.61 1.00 2.35 1.43 3.66 2.50 2.27 2.21 1.30 1.34 1.61 1.75 1.27 0.99 0.50 1.79 2.79 1.33 0.92 1.53 3.01 2.37 1.43
1.60 0.78 0.78 0.78 0.51 0.37 4.54 0.51 4.54 0.78 0.29 0.37 0.51 0.99 0.51 0.37 4.54 0.55 4.54 0.78 0.78 0.78 0.37 0.78 0.78 0.78 0.99 4.06 0.34 4.54 0.78 0.99
Jarak ke kanto r pos terde kat (km)
Jumla h Indust ri Ruma h Tang ga
0.76 0.93 0.17 0.42 1.94 0.93 0.28 0.59 3.77 0.25 0.36 0.36 0.25 0.76 0.42 0.42 0.76 0.59 3.77 0.93 0.59 1.04 0.93 0.93 0.93 0.93 3.77 0.59 0.48 1.94 0.93 0.48
0.83 1.04 0.78 0.45 0.38 0.19 0.43 0.98 0.86 0.42 0.24 1.46 0.82 0.77 0.54 0.69 0.36 0.16 0.22 0.61 0.75 1.86 1.38 0.23 0.31 0.25 0.20 1.28 1.28 0.48 0.53 0.50
119 Lampiran 10 (lanjutan)
Kecamatan
KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS JATI KALIWUNGU KALIWUNGU KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS KOTA KUDUS JATI JATI JATI JATI JATI JATI
Desa
PANJUNAN NGANGUK DAMARAN KERJASAN GLANTENGAN BARONGAN PLOSO MIJEN GARUNG LOR PURWOSARI JANGGALAN DEMANGAN SUNGGINGAN WERGU KULON WERGU WETAN MLATI KIDUL MLATI NOROWITO MLATI LOR KRAMAT DEMAAN LANGGAR DALEM KAUMAN SINGOCANDI KALIPUTU BURIKAN RENDENG TANJUNG KARANG JETIS KAPUAN LORAM KULON JATI WETAN JATI KULON GETAS PEJATEN
Lanjutan 10 (lanjutan)
Jarak ke sekolah TK terdekat( km)
Jarak ke sekolah SLTP sederajat terdekat( km)
Jarak ke sekolah SMU sederajat terdekat( km)
Jarak dari Desa/ Kel.k e Toko khusu s obat/j amu (0,0 km)
7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 4.75 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04
3.90 4.93 1.63 3.90 4.93 4.93 1.63 3.90 4.93 4.93 4.93 4.93 3.90 4.93 4.93 3.90 4.93 4.93 3.90 3.90 1.63 4.93 4.93 3.90 4.93 4.93 3.90 4.93 3.90 4.93 4.93 0.87
5.55 6.82 5.55 5.55 6.82 6.82 5.55 6.82 5.55 6.82 6.82 6.82 5.55 6.82 6.82 5.55 5.55 6.82 6.82 6.82 6.82 6.82 6.82 5.55 6.82 6.82 5.55 6.82 5.55 6.82 6.82 6.82
2.56 2.56 3.47 3.47 3.47 1.20 0.39 2.56 3.47 3.47 3.47 2.56 2.56 1.20 3.47 3.47 3.47 2.56 3.47 1.20 2.56 2.56 3.47 2.56 3.47 3.47 2.56 2.56 2.56 1.20 3.47 1.20
Jarak dari Desa/Kel .ke Poliklinik/ Balai Pengoba tan (km)
Jarak dari Desa/Kel .ke Poskesd es (km)
Jarak ke sekolah SMK terdekat( km)
2.64 0.87 0.87 0.87 0.87 2.64 2.64 2.64 2.64 2.64 0.57 2.64 2.64 1.79 0.87 2.24 2.64 2.64 0.87 0.87 0.87 0.87 2.64 2.64 0.41 0.87 0.79 0.32 0.49 0.32 2.64 0.87
7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 6.32 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66
6.23 7.92 7.92 7.92 6.23 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 6.23 2.92 7.92 7.92 6.23 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92
Jarak dari Desa/ Kel. apotik (km)
Jarak dari Desa/ Kel.k e Toko khusu s obat/j amu (0,0 km)
Jarak dari Desa/ Kel.k e Temp at Prakt ek Dokte r (km)
Jarak dari Desa/Kel .ke Polindes (km)
Jarak ke kelom pok perto koan terde kat: …… …. Km
2.37 2.37 2.37 0.93 2.37 2.37 2.37 2.37 0.93 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 1.91 1.18 2.37 2.37 2.37 0.93 0.93 1.91 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37
2.52 2.52 1.01 1.01 2.02 2.52 2.52 2.52 1.01 0.50 0.50 2.52 2.52 2.52 0.63 1.69 1.01 2.52 1.01 2.52 2.52 2.52 2.02 2.52 1.44 1.01 2.52 2.52 2.52 2.52 0.13 2.52
2.60 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 2.60 1.05 0.50 1.05 1.05 0.50 0.50 1.05 1.05 0.87 0.50 0.68 1.05 1.05 2.60 1.05 2.60 0.50 1.05 1.05 0.87 2.60 2.60 0.45 2.60 0.87
8.41 8.41 8.41 8.41 8.41 8.41 8.41 9.41 9.41 9.41 8.41 9.41 8.41 9.41 9.41 9.41 9.41 8.41 9.41 8.41 8.41 8.41 8.41 8.41 8.41 9.41 8.41 8.41 8.41 8.41 8.41 8.41
2.23 2.23 0.19 0.19 2.23 2.23 2.23 2.23 2.23 2.23 2.23 0.32 2.23 0.66 2.23 2.23 0.32 2.23 2.23 2.23 2.23 2.23 0.19 2.23 0.39 2.23 2.23 0.12 0.08 2.23 2.23 2.23
Jarak ke pasar terde kat: …… …. km
1.54 2.66 0.46 0.46 0.93 2.66 2.66 2.66 0.23 2.66 0.46 0.23 0.46 1.16 2.66 0.58 0.77 0.77 0.46 0.31 2.66 0.46 0.46 0.46 0.93 2.66 0.66 0.58 0.21 2.66 0.93 0.58
Bany aknya masji d
Bany aknya surau /lang gar/m ushol a
IPD
Jumlah jenis
HIERARKI
2.24 0.87 1.70 8.55 1.66 1.66 0.38 0.91 0.73 1.12 1.37 4.03 0.97 0.54 0.31 0.81 0.29 0.36 2.10 2.17 3.79 3.40 0.54 1.03 1.09 1.28 1.02 0.62 0.16 0.45 0.46 0.49
0.39 0.39 2.10 0.81 1.03 0.55 0.84 0.66 0.34 0.85 0.96 0.78 0.43 0.54 0.92 0.98 1.14 0.61 0.28 0.29 0.18 9.32 0.74 0.90 0.63 0.72 0.89 1.35 1.07 0.82 1.01 0.59
129.87 109.83 115.66 117.98 110.73 119.73 106.57 80.50 89.90 100.07 81.26 102.88 77.99 80.70 80.05 89.69 84.36 85.47 93.63 98.98 96.02 105.89 79.56 84.47 81.01 92.04 101.56 86.18 79.38 92.59 77.40 79.94
41.00 37.00 36.00 35.00 33.00 39.00 43.00 36.00 34.00 41.00 32.00 31.00 35.00 31.00 33.00 36.00 33.00 35.00 34.00 37.00 33.00 29.00 35.00 35.00 35.00 36.00 39.00 33.00 36.00 37.00 35.00 41.00
Hierarki 1 Hierarki 1 Hierarki 1 Hierarki 1 Hierarki 1 Hierarki 1 Hierarki 1 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2
120
Kecamatan
UNDAAN UNDAAN UNDAAN UNDAAN UNDAAN MEJOBO JEKULO BAE BAE BAE BAE BAE BAE BAE GEBOG GEBOG GEBOG GEBOG DAWE DAWE DAWE DAWE DAWE KALIWUNGU KALIWUNGU KALIWUNGU KALIWUNGU KALIWUNGU KALIWUNGU KALIWUNGU KALIWUNGU KALIWUNGU KALIWUNGU KALIWUNGU KALIWUNGU KALIWUNGU KOTA KUDUS KOTA KUDUS
Desa
WONOSOCO KALIREJO UNDAAN KIDUL LARIKREJO WATES MEJOBO KLALING PEGANJARAN PANJANG PURWOREJO PEDAWANG DERSALAM NGEMBAL REJO KARANG BENER GRIBIG PADURENAN JURANG GONDOSARI CENDONO REJOSARI PIJI GLAGAH KULON COLO BLIMBING KIDUL BANGET SETROKALANGAN GARUNG KIDUL KEDUNG DOWO GAMONG SIDOREKSO PAPRINGAN KALIWUNGU KARANG AMPEL PRAMBATAN LOR PRAMBATAN KIDUL BAKALAN KRAPYAK KAJEKSAN KRANDON
Jumla h Pendu duk 1041 6173 6441 1403 4560 7721 7860 5990 4003 2535 3978 5922 7654 6489 7373 4861 7760 12498 10417 3715 7620 1804 4071 4511 4063 2240 3182 10133 2927 6115 5650 6646 5347 8525 6850 5859 3581 3332
Klente ng
Pas ar Hew an
Asura nsi Jiwa/N on Jiwa
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 6.76 0.00 0.00 0.00 6.89 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Jml h Ru mah saki t 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 4.57 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Viha ra
Aka dem i/ PT
Kan tor Pos
Jum lah SM K
Jum lah SM U
J Pus kes mas
Jum lah Pos kes des
Ban k Um um
0.00 3.60 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 5.46 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 4.28 6.40 0.00 0.00 0.00 3.35 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 3.71 0.00 0.00 3.09 3.04 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.91 2.29 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.80 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 1.69 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.81 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.03 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.50 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.54 0.00 0.00 0.00 0.00 0.95 0.00 0.00 1.55 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.21 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 2.70 0.00 0.00 0.00 2.21 0.00 0.00 0.00 0.00 2.93 0.00 0.00 2.36 0.00 0.00 1.39 1.67 4.68 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.84 0.00 2.61 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.43 0.68 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.48 0.00 0.00 0.65 0.00 0.38 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.39 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.28 0.00 0.39 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Ger eja
Pas ar Um um
M Aliy ah
juml ah apot ik
Jum lah SM P
0.00 0.91 0.00 0.00 0.00 0.00 0.72 0.00 0.00 0.00 0.00 0.95 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.51 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.55 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.69
0.00 2.21 2.12 0.00 2.99 3.53 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.85 0.00 1.76 1.09 1.31 0.00 1.79 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 1.34 1.28 0.00 0.00 1.07 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.16 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.79 0.00 0.00 0.00 2.03 0.00 0.00 0.00 0.00 0.82 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.21 1.41 2.31 2.48
0.00 0.00 0.00 0.00 0.91 0.54 0.00 0.00 1.03 0.00 0.00 0.70 0.00 0.00 0.56 0.00 0.00 0.00 0.40 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.49 0.60 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 1.48 0.88 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.04 0.00 0.00 0.00 1.08 0.00 1.82 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.34 0.00 1.11 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.15 0.00 0.00
Jml h Indu stri Bes ar 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.59 0.00 0.00 2.28 1.80 0.00 0.00 1.79 0.70 1.86 0.00 0.00 1.10 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.35 0.00 0.75 0.00 2.06 0.85 0.00 2.00 1.56 0.00 0.00
J Rmh Bersali n/BP/P oliklini k 0.00 0.00 0.00 0.00 1.38 0.00 0.40 0.53 0.00 0.00 0.79 0.00 0.00 0.49 0.43 0.00 0.00 0.25 0.00 0.00 0.41 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.88 0.95
121 Lampiran 10 (lanjutan) Kecamatan
UNDAAN UNDAAN UNDAAN UNDAAN UNDAAN MEJOBO JEKULO BAE BAE BAE BAE BAE BAE BAE GEBOG GEBOG GEBOG GEBOG DAWE DAWE DAWE DAWE DAWE KALIWUNGU KALIWUNGU KALIWUNGU KALIWUNGU KALIWUNGU KALIWUNGU KALIWUNGU KALIWUNGU KALIWUNGU KALIWUNGU KALIWUNGU KALIWUNGU KALIWUNGU KOTA KUDUS KOTA KUDUS
Desa
WONOSOCO KALIREJO UNDAAN KIDUL LARIKREJO WATES MEJOBO KLALING PEGANJARAN PANJANG PURWOREJO PEDAWANG DERSALAM NGEMBAL REJO KARANG BENER GRIBIG PADURENAN JURANG GONDOSARI CENDONO REJOSARI PIJI GLAGAH KULON COLO BLIMBING KIDUL BANGET SETROKALANGAN GARUNG KIDUL KEDUNG DOWO GAMONG SIDOREKSO PAPRINGAN KALIWUNGU KARANG AMPEL PRAMBATAN LOR PRAMBATAN KIDUL BAKALAN KRAPYAK KAJEKSAN KRANDON
J M Koperasi/K Puskesma Tsanawiy UD s ah Pembantu
0.00 2.29 0.44 0.00 2.48 0.73 1.08 0.47 0.00 1.12 0.00 0.96 0.00 0.00 0.38 0.00 0.36 0.68 1.36 2.29 1.49 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.28 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.33 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 1.19 1.14 0.00 0.00 1.90 0.00 1.22 0.00 0.00 0.00 0.00 1.92 0.00 0.00 0.00 0.00 0.59 0.70 0.00 1.92 4.06 1.80 0.00 0.00 0.00 0.00 0.72 0.00 1.20 0.00 1.10 0.00 0.00 1.07 2.50 2.05 2.20
5.55 0.94 0.00 4.12 1.27 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.76 0.89 0.00 1.19 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 3.20 1.42 1.28 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.08 0.00 0.00 0.00 1.61 0.00
J Tempat Praktek Dokter
0.00 0.46 0.22 0.00 0.00 0.37 0.00 0.24 0.00 0.56 0.36 0.24 0.19 0.22 0.19 0.00 0.00 0.11 0.55 0.00 0.19 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.23 0.00 0.00 0.00 0.17 0.00 0.00 0.00 0.00
Jmlh Industri sedang
0.00 0.00 0.76 0.00 0.00 0.21 0.41 0.54 0.41 0.00 1.23 0.00 0.64 0.00 0.00 1.00 0.21 0.65 0.00 0.00 0.64 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.51 0.96 0.00 0.53 0.00 0.24 0.00 0.19 0.47 0.00 1.36 0.00
BPR
0.00 0.00 1.06 0.00 0.00 0.89 1.74 1.14 1.71 5.40 3.44 2.31 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.55 1.31 1.84 0.00 3.79 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.68 2.34 1.12 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Jumlah Polindes
4.98 -0.18 0.30 6.70 1.08 -0.18 -0.18 0.07 0.00 0.11 0.01 -0.05 -0.13 0.16 -0.18 -0.03 -0.04 -0.18 -0.07 0.41 -0.18 1.03 5.17 0.79 0.36 0.15 0.28 -0.18 1.31 0.30 0.85 0.26 0.23 -0.18 -0.18 0.07 0.23 -0.18
MI
0.00 0.78 1.49 0.00 2.11 0.62 0.00 1.60 0.00 0.00 1.21 0.00 1.88 0.74 1.30 1.98 1.24 0.77 0.92 1.29 1.26 2.66 2.36 1.06 1.18 0.00 1.51 1.42 1.64 0.79 0.85 0.72 0.90 0.56 1.40 0.82 0.00 1.44
Jarak dari Jarak dari Desa/Kel.k Desa/Kel. e ke Puskesma Rumah s Sakit Pembantu (km) (km)
-0.05 -0.05 0.00 -0.05 -0.02 0.29 0.16 2.10 2.10 2.10 0.06 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 1.69 2.10 -0.03 1.69 2.10 0.38 0.81 -0.01 0.23 0.81 2.10 0.81 2.10 0.07 0.01 -0.04 0.01 0.01 0.52 0.16
0.12 2.83 0.20 0.12 2.83 0.07 2.83 0.22 0.38 2.83 1.83 2.83 2.83 0.86 0.86 2.83 0.38 0.54 0.13 -0.01 0.13 -0.05 -0.04 0.03 0.05 0.01 0.03 0.33 0.04 -0.01 0.00 0.11 0.54 1.83 0.54 0.22 2.83 0.86
Jumlah TK
3.52 1.78 2.28 5.23 2.41 0.47 0.93 1.22 0.92 2.89 0.92 0.62 0.96 1.69 1.49 0.75 0.94 1.17 1.06 2.96 0.96 0.00 0.90 0.81 0.90 0.00 1.15 0.36 1.25 0.60 0.65 0.55 0.00 1.72 0.00 2.50 0.00 1.10
Jarak dari Jmlh Desa/Kel.k Industr e Tempat i Kecil Praktek Bidan (km)
0.00 0.41 1.30 0.00 0.55 0.97 0.18 1.53 0.63 0.22 4.27 1.03 0.55 0.26 0.87 4.41 0.68 0.51 1.58 0.97 1.02 0.15 0.00 0.00 0.14 0.00 0.79 0.60 0.19 0.23 0.74 0.96 0.31 1.08 0.77 1.47 3.42 1.92
0.09 2.28 2.28 0.09 0.35 2.28 2.28 2.28 0.84 2.28 2.28 2.28 2.28 2.28 2.28 0.14 2.28 2.28 2.28 0.02 2.28 -0.02 -0.08 0.19 0.35 0.35 0.14 2.28 0.11 2.28 0.19 0.35 0.52 2.28 2.28 0.19 0.84 1.83
Jmlh Fas Olahraga
5.74 1.74 0.93 2.56 3.67 1.24 0.91 0.80 0.90 1.41 0.90 0.61 0.47 0.55 1.46 1.48 1.08 1.24 1.03 2.57 1.10 2.65 0.88 0.26 0.59 0.53 1.13 1.89 0.82 0.98 0.42 1.08 0.89 1.12 2.09 1.63 0.00 2.15
Toko Jumlah kelontong/k SD ebthn bhn pokok
4.14 2.10 2.68 6.15 2.84 2.79 2.74 2.16 3.23 3.40 3.25 3.64 2.82 3.32 3.51 2.66 2.22 3.45 2.90 4.64 2.26 2.39 2.12 3.82 2.12 3.85 2.71 1.70 2.95 2.82 2.29 2.60 2.42 1.52 1.89 2.21 2.41 2.59
3.76 1.18 1.82 10.11 0.00 0.68 1.49 0.93 1.17 1.37 1.97 1.58 0.77 1.26 1.14 0.94 1.11 1.32 1.80 1.41 1.44 0.81 1.73 0.64 0.80 0.45 0.70 1.05 0.95 0.86 0.89 1.21 0.71 1.39 1.29 1.18 0.94 1.34
Warung Makan
Jarak dari Jarak ke Desa/K kantor el.ke pos RSB/Ru terdekat mah (km) Bersalin (km)
0.22 0.01 2.07 0.02 0.89 0.04 0.49 0.05 1.20 0.17 1.66 0.06 1.77 4.54 1.30 0.17 1.54 0.24 0.90 0.10 1.95 0.13 1.50 0.29 2.57 0.24 1.23 0.06 2.17 0.20 0.80 0.17 1.18 0.07 1.33 0.03 1.25 0.04 1.05 0.02 2.04 0.06 0.76 0.00 5.16 -0.01 0.96 0.08 1.01 0.13 1.84 0.10 1.44 0.20 1.94 0.34 1.09 0.24 1.76 0.08 1.46 0.11 1.51 0.15 1.20 0.51 2.76 1.60 3.03 0.51 1.75 0.24 0.83 0.24 1.17 0.17
0.01 0.15 3.77 0.02 0.11 3.77 3.77 0.25 0.93 0.42 0.25 0.25 0.12 0.25 0.12 0.14 0.76 3.77 3.77 0.08 1.94 -0.02 -0.02 0.07 0.11 0.12 0.10 0.17 0.17 0.06 0.08 0.12 0.42 3.29 0.21 0.12 0.42 0.42
Jumlah Industri Rumah Tangga
0.19 0.49 0.37 0.53 0.32 0.80 0.61 2.72 0.42 0.08 0.86 0.51 2.40 0.29 0.71 4.19 1.34 1.52 0.92 3.22 0.51 0.34 0.05 0.22 0.15 0.00 0.74 0.74 0.28 0.79 6.85 0.60 0.18 2.67 1.35 2.84 1.92 1.39
122 Lampiran 10 (lanjutan)
Kecamatan
UNDAAN UNDAAN UNDAAN UNDAAN UNDAAN MEJOBO JEKULO BAE BAE BAE BAE BAE BAE BAE GEBOG GEBOG GEBOG GEBOG DAWE DAWE DAWE DAWE DAWE KALIWUNGU KALIWUNGU KALIWUNGU KALIWUNGU KALIWUNGU KALIWUNGU KALIWUNGU KALIWUNGU KALIWUNGU KALIWUNGU KALIWUNGU KALIWUNGU KALIWUNGU KOTA KUDUS KOTA KUDUS
Jumlah Penduduk
WONOSOCO KALIREJO UNDAAN KIDUL LARIKREJO WATES MEJOBO KLALING PEGANJARAN PANJANG PURWOREJO PEDAWANG DERSALAM NGEMBAL REJO KARANG BENER GRIBIG PADURENAN JURANG GONDOSARI CENDONO REJOSARI PIJI GLAGAH KULON COLO BLIMBING KIDUL BANGET SETROKALANGAN GARUNG KIDUL KEDUNG DOWO GAMONG SIDOREKSO PAPRINGAN KALIWUNGU KARANG AMPEL PRAMBATAN LOR PRAMBATAN KIDUL BAKALAN KRAPYAK KAJEKSAN KRANDON
Jarak Jarak ke Jarak ke dari Jarak ke sekolah sekolah Desa/Ke sekolah SLTP SMU l.ke Toko TK sederaja sederaja khusus terdekat( t t obat/jam km) terdekat( terdekat( u (0,0 km) km) km)
7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 4.75 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04
4.93 3.90 3.90 4.93 4.93 3.90 4.93 3.90 4.93 4.93 4.93 4.93 1.63 4.93 4.93 4.93 4.93 3.90 3.90 4.93 1.63 3.90 3.90 4.93 4.93 4.93 4.93 3.90 4.93 3.90 4.93 4.93 4.93 3.90 4.93 1.63 3.90 3.90
6.82 5.55 5.55 6.82 6.82 5.55 6.82 6.82 6.82 6.82 6.82 6.82 5.55 6.82 6.82 6.82 6.82 6.82 5.55 6.82 6.82 6.82 5.55 6.82 6.82 6.82 6.82 5.55 6.82 6.82 6.82 6.82 6.82 6.82 6.82 5.55 5.55 2.31
3.47 2.56 3.47 3.47 1.20 0.75 3.47 3.47 2.56 3.47 0.53 3.47 0.75 3.47 2.56 3.47 3.47 2.56 2.56 3.47 3.47 3.47 2.56 3.47 3.47 3.47 3.47 1.20 3.47 3.47 3.47 3.47 3.47 3.47 2.56 2.56 3.47 1.20
Jarak Jarak dari Jarak dari Jarak ke Jarak Desa/Kel dari Desa/Ke sekolah dari .ke Desa/Kel l.ke Toko SMK Desa/Kel Poliklinik .ke khusus terdekat( . apotik /Balai Poskesd obat/jam km) (km) Pengoba es (km) u (0,0 tan (km) km)
0.17 2.64 2.64 0.16 0.49 0.12 2.64 2.64 0.41 0.16 2.64 0.32 0.26 2.64 2.64 0.19 0.14 2.64 0.07 0.02 0.06 0.03 0.02 0.05 0.07 0.06 0.09 0.11 0.10 0.05 0.06 0.10 0.57 1.79 0.57 2.64 0.41 2.64
7.66 6.32 7.66 7.66 7.66 6.32 6.32 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 1.40 7.66 7.66 6.32 7.66 7.66 6.32 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 6.32 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 6.32 6.32 7.66 7.66 7.66
7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 6.23 7.92 6.23 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 6.23 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 2.92 7.92 7.92 7.92 6.23
2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 0.23 0.17 0.18 2.37 0.11 0.44 0.15 0.02 0.28 0.44 0.20 0.44 0.15 0.28 0.28 0.28 0.93 0.28 2.37 2.37 2.37 0.93 1.91
0.24 2.52 0.26 0.26 2.52 2.52 1.69 0.34 2.52 0.50 2.52 1.01 2.52 1.01 2.52 0.29 0.22 2.52 2.52 1.01 2.02 0.13 2.52 0.50 1.01 0.50 0.50 2.52 0.50 0.34 0.34 1.01 0.34 1.01 2.52 2.52 2.02 2.52
Jarak Jarak ke dari Jarak kelompo Jarak ke Banyakn Desa/Kel dari k pasar Banyakn ya .ke Desa/Kel pertokoa terdekat: ya surau/la Tempat .ke n ………. masjid nggar/m Praktek Polindes terdekat: km ushola Dokter (km) ………. (km) Km
0.43 2.60 0.21 2.60 2.60 2.60 0.87 0.31 1.05 0.17 0.50 1.05 2.60 2.60 0.31 2.60 0.50 2.15 0.13 0.50 0.50 2.60 2.60 2.60 0.50 0.31 0.26 0.18 0.31 1.05 0.56 0.50 2.60 1.05 1.05 0.50 2.15 2.60
8.41 9.41 9.41 9.41 8.41 8.41 8.41 8.41 8.41 9.41 8.41 9.41 9.41 8.41 8.41 8.41 8.41 8.41 8.41 8.41 8.41 8.41 8.41 3.94 9.41 8.41 8.41 8.41 8.41 8.41 8.41 9.41 9.41 8.41 8.41 8.41 8.41 9.41
0.03 2.23 0.05 0.04 2.23 0.01 2.23 0.05 0.19 0.04 0.19 2.23 2.23 2.23 2.23 0.04 2.23 2.23 0.39 0.02 2.23 0.03 2.23 0.05 0.09 0.09 0.19 2.23 0.05 0.05 0.09 0.17 0.04 0.12 2.00 2.23 0.19 0.19
0.11 2.66 2.66 0.12 2.66 2.66 0.77 0.15 2.66 0.12 2.66 0.15 2.66 0.09 2.66 0.23 2.66 2.66 2.66 0.08 2.66 0.09 0.05 0.14 0.23 0.23 0.46 1.16 0.15 0.14 0.23 0.31 0.12 0.31 2.31 0.23 0.23 0.23
1.06 0.44 0.22 1.66 0.67 0.15 0.80 1.76 0.14 1.35 0.79 0.69 0.66 1.01 1.40 1.41 1.15 0.85 0.31 0.86 0.84 2.69 1.41 0.10 0.77 2.13 1.04 0.58 0.26 0.66 1.19 1.57 1.27 0.57 0.57 2.03 2.71 1.76
0.92 1.25 2.24 0.69 1.05 1.49 1.47 0.32 0.84 1.52 1.09 0.97 1.76 0.67 0.78 1.38 0.74 1.31 1.71 1.16 1.51 3.20 2.01 0.21 0.71 0.21 1.06 0.62 0.49 0.55 0.34 0.94 1.26 0.45 0.49 0.57 0.27 0.43
IPD
79.88 90.10 87.34 91.25 87.35 81.15 95.82 78.95 81.07 81.14 81.77 81.34 87.58 77.27 79.66 77.36 78.50 87.74 81.48 85.71 80.25 77.56 84.91 56.32 59.77 55.08 61.94 67.39 63.87 68.46 66.81 69.08 66.68 72.15 76.44 75.72 75.66 73.71
Jumlah jenis
27.00 37.00 38.00 27.00 34.00 39.00 37.00 36.00 34.00 33.00 33.00 33.00 37.00 34.00 35.00 30.00 32.00 40.00 38.00 34.00 36.00 28.00 28.00 29.00 29.00 24.00 30.00 37.00 30.00 35.00 28.00 33.00 31.00 32.00 32.00 33.00 31.00 32.00
HIERARKI
Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 2 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3
123 Lampiran 10 (lanjutan) Kecamatan
JATI JATI JATI JATI JATI JATI JATI UNDAAN UNDAAN UNDAAN UNDAAN UNDAAN UNDAAN UNDAAN UNDAAN UNDAAN UNDAAN UNDAAN MEJOBO MEJOBO MEJOBO MEJOBO MEJOBO MEJOBO MEJOBO MEJOBO MEJOBO MEJOBO JEKULO JEKULO JEKULO JEKULO JEKULO JEKULO JEKULO JEKULO JEKULO JEKULO JEKULO
Desa
PASURUHAN LOR PASURUHAN KIDUL LORAM WETAN JEPANG PAKIS MEGAWON TUMPANG KRASAK NGEMBAL KULON LAMBANGAN MEDINI SAMBUNG GLAGAH WARU KUTUK UNDAAN TENGAH KARANG ROWO UNDAAN LOR NGEMPLAK TERANG MAS BERUGENJANG GULANG JEPANG PAYAMAN KIRIG TEMULUS KESAMBI JOJO HADIWARNO GOLANTEPUS TENGGELES SADANG BULUNG CANGKRING BULUNG KULON SIDOMULYO GONDOHARUM TERBAN PLADEN JEKULO HADIPOLO TANJUNG REJO HONGGOSOCO
Jumlah Asuransi Jmlh Klent Pasar Pendudu Jiwa/No Rumah eng Hewan k n Jiwa sakit
9938 3687 8532 7913 3910 5644 5121 2657 6560 3901 4054 6102 4786 7062 6897 3704 1314 1208 6307 10935 5040 4191 5914 7250 3128 4825 5556 6655 5163 12206 10370 2706 6912 7190 5308 9722 10436 10039 8331
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Vihara
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 7.28 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.21 0.00
Akademi Kanto Jumlah / PT r Pos SMK
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.49 0.00 0.00 0.00 0.00 1.88 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Jumlah SMU
0.00 0.00 0.00 1.49 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.08 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.78 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
J Jumlah Puskes Poskesd mas es
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 4.69 0.00 0.00 0.00 1.59 0.00 0.00 0.00 2.40 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.73 0.00
0.00 0.56 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.47 0.00 0.00 0.00 4.69 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Bank Umum
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 3.42 0.00 0.00 0.30 0.00 0.00 0.00
Gereja
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.80 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.46 0.00 0.00 0.00 0.78 0.00 0.00 0.00 1.12 0.00
Pasar Umum
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.49 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.12 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.40 0.00 0.00 0.00
M jumlah Aliyah apotik
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.26 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 3.05 0.00 0.00 0.00 1.70 0.00 0.00 0.99
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.20 0.00 0.00 0.00 0.00 0.76 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.43 0.40 0.00 0.00
Jumlah SMP
0.68 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.73 0.00 0.00 1.41 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.62 0.00 1.61 0.00 0.00 0.00 0.00 1.22 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.98 0.00 0.00 1.39 0.65 0.67 0.00
J Rmh Jmlh Bersalin/ Industri BP/Polikl Besar inik
0.00 0.00 0.00 0.00 1.17 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.42 0.00 0.00 0.00 0.63 0.00 0.00 0.82 0.00 0.00 0.37 0.00 0.00 0.66 4.45 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.40 0.00 0.00 0.00 1.19 0.48 0.81 0.00 0.52 0.00 0.00 0.91 0.00 0.00 2.61 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.65 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
124 Lampiran 10 (lanjutan)
Kecamatan
JATI JATI JATI JATI JATI JATI JATI UNDAAN UNDAAN UNDAAN UNDAAN UNDAAN UNDAAN UNDAAN UNDAAN UNDAAN UNDAAN UNDAAN MEJOBO MEJOBO MEJOBO MEJOBO MEJOBO MEJOBO MEJOBO MEJOBO MEJOBO MEJOBO JEKULO JEKULO JEKULO JEKULO JEKULO JEKULO JEKULO JEKULO JEKULO JEKULO JEKULO
Desa
PASURUHAN LOR PASURUHAN KIDUL LORAM WETAN JEPANG PAKIS MEGAWON TUMPANG KRASAK NGEMBAL KULON LAMBANGAN MEDINI SAMBUNG GLAGAH WARU KUTUK UNDAAN TENGAH KARANG ROWO UNDAAN LOR NGEMPLAK TERANG MAS BERUGENJANG GULANG JEPANG PAYAMAN KIRIG TEMULUS KESAMBI JOJO HADIWARNO GOLANTEPUS TENGGELES SADANG BULUNG CANGKRING BULUNG KULON SIDOMULYO GONDOHARUM TERBAN PLADEN JEKULO HADIPOLO TANJUNG REJO HONGGOSOCO
J Jmlh J Juml M Puskes Indust Kopera Tempat ah Tsana mas ri BPR si/KUD Praktek Polin wiyah Pemba sedan Dokter des ntu g
0.28 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.55 0.00 0.00 1.45 0.00 0.00 0.00 0.00 1.23 0.76 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.39 0.00 1.46 0.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.12 0.00 1.81 1.20 0.00 0.00 1.06 0.00 0.00 0.00 0.00 0.67 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.32 0.00 0.00 0.00 0.71 2.71 1.06 0.00 0.00 1.51 0.00 0.73 0.88
0.58 0.00 0.68 0.00 0.00 1.02 0.00 0.00 0.00 0.00 1.43 0.00 0.00 0.82 0.00 0.00 0.00 4.78 0.00 0.00 0.00 1.38 1.95 0.00 1.85 1.20 0.00 0.87 1.12 0.47 0.56 0.00 0.84 0.00 1.09 0.59 0.00 0.00 0.69
0.00 0.00 0.17 0.18 0.37 0.00 0.28 0.00 0.22 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.39 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.12 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.44 0.00 0.29 0.00
0.16 0.00 0.00 0.21 0.00 0.00 0.32 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.68 0.00 0.71 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.49 0.00 0.00 0.00 0.00 0.47 0.23 0.00 0.33 0.16 0.00 0.00
0.00 0.00 0.80 0.86 1.75 1.21 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 1.85 0.00 0.00 1.08 0.63 1.36 0.00 1.16 0.00 2.19 0.00 0.00 1.03 2.65 1.12 0.66 2.53 0.00 0.95 1.29 0.70 0.66 0.68 0.82
0.15 0.41 -0.18 0.01 -0.18 -0.18 0.11 0.42 0.22 1.57 0.50 0.22 0.35 1.25 0.61 1.57 4.02 1.32 0.28 -0.02 0.24 0.00 0.03 -0.03 0.82 0.27 0.08 -0.01 -0.18 -0.18 -0.18 -0.18 -0.18 -0.18 -0.18 -0.18 -0.18 -0.18 0.08
MI
0.48 1.30 0.56 0.00 0.00 0.00 0.94 1.81 0.73 0.00 1.18 0.79 1.00 0.00 0.70 1.30 0.00 0.00 0.76 0.44 0.00 1.15 0.81 0.66 1.54 1.00 0.86 0.72 0.00 0.00 0.46 1.78 0.69 0.00 0.90 0.99 0.46 0.96 1.15
Jarak Jarak Jarak Jarak dari dari dari Jarak dari Desa/K Toko Desa/K Jmlh Desa/K ke Jumlah Desa/K el.ke Jmlh Juml kelonto Jumla el.ke Fas Warung el.ke kantor Industri el.ke Puskes Industri ah ng/kebt h TK Tempat Olahra Makan RSB/R pos Rumah Rumah mas Kecil SD hn bhn Praktek ga umah terdeka Tangga Sakit Pemba pokok Bidan Bersali t (km) (km) ntu (km) n (km) (km) 2.10 2.10 0.12 2.10 -0.05 0.07 -0.01 -0.04 -0.06 -0.05 -0.05 -0.05 -0.05 -0.05 -0.05 -0.05 -0.05 -0.04 2.10 2.10 0.38 0.52 0.38 0.29 -0.01 0.29 -0.04 -0.04 -0.03 -0.01 0.07 0.09 -0.05 -0.04 0.10 -0.04 -0.05 0.02 -0.04
0.20 0.43 0.38 0.38 0.28 0.38 0.38 0.33 0.09 0.02 0.33 0.01 0.33 0.09 2.83 0.70 0.00 -0.01 0.22 0.22 0.17 0.03 0.03 0.03 0.00 0.01 0.05 0.38 0.10 0.24 0.31 0.17 2.83 0.25 0.58 1.83 0.22 0.13 0.09
0.74 1.99 0.86 0.46 0.94 1.30 0.72 1.38 2.24 2.82 2.71 1.80 2.30 3.63 1.59 1.98 2.79 3.03 0.58 0.34 0.73 0.87 0.62 0.51 1.17 0.76 1.32 0.00 1.42 0.60 0.35 1.35 1.59 1.53 0.69 0.75 1.05 1.10 0.44
0.98 0.45 1.43 0.67 0.43 0.94 0.82 0.10 0.34 0.07 0.00 0.05 0.35 0.00 0.48 0.30 0.21 0.00 1.81 0.36 0.55 0.60 0.56 0.12 0.09 0.23 0.20 1.34 0.22 0.02 0.05 0.00 0.16 0.12 0.00 0.54 1.73 0.25 0.30
2.28 0.52 0.35 0.52 2.28 2.28 0.19 0.31 0.47 0.15 0.31 0.15 0.27 0.02 2.28 2.28 0.13 0.17 0.84 2.28 2.28 0.84 0.52 1.83 0.33 0.52 2.28 2.28 2.28 0.52 0.35 0.07 0.07 0.22 2.28 2.28 1.83 2.28 0.19
0.48 0.97 0.56 0.45 1.22 0.85 0.93 1.80 2.73 1.23 1.77 1.96 1.75 1.69 1.56 2.90 3.64 1.98 2.08 2.51 3.56 2.00 2.43 1.32 2.67 3.22 2.15 1.80 0.93 0.49 0.46 0.88 0.52 0.66 0.90 0.49 0.80 0.83 0.72
2.60 3.51 0.51 1.63 3.31 2.29 3.37 1.62 2.63 3.32 3.19 2.12 2.70 4.27 1.88 2.33 3.28 3.57 2.74 1.97 3.42 3.09 3.65 2.38 4.14 3.58 3.10 2.59 3.34 2.47 2.50 3.19 3.12 3.00 3.25 2.66 2.89 3.01 2.59
1.64 1.45 1.30 1.09 1.43 0.91 0.96 5.00 0.37 1.98 1.60 0.57 2.99 1.76 1.72 0.00 0.00 0.00 1.10 1.49 1.02 1.39 1.19 0.85 0.71 0.25 1.19 0.94 0.76 1.09 0.70 0.91 1.12 0.90 0.65 1.47 1.19 1.41 1.42
3.29 1.67 1.37 2.74 1.17 2.71 2.23 0.34 0.94 0.23 0.73 0.71 0.81 0.16 0.60 0.49 0.35 0.57 1.63 1.48 1.13 1.53 2.05 1.39 2.12 1.18 2.01 1.34 2.34 1.35 1.78 0.76 0.79 1.11 0.56 2.16 2.17 1.73 1.23
0.26 0.26 0.24 0.24 0.10 0.24 0.08 0.02 0.02 0.03 0.02 0.02 0.06 0.05 0.09 0.15 0.02 0.01 0.08 0.09 0.07 0.06 0.05 0.05 0.04 0.04 0.05 0.37 0.14 0.25 0.31 0.14 0.14 0.27 0.55 1.60 0.24 0.17 0.10
0.17 0.21 0.42 0.12 0.25 0.42 0.12 0.15 0.38 0.76 0.18 0.05 0.84 0.01 0.18 0.11 0.18 0.08 0.17 0.32 0.17 1.04 0.59 0.32 0.21 0.24 0.93 0.42 0.13 0.25 0.34 0.14 0.15 0.32 0.64 1.60 0.25 0.17 0.08
0.53 0.24 1.85 0.65 1.75 1.49 2.76 0.15 0.27 0.22 0.28 0.11 0.31 0.11 0.31 0.22 0.15 0.06 0.71 2.87 0.28 0.47 0.23 0.32 0.49 0.32 1.21 1.81 0.73 0.14 0.32 0.00 0.12 0.08 0.18 0.55 1.37 0.70 0.37
125 Lampiran 10 (lanjutan)
Kecamatan
JATI JATI JATI JATI JATI JATI JATI UNDAAN UNDAAN UNDAAN UNDAAN UNDAAN UNDAAN UNDAAN UNDAAN UNDAAN UNDAAN UNDAAN MEJOBO MEJOBO MEJOBO MEJOBO MEJOBO MEJOBO MEJOBO MEJOBO MEJOBO MEJOBO JEKULO JEKULO JEKULO JEKULO JEKULO JEKULO JEKULO JEKULO JEKULO JEKULO JEKULO
Desa
PASURUHAN LOR PASURUHAN KIDUL LORAM WETAN JEPANG PAKIS MEGAWON TUMPANG KRASAK NGEMBAL KULON LAMBANGAN MEDINI SAMBUNG GLAGAH WARU KUTUK UNDAAN TENGAH KARANG ROWO UNDAAN LOR NGEMPLAK TERANG MAS BERUGENJANG GULANG JEPANG PAYAMAN KIRIG TEMULUS KESAMBI JOJO HADIWARNO GOLANTEPUS TENGGELES SADANG BULUNG CANGKRING BULUNG KULON SIDOMULYO GONDOHARUM TERBAN PLADEN JEKULO HADIPOLO TANJUNG REJO HONGGOSOCO
Jarak Jarak ke dari Jarak ke Jarak dari Jarak Jarak dari sekolah Desa/Ke Jarak ke Jarak Jarak dari Jarak ke Jarak ke Jarak ke sekolah Desa/Kel.ke dari Desa/Kel.ke Jarak dari SMU l.ke sekolah dari Desa/Kel.ke kelompok pasar Banyakn Banyaknya sekolah TK SLTP Poliklinik/Ba Desa/Ke Toko Desa/Kel.ke sederaja Toko SMK Desa/Ke Tempat pertokoan terdekat: ya surau/langg terdekat(km sederajat lai l.ke khusus Polindes t khusus terdekat( l. apotik Praktek terdekat: ………. masjid ar/mushola ) terdekat(km Pengobatan Poskesd obat/jamu (km) terdekat( obat/jam km) (km) Dokter (km) ………. Km km ) (km) es (km) (0,0 km) km) u (0,0 km)
7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04 7.04
3.90 4.93 4.93 4.93 4.93 4.93 4.93 4.93 3.90 4.93 3.90 3.90 3.90 4.93 3.90 4.93 4.93 4.93 4.93 3.90 4.93 3.90 4.93 4.93 4.93 4.93 3.90 3.90 4.93 4.93 3.90 3.90 3.90 4.93 4.93 0.49 4.93 3.90 3.90
6.82 6.82 6.82 5.55 6.82 6.82 6.82 6.82 5.55 6.82 6.82 6.82 6.82 6.82 6.82 6.82 6.82 6.82 6.82 5.55 6.82 6.82 6.82 6.82 6.82 6.82 6.82 5.55 6.82 6.82 6.82 5.55 6.82 6.82 6.82 2.31 6.82 6.82 5.55
3.47 3.47 3.47 3.47 3.47 1.20 3.47 3.47 3.47 3.47 3.47 3.47 3.47 3.47 2.56 2.56 3.47 3.47 1.20 0.19 3.47 -0.02 2.56 0.39 3.47 2.56 0.53 3.47 3.47 3.47 3.47 3.47 3.47 3.47 3.47 0.75 3.47 3.47 3.47
0.35 0.66 0.41 0.41 0.41 0.41 0.14 0.37 0.53 0.23 0.37 0.23 0.34 0.16 2.64 0.34 0.23 0.10 0.14 0.23 0.12 0.10 0.09 0.09 0.05 0.07 0.11 0.07 0.15 0.27 0.35 0.16 0.16 0.31 0.66 1.26 0.09 2.64 0.06
7.66 7.66 6.32 7.66 6.32 6.32 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 7.66 6.32 6.32 6.32 6.32 6.32 6.32 6.32 6.32 6.32 6.32 7.66
7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 6.23 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 6.23 7.92 7.92 7.92 7.92 6.23 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92 7.92
2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 0.93 0.08 0.05 0.93 2.37 0.60 0.70 0.53 0.44 0.42 0.28 0.44 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37
0.44 0.13 1.01 0.67 1.01 2.52 0.20 0.46 0.17 0.23 0.46 0.30 0.31 0.24 2.52 2.52 0.28 0.31 2.52 2.52 1.01 2.52 2.52 2.52 0.48 2.52 2.52 1.01 0.23 0.36 0.39 0.21 0.21 0.37 0.48 2.52 1.01 0.50 0.20
2.60 2.60 2.60 2.60 2.60 2.60 0.50 0.45 0.87 0.14 0.45 0.27 0.14 2.60 0.16 0.21 0.25 2.60 0.31 0.36 0.68 2.60 2.60 2.15 2.60 2.60 1.05 2.60 2.60 2.60 2.60 0.26 2.60 2.60 2.60 2.60 0.79 0.41 2.60
8.41 8.41 8.41 9.41 9.41 8.41 9.41 8.41 9.41 9.41 9.41 8.41 9.41 9.41 9.41 8.41 8.41 9.41 8.41 8.41 8.41 9.41 8.41 8.41 8.41 8.41 8.41 9.41 8.41 8.41 8.41 8.41 8.41 8.41 8.41 8.41 8.41 8.41 9.41
0.09 0.07 0.09 0.12 0.19 2.23 2.23 0.07 0.13 0.05 0.07 0.06 0.15 0.02 0.15 0.15 0.03 0.07 0.04 0.03 0.02 0.01 0.01 0.01 0.00 0.01 0.02 0.09 0.03 0.06 0.07 0.03 0.03 0.06 0.14 2.23 2.23 0.04 0.02
0.20 0.17 0.46 0.31 2.66 0.31 0.12 0.19 0.33 0.39 0.20 0.18 0.39 0.09 0.39 2.66 0.13 0.19 0.93 2.66 0.93 0.93 0.31 0.93 0.22 0.29 0.46 0.23 0.10 0.18 0.19 0.10 0.46 2.66 0.33 2.66 0.19 2.66 0.15
0.21 0.52 0.12 0.47 0.48 0.50 0.32 0.30 0.21 0.15 0.45 0.45 0.36 0.55 0.38 0.51 0.80 1.96 0.23 0.29 0.84 0.12 0.69 0.71 0.64 1.16 0.51 0.40 0.32 0.24 0.19 0.29 1.31 1.26 0.30 0.48 0.81 0.85 1.37
0.63 0.65 0.90 0.73 1.11 0.77 1.31 2.90 1.83 2.22 1.30 0.63 1.61 0.82 1.12 1.69 2.56 0.40 0.61 0.97 0.19 1.15 1.22 1.26 1.08 1.10 1.73 1.59 0.93 1.58 1.39 1.95 1.53 1.60 1.54 1.68 1.24 0.67 1.62
IPD
69.71 69.48 64.29 67.84 72.96 71.28 69.16 67.94 65.85 69.36 67.90 67.21 68.46 68.71 73.24 75.93 70.03 71.04 65.87 75.17 66.00 68.23 69.53 64.31 70.09 67.10 68.09 71.40 67.59 63.46 61.18 65.57 71.07 71.20 66.83 76.03 69.48 74.05 65.45
Jumlah jenis
33.00 30.00 31.00 33.00 29.00 30.00 31.00 29.00 32.00 30.00 29.00 31.00 31.00 28.00 33.00 30.00 26.00 26.00 30.00 37.00 29.00 30.00 31.00 30.00 29.00 31.00 32.00 30.00 28.00 32.00 31.00 29.00 33.00 31.00 29.00 38.00 31.00 35.00 32.00
HIERARKI
Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3 Hierarki 3
126 Lampiran 10 (lanjutan) Kec.
Desa
BAE
BACIN
BAE
GONDANG MANIS
BAE
BAE
Asurans J Rmh Jumlah Pasar Jmlh J Jumlah Jumla Jmlh Klente i Akade Kantor Jumlah Jumlah Bank Pasar M jumlah Bersalin Pendud Hewa Rumah Vihara Puskes Poskes Gereja h Industri ng Jiwa/No mi / PT Pos SMK SMU Umum Umum Aliyah apotik /BP/Poli uk n sakit mas des SMP Besar n Jiwa klinik 4266 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 3.13 0.00 0.00 2.27 0.00 0.39 0.00 0.00 0.00 0.00 0.89 0.00 0.00 12404
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
7640
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
1.14
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
1.49
0.90
0.00
0.00
1.00
0.34
GEBOG GETASRABI
10518
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.99
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.79
0.00
0.00
0.00
0.00
GEBOG KLUMPIT
11192
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
GEBOG KARANG MALANG
8017
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
1.30
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
1.70
1.03
0.00
0.84
0.57
0.00
GEBOG BESITO
9170
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
1.14
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
1.49
0.90
0.00
0.00
1.00
0.34
10725
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.77
0.00
0.00
0.00
0.00
GEBOG MENAWAN
4911
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
2.78
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
GEBOG RAHTAWU
4708
0.00
0.00
0.00
0.00
4.72
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
DAWE
SAMIREJO
4235
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
1.95
0.00
0.00
0.00
0.00
DAWE
MARGOREJO
DAWE
KANDANG MAS
DAWE DAWE
GEBOG KEDUNGSARI
8916
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.35
11815
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.27
LAU
9281
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
1.13
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.73
0.00
0.34
PUYOH
6963
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.45
DAWE
SOCO
4159
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
DAWE
TERNADI
2805
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
DAWE
KAJAR
3446
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
DAWE
CRANGGANG
5033
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
3.40
0.00
1.12
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
DAWE
TERGO
3517
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.90
DAWE
DUKUH WARINGIN
1511
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
4.48
0.00
0.00
DAWE
KUWUKAN
1567
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
8.75
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
2.01
DAWE
JAPAN
3263
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
4.18
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
3.00
3.00
4.00
5.00
7.00
7.00
9.00
16.00
16.00
18.00
17.00
18.00
19.00
24.00
28.00 30.00 36.00
39.00
45.00
17.77 20.04
29.74 32.53
51.56 49.66 62.68
Jumlah yang punya fasilitas Jumlah fasilitas
20.55
25.80
28.44
37.27
38.41
48.89
28.27
30.17
32.52
55.58
63.32
52.05
Min
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
Max
9.70
6.89
9.02
6.57
7.28
6.40
7.01
8.80
8.58
4.69
8.75
8.19
9.12
5.23
6.96
7.08
4.92
5.56
8.73
Stdev
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
0.99
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
Rataan
0.13
0.15
0.16
0.20
0.22
0.23
0.25
0.28
0.29
0.37
0.21
0.23
0.25
0.42
0.39
0.38
0.47
0.48
0.39
Bobot
5.92
6.68
5.14
5.16
4.06
4.25
3.61
2.33
2.40
2.72
1.66
1.68
1.71
2.32
1.84
1.66
1.74
1.62
1.16
127 Lampiran 10 (lanjutan)
BAE BAE
BACIN GONDANG MANIS
0.37 0.00
0.96 0.00
0.00 1.19
0.00 0.00
0.00 1.00
1.79 0.00
-0.03 -0.03
Jarak Jumlah Jarak Jarak Jarak dari TK dari dari Jarak dari Desa/K Toko Desa/Kel Jmlh Desa/K ke Jumlah Desa/Kel el.ke Jmlh kelonto .ke Fas Jumlah Warung el.ke kantor Industri MI .ke Puskes Industri ng/kebt Tempat Olahra SD Makan RSB/R pos Rumah Rumah mas Kecil hn bhn Praktek ga umah terdeka Tangga Sakit Pemba pokok Bidan Bersali t (km) (km) ntu (km) n (km) (km) 1.26 -0.05 0.13 1.92 0.44 0.84 0.63 2.82 0.91 1.23 0.12 3.77 0.58 1.98 2.10 2.83 0.75 4.41 0.14 1.48 2.66 0.94 0.80 0.17 0.14 4.19
BAE
BAE
Kec.
Desa
J J Jumla M Puskes Jmlh Kopera Tempat h Tsanaw mas Industri BPR si/KUD Praktek Polind iyah Pemba sedang Dokter es ntu
0.62
0.80
0.63
0.00
0.00
0.75
-0.18
1.57
2.10
0.30
1.20
0.49
2.28
1.17
2.35
1.40
1.35
0.06
0.42
2.11
GEBOG GETASRABI
0.00
1.39
0.55
0.00
0.15
0.00
0.06
1.37
2.10
0.17
0.70
0.45
0.14
0.68
2.46
0.76
0.78
0.20
0.17
1.13
GEBOG KLUMPIT
0.00
0.00
0.00
0.00
1.45
0.00
-0.18
0.86
2.10
0.17
0.98
1.09
0.14
0.85
2.70
1.09
0.71
0.20
0.10
1.79
GEBOG KARANG MALANG
0.71
0.91
0.72
0.00
0.81
0.00
0.09
1.20
2.10
0.09
0.46
0.97
0.19
1.64
2.69
0.92
0.77
0.13
0.14
0.67
GEBOG BESITO
0.62
0.80
0.63
0.00
0.00
0.75
-0.18
1.57
2.10
0.30
1.20
0.49
2.28
1.17
2.35
1.40
1.35
0.06
0.42
2.11
GEBOG KEDUNGSARI GEBOG MENAWAN
0.00 0.00
0.68 0.00
0.54 1.18
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
-0.04 0.12
2.69 0.00
2.10 -0.05
0.38 0.13
0.68 0.00
0.34 1.76
0.35 0.35
1.00 1.22
2.81 4.39
1.11 1.14
0.92 0.70
0.02 0.02
0.21 0.36
2.75 3.51
GEBOG RAHTAWU
0.00
0.00
1.23
0.00
0.00
0.00
1.21
0.00
2.10
-0.03
0.00
0.24
-0.04
0.25
3.66
1.33
1.65
0.00
0.03
3.92
DAWE
SAMIREJO
0.00
1.73
0.00
0.34
0.00
1.62
-0.18
1.13
-0.01
0.13
0.87
0.59
2.28
2.26
3.05
1.29
0.38
0.07
0.59
0.41
DAWE
MARGOREJO
0.00
0.00
0.65
0.00
0.00
0.77
0.07
0.54
2.10
0.09
1.23
0.87
0.19
1.21
2.90
1.25
1.79
0.05
0.25
0.97
DAWE
KANDANG MAS
0.00
0.62
0.00
0.12
0.00
0.00
-0.18
0.00
-0.03
0.03
0.93
1.58
2.28
1.01
2.92
1.01
0.93
0.02
0.06
0.31
DAWE DAWE
LAU PUYOH
0.00 0.00
0.79 1.05
0.00 0.83
0.15 0.00
0.00 0.70
0.74 0.00
-0.18 -0.07
1.55 0.69
-0.02 2.10
0.05 0.05
0.79 0.53
0.33 1.00
2.28 0.19
0.52 2.06
2.32 3.72
1.05 1.16
1.18 0.89
0.03 0.02
0.32 0.25
1.00 1.23
DAWE
SOCO
0.68
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
-0.18
0.00
2.10
-0.01
0.00
1.27
0.06
1.44
4.15
1.05
0.49
0.02
0.12
0.34
DAWE
TERNADI
0.00
0.00
2.06
0.00
0.00
0.00
0.86
0.00
0.19
0.03
0.00
0.10
0.00
0.85
3.07
1.71
0.16
0.08
0.06
0.94
DAWE
KAJAR
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
-0.18
1.39
0.23
-0.04
1.06
0.16
0.19
1.04
3.75
1.43
0.66
0.02
0.12
0.18
DAWE
CRANGGANG
0.00
1.46
1.15
0.00
0.00
1.36
2.42
0.95
0.52
-0.05
0.73
2.27
-0.06
2.14
3.43
1.33
1.82
0.01
0.02
0.53
DAWE DAWE
TERGO DUKUH WARINGIN
0.00 1.87
2.08 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 4.53
-0.18 -0.18
2.73 0.00
-0.01 0.29
-0.04 -0.06
0.00 2.43
0.79 0.00
-0.04 -0.09
0.68 0.79
2.45 2.85
1.02 0.96
0.00 0.00
0.01 0.00
0.04 3.77
2.31 0.13
DAWE
KUWUKAN
1.81
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
-0.18
0.00
1.69
-0.05
2.34
1.07
0.06
2.29
2.75
1.28
0.15
0.01
0.02
0.30
DAWE
0.00
0.00
-0.18
2.94
-0.02
-0.05
2.25
0.00
-0.04
1.10
3.96
1.03
0.00
0.00
0.03
0.21
94.00 116.00 116.00
120.00
124.00 127.00 128.00 128.00 129.00 130.00 130.00 130.00
116.23
170.24 184.16 371.18 173.73 202.70
JAPAN
0.00
2.25
0.00
0.00
Jumlah yang punya fasilitas
47.00
51.00
54.00
52.00
54.00 55.00 79.00 93.00
Jumlah fasilitas
47.48 83.46 49.34 123.38
64.01
77.00
76.69
51.33
64.06
87.20 121.75
Min Max
0.00 6.06
0.00 6.18
0.00 5.55
0.00 6.98
0.00 10.44
0.00 5.40
-0.18 6.70
0.00 6.98
132.19 -0.06 2.10
99.48 165.78 -0.06 2.83
0.00 5.23
0.00 6.79
-0.09 2.28
0.00 5.74
0.00 6.15
0.00 10.11
0.00 5.37
-0.01 4.54
-0.02 3.77
0.00 6.85
Stdev
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.01
1.00
1.04
1.00
0.99
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.04
Rataan
0.48
0.58
0.58
0.39
0.36
0.63
0.37
0.93
1.00
0.75
1.26
0.88
1.29
1.40
2.81
1.32
1.54
0.49
0.66
0.92
Bobot
1.36
1.51
1.42
0.99
0.88
1.52
0.62
1.33
1.41
0.86
1.43
0.97
1.37
1.45
2.90
1.36
1.57
0.49
0.67
0.94
128 Lampiran 10 (lanjutan)
BAE BAE
BACIN GONDANG MANIS
7.04 7.04
3.90 4.93
6.82 6.82
Jarak dari Desa/K el.ke Toko khusus obat/ja mu (0,0 km) 3.47 3.47
BAE
BAE
7.04
3.90
5.55
0.53
2.64
6.32
6.23
0.34
2.52
2.60
3.94
2.23
2.66
0.66
GEBOG
GETASRABI
7.04
1.63
2.31
1.20
0.22
7.66
6.23
0.23
2.52
2.60
8.41
0.04
0.12
1.66
GEBOG
KLUMPIT
7.04
4.93
6.82
3.47
0.22
6.32
7.92
2.37
0.50
0.26
8.41
0.09
0.11
GEBOG
KARANG MALANG
7.04
3.90
5.55
3.47
0.14
7.66
6.23
0.93
1.01
0.31
8.41
0.09
GEBOG GEBOG
BESITO KEDUNGSARI
7.04 7.04
3.90 3.90
5.55 5.55
0.53 3.47
2.64 0.03
6.32 7.66
6.23 7.92
0.34 0.13
2.52 0.18
2.60 2.60
3.94 8.41
GEBOG
MENAWAN
4.75
4.93
6.82
3.47
0.02
7.66
7.92
0.11
0.50
2.60
GEBOG
RAHTAWU
0.32
4.93
6.82
3.47
0.00
7.66
7.92
0.01
0.10
0.17
DAWE
SAMIREJO
7.04
3.90
5.55
3.47
0.06
6.32
7.92
0.44
1.01
DAWE
MARGOREJO
7.04
4.93
6.82
1.20
0.05
7.66
7.92
0.28
DAWE DAWE
KANDANG MAS LAU
7.04 7.04
3.90 3.90
6.82 5.55
3.47 3.47
0.03 0.03
6.32 6.32
7.92 7.92
DAWE
PUYOH
7.04
3.90
6.82
3.47
0.02
7.66
DAWE
SOCO
1.98
4.93
6.82
3.47
0.02
6.32
DAWE
TERNADI
0.00
0.00
0.00
0.24
0.09
DAWE
KAJAR
7.04
4.93
6.82
3.47
DAWE DAWE
CRANGGANG TERGO
7.04 7.04
3.90 3.90
6.82 6.82
DAWE
DUKUH WARINGIN
7.04
4.93
DAWE
KUWUKAN
7.04
4.93
DAWE
JAPAN
7.04
3.90
Kecamatan
Desa
Jarak ke sekolah TK terdeka t(km)
Jarak ke sekolah SLTP sederaj at terdeka t(km)
Jarak ke sekolah SMU sederaj at terdeka t(km)
Jarak Jarak Jarak Jarak ke dari Jarak dari Jarak Jarak dari Jarak kelompo Banyak Desa/K dari Jarak ke Desa/K ke dari Desa/K dari k nya el.ke Desa/K sekolah el.ke pasar Banyak Desa/K el.ke Desa/Kel pertokoa surau/l Poliklini el.ke SMK Toko terdeka nya el. Tempat .ke n anggar/ k/Balai Poskes terdekat( khusus t: masjid apotik Praktek Polindes terdekat: mushol Pengob des km) obat/ja ………. (km) Dokter (km) ………. a atan (km) mu (0,0 km (km) Km (km) km) 0.19 7.66 7.92 2.37 0.34 0.68 9.41 0.05 0.15 1.00 1.20 0.19 7.66 7.92 0.23 0.29 2.60 8.41 0.04 0.23 1.41 1.38
IPD
Jumlah HIERARKI jenis
76.55 77.36
34.00 30.00
Hierarki 3 Hierarki 2
1.00
72.44
37.00
Hierarki 3
1.33
58.24
34.00
Hierarki 3
1.32
1.20
65.05
29.00
Hierarki 3
0.11
0.95
1.44
67.89
38.00
Hierarki 3
2.23 0.09
2.66 0.23
0.66 1.63
1.00 0.99
72.44 67.13
37.00 31.00
Hierarki 3 Hierarki 3
9.41
0.09
0.23
1.93
0.88
68.89
28.00
Hierarki 3
8.41
0.01
0.06
1.74
0.61
62.48
25.00
Hierarki 3
0.50
8.41
0.12
0.31
0.73
2.04
66.33
31.00
Hierarki 3
2.52
2.60
8.41
0.05
0.15
0.25
1.40
66.56
32.00
Hierarki 3
0.06 0.28
0.14 0.50
0.31 0.50
8.41 8.41
0.01 0.08
0.07 0.21
0.36 1.49
0.65 1.40
57.41 62.20
29.00 33.00
Hierarki 3 Hierarki 3
7.92
0.20
0.34
2.60
8.41
0.05
0.15
1.30
1.52
68.23
32.00
Hierarki 3
7.92
0.11
0.20
1.05
8.41
0.03
0.09
1.68
2.66
57.23
26.00
Hierarki 3
0.00
0.56
0.09
0.14
0.10
0.75
0.01
0.07
0.74
1.89
14.79
23.00
Hierarki 3
0.02
6.32
7.92
0.02
0.07
0.13
8.41
0.05
0.08
0.94
1.81
58.04
27.00
Hierarki 3
3.47 3.47
0.03 0.02
7.66 6.32
7.92 7.92
0.03 0.02
0.07 0.07
2.60 0.09
8.41 8.41
0.01 0.09
0.05 0.03
0.84 2.03
1.53 2.73
74.90 61.71
32.00 25.00
Hierarki 3 Hierarki 3
6.82
3.47
0.04
6.32
7.92
0.04
0.05
0.07
8.41
0.00
0.04
3.24
4.14
74.31
26.00
Hierarki 3
6.82
3.47
0.07
6.32
7.92
0.28
0.34
0.50
8.41
0.01
0.05
1.47
3.68
75.58
29.00
Hierarki 3
6.82
3.47
0.00
6.32
7.92
0.03
0.08
1.05
8.41
0.19
0.05
1.40
3.24
67.58
25.00
Hierarki 3
Jumlah yang punya fasilitas
131.00 131.00 131.00 131.00 131.00 131.00
132.00
132.00 132.00 132.00
132.00
132.00
132.00 132.00 132.00
4275.00
Jumlah fasilitas Min
903.48 562.46 839.40 373.12 106.18 951.28 1002.42 201.66 169.01 181.40 1124.28 0.00 0.00 0.00 -0.02 0.00 0.00 0.56 0.01 0.05 0.07 0.75
103.79 0.00
113.31 137.85 161.34 10117.60 0.03 0.10 0.18 14.79
Max
7.04
4.93
6.82
3.47
2.64
7.66
7.92
2.37
2.52
2.60
9.41
2.23
2.66
8.55
9.32
129.87
Stdev
1.00
1.00
1.00
1.02
1.00
1.00
1.01
1.01
1.00
1.01
1.08
1.01
1.01
1.00
1.00
14.92
Rataan
6.84
4.26
6.36
2.83
0.80
7.21
7.59
1.53
1.28
1.37
8.52
0.79
0.86
1.04
1.22
76.65
Bobot
6.90
4.29
6.41
2.85
0.81
7.26
7.59
1.53
1.28
1.37
8.52
0.79
0.86
1.04
1.22
2.37
129 Lampiran 11 Data Primer Responden Untuk Analisis Hayasi
No.
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Nama responden
2 H Masrukin Ali Maskan H. Ali Muhtadi H. Sami'an Sudiono Mardiyanto Sukono Dahli Usman Maskuri Lilik Santoso, SP Sulkan Kustiyono Besari Sukardi Karsijan Mudji Sukaryanto Sugiarto Karmijan Kuswanto Slamet Riyadi Nur Anwas Sukirno Turikan Subagyo
Tgl Wawancara
3 4 Agt 2010 23 Juni 2010 23 Juni 2010 28 Juli 2010 20 Juli 2010 1 Agt 2010 7 Agt 2010 3 Agt 2010 4 Agt 2010 7 Agt 2010 4 Agt 2010 9 Agt 2010 7 Agt 2010 22 Juni 2010 5 Juli 2010 4-Agt 2010 9 Agt 2010 7 Agt 2010 7 Agt 2010 6 Agt 2010 6 Agt 2010 4 Agt 2010 4 Agt 5 Agt 2010 5 Agt 2010
Pendapataan Usaha Tani
4 15200000 135000000 137000000 136750000 33935000 138250000 134400000 32500000 65100000 36300000 19400000 63190000 16000000 103470000 98855000 63200000 14359000 26200000 18000000 23151000 17703000 17200000 17100000 15455000 11924000
Usia >56, 1 <56 1
Tanggungan >2, 1 <2,1
Pendidikan 1,SD ;2, SMP, 3, SMA; 4,S1
5 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 1 3 2 1 2 4 3 4 2 4 2 3 1 2 1 1 2 4 1 3 3 1 2 1 2
Pekerjaan Lain 1: tanpa pek lain 2 : dg pek lain
Luas Lahan 1: <1 ha, 2:>2hA
8 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2
9 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2
Status Kepemilikan 1: sewa 2:bengkok 3: milik sendiri
10 3 3 3 1 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 1 1 3 3
Alasan Pemilihan Komoditas 1:pemenuhan kbuthn pokok 2 ketersediaan air 3 harga komoditas
11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 1 1 1 2 2 2 2 2
Pola irigasi Tadah hujan:1, stgh teknis 2, teknis 3
12 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 3 3
Menguntung kan/ Tidak (olahan) 1: tdk untung 2: untung
13 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1
Pola Tanam Tahunan 6 Padipadipadi 5 padipadi-tan lain 4 padipadi 3 padi-tan lain-tan lain 2 padi-tan lain 1 14 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 1 2 1 1 4 5 5 1 2
Asal Tenaga Kerja 1 : dari luar, 2 setempat
15 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1
130 Lampiran 11 (lanjutan) 1
2
3
5
6
7
8
9
10
11
12
13
26
Sumadi
1 Juli 2010
27
Slamet Untung
28 Juni 2010
20620000
1
1
4
1
1
3
1
2
2
2
2
20425000
2
1
3
2
1
3
1
2
2
3
28
Kasrah
2
28 Juni 2010
20250000
2
1
1
2
1
3
1
2
1
3
2
29 30
Bambang Triyono
29 Juni 2010
20150000
2
1
3
2
2
3
2
2
2
2
1
Abdul Syukur
28 Juni 2010
20350000
2
1
3
2
1
3
1
2
2
2
1
31
Sholikan
28 Juni 2010
20627000
2
1
3
2
1
1
1
2
2
3
2
32
Sunardi
1 Juli 2010
18200000
2
1
3
2
1
3
1
2
1
3
1
33
Yatin
28 Juni 2008
17800000
2
1
1
2
1
3
2
2
1
2
2
34
Munzik Rahman
28 Juni 2010
20500000
2
1
3
2
1
3
1
2
1
2
1
35
Sugiarto
28 Juni 2010
28600000
2
1
3
2
2
3
3
2
1
2
2
36
Masrikan
3 Agt 2010
60350000
1
1
3
1
2
1
3
2
2
2
2
37
Lilik Santoso
7/8 Agt 2010
20627000
2
1
4
2
1
1
1
2
1
2
1
38
H. Umar
9 Agustus 2010
16205000
1
1
1
2
2
3
2
2
1
2
2
39
Indofa
3 Agt 2010
36900000
2
1
3
2
1
3
1
3
2
2
2
40
Bambang Suciptono
Agt 2010
13400000
2
1
4
2
2
3
2
3
1
3
2
41
Tas'an
27 Juni 2010
22900000
1
1
1
1
2
3
2
3
1
2
1
42
Yoto Suyono
27 Juni 2010
40100000
2
1
3
2
2
2
2
3
2
3
2
43
Sulistiyono
27 Juni 2010
39600000
2
1
4
2
2
2
1
3
2
2
2
44
Mustakim
27 Juni 2010
22750000
2
1
3
2
2
3
2
3
1
3
2
45
Suwarto
3 Agustus 2010
13500000
2
1
2
2
2
3
3
3
1
2
2
46
Sumardiyono
3 Agustus 2010
35264000
2
1
3
2
2
3
3
3
2
2
2
47
Jasman
3 Agustus 2010
40900000
2
1
1
2
2
3
1
3
2
2
2
48
Sugiharto, SE
9 Agustus 2010
60950000
2
2
4
2
2
3
1
3
2
5
1
49
Sutrisno
3 Agt 2010
65200000
2
1
3
1
2
3
2
3
2
2
2
4
14
15
131 Lampiran 12 Analisis Regresi antara Tenaga Kerja Pertanian dengan Daya Dukung Lahan (Ha) KEC 1
BAE
2
DAWE
3
GEBOG
4
JATI
5
JEKULO
6
KALIWUNGU
7
KOTA
8
MEJOBO
9
UNDAAN
Intercept TKP Multiple R Multiple R² Adjusted R² F(1,7) P Std.Err. of Estimate
TKP (HOK) 491369.85 5436395.15 1341152.71 1993517.32 -596538.43 633409.20 -43252.66 1092588.05 3588915.92
DDL (HA) -11313.66 -9629.30 -9964.28 -4433.70 -8190.34 -7037.17 -8435.11 -9854.31 52791.80
Beta
Std.Err.
B
0.397987 0.397987 0.158394 0.038164 1.317428 0.288763
0.346741
0.000000 0.397987
0.980732
Std.Err. 0.326911 0.346741
t(7) 0.000000 1.147793
p-level 1.000000 0.288763
132 Lampiran 13 Analisis Kuantifikasi Hayasi I untuk Melihat Hubungan antara Pendapatan Usahatani Dengan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani ********* QUANTIFICATION I ********** Number of Individuals = 49 Number of Items = 9 Number of Categories Items ( 1) = 2 Items ( 2) = 2 Items ( 3) = 2 Items ( 4) = 2 Items ( 5) = 3 Items ( 6) = 3 Items ( 7) = 2 Items ( 8) = 6 Items ( 9) = 2 15 0 15 0 7 8 4 11 4 1
0 15 0 7 8 4 11 4 1 10 5 8 2 8 7 3 4 0 0 34 33 1 4 30 17 17 4 2 28 7 16 11 16 18 1 14 7 1 33 48 0 11 37 21 27 8 3 37 12 24 12 24 24 4 18 7 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 4 11 0 11 0 5 6 1 0 10 3 6 2 5 6 1 4 0 0 30 37 1 0 38 16 22 7 3 28 9 18 11 19 19 3 14 7 1 17 21 0 5 16 21 0 5 0 16 4 16 1 13 8 3 6 4 1 17 27 1 6 22 0 28 3 3 22 8 8 12 11 17 1 12 3 0 4 8 0 1 7 5 3 8 0 0 3 5 0 4 4 1 2 1 0 2 3 0 0 3 0 3 0 3 0 0 1 2 0 3 0 1 1 0
10 28 37 1 10 28 16 22 0 0 38 9 18 11 20 18 3 15 5 1 5 7 12 0 3 9 4 8 3 0 9 12 0 0 5 7 3 1 0 1 8 16 24 0 6 18 16 8 5 1 18 0 24 0 13 11 0 9 4 0 2 11 12 1 2 11 1 12 0 2 11 0 0 13 6 7 1 8 3 0 8 16 24 0 5 19 13 11 4 0 20 5 13 6 24 0 3 8 4 1 7 18 24 1 6 19 8 17 4 3 18 7 11 7 0 25 1 10 3 0 3 1 4 0 1 3 3 1 1 0 3 3 0 1 3 1 4 0 0 0 4 14 18 0 4 14 6 12 2 1 15 1 9 8 8 10 0 18 0 0 0 7 7 0 0 7 4 3 1 1 5 0 4 3 4 3 0 0 7 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 2 2 1 0 3 2 1 2 0 1 0 2 1 2 1 0 0 0 0 7 9 16 0 6 10 5 11 2 1 13 7 9 0 6 10 0 0 0 0 8 11 18 1 4 15 9 10 3 1 15 5 10 4 10 9 2 6 1 1 7 23 30 0 7 23 12 18 5 2 23 7 14 9 14 16 2 12 6 0 1 7 8 7 2 9 11 23 2 16 18 30 1 0 1 0 0 6 4 7 3 10 15 23 2 5 9 12 1 11 10 18 2 2 3 5 0 1 1 2 1 13 15 23 0 7 5 7 2 9 10 14 1 0 4 9 2 6 10 14 1 10 9 16 0 0 2 2 0 0 6 12 0 0 1 6 0 0 1 0 3 0 2 1 0 16 7 9 2 7 19 0 1 9 0 30
Sum of Y for Item-Categories 633363968 1239728896 181214246460950000 496079968 1377012736 643085056 1230007936 291116032 177700000 1404276864 495238016 959012032 418843008 490733024 1382360064 70965000 535364992 1804800001770300095250000 973329984 807099008 1065993984 Standardized category score and their ranges Item No. 1 Freq. Cat.score Range Partial cor. 1 : ( 15)% -1490778 2148474 0.062237 2 : ( 34)% 657696 Item No. 2 1 2 Item 1 2 Item 1 2 Item 1 2 3 Item 1 2 3 Item 1 2 Item 1 2 3 4 5 6 Item 1 2
Freq. : ( 48)% : ( 1)% No. 3 Freq. : ( 11)% : ( 38)% No. 4 Freq. : ( 21)% : ( 28)% No. 5 Freq. : ( 8)% : ( 3)% : ( 38)% No. 6 Freq. : ( 12)% : ( 24)% : ( 13)% No. 7 Freq. : ( 24)% : ( 25)% No. 8 Freq. : ( 4)% : ( 18)% : ( 7)% : ( 1)% : ( 3)% : ( 16)% No. 9 Freq. : ( 19)% : ( 30)%
Cat.score -193664.5 9295897
Range 9489562
Partial cor. 0.100086
Cat.score 1172722 -339472.3
Range 1512195
Partial cor. 0.042609
Cat.score -3758552 2818914
Range 6577466
Partial cor. 0.223533
Cat.score 4054791
Range 5066367
Partial cor. 0.138363
2000518 -1011576 Cat.score -10986480 4286810 2227254
Range 15273288
Partial cor. 0.415114
Cat.score -15745800 15115960
Range 30861760
Partial cor. 0.753647
Cat.score -2459999
Range 33259876
Partial cor. 0.720166
-12416590 -11224130 7275405 -9620120 20843280 Cat.score 3579057 -2266736
Range 5845794
Partial cor. 0.205077
Constant term % 3.822639 Multiple correlation coeficient R = 0.875 R-square 0.765 Correlation matrix of outside variable (y) and quantified items ( x1,….) y x1 x2 x3 x4 x5 x6 y : 1 x1 : 0.102 1 x2 : 0.126 0.096 1 x3 : 0.142 0.386 0.078 1 x4 : 0.254 0.217 0.125 0.028 1 x5 : 0.047 0.186 0.076 0.154 0.087 1 x6 : 0.049 0.113 0.051 0.022 0.175 0.054 1 x7 : 0.671 0.058 0.141 0.038 0.224 0.085 0.092 x8 : 0.56 0.235 0.093 0.238 0.095 0.064 0.376 x9 : 0.13 0.198 0.181 0.027 0.073 0.022 0.021 Prediction No obseverd 1 15200000 2 63190000 3 64750000 4 65800000 5 33935000
x7
x8
x9
1 0.105 0.058
1 0.121
1
Prediction 313662.8 680738.3 687101.1 716280 320025.6
Residual -16166300 -4883832 -3960112 -5828000 1932440
No 26 27 28 29 30
obseverd 25620000 24750000 29300000 21800000 29600000
Prediction 376639.88 394927.32 86309.71 507235.24 441460.6
Residual -12044000 -14742700 20669028 -28923500 -14546100
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
89250000 63700000 32500000 86750000 36300000 19400000 98000000 16000000 1.03E+08 98855000 86230000 14359000 26200000 18000000
628643.2 679306.9 406983.8 730723.4 465441.8 422105.8 848470.2 466395.7 789181.3 818349.2 759891.3 50397.03 296044.4 73313.24
26385684 -4230688 -8198384 13677664 -10244200 -22810600 13152984 -30639600 24551872 17020080 10240872 9319297 -3404440 10668676
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
31980000 18200000 17800000 22375000 28600000 60350000 20627000 16205000 36900000 13400000 22900000 40100000 39600000 22750000
445591 144767.64 74385.07 132843 140159.71 493078.2 183506.68 118674.91 362407.08 131488.75 171659.24 470227.32 458302.68 131488.75
-12579100 3723236 10361493 9090700 14584029 11042180 2276332 4337509 659292 251125 5734076 -6922732 -6230268 9601125
20 21 22 23 24 25
23151000 17703000 17200000 17100000 15455000 11924000
329835.7 177030.1 189986.6 153013.5 256103.3 178022
-9832568 -8 -1798662 1798652 -10155300 -5878204
45 46 47 48 49
13500000 35264000 40900000 60950000 65200000
119564.11 428181.72 428181.72 609499.96 443303.72
1543589 -7554172 -1918172 4 20869628
133 Lampiran 14 Hubungan Antara PDRB Sektor Pertanian Dengan Status Tenaga Kerja, Daya Dukung Lahan dan Hierarki Wilayah Y PDRB SEKTOR PERTANIAN X1 : STATUS TENAGA KERJA, X2: DDL , X3 : Hierarki Wilayah ********** QUANTIFICATION I ********** Number of Individuals = 9 Number of Items = 3 Number of Categories Items ( 1) = 2 Items ( 2) = 2 Items ( 3) = 3 Cross Table of Item-Categories 7 0 1 6 0 3 4 0 2 0 2 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 6 2 0 8 1 3 4 0 1 0 1 1 0 0 3 0 0 3 0 3 0 4 1 1 4 0 0 5 Sum of Y for Item-Categories 573463 93892 113984 553371
4356 199037 463961
Standardized category-scores and their ranges Item No. 1 Freq. Cat.score Range Partial cor. 1 : ( 7)%-604.789063 2722 0.022059 2 : ( 2)%2116.761719 Item No. 2 Freq. Cat.score Range Partial cor. 1 : ( 1)%24150.632813 27169 0.189309 2 : ( 8)%-3018.830078 Item No. 3 Freq. Cat.score Range Partial cor. 1 : ( 1)%-68892.117188 85179 0.450979 2 : ( 3)%-4181.304688 3 : ( 5)%16287.203125 Constant term %74150.5000000
Multiple correlation coefficient R = 0.5534, R-square = 0.3062 Correlation matrix of of outside variable ( y ) and quantified items ( x1,... )
y : x1: x2: x3:
y x1 x2 x3 1.000 -0.281 1.000 0.273 -0.189 1.000 0.530 -0.539 0.221 1.000
Prediction No. Observed Predicted Residual 1 . 68155.828 86814.086 -18658.258 2 . 4356.32 4356.320 -0.000 3. 23482.939 66345.578 42862.641 4.162763.391 66345.578 96417.813 5. 63379.328 86814.08 -23434.758 6 . 89535.633 89535.64 -0.008 7. 12790.360 66345.578 -53555.219 8 . 128907.070 86814.086 42092.984 9. 113983.563 113983.547 0.016
Lampiran 15.
KUISIONER PENELITIAN Kuesioner ini digunakan sebagai bahan penyusun thesis “Daya Dukung Lahan Untuk Tenaga Kerja Pertanian Dan Pengembangan Wilayah di Kabupaten Kudus ” Program Studi Pengembangan Wilayah Sekolah Pascasarjana , Institut Pertanian Bogor. 2010.
Tanggal wawancara Desa Kecamatan Kabupaten
: ............................................................. : ............................................................. : ............................................................. : .............................................................
A. Karakteristik Petani Responden *) coret yang tidak perlu 1. 2. 3. 4.
5. 6. 7. 8.
Nama pemilik lahan Jenis kelamin Umur Pendidikan terakhir a) SD b) SLTP
: : L / P* : Tahun : c) SMU d) perguruan tinggi : .....
e) lainnya : …
Jumlah tanggungan keluarga (termasuk responden) : ……….orang Pengalaman bertani :………..tahun. Luas lahan yang diusahakan : ………….Ha Status kepemilikan lahan harga Status luas lahan System bagi hasil sewa (Ha) pemilik (%) penggarap (%) Milik sendiri Sewa Garap (bagi hasil)
9. Berapa luas total lahan yang dimiliki :……………Ha. 10. Sifat usahatani : utama / sampingan* 11. Jenis Tanaman yang diusahakan : .................................................................................... 12. Adakah lahan lain yang diusahakan : a) ya b) tidak Jika ya, sebutkan : ………………………..(tanaman pangan/ternak/lainnya) 13. Pekerjaan diluar usahatani :……. 14. Sumber modal usahatani : sendiri / pinjam ke petani lain / lainnya……………….*
142
15. Kemana hasil panen dijual ? (dijual sendiri ke pabrik, pedagang pengumpul/ /lainnya………………………)* 16. Apakah pola usaha yang Bapak/Ibu lakukan monokultur atau tumpangsari? a. Monokultur b. Tumpangsari 17.Dalam setahun berapa kali menanam tanaman pangan tersebut?....................... kali 18. Apakah jenis komoditas yang ditanam selalu sama? a. Ya. b. Tidak 19. Jika tidak sebutkan jenis tanaman dan kalender tanaman usahatani Bapak/Ibu? Musim Tanam I : Bulan ..............s/d................ : tananam ............................ Musim Tanam II : Bulan ..............s/d................: tanaman ............................ Musim Tanam III: Bulan ............... s/d................: tanaman ……………….... 20. Alasan pemilihan jenis tanaman : ……………………………………………………………………………………... …………………………………………………………………………………….. 21.Permasalahan yang sering dihadapi dalam usahatani (budidaya, teknologi, modal, hama, lainnya.............................) Uraian singkat : .............................................................................................................................. ............................................................................................................................. 22. Lahan Pertanian Bapak / Ibu mendapat pengairan a. Teknis b. Setengah Teknis c. Sederhana d. Tadah Hujan Penggunaan Tenaga Kerja 23. Tenaga kerja dalam usahatani berasal dari : a. Keluarga; b. Non keluarga; c. Ternak; d. Traktor (Mesin) 24. Apakah tenaga kerja tersebut didatangkan dari daerah lain : a. Ya b. Tidak 25. Apabila Jawaban sebelumnya Ya, darimana asal tenaga tersebut : a. Dari desa lain b. Dari Kecamatan Lain c. Dari Kabupaten lain 26. Sebutkan banyaknya tenaga kerja untuk setiap tahap dalam pengolahan dan pemeliharaan (pilih salah satu tanaman utama ) a. tanaman padi No
Kebutuhan Tenaga Kerja
Periode
TKDK L
1. 2. 3.
P
T
Hari
TKLK M
L
P
T
M
Persemaian Tabur Benih Pemeliharaan-Persemaian
142
143
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Pengolahan tanah Tanam Pupuk I Menyiangai I Menyiangi II Pupuk II Insektisida Panen
Keterangan : TKDK (tenaga kerja dalam keluarga) ; TKLK (tenaga kerja luar keluarga) L = laki-laki; P = perempuan; T = ternak; M = mesin b. Musim Tanam II / III Jenis Tanaman : No
Kebutuhan Tenaga Kerja
Periode
TKDK L
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
P
T
Hari
TKLK M
L
P
T
M
Persemaian Tabur Benih Pemeliharaan-Persemaian Pengolahan tanah Tanam Pupuk I Menyiangai I Menyiangi II Pupuk II Insektisida Panen
c. Tanaman Tebu No
Kebutuhan Tenaga Kerja
Periode
TKDK L
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
P
T
Hari
TKLK M
L
P
T
M
Pengolahan Tanah Penanaman Pemupukan I Pembubunan I Pemupukan II Pembubunan II Klethek Gulud Akhir Insektisida Panen
143
144
Keterangan : TKDK (tenaga kerja dalam keluarga) ; TKLK (tenaga kerja luar keluarga) L = laki-laki; P = perempuan; T = ternak; M = mesin d. Keprasan II / III No
Kebutuhan Tenaga Kerja
Periode
TKDK L
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
P
T
Hari
TKLK M
L
P
T
M
Pengolahan Tanah Penanaman Pemupukan I Pembubunan I Pemupukan II Pembubunan II Klethek Gulud Akhir Insektisida Panen
Keterangan : TKDK (tenaga kerja dalam keluarga) ; TKLK (tenaga kerja luar keluarga) L = laki-laki; P = perempuan; T = ternak; M = mesin 27. Berapa standar upah untuk berbagai jenis tenaga kerja tersebut? Laki-laki = Rp................................(............jam/hari) Perempuan = Rp................................(............jam/hari) Ternak = Rp................................(............jam/hari) Mesin = Rp................................(............jam/hari) 28. Apakah tetangga banyak yang menjadi petani? a. Ya; b. Tidak 29. Apabila tidak, apa mayoritas pekerjaan mereka? a. Buruh tani : .......................% b. Buruh pabrik : ...................% c. Berdagang : .......................% d. Ojeg : .................................% e. Sopir angkutan: ..................% f. Lainnya : .............................%, sebutkan jenis: ............................................. B. 23.
24. No. 1 2 3
Pengeluaran usahatani lainnya Apakah Bapak/Ibu berusaha tani tanaman pangan (padi, palawija, hortikultura?) (a) Ya (b) Tidak Jika ya, bagaimana struktur biaya untuk usahatani tanaman pangan tersebut? Jenis pengeluaran Pajak Sewa lahan Bunga modal
Jumlah (Rp)
Keterangan
144
145
4 5 6
Bibit Pupuk Pembasmi hama Total
25. Dalam setahun berapa kali menanam tanaman pangan tersebut?....................... kali 26. Apakah jenis komoditas yang ditanam selalu sama? a. Ya. b. Tidak 27. Jika tidak sebutkan jenis tanaman dan kalender tanaman usahatani Bapak/Ibu? C. Penerimaan hasil produksi No. Produksi Total produksi Harga (kg) (Rp/Kg) 1 2 3 Total Produksi 28 Apakah Bapak/Ibu memiliki mata pencaharian sampingan di luar bertani? a. Ya; b. Tidak 29. Jika ya, apa jenis mata pencaharian Bapak/Ibu dan besarnya pendapatan dari mata pencaharian tersebut? No Jenis pekerjaan Satuan Besaran (Rp) pendapatan*) 1. Berdagang: ............................... 2. Buruh tani 3. Ojeg/ supir 4. PNS 5. Lainnya: .................................... *) a. harian, b. mingguan, c. bulanan, d. lainnya
30. Pengeluaran rata- rata di luar usaha tani? Pertanyaan
Besaran (Rp)
Persen
Berapa rata-rata pengeluaran total rumah tangga Ibu/Bapak per bulan? Berapa pengeluaran untuk rokok per hari/minggu/bulan?*) Berapa pengeluaran untuk membeli makanan per hari/minggu/bulan? Berapa pengeluaran untuk membayar pendidikan anak per bulan? Berapa biaya biaya rekening listrik per bulan? Berapa biaya untuk sewa rumah (jika ada) per bulan? Berapa biaya rekening air (jika ada) per bulan? Biaya kesehatan per hari/minggu/bulan/tahun?*)
145
146
Biaya lain 1, sebutkan ............................................................... Biaya lain 2, sebutkan ............................................................... Biaya lain 3, sebutkan ................................................................
*) coret yang tidak perlu 31. Isikan kalender Usaha tani dibawah ini?
146
147 (KALENDER BERTANI SETAHUN) Tanaman
Luas (ha) 1
2
3
4
5
Kegiatan usahatani 6 7 8
9
10
11
12
Tanaman setahun (pangan)
Tanaman tahunan
a. Kegiatan Bulanan: (1) Penanaman, (2) Pemeliharaan: Pupuk (2p); Siang (2s); Pengobatan (2o); (3) Panen; (4) Pembubunan (5) Gulud (6) Klethek (7) lainnya b. Cara mengisinya: - Tulis tanaman yang ditanam di kolom 1 - Tulis luas lahan yang diusahakan untuk jenis tanaman tersebut - Tuliskan kode kegiatan untuk setiap jenis tanaman pada kalender bulanan: misalkan: penanaman dan pemupukan dilakukan pada bulan april maka tuliskan Kode: 1; 2p pada bulan 4.
147