ANALISIS DAYA DUKUNG LAHAN BERDASARKAN TOTAL NILAI PRODUKSI PERTANIAN DI KABUPATEN GIANYAR

TESIS

ANALISIS DAYA DUKUNG LAHAN BERDASARKAN TOTAL NILAI PRODUKSI PERTANIAN DI KABUPATEN GIANYAR

IDEWA GEDE AGUNG DARMA PUTRA

PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

TESIS

ANALISIS DAYA DUKUNG LAHAN BERDASARKAN TOTAL NILAI PRODUKSI PERTANIAN DI KABUPATEN GIANYAR

IDEWA GEDE AGUNG DARMA PUTRA NIM 1291461017

PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

ANALISIS DAYA DUKUNG LAHAN BERDASARKAN TOTAL NILAI PRODUKSI PERTANIAN DI KABUPATEN GIANYAR

Tesis untuk memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Ilmu Ekonomi, Program Pascasarjana Universitas Udayana

IDEWA GEDE AGUNG DARMA PUTRA

PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

ii

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL 12 JANUARI 2015

Pembimbing I,

Pembimbing II,

Prof. Dr. Made Suyana Utama,SE.,MS Nip.19540429 198303 1 002

Dr. I Gst.Wy.Murjana Yasa,SE.,M.Si Nip. 19570727 198403 1 005

Mengetahui

Ketua Program Studi Magister Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Udayana

Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana

Prof. Dr. Nyoman Djinar Setiawina, SE.,MS. NIP. 19530730 198303 1 001

Prof.Dr.dr.A.A.Raka Sudewi, Sp.S (K) NIP. 19590215 198510 2 001

iii

Lembar Penetapan Panitia Penguji

Tesis Ini Telah Diuji pada TanggaL 8 Januari 2015

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK. Rektor Universitas Udayana Nomor : 4526/UN.14.4/HK/2014, Tangal 31 Desember 2014

Ketua : Prof. Dr. Made Suyana Utama,SE.,MS Anggota : 1.

Dr. I Gusti Wayan Murjana Yasa, SE.,MSi.

2.

Prof. Dr. Made Kembar Sri Budhi, SE.,MP.

3.

Dr. Ni Nyoman Yuliarmi, SE., MP.

4.

Dr. Dra. Ida Ayu Nyoman Saskara, Msi.

iv

Surat Pernyataan Bebas Plagiat

Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama

: I Dewa Gede Agung Darma Putra.

NIM

: 1291461017

Program Studi

: Ekonomi Pembangunan Daerah.

Judul Tesis

: Analisis Daya Dukung Lahan Berdasarkan Total Nilai Produksi Pertaninan di Kabupaten Gianyar.

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Apabila dikemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai Perakturan Mendiknas RI N0. 17 Tahun 2010 dan Perundang – Undangan yang berlaku. Denpasar, Yang membuat pernyataan

I Dewa Gede Agung Darma Putra

v

UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas segala rahmat dan petunjuknya, tesis ini dapat penulis selesaikan. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Made Suyana Utama,SE.,MS sebagai Pembimbing I dan Dr. I Gst.Wy.Murjana Yasa,SE.,M.Si sebagai Pembimbing II yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan, dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Ucapan yang sama juga penulis tujukan kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD., KEMD atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Magister Ilmu Ekonomi di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S(K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister Ilmu Ekonomi pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Ketua Program Magister Ilmu Ekonomi Prof. Dr. Nyoman Djinar Setiawina, SE., MS, Sekretaris Program Dr. A. A. I. N. Marhaeni, SE., MS atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti Program Magister.Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, S.E., M.S sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana atas ijin yang diberikan. Ungkapan terima kasih penulis juga sampaikan kepada Dosen penguji tesis ini, yaitu Prof. Dr.I Md. Kembar Sri Budhi,SE.,MP sebagai Penguji I, Dr. N. Yuliarmi, SE., MP sebagai Penguji II, dan Dr. Dra. Ida Ayu Nyoman Saskara, Msi sebagai Penguji III yang telah memberikan saran, sanggahan, dan koreksi sehingga tesis ini dapat terselesaikan. Penulis juga mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada BPS Provinsi Bali,BPS Kabupaten Gianyar, dan instansi terkait di Pemerintahan Kabupaten Gianyar yang telah memberikan informasi dan data,serta Kepala instansi dan staf tempat penulis bekerja, BLH Kabupaten Gianyar dan Kantor Camat Tampaksiring atas fasilitas dan dukungannya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen, staf, beserta rekan-rekan angkatan XXII Magister Ilmu Ekonomi Universitas Udayana yang telah banyak membantu dan memfasilitasi penulis selama proses perkuliahan. Pada kesempatan ini tidak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih sebesarbesarnya kepada istri dan anak-anak tercinta, keluarga, serta semua pihak yang telah memberikan dukungan moril sejak mulai kuliah sampai dengan selesainya tesis. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Dalam kesederhanaan, penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada pemerintah, swasta, dan seluruh lapisan masyarakat. Denpasar, Januari 2015 Penulis vi

ANALISIS DAYA DUKUNG LAHAN BERDASARKAN TOTAL NILAI PRODUKSI PERTANIAN DI KABUPATEN GIANYAR

ABSTRAK

Pembangunan nasional Indonesia berkelanjutan merupakan rangkaian upaya berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.Sebagai negara dengan kekayaan keanekaragaman hayati berlimpah, sektor pertanian merupakanfaktor utama dalam pembangunan nasional berkelanjutan. Namun dewasa ini sektor pertanian mengalami penurunan produsi setiap tahunnya, salah satunya diakibatkan oleh tingginya alih fungsi lahan pertanian. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis Status daya dukung lahandi Kabupaten Gianyar, untuk mengetahui pengaruh daya dukung lahan terhadap PDRB SektorPertanian dan Kontribusi PDRB Sektor Pertanian di Kabupaten Gianyar.Sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Bali dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar, seperti data komoditi pertanian, PDRB atas dasar harga konstan, PDRB Sektor Pertanian di setiap Kecamatan dari Tahun 2008 sampai Tahun 2012. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskritif kuantitatif, dengan membandingkan ketersediaan lahan dengan kebutuhan lahan.Kemudian data diolah dengan menggunakan perhitungan daya dukung lahan dan regresi linier sederhana untuk menganalisis daya dukung lahan terhadap total nilai produksi pertanian di Kabupaten Gianyar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa status daya dukung lahan di Kabupaten Gianyar adalah defisit, hal ini diakibatkan semakin berkurangnya lahan pertanian yang menyebabkan turunnya produksi pertanian. Dari analisisregresisederhanamendapatkanhasilbahwadayadukunglahanberpengaruhpos itifdansignifikanterhadap PDRB SektorPertaniandankontribusi PDRB SektorPertanian di KabupatenGianyar. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dalam penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah guna menekan alih fungsi lahan dan menurunnya kualitas lingkungandi Kabupaten Gianyar. Kata kunci: daya dukung lahan, komoditipertanian, alih fungsi lahan.

vii

THE ANALYSIS OF LAND SUPPORT BASED ON AGRICTULTURE PRODUCTION VALUE AT GIANYAR REGENCY ABSTRACT Indonesia’s sustainable national development is a series of sustainable efforts that covering all public life aspect, nation and Indonesia state. As a state which have many kind of biological, agriculture sector is dominant factor in sustaiable national development. This study aims to analyze of status of land support in Gianyar regency and to find out the effect of land support toward sector PDRB and contribution of PDRB agriculture sector in Gianyar regency in 2008 until 2012. The research type is quantitative descriptive by compare land availability with land need. Data has been used that is secondary data which obtained from statistic office in Gianyar regency. The data has been applied was agriculture commodity, PDRB percapita, PDRB agriculture sector in each subdistrict from year of 2008 until 2012. Then data processed by using calculation of land support and simple regression analysis to analyze land support toward agriculture production value total in Gianyar regency. The result showed that status of land support in Gianyar regency is deficit, it was caused by decrease of agriculture land that cause decrease of agriculture production. From analysis of simple regression obtained that land support have positive and significant effect toward PDRB agriculture sector and contribution of PDRB agriculture sector in Gianyar regency. Keywords: Land Support, Agriculture Commodity, Land Conversion

viii

DAFTAR ISI

JUDUL……………………………………………………………………….. PERSYARATAN GELAR.............................................................................. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………… PENETAPAN PANITIA PENGUJI……………………………………….. SURAT PERNYATAAN................................................................................. UCAPAN TERIMA KASIH........................................................................... ABSTRAK........................................................................................................ ABSTRACT...................................................................................................... DAFTAR ISI..................................................................................................... DAFTAR TABEL…………………………………………………………… DAFTAR GAMBAR………………………………………………………… DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG.................................................. DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................

i ii iii iv v vi vii viii ix xi xiii xiv xv

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1.1 Latar Belakang………………………...………………... 1.2 Rumusan Masalah………………………………………. 1.3 Tujuan Penelitian……………………………………….. 1.4 Manfaat Penelitian……………………………………… 1.5 Sistematika Penulisan.......................................................

1 1 18 18 19 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 2.1 Teori- Teori yang Digunakan........................................... 2.1.1 Teori Jejak Ekologis (ecological footprint), Lenzen (2003)…………………………………... 2.1.2 Teori Nilai Sosial (Walter Firey 1947)………… 2.1.3 Teori Produksi………………………………….. 2.1.4 Teori Kependudukan (Todaro)…………………. 2.1.5 Teori Kependudukan (Malthus)………………… 2.2 Konsep-Konsep dan Definisi…………………………… 2.2.1 Konsep Daya Dukung Lahan…………………… 2.2.2 Definisi Daya Dukung Lingkungan…………….. 2.3 Keaslian Penelitian……………………………………...

21 21

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir dan Konsep Penelitian…………….. 3.2 Hipotesis Penelitian.........................................................

44 44 46

ix

21 24 25 26 26 29 29 32 42

BAB IV METODE PENELITIAN............................................................... 4.1 Rancangan Penelitian…………………………………… 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian…………………………… 4.3 Identifikasi Variabel Penelitian………………………… 4.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian………………. 4.5 Sumber dan jenis Data………………………………….. 4.6 Metode Analisis Data…………………………………… 4.6.1 Pendekatan Penghitungan………………………. 4.6.2 Cara Penghitungan………………………………

47 47 47 48 48 50 50 51 51

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN................. 5.1 Gambaran Umum Lokasi penelitian……………………. 5.1.1 Letak Geografis Kabupaten Gianyar…………… 5.1.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Gianyar………….. 5.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian………………………… 5.3 Keadaan Daya Dukung Lahan di Kabupaten Gianyar….. 5.3.1 Daya Dukung Lahan di Kecamatan Sukawati….. 5.3.2 Daya Dukung Lahan di Kecamatan Blahbatuh…. 5.3.3 Daya Dukung Lahan di Kecamatan Gianyar….... 5.3.4 Daya Dukung Lahan di Kecamatan Tampaksiring….. 5.3.5 Daya Dukung Lahan di Kecamatan Ubud…..….. 5.3.6 Daya Dukung Lahan di Kecamatan Tegalalang... 5.3.7 Daya Dukung Lahan di Kecamatan Payangan..... 5.3.8 Status Daya Dukung Lahan di Kabupaten Gianyar...…........................................................... 5.4 Pembahasan Hasil Penelitian...............…………………. 5.4.1 Interpretasi Keadaan Daya Dukung Lahan di Kabupaten Gianyar....................................…… 5.4.2 Interpretasi Daya Dukung Lahan terhadap PDRB Sektor Pertanian dan Kontribusi PDRB Sektor Pertanian di Kabupaten Gianyar...............……… 5.5 Keterbatasan Penelitian.........……………...…………….

54 54 54 56 56 60 60 62 63 65 67 69 70

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN……………………………………….. 6.1 Simpulan………….…………………………………….. 6.2 Saran…………………………………………………….

92 92 93

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

95

LAMPIRAN......................................................................................................

99

x

72 79 79 85 91

DAFTAR TABEL Rasio Jenis Kelamin, Kepadatan Penduduk,dan Rata-Rata Penduduk Per Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota di Bali Tahun 2012......................................................................................

3

Perkiraan Rumah Tangga Tani Pengguna Lahan Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai Per Kecamatan di Kabupaten Gaianyar 2012...............................................................

5

Persentase Penduduk Kabupaten Gianyar yang Bekerja Dirinci Menurut Lapangan Usahanya di Kabupaten Gianyar Tahun 2009 -2012……………………………................................

6

Tabel 1.4

Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Gianyar pada Tahun 2011 – 2012..................................................................

11

Tabel 1.5

Distribusi PDRB Kabupaten Gianyar Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (%).........................................................

14

Tabel 2.1

Keaslian Penelitian..........................................................................

43

Tabel 5.1

Karakteristik Produksi Aktul Kabuapten Gianyar.............

57

Tabel 5.2

Karaketristik Status Daya Dukung Lahan......................................

58

Tabel 5.3

Karakteristik PDRB Perkapita dan Kontribusi PDRB Sektor Pertanian..........................................................................................

59

Tabel 5.4

Status Daya Dukung Lahan Kabupaten Gianyar Kelompok Pertama............................................................................................

74

Tabel 5.5

Status Daya Dukung Lahan Kabupaten Gianyar Kelompok Kedua...............................................................................................

77

Tabel 5.6

Status Daya Dukung Lahan Kabupaten Gianyar Kelompok Ketiga...............................................................................................

78

Tabel 5.7

Status Daya Dukung Lahan, PDRB Perkapita dan Kontribusi PDRB Pertanian Kabupaten Gianyar Tahun Data 20082012..................................................................................................

82

Model Summary Pengaruh Daya Dukung Lahan terhadap PDRB Sektor Perkapita Kabupaten Gianyar ..............................................

85

Tabel 1.1

Tabel 1.2

Tabel 1.3

Tabel 5.8

xi

Tabel 5.9

Koefficients Pengaruh Daya Dukung Lahan Terhadap PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Gianyar...............................................

87

Tabel 5.10

Model Summary Pengaruh Daya Dukung Lahan Terhadap Kontribusi PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Gianyar.............................................................................................

88

Koefficients Pengaruh Daya Dukung Lahan terhadap Kontribusi PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Gianyar...................................

89

Tabel 5.11

xii

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1.

Grafik Luas Lahan Di Kabupaten Gianyar Menurut Kecamatan (Ha) Tahun 2012…………………….......................................

8

Gambar 1.2.

Grafik Luas Sawah Kabupaten Gianyar Menurut Kecamatan (Ha) Tahun 2012……………………………………...….…....

9

Gambar 1.3. Gambar 2.1.

Grafik Luas Tanah Sawah (Ha) dan Jumlah Penduduk (jiwa) Kabupaten Gianyar Tahun 2003 – 2012……….......................... Carrying Capacity Indicator …………………...........................

Gambar 3.1.

Kerangka Berpikir Daya Dukung Lahan………………………. 45

Gambar 3.2.

Kerangka Konsep Penelitian Daya DukunLahan………..…….. 46

Gambar 5.1

Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Gianyar……………..… 55

Gambar 5.2

Perbandingan Ketersediaan Lahan Dengan Kebutuhan Lahan di Kecamatan Sukawati Tahun Data 2008-2012 (Ha)…...…….. 61

Gambar 5.3

Perbandingan Ketersediaan Lahan Dengan Kebutuhan Lahan di Kecamatan Blahbatuh Tahun Data 2008-2012 (Ha)….……..

Gambar 5.4

Perbandingan Ketersediaan Lahan Dengan Kebutuhan Lahan di Kecamatan Gianya Tahun Data 2008-2012 (Ha)…………... 64

Gambar 5.5

Perbandingan Ketersediaan Lahan Dengan Kebutuhan Lahan di Kecamatan Tampaksiring Tahun Data 2008-2012 (Ha)…….

Gambar 5.6

Perbandingan Ketersediaan Lahan Dengan Kebutuhan Lahan di Kecamatan Ubud Tahun Data 2008-2012 (Ha)……………... 68

Gambar 5.7

Perbandingan Ketersediaan Lahan Dengan Kebutuhan Lahan di Kecamatan Tegalalang Tahun Data 2008-2012 (Ha)……….. 69

Gambar 5.8

Perbandingan Ketersediaan Lahan Dengan Kebutuhan Lahan di Kecamatan Payangan Tahun Data 2008-2012 (Ha)……….... 72

Gambar 5.9

Perbandingan Ketersediaan Lahan Dengan Kebutuhan Lahan di Kabupaten Gianyar Tahun Data 2008-2012 (Ha)……….…..

Gambar 5.10

Distribusi PDRB Kabupaten Gianyar Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2012 (%) 84

xiii

13 29

63

66

79

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

SINGKATAN DDL

: Daya Dukung Lahan

SL

: Supply Land

DL

: Demand Land

RT

: Rumah Tangga

Ha

: Hektar

TK

: Tenaga Kerja

SD

: Sumber Daya

PU

: Pekerjaan Umum

CC

: Carrying Capacity

WHO

: World Health Organizations

PDRB

: Produk Domesik Regional Bruto

ADHK

: Atas Dasar harga Konstan

RTRW

: Rencana Tata Ruang Wilayah

BPS

: Badan Pusat Statistik

UU

: Undang Undang

PP

: Peraturan Pemerintah

Permen

: Peraturan Menteri

LH

: Lingkungan Hidup

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No

Lampiran

.

Halama n

1

Hasil Perhitungan Daya Dukung Lahan Kecamatan Sukawati..........

100

2

Hasil Perhitungan Daya Dukung Lahan Kecamatan Blahbatuh........

103

3

Hasil Perhitungan Daya Dukung Lahan Kecamatan Gianyar............

106

4

Hasil Perhitungan Daya Dukung Lahan Kecamatan Tampaksiring.

108

5

Hasil Perhitungan Daya Dukung Lahan Kecamatan Ubud................

111

6

114

7

Hasil Perhitungan Daya Dukung Lahan Kecamatan Tegallalang......................................................................................... Hasil Perhitungan Daya Dukung Lahan Kecamatan Payangan.........

8

Hasi Analisis Daya Dukung Lahan Kabupaten Gianyar ..................

120

9

Data Daya Dukung Lahan , PDRB Sektor Pertanian dan Kontribusi PDRB Sektor Pertanian......................................................................

122

10

Hasil Analisis Regresi Pengaruh DDL Terhadap PDRB Sektor Pertanian dan Kontribusi PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Gianyar...............................................................................................

123

Tabel t................................................................................................

125

11

xv

117

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pulau Bali merupakan pulau kecil yang mempunyai daya tarik luar biasa karena pesona budaya dan alamnya. yang menjadikan Bali menjadi tujuan utama pariwisata di Indonesia. Hal ini selain meningkatkan perekonomian masyarakat Bali, juga menimbulkan permasalahan yang serius dengan tingginya pertumbuhan penduduk.

Penduduk merupakan aset pembangunan bila mereka dapat

diberdayakan secara optimal. Kendati begitu, mereka juga bisa menjadi beban pembangunan jika pemberdayaannya tidak dibarengi dengan kualitas penduduk (Sumber Daya Manusia) yang memadai pada wilayah/daerah bersangkutan. Demikian pula halnya bagi Provinsi Bali, dimana data menunjukkan berdasarkan hasil Registrasi Penduduk tahun 2012 (BPS 2013) tercatat jumlah penduduk di Bali sebanyak 3.686.665 jiwa yang terdiri dari 1.850.073 jiwa (50,18 persen) penduduk laki-laki dan 1.836.592 jiwa (49,82 persen) penduduk perempuan. Jumlah penduduk tahun 2012 ini naik 3,19 persen dari sebelumnya 3.572.831 jiwa. Dengan luas wilayah 5.636,66 km2, maka kepadatan penduduk di Bali telah mencapai 654 jiwa/km2, dimana pertumbuhan penduduk Bali sebesar 1,91 persen. Daya dukung alam Bali sudah tak seimbang lagi dengan jumlah penduduknya akibat tingginya alih fungsi lahan, terutama lahan pertanian banyak yang beralih fungsi menjadi kawasan pemukiman dan perkantoran. Penyediaan

2

lahan yang sangat terbatas untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan tersebut cenderung mengakibatkan kenaikan harga lahan yang selanjutnya mendorong meluasnya spekulasi tanah. Sehingga menyebabkan pola penggunaan lahan yang kurang efisien. Selain itu perkembangan ekonomi yang pesat akan cenderung menurunkan kualitas lingkungan, seperti menurunnya kapasitas dan kualitas air, terutama air tanah apabila tidak dikendalikan secara baik. Terjadinya penjualan sawah dengan kecenderungan yang terus meningkat itu menunjukkan masyarakat setempat mulai kurang menghargai warisan leluhurnya, padahal sawah dibangun untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup dan menjaga kelestarian lingkungan hidup. Untuk mengendalikan alih fungsi lahan yang merugikan alam dan kehidupan di Bali hendaknya perlu ditekankan tiga hal penting

dalam

memanajemen

pembangunan

berkelanjutan.

Diantaranya

pembangunan ekonomi harus seimbang dengan daya dukung lingkungan, perlunya kebijakan nasional prolingkungan, dan mengembangkan lingkungan dengan pendekatan sosial budaya. Semua

kabupaten

mengalami

permasalahan

penurunan

kualitas

lingkungan karena banyaknya alih fungsi lahan yang terjadi, salah satu penyebabnya karena pertumbuhan penduduk yang tinggi. Terjadinya kepadatan penduduk di Provinsi Bali salah satu penyebabnya adalah migrasi penduduk, mengingat pulau Bali adalah destinasi utama pariwisata Indonesia yang menjadikan industri pariwisata di Bali berkembang sangat pesat. Banyak penduduk dari luar Kabupaten Gianyar berbondong – bondong mengadu nasib mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Berikut ditampilkan

3

data rasio jenis kelamin, kepadatan penduduk, rata – rata penduduk per rumah tangga menurut kabupaten kota di Bali tahun 2012. Tabel 1.1 Rasio Jenis Kelamin, Kepadatan Penduduk, dan Rata – rata Penduduk per Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota di Bali Tahun 2012

Kabupaten/Kota

Rasio Jenis Kelamin

Kepadatan per km2

Penduduk per RT (orang)

1.

Jembrana

99.71

327

3.30

2.

Tabanan

99.15

526

3.55

3.

Badung

100.72

1004

4.00

4.

Gianyar

101.14

1245

4.30

5.

Klungkung

97.06

606

3.71

6.

Bangli

99.52

416

4.25

7.

Karangasem

100.53

545

3.76

8.

Buleleng

99.70

508

3.81

9.

Denpasar

105.75

4170

4.16

Jumlah/Total :

100.73

654

387

Sumber : BPS Provinsi Bali, 2013 Akibat tekanan penduduk yang sangat tinggi, alih fungsi lahan tidak dapat dihindari, dimana lahan pertanian semakin hari semakin berkurang akibat banyaknya lahan persawahan yang berubah fungsi menjadi pemukiman. Lahan pertanian semakin terhimpit, para petani banyak yang beralih profesi karena merasa tidak dapat lagi bergantung sebagai petani untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan disatu sisi pertanian merupakan salah satu daya tarik wisata di Pulau Bali pada umumnya dan Kabupaten Gianyar pada khusnya.

4

Kabupaten Gianyar terkenal sebagai daerah tujuan wisata dengan dukungan industri kecil dan kerajinan rumah tangga. Namun demikian, sektor pertanian masih merupakan salah satu sektor unggulan sekaligus sebagai penunjang pariwisata. Sektor pertanian menyerap 16,89 persen lapangan usaha bagi penduduk tahun 2011 dan berkontribusi terhadap pembentukan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 sebesar 16,27 persen, berada diurutan keempat setelah Perdagangan, Hotel dan Restoran, Jasa-jasa dan Industri Pengolahan. Perkiraan jumlah rumah tangga petani pengguna lahan di Kabupaten Gianyar tahun 2012 sebanyak 42.137 rumah tangga. Sebagian besar (30.839 rumah tangga petani) menggarap lahan kurang dari 0,5 Ha. Sedangkan rumah tangga petani yang menggarap lahan pertanian di atas 0,5 Ha sebesar 11.278 rumah tangga. Jumlah rumah tangga petani yang paling banyak menggarap lahan pertanian per kecamatan adalah rumah tangga dari Kecamaan Payangaan sebesar 8.021 rumah tangga. Jumlah rumah tangga petani yang paling sedikit menggarap lahan pertanian adalah dari Kecamaan Blahbatuh sebesar 4.263 rumah tangga. Perkiraan Rumah Tangga Tani Pengguna Lahan Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai per Kecamatan di kabupaten Gianyar 2012 seperti Tabel 1.2

5

Tabel 1.2 Perkiraan Rumah Tangga Tani Pengguna Lahan Menurut Golongan Luas Lahan yang Dikuasai Per Kecamatan di Kabupaten Gaianyar 2012 Golongan Luas Lahan Kecamatan

Golongan Luas Lahan Kurang dari 0,50 Ha

Diatas 0,50 Ha

Jumalah RTM Petani/ Penggunan Lahan

1.

Sukawati

4.572

1.351

5.923

2.

Blahbatuh

3.402

861

4.263

3.

Gianyar

5.181

1.194

6.375

4.

Tampaksiring

4.063

1.081

5.114

5.

Ubud

4.087

983

5.070

6.

Tegallalang

4.740

2.601

7.341

7.

Payangan

4.814

3.207

8.021

30.859

11.278

42.137

Jumlah/Total

Sumber : BPS Kabupaten Gianyar, 2013 Penduduk yang bekerja di sektor primer (pertanian) cenderung mengalami penuruna. Hal ini dikarenakan hasil yang diperoleh dianggap tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup layak. Penyebab lain adalah berkurangnya produksi pertanian akibat alih fungsi lahan yang terus meningkat, dan kecenderungan angkatan kerja produktif memilh bekerja di sektor tersier (sektor pariwisata) yang dianggap dapat memberikan penghasilan yang lebih baik dari sektor pertanian. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, peningkatan penduduk yang bekrja di sektor tersier pada Tahun 2012 mencapai 3,2 persen, hal ini berbanding lurus dengan peningkatan peran sektor tersier dalam pembentukan perekonomian Kabupaten Gianyar, seperti Tabel 1.3

6

Tabel 1.3 Persentase Penduduk Kabupaten Gianyar yang Bekerja Dirinci Menurut Lapangan Usahanya di Kabupaten Gianyar Tahun 2009-2012 Jenis Kegiatan

Tahun 2009

2010

2011

2012

1.

Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Perikanan

25,09

30,87

16,89

14,62

2.

Industri Pengolahan

28,11

13,94

18,21

19,92

22,41

26,24

32,09

33,38

8,88

14,75

15,41

15,51

15,58

14,20

17,40

16,52

100,00

100,00

100,00

100,00

4.

Perdaganag Besar, Eceran, Hotel, Rumah Makan Jasa Kemasyarakatan

5.

Lainnya

3.

Jumlah/Total

Suber : BPS Kabupaten Gianyar, 2013 Lahan-lahan di Kabupaten Gianyar merupakan lahan subur dan ditunjang oleh pengairan yang memadai bersumber dari sungai dan mata air. Luas lahan pertanian tahun 2012 mencapai 27.276 Ha atau 74,12 persen dari luas wilayah. Sebagian besar lahan pertanian tersebut merupakan lahan sawah. Luas sawah di Kabupaten Gianyar tahun 2012 yaitu 14.732 Ha (40,03 persen luas wilayah, 54,01 persen dari luas lahan pertanian).

Luas sawah di Kabupaten

Gianyar menduduki urutan kedua di Provinsi Bali setelah Kabupaten Tabanan dengan kontribusi sebear 18,06 persen dari luas sawah di Bali. Keberadaan lahan sawah menyebar di seluruh kecamatan akan tetapi konsentrasinya berada di daerah pesisir dataran rendah. Luas sawah menurut kecamatan tahun 2012 berkisar 1.478 – 2.705 Ha, terluas terdapat di Kecamatan Sukawati dan terkecil di Kecamatan Tampaksiring. Jika dilihat dari proporsinya

7

terhadap luas wilayah masing-masing kecamatan, persentase luas sawah menurut kecamatan berkisar 26,03 – 57,36 persen, tertinggi di Blahbatuh dan terendah di Payangan. Luas lahan merupakan luas areal persawahan yang akan ditanam padi pada musim tertentu. Pada umumnya lahan sawah merupakan lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang saluran untuk menahan/ menyalurkan air, yang biasanya ditanami padi sawah tanpa memandang dari mana diperolehnya atau status tanah tersebut (BPS.2013). Luas Lahan pertanian padi terbagi pada dua yaitu lahan sawah dan lahan bukan sawah. Lahan sawah adalah berpetak-petak

dan

dibatasi

oleh

tanah sawah yaitu tanah pertanian yang pematang

(galengan),

saluran

untuk

menahan/menyalurkan air dan biasanya ditanami padi sawah, tanpa memandang dari mana diperolehnya ataupun status dari tanah tersebut. Lahan bukan sawah adalah semua tanah yang tidak termasuk tanah sawah. Tanah yang berstatus tanah sawah yang tidak berfungsi lagi sebagai tanah sawah dimasukan sebagai tanah bukan lahan sawah seperti tegal/kebun/ladang/huma, yaitu lahan kering yang ditanami tanaman musiman seperti padi ladang, palawija /hortikultura letaknya terpisah dengan halaman sekitar rumah, seperti pada Gambar 1.1

8

Gambar 1.1. Grafik Luas Lahan Di Kabupaten Gianyar Menurut Kecamatan (Ha) Tahun 2012

Sumber : BPS Kabupaten Gianyar, 2013 Luas lahan sawah di Kabupaten Gianyar tahun 2012 adalah 14.732 Ha dengan sebaran menurut kecamatan berkisar 1.478 Ha sampai 2.705 Ha. Sawah terluas terdapat di Kecamatan Sukawati dan terendah di Tampaksiring. Persentase lahan sawah terhadap luas wilayah masing-masing kecamatan berkisar 26,03 persen sampai 57,36 persen, tertinggi di Kecamatan Blahbatuh dan terendah di Kecamatan Payangan. Selama periode 2011 – 2012, terdapat pengurangan lahan sawah seluas 58 Ha. Pengurangan sawah terjadi di Kecamatan Sukawati seluas 22 Ha, Blahbatuh 14 Ha dan Ubud 22 Ha. Sawah di Kabupaten Gianyar sebagian besar yaitu 14.410 Ha (97,81 persen) merupakan sawah dengan pengairan setengah teknis, sisanya seluas 243

9

Ha (1,65 persen) pengairan sederhana PU dan 79 Ha (0,54 persen) pengairan tradisional. Sawah yang terdapat di Kecamatan Sukawati, Gianyar, Ubud dan Tegallalang seluruhnya dengan pengairan setengah teknis. Lahan sawah dengan pengairan sederhana PU terdapat di Kecamatan Tampaksiring seluas 141 Ha dan Payangan seluas 102 Ha. Sedangkan sawah dengan pengairan tradisional hanya terdapat di Kecamatan Payangan seluas 79 Ha, seperti Gambar 1.2 Gambar

1.2.

Grafik Luas Sawah Kabupaten Kecamatan (Ha) Tahun 2012

Gianyar

Menurut

Sumber : BPS Kabupaten Gianyar, 2013 Peranan Subak sebagai organisasi tradisional dalam mengelola sistem pengairan di Bali yang berlandasakan Tri Hita karana perlu mendapatkan perhatian dan perlindungan yang serius dalam mencegah terus berkurangnya lahan pertanian dari tingginya alih fungsi akibat dari tingginya pertumbuhan penduduk. Selain itu juga disebabkan oleh akibat ulah manusia itu sendiri yang

10

seringkali tidak menghormati bumi dan tidak memperhatikan lingkungan alam tempat dia hidup. Jika masyarakat sebuah negara sudah mencapai pendapatan perkapita yang tinggi, akan muncul kesadaran dalam melestarikan lingkungan. Menurunnya minat penduduk untuk bekerja sebagai petani dan juga turunnya produksi pertanian karena tidak semua mendapatkan informasi dan menggunakan teknologi yang tepat dalam mengelola pertanian. Penentuan masa tanam juga sangat menentukan hasil pertanian, dimana para petani yang ingin mendapatkan hasil yang cepat sering mengabaikan pola tanam yang justru mengurangi kualitas dan produksi hasil pertanian itu sendiri . Gianyar memiliki lahan pertanian yang terbatas, namun produksi bahan makanan di Gianyar relatif mampu memenuhi kebutuhan penduduknya. Tanaman padi di Kabupaten Gianyar ada yang ditanam di lahan basah dan ada yang ditanam di lahan kering (padi gogo) yang banyak dibudidayakan di Kecamatan Tampaksiring dan Payangan. Produktivitas padi di Kabupaten Gianyar pada Tahun 2011 sebesar 187.095.56 kw/Ha, terjadi penurunan pada Tahun 2012 sebesar 174.007. kw/Ha. Turunnya produktivitas padi salah satunya disebabkan oleh faktor cuaca yang kurang bagus dan semakin menyusutnya lahan pertanian. Tanaman pangan yang lain seperti tanaman Ubi Kayu memiliki produktivitas sebesar 170,43 kw/Ha. Tanaman Ubi Jalar dengan produktivitas sebesar 166,61 kw/Ha dan Jagung dengan produktivitas 52,92 kw/Ha. Namun tanaman ini tidak begitu banyak dibudidayakan petani karena harga kurang menjanjikan dan pangsa pasar kurang bagus, hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.4

11

Tabel 1.4 Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Gianyar pada Tahun 2011 – 2012 NO 1 2 3 4 5 6

Uraian Padi Luas Panen (Ha) Produksi (ton) Jagung Luas Panen (Ha) Produksi (ton) Kedelai Luas Panen (Ha) Produksi (ton) Kacang Tanah Luas Panen (Ha) Produksi (ton) Ubi Kayu Luas Panen (Ha) Produksi (ton) Ubi Jalar Luas Panen (Ha) Produksi (ton)

2011

2012

30.205 187.095,56

30,111 174.007

326 1.971,97

614 3.249

507 824,63

696 948,00

485 580,40

463 662,00

235 4.119,78

258 4.397

380 2.115,27

447 7.448,00

Sumber : BPS Kabupaten Gianyar, 2013 Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menimbulkan berbagai dampak di antaranya adalah meningkatkan kebutuhan lahan baik untuk pemukiman, sarana infrastruktur, dan lahan pertanian. Pada kenyataannya terjadi kecenderungan penyempitan lahan untuk pertanian sebagai imbas dari pembangunan fisik suatu daerah. Di sisi lain pertambahan penduduk yang terus meningkat akan memicu penurunan kapasitas daya dukung lahan. Keberlanjutan daya dukung lahan sangat ditentukan oleh manusia pemilik atau pengelola lahan dan proses geomorfologi yang terjadi berupa erosi dan gerakan tanah, karena proses tersebut penyebab terjadinya degradasi lahan. Penggunaan lahan yang bersifat dinamis mempunyai

12

kecenderungan merubah faktor-faktor topografi, tanah, dan batuan, hidrologi dan vegetasi. Perubahan tersebut ditentukan oleh kebutuhan hidup manusia dan dapat mengganggu fungsi lahan itu sendiri. Bentuk penggunaan lahan pada dasarnya adalah wujud nyata dari proses interaksi yang terjadi antara aktivitas-aktivitas manusia dan sumber daya alam dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan taraf hidupnya (Soerjani, 1987). Pembangunan yang berwawasan lingkungan dapat dilaksanakan dengan pendekatan tiga pilar pembangunan berkelanjutan, sejak Deklarasi Stockholm 1972 menuju Rio de Janeiro 1992, sampai dengan Rio + 10 di JoHanesburg 2002 ditekankan perlunya koordinasi dan integrasi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan dalam setiap pembangunan nasional, dengan pendekatan kependudukan, pembangunan, dan lingkungan sampai dengan integrasi aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan yang menjadi pertimbangan sekarang adalah bagaimana pelaksanaan untuk mengintegrasikan ketiga pilar tersebut. Dengan melihat luas Kabupaten Gianyar 36.800 hektar atau 6,53 persen dari luas Bali secara keseluruhan. Keadaan sampai akhir tahun 2012 luas tanah sawah

14,729 Ha. Menunjukan bahwa terjadi penyusutan luas tanah sawah di

Kabupaten Gianyar sebesar 208 Ha dimana di Tahun 2003 luas tanah sawah 14,937 Ha. Sedangkan jumlah penduduk di Kabupaten Gianyar Tahun 2012 adalah 487.866 orang, sedangkan Tahun 2003 sebesar 375.631 orang. Ini berarti dalam sepuluh tahun penduduk Kabupaten Gianyar bertambah sebanyak 122.235 orang, ini dapat dilihat pada Grafik 1.2

13

Gambar 1.3. Grafik Luas Tanah Sawah (Ha) dan Jumlah Kabupaten Gianyar Tahun 2003 – 2012

Penduduk (jiwa)

Sumber : BPS Kabupaten Gianyar, 2013 Dalam periode 2011 – 2012, terdapat Perubahan penggunaan lahan yaitu pengurangan lahan pertanian khususnya lahan sawah seluas 58 Ha. Pengurangan lahan sawah ini berubah menjadi pekarangan (rumah, bangunan dan halaman sekitarnya) yaitu meningkat dari 5.192 Ha menjadi 5.250 Ha. Pengurangan sawah terjadi di Kecamatan Sukawati seluas 22 Ha, Blahbatuh 14 Ha dan Ubud 22 Ha. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Gianyar dari sektor pertanian mengalami penurunan mengalami penurunan, sedangkan perdagangan, hotel dan restoran yang terkait paling erat dengan industri pariwisata tampak mendominasi dengan distribusi mencapai 28,94 persen, terhadap total PDRB Tahun 2012 yang berkontibusi positif sebesar 5,7 persen, terhadap total pertumbuhan (BPS, 2013), seperti Tabel 1.5

14

Tabel 1.5 Distribusi PDRB Kabupaten Gianyar Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (persen) NO

Lapangan Usaha

1.

Pertanian

2.

Pertambangan

3.

Industri Pengolahan

4.

2010

2011

2012

16,15

15,85

15,35

0,08

0,59

0,59

18,57

18,47

18,58

Listrik, Gas ,Air

1,10

1,18

1,18

5.

Bangunan

5,50

6,06

6,06

6.

Perdagangan, Hotel, Restaoran

29,24

28,77

38,94

7.

Pengangkutan dan Komunikasi

4,34

4,27

4,29

8.

Keuangan,Persewaan,jasa

5,30

5,43

5,46

19,22

19,39

19,50

100,00

100,00

100,00

Keuangan 9.

Jasa Lainnya Jumlah :

Sumber : BPS Kabupaten Gianyar, 2013

Alih fungsi lahan pertanian khususnya sawah di Kecamatan Sukawati dan Blahbatuh cenderung akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan lahan untuk pengembangan permukiman dan perumahan. Hal ini disebabkan karena daerah ini merupakan daerah penyangga Kota Denpasar dan semakin terbukanya aksesibilitas ke pusat-pusat kegiatan ekonomi di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung dengan adanya jalan By Pass Tohpati – Kusamba. Sedangkan alih fungsi lahan sawah di Kecamatan Ubud didorong oleh perkembangan pembangunan akomodasi dan berbagai fasilitas penunjang pariwisata.

15

Perubahan dalam penggunaan dan pengelolaan lahan berlangsung sangat dinamis sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan kebutuhan masyarakat. Pengelolaan lahan pertanian lebih banyak didorong oleh orientasi ekonomi yang mementingkan keuntungan jangka pendek tanpa memperhitungkan manfaat yang hilang atau kerugian yang mungkin terjadi akibat berkurang atau hilangnya fungsi lingkungan lahan pertanian. Perubahan dalam penggunaan dan pengelolaan lahan mencerminkan aktivitas yang dinamis dari masyarakat sehingga semakin cepat dinamika tersebut berlangsung, semakin cepat pula perubahan dalam penggunaan dan pengelolaan lahan (Sandy, 1992). Hal ini berarti bahwa pola penggunaan dan pengelolaan lahan di suatu daerah dapat menggambarkan kehidupan ekonomi dari suatu daerah yang bersangkutan dan sekaligus dapat digunakan sebagai indikator perubahan kualitas lahan. Kualitas penggunaan dan pengelolaan lahan pada suatu wilayah sangat bergantung pada keterbatasan dan kombinasi faktor biofisik dan sosial ekonomi dari wilayah tersebut. Dalam pengelolaan sumberdaya lahan, khususnya lahan sawah disesuaikan dengan kemampuan daya dukung lahan untuk menghindari kerusakan kualitas lahan. Untuk memenuhi tuntutan kebutuhan pangan masyarakat, maka perubahan penggunaan dan pengelolaan lahan pada dekade terakhir ini berlangsung sangat cepat. Perubahan tersebut berdampak pada penurunan kualitas lingkungan. Namun perubahan tersebut juga berdampak pada perubahan manfaat yang dapat diperoleh baik perseorangan maupun kelompok masyarakat. Manfaat yang dapat

16

diperoleh dari barang dan jasa lingkungan menjadi terbatas karena adanya keterbatasan dalam nilai barang dan jasa lingkungan (Bonieux dan Goffe, 1997). Kondisi tersebut menyebabkan fungsi lingkungan yang dihasilkan dari kegiatan sistem pertanian tidak dihitung atau diabaikan dalam pengambilan kebijakan. Upaya pemanfaatan dan pengelolaan lahan sawah untuk tujuan pertumbuhan ekonomi dan ketersediaan pangan sering terkesan kontradiktif dengan upaya pelestarian sumberdaya alam, khususnya lahan sawah. Menurut Yakin (1997), pemanfaatan dan pengelolaan lahan untuk kepentingan ekonomi seharusnya dilakukan tanpa merusak lingkungan, atau setidaknya diupayakan agar keseimbangan antara kedua komponen tersebut dapat mendekati kondisi ideal. Penggunaan dan pengelolaan lahan yang ideal untuk setiap unit lahan ialah pada satu sisi aspek ekonomi terpenuhi, namun pada sisi lain fungsi ekologi lahan masih dapat dipertahankan. Keseimbangan antara kondisi ekologi dan ekonomi dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan dapat dicapai dengan menerapkan aspek ekonomi sebagai instrument yang mengatur alokasi sumberdaya alam secara rasional (Steer, 1996). Kebijakan dalam penggunaan dan pengelolaan lahan akan menjadi lebih efisien, efektif dan lestari jika diketahui nilai lahan tersebut dalam satuan moneter, baik nilai produksi barang dan jasa maupun nilai lingkungan yang dihasilkan. Selain itu kebijakan untuk mengurangi suatu dampak lingkungan akan dipengaruhi oleh perhitungan biaya yang harus dikeluarkan untuk mengurangi atau memperbaiki dampak lingkungan dan manfaat yang akan diperoleh kemudian (Spash, 1997; Serafi, 1997).

17

Perhitungan daya dukung sudah dilakukan di berbagai negara. Pendekatan yang dilakukan dalam perhitungan daya dukung lahan juga beragam, tergantung pada kondisi ekosistem serta pola konsumsi dan produksi setempat. Pendapat yang umum berlaku menyebutkan daya dukung sebagai parameter yang memperlihatkan perbandingan antara kebutuhan dan ketersediaan akan unsur lingkungan, misalnya air, udara, lahan atau ruang. Daya dukung ditentukan oleh faktor-faktor sumber daya alam, teknologi, populasi maupun kelembagaan atau institusi. Untuk menentukan daya dukung suatu wilayah, perlu dilakukan identifikasi terhadap keempat faktor tersebut. Pendekatan dalam kerangka penilaian daya dukung ekosistem dapat dijelaskan dengan kemampuan daya dukung alami suatu wilayah. Kondisi sosial, budaya, ekonomi, kelembagaan dan teknologi serta kebijakan diwujudkan dalam bentuk penggunaan lahan yang menentukan daya dukung aktual dari lahan tersebut. Penggunaan lahan berkaitan dengan air dan udara dan menentukan tingkat produktivitas lahan, jumlah dan kualitas air, serta kualitas udara. Daya dukung sebuah ekosistem dapat dikaji sebagai kemampuan ekosistem dalam penyediaan (supply) kebutuhan hidup manusia dari segi produktivitas aktual ataupun potensial dalam menghasilkan pangan dan penyediaan air. Kebutuhan manusia sebagai sisi permintaan (demand) merupakan kebutuhan hidup manusia dalam gaya hidup tertentu. Kondisi supply-demand menentukan status daya dukung ekosistem pada masa tertentu (Kartodihardjo, et. al., 2006).

18

Pelaksanaan perencanaan maupun evaluasi penataan ruang yang berkelanjutan di Kabupaten Gianyar mensyaratkan pertimbangan daya dukung lahan. Diketahuinya daya dukung lahan di Kabupaten Gianyar diperlukan untuk menata pemanfaatan lingkungan. Dengan demikian, prikehidupan manusia dan makhluk hidup lain dapat diatur sedemikian rupa, sehingga pembangunan dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. Dalam hubungan ini, penataan ruang merupakan dimaksudkan

salah

satu

untuk

instrumen

mencegah

pengelolaan

terjadinya

lingkungan

kerusakan

hidup,

lingkungan

yang akibat

pemanfaatan sumber daya alam yang melampaui daya dukungnya (Asdak, 2005).

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagaimanakah Status Daya Dukung Lahan di Kabupaten Gianyar ? 2) Bagaimanakah Pengaruh Daya Dukung Lahan Terhadap PDRB Sektor Pertanian dan Kontribusi PDRB Sektor Pertanian di Kabupaten Gianyar ?

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Untuk menganalisis Status Daya Dukung Lahan di Kabupaten Gianyar 3) Untuk menganalisis Pengaruh Daya Dukung Lahan Terhadap PDRB Sektor Pertanian dan Kontribusi PDRB Sektor Pertanian di Kabupaten Gianyar ?

19

1.4 Manfaat Penelitianan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan maanfaat atau kegunaan baik secara akademik maupun manfaat praktis, adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1) Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan untuk memperdalam kajian teori daya dukung lingkungan dan mengetahui sejauh mana teori daya dukung lingkungan yang dikemukakan oleh para ahli dapat diterapkan dalam penelitian daya dukung lahan yang berkaitan dengan kebutuhan dan ketersediaan lahan. 2) Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan bagi Pemerintah Kabupaten Gianyar dalam penyusunan rencana tata ruang wilayah Kabupaten Gianyar. Agar pemanfaatan ruang di suatu wilayah sesuai dengan kapasitas lingkungan hidup dan sumber daya, alokasi pemanfaatan ruang harus mengindahkan kemampuan lahan. Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan akan lahan di suatu wilayah menentukan keadaan surplus atau defisit dari suatu lahan untuk mendukung kegiatan pemanfaatan ruang. Daya dukung lahan juga berpengaruh terhadap pendapatan perkapita pertanian dan kontribusi PDRB sektor pertanian.

20

1.5 Sistematika Penulisan Secara garis besar sistematika penyajian dari penulisan ini adalah sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang masalah, pokok masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II : Tinjauan pustaka, menguraikan tentang konsep, teori-teori yang relevan, dan keaslian penelitian yang berkaitan dengan permasalahan yang hendak diteliti. Bab III : Menjelaskan tentang kerangka berpikir, kerangka konsep, dan hipotesis yang sesuai dengan masalah penelitian. Bab IV : Metode penelitian yang berkaitan dengan rancangan penelitian, lokasi penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, jenis dan sumber data, populasi, sampel, metode pengumpulan sampel, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data. Bab V : Pembahasan yang berisi gambaran umum lokasi penelitian, deskripsi hasil penelitian, jawaban terhadap tujuan penelitian, pembahasan, dan keterbatasan penelitian. Bab VI : Merupakan bab penutup yang terdiri dari simpulan dari permasalahan yang dibahas dan saran-saran dari penulis.

21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Teori- Teori yang Digunakan

2.1.1 Teori Jejak Ekologis (ecological footprint), Lenzen (2003) Kebutuhan hidup manusia dari lingkungan dapat dinyatakan dalam luas area yang dibutuhkan untuk mendukungkehidupan manusia. Luas area untuk mendukung kehidupan manusia Lenzen juga menjelaskan bahwa untuk mengetahui tingkat keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan, kebutuhan hidup manusia kemudian dibandingkan dengan luas aktual lahan produktif. Awalnya, metode penghitungan telapak ekologis (ecological footprint) cukup simpel, dan digunakan untuk membandingkan keberlanjutan sumber daya antar berbagai populasi (Rees, 1992). Konsumsi populasi tersebut disebutkan dalam sebuah indeks, yaitu luas area yang dibutuhkan untuk mendukung kehidupan populasi. Luas area ini kemudian dibandingkan dengan luas lahan produksi aktual dimana populasi tersebut berada (habitat). Dan kemudian,tingkat keberlanjutan

(sustainability)

ditentukan

berdasarkan

perbedaan

antara

ketersediaan dan kebutuhan lahan. Dalam konsep telapak ekologis, dari sisi kebutuhan, telapak ekologis didefinisikan sebagai luas lahan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan (konsumsi) populasi dan untuk menerima/menyerap limbah (Wackernagel and Rees, 1995).Untuk itu jenis konsumsi terbagi menjadi lima kategori, yaitu pangan, perumahan, transportasi, barang-barang konsumsi, dan jasa. Sedangkan dari sisi

22

ketersediaan, lahan terbagi menjadi delapan kategori, yaitu lahan energi, lahan terbangun, kebun, lahan pertanian, peternakan, hutan terkelola, hutan alam, dan lahan “tidak produktif” (SA Murray, 2003). Sejak dikemukakannya rumus penghitungan telapak ekologis, beberapa pakar peneliti telah menyampaikan bahwa simplifikasi yang dilakukan dalam penghitungan terlalu berlebihan. Kemudian, konsep perhitungan tersebut di modifikasi. Modifikasi yang dilakukan termasuk penggunaan analisis inputoutput, skenario empat energi terbarukan, identifikasi kegiatan berdampak kerusakan lahan (sebagai pendekatan pengukuran keberlanjutan), penggunaan dekomposisi tahapan produksi (production layer decomposition), analisis terstruktur, dan regresi multivariabel untuk menunjukkan detil telapak ekologis (Lenzen dan Murray, 2003). Implementasi Penghitungan Telapak Ekologis berupa kajian telapak ekologis telah diterapkan di Indonesia oleh beberapa institusi, diantaranya yang baru saja selesai dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum, yaitu pada setiap provinsi di pulau Sumatera, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Papua, dan kepulauan Maluku. Tulisan ini tidak dalam kapasitas untuk menganalisis dan menilai hasil penghitungan yang telah dilakukan. Tetapi berdasarkan metode dan proses penghitungannya, selayaknya hasil penghitungan tersebut menjadi masukan bagi perencanaan pembangunan, baik ke wilayahan (regional) maupun sektoral. S angat disadari bahwa dalam penghitungan telapak ekologis banyak asumsi yang digunakan, antara lain dalam mengkonversi berbagai jenis produksi hayati, dan dalam memaknai berbagai jenis konsumsi. Selain itu, penghitungan telapak

23

ekologis juga sangat tergantung pada ketersediaan dan akurasi data. Oleh karena itu, pemahaman terhadap setiap tahap dan komponen penghitungan sangatlah penting dalam pemaknaan hasil akhir penghitungan. Terlepas dari tujuan global penghitungan telapak ekologis, yaitu untuk pembandingan pola dan tingkat produksi dan konsumsi antar negara, komponen penghitungan telapak ekologis cukup menunjukkan bahwa banyak aspek pembangunan yang seharusnya bisa mengacu kepada angka yang diperoleh dari setiap tahap penghitungan, tidak hanya dari angka hasil akhir. Perbandingan kapasitas hayati antar masing-masing jenis penggunaan lahan pada suatu wilayah; perbandingan antara kapasitas hayati (biocapacity) dan telapak ekologis (ecological footprint) untuk masing-masing jenis kapasitas hayati dan telapak ekologis pada suatu wilayah;perbandingan kapasitas hayati dan telapak ekologis antar wilayah;serta ketergantungan produksi hayati suatu wilayah dengan wilayah lain; merupakan contoh komponen penghitungan yang selayaknya diperhatikan dalam perencanaan pembangunan. Hal lain, memahami bahwa kajian telapak ekologis didasarkan pada penghitungan data statistik, akan sangat bermanfaat apabila kajian ini dipadukan dengan analisis berdasarkan data spasial. Informasi spasial dan statistik akan saling melengkapi serta menjadi acuan yang lebih baik dalam perencanaan pembangunan wilayah. Selain itu, mengantisipasi berbagai dampak lingkungan yang mengindikasikan ketidakberlanjutan,komponen lingkungan hidup lain kiranya dapat diperhatikan pula dalam perencanaan pembangunan, seperti daya dukung air, kemampuan lahan (land capability), dan kerentanan ekosistem.

24

2.1.2 Teori nilai sosial (Walter Firey 1947) Bahwa lahan tidak hanya dilihat secara ekonomis tapi juga nilai sosial, rasa (taste) dan simbol. Meskipun jauh dari kota, suatu lahan bisa harganya mahal karena sudah jadi simbol perumahan orang kaya. Berdasarkan teori ini dapat kita lihat suatu lahan khususnya pemukiman bisa dilihat

dari nilai sosial dan

historisnya. Ini bisa menjadi gambaran mengapa di suatu pemukiman terjadi pengelompokan ras dan terjadi suatu ke khas an yang identik kepada suatu ras atau masyarakat tertentu. Salah satu faktor lainnya karena kebudayaan tertentu yang sangat terasa di daerah tersebut sehingga orang-orang yang memiliki kesamaan ras dan kebudayaan berbondong-bondong kesana menetap dan membentuk suatu sistem sosial di tempat itu. Setelah sekian lama akhirnya kebudayaan tersebut membentuk sebuah komunitas melakukan suatu aktifitas yang sama bertahun – tahun secara turun temurun yang menjadi suatu tradisi dan akhirnya mempunyai suatu yang identik yang menggambarkan pemukiman tersebut. Di Indonesia kita banyak melihat banyak suku daerah yang memiliki suatu tradisi budaya yang mewakili karakter komunitasnya. Ada beberapa anggapan yang di percaya kebanyakan orang salah satunya adalah dengan berkumpulnya orang-orang dengan kebudayaan dan kebiasaan yang sama dalam berinteraksi melakukan suatu aktifitas maka orang-orang tersebut akan merasa nyaman dan mudah beradaptasi dengan lingkuan barunya.

25

2.1.3 Teori Produksi Teori produksi adalah teori yang mempelajari berbagai macam input pada tingkat teknologi tertentu yang menghasilkan sejumlah output tertentu (Sudarman dalam Sisno, 2002). Sasaran dari teori produksi adalah untuk menentukan tingkat produksi yang optimal dengan sumber daya yang ada. Menurut Aziz (2003), teori produksi dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu yang pertama, teori produksi jangka pendek dimana apabila seseorang produsen menggunakan faktor produksi maka ada yang bersifat variabel dan yang bersifat tetap. Kedua, teori produksi jangka panjang apabila semua input yang digunakan adalah input variabel dan tidak terdapat input tetap, sehingga dapat diasumsikan bahwa ada dua jenis faktor produksi yaitu tenaga kerja (TK) dan modal (M). Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang. Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang mencukupi. Orang atau perusahaan yang menjalankan suatu proses produksi disebut produsen.

26

2.1.4 Teori Kependudukan ( Todaro ) Menurut Todaro (2000:116), secara tradisional pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar akan menambah tenaga kerja produktif, sedangkan pertumbuhan yang lebih besar akan memperbesar ukuran pasar domestiknya. Hal ini bisa terjadi apabila tenaga kerja produktif tersebut dapat terserap pada kesempatan kerja yang tersedia, dan akan menjadi masalah apabila pertumbuhan tenaga kerja jauh melebihi kesempatan kerja yang tersedia, yakni terciptanya pengangguran. Pembangunan tenaga kerja dapat memiliki dua makna penting, yakni sebagai subyek pembangunan, dimana tenaga kerja sebagai pelaku dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi (input faktor produksi) serta sebagai obyek pembangunan, dimana tenaga kerja sebagai unsur yang diprioritaskan untuk peningkatan kualitas hidup (quality of life) yang mencakup peningkatan pendapatan, kesehatan dan pendidikan. Jika pembangunan berorientasi pada pertumbuhan ekonomi yang cepat dan menggunakan modal (investasi) dan teknologi yang tinggi, maka penggunaan tenaga kerja akan relatif berkurang digantikan oleh mesin, sehingga tenaga kerja dengan kemampuan dan kualitas tertentu dituntut dapat memenuhi kebutuhandalam proses produksi. 2.1.5 Teori Kependudukan ( Malthus ) Malthus menyebutkan populasi manusia bertambah lebih cepat daripada produksi makanan, sehingga menyebabkan manusia bersaing satu sama lain untuk memperebutkan makanan dan menjadikan perbuatan amal sia-sia. Analisis-

27

analisis pemikiran malthus adalah sebagai berikut: Keseimbangan penduduk dengan daya dukung dan daya tampung sudah dipersoalkan sejak dahulu oleh para filosof Cina, Yunani dan Arab, seperti Confucius, Plato, Aristoteles maupun Kalden. Bencana kelaparan (famine), dan kematian langsung dikaitkan dengan faktor ketidak-seimbangan jumlah penduduk dengan potensi lingkungan alam, khusus penyediaan bahan makanan. Teori Malthus jelas menekankan tentang pentingnya keseimbangan pertambahan jumlah penduduk menurut deret ukur terhadap persediaan bahan makanan menurut deret hitung. Teori Malthus tersebut sebetulnya sudah mempersoalkan daya dukung lingkungan dan daya tampung lingkungan. Tanah sebagai suatu komponen lingkungan alam tidak mampu menyediakan Hasil pertanian untuk mencukupi kebutuhan jumlah penduduk yang terus bertambah dan makin banyak. Daya dukung tanah sebagai komponen lingkungan menurun, karena beban manusia yang makin banyak. Jumlah penduduk yang terus bertambah mencerminkan pula makin padat jumlah penduduk tiap 1 km2, dapat mempercepat eksploitasi sumberndaya alam dan mempersempit persediaan lahan hunian dan lahan pakai. Dengan kata lain jumlah penduduk yang terus bertambah dan makin padat sangat mengganggu daya dukung dan daya tampung lingkungan. Makin padat jumlah penduduk dalam jangka pendek, jangka sedang atau jangka panjang akan mengganggu daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Perbandingan antara daya dukung lahan dengan luas aktual lahan produktif ini kemudian dihitung sebagai perbandingan antara lahan tersedia dan

28

lahan yang dibutuhkan. Daya dukung lingkungan mengandung pengertian kemampuan suatu tempat dalammenunjang kehidupan mahluk hidup secara optimum dalam periode waktu yang panjang. Daya dukung lingkungan dapat pula diartikan kemampuan lingkungan memberikan kehidupan organisme secara sejahtera dan lestari bagi penduduk yang mendiami suatu kawasan. Apabila kemampuan optimum telah terpenuhi, sedangkan populasi cenderung meningkat maka akan terjadi persaingan dalam memperebutkan sumberdaya (SD). Untuk mengurangi disparitas pemenuhan kebutuhan masingmasing individu akan sumberdaya (SD) maka diperlukan sebuah teknologi yag dapat membantu memperbesar kapasitas sumberdaya (SD). Adanya konsep Carrying Capacity (CC) berdasarkan sebuah pemikiran bahwa lingkungan mempunyai batas kapasitas maksimum guna mendukung pertumbuhan populasi penduduk yang berbanding lurus dengan azas manfaatnya. Kapasitas daya tampung (CC) dibedakan atas 4 (empat) tingkatan, adalah sebagai berikut : 1) CC Maksimum, apabila SD yang tersedia telah dimanfaatkan semaksimal mungkin dan telah

melebihi daya dukung SD dalam

memenuhi kebutuhan populasi penghuninya. 2) CC Subsistem, apabila pemanfaatan SD melebihi kapasitas daya tampung SD akan tetapi populasi tidak optimum sehingga melebihi kebutuhan populasi. 3) CC Suboptimum, apabila pemanfaatan SD yang ada berada di bawah rata-rata kebutuhan populasi.

29

4) CC Optimum, apabila kapasitas daya tampung SD berada di bawah rata-rata kebutuhan populasi.

Gambar 2. 1 Carrying Capacity Indicator

2.2 Konsep-Konsep dan Definisi 2.2.1 Konsep Daya Dukung Lahan Lahan (tanah) merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable). Namun, pemulihan lahan yang mengalami kerusakan memerlukan waktu ratusan atau ribuan tahun. Dengan demikian, lahan sebagai salah satu sumber daya alam (SDA) dalam pembangunan, khususnya dalam pembangunan pertanian perlu dijaga kelestariannya. Konsep Daya Dukung Lingkungan berdasarkan Pedoman Penentuan Daya dukung lahan dalam Penataan Ruang Wilayah Ligkungan Hidup Nomor

dalam Peraturan Menteri

Tahun 2009 adalah kemampuan lingkungan hidup

untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain. Penentuan daya dukung lingkungan hidup dilakukan dengan cara mengetahui kapasitas

30

lingkungan alam dan sumber daya untuk mendukung kegiatan manusia/penduduk yang menggunakan ruang bagi kelangsungan hidup. Besarnya kapasitas tersebut di suatu tempat dipengaruhi oleh keadaan dan karakteristik sumber daya yang ada di hamparan ruang yang bersangkutan. Kapasitas lingkungan hidup dan sumber daya akan menjadi faktor pembatas dalam penentuan pemanfaatan ruang yang sesuai. Daya dukung lingkungan hidup terbagi menjadi 2 (dua) komponen, yaitu kapasitas penyediaan (supportive capacity) dan kapasitas tampung limbah (assimilative capacity). Dalam pedoman ini, telahan daya dukung lingkungan hidup terbatas pada kapasitas penyediaan sumber daya alam, terutama berkaitan dengan kemampuan lahan serta ketersediaan dan kebutuhan akan lahan dan air dalam suatu ruang/wilayah. Oleh karena kapasitas sumber daya alam tergantung pada kemampuan, ketersediaan, dan kebutuhan akan lahan dan air, penentuan daya dukung lingkungan hidup dalam pedoman ini dilakukan berdasarkan 3 (tiga) pendekatan, yaitu: a) Kemampuan lahan untuk alokasi pemanfaatan ruang. b) Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan lahan. c) Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan air. Agar pemanfaatan ruang di suatu wilayah sesuai dengan kapasitas lingkungan hidup dan sumber daya, alokasi pemanfaatan ruang Harus mengindahkan kemampuan lahan. Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan akan lahan dan air di suatu wilayah menentukan keadaan surplus atau defisit dari lahan dan air untuk mendukung kegiatan pemanfaatan ruang. Hasil

31

penentuan daya dukung lingkungan hidup dijadikan acuan dalam penyusunan rencana tata ruang wilayah. Mengingat daya dukung lingkungan hidup tidak dapat dibatasi berdasarkan batas wilayah administratif, penerapan rencana tata ruang harus memperhatikan aspek keterkaitan ekologis, efektivitas dan efisiensi pemanfaatan ruang, serta dalam pengelolaannya memperhatikan kerja sama antar daerah. Status daya dukung lahan diperoleh dari pembandingan antara ketersediaan lahan (SL) dan kebutuhan lahan (DL). Penentuan daya dukung lahan dilakukan

dengan

membandingkan

ketersediaan

dan

kebutuhan

lahan.

Ketersediaan lahan ditentukan berdasarkan data total produksi aktual setempat dari setiap komoditas di suatu wilayah, dengan menjumlahkan produk dari semua komoditas yang ada di wilayah tersebut. Untuk penjumlahan ini digunakan harga sebagai faktor konversi karena setiap komoditas memiliki satuan yang beragam. Sementara itu, kebutuhan lahan dihitung berdasarkan kebutuhan hidup layak. Agar pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten Gianyar sesuai dengan kapasitas lingkungan hidup dan sumber daya, alokasi pemanfaatan ruang harus mengindahkan kemampuan lahan. Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan akan lahan dan air di Kabupaten Gianyar dapat menentukan keadaan surplus atau defisit dari lahan dan air untuk mendukung kegiatan pemanfaatan ruang yang selanjutnya menjadi bahan kajian dalam penataan ruang wilayah Kabupaten Gianyar.

32

2.2.2 Definisi Daya Dukung Lingkungan Daya dukung adalah maksimum jumlah penduduk yang didukung oleh sumberdaya pada suatu wilayah tanpa menimbulkan degradasi sumberdaya tersebut. Perhitungan daya dukung yang menyangkut aspek penduduk merupakan hal yang sangat kompleks, karena tidak hanya menyangkut aspek fisik tetapi juga berkaitan dengan aspek lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya (Mc.Connell and .Abel, 1999). Daya dukung suatu wilayah sangat ditentukan oleh potensi sumber daya (alam, buatan, dan manusia). Teknologi untuk mengelola sumber daya (alam, buatan, manusia), serta jenis pekerjaan dan pendapatan penduduk. Ketersediaan sumber daya alam yang dapat dikelola dan dimanfaatkan untuk manusia akan meningkatkan Daya dukung lahan. Penggunaan teknologi sebagai faktor produksi yang dapat meningkatkan produktivitas lahan, industri, dan jasa, akan memperbesar daya dukung lahan suatu wilayah, Manik (2003:12). Menurut Mc.Call dalam Riyadi dan Bratakusumah (2004:178), daya dukung lahan merupakan penggunaan tanah dan data populasi yang sistematis. Dimana

seluruh

aktifitas

manusia

dalam

mencukupi

kebutuhan

hidup

membutuhkan ruang sehingga ketersediaan lahan berpengaruh besar terhadap aktivitas manusia. Demikian juga besarnya jumlah penduduk dalam suatu wilayah tersebut untuk mendukung penduduknya sehingga mempengaruhi suatu standar hidup yang layak. Dari pengertian-pengertian di atas, dapat diketahui bahwa

33

paling tidak ada dua variabel pokok yang harus diketahui secara pasti untuk melakukan analisis daya dukung lahan, yaitu:

Potensi lahan yang tersedia,

termasuk luas lahan dan jumlah penduduk. Menurut Riyadi dan Bratakusumah (2004:183), terdapat lima faktor yang menentukan daya dukung lahan pada suatu daerah yaitu: 1) Total area lahan pertanian Total area lahan pertanian adalah jumlah lahan yang digunakan untuk kegiatan pertanian yang ada dalam suatu wilayah atau kelurahan. Area/lahan merupakan sumber daya alam yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia karena sumberdaya alam merupakan masukan yang diperlukan untuk membentuk aktifitas manusia seperti pertanian, daerah industri, daerah pemukiman, jalan untuk transportasi, daerah rekreasi atau daerah yang dipelihara kondisi alam untuk maksud ilmiah. Pengunaan lahan yang paling luas adalah untuk sektor pertanian yang meliputi penggunaan untuk pertanian tanaman pangan pertanian tanaman keras untuk kehutanan maupun untuk padang penggembalaan dan perikanan. Oleh karna itu lahan memiliki nilai ekonomis dan nilai pasar yang tinggi karena menghasilkan barang-barang pemuas kebutuhan manusia

akibat

semakin

meningkatnya

jumlah

penduduk

dan

perkembangan dibidang ekonomi. 2) Frekuensi panen/hektar/tahun Frekuensi panen adalah waktu yang dibutuhkan untuk pengambilan hasil panen baik dalam kurung waktu relatif pendek, maupun panjang

34

tergantung umur tanaman. Frekuensi panen sutau tanaman sangat tergantung dari sumber daya lahan, tingkat kesuburannya dan ketersediaan air khususnya tanaman pangan baik itu padi jagung, kacang-kacangan dan hortikultura. Untuk memperoleh hasil panen suatu tanaman dengan produksi dan produktivitas yang tinggi diperlukan sarana dan prasarana yang memadai, sehingga dapat menunjang kegiatan usaha tani dalam suatu wilayah tertentu. Selanjutnya untuk memperoleh hasil yang tinggi perlu adanya perencanaan yang baik menyangkut pemilihan jenis tanaman jangka pendek, menengah, panjang, penentuan laus lahan garapan dan jadwal penanaman disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara intensif. 3) Jumlah Kepala Keluarga (Rumah Tangga) Secara umum kehidupan bermasyarakat dalam suatu wilayah dikenal adanya kepala keluarga/rumah tangga yaitu sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur atau dengan kata lain banyaknya orang/manusia yang menempati sebuah rumah dalam suatu daerah atau kelurahan tertentu. Jumlah kepala keluarga/rumah tangga yang ada pada wilayah tertentu atau suatu kelurahan sangat menentukan daya dukung lahan sebagai sasaran utama sumber penghasilan kebutuhan pangan.

35

4) Persentase Jumlah Penduduk Umumnya dipahami pula bahwa kaitan antara kepadatan dan jumlah penduduk serta kondisi suatu daerah sangat mempengaruhi daya dukung lahan yang ada, sehingga laju pertumbuhan penduduk perlu ditekankan agar tidak melampaui daya dukung lahan. Bertambahnya jumlah penduduk berarti bertambah pula tenaga kerja, yang bersama-sama dengan faktor produksi lain dan perbaikan teknologi maupun menghasilkan keluaran (output). Jadi pertumbuhan penduduk berakibat pada memburuknya kualitas lingkungan melalui hubungan antara pertumbuhan jumlah dan tersedianya tenaga kerja yang produktif. 5) Ukuran rata-rata lahan pertanian yang dimiliki petani. Menyatakan bahwa di Indonesia selain tanah milik perorangan dikenal pula tanah untuk kepentingan bersama (tanah kelurahan). Tanah kelurahan dianggap sebagi modal bersama untuk diusahakan secara bersama demi kepentingan anggota masyarakat tersebut. Setiap warga masyarakat/petani mempunyai hak untuk menguasai tanah yang terdapat di daerah/kelurahan yang disebut hak ulayat, hak pertuanan, hak persekutuan yang dilaksankan oleh lurah. Dengan kata lain, hak ulayat memberikan bermacam-macam hak kepada petani/masyarakat untuk kepentingan pemilikan tanah sebagai tempat tinggal, tanah pertanian, tempat pengembalaan, mengambil hasil hutan, berkebun dan menyakap tanah. Faktor-faktor yang penghambat daya dukung lahan adalah sebagai berikut.

36

1) Masalah internal Merupakan sejumlah masalah yang terjadi pada lahan pertanian seperti kecilnya area lahan, dan nutrisi lahan yang terbatas. 2) Masalah eksternal Merupakan masalah di luar lahan seperti kondisi alam, yakni pencemaran lingkungan, bencana alam, dan pengaruh iklim yang tidak stabil. Pencemaran lingkungan berkaitan dengan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh populasi sehingga dapat menggangu daya dukung lahan. Bencana alam berupa goncangan yang terjadi pada alam yang berpengaruh pada rendahnya daya dukung lahan seperti erosi, banjir, atau badai. Pengaruh iklim yang tidak stabil yakni perubahan iklim secara mendadak sehingga dapat mengganggu hasil produksi pertanian. Menurut Lenzen (2003), kebutuhan hidup manusia dari lingkungan dapat dinyatakan dalam luas area yang dibutuhkan untuk mendukung kehidupan manusia. Carrying capacity atau daya dukung lingkungan mengandung pengertian kemampuan suatu tempat dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara optimum dalam periode waktu yang panjang. Daya dukung lingkungan dapat pula diartikan kemampuan lingkungan memberikan kehidupan organisme secara sejahtera dan lestari bagi penduduk yang mendiami suatu kawasan, yang dapat dijabarkan sebagai berikut. 1) Jumlah organisme atau spesies khusus secara maksimum dan seimbang yang dapat didukung oleh suatu lingkungan.

37

2) Jumlah makhluk hidup yang dapat bertahan pada suatu lingkungan dalam periode jangka panjang tampa membahayakan lingkungan tersebut 3) Jumlah penduduk maksimum yang dapat didukung oleh suatu lingkungan tanpa merusak lingkungan tersebut. 4) Jumlah populasi maksimum dari organisme khusus yang dapat didukung oleh suatu lingkungan tanpa merusak lingkungan tersebut. 5) Rata-rata kepadatan suatu populasi atau ukuran populasi dari suatu kelompok manusia dibawah angka yang diperkirakan akan meningkat, dan diatas angka yang diperkirakan untuk menurun disebabkan oleh kekurangan sumber daya. 6) Kapasitas pembawa akan berbeda untuk tiap kelompok manusia dalam sebuah lingkungan tempat tinggal, disebabkan oleh jenis makanan, tempat tinggal, dan kondisi sosial dari masing-masing lingkungan tempat tinggal tersebut Mantra (1986), mengatakan bahwa, penurunan daya dukung lahan dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang terus meningkat, luas lahan yang semakin berkurang, persentase jumlah petani dan luas lahan yang diperlukan untuk hidup layak. Sedangkan untuk mengatasi penurunan daya dukung lahan menurut Hardjasoemantri (1989) dapat dilakukan antara lain dengan cara : 1). Konversi lahan, yaitu merubah jenis penggunaan lahan ke arah usaha yang lebih menguntungkan tetapi disesuaikan wilayahnya; 2). Intensifikasi lahan, yaitu dalam menggunakan teknologi baru dalam usahatani; 3). Konservasi lahan, yaitu usaha untuk mencegah.

38

Daya dukung lahan bukanlah besaran yang tetap, melainkan berubah-ubah menurut waktu karena adanya perubahan teknologi dan kebudayaan. Teknologi akan

mempengaruhi

produktivitas

lahan,

sedangkan

kebudayaan

akan

menentukan kebutuhan hidup setiap individu. Oleh karena itu, perhitungan daya dukung lahan seharusnya dihitung dari data yang dikumpulkan cukup lama sehingga dapat menggambarkan keadaan daerah yang sebenarnya. Keberlanjutan daya dukung lahan sangat ditentukan oleh manusia pemilik atau pengelola lahan dan proses geomorfologi yang terjadi berupa erosi dan gerakan tanah, karena proses tersebut merupakan penyebab terjadinya degradasi lahan. Daya dukung ditentukan oleh faktor-faktor sumber daya alam, teknologi, populasi maupun kelembagaan atau institusi. Untuk menentukan daya dukung suatu wilayah, perlu dilakukan identifikasi terhadap keempat faktor tersebut. Pendekatan dalam kerangka penilaian daya dukung ekosistem dapat dijelaskan dengan kemampuan daya dukung alami suatu wilayah. Kondisi sosial, budaya, ekonomi, kelembagaan dan teknologi serta kebijakan diwujudkan dalam bentuk penggunaan lahan yang menentukan daya dukung aktual dari lahan tersebut. Penggunaan lahan berkaitan dengan air dan udara dan menentukan tingkat produktivitas lahan, jumlah dan kualitas air, serta kualitas udara. Daya dukung sebuah ekosistem dapat dikaji sebagai kemampuan ekosistem dalam penyediaan (supply) kebutuhan hidup manusia dari segi produktivitas aktual ataupun potensial dalam menghasilkan pangan dan penyediaan air. Kebutuhan manusia sebagai sisi permintaan (demand) merupakan kebutuhan hidup manusia dalam gaya hidup tertentu. Kondisi supply-demand

39

menentukan status daya dukung ekosistem pada masa tertentu. (Kartodihardjo, et. al., 2006). Dalam hubungan ini, penataan ruang merupakan salah satu instrumen pengelolaan lingkungan hidup, yang dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan akibat pemanfaatan sumber daya alam yang melampaui daya dukungnya (Asdak, 2005). Penentuan Daya dukung lahan dilakukan dengan cara mengetahui kapasitas lingkungan alam dan sumber daya untuk mendukung kegiatan manusia/penduduk yang menggunakan ruang bagi kelangsungan hidup. Besarnya kapasitas tersebut di suatu tempat dipengaruhi oleh keadaan dan karakteristik sumber daya yang ada di hamparan ruang yang bersangkutan. Kapasitas lingkungan hidup dan sumber daya inilah yang akan menjadi faktor pembatas dalam penentuan pemanfaatan ruang yang sesuai. Kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang terjadi selama ini berkaitan erat dengan tingkat pertambahan penduduk dan pola penyebaran yang kurang seimbang dengan jumlah dan pola penyebaran sumber daya alam serta daya dukung lingkungan yang ada ( Soerjani, 1987). Masalah kerusakan lingkungan yang paling kritis adalah tekanan penduduk terhadap terutama pada sektor pertanian. Masalah ini terus meningkat sejalan dengan waktu karena adanya pertambahan penduduk dan dipakainya terus lahan pertanian untuk pembangunan di sektor non pertanian. Akibatnya, pertumbuhan penduduk dan pemanfaatan lahan pertanian untuk pembangunan fisik untuk mendorong masyarakat untuk membuka lahanlahan pertanian baru yang menjadi salah satu penyebab bencana alam seperti

40

longsor dan banjir. Jumlah penduduk yang terus bertambah menyebabkan tingkat pertumbuhan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan tingkat pertambahan luas lahan untuk tanaman pangan. Faktor perilaku masyarakat terhadap lahan mempengaruhi daya dukung lahan itu sendiri. Di lihat dalam hal kependudukan meliputi kepadatan penduduk, migrasi penduduk komposisi penduduk seperti: (jenis kelamin, pendidikan, struktur umur dan mata pencaharian) serta penguasaan/ pemilikan tanah. Penurunan kualitas sumber daya lahan akibat semakin kompleksnya permintaan kebutuhan pemilikan lahan atau pengolahan lahan mengakibatkan terjadinya penurunan daya dukung lahan.

Penurunan daya dukung lahan

dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang terus meningkat, luas lahan yang semakin berkurang, persentase jumlah petani dan luas lahan yang diperlukan untuk hidup layak (Mantra, 1986). Tekanan penduduk banyak terjadi di wilayah yang mempunyai kemampuan lahan rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan penduduk adalah struktur pekerjaan, kemampuan lahan dan kepadatan agraris. Adanya pertambahan penduduk akan memerlukan pertambahan kebutuhan sandang, pangan

dan

papan.

Ketidakseimbangan

pertambahan

penduduk

dengan

pertambahan kebutuhan sangat mempengaruhi keadaan lingkungan hidupnya, yaitu lingkungan akan dieksploitasi besar-besaran untuk memenuhi kebutuhan hidup. Akibatnya daya dukung lingkungan akan berkurang dan terjadi kerusakan lingkungan yang serius.

41

Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menimbulkan berbagai dampak diantaranya adalah meningkatkan kebutuhan lahan baik untuk pemukiman, sarana infrastruktur, dan lahan pertanian. Pada kenyataannya terjadi kecenderungan penyempitan lahan untuk pertanian sebagai imbas dari pembangunan fisik suatu daerah. Di sisi lain pertambahan penduduk yang terus meningkat akan memicu penurunan kapasitas daya dukung lahan pertanian. Keberlanjutan daya dukung lahan sangat ditentukan oleh manusia pemilik atau pengelola lahan dan proses geomorfologi yang terjadi berupa erosi dan gerakan tanah, karena proses tersebut merupakan penyebab terjadinya degradasi lahan. Penggunaan lahan yang bersifat dinamis mempunyai kecenderungan merubah faktor-faktor topografi, tanah, dan batuan, hidrologi dan vegetasi. Perubahan tersebut ditentukan oleh kebutuhan hidup manusia dan dapat mengganggu fungsi lahan itu sendiri. Bentuk penggunaan lahan pada dasarnya adalah wujud nyata dari proses interaksi yang terjadi antara aktivitas-aktivitas manusia dan sumberdaya lahan dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan taraf hidupnya (Soerjani,1987). Keterbatasan sumberdaya yang ada mengharuskan peran perencanaan pembangunan agar dapat mengatur penggunaan sumberdaya secara proporsional sehingga dapat tercapai kualitas pembangunan

yang optimal. Pembangunan

berkelanjutan berwawasan lingkungan hidup memerlukan keterpaduan dan koordinasi yang mantap antara pemanfaatan sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan dalam suatu kurun waktu, dimensi ruang, dan terkoordinasi agar tepat guna, berhasil guna, dan berdaya guna.

42

Menurut Hegley, Jr. (1992) pembangunan berkelanjutan mengandung pengertian sebagai berikut. 1) Berorientasi untuk pertumbuhan yang mendukung secara nyata tujuan ekologi, sosial, dan ekonomi 2) Memperhatikan batas-batas ekologis dalam komsumsi materi dan memperkuat pembangunan kualitatif pada tingkat masyarakat dan individu dengan distribusi yang adil. 3) Perlunya campur tangan pemerintah, dukungan, dan kerjasama dunia usaha dalam upaya konservasi dan pemanfaatan yang berbasis sumber daya. 4) Perlunya keterpaduan kebijakan dan koordinasi pada semua tingkat dan antara yurisdiksi politik terkait dalam pembangunan energi bagi pertumbuhan kebutuhan hidup. 5) Bergantung pada pendidikan, perencanaan, dan proses politik yang terinformasikan, terbuka, dan adil dalam pengembangan teknologi dan manajemen. 6) Mengintegrasikan biaya sosial dan biaya lingkungan dari dampak pembangunan ke dalam perhitungan ekonomi. 2.3 Keaslian Penelitian Penelitian tentang daya dukung lahan telah banyak menarik minat orang untuk meneliti dikarenakan kondisi lahan pertanian disekitar kita yang semakin tahun semakin berkurang yang beralih fungsi menjadi pembangunan pemukiman,

43

perkantoran yang banyak tidak berwawasan lingkungan, sehingga daya dukung lahan semakin menurun, seperti Tabel 2.1 . Tabel 2.1 Keaslian Penelitian No

Peneliti

Judul

1.

Diah Meliani (2013)

Daya Dukung Lingkungan Kecamatan Rasau Jaya Berdasarkan Ketersediaan Dan Kebutuhan Lahan.

2.

3.

Hasil

Hasil dari penelitian ini didapatkan status daya dukung lahan defisit, di mana ketersediaan lahan lebih kecil dibandingkan dengan kebutuhan lahan. Dengan ketersediaan lahan sebesar 2655,376 Ha dan kebutuhan lahan sebesar 7415, 73 Ha. Dina Perubahan Selama periode tahun Fithriah Penggunaan 2005-2010 terjadi (2011). Lahan Dan Perubahan Pengaruhnya penggunaan lahan Terhadap seluas 6.692 hektar Daya atau 30,6persen dari Dukung luas wilayah Kota Lahan Untuk Bima, Mendukung yang tidak mengalami Perencanaan Perubahan adalah Penataan seluas 15.171 hektar Ruang Vicky Analisis Dari analisis ini dapat R.B. Daya diketahui Moniaga Dukung daya dukung lahan (2005). Lahan pertanian di Pertanian Kabupaten Minahasa (studi kasus Tahun 2004 kabupaten adalah.sebesar 1,25, MinaHasa atau berada tahun 2004) kelas II menurut klasifikasi tingkat daya dukung lahan pertanian.

Perbedaan Penelitian ini dilakukan di tingkat kabupaten dengan menganalisis komoditi pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan dengan melihat aspek ekonomi, sosial dan budaya Penentuan daya dukung lahan dilakukan dengan membandingkan ketersediaan dan kebutuhan lahan bagi penduduk yang hidup di suatu wilayah. Untuk mengetahui apakah daya dukung lahan surplus atau defisit. Penentuan daya dukung lahan dilakukan dengan membandingkan ketersediaan dan kebutuhan lahan di suatu wilayah, untuk mengetahui apakah daya dukung lahan suatu wilayah dalam keadaan surplus atau defisit.

44

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN

3.1 Kerangka berpikir dan Konsep Penelitian Dalam kegiatan pembangunan dan pengembangan wilayah, terdapat 3 (tiga) pilar utama, yaitu faktor sosial, faktor ekonomi, dan faktor daya dukung lahan fisik. Interaksi antara ketiga aspek ini selanjutnya akan mengakibatkan Perubahan penggunaan lahan. Kecenderungan perubahan penggunaan lahan mempunyai pola yang dinamis dan kecepatan perubahan yang berbeda-beda di setiap tempat dan lokasi, bergantung pada faktor-faktor yang dominan menjadi penyebab terjadinya Perubahan penggunaan lahan di suatu wilayah. Beberapa faktor penyebab perubahan penggunaan lahan diantaranya adalah faktor biofisik wilayah, faktor sosial ekonomi dan faktor kelembagaan. Perubahan penggunaan lahan akan dipengaruhi dan berpengaruh terhadap Perubahan daya dukung lahan. Daya dukung lahan seharusnya menjadi salah satu pertimbangan terpenting dalam penataan ruang, baik dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) maupun dalam evaluasi pemanfaatan ruang. Pengintegrasian pertimbangan daya dukung lahan diperlukan dalam penataan ruang agar alokasi pemanfaatan ruang sesuai dengan kondisi dan kapasitas sumber daya wilayah. Dalam penelitian ini, ruang lingkup pembahasan mengenai daya dukung lahan dibatasi pada aspek kelas kemampuan lahan dan daya dukung lahan berbasis produktivitas, yaitu kemampuan lahan dalam hal penyediaan kebutuhan

45

pangan masyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis daya dukung lahan di Kabupaten Gianyar. Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Daya Dukung Lahan Daya Dukung Lahan Pertambahan Jumlah Penduduk dan Pembangunan Infrastruktur

Peningkatan Kebutuhan Lahan Alih Fungsi Lahan

Penggunaan Lahan Aktual Penggunan Lahan Sesuai Daya

Perubahan Daya dukung lahan

Ya

Dukung?

Tidak Penerapan Regulasi Daya Tampung Lahan

Penurunan Produktifitas Pertanian

Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dijelaskan pada gambar 3.1 kemudian disusun konsep yang menjelaskan hubungan antar variable dalam penelitian ini. Kerangka konsep adalah terminologi teknis yang merupakan komponen-komponen dari kerangka teori yang akan dijelaskan pada gambar 3.2 berikut ini.

46

Gambar 3.2 Kerangka Konsep Penelitian Daya Dukung Lahan

Total produksi aktual seluruh komoditas setempat

Populasi penduduk Ketersediaan lahan

Kebutuhan

Daya Dukung Lahan

lahan

Kebutuhan lahan per orang yang diasumsikan setara dengan luas lahan untuk menghasilkan 1 ton setara beras/tahun

Ketersediaan lahan ditentukan berdasarkan data total produksi aktual setempat dari setiap komoditas di suatu wilayah, dengan menjumlahkan produk dari semua komoditas yang ada di wilayah tersebut. Untuk penjumlahan ini digunakan harga sebagai faktor konversi karena setiap komoditas memiliki satuan yang beragam. Sementara itu kebutuhan lahan dihitung berdasarkan kebutuhan hidup layak.

3.2 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan pernyataan ilmiah yang dilandasi oleh kajian teoritik dan empiris yang merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang dihadapi untuk diuji kebenarannya berdasarkan data empiris yang akan dikumpulkan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Daya Dukung Lahan berpengaruh positif terhadap PDRB Perkapita Pertanian dan Kontribusi PDRB Sektor Pertanian di Kabupaten Gianyar.

47

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1

Rancangan Penelitian Penelitian ini berbentuk Deskriptif Kuantitatif yaitu penelitian

yang

bertujuan untuk mengetahui status daya dukung dan daya tampung lahan di Kabupaten Gianyar. Jenis data yang dikumpulkan adalah data sekunder yaitu data jumlah penduduk Kabupaten Gianyar, luas lahan di Kabupaten Gianyar, PDRB, komoditi pertanian dan harga yang berlaku dan standar daya tampung yang digunakan dari World Health Organizations (WHO) pada Tahun 2012. Metode yang digunakan dengan pendekatan perhitungan penentuan daya dukung lahan dan daya tampung ruang dilakukan dengan membandingkan ketersediaan dan kebutuhan lahan bagi penduduk yang hidup di suatu wilayah. Dengan metode ini dapat diketahui gambaran umum apakah daya dukung lahan dan daya tmpung ruang suatu wilayah dalam keadaan surplus atau defisit. Dari hasil analisis akan diperoleh kesimpulan untuk menjawab masalah penelitian serta dapat disusun rekomendasi sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan tata ruang di Kabupaten Gianyar.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Kabupaten Gianyar dengan luas wilayah 36.800 Hektar atau 6,53 persen dari luas Bali secara keseluruhan, jumlah penduduk Tahun 2012 tercatat mencapai 458.182 jiwa ( BPS 2013 ), sehingga rata-rata kepadatan penduduk di Gianyar

48

sebe-sar 1.245 orang tiap kilometer persegi. Angka ini tergolong cukup padat dibandingkan Kabupaten lain di luar Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. Jumlah penduduk per rumah tangga sebesar 4,30 persen, tertinggi di Bali, dan melebihi rata – rata Bali sebesar 3,87 persen. Hal ini perlu diwaspadai mengingat tekanan terhadap lingkungan dari hari ke hari semakin tinggi. Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Gianyar, dimana waktu penelitian dilakukan pada Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2013, karena pada kurun waktu itu pembangunan di Kabupaten Gianyar berkembang pesat yang menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan pertanian . 4.3 Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini mengidentifikasi daya dukung lahan dan daya tampung lingkungan di Kabupaten Gianyar. Variabel yang dianalisis adalah kebutuhan lahan, ketersediaan lahan, penduduk, dan komoditi pertanian. Kebutuhan lahan terus meningkat yang diakibatkan oleh tingginya pertumbuhan penduduk di Kabupaten Gianyar yang mengakibatkan terjadinya alih fungsi lahan 4.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Berdasarkan identifikasi tehadap variabel-variabel yang digunakan untuk menghindari kesalahan dalam mengertikan variable yang diteliti, berikut ini dijelaskan definisi operasional dari masing-masing variabel

49

1) Penduduk dalam hal ini adalah populasi maksimal yang dapat didukung suatu habitat dalam jangka waktu yang berkelanjutan tanpa menimbulkan kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan. 2) Ketersediaan lahan ditentukan berdasarkan data total produksi aktual setempat dari setiap komoditas di suatu wilayah, dengan menjumlahkan produk dari semua komoditas yang ada di wilayah tersebut. Untuk penjumlahan ini digunakan harga sebagai faktor konversi karena setiap komoditas memiliki satuan yang beragam. 3) Kebutuhan Lahan adalah luas area yang dibutuhkan untuk mendukung kehidupan manusia, dimana kebutuhan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan aktifitasnya dihitung berdasarkan kebutuhan hidup layak. Kebutuhan lahan per orang yang diasumsikan setara dengan luas lahan untuk menghasilkan 1 ton setara beras/tahun. 4) Komoditi pertanian dalam Hal ini adalah untuk mendapatkan total produksi pertanian aktual seluruh komoditi di suatu daerah. Komoditas yang

diperhitungan

meliputi

pertanian,

perkebunan,

kehutanan,

peternakan dan perikanan. Faktor konversi yang digunakan untuk menyetarakan produk non beras dengan beras adalah harga. 5) PDRB Perkapita Pertanian adalah PDRB sektor pertanian dibagi dengan jumlah penduduk yang berprofesi sebagai petani yang tinggal di regional/wilayah tersebut, maka akan diperoleh pendapatan perkapita, yakni pendapatan yang diterima oleh tiap petani.

50

6) Kontribusi PDRB Sektor Pertanian adalah Kontribusi yang dapat dilihat dari nilai kontribusi sektor pertanian terhadap total dalam PDRB atas dasar harga konstan. 4. 5 Sumber dan Jenis Data Sumber data diperoleh melalui informasi dari petugas BPS Kabupaten Gianyar, petugas Dinas Pertanian, dan petugas Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Gianyar. Sementara untuk jenis data yang diperoleh dan digunakan adalah data sekunder (BPS, Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Gianyar

serta dinas/instansi penunjang

lainnya).

4.6 Metode Analisis Data Cara mengetahui daya dukung lahan berdasarkan perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan lahan bagi penduduk yang hidup di suatu wilayah. Dengan metode ini dapat diketahui gambaran umum apakah daya dukung lahan suatu wilayah dalam keadaan surplus atau defisit. Keadaan surplus menunjukkan bahwa ketersediaan lahan setempat di suatu wilayah masih dapat mencukupi kebutuhan akan produksi hayati di wilayah tersebut, sedangkan keadaan deficit menunjukkan bahwa ketersediaan lahan setempat sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan akan produksi hayati di wilayah tersebut. Hasil perhitungan dengan metode ini dapat dijadikan bahan masukan/ pertimbangan dalam penyusunan rencana tata ruang dan evaluasi pemanfaatan ruang, terkait dengan penyediaan

51

produk hayati secara berkelanjutan melalui upaya pemanfaatan ruang yang menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup.

4.6.1 Pendekatan Penghitungan Penentuan daya dukung lahan dilakukan dengan membandingkan ketersediaan dan kebutuhan lahan bagi penduduk yang hidup di suatu wilayah. Dengan metode ini dapat diketahui gambaran umum apakah daya dukung lahan suatu wilayah dalam keadaan surplus atau defisit. Keadaan surplus menunjukkan bahwa ketersediaan lahan setempat di suatu wilayah masih dapat mencukupi kebutuhan akan produksi hayati di wilayah tersebut, sedangkan keadaan deficit menunjukkan bahwa ketersediaan lahan setempat sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan akan produksi hayati di wilayah tersebut. Hasil perhitungan dengan metode ini dapat dijadikan bahan masukan/pertimbangan dalam penyusunan rencana tata ruang dan evaluasi pemanfaatan ruang.

4.6.2 Cara Penghitungan 4.6.2.1 Perhitungan Daya Dukung Lahan 1) Penghitungan Ketersediaan (Supply) Lahan Rumus : SL 

PixHi  X Hb

1 ………………………………………………………….……. (1) Ptvb

52

Keterangan: SL = Ketersediaan lahan (Ha) Pi = Produksi aktual tiap jenis komoditi (satuan tergantung kepada jenis komoditas) Komoditas yang diperhitungan meliputi pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan yang dapat dijabar sebagai berikut Hi = Harga satuan tiap jenis komoditas (Rp/satuan) di tingkat produsen Hb = Harga satuan beras (Rp/kg) di tingkat produsen Ptvb = Produktivitas beras (kg/Ha) Dalam penghitungan ini, faktor konversi yang digunakan untuk menyetarakan produk non beras dengan beras adalah Harga. Untuk memudahkan penghitungan, dapat digunakan contoh tabel berikut ini dalam menghitung total nilai produksi {Σ (Pi x Hi) }. 2) Penghitungan Kebutuhan (Demand) Lahan Rumus: DL = N x KHLL ………………………………………………………… (2) Keterangan: DL N KHLL

= Total kebutuhan lahan setara beras (Ha) = Jumlah penduduk (orang) = Luas lahan yang dibutuhkan untuk kebutuhan hidup layak per penduduk dapat dijabarkan sebagai berikut a. Luas lahan yang dibutuhkan untuk kebutuhan hidup layak per penduduk merupakan kebutuhan hidup layak per penduduk dibagi produktifitas beras lokal. b. Kebutuhan hidup layak per penduduk diasumsikan sebesar 1000 kg/kapita/tahun c. Daerah yang tidak memiliki data produktivitas beras lokal, dapat menggunaan data rata-rata produktivitas beras nasional sebesar 2400 kg/Ha/tahun.

53

3) Penentuan Status Daya Dukung Lahan Status daya dukung lahan diperoleh dari pembandingan antara ketersediaan lahan (SL) dan kebutuhan lahan (DL) . Bila SL > DL , daya dukung lahan dinyatakan surplus. Bila SL < DL, daya dukung lahan dinyatakan defisit atau terlampaui.

4.6.2.1 Pengaruh Daya Dukung Lahan terhadap PDRB Sektor Pertanian dan Kontribusi PDRB Sektor Pertanian. Untuk mengetahui pengaruh daya dukung lahan terhadap PDRB sektor pertanian dan kontribusi PDRB sektor pertaninan di Kabupaten Gianyar digunakan analisis regresi sederhana dengan rumus :

Y1 = α + β X i + ei ............................................................................. (1) Y2 = α + β2 X i + ei ................................................................. (2) Keterangan :

Y1 Y2 Xi

= PDRB Sektor Pertanian = Kontribusi PDRB Sektor Pertanian = Daya Dukung Lahan

54

BAB V DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1 Letak Geografis Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar merupakan salah satu kabupaten di Bali yang merupakan daerah seni serta banyak dikunjungi wisatawan manca negara maupun nusantara memiliki luas wilayah relatif kecil, hanya 368 km2 atau 6,53 persen dari luas wilayah Provinsi Bali. Ada tujuh kecamatan di Kabupaten Gianyar yakni Kecamatan Sukawati, Blahbatuh, Gianyar, Tampaksiring, Ubud, Tegallalang dan Payangan dan di dukung oleh 6 Kelurahan dan 64 Desa. Di Kabupaten Gianyar wilayah Administrasi dengan status Perkotaan ada sebanyak 33 dan Perdesaan ada 37 buah.

Masing- masing kecamatan memiliki

ciri khas dan obyek wisata yang indah dan sudah terkenal di manca negara. Begitu juga dengan keindahan alamnya dan keaneka ragaman seni budaya yang merupakan modal utama pariwisata di Kabupaten Gianyar, yang membuat Kabupaten Gianyar dijuluki deaerah seni dan kerajinan di Provinsi Bali. Komposisi penduduk Kabupaten Gianyar didominasi oleh penduduk dewasa dengan perkiraan usia antara 30 sampai dengan 45 tahun. Dominasi penduduk dewasa juga disebabkan oleh besarnya migrasi masuk ke Kabupaten Gianyar, dimana sebagian besar yang datang adalah penduduk dewasa yang bertujuan mencari pekerjaan. Gianyar, seperti pada Gambar 1.1

Berikut ditampilkan peta wilayah Kabupaten

55

Gambar 5.1 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Gianyar

Luas wilayah kecamatan berkisar 39,70 km2 – 75,88 km2, terluas Kecamatan Payangan dan terkecil Kecamatan Blahbatuh.

5.1.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Gianyar Hasil proyeksi penduduk di Kabupaten Gianyar Tahun 2012 adalah 487.866 orang, sedangkan Tahun 2003 sebesar 375.631 orang. Ini berarti dalam sepuluh tahun penduduk Kabupaten Gianyar bertambah sebanyak 122.235 jiwa. Dengan kepadatan penduduk di Kabupten Gianyar pada Tahun 2012 mencapai 1.317 jiwa per kilometer persegi. Rata-rata kepadatan penduduk di Gianyar sebesar 1.326 orang tiap kilometer persegi. Angka ini tergolong cukup padat dibandingkan Kabupaten lain di luar Kota Denpasar dan Kabupaten Badung.

56

Klasifikasi bekerja berdasarkan tiga sektor utama : primer , sekunder dan tersier, bahwa penduduk yang bekerja disektor Primer

dan Sekunder cendrung

mengalami penurunan sedangkan yang bekerja di sektor Tersier mengalami peningkatan. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya peningkatan penduduk yang bekerja di sektor tersier mencapai 3,2 persen. Penduduk yang bekerja di sektor pertanian terus mengalami penurunan dimana pada Tahun 2009 sebesar 25,09 persen menjadi 14,62 persen pada Tahun 2012. Luas lahan pertanian di Kabupaten Gianyar juga mengalami penurunan dimana pada Tahun 2003 luas sawah adalah 14.937 Ha, dan pada Tahun 2012 menjadi 14.729 Ha. . 5.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder dari sektor pertanian dan data kependudukan seluruh kecamatan di Kabupaten Gianyar yaitu Kecamatan Sukawati, Kecamatan Blahbatuh, Kecamatan Gianyar, Kecamaatan Tampaksiring, Kecamatan Ubud, Kecamatan Tegallalang, dan yang terakhir adalah Kecamatan Payangan. Tahun data yang dipergunakan adalah dari Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2012 Produksi beras adalah produksi padi dikalikan dengan nilai rendemen (0,6), sehingga dapat dihasilkan produksi dalam kilogram beras. Ketersediaan lahan ditentukan berdasarkan data total produksi aktual setempat dari setiap komoditas di suatu wilayah, dengan menjumlahkan produk dari semua komoditas yang ada di wilayah tersebut. Untuk penjumlahan ini digunakan harga sebagai

57

faktor konversi karena setiap komoditas memiliki satuan yang beragam, seperti Tabel 5.1. Karakteristik Produksi Aktul Kabuapten Gianyar. Tabel 5.1 Karakteristik Produksi Aktual kabupaten Gianyar No

Komuditi

Jumlah

Persentase (%)

1

Padi dan Palawija

7

13,73

2

Buah-buahan

20

39,21

3

Sayuran

10

19,61

4 5

Perkebunan

5

9,8

Peternakan

9

17,65

Sumber : Lampiran 1 Tabel 5.1 menunjukkan bahwa komoditi yang dihasilkan di Kabupaten Gianyar adalah padi dan palawija, buah-buahan, sayuran, perkebunan dan peternakan. Produksi pertanian di Kabupaten Gianyar dihasilkan dari tata kelola irigasi atau subak air dan subak abian yang terdapat di Kecamatan Payangan, Tegallalang, dan Tampaksiring . Data yang diperlukan dalam perhitungan ketersediaan lahan yaitu produksi aktual tiap jenis komoditi (Pi) dan Harga beras di tingkat produsen (Hb), Harga satuan tiap komoditi ditingkat produsen (Hi), dan produktivitas beras (Ptvb). Penelitan ini menyajikan data karakteristik ketersedian lahan dan kebutuhan lahan Kabupaten Gianyar Tahun 2012.

Sedangkan perhitungan kebutuhan lahan adalah total kebutuhan lahan setara beras (Ha) didapat dari jumlah penduduk disuatu daerah dikalikan dengan

58

luas lahan yang dibutuhkan untuk kebutuhan hidup layak per penduduk, dimana kebutuhan layak per penduduk diasumsikan sebesar 1000 kg/kapita/tahun. Perhitungan status daya dukung lahan diperoleh dari pembandingan antara ketersediaan lahan (SL) dan kebutuhan lahan (DL) . Bila SL > DL , daya dukung lahan dinyatakan surplus. Bila SL < DL, daya dukung lahan dinyatakan defisit seperti Tabel 5.2 Karaketristik Status Daya Dukung Lahan. . Tabel 5.2 Karakteristik Status Daya Dukung Lahan No

Komponen

Simbol

Satuan

1

Ketersedian Lahan

SL

Ha

2

Kebutuhan Lahan

DL

Ha

Ketersediaan Lahan

Surplus = SL>DL Defisit = SL
2011

Tahun

2012

61.028,35

58.928,67

92.585,48

133.660,89

Defisit

Defisit

Sumber : Lampiran 8 Tabel 5.2 menunjukkan bahwa ketersediaan lahan semakin tahun semakin berkurang, sedangkan kebutuhan lahan setiap tahunnya terus meningkat, yang menyebabkan daya dukung lahan di Kabupaten Gianyar menjadi defisit. Apabila diperhatikan dalam Pendapatan Domestik Regional Bruto Kabupaten Gianyar dalam penyajian nilai absolut PDRB baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan bertujuan untuk mengetahui perkembangan sebelum dan sesudah pengaruh harga diperhitungkan, dimana faktor harga sudah tidak di perhitungkan lagi. Artinya analisa PDRB atas dasar harga konstan

59

mencerminkan kuantum produksi atau perkembangan produktivitas secara nyata pada tahun berjalan. PDRB Sektor Pertanian diperoleh dari produk pertanian, perkebunan, perikanan, dan kontribusi PDRB sektor pertanian di Kabupaten Gianyar diperoleh dengan membandingkan delapan sektor dalam PDRB seperti dilihat pada Tabel 5.3 Tabel 5.3 Karakteristik PDRB Sektor Pertanian dan Kontribusi PDRB sektor Pertanian Tahun 2008-2012 Kontribusi PDRB Sektor Pertanian (%)

Kecamatan

Tahun

PDRB Sektor Pertanian (Rp)

Sukawati

2008 2012

92.240.594 90.354.299

16,83 13,84

Blahbatuh

2008 2012

76.536.833 74.107.584

24,92 21,16

Gianyar

2008 2012

84.528.355 82.941.264

16,6 13,6

Tampaksiring

2008 2012

70.930.759 70.118.116

23,02 20

Ubud

2008 2012

62.873.250 60.357.540

7,88 6,23

Tegallalang

2008 2012

70.854.537 73.944.576

23,32 19,49

Payangan

2008 2012

97.688.760 96.889.260

38 32,84

Sumber : Lampiran 9 Tabel 5.3 menunjukkan bahwa PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Gianyar menunjukkan penurunan setiap tahunnya yang disebabkan oleh produsksi

60

pertanian yang terus menurun . Kontribusi sektor pertanian dalam PDRB Kabupaten Gianyar juga mengalami penurunan setiap tahunnya.

5.3 Keadaan Daya Dukung Lahan di Kabupaten Gianyar 5.3.1 Daya Dukung Lahan di Kecamatan Sukawati Kecamatan Sukawati adalah sebuah Kecamatan sedang dengan luas hanya 55,02 km2 atau 14,95 persen dari luas wilayah Kabupaten Gianyar. Kecamatan ini terdiri atas 12 desa yakni Batubulan, Batubulan Kangin, Ketewel, Guwang, Sukawati, Celuk, Singapadu, Singapadu Tengah, Singapadu Kaler, Batuan, Batuan Kaler, Kemenuh. Dari 12 desa yang ada, 3 diantaranya merupakan desa yang berbatasan langsung dengan laut atau biasa disebut desa pesisir. Desa Pesisir ada 3 desa dan desa bukan pesisir terdapat 9 desa. Hal ini tentu berpengaruh terhadap mata pencaharian sebagian besar penduduknya yaitu sektor pertanian dan perikanan. Analisis kebutuhan lahan didalamnya terdapat komponen jumlah penduduk, produktivitas beras, luas lahan untuk hidup layak per penduduk. Penduduk Sukawati setiap tahunnya terus bertambah salah satunya adanya migrasi penduduk yang mencari pekerjaan di Sukawati. Penduduk Sukawati pada Tahun 2009 adalah 79.983 jiwa mengalami peningkatan yang sangat pesat disetiap tahunnya dimana pada Tahun 2013 menjadi 115.500 jiwa. Luas lahan untuk hidup layak per penduduk dapat dihitung berdasarkan produktivitas beras dibagi dengan 1000 kg/kapita/tahun sehingga dapat diketahui luas lahan untuk hidup layak per penduduk Tahun 2009 adalah 0,19 Ha, meningkat pada Tahun

61

2013 menjadi 0,24 yang diakibatkan turunnya produktivitas beras. Untuk mendapatkan berapa sebenarnya kebutuhan lahan di Kecamatan Sukawati adalah dengan cara jumlah penduduk dikalikan dengan luas lahan untuk hidup layak per penduduk, menjadikan kebutuhan lahan pada Tahun 2009 adalah 15.472,90 Ha, mengalami peningkatan sampai Tahun 2013 menjadi sebesar 27,146,74. Daya dukung lahan di Kecamatan Sukawati dapat dilihat pada Gambar Grafik 5.2 Gambar 5.2 Perbandingan ketersediaan lahan dengan kebutuhan lahan di Kecamatan Sukawati Tahun Data 2008-2012 (Ha)

Sumber : Lampiran 1 Berdasarkan Gambar 5.2 perbandingan ketersediaan lahan dengan kebutuhan lahan di Kecamatan Sukawati dimana pada Tahun 2008 Ketersediaan Lahan 0.006,31 Ha, berkurang pada Tahun 2012 menjadi 7.474,91 Ha. Kebutuhan Lahan Tahun 2008 sebesar 18.175,41 Ha, bertambah pada Tahun 2012 adalah 27.146,74 Ha, sehingga kebutuhan lahan lebih tinggi daripada ketersedian lahan.

62

5.3.2 Daya Dukung Lahan di Kecamatan Blahbatuh Kecamatan Blahbatuh adalah sebuah Kecamatan dengan luas wilayah 39,70 km2 atau 10,79 persen dari luas wilayah Kabupaten Gianyar. Kecamatan ini terdiri atas 9 Desa diantaranya desa Saba, Pering, Keramas, Medahan, Bona, Belega, Blahbatuh, Buruan, dan Bedulu. Desa Pesisir ada 4 desa dan desa bukan pesisir terdapat 5 desa. Hal ini tentu berpengaruh terhadap mata pencaharian sebagian besar penduduknya yaitu sektor pertanian dan perikanan. Penduduk Blahbatuh pada Tahun 2009 adalah 54.478 jiwa, mengalami peningkatan yang sangat pesat disetiap tahunnya dimana pada Tahun 2013 menjadi 68.000 jiwa. Luas lahan untuk hidup layak per penduduk Tahun 2009 adalah 0,24 Ha, meningkat pada Tahun 2013 menjadi 0,26 yang diakibatkan turunnya produktivitas beras. Untuk mendapatkan berapa kebutuhan lahan di Kecamatan Sukawati adalah jumlah penduduk dikalikan dengan luas lahan untuk hidup layak per penduduk, menjadikan kebutuhan lahan pada Tahun 2009 adalah 13.052,79 Ha, mengalami peningkatan sampai Tahun 2013 menjadi sebesar 17.862,37. Daya dukung lahan di Kecamatan Blahbatuh dapat dilihat pada Gambar Grafik 5.3

63

Gambar 5.3 Perbandingan ketersediaan lahan dengan kebutuhan lahan di Kecamatan Blahbatuh Tahun Data 2008-2012 (Ha)

Sumber : Lampiran 2 Berdasarkan Gambar 5.3 perbandingan ketersediaan lahan dengan kebutuhan lahan di Kecamatan Blahbatuh dimana pada Tahun 2008 Ketersediaan Lahan 7.455,53 Ha, berkurang pada Tahun 2012, menjadi 6.386,02 Ha. Kebutuhan Lahan Tahun 2008 sebesar 13.052,79, bertambah pada Tahun 2012 adalah 17.862,37 Ha, sehingga kebutuhan lahan lebih tinggi daripada ketersedian lahan. 5.3.3 Daya Dukung Lahan di Kecamatan Gianyar Kecamatan Gianyar adalah sebuah Kecamatan yang berada di pusat kota Kabupaten Gianyar dengan luas wilayah 50,59 . Kecamatan Gianyar terdiri atas 5 Kelurahan dan 12 Desa, diantaranya adalah Kelurahan Bitra, Beng, Samplangan, Gianyar, Abianbase, Desa Lebih, Tulikup, Temesi, Sidan, Serongga, Bakbakan,

64

Siangan, Suwat, Petak, Petak Kaja, Sumita, Tegal Tugu. Dari 12 desa dan 5 kelurahan yang ada, 9 merupakan status perkotaan dan 8 pedesaan di mana Kecamatan Gianyar merupakan daerah industri kecil dan industri rumah tangga yang penduduknya bekerja pada sektor, industri, perdagangan, pertanian, kontruksi dan jasa. Daya dukung lahan di Kecamatan Gianyar dapat dilihat pada Gambar Grafik 5.4 Gambar 5.4 Perbandingan ketersediaan lahan dengan kebutuhan lahan di Kecamatan Gianyar Tahun Data 2008-2012 (Ha)

Sumber : Lampiran 3 Berdasarkan Gambar 5.4 perbandingan ketersediaan lahan dengan kebutuhan lahan di Kecamatan Gianyar dimana pada Tahun 2008 Ketersediaan Lahan 9.525,87 Ha, berkurang pada Tahun 2012 menjadi 8.275,20 Ha. Kebutuhan Lahan Tahun 2008 sebesar 19.877,48 Ha, bertambah pada Tahun 2012 adalah 30.179,93 Ha, sehingga kebutuhan lahan lebih tinggi daripada ketersedian lahan.

65

Sebagai ibokota kabupaten yang tentunya menjadi daya tarik pendatang mengadu nasib mendapatkan pekerjaan. Penduduk Gianyar pada Tahun 2009 adalah 79.983 jiwa, mengalami peningkatan yang sangat pesat disetiap tahunnya dimana pada Tahun 2013 menjadi 115.500 jiwa. Luas lahan untuk hidup layak per penduduk Tahun 2009 adalah 0,23 Ha, meningkat pada Tahun 2013 menjadi 0,24 yang diakibatkan turunnya produktivitas beras. Kebutuhan lahan di Kecamatan Gianyar pada Tahun 2009 adalah 19.877,48 Ha, mengalami peningkatan sangat pesat sampai Tahun 2013 menjadi sebesar 30.179,93 Ha, yang disebabkan bertambahnya penduduk dan berkurangnya produktifitas beras di Kecamatan Gianyar. 5.3.4 Daya Dukung Lahan di Kecamatan Tampaksiring Kecamatan Tampaksiring merupakan wilayah sebelah Utara Kabupaten Gianyar, memiliki luas 42,63 km2 atau 4.263 Ha dengan 1.478 Ha (34,66 persen) merupakan tanah sawah, 2.785 Ha (65,33 persen) bukan lahan sawah, yang terdiri dari 2.642 Ha (65,24 persen) lahan kering dan 4 Ha (0,09 persen) tanah lainnya. Delapan desa yang ada di Kecamatan Tampaksiring terdapat tiga desa merupakan status perkotaan yaitu Desa Pejeng, Tampaksiring, dan Manukaya serta lima desa berstatus pedesaan yaitu Desa Pejeng Kawan, Pejeng Kelod, Pejeng Kangin, Pejeng Kaja dan Sanding. Tampaksiring merupakan tujuan pariwisata spiritual dimana banyak terdapat situs bersajarah dan salah satunya menjadi warisan budaya dunia yaitu Daerah Aliran Sungai (DAS) Pakerisan. Kecamatan Tampaksiring pada Tahun 2009 penduduknya adalah 45.765 jiwa, mengalami peningkatan dimana pada Tahun 2013 menjadi 46.500 jiwa. Luas

66

lahan untuk hidup layak per penduduk Tahun 2009 adalah 0,24 Ha, meningkat pada Tahun 2013 menjadi 0,27 yang diakibatkan turunnya produktivitas beras. Kebutuhan lahan di Kecamatan Tampaksiring pada Tahun 2009 adalah 10.802,63 Ha, mengalami peningkatan sangat pesat sampai Tahun 2013 menjadi sebesar 12.624,15 Ha, yang disebabkan bertambahnya penduduk dan berkurangnya

produktifitas beras di Kecamatan Tampaksiring. Daya dukung lahan di Kecamatan Tampaksiring dapat dilihat pada Gambar Grafik 5.5 Gambar 5.5 Perbandingan ketersediaan lahan dengan kebutuhan lahan di Kecamatan Tampaksiring Tahun Data 2008-2012 (Ha)

Sumber : Lampiran 4 Berdasarkan Gambar 5.5 perbandingan ketersediaan lahan dengan kebutuhan lahan di Kecamatan Tampaksiring dimana pada Tahun 2008 Ketersediaan Lahan luasnya 6,330.52 Ha, berkurang pada Tahun 2012, menjadi

67

6,035.29 Ha. Kebutuhan Lahan Tahun 2008 sebesar 10,802.63, bertambah pada Tahun 2012 sebesar 12,624.15 Ha, sehingga kebutuhan lahan lebih tinggi daripada ketersedian lahan. 5.3.5 Daya Dukung Lahan di Kecamatan Ubud Kecamatan Ubud adalah suatu Kecamatan dengan luas wilayah hanya 42,38 km2 atau 11,52 persen dari luas wilayah Kabupaten Gianyar . Kecamatan Ubud terdiri atas 7 Desa dan 1 kelurahan yakni Singakerta, Lodtunduh, Mas, Peliatan, Petulu, Sayan, Kedewatan dan Kelurahan Ubud. Sebagai salah satu tempat tujuan wisata dengan keindahan alam dan aneka ragam budayanya, dengan beragam obyek wisata yang ada, menjadikan ubud menjadi daya tarik tersendiri bagi wisman yang datang. Dari tahun 2011-2012 jumlah wisatawan yang berkunjung pada obyek wisata terus mengalami peningkatan. Pesatnya perkembangan pariwisata di Kecamatn Ubud menjadi daya tarik pencari kerja untuk mengadu nasib membuat tingginya pertumbuhan penduduk Kecamatan Ubud dimana pada Tahun 2009 adalah

62,118 jiwa,

mengalami peningkatan pesat dimana pada Tahun 2013 menjadi 70,900 Luas lahan untuk hidup layak per penduduk Tahun 2009 adalah

jiwa.

0,20 Ha,

meningkat pada Tahun 2013 menjadi 0,24 yang diakibatkan turunnya produktivitas beras. Kebutuhan lahan di Kecamatan Ubud pada Tahun 2009 adalah 12,133.05 Ha, mengalami peningkatan sangat pesat sampai Tahun 2013 menjadi sebesar 16,294.81 Ha, yang disebabkan bertambahnya penduduk dan berkurangnya produktifitas beras di Kecamatan Ubud. Daya dukung lahan di Kecamatan Ubud dapat dilihat pada Gambar Grafik 5.6

68

Gambar 5.6 Perbandingan ketersediaan lahan dengan kebutuhan lahan di Kecamatan Ubud Tahun Data 2008-2012 (Ha)

Sumber : Lampiran 5 Berdasarkan Gambar 5.6 perbandingan ketersediaan lahan dengan kebutuhan lahan di Kecamatan Ubud dimana pada Tahun 2008 Ketersediaan Lahan luasnya 5.88,32 Ha, berkurang pada Tahun 2012, menjadi 5.580,95 Ha. Kebutuhan Lahan Tahun 2008 sebesar 12.133,05, bertambah pada Tahun 2012 sebesar 18.718,75 Ha, sehingga kebutuhan lahan lebih tinggi daripada ketersedian lahan. 5.3.6 Daya Dukung Lahan di Kecamatan Tegallalang Kecamatan Tegallalang adalah suatu Kecamatan dengan luas wilayah hanya 61,8 km2 atau 305,18 persen dari luas wilayah Kabupaten Gianyar . Kecamatan Tegallalang

terdiri atas 7 Desa yaitu Desa Keliki, Tegallalang,

69

Kenderan, Kedisan, Pupuan, Sebatu, dan Taro. Penduduk Kecamatan Tegallalang pada awalnya mata pencahariannya adalah petani, namun saat ini sektor pertanian sebagai bagian dari kearifan budaya yang menunjang perekonomian penduduk produktivitasnya semakin menurun. Daya dukung lahan di Kecamatan Tegallalang dapat dilihat pada Gambar Grafik 5.7, yang menunjukan ketersedian dan kebutuhan lahan di Kecamatan Tegallalang dari Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2012. Gambar 5.7 Perbandingan ketersediaan lahan dengan kebutuhan lahan di Kecamatan Tegallalang Tahun Data 2008-2012 (Ha)

Sumber : Lampiran 6 Berdasarkan Gambar 5.7 perbandingan ketersediaan lahan dengan kebutuhan lahan di Kecamatan Tegallalang dimana pada Tahun 2008 Ketersediaan Lahan luasnya 11,627,08 Ha, menurun pada Tahun 2012 sebesar

70

pada Tahun 200911.608,82 Ha, sedangkan kebutuhan lahan Tahun 2008 adalah 9.737,58 Ha, bertambah pada Tahun 2012 sebesar 12.699,87 Ha. Tingginya pertumbuhan penduduk Kecamatan Tegallalang dimana pada Tahun 2009 adalah 42,401 jiwa, mengalami peningkatan dimana pada Tahun 2013 menjadi 51,700 jiwa. Luas lahan untuk hidup layak per penduduk Tahun 2009 adalah 0,23 Ha, meningkat pada Tahun 2013 menjadi 0,25 yang diakibatkan turunnya produktivitas beras. Kebutuhan lahan di Kecamatan Tegallalang pada Tahun 2009 adalah 9.737,58 Ha, mengalami peningkatan sangat pesat sampai Tahun 2013 menjadi sebesar 12.699,87 Ha, yang disebabkan bertambahnya penduduk dan berkurangnya produktifitas beras di Kecamatan Tegallalang 5.3.7 Daya Dukung Lahan di Kecamatan Payangan Kecamatan Payangan adalah sebuah Kecamatan yang terletak paling ujung utara dari pada Kecamatan lain. Dan yang terluas dengan luas wilayahnya dibandingkan dengan Keamatan lain dalam wilayah se Kabupaten Gianyar yakni luasnya 75,88 km2 atau 20,62 persen dari luas wilayah Kabupaten Gianyar yaitu 368.00 Km2. Kecamatan Payangan terdiri dari 9 Desa yaitu, yang paling selatan adalah Melinggih Kelod , Melinggih, Kelusa, Bresela, Bukian, Puhu, Buahan, Buahan Kaja, dan yang terahir letaknya paling ujung utara adalah Desa Kerta yang merupakan perbatasan Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. Penduduk Kecamatan Payangan sebagian besar mata pencahariannya adalah sebagai petani. Meskipun memiliki lahan pertanian Tanah Sawah lebih sedikit dibandingkan dengan tanah Tegal/ Kebun namun produksi bahan makanan

71

(terutama padi) di Kecamatan Payangan relative mampu memenuhi kebutuhan penduduknya. Ini disebabkan oleh Intensifikasi pertanian sehingga produktivitas padi yang tergolong tinggi. Total nilai produksi pertanian Kecamatan Payangan Tahun 2009 adalah Rp. 284,646,938,700, naik pada Tahun 2013 menjadi Rp. 307,367,208,450. Produktivitas beras Tahun 2009 adalah sebesar

3,538.53 Kg/Ha, turun pada

Tahun 2013 menjadi 3,176.00 Kg/Ha. Ketersediaan lahan

pada Tahun 2009 adalah sebesar 12,188.21 Ha,

mengalami kenaikan dimana pada Tahun 2013 ketersediaan lahan sebesar 14,663.33 Ha, hal ini disebaban karena total nilai produdksi pertanian terus meningkat. Penduduk Kecamatan Payangan pada Tahun 2009 adalah 35,859 jiwa, mengalami peningkatan pesat dimana pada Tahun 2013 menjadi 42,200 jiwa. Luas lahan untuk hidup layak per penduduk Tahun 2009 adalah

0.28 Ha,

meningkat pada Tahun 2013 menjadi 0,31 yang diakibatkan turunnya produktivitas beras. Kebutuhan lahan di Kecamatan Payangan

pada Tahun 2009 adalah

10,133.87 Ha, mengalami peningkatan pesat sampai Tahun 2013 menjadi sebesar 13,287.14 Ha, yang disebabkan bertambahnya penduduk dan berkurangnya produktifitas beras di Kecamatan Payangan. Daya dukung lahan di Kecamatan Payangan yang menunjukan ketersedian dan kebutuhan lahan di Kecamatan Payangan dari Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2012 dapat dilihat pada Gambar Grafik 5.8

72

Gambar 5.8 Perbandingan ketersediaan lahan dengan kebutuhan lahan di Kecamatan Payangan Tahun Data 2008-2012 (Ha)

Sumber : Lampiran 7 Berdasarkan Gambar 5.8 perbandingan ketersediaan lahan dengan kebutuhan lahan di Kecamatan Payangan dimana pada Tahun 2008 Ketersediaan Lahan luasnya 12.188,21 Ha, bertambah pada Tahun 2012, menjadi 14.663,33 Ha. Kebutuhan Lahan Tahun 2008 sebesar 10.133,87, bertambah pada Tahun 2012 sebesar 13.287,14 Ha, namun ketersedian lahan masih lebih tinggi daripada kebutuhan lahan.

5.3.8 Satus Daya Dukung Lahan di Kabupaten Gianyar Perbandingan antara daya dukung lahan dengan luas aktual lahan produktif ini kemudian dihitung sebagai perbandingan antara lahan tersedia dan lahan yang dibutuhkan. Daya dukung lahan mengandung pengertian kemampuan suatu tempat dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara optimum dalam

73

periode waktu yang panjang. Daya dukung lahan dapat pula diartikan kemampuan lingkungan memberikan kehidupan organisme secara sejahtera dan lestari bagi penduduk yang mendiami suatu kawasan. Status daya dukung lahan diperoleh dari pembandingan antara ketersediaan lahan (SL) dan kebutuhan lahan (DL). Ketersediaan lahan ditentukan berdasarkan data total produksi aktual setempat dari setiap komoditas di suatu wilayah, dengan menjumlahkan produk dari semua komoditas yang ada di wilayah tersebut. Untuk penjumlahan ini digunakan harga sebagai faktor konversi karena setiap komoditas memiliki satuan yang beragam. Sementara itu, kebutuhan lahan dihitung berdasarkan kebutuhan hidup layak. Dalam kurun waktu lima tahun dari Tahun 2008 sampai Tahun 2012 Status daya dukung lahan di Kabupaten Gianyar dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok : 1) Kelompok pertama adalah kecamatan yang kondisinya dari tahun 2008 sampai dengan Tahun 2012 adalah statusnya defisit Sukawati,

Kecamatan

Blahbatuh,

Kecamatan

adalah Kecamatan

Gianyar,

Kecamatan

Tampaksiring, Kecamatan Ubud. Kecamatan Sukawati, Blahbatuh, dan Gianyar adalah kecamatan yang sebagian wilyahnya berada di daerah pesisir selatan dari Pulau Bali. Sedangkan Kecamatantan Ubud

adalah daerah

bagian tengah dari Kabupaten Gianyar, dan Kecamatan Tampaksiring merupakan daerah bagian utara yang merupakan daerah pegunungan yang merupakan salah satu daerah hulu kabupaten Gianyar, seperti pada Tabel 5.4

74

Tabel 5.4 Status Daya Dukung Lahan Kabupaten Gianyar Kelompok Pertama

Kecamatan

Tahun

Ketersediaan Lahan (Ha)

Kebutuhan Lahan (Ha)

Satatus

Sukawati

2008 2009 2010 2011

7.660,98 9.257,78 8.949,31 8.776,82

15.473 18.679 25.170 26.501

Defisit Defisit Defisit Defisit

Blahbatuh

2012 2008 2009 2010 2011

7.474,91 7.269,91 7.363,74 7.105,86 6.988,03

27.147 12.728 13.336 15.908 17.407

Defisit Defisit Defisit Defisit Defisit

Gianyar

2012 2008 2009 2010 2011

6.394,69 9.525,87 10.309,06 10.263,67 9.863,19

17.862 18.361 19.859 22.222 23.081

Defisit Defisit Defisit Defisit Defisit

Tampaksiring

2012 2008 2009 2010 2011

9.394,12 6.330,52 6.227,41 6.189,98 6.043,02

26.637 10.803 11.619 11.620 12.189

Defisit Defisit Defisit Defisit Defisit

Ubud

2012 2008 2009 2010 2011 2012

6.035,29 5.880,32 5.895,58 5.721,37 5.778,88 5.580,95

12.624 12.133 12.996 12.963 16.295 18.719

Defisit Defisit Defisit Defisit Defisit Defisit

Sumber : lampiran 8 Status daya dukung lahan di lima kecamatan ini statusnya adalah defisit yang diakibatkan oleh tingginya alih fungsi lahan pertanian yang menyebabkan produktivitas pertanian menurun hal ini disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial

75

budaya dan lingkungan hidup. Tuntutan hidup yang tinggi ditambah kecilnya penghasilan sebagai petani menyebabkan banyak pemilik lahan sawah atau petani penggarap yang tergiur untuk beralih mencari pekerjaan di sektor tersier seperti industri pariwisata, industri pengolahan, dan jasa-jasa. Kecamatan Sukawati, Blahbatuh, dan Gianyar penduduknya pada awalnya adalah petani dan di wilayah pesisirnya adalah sebagai nelayan, produksi pertanian dan perikaanan dapat memenuhi kebutuhan hidup dan menjadi mata pencaharian utama masyarakat, namun seiring waktu dengan perkembangan jaman dan merupakan daerah penyangga Kota Denpasar yang merupakan pusat pemerintahan Provinsi Bali tentunya menjadikan daerah tersebut menjadi prioritas pembangunan insfrstruktur jalan yang memerlukan lahan dan yang menjadi korban adalah lahan pertanian produktif. Sebagai contoh adalah pembangunan Jalan Prof. Ida Bagus Mantra yang melintasi Kecamatan Sukawati, Blahbatuh, dan Gianyar, dimana terjadi alih fungsi lahan yang tinggi di sepanjang jalan tersebut, disatu sisi menjadikan wilayah tersebut memiliki nilai ekonomi yang tinggi, disatu sisi lagi ancaman bagi kelangsungan pertanian di daerah tersebut. Sedangkan di Kecamatan Ubud yang sudah sangat terkenal dengan keindahan alam dan budayanya juga pada awalnya penduduk disana mata pencahariannya adalah bertani, namun dengan pesatnya perkembangan pariwisata menjadikan daerah Ubud banyak berdiri sarana akomodasi dan industri sebagai penunjang sektor pariwisata yang

menggunakan lahan pertanian dalm

pendiriannya. Kecamatan Tampaksiring yang merupakan wilayah penunjang

76

pariwisata Ubud, banyak petani yang beralih pekerjaan menjadi pengerajin industri rumah tangga dengan membuat kerajinan dari bahan kayu dan tulang. Dari Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB) berdasarkan harga konstan di 5 kecamatan tersebut dari sektor pertanian pada Tahun 2009 hanya berkontribusi rata-rata 18 sebesar 18 persen, menurun sampai Tahun 2013 menjadi 15 persen, yang tentunya menghawatirkan keberadaan sektor pertanian yang didalamnya terdapat budaya kearifan lokal berupa subak dan tatanannya. Bergesernya pembangunan dari sektor primer ke sektor tersier disebabkan pesatnya perkembangan pariwisata di lima Kecamatan tersebut, dimana banyak penduduk yang bekerja di sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) yang menjadikan sektor PHR mempunyai kontribusi paling besar dalam PDRB kecamatan, dimana pada Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2013 rata-rata berkontribusi sebesar 28,42 persen. Sektor jasa-jasa seperti kantor pemerintahan dan swasta berkembang sangat pesat karena banyak penduduk yang tertarik bekerja di kantoran daripada bekerja sebagai petani, ini dapat dilihat dari kontribusinya di Tahun 2008 rata-rata sebesar 16 persen, meningkat di Tahun 2012 menjadi rata-rata hampir 20 persen. 2) Kelompok ke dua adalah kecamatan yang kondisinya dari tahun 2008 sampai dengan Tahun 2012 adalah pada awalnya surflus, namun dalam kurun waktu lima tahun berubah menjadi defisit. Kelompok ini adalah Kecamatan Tegalalang yang merupakan daerah yang memiliki sawah basah dan sawah kering, seperti pada Tabel 5.5.

77

Tabel 5.5 Status Daya Dukung Lahan Kabupaten Gianyar Kelompok Kedua

Kecamatan Tegallalang

Tahun

Ketersediaan Lahan (Ha)

Kebutuhan Lahan (Ha)

Satatus

2008 2009 2010 2011 2012

11.597,99 10.695,27 11.901,55 11.628,78 11.608,82

9.713 10.679 12.134 12.261 12.700

Surplus Surplus Defisit Defisit Defisit

Sumber : lampiran 8 Wilayah Kecamatan Tegalalang dengan luas tanam padi sekitar 3.500 Ha adalah kecamatan yang penduduknya sebagian besar mata pencahariannya adalah bertani

dimana sebelum Tahun 2010 sebagian produksinya dinikmati oleh

penduduk Gianyar bahkan sampai Denpasar . Ketersediaan lahan masih bisa memenuhi kebutuhan penduduknya, namun setelah Tahun 2009 ketersediaan lahan menurun yang dikarenakan oleh imbas dari perkembangan pariwisata dan berkurangnya minat penduduk, terutama penduduk usia muda yang banyak beralih bekerja di sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Dilihat dari PDRB Kabupaten Gianyar, kontribusi sektor pertanian pada Tahun 2008 adalah yang tertinggi ke dua setelah industri pengolahan sebesar 23,32 persen, namun terus menurun pada Tahun 2012 hanya sebesar 19,49 persen. Sedangkan industri pengolahan sebagai penunjang pariwisata kontribusinya terus meningkat dimana pada Tahun 2008 sebesar 28,84 persen, menjadi 29,55 pada Tahun 2012.

78

3) Kelompok ke tiga kecamatan yang kondisinya dari tahun 2008 sampai dengan Tahun 2012 adalah statusnya surplus, kelompok ini adalah Kecamatan Payangan yang merupakan lumbung pangan Kabupaten Gianyar, seperti pada Tabel 5.6 Tabel 5.6 Status Daya Dukung Lahan Kabupaten Gianyar Kelompok Ketiga Kecamatan Payangan

Tahun

Ketersediaan Lahan (Ha)

Kebutuhan Lahan (Ha)

Satatus

2008 2009 2010 2011 2012

12.188,21 13.114,60 14.319,02 15.016,56 14.663,33

11.983 11.169 12.569 13.101 13.287

Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus

Sumber : lampiran 8 Kecamatan Payangan merupakan daerah yang menjadi sentra pertanian di Kabupaten Gianyar dengan hawa yang dingin menjadikan Kecamatan Payangan seperti daerah Bedugul di Kabupaten Tabanan yang banyak komoditi pertanian lahan kering selain padi yang luas tanamnya sekitar 4.012 Ha. Penduduk daerah ini sebagian besar adalah petani yang menyandarkan hidupnya dari produksi pertanian. Hasil pertanian dari Kecamatan Payangan sampai dijual ke luar kecamatan dan luar kabupaten. Ketersedian lahan masih dapat memenuhi kebutuhan lahan, dimana dari Tahun 2008 sampai Tahun 2012 statusnya adalah surplus. Namun ketersedian lahan semakin tahun semakin berkurang yang diakibatkan dari menurunnya produksi pertanian. Tentu saja ini menjadi perhatian yang serius guna mencari solusi bagaimana agar produksi pertanian menjadi

79

meningkat kembali di tengah alih fungsi lahan yang sudah terjadi di Kecamatan Payangan, dengan maraknya pembangunan akomodasi pariwisata akibat sudah terbatasnya lahan di Kecamatan Ubud.

5.4 Pembahasan Hasil Penelitian 5.4.1 Interpretasi Keadaan Daya Dukung Lahan di Kabupaten Gianyar Daya dukung lahan di Kabupaten Gianyar adalah perbandingan antara ketersediaan lahan dengan lahan yang dibutuhkan oleh penduduk dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti pada Gambar Grafik 5.9 Gambar 5.9 Perbandingan ketersediaan lahan dengan kebutuhan lahan di Kabupaten Gianyar Tahun Data 2008-2012 (Ha)

Sumber : Lampiran 8 Berdasarkan Gambar 5.9 perbandingan ketersediaan lahan dengan kebutuhan lahan di Kabupaten Gianyar dimana pada Tahun 2008 Ketersediaan

80

Lahan luasnya 58,911.52 Ha, berkurang pada Tahun 2012, menjadi 57,682.54 Ha. Kebutuhan Lahan Tahun 2008 sebesar 90,420.67 Ha, bertambah pada Tahun 2012 sebesar 130,473.8 Ha, sehingga kebutuhan lahan lebih tinggi daripada ketersedian lahan. Mantra (1986), mengatakan bahwa, penurunan daya dukung lahan dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang terus meningkat, luas lahan yang semakin berkurang, persentase jumlah petani dan luas lahan yang diperlukan untuk hidup layak. Sedangkan untuk mengatasi penurunan daya dukung lahan menurut Hardjasoemantri (1989) dapat dilakukan antara lain dengan cara : 1). Konversi lahan, yaitu merubah jenis penggunaan lahan ke arah usaha yang lebih menguntungkan tetapi disesuaikan wilayahnya; 2). Intensifikasi lahan, yaitu dalam menggunakan teknologi baru dalam usahatani; 3). Konservasi lahan, yaitu usaha untuk mencegah. Berdasarkan dari total

nilai produksi pertanian Kabupaten Gianyar

Tahun 2009 adalah Rp. 1,722,555,783,350, mengalami penurunan pada Tahun 2013 menjadi Rp. 1,485,763,080,350. Produktivitas beras Tahun 2009 adalah sebesar

4,430.26 Kg/Ha, turun pada Tahun 2013 menjadi

3,893.46

Kg/Ha.

Ketersediaan lahan pada Tahun 2009 adalah sebesar 58,911.52 Ha, mengalami penurunan dimana pada Tahun 2013 ketersediaan lahan sebesar 57,818.95 Ha, hal ini disebaban karena produdksi pertanian menurun dan alih funsi lahan yang terus meningkat. Penduduk Kabupaten Gianyar pada Tahun 2009 adalah 400,587 jiwa, mengalami peningkatan pesat dimana pada Tahun 2013 menjadi 510,300 jiwa.

81

Luas lahan untuk hidup layak per penduduk Tahun 2009 adalah

0.23 Ha,

meningkat pada Tahun 2013 menjadi 0,26 Ha. Sekretaris Daerah Provinsi Bali dalam Peringatan Hari Pangan Sedunia, pada Tanggal 29 Oktober 2014, bertempat di Pura Samuan Tiga Gianyar, dalam kutipan sambutan menyatakan “Alih fungsi lahan pertnian yang tidak bisa dihindari sebagai akibat perkembangan pariwisata dan pertambahan penduduk yang memanfaatkan lahan pertanian untuk pembangunan usaha pariwisata maupun perumahan. Karena itu, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang perlindungan lahan tanaman pangan berkelanjutan bisa mengerem alih fungsi lahan. Dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 ini, pemerintah telah menetapkan sanksi yang tegas bagi pelaku yang mengalihfungsikan lahan pertanian tanaman pangan. Ancaman hukuman mencapai 5 tahun dengan denda Rp 1 Miliar. Apabila pejabat juga ikut terlibat dalam alih fungsi lahan pertanian tanaman pangan itu akan ditambah sanksi hukuman dan dendanya sepertiga. ”Misalnya ancaman hukuman 5 tahun ditambah 1,5 tahun menjadi 6,5 tahun. Teknis pelaksanaannya nanti akan diatur Peraturan Pemerintah (PP), UndangUndang Nomor 4 Tahun 2009 ini akan dilengkapi PP tentang insentif kepada petani yang tetap melestarikan pengurangan PBB, PP cadangan lahan pertanian tanaman pangan, sistem informasi dan pembiayaan”. Di Kabupaten Gianyar, ketersedian lahan pada Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2014 lebih kecil dari kebutuhan lahan dari Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2013, sehingga status daya dukung lahan dan daya dukung lingkungan adalah defisit, hal ini disebabkan oleh menurunnya produksi pertanian dan tingginya alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Gianyar, yang bisa dilihat pada Tabel 5.7

82

Tabel 5.7 Status Daya Dukung Lahan, PDRB Perkapita dan Kontribusi PDRB Pertanian Kabupaten Gianyar Tahun 2008-2012 No

1 2

Komponen

Ketersedian Lahan Kebutuhan Lahan

Simbol

Satuan

SL

Ha

DL

Ha

3

PDRB Perkapita

Rp

4

PDRB Pertanian

%

Ketersediaan Lahan

Surplus = SL>DL Defisit = SL
Nilai 2008

2009

61.028,35

60.550,72

61.438,18

61.541,33

58.928,67

92.585,48

98.082,32

118.734,01

125.303,85

133.660,89

77.061.579

98.878.878

105.142.620

117.308.191

122.461.000

18,33

17,61

16,86

16,27

15,42

Defisit

Defisit

2010

Defisit

2011

Defisit

2012

Defisit

Sumber : Lampiran 8 Dari penelitian sebelumnya juga mendapatkan hasil yang sama dengan hasil penelitian ini. Diah Meliani (2013) dengan judul penelitiannya “Daya Dukung Lingkungan Kecamatan Rasau Jaya Berdasarkan Ketersediaan Dan Kebutuhan Lahan,” menjelaskan bahwa hasil dari penelitian ini didapatkan status daya dukung lahan defisit, di mana ketersediaan lahan lebih kecil dibandingkan dengan kebutuhan lahan. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan penduduk yang sangat pesat yang membutuhkan lahan sebagai tempat tinggal dan kegiatan selain pertanian yang menunjang aktivitas manusia guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Pendapatan perkapita yang menjadi indikator penentu keberhasilan pembangunan ekonomi dapat dapat di proxy- kan lewat PDRB per Kapita. PDRB perkapita diperoleh dari nilai PDRB dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun. Analisa atas dasar harga berlaku berguna bagi penelitian keadaan jangka pendek.

83

karena selain disebabkan oleh faktor perubahan volume produksi barang dan jasa itu sendiri, juga faktor harga sangat berpengaruh. Penyajian nilai absolut PDRB baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan bertujuan untuk mengetahui perkembangan sebelum dan sesudah pengaruh harga diperhitungkan. Akan tetapi berbeda halnya dengan analisa atas dasar harga konstan dimana faktor harga sudah tidak di perhitungkan lagi. Artinya analisa PDRB atas dasar harga konstan mencerminkan kuantum produksi atau perkembangan produktivitas secara nyata pada tahun berjalan. Perkembangan PDRB Perkapita atas dasar Harga konstan (ADHK) Selama kurun waktu lima tahun Kabupaten Gianyar memperlihatkan PDRB Perkapita setiap tahunnya mengalami peningkatan, dimana PDRB Perkapita Kecamatan Ubud menunjukkan pendapatan perkapita tertinggi selama lima tahun dari Tahun 2008 sebesar Rp. 17.968.718, sampai Tahun 2012 mengalami peningkatan setiap tahunnya sebesar Rp. 33.008.000. Sedangkan kecamatan yang pendapatan perkapitanya paling kecil adalah Kecamatan Blahbatuh, dimana Tahun 2008 sebesar Rp. 8.351.389, sampai Tahun 2012 sebesar Rp. 12.078.000. Dari sisi Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB) berdasarkan harga konstan di Kabupaten Gianyar

pada Tahun 2009, sektor PHR mempunyai

kontribusi paling tinggi dari Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2013 rata-rata sebesar 30 persen, diikuti oleh sektor industi pengolahan rata-rata sebesar 18 persen.

84

Sektor pertanian meempati urutan ke tiga dalam kontribusi PDRB, dimana pada Tahun 2009 sebesar 18,33 namun kontribusinya semakin tahun terus menurun sampai pada Tahun 2013 sebesar 15,42 persen. Hal ini perlu mendapat perhatian yang serius dalam usaha meningkatkan produktifitas pertanian yang semakin terjepit oleh perkembangan sektor tersier dan semakin berkurangnya minat masyarakat yang bekerja di sektor pertanian, seperti pada Gambar 5.10

Gambar 5.10 Distribusi PDRB Kabupaten Gianyar Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2012 (%)

Sumber : BPS Kabupaten Gianyar, 2013

85

5.4.2 Interpretasi Daya Dukung Lahan terhadap PDRB Sektor Pertanian dan Kontribusi PDRB Sektor Pertanian di Kabupaten Gianyar. Daya dukung lahan di Kabupaten Gianyar yang semakin tahun semakin berkurang yang diakibatkan oleh meningkatnya kebutuhan akan lahan yang digunakan untuk sektor tersier yang berpengaruh terhadap PDRB Sektor Pertanian di Kabupaten Gianyar. PDRB Sektor Pertanian di Kabupaten Gianyar tidak sama jumlahnya di setiap kecamatan , ini disebabkan oleh produksi pertanian yang terus menurun. Jumlah petani yang menggarap lahan pertanian juga semakin tahun semakin berkurang, akibatnya banyaknya petani yang beralih ke sektor tersier dan menganggap pertanian tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan hidupnya, ini dapat dilihat pada pada Tabel 5.8 Tabel 5.8

Model Summary Pengaruh Daya Dukung Lahan terhadap PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Gianyar

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

.698a

.487

.472

6.11619

a. Predictors: (Constant), Daya Dukung Lahan Sumber : Lampiran 9 Berdasarkan analisis yang ditampilkan pada Tabel 5.8 memperlihatkan bahwa korelasi parsial antara daya dukung lahan dengan PDRB sektor pertanian mendapatkan nilai r hitung sebesar 0,698. Nilai ini tergolong kuat dan memiliki nilai positif, sehingga dapat dikatakan pola hubungan antara daya dukung lahan dengan PDRB Sektor Pertanian adalah searah. Artinya, semakin besar daya

86

dukung lahan maka semakin meningkat PDRB Sektor Pertanian, begitu pula sebaliknya. R Squre menunjukkan daya dukung lahan memiliki pengaruh sebesar 0,487 persen menaikkan PDRB sektor Pertanian di Kabupaten Gianyar. Menurunnya PDRB Sektor Pertanian di Kabupaten Gianyar diakibatkan salah satunya adalah semakin menurunnya daya dukung lahan pertanian yang mengakibatkan turunnya produksi pertanian . Semakin sedikit orang yang bekerja pada sektor pertanian dan semakin banyak penduduk di Kabupaten Gianyar yang beralih bekerja di sektor perdagangan, hotel dan restoran, maupun sektor jasa dan industri pengolahan. Berikut kutipan sambutan Bupati Gianyar dalam dalam Peringatan Hari Pangan Sedunia, pada Tanggal 29 Oktober 2014, bertempat di Pura Samuan Tiga Bedulu Gianyar. “Upaya mewujudkan swsembada pangan di masa datang menghadapi berbagai kendala antara lain peningkatan jumlah penduduk dan alih fungsi lahan. Di Gianyar sendiri alih fungsi lahan maupun alih kepemilikan tanah oleh masyarakat ke pemilik modal asing terjadi karena faktor ekonomi masyarakat setempat, selain disebabkan warga yang melepaskan lahannya, sektor industri juga menjadi salah satu faktor yang dianggap memiliki andil besar dalam alih lahan di Bali. Sektor industri telah menyebabkam banyak lahan pertanian strategis berubah menjadi pabrik dan sarana pendukung pariwisata.Untuk menanggulangi kendala tersebut dibutuhkan regulasi menyangkut perlindungan lahan pertanian, pemanfaatan teknologi dan partisipasi masyarakat dalam pelestarian lahan pertanian. Pemerintah Kabupaten Gianyar telah mendorong masyarakat tani untuk memproduksi bahan pangan pokok maupun sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat”. Persoalan alih fungsi lahan yng tinggi sangat berpengaruh pada daya dukung lahan, lahan yang produktif banyak yang beralih peruntukannya, penataan ruang yang

tidak sesuai dengan peruntukannya. Kondisi ini sangat

87

memprihatinkan dan menghawatirkan apabila tidak diambil suatu kebijakan untuk mencari akar permasalahan yang dapat menjadi suatu kajian yang dapat menangani persoalan alih fungsi lahan yang semakin tinggi. PDRB Sektor pertanian di seluruh kecamatan di Kabupaten Gianyar mengalami penurunan, seperti pada Tabel 5.9 Tabel 5.9 Coefficients Pengaruh Daya Dukung Lahan terhadap PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Gianyar Unstandardized Coefficients Model 1

B

(Constant)

Std. Error

Standardized Coefficients Beta

t

52708.545 4728.91 1

Daya Dukung Lahan 2.979 .510 a. Dependent Variable: PDRB Sektor Pertanian

.713

Sig.

11.146

.000

5.844

.000

Sumber : Lampiran 9 Tabel 5.8

menunjukkan menunjukkan koefisien regresi dimana

peningkatan sebesar satu hektar daya dukung lahan akan menaikkan PDRB Sektor Pertanian di Kabupaten Gianyar sebesar Rp. 2.979.000,-. Hasil uji t diperoleh t hitung sebesar 5.844, sedangkan statistik tabel diperoleh dari Tabel t (terlampir) sebesar 1,697. Artinya t hitung > t tabel ( 5.844 > 1,697, Sig 0.000 lebih kecil dari alpha 0.691. Sehinga diperoleh kesimpulan bahwa daya dukung lahan berpengaruh posiif dan signifikan terhadap PDRB Sektor pertanian. Sektor Pertanian yang awalnya merupakan mata pencaharian penduduk Kabupaten Gianyar yang dapat memenuhi semua kebutuhan hidup suatu keluarga, namun seiring perkembangan jaman dengan

88

keindahan alam Pulau Bali khususnya di Kabupaten Gianyar dan keunikan budaya, membuat sektor pariwisata sangat pesat perkembangannya yang berimbas pada perubahan mata pencaharian sebagian penduduk yang tertarik bekerja di sektor pariwisata. Penunjang sektor pariwisata juga meningkat pesat seperti hotel da restoran, perkantoran dan industri yang memerlukan lahan yang sangat banyak. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh sebagian penduduk untuk menjual tanahnya dengan alasan bahwa sektor pertanian tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga, tentu saja membuat produksi pertanian semakin menurun yang mengakibatkan kontribusi sektor pertanian dalam PDRB Kabupaten Gianyar semakin tahun semakin berkurang, seperti pada Tabel 5.10 Tabel 5.10 Model Summary Pengaruh Daya Dukung Lahan terhadap Kontribusi PDRB Sektor Pertanian di Kabupaten Gianyar. Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

.462a

.214

.190

12182.76660

a. Predictors: (Constant), Daya Dukung Lahan Sumber : Lampiran 9 Berdasarkan analisis pada Tabel 5.8 menunjukkan bahwa korelasi parsial antara daya dukung lahan dengan PDRB sektor pertanian mendapatkan nilai r hitung sebesar 0,462. Nilai ini memiliki nilai positif, sehingga dapat dikatakan pola hubungan antara daya dukung lahan dengan kontribusi PDRB Sektor Pertanian adalah searah. Artinya, semakin besar daya dukung lahan maka semakin tinggi kontribusi PDRB Sektor Pertanian, begitu pula sebaliknya, semakin kecil

89

daya dukung lahan maka semakin turun rasio kontribusi PDRB sektor pertanian. R Squre menunjukkan daya dukung lahan memiliki pengaruh sebesar 0,214 persen menaikkan kontribusi PDRB sektor Pertanian di Kabupaten Gianyar. Berkurangnya lahan pertanian setiap tahunnya berpengaruh terhadap produksi pertanian yang berakibat semakin berkurangnya minat petani untuk menggarap lahan pertaniannya, karena dianggap sudah tidak bisa lagi sebagai penopang hidup petani. Apabila lahan pertanin dapat ditingkatkan akan dapat meningkatkan kontribusi PDRB sektor pertanian, hal ini bisa dilihat pada Koefisien Regresi menunjukkan dimana peningkatan sebesar satu hektar daya dukung lahan akan meningkatkan rasio kontribusi PDRB Sektor Pertanian di Kabupaten Gianyar sebesar 2,225 persen seperti pada Tabel 5.11 Tabel 5.11 Analisis Regresi Coefficients Pengaruh Daya Dukung Lahan terhadap Kontribusi PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Gianyar Unstandardized Coefficients Model 1

(Constant)

B

Std. Error

Standardized Coefficients Beta

60022.690 6892.880

Daya Dukung Lahan 2.225 .743 a. Dependent Variable: Kontribusi PDRB Sektor Pertanian Sumber : Lampiran 9

t

Sig.

8.708

.000

.462 2.994

.005

Tabel 5.11 menunjukkan Hasil uji t diperoleh t hitung sebesar 2.994, sedangkan statistik tabel diperoleh dari Tabel t (terlampir) sebesar 1,697. Artinya t hitung > t tabel ( 2.994 > 1,697), Sehinga diperoleh kesimpulan bahwa daya dukung lahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB Perkapita. Analisis daya dukung lahan ini sesuai dengan teori malthus yang menyebutkan populasi manusia bertambah lebih cepat daripada produksi

90

makanan, sehingga menyebabkan manusia bersaing satu sama lain untuk memperebutkan makanan dan menjadikan perbuatan amal sia-sia. Analisis-analisis

pemikiran

malthus

adalah

sebagai

berikut:

Keseimbangan penduduk dengan daya dukung dan daya tampung sudah dipersoalkan sejak dahulu oleh para filosof Cina, Yunani dan Arab, seperti Confucius, Plato, Aristoteles maupun Kalden. Bencana kelaparan (famine), dan kematian langsung dikaitkan dengan faktor ketidak-seimbangan jumlah penduduk dengan potensi lingkungan alam, khusus penyediaan bahan makanan. Teori Malthus jelas menekankan tentang pentingnya keseimbangan pertambahan jumlah penduduk menurut deret ukur terhadap persediaan bahan makanan menurut deret hitung. Teori Malthus tersebut sebetulnya sudah mempersoalkan daya dukung lingkungan dan daya tampung lingkungan. Tanah sebagai suatu komponen lingkungan alam tidak mampu menyediakan hasil pertanian untuk mencukupi kebutuhan jumlah penduduk yang terus bertambah dan makin banyak. Daya dukung tanah sebagai komponen lingkungan menurun, karena beban manusia yang makin banyak. Jumlah penduduk yang terus bertambah mencerminkan pula makin padat jumlah penduduk setiap 1 km2, dapat mempercepat eksploitasi sumberndaya alam dan mempersempit persediaan lahan hunian dan lahan pakai. Dengan kata lain jumlah penduduk yang terus bertambah dan makin padat sangat mengganggu daya dukung dan daya tampung lingkungan.

91

5.7 Keterbatasan Penelitian

Penelitian tentang daya dukung lahan merupakan penelitian yang perlu untuk dikembangkan melihat pertumbuhan penduduk yang terus bertambah sedangkan lahan dan produksi pertanian cenderung terus menurun, hal ini perlu mendapat perhatian bersama kedepannya untuk menjaga keseimbangan daya dukung lahan dan daya tampung lingkungan pada kapasitas penyediaan sumber daya alam, terutama berkaitan dengan kemampuan lahan serta ketersediaan dan kebutuhan akan lahan dalam suatu ruang/wilayah. Dalam penelitian ini adanya keterbatasan yang dimiliki peneliti baik dari kelengkapan data, waktu, tenaga, maupun biaya.

92

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan Penelitian daya dukung lahan berdasarkan total nilai produksi pertanian di Kabupaten Gianyar menghasilkan beberapa kesimpulan antara lain : 1) Status daya dukung lahan di Kabupaten Gianyar adalah defisit, sedangkan daya dukung kecamatan dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu : a. Kecamatan yang kondisi daya dukung lahan dari tahun 2008 sampai dengan Tahun 2012 adalah statusnya defisit

yaitu

Kecamatan Sukawati, Kecamatan Blahbatuh, Kecamatan Gianyar, Kecamatan Tampaksiring, dan Kecamatan Ubud. b. Kecamatan yang kondisi daya dukung lahan dari tahun 2008 sampai dengan Tahun 2012 yang pada awal statusnya surflus, namun dalam kurun waktu lima tahun berubah menjadi defisit, yaitu Kecamatan Tegallalang c. Kecamatan yang kondisi daya dukung lahan dari tahun 2008 sampai dengan Tahun 2012 adalah statusnya surflus

yaitu

Kecamatan Payangan, hal in disebabkan oleh kondisi wilayah yang masih mengandalkan sektor pertanian dan kondisi masyarakat yang masih menggantungkan mata pencahariannya sebagai petani.

93

2) Pengaruh daya dukung lahan terhadap PDRB Sektor Pertanian dan terhadap kontribusi PDRB Sektor Pertanian di Kabupaten Gianyar berpengaruh positif. Apabila daya dukung lahan meningkat maka akan meningkatkan PDRB Sektor Pertanian dan kontribusi PDRB Sektor Pertanian. Begitupun sebaliknya apabila daya dukung lahan menurun maka akan menurunkan PDRB Sektor Pertanian dan kontribusi PDRB sektor Pertanian di Kabupaten Gianyar.

6.2 Saran Meningkatnya kebutuhan lahan di Kabupaten Gianyar memerlukan perhatian yang serius guna menjaga keberlangsungan sektor pertanian, keseimbangan lingkungan dan keberlangsungan hidup ekosistem didalamnya sehingga dalam penelitian ini. Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Pemerintah Kabupaten Gianyar Dalam pembuatan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Gianyar hendaknya betul betul menjaga kawasan pertanian yang merupakan budaya kearifan lokal dengan berlandaskan Tri Hita Karana. 2) Pembangunan pertanian di Kabupten Gianyar hendaknya dilaksanakan dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk bekerja di sektor pertanian, sedangkan pemerintah daerah berperan dalam memfasilitasi dan memberdayakan petani dengan mensubsidi pajak lahan pertanian, subsidi benih, dan subsidi pupuk.

94

3) Melaksanakan penyuluhan dan pelatihan teknologi tepat guna kepada petani untuk mendapatkan produksi yang tinggi dan kualitas yang unggul. 4) Sosialisasi dan pengawasan program pembangunan ekonomi yang berwawasan

lingkungan

agar

terus

dilaksanakan

untuk

keberlangsungan sektor pertanian dimasa yang akan datang.

mejaga

95

DAFTAR PUSTAKA Asdak, Chay. 2005. Daya Dukung Sumber Daya Air dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang. Open Environmental Forum : Daya Dukung Lingkungan. Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Jakarta Kartodihardjo, Hariadi, et. al. 2006. Daya Dukung Pulau Jawa. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Jakarta Kementrian Negara Lingkungan Hidup. 2009. Permen LH No.17 Tahun 2009 Tentang : Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup dalam Penaatan Ruang Wilayah. Jakarta Prastowo, et. al. 2006. Kajian Daya Dukung Lingkungan DAS Siak. Kementerian Negara Lingkungan Hidup dan Institut Pertanian Bogor. Jakarta Suyono, et. al. 2006. Kajian Daya Dukung Lingkungan DAS Babon. Kementerian Negara Lingkungan Hidup dan Universitas Gajah Mada. Jakarta. Lenzen M., Murray SA. 2003. The Ecological Footprint – Issues and Trends. Sydney : The University of Sydney. Hardjowigeno S., Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tata Guna Lahan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Ida Bagoes Mantra, 1986. Pengantar Studi Demografi, Nur CaHaya, Yogyakarta. Hardjasoemantri, 1989. Hukum Tata Lingkungan. Edisi Ke-empat, Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta. Notohadiprawiro, 1987, Tanah, Tata Guna Lahan dan Tata Ruang Dalam Analisis Dampak Lingkungan, Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta. Suhardjo dan Tukiran, 1990. Studi Literatur Konsep yang Sudah ada Mengenai Daya Tampung Wilayah. Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Jakarta.

96

Soerjani, 1987. Lingkungan: Sumberdaya Alam, Kependudukan, dalam Pembangunan, Universitas Indonesia Press, Jakarta. Khadiyanto, Parfi. 2005. Tata Ruang Berbasis pada Kesesuaian Lahan. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Kodoatie, Robert J. Dan Roestam Sjarief, 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu, Yogyakarta, Penerbit ANDI. Kooten, G. Cornelis. 1984. Land Resource Economics And Sustainable Development. UCSA, Vancouver. Panayotou, T. 1994. Economy and Ecology in Sustainable Development. SPES Foundation (ed)Economy and Ecology. Jakarta: Gramedia. Reksohadipradjo, Sukanto dan Pradono. 1998. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Energi. BPFE. Yogyakarta. Sitorus, Santun R.P. 1998. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Bandung.

Penerbit TARSITO

Soemarwoto, Otto. 2000. Analisa Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gadjahmada University Press. Soerjani, dkk. 1987. Lingkungan, Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Yogyakarta.

BPFE.

Sunu, Pramudya. 2001. Melindungi Lingkungan Dengan Menerapkan ISO 14001. PT. Gramedia Widiasarana. Jakarta. Suripin. 2002. Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Penerbit ANDI Yogyakarta. Vicy R.B. Moniaga. 2005, Analisis Daya Dukung Lahan Pertanian (studi kasus Kabupaten MinaHasa Tahun 2004) Universitas Brawijaya Malang.

97

Dina Fitrhriah. 2011. Perubahan Penggunaan Lahan dan Pengaruh terhadap Daya Dukung Lingkungan untuk Mendukung Perencanaan Penata Ruang.IPB Bogor Diah Meliani. 2013. Daya Dukung Lingkungan Kecamatan Rasau Jaya Berdasarkan Ketersedian dan Kebutuhan Lahan.Universitas Tanjungpura. Harry Coccossis. 2000. Defining, Measuring And Evaluating Carrying Capacity In European Tourism Destinations, Final Report, B4-3040/ 2000/ 294577/MAR/D2. M. El-Sherbiny, F. Salem And N. El-Hefnawy. 1983. Optimum Design Of Hydrostatic Journal Bearings Part I: Maximum Load Capacity, Jour/wI oj ElIf,:incering IIlId Applied Sciences. Vol. 2, pp, 155-170, 1983. Carrie J. Byron. 2013. Carrying capacity tools for use in the implementation of an ecosystems approach to aquaculture. Gulf of Maine Research Institute, 350 Commercial Street, Portland, ME 04101. United States of America. Russell Hopfenberg. 2003. Human Carrying Capacity Is Determined by Food Availability, Duke University Masoumeh Amiry Lagmoj, Dr. Abdolkarim Keshacarz Shokry, Dr. Seyed Armin Hashemi, Dr. Hasam Karim Zadegan. Defining the Ecotourism Carrying Capacity of Langeroud City (Case Study: Khorma Forest), Greener Journal of Social Sciences ISSN: 2276-7800 Vol. 3 (9), pp. 447-457, November 2013. Giuseppe Ruggiero,1 Giuseppe Verdiani,1 Stefano Dal Sasso2. 2012. Evaluation of carrying capacity and territorial environmental sustainability. Department of Agro-Environmental Sciences (DISAAT), University of Bari, Italy. Eni, Devalsam Imoke, Oko, Comfort and Oka, Peter Onen. 2013. Evaluation of soil bearing capacities and its implication for foundation compatibility in Calabar, Nigeria. Department of Geography and Environmental Science, University of Calabar Calabar, Nigeria.

98

Amnon Levy. 2009. Implications of Changing Environmental Concerns and Carrying Capacity for Humankind Survival. School of Economics University of Wollongong Wollongong, NSW 2522 Australia. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang perlindungan lahan tanaman pangan berkelanjutan Permen PU No.06/PRT/M/2009. Tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan. Permen LH No. 17 Tahun 2009. Tentang Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup dalam Penataan Ruang Wilayah. Arie Agustina Fitriani. 2005. Analisis Daya Dukung Lahan Pertanian Dan Tekanan Penduduk (Studi Kasus Kabupaten Propinsi Jawa Timur Tahun 2003). Universitas Sebelas Maret Surakarta. I Wayan Susanto, M. Ruslin Anwar , Soemarno . 2013. Analisis Daya Dukung Lingkungan Sektor Pertanian Berbasis Produktivitas Di Kabupaten Bangli. Universitas Brawijaya. Budi Hartono. 2012. Peran Daya Dukung Wilayah Terhadap Pengembangan Usaha Peternakan Sapi Madura. Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 13, Nomor 2, Desember 2012, hlm.316-326. Universitas Brawijaya. Faturochman, Ambar Widaningrum. 1993. Konsep Dan Indikator Daya Tampung Sosial. Universitas Gadjah Mada. Ayu Feby Sarita, I Wayan Windia, I Wayan Sudarta. 2013. Persepsi Petani terhadap Penetapan Subak sebagai Warisan Budaya Dunia (Studi Kasus Subak Pulagan Kawasan Kecamatan Tampaksiring Kabupaten Gianyar), E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol. 2, No. 4, Oktober 2013. Nuhfil Hanani. 2012. Strategi Pencapain Ketahanan Pangaan Keluarga, E-Journal konomi Pertanian, IPB

99

Suryanto. 2009. Mampukah PDB Hijau Mengakomodasi Degradasi Lingkungan Dan Kesejahteraan Masyarakat, Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 10, Nomor 1, April 2009: 99 ‐ 109, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Y. N. Tian and H. Q. 2012. Wang Progress of Resources and Environmental Carrying Capacity, Journal of Clean Energy Technologies, Vol. 1, No. 2, April 2013. Xilian Wang. 2012. Research Review of the Ecological Carrying Capacity, College of Management, Xi'an University of Science and Technology, Xi’an 710054, China. Sudanti Budihardj, Sudharto P. Hadi , Sutikno Sutikn, Purwanto Purwanto, The Ecological Footprint Analysis for Assessing Carrying Capacity of Industrial Zone in Semarang, Published Online June 2013 (http://www.scirp.org/journal/jhrss) Chang Yi Wang. 2012. Theory of the Ultimate Bearing Capacity Calculation, Penglai City Land Resources Bureau, Shandong Province, China, www.ccsenet.org/esr Earth Science Research Vol. 1, No. 1; February 2012. Dr. Ir. A. Hermanto Dardak, M.Sc. 2005. Pemanfaatan Lahan Berbasis Rencana Tata Ruang Sebagai Upaya Perwujudan Ruang Hidup Yang Nyaman, Produktif, Dan Berkelanjutan, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, 10 Desember 2005. Sudarmadji. 2007. Pembangunan Berkelanjutan, Lingkungan Hidup Dan Otonomi Daerah, Seminar Nasional Dies Ugm Ke-58 Pembangunan Wilayah Berbasis Lingkungan Di Indonesia Di Yogyakarta, Tanggal 27 Oktober 2007. Euis Sunarti dan Ali Khomsan. 2007. Kesejahteraan Keluarga Petani Mengapa Sulit Diwujudkan.

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN TOTAL NILAI PRODUKSI (Untuk menghitung Ketersediaan Lahan) Wilayah : Kecamatan Sukawati Tahun Data : Tahun 2008-2012

Produksi Beras adalah (Produksi Padi) x (Nilai Rendemen 0.6) Produksi Padi Produksi Beras No. Komoditas (Kg) (Kg) 1 Padi Sawah 2 Padi Ladang Jumlah

-

2009 No.

Komoditas

1 Padi dan Palawija Beras dari Padi Sawah

2010

2011

2012

2013

Harga Satuan

Produksi

Nilai Produksi

Produksi

Nilai Produksi

Produksi

Nilai Produksi

Produksi

Nilai Produksi

Produksi

Nilai Produksi

(Hi) Rp/Kg

(Pi) Kg

(Pi x Hi) Rp

(Pi) Kg

(Pi x Hi) Rp

(Pi) Kg

(Pi x Hi) Rp

(Pi) Kg

(Pi x Hi) Rp

(Pi) Kg

(Pi x Hi) Rp

6.600,00

Beras dari Padi Ladang

6.600,00

Jagung

2.500,00

Ubi jalar/ketela rambat Ubi kayu/ketela pohon

21.659.076,00

142.949.901.600,00 -

2.819.000,00

7.047.500.000,00

3.900,00

802.840,00

3.131.076.000,00

4.900,00

1.276.100,00

6.252.890.000,00

Kacang Tanah

12.000,00

255.700,00

3.068.400.000,00

Kacang Kedele Kacang Hijau

10.000,00 12.000,00

439.800,00

4.398.000.000,00

22.199.076,00

2.809.000,00 801.840,00 1.256.100,00 255.700,00 439.900,00

146.513.901.600,00 7.022.500.000,00

22.199.076,00 -

146.513.901.600,00 -

2.809.250,00

7.023.125.000,00

3.127.176.000,00

800.840,00

6.154.890.000,00

1.256.650,00

3.068.400.000,00 4.399.000.000,00

21.161.076,00 -

139.663.101.600,00 -

1.167.900,00

2.919.750.000,00

3.123.276.000,00

880.840,00

6.157.585.000,00

1.386.650,00

255.200,00

3.062.400.000,00

439.700,00

4.397.000.000,00

20.805.264,00 -

137.314.742.400,00 -

1.167.830,00

2.919.575.000,00

3.435.276.000,00

880.690,00

3.434.691.000,00

6.794.585.000,00

1.386.580,00

6.794.242.000,00

242.200,00

2.906.400.000,00

221.160,00

2.653.920.000,00

409.700,00

4.097.000.000,00

409.530,00

4.095.300.000,00

2 Buah-buahan

2.160.000.000,00

320.000,00

960.000.000,00

26.075.000.000,00

3.725.000,00

26.075.000.000,00

550.000.000,00

19.000,00 175.800,00 631.000,00 345.800,00 21.000,00 517.000,00 720.000,00 3.725.000,00 30.600,00 56.000,00 2.600,00 3.600,00 5.700,00 50.500,00 110.500,00

21.150.000,00

4.700,00

Alpokat

5.200,00

19.500,00

101.400.000,00

Mangga

3.000,00

175.900,00

527.700.000,00

Rambutan

2.500,00

633.000,00

1.582.500.000,00

Jambu biji

3.500,00

345.900,00

1.210.650.000,00

Jambu air

2.000,00

22.000,00

44.000.000,00

Sawo

5.900,00

5.900,00

3.053.250.000,00

Pepaya

3.000,00

920.000,00

2.760.000.000,00

Pisang

7.000,00

3.755.000,00

26.285.000.000,00

Nanas

3.000,00

31.600,00

94.800.000,00

Belimbing

2.000,00

56.000,00

112.000.000,00

Sirsak

2.000,00

2.600,00

5.200.000,00

Jeruk Besar

4.000,00

3.800,00

15.200.000,00

Jeruk siam

5.000,00

5.800,00

29.000.000,00

Melon

4.000,00

50.000,00

200.000.000,00

Semangka

5.000,00

110.000,00

4.500,00

4.700,00

98.800.000,00

18.900,00

98.280.000,00

18.700,00

97.240.000,00

14.600,00

75.920.000,00

527.400.000,00

175.600,00

526.800.000,00

175.000,00

525.000.000,00

171.000,00

513.000.000,00

1.577.500.000,00

630.000,00

1.575.000.000,00

629.000,00

1.572.500.000,00

115.000,00

287.500.000,00

1.210.300.000,00

34.500,00

120.750.000,00

33.700,00

117.950.000,00

36.800,00

128.800.000,00

42.000.000,00

20.800,00

41.600.000,00

20.200,00

40.400.000,00

19.100,00

38.200.000,00

3.050.300.000,00

517.000,00

3.050.300.000,00

517.000,00

3.050.300.000,00

515.000,00

3.038.500.000,00

190.000,00

570.000.000,00

189.000,00

567.000.000,00

3.625.000,00

25.375.000.000,00

333.000,00

2.331.000.000,00

91.800.000,00

30.600,00

91.800.000,00

30.000,00

90.000.000,00

2.500,00

7.500.000,00

112.000.000,00

56.700,00

113.400.000,00

56.700,00

113.400.000,00

56.500,00

113.000.000,00

5.200.000,00

2.600,00

5.200.000,00

2.500,00

5.000.000,00

2.500,00

5.000.000,00

14.400.000,00

3.700,00

14.800.000,00

3.000,00

12.000.000,00

2.500,00

10.000.000,00

28.500.000,00

5.500,00

27.500.000,00

4.500,00

22.500.000,00

3.000,00

15.000.000,00

202.000.000,00

50.700,00

202.800.000,00

50.600,00

202.400.000,00

50.000,00

200.000.000,00

552.500.000,00

110.700,00

553.500.000,00

110.000,00

550.000.000,00

100.000,00

500.000.000,00

21.150.000,00

4.650,00

20.925.000,00

4.650,00

20.925.000,00

4.500,00

20.250.000,00

3 Sayur mayur Kc. Panjang Cabe besar/merah Cabe rawit

10.000,00

569.000,00

5.690.000.000,00

Ketimun

1.500,00

308.600,00

462.900.000,00

Kangkung

2.500,00

8.000,00

20.000.000,00

-

568.600,00 308.000,00 8.500,00

-

-

-

5.686.000.000,00

568.600,00

5.686.000.000,00

568.000,00

5.680.000.000,00

567.900,00

5.679.000.000,00

462.000.000,00

308.950,00

463.425.000,00

308.900,00

463.350.000,00

308.500,00

462.750.000,00

21.250.000,00

8.500,00

21.250.000,00

8.400,00

21.000.000,00

7.400,00

18.500.000,00

100

4 Tanaman Perkebunan cengkeh

80.000,00

90,00

7.200.000,00

Kelapa

4.000,00

443.857,00

1.775.428.000,00

20.000,00

314.990,00

6.299.800.000,00

Sapi

22.800,00

626.500,00

14.284.200.000,00

Kambing

36.000,00

3.000,00

108.000.000,00

Babi

18.000,00

1.237.600,00

22.276.800.000,00

Ayam Ras Pedaging

15.300,00

161.250,00

2.467.125.000,00

Ayam Buras

20.000,00

155.850,00

3.117.000.000,00

Itik

30.000,00

46.485,00

1.394.550.000,00

Tembakau

80,00 442.857,00 314.995,00

6.400.000,00

50,00

4.000.000,00

35,00

2.800.000,00

35,00

2.800.000,00

1.771.428.000,00

442.757,00

1.771.028.000,00

442.657,00

1.770.628.000,00

42.600,00

170.400.000,00

6.299.900.000,00

314.900,88

6.298.017.600,00

314.500,88

6.290.017.600,00

31.400,88

628.017.600,00

13.714.200.000,00

576.500,00

13.144.200.000,00

551.500,00

12.574.200.000,00

526.500,00

12.004.200.000,00

108.000.000,00

2.000,00

72.000.000,00

1.100,00

39.600.000,00

1.040,00

37.440.000,00

22.280.580.000,00

1.167.810,00

21.020.580.000,00

1.097.810,00

19.760.580.000,00

1.097.810,00

19.760.580.000,00

2.457.945.000,00

157.650,00

2.412.045.000,00

156.150,00

2.389.095.000,00

124.953,00

1.911.780.900,00

3.120.000.000,00

154.500,00

3.090.000.000,00

150.000,00

3.000.000.000,00

156.039,00

3.120.780.000,00

1.394.910.000,00

46.420,50

1.392.615.000,00

32.920,50

987.615.000,00

29.712,00

891.360.000,00

5 Peternakan

Ikan Tongkol

16.500,00 1.600,00 Total Nilai Produksi = S(Pi x Hi)

26.400.000,00 261.369.020.600,00

601.500,00 3.000,00 1.237.810,00 160.650,00 156.000,00 46.497,00 1.600,00 S(Pi x Hi)

26.400.000,00 263.377.330.600,00

1.750,00 S(Pi x Hi)

28.875.000,00 259.130.103.200,00

1.440,00 S(Pi x Hi)

23.760.000,00 245.159.613.200,00

1.200,00 S(Pi x Hi)

19.800.000,00 209.900.748.900,00

101

PERHITUNGAN DAYA DUKUNG LAHAN Wilayah

: Kecamatan Sukawati

Tahun Data : Tahun 2008 - 2012

KETERSEDIAAN LAHAN FAKTOR Total Nilai Produksi * Harga Beras Total Beras dari Padi Sawah dan Ladang

RUMUS

SATUAN

S(Pi x Hi)

[Rp]

Hb

[Rp/Kg]

Pb

[Kg]

NILAI 2008

2009

2010

2011

2012

261.369.020.600,00

263.377.330.600,00

259.130.103.200,00

245.159.613.200,00

209.900.748.900,00

6.600,00

6.600,00

6.600,00

6.600,00

6.600,00

21.659.076,00

22.199.076,00

22.199.076,00

21.161.076,00

20.805.264,00

Lb

[Ha]

4.190,00

5.150,00

5.060,00

5.000,00

4.890,00

Produkstivitas Beras

Ptvb = Pb/Lb

[Kg/Ha]

5.169,23

4.310,50

4.387,17

4.232,22

4.254,66

Ketersediaan Lahan

SL = (S(Pi x Hi)/Hb) x (1/Ptvb)

[Ha]

7.660,98

9.257,78

8.949,31

8.776,82

7.474,91

Luas Panen Padi

* Nilai ini diperoleh dari perhitungan nilai produksi (sheet: total nilai produksi). KEBUTUHAN LAHAN FAKTOR

2008

2009

2010

2011

2012

RUMUS

SATUAN

N

[Jiwa]

KHLL = 1 ton/Ptvb

[Ha]

0,19

0,23

0,23

0,24

0,24

DL = N x KHLL

[Ha]

15.472,90

18.678,81

25.169,53

26.500,78

27.146,74

RUMUS

SATUAN

Ketersediaan Lahan

SL

[Ha]

7.660,98

9.257,78

8.949,31

8.776,82

7.474,91

Kebutuhan Lahan

DL

[Ha]

15.472,90

18.678,81

25.169,53

26.500,78

27.146,74

Jumlah Penduduk Luas Lahan untuk Hidup Layak

Kebutuhan Lahan

79.983,00

80.515,00

110.423,00

112.157,00

115.500,00

STATUS FAKTOR

Status Daya Dukung Lahan

Surplus Jika SL>DL, Defisit Jika SL
2008

Defisit

2009

Defisit

2010

Defisit

2011

Defisit

2012

Defisit

102

LAMPIRAN 2 PERHITUNGAN TOTAL NILAI PRODUKSI (Untuk menghitung Ketersediaan Lahan) Wilayah : Kecamatan Blahbatuh Tahun Data : Tahun 2008-2012 Produksi Beras adalah (Produksi Padi) x (Nilai Rendemen 0.6) No.

Komoditas

Produksi Padi (Kg)

Produksi Beras (Kg)

1 Padi Sawah 2 Padi Ladang Jumlah

No.

Komoditas

-

Harga Satuan

Produksi

(Hi) Rp/Kg

(Pi) Kg

1 Padi dan Palawija Beras dari Padi Sawah Beras dari Padi Ladang Jagung Ubi jalar/ketela rambat Ubi kayu/ketela pohon Kacang Tanah Kacang Kedele Kacang Hijau

6.600,00 6.600,00 2.400,00 3.900,00 4.900,00 12.000,00 10.000,00 12.000,00

17.696.346,00

2 Buah-buahan Alpokat Mangga Rambutan Duku Durian Jambu biji Jambu air Sawo Pepaya Pisang Nanas Belimbing Nangka Sirsak Sukun Jeruk Besar Jeruk siam Melon Semangka 3 Sayur mayur Kc. Panjang Cabe rawit Ketimun Kangkung Kunyit

2009 Nilai Produksi (Pi x Hi) Rp

Produksi (Pi) Kg 18.148.200,00

262.580,00 435.000,00 23.000,00

116.795.883.600,00 2.135.040.000,00 1.166.100.000,00 3.150.960.000,00 4.350.000.000,00 276.000.000,00

5.200,00 3.000,00 2.500,00 3.000,00 10.000,00 3.500,00 2.000,00 5.950,00 3.000,00 7.000,00 3.000,00 2.000,00 3.600,00 2.000,00 2.000,00 4.000,00 5.000,00 4.000,00 5.000,00

13.900,00 44.400,00 10.500,00 1.500,00 23.000,00 52.600,00 9.950,00 21.700,00 1.575.000,00 1.897.000,00 950,00 564.000,00 91.500,00 500,00 700,00 10.100,00 45.000,00 25.300,00 50.500,00

4.500,00 10.000,00 1.500,00 3.000,00 1.000,00

52.400,00 50.200,00 30.000,00 7.510,00 21.590,00

889.600,00 299.000,00

2010 Nilai Produksi (Pi x Hi) Rp

Produksi (Pi) Kg 17.131.320,00

114.000,00 432.000,00 22.000,00

119.778.120.000,00 2.123.040.000,00 1.095.900.000,00 1.368.000.000,00 4.320.000.000,00 264.000.000,00

72.280.000,00 133.200.000,00 26.250.000,00 4.500.000,00 230.000.000,00 184.100.000,00 19.900.000,00 129.115.000,00 4.725.000.000,00 13.279.000.000,00 2.850.000,00 1.128.000.000,00 329.400.000,00 1.000.000,00 1.400.000,00 40.400.000,00 225.000.000,00 101.200.000,00 252.500.000,00

13.800,00 44.500,00 10.550,00 1.300,00 23.000,00 52.660,00 9.850,00 21.700,00 1.475.000,00 1.807.000,00 920,00 565.000,00 91.000,00 500,00 700,00 10.000,00 45.500,00 25.000,00 50.000,00

235.800.000,00 502.000.000,00 45.000.000,00 22.530.000,00 21.590.000,00

5.200,00 50.200,00 30.100,00 7.500,00 21.590,00

884.600,00 281.000,00

2011 Nilai Produksi (Pi x Hi) Rp

Produksi (Pi) Kg 15.836.562,00

114.300,00 319.000,00 42.000,00

113.066.712.000,00 2.122.968.000,00 1.096.485.000,00 1.371.600.000,00 3.190.000.000,00 504.000.000,00

71.760.000,00 133.500.000,00 26.375.000,00 3.900.000,00 230.000.000,00 184.310.000,00 19.700.000,00 129.115.000,00 4.425.000.000,00 12.649.000.000,00 2.760.000,00 1.130.000.000,00 327.600.000,00 1.000.000,00 1.400.000,00 40.000.000,00 227.500.000,00 100.000.000,00 250.000.000,00

13.700,00 44.500,00 10.300,00 1.500,00 23.500,00 52.720,00 9.550,00 21.700,00 1.468.000,00 1.807.000,00 900,00 565.700,00 90.000,00 500,00 800,00 10.500,00 45.200,00 25.100,00 50.100,00

225.900.000,00 502.000.000,00 45.150.000,00 22.500.000,00 21.590.000,00

5.100,00 50.200,00 30.000,00 7.500,00 21.590,00

884.570,00 281.150,00

2012 Nilai Produksi (Pi x Hi) Rp

Produksi (Pi) Kg

2013 Nilai Produksi (Pi x Hi) Rp

15.646.302,00

100.300,00 257.700,00 40.000,00

104.521.309.200,00 2.120.568.000,00 1.092.585.000,00 1.203.600.000,00 2.577.000.000,00 480.000.000,00

73.100,00 132.260,00 40.000,00

103.265.593.200,00 2.264.568.000,00 1.139.385.000,00 877.200.000,00 1.322.600.000,00 480.000.000,00

71.240.000,00 133.500.000,00 25.750.000,00 4.500.000,00 235.000.000,00 184.520.000,00 19.100.000,00 129.115.000,00 4.404.000.000,00 12.649.000.000,00 2.700.000,00 1.131.400.000,00 324.000.000,00 1.000.000,00 1.600.000,00 42.000.000,00 226.000.000,00 100.400.000,00 250.500.000,00

13.500,00 43.600,00 10.200,00 1.500,00 23.400,00 27.850,00 9.250,00 21.700,00 146.000,00 1.805.000,00 900,00 565.700,00 87.000,00 500,00 800,00 45.760,00 8.200,00 25.010,00 50.000,00

70.200.000,00 130.800.000,00 25.500.000,00 4.500.000,00 234.000.000,00 97.475.000,00 18.500.000,00 129.115.000,00 438.000.000,00 12.635.000.000,00 2.700.000,00 1.131.400.000,00 313.200.000,00 1.000.000,00 1.600.000,00 183.040.000,00 41.000.000,00 100.040.000,00 250.000.000,00

14.500,00 43.600,00 10.300,00 1.400,00 23.500,00 12.700,00 4.000,00 21.700,00 136.000,00 180.000,00 900,00 56.500,00 86.000,00 400,00 800,00 4.560,00 8.200,00 25.000,00 50.000,00

75.400.000,00 130.800.000,00 25.750.000,00 4.200.000,00 235.000.000,00 44.450.000,00 8.000.000,00 129.115.000,00 408.000.000,00 1.260.000.000,00 2.700.000,00 113.000.000,00 309.600.000,00 800.000,00 1.600.000,00 18.240.000,00 41.000.000,00 100.000.000,00 250.000.000,00

22.950.000,00 502.000.000,00 45.000.000,00 22.500.000,00 21.590.000,00

5.000,00 50.000,00 30.000,00 7.500,00 21.500,00

22.500.000,00 500.000.000,00 45.000.000,00 22.500.000,00 21.500.000,00

4.500,00 50.000,00 30.000,00 7.400,00 21.500,00

20.250.000,00 500.000.000,00 45.000.000,00 22.200.000,00 21.500.000,00

883.570,00 280.150,00

943.570,00 292.150,00

103

4 Tanaman Perkebunan cengkeh Kelapa Kakau Panili 5 Peternakan Sapi Kambing Babi Ayam Ras Petelor Ayam Ras Pedaging Ayam Buras Itik Ikan Air Tawar Ikan Tongkol

80.000,00 4.000,00 18.000,00 30.000,00

77.000,00 430.000,00 90.100,00 900,00

22.000,00 1.327.000,00 36.000,00 1.400,00 18.600,00 681.240,00 20.000,00 10.500,00 15.300,00 142.650,00 28.000,00 39.900,00 27.720,00 30.000,00 950,70 12.000,00 13.300,00 16.500,00 Total Nilai Produksi = S(Pi x Hi)

6.160.000.000,00 1.720.000.000,00 1.621.800.000,00 27.000.000,00

29.194.000.000,00 50.400.000,00 12.671.064.000,00 210.000.000,00 2.182.545.000,00 1.117.200.000,00 831.600.000,00 11.408.400,00 219.450.000,00 205.371.607.600,00

75.000,00 429.000,00 90.000,00 700,00

1.302.000,00 1.300,00 611.240,00 10.500,00 139.650,00 39.750,00 27.870,00 907,70 13.000,00 S(Pi x Hi)

6.000.000.000,00 1.716.000.000,00 1.620.000.000,00 21.000.000,00

28.644.000.000,00 46.800.000,00 11.369.064.000,00 210.000.000,00 2.136.645.000,00 1.113.000.000,00 836.100.000,00 10.892.400,00 214.500.000,00 203.229.229.000,00

77.000,00 428.900,00 100.600,00 500,00

1.222.500,00 1.200,00 611.240,00 10.500,00 139.500,00 39.889,50 27.879,00 907,77 13.100,00 S(Pi x Hi)

6.160.000.000,00 1.715.600.000,00 1.810.800.000,00 15.000.000,00

26.895.000.000,00 43.200.000,00 11.369.064.000,00 210.000.000,00 2.134.350.000,00 1.116.906.000,00 836.370.000,00 10.893.252,00 216.150.000,00 194.207.420.000,00

60.000,00 428.780,00 90.600,00 100,00

1.197.500,00 1.200,00 568.120,00 9.000,00 97.500,00 38.389,50 26.379,00 897,77 13.000,00 S(Pi x Hi)

4.800.000.000,00 1.715.120.000,00 1.630.800.000,00 3.000.000,00

26.345.000.000,00 43.200.000,00 10.567.032.000,00 180.000.000,00 1.491.750.000,00 1.074.906.000,00 791.370.000,00 10.773.252,00 214.500.000,00 177.055.810.200,00

66.000,00 420.780,00 90.600,00 100,00

1.187.750,00 1.100,00 490.630,00 9.000,00 97.500,00 38.239,50 23.379,00 890,00 12.500,00 S(Pi x Hi)

5.280.000.000,00 1.683.120.000,00 1.630.800.000,00 3.000.000,00

26.130.500.000,00 39.600.000,00 9.125.718.000,00 180.000.000,00 1.491.750.000,00 1.070.706.000,00 701.370.000,00 10.680.000,00 206.250.000,00 160.452.515.200,00

104

PERHITUNGAN DAYA DUKUNG LAHAN Wilayah

: Kecamatan Blahbatuh

Tahun Data : Tahun 2008 - 2012

KETERSEDIAAN LAHAN FAKTOR Total Nilai Produksi * Harga Beras Total Beras dari Padi Sawah dan Ladang

RUMUS

SATUAN

S(Pi x Hi)

[Rp]

Hb

[Rp/Kg]

Pb

[Kg]

NILAI 2008

2009

2010

2011

2012

205.371.607.600,00

203.229.229.000,00

194.207.420.000,00

177.281.083.452,00

160.669.445.200,00

6.600,00

6.600,00

6.600,00

6.600,00

6.600,00

18.148.200,00

18.148.200,00

17.131.320,00

15.836.562,00

15.646.302,00

Lb

[Ha]

4.240,00

4.340,00

4.137,00

4.120,00

4.110,00

Produkstivitas Beras

Ptvb = Pb/Lb

[Kg/Ha]

4.280,24

4.181,61

4.141,00

3.843,83

3.806,89

Ketersediaan Lahan

SL = (S(Pi x Hi)/Hb) x (1/Ptvb)

[Ha]

7.269,91

7.363,74

7.105,86

6.988,03

6.394,69

Luas Panen Padi

* Nilai ini diperoleh dari perhitungan nilai produksi (sheet: total nilai produksi). KEBUTUHAN LAHAN FAKTOR Jumlah Penduduk Luas Lahan untuk Hidup Layak

Kebutuhan Lahan

2008

2009

2010

2011

2012

RUMUS

SATUAN

N

[Jiwa]

KHLL = 1 ton/Ptvb

[Ha]

0,23

0,24

0,24

0,26

0,26

DL = N x KHLL

[Ha]

12.727,80

13.335,76

15.907,99

17.406,88

17.862,37

RUMUS

SATUAN

SL

[Ha]

7.269,91

7.363,74

7.105,86

6.988,03

6.394,69

DL Surplus Jika SL>DL, Defisit Jika SL
[Ha]

12.727,80

13.335,76

15.907,99

17.406,88

17.862,37

54.478,00

55.765,00

65.875,00

66.909,00

68.000,00

STATUS FAKTOR Ketersediaan Lahan Kebutuhan Lahan Status Daya Dukung Lahan

2008

Defisit

2009

Defisit

2010

Defisit

2011

Defisit

2012

Defisit

105

LAMPIRAN 3 PERHITUNGAN TOTAL NILAI PRODUKSI (Untuk menghitung Ketersediaan Lahan) Wilayah : Kecamatan Gianyar Tahun Data : Tahun 2008-2012 Produksi Beras adalah (Produksi Padi) x (Nilai Rendemen 0.6) Produksi Padi Produksi Beras No. Komoditas (Kg) (Kg) 1 Padi Sawah 2 Padi Ladang Jumlah

2009

No.

Komoditas

1 Padi dan Palawija Beras dari Padi Sawah Jagung Ubi jalar/ketela rambat Ubi kayu/ketela pohon Kacang Tanah Kacang Kedele Kacang Hijau

2010

2013

Nilai Produksi

Produksi

Nilai Produksi

Produksi

Nilai Produksi

Produksi

Nilai Produksi

Produksi

Nilai Produksi

(Hi) Rp/Kg

(Pi) Kg

(Pi x Hi) Rp

(Pi) Kg

(Pi x Hi) Rp

(Pi) Kg

(Pi x Hi) Rp

(Pi) Kg

(Pi x Hi) Rp

(Pi) Kg

(Pi x Hi) Rp

21.483.072,00 25.920,00 410.100,00 1.854.000,00 244.850,00 2.165.000,00 19.850,00

141.788.275.200,00 64.800.000,00 1.599.390.000,00 8.343.000.000,00 2.938.200.000,00 21.650.000.000,00 297.750.000,00

2 Buah-buahan Alpokat Mangga Sawo Pepaya Jeruk siam

5.200,00 3.000,00 5.950,00 3.000,00 5.000,00

2.500,00 1.000,00 2.200,00

3 Sayur mayur Jamur Kangkung Kunyit

8.000,00 3.000,00 3.000,00

18.400,00 7.500,00 21.910,00

17.000,00 80.000,00 4.000,00

3.390,00 8.950,00 60.300,00

18.000,00 30.000,00

10.840,00 797,00

5 Peternakan Sapi Kambing Babi Ayam Ras Petelor Ayam Ras Pedaging Ayam Buras Itik Ikan Air Tawar Ikan Tongkol

2012

Produksi

6.600,00 2.500,00 3.900,00 4.500,00 12.000,00 10.000,00 15.000,00

4 Tanaman Perkebunan Kopi cengkeh Kelapa Tembakau Kakau Panili

2011

Harga Satuan

22.000,00 2.100.250,00 36.000,00 6.660,00 18.600,00 1.071.000,00 20.000,00 84.000,00 15.300,00 297.750,00 28.000,00 59.704,50 6.750,00 30.000,00 550,00 12.000,00 86.100,00 16.500,00 Total Nilai Produksi = S(Pi x Hi)

22.140.000,00 25.920,00 410.020,00 1.855.000,00 244.600,00 2.165.280,00 19.350,00

146.124.000.000,00 64.800.000,00 1.599.078.000,00 8.347.500.000,00 2.935.200.000,00 21.652.800.000,00 290.250.000,00

13.000.000,00 3.000.000,00 13.090.000,00 -

147.200.000,00 22.500.000,00 65.730.000,00 57.630.000,00 716.000.000,00 241.200.000,00 195.120.000,00 23.910.000,00

46.205.500.000,00 239.760.000,00 19.920.600.000,00 1.680.000.000,00 4.555.575.000,00 1.671.726.000,00 202.500.000,00 6.600.000,00 1.420.650.000,00 252.979.466.200,00

22.148.400,00 25.920,00 360.690,00 1.655.000,00 306.310,00 2.165.280,00 18.500,00

146.179.440.000,00 64.800.000,00 1.406.691.000,00 7.447.500.000,00 3.675.720.000,00 21.652.800.000,00 277.500.000,00

2.170,00 65.100,00

6.510.000,00 325.500.000,00

2.050,00 5.738,00

6.150.000,00 28.690.000,00

18.500,00 7.785,00 21.850,00

148.000.000,00 23.355.000,00 65.550.000,00

18.500,00 7.750,00 21.610,00

148.000.000,00 23.250.000,00 64.830.000,00

3.435,00 8.950,00 59.550,00 1.080,00 797,00

2.161.000,00 6.660,00 1.065.750,00 7.500,00 200.000,00 59.379,00 6.882,00 527,56 86.100,00 S(Pi x Hi)

58.395.000,00 716.000.000,00 238.200.000,00 19.440.000,00 23.910.000,00

47.542.000.000,00 239.760.000,00 19.822.950.000,00 150.000.000,00 3.060.000.000,00 1.662.612.000,00 206.460.000,00 6.330.720,00 1.420.650.000,00 255.322.270.000,00

3.430,00 8.950,00 53.060,00 1.080,00 780,00

2.161.000,00 6.380,00 944.020,00 8.250,00 312.750,00 59.767,50 6.882,00 517,56 86.100,00 S(Pi x Hi)

58.310.000,00 716.000.000,00 212.240.000,00 19.440.000,00 23.400.000,00

47.542.000.000,00 229.680.000,00 17.558.772.000,00 165.000.000,00 4.785.075.000,00 1.673.490.000,00 206.460.000,00 6.210.720,00 1.420.650.000,00 254.165.238.000,00

22.183.266,00 25.820,00 226.730,00 1.655.770,00 139.750,00 265.280,00 17.910,00

2.035,00

18.000,00 7.750,00 21.570,00

2.500,00 11.870,00 47.000,00 1.230,00 780,00

2.135.500,00 9.220,00 979.930,00 7.500,00 279.750,00 632.665,50 6.882,00 517,56 86.000,00 S(Pi x Hi)

146.409.555.600,00 64.550.000,00 884.247.000,00 7.450.965.000,00 1.677.000.000,00 2.652.800.000,00 268.650.000,00

19.812.618,00 29.920,00 38.640,00 24.210,00 265.280,00 2.390,00

6.105.000,00 -

144.000.000,00 23.250.000,00 64.710.000,00 42.500.000,00 949.600.000,00 188.000.000,00 22.140.000,00 23.400.000,00

46.981.000.000,00 331.920.000,00 18.226.698.000,00 150.000.000,00 4.280.175.000,00 17.714.634.000,00 206.460.000,00 6.210.720,00 1.419.000.000,00 248.762.359.600,00

130.763.278.800,00 74.800.000,00 150.696.000,00 290.520.000,00 2.652.800.000,00 35.850.000,00

-

18.000,00 7.400,00 21.500,00

2.000,00 8.000,00 46.000,00

2.133.000,00 9.220,00 986.230,00 7.500,00 284.250,00 64.165,50 68.833,50 12.500,00 S(Pi x Hi)

144.000.000,00 22.200.000,00 64.500.000,00 34.000.000,00 640.000.000,00 184.000.000,00 -

46.926.000.000,00 331.920.000,00 18.343.878.000,00 150.000.000,00 4.349.025.000,00 1.796.634.000,00 2.065.005.000,00 206.250.000,00 209.019.106.800,00

106

PERHITUNGAN DAYA DUKUNG LAHAN Wilayah

: Kecamatan Gianyar

Tahun Data : Tahun 2008 - 2012

KETERSEDIAAN LAHAN FAKTOR Total Nilai Produksi * Harga Beras Total Beras dari Padi Sawah dan Ladang

RUMUS

SATUAN

S(Pi x Hi)

[Rp]

Hb

[Rp/Kg]

Pb

[Kg]

NILAI 2008

2009

2010

2011

2012

252.979.466.200,00

255.322.270.000,00

254.165.238.000,00

248.762.359.600,00

209.019.106.800,00

6.600,00

6.600,00

6.600,00

6.600,00

6.600,00

21.483.072,00

22.140.000,00

22.148.400,00

22.183.266,00

19.812.618,00

Lb

[Ha]

5.339,00

5.900,00

5.903,00

5.805,00

5.877,00

Produkstivitas Beras

Ptvb = Pb/Lb

[Kg/Ha]

4.023,80

3.752,54

3.752,06

3.821,41

3.371,21

Ketersediaan Lahan

SL = (S(Pi x Hi)/Hb) x (1/Ptvb)

[Ha]

9.525,87

10.309,06

10.263,67

9.863,19

9.394,12

Luas Panen Padi

* Nilai ini diperoleh dari perhitungan nilai produksi (sheet: total nilai produksi). KEBUTUHAN LAHAN FAKTOR

2008

2009

2010

2011

2012

RUMUS

SATUAN

N

[Jiwa]

KHLL = 1 ton/Ptvb

[Ha]

0,25

0,27

0,27

0,26

0,30

DL = N x KHLL

[Ha]

18.360,50

19.859,34

22.222,47

23.081,03

26.637,30

RUMUS

SATUAN

Ketersediaan Lahan

SL

[Ha]

9.525,87

10.309,06

10.263,67

9.863,19

9.394,12

Kebutuhan Lahan

DL

[Ha]

18.360,50

19.859,34

22.222,47

23.081,03

26.637,30

Jumlah Penduduk Luas Lahan untuk Hidup Layak

Kebutuhan Lahan

73.879,00

74.523,00

83.380,00

88.202,00

89.800,00

STATUS FAKTOR

Status Daya Dukung Lahan

Surplus Jika SL>DL, Defisit Jika SL
2008

Defisit

2009

Defisit

2010

Defisit

2011

Defisit

2012

Defisit

107

LAMPIRAN 4 PERHITUNGAN TOTAL NILAI PRODUKSI (Untuk menghitung Ketersediaan Lahan) Wilayah : Kecamatan Tampaksiring Tahun Data : Tahun 2008-2012 Produksi Beras adalah (Produksi Padi) x (Nilai Rendemen 0.6) Produksi Padi Produksi Beras No. Komoditas (Kg) (Kg) 1 Padi Sawah 2 Padi Ladang Jumlah 2009 No.

Komoditas

1 Padi dan Palawija Beras dari Padi Sawah Jagung Ubi jalar/ketela rambat Ubi kayu/ketela pohon Kacang Tanah Kacang Kedele Kacang Hijau

Harga Satuan (Hi) Rp/Kg

Produksi (Pi) Kg

2010

Nilai Produksi (Pi x Hi) Rp

Produksi (Pi) Kg

2011

Nilai Produksi (Pi x Hi) Rp

Produksi (Pi) Kg

2012

Nilai Produksi (Pi x Hi) Rp

Produksi (Pi) Kg

2013

Nilai Produksi (Pi x Hi) Rp

Produksi (Pi) Kg

Nilai Produksi (Pi x Hi) Rp

6.600,00 2.400,00 3.900,00 4.900,00 12.000,00 10.000,00 15.000,00

11.989.200,00 358.700,00 699.860,00 108.773,00 66.550,00 296.400,00 1.950,00

79.128.720.000,00 860.880.000,00 2.729.454.000,00 532.987.700,00 798.600.000,00 2.964.000.000,00 29.250.000,00

10.765.200,00 358.000,00 699.860,00 106.673,00 66.550,00 100.430,00 1.850,00

71.050.320.000,00 859.200.000,00 2.729.454.000,00 522.697.700,00 798.600.000,00 1.004.300.000,00 27.750.000,00

11.005.200,00 320.000,00 689.860,00 102.573,00 56.540,00 50.340,00

72.634.320.000,00 768.000.000,00 2.690.454.000,00 502.607.700,00 678.480.000,00 503.400.000,00 -

11.019.900,00 629.980,00 887.860,00 601.971,00 3.050,00 39.850,00

72.731.340.000,00 1.511.952.000,00 3.462.654.000,00 2.949.657.900,00 36.600.000,00 398.500.000,00 -

10.497.738,00 117.200,00 685.500,00 800.950,00

2 Buah-buahan Alpokat Mangga Rambutan Duku Durian Jambu biji Jambu air Sawo Pepaya Pisang Nanas Salak Belimbing Nangka Sirsak Manggis Jeruk Besar Jeruk siam

5.200,00 3.000,00 2.500,00 3.000,00 10.000,00 3.500,00 2.000,00 5.950,00 3.000,00 7.000,00 3.000,00 3.000,00 2.000,00 3.600,00 2.000,00 10.000,00 4.000,00 5.000,00

7.020,00 91.750,00 271.800,00 9.870,00 158.210,00 30.120,00 52.200,00 96.710,00 90.440,00 99.100,00 23.150,00 26.830,00 19.300,00 474.930,00 22.100,00 14.850,00 6.900,00 713.290,00

36.504.000,00 275.250.000,00 679.500.000,00 29.610.000,00 1.582.100.000,00 105.420.000,00 104.400.000,00 575.424.500,00 271.320.000,00 693.700.000,00 69.450.000,00 80.490.000,00 38.600.000,00 1.709.748.000,00 44.200.000,00 148.500.000,00 27.600.000,00 3.566.450.000,00

7.020,00 91.750,00 271.300,00 9.870,00 158.210,00 25.120,00 92.200,00 99.910,00 57.440,00 98.800,00 18.820,00 14.300,00 19.300,00 480.700,00 22.100,00 14.820,00 6.900,00 363.290,00

36.504.000,00 275.250.000,00 678.250.000,00 29.610.000,00 1.582.100.000,00 87.920.000,00 184.400.000,00 594.464.500,00 172.320.000,00 691.600.000,00 56.460.000,00 42.900.000,00 38.600.000,00 1.730.520.000,00 44.200.000,00 148.200.000,00 27.600.000,00 1.816.450.000,00

6.820,00 91.600,00 271.100,00 9.850,00 157.100,00 25.120,00 91.200,00 89.770,00 57.440,00 98.650,00 18.820,00 14.300,00 19.300,00 480.700,00 21.900,00 14.820,00 6.900,00 362.790,00

35.464.000,00 274.800.000,00 677.750.000,00 29.550.000,00 1.571.000.000,00 87.920.000,00 182.400.000,00 534.131.500,00 172.320.000,00 690.550.000,00 56.460.000,00 42.900.000,00 38.600.000,00 1.730.520.000,00 43.800.000,00 148.200.000,00 27.600.000,00 1.813.950.000,00

6.810,00 88.600,00 269.500,00 9.850,00 157.100,00 20.100,00 8.900,00 15.200,00 57.040,00 98.500,00 2.300,00 19.000,00 19.300,00 475.700,00 21.900,00 14.630,00 6.900,00 270.500,00

35.412.000,00 265.800.000,00 673.750.000,00 29.550.000,00 1.571.000.000,00 70.350.000,00 17.800.000,00 90.440.000,00 171.120.000,00 689.500.000,00 6.900.000,00 57.000.000,00 38.600.000,00 1.712.520.000,00 43.800.000,00 146.300.000,00 27.600.000,00 1.352.500.000,00

6.800,00 85.600,00 12.500,00 9.800,00 87.100,00 19.500,00 8.900,00 14.200,00 39.500,00 98.000,00 2.100,00 19.000,00 19.300,00 97.900,00 19.800,00 98.500,00 6.900,00 80.900,00

35.360.000,00 256.800.000,00 31.250.000,00 29.400.000,00 871.000.000,00 68.250.000,00 17.800.000,00 84.490.000,00 118.500.000,00 686.000.000,00 6.300.000,00 57.000.000,00 38.600.000,00 352.440.000,00 39.600.000,00 985.000.000,00 27.600.000,00 404.500.000,00

3 Sayur mayur Kc. Panjang Cabe rawit Jahe Kencur Kunyit Lengkuas Kopi cengkeh Kelapa Kakau Panili

4.500,00 10.000,00 3.000,00 3.000,00 3.000,00 3.000,00 17.000,00 80.000,00 4.000,00 18.500,00 30.000,00

6.540,00 41.100,00 20.500,00 117.920,00 9.500,00 12.562,00 1.400,00 65.750,00 60.800,00 3.500,00 750,00

29.430.000,00 411.000.000,00 61.500.000,00 353.760.000,00 28.500.000,00 37.686.000,00 23.800.000,00 5.260.000.000,00 243.200.000,00 64.750.000,00 22.500.000,00

6.240,00 40.100,00 19.500,00 11.720,00 9.000,00 12.462,00 1.450,00 32.000,00 60.200,00 3.500,00 700,00

28.080.000,00 401.000.000,00 58.500.000,00 35.160.000,00 27.000.000,00 37.386.000,00 24.650.000,00 2.560.000.000,00 240.800.000,00 64.750.000,00 21.000.000,00

6.240,00 40.100,00 19.500,00 11.720,00 9.000,00 12.462,00 1.450,00 31.985,00 57.400,00 2.720,00 450,00

28.080.000,00 401.000.000,00 58.500.000,00 35.160.000,00 27.000.000,00 37.386.000,00 24.650.000,00 2.558.800.000,00 229.600.000,00 50.320.000,00 13.500.000,00

6.100,00 4.000,00 19.500,00 11.550,00 8.900,00 12.300,00 1.420,00 40.885,00 55.400,00 2.200,00 300,00

27.450.000,00 40.000.000,00 58.500.000,00 34.650.000,00 26.700.000,00 36.900.000,00 24.140.000,00 3.270.800.000,00 221.600.000,00 40.700.000,00 9.000.000,00

4.000,00 3.000,00 10.100,00 9.550,00 8.600,00 9.100,00 1.324,00 1.920,00 40.400,00 2.000,00 190,00

18.000.000,00 30.000.000,00 30.300.000,00 28.650.000,00 25.800.000,00 27.300.000,00 22.508.000,00 153.600.000,00 161.600.000,00 37.000.000,00 5.700.000,00

38.030,00

69.285.070.800,00 281.280.000,00 2.673.450.000,00 3.924.655.000,00 380.300.000,00 -

108

5 Peternakan Sapi Babi Ayam Ras Petelor Ayam Ras Pedaging Ayam Buras Itik Ikan Air Tawar

22.800,00 1.972.250,00 18.600,00 1.189.160,00 20.000,00 9.000,00 15.300,00 57.450,00 28.000,00 147.184,50 36.772,50 30.500,00 11.123,00 12.000,00 Total Nilai Produksi = S(Pi x Hi)

44.967.300.000,00 22.118.376.000,00 180.000.000,00 878.985.000,00 4.121.166.000,00 1.121.561.250,00 133.476.000,00 177.005.672.450,00

1.972.250,00 1.187.480,00 9.000,00 57.000,00 147.034,50 36.772,50 11.123,00 S(Pi x Hi)

44.967.300.000,00 22.087.128.000,00 180.000.000,00 872.100.000,00 4.116.966.000,00 1.121.561.250,00 133.476.000,00 162.073.051.450,00

1.940.500,00 1.184.680,00 9.000,00 56.250,00 142.534,50 33.414,00 111.143,00 S(Pi x Hi)

44.243.400.000,00 22.035.048.000,00 180.000.000,00 860.625.000,00 3.990.966.000,00 1.019.127.000,00 1.333.716.000,00 161.728.339.200,00

1.460.500,00 1.114.680,00 7.500,00 54.750,00 135.034,50 30.414,00 110.143,00 S(Pi x Hi)

33.299.400.000,00 20.733.048.000,00 150.000.000,00 837.675.000,00 3.780.966.000,00 927.627.000,00 1.321.716.000,00 151.609.801.900,00

1.372.500,00 1.701.000,00 6.000,00 51.600,00 30.679,50 27.079,50 10.043,00 S(Pi x Hi)

31.293.000.000,00 31.638.600.000,00 120.000.000,00 789.480.000,00 859.026.000,00 825.924.750,00 120.516.000,00 146.721.134.550,00

109

PERHITUNGAN DAYA DUKUNG LAHAN Wilayah

: Kecamatan Tampaksiring

Tahun Data : Tahun 2008 - 2012

KETERSEDIAAN LAHAN FAKTOR Total Nilai Produksi * Harga Beras Total Beras dari Padi Sawah dan Ladang

RUMUS

SATUAN

S(Pi x Hi)

[Rp]

Hb

[Rp/Kg]

Pb

[Kg]

NILAI 2008

2009

2010

2011

2012

177.005.672.450,00

162.073.051.450,00

161.728.339.200,00

151.609.801.900,00

146.721.134.550,00

6.600,00

6.600,00

6.600,00

6.600,00

6.600,00

11.989.200,00

10.765.200,00

11.005.200,00

11.019.900,00

10.497.738,00

Lb

[Ha]

2.830,00

2.730,00

2.780,00

2.899,00

2.850,00

Produkstivitas Beras

Ptvb = Pb/Lb

[Kg/Ha]

4.236,47

3.943,30

3.958,71

3.801,28

3.683,42

Ketersediaan Lahan

SL = (S(Pi x Hi)/Hb) x (1/Ptvb)

[Ha]

6.330,52

6.227,41

6.189,98

6.043,02

6.035,29

Luas Panen Padi

* Nilai ini diperoleh dari perhitungan nilai produksi (sheet: total nilai produksi). KEBUTUHAN LAHAN FAKTOR

2008

2009

2010

2011

2012

RUMUS

SATUAN

N

[Jiwa]

KHLL = 1 ton/Ptvb

[Ha]

0,24

0,25

0,25

0,26

0,27

DL = N x KHLL

[Ha]

10.802,63

11.619,21

11.619,96

12.189,33

12.624,15

RUMUS

SATUAN

Ketersediaan Lahan

SL

[Ha]

6.330,52

6.227,41

6.189,98

6.043,02

6.035,29

Kebutuhan Lahan

DL

[Ha]

10.802,63

11.619,21

11.619,96

12.189,33

12.624,15

Jumlah Penduduk Luas Lahan untuk Hidup Layak

Kebutuhan Lahan

45.765,00

45.818,00

46.000,00

46.335,00

46.500,00

STATUS FAKTOR

Status Daya Dukung Lahan

Surplus Jika SL>DL, Defisit Jika SL
2008

Defisit

2009

Defisit

2010

Defisit

2011

Defisit

2012

Defisit

110

LAMPIRAN 5 PERHITUNGAN TOTAL NILAI PRODUKSI (Untuk menghitung Ketersediaan Lahan) Wilayah : Kecamatan Ubud Tahun Data : Tahun 2008-2012 Produksi Beras adalah (Produksi Padi) x (Nilai Rendemen 0.6) Produksi Padi Produksi Beras No. Komoditas (Kg) (Kg) 1 Padi Sawah 2 Padi Ladang Jumlah

2009

No.

Komoditas

1 Padi dan Palawija Beras dari Padi Sawah Beras dari Padi Ladang Jagung Ubi jalar/ketela rambat Ubi kayu/ketela pohon Kacang Tanah Kacang Kedele

Harga Satuan (Hi) Rp/Kg

Produksi (Pi) Kg

2010

Nilai Produksi (Pi x Hi) Rp

Produksi (Pi) Kg

2011

Nilai Produksi (Pi x Hi) Rp

Produksi (Pi) Kg

2012

Nilai Produksi (Pi x Hi) Rp

Produksi (Pi) Kg

2013

Nilai Produksi (Pi x Hi) Rp

Produksi (Pi) Kg

Nilai Produksi (Pi x Hi) Rp

6.600,00 6.600,00 2.400,00 3.900,00 4.900,00 12.000,00 10.000,00

19.721.214,00 26.200,00 452.290,00 393.160,00 76.000,00 179.200,00

130.160.012.400,00 62.880.000,00 1.763.931.000,00 1.926.484.000,00 912.000.000,00 1.792.000.000,00

18.755.214,00 25.600,00 451.990,00 391.160,00 75.800,00 176.600,00

123.784.412.400,00 61.440.000,00 1.762.761.000,00 1.916.684.000,00 909.600.000,00 1.766.000.000,00

18.137.154,00 25.300,00 449.990,00 389.160,00 75.690,00 176.100,00

119.705.216.400,00 60.720.000,00 1.754.961.000,00 1.906.884.000,00 908.280.000,00 1.761.000.000,00

16.242.210,00 24.700,00 449.890,00 387.160,00 75.590,00 175.500,00

107.198.586.000,00 59.280.000,00 1.754.571.000,00 1.897.084.000,00 907.080.000,00 1.755.000.000,00

13.965.048,00 23.800,00 447.890,00 367.160,00 74.590,00 165.500,00

92.169.316.800,00 57.120.000,00 1.746.771.000,00 1.799.084.000,00 895.080.000,00 1.655.000.000,00

2 Buah-buahan Alpokat Mangga Rambutan Duku Durian Jambu biji Jambu air Sawo Pepaya Pisang Nanas Salak Belimbing Nangka Sirsak Sukun Manggis Jeruk Besar Jeruk siam

5.200,00 3.000,00 2.500,00 3.000,00 10.000,00 3.500,00 2.000,00 5.950,00 2.500,00 7.000,00 3.000,00 4.000,00 2.000,00 3.600,00 2.000,00 2.000,00 10.000,00 4.000,00 5.000,00

33.250,00 79.700,00 367.650,00 26.960,00 49.000,00 29.970,00 32.500,00 14.890,00 89.951,00 289.200,00 2.500,00 1.960,00 2.650,00 254.500,00 21.000,00 1.000,00 7.800,00 2.000,00 15.000,00

172.900.000,00 239.100.000,00 919.125.000,00 80.880.000,00 490.000.000,00 104.895.000,00 65.000.000,00 88.595.500,00 224.877.500,00 2.024.400.000,00 7.500.000,00 7.840.000,00 5.300.000,00 916.200.000,00 42.000.000,00 2.000.000,00 78.000.000,00 8.000.000,00 75.000.000,00

30.650,00 77.700,00 366.750,00 26.960,00 49.000,00 29.900,00 32.100,00 14.850,00 89.951,00 287.200,00 2.000,00 1.960,00 2.500,00 164.500,00 19.900,00 850,00 7.730,00 2.000,00 14.300,00

159.380.000,00 233.100.000,00 916.875.000,00 80.880.000,00 490.000.000,00 104.650.000,00 64.200.000,00 88.357.500,00 224.877.500,00 2.010.400.000,00 6.000.000,00 7.840.000,00 5.000.000,00 592.200.000,00 39.800.000,00 1.700.000,00 77.300.000,00 8.000.000,00 71.500.000,00

30.560,00 76.700,00 366.400,00 26.960,00 49.000,00 29.800,00 31.900,00 14.700,00 89.701,00 286.500,00 1.980,00 1.890,00 2.300,00 154.500,00 19.880,00 750,00 7.630,00 1.985,00 13.000,00

158.912.000,00 230.100.000,00 916.000.000,00 80.880.000,00 490.000.000,00 104.300.000,00 63.800.000,00 87.465.000,00 224.252.500,00 2.005.500.000,00 5.940.000,00 7.560.000,00 4.600.000,00 556.200.000,00 39.760.000,00 1.500.000,00 76.300.000,00 7.940.000,00 65.000.000,00

30.100,00 76.200,00 366.000,00 26.880,00 48.600,00 29.500,00 31.900,00 14.600,00 89.501,00 260.500,00 1.880,00 1.740,00 2.000,00 152.500,00 19.800,00 700,00 7.630,00 1.970,00 12.500,00

156.520.000,00 228.600.000,00 915.000.000,00 80.640.000,00 486.000.000,00 103.250.000,00 63.800.000,00 86.870.000,00 223.752.500,00 1.823.500.000,00 5.640.000,00 6.960.000,00 4.000.000,00 549.000.000,00 39.600.000,00 1.400.000,00 76.300.000,00 7.880.000,00 62.500.000,00

28.100,00 75.300,00 360.000,00 26.800,00 48.500,00 29.300,00 31.700,00 14.200,00 72.500,00 227.500,00 1.800,00 1.600,00 2.000,00 102.500,00 19.400,00 700,00 7.600,00 1.900,00 11.800,00

146.120.000,00 225.900.000,00 900.000.000,00 80.400.000,00 485.000.000,00 102.550.000,00 63.400.000,00 84.490.000,00 181.250.000,00 1.592.500.000,00 5.400.000,00 6.400.000,00 4.000.000,00 369.000.000,00 38.800.000,00 1.400.000,00 76.000.000,00 7.600.000,00 59.000.000,00

3 Sayur mayur Kc. Panjang Cabe rawit Kunyit Lengkuas

4.500,00 10.000,00 3.000,00 3.000,00

6.000,00 4.700,00 1.760,00 1.861,00

6.000,00 4.620,00 1.550,00 1.710,00

22.500.000,00 40.000.000,00 4.200.000,00 4.800.000,00 50.728.000,00 126.400.000,00 2.638.480.000,00 223.020.000,00

4.000,00 2.000,00 1.200,00 1.500,00

3.196,00 2.200,00 689.620,00 15.390,00

24.750.000,00 42.000.000,00 4.350.000,00 4.830.000,00 50.932.000,00 128.000.000,00 2.646.480.000,00 226.620.000,00

5.000,00 4.000,00 1.400,00 1.600,00

17.000,00 80.000,00 4.000,00 18.000,00

27.000.000,00 46.200.000,00 4.650.000,00 5.130.000,00 52.632.000,00 168.000.000,00 2.726.480.000,00 262.620.000,00

5.500,00 4.200,00 1.450,00 1.610,00

4 Tanaman Perkebunan Kopi cengkeh Kelapa Kakau

27.000.000,00 47.000.000,00 5.280.000,00 5.583.000,00 54.332.000,00 176.000.000,00 2.758.480.000,00 277.020.000,00

18.000.000,00 20.000.000,00 3.600.000,00 4.500.000,00 49.810.000,00 120.800.000,00 2.478.480.000,00 201.420.000,00

3.096,00 2.100,00 681.620,00 14.590,00

2.996,00 1.600,00 661.620,00 12.590,00

2.984,00 1.580,00 659.620,00 12.390,00

2.930,00 1.510,00 619.620,00 11.190,00

111

5 Peternakan Sapi Kambing Babi Ayam Ras Petelor Ayam Ras Pedaging Ayam Buras Itik Ikan Air Tawar

22.800,00 990.750,00 36.000,00 780,00 18.600,00 1.393.000,00 20.000,00 10.500,00 15.300,00 134.400,00 28.000,00 28.536,00 52.852,50 30.000,00 73.760,00 12.000,00 Total Nilai Produksi = S(Pi x Hi)

22.589.100.000,00 28.080.000,00 25.909.800.000,00 210.000.000,00 2.056.320.000,00 799.008.000,00 1.585.575.000,00 885.120.000,00 198.697.498.400,00

940.750,00 780,00 1.351.000,00 10.500,00 132.900,00 28.386,00 37.852,50 72.760,00 S(Pi x Hi)

21.449.100.000,00 28.080.000,00 25.128.600.000,00 210.000.000,00 2.033.370.000,00 794.808.000,00 1.135.575.000,00 873.120.000,00 189.455.202.400,00

823.750,00 780,00 1.281.000,00 9.750,00 128.400,00 26.886,00 34.852,50 72.760,00 S(Pi x Hi)

18.781.500.000,00 28.080.000,00 23.826.600.000,00 195.000.000,00 1.964.520.000,00 752.808.000,00 1.045.575.000,00 873.120.000,00 180.945.115.900,00

690.000,00 780,00 1.264.060,00 9.750,00 127.500,00 26.586,00 34.552,50 72.730,00 S(Pi x Hi)

15.732.000.000,00 28.080.000,00 23.511.516.000,00 195.000.000,00 1.950.750.000,00 744.408.000,00 1.036.575.000,00 872.760.000,00 164.801.270.500,00

565.000,00 780,00 918.330,00 9.000,00 126.000,00 26.286,00 34.402,50 13.478,00 S(Pi x Hi)

12.882.000.000,00 28.080.000,00 17.080.938.000,00 180.000.000,00 1.927.800.000,00 736.008.000,00 1.032.075.000,00 161.736.000,00 139.515.092.800,00

112

PERHITUNGAN DAYA DUKUNG LAHAN Wilayah

: Kecamatan Ubud

Tahun Data : Tahun 2008 - 2012

KETERSEDIAAN LAHAN FAKTOR Total Nilai Produksi * Harga Beras Total Beras dari Padi Sawah dan Ladang

RUMUS

SATUAN

S(Pi x Hi)

[Rp]

Hb

[Rp/Kg]

Pb

[Kg]

NILAI 2008

2009

2010

2011

2012

198.697.498.400,00

189.455.202.400,00

180.945.115.900,00

164.801.270.500,00

139.515.092.800,00

6.600,00

6.600,00

6.600,00

6.600,00

6.600,00

19.721.214,00

18.755.214,00

18.137.154,00

16.242.210,00

13.965.048,00

Lb

[Ha]

3.852,00

3.852,00

3.785,00

3.759,00

3.687,00

Produkstivitas Beras

Ptvb = Pb/Lb

[Kg/Ha]

5.119,73

4.868,95

4.791,85

4.320,89

3.787,65

Ketersediaan Lahan

SL = (S(Pi x Hi)/Hb) x (1/Ptvb)

[Ha]

5.880,32

5.895,58

5.721,37

5.778,88

5.580,95

Luas Panen Padi

* Nilai ini diperoleh dari perhitungan nilai produksi (sheet: total nilai produksi). KEBUTUHAN LAHAN FAKTOR

2008

2009

2010

2011

2012

RUMUS

SATUAN

N

[Jiwa]

KHLL = 1 ton/Ptvb

[Ha]

0,20

0,21

0,21

0,23

0,26

DL = N x KHLL

[Ha]

12.133,05

12.996,01

12.963,26

16.294,81

18.718,75

RUMUS

SATUAN

Ketersediaan Lahan

SL

[Ha]

5.880,32

5.895,58

5.721,37

5.778,88

5.580,95

Kebutuhan Lahan

DL

[Ha]

12.133,05

12.996,01

12.963,26

16.294,81

18.718,75

Jumlah Penduduk Luas Lahan untuk Hidup Layak

Kebutuhan Lahan

62.118,00

63.277,00

62.118,00

70.408,00

70.900,00

STATUS FAKTOR

Status Daya Dukung Lahan

Surplus Jika SL>DL, Defisit Jika SL
2008

Defisit

2009

Defisit

2010

Defisit

2011

Defisit

2012

Defisit

113

LAMPIRAN 6 PERHITUNGAN TOTAL NILAI PRODUKSI (Untuk menghitung Ketersediaan Lahan) Wilayah : Kecamatan Tegallalang Tahun Data : Tahun 2008-2012 Produksi Beras adalah (Produksi Padi) x (Nilai Rendemen 0.6) Produksi Padi Produksi Beras No. Komoditas (Kg) (Kg) 1 Padi Sawah 2 Padi Ladang Jumlah

2009

No.

Komoditas

1 Padi dan Palawija Beras dari Padi Sawah Beras dari Padi Ladang Jagung Ubi jalar/ketela rambat Ubi kayu/ketela pohon Kacang Tanah

2010

2011

2012

2013

Harga Satuan

Produksi

Nilai Produksi

Produksi

Nilai Produksi

Produksi

Nilai Produksi

Produksi

Nilai Produksi

Produksi

Nilai Produksi

(Hi) Rp/Kg

(Pi) Kg

(Pi x Hi) Rp

(Pi) Kg

(Pi x Hi) Rp

(Pi) Kg

(Pi x Hi) Rp

(Pi) Kg

(Pi x Hi) Rp

(Pi) Kg

(Pi x Hi) Rp

6.600,00 6.600,00 2.400,00 4.900,00 4.900,00 12.000,00

17.400.060,00 253.800,00 1.713.300,00 510.840,00 118.500,00

114.840.396.000,00 609.120.000,00 8.395.170.000,00 2.503.116.000,00 1.422.000.000,00

18.047.640,00 403.500,00 2.348.300,00 685.035,00 116.500,00

119.114.424.000,00 968.400.000,00 11.506.670.000,00 3.356.671.500,00 1.398.000.000,00

14.748.240,00 603.500,00 2.348.300,00 685.030,00 166.500,00

97.338.384.000,00 1.448.400.000,00 11.506.670.000,00 3.356.647.000,00 1.998.000.000,00

14.212.050,00 586.670,00 2.180.650,00 903.310,00 162.500,00

93.799.530.000,00 1.408.008.000,00 10.685.185.000,00 4.426.219.000,00 1.950.000.000,00

13.552.050,00 966.670,00 2.580.650,00 803.310,00 394.880,00

89.443.530.000,00 2.320.008.000,00 12.645.185.000,00 3.936.219.000,00 4.738.560.000,00

2 Buah-buahan Alpokat Mangga Rambutan Duku Durian Jambu biji Jambu air Sawo Pepaya Pisang Nanas Salak Belimbing Nangka Sirsak Sukun Manggis Jeruk Besar Jeruk siam

5.200,00 3.000,00 2.500,00 3.000,00 10.000,00 3.500,00 2.000,00 5.950,00 3.000,00 7.000,00 3.000,00 3.000,00 2.000,00 3.600,00 2.000,00 2.000,00 10.000,00 4.000,00 5.000,00

61.500,00 689.930,00 2.988.000,00 36.600,00 102.850,00 350.600,00 356.100,00 210.000,00 1.096.510,00 158.500,00 427.560,00 31.621,00 38.000,00 1.246.570,00 6.900,00 22.100,00 17.350,00 35.700,00 328.700,00

319.800.000,00 2.069.790.000,00 7.470.000.000,00 109.800.000,00 1.028.500.000,00 1.227.100.000,00 712.200.000,00 1.249.500.000,00 3.289.530.000,00 1.109.500.000,00 1.282.680.000,00 94.863.000,00 76.000.000,00 4.487.652.000,00 13.800.000,00 44.200.000,00 173.500.000,00 142.800.000,00 1.643.500.000,00

61.400,00 689.930,00 2.987.330,00 36.500,00 102.800,00 350.500,00 356.000,00 210.000,00 1.096.510,00 158.500,00 427.560,00 31.621,00 38.000,00 1.246.570,00 6.900,00 22.100,00 17.350,00 35.700,00 118.700,00

319.280.000,00 2.069.790.000,00 7.468.325.000,00 109.500.000,00 1.028.000.000,00 1.226.750.000,00 712.000.000,00 1.249.500.000,00 3.289.530.000,00 1.109.500.000,00 1.282.680.000,00 94.863.000,00 76.000.000,00 4.487.652.000,00 13.800.000,00 44.200.000,00 173.500.000,00 142.800.000,00 593.500.000,00

60.400,00 689.900,00 2.987.230,00 36.500,00 102.600,00 350.000,00 386.000,00 210.100,00 2.496.510,00 1.858.500,00 427.560,00 41.621,00 38.000,00 1.244.570,00 6.900,00 22.000,00 17.300,00 35.700,00 118.780,00

314.080.000,00 2.069.700.000,00 7.468.075.000,00 109.500.000,00 1.026.000.000,00 1.225.000.000,00 772.000.000,00 1.250.095.000,00 7.489.530.000,00 13.009.500.000,00 1.282.680.000,00 124.863.000,00 76.000.000,00 4.480.452.000,00 13.800.000,00 44.000.000,00 173.000.000,00 142.800.000,00 593.900.000,00

54.400,00 689.900,00 2.893.590,00 36.000,00 102.400,00 349.500,00 356.000,00 24.700,00 2.396.510,00 1.768.500,00 417.560,00 41.121,00 37.900,00 1.223.570,00 6.900,00 21.900,00 17.100,00 35.700,00 918.300,00

282.880.000,00 2.069.700.000,00 7.233.975.000,00 108.000.000,00 1.024.000.000,00 1.223.250.000,00 712.000.000,00 146.965.000,00 7.189.530.000,00 12.379.500.000,00 1.252.680.000,00 123.363.000,00 75.800.000,00 4.404.852.000,00 13.800.000,00 43.800.000,00 171.000.000,00 142.800.000,00 4.591.500.000,00

44.400,00 689.800,00 235.800,00 36.000,00 355.000,00 267.400,00 150.400,00 24.700,00 382.500,00 1.668.500,00 25.300,00 36.500,00 37.900,00 156.000,00 6.900,00 21.900,00 336.900,00 35.700,00 951.200,00

230.880.000,00 2.069.400.000,00 589.500.000,00 108.000.000,00 3.550.000.000,00 935.900.000,00 300.800.000,00 146.965.000,00 1.147.500.000,00 11.679.500.000,00 75.900.000,00 109.500.000,00 75.800.000,00 561.600.000,00 13.800.000,00 43.800.000,00 3.369.000.000,00 142.800.000,00 4.756.000.000,00

3 Sayur mayur Kubis Kc. Panjang Cabe besar/merah Cabe rawit Jahe Kencur Kunyit

4.000,00 4.500,00 10.500,00 10.000,00 3.000,00 3.000,00 3.000,00

450.500,00 4.000,00 32.000,00 77.600,00 21.000,00 4.750,00 3.860,00

1.802.000.000,00 18.000.000,00 336.000.000,00 776.000.000,00 63.000.000,00 14.250.000,00 11.580.000,00

450.000,00 3.500,00 31.700,00 76.600,00 21.100,00 4.700,00 3.800,00

1.800.000.000,00 15.750.000,00 332.850.000,00 766.000.000,00 63.300.000,00 14.100.000,00 11.400.000,00

457.000,00 3.500,00 31.700,00 76.600,00 21.000,00 4.500,00 3.700,00

1.828.000.000,00 15.750.000,00 332.850.000,00 766.000.000,00 63.000.000,00 13.500.000,00 11.100.000,00

456.900,00 3.000,00 31.500,00 5.700,00 21.000,00 3.500,00 3.000,00

1.827.600.000,00 13.500.000,00 330.750.000,00 57.000.000,00 63.000.000,00 10.500.000,00 9.000.000,00

440.900,00 2.000,00 29.500,00 1.700,00 20.000,00 2.500,00 2.000,00

1.763.600.000,00 9.000.000,00 309.750.000,00 17.000.000,00 60.000.000,00 7.500.000,00 6.000.000,00

114

4 Tanaman Perkebunan Kopi cengkeh Kelapa Kakau Panili 5 Peternakan Sapi Kambing Babi Ayam Ras Petelor Ayam Ras Pedaging Ayam Buras Itik

17.000,00 80.000,00 4.000,00 18.000,00 30.000,00

797.600,00 96.600,00 585.320,00 555.000,00 89.700,00

22.800,00 4.242.500,00 36.000,00 201.000,00 18.600,00 1.608.530,00 20.000,00 12.000,00 15.300,00 70.800,00 28.000,00 161.700,00 25.650,00 30.000,00 Total Nilai Produksi = S(Pi x Hi)

13.559.200.000,00 7.728.000.000,00 2.341.280.000,00 9.990.000.000,00 2.691.000.000,00

794.800,00 80.600,00 635.320,00 455.000,00 69.700,00

13.511.600.000,00 6.448.000.000,00 2.541.280.000,00 8.190.000.000,00 2.091.000.000,00

803.200,00 92.800,00 634.320,00 455.500,00 6.900,00

13.654.400.000,00 7.424.000.000,00 2.537.280.000,00 8.199.000.000,00 207.000.000,00

803.200,00 88.650,00 635.220,00 485.500,00 6.400,00

13.654.400.000,00 7.092.000.000,00 2.540.880.000,00 8.739.000.000,00 192.000.000,00

904.200,00 78.250,00 619.620,00 13.590,00 8.841,00

15.371.400.000,00 6.260.000.000,00 2.478.480.000,00 244.620.000,00 265.230.000,00

96.729.000.000,00 7.236.000.000,00 29.918.658.000,00 240.000.000,00 1.083.240.000,00 4.527.600.000,00 769.500.000,00 334.148.825.000,00

4.061.750,00 200.000,00 1.461.530,00 11.250,00 72.300,00 161.721,00 25.690,50 S(Pi x Hi)

92.607.900.000,00 7.200.000.000,00 27.184.458.000,00 225.000.000,00 1.106.190.000,00 4.528.188.000,00 770.715.000,00 331.243.066.500,00

3.786.750,00 237.340,00 1.717.940,00 9.750,00 70.800,00 161.833,50 25.690,50 S(Pi x Hi)

86.337.900.000,00 8.544.240.000,00 31.953.684.000,00 195.000.000,00 1.083.240.000,00 4.531.338.000,00 770.715.000,00 325.781.073.000,00

3.471.750,00 260.000,00 1.864.940,00 11.250,00 73.800,00 163.183,50 28.465,50 S(Pi x Hi)

79.155.900.000,00 9.360.000.000,00 34.687.884.000,00 225.000.000,00 1.129.140.000,00 4.569.138.000,00 853.965.000,00 319.968.994.000,00

3.911.750,00 259.340,00 2.011.940,00 8.550,00 66.313,50 149.748,00 26.604,00 S(Pi x Hi)

89.187.900.000,00 9.336.240.000,00 37.422.084.000,00 171.000.000,00 1.014.596.550,00 4.192.944.000,00 798.120.000,00 311.905.611.664,00

115

PERHITUNGAN DAYA DUKUNG LAHAN Wilayah

: Kecamatan Tegallalang

Tahun Data : Tahun 2008 - 2012

KETERSEDIAAN LAHAN FAKTOR Total Nilai Produksi * Harga Beras Total Beras dari Padi Sawah dan Ladang

RUMUS

SATUAN

S(Pi x Hi)

[Rp]

Hb

[Rp/Kg]

Pb

[Kg]

NILAI 2008

2009

2010

2011

2012

334.148.825.000,00

331.243.066.500,00

325.781.073.000,00

319.968.994.000,00

311.905.611.550,00

6.600,00

6.600,00

6.600,00

6.600,00

6.600,00

17.400.060,00

18.047.640,00

14.748.240,00

14.212.050,00

13.552.050,00

Lb

[Ha]

3.986,00

3.846,00

3.556,00

3.409,00

3.329,00

Produkstivitas Beras

Ptvb = Pb/Lb

[Kg/Ha]

4.365,29

4.692,57

4.147,42

4.168,98

4.070,91

Ketersediaan Lahan

SL = (S(Pi x Hi)/Hb) x (1/Ptvb)

[Ha]

11.597,99

10.695,27

11.901,55

11.628,78

11.608,82

Luas Panen Padi

* Nilai ini diperoleh dari perhitungan nilai produksi (sheet: total nilai produksi). KEBUTUHAN LAHAN FAKTOR

2008

2009

2010

2011

2012

RUMUS

SATUAN

N

[Jiwa]

KHLL = 1 ton/Ptvb

[Ha]

0,23

0,21

0,24

0,24

0,25

DL = N x KHLL

[Ha]

9.713,21

10.679,43

12.134,04

12.260,56

12.699,87

RUMUS

SATUAN

Ketersediaan Lahan

SL

[Ha]

11.597,99

10.695,27

11.901,55

11.628,78

11.608,82

Kebutuhan Lahan

DL

[Ha]

9.713,21

10.679,43

12.134,04

12.260,56

12.699,87

Jumlah Penduduk Luas Lahan untuk Hidup Layak

Kebutuhan Lahan

42.401,00

50.114,00

50.325,00

51.114,00

51.700,00

STATUS FAKTOR

Status Daya Dukung Lahan

Surplus Jika SL>DL, Defisit Jika SL
2008

2009

Surplus

Surplus

2010

Defisit

2011

Defisit

2012

Defisit

116

LAMPIRAN 7 PERHITUNGAN TOTAL NILAI PRODUKSI (Untuk menghitung Ketersediaan Lahan) Wilayah : Kecamatan Payangan Tahun Data : Tahun 2008-2012 Produksi Beras adalah (Produksi Padi) x (Nilai Rendemen 0.6) Produksi Padi Produksi Beras No. Komoditas (Kg) (Kg) 1 Padi Sawah 2 Padi Ladang Jumlah

2009

No.

Komoditas

1 Padi dan Palawija Beras dari Padi Sawah Beras dari Padi Ladang Ubi jalar/ketela rambat Ubi kayu/ketela pohon Kacang Tanah

2010

2011

2012

2013

Harga Satuan

Produksi

Nilai Produksi

Produksi

Nilai Produksi

Produksi

Nilai Produksi

Produksi

Nilai Produksi

Produksi

Nilai Produksi

(Hi) Rp/Kg

(Pi) Kg

(Pi x Hi) Rp

(Pi) Kg

(Pi x Hi) Rp

(Pi) Kg

(Pi x Hi) Rp

(Pi) Kg

(Pi x Hi) Rp

(Pi) Kg

(Pi x Hi) Rp

6.600,00 6.600,00 3.900,00 4.900,00 12.000,00

13.199.238,00 130.398,00 1.189.100,00 2.458.500,00 135.320,00

87.114.970.800,00 860.626.800,00 4.637.490.000,00 12.046.650.000,00 1.623.840.000,00

12.477.438,00 130.518,00 1.189.140,00 2.183.140,00 114.320,00

82.351.090.800,00 861.418.800,00 4.637.646.000,00 10.697.386.000,00 1.371.840.000,00

12.668.838,00 130.518,00 2.201.710,00 1.284.940,00 113.280,00

83.614.330.800,00 861.418.800,00 8.586.669.000,00 6.296.206.000,00 1.359.360.000,00

12.339.864,00 131.124,00 2.201.710,00 1.284.940,00 113.280,00

81.443.102.400,00 865.418.400,00 8.586.669.000,00 6.296.206.000,00 1.359.360.000,00

12.240.264,00 60.396,00 2.096.000,00 780.080,00 148.140,00

80.785.742.400,00 398.613.600,00 8.174.400.000,00 3.822.392.000,00 1.777.680.000,00

2 Buah-buahan Alpokat Mangga Rambutan Durian Jambu biji Jambu air Sawo Pepaya Pisang Nanas Salak Belimbing Nangka Manggis Jeruk Besar Jeruk siam

5.200,00 3.000,00 2.500,00 10.000,00 3.500,00 2.000,00 5.950,00 3.000,00 7.000,00 3.000,00 3.000,00 2.000,00 3.600,00 10.000,00 4.000,00 5.000,00

930,00 400,00 680,00 8.050,00 9.800,00 250,00 248,00 435.500,00 1.049.980,00 200,00 435,00 500,00 100.000,00 550,00 15.900,00 750.000,00

4.836.000,00 1.200.000,00 1.700.000,00 80.500.000,00 34.300.000,00 500.000,00 1.475.600,00 1.306.500.000,00 7.349.860.000,00 600.000,00 1.305.000,00 1.000.000,00 360.000.000,00 5.500.000,00 63.600.000,00 3.750.000.000,00

930,00 325,00 500,00 8.000,00 9.800,00 250,00 240,00 435.500,00 1.045.000,00 200,00 435,00 500,00 125.000,00 500,00 15.950,00 850.000,00

4.836.000,00 975.000,00 1.250.000,00 80.000.000,00 34.300.000,00 500.000,00 1.428.000,00 1.306.500.000,00 7.315.000.000,00 600.000,00 1.305.000,00 1.000.000,00 450.000.000,00 5.000.000,00 63.800.000,00 4.250.000.000,00

900,00 275,00 500,00 8.450,00 900,00 250,00 600,00 535.500,00 2.049.900,00 200,00 435,00 500,00 125.000,00 400,00 15.950,00 850.600,00

4.680.000,00 825.000,00 1.250.000,00 84.500.000,00 3.150.000,00 500.000,00 3.570.000,00 1.606.500.000,00 14.349.300.000,00 600.000,00 1.305.000,00 1.000.000,00 450.000.000,00 4.000.000,00 63.800.000,00 4.253.000.000,00

900,00 275,00 500,00 8.450,00 900,00 250,00 600,00 535.500,00 2.549.900,00 800,00 350,00 500,00 100.000,00 400,00 15.900,00 850.500,00

4.680.000,00 825.000,00 1.250.000,00 84.500.000,00 3.150.000,00 500.000,00 3.570.000,00 1.606.500.000,00 17.849.300.000,00 2.400.000,00 1.050.000,00 1.000.000,00 360.000.000,00 4.000.000,00 63.600.000,00 4.252.500.000,00

87.500,00 11.500,00 50.000,00 265.000,00 9.500,00 15.500,00 10.000,00 539.900,00 2.749.900,00 30.000,00 5.500,00 188.600,00 250.000,00 15.900,00 1.200.000,00

455.000.000,00 34.500.000,00 125.000.000,00 2.650.000.000,00 33.250.000,00 31.000.000,00 59.500.000,00 1.619.700.000,00 19.249.300.000,00 90.000.000,00 11.000.000,00 678.960.000,00 2.500.000.000,00 63.600.000,00 6.000.000.000,00

3 Sayur mayur Kubis Labu siam Petsai/sawi Buncis Kc. Panjang Cabe besar/merah Cabe rawit Jahe Kencur Kunyit

4.000,00 5.000,00 2.500,00 2.500,00 4.500,00 10.500,00 9.000,00 3.000,00 3.000,00 3.000,00

52.000,00 24.620,00 1.350,00 20.200,00 2.100,00 18.200,00 9.750,00 4.500,00 750,00 1.500,00

208.000.000,00 123.100.000,00 3.375.000,00 50.500.000,00 9.450.000,00 191.100.000,00 87.750.000,00 13.500.000,00 2.250.000,00 4.500.000,00

52.500,00 24.630,00 1.350,00 20.100,00 2.000,00 18.300,00 9.750,00 4.500,00 750,00 1.500,00

210.000.000,00 123.150.000,00 3.375.000,00 50.250.000,00 9.000.000,00 192.150.000,00 87.750.000,00 13.500.000,00 2.250.000,00 4.500.000,00

52.500,00 24.630,00 13.400,00 20.000,00 2.000,00 18.100,00 9.700,00 4.800,00 750,00 1.800,00

210.000.000,00 123.150.000,00 33.500.000,00 50.000.000,00 9.000.000,00 190.050.000,00 87.300.000,00 14.400.000,00 2.250.000,00 5.400.000,00

52.000,00 24.000,00 13.500,00 20.300,00 1.000,00 17.200,00 8.400,00 4.500,00 600,00 1.800,00

208.000.000,00 120.000.000,00 33.750.000,00 50.750.000,00 4.500.000,00 180.600.000,00 75.600.000,00 13.500.000,00 1.800.000,00 5.400.000,00

52.000,00 24.000,00 13.500,00 20.300,00 1.000,00 17.200,00 8.400,00 4.500,00 600,00 1.800,00

208.000.000,00 120.000.000,00 33.750.000,00 50.750.000,00 4.500.000,00 180.600.000,00 75.600.000,00 13.500.000,00 1.800.000,00 5.400.000,00

117

4 Tanaman Perkebunan Kopi cengkeh Kelapa Kakau Panili 5 Peternakan Sapi Kambing Babi Ayam Ras Petelor Ayam Ras Pedaging Ayam Buras Itik Ikan Air Tawar

17.000,00 80.000,00 4.000,00 18.500,00 30.000,00

119.960,00 4.100,00 466.100,00 133.950,00 371.100,00

22.800,00 3.775.000,00 36.000,00 400,00 18.600,00 2.879.870,00 20.000,00 30.000,00 15.300,00 96.375,00 28.000,00 161.115,00 20.947,50 30.000,00 4.300,00 12.000,00 Total Nilai Produksi = S(Pi x Hi)

2.039.320.000,00 328.000.000,00 1.864.400.000,00 2.478.075.000,00 11.133.000.000,00

119.860,00 4.170,00 566.000,00 99.298,00 295.100,00

86.070.000.000,00 14.400.000,00 53.565.582.000,00 600.000.000,00 1.474.537.500,00 4.511.220.000,00 628.425.000,00 51.600.000,00 284.646.938.700,00

3.802.500,00 500,00 2.953.440,00 30.000,00 96.450,00 161.128,50 20.940,00 4.360,00 S(Pi x Hi)

2.037.620.000,00 333.600.000,00 2.264.000.000,00 1.837.013.000,00 8.853.000.000,00

86.697.000.000,00 18.000.000,00 54.933.984.000,00 600.000.000,00 1.475.685.000,00 4.511.598.000,00 628.200.000,00 52.320.000,00 278.321.500.600,00

110.135,00 7.840,00 576.000,00 130.298,00 1.025.100,00

1.872.295.000,00 627.200.000,00 2.304.000.000,00 2.410.513.000,00 30.753.000.000,00

121.136,00 6.720,00 576.315,00 122.075,00 1.037.400,00

2.059.312.000,00 537.600.000,00 2.305.260.000,00 2.258.387.500,00 31.122.000.000,00

8.008,00 1.510,00 619.620,00 11.190,00

3.777.500,00 600,00 2.977.660,00 30.750,00 94.950,00 161.127,00 27.037,50 4.368,00 S(Pi x Hi)

86.127.000.000,00 21.600.000,00 55.384.476.000,00 615.000.000,00 1.452.735.000,00 4.511.556.000,00 811.125.000,00 52.416.000,00 309.161.514.600,00

3.677.500,00 360,00 3.359.020,00 32.287,50 102.847,50 169.185,00 28.392,00 152.500,00 S(Pi x Hi)

83.847.000.000,00 12.960.000,00 62.477.772.000,00 645.750.000,00 1.573.566.750,00 4.737.180.000,00 851.760.000,00 1.830.000.000,00 316.272.029.050,00

4.260.000,00 360,00 3.771.180,00 32.610,00 103.876,50 170.877,00 28.675,50 1.525,00 S(Pi x Hi)

136.136.000,00 120.800.000,00 2.478.480.000,00 207.015.000,00 -

97.128.000.000,00 12.960.000,00 70.143.948.000,00 652.200.000,00 1.589.310.450,00 4.784.556.000,00 860.265.000,00 18.300.000,00 307.367.208.450,00

118

PERHITUNGAN DAYA DUKUNG LAHAN Wilayah

: Kecamatan Payangan

Tahun Data : Tahun 2008 - 2012

KETERSEDIAAN LAHAN FAKTOR Total Nilai Produksi * Harga Beras Total Beras dari Padi Sawah dan Ladang

RUMUS

SATUAN

S(Pi x Hi)

[Rp]

Hb

[Rp/Kg]

Pb

[Kg]

NILAI 2008

2009

2010

2011

2012

284.646.938.700,00

278.321.500.600,00

309.521.514.600,00

316.272.029.050,00

307.367.208.450,00

6.600,00

6.600,00

6.600,00

6.600,00

6.600,00

13.329.636,00

12.607.956,00

12.799.356,00

12.470.988,00

12.300.660,00

Lb

[Ha]

3.767,00

3.921,00

3.908,00

3.908,00

3.873,00

Produkstivitas Beras

Ptvb = Pb/Lb

[Kg/Ha]

3.538,53

3.215,50

3.275,17

3.191,14

3.176,00

Ketersediaan Lahan

SL = (S(Pi x Hi)/Hb) x (1/Ptvb)

[Ha]

12.188,21

13.114,60

14.319,02

15.016,56

14.663,33

Luas Panen Padi

* Nilai ini diperoleh dari perhitungan nilai produksi (sheet: total nilai produksi). KEBUTUHAN LAHAN FAKTOR

2008

2009

2010

2011

2012

RUMUS

SATUAN

N

[Jiwa]

KHLL = 1 ton/Ptvb

[Ha]

0,28

0,31

0,31

0,31

0,31

DL = N x KHLL

[Ha]

11.982,67

11.168,73

12.568,52

13.101,26

13.287,14

RUMUS

SATUAN

Ketersediaan Lahan

SL

[Ha]

12.188,21

13.114,60

14.319,02

15.016,56

14.663,33

Kebutuhan Lahan

DL

[Ha]

11.982,67

11.168,73

12.568,52

13.101,26

13.287,14

Jumlah Penduduk Luas Lahan untuk Hidup Layak

Kebutuhan Lahan

42.401,00

35.913,00

41.164,00

41.808,00

42.200,00

STATUS FAKTOR

Status Daya Dukung Lahan

Surplus Jika SL>DL, Defisit Jika SL
2008

Surplus

2009

Surplus

2010

Surplus

2011

Surplus

2012

Surplus

119

LAMPIRAN 8 Hasil Analisis Ketersediaan Lahan Kabupaten Gianyar Tahun 2008-2012 No

Komponen

Simbol

Satuan

Ʃ(PixHi)

Rp

1

Total Nilai Produksi

2

Harga Beras

Hb

Rp/Kg

3

Total Beras dari Padi Sawah

Pb

4

Luas Panen Padi Sawah

5

Nilai 2008

2009

2010

2011

2012

1.714.219.028.950,00

1.683.021.650.550,00

1.685.478.803.900,00

1.623.629.878.450,00

1.484.881.418.250,00

6.600,00

6.600,00

6.600,00

6.600,00

6.600,00

Kg

123.278.604,00

122.663.286,00

118.168.746,00

113.126.052,00

106.579.680,00

Lb

Ha

28.204,00

29.739,00

29.129,00

28.900,00

28.616,00

Produktifitas Beras

Ptvb

Kg/Ha

4.370,96

4.124,66

4.056,74

3.914,40

3.724,48

Ketersediaan Lahan

SL

Ha

59.421,74

61.824,06

62.950,95

62.846,10

60.406,32

Tabel 1 Hasil Analisis Kebutuhan Lahan Kabupaten Gianyar Tahun Data 2008-2012 No

Komponen

Simbol

Satuan

Nilai 2008

2009

2010

2011

2012

1

Jumlah Penduduk

N

Jiwa

394.483

405.925

466.490

476.933

484.600

2

Produktivits Beras

Ptvb

Kg/Ha

4.370,96

4.124,66

4.056,74

3.914,40

3.724,48

3

Luas Lahan Untuk Hidup Layak Per Penduduk

KHLl

Ha

0,23

0,24

0,25

0,26

0,27

Dl

Ha

90.250,85

98.414,15

114.991,38

121.840,76

130.112,17

Kebutuhan Lahan

Tabel 1 Hasil Analisis Status Daya Dukung Lahan Kabupaten Gianyar Tahun Data 2008-2012 No

Komponen

Simbol

Satuan

2008

Nilai 2010

2009

2011

2012

1

Ketersedian Lahan

SL

Ha

59.421,74

61.824,06

62.950,95

62.846,10

60.406,32

2

Kebutuhan Lahan

DL

Ha

90.250,85

98.414,15

114.991,38

121.840,76

130.112,17

3

PDRB Pertanian Ketersediaan Lahan

% Surplus = SL>DL Defisit = SL
18,33 Defisit

17,61 Defisit

16,86 Defisit

16,27 Defisit

15,42 Defisit

120

Status Daya Dukung Lahan Kecamatan se-Kabupaten Gianyar 2008-2012 Kebutuhan Lahan (Ha)

Satatus

15.473 18.679 25.170 26.501 27.147

Defisit Defisit Defisit Defisit Defisit

7.269,91 7.363,74 7.105,86 6.988,03 6.394,69

12.728 13.336 15.908 17.407 17.862

Defisit Defisit Defisit Defisit Defisit

2008 2009 2010 2011 2012

9.525,87 10.309,06 10.263,67 9.863,19 9.394,12

18.361 19.859 22.222 23.081 26.637

Defisit Defisit Defisit Defisit Defisit

Tampaksiring

2008 2009 2010 2011 2012

6.330,52 6.227,41 6.189,98 6.043,02 6.035,29

10.803 11.619 11.620 12.189 12.624

Defisit Defisit Defisit Defisit Defisit

Ubud

2008 2009 2010 2011 2012

5.880,32 5.895,58 5.721,37 5.778,88 5.580,95

12.133 12.996 12.963 16.295 18.719

Defisit Defisit Defisit Defisit Defisit

Tegallalang

2008 2009 2010 2011 2012

11.597,99 10.695,27 11.901,55 11.628,78 11.608,82

9.713 10.679 12.134 12.261 12.700

Surplus Surplus Defisit Defisit Defisit

Payangan

2008 2009 2010 2011 2012

12.188,21 13.114,60 14.319,02 15.016,56 14.663,33

11.983 11.169 12.569 13.101 13.287

Surplus Surplus Surplus Surplus Surplus

Kecamatan

Tahun

Sukawati

2008 2009 2010 2011 2012

Blahbatuh

2008 2009 2010 2011 2012

Gianyar

Ketersediaan Lahan (Ha)

7.660,98 9.257,78 8.949,31 8.776,82 7.474,91

121

LAMPIRAN 9 Data DDL , PDRB Sektor Pertanian dan Kontribusi PDRB Sektor Pertaniaan Kabupaten Gianyar Tahun 2008-2012 Daya Dukung Lahan (Ha)

PDRB Sektor Kontribusi Pertanian PDRB Sektor (Jutaan Rupiah) Pertanian (%)

Kecamatan

Tahun

Sukawati

2008 2009 2010 2011 2012

9.066,31 8.950,15 8.949,31 8.776,82 7.474,91

92.240,594 91.953,806 91.416,246 91.098,832 90.354,299

16,83 16,17 15,3 14,69 13,84

Blahbatuh

2008 2009 2010 2011 2012

7.455,53 7.363,74 7.105,86 6.979,15 6.386,06

76.536,833 75.282,680 74.910,220 74.294,870 74.107,584

24,92 24,02 22,95 22,31 21,16

Gianyar

2008 2009 2010 2011 2012

9.525,87 9.513,45 9.046,56 8.843,74 8.275,20

84.528,355 84.068,900 83.588,250 83.206,575 82.941,264

16,6 15,98 15,28 14,43 13,6

Tampaksiring

2008 2009 2010 2011 2012

6.330,52 6.227,41 6.189,98 6.043,02 6.035,29

70.930,759 71.897,760 70.394,716 70.139,640 70.118,116

23,02 22,13 21,21 20,14 20

Ubud

2008 2009 2010 2011 2012

5.880,32 5.895,58 5.721,37 5.778,88 5.580,95

62.873,250 62.353,125 61.733,210 61.209,850 60.357,540

7,88 7,58 7,28 6,65 6,23

Tegallalang

2008 2009 2010 2011 2012

11.627,08 10.695,27 11.901,55 11.339,75 11.608,82

70.854,537 74.046,200 74.682,080 74.084,130 73.944,576

23,32 22,42 21,48 20,51 19,49

Payangan

2008 2009 2010 2011 2012

12.188,21 13.114,60 14.319,02 15.016,56 14.663,33

97.688,760 98.706,375 97.297,743 97.087,265 96.889,260

39 37 35,49 34,04 32,84

Sumber : BPS Gianyar, 2013

122

Analisis Regresi Pengaruh DDL Terhadap PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Gianyar Tahun 2009-2014 Variables Entered/Removedb Model

Variables Entered

Variables Removed

Method

1

Daya Dukung . Enter Lahana a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: PDRB Sektor Pertanian Model Summary Model

R

Adjusted R Square

R Square

Std. Error of the Estimate

1 .713a .509 .494 a. Predictors: (Constant), Daya Dukung Lahan

8358.07683

ANOVAb Sum of Squares

Model 1

df

Mean Square

Regression

2.385E9

1

2.385E9

Residual

2.305E9

33

6.986E7

F

Sig. .000a

34.148

Total 4.691E9 34 a. Predictors: (Constant), Daya Dukung Lahan b. Dependent Variable: PDRB Sektor Pertanian Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1

B (Constant)

Std. Error

Standardized Coefficients Beta

t

52708.545 4728.91 1

Daya Dukung Lahan 2.979 .510 a. Dependent Variable: PDRB Sektor Pertanian

.713

Sig.

11.146

.000

5.844

.000

123

Analisis Regresi Pengaruh DDL Terhadap Kontribusi PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Gianyar Tahun 2009-2014 Variables Entered/Removedb Model

Variables Entered

Variables Removed

Method

1

Daya Dukung . Enter Lahana a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Kontribusi PDRB Sektor Pertanian Model Summary Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .698a .487 .472 a. Predictors: (Constant), Daya Dukung Lahan

6.11619

ANOVAb Sum of Squares

Model 1

df

Mean Square

Regression

1173.165

1

1173.165

Residual

1234.455

33

37.408

F

Sig. .000a

31.362

Total 2407.620 34 a. Predictors: (Constant), Daya Dukung Lahan b. Dependent Variable: Kontribusi PDRB Sektor Pertanian Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1

B (Constant)

1.386

Std. Error

Standardized Coefficients Beta

t

3.460

Daya Dukung Lahan .002 .000 a. Dependent Variable: Kontribusi PDRB Sektor Pertanian

.698

Sig.

.400

.691

5.600

.000

124

Tabel Distribusi t

df=v 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 40 60 120

¥

0,25 1 0,816 0,765 0,741 0,727 0,718 0,711 0,706 0,705 0,7 0,697 0,695 0,694 0,692 0,691 0,69 0,689 0,688 0,688 0,687 0,686 0,686 0,685 0,685 0,684 0,684 0,684 0,683 0,683 0,683 0,681 0,679 0,677 0,674

0,2 1,376 1,061 0,978 0,941 0,92 0,906 0,896 0,889 0,883 0,879 0,876 0,875 0,87 0,868 0,866 0,865 0,863 0,862 0,861 0,86 0,859 0,858 0,858 0,857 0,856 0,856 0,855 0,855 0,854 0,854 0,851 0,848 0,845 0,842

0,15 1,963 1,386 1,25 1,19 1,156 1,134 1,119 1,108 1,1 1,093 1,088 1,083 1,079 1,076 1,074 1,071 1,069 1,067 1,066 1,064 1,063 1,061 1,06 1,059 1,058 1,058 1,057 1,056 1,055 1,055 1,05 1,046 1,041 1,036

0,1 3,078 1,886 1,638 1,533 1,476 1,44 1,415 1,397 1,383 1,372 1,363 1,356 1,35 1,345 1,341 1,337 1,333 1,33 1,328 1,325 1,323 1,321 1,319 1,318 1,316 1,315 1,414 1,313 1,311 1,31 1,303 1,296 1,289 1,282

a

0,05 6,314 2,92 2,353 2,132 2,015 1,943 1,895 1,86 1,833 1,812 1,796 1,782 1,771 1,761 1,753 1,746 1,74 1,734 1,729 1,725 1,721 1,717 1,714 1,711 1,708 1,706 1,703 1,701 1,699 1,697 1,684 1,671 1,658 1,645

0,025 12,706 4,303 3,812 2,776 2,571 2,447 2,365 2,306 2,262 2,228 2,201 2,179 2,16 2,145 2,131 2,12 2,11 2,101 2,093 2,086 2,08 2,074 2,069 2,064 2,06 2,056 2,052 2,081 2,045 2,042 2,021 2,000 1,98 1,96

0,01 31,812 6,965 4,542 3,747 3,365 3,143 2,998 2,896 2,821 2,764 2,718 2,681 2,65 2,624 2,602 2,583 2,567 2,552 2,539 2,528 2,518 2,508 2,5 2,492 2,485 2,479 2,473 2,467 2,462 2,457 2,423 2,39 2,358 2,326

0,005 63,657 9,925 5,841 4,604 4,032 3,707 3,499 3,355 3,25 3,169 3,106 3,055 3,012 2,977 2,947 2,921 2,898 2,878 2,861 2,845 2,831 2,819 2,807 2,797 2,787 2,779 2,771 2,763 2,756 2,75 2,704 2,66 2,617 2,576

Sumber : Gujarati, 2008

125