DAYA DUKUNG LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DI KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG Yulianti Samsidar1), Indarti Komala Dewi2), Bayu Wirawan3) Mahasiswa Program Studi PWK Fakultas Teknik Universitas Pakuan 2) Staf Pengajar Program Studi PWK Fakultas Teknik Universitas Pakuan 3) Staf Pengajar Program Studi PWK Fakultas Teknik Universitas Pakuan e-mail :
[email protected] 1)
Abstrak Perkembangan kota serta peningkatan jumlah penduduk menyebabkan peningkatan aktivitas dan kebutuhan lahan untuk menunjang aktivitas tersebut, sementara lahan walaupun merupakan salah satu sumber daya alam yang paling berharga tetapi memiliki keterbatasan baik ketersediaan maupun kemampuan daya dukungnya. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi fungsi kawasan lindung dan budidaya; mengidentifikasi kemampuan lahan kawasan budidaya berdasarkan aspek fisik dasar untuk pengembangan kawasan permukiman perkotaan; analisis daya dukung lahan serta menganalisis kesesuaian pemanfaatan lahan eksisting dan rencana pemanfaatan lahan RTRW Kabupaten Pesawaran Tahun 2011-2031 dengan kemampuan lahan. Hasil yang diperoleh berdasarkan metode kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan sistem informasi gografis menunjukan kawasan lindung seluas 9.552 ha dan kawasan budidaya seluas 107.825 ha. Kawasan budidaya dengan kemampuan pengembangan tinggi dan sedang merupakan wilayah yang sangat baik dalam pengembangan kawasan permukiman perkotaan. Ratio tutupan lahan/Building Coverage (BC) untuk pengembangan kawasan permukiman perkotaan pada kemampuan pengembangan tinggi sebesar 5,74% dan sedang sebesar 9,48% dengan kapasitas maksimal perluasan kedua lahan tersebut seluas 1.254 ha dan seluas 18.069 ha. Kesesuaian pemanfaatan lahan eksisting untuk pengembangan kawasan permukiman perkotaan adalah permukiman, perkebunan, tegalan/lahan, tambak dan belukar sebesar 22,56% berada di kemampuan pengembangan tinggi dan sedang. Sedangkan kesesuaian rencana kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Pesawaran sebesar 45,54% berada di kemampuan pengembangan tinggi dan sedang. Kata Kunci : Daya Dukung Lahan, Kemampuan Lahan
PENDAHULUAN Peningkatan jumlah penduduk yang ditunjang dengan kebijakan sistem pembangunan dan letak wilayah Kabupaten Pesawaran yang strategis, telah menyebabkan pesat perkembangan kawasan ini. Kondisi ini, khususnya terjadi pada Kecamatan Gedongtataan, Kecamatan Padang Cermin dan Kecamatan Negeri Katon yang merupakan bagian dari Kabupaten Pesawaran. Konsekuensi dari pesatnya perkembangan wilayah, mengakibatkan terjadinya peningkatan jumlah penduduk sekaligus berbagai aktivitas pembangunan, baik secara fisik, ekonomi maupun sosial budaya bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, terjadi pula peningkatan kebutuhan lahan mengingat fungsi lahan sebagai ruang yang mewadahi penduduk dan aktivitasnya, terutama untuk pemanfaatan kegiatan perkotaan. Peningkatan kebutuhan lahan perkotaan dengan sisi lainnya terdapat keterbatasan ketersediaan dan kemampuan lahan, mengharuskan perencanaan pemanfaatan lahan dilakukan secara optimum. Salah satu pertimbangan yang harus Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FT-Unpak
dilakukan adalah pertimbangan aspek fisik dasar lahan yang meliputi aspek sumberdaya air, karakteristik tanah dan batuan, kemiringan lereng serta kerentanan bencana, yang kesemuanya merupakan pencerminan dari kemampuan lahan. Pertimbangan tersebut diperlukan karena setiap lahan memiliki kemampuan yang terbatas sekaligus berbeda antara suatu kawasan dengan kawasan lainnya. Dengan mengetahui tingkatan kemampuan lahan, maka kawasan tersebut dapat dibedakan menjadi kemampuan pengembangan rendah, kemampuan pengembangan sangat rendah, kemampuan pengembangan sedang dan kemampuan pengembangan tinggi. Pembagian menjadi kawasan seperti tersebut, akan memudahkan di dalam mengarahkan rencana pemanfaatan lahan kawasan permukiman perkotaan sesuai dengan kemampuan lahan, sehingga terhindar dari terjadinya dampak negatif penurunan kualitas lingkungan yang menghambat pembangunan kota. Bertolak dari pemikiran seperti tersebut, maka tujuan penelitian ini yaitu a). mengidentifikasi fungsi kawasan lindung dan 1
budidaya; b). mengidentifikasi kemampuan lahan kawasan budidaya berdasarkan aspek fisik dasar untuk pengembangan kawasan permukiman perkotaan; c). analisis daya dukung lahan serta d). menganalisis kesesuaian pemanfaatan lahan eksisting dan rencana pemanfaatan lahan RTRW Kabupaten Pesawaran Tahun 2011-2031 dengan kemampuan lahan. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dan kualitatif. Adapun tahapan analisis yang dilakukan meliputi : 1. Mengidentifikasi kawasan lindung dan kawasan budidaya berdasarkan aspek fisik dasar Analisis ini didasarkan pada ketentuan dalam Keppres No. 32 Tahun 1990 tentang Penentuan Kawasan Lindung. Analisis ini menghasilkan peta persebaran kawasan lindung dan kawasan budidaya. Metode sistem informasi geografis yang digunakan dengan cara mengtumpangtindihkan (overlay) peta kelerengan, peta jenis tanah dan peta intensitas curah hujan. 2. Mengidentifikasi tingkat kemampuan lahan kawasan budidaya untuk dikembangkan sebagai kawasan permukiman perkotaan berdasarkan aspek fisik dasar Analisis penentuan kemampuan lahan didasarkan pada ketentuan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang. Metode sistem informasi geografis yang digunakan dengan cara mengtumpangtindihkan (overlay) 5 (lima) peta satuan kemampuan lahan (SKL). Satuan kemampuan lahan tersebut meliputi SKL Morfologi-Kestabilan Lereng, SKL Drainase, SKL Ketersediaan Air Tanah, SKL Kerentanan Bencana Alam dan SKL Kestabilan Pondasi. Analisis ini menghasilkan peta kemampuan lahan pada kawasan budidaya untuk pengembangan kawasan permukiman perkotaan yang terdiri dari : Kemampuan Pengembangan Tinggi yaitu lahan yang mempunyai kemampuan baik dan sangat sesuai untuk pengembangan kawasan permukiman perkotaan. Kemampuan Pengembangan Sedang yaitu lahan yang mempunyai kemampuan sesuai untuk pengembangan kawasan permukiman perkotaan. Kemampuan Pengembangan Rendah yaitu lahan yang kurang mampu dikembangkan atau sesuai bersyarat apabila tetap akan dikembangkan untuk kawasan permukiman perkotaan.
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FT-Unpak
Kemampuan Pengembangan Sangat Rendah yaitu lahan yang tidak sesuai dikembangkan untuk kawasan permukiman perkotaan. 3. Analisis daya dukung pada kemampuan lahan untuk pengembangan kawasan permukiman perkotaan Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui atau memberikan informasi berupa kapasitas daya dukung lahan yang masih tersedia dan dapat dimanfaatkan. Analisis ini dilakukan berdasarkan pada ketentuan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang serta konsep daya dukung lahan menurut Toubier (1976) dalam Laiko (2010), dimana daya dukung lahan yang baik akan tercapai apabila maksimal lahan terbangun/Building Coverage (BC) tidak melebihi 70% dari keseluruhan lahan yang dapat digunakan di wilayah kemampuan pengembangan tinggi sedangkan di wilayah kemampuan pengembangan sedang maksimal lahan terbangun/Building Coverage (BC) tidak melebihi 50% dari keseluruhan lahan yang dapat digunakan. Metode sistem informasi geografis yang digunakan dengan cara mengtumpangtindihkan (overlay) peta pemanfaatan lahan eksisting dengan peta kemampuan lahan. Berdasarkan hasil tumpang tindih (overlay) kedua peta tersebut menghasilkan peta kesesuaian pemanfaatan lahan serta dapat diketahui luas lahan tidak terbangun dan luas lahan terbangun yang terdapat pada setiap tingkat kemampuan lahan. Lahan terbangun yang dimaksud adalah luas lahan yang tertutup oleh bangunan yang bersifat kedap air. Setelah itu dilakukan perhitungan ratio tutupan lahan/Building Coverage (BC) pada setiap tingkat kemampuan lahan (Kemampuan Pengembangan Tinggi, Sedang, Rendah, Sangat Rendah) dan Kawasan Lindung dengan menggunakan rumus (Laiko, 2010) :
Keterangan : BC = Building Coverage A = Area (Luas Lahan) OS = Open Space (lahan tidak terbangun) 4. Menganalisis kesesuaian pemanfaatan lahan eksisting dan rencana pemanfaatan lahan RTRW Kabupaten Pesawaran Tahun 20112031 dengan kemampuan lahan di kawasan permukiman perkotaan Analisis ini dimaksudkan memberi gambaran kondisi kesesuaian pemanfaatan lahan eksisting dan rencana kawasan permukiman perkotaan yang telah ditetapkan Pemerintah 2
Kabupaten Pesawaran dalam RTRW Tahun 20112031 dengan tingkat kemampuan lahan. Keluaran dari analisis ini memberikan masukan atau pertimbangan bagi arahan dan penataan fisik kawasan untuk pengembangan kawasan permukiman perkotaan. Metode sistem informasi geografis yang digunakan dengan cara mengtumpangtindihkan (overlay) : 1). Peta pemanfaatan lahan eksisting dengan peta tingkat kemampuan lahan; 2). Peta rencana kawasan permukiman perkotaan yang telah ditetapkan Pemerintah Kabupaten Pesawaran dalam RTRW Tahun 2011-2031 dengan tingkat kemampuan lahan.
No.
Fungsi Kawasan
Kecamatan
Luas (Ha)
Padang Cermin
26.981
Way Lima
8.612
Gedong Tataan
9.014
Luas Kabupaten Pesawaran
Luas Total (Ha)
Persentase (%)
117.377
100,00
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2013.
PEMBAHASAN 1. Mengidentifikasi Kawasan Lindung Dan Kawasan Budidaya Berdasarkan Aspek Fisik Dasar Berdasarkan Keppres No. 32 Tahun 1990 tentang Penentuan Kawasan Lindung maka dapat ditentukan kawasan lindung di Kabupaten Pesawaran seluas 9.552 Ha atau sebesar 8,14%. Kawasan lindung ini secara administrasif termasuk bagian dari Kecamatan Kedondong, Kecamatan Punduh Pidada, Kecamatan Padang Cermin, Kecamatan Way Lima dan Kecamatan Gedongtataan. Kawasan lindung sebagai kawasan yang tidak diperkenankan bagi kegiatan budidaya, dapat dikatakan sebagai kawasan limitasi. Kawasan budidaya pada Kabupaten Pesawaran terletak pada Kecamatan Negeri Katon, Kecamatan Punduh Pidada, Kecamatan Tegineneng, Kecamatan Padang Cermin, Kecamatan Way Lima, dan Kecamatan Gedongtataan dengan luas keseluruhan kawasan budidaya 107.825 Ha atau sebesar 91,86%. Persebaran dan luasan fungsi kawasan di Kabupaten Pesawaran dapat dilihat pada Tabel 1 dan Gambar 1.
No.
Tabel 1 Luas Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Di Kabupaten Pesawaran Luas Fungsi Luas Persentase Kecamatan Total Kawasan (Ha) (%) (Ha) Kedondong
1.
Kawasan Lindung
Punduh Pidada Padang Cermin Way Lima
2.
Kawasan Budidaya
210 2.497 4.782
9.552
8,14
107.825
91,86
1.371
Gedongtataan
692
Negeri Katon
15.269
Kedondong
12.901
Punduh Pidada
19.922
Tegineneng
15.126
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FT-Unpak
Gambar 1 Peta Fungsi Kawasan
2. Mengidentifikasi Tingkat Kemampuan Lahan Kawasan Budidaya Untuk Dikembangkan Sebagai Kawasan Permukiman Perkotaan Berdasarkan Aspek Fisik Dasar Berdasarkan hasil tumpang tindih (overlay) seluruh peta satuan kemampuan lahan (SKL), Kabupaten Pesawaran dibagi menjadi 5 (lima) rentang kelas skor kemampuan lahan, sebagai berikut : 1. Kemampuan pengembangan tinggi yaitu lahan yang mempunyai kemampuan baik dan sangat sesuai untuk pengembangan kawasan permukiman perkotaan dengan skor >79 seluas 1.951 ha (1,66%). 2. Kemampuan pengembangan sedang yaitu lahan yang mempunyai kemampuan sesuai untuk pengembangan kawasan permukiman perkotaan dengan skor 75 – 79 seluas 44.597 ha (37,99%). 3. Kemampuan pengembangan rendah yaitu lahan yang kurang sesuai dikembangkan atau sesuai bersyarat apabila tetap akan dikembangkan untuk kawasan permukiman perkotaan dengan skor 70 – 74 seluas 48.483 ha (41,31%). 4. Kemampuan pengembangan sangat rendah yaitu lahan yang tidak sesuai dikembangkan untuk kawasan permukiman perkotaan dengan skor 64 – 69 seluas 12.794 ha (10,90%). 5. Kawasan lindung yaitu lahan yang tidak layak dikembangkan untuk kawasan permukiman
3
perkotaan (wilayah konservasi) dengan skor <64 seluas 9.552 ha (8,14%). Ditinjau dari hasil analisis kemampuan lahan dengan menggunakan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007 maka arahan pengembangan kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Pesawaran pada wilayah dengan kemampuan pengembangan tinggi tersebar di 6 (enam) kecamatan yaitu Kecamatan Padang Cermin, Kecamatan Way Lima, Kecamatan Gedongtataan, Kecamatan Punduh Pidada, Kecamatan Negeri Katon dan Kecamatan Way Lima dan kemampuan pengembangan sedang dengan lokasi tersebar di masing-masing kecamatan. Karena memiliki satuan kemampuan lahan morfologi-kestabilan lereng sedang sampai tinggi, ketersediaan air tanah sedang sampai tinggi, kestabilan pondasi tinggi, drainase sedang sampai tinggi, relatif aman dari bencana alam dan tidak terdapat kawasan lindung. Untuk lebih jelasnya tentang persebaran dan luasan wilayah kemampuan lahan kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Pesawaran dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 2. Tabel 2 Luas Wilayah Kemampuan Lahan Kawasan Permukiman Perkotaan Di Kabupaten Pesawaran Kemampuan Pengembangan (Ha) Kecamatan
Luas (Ha)
Kawasan Lindung ( Interval <64)
Sangat Rendah ( Interval 64 – 69)
Rendah ( Interval 70 – 74)
Sedang ( Interval 75 – 79)
Tinggi ( Interval >79)
0
408
1.271
12.629
961
15.269
Negeri Katon Kedondong Punduh Pidada Tegineneng Padang Cermin
210
1.505
5.865
5.531
0
13.111
2.497
4.772
12.101
2.929
120
22.419
0
1.100
8.857
4.944
225
15.126
4.782
3.935
13.873
8.824
349
31.763
Way Lima
1.371
510
3.783
4.152
167
9.983
692
564
2.733
5.588
129
9.706
Jumlah
9.552
12.794
48.483
44.597
1.951
117.377
Persentase (%)
8,14
10,90
41,31
37,99
1,66
100,00
Gedongtataan
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2013.
3. Analisis Daya Dukung Pada Kemampuan Lahan Untuk Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan Kapasitas daya dukung lahan berdasarkan kemampuan pengembangan sangat rendah dan kawasan lindung (limitasi) terdapat pemanfaatan lahan terbangun yang tertutup oleh bangunan bersifat kedap air, menyebabkan telah terlampaui batas ratio tutupan lahan (building coverage) sebesar 7,71% dan sebesar 0,18% yang disyaratkan oleh Toubier (1976) sebesar 0%. Sedangkan kemampuan pengembangan rendah sebesar 3,92% menunjukan pemanfaatan lahan terbangun yang masih di bawah ambang batas ratio tutupan lahan Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FT-Unpak
(building coverage) yang disyaratkan sebesar 20%, maka luasan maksimal lahan terbangunnya seluas 7.798 ha tapi kurang sesuai untuk pengembangan kawasan permukiman perkotaan.
Gambar 2 Peta Kemampuan Lahan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan
Kemampuan pengembangan tinggi sebesar 5,74% dan kemampuan pengembangan sedang sebesar 9,48% di Kabupaten Pesawaran masih di bawah ambang batas yang disyaratkan oleh Toubier (1976) sebesar 70% dan sebesar 50%. Kawasan kemampuan pengembangan tinggi dan kemampuan pengembangan sedang secara umum perluasan lahan terbangun masih sangat memungkinkan untuk pengembangan perkotaan, dengan maksimal perluasan pada kawasan pengembangan tinggi 1.254 ha dan kemampuan pengembangan sedang 18.069 ha. Pemanfaatan lahan bagi pengembangan kawasan permukiman perkotaan seharusnya tetaplah memperhatikan batasan ratio kapasitas daya dukung lahan. Untuk lebih jelasnya tentang persebaran wilayah ratio tutupan lahan untuk kawasan pengembangan sedang dan tinggi di Kabupaten Pesawaran dapat dilihat pada Gambar 3. 4. Menganalisis Kesesuaian Pemanfaatan Lahan Eksisting Dan Rencana Pemanfaatan Lahan RTRW Kabupaten Pesawaran Tahun 2011-2031 Dengan Kemampuan Lahan Di Kawasan Permukiman Perkotaan a. Kesesuaian Pemanfaatan Lahan Eksisting Dengan Kemampuan Lahan Kesesuaian lahan di Kabupaten Pesawaran seluas 10.502 ha atau sebesar 22,56% untuk pengembangan kawasan permukiman perkotaan berdasarkan kemampuan pengembangan sedang dan kemampuan pengembangan tinggi. Kesesuaian lahan untuk kawasan permukiman perkotaan pada pemanfaatan lahan permukiman, perkebunan, tegalan/lahan, tambak dan belukar. Adapun sisanya pada kemampuan pengembangan sedang dan kemampuan pengembangan tinggi dimanfaatkan untuk hutan, 4
pasir pantai, rawa dan persawahan tidak sesuai untuk pengembangan kawasan permukiman perkotaan seluas 36.046 ha atau sebesar 77,44% dari keseluruhan luas 46.548 ha. Keberadaan hutan, pasir pantai, rawa dan persawahan sangat diperlukan sebagai salah satu upaya mencegah kerusakan lingkungan yang akan berdampak secara umum terhadap keseluruhan wilayah Kabupaten Pesawaran. Untuk lebih jelasnya tentang persebaran wilayah kesesuaian pemanfaatan lahan eksisting dengan kemampuan lahan di Kabupaten Pesawaran dapat dilihat pada Gambar 4.
menempati kemampuan pengembangan sedang dan kemampuan pengembangan tinggi. Kesesuaian rencana kawasan permukiman perkotaan pada kemampuan pengembangan sedang seluas 14.523 ha tersebar di Kecamatan Negeri Katon seluas 5.312 ha, Kecamatan Tegineneng seluas 2.103 ha, Kecamatan Padang Cermin seluas 3.810 ha dan Kecamatan Gedongtataan seluas 3.298 ha. Kesesuaian rencana kawasan permukiman perkotaan pada kemampuan pengembangan tinggi seluas 540 ha tersebar di Kecamatan Negeri Katon seluas 184 ha, Kecamatan Tegineneng seluas 141 ha, Kecamatan Padang Cermin seluas 165 ha dan Kecamatan Gedongtataan seluas 50 ha. Untuk lebih jelasnya tentang persebaran wilayah kesesuaian rencana pemanfaatan lahan kawasan permukiman perkotaan RTRW Kabupaten Pesawaran dengan kemampuan lahan di Kabupaten Pesawaran dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 3 Peta Ratio Tutupan Lahan
Gambar 5 Peta Kesesuaian Rencana Kawasan Permukiman Perkotaan Dengan Kemampuan Lahan
KESIMPULAN
Gambar 4 Peta Kesesuaian Pemanfaatan lahan Eksisting Dengan Kemampuan Lahan
b.
Kesesuaian Rencana Pemanfaatan Lahan RTRW Kabupaten Pesawaran Tahun 2011-2031 Dengan Kemampuan Lahan Ketidaksesuaian lokasi yang direncanakan untuk kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Pesawaran seluas 18.013 ha atau sebesar 54,46% dari keseluruhan luas rencana kawasan permukiman perkotaan 33.076 ha yang menempati kawasan lindung, kemampuan pengembangan rendah dan kemampuan pengembangan sangat rendah. Kesesuaian lokasi yang direncanakan untuk kawasan permukiman perkotaan seluas 15.063 ha atau sebesar 45,54% dari keseluruhan luas rencana kawasan permukiman perkotaan 33.076 ha yang Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FT-Unpak
Daya dukung lahan untuk pengembangan kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Pesawaran berada di kawasan budidaya yaitu pada kemampuan pengembangan tinggi seluas 1.951 ha dan sedang dengan seluas 44.597 ha. Kapasitas daya dukung lahan kemampuan pengembangan tinggi dan sedang masih di bawah ambang batas ratio tutupan lahan dengan maksimal perluasan pengembangan kawasan permukiman perkotaan seluas 1.254 ha dan 18.069 ha. Kesesuaian pemanfaatan lahan eksisting untuk dikembangkan kawasan permukiman perkotaan seluas 10.502 ha adalah permukiman, perkebunan, tegalan/lahan, tambak dan belukar berada di kemampuan pengembangan tinggi dan sedang. Sedangkan kesesuaian rencana kawasan permukiman perkotaan berada di kemampuan pengembangan tinggi dan sedang seluas 1.080 ha dan seluas 29.046 ha.
5
SARAN Berdasarkan analisa dan pembahasan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Kawasan permukiman perkotaan di kawasan lindung dan kemampuan sangat rendah dapat membekukan ijin lokasi dan menghentikan perluasan perkembangannya. Kemudian diarahkan bermukim di wilayah kemampuan pengembangan sedang dan tinggi. 2. Kawasan permukiman perkotaan yang berada di wilayah rawan bencana gempa bumi tidak semestinya digunakan untuk hunian, karena sangat membahayakan. Pemerintah memberikan stimulan untuk melestarikan dan mempertahankan rumah panggung dan menyediakan jalur serta ruang evakuasi bencana darurat maupun permanen dalam ramgka mengurangi resiko bencana ketika datang. Atau dapat menggunakan sistem perancangan struktur bangunan tahan gempa untuk kawasan permukiman perkotaan yang mengacu pada SNI 03-1726-2010 tentang tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung. 3. Rencana kawasan permukiman perkotaan di kemampuan pengembangan rendah dijadikan prioritas terakhir dan di kemampuan pengembangan sedang dan tinggi dijadikan prioritas pertama, karena luas pemanfatannya masih tersedia dan sangat sesuai dalam memperluas pengembangan kawasan permukiman perkotaan. 4. Pembatasan pengembangan sarana dan prasarana pendukung kegiatan perkotaan di kemampuan pengembangan rendah, sehingga dapat mengalihkan rencana pengembangan permukiman perkotaan ke kemampuan pengembangan sedang dan tinggi. 5. Arahan pengubahan penggunaan lahan untuk pengembangan kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Pesawaran terdapat pada Tabel 3 dan Gambar 6. Arahan penggubahan penggunaan lahan ini didasarkan pada kesesuaian lahan hasil analisis memperhatikan penggunaan lahan yang ada sekarang dan rencana kawasan permukiman perkotaan, sebagai berikut ini : Penggunaan lahan eksisiting berupa belukar seluas 52 ha, sedangkan pada rencana pemanfaatan lahan RTRW akan direncanakan kawasan permukiman perkotaan maka sesuai untuk dapat dikembangkan sebagai kawasan permukiman perkotaan. Tersebar di Kecamatan Padang Cermin. Penggunaan lahan eksisiting berupa hutan seluas 2.408 ha, sedangkan pada rencana pemanfaatan lahan RTRW akan direncanakan kawasan permukiman perkotaan maka tidak sesuai dikembangkan Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FT-Unpak
sebagai kawasan permukiman perkotaan dan arahannya hutan tetap dipertahankan dengan membatasi perkembangan kawasan perkotaan disekitar hutan. Tersebar di 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan Gedongtataan dan Kecamatan Padang Cermin. Penggunaan lahan eksisiting berupa permukiman seluas 1.530 ha, sedangkan pada rencana pemanfaatan lahan RTRW akan direncanakan kawasan permukiman perkotaan maka sesuai untuk dikembangkan sebagai kawasan permukiman perkotaan. Tersebar di 4 (empat) kecamatan yaitu Kecamatan Gedongtataan, Kecamatan Negeri Katon, Kecamatan Padang Cermin dan Kecamatan Tegineneng. Penggunaan lahan eksisiting berupa perkebunan seluas 5.046 ha, sedangkan pada rencana pemanfaatan lahan RTRW akan direncanakan kawasan permukiman perkotaan maka sesuai untuk dikembangkan sebagai kawasan permukiman perkotaan. Tersebar di 4 (empat) kecamatan yaitu Kecamatan Gedongtataan, Kecamatan Negeri Katon, Kecamatan Padang Cermin dan Kecamatan Tegineneng. Penggunaan lahan eksisiting berupa rawa seluas 227 ha, sedangkan pada rencana pemanfaatan lahan RTRW akan direncanakan kawasan permukiman perkotaan maka tidak sesuai dikembangkan sebagai kawasan permukiman perkotaan dan arahannya rawa tetap dipertahankan. Tersebar di 3 (tiga) kecamatan yaitu Kecamatan Negeri Katon, Kecamatan Padang Cermin dan Kecamatan Tegineneng. Penggunaan lahan eksisiting berupa sawah seluas 954 ha, sedangkan pada rencana pemanfaatan lahan RTRW akan direncanakan kawasan permukiman perkotaan maka tidak sesuai dikembangkan sebagai kawasan permukiman perkotaan dan arahannya sawah tetap dipertahankan dengan membatasi perkembangan kawasan permukiman perkotaan disekitarnya. Tersebar di 4 (empat) kecamatan yaitu Kecamatan Gedongtataan, Kecamatan Negeri Katon, Kecamatan Padang Cermin dan Kecamatan Tegineneng. Penggunaan lahan eksisiting berupa tambak seluas 12 ha, sedangkan pada rencana pemanfaatan lahan RTRW akan direncanakan kawasan permukiman perkotaan maka sesuai untuk dikembangkan sebagai kawasan permukiman perkotaan. Tersebar di Kecamatan Padang Cermin. Penggunaan lahan eksisiting berupa tegalan/ladang seluas 6.686 ha, sedangkan pada rencana pemanfaatan lahan RTRW 6
akan direncanakan kawasan permukiman perkotaan maka sesuai untuk dikembangkan sebagai kawasan permukiman perkotaan. Tersebar di 4 (empat) kecamatan yaitu Kecamatan Gedongtataan, Kecamatan Negeri Katon, Kecamatan Padang Cermin dan Kecamatan Tegineneng. Tabel 3 Arahan Pengubahan Penggunaan Lahan Berdasarkan Kemampuan Pengembangan Tinggi dan Sedang Di Kabupaten Pesawaran Penggunaan Lahan Eksisting
Belukar
Hutan
Perkebunan
Pasir Pantai
Permukiman
Rawa
Sawah
Tambak
Tegalan/ Ladang
RTRW Kabupaten Pesawaran Rencana Kawasan Permukiman Perkotaan Rencana Kawasan Permukiman Perkotaan Rencana Kawasan Permukiman Perkotaan Rencana Kawasan Permukiman Perkotaan Rencana Kawasan Permukiman Perkotaan Rencana Kawasan Permukiman Perkotaan Rencana Kawasan Permukiman Perkotaan Rencana Kawasan Permukiman Perkotaan Rencana Kawasan Permukiman Perkotaan
Tingkat Kesesuaian Lahan
Arahan
Sesuai
Dapat Dikembangkan
Tidak Sesuai
Dipertahankan
Sesuai
Dapat Dikembangkan
Tidak Sesuai
Dipertahankan
Sesuai
Dapat Dikembangkan
Tidak Sesuai
Dipertahankan
Tidak Sesuai
Dipertahankan
Sesuai
Dapat Dikembangkan
Sesuai
Dapat Dikembangkan
Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2013. Keterangan : Dipertahankan : Guna lahan saat ini tetap dipertahankan dengan membatasi perkembangannya. Dapat Dikembangkan : Guna lahan saat ini dapat dikembangkan sebagai kawasan perkotaan.
Gambar 6 Peta Saran Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan
DAFTAR PUSTAKA [Bappeda] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pesawaran. 2011. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pesawaran Tahun 20112031. Kabupaten Pesawaran. [Bappeda] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pesawaran. 2012. Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Pesawaran No. 4 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pesawaran Tahun 20112031. Kabupaten Pesawaran. [Dep PU] Departemen Pekerjaan Umum. 2007. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi Serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang. Jakarta. Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990. Pengelolaan Kawasan Lindung. Jakarta. Laiko. Firman. 2010. Pengembangan Permukiman Berdasarkan Aspek Kemampuan Lahan Pada Satuan Wilayah Pengembangan I Kabupaten Gorontalo. Tesis. Program Pascasarjana Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro. Semarang. RIWAYAT PENULIS 1. Yulianti Samsidar, ST., Alumni (Tahun 2013) Program Studi Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Pakuan. 2. DR. Ir. Indarti Komala Dewi, M.Si., Staf Dosen Program Studi Perencanaan
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FT-Unpak
7
Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik – Unpak
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FT-Unpak
8