VII.
KESIMPULAN
DAN
SARAN
Daya dukung lahan d i ciesa p e n e l i t i a n menunjukkan jauh kurangnya dari luas kelayakan yang sekurang-kurangnya dapat mmberikan kecukupan pangan.
Rata-rata luas tanah yang diusaha-
kan petani s e k i t a r 0.40 ha, yang t e r d i r i a t a s 0.13 ha sawah clan 0.27 ha t e g a l .
Seclangkan l u a s yang layak yang dapat mmberikan
kecukupan pangan meliputi : sawah 0.284 ( b i l a pola tanam padisayuran-jagung) atau 0.753 ha ( b i l a pola tanam p a d i - j a y n g )
.
Sedangkan untuk tegal 0.350 ha ( b i l a diusahakan dengan tanaman kopi ) atau 1.624 ha ( b i l a pola tanam j a y n g - ubilayu ).
Kayu bakar ternyata merupakan e n e r s i utama untuk memasak bagi golongan lapisan bawah maupun lapisan a t a s . Dengan demi" kian selama p i l i l m l a i n s e p e r t i minyak tanah t i d a k t e r s e d i a dan berada dalam jangkauan daya b e l i rakyat dan pula t i d a k l e bih ekonomis dibandingkan kayu bakar maka masyarakat akan t e t a p dan terpaksa t e n l s membabat hutan untuk memperoleh bahanbakar
.
:
Selain untuk konsunsi s e n d i r i , jayu bakar juga d i j u a l sebagai sunber matapencaharian pokok mauplm tambahan d a r i penduduk, karena t i a d a a l t e r n a t i f l a i n yang dapat ditempuh bagi kelangsungan hidup nlereka . Fungsi hutan sebagai sumber pendapatan dan kesempatan
-
k e r j a bagi penduduk yang tinggal d i sekitarnya cukup b e r a r t i . .%lain sebagai s m b e r melnperoleh bahan bakar juga memberikan
(CG
kesempatan kerja bagi warga desa y a i t u sebagai pesanggem ( pe-
kzrja dal&% sistem Pa~!pa~~;?g s a r i y cg d i a d a h n oleh Perhi~tani!.
%--
Nanun demikian apabila dibandingkan luas kawasan hutan yang mel i p u t i 67 % d a r i wilayah desa, kesempatan k e r j a yang diberikan belumlah memadai. Dalam ha1 pengusal~aanl a h a l , ternyata golongan pe~nongdesa l e b i h banyak yang mengusahakan lalian l e b i h 0.50 ha dibanding
-
kan golongan bulcan pamongdesa. Ragam pekerjaan sanipingan dilakukan golongan petani l u a s , sempit dan buruhtani n~entmjukkantidak ada perbedaan, lianya golongan pedagang yang tidak melakukan p k e r j a a n sampingan. Rata-rata banyaknya ha-ri k e r j a selama s a t u tahun menunjuk. kan tidak berbeda nyata antara golongan petani luas dengan golongan petani sempit, m t a r a golongan petani luas dengan
go-
longan pedagang, antara golongan petani sempit dengan golongan pedagang clan antara golongan b u d l t a n i clengan golongan pedagang. Sedangkan yang berbeda nyata adalah antara golongan petani semp i t dengan golongan burul~tani. Nilai produkt i v i t a s kerj a Kepala Runlahtangga menunjukkan berbeda antara golongan petani luas dengan golongan petani sen)p i t , antara golongan petani sempit dengnn golongan b u n h tani dan antara golongan pedilgru~gdengan golongan petani senq~it. Sedangkan antara golongan petani luas dengan golongan pedagang tidak berbeda.
Rata-rata banyaknya h a r i kerja bagi golongan petani luas : 307 hari/tdlw.,
g0:01~1~p-rp e t a r i senpit 286 hariltahun, golongan
buruhtani 235 hari/tahun dan golongan pedagang/tukang sebanyak 263 harijtahun. Rata-rata besarnya pendapatan nnnahtangga golongan petani
luas t e r t i n g g i ( Rp 67 722/bulan ) dan terendah golongan b u d -
tani y a i t u Ip, 20 328/bulan. p i t sebesar I$
Sedangkan bagi golongan petani sem-
34 451/bulan dan golongan pedagang/tukang sebesar
65 586/bulan.
-
Dari pcnbujian s t a t i s t i k mnunjukkan tidak
berbeda antara r a t a - r a t a pendapatan golongan petani luas dengan golongan pedagangltukang dan m t a r a golongan petani sempit dengan golongan gedagang.
Scdangkan antara golongan petani luas
dcngan golongan petani sempit dan antara golongan petani sempit dcngan golongan bunrhtani berbeda.nyata. Dalam ha1 pengeluaran m h t a n g g a sebagian terbesar adalah untuk makan. Kemudian cukup banyak untuk selamatan-selarnatan dan perbaikan n m h .
-
I'ersentase pengeluaran untuk mkan d a r i
masing-masing golongan aclalah : 72 persen bagi golongan buruht a n i , 66 persen bagi golongan petani luas, 68 persen bagi
go-
longan petani sempit clan 65 persen bagi golongan pedagang/ t u kang . ,Partisipasi masyarakat terhadap kelembagaan masyarakat d i peclesaan ( KUD, LSD, PKK dan KB ) khususnya dalam ha1 pengenal-
an clan keanggotaannya menunjukkan sudah c
w tinggi. k b i h 90
persen responden menunjukkan t e l a h mengenal lembaga kemasyarakatan cian lebih d a r i 55 persen tnenyatakan nlenjadi anggota.
Daian keanggoraan pada Kv'D cian LSD ternyata kedudukan s o s i a l ekonornis tidak berpengaruh; Artinya antara golongan petani luas dengan petani senpit tidak berbeda banyaknya yang menjadi anggota
KUD maupun LSD. 'Terhadap pernerintahzm clesrl hanya golongan lapisan a t a s yang t e l a l ~berpartisipasi d a l i u ~rerrd)~ig ~ desa, rjedangkan peranan golongan lapisan bawah helun ada.
Dalam rangka lnembantu pelrenul~ankebutuhan &an
pangan, kayu
bakar dan rumput p e r l u adanya pemikiran a l t e r n a t i f usaha p e w faatan hutan s e p e r t i produksi madu, persuteraan, nnnput gajah dan l a i n - l a i n yang dapat memberikan penciapatan dengan tanpa merusak kelestarian lutan.
Untuk i t u sangatlah diperlukan pemikiran su-
a t u pola t a t a gum tanah yang sebaik-baiknya. Berkaitan dengan ha1 d i a t a s agar masyarakat dalam m n ~ n u h i kebutuhan kayu bakar dan rimpilt dapat dilakukan pengawasan, antar a l a i n dapat ditenrpuh dengan jalan penyediaan kayu bakar dan rumput tersebut pada a r e a l t e r s c n d i r i d i dalam dan atau diluar,kawasan 11utan. Untuk mengurangi tekanan a k a kayu bakar, antara l a i n dapat ditempuh : 1. Pengalihan pengpmaan hahan bakar d a r i kayu ke bukan kayu,
s e p e r t i minyak tanah atau biogas dan l a i n - l a i n .
2. Menherikan subsidi untuk pengadaan kayu bakar dengan jalan
rnembantu pengadaan b i b i t , sarana produksi clan tanah untuk : a . Rakyat menanam s e n d i r i kayu bakar b. Membuat hutan kllusus kayu bakar
2. Peranfaatan limbah p e r t m i a n , hutan dan l a i n - l a i n sebagai bahan bakar untuk memasak.
Se j a l a n dengan ha]. -ha]. d i a t a s nlaka sangat b i j aksana apabila program Perhutmi l e b i h n~en~perhatikrul pula pa& usaha-usaha untuk nleningkatkan pengetahuan, k e t y ~ l p i l a ndan kesadaran lnelalui pendiclikan/penyuluhan yang seknli y s menll~erikanj a l a n keluar kepada mereka, yang karena kesulitan eltonominya terpaksa menjamah hutan. 1);alan rangka i n i kerjasa~lra' M a l ~ " '( Mantri
-.
Lurah ) perlu
lebih
diefektifkan. Pernberian kesenlpatan k e r j a kepada penduduk yang t i d a k punya tanah atau yang bertanah se1api.t d m yang tinggal d i s e k i t a r hutan p e r l u mendapatkan pri.oritas . Untuk dapat cukup nlenj anin kehidupan petani, maka penysahaan Z a h a n pada petani gurem dan t a k bertanah yang mengikuti program -
kerjasama tumpangsari perlu dipertimbangkan kemungkinan diperpanjangnya waktu kontrak. Disamping i t u luas tanah kontrakan yang d i pinjamkan oleh Perhutani kepada pesanggenl (pekerj a ) yalcni seluas ,
0.25 ha perlu d i t i n j a u l e b i h jauh apabila diharapkan pesanggem se-
penuhmya bekerja pada tanah kontrakannya. Untuk menunjang usaha penggantian kayu bakar dengan minyak t a -
nah (untuk memasak) perlu dipikirkan adanya teknologi tungku dengan bahan bakar minyak yang nwnpu untuk mernasak makanan dalam jumlah yang besar dan l e b i h e f i s i e n .