Data + Innovation = Change USING OPEN DATA FOR PUBLIC SERVICE DELIVERY
DATA
IMAGE: http://open.manchester.gov.uk/open/images/padlock_icon_2.png
DATA Open data — data yang tersedia dengan bebas dan dibagikan online, tanpa biaya — mengurangi dengan signifikan waktu dan biaya yang dibutuhkan masyarakat untuk berinvestasi untuk memahami hal-hal yang dikerjakan oleh pemerintah dan untuk pertanggungjawaban pemerintah. • Berlisensi-terbuka agar setiap orang mempunyai izin untuk menggunakan dan menggunakan-ulang data tersebut. • Terbaca-mesin agar dataset berukuran besar dapat dianalisa dengan efektif. • Tersedia dalam bulk agar data dapat diunduh dalam satu dataset dan dapat dianalisa mesin dengan mudah. • Bebas biaya agar setiap orang dapat mengakses data tanpa mempertimbangkan anggaran mereka. IMAGE: http://open.manchester.gov.uk/open/images/padlock_icon_2.png
Contoh 1: Dampak triple-bottom-line
theodi.org
Contoh 1: Dampak triple-bottom-line Masyarakat
Ekonomi
Lingkungan
Create
Transparansi
Pekerjaan
Mengatur kelangkaan
Enable
Pelayanan Innovasi yang lebih baik terbuka
Penilaian resiko
Improve
Pelibatan publik
Efisiensi manufaktur
Efisiensi operasional
theodi.org
Contoh 2: Mengukur Perkembangan
92 negara Edisi ke-3, 2015 Pengukuran: ● Kesiapan ● Implementasi ● Dampak 55% dari negaraneagara dalam survei
sudah mempunyai inisiatif open data. Hanya 10% dari data
pemerintah yang dipublikasikan sebagai open data. opendatabarometer.org
INNOVASI
Example 1: Banda Aceh
Contoh 1: Banda Aceh • Dikerjakan melalui lokakarya dengan OMS untuk menggunakan data yang dipublikasikan oleh pemerintah (setelah melalui pelatihan dari WF untuk mengkonversi data yang dapat diakses publik ke format open data). • 11 dinas sudah mempublikasikan data. Hal ini direalisasikan pada 2015 dengan data dari tahun 2014. • Bekerja sama dengan OMS untuk mengidentifikasi data set yang mereka perlukan dan kemudian WF bekerja dengan pemerintah untuk memprioritaskan data set tersebut. Kemudian kembali ke OMS dan membantu mereka untuk bekerja dengan data. Kemudian kembali ke pemerintah untuk melatih mereka dalam menggunakan data sektoral. • Data yang lebih detil memungkinkan pelibatan yang lebih detil lagi.
Contoh 1: Banda Aceh
http://data.bandaacehkota.go.id
Contoh 1: Banda Aceh
Contoh 1: Banda Aceh Pertambangan: • Aktivis dapat menggunakan open data dan visualisasi data untuk memenangkan kampanye mereka untuk moratorium izin tambang baru. • Membangun hubungan yang kuat dengan PPID Provinsi Aceh dan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi dan juga pemerintahan kota Banda Aceh. • Melatih OMS lain dalam menggunakan open data dan mereka dapat membuat analisis dan visualisasi pembayaran pajak dan hutang perusahaan tambang. • Akhirnya, setelah bekerja keras dan berkolaborasi dengan sektor-sektor lain, GeRAK Aceh dapat meyakinkan pemerintahan provinsi untuk memperpanjang moratorium ke tahun 2017. • Advokasi berbasiskan data adalah faktor utama.
Contoh 2: Open Cities
Contoh 2: Open Cities Radya Labs Bandung: solusi bernama “DARU”, yang merupakan aplikasi mobile yang mendukung sistem command center Dinas Pemadaman Kebakaran Jakarta untuk perencanaan yang lebih baik dan koordinasi mobilisasi mobil pemadam kebakaran. Aplikasi menggunakan open data dari dinas tersebut, termasuk pemetaan lokasi hidran air, mobil pemadam kebakaran, area rawan kebakran, dan lainnya. Perkumpulan Skala Jakarta: kampanye bernama “JKT Safe City”, yang bertujuan untuk memecahkan masalah kurangnya kesadaran pada potensi bahaya yang disebabkan oleh bencana alam dan hal yang harus dilakukan ketika dihadapkan bencana di Jakarta. Usaha mereka berdasarkan data yang disediakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Badan Meteorologi, Klimatologo dan Geofisika: www.disasterchannel.co. ICAIOS Banda Aceh: platform bernama “Kota Tanyoe”, yang bertujuan menghubungkan warga dan pemerintah kota Banda Aceh untuk mengidentifikasi dan mengumpulkan data gampong-gampong, diikuti dengan mereka berkolaborasi merencanakan pembangunan urban dari gampong berdasarkan data yang dikumpulkan. Data akan tersedia melalui portal open data, kotatanyoe.org.
DATA + INOVASI <= STANDAR
Standar: The Open Data Charter
Perkembangan Open Data Charter ● G8 Summit, Juli 2013 – Pimpinan G8 menandatangani G8 Open Data Charter, yang menggariskan lima prinsip utama open data
● International Open Data Conference, Mei 2015, Ottawa - open data champions bertemu untuk mendiskusikan perkembangan Open Data Charter internasional. ● Sepanjang 2015, pakar open data dari pemerintahan, organisasi multilateral, OMS dan sektor swasta, bekerja sama untuk mengembangkan Open Data Charter internasional. ● United Nations General Assembly (UNGA), 2015 - Open Data Charter secara resmi diluncurkan ● Peluncuran berkesinambungan adopsi Charter dilaksanakan di ● OGP Summit di Mexico City (Oktober 27-29, 2015); ● G20 Leaders Summit di Turki (November 15-16, 2015); dan ● COP21 di Prancis (Desember 7-8, 2015).
Diadaptasi oleh Pemerintahan-Pemerintahan Naisonal
Argentina
Chile
Colombia
Costa Rica
France
Guatemala
Italy
Mexico
Panama
Paraguay
Philippines
Sierra Leone
South Korea
United
Ukraine
Uruguay
Kingdom
Diadaptasi oleh Pemerintahan-Pemerintahan Lokal
Mexico
State of Colima Municipality of Guadalajara Municipality of Guadalupe Municipality of Hermosillo Municipality of Jiutepec City of Mérida State of Mexico Municipality of Minatitlán Municipality of Morelia State of Morelos Municipality of Monterrey State of Nuevo León Municipality of Puebla Municipality of Reynosa Municipality of Saltillo Municipality of Torreón Municipality of Veracruz Municipality of Xalapa
Argentina City of Buenos Aires
Peru
Municipality of San Isidro
Uruguay
Spain
Ecuador
Colombia
City of Montevideo
City of Quito
City of Madrid City of Zaragoza
Department of Nariño
Mekanisme Adaptasi ● Bertujuan untuk mencari keseimbangan antara mencapai
dukungan/komitmen politik level atas; dengan menghindari halangan bergabung yang dapat mengganggu adopsi. ● Proposal ini meminta sebuah pernyataan publik dari level-atas
(Kepala Pemerintahan, Sekretaris, Menteri, Gubernur, Walikota, dsb.) dengan karakteristik sebagai berikut: 1. Pernyataan yang mendukung Open Data Charter dan prinsipprinsipnya; 2. Perjanjian sektor dan individu kunci yang bertanggung jawab untuk pekerjaan lanjutan dari Open Data Charter; dan 3. Merancang mekanisme di mana prinsip-prinsip Open Data Charter akan dioperasionalkan.
Craig Fagan Policy Director
[email protected] www.webfoundation.org