02
Modul ke:
Dasar-dasar Logika Berpikir Rasional
Fakultas
Ilmu Komunikasi Program Studi
Hubungan Masyarakat www.mercubuana,ac,id
Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc
Pemikiran • Tujuan utama logika selain mengungkapkan hakikat berpikir dengan segala bentuk turunannya, juga menjamin ketepatan, keseksamaan dalam proses pemikiran • Logika menunjukkan, meletakkan, menguraikan, dan juga membuktikan hukum-hukum dan aturan-aturan yang akan menjaga dari terjerumusnya pemikiran ke dalam kekeliruan atau kesesatan • Tindakan yang menyebabkan pikiran mendapatkan pengertian baru dengan perantaraan hal yang sudah diketahui. • Tindakan berpikir dipengaruhi subyektifitas dalam diri manusia
Aksioma berpikir 1. Keyakinan 2. Kepastian 3. Wilayah kesungguhan (realitas)
Unsur-unsur pemikiran 1. Menangkap sesuatu sebagaimana adanya. Artinya, menangkap sesuatu tanpa mengakui atau memungkirinya 2. Memberikan keputusan. Artinya, menghubungkan pengertian yang satu dengan pengertian yang lainnya atau memungkiri hubungan itu 3. Merundingkannya. Artinya menghubungkan keputusan-keputusan sedemikian rupa, sehingga dari satu keputusan atau lebih, dan akhirnya sampai pada suatu kesimpulan.
Asas-asas (Prinsip-prinsip) Berpikir Dalam aktivitas berpikir, kita tidak boleh melalaikan patokan pokok yang oleh logika disebut asas berpikir. Asas adalah pangkal atau asal dari mana sesuatu itu muncul dan dimengerti Asas pemikiran adalah pengetahuan dimana pengetahuan lain muncul dan dimengerti. Kapasitas asas ini bagi kelurusan berpikir adalah mutlak, dan salah benarnya suatu pemikiran tergantung terlaksana tidaknya asas-asas ini.
a. Asas primer Berlaku untuk segala sesuatu yng ada, termasuk logika. 1). Asas identitas (Principium identitas) Merupakan dasar dari semua pemikiran. Asas ini Nampak dalam pengakuan bahwa benda ini adalah benda ini, dan bukan benda lainnya, atau benda itu adalah benda itu, dan bukan benda lainnya.
2). Asas kontradiksi (principium contradictionis) Asas ini merupakan perumusan negatif dari asas identitas. Dalam logika ini berarti: mentaati asas identitas dengan menjauhkan diri dari kontradiksi. Atau, tidak boleh memungkiri atau membatalkan begitu saja sesuatu yang sudah diakui.
3). Asas penyisihan-kemungkinan-ketiga (principium tertiiexlusi) Asas ini menyatakan bahwa kemungkinan yang ketiga tidak ada (penyisihan). Artinya, jikalau ada dua keputusan yang kontradiktoris, pastilah salah satu di antaranya salah. Sebab, keputusan yang sau merobohkan keputusan lainnya. Tidak mungkin kedua-duanya benar atau sama-sama salah. Jadi tidak mungkin terdapat kemungkinan ketiga.
4. Asas alasan yang mencukupi (principium rationis sufficientis) Asas ini menyatakan bahwa sesuatu yang ada mempunyai asalah yang cukup adanya. Bukan hanya sesuatu tetapi segala sesuatu mempunyai alasan yang cukup untuk adanya. Segala sesuatu itu dapat dimengerti. Tetapi janganlah memperluas penerapan asas ini pada semua yang ada.
b. Asas Sekunder 1). Asas Kesesuaian (principium convenientie) Asas ini menyatakan bahwa ada dua hal yang sama. Salah satu dari antaranya sama dengan hal yang ketiga. Contoh: Jika S=M, dan M=P, maka S=P.
2). Asas ketidaksesuaian (principium inconvenientiae) Asas ini juga menyatakan bahwa ada dua hal yang sama, tetapi salah satu dari antaranya tidak sama dengan hal yang ketiga. Misal: Jika A=B, tetapi B≠C, maka A≠C
3). Asas dikatakan tentang semua (principium dictum de omni) Apa yang secara universal diterapkan pada seluruh lingkungan suatu pengertian (subyek), juga boleh diterapkan pada semua bawahannya.
4). Asas tidak dikatakan tentang manapun juga (principium dictum de nullo) Apa yang secara universal tidak dapat diterapkan pada suatu pengertian (subyek), juga tidak dapat diterapkan pada semua bawahannya.
Kegiatan Berpikir (Akal Budi) Logika dikatakan ilmu berpikir sebagai yang dilukiskan dalam Bahasa. Pemikiran dapat pula dimaknai sebagai kegiatankegiatan berpikir: konsepsi, penentuan dan pertimbangan.
Tiga Langkah Kegiatan Berpikir 1. Tingkat pertama: Konsep/Ide/Gagasan Akal budi secara langsung melihat, mempersepsi, menangkap atau mengerti sesuatu atau obyek tertentu. Hal ini terjadi baik melalui pancaindera maupun melalui kegiatan berpikir itu sendiri. Ide atau gagasan ini terbentuk di dalam akal budi manusia melalui proses abstraksi.
2. Tingkat kedua: keputusan Tindakan akal budi yang mengelompokkan dan menghubungkan dua konsep. Tindakan akal budi adalah mempersatukan dua konsep dengan jalan mengiyakan, atau memisahkan dua konsep dengan jalan menyangkal.
3. Tingkat ketiga: penalaran Akal budi manusia melihat atau memahami sekelompok proposisi anteseden. Kemudian berdasarkan pemahaman tentang proposisi-prosposisi anteseden itu, akal budi menarik atau membentuk sebuah proposisi baru yang disebut proposisi konsekuen atau kesimpulan. Proposisi anteseden itu biasa juga dinamakan premis. Jadi penalaran adalah kegiatan atau proses yang mempersatukan enteseden dan konsekuen. Keseluruhan proposisi anteseden dan konsekuen itu dinamakan argumentasi atau argumen. Istilah ‘penalaran’ menunjuk pada kegiatan akal budi. Sementara ‘argument’ menunjuk pada hasil atau produk dari kegiatan penalaran.
Terima Kasih Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc