KEEFEKTIFAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR RASIONAL SISWA Marlina, Zainuddin, dan Syubhan Annur Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin
ABSTRACT : The low of rational thinking skills of students in learning physics models encourage researchers to carry out Children’s Learning in Science (CLIS). This study aims to determine how the effectiveness of learning by using the model CLIS. The specific aims of research describing: (1) the ability of the teacher to manage the model CLIS, (2) rational thinking skills of students, (3) classical completeness student learning outcomes after participating in learning, (4) students' response to the model CLIS. The study was designed and implemented using classroom action research. The subject of this study is researcher and lecturer, 2 observers and 33 students of grade XI RPL SMK 4 Banjarmasin. The technique uses test data collection, observation, questionnaires, and documentation. The results showed an increase in the ability of teachers to manage the model CLIS in cycle I, II, and III respectively by 77.78%, 86.67%, and 94.44% aspects of the rational thinking skills students in cycle I, II, and III in general has increased very well. An increase in mastery learning outcomes classical cycle I, II, and III respectively amounted to 87.87%, 96.97% and 96.97%, CLIS students' response to the model in general is quite good. Key words: children's learning in science model, rational thinking skills, classroom action research PENDAHULUAN Salah satu prinsip paling penting dari psikologi pendidikan adalah guru tidak dapat hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri. Guru dapat membantu proses ini dengan mengajar yang membuat informasi menjadi bermakna dan sangat relevan bagi Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 3, Oktober 20013
59
siswa dengan memberikan kesempatan untuk menemukan dan menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar menyadari agar menyadari secara sadar untuk menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar (Nur, 2008: 2) Hasil observasi awal di kelas XI RPL SMK 4 Banjarmasin diperoleh informasi bahwa penyampaian materi masih menggunakan metode konvensional yang menjadikan guru sebagai pusat kegiatan belajar mengajar (teacher centered). Siswa pada umumnya jarang dilatihkan bekerja sama dalam kelompok memecahkan masalah yang terkait alam sekitarnya, sehingga secara tidak langsung mempengaruhi rendahnya kemampuan berfikir rasional siswa yang ditunjukkan dari nilai rata-rata fisika tahun 2011/2012 semester gasal untuk kelas XI RPL sebanyak 69,7% dari 33 siswa berada dibawah nilai kriteria ketuntasan minimal sekolah tersebut yaitu sebesar 70. Sebagian besar siswa
kesulitan menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan
keterampilan
menghafal,
menggeneralisasi,
menganalisis,
menyimpulkan, dan mensistesis. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya yang dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dan nilai yang didapatkan
akan
lebih
bermakna.
Salah
satu
upaya
untuk
menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan menggunakan model Children Learning In Science (CLIS). Model CLIS merupakan model pembelajaran yang berusaha mengembangkan ide atau gagasan siswa tentang suatu masalah tertentu dalam pembelajaran serta merekonstruksi ide atau gagasan berdasarkan hasil pengamatan atau percobaan. National Stem Centre (1989) menjelaskan bahwa model CLIS diarahkan untuk mengeksplorasi ide-
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 3, Oktober 20013
60
ide sendiri anak-anak di sekitar topik ilmu pengetahuan yang mereka bahas pada pelajaran sains sekolah, dan menggunakan ini untuk membantu memperbaiki cara guru mengembangkan pemahaman ilmiah siswa. Model CLIS mengajarkan siswa untuk mengungkapkan gagasan-gagasan dan membentuk pengetahuannya sendiri serta menuntut siswa melalui serangkaian kegiatan melalui LKS. Siswa ditempatkan sebagai subjek dalam pembelajaran secara aktif, sehingga mampu membangun pengetahuan melalui tahapan-tahapan berupa proses kognitif yang terdiri atas tahap pengorientasi pada masalah, pemunculan gagasan, pertukaran gagasan, penerapan gagasan dan mengkaji ulang perubahan gagasan. Keterampilan berpikir rasional yang
dilatihkan
berupa
aspek
menghafal,
menggeneralisasi,
menganalisis, menyimpulkan, dan mensintesis dengan menggunakan model CLIS dapat ikut berkembang melalui kegiatan demonstrasi, pertukaran gagasan antar siswa, penerapan atau aplikasi gagasan ke masalah kehidupan yang lebih kompleks dan menyimpulkan konsep awal dan baru dengan menggunakan LKS. Jadi dengan menggunakan model CLIS berarti turut meningkatkan keterampilan berpikir rasional siswa. Tujuan
penelitian
ini
adalah:
(1)
Mendeskripsikan
kemampuan guru dalam menerapkan model CLIS. (2) Meningkatan keterampilan berpikir rasional siswa setelah diterapkan model CLIS. (3) Mendeskripsikan ketuntasan hasil belajar siswa setelah diterapkan model CLIS. (4) Mendeskripsikan respon siswa terhadap proses model CLIS.
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 3, Oktober 20013
61
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas Penelitian dilakukan dalam 3 siklus dan masing-masing siklus dilaksanakan
1
kali
pertemuan/tindakan.
Setting
penelitian
dilaksanakan di XI RPL SMK 4 Banjarmasin tahun ajaran 2012/2013 pada mata pelajaran fisika dengan jumlah peserta sebanyak 33 siswa. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) perangkat pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), tes hasil belajar (THB), lembar kerja siswa (LKS), dan Handout. (2) lembar observasi untuk siswa dan guru. (3) bahan dan media yang digunakan dalam pembelajaran. Prosedur penelitian tindakan ini dilakukan pada 3 subbab materi fluida statis yaitu Tekanan Hidrostatis, Hukum Pascal dan Hukum Archimedes. Siklus I Plan Langkah awal sebelum melakukan tindakan dilaksanakan, dilakukan kegiatan pratindakan untuk mengetahui kemampuan siswa berupa observasi kesekolah dengan wawancara kepada guru bidang studi fisika, meminta data nilai siswa semester yang lalu dan menyebar angket untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelalajaran fisika yang selama ini diajarkan kepada mereka. Setelah data awal didapatkan maka membuat planning dengan membuat skenario pembelajaran dengan model CLIS. Peneliti mempersiapkan RPP Tekanan Hidrostatis, THB Tekanan Hidrostatis, LKS Tekanan Hidrostatis dan Handout Tekanan Hidrostatis serta mempersiapkan lembar observasi kemampuan guru menerapkan model CLIS.
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 3, Oktober 20013
62
Action/ Observation Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap action adalah melaksakan skenario pembelajaran yang telah dirancang pada tahap plan. Kegiatan tindakan ini berupa tatap muka dikelas dimana siswa bekerja secara berkelompok dengan panduan LKS yang dibimbing oleh guru. Siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan berbagai gagasan tentang topik yang dibahas dalam pembelajaran, mengungkapkan gagasan serta membandingkan gagasan dengan gagasan siswa lainnya dan mendiskusikannya untuk menyamakan persepsi. Selanjutnya siswa diberi kesempatan merekontruksi gagasan setelah membandingkan gagasan tersebut dengan hasil percobaan, observasi atau hasil mencermati buku teks. Di samping itu, siswa juga mengaplikasikan hasil rekontruksi gagasan dalam situasi baru. Tahap observation dilakukan bersamaan waktunya dengan kegiatan action. Pada tahap ini dilakukan pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Tujuan observasi adalah untuk mengetahui kemampuan guru (sekaligus peneliti) mengelola model CLIS dalam pembelajaran yang dilakukan dan untuk melihat respon siswa terhadap model CLIS. Observasi dilakukan oleh 2 guru dari sekolah yang diteliti. Hasil observasi berupa foto dan data penilaian kemampuan guru menerapkan model CLIS. Reflective Hasil yang diperoleh pada tahap action/ observation selanjutnya dianalisis. Untuk melihat keefektifan siklus I, dilakukan reflective terhadap data kemampuan guru menerapkan model CLIS dan THB dimana THB yang digunakan telah dibuat sedemikian rupa agar mampu mendeskripsikan keterampilan berpikir rasional siswa dan ketuntasan klasikal hasil belajar siswa. Untuk menguji keefektifan
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 3, Oktober 20013
63
siklus I perlu adanya kriteria yang nantinya akan dibandingkan dengan siklus II dan III. Kriteria yang ditetapkan dalam penelitian, yaitu apabila dalam pelaksaan tindakan ini guru mampu menerapkan model CLIS dengan kategori minimal baik, berhasil meningkatkan seluruh aspek keterampilan berpikir rasional yang diteliti, dan ketuntasan klasikal hasil belajar siswa 85%. Siklus II Revised Plan Perencanaan pelaksaan tindakan siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil reflective yang dilakukan pada siklus I. Oleh karena itu, plan yang dibuat pada siklus ini lebih menitikberatkan pada aspekaspek yang masih lemah pada siswa dan guru. Pada siklus II ini membuat planning dengan membuat skenario pembelajaran dengan model CLIS. Peneliti mempersiapkan RPP Hukum Pascal, THB Hukum Pascal, LKS Hukum Pascal, dan Handout Hukum Pascal serta mempersiapkan lembar observasi kemampuan guru menerapkan model CLIS. Action/ Observation Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksakan skenario yang telah dirancang setelah adanya refleksi pada siklus I. Kegiatan tindakan action yang dilakukan berupa tatap muka dikelas dimana siswa bekerja secara berkelompok dengan panduan LKS yang dibimbing oleh guru. siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan berbagai gagasan tentang topik yang dibahas dalam pembelajaran, mengungkapkan gagasan serta membandingkan gagasan dengan gagasan siswa lainnya dan mendiskusikannya untuk menyamakan persepsi. Selanjutnya siswa diberi kesempatan merekontruksi gagasan setelah membandingkan gagasan tersebut dengan hasil percobaan,
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 3, Oktober 20013
64
observasi atau hasil mencermati buku teks. Di samping itu, siswa juga mengaplikasikan hasil rekontruksi gagasan dalam situasi baru. Tindakan observation
yang
dilakukan pada tahap ini
menggunakan lembar observasi seperti pada siklus I. Tujuan observasi adalah untuk mengetahui kemampuan guru menerapkan model CLIS dalam pembelajaran yang dilakukan dan untuk melihat respon siswa terhadap model CLIS. Sama halnya seperti siklus I, observasi dilakukan oleh 2 guru dari sekolah yang diteliti dan hasil observasi berupa foto dan data penilaian kemampuan guru menerapkan model CLIS. Reflective Hasil yang diperoleh pada tahap action/ observation selanjutnya dianalisis. Untuk melihat keefektifan siklus II, dilakukan reflective dengan melihat hasil tes dan hasil observasi yang telah dilakukan. Kriteria keefektifan siklus II masih sama seperti siklus I, yaitu apabila dalam pelaksaan tindakan ini guru mampu menerapkan model CLIS dengan kategori minimal baik, berhasil meningkatkan seluruh aspek keterampilan berpikir rasional yang diteliti, dan ketuntasan klasikal hasil belajar siswa sebesar 85%. Siklus III Revised Plan Perencanaan pelaksaan tindakan siklus
III dilaksakan
berdasarkan hasil reflective yang dilakukan pada siklus II. Oleh karena itu, sama seperti revised plan pada siklus II, plan yang dibuat pada siklus ini lebih menitikberatkan pada aspek-aspek yang masih lemah pada siswa dan guru dalam pembelajaran dengan model CLIS. Pada siklus III ini membuat planning dengan membuat skenario pembelajaran dengan model CLIS. Peneliti mempersiapkan RPP Hukum Archimedes, THB Hukum Archimedes, LKS Hukum
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 3, Oktober 20013
65
Archimedes, dan Handout Hukum Archimedes serta mempersiapkan lembar observasi kemampuan guru menerapkan model CLIS. Action/ Observation Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksakan skenario yang telah dirancang setelah adanya refleksi pada siklus II. Kegiatan tindakan action yang dilakukan berupa tatap muka dikelas dimana siswa bekerja secara berkelompok dengan panduan LKS yang dibimbing oleh guru. siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan berbagai gagasan tentang topik yang dibahas dalam pembelajaran, mengungkapkan gagasan serta membandingkan gagasan dengan gagasan siswa lainnya dan mendiskusikannya untuk menyamakan persepsi. Selanjutnya siswa diberi kesempatan merekontruksi gagasan setelah membandingkan gagasan tersebut dengan hasil percobaan, observasi atau hasil mencermati buku teks. Di samping itu, siswa juga mengaplikasikan hasil rekontruksi gagasan dalam situasi baru. Tindakan observation
yang
dilakukan pada tahap ini
menggunakan lembar observasi seperti pada siklus I. Tujuan observasi adalah untuk mengetahui kemampuan guru menerapkan model CLIS dalam pembelajaran yang dilakukan dan untuk melihat respon siswa terhadap model CLIS. Sama halnya seperti siklus I, observasi dilakukan oleh 2 guru dari sekolah yang diteliti dan hasil observasi berupa foto dan data penilaian kemampuan guru menerapkan model CLIS. Pada penelitian siklus III karena ingin mengetahui pendapat siswa tentang pembelajaran dengan model CLIS, suasana belajar, dan cara guru mengajar maka dibagikan angket motivasi ARCS. Aspek yang diteliti pada angket ARCS berupa aspek attention, relevance, confidence, dan satisfaction.
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 3, Oktober 20013
66
Reflective Hasil yang diperoleh pada tahap action/ observation selanjutnya dianalisis. Untuk melihat keefektifan siklus III, dilakukan reflective dengan melihat hasil tes dan hasil observasi yang telah dilakukan. Siklus III ini dianggap efektif apabila dalam pelaksaan tindakan ini guru mampu menerapkan model CLIS dengan kategori minimal baik, berhasil meningkatkan seluruh aspek keterampilan berpikir rasional yang diteliti, ketuntasan klasikal hasil belajar siswa sebesar 85% dan respon siswa minimal berkategori baik.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kemampuan Menerapkan Model CLIS Hasil analisis kemampuan guru menerapkan modelCLIS pada pokok bahasan fluida statis yang dilaksakan dalam 3 siklus ditunjukkan pada tabel 1 berikut: Tabel 1 Penilaian kemampuan guru menerapkan model CLIS No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Keterampilan Mengelola model CLIS Orientasi siswa dengan menyajikan fenomena Menyampaikan tujuan pembelajaran/indikator Memunculkan gagasan awal siswa/membagi LKS Penyusunan gagasan ulang (membentuk kelompok, dan menyiapkan alat dan bahan untuk demonstrasi) Menerapkan gagasan siswa, memberikan masalah yang lebih kompleks, menganalisis masalah Mengkaji ulang perubahan siswa, menyimpulkan Evaluasi proses model CLIS Evaluasi Mengingatkan materi selanjutnya
Persentase tiap siklus (%) I II II 60 90 100 80 80 90 70 80 100 70
90
90
80
80
90
80 90 90 80
80 80 100 100
90 90 100 100
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 3, Oktober 20013
67
Pada siklus I, II dan III kegiatan belajar mengajar dengan model CLIS secara umum terlaksana dengan sangat baik, yaitu 80% 100%. Hanya pada siklus I saat orientasi siswa dengan menyajikan fenomena berkategori cukup baik (60%), pada siklus II dan III terjadi peningkatan menjadi sangat baik yang masing-masing 90% dan 100%. Orientasi siswa dengan menyajikan fenomena berkategori cukup baik pada siklus I disebabkan guru belum terbiasa menerapkan model CLIS dalam pembelajaran, dan juga belum terbiasa mengorientasi siswa diawal pembelajaran, sedangkan pada siklus II dan III guru sudah mulai terbiasa menerapkan model CLIS dalam mata pelajaran fisika. Keterampilan Berpikir Rasional Analisis
keterampilan
berpikir
rasional
tiap
aspek
menggunkaan model CLIS ditunjukkan pada tabel 2 berikut: Tabel 2 Penilaian keterampilan berpikir rasional tiap siklus No 1 2 3 4 5
Aspek KBR Menghapal Menggeneralisasi Menganalisis Menyimpulkan Mensintesis
Persentase tiap siklus (%) I II II 43,63 57,89 60,60 72,92 96,77 91,77 69,69 73,33 90,30 71,52 60,61 92,73 31,21 48,48 70,71
Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa secara umum keterampilan berpikir rasional sudah baik dan terjadi peningkatan dari siklus I, II dan III, walaupun masih ada aspek keterampilan berpikir rasional yang masih cukup rendah yaitu menghafal dan mensintesis. Hal ini dikarenakan siswa SMK yang diteliti terbiasa dengan praktek langsung. Sehingga untuk aspek menghafal yang berupa mengingat konsep fisika yang telah diajarkan
dan
mensintesis
masalah
belajar
masih
diperlukan
pembiasaan penerapan model CLIS kepada siswa agar siswa lebih
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 3, Oktober 20013
68
terampil menggunakan keterampilan berpikir rasional
yang mereka
miliki. Pada aspek keterampilan menggeneralisasi, menganalisis dan menyimpulkan data, pada siklus I sampai III mengalami peningkatan. Hal ini karena siswa sudah terbiasa untuk menggeneralisasi dan menganalisis ketika melakukan kegiatan praktek, dan terbiasa memberikan kesimpulan dengan tugas praktek yang mereka kerjakan, sehingga
dengan
dilatihkannya
keterampilan
menggeneralisasi,
menganalisis dan menyimpulkan pada siklus I dan II hanya masuk kategori baik menjadi sangat baik pada siklus III. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Syafrina (2000), Handayani (2002), Wijayanti (2010), dan Yuniar (2011) yang menyimpulkan bahwa
model CLIS dapat
meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berfikir rasional siswa. Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan model CLIS pada materi fluida statis di kelas XI RPL SMKN 4 Banjarmasin efektif meningkatkan keterampilan berpikir rasional siswa dalam hal menghafal, menggeneralisasi, menganalisis, menyimpulkan dan mensintesis yang secara umum dari kategori baik menjadi sangat baik. Meskipun aspek menghafal dan mensintesis pada siklus I masih kurang baik dan sangat kurang baik, pada siklus II menjadi cukup baik dan kurang baik, dan pada siklus III menjadi cukup baik dan baik. Hasil Belajar Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka analisis hasil belajar siswa pada siklus I, II, dan III menunjukkan bahwa adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar secara klasikal yang ditunjukkan pada tabel 3 berikut.
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 3, Oktober 20013
69
Tabel 3 Hasil analisis THB siswa tiap siklus Hasil belajar
Ketuntasan Klasikal
Siklus 1
88%
Siklus 2
97%
Siklus 3
97%
Pada siklus I ketuntasan klasikal hasil belajar masih cukup rendah, yaitu 88%. Sedangkan pada siklus II dan III terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar menjadi 97%. Tingginya ketuntasan hasil belajar disebabkan karena siswa sudah memahami materi pembelajaran dengan baik dan soal dalam kategori sedang. Dan beberapa siswa yang tidak tuntas disebabkan mereka kurang aktif dalam pembelajaran, ada yang bermain game elektronik dan ada juga yang tidak bisa menjawab sama sekali tes yang diberikan karena menganggap pelajaran fisika tidak penting sehingga pada saat dites, mereka tidak mampu menjawab. Kenaikan ketuntasan hasil belajar siswa dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan penguasaan materi lebih baik setelah siswa terlibat dalam model CLIS. Hal ini sejalan dengan penelitian Wijayanti (2010) menunjukkan bahwa peningkatan pemahaman kognitif siswa pada pembelajaran TIK yang menggunakan model CLIS lebih baik dibandingkan dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional sehingga peningkatan hasil belajar siswa kelas model CLIS yang lebih baik dibandingkan dengan peningkatan hasil belajar siswa kelas pembelajaran konvensional. Dan pendapat Yumiasih (2008) dan Ismail (2008) dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa penerapan model CLIS dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 3, Oktober 20013
70
Pembahasan
diatas
memperlihatkan
bahwa
setalah
diterapkannya model CLIS pada materi fluida statis di kelas XI RPL SMKN 4 Banjarmasin efektif meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I, II dan III secara berturut-turut sebesar 88%, 97%, dan 97%. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal yang menduga model CLIS efektif meningkatkan keterampilan berpikir rasional siswa. Respon Siswa Respon siswa terhadap model CLIS dapat diketahui melalui angket motivasi dengan model ARCS meliputi aspek attention, relevance, confidence, dan satisfaction. Angket ini berisi 24 pernyataan dimana terdapat 12 pernyataan positif dan 12 pernyataan negatif. Angket ini dibagikan kepada siswa saat siklus III diakhir model CLIS. Tabel 4 berikut menunjukkan persentase respon siswa terhadap model CLIS yang diberikan pada akhir siklus III. Tabel 4 Hasil Angket Respon Siswa No.
Aspek
1. 2. 3. 4.
A : Attention R : Relevance C : Confidence S : Satisfaction
Respon Siswa Persentase (%) Kategori 81 74,4 72,4 78,6
Sangat Baik Baik Baik Baik
Pada aspek attention dapat diketahui 81% memberikan perhatiannya pada model CLIS, ini menunjukkan bahwa siswa memberikan perhatianya dengan sangat baik kepada pelajaran fisika terutama
materi
fluida
statis.
Aspek
relevance memperoleh
persentase sebesar 74,4% dengan kategori baik, ini menunjukkan siswa sudah dapat merasakan keterkaitan materi yang disampaikan dengan materi terdahulu, dengan model CLIS siswa juga dapat merasakan bahwa pembelajaran tidak hanya melulu tentang belajar dikelas dan Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 3, Oktober 20013
71
mengahpal informasi yang ada dibuku melainkan belajar langsung dialam sekitar sehingga siswa mampu menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan mereka sehari-hari, terutama materi fluida statis yang pada dasarnya di derah Banjarmasin selalu berhubungan dengan air. Aspek confidence mempunyai kategori baik, yang memiliki persentase sebesar 72,4%. Ini menunjukkan siswa sudah dapat merasa keyakinan terhadap kemampuan yang mereka sendiri miliki dalam memahami konsep yang telah diberikan, sehingga mereka yakin bahwa informasi yang mereka dapatkan bermanfaat bagi kehidupan mereka sehari-hari. Aspek satisfaction mempunyai kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa siswa merasa puas setelah diterapkannya model CLIS dalam mata pelajaran fisika yang selama ini mereka terbiasa dengan pembelajaran konvensional. Hal ini ditunjukkan oleh 78,6% siswa menunjukkan rasa puasnya pada angket yang telah dibagikan. Berdasarkan empat aspek respon yang diteliti, yaitu attention, satisfaction relevance dan confidence maka dapat disimpulkan bahwa respon motivasi siswa terhadap proses model CLIS pada materi fluida statis di kelas XI RPL SMKN 4 Banjarmasin dalam hal attention sebesar 81% (sangat baik), relevance sebesar 74,4% (baik), confidence sebesar 72,4% (baik) dan satisfaction sebesar 78,6% (baik). Hal ini sejalan dengan penelitian Wijayanti (2010) yang menunjukkan bahwa minat siswa terhadap TIK dengan menggunakan model pembelajaran model CLIS cukup positif.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
pembahasan
dapat
disimpulkan bahwa model Children Learning In Science (CLIS) efektif
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 3, Oktober 20013
72
meningkatkan keterampilan berpikir rasional siswa kelas XI RPL SMKN 4 Banjarmasin pada pokok bahasan fluida statis. Saran Hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar fisika lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut: (1) Melalaui penelitian telah dibuktikan bahwa model CLIS dapat meningkatkan keterampilan berpikir rasional dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, bagi guru fisika yang mengajar materi fluida statis diharapkan
menggunakan
menerapkan
model
CLIS
model
CLIS
sebagai
dan
model
juga
mencoba
alternatif
dalam
pembelajaran. (2) Untuk mengembangkan aspek keterampilan berpikir rasional siswa perlu mendapat latihan dan pembiasaan. Oleh karena itu guru hendaknya menggunakan metode percobaan, demonstrasi atau eksperimen dan
pengamatan dalam pembelajaran fisika, karena
dengan hal tersebut dapat meningkatkan keterampilan berpikir rasional dan siswa juga lebih mudah dalam memahami konsep yang mereka dapatkan. (3) Dalam pencatatan hasil pengamatan demonstrasi pada LKS berbentuk
tabel,
agar
siswa
mudah
menafsirkan
hasil
pengamatannya maka sebaiknya guru memberi petunjuk dan membimbing siswa cara pengisiannya.
DAFTAR PUSTAKA Handayani, S dkk. 2002. Pengembangan Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) tentang Konsep Hewan dan Benda untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Rasional Siswa Kelas III SD Kutoharjo 1 Kabupaten
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 3, Oktober 20013
73
Rembang. Semarang: Universitas Terbuka (Jurnal Pendidikan, Vol.5, No. 1, Maret 2004, 37-47) Ismail, A. 2008. Implementasi Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Bandung: Diakses melalui repository.upi.edu pada tanggal 8 November 2012 Marlina. 2013. Keefektifan Model Children Learning In Science (CLIS) untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Rasional Siswa Kelas XI RPL SMK 4 Banjarmasin Pada Pokok Bahasan Fluida Statis. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Banjarmasin: UNLAM. Marselina. 2008. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Diakses melalui http://marselinaportofolio.blogspot.com pada tanggal 8 Nevember 2012 Nur, M & P. R. Wikandri. 2008. Pengajaran Berpusat kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivisme dalam Pengajaran. Surabaya: PSMS UNESA National Sterm Centre. Children’s Learning In Science Project. Diakses melalui www.nationalstemcentre.org.uk diakses tanggal 8 Nevember 2012 Syafrina, A. 2000. Karakteristik Model Pembelajaran CLIS yang Dikembangkan pada Konsep Hewan dan Benda dapat Meningkatkan Keterampilan Berpikir Rasional Siswa Kelas III Sekolah Dasar. Bandung: diakses melalui repository.upi.edu pada tanggal 8 November 2012 Wijayanti, R. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) dengan Menggunakan Media Pembelajaran untuk Meningkatkan Pemahaman pada Pembelajaran TIK. Bandung: diakses melalui cs.upi.edu pada tanggal 8 November 2012 Yumiasih, Y. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Children’s Learning In Science (CLIS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa SMP. Bandung: diakses melalui repository.upi.edu pada tanggal 8 November 2012
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1 no, 3, Oktober 20013
74