Dasar-Dasar Kitabah Aep Kusnawan
Abstract Spread of mass media on these current days, especially printed media, such as newspapers, tabloids and magazines, bulletin and books is one of the indicators of information era. Billion of information delivers every time. This phenomenon has raised some opinion. Will we always place ourselves as consumer only? Why don 't shift to be a producer? One step to be a producer we can reach is being a writer who will become source of any in formation we canshare with others.
Kata Kunci: K.itabah, Objek K.itabah, Problematika K.itabah dan Prospek K.itabah
Kitabah: Pengertian, Tujuan dan Kegunaan K.itabah (tulisan atau menulis) dapat diartikan secara bebas sebagai kegiatan menata pikiran dan perasaan untuk ditransfer menjadi simbol dalam bentuk kata, kalimat, paragraf, lalu menjadi naskah. K.itabah juga diartikan sebagai pros es menangkap ide, menata gagasan, serta mengalihkannya menjadi naskah, yang dapat dipublikasikan, dibaca dan diarsipkan, sehingga memiliki daya sebar yang luas juga memiliki daya tahan yang lama, dan setiap orang bisa membacanya berulang kali. Dengan memperhatikan pengertian kitabah, maka dapat dikatakan bahwa tujuan kitabah adalah sebagai upaya untuk menata, menampung, menyalurkan, rnenabung dan mengarsipkan
Jurnal Prophetica 1 (2009) 35-52
Dasar-dasar Kitabah
gagasan. Dengan kitabah diharapkan karya intelektual seseorang dapat dipelajari dan
dinikmati, bukan hanya oleh dirinya,
melainkan juga oleh orang lain yang satu generasi, bahkan oleh generasi yang jauh setelahnya ia tiada.1 Siapapun orangnya, jika sampai detik ini mengira bahwa dengan tulisan dapat rnendatangkan uang, itu tidak keliru, sebab dengan tulisan yang dibuat kernudian diterbitkan, dengannya berarti penulis telah berjasa, dan karena jasanya itu, secara legis p enerbit akan menyampaikan "tanda terima kasih" -nya kepada penulis. 2 Jika
ada
orang
rnenganggap
den gan
tulisan
dapat
mempertajarn intelektualitas, itu juga tidak salah. Sebab, dengan keinginan K.itabah yang sernakin baik, maka ia akan semakin banyak membaca. Baik rnernbaca Qur'an, koran, buku, rnajalah, atau sumber lainnya. Selain itu ia juga akan semakin sering membaca kondisi, situasi, lingkungan, alarn atau segala macam ciptaan Allah dengan berbagai perrnasalahannya. Dengan demikian, orang akan semakin dituntut peka terhadap berbagai persoalan yang berkembang, dan siapapun orangnya akan semakin merasa haus terhadap segala rnacarn sumber inforrnasi. Bukankah itu merupakan
suatu
yang
rnendorong
terhadap
peningkatan
3
intelektualitas ?
Mungkin juga orang rnengira bahwa dengan tulisan dapat meningkatkan popularitasnya, itu juga merupakan hal yang legis. Sebab dengan diterbitkan tulisannya, meski ia sendiri berada di ruang kamar dengan pesawat komputer, rnaka sungguh ia akan
1
2
3
Baca, Aep Kusnawan et.al, Komunikasi dan Penyiaran Islam, BM Press, Bandung, 2004. Baca, Ahmad Bahar, Kiat Sukses Meraih Penghasilan dari Surat Kabar, Pena Cendikia, Yogyakarta, 1996. Baca, Hernowo (Ed.), Sebuah Buku Setetes Ilmu, Mizan, Bandung, 1991.
Jurnal Prophetica 1 (2009) 35-52
Dasar-dasar· Kitabah
dikenal orang. Ia dikenal tidak hanya oleh puluhan orang atau ratusan orang, tidak pula hanya oleh orang di satu pesant ren atau satu daerah, tetapi sebanding lebih dengan jumlah oplah yang diterb itkan oleh media yang memuat tulisannya itu, atau sebanding dengan sejumlah orang yang membaca m edia tersebut, dengan jangkauan wilayah seluas media itu tersebarluaskan. Akan tetapi, hanya keuntungan yang sifatnya sesaat itukah Kitabah itu? Sehingga karena sesuatu dan lain hal siapapun orangnya masih merasa ragu untuk menekuni dunia tulis, atau barangkali ia tidak cukup terpuaskan karena keuntungan tulisan yang ia tahu, baru terpaku pada batas-batas yang masih pragmatis, sempit
dan tidak lebih luas. Umpamanya seseorang ingin
memberikan konstribusi kepada masyarakat atau bahkan lebih dari itu, ingin memiliki "saham" bagi peradaban dunia. Lalu ia bertanya, dapatkah dengan tulisan keinginannya itu tercapai? Tentu saja bisa, lihatlah sejarah.
Keutamaan dan Kekurangan Kitabah Karena kitabah merupakan proses menata, menampung, menyalurkan, menabung (mengarsipkan gagasan), maka kitabah memiliki keutamaan dibanding bidang tabligh yang lainnya. Antara lain, kitabah dapat menata gagasan, dapat menampung gagasan, dapat
menyalurkan
gagasan,
serta
dapat
menabung
atau
mengarsipkan gagasan. Dengan karya tulis, seseorang dapat menyebarkan
gagasannya
kepada
orang
lain,
serta
dapat
berulangkali dipelajari. Sedangkan kelemahan dari kitabah adalah bagi produsennya dibutuhkan keuletan dan ketelitian. Sebab kitabah, hasilnya akan dikaji berulang kali oleh konsumennya. Sementara kelemahan lain ialah dari pihak konsumennya. Kitabah hanya akan dapat berdya
Jurnal Prophetica 1 (2009) 35-52
37
-------------------
Dasar-dasar Kitabah
manfaat bagi masyarakat yang telah melek baca. Sementara bagi masyarakat yang belum bisa membaca atau yang masih rendah minat bacanya, tulisan tidak dapat memberi manfaat banyak. Oleh karena itu, menulis dan membaca merupakan keterkaitan yang tidak bisa dipisahkan.
Objek Kitabah Menulis berarti melatih kepekaan penglihatan pendengaran perasaan hati dan pikiran. Melalui kepekaan indra tersebut, maka seseorang akan memperoleh masukan berharga pada pikirannya untuk mendapatkan ide. Tanpa kepekaan, maka seseorang akan kekurangan ide untuk ditulis. Jikapun ada, maka biasanya tulisannya kering dan kurang bersentuhan menyentuh. Kegiatan menulis pada dasarnya ibarat sirkulasi torn air Pertama, ada proses memasukan: membaca, mendengar, melihat, merasakan. Kedua, ada proses mengolah: memikirkan, merumuskan, merangkaikan. Ketiga, ada proses mengalirkan: menuliskan kata, kalimat, paragraf dan naskah. Keempat, ada proses menyaring (jika airnya masih kotor): Editing. Kelima, ada proses mengalirkan kembali: menulis naskah jadi. Tulisan yang berbobot,
hendaknya disiapkan
bahan-
bahannya. Baik bahan yang sudah ada atau mencari yang belum ada. Mencari bahan tulisan, bisa melalui literatur atau lewat pengamatan dan penelitian. Dengan begitu, diharapkan tulisan akan menjadi lebih berbobot. Sebab dengan ungkapan-ungkapan yang diperkuat dengan argumen, data, dalil, teori, bahkan paradigma, tentunya pernyataan akan lebih kuat. Perlu diingat pula bahwa pada tulisan, setiap kata adalah simbol.
Simbol
adalah
sarangnya
'jiwa'.
Jika
anda
akan
menggunakan kata Maka kuasailah 'jiwan'-nya.
Jurnal Prophetica 1 (2009) 35-52
Dasar-dasar Kitabah
Oleh karena itu menulis tidak akan berjalan dengan baik, 1ika "perangkat lunak" berupa gagasan yang ada di balik simbol itu tidak tertata dengan rapih. Penataan gagasan bisa dilakukan, jika sejenak penulis mau mencermati kembali apa yang ada dalam pikirannya. 4 Sirkulasi kegiatan menulis
H
s
Respon
/
Pikiran
·······........ ····
- 0- bJ-.e-k_P_i_ki-.r--.,1 N askah
c
'
I -K-ata- - ,
1/.·. ; . · . /
._____ ___,
~~
Paragraf
I/
I Kalimat I
Selain itu, menulis juga perlu tepat tanda baca dan ejaannya. Sebab andaikan tulisan bersuara, maka intonasinya akan terdengar. Tapi tulisan memang tak bersuara, maka "intonasinya" dititipkan pada ejaan. Akhirnya, pada saat menulis, yang terjadi adalah proses pengalihan ide, pikiran, 5 atau konsep menjadi tulisan yang berupa lambang-lambang yang dapat dibaca. Pada saat menulis itu pula, seorang penulis pemula akan berkonsentrasi pada ide, pikiran atau konsep yang dimilikinya serta bagaimana "mengalih-simbolkan" 4
5
Baca, Todd Siler, Berpikir Ala Enstein: Kiat Menjadikan Diri Anda Jenius, Kaifa, Bandung, 2001. Baca, Alex Lanur, Logika Selayang Pandang, Kanisius, Yogyakarta, Cet. XVIII, 2001
Jurnal Prophetica 1 (2009) 35-52
39
Dasar-dasar Kitabnh
menjadi kata, kalimat, dan paragraf. Jika penulis telah berhasil mengalihkan gagasnnya menjadi tulisan, maka langkah selanjutnya ialah rnerneriksa tulisannya, apakah tulisannya telah sernpurna, sehingga enak dibaca? Proses penyempurnaan dalarn menulis disebut dengan editing atau meng-edit. Ia merupakan langkah kedua, setelah
penulisan selesai dilakukan .6 Untuk melakukannya, dapat diajukan beberapa pertanyaan, misalnya dalam aspek global bisa ditanyakan: Apakah kornitmen dan tujuan penulis telah dipenuhi? Apakah organisasai penulisannya telah sistematis? Apakah penggunaan fakta, ilustrasi, dan contoh sudah tepat? Masih adakah informasi yang perlu ditarnbahkan? Selain itu dalarn spek lokal tulisan, dapat pula ditanyakan: Apakah pemakaian bahasanya tepat?7 Misalnya, penulisan terlalu kompleks atau luas sehingga bahasan tidak mendalam, banyak memakai kalimat yang panjang-panjang, ada yang tidak perlu, atau kata yang terlalu rnegah a tau asing.8
Sejarah Kitabah Berkenaan dengan hal itu, penulis mengajak siapapun orangnya untuk kembali mengingat sejarah. Betapa sejarah peradaban manusia sebelum mengenal tulisan adalah sejarah yang kelam bagi manusia yang ada pada masa kini. Apa yang dialami oleh umat rnanusia saat itu, hanya dapat diduga dan diraba atau direkonstruksi dari jejak peninggalan yang tampak dan bekas-bekas yang ditinggalkan, dan itu amat terbatas adanya. Sehingga kurun waktu sebelum siapapun orangnya mengenal tulisan itupun disebut
6
7
8
40
Baca, Kaswan Darmadi, Meningkatkan Kemampuan Menu/is, Andi, Yogyakarta, 1996. Baca, J.S. Badudu, Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar, Gramedia, Jakarta, 1983. Baca, Soejito, Kalimat E{ektif, Remaja Karya, Bandung, 1986.
Jurnal Prophetica 1 (2009) 35-52
Dasar-dasar Kitabah
sebagai zaman pra sejarah. Saat itu ahli antropologi mencatat, 9 antara laju peradaban dengan evolusi manusi berjalan berbanding sejajar, peradaban berjalan lambat seperti jalanya seekor siput. Sementara sejarah peradaban manusia dipandang baru muncul, setelah ditandai oleh keberhasilan manusia menciptakan lambang-lambang yang kemudian disebut huruf, yang pada mulanya dituliskan di dinding-dinding gua. Huruf-huruf itu kemudian di rangkai menjadi kata-kata dan disusun menjadi kalimat-kalimat, yang memiliki fungsi untuk mengatakan pikiranpikiran mereka dari hasil pengalaman yang telah mereka alami. Dengan demikian, jika sebelum orang mengenal tulisan, suatu pengalaman atau pemikiran manusia hanya menjadi milik dia atau milik masyarakat yang semasa ketika itu, maka setelahnya mereka dapat Kitabah dan membaca, pengalaman dan pemikiran tersebut tidak hanya dinikmati oleh generasinya, tetapi oleh generasi sesudahnya, bahkan generasi yang jauh sesudah mereka meninggal.
Dengan
begitu,
pemikiran-pemikiran
menjadi
tekoleksikan dalam suatu arsip yang bernama tulisan. Sejak itu pula, para ahli sejarah mencatat, peradaban manusia mengalami perkembangan yang pesat. Gambaran lebih lanjutnya, kita dapat memperhatikan bahwa usia bumi menurut para ahli diperkirakan tercipta sekitar 3.000.000.000 tahun yang lalu. Manusia sendiri telah diciptakan semenjak 2.000.000 tahun tang lalu. Sedangkan manusia baru mengenal tulisan itu sekitar 200.000 tahun kemudian. 10 Berarti selama itu pula peradaban mansia berjalan sangat lambat bagai jalannya seekor siput. 9
10
Baca, Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Rineka Cipta, Jakarta, 1990, h. 238-140. Baca, J.B.A.F . Mayor Folak, Sosiologi Suatu Buku Pengantar Ringkas, lchtiar Baru, Jakarta, 1976, h.20
Jurnal Prophetica 1 (2009) 35-52
41
Dasar-dasar Kitabah
Percepatan perkembangan peradaban terjadi, setelahnya peradaban manusia dalam setiap saatnya ada yang mendokumentasikan,
ada
yang
memelihara
dan
ada
yang
melestarikan, yang bernama tulisan. Benih peradaban mulai tumbuh di Mesir Purba dan Babilonia. Kita menyaksikan, adanya upaya mendasar dalam pengembangan ilmu pengetahuan, yaitu melalui observasi dan pengukuran. Siapapun orangnya Mesir mengembangakan teknik perhitungan yang sederhana untuk mensurvei tanah. Siapapun orangnya-siapapun orangnya Babilonia mengamati bintang di langit, mengukur panjang tahun dan bulan. Lalu di Yunani siapapun orangnya menambahkan dua unsur lagi yaitu Astraksi dan Generalisasi. Euclides kemudian mengubah pecahan fakta yang
dihimpun oleh siapapun orangnya Mesir dan Babilonia, menjadi sistem logika yang ketat dengan
tulisannya Elemen-elemen
Geometri.
Tulisan
itu selanjutnya berpengaruh kepada generasi
sesudahnya, yaitu antara lain Plato dan Aristoteles. Kemudian ratusan tahun berikutnya karya ini juga dibaca oleh Galileo, Pascal dan Newton, dimana mereka juga sama-sama menambahkan karya pendahulunya dengan hasil temuannya. Dimana kelak Newton (1642-1725), berhasil menumbuhkan revolusi ilmu pengetahuan pada masanya. Semua itu tiada lain disamping atas penemuannya juga karena jasa tulisan yang dia baca dari karya-karya paar pendahulunya, seperti Copernicus, galileo, Tyco, Kepler, Euclides serta ilmuwan dan penulis lain sebelumnya. Setelah Newton pun kita kenai seorang yang jenius Albert Einstein, yang katanya dijuluki "Ayah angkat zaman atom" atau "Bapak Kosmologi", dengan pengembangan teori relativitasnya. Semua keberhasilannya dia akui tidak akan terjadi manakala tidak ada para pendahulunya. Jikapun ia dipandang besar oleh orang lain, maka menurutnya
42
Jurnal Prophetica 1 (2009) 35-52
Dasar-dasar Kitabah
kebesaran itu tiada lain karena ia berdiri di atas bahu raksasa para pendahulunya itu. 11 Para siapapun orangnya juga tentu mengenal sejumlah tokoh dalam Islam yang hidup beberapa ratus tahun yang lalu. Namun banyak di antara mereka tetap hidup bersama hingga saat ini, meskipun jasadnya telah terkubur tanah ratusan tahun silam. Al-Ghazali, misalnya, telah meninggal tahun 1111, tapi ia tetap hadir bersama siapapun orangnya saat ini, karena tulisantulisannya yang mengikat erat namanya untuk tetap hidup dan bahkan terus berkembang. Teori-teori Ibn Khaldun pun tetap dibaca siapapun orangnya, dan dengan teori itu pula siapapun orangnya kemudian mengembangkan teori-teori baru sesuai dengan perkembangan dan perubahan. Demikianlah, sejumlah pem ikir dan pemilik ilmu masa lalu, karena tulisan-tulisannya, hingga saat ini masih hadir bersama generasi saat ini.
Hubungan Kitabah dengan Ilmu Lain Dapat dikatakan bahwa menulis dengan baik dan benar merupakan "lengan" dari "membaca" dengan baik. Oleh karena itu menulis erat kaitannya dengan membaca. Dapat pula dikatakan, bahwa menulis berarti mengungkapkan 'proses membaca dengan baik' secara konkret, dalam bentuk tulisan. Demikian pula membaca akan memiliki manfaat yang berlipat, jika didampingi dengan Menulis. 12 Menulis juga erat kaitannya dengan berbagai ilmu lain, hubungannya tentu saja bersifat rnutualisma. Pertama, menulis mernbutuhkan ilmu lain sebagai bahan atau gagasan yang kelak 11
12
Baca, Rachmat Taufiq Hidayat, Tulisan Buku dan Peradaban, dalam Tim Penyusun, Buku untuk Pribadi Massa Depan, PP, Tasikmalaya, 1992. h. 16 Baca, DP. Tampubolon, Kemampuan Membaca: Teknik Membaca Efektif dan Efisien, Angkasa, Bandung, 1990.
Jurnal Prophetica 1 (2009) 35-52
43
Dasar-dasar Kitabah
akan ditulis. Kedua, setiap ilmu membutuhkan tulisan untuk mendokumentasikan setiap temuan dan mempublikasikan isi dari keilmuan dan penemuannya. Dengan demikian, apapun jenis ilmunya, maka akan sangat erat dengan dunia tulisan.
Al-Quran dan Hadits Tentang Kitabah 1. Allah SWT Berfirman:
"Wa~ai
orang-orang yang beriman!
Apabila kamu melakukan utang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis tiantara kamu menulisskannya dengan benar. Dan janganlah penulis menolak untuk menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkan kepadanya, maka hendaklah dia rnenuliskan ..."(QS. AlBaqarah: 282) 2. Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya (Q.S. Al-lsra:36) 3 . Dari Abi Hurairah R.A., Rasulullah SAW bersabda: Tiga orang akan selalu diberi pertolongan oleh Allah adalah: Mujahid yang selalu memperjuangkan agama Allah, seorang penulis yang selalu memberi penawar, dan seorang yang
menikah untuk menjaga khormatannya. (HR. Thabrani) Dengan demikian menulis merupakan salah satu yang dianjurkan bahkan diperintahkan. Tentu saja menulis dengan tata cara yang baik dan benar untuk mendapat pertolongan dan ridho AllahSWT.
44
Jurnal Prophetica 1 (2009) 35-52
Dasar-dasar Kitabah
Problematika Kitabah 1. Belajar menulis ibarat belajar berenang. Belajar menulis tidak cukup teori saja, melainkan harus dipraktikan, dan terus menerus dipraktikan. 2. Latihan menulis dapat dibiasakan dari: (a) membawa alat tulis dan buku catatan serta buku bacaan kemanapun pergi; (b) membuat catatan mengenai hal-hal yang menarik dari
peristiwa yang terjadi di sekeliling kita; (c) mengadakan riset dan wawancara serta diskusi, kemudian hasilnya masukan ke dalam map; (d) biasakan menulis dari hari kehari; (e) catat setiap ada ide datang ke pikiran kita. 3. Menulis
dengan
Baik ternyata
tidak
mudah,
bukan
disebabkan karena perlunya bakat khusus atau perlunya suatu metode khusus atau tiadanya sarana-sarana, tetapi nyang p-aling penting adalah perlunya frekuensi latihan yang terus-menerus dan teratur setiap hari .. 4. Wilson Nadeak menuliskan: Kalau mau jadi penulis yang sukses, perteballah baja tekad anda dengan tekun dan percaya pada diri sendiri, maka keragu-raguanpun tidak akan menggoda anda lagi. 13 5. Penulis di saat orang lain belum berpikir, ia sudah berpikir. di saat orang lain baru berpikir, ia sudah melakukannya. di saat orang lain baru melakukan , ia sudah melangkah lebih jauh. 6. Roesli Lahani Yunus juga menuliskan: Buku/Tulisan adalah warisan berharga yang ditinggalkan oleh kaum "genius" kepada kemanusiaan, dan diberikan turun-ternurun kepada
13
Wilson Nadeak, Bagaimana Menjadi Penulis yang Sukses, Pustaka Wina, Bandung 1994.
Jurnal Prophetica 1 (2009) 35-52
45
Dasar-dasar Kitabah
anak-cucu yang m erupakan hadiah pula bagi mereka yang belum dilahirkan. 7. Evan Hunter menulis juga: Penulis bekerja keras, apabila memerlukan uang. Namun sesudah itu, masih ada dorongan lain, untuk melanjutkan karyanya. Saya membayangkan hal itu sebagai dorongan neoritik yang hakiki.
14
Prospek Kitabah Jika saat ini dan ke depan kekuatan informasi yang disampaikan media massa demikian hebat, itu pertanda bahwa penting bagi kader mubaligh untuk bisa masuk ke dalam wilayah dunia menulis. Paling tidak, ada sebagian di antara mubaligh yang membidangi aktivitas tablighnya melalui tulisan. Jika tidak, dikhawatirkan masyarakat pembaca media akan terbentuk oleh pesan-pesan media yang "kering", tanpa nilai-nilai agama, bahkan bukan tidak mungkin malah "tersesatkan" .15 KP.keringan pesan bisa terjadi didukung oleh kenyataan para pengelola media saat ini, umumnya lebih berpegang pada kebebasan dan keterbukaannnya. Mereka dipacu oleh kebutuhan sensasi, iklan dan kebutuhan bisinisnya. Latar belakang ini memungkinkan media untuk bersikap lebih longgar terhadap isi pesan dari informasi yang dimuatnya. Kelonggaran yang terjadi, tidak hanya berujung pada postif, namun memungkinkan juga menjadi negatif bagi masyarakat.
14
15
Wilson Nadeak, Bagaimana Menjadi Penulis Artikel Kristiani yang Sukses, Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1989. Baca, Herry Mohammad, Jumalisme Islami: Tanggung Jawab Moral Wartawan Muslim, Pustaka Progresif, Jakarta, 1992.
Jurnal Prophetica 1 (2009) 35-52
Dasar-dasar Kitabah
Untuk mengantisipasi hal itu, maka diperlukan adanya pencerah an pesan media massa.16 Pesan-pesan itu akan muncul dari penulis-penulis yang memang memiliki keterpanggilan akan nilai-nilai kebenaran. Dia adalah para mubaligh penulis, yang tidak hanya mengisi mimbar-mimbar ceramah,
t~tapi
juga terampil
mengisi lembaran-lembaran buku, koran, tabloid atau majalah, atau yang dikenal dengan Tabligh Bi al-Kitabah.
Penutup
Dengan memperhatikan pemaparan di
atas,
temyata
nampak kehebatan tulisan yang telah mampu berperan dengan sangat menakjubkan. Betapa tulisan telah mampu menampung, menabung dan mengkoleksi karya-karya serta menyebarkannya. Bahkan ia juga telah mampu "mendongengkannya" kepada generasi yang hidup sampai beratus-ratus tahun kemudian. Pada gilirannya,
tulisan bukan hanya mengakumulasi
pengetahuan, tetapi juga memungkinkan bagi pengkoreksian, penambahan
dan
penyempurnaan
dari
pengembangan
pengetahuan yang baruY Ia ibarat alat rekam, disamping mampu menyimpan memori dari hasil karya rasa dan cipta manusia, juga mampu menerima masukan-masukan baru, sehingga koleksinya kian hari kian bertambah banyak dan semakin baik. Dengan demikian, kini tergambar sudah, jika siapapun orangnya 16
17
mendambakan
untuk
bisa
berhubungan
dengan
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang berdakwah melalui media, baca, Aep Kusnaawan, Komunikasi dan Penyiaran Islam: Mengembangkan Tabligh Melalui Mimbar, Cetak, Radio, Televisi, Film dan Media Digital, Benang Merah Press, Bandung, 2004. Untuk mengtahui bagaimana cara berpikir kritis dan berargumentasi logis, serta pengujian argumentasi yang kita miliki, baik melalui lisan maupun tulisan, baca, Aep Kusnawan, Teknik Debat Dalam Islam: Dari Konsepsi Hingga Aplikasi, Pustaka Setia, Bandung, 2003.
Jurnal Prophetica 1 (2009) 35-52
47
Dasar-dasar Kitabah
masyarakat lu as, turut dalam mencerdaskan kehidupan umat manusia generasi kini dan kemudian, memberikan informasi berharga,
menyampaikan
penemuan-penemuan,
menegakan
idealisme dan keadilan, menyuarakan yang benar sebagai benar dan yang salah sebagai suatu yang salah, atau ia ingin berjuang dan berdakwah untuk peradaban yang bermuatan rahmatan bagi seluruh alam, maka melc:tlui tulisan, hal itu bukan hal mustahil. 18 Kitabah bisa dimulai dari bentuk diary, biografi, majalah dinding, buletin, artikel, sampai Kitabah buku atau kitab. Sekecil apapun karya
tulis
terarsipkan.
seseorang,
tentu
akan
tetap
terkenang
dan
19
Jika demikian adanya, maka bukan hanya penulis yang untung, tetapi akan banyak pihak yang diuntungkan. Tidak pula yang diuntungkan itu hanya satu generasi, tetapi juga bisa berlanjut kepada berbagai generasi sesudahnya, bahkan mungkin jauh sesudah ia tiada. 20 Wallahu A 'lam.
18
19
Mengenai bagaimana detailnya berlatih Ki tabah, Baca, Aep Kusnawan, Berdakwah Melalui Tulisan , Mujahid Press, Bandung, 2004. Baca, Everett M. Rogers, Mema syarakatkan Ide-ide Baru, Usaha Nasional, Surabaya, 1987.
Jurnal Prophetica 1 (2009) 35-52
Dasar-dasar Kitabah
Daft:ar Pustaka
Abu Al-Gifari, Kiat Menjadi Penulis Sukses, Muja! Bandung,2002 Aep Kusnawan, Berdakwah Lewat Tulisan,
•: :
1
ress,
' ahid Press,
Bandung,2003 ------------------, Komunikasi dan Penyiaran Isl,
, Benang Merah
Press, Bandung, 2004. ------------------, Teknik Debat dalam Islam, Pust
· Setia, Bandung,
2003 Ahmad Bahar, Kiat Sukses Meraih Penghasilan , ·
)urat Kabar,
Pena Cendikia, Yogyakarta, 1996. A. Hadi, Anda Ingin jadi Pengarang ?, Usaha Na 1981.
1, Surabaya,
Alex Lanur, Logika Selayang Pandang, Kanisius,
.:akarta, Cet.
XVIII, 2001 Ashadi Siregar (Peny.), Bagaimana Memperti1 Opini Untuk Media Massa, Kanisius, Yogy
· :;kan Artikel
ta, 1995.
Asep S. Muhtadi, Jurnalistik: Teori dan Praktik, 1
·. Jakarta, 2000
AS. Haris Sumadiria, Menulis Artikel dan Tajuk F
'1 a,2004
Cipta Loka Caraka, Teknik Mengarang,
Kani~
Yogyakarta,
1971. Daniel Sarnad, Dasar-dasar Menresensi Buku, C .
do, jakarta,
1997. Kreati1
Kanisius,
Dja'far H. Assegaf, Jurnalistik Masa Kini, C .
In donesia,
Davis
Cambell,
Mengembangkan
Yogyakarta, 1990 Jakarta, 1992.
Jurnal Prophetica 1 (2009) 35-52
49
Dasar-dasar Kitabah
DP. Tampubolon, Kemampuan Membaca: Teknik Memba ca Efektif dan Efisien, Angkasa, Bandung, 1990.
Eertt M. Rogers, Memasyarakatkan Ide-ide Baru, Usaha Nasion al, Surabaya, 1987. FX Koesworo, Di Balik Tugas Kuli Tinta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 1994. Gerge E. Wihson & Julia M. Burks, Lets Write English , Lition Educational Publishing, New York, 1980. Herry Mohammad, Jurnalisme Islami: Tanggung Jawab Mo ral Wartawan Muslim, Pustaka Progresif, Jakarta, 1992. Hernowo (Ed.), Sebuah Buku Setetes Ilmu, Mizan, Bandung, 1991. J.B.A.F. Mayor Folak, Sosiologi Suat u Buku Pengantar, Ichtiar Baru, Jakarta, 1976 J. Bulatau S.J. , Teknik Diskusi Berkelompok, Kanisius, Yogyakarta, Cet. 18., 2001. J.S. Badudu, Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar, Gramedia, Jakarta, 1983. Judith Butcher, Naskah Ketikan Cecak Coba dan Indeks, Balai Pustaka, Jakarta, 1986 Kaswan Darmadi, Meningkatkan Kemampuan Menu/is, Andi, Yogyakarta, 1996. Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Jakarta, 1990
Antropologi,
Rineka
Cipta,
Rachmat Taufiq Hidayat, Tulisan Buku dan Peradaban, dalam Tim Penyusun, Buku untuk Pribadi Massa Depan, PP, Tasikmalaya, 1992. Soejito, Kalimat Efektif, Remaja Karya, Bandung, 1986. Todd Siler, Berpikir Ala Enstein: Kiat Menjadikan Diri Anda Jenius, Kaifa, Bandung, 2001.
so
Jurnal Prophetica 1 (2009) 35-52
Dasar-dasar Kitabah
Wilson Nadeak, Bagaimana Menjadi Penulis yang Sukses, Pustaka Wina, Bandung 1994. -------------, Bagaimana Menjadi Penulis Artikel Kristiani yang Sukses,
Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1989. William 1. Rivers dkk., Editorial, Rosdakarya, Bandung, 1989.
Jurnal Prophetica 1 (2009) 35-52
51