GAMBARAN PELAKSANAAN SISWA TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT(PHBS) TATANAN SEKOLAHDI SDN HEGARMANAH 1 DESA HEGARMANAHKECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMEDANG Risa Noverawati, Ridwan Setiawan, Asep Aep Indarna, S
ABSTRAK PHBS merupakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. PHBS di sekolah merupakan salah satu faktor pencegahan penyakit anak di sekolah, terutama diare atau cacingan. Di SDN Hegarmanah 1 terkait perilaku pada tahun 2012 yakni angka kejadian diare 30-45%, demam 13,7%, sakit gigi 4,3-4,9% dan penyakit lainnya 7,3% (Profil kesehatan UKS Puskesmas Jatinangor, 2012). Terdapat jentik dan nyamuk di jamban sekolah, terdapat siswa laki-laki kelas 5 dan 6 yang merokok di sekolah, terdapatnya siswa yang tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah makan di sekolah. Hal tersebut merupakan sebagian dari faktor belum di tanamkannya PHBS di sekolah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pelaksanaan siswa tentang PHBS Tatanan sekolah di SD Hegarmanah 1 Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Dalam Penelitian ini digunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa/i kelas 4, 5 dan 6 tahun 2012. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 responden dengan teknik pengambilan sampel accidental Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat dimana variabel-variabel yang diteliti kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil Penelitian menunjukkan siswa/i dalam Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Tatanan sekolah secara umum di SDN Hegarmanah 1 ini didapatkan Perilaku PHBS dilaksanakan hampir setengahnya sebanyak 33 responden atau 33% sedangkan siswa/i yang tidak melaksanakan PHBS Tatanan hampir seluruh dari responden sebanyak 77 siswa/i atau 77%. Berdasarkan hasil penelitian maka direkomendasikan untuk meningkatkan promosi kesehatan bagi puskesmas Jatinangor tentang PHBS kepada siswa SDN Hegarmanah 1 Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang.
ABSTRACT PHBS a Clean and Healthy Behavior. PHBs in school is one of the prevention of disease in school children, especially diarrhea or worms. In SDN Hegarmanah 1 related behavior in 2012 that 30-45% incidence of diarrhea, fever 13.7%, toothache and other ailments from 4.3 to 4.9% 7.3% (UKS health profile Jatinangor Health Center, 2012) . There are mosquito larvae and school latrines, there are male students grades 5 and 6 who smoke at school, the presence of students who do not wash their hands before and after eating at school. It is part of the factor in tanamkannya PHBS yet in school. The purpose of this study to describe the implementation of PHBs Order of students in elementary school Hegarmanah District 1 Village Hegarmanah Jatinangor Sumedang District. In this research used descriptive method. The population in this study is the student / i grades 4, 5 and 6 in 2012. The number of samples in this study were 100 respondents with accidental sampling techniques Sampling. Data collection using questionnaires. The analysis is used univariate analysis in which the variables studied and analyzed descriptively. Research shows students / i in Behavior Clean And Healthy (PHBs) in general schools in order SDN Hegarmanah 1 is obtained Behavior PHBs implemented almost half as many as 33 respondents or 33% while students / i do not implement PHBs order almost all of respondents 77 students / i or 77%. Based on these results it is recommended to improve health promotion for the health center to the students Jatinangor PHBs on SDN Hegarmanah 1 Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang.
Bhakti Kencana Medika, Volume 2, No. 4, September 2012
PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi se tiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Dengan perkataan lain masyarakat diharapkan mampu berperan sebagai pelaku pembangunan kesehatan dalam menjaga, memelihara, dan meningkat kan kesehatannya sendiri serta berperan aktif dalam dalam mewujudkan kesehatan masyarakat (Pemerintahan Provinsi Jawa Barat Dinas Kesehatan, 2010). Harapan tersebut da pat terwujud apabila masyarakat diberdayakan sepenuhnya dengan segala daya yang dimiliki untuk dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-hari. Pemberdayaan masyarakat hasil dimulai sejak dini dan dapat dilakukan di sekolah-sekolah (Pemerintahan Provinsi Jawa Barat Dinas Kesehatan, 2010). PHBS adalah sekumpulan perilaku yang di praktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang men jadikan seseorang atau keluarga mampu menolong dirinya sendiri (memecahkan masalah) di bidang kesehatan dan ber peran aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya (Pemerintah Provinsi Jawa barat Dinas Kesehatan, 2010). Menurut keterangan Hanny Ronosulistyo (2009), penca paian program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di provinsi Jawa Barat tahun 2007, masih rendah yakni 34,8 persen dari target yang telah ditetapkan tahun 2010 yaitu 65 persen. Data penyakit yang di derita oleh anak sekolah (SD) Sejawa barat terkait perilaku yakni cacingan 40-60%, Anemia 23,2%, Karies & Periodental 74,4%. (http://www. Dinas kesehatan. Jawa Barat Provinsi , diperoleh tanggal 19 April 2011). Data penyakit yang di derita oleh siswa SDN Hegarmanah1 terkait perilaku pada tahun 2012 yakni angka kejadian diare 30-45%, demam 13,7%, skit gigi 4,3-4,9% dan penyakit lainnya 7,3% (Profil kesehatan UKS Puskes mas Jatinangor, 2012). METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ada lah penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanyabertu juan untuk melihat gambaran fenomena tertentu yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu (Notoamodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi kelas 4, 5 dan 6 di SDN Hegarmanah 1 yang jumlah sisw/ siswi selama tahun 2012 sebanyak 178 siswa. Sampel siswa kelas 4, 5 dan 6 yaitu 178 siswa dan terbagi kedalam kelas 4 berjumlah 63 siswa, kelas 5 berjumlah 58 siswa dan siswa kelas 6 berjumlah 57 siswa. Besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus sam pel slovin (Nursalam,2003). Berdasarkan jumlah populasi sebanyak 178 siswa, setelah digunakan perhitungan berdasarkan rumus slovin dengan derajat kepercayaan 90% dan kealfaan 10 %, maka besar sampel dalam penelitian ini adalah 100 siswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu : accidental sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan mengambil sampel yang kebetulan ada dan terse dia ketika dilakukan penelitian (Notoatmojo, 2010). Jenis
analisa statistik yang digunakan adalah analisis univariat. Variabel-variabel yang diteliti kemudian dianalisis secara deskriptif , yaitu dengan menguraikan. HASIL PENELITIAN Pada bab ini disajikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Gambaran pelaksanaan siswa tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) tatanan sekolah di SDN Hegarmanah I, Desa Hegarmanah, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang Tahun 2012. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Siswa tentang PHBS Tatanan Sekolah di SDN Hegarmanah 1 Desa Hegarmanah, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang Tahun 2012 Perilaku PHBS Tidak Dilaksanakan
Jumlah
Persentase
77
77
Dilaksanakan
23
23
Total
100
100
Berdasarkan tabel 1. di atas menunjukan bahwa secara umum siswa yang tidak melaksanakan PHBS Tatanan Sekolah hampir seluruh responden sebanyak 77 responden atau 77%. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Gambaran Pelaksanaan PHBS Tatanan Sekolah dalam hal mencuci tangan dengan air mengalir dan memakai sabun di SDN Hegarmanah 1 Desa Hegarmanah, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang Tahun 2012 Mencuci Tangan
Jumlah
Persentase
Tidak Dilaksanakan
69
69
Dilaksanakan
31
31
Total
100
100
Berdasarkan tabel 2. di atas menunjukan bahwa siswa yang tidak mencuci tangan dengan air mengalir dan me makai sabun sebagian besar dari responden sebanyak 69 responden atau 69%. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Gambaran Pelaksanaan PHBS Tatan an Sekolah dalam hal jajan di kantin sekolah pada siswa SDN Hegarmanah 1 Desa Hegarmanah, Kecamatan Jatinangor, KabupatenSumedang Tahun 2012 Jajan di Kantin
Jumlah
Persentase
Tidak Dilaksanakan
57
57
Dilaksanakan
43
43
Total
100
100
Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukan bahwa siswa yang tidak jajan dikantin sekolah sebagian besar dari res ponden sebanyak 57 responden atau 57%. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Gambaran Pelaksanaan PHBS Tatanan Sekolah dalam hal memberantas jentik pada siswa SDN Hegarmanah 1 Desa Hegarmanah, Kecamatan Jatinangor, KabupatenSumedang Tahun 2012 Memberantas Jentik
Jumlah
Persentase
Tidak Dilaksanakan
57
57
Dilaksanakan
43
43
Total
100
100
Risa Noverawati, Gambaran Pelaksanaan Siswa...
Berdasarkan tabel 4. di atas menunjukan bahwa siswa yang tidak melaksanakan memberantas jentik nyamuk di sekolah sebagian besar dari responden sebanyak 57 respon den atau 57% Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Gambaran Pelaksanaan PHBS Tatanan sekolah dalam hal merokok di lingkungan sekolah pada siswa SDN Hegarmanah 1 Desa Hegarmanah, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang Tahun 2012 Perilaku PHBS Tidak Dilaksanakan
Jumlah
Persentase
5
5
Dilaksanakan
95
95
Total
100
100
Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukan bahwa siswa yang tidak merokok di lingkungan sekolah hampir seluruh responden sebanyak 95 responden atau 95%. 1. PHBS Tatanan Sekolah Berdasarkan hasil penelitian siswa dalam Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Tatanan sekolah secara umum di SDN Hegarmanah 1 ini didapatkan Perilaku PHBS dilak sanakan hampir setengahnya sebanyak 23 responden atau 23% sedangkan siswa yang tidak melaksanakan PHBS Ta tanan hampir seluruh dari responden sebanyak 77 siswa atau 77%. Dari hasil studi pendahuluan dalam pelaksanaan 8 Indikator PHBS tatanan sekolah hanya 4 yang telah me menuhi syarat PHBS tatanan sekolah di SDN Hegarma nah 1, yaitu mengikuti olahraga di sekolah secara rutin karena setiap minggu siswa mengikuti olahraga setiap 1 minggu 1 kali di lapangan olahraga yang telah terse dia, membuang sampah pada tempatnya telah dilaku kan oleh para siswa karena tersedianya tong sampah di setiap kelas, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan secara rutin dilakukan karena petugas dari puskesmas datang langsung ke sekolah, buang air besar dan kecil di jamban sekolah telah dilakukan oleh siswa dan siswi karenatersedianya jamban sekolah yang sesuai dengan jumlah siswa di sekolah. 4 Indikator yang belum memenuhi syarat PHBS Tatanan sekolah, yaitu mencuci tangan dengan air mengalir dan memakai sabun, jajan di kantin sekolah, tidak merokok dilingkungan sekolah dan memberantas jentik nyamuk. Karena itu 4 indikator akan diteliti, apakah dilaksana kan atau tidak oleh sisw/i karena jika tidak melaksanakan 4 indikator PHBS tatanan sekolah akan muncul dampak penyakit yang berkaitan dengan PHBS tatanan sekolah seperti diare, demam berdarah, tpus, kecacingan dan pe nyakit lainnya yang berbahaya bagi kesehatan. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Tatanan Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh pe serta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga se cara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat(Pemerintahan Provinsi Jawa Barat Di nas Kesehatan, 2010).
Indikator PHBS di Sekolah mencakup aspek-aspek se bagai berikut yaitu : 1. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun, 2. Jajan di kantin sekolah yang sehat, 3. Membuang sampah pada tempatnya, 4. Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah, 5. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan se tiap bulan, 6. Tidak merokok di sekolah, 7. Memberantas jentik nyamuk di sekolah secara rutin, 8. Buang air besar dan buang air kecil di jamban sekolah. (Pemerintahan Provinsi Jawa Barat Dinas Kesehatan, 2010). Munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (usia 6-10 tahun), ternyata berkaitan de ngan Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS). Oleh kar ena itu menanamkan nilai-nilai PHBS di sekolah merupa kan kebutuhan mutlak untuk menjaga, meningkatkan dan melindungi anak sekolah serta dapat di lakukan melalui pendekatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) (Pemerin tahan Provinsi Jawa Barat Dinas Kesehatan, 2010). Dari hasil penelitian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan sekolah di SDN Hegarmanah 1 sebagian besar tidak melaksanakan PHBS tatanan sekolah, dikare nakan beberapa faktor seperti malas, mengetahui dampak dari tidak dilaksanakannya PHBS tetapi tidak melaksana kannya. Padahal fasilitas untuk melaksanakan PHBS telah tersedia, seperti keran air, jamban yang bersih dan jumlah yang sesuai dengan jumlah siswa, kantin sekolah yang telah menyediakan jajanan sehat untuk dikonsumsi oleh siswa tetapi tetap saja siswa senang jajan diluar kantin sekolah dengan berbagai alasan. Bahaya dari tidak melaksanakan PHBS tatanan sekolah sangat berbahaya bagi kesehatan siswa seperti terserang penyakit diare akibat tidak mencuci tangan, terserang penyakit typus akibat dari tidak jajan di kantin sekolah, terserang penyakit demam berdarah akibat dari tidak memberantas jentik nyamuk di sekolah, terserang penyakit saluran pernapasan akibat merokok dilingkungan sekolah. Dampak dari tidak melaksanakan PHBS tatanan seko lah di SDN Hegarmanah 1 yang paling sering yaitu diare, demam berdarah dan typus, karena itulah pentingnya im bauan untuk selalu melaksanakan PHBS kepada siswa itu sangat penting serta pelaksanaannya pun juga harus diting katkan agar siswa tidak gampang terserang penyakit akibat dari dampak tidak melakukan PHBS tatanan sekolah. 2. Pelaksanakan PHBS Tatanan Sekolah a. Mencuci tangan dengansabun dan air mengalir Hasil penelitian dalam pelaksanaan mencuci tangan dengan air mengalir dan memakai sabun sebanyak 31 res ponden atau 31% sedangkan siswa yang tidak mencuci tangan dengan air mengalir memakai sabun sebagian besar dari responden sebanyak 69 siswa atau 69%. Alasan Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun, Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit. Bila digunakan, ku-
Bhakti Kencana Medika, Volume 2, No. 4, September 2012
man berpindah ke tangan. Pada saat makan kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan pe nyakit. Sedangkan Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman,karena tanpa sabun, kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan (Pemerintahan Provinsi Jawa Barat Dinas Kesehatan, 2010). Dari hasil penelitian pelaksanaan siswa tentang PHBS Tatanan sekolah dalam hal mencuci tangan dengan air men galir dan memakai sabun di SDN Hegarmanah I, ternyata sebagian besar siswa tidak mencuci tangan dengan air men galir dan memakai sabun sebelum dan sesudah jajan dikar enakan malas dan kebiasaan. Siswa yang tidak mencuci tangan dengan air mengalir dan memakai sabun akan gampang terserang penyakit sep erti diare, cacingan dan gangguan pencernaan. b. Jajan di Kantin Sekolah Hasil penelitian pelaksanaan siswa yang jajan sehat dikantin di kantin sekolah sebanyak 43 responden atau 43% sedangkan siswa yang tidak jajan sehat di kantin sekolah sebagian besar dari responden sebanyak 57 siswa atau 57%. Siswa dan guru mengkonsumsi jajanan sehat dikantin sekolah, agar dalam memilih jajanan di kantin atau war ung sekolah siswa dapat melihat makanan yang bersih dan tidak dihinggapi lalat. Karena apabila makanan yang dikonsumsi siswa dihinggapi lalat maka dalam makanan tersebut sudah tersebar kuman yang dibawa oleh lalat itu sendiri dan masuk kedalam tubuh sehingga dapat me nyebabkan penyakit diare, kecacingan dan typus. Selain itu makanan yang dikonsumsi siswa jangan yang berwarna mencolok karena mengandung bahan makanan yang berbahaya bagi tubuh, minuman yang dikonsumsi pun jangan yang berwarna karena mengandung bahan pewarna yang berbahaya bagi tubuh. Karena itu siswa di harapkan dapat memilih jajan sehat dikantin atau warung sekolah agar terhindar dari penyakit dan menjaga keseim bangan gizi siswa. Dari hasil penelitian pelaksanaan siswa tentang PHBS Tatanan sekolah di SDN Hegarmanah 1 dalam hal tidak jajan dikantin sekolah sebagian besar dari siswa, dikarena kan makanan yang tersedia dikantin sekolah tidak seperti jajanan yang ada di warung atau di tempat jualan makanan yang ada di luar sekolah. Makanan yang dijual di luar kan tin sekolah seperti cakue, cilok dengan saos pedas, minu man dingin yang berwarna dan makanan yang mencolok lainnya yang lebih suka dikonsumsi oleh siswa diband ingkan makanan yang disediakan dikantin sekolah seperti nasi kuning, agar-agar dan minuman yang dibungkus ke masan. Oleh karena itu penyakit seperti demam typus, diare akan menyerang tubuh siswa karena bisa saja makanan yang dikonsumsi diluar kantin sekolah itu sudah dihing gapi lalat, debu yang menempel pada makanan yang tidak terbungkus oleh plastik dan makanan yang warnanya men colok yang akan merusak organ tubun siswa.
c. Memberantas jentik nymuk Hasil penelitian pelaksanaan siswa yang memberantas jentik nyamuk di sekolah sebanyak 43 respondenatau 43% sedangkan siswa yang tidak memberantas jentik nyamuk di sekolah sebagian besar dari responden sebanyak 57 siswa atau 57%. Memberantas jentik nyamuk adalah upaya untuk mem berantas jentik di lingkungan sekolah yang di buktikan dengan tidak ditemukan jentik nyamuk, pada tempat-tem pat penampungan air, bak mandi, gentong air, vas bunga, pot bunga/alat pot bunga, wadah pembuangan air dispenser, wadah pembuangan air kulkas, dan barang-barang bekas/ tempat-tempat yang bisa menampung air yang ada di ling kungan sekolah. Kegiatan memberantas jentik lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara : 3M plus (Mengu ras, Menutup, Mengubur. Menghindari penular berbagai penyakit seperti Demam Berdarah, Demam Dengue, Chi kungunya, malaria, filariasis ( kaki gajah) di tempat-tempat perkembangbiakan tangan (Pemerintahan Provinsi Jawa Barat Dinas Kesehatan, 2010). Berdasarkan penelitian, pelaksanaan siswa tentang PHBS Tatanan sekolah dalam hal pelaksanaan memberan tas jentik nyamuk di SDN Hegarmanah 1 sebagian besar tidak dilaksanakan karena kurangnya kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan seperti membantu petugas kebersihan sekolah mengubur, menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air. Padahal 3M sangat penting agar jentik nyamuk tidak berkembang biak di tempatpenampungan air, karena menyebabkan penyakit demam berdarah yang berbahaya bagi siswa di sekolah. Karena itu sekolah harus terus menghimbau siswa agar membantu petugas kebersihan sekolah dalam menjaga lingkungannya agar terbebas dari perkembang biakan jen tik nyamuk yang ada di sekolah dengan melaksanakan 3M yaitu mengubur, menguras dan menutup tempat penam pungan air. d. Tidak merokok di lingkungan sekolah Hasil penelitian dalam pelaksanaan siswa yang merokok di lingkungan sekolah sebanyak 5 responden atau 5% se dangkan siswa yang tidak merokok di lingkungan sekolah hampir seluruh responden sebanyak 95 siswa atau 95%. Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang diisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya diantaranya yang paling berbahaya ada lah Nikotin, Tar dan CO. Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak jantung dan aliran darah. Tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker. CO menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen, seh ingga sel-sel tubuh akan mati. 1) Bahaya merokok Tidak merokok di lingkungan sekolah dapat menghin darkan baik anak sekolah/guru/masyarakat sekolah dari ke mungkinan terkena penyakit-penyakit tersebut, yaitu : a) Menyebabkan penyakit paru-paru, jantung dan Kanker. b) Menyebabkan kerontokan rambut. c) Gangguan pada mata, seperti katarak.
Risa Noverawati, Gambaran Pelaksanaan Siswa...
d) Kehilangan pendengaran lebih awal dibanding bukan perokok. e) Merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap. f) Tulang lebih mudah patah. Sekolah di harapkan membuat peraturan dilarang merokok dilingkungan sekolah. Anak sekolah/guru/ masyarakat sekolah bisa saling mengawasi diantara mereka untuk tidak merokok dilingkungan sekolah dan diharapkan mengembangkan kawasan tanpa rokok/kawasan bebas asap rokok tangan (Pemerintahan Provinsi Jawa Barat DinasKesehatan, 2010). Dari hasil penelitian pelaksanaan siswa tentang PHBS Tatanan sekolah dalam hal tidak merokok di SDN Hegarma nah 1 hampir seluruh responden tidak merokok dilingkun gan sekolah, karena adanya himbauan dari guru bahaya akan bahaya merokok. Tetapi, masih ada siswa yang merokok di lingkungan sekolah tanpa sepengetahuan pihak sekolah itu dikarenakan kurang pengawasan dari pihak sekolah dan juga kurang sadarnya siswa akan bahaya merokok. Pdahal guru sudah sering menghimbau agar siswa tidak merokok di lingkungan sekolah atau diluar sekolah, karena rokok sangat berbahaya untuk kesehatan seperti terserang penyakit paru- paru, batuk akibat asap rokok dan penyakit berbahaya lainnya yang dapat merugikan diri sendiri atau orang lain. Karena itu perlunya kerja sama antara pihak seko lah dan orang tua siswa agar terus mengawasi anaknya untuk tidak merokok karena berbahaya bagi kesehatan tubuh. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Gambaran pelaksanaan siswa secara umum dalam Pe rilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Tatanan sekolah di SDN Hegarmanah 1 ini didapatkan Perilaku PHBS dilak sanakan hampir setengahnya dari responden tidak melak sanakan PHBS Tatanan Sekolah. Saran Bagi sekolah a. Diharapkan dapat meningkatkan kemauan, kemampuan dan kesadaran peserta didik dalam melaksanakan PHBS Tatanan sekolah di SDN Hegarmanah 1 Kecamatan JatinangorKabupaten Sumedang Tahun 2012.
b. Diharapkan pihak sekolah untuk mengadakan penyuluhan kembali tentang pentingnya pelaksanaan PHBS Tatanan sekolah di SDN Hegarmanah 1 Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang Tahun 2012. Bagi Instansi Pendidikan a. Diharapkan pihak pendidikan untuk mengadakan kepus takaan yang berkaitan dengan PHBS Tatanan sekolah. b. Diharapkan pihak pendidikan terus memberikan kesem patan kepada mahasiswa untuk terjun langsung mem bantu petugas kesehatan dalam memberikan penyuluhan tentang PHBS Tatanan sekolah. Bagi Peneliti Diharapkan bagi penelitian selanjutnya untuk melan jutkan penelitian tentang faktor pelaksanaan PHBS Ta tanan sekolah di SDN Hegarmanah 1 Jatinangor Kabu paten Sumedang. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, (2006). Pendidikan Kesehatan (Petunjuk Guru SD). Departemen Pendidikan Nasional Arikunto, S., (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta. Departemen Kesehatan Jawa Barat. (2002). Dinas KesehatanProvinsi Jawa Barat. Departemen Kesehatan Jawa Tenga. (2006). Dinas KesehatanProvinsi Jawa Tengah. Hidayat A. Aziz. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik analisa Data. Jakarta : Salemba Medika. Iryanti. Et.al., (2009). Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI), Bandung : Poltekes Depkes Bandung. Notoatmodjo, S.(2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta ------, (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta Nursalam, (2001). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. -------, (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Peneli tian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. -------, (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Peneli tian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.