241
Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Diskusi untuk Meningkatkan Stabilitas Emosi Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012
Sutarno dan Novi Risa Hapsari
ABSTRACT
Novi Risa Hapsari.THE EFFECTIVENESS OF GROUP GUIDANCE SERVICE THROUGH DISCUSSION TECHNIQUE TO IMPROVE EMOTIONAL STABILITY OF THE TENTH GRADE STUDENTS OF SMA NEGERI 3 SUKOHARJO. Thesis.Teacher Training and Educatiob Faculty.Sebelas Maret University.December 2012. The aim of this research was to know the effectiveness of group guidance service through discussion technique to improve emotional stability of the tenth grade students of SMA Negeri 3 Sukoharjo. This research was an experimental research which used The non Equivalent Pre test-Post test Design. It was a research which used two groups, one as the experimental group and the other as control group. There was some steps in this research: giving pre test for both of the groups, giving treatments to the experimental group, giving post test for both of the groups and then comparing the post test result of the groups. The treatments in the form of giving group guidance service through discussion technique are given in five times meetings. The population of this research was tenth grade students of SMA Negeri 3 Sukoharjo. The technique of sampling used was purposive sampling technique. The sample of the technique were X.3 class and X.10 class. The source of the data was students. Technique of collecting data used was questionaire. The questionaire validity test shown that there was 43 valid items which fulfilled r count criteria ≥ r table. Data analysis technique using Two Way ANOVA through SPSS application. The result of analysis shows that experiment F control group and experiment group shows F account > F table (8,360 > 2,683), and experiment F toward the result of pre test and post test shows F account > F table (5,729 >
242
2,683). It can be concluded that, Ho in this research is rejected and Ha is received and the treatment for experimental group affected to the improvement of the students’ emotional stability condition. The conclusion of this research was group guidance service through discussion was effective to improve the students’ emotional stability of the tenth grade students of SMA Negeri 3 Sukoharjo. Keywords: group guidance service, discussion technique, emotion stability
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan fenomena
manusia
yang
sangat
“pengembangan manusia seutuhnya hendaknya mencapai pribadi-pribadi yang pendiriannya matang dengan
kompleks, dan karena sifatnya yang
kemampuan
kompleks itu maka pendidikan dapat
menyejukkan,
kesusilaan
yang
dilihat dan dijelaskan dari berbagai
tinggi,
keimanan
serta
sudut pandang, seperti dari sudut
ketakwaan
yang
pandang
penjelasan
tersebut
psikologi,
sosiologi
sosial
dan
yang
dalam”.
Dari
menunjukkan
antropologi, ekonomi, politik, dan
bahwa dalam proses
komunikasi. Manusia dituntut untuk
kenyataannya
mampu
permasalahan yang dialami oleh
mengembangkandan
menyesuaikan
dijumpai
terhadap
anak-anak, remaja, dan pemuda yang
masyarakat. Untuk itu,manusia telah
menyangkut dimensi kemanusiaan
dilengkapi dengan berbagai potensi
mereka.
baik
yang
diri
banyak
pendidikan
berkenaan
dengan
Permasalahan yang dialami
keindahan dan ketinggian derajat
oleh siswa di sekolah sering kali
kemanusiaan,
berkenaan
tidak dapat dihindari, meski dengan
kemanusiaannya
pembelajaran yang baik sekalipun.
maupun
dengan
dimensi
yang
memungkinkan
untuk
Hal tersebut juga disebabkan oleh
memenuhi tuntutan kemanusiaannya.
karenasumber-sumber permasalahan
Seperti
telah
siswa banyak yang disebabkan oleh
dijelaskan Priyatno (dalam Jamal
hal-hal di luar sekolah. Dalam hal
Ma`mur
ini, permasalahan siswa tidak boleh
Asmani,
yang
2010:24)bahwa
243
dibiarkan begitu saja. Permasalahan
belajar
yang dialami siswa erat hubungannya
berlangsungyang
dengan perilaku siswa yang tidak
ungkapan keadaan emosional siswa,
dapat mengelola stabilitas emosi
pada
ketika
tanda
sedang
berada
ditengah
dan
mengajar
sedang
dipicu
kenyataanya tanya
oleh
menimbulkan
besar
terhadap
kondisi emosional, sehingga dapat
pencapaian tujuan pendidikan bagi
mengganggu
perilaku siswa.Kondisi kelas yang
kelancaran
proses
belajar di sekolah.
gaduh dan ramai ini menunjukkan
SMA Negeri 3 Sukoharjo
bahwa
siswa
kurang
mampu
sebagai salah satu SMA ternama di
mengendalikan emosi secara efektif
Kabupaten Sukoharjo, berdasarkan
dan efisien dalam menghadapi setiap
observasi di bulan November 2011
situasi dan kondisi yang sedang
serta pengungkapan
dihadapinya,
guru BK di
SMA Negeri 3 Sukoharjo
serta
menempatkan
sebagai
dirinya secara tepat. Kondisi seperti
konselor sekolah yang menyatakan
ini salah satunya dapat dipengaruhi
bahwa memang proses pembelajaran
karena siswa itu sendiri belum bisa
di
menyeimbangkan
SMA
Negeri
3
Sukoharjo
kondisi
terganggu dengan tingkah laku siswa
emosionalnya ketika proses belajar
yang sering melanggar tata tertib
mengajar
sedang
sekolah.Permasalahan siswa di dalam
berlangsung.Akibatnya,
proses
kelas saat proses pembelajaran di
belajar di sekolah pun menjadi
kelas juga mengganggu efektifnya
terganggu.Siswa
yang
mampu
proses belajar siswa, sehingga siswa
mengendalikan
emosinya
dengan
kurang fokus terhadap mata pelajaran
baik, baik di lingkungan sekolah
yang sedang diajarkan dan cenderung
maupun
melakukan aktivitas sendiri yang
membuat
mengakibatkan kelas menjadi gaduh
dalam mengembangkan kreatifitas
dan ramai.
yang dimilikinya, produktif, tidak
Kondisi kelas yang gaduh
di
luar
siswa
sekolah tersebut
akan mudah
mudah cemas, tidak mudah tegang
dan ramai yang terjadi di SMA
dan
merasa
frustasi,
mandiri,
Negeri 3 Sukoharjo ketika proses
mempunyai semangat yang tinggi,
244
dan efisien.Siswa yang memiliki
konseling juga, guru BK membantu
emosi stabil memiliki konsentrasi
mengatasi kelemahan dan hambatan
yang
dan
serta masalah yang dihadapi peserta
melakukan aktivitas yang lebih baik
didik. Seperti halnya permasalahan
daripada siswa yang tidak memilki
mengelola
kestabilan emosi.Emosi yang stabil
menyangkut hubungan antara siswa
pada siswa membuat siswa tidak
yang satu dengan siswa yang lainnya
mudah
dapat
baik
ketika
terganggu
belajar
oleh
suasana
stabilitas
emosi
memanfaatkan
layanan
bising, gaduh, bahkan situasi yang
bimbingan dan konseling melalui
bersifat emosional sekalipun.
kegiatan kelompok yaitu dengan
Membantu
siswa
mencapai
untuk
tujuan-tujuan
perkembangannya
dan
pelaksanaan bimbingan kelompok. Dengan
layanan
bimbingan
mengatasi
kelompok memungkinkan peserta
termasuk
didik, secara bersama-sama, melalui
permasalahannya,
membantu siswa dalam mengelola
dinamika
stabilitas emosinya, peran guru BK
berbagai
sangat
untuk
pembimbing, membahas bersama-
dalam
sama pokok bahasan tertentu yang
diperlukan
mendampingi
mereka
kelompok, bahan
memperoleh dari
guru
meningkatkan kualitas intelegensi,
berguna
meminimalkan kenakalan siswa, dan
pemahaman
meningkatkan
emosional
mereka sehari-hari, dan atau untuk
siswa sekaligus.Melalui pelayanan
pengembangan kemampuan sosial,
bimbingan dan konseling di sekolah,
baik
guru
sebagai pelajar. Hal ini juga berguna
BK
kualitas
(guru
pembimbing)
untuk
menunjang
dan
kehidupannya
sebagai
individu
memfasilitasi pengembangan peserta
untuk
didik secara individual, kelompok,
pengambilan keputusan dan/ atau
dan atau klasikal, sesuai dengan
tindakan tertentu.Disesuaikan dengan
kebutuhan, potensi, bakat, minat,
siswa SMA/ SMK yang dalam
perkembangan,
kondisi,
pencapain tugas perkembangannya
peluang-peluang
yang
serta dimiliki.
Melalui pelayanan bimbingan dan
harus
pertimbangan
maupun
mampu
dalam
menyampaikan
pendapat/ gagasannya dalam forum
245
yang
melibatkan
orang
banyak,
pelaksanaan bimbingan kelompok
diharapkan mampu mengatasi setiap
yaitu menggunakan teknik diskusi
permasalahannya tanpa melibatkan
untuk dapat mendorong siswa dalam
emosi.Melalui kegiatan yang sering
mengembangkan perasaan, pikiran,
dipraktekkan di kelas, seperti diskusi,
persepsi, wawasan, dan sikap yang
pelayanan
kelompok
menunjang perwujudan tingkah laku
dapat dilaksanakan untuk mendeteksi
yang lebih efektif, yaitu peningkatan
kemampuan siswa dalam mengelola
kemampuan
stabilitas
emosi.
bimbingan
emosi
melalui
respon-
mengelola
stabilitas
respon yang diberikannya ketika diskusi
berlansung.Melalui
bimbingan kelompok dengan teknik
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang
diskusi siswa dapat memperoleh
dapat dirumuskan masalah penelitian
kesempatan
memecahkan
ini adalah apakah layanan bimbingan
masalah secara bersama-sama.Setiap
kelompok dengan teknik diskusi
siswa memperoleh kesempatan untuk
efektif untuk meningkatkan stabilitas
mengemukakan pikirannya masing-
emosi siswa kelas X SMA Negeri 3
masing dalam memecahkan suatu
Sukoharjo.
untuk
masalah. Dalam melakukan diskusi C. Tujuan
siswa diberikan peran-peran tertentu seperti pemimpin diskusi dan notulis,
Berdasarkan
rumusan
siswa yang lain sebagai peserta
masalah dapat dirumuskan tujuan
diskusi, dengan demikian timbul
penelitian
tanggung jawab dan harga diri dari
mengetahui
masing-masing peserta diskusi.
bimbingan kelompok dengan teknik
Berkenaan tersebut
di
dengan
atas,
meningkatkan
hal
diskusi
penelitian
efektivitas
untuk
untuk layanan
meningkatkan
upaya
stabilitas emosi siswa kelas X SMA
kemampuan
siswa
Negeri 3 Sukoharjo.
stabilitas ini
adalah
dalam
SMA Negeri 3 Sukoharjo dalam mengelola
ini
emosinya,
ditujukan
pada
1.
D. Manfaat Manfaat Teoritis
246
a.
Memberikan bukti empiris
mengalami kesulitan dalam
kepada guru BK bahwa
mengelola stabilitas emosi.
untuk
membantu
meningkatkan
b.
c.
stabilitas
Bagi guru BK/ konselor sekolah :
emosisiswa dapat dilakukan
Memberikan
dengan memberikan layanan
kepada
bimbingan kelompok degan
memberikan
teknik diskusi.
bimbingan
Sebagai bahan pembanding,
dengan teknik diskusi untuk
pertimbangan
dan
mengatasi kesulitan siswa
pengembangan
pada
dalam mengelola stabilitas
penelitian sejenis di masa
masukan
guru
BK
layanan kelompok
emosi.
yang akan datang.
d.
Bagi orang tua/ wali siswa : Memberikan
2.
untuk
informasi
Manfaaat Praktis
kepada
a.
siswa dalam upaya untuk
Bagi siswa: Memberikan
orang
masukan
membantu
untuk
mengelola
meningkatkan kemampuan
emosinya.
kepada
siswa
mengelola
tua/
peserta
wali
didik
stabilitas
stabilitas
emosinya, sehingga siswa
E. Metode Penelitian
termotivasi
untuk
Metode
mengambil
sikap
dapat terbaik
dibedakan
atas
penelitian
dapat
beberapa
jenis,
ketika di tengah kondisi
tergantung dari sudut pandangnya,
emosional.
walaupun sebenarnya antara jenis yang satu dengan jenis yang lain
b.
Bagi Kepala sekolah :
kadang-kadang sering over lapping.
Memberi masukan kepada
Metode penelitian ada 2 (dua) jenis:
kepala sekolah tentang cara
1)
yang tepat untuk membantu
eksperimmen,
mengatasi
siswa
yang
metode
penelitian dan
2)
nonmetode
247
penelitian
eksperimen
(Suharsimi
Arikunto, 2006:82).
yang
akibat
manipulasi
variabel bebas tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode
terjadi
penelitian
eksperimen.
Metode eksperimen
penelitian
ini
dipilih
Metode penelitian eksperimen adalah
pertimbangan
metode penelitian yang dilakukan
penelitian
dengan
sistematis, spesifik, efektif dan logis
mengadakan
terhadap
objek
manipulasi
penelitian
bahwa
dengan metode
eksperimen
lebih
serta
sebagai suatu jalan atau cara untuk
adanya kontrol(Moh.Nazir, 1988:74).
mendapatkan pemecahan masalah
Selain itu, juga dipaparkan bahwa
atau mendapatkan jawaban terhadap
metode penelitian eksperimen adalah
pertanyaan-pertanyaan
penelitian
pelaksanaan penelitian.
untuk
menerangkan
hubungan sebab akibat antar variabel
F. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian
sebab dan variabel akibat, yang dilakukan
peneliti
dengan
dalam
eksperimen
bercirikan
adanya
memanipulasi dan mengendalikan
pengendalian untuk mengatur situasi,
satu
sehingga pengaruh variabel dapat
atau
(bebas),
lebih
variabel
selanjutnya
sebab
mengamati
diketahui. Ada 3 (tiga)
jenis
akibat yang terjadi atas variabel yang
rancangan
dimanipulasi dan dikendalikan itu
yang
(Sutarno, 2010: 7).
pengendalian yang dapat dilakukan,
Merujuk pemaparan tentang
yaitu
penelitian
dibedakan
rancangan
eksperimen
atas
tingkat
pre-experimental
metode penelitian eksperimen di atas
(pra-eksperimental),
dapat disimpulkan bahwa metode
eksperimental (eksperimental semu),
penelitian eksperimen adalah metode
dan true experimental (eksperimental
penelitian yang dilakukan dengan
sungguhan) (Sutarno, 2010: 21).
memanipulasi variabel bebas dengan adanya
kontrol
terhadap
objek
quasi
Penelitian ini menggunakan rancangan
penelitian
quasi
penelitian sehingga dapat mengamati
experimental (eksperimental semu).
perubahan terhadap variabel terikat
Penelitian
eksperimental
semu
248
adalah penelitian eksperimen yang
Penelitian ini menggunakan
bertujuan untuk memperoleh formasi
desain
yang
yang tidak ekuivalen ( The non
merupakan
informasi
yang
perkiraan dapat
bagi
diperoleh
penelitian
Equivalent
pretest-posttest
Pretest-Posttest
dengan eksperimen yang sebenarnya
Design).Rancangan Pretest-Posttest
dalam
tidak
yang tidak ekuivalen ini adalah
memungkinkan untuk mengontrol
rancangan dengan menggunakan dua
atau
semua
kelompok yang bertindak sebagai
variabel yang relevan ( Cholid
kelompok eksperimen dan kelompok
Narbuko, Abu Achmadi, 2007:54).
kontrol dengan pemberian pra uji (
Ada 2 (dua) jenis desain dalam
pre
rancangan penelitian eksperimental
kelompok,pemberian perlakuan pada
semu, yaitu 1) Rancangan Pretest-
kelompok eksperimen dan diakhiri
Posttest yang tidak Ekuivalen (The
dengan pemberian pasca uji ( post
non
Pretest-Posttest
test ) pada kedua kelompok sehingga
Design), dan 2) Rancangan Pretest-
dapat diketahui dan dibandingkan
Posttest kelompok tunggal dengan
hasil dari dua kelompok (Cholid
materi
Narbuko,Abu Achmadi, 1999 : 112).
keadaan
yang
memanipulasikan
Equivalent
sama
Material
(
The
Single
Equivalent
Group
test
Pretest-
posttest Design) (Sutarno, 2010: 22).
)pada
kedua
Adapun pola dan prosedurnya adalah
sebagai
berikut:
Tabel 1. Rancangan Penelitian Kelompok
Pretest
Treatment
Posttest
Kel.Eksperimen
T.1
X
T.2
Kel.Kontrol
T.1
-
T.2
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa T.1 adalah pra uji (pretest)
yang
diberikan
kepada
kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol berupa pemberian angket stabilitas emosi. X
adalah
perlakuan
atau
treatment yang diberikan kepada kelompok eksperimen yang berupa
249
pemberian
layanan
bimbingan
kelompok dengan teknik diskusi.
yang tentang
hipotesis yang menyatakan adanya hubungan atau adanya perbedaan
T.2 adalah pasca uji (posttest)
antara dua kelompok sedangkan
berupa pemberian angket
hipotesis nol atau yang disingkat
stabilitas
emosi
yang
dengan Ho adalah hipotesis yang
diberikan kepada kelompok kontrol
menyatakan tidak ada hubungan atau
dan kelompok eksperimen yang telah
tidak ada suatu perbedaan antara dua
menerima perlakuan.
kelompok (Suharsimi Arikunto,2006
Selanjutnya dari tabel di atas
: 71).
dapat dijelaskan prosedur penelitian
Pengujian
untuk
ini sebagai berikut:
menguji
a.
Melaksanakan pra uji (pretest)
menggunakan teknik analisis Two
kepada seluruh siswa kelas X.3
Way ANOVA atau analisis varian
dan X.10 dengan memberikan
dua jalur yang merupakan analisis
angket stabilitas emosi.
untuk mengetahui perbedaan antara
b.
c.
d.
e.
Menganalisis
hasil
pra
uji
Ha
hipotesis penelitian
ini
dua variabel vaktor (data kategori)
(pretest).
dengan variabel dependen . Ha dalam
Memberikan treatment berupa
penelitian
pemberian layanan bimbingan
bimbingan kelompok dengan teknik
kelompok dengan teknik diskusi
diskusi
kepada kelompok eksperimen.
emosi siswa. Pengujian hipotesis ini
Memberikan pasca uji (posttest)
menggunakan signifikansi 0,05 dan
kepada kelompok kontrol dan
dilakukan dengan membandingkan F
kelompok eksperimen.
hitung
Menganalisis hasil pasca uji
signifikansi < 0,05 dan F hitung > F
(post test).
tabel, maka Ha diterima (Duwi
G. Pengujian Hipotesis
ini
adalah
meningkatkan
dengan
F
layanan
stabilitas
tabel.
Jika
Priyatno, 2009:97).
Pengujian hipotesis dilakukan
Berikut hasil analisis data
untuk menguji diterima atau tidaknya
terhadap pengujian hipotesis dengan
hipotesis (hipotesis kerja). Hipotesis
uji
kerja
signifikansi
atau
disingkat
Ha
adalah
F
menggunakan
tingkat 0,05:
250
Tabel 2. Deskripsi skor Levene's Test of Equality of Error Variances F
df1
2.538
df2 3
a
Sig. 116
.060
120 – 4 = 116, sehingga F tabel
Berdasarkan tabel di atas dapat ditentukan F tabel dengan df 1
adalah
2,683
(jumlah kelompok data – 1 ) = 3, dan
2009:215).
(Duwi
Priyatno,
df 2 (n – jumlah kelompok data) atau
Tabel 3. Pengujian hipotesis dengan uji F Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:skor Type III Sum of Source
Squares
df
Mean Square
F
Sig.
a
3
154.408
6.794
.000
1284021.408
1
1284021.408
5.650E4
.000
Kelompok
190.008
1
190.008
8.360
.005
jenis.test
130.208
1
130.208
5.729
.018
kelompok * jenis.test
143.008
1
143.008
6.292
.014
Error
2636.367
116
22.727
Total
1287121.000
120
3099.592
119
Corrected Model
463.225
Intercept
Corrected Total
Pengujian penelitian
ini
langkah-langkah
Ha
dalam
dilakukan
dengan
sebagai
berikut:
1.
Pengujian terhadap kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
a.
Merumuskan hipotesis Ho:
Tidak ada perbedaan rata-rata skor angket stabilitas emosi antara
251
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Ha: Ada perbedaan rata-rata skor
angket
stabilitas
Membuat kesimpulan Berdasarkan tabel pengujian
emosi antara kelompok
hipotesis
kontrol
kelompok adalah 0,005 kurang dari
dan
kelompok
eksperimen. b.
c.
Menentukan kriteria pengujian
di
atas
signifikansi
0,05 (0,005 < 0,05) dan F hitung kelompok adalah 8,360 lebih dari F
Jika signifikansi > 0,05 dan F
tabel (8,360 > 2,683) sehingga Ha
hitung ≤ F tabel, maka Ho diterima,
penelitian ini yang berbunyi “ada
sedangkan jika signifikansi < 0,05
perbedaan
dan F hitung > F tabel, maka Ho
stabilitas emosi antara kelompok
ditolak (Duwi Priyatno, 2009:97).
kontrol dan kelompok eksperimen”
Dengan demikian jika Ho penelitian
diterima.
rata-rata
skor
angket
ini ditolak, maka Ha yang berbunyi “ada perbedaan rata-rata skor angket
2.
stabilitas emosi antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen”
Pengujian terhadap nilai pre test dan pos test
a.
Merumuskan
hipotesis
diterima.
Ho:
Tidak ada perbedaan rata-rata skor angket stabilitas emosi antara pre test dan post test.
Ha:
Ada perbedaan rata-rata skor angket stabilitas emosi antara pre test dan post test.
b.
Menentukan kriteria pengujian
ini ditolak, maka Ha yang berbunyi
Jika signifikansi > 0,05 dan F
“ada perbedaan rata-rata skor angket
hitung ≤ F tabel, maka Ho diterima,
stabilitas emosi antara pre test dan
sedangkan jika signifikansi < 0,05
post test.” diterima.
dan F hitung > F tabel, maka Ho
c.
Membuat kesimpulan
ditolak (Duwi Priyatno, 2009:97).
Berdasarkan tabel pengujian
Dengan demikian jika Ho penelitian
hipotesis di atas signifikansi jenis tes
252
adalah 0,018 kurang dari 0,05 (0,018
kelompok dengan teknik diskusi.
< 0,05) dan F hitung jenis tes adalah
Melalui
5,729 lebih dari F tabel (5,729 >
kelompok dengan teknik diskusi
2,683) sehingga Ha penelitian ini
siswa
yang berbunyi “ada perbedaan rata-
permasalahan
rata skor angket stabilitas emosi
menyangkut perilaku positif terhadap
antara pre test dan post test.”
rangsangan yang datang dari dalam
diterima.
dan luar dirinya serta menyangkut
hasil
akan
perilaku
H. Hasil Penelitian Berdasarkan
layanan
uji
sedang
bimbingan
mengungkapkan stabilitas
penyesuaian dihadapinya.
emosi
diri
Selanjutnya
hipotesis menunjukkan bahwa ada
masing-masing
siswa
perbedaan
diskusi
bergantian
rata-rata
skor
angket
secara
yang
anggota akan
stabilitas emosi antara kondisi akhir
membahas setiap masalah dengan
kelompok kontrol dan kondisi akhir
saling memberikan masukan/ saran-
kelompok
saran jalan keluar permasalahan.
eksperimen,
yaitu
peningkatan sebesar 4,7.Selain itu,
Dengan
membahas
hasil uji hipotesis juga menunjukkan
permasalahan,
bahwa ada perbedaan yang signifikan
kelompok
(siswa)
antara rata-rata kondisi awal dan
langsung
dalam
kondisi akhir kelompok eksperimen,
sehingga
yaitu
4,26.
menyampaikan pendapatnya untuk
Dengan demikian, Ho penelitian ini
memberikan masukan/ saran-saran
ditolak dan Ha diterima, sehingga
jalan keluar setiap permasalahan.
perlakuan
kelompok
Setiap pendapat atau masukan jalan
eksperimen dalam penelitian ini
keluar yang diungkapkan masing-
mengakibatkan peningkatan kondisi
masing anggota kelompok (siswa)
akhir stabilitas emosi siswa.
membutuhkan kesepakatan dan satu
peningkatan
sebesar
terhadap
siswa
semua
setiap anggota
akan
terlibat
pembahasan akan
belajar
stabilitas
pemahaman sebagai solusi, yang
emosi siswa dikarenakan adanya
pada akhirnya pada proses ini akan
perlakuan terhadap siswa berupa
muncul dinamika kelompok karena
Meningkatnya
pemberian
layanan
bimbingan
253
perbedaan
pendapat
dan
belum
adanya satu pemahaman.
mampu
merespon
secara
baik
rangsangan yang datang, siswa akan
Munculnya
dinamika
mampu menunjukkan perilaku yang
bimbingan
tepat dalam situasi dan kondisi
kelompok dengan teknik diskusi ini
apapun, sehingga dapat dikatakan
akan
siswa memiliki emosi yang stabil.
kelompok
dalam
melatih
menemukan permasalahan
siswa
untuk
jalan yang
keluar tepat
tanpa
I. Kesimpulan
mengedepankan pendapatnya sendiri sesuai dengan prinsip-prinsip diskusi.
1.
dan
Dengan demikian, siswa akan belajar
siswa
juga
ada perbedaan rata-rata skor angket stabilitas emosi antara
yang terjadi dalam kelompok dan
kelompok kontrol dan kelompok
anggota kelompok yang lain.
terbiasa
setelah
dengan
kehidupan
orang lain, dan terbiasa memberikan penyelesaian masalah, siswa akan mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan di sekitarnya, baik di keluarga,
sekolah,
maupun di lingkungan masyarakat. Selain
itu,
siswa
akan
eksperimen.
siswa
berkelompok, menghargai pendapat
lingkungan
eksperimen
F tabel (8,360 > 2,683), artinya
belajar
menyesuaikan diri dengan suasana
Selanjutnya
kelompok
menunjukkan bahwa F hitung >
menghargai pendapat orang lain, artinya
Uji F terhadap kelompok kontrol
mampu
merespon secara baik rangsangan yang datang baik dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya. Kemudian, setelah siswa mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya dan
2.
Uji F terhadap hasil pre test dan post test menunjukkan bahwa F hitung > F tabel (5,729 > 2,683), artinya ada perbedaan rata-rata skor angket stabilitas emosi antara pre test dan post test.
Kesimpulan: Layanan
bimbingan
kelompok dengan teknik diskusi efektif untuk meningkatkan stabilitas emosi siswa kelas X SMA Negeri 3 Sukoharjo tahun ajaran 2011/ 2012.
254
1.
J. Rekomendasi Bagi Siswa Agar
tujuan
bimbingan
kelompok tercapai, sebaiknya siswa memahami konsep dasar dan
tahap-tahap
melaksanakan
dalam bimbingan
kelompok. 2.
Bagi
Guru bimbingan dan Konseling
DAFTAR PUSTAKA
Guru bimbingan dan konseling sebaiknya
memberikan
bimbingan
kelompok
secara
kontinyu
terhadap
siswa,
sehingga dapat membantu siswa dalam
menyelesaikan
permasalahannya. 3.
Bagi Kepala Sekolah Kepala
sekolah
sebaiknya
menyediakan akomodasi yang memadai
untuk
pelaksanaan
kelancaran bimbingan
kelompok di sekolah, sehingga guru bimbingan dan konseling serta
siswa
dapat
lebih
berkonsentrasi
dalam
melaksanakan
bimbingan
kelompok di sekolah.
Ahmadi. 2008. Panduan Kegiatan Diskusi dalam Proses Belajar Mengajar. IKIP Malang: P3T. Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. ________________.2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. _______________. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arsjad,
Maidar G, dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Asmani, Jamal Ma`mur. 2010. Panduan Efektif Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Jogjakarta: Press(Anggota IKAPI).
255
Budiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press. Goleman, D. 1997. Kecerdasan Emosional (alih bahasa T. Hermaya). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Fadhilah, Siti S. 2011. Panduan Pelaksanaan Bimbingan Kelompok. FKIP UNS: Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2012. Pedoman Penulisan skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Hadi, Sutrisno. 1987. Statistik 2. Yogyakarta: Andi. ____________. 2004. Statistik 2. Yogyakarta: Andi. Nasution. 2003. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: PT. Bumi Aksara. Mohamed. 2006. Tahap Kestabilan Emosi Pelajar di Sebuah Kolej Kediaman Institusi Pengajaran Tinggi Awan = Satu Tinjauan. Jakarta: PT.Gunung Agung. _________. 2009. Tahap Kestabilan Emosi Pelajar di Sebuah Kolej Kediaman Institusi Pengajaran Tinggi Awan = Satu Tinjauan. Jakarta: PT.Gunung Agung. Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi.1999. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
______________________________ . 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. ______________________________ . 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Nazir,
Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta Timur: Ghalia Indonesia.
Nazzhao Abarokah (2010). Perkembangan Emosi Remaja. Diperoleh 19 Desember 2012 dari http://www.blogger.com/next blog?navBar=true&blogID=4 455310414951028884. Prayitno.1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil). Jakarta: Ghalia Indonesia. Priyatno, Duwi. 2009. 5 Jam Belajar Olah Data Dengan SPSS 17. Yogyakarta: ANDI OFFSET. Riasahirin. (2010). Tugas-tugas Perkembangan Remaja. Diperoleh 31 Mei 2012,darihttp://riasahirin.wor dpress.com/2010/10/30/tugastugas-perkembangan-remaja/ Semi, M. Atar. 1993. Terampil Berdiskusi dan Berdebat. Bandungl: Titian Ilmu. Suherman.2008. Cara Kerja Emosi dan Pikiran Manusia.Jogjakarta : DIVA Press.
256
Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Bimbingan Karir di Sekolahsekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia. Sukmadinata. 1983. Teori dan Teknik Bimbingan Kelompok. Bandung: Yayasan Pusat Bimbingan dan Konseling. Sutarno. 2001. Pemahaman Individu Teknik Testing. FKIP: BK. ______. 2010. Bahan Ajar Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan dan Bimbingan. FKIP: BK.
Tim Penyusun Bahasa. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi. Surabaya: Raja Grafindo Persada. Winkel, WS dan Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.