DASAR-DASAR IMAN KRISTEN SEBUAH THEOLOGI YANG KOMPREHENSIF DAN MUDAH DIBACA
JAMES MONTGOMERY BOICE
Penerbit Momentum 2011
Dasar-Dasar Iman Kristen Sebuah Theologi yang Komprehensif dan Mudah Dibaca Oleh: James Montgomery Boice Penerjemah: Lanna Wahyuni Editor: Irwan Tjulianto Pengoreksi: Irenaeus Herwindo Tata Letak: Djeffry Desain Sampul: Patrick Serudjo Editor Umum: Solomon Yo Copyright © 1986 by James Montgomery Boice Originally published in English under the title Foundations of the Christian Faith: A Comprehensive and Readable Theology by InterVarsity Press P.O. Box 1400, Downers Grove, Illinois 60515, USA 38 De Montfort Street, Leicester LE 1 7 GP, England. All rights reserved. Hak cipta terbitan bahasa Indonesia © 2009 pada Penerbit Momentum (Momentum Christian Literature) Andhika Plaza C/5-7, Jl. Simpang Dukuh 38-40, Surabaya 60275, Indonesia. Telp.: +62-31-5472422; Faks.: +62-31-5459275 e-mail:
[email protected] website: www.momentum.or.id
Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KDT) Boice, James Montgomery Dasar-dasar iman Kristen: sebuah theologi yang komprehensif dan mudah dibaca / James Montgomery Boice; penerjemah, Lanna Wahyuni; editor, Irwan Tjulianto – Surabaya: Momentum, 2011. xiii + 835 hlm.; 24 cm. Judul asli: Foundations of the Christian Faith: A Comprehensive and Readable Theology ISBN 978-979-3292-94-6 1. Theologi (Kristen) II. Lanna Wahyuni
I. Judul III. Irwan Tjulianto
2011
230
Cetakan pertama: Desember 2011 Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang. Dilarang mengutip, menerbitkan kembali, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun dan dengan cara apa pun untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali kutipan untuk keperluan akademis, resensi, publikasi, atau kebutuhan nonkomersial dengan jumlah tidak sampai satu bab.
DAFTAR ISI
Pengantar
xi
BUKU SATU – ALLAH YANG BERDAULAT Bagian 1
Pengenalan akan Allah
3
1.
Mengenai Mengenal Allah
5
2.
Allah yang Tidak Dikenal
17
Firman Allah
25
3.
Alkitab
27
4.
Otoritas Kitab Suci
39
5.
Bukti dari Kitab Suci
51
6.
Seberapa Benarkah Alkitab?
63
7.
Kritik Alkitab Modern
77
8.
Bagaimana Menafsirkan Alkitab
89
Atribut-Atribut Allah
99
Bagian 2
Bagian 3 9.
Allah yang Sejati
101
10. Allah dalam Tiga Pribadi
111
11. Allah Kita yang Berdaulat
121
12. Kudus, Kudus, Kudus
131
13. Allah yang Mengetahui
141
14. Allah yang Tidak Berubah
151
Bagian 4
Ciptaan Allah
15. Penciptaan Manusia
159 161
16. Alam
173
17. Dunia Roh
183
18. Providensi Allah
193
DASAR-DASAR IMAN KRISTEN
BUKU DUA – ALLAH SANG PENEBUS Bagian 1 1.
Kejatuhan Manusia
205
Kejatuhan
207
2.
Akibat-Akibat Kejatuhan
219
3.
Perbudakan Kehendak
231
Hukum Taurat dan Anugerah
241
4.
Tujuan Hukum Allah
243
5.
Sepuluh Perintah: Kasih akan Allah
251
6.
Sepuluh Perintah: Kasih kepada Sesama
263
7.
Murka Allah
275
8.
Keselamatan di dalam Perjanjian Lama
287
Pribadi Kristus
297
Keilahian Yesus Kristus
299
10. Kemanusiaan Yesus Kristus
313
11. Mengapa Kristus Menjadi Manusia
323
Bagian 2
Bagian 3 9.
Bagian 4
Karya Kristus
331
12. Nabi, Imam, dan Raja
333
13. Meredakan Murka Allah
353
14. Dibayar Lunas
365
15. Kebesaran Kasih Allah
377
16. Doktrin yang Sangat Penting: Kebangkitan
387
17. Membuktikan Kebangkitan
397
18. Ia Naik ke Sorga
411
BUKU TIGA – SADAR AKAN ALLAH Bagian 1
Roh Allah
421
1.
Kekristenan Pribadi
423
2.
Karya Roh Kudus
431
3.
Persatuan dengan Kristus
441
viii
Daftar Isi
Bagian 2
Bagaimana Allah Menyelamatkan Orang-Orang Berdosa
453
4.
Kelahiran Baru
455
5.
Iman dan Pertobatan
463
6.
Pembenaran oleh Iman: Engsel Keselamatan
473
7.
Pembenaran oleh Iman: Tempat Perbuatan-Perbuatan
483
8.
Ujian-Ujian Iman
493
9.
Sebuah Keluarga Baru
505
10. Jalan ke Atas Bagian 3
515
Hidup Orang Kristen
525
11. Memeluk yang Negatif
527
12. Kemerdekaan, Kemerdekaan
539
13. Mengetahui Kehendak Allah
547
14. Berbicara kepada Allah
557
15. Allah Berbicara kepada Kita
567
16. Melayani
577
Bagian 4
Karya Allah
587
17. Dipanggil oleh Allah
589
18. Kuasa Pemeliharaan Allah
599
BUKU EMPAT – ALLAH DAN SEJARAH Bagian 1
Waktu dan Sejarah
613
1.
Apa yang Salah dengan Saya?
615
2.
Barisan Waktu
625
3.
Kristus, Titik Fokus Sejarah
641
Gereja Allah
651
4.
Gereja Kristus
653
5.
Tanda-Tanda dari Gereja
665
6.
Bagaimana Menyembah Allah
677
7.
Tanda-Tanda dan Meterai-Meterai Keselamatan
687
8.
Karunia-Karunia Rohani
701
9.
Memperlengkapi Orang-Orang Kudus
719
Bagian 2
10. Pemerintahan Gereja
729 ix
DASAR-DASAR IMAN KRISTEN
11. Kehidupan Tubuh
743
12. Amanat Agung
753
Bagian 3
Cerita tentang Dua Kota
761
13. Kota Sekuler
763
14. Gereja Sekuler
775
15. Kota Allah
785
16. Gereja dan Negara
797
Bagian 4
Akhir dari Sejarah
811
17. Bagaimana Itu Semua Akan Berakhir?
813
18. Akhirnya Pulang ke Rumah
827
x
1 MENGENAI MENGENAL* ALLAH
P
ada suatu malam yang panas di tahun-tahun awal Era Kristen, seorang yang sangat pintar dan sangat terdidik bernama Nikodemus datang untuk menjumpai seorang rabi muda, Yesus dari Nazaret. Ia ingin berdiskusi tentang realitas. Maka ia memulai percakapan dengan sebuah pernyataan tentang ke mana pencariannya sendiri akan kebenaran telah membawanya. Ia berkata, “Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya” (Yoh. 3:2). Dengan perkecualian kata Rabi, yang sekadar bentuk sapaan yang sopan, kata-kata pertama Nikodemus merupakan suatu klaim bahwa ia cukup berpengetahuan. Nikodemus berkata, “Kami tahu.” Lalu ia mulai menuturkan hal-hal yang ia tahu (atau ia pikir yang ia tahu) dan dengan itu ia ingin memulai diskusi: (1) bahwa Yesus terus melakukan banyak mujizat; (2) bahwa mujizat-mujizat ini dimaksudkan untuk membuktikan bahwa ia adalah guru yang diutus dari Allah; dan bahwa, karena itu (3) kepada Yesuslah ia seharusnya mendengarkan. Bertentangan dengan pikiran Nikodemus, Yesus menjawab bahwa pendekatan terhadap pengetahuan dengan cara seperti itu adalah salah dan bahwa oleh karena itu Nikodemus tidak dapat mengetahui apa-apa sampai ia telah mengalami dahulu suatu transformasi rohani di dalam. “Kamu harus dilahirkan kembali,” kata Yesus kepadanya (Yoh. 3:7). Nikodemus selanjutnya menunjukkan setidaknya suatu pengakuan implisit bahwa ia tidak memiliki pengetahuan akan hal-hal yang penting. * Kata Inggris know dan knowledge bisa diterjemahkan menjadi mengetahui-pengetahuan dan mengenal-pengenalan. Dalam bab ini dan seterusnya, kedua pasang terjemahan ini akan digunakan sesuai konteksnya. – ed.
DASAR-DASAR IMAN KRISTEN
Karena ia mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan: “Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?” (ay. 4, 9). Yesus mengajar dia bahwa pengetahuan yang benar atau sejati dimulai dengan pengetahuan rohani, pengenalan tentang Allah, dan bahwa pengenalan ini ditemukan dalam penyataan Allah tentang diri-Nya dalam Alkitab dan dalam hidup dan karya Yesus sendiri, karya Sang Juruselamat.
Krisis Kontemporer Percakapan kuno ini relevan dengan masa kita. Karena masalah-masalah dan kebingungan-kebingungan yang Nikodemus hadapi hampir dua ribu tahun yang lalu tetap menyertai kita di masa kini. Nikodemus memiliki pengetahuan, tetapi ia tidak memiliki kunci kepada pengetahuan itu, unsur yang akan menyatukan semuanya. Ia mengetahui beberapa hal, tetapi pencariannya akan kebenaran telah membawanya pada krisis pribadi. Sama halnya di zaman ini, banyak hal juga kita ketahui. Dalam hal informasi atau pengetahuan teknis, lebih banyak yang kita ketahui hari ini daripada waktu kapan pun dalam sejarah. Namun anehnya, jenis pengetahuan yang mengintegrasikan informasi dan, oleh karenanya yang memberi arti pada kehidupan, justru tidak ada. Natur permasalahan ini dapat dilihat dengan melihat dua cara pendekatan terhadap pengetahuan yang digunakan saat ini, yang hampir saling eksklusif antara cara yang satu dengan yang lainnya. Di satu pihak terdapat gagasan bahwa realitas dapat diketahui dengan rasio saja. Tentu saja pendekatan ini bukan hal baru. Ini adalah pendekatan yang dikembangkan oleh Plato dan karena itu digunakan oleh kebanyakan pemikiran Yunani dan Romawi setelah dia. Dalam filsafat Plato, pengetahuan yang benar adalah pengetahuan tentang esensi dari perihal-perihal yang kekal dan tidak dapat berubah, bukan sekadar pengetahuan tentang fenomena yang dapat berubah. Artinya, ini adalah pengetahuan tentang bentuk-bentuk (forma), ide-ide atau ideal-ideal. Padanan yang paling dekat di zaman kita adalah apa yang dinamakan hukum-hukum sains. Sepintas cara pendekatan kepada pengetahuan melalui penggunaan rasio yang dianggap netral ini tampak menggiurkan, karena pendekatan ini produktif – diindikasikan oleh kemajuan teknis pada masa kita saat ini. Tetapi pendekatan itu bukanlah tanpa masalah. Salah satunya adalah bahwa pengetahuan yang dihasilkan sangat impersonal dan, seperti yang beberapa orang akan katakan, sangat men-depersonalisasi (meniadakan unsur kepribadian). Dalam pendekatan ini, realitas menjadi suatu perihal (suatu persamaan, hukum, atau, lebih buruk lagi, sekadar data), manusia juga menjadi perihal-perihal, dengan akibat yang tidak dapat dielakkan bahwa
6