DAMPAK KENAIKAN HARGA BAHAN POKOK TERHADAP KEUNTUNGAN USAHA WARUNG MAKAN SEDERHANA DI SEKITAR KAMPUS IPB DRAMAGA
OLEH EKA KURNIATY H14103120
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
RINGKASAN EKA KURNIATY. Dampak Kenaikan Harga Bahan Pokok terhadap Keuntungan Usaha Warung Makan Sederhana di Sekitar Kampus IPB Dramaga, Bogor (dibimbing oleh MANUNTUN PARULIAN HUTAGAOL)
Perdagangan informal berperan penting dalam perekonomian Indonesia karena menjadi sektor tumpuan untuk menangani pengangguran dan pemutusan hubungan kerja. Sektor informal lebih dapat beradaptasi dan tidak terganggu oleh kekakuan operasional dibandingkan dengan usaha besar. Usaha warung makan sederhana merupakan salah satu sektor informal yang mampu bertahan dan berkembang pasca krisis ekonomi. Hal ini dapat dilihat di Desa Babakan yang berada di sekitar kampus IPB Dramaga yang berpenduduk padat dan mayoritas adalah mahasiswa. Kondisi tersebut menjadi peluang berkembanganya usaha warung makan sederhana. Namun, adanya kenaikan harga-harga bahan pokok telah menyebabkan pengusaha warung makan sederhana dihadapkan pada pilihan untuk tetap memperoleh keuntungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keuntungan yang diperoleh warung makan setelah terjadi kenaikan harga bahan pokok serta menganalisis seberapa besar pengaruh kenaikan harga bahan pokok terhadap keuntungan warung makan. Adapun ruang lingkup bahan pokok yang dimaksud dalam penelitian ini adalah beras, minyak goreng, minyak tanah, daging sapi, daging ayam, dan ikan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, yaitu gabungan data time series harian periode 1 – 31 Maret 2008 dan data cross section dari hasil kuisioner yang disebar kepada sepuluh warung makan dengan faktor pengamatan berupa modal, harga beras, harga minyak goreng, harga minyak tanah, harga daging sapi, harga daging ayam, dan harga ikan. Hasil analisis model keuntungan menunjukkan bahwa semua variabel berpengaruh nyata dan sesuai dengan hipotesis, yaitu variabel modal (M), harga ayam (Pa), dan harga ikan (Pi) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keuntungan, sedangkan harga beras (Pb), harga minyak goreng (Pmg), harga minyak tanah (Pmt), dan harga daging sapi (Ps) berpengaruh negatif dan signifikan tehadap keuntungan. Hasil perhitungan penerimaan atas biaya (R/C) menunjukkan bahwa usaha warung makan sederhana di sekitar kampus IPB
Dramaga menguntungkan dan masih berpotensi untuk dikembangkan. Oleh karena itu, pemerintah sebaiknya segera melakukan stabilisasi harga bahan pokok terutama pada beras, minyak goreng, daging ayam, daging sapi, ikan, serta minyak tanah. Studi mengenai usaha sektor informal di Desa Babakan perlu terus dilanjutkan terutama terkait dengan dampak ekonomi keberadaan kampus IPB Dramaga terhadap perekonomian lokal daerah sekitar kampus.
DAMPAK KENAIKAN HARGA BAHAN POKOK TERHADAP KEUNTUNGAN USAHA WARUNG MAKAN SEDERHANA DI SEKITAR KAMPUS IPB DRAMAGA
OLEH EKA KURNIATY H14103120
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa
: Eka Kurniaty
Nomor Registrasi Pokok
: H14103120
Program Studi
: Ilmu Ekonomi
Judul Skripsi
: Dampak Kenaikan Harga Bahan Pokok terhadap Keuntungan Usaha Warung Makan Sederhana di Sekitar Kampus IPB Dramaga
dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Menyetujui, Dosen Pembimbing,
Manuntun Parulian Hutagaol, Ir. MS. Ph.D NIP. 131 284 6230
Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi,
Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS NIP. 131 846 872 Tanggal Kelulusan:
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN
SEBAGAI
SKRIPSI
ATAU
KARYA
ILMIAH
PADA
PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor,
Mei 2008
Eka Kurniaty H14103120
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Eka Kurniaty lahir pada tanggal 13 September 1986 di Bogor, Jawa Barat. Penulis adalah putri tunggal dari pasangan Anda Afiat dengan Oneh. Riwayat pendidikan dimulai dari pendidikan SD Negeri Sukaharja 1 dan lulus pada tahun 1997. Kemudian penulis melanjutkan ke SLTP Negeri 1 Ciomas dan lulus pada tahun 2000, selanjutnya tahun pertama dan kedua di SMU Plus Bina Bangsa Sejahtera dan dilanjutkan di SMU Negeri 4 Bogor sampai dengan lulus pada tahun 2003. Pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan melanjutkan pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Manajemen Departeman Ilmu Ekonomi.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penyusunan skripsi yang berjudul “Dampak Kenaikan Harga Bahan Pokok terhadap Keuntungan Usaha Warung Makan Sederhana di Sekitar Kampus IPB Dramaga” dapat diselesaikan. Keberadaan kampus IPB di Dramaga mempengaruhi perekonomian masyarakat di sekitar kampus, terutama di Desa Babakan untuk membuka usahausaha yang menjadi sumber pendapatan bagi pengusahanya. Salah satu usaha yang prospektif untuk dikembangkan adalah usaha warung makan sederhana yang berorientasi harga mahasiswa. Meski harga makanan di sekitar kampus IPB relatif lebih murah dibandingkan di tempat lain namun membuka usaha warung makan di sekita kampus IPB tetap menguntungkan karena keberadaan mahasiswa yang jumlahnya bertambah dari tahun ke tahun. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, khususnya: 1. Ir. Manuntun Parulian Hutagaol, M.S, Ph.D selaku Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan baik secara teknis maupun teoritis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 2. Ir. Yeti Lis Purnamadewi, M.Sc selaku Penguji Utama atas saran dan kritik yang telah diberikan sehingga bermanfaat pada perbaikan skripsi ini. 3. Alla Asmara, S.PT., M.Si selaku Penguji dari Komisi Pendidikan. 4. Papa dan Mama yang telah penuh dengan do’a, perhatian, pengorbanan, dan memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
5. Asep Sutisna beserta keluarga besar H. Usep Sutarsa atas do’a, dukungan, perhatian dan kasih sayang kepada penulis, terutama selama penyusunan dan penyelesaian skripsi. 6. Staf Tata Usaha Departemen Ilmu Ekonomi yang penuh kesabaran membantu penulis, baik pada saat seminar dan sidang. 7. Sahabat terbaik penulis (Linda “Ndut”, “Ceu” Andin, Diyan Timor, Riefky, Dio) atas dukungan yang diberikan selama penyusunan skripsi. 8. Teman “seperjuangan” skripsi penulis (Elly, Angga, Beni) yang selalu saling mendukung selama penyusunan skripsi. 9. Wirawan yang telah menjadi pembahas pada seminar hasil penelitian beserta teman-teman yang menjadi peserta pada seminar tersebut. 10. Teman-teman Ilmu Ekonomi 40 untuk motivasi yang diberikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan berguna bagi pihak yang memerlukannya.
Bogor,
Mei 2008
Eka Kurniaty H14103120
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI ................................................................................................... ix DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv I.
PENDAHULUAN ................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1 1.2. Perumusan Masalah .......................................................................... 5 1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................. 7 1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................ 7 1.5. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 7
II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 9 2.1. Pengertian Sektor Informal dan Warung Makan Sederhana ............. 9 2.2. Biaya, Modal, dan Keuntungan......................................................... 16 2.3. Teori Permintaan ............................................................................... 17 2.4. Teori Penawaran ............................................................................... 21 2.5. Penentuan Harga Keseimbangan Jangka Pendek .............................. 25 2.6. Penelitian Terdahulu ......................................................................... 26 2.7. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 28 2.8. Hipotesis Penelitian........................................................................... 31 III. METODE PENELITIAN ...................................................................... 32 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 32 3.2. Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 32
3.3. Metode Pengambilan Contoh ............................................................ 33 3.4. Model Penelitian Umum ................................................................... 34 3.5. Metode Analisis Data Panel .............................................................. 35 3.5.1. Metode Common Effect Model .............................................. 36 3.5.2. Metode Fixed Effect ............................................................... 37 3.5.3. Metode Random Effect .......................................................... 38 3.6. Uji Validitas Model ........................................................................... 43 3.6.1. Uji tstatistik ............................................................................... 43 3.6.2. Uji Fstatistik .............................................................................. 44 3.6.3. Koefisien Determinasi (R2) ................................................... 45 3.7. Evaluasi Model ................................................................................ 46 3.7.1. Heteroskedastisitas ................................................................ 47 3.7.2. Autokolerasi ........................................................................... 48 3.7.3. Multikolinearitas .................................................................... 49 3.8. Rasio R/C .......................................................................................... 50 IV. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN USAHA WARUNG MAKAN SEDERHANA DI SEKITAR KAMPUS IPB DRAMAGA BOGOR ........................... 51 4.1. Uji Validitas Model ........................................................................... 51 4.1.1. Uji tstatistik ................................................................................ 51 4.1.2. Uji Fstatistik ............................................................................... 52 4.1.3. Uji Koefisien Determinasi (R2) .............................................. 52 4.2. Evaluasi Model ................................................................................. 52 4.2.1. Heteroskedastisitas ................................................................. 52 4.2.2. Autokolerasi ........................................................................... 53 4.2.3. Multikolinearitas .................................................................... 53 4.3. Hasil Estimasi Model ........................................................................ 54
4.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keuntungan............................... 55 4.4.1. Hubungan antara Modal dan Keuntungan.............................. 55 4.4.2. Hubungan antara Harga Beras (Pb) dengan Keuntungan ...... 56 4.4.3. Hubungan antara Harga Minyak Goreng (Pmg) dengan Keuntungan................................................................ 56 4.4.4. Hubungan antara Harga Minyak Tanah (Pmt) dengan Keuntungan................................................................ 57 4.4.5. Hubungan antara Harga Daging Sapi (Ps) dengan Keuntungan ............................................................................ 57 4.4.6. Hubungan antara Harga Daging Ayam (Pa) dengan Keuntungan ............................................................................ 58 4.4.7. Hubungan antara Harga Ikan (Pi) dengan Keuntungan ......... 58 4.5. Rasio R/C .......................................................................................... 59 V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 61 5.1. Kesimpulan ....................................................................................... 61 5.2. Saran.................................................................................................. 61 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 63 LAMPIRAN .................................................................................................... 67
I.
1.1.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Sektor perdagangan, hotel, dan restoran merupakan salah satu sektor
dalam sistem perekonomian nasional yang berperan penting bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB). Sektor perdagangan, hotel, dan restoran menjadi pendukung peningkatan PDB Indonesia setelah sektor industri pengolahan sebagai suatu bentuk transformasi ekonomi. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran adalah kegiatan yang berkembang pesat di Indonesia selama lima tahun terakhir, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 1.1. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa sektor perdagangan, hotel, dan restoran mempunyai kontribusi berkisar antara 16,16 – 16,83 persen terhadap Produk Domestik Bruto. Tabel 1.1.
Kontribusi Sektoral terhadap Pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Tahun 2001 – 2005 (Persen)
Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa‐jasa Produk Domestik Bruto (PDB)
2001 15,64
2002 15,47
Tahun 2003 15,24
2004 14,98
2005 14,54
11,60
11,28
10,63
9,66
9,30
27,60 0,63 5,55
27,85 0,66 5,61
28,01 0,66 5,68
28,36 0,66 5,81
28,10 0,66 5,91
16,24
16,16
16,26
16,36
16,83
4,87
5,06
5,42
5,85
6,26
8,53
8,69
8,90
9,13
9,26
9,28 100,00
9,23 100,00
9,20 100,00
9,18 100,00
9,14 100,00
Sumber: BPS, 2006 (diolah) Perdagangan
informal
menjadi
sektor
tumpuan
untuk
menangani
pengangguran dan pemutusan hubungan kerja, bahkan banyak diantara
perusahaan sektor industri pengolahan yang stagnan beralih ke sektor informal. Pedagang dan pengecer kaki jalanan/kaki lima yang masuk dalam kategori sektor informal
telah
menjadi
bagian
penting
dalam
perumusan
kebijakan
ketenagakerjaan. Perkembangan sektor informal merupakan salah satu alternatif kesempatan kerja yang mampu menyerap kelebihan tenaga kerja karena umumnya sektor ini tidak membutuhkan persyaratan khusus dan rumit, terutama tingkat pendidikan. Dengan demikian, dalam jangka pendek akan dapat mengurangi pengangguran.
Pengembangan
subsektor
informal
secara
optimal
akan
menghasilkan manfaat yang besar bagi kesejahteraan perekonomian Indonesia (Harahap, 1998). Pemberdayaan sektor informal merupakan bagian dari pemberdayaan ekonomi rakyat bagi pembangunan ekonomi Indonesia. Pembangunan ekonomi yang kuat dan mensejahterakan rakyat diwujudkan dengan membangun dan meningkatkan kesejahteraan pelaku kegiatan ekonomi dalam sistem ekonomi kerakyatan (Nuswantoro, 2002). Sektor informal lebih dapat beradaptasi dan tidak terganggu oleh kekakuan operasional dibandingkan dengan usaha besar. Hal ini terbukti seperti saat terjadi krisis moneter yang berlanjut dengan krisis ekonomi nasional. Kegagalan perusahaan-perusahaan besar turut menyebabkan meluasnya krisis ekonomi nasional yang sulit diatasi. Sektor informal justru masih tetap bertahan bahkan mampu mengembangkan peluang usaha yang muncul di masa krisis. Sektor informal bersifat adaptif dan lentur, sehingga sektor tersebut dapat bertahan dan berkembang. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila di masa krisis sektor informal mulai diakui keberadaannya.
Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan sektor informal pasca krisis ekonomi, Kabupaten Bogor mengalami fenomena yang identik. Selama periode 2002 – 2006, perusahan perdagangan informal memiliki jumlah yang besar di Kabupaten Bogor. Meskipun selama periode tersebut terdapat fluktuasi tingkat pertumbuhan perusahaan perdagangan, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2. No. I.
Perusahaan Perdagangan di Kota Bogor Tahun 2002 – 2006 Jenis
Perdagangan Formal
2003
2004
2005
2006
6.416
7.578
7.070
7.708
8.345
178 912
182 943
195 993
222 1067
249 1144
c. Perdagangan Kecil Perdagangan Informal
5.326 11.800
6.453 13.948
5.882 10.587
6.419 12.892
6.952 13.264
Jumlah
18.216
21.526
17.657
20.600
21.609
a. Perdagangan Besar b. Perdagangan Menengah II.
Jumlah Perusahaan Perdagangan (Unit) 2002
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Bogor, 2006 Bentuk perdagangan informal yang berkembang di Kabupaten Bogor salah satunya adalah warung makan sederhana, perkembangan ini terjadi karena : 1. Modal yang dimiliki relatif tidak terlalu besar. 2. Tidak memerlukan persyaratan teknis dalam mendirikannya. 3. Harga produk yang dijual terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Relatif padatnya penduduk yang tinggal di Desa Babakan memungkinkan semakin berkembangnya warung makan yang berada di daerah tersebut, di mana mayoritas penduduk yang tinggal di daerah tersebut adalah mahasiswa. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang beragam maka setiap warung makan menyediakan berbagai menu dengan menggunakan berbagai bahan pangan pokok diantaranya beras, daging ayam, daging sapi, dan ikan. Selain itu, bahan pokok penting lainnya yang digunakan oleh warung makan adalah minyak goreng dan minyak tanah.
Namun, rencana pemerintah akan mengurangi subsidi bahan bakar minyak atau BBM pada awal Juni 2008 diikuti dengan kenaikan harga beberapa bahan pokok. Kenaikan harga paling terasa terjadi pada beras, minyak goreng curah, dan daging ayam. Data terakhir menunjukkan bahwa pada pertengahan bulan Maret 2008 kenaikan harga beras sudah mencapai Rp 500 per kilogram untuk setiap jenis beras, begitu juga dengan minyak goreng curah yang mengalami kenaikan Rp 500 per kilogram. Sedangkan harga daging ayam rata-rata meningkat sebesar Rp 1000 setiap kali ada kenaikan harga (www.kompas.com, 2008). Pada Tabel 1.3 diperlihatkan perkembangan kenaikan harga bahan pokok dan barang penting lainnya yang berlangsung selama bulan Maret 2008. Tabel 1.3.
No.
Daftar Perkembangan Harga Rata-Rata Sembilan Bahan Pokok Pangan dan Barang Penting Lainnya Tanggal 1 – 31 Maret 2008
Jenis Komoditi
Satuan
Tanggal 1–2
Tanggal 3–9
Harga (Rupiah) Tanggal Tanggal 10 – 16 17 – 23
Tanggal 24 – 30
Tanggal 31
1.
Beras
Liter
2.
Minyak Goreng
Kg
4.400
4.414
4.214
4.214
4.257
4.443
10.400
11.186
12.714
11.529
11.300
10.771
3.
Minyak Tanah
Liter
2.736
2.736
2.736
2.707
2.707
2.707
4.
Daging Sapi
Kg
51.571
51.429
50.571
50.286
50.000
50.571
5.
Daging Ayam
Kg
18.143
19.000
19.000
18.429
18.426
18.429
6.
Telur
Kg
10.414
10.343
11.543
11.257
11.571
11.886
7.
Kentang
Kg
3.857
3.786
3.786
3.929
4.000
4.071
8.
Kol
Kg
3.071
3.000
2.786
2.929
2.786
2.714
9.
Wortel
Kg
3.357
3.214
3.071
3.143
2.857
2.857
10.
Buncis
Kg
5.071
5.714
5.000
5.286
5.000
4.500
11.
Bayam/Kangkung
Ikat
12.
Ikan Mas
Kg
786
786
786
786
786
786
14.500
14.571
14.571
15.000
15.286
15.286
Sumber : Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi, 2008. Pada Tabel 1.3 di atas dapat dilihat bahwa harga beberapa jenis komoditi bahan pokok cenderung berfluktuasi dan mengalami kenaikan, meskipun ada beberapa jenis komoditi bahan pokok yang berfluktuasi dan mengalami penurunan. Kenaikan harga bahan pokok akibat isu kenaikan harga bahan bakar
sangat berpengaruh terhadap biaya produksi dan keuntungan yang diperoleh warung makan sederhana, karena bahan pokok merupakan input yang sangat penting bagi usaha warung makan sederhana khususnya beras sebagai makanan pokok mayoritas masyarakat di Pulau Jawa. Akibat adanya kenaikan harga bahan pokok tersebut saat ini warung makan sederhana dihadapkan pada dua permasalahan yaitu meningkatkan harga produk yang dijual dengan asumsi porsi yang dijual sama atau tetap mempertahankan harga di level yang sama dengan mengurangi porsi yang dijual.
1.2.
Perumusan Masalah Kondisi usaha warung makan sederhana di sekitar kampus IPB Dramaga
menunjukkan kecenderungan meningkat. Krisis ekonomi yang menyebabkan peningkatan harga bahan baku telah mempengaruhi keuntungan yang diterima oleh pengusaha warung makan namun hal tersebut tidak membuat peungusaha warung makan menutup usaha warung makannya. Kenaikan harga bahan pokok tersebut menyebabkan pengusaha warung makan untuk menaikkan harga jual agar tetap memperoleh keuntungan. Keputusan menaikkan harga jual tidak menimbulkan kekhawatiran pada pengusaha usaha warung makan sebab kisaran kenaikan harga tersebut berpatokan pada perkembangan harga jual usaha warung makan sejenis. Tetapi jika pengusaha warung makan sederhana tidak ingin menaikkan harga jual, alternatif lain menghadapi kenaikan harga-harga bahan pokok yaitu meminimumkan porsi pos biaya bahan baku atau sering disebut Cost
of Goods Sold dengan meninjau kembali seluruh alur bahan baku, mulai dari supplier, pengolahan bahan baku sampai dengan penjualan. Kenaikan harga bahan pokok selalu memberikan dampak negatif bagi sektor perdagangan, tidak terkecuali usaha warung makan sederhana yang umumnya memiliki modal relatif kecil. Meski pengusaha warung makan menaikkan harga jual namun keuntungan yang diperoleh tetap mengalami penurunan sebab problematika usaha warung makan di daerah sekitar kampus IPB Dramaga menghadapi segmentasi konsumen mahasiswa yang pada dasarnya belum berpenghasilan. Kondisi ini menyebabkan setiap warung makan untuk mengefisiensikan biaya produksi agar tidak banyak kehilangan keuntungan yang dapat diperoleh. Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini mencoba untuk mengetahui seberapa besar pengaruh adanya kenaikan harga bahan pokok terhadap warung makan sederhana serta mengetahui seberapa besar perubahan keuntungan yang diperoleh warung makan sederhana setelah terjadinya kenikan harga bahan pokok. Sehingga dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh adanya kenaikan harga bahan pokok terhadap keuntungan yang diperoleh warung makan? 2. Sejauh mana kenaikan harga bahan pokok mempengaruhi keuntungan usaha warung makan?
1.3.
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas maka tujuan
dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis keuntungan yang diperoleh warung makan setelah terjadi kenaikan harga bahan pokok. 2. Menganalisis kenaikan harga bahan pokok mempengaruhi keuntungan pengusaha warung makan di sekitar kampus IPB Dramaga.
1.4.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
dampak dari terjadinya kenaikan harga bahan pokok terhadap perubahan keuntungan yang diperoleh warung makan sederhana. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan agar pemerintah lebih memperhatikan sektor informal, termasuk warung makan sederhana, karena dapat dijadikan strategi untuk pengembangan ekonomi kerakyatan di Kabupaten Bogor, khususnya Kecamatan Dramaga. Sementara bagi penulis sendiri, penelitian ini merupakan sarana latihan yang sangat berharga untuk menerapkan ilmu yang sudah didapat selama kuliah.
1.5.
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, tepatnya di warung makan
sederhana yang berlokasi di Jalan Babakan Raya, Dramaga dan periode pengamatan transaksi dilakukan selama bulan Maret 2008, dimana warung makan
sederhana merupakan suatu bentuk usaha perdagangan informal. Kebutuhan bahan pokok yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu beras, minyak goreng, minyak tanah, daging sapi, daging ayam, dan ikan.
II.
2.1.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Sektor Informal dan Warung Makan Sederhana Sektor informal didefinisikan sebagai lapangan kerja atau usaha yang
dilakukan tanpa atau tidak terikat surat izin, ketentuan hukum dan tempat. Pengertian sektor informal dapat dilihat berdasarkan lokasi dimana para pelaku ekonomi melakukan kegiatannya (World Bank, 2002). Sedangkan, warung makan sederhana adalah salah satu bentuk usaha dari sektor informal yang bergerak dalam bidang jasa kuliner (BPS,2004). Berikut ini adalah empat kategori sektor informal: 1. Pekerja berbasis rumah tangga (home based worker) yaitu dependent (terkait) dan independent (bebas), 2. Pedagang dan pengecer kaki jalanan/kaki lima (street traders and street vendors), 3. Pekerja musiman pada pembangunan gedung di jalan raya, 4. ”Pekerja diantara rumah dan jalan” seperti pemulung, penjual minyak tanah dan air bersih. Sektor informal dicirikan sebagai sektor usaha yang berskala kecil, bersifat fleksibel dan mandiri dengan adanya daya tahan untuk tetap eksis dalam berbagai kondisi, karena pada saat perekonomian dalam keadaan suram (resesi), sektor ini tetap eksis. Hal ini disebabkan karena angkatan kerja yang menganggur pada saat resesi akan tertampung pada sektor informal, sebaliknya apabila ekonomi berada pada kondisi cerah, sektor ini dapat berkembang karena dapat menjadi sub
kontraktor bagi pengusaha formal. Contoh, pada saat perekonomian menurun dan banyaknya pabrik-pabrik yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada buruh tetapi sektor ini masih tetap ada, walaupun harga-harga meningkat bahkan dapat menampung tenaga kerja yang terkena PHK. Pedagang kaki lima (street trading/street hawker) adalah salah satu usaha dalam perdagangan dan salah satu wujud sektor informal. Pedagang kaki lima adalah pedagang yang dengan modal relatif sedikit berusaha di bidang produksi dan penjualan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan kelompok tertentu di dalam masyarakat. Usaha tersebut dilaksanakan pada tempat-tempat yang dianggap strategis dalam suasana lingkungan yang informal. Mayoritas sektor informal hanya terdiri dari satu tenaga kerja. Modal yang dimiliki relatif tidak terlalu besar dan terbagi atas modal tetap, berupa peralatan dan modal kerja. Dana tersebut jarang sekali dipenuhi dari lembaga keuangan resmi, biasanya berasal dari sumber dana ilegal atau dari supplier yang memasok barang dagangan. Sedangkan sumber dana yang berasal dari tabungan sendiri sangat sedikit. Ini berarti hanya sedikit dari mereka yang dapat menyisihkan hasil usahanya, dikarenakan rendahnya tingkat keuangan dan cara pengelolaan uang. Sehingga kemungkinan untuk mengadakan investasi modal maupun ekspansi usaha sangat kecil (Hidayat, 1978) Dilihat dari aspek ekonomi, karakteristik umum yang melekat pada sektor informal antara lain (Thamrin, 2003): 1. Merupakan usaha perdagangan berskala kecil yang mempunyai keragaman usaha yang cukup luas,
2. Umumnya memiliki modal usaha kecil, 3. Mudah untuk keluar masuk, 4. Tidak memerlukan keterampilan khusus bagi tenaga kerja dan seringkali sumbangan tenaga kerja keluarga yang terlibat tidak diperhitungkan secara ekonomis, 5. Kegiatan usaha perdaganggan ini dapat dikelola oleh satu orang maupun secara group atau usaha keluarga, 6. Dengan rata-rata konsumen berpendapatan menengah kebawah serta mendekati pusat-pusat keramaian, menggunakan teknologi sederhana, 7. Komoditi yang diperdagangkan relatif mudah terjual dan tidak tahan lama. Umumnya didominasi oleh minuman dan makanan serta ragam komoditas yang diperdagangkan terbatas, 8. Bekerja secara mandiri dan cenderung mempunyai jaringan usaha yang terbatas, 9. Pola usaha yang relatif terbatas, 10. Sederhana dan tradisional, 11. Akses terhadap kredit dan permodalan sangat terbatas dan informal. Pedagang informal adalah perorangan yang tidak memiliki badan usaha yang melakukan kegiatan perdagangan barang dan atau jasa dalam skala kecil yang dijalankan oleh pengusahanya sendiri berdasarkan azas kekeluargaan (BPS, 2004). Berdasarkan uraian di atas bahwa pekerja sektor informal bekerja dengan tidak ada ikatan yang mengkoordinir usaha sektor informal ini. Meskipun tidak
memilki izin usaha tetapi sebagai gantinya mereka memiliki kesepakatan dengan pedagang sebelumnya yang menempati tempat tersebut, akan tetapi mereka bekerja dengan secara teratur, baik tempat usaha maupun jam kerja sesuai dengan jenis makanan yang diperdagangkan. Sektor informal mempunyai potensi yang sangat besar dan dapat dimanfaatkan, seperti pendapat Alma (2004) bahwa mereka tidak dapat dipisahkan dari unsur budaya dan eksisitensinya tidak dapat dihapuskan, dapat dipakai sebagai penghias kota apabila ditata dengan baik, menyimpan potensi pariwisata, dapat menjadi pembentuk estetika kota bila didesain dengan baik. Selanjutnya Alma (2004) mengemukakan bahwa jika pemerintah bersama-sama dengan swadaya masyarakat mampu menata sektor informal, maka dampak positif akan berlipat ganda. Untuk Kota Bogor akan menjadikan kota ini sebagai kota wisata yang lebih maju. ILO dalam Tjiptoherijanto (1982) lebih menekankan pada ciri-ciri yang membedakan sektor formal dan informal dengan mengajukan tujuh ciri utama sektor informal yaitu: 1. Mudah dimasuki oleh siapa saja, 2. Menggunakan sumberdaya setempat, 3. Usaha yang dilakukan umumnya dimiliki keluarga, 4. Beroperasi dalam skala kecil-kecilan, 5. Bersifat padat karya dan menggunakan teknologi yang sudah disesuaikan dengan kondisi setempat, 6. Tidak menuntut keterampilan yang berasal dari jalur pendidikan formal,
7. Pasar yang dihadapi tidak diatur oleh pemerintah dan sangat kompetitif. Ketujuh ciri pembeda sektor informal dari sektor formal tersebut di atas sering digunakan oleh peneliti-peneliti dalam membuat berbagai kriteria sektor informal di berbagai negara. Hidayat (1978) membedakan sektor informal dalam sebelas ciri sebagai berikut: 1. Kegiatan usahanya tidak terorganisir secara baik, karena timbulnya unit usaha tidak mempergunakan fasilitas/kelembagaan yang tersedia di sektor formal, 2. Pada umumnya tidak memiliki ijin usaha, 3. Pola usahanya tidak teratur baik lokasi maupun jam kerjanya, 4. Pada umumnya kebijaksanaan pemerintah untuk membantu golongan ekonomi lemah tidak sampai ke sektor ini, 5. Unit usaha mudah keluar dan masuk dari satu subsektor ke subsektor lainya, 6. Teknologi yang digunakan bersifat primitif, 7. Modal dan perputaran usaha relatif kecil sehingga skala usaha juga relatif kecil, 8. Pendidikan yang diperlukan untuk menjalankan usaha tidak memerlukan pendidikan formal, 9. Pada umumnya bekerja sendiri atau hanya dibantu pekerja keluarga yang tidak dibayar, 10. Mereka bermodal dari tabungan sendiri atau dari lembaga keuangan yang tidak resmi,
11. Sebagian besar hasil produksi atau jasa mereka hanya dinikmati masyarakat berpenghasilan rendah serta sebagian kecil masyarakat golongan menengah. Dengan karakteristik tersebut di atas maka dapat dilihat perbedaan antara sektor Informal dengan sektor formal seperti yang tercantum pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Perbedaan Antara Sektor Formal dan Sektor Informal Karakteritik Sektor Fomal Sektor Informal Sukar diperoleh Relatif mudah diperoleh Modal Padat karya Padat modal Teknologi Menyerupai organisasi Birokrasi Organisasi keluarga Dari lembaga keuangan Dari lembaga keuangan Kredit tak resmi resmi Tidak berperan Sangat berperan penting Serikat buruh Tidak ada Untuk kelangsungan Bantuan Pemerintah usaha Saling menguntungkan Hanya satu arah untuk Hubungan dengan desa kepentingan sektor formal Sangat tergantung dari Berdikari Sifat wiraswasta perlindungan pemerintah atau impor Jumlah besar dan kualitas Jumlah kecil dan Persediaan barang kualitas berubah baik Berdasarkan asas saling Hubungan kerja majikan Berdasarkan kontrak percaya kerja Sumber : Hidayat (1978) Hal yang serupa yang diungkapkan
oleh Todaro (1994) tentang
karakteristik pekerjaan di sektor informal, antara lain: 1. Sektor informal mampu menciptakan surplus yang menjadi pendorong ekonomi perkotaan, 2. Sektor informal menyerap sebagian kecil modal dari modal yang diperlukan sektor formal untuk mempekerjakan sejumlah orang yang sama,
3. Sektor informal memberi latihan kerja dan magang dengan biaya yang sangat murah, 4. Sektor informal menciptakan permintaan atas tenaga kerja semi terlatih dan kurang ahli yang jumlahnya secara absolut
atau relatif terus
meningkat dan tidak mungkin terserap oleh sektor formal, 5. Sektor informal lebih banyak dan mudah menerapkan teknologi tepat guna dan
memanfaatkan
segenap
sumberdaya
lokal
sehingga
alokasi
sumberdaya lebih efisien, 6. Sektor informal memegang peranan dalam daur ulang bahan-bahan limbah. Sektor informal memeratakan distribusi hasil-hasil pembangunan bagi penduduk miskin yang kebanyakan terpusat di sektor informal. Lebih lanjut Todaro (1994) mengatakan bahwa sektor informal tersebut perlu dilembagakan atau diakui keberadaannya dan semua jasanya secara pantas, untuk selanjutnya dipromosikan sebagai salah satu sumber utama lapangan kerja dan pendapatan bagi angkatan kerja di perkotaan. Dari hasil penelitiannya dikatakan bahwa sektor informal telah membuktikan kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja paling tidak telah menyerap sekitar 50 persen angkatan kerja di perkotaan. Lebih dari itu, bila sektor informal berkembang terlampau besar maka kondisi lingkungan akan makin buruk yang tentu saja akan mengganggu
kenyamanan
masyarakat,
mendorong
semakin
banyaknya
pemukiman kumuh, lingkungan berpendapatan rendah yang dipadukan dengan kualitas pelayanan umum yang buruk akan dapat mengakibatkan berbagai permasalahan baru.
2.2.
Biaya, Modal, dan Keuntungan Biaya adalah korbanan yang dicurahkan dalam proses produksi yang
semula fisik, kemudian diberi nilai rupiah. Biaya adalah pengorbanan yang diduga sebelumnya dan dapat dihitung secara kuantitatif, secara ekonomis tidak dapat dihindarkan dan berhubungan dengan proses produksi tertentu. Biaya usaha dapat dibagi menjadi dua bagian berdasarkan perilakunya, yaitu biaya yang berperilaku tetap (Fixed Cost) dan biaya yang berperilaku variabel (Variabel Cost). Biaya tetap (Fixed Cost) adalah biaya yang tidak ada kaitannya dengan jumlah barang yang diproduksi. Biaya yang tetap berarti lahan, mesin, pajak, gaji pekerja, biaya bagi hasil atau sewa dan pemeliharaan peralatan serta pajak. Biaya tidak tetap (Variabel Cost) adalah biaya yang berubah apabila skala usaha berubah. Biaya ini ada apabila ada komoditas yang diproduksi. Biaya yang tidak tetap adalah biaya tenaga kerja, bahan baku, dan biaya lain yang mendukung produksi seperti listrik dan biaya air. Modal adalah harta yang dimiliki untuk digunakan dalam suatu proses produksi (sebagai suatu usaha ekonomi) sehingga diharapkan bisa menghasilkan pendapatan (BPS, 2004). Nicholson (2001) menjelaskan bahwa pengusaha akan menerima pendapatan dari hasil penjualan sebanyak P(Q) × Q = R(Q) yang berarti besar penerimaan tergantung pada jumlah barang yang terjual. Selain itu, dalam kegiatan produksi biaya yang dibutuhkan sebesar C(Q) dimana besarnya juga tergantung dari jumlah yang diproduksi. Perbedaan antara penerimaan total dengan biaya disebut keuntungan. Perhitugan ini merupakan hasil pendapatan
bersih dari penerimaan dan biaya. Adapun rumusan matematikanya sebagai berikut: π = TR – TC ..................................................................................................... (2.1) π(Q) = P(Q) × Q – C(Q) = R(Q) – C(Q) .......................................................... (2.2) dimana: π
= Pendapatan bersih/keuntungan (Rupiah per tahun).
Q
= Jumlah barang (Unit).
C
= Biaya produksi (Rupiah).
TR
= Total penerimaan (Rupiah per tahun).
TC
= Total biaya usaha (Rupiah per tahun).
2.3.
Teori Permintaan Menurut Lipsey (2001) teori permintaan menjelaskan hubungan antara
jumlah permintaan dan harga. Berdasarkan hubungan antara permintaan dan harga dapat dibuat grafik kurva permintaan. Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu. Dari hipotesis di atas maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Apabila harga suatu barang naik, maka pembeli akan mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai pengganti barang tersebut, dan sebaliknya apabila harga suatu barang turun, konsumen akan menambah pembelian terhadap barang tersebut,
2. Kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil konsumen berkurang, sehingga memaksa konsumen mengurangi pembelian, terutama barangbarang yang naik harganya. Permintaan seseorang atau suatu masyarakat kepada suatu barang ditentukan oleh faktor-faktor, diantaranya: 1. Faktor harga: a. Harga barang itu sendiri (Px): Berdasarkan hukum permintaan, hubungan antara harga dan permintaan adalah negatif, jadi jika harga naik, maka permintaan akan turun. b. Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut (Py). 2. Faktor bukan harga: a. Distribusi pendapatan: Distribusi pendapatan berhubungan positif dengan permintaan. Jika distribusi pendapatan membaik, maka permintaan akan naik karena senjang pendapatan antara orang kaya dengan orang miskin tidak terlalu jauh. b. Cita rasa masyarakat/selera (Taste): Cita rasa/ selera masyarakat berbeda-beda di setiap wilayah, misalnya masyarakat yang tinggal di daerah pantai lebih menyukai ikan daripada masyarakat di daerah lain. c. Ekspektasi harga (ramalan): Ekspektasi harga berhubungan negatif dengan permintaan, jika masyarakat memperkirakan bahwa di masa depan harga akan meningkat, maka masyarakat akan menurunkan konsumsinya di masa depan.
d. Jumlah penduduk: Jumlah penduduk berhubungan positif dengan permintaan, jika jumlah penduduk di suatu wilayah meningkat, maka permintaan akan meningkat, karena jumlah konsumen akan meningkat. e. Musim: Faktor musim juga berpengaruh terhadap permintaan suatu barang dan jasa. Misalnya pada saat musim hujan, permintaan masyarakat akan payung dan jas hujan akan meningkat. f. Iklan (Advertising): Iklan/promosi, baik di media cetak maupun elektronik berpengaruh terhadap jumlah permintaan, jika iklan tersebut semakin menarik, maka minat masyarakat akan barang tersebut akan meningkat. g. Jumlah perusahaan: Jika jumlah perusahaan di suatu pasar bertambah, dengan asumsi barang dan jasa yang dijual identik, maka permintaan akan meningkat karena jumlah barang dan jasa yang ada di pasar bertambah. Faktor-faktor di atas Sangat sulit dianalisis pengaruhnya secara bersamaan terhadap permintaan sesuatu barang. Oleh karena itu, dalam membicarakan teori permintaan, ahli ekonomi membuat analisis yang lebih sederhana. Dalam analisis ekonomi dianggap bahwa permintaan suatu barang terutama dipengaruhi oleh tingkat harganya. Oleh sebab itu, dalam teori permintaan yang terutama dianalisis adalah hubungan antara jumlah permintaan suatu barang dengan harga barang tersebut. Dalam analisis tersebut diasumsikan bahwa faktor-faktor lain tidak mengalami perubahan atau ceteris paribus.
Setelah menganalisis hubungan antara jumlah permintaan dan tingkat harga maka dapat diasumsikan bahwa harga adalah tetap dan kemudian dapat dianalisis bagaimana permintaan suatu barang dipengaruhi oleh faktor lainnya, sehingga dapat diketahui bagaimana permintaan terhadap suatu barang akan berubah apabila cita rasa atau pendapatan atau harga barang-barang lain mengalami perubahan juga. Hukum permintaan merupakan hubungan antara barang yang diminta dengan harga barang tersebut dimana berbanding terbalik yaitu ketika harga meningkat atau naik maka jumlah barang yang diminta akan menurun dan sebaliknya apabila harga turun maka jumlah barang yang diminta meningkat. Suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara suatu barang tertentu dengan jumlah barang yang diminta para pembeli. Kurva permintaan berbagai jenis barang pada umumnya menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Kurva yang demikian disebabkan oleh sifat hubungan antara harga dan jumlah yang diminta mempunyai hubungan terbalik.
Sumber : Lipsey. et. all, 1995 Gambar 2.1. Kurva Permintaan
Harga dari suatu produk (P) ditentukan oleh keseimbangan antara tingkat produksi pada harga tertentu (yaitu penawaran, supply) dan tingkat keinginan dari orang-orang yang memiliki kekuatan membeli pada harga tertentu (yaitu permintaan, demand). Grafik ini memperlihatkan adanya peningkatan permintaan, dari D1 ke D2, seiring dengan peningkatan harga dan kuantitas (Q) produk yang terjual. Teori penawaran dan permintaan dalam ilmu ekonomi adalah gambaran atas hubungan-hubungan di pasar, antara para calon pembeli dan penjual dari suatu barang. Model penawaran dan permintaan digunakan untuk menentukan harga dan kuantitas yang terjual di pasar. Model ini sangat penting untuk melakukan analisa ekonomi mikro terhadap perilaku para pembeli dan penjual, serta interaksi penjual dan pembeli di pasar. Model ini juga digunakan sebagai titik tolak bagi berbagai model dan teori ekonomi lainnya. Model ini memperkirakan bahwa dalam suatu pasar yang kompetitif, harga akan berfungsi sebagai penyeimbang antara kuantitas yang diminta oleh konsumen dan kuantitas yang ditawarkan oleh produsen, sehingga terciptalah keseimbangan ekonomi antara harga dan kuantitas. Model ini mengakomodasi kemungkian adanya faktor-faktor yang dapat mengubah keseimbangan, yang kemudian akan ditampilkan dalam bentuk terjadinya pergeseran dari permintaan atau penawaran.
2.4.
Teori Penawaran Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada
suatu
pasar
tertentu,
pada periode
tertentu,
dan
pada
tingkat
harga
tertentu. Terdapat permintaan belum merupakan syarat yang cukup untuk mewujudkan transaksi dalam pasar. Permintaan hanya dapat dipenuhi apabila para penjual dapat menyediakan barang-barang yang diperlukan (BPS, 2004). Penawaran seseorang atau suatu masyarakat kepada suatu barang ditentukan oleh faktor-faktor, diantaranya (Lipsey, 2001): 1. Faktor harga: a. Harga barang itu sendiri (Px): Berdasarkan hukum penawaran, hubungan antara harga dan penawaran adalah positif, jadi jika harga naik, maka penawaran akan naik. b. Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut (Py). 2. Faktor bukan harga: a. Biaya produksi (cost of product): Biaya produksi berhubungan positif dengan penawaran, jika biaya produksi suatu barang meningkat, maka harga akan meningkat, sehingga penawaran meningkat. b. Teknologi: Jika teknologi yang digunakan semakin canggih, maka jumlah barang yang diproduksi akan meningkat, sehingga penawaran meningkat. c. Kebijakan pemerintah: Kebijakan pemerintah memiliki dua pengaruh, jika kebijakan pemerintah tersebut menguntungkan produsen, maka penawaran akan meningkat. d. Ekspektasi harga (ramalan): Ekspektasi harga berhubungan positif dengan penawaran, jika produsen memperkirakan bahwa di masa
depan harga akan meningkat, maka produsen akan meningkatkan produksinya di masa depan. e. Perusahaan pesaing: Penawaran sebuah perusahaan ditentukan oleh perilaku perusahaan lain, jika perusahaan pesaing menaikkan harga, maka harga di perusahaan lain pun akan meningkat, sehingga penawaran meningkat. Apabila faktor-faktor lain tidak berubah atau Cateris Paribus maka terlebih dahulu akan diperhatikan pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang yang ditawarkan penjual. Secara matematis : QSx = F ( Px, Py, Tech, …) ............................................................................... (2.3) dimana: QSx
= Jumlah barang yang ditawarkan.
Px
= Harga barang itu sendiri.
Py
= Harga barang lain.
Tech
= Teknologi
Asumsi ceteris paribus: Qsx = F (Px) ....................................................................................................... (2.4) dimana: Qsx
= Jumlah barang yang ditawarkan.
Px
= Harga barang itu sendiri. Berdasarkan hukum penawaran (The Law Of Supply), semakin tinggi
harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang yang akan ditawarkan oleh
para penjual. Sebaliknya, makin rendah harga suatu barang semakin sedikit jumlah barang yang ditawarkan. Pendapatan yang diterima dari penjualan dan biaya peluang dari sumbernya digunakan untuk membuat barang itu. Jika biayanya lebih besar dari pendapatan, yang berarti keuntungan negatif, situasi ini disebut rugi. Pengertian tersebut memasukkan tingkat keuntungan terhadap modal dan terhadap pengambilan risiko ke dalam biaya. Tabel 2.2. menjelaskan bagaimana istilah biaya dan keuntungan yang digunakan oleh para pakar ekonomi. Tabel 2.2.
Perhitungan Keuntungan Ekonomis: Sebuah Contoh
Hasil penjualan kotor Dikurangi biaya langsung produksi (bahan baku, tenaga kerja, listrik) ”keuntungan kotor” (atau ”kontribusi bagi biaya tidak langsung”) Dikurangi biaya tidak langsung (penyusutan) ”keuntungan bersih” Pajak penghasilan ”keuntungan bersih” sesudah pajak Dikurangi keuntungan normal (misalnya biaya terkait untuk modal sendiri yang digunakan dan pengambilan risiko) Keuntungan ekonomis Sumber : Lipsey, 2001
Rp xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx Rp xxxx
Perbedaan pokok antara keuntungan ekonomis dengan keuntungan bersih adalah pengurangan keuntungan normal yang terdiri dari biaya terkait untuk modal sendiri yang digunakan dan pengambilan risiko. Pajak penghasilan dikenakan terhadap keuntungan dengan definisi manapun yang di inginkan pemerintah, biasanya adalah terhadap keuntungan bersih. Meskipun biasanya keuntungan ekonomis adalah lebih kecil dibandingkan keutungan bersih, keuntungan ekonomis bisa lebih besar atau lebih kecil dibandingkan keuntungan
normal (BPS, 2004). Perubahan keuntungan yaitu metode untuk mengukur seberapa besar perubahan keuntungan yang diperoleh setiap periodenya. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: .................................................................................... (2.5)
2.5.
Penentuan Harga Keseimbangan Jangka Pendek Kondisi pasar persaingan sempurna dalam jangka pendek terdapat tiga
kemungkinan posisi keseimbangan sebuah perusahan, secara grafis digambarkan dalam Gambar 2.2. Ketika harga produk adalah P1 dan jumlah produk adalah q1, harga barang lebih tinggi dari SAVC (pada jumlah produk q1), tetapi lebih rendah dari SATC, artinya biaya variabel (SAVC) dapat terbayar pada saat p1, tetapi sebagian dari SAFC tidak dapat dibayar. Keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam jangka pendek adalah sebesar P*EAC yang merupakan selisih antara penerimaan (P*Eq*0) dengan biaya total (CAq*0). P
SMC E
P* C
P1
A
P = MR
SAVC SAVC
D
Q Sumber : Lipsey,0 et al (1995) q1 q* Gambar 2.2. Kemungkinan Posisi Keseimbangan Jangka Pendek dari Perusahaan dalam Persaingan Sempurna
2.6.
Penelitian Terdahulu Penelitian tentang sektor informal telah banyak dilakukan, diantaranya
Harahap (1998) tentang sektor informal pedagang kaki lima yang mengemukakan bahwa pendapatan dipengaruhi oleh pengalaman kerja, curahan kerja, dan modal awal usaha, sedangkan pengeluaran untuk konsumsi dipengaruhi oleh dispossible income, tabungan dan investasi. Pengeluaran untuk investasi dipengaruhi oleh jumlah anak sekolah, dispossible income, tabungan, dan konsumsi. Susetya (1996) dalam penelitiannya di daerah obyek wisata Kebun Raya Cibodas dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat, mengemukakan bahwa keberadaan objek wisata memberikan banyak manfaat bagi warga sekitarnya berupa kesempatan berusaha khususnya di sektor informal. Jenis usaha yang banyak berkembang adalah usaha makanan dan minuman, usaha tanaman hias, usaha buah-buahan, pedagang asongan, souvenir, juru foto dan juru parkir serta penyewaan kuda dan jasa angkutan. Dari semua jenis usaha ini yang terbanyak menyerap tenaga kerja adalah usaha asongan. Pengusaha sektor informal ini cenderung memakai tenaga kerja dari dalam keluarga (sekitar 75 persen). Keseluruhan pendapatan usaha di sektor informal ini rata-rata sebesar Rp 219.271/bulan, dimana 56,45 persen responden memperoleh pendapatan kurang dari Rp 200.000 /bulan dan dari besarnya pendapatan, usaha makanan dan jasa angkutan umum adalah usaha yang memperoleh pendapatan tertinggi. Suhendi (2004) melakukan penelitian mengenai karakteristik pelaku dan usaha sektor informal pada daerah sekitar kampus IPB Dramaga yang dapat dilihat dari faktor-faktor seperti jenis kelamin, umur, lama pendidikan, asal
daerah, status usaha, status perkawinan, motivasi kerja, kontinuitas usaha, tingkat pengeluaran, lokasi dan lingkungan serta hambatan usaha. Faktor-faktor tersebut sangat bervariasi antara satu kelompok usaha dengan kelompok usaha yang lain. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan usaha di sektor informal pada tingkat α sebesar 15 persen antara lain lama pendidikan, biaya usaha, tenaga kerja dan Dummy modal awal usaha. Adapun nilai koefisien yang didapat dari masing-masing peubah tersebut adalah -80.420; 0,11158; 1100,5 dan 768.428. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap tingkat kesukaan seseorang bekerja di sektor informal pada tingkat α sebesar 15 persen antara lain lama pendidikan, curahan kerja, status perkawinan dan motivasi kerja. Hasil pendugaaan model logistik diperoleh nilai odds ratio masing masing sebesar 1,34; 1,01; 5,52 dan 9,68. Sektor informal mempunyai keterkaitan baik antar sektor informal itu sendiri maupun dengan sektor formal. Hal ini dapat dilihat dari hubungan yang terjadi melalui arus barang dan arus uang. Sementara itu, penelitian terdahulu yang menggunakan metode panel data antara lain dilakukan oleh Puspandika (2007) dan Fauzi (2007). Puspandika (2007) melakukan analisis mengenai ketimpangan pembangunan di era otonomi daerah yang bertujuan untuk menganalisis ketimpangan pembangunan yang terjadi antar propinsi di Indonesia dan fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa nilai indeks ketimpangan pendapatan antar propinsi di Indonesia berada pada tingkat yang tinggi. Faktor yang paling berpengaruh terhadap pembangunan manusia adalah pengeluaran riil perkapita sedangkan PDRB perkapita tidak berpengaruh secara nyata terhadap
pembangunan manusia. Antara pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan manusia tidak terdapat hubungan kausalitas, tetapi korelasi antara keduanya bersifat positif. Sedangkan Fauzi (2007) melakukan penelitian mengenai analisis komparatif keterkaitan inflasi dengan nilai tukar riil di kawasan Asia (ASEAN+3) dan non Asia (Uni Eropa dan Amerika Utara) yang bertujuan untuk menganalisis hubungan keterkaitan inflasi dengan nilai tukat riil serta membandingkan bagaimana respon/kepekaan inflasi terhadap perubahan nilai tukar riil di berbagai kawasan di dunia (ASEAN+3 dan Uni Eropa, Amerika Utara). Hasil analisisnya menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan yang erat antara nilai tukar riil dan laju inflasi, dimana nilai tukar riil signifikan berpengaruh terhadap laju inflasi untuk kawasan Asia.
2.7.
Kerangka Pemikiran Krisis ekonomi tahun 1997-1998 lebih memberikan efek destruktif
terhadap sektor ekonomi formal. Krisis ekonomi yang distimulasi oleh depresiasi Rupiah sangat memukul perusahaan-perusahaan yang berutang dalam valuta asing dan berkecimpung dalam kegiatan impor. Krisis ekonomi ini menyebabkan banyak perusahaan besar yang melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) bahkan hingga gulung tikar sehingga pengangguran meningkat dan tingkat kesejahteraan masyarakat menurun. Adanya PHK menyebabkan masyarakat memilih untuk menjalani sektor usaha informal karena keragaman usaha yang cukup luas, modal yang relatif kecil,
tidak memerlukan keterampilan khusus bagi tenaga kerja, dan penggunaan teknologi sederhana. Salah satu bentuk usaha informal tersebut adalah usaha warung makan sederhana. Warung makan sederhana merupakan salah satu bentuk perdagangan informal yang potensial untuk dikembangkan karena dapat menciptakan lapangan pekerjaan, modal yang relatif kecil, dan tidak memerlukan persyaratan teknis dalam mendirikannya. Perkembangan warung makan sederhana dapat mengurangi pengangguran karena karakteristik tenaga kerja yang dibutuhkan tidak harus memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi. Warung makan sederhana terdiri dari pasar input dan pasar output. Dengan adanya kenaikan harga barang-barang input tentu sangat membebani warung makan sederhana, terutama bahan baku pokok bagi warung makan sederhana. Adanya peningkatan harga bahan pokok maka akan meningkatkan biaya produksi, sehingga warung makan sederhana harus menaikan harga produk yang dijual, akibatnya keuntungan warung makan sederhana menurun. Hubungan antara kenaikan harga bahan pokok terhadap keuntungan dirumuskan dalam suatu model regresi sederhana dan diestimasi dengan menggunakan metode Commom Effect Model (ECM) untuk kemudian dapat dirumuskan strategi peningkatan keuntungan warung makan sederhana. Secara ringkas kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.3.
1. 2.
1. 2. 3. 4.
Krisis Ekonomi: Industri besar dan sedang mengalami stagnasi Pengangguran meningkat
Sektor informal: Keragaman usaha yang cukup luas, Modal yang relatif kecil, Tidak memerlukan keterampilan khusus bagi tenaga kerja, Penggunaan teknologi sederhana.
Warung makan sederhana
Pasar input
-
Modal Usaha Harga Minyak Goreng Harga Minyak Tanah Harga Beras Harga Daging Sapi Harga Daging Ayam Harga Ikan
Rasio R/C
Keuntungan
Model Regresi Sederhana
Estimasi dengan Pooled OLS
Uji Kebaikan Model
Strategi peningkatan keuntungan dan volume penjualan warung makan sederhana
Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran Konseptual
2.7.
Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian pada pendahuluan yang telah dijelaskan sebelumnya,
maka hipotesis yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut : 1. Usaha warung makan di sekitar kampus IPB Dramaga diduga selalu memberikan keuntungan berdasarkan hasil data pengeluaran, pendapatan, dan keuntungan yang dikumpulkan dari kuisioner. Berdasarkan data tersebut pendapatan selalu lebih besar dari pengeluaran. 2. Keuntungan diduga dipengaruhi secara positif oleh modal (M), harga ayam (Pa), dan harga ikan (Pi). Sedangkan, harga beras (Pb), harga minyak goreng (Pmg), harga minyak tanah (Pmt), dan harga daging sapi (Ps) berpengaruh secara negatif.
III.
3.1.
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Babakan, Kecamatan Dramaga,
Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi didasarkan atas pertimbangan tujuan responden yaitu warung makan sederhana di sekitar kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor tepatnya di Kecamatan Dramaga Jalan Babakan Raya, Babakan Tengah dan warung makan yang berada di dalam lingkungan kampus IPB Dramaga. Wilayah ini dipilih menjadi lokasi penelitian dengan pertimbangan bahwa: 1. Kecamatan Dramaga merupakan wilayah lingkup region kecil namun dihuni oleh banyak penduduk dan mayoritas mahasiswa IPB; 2. Adanya
kampus
IPB
merupakan
potensi
yang
strategis
untuk
pengembangan dan pertumbuhan kegiatan ekonomi bagi wilayah sekitar; 3. Kecamatan Dramaga merupakan salah satu tempat tujuan wisata kuliner, karena memiliki banyak tempat makan tepatnya warung makan sederhana. Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Maret 2008 meliputi kegiatan penyusunan kuisioner, pengolahan data dan analisis data, kemudian penulisan laporan dalam bentuk skripsi.
3.2.
Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari hasil survey menggunakan kuisioner yang
disebarkan kepada responden. Survey kepada responden dilakukan dengan wawancara menggunakan kuisioner. Kuisioner dalam penelitian ini terdiri atas kuisioner terbuka dan tertutup. Responden yang diwawancarai merupakan warung makan sederhana di sekitar kampus IPB Dramaga yaitu Daerah Babakan Raya, Babakan Tengah dan warung makan yang berada di dalam lingkungan kampus IPB Dramaga. Kuisioner terbuka dilakukan dengan cara peneliti memberi pertanyaan dan meminta responden menguraikan pendapat/pendiriannya dengan panjang lebar. Sedangkan kuisioner tertutup terdiri atas pertanyaan-pertanyaan dengan jumlah jawaban tertentu sebagai pilihan dan responden memilih jawaban yang paling sesuai dengan pendiriannya (Nasution, 2003). Tabel 3.1.
3.3.
Data Primer dan Data Sekunder dalam Penelitian Data Sekunder Data Primer Uraian Sumber Data Pusat Data Produk Badan Harga beras Domestik Bruto Harga minyak Statistik Indonesia goreng Harga minyak tanah Jumlah perusahaan Dinas Perindustrian, perdagangan di Kota Harga daging sapi Perdagangan dan Bogor Harga daging ayam Koperasi Kota Bogor Daftar perkembangan Dinas Perindustrian, Harga ikan harga rata‐rata Perdagangan dan sembilan bahan Koperasi Kota Bogor pangan dan barang penting lainnya Metode Pengambilan Contoh Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil kuisioner dan
wawancara dengan pengelola dan pemilik usaha warung makan sederhana di sekitar kampus IPB Dramaga. Karena keterbatasan dana dan waktu, sampel yang diambil sebanyak 10 contoh (sampel) yang dikatakan sudah cukup untuk
mewakili usaha warung makan sederhana yang ingin diteliti, yaitu usaha warung nasi dimana masing-masing warung nasi dilakukan penelitian setiap hari selama bulan Maret 2008. Teknik penarikan contoh yang digunakan yaitu teknik penarikan contoh acak sederhana (Simple Random Sampling).
3.4.
Model Penelitian Umum Analisis yang berkenaan dengan tingkat keuntungan dan penjualan warung
makan sederhana menggunakan model regresi linear berganda dan diestimasi dengan menggunakan metode Common Effect Model. Model regresi linear berganda merupakan model yang paling sederhana dan yang paling sering digunakan. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Model keuntungan: π = f(M, Pmg, Pmt, Pb, Ps, Pa, Pi) .............................................................................. (3.1) atau: π = a0 + a1M + a2Pmg + a3Pmt + a4Pb + a5Ps + a6Pa + a7Pi + e .................................. (3.2) dimana: π
= Keuntungan usaha (Rp).
M
= Modal usaha (Rp).
Pmg
= Harga minyak goreng (Rp/Kg).
Pmt
= Harga minyak tanah (Rp/Liter).
Pb
= Harga beras (Rp/Liter).
Ps
= Harga daging sapi mentah (Rp/Kg).
Pa
= Harga daging ayam mentah (Rp/Kg).
Pi
= Harga ikan mentah (Rp/Kg).
a0
= Konstanta.
ai
= Koefisien (i=1,2,3,…,n).
e1
= Error.
3.5.
Metode Analisis Data Panel Suatu penelitian terkadang dihadapkan pada persoalan mengenai
ketersediaan data (data availability) untuk mewakili variabel yang digunakan dalam penelitian. Misalnya, bentuk data dalam series yang tersedia pendek sehingga proses pengolahan data time series tidak dapat dilakukan berkaitan dengan persyaratan jumlah data yang minim. Atau bentuk data dengan jumlah unit cross section yang terbatas, sehingga sulit dilakukan proses pengolahan data cross section untuk mendapatkan informasi dari model yang diteliti. Berdasarkan teori ekonometrika kedua kondisi tersebut dapat diatasi dengan menggunakan data panel (pooled data) agar diperoleh hasil estimasi yang lebih baik/efisien dengan terjadinya peningkatan jumlah observasi yang berimplikasi terhadap peningkatan derajat kebebasan (degree of freedom). Data time series dalam penelitian ini adalah waktu pengumpulan data dengan kuisioner yang dilaksanakan pada tanggal 1 – 31 Maret 2008, dan data cross section berupa jumlah usaha warung makan yang menjadi responden. Metode pengolahan data yang digunakan dalam skripsi ini adalah teknik estimasi model dengan menggunakan data panel (pooled data). Data panel (pooled data) atau disebut juga data longitudinal merupakan kombinasi antara data time-series dan cross-section. Metode data panel merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk melakukan analisis empirik yang tidak mungkin dilakukan jika hanya menggunakan data time-series maupun data cross-section. Banyak keuntungan yang diperoleh dengan data panel, diantaranya seperti yang dikemukakan (Baltagi, 1995):
1. Mampu mengontrol heterogenitas individu. 2. Banyak memperoleh informasi yang lebih bervariasi, mengurangi kolinearitas antar variabel, meningkatkan degree of freedom dan lebih efisien. 3. Lebih banyak untuk studi dynamics of adjustment. 4. Mampu lebih baik dalam mengidentifikasi dan mengatur efek secara sederhana tidak dapat diatasi dalam data cross section murni atau time series murni. 5. Dapat menguji dan mengembangkan model perilaku yang lebih kompleks. Analisis model data panel terdiri dari tiga macam pendekatan, yaitu common effect model (ECM), fixed effect dan random effect. Ketiga pendekatan yang dilakukan dalam analisis data panel ini akan dijelaskan pada bagian berikut:
3.5.1. Common Effect Model (ECM) Common Effect Model merupakan suatu metode pengkombinasian sederhana antara data time-series dan data cross-section dan selanjutnya dilakukan estimasi model yang mendasar menggunakan Kuadrat Terkecil Sederhana (OLS). Metode pooled OLS dapat dispesifikasikan ke dalam model berikut: Ŷit = α + β X it ................................................................................................... (3.3) dimana i (i = 10) menunjukkan urutan individu yang diobservasi pada data crosssection, sedangkan (t = 31) menunjukkan periode pada data time-series. Namun, pada metode ini asumsi yang digunakan menjadi terbatas karena model tersebut mengasumsikan bahwa intersep dan koefisien dari setiap variabel sama untuk
setiap individu yang diobservasi. Hal ini menyebabkan variabel-variabel yang diabaikan akan membawa perubahan pada intersep time-seris dan cross-section.
3.5.2. Metode Fixed Effect Masalah yang timbul pada penggunaan metode common effect model yaitu adanya asumsi bahwa intersep dan koefisien dari setiap variabel sama pada setiap individu yang diobservasi. Untuk memperhitungkan individualitas dari setiap unit cross-section dapat dilakukan dengan cara menjadikan intersep berbeda pada tiap unit individu. Pada metode fixed effect ditambahkan variabel dummy untuk mengubah intersep, tetapi koefisien-koefisien lainnya tetap sama untuk setiap individu yang diobservasi. Metode ini dapat dispesifikasikan kedalam model berikut: Ŷit=α+βi X it+γ2W3t+…+γN WNT+δ2 Zi2+δ3Zi3+...+δT Zit+εit ............................. (3.4) dimana: Wit = 1 untuk individu ke-i, i = 2,...,N; 0 untuk lainnya Zit = 1 untuk individu ke-t, t = 2,...,T; 0 untuk lainnya Variabel dummy (N-1) + (T-1) ditambahkan ke dalam model dan penambahan tersebut menghasilkan kolinearitas yang sempurna diantara variabelvariabel penjelas. Koefisien dari variabel dummy akan mengukur perubahan intersep cross-section dan time-series. Namun, dalam penelitian ini tidak dimasukkan variable dummy karena banyaknya variabel bebas pada model diduga akan menghasilkan kolinearitas yang sempurna. Terdapat beberapa masalah yang berhubungan dengan penggunaan metode fixed effect. Pertama, yaitu bahwa penggunaan variabel dummy yang tidak dapat mengidentifikasikan secara
langsung penyebab perubahan garis regresi pada periode dan individu. Kedua, yaitu teknik variabel dummy akan mengurangi jumlah derajat bebas (Pyndick dan Rubinfeld, 1998).
3.5.3. Metode Random Effect Penggunaan variabel dummy pada metode fixed effect masih menghasilkan kekurangan pada informasi mengenai model. Oleh karena itu, kekurangan informasi tersebut dapat digambarkan melalui komponen galat (disturbance atau error term). Pada metode random effect dimasukkan komponen galat (error term) ke dalam model untuk menjelaskan variabel prediktor (explanatory variable) yang tidak masuk ke dalam model, komponen non linearitas hubungan variabel bebas dan variabel tidak bebas, kesalahan ukur saat observasi dilakukan serta kejadian yang sifatnya acak. Metode random effect dapat dispesifikasikan kedalam model berikut: Ŷit=α+βi X it+ε it ................................................................................................ (3.5) εit=Ui+Vt+Wit ................................................................................................... (3.6) dimana Ui ~ N (0, σ μ 2) = komponen galat cross-section Vt ~ N (0, σ u 2) = komponen galat time-series Wt ~ N (0, σ w 2) = komponen galat time-series dan komponen galat cross section. Pemilihan model yang digunakan dalam suatu penelitian perlu dilakukan berdasarkan pertimbangan statistik. Hal ini ditujukan untuk memperoleh dugaan
yang efisien. Diagram pengujian statistik untuk memilih model yang digunakan dapat dilihat pada gambar berikut ini: Fixed Effect Hausman Test Chow Test
Random Effect LM Test Pooled Least
Gambar 3.1. Pengujian Pemilihan Model dalam Pengolahan Data Panel Secara umum, dalam pengujian estimasi model-model data panel diperlukan sebuah strategi. Strategi yang dapat dilakukan adalah dengan menguji: a) RE vs FE (Hausman Test). b) PLS vs FE (Chow Test). Kerangka pengambilan keputusan dalam memilih sebuah model yang digunakan adalah sebagai berikut: •
Jika (b) tidak signifikan maka gunakan Pooled Least Square.
•
Jika (b) signifikan namun (a) tidak signifikan maka gunakan andom Effect Model.
•
Jika keduanya signifikan maka gunakan Fixed Effect Model. Urutan individu yang diobservasi pada data cross section ditunjukkan oleh
i, sedangkan t menunjukan periode pada data time-series. Formulasi dari metode Random Effect diperoleh dari model Fixed Effect dengan mengasumsikan bahwa efek rata-rata dari variabel-variabel time-series dan cross section yang acak termasuk ke dalam intersep dan deviasi acak rata-rata tersebut sama dengan komponen galat, ui dan vt. Pada metode Random Effect diasumsikan bahwa
komponen galat individual tidak berkolerasi satu sama lain dan tidak ada autokolerasi antara setiap unit cross section dan time-series (Pyndick dan Rubinfeld, 1998). Chow Test Chow Test dimana beberapa buku menyebutnya sebagai pengujian Fstatistik adalah pengujian untuk memilih apakah model yang digunakan Pooled Least Square atau Fixed Effect. Sebagaimana yang diketahui bahwa asumsi setiap unit cross section memiliki perilaku yang sama cenderung tidak realistis mengingat dimungkinkan setiap unit cross section memiliki perilaku yang berbeda. Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: H0
= Model Pooled Least Square
H1
= Model Fixed Effect
Dasar penolakan terhadap Hipotesis Nol (H0) adalah dengan menggunakan Fstatistik seperti yang dirumuskan oleh Chow: CHOW =
( ESS1 − ESS 2 ) ( N − 1) ................................................................... (3.7) ( ESS 2 ) ( NT − N − K )
dimana: ESS1 = Residual Sum Square hasil pendugaan model Fixed Effect ESS2 = Residual Sum Square hasil pendugaan model Pooled Least Square N
= Jumlah data cross section
T
= Jumlah data time series
K
= Jumlah variable penjelas
Statistik Chow Test mengikuti distribusi Fatatistik dengan derajat bebas (N-1, NT-NK) jika nilai Chowstatistik (Fstat) hasil pengujian lebih besar dari Ftabel, maka cukup
bukti untuk melakukan penolakan terhadap Hipotesis Nol sehingga model yang digunakan adalah model Fixed Effect, dan begitu juga sebaliknya. Pengujian ini disebut sebagai Chow Test karena kemiripannya dengan Chow Test yang digunakan untuk menguji stabilitas parameter (stability test). Hausman Test Hausman Test adalah pengujian statistik sebagai dasar pertimbangan dalam memilih apakah menggunakan model Fixed Effect atau model Random Effect. Seperti yang telah diketahui bahwa penggunaan model Fixed Effect mengandung suatu unsur trade off yaitu hilangnya derajat kebebasan dengan memasukkan variabel dummy. Namun, penggunaan model Random Effect pun harus memperhatikan ketiadaan pelanggaran asumsi dari setiap komponen galat. Hausman Test dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: H0
= Random Effects Model
Hi
= Fixed Effects Model Dengan menggunakan software E-Views 4.1 sebagai dasar penolakan
hipotesis nol yaitu jika Statistik Hausman Chi Square Table atau dapat juga dengan menggunakan nilai probabilitas (p-value). Jika p-value lebih kecil dari tingkat kritis nilai taraf nyata, maka tolak hipotesis untuk memilih Random Effects Model. Statistik Hausman dirumuskan dengan: m = (β-b)(M0-M1)-1(β-b) ~ X2(K) ..................................................................... (3.8) dimana β adalah vector untuk statistik variable fix effect, b adalah vektor statistik variabel Random Effect, M0 adalah mariks kovarians untuk dugaan FEM, dan M1 adalah matriks kovarians untuk dugaan REM.
Penelitian ini tidak dapat dilakukan Chow Test dan Hausman Test dikarenakan, pertama, ketika dilakukan bahasa pemrograman khusus untuk mengetahui apakah model Common Effect atau Fixed Effect didapat pesan bahwa “Near Singular Matrix” maka model tidak memenuhi syarat menggunakan Fixed Effect. Kedua, karena jumlah data Cross Section tidak lebih besar dibandingkan Time Series (sampelnya), maka model tidak memenuhi syarat Random Effect Model. LM Test atau lebih lengkap disebut The Breusch-Pagon LM Test digunakan sebagai pertimbangan statistik dalam memilih model Random Effect atau Pooled Least Square. LM Test dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: H0
= Model Pooled Least Square
H1
= Model Random Effect
Dasar penolakan terhadap H0 adalah dengan menggunakan statistik LM yang mengikuti distribusi dari Chi-Square. Statistik LM dihitung dengan menggunakan residual OLS yang diperoleh dari hasil estimasi model Pooled Least, dimana: 2
NT ⎡ T 2 ∑ ε 12 ⎤ LM = − 1⎥ ~ χ 2 ................................................................ (3.9) ⎢ 2(T − 1) ⎣ ∑ ∑ ε 22 ⎦ Jika nilai LM hasil perhitungan lebih besar dari χ 2 tabel, maka cukup bukti untuk melakukan panolakan terhadap hipotesis nol, sehingga model yang digunakan adalah model Random Effect, dan begitu pula sebaliknya.
3.6.
Uji Validitas Model
3.6.1. Uji tstatistik
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah masing-masing variabel bebas (secara parsial) berpengaruh pada variabel terikatnya. Hipotesis:
H 0 : βi = 0 H 1 : β i ≠ 0 , i=1,2,3,…,n. Uji statistik yang digunakan adalah uji t :
t - hitung =
b−B ........................................................................................ (3.10) Sb
dengan hasil thitung dibandingkan dengan ttabel (ttabel = tα
2(n − k )
).
dimana: b
= Koefisien regresi parsial sample.
B
= Koefisien regresi parsial populasi.
Sb
= Simpangan baku koefisien dugaan. Kriteria uji yang digunakan adalah apabila nilai thitung> tα
tolak H0, sedangkan apabila nilai thitung< tα
2(n− k )
2(n− k )
, maka
, maka terima H0. Hasil yang
didapatkan dari perbandingan tersebut jika thitung>ttabel maka tolak H0 berarti variabel signifikan berpengaruh nyata pada taraf nilai nyata. Hasil yang didapat jika thitung
3.6.2. Uji Fstatistik
Uji Fstatistik digunakan untuk menduga persamaan secara keseluruhan. Uji Fstatistik dapat menjelaskan kemampuan variabel eksogen secara bersamaan dalam menjelaskan keragaman variabel endogen. Hipotesis yang diuji dari pendugaan persamaan adalah variabel eksogen tidak berpengaruh nyata terhadap variabel endogen. Hal ini disebut sebagai hipotesis nol. Mekanisme yang digunakan untuk menguji hipotesis dari parameter dugaan secara serentak (uji Fstatistik) adalah: H 0 : β 0 = β1 = β 2 = ... = β i = 0 (tidak
ada
pengaruh
nyata
variabel-variabel
persamaan). H i : minimal salah satu β i ≠ 0 (paling sedikit ada 1 variabel eksogen yang berpengaruh nyata terhadap variabel endogen). dimana: i =1, 2, 3,…, k;
β = dugaan parameter Statistik uji yang dilakukan dalam uji-F adalah: R2
Fhitung =
k −1
(1 − R 2 )
..................................................................................... (3.11)
n−k
Keterangan : Hasil dari Fhitung dibandingkan dengan Ftabel (Ftabel = Fα(k-1, n-k)). dimana : R2
= Koefisien determinasi
N
= Banyaknya data
K
= Jumlah koefisien regresi dugaan Kriteria uji yang digunakan adalah apabila nilai Fhitung lebih besar dari Fα(k-
1, n-k), maka
tolak H0, sedangkan apabila nilai Fhitung lebih kecil dari Fα(k-1, n-k), maka
terima H0. Hasil yang didapatkan dari perbandingan tersebut jika Fhitung lebih besar dari Ftabel maka tolak H0, artinya ada minimal satu parameter dugaan yang tidak nol dan berpengaruh nyata terhadap keragaman variabel endogen. Hasil yang didapat jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel maka terima H0, artinya secara bersama variabel yang digunakan tidak bisa menjelaskan secara nyata keragaman dari variabel endogen.
3.6.3. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) dan Adjusted R2 digunakan untuk melihat sejauh mana variabel bebas mampu menerangkan keragaman variabel terikatnya. Menurut Gujarati (1993) terdapat dua sifat R2 yaitu : 1. Merupakan besaran non-negative. 2. Batasnya adalah 0 ≤ R 2 ≥ 1 . Jika R2 bernilai 1 berarti suatu kecocokan sempurna, sedangkan jika nilai R2 bernilai 0 berarti tidak ada hubungan antara variabel terikat dan bebasnya. Nilai koefisien determinasi dapat dihitung sebagai berikut: R2 =
ESS TSS
= 1−
= 1−
RSS TSS Σ ei
2
Σy i
2
.............................................................................................. (3.12)
dimana ESS adalah jumlah kuadrat yang dijelaskan (explained sum square) dan TSS adalah jumlah kuadrat total (total sum square).
Salah satu masalah jika menggunakan ukuran R2 untuk menilai baik buruknya suatu model adalah akan selalu mendapatkan nilai yang terus naik seiring dengan pertambahan variabel bebas ke dalam model, sehingga Adjusted Rsquared bisa juga digunakan untuk melihat sejauh mana variabel bebas mampu menerangkan keragaman variabel terikatnya. Adjusted R-squared secara umum memberikan penalty atau hukuman terhadap penambahan variabel bebas yang tidak mampu menambah daya prediksi suatu model. Nilai Adjusted R-squared tidak akan pernah melebihi nilai R2 bahkan dapat turun jika ditambahkan variabel bebas yang tidak perlu. Bahkan untuk model yang memiliki kecocokan rendah (goodnes of fit), Adjusted R-squared dapat memiliki nilai yang negatif. Nilai Adjusted R-squared dapat dihitung sebagai berikut:
R
2
=1−
Σ ei 2 (N −k) Σyi2 ( n −1)
.............................................................................. (3.13)
dimana k adalah banyaknya parameter dalam model termasuk faktor intersep. Persamaan (3.4) dapat ditulis sebagai berikut : R2 = 1−
σ2 Sy
2
............................................................................................... (3.14)
dimana σ 2 adalah varians residual dan S y adalah varians sample dari Y. 2
3.7.
Evaluasi Model
Usaha untuk mendapatkan model yang terbaik perlu dilakukan pendeteksian terhadap pelanggaran atau gangguan asumsi klasik, yaitu gangguan antar waktu (time-related disturbance), gangguan antar individu (cross sectional
disturbance) atau keduanya. Hasil estimasi model tersebut diharapkan memperoleh konstanta intersep yang berbeda-beda untuk masing-masing warung makan setiap harinya.
3.7.1. Heteroskedastisitas
Salah satu asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis regresi linear berganda adalah keragaman dari masing-masing populasi menyebar normal atau homoskedastisitas. Jika ragam masing-masing tidak sama, maka terjadi masalah heteroskedastisitas. Hal ini mengakibatkan estimasi yang dihasilkan tidak efisien tetapi tetap menghasilkan estimator yang unbiased dan konsisten. Dengan kata lain, jika regresi tetap dilakukan maka akan terjadi misleading (Gujarati, 2003). Gejala heteroskedastisitas umumnya dapat dideteksi dengan menggunakan uji White Heteroskedasticity pada program E-Views. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai Obs*R-Squared dengan χ 2 (Chi-Squared) tabel. Jika nilai Obs*R-Squared lebih kecil dari χ 2 (Chi-Squared) tabel, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Data panel dalam program E-Views menggunakan metode General Least Square (Cross Section Weights). Heteroskedastisitas dideteksi dengan cara membandingkan nilai Sum Square Residual pada Weighted Statistik dengan Sum Square Residual pada Unweighted Statistik. Jika nilai Sum Square Residual pada Weighted Statistik lebih kecil daripada Sum Square Residual pada Unweighted Statistik, maka terjadi heteroskedastisitas. Hal tersebut dilakukan estimasi GLS dengan White Heteroskedasticity.
3.7.2. Autokorelasi
Di dalam berbagai penelitian seringkali terjadi adanya hubungan antara gangguan estimasi satu observasi dengan gangguan estimasi observasi yang lain. Nisbah antara observasi inilah yang disebut sebagai masalah autokorelasi. Adanya autokorelasi akan menyebabkan terjadinya: a. Tidak menghasilkan nilai estimasi BLUE (Best Linear Unbiased Estimations). b. Nilai galat baku ter-autokorelasi, sehingga ramalan tidak efisien. c. Ragam galat terbias. d. Terjadi
pendugaan
kurang
pada
ragam
galat
(standar
error
underestimated), sehingga Sb underestimated. Oleh karena itu, t overestimate cenderung lebih besar dari yang sebenarnya dan tadinya tidak signifikan menjadi signifikan. Gejala autokolerasi dapat dideteksi dengan membandingkan nilai DWstatistik dengan DWtabel. Pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut: H0 : Tidak ada autokolerasi. H1 : Ada autokolerasi. Adapun kriteria autokolerasi dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini: Tabel 3.2.
Kriteria Identifikasi Autokolerasi Nilai DW Kesimpulan 4 – dl < DW < 4 Tolak H0, terdapat autokolerasi negatif 4 – du < DW < 4 – dl Hasil tidak dapat ditentukan 2 < DW < 4 – du Terima H0, tidak ada autokolerasi du < DW < 2 Terima H0, tidak ada autokolerasi dl < DW < du Hasil tidak dapat ditentukan 0 < DW < dl Tolak H0, terdapat autokolerasi positif Sumber: Gujarati, 2003
3.7.3. Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah adanya hubungan linear yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Tanda-tanda adanya multikolinearitas adalah: 1. Tanda tidak sesuai dengan yang diharapkan. 2. R2-nya tinggi tetapi uji individu tidak banyak atau bahkan tidak ada yang berpengaruh nyata. 3. Korelasi sederhana antar variabel individu tinggi (rij tinggi). 4. R2 < rij2 menunjukkan adanya multikolinieritas. Konsekuensi multikolinieritas adalah hasil estimasi tidak dapat ditentukan dan galat baku menjadi tinggi, sehingga prediksi menjadi tidak benar. Indikasi multokolinearitas dapat dilihat dari hasil tstatistik dan Fstatistik. Jika terdapat salah satu nilai tsatistik yang diduga tidak signifikan sementara Fstatistik-nya signifikan, maka diduga terdapat multikolinearitas. Multikolinearitas dapat diatasi dengan perlakuan cross section weight, sehingga tstatistik dan Fstatistik singnifikan. Solusi lain dari permasalahan ini adalah: 1. Menggunakan extraneous atau informasi sebelumnya. 2. Mengkombinakasikan data cross-sectional dan data time-series. 3. Meninggalkan variabel yang sangat berkorelasi. 4. Mentransformasikan data. 5. Mendapatkan tambahan data baru.
3.8.
Rasio R/C
Analisis Return Cost Ratio atau R/C adalah perbandingan (nisbah) antara penerimaan dan biaya. Return Cost Ratio digunakan untuk mengukur efisiensi usaha terhadap setiap penggunaan setiap input. Analisis imbangan penerimaan dan biaya digunakan untuk mengetahui relatif kinerja usaha berdasarkan perhitungan finansial. R/C=TR/TC ................................................................................................. (3.15) dimana: TR
= Total Penerimaan.
TC
= Total Pengeluaran.
Kriteria: R/C > 1, usaha menguntungkan. R/C = 1, usaha tidak untung dan tidak rugi. R/C < 1, usaha tidak menguntungkan atau rugi. Apabila R/C bernilai lebih dari satu berarti penerimaan yang diperoleh lebih besar dibandingkan setiap unit biaya yang dikeluarkan untuk menerima penerimaan tersebut. Apabila nilai R/C tersebut kurang dari satu maka setiap unit biaya yang dikeluarkan lebih besar dibandingkan penerimaan yang diperoleh.
IV.
4.1.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN USAHA WARUNG MAKAN SEDERHANA DI SEKITAR KAMPUS IPB DRAMAGA BOGOR
Uji Validitas Model
Uji Validitas model dilakukan setelah mendapatkan hasil estimasi yang terbaik dari segi statistik. Terdapat dua metode yang digunakan pada model keuntungan, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2. Hasil estimasi yang terbaik adalah yang menghasilkan nilai R2 terbesar dan nilai SumSquared Residual yang terkecil. Berdasarkan hasil estimasi pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 di bawah ini, diperoleh masing-masing nilai R2 sebesar 0,9832 dan 0,9882, sedangkan nilai Sum-Squared Residual sebesar 1,15×1012 dan 1,53×1012. Oleh karena itu, hasil estimasi yang akan dipakai adalah hasil estimasi yang terdapat pada Tabel 4.2.
4.1.1. Uji tstatistik
Hasil uji tstatistik pada model ini diperlihatkan pada Tabel 4.2. Berdasarkan nilai probability tstatistik pada tabel tersebut terlihat bahwa seluruh nilai probability tstatistik berada di bawah nilai taraf nyata sebesar lima persen atau 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel bebas pada model di atas berpengaruh nyata atau signifikan terhadap variabel tak bebasnya.
4.1.2. Uji Fstatistik
Hasil uji Fstatistik pada model ini diperlihatkan pada Tabel 4.2. Berdasarkan nilai probability Fstatistik pada tabel tersebut terlihat bahwa nilai probability Fstatistik sebesar 0,0000. Karena nilai ini lebih kecil dari nilai taraf nyata sebesar lima persen atau 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas tersebut secara bersamaan berpengaruh nyata atau signifikan terhadap variabel tak bebasnya.
4.1.3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Berdasarkan Tabel 4.2 nilai R2 yang dihasilkan sebesar 0,9882. Hal ini menunjukkan bahwa keragaman variabel bebas dapat menjelaskan sebesar 98,82 persen terhadap keragaman variabel tak bebasnya, sisanya yaitu sebesar 1,18 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan ke dalam model.
4.2.
Evaluasi Model
4.2.1. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas pada data panel dapat dilakukan dengan estimasi metode General Least Squared (Cross Section Weights) yaitu Sum Square Residual pada Weighted Statistik lebih kecil daripada Sum Square Residual pada Unweighted Statistik. Hasil estimasi pada Tabel 4.2 memperlihatkan nilai Sum Square Residual pada Weighted Statistik yang lebih kecil daripada Sum Square Residual pada Unweighted Statistik (1,15×1012 < 1,53×1012), dimana General Least Squared (Cross Section Weights) dengan estimasi White Heteroscedasticity
tidak memberikan perbedaan pada koefisien regresi, tetapi standar error koefisien menjadi lebih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa heteroskedastisitas tidak ada pada data awal, jika ada pun tidak signifikan.
4.2.2. Autokolerasi
Pada hasil estimasi Tabel 4.2 menunjukkan nilai DW-statistik sebesar 0,5698. Berdasarkan nilai ini maka dapat disimpulkan bahwa pada hasil estimasi ini masih terdapat gejala autokolerasi positif. Hal ini disebabkan karena data yang dihasilkan pada periode sekarang memiliki hubungan yang sangat erat dengan data pada periode sebelumnya. Misalnya pada variabel modal, modal yang didapat pada periode sekarang sangat dipengaruhi oleh modal yang diperoleh pada periode sebelumnya dan juga memengaruhi modal pada periode yang akan datang.
4.2.3. Multikolinearitas
Untuk mendeteksi multikolinearitas pada data panel, dapat dilihat dari nilai probability tstatistik dan probability Fstaistik yang dihasilkan. Jika seluruh nilai probability tstatistik pada masing-masing variabel dan nilai probability Fstaistik lebih kecil dari taraf nyata yang ditentukan, maka tidak terjadi multikolinearitas. Hasil estimasi pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa seluruh nilai probability tstatistik pada masing-masing variabel dan nilai probability Fstaistik lebih kecil dari taraf nyata sebesar lima persen atau 0,05, jadi dapat disimpulkan bahwa hasil estimasi di atas bebas dari masalah multikolinearitas.
4.3.
Hasil Estimasi Model
Hasil estimasi seluruh koefisien variabel persamaan regresi akan ditampilkan berdasarkan estimasi pada setiap warung makan sederhana. Estimasi ini dilakukan dengan menggunakan program E-Views 4.1. Model untuk warung makan-warung makan yang diteliti menggunakan data panel seperti yang diuraikan pada Bab III. Model ini harus memenuhi asumsi klasik estimasi regresi OLS karena menggunakan prosedur pooled OLS. Hasil estimasi dengan menggunakan model pooled dijelaskan dalam Tabel 4.1 dan Tabel 4.2. Model ini menunjukkan variabel yang sama untuk setiap pengamatan. Variabel bebas yang digunakan dalam model ini adalah M, Pb, Pmg, Pmt, Ps, Pa, dan Pi. Untuk seterusnya taraf nyata yang digunakan dalam skripsi ini adalah lima persen (α=0,05). Tabel 4.1. Hasil Estimasi Model Keuntungan (Metode Common) Variable Coefficient t-Statistik Prob. C (Intersep) 145067.5 8.1204 0.0000 M (Modal) 2.2747 8.5046 0.0000 Pb (Harga Beras) -0.6128 -1.8646 0.0632 Pmg (Harga Minyak -4.1750 -8.5219 0.0000 Goreng) Pmt (Harga Minyak -11.7698 -17.4686 0.0000 Tanah) Ps (Harga Daging Sapi) -6.3617 -11.0422 0.0000 Pa (Harga Daging Ayam) 0.8430 4.2695 0.0000 Pi (Harga Ikan) 3.2351 6.3593 0.0000 R-squared 0.9832 Sum squared 1.53E+12 resid Adjusted R-squared 0.9828 F-statistic 2528.649 Durbin-Watson stat 0.3038 Prob(F-statistic) 0.0000 Sumber : Lampiran 11, Halaman 77
Tabel 4.2. Hasil Estimasi Model Keuntungan dengan Metode Section Weights) Variable Coefficient t-Statistic C (Intersep) 129728.2 11.9376 M (Modal) 2.1998 18.3078 Pb (Harga Beras) -0.4326 -1.9843 Pmg (Harga Minyak -3.2436 -12.5994 Goreng) Pmt (Harga Minyak -12.1782 -34.5207 Tanah) Ps (Harga Daging Sapi) -6.3579 -20.1500 Pa (Harga Daging Ayam) 0.7437 7.4841 Pi (Harga Ikan) 3.7478 14.3979 Weighted Statistics R-squared 0.9882 F-statistic Adjusted R-squared 0.9879 Prob(F-statistic) Durbin-Watson stat 0.5698 Sum squared resid Unweighted Statistics R-squared 0.9825 Durbin-Watson stat Adjusted R-squared 0.9821 Sum squared resid Sumber : Lampiran 13, Halaman 79
4.4.
GLS (Cross Prob. 0.0000 0.0000 0.0481 0.0000
0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 3602.226 0.0000 1.15E+12 0.2923 1.59E+12
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keuntungan
4.4.1. Hubungan antara Modal dan Keuntungan
Berdasarkan Tabel 4.2 variabel modal berhubungan positif dan signifikan terhadap keuntungan. Koefisien modal (M) adalah 2,1998. Hal ini menunjukkan bahwa jika modal meningkat sebesar Rp 1,00, maka keuntungan akan meningkat sebesar Rp 2,1998. Dengan bertambahnya modal maka bahan baku yang dibeli akan semakin banyak dengan asumsi harga bahan baku tidak berubah atau tetap. Hal ini akan menyebabkan jumlah output yang dijual akan semakin banyak
sehingga pendapatan kotor meningkat. Jika biaya variabel lain tetap, pendapatan kotor meningkat akan menyebabkan keuntungan yang diperoleh masing-masing usaha warung makan akan meningkat.
4.4.2. Hubungan antara Harga Beras (Pb) dengan Keuntungan
Berdasarkan Tabel 5.2 variabel harga beras (Pb) berhubungan negatif dan signifikan terhadap keuntungan. Koefisien harga beras (Pb) adalah 0,4326. Hal ini menunjukkan bahwa jika harga beras meningkat sebesar Rp 1,00 per liter maka keuntungan akan menurun sebesar Rp 0,4326. Dengan adanya kenaikan harga beras maka pengeluaran untuk beras juga meningkat dengan asumsi jumlah kebutuhan per harinya tetap. Kenaikan harga ini akan menyebabkan pengeluaran untuk beras meningkat sehingga biaya meningkat dan menurunkan angka penjualan kotor. Karena antara penjualan dengan keuntungan berhubungan searah, maka penurunan penjualan ini akan menyebabkan keuntungan semakin menurun.
4.4.3. Hubungan antara Harga Minyak Goreng (Pmg) dengan Keuntungan
Berdasarkan Tabel 5.2 variabel harga minyak goreng (Pmg) berhubungan negatif dan signifikan terhadap keuntungan. Koefisien harga minyak goreng (Pmg) adalah -3,2436. Hal ini menunjukkan bahwa jika harga minyak goreng meningkat sebesar Rp 1,00 per kg, maka keuntungan akan menurun sebesar Rp 3,2436. Dengan adanya kenaikan harga minyak goreng maka pengeluaran untuk minyak goreng juga meningkat dengan asumsi jumlah kebutuhan per harinya
tetap. Kenaikan harga ini akan menyebabkan pengeluaran untuk minyak goreng meningkat sehingga biaya meningkat dan menurunkan angka penjualan kotor. Karena antara penjualan dengan keuntungan berhubungan searah, maka penurunan penjualan ini akan menyebabkan keuntungan semakin menurun.
4.4.4. Hubungan antara Harga Minyak Tanah (Pmt) dengan Keuntungan
Berdasarkan Tabel 5.2 variabel harga minyak goreng (Pmt) berhubungan negatif dan signifikan terhadap keuntungan. Koefisien harga minyak tanah (Pmt) adalah 12,1782. Hal ini menunjukkan bahwa jika harga minyak tanah meningkat sebesar Rp 1,00 per liter, maka keuntungan akan menurun sebesar Rp 12,1782. Dengan adanya kenaikan harga minyak tanah maka pengeluaran untuk minyak tanah juga meningkat dengan asumsi jumlah kebutuhan per harinya tetap. Kenaikan harga ini akan menyebabkan pengeluaran untuk minyak tanah meningkat sehingga biaya meningkat dan menurunkan angka penjualan kotor. Karena antara penjualan dengan keuntungan berhubungan searah, maka penurunan penjualan ini akan menyebabkan keuntungan semakin menurun.
4.4.5. Hubungan antara Harga Daging Sapi (Ps) dengan Keuntungan
Berdasarkan Tabel 5.2 variabel harga daging sapi (Ps) berhubungan negatif dan signifikan terhadap keuntungan. Koefisien harga daging sapi (Ps) adalah 6,3579. Hal ini menunjukkan bahwa jika harga daging sapi meningkat sebesar Rp 1,00 per kg, maka keuntungan akan menurun sebesar Rp 6,3579. Dengan adanya kenaikan harga daging sapi maka pengeluaran untuk daging sapi
juga meningkat dengan asumsi jumlah kebutuhan per harinya tetap. Kenaikan harga ini akan menyebabkan pengeluaran untuk daging sapi meningkat sehingga biaya meningkat dan menurunkan angka penjualan kotor. Karena antara penjualan dengan keuntungan berhubungan searah, maka penurunan penjualan ini akan menyebabkan keuntungan semakin menurun.
4.4.6. Hubungan antara Harga Daging Ayam (Pa) dengan Keuntungan
Berdasarkan Tabel 5.2 variabel harga daging ayam (Pa) berhubungan positif dan signifikan terhadap keuntungan. Koefisien harga daging ayam adalah 0,7437. Hal ini menunjukan bahwa jika harga daging ayam meningkat sebesar Rp 1,00 per kg, maka keuntungan akan meningkat sebesar Rp 0,7437. Jika harga daging ayam meningkat maka pengeluaran untuk daging ayam juga meningkat yang akan mengakibatkan penjualan menurun. Untuk mengatasi hal ini biasanya para penjual menyiasatinya dengan cara mengurangi porsi tetapi dengan harga yang tetap, karena mereka tidak bisa begitu saja menaikan harga. Jadi sebelum kenaikan harga misalnya 1 kg daging ayam cukup untuk sepuluh potong maka setelah kenaikan harga menjadi 12 potong. Dengan harga yang tidak berubah peningkatan kuantitas ini akan meningkatkan penjualan, sehingga keuntungan yang diperileh meningkat.
4.4.7. Hubungan antara Harga Ikan (Pi) dengan Keuntungan
Berdasarkan Tabel 5.2 variabel harga ikan (Pi) berhubungan positif dan signifikan terhadap keuntungan. Koefisien harga ikan adalah 3,7478. Hal ini
menunjukkan bahwa jika harga ikan meningkat sebesar Rp 1,00 per kg, maka keuntungan akan meningkat sebesar Rp 3,7478. Jika harga ikan meningkat maka pengeluaran untuk ikan juga meningkat yang akan mengakibatkan penjualan menurun. Untuk mengatasi hal ini biasanya para penjual menyiasatinya dengan cara memberi ikan yang berukuran lebih kecil tetapi dengan harga yang tetap, karena mereka tidak bisa begitu saja menaikan harga. Jadi sebelum kenaikan harga misalnya 1 kg ikan cukup untuk 15 ekor maka setelah kenaikan harga menjadi 17 ekor. Dengan harga yang tidak berubah peningkatan kuantitas ini akan meningkatkan penjualan, sehingga keuntungan yang diperoleh meningkat.
4.5.
Rasio R/C
Analisis penerimaan atas biaya menunjukkan usaha warung makan sederhana di sekitar kampus IPB Dramaga yang dilakukan menguntungkan atau tidak. Usaha yang dikatakan menguntungkan jika nilai R/C yang didapat lebih dari satu dan jika tidak menguntungkan ketika nilai R/C yang didapat adalah kurang dari satu. Biaya yang dikeluarkan terdiri dari biaya yang digunakan untuk pembelian bahan pokok, seperti beras, minyak goreng, minyak tanah, daging sapi, daging ayam, dan ikan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai R/C antara 1,0657 sampai dengan 2,7082, artinya untuk setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan akan diperoleh penerimaan sebesar Rp 1,0657 sampai dengan Rp 2,7082 menunjukkan bahwa usaha warung makan sederhana di sekitar kampus IPB Dramaga menguntungkan dan masih berpotensi untuk dikembangkan.
Selain itu, dapat dilihat rata-rata imbangan penerimaan atas biaya pada Tabel 4.3. Tabel 4.3.
Rata-rata Keuntungan Usaha Warung Makan Sederhana Berdasarkan Rasio R/C Kriteria Nilai Rata‐rata R/C per Hari Standar Deviasi (persen per hari) Rasio R/C 1,4159 0,0521 Sumber: Lampiran 15, Halaman 81
Rata-rata R/C usaha warung makan sederhana sebesar 1,4159 persen per hari mengindikasikan bahwa rata-rata imbangan penerimaan untuk setiap rupiah yang dikeluarkan usaha warung makan sederhana di sekitar kampus IPB Dramaga sebesar 1,4159 persen per hari dan keragamannya sebesar 0,0521 menunjukkan bahwa rata-rata imbangan penerimaan atas biaya cukup beragam.
V.
5.1.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Keuntungan pada masing-masing warung makan dipengaruhi oleh modal (M), harga beras (Pb), harga minyak goreng (Pmg), harga minyak tanah (Pmt), harga daging sapi (Ps), harga daging ayam (Pa), dan harga ikan (Pi), 2. Variabel modal (M), harga ayam (Pa), dan harga ikan (Pi) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keuntungan, namun harga beras (Pb), harga minyak goreng (Pmg), harga minyak tanah (Pmt), dan harga daging sapi (Ps) berpengaruh negatif dan signifikan tehadap keuntungan. 3. Berdasarkan hasil analisis R/C dapat diketahui bahwa usaha warung makan sederhana di sekitar kampus IPB Dramaga menguntungkan dan masih berpotensi untuk dikembangkan.
5.2.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat penulis simpulkan adalah sebagai berikut: 1. Pemerintah sebaiknya segera melakukan stabilisasi harga bahan pokok, seperti beras, minyak goreng, daging ayam, daging sapi, daging ikan, serta minyak tanah yang menjadi bahan baku usaha warung makan sederhana sehingga menguntungkan baik dari sisi produsen (tetap memperoleh keuntungan) maupun konsumen (harga yang tidak terlalu mahal).
2. Kecilnya modal usaha yang dimiliki merupakan suatu kendala yang banyak dikeluhkan oleh para pelaku usaha sektor informal. Oleh karena itu akses terhadap lembaga keuangan perlu ditingkatkan. 3. Sebaiknya pemerintah daerah melakukan penataan ruang atau membentuk kawasan khusus untuk usaha sehingga dapat tertata rapi dan dapat mencegah masalah-masalah lingkungan. 4. Studi mengenai usaha sektor informal di Desa Babakan perlu terus dilanjutkan terutama terkait dengan dampak ekonomi keberadaan kampus IPB Dramaga terhadap perekonomian lokal daerah sekitar kampus.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, B. 2004. Kewirausahaan. Alfabeta. Bandung. Badan Pusat Statistik. 2000. Perkembangan Jumlah Pengangguran Tahun 1999. Badan Pusat Statistik, Jakarta. Baltagi, B. H. 1995. Econometrics Analysis of Panel Data. Chichester, Jhon Willey dan Sons. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi. 2008. Daftar Perkembangan Harga Rata-Rata 9 (Sembilan) Bahan Pokok Pangan dan Barang Penting Pada Tanggal 1 S/D 31 Maret 2008. Bogor. Endropranoto, N. April 2003. Peran Perguruan Tinggi dalam Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah. Atmajaya nan jaya. Tahun XVII No.1: 30. ISSN 1215 – 8078. Fauzi, A. J. F. A. 2007. Analisis Komparatif Keterkaitan Inflasi dengan Nilai Tukar Riil di Kawasan Asia (ASEAN+3) dan Non Asia (Uni ERopa, Amerika Utara) [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Gujarati, D. N. 2003. Basic Econometrics, Fourth Edition. Mc Graw-Hill, New York. Harahap, S. H. 1998. Curahan Kerja, Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Sektor Informal Pedagang Makanan Kaki Lima Di Tiga Pasar Kodta Bogor [Skripsi]. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Haryono, T. 1989. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Perdagang Kaki Lima: Studi Kasus di Kota Surakarta [Tesis Tidak Dipublikasikan]. Fakultas Pasca Sarjana. Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta. Hidayat. 1978. “Peranan Sektor Informal Dalam Perekonomian Indonesia”. Ekonomi dan Keuangan Indonesia, Vol. 26, No. 4: 415 – 445. Kecamatan Dramaga. 2004. Profil Desa Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor 2003. Kecamatan Dramaga, Bogor. Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. 2002, Perkembangan Tenaga Kerja Di Sektor UKM 1997 – 2000. Jakarta.
Kompas. 2007. Harga Bahan Pokok Naik Lagi. http://www.kompas.com/ kompascetak.php/read/xml/2008/05/14/00591620/harga.bahan.pokok.naik. lagi [14 Mei 2008] Lipsey, R. G, P. N. Courant, D. D. Purvis, dan P. O. Steiner. 1995. Pengantar Mikroekonomi. Wasana dan Kirbrandoko [penerjemah]. Binarupa Aksara, Jakarta. Nicholson, W. 2001. Teori Ekonomi Mikro Edisi 2 Cetakan 6. Deliarnov [penyadur]. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Nuswantoro, A. 2002. ”Memberdayakan Ekonomi Rakyat Untuk Pembangunan Ekonomi Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 2, No. 2: 105. Mankiw, G. 2000. Teori Makroekonomi, Edisi Keempat. Imam Nurmawan [penerjemah]. Erlangga, Jakarta. Pasaribu, S. H, D. Hartono dan T. Irawan. 2005. Pedoman Penulisan Skripsi. Departemen Ilnu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanaian Bogor, Bogor. Puspandika, B. A. 2007. Analisis Ketimpangan Pembangunan di Era Otonomi Daerah: Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi dengan Kesejahteraan Masyarakat [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Pyndick, R. S. dan Daniel L. R. 1998. Econometric Models and Economic Forecast, Fourth Edition. Mc Graw-Hill, Singapore. Suhendi. 2004. Kesempatan Kerja di Sektor Informal Pada Daerah Sekitar Kampus Institut Pertanian Bogor Dramaga (Studi Kasus Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor) [Skripsi]. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Susetya, M. I. 1996. Penyerapan Tenaga Kerja dan Pendapatan Sektor Informal di Daerah Objek Wisata Kebun Raya Cibodas dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango [Skripsi]. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Tjiptoherijanto, P, dkk. 1982. Sumberdaya Manusia, Kesempatan Kerja, dan Pembangunan Ekonomi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Thamrin, J. 2003. Mencari Pilihan Kebijakan yang Kondusif dalam Upaya Menangani Masalah Pedagang Kaki Lima di Bandung. Perspektif Organisasi Non Pemerintah [Makalah]. Bandung.
Todaro, M. P. 1994. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ke Tiga, Jilid Kesatu Edisi Keempat. Erlangga, Jakarta. Wordpress. 2007. Teori Permintaan dan Penawaran. http://matakuliah.files.wordpress.com/2007/09/te-mik-2.pdf [12 Mei 2008] World Bank. 2002. Empat Kategori Sektor Informal. Wrold Bank.
Lampiran 1. Data Analisis untuk Warung 1 Tanggal
π (Rp/hari)
M (Rp/Hari)
Pb (Rp/Liter)
1
234000
1145000
96800
2
222000
1145000
96800
3
249000
1170000
4
227000
5
Pmg (Rp/Kg)
Pmt (Rp/Liter)
Ps (Rp/Kg)
Pa (Rp/Kg)
Pi (Rp/Kg)
121000
60000
260000
475000
30000
121000
60000
260000
475000
30000
96800
121000
60000
260000
500000
30000
1181000
96800
132000
60000
260000
500000
30000
214000
1181000
96800
132000
60000
260000
500000
30000
6
189000
1181000
96800
132000
60000
260000
500000
30000
7
216000
1181000
96800
132000
60000
260000
500000
30000
8
197000
1181000
96800
132000
60000
260000
500000
30000
9
194000
1181000
96800
132000
60000
260000
500000
30000
10
216400
1182600
92400
143000
60000
255000
500000
30000
11
252400
1182600
92400
143000
60000
255000
500000
30000
12
253400
1182600
92400
143000
60000
255000
500000
30000
13
268400
1182600
92400
143000
60000
255000
500000
30000
14
247400
1182600
92400
143000
60000
255000
500000
30000
15
200400
1182600
92400
143000
60000
255000
500000
30000
16
206400
1182600
92400
143000
60000
255000
500000
30000
17
295400
1146600
92400
132000
60000
255000
475000
30000
18
327400
1146600
92400
132000
60000
255000
475000
30000
19
515900
1146600
92400
132000
60000
255000
475000
30000
20
540900
1146600
92400
132000
60000
255000
475000
30000
21
529400
1146600
92400
132000
60000
255000
475000
30000
22
511900
1146600
92400
132000
60000
255000
475000
30000
23
519400
1146600
92400
132000
60000
255000
475000
30000
24
504900
1146600
92400
132000
60000
255000
475000
30000
25
537900
1146600
92400
132000
60000
255000
475000
30000
26
527900
1146600
92400
132000
60000
255000
475000
30000
27
522900
1146600
92400
132000
60000
255000
475000
30000
28
519400
1146600
92400
132000
60000
255000
475000
30000
29
487900
1146600
92400
132000
60000
255000
475000
30000
30
494400
1146600
92400
132000
60000
255000
475000
30000
31
548900
1147600
92400
132000
60000
255000
475000
31000
Lampiran 2. Data Analisis untuk Warung 2 Tanggal
π (Rp/hari)
M (Rp/Hari)
Pb (Rp/Liter)
Pmg (Rp/Kg)
Pmt (Rp/Liter)
Ps (Rp/Kg)
Pa (Rp/Kg)
Pi (Rp/Kg)
1
515500
1151000
220000
110000
42000
225000
380000
42000
2
594000
1151000
220000
110000
42000
225000
380000
42000
3
696000
1151000
220000
110000
42000
225000
380000
42000
4
665500
1161000
220000
120000
42000
225000
380000
42000
5
672000
1161000
220000
120000
42000
225000
380000
42000
6
670000
1161000
220000
120000
42000
225000
380000
42000
7
699500
1161000
220000
120000
42000
225000
380000
42000
8
540000
1161000
220000
120000
42000
225000
380000
42000
9
626000
1161000
220000
120000
42000
225000
380000
42000
10
691500
1179000
210000
125000
42000
225000
400000
45000
11
659000
1179000
210000
125000
42000
225000
400000
45000
12
645500
1179000
210000
125000
42000
225000
400000
45000
13
654500
1179000
210000
125000
42000
225000
400000
45000
14
673500
1179000
210000
125000
42000
225000
400000
45000
15
535000
1179000
210000
125000
42000
225000
400000
45000
16
639500
1179000
210000
125000
42000
225000
400000
45000
17
651000
1183000
210000
120000
36000
260000
380000
45000
18
665500
1183000
210000
120000
36000
260000
380000
45000
19
668500
1183000
210000
120000
36000
260000
380000
45000
20
664500
1183000
210000
120000
36000
260000
380000
45000
21
669500
1183000
210000
120000
36000
260000
380000
45000
22
574500
1183000
210000
120000
36000
260000
380000
45000
23
628000
1183000
210000
120000
36000
260000
380000
45000
24
682000
1190000
210000
115000
36000
255000
400000
42000
25
687000
1190000
210000
115000
36000
255000
400000
42000
26
661000
1190000
210000
115000
36000
255000
400000
42000
27
666000
1190000
210000
115000
36000
255000
400000
42000
28
639000
1190000
210000
115000
36000
255000
400000
42000
29
552500
1190000
210000
115000
36000
255000
400000
42000
30
624000
1190000
210000
115000
36000
255000
400000
42000
31
643500
1181000
220000
110000
42000
255000
380000
42000
Lampiran 3. Data Analisis untuk Warung 3 Tanggal
π (Rp/hari)
M (Rp/Hari)
Pb (Rp/Liter)
Pmg (Rp/Kg)
Pmt (Rp/Liter)
Ps (Rp/Kg)
Pa (Rp/Kg)
Pi (Rp/Kg)
1
254000
427000
72000
33000
30000
78000
114000
14000
2
289000
427000
72000
33000
30000
78000
114000
14000
3
315000
436000
72000
36000
30000
78000
120000
14000
4
295000
436000
72000
36000
30000
78000
120000
14000
5
273000
436000
72000
36000
30000
78000
120000
14000
6
290500
436000
72000
36000
30000
78000
120000
14000
7
289000
436000
72000
36000
30000
78000
120000
14000
8
254000
436000
72000
36000
30000
78000
120000
14000
9
288500
436000
72000
36000
30000
78000
120000
14000
10
315500
439500
74000
39000
30000
76500
120000
14000
11
312000
439500
74000
39000
30000
76500
120000
14000
12
309000
439500
74000
39000
30000
76500
120000
14000
13
306500
439500
74000
39000
30000
76500
120000
14000
14
282500
439500
74000
39000
30000
76500
120000
14000
15
242000
439500
74000
39000
30000
76500
120000
14000
16
284500
439500
74000
39000
30000
76500
120000
14000
17
297500
431500
74000
36000
30000
76500
114000
15000
18
323500
431500
74000
36000
30000
76500
114000
15000
19
336500
431500
74000
36000
30000
76500
114000
15000
20
302000
431500
74000
36000
30000
76500
114000
15000
21
302500
431500
74000
36000
30000
76500
114000
15000
22
243500
431500
74000
36000
30000
76500
114000
15000
23
294500
431500
74000
36000
30000
76500
114000
15000
24
317000
431500
74000
36000
30000
76500
114000
15000
25
314500
431500
74000
36000
30000
76500
114000
15000
26
314500
431500
74000
36000
30000
76500
114000
15000
27
334000
431500
74000
36000
30000
76500
114000
15000
28
304500
431500
74000
36000
30000
76500
114000
15000
29
240500
431500
74000
36000
30000
76500
114000
15000
30
286500
431500
74000
36000
30000
76500
114000
15000
31
321500
426500
72000
33000
30000
76500
114000
15000
Lampiran 4. Data Analisis untuk Warung 4 Tanggal
π (Rp/hari)
M (Rp/Hari)
Pb (Rp/Liter)
Pmg (Rp/Kg)
Pmt (Rp/Liter)
Ps (Rp/Kg)
Pa (Rp/Kg)
Pi (Rp/Kg)
1
23000
282500
48000
36000
24500
52000
38000
14000
2
24500
282500
48000
36000
24500
52000
38000
14000
3
42500
282500
48000
36000
24500
52000
38000
14000
4
36500
286000
48000
37500
24500
52000
40000
14000
5
30000
286000
48000
37500
24500
52000
40000
14000
6
32000
286000
48000
37500
24500
52000
40000
14000
7
35500
286000
48000
37500
24500
52000
40000
14000
8
21000
286000
48000
37500
24500
52000
40000
14000
9
23000
286000
48000
37500
24500
52000
40000
14000
10
30200
295300
52800
42000
24500
51000
40000
15000
11
31700
295300
52800
42000
24500
51000
40000
15000
12
18700
295300
52800
42000
24500
51000
40000
15000
13
21200
295300
52800
42000
24500
51000
40000
15000
14
15200
295300
52800
42000
24500
51000
40000
15000
15
15700
295300
52800
42000
24500
51000
40000
15000
16
18200
295300
52800
42000
24500
51000
40000
15000
17
27700
287300
52800
36000
24500
51000
38000
15000
18
32200
287300
52800
36000
24500
51000
38000
15000
19
34200
287300
52800
36000
24500
51000
38000
15000
20
33700
287300
52800
36000
24500
51000
38000
15000
21
26700
287300
52800
36000
24500
51000
38000
15000
22
14200
287300
52800
36000
24500
51000
38000
15000
23
20200
287300
52800
36000
24500
51000
38000
15000
24
23200
294300
52800
42000
24500
50000
40000
15000
25
31200
294300
52800
42000
24500
50000
40000
15000
26
25200
294300
52800
42000
24500
50000
40000
15000
27
22700
294300
52800
42000
24500
50000
40000
15000
28
27700
294300
52800
42000
24500
50000
40000
15000
29
7200
294300
52800
42000
24500
50000
40000
15000
30
8700
294300
52800
42000
24500
50000
40000
15000
31
42500
284500
48000
36000
24500
51000
40000
15000
Lampiran 5. Data Analisis untuk Warung 5 Tanggal
π (Rp/hari)
M (Rp/Hari)
Pb (Rp/Liter)
Pmg (Rp/Kg)
Pmt (Rp/Liter)
Ps (Rp/Kg)
Pa (Rp/Kg)
Pi (Rp/Kg)
1
39000
441000
44000
33000
70000
52000
95000
45000
2
49000
441000
44000
33000
70000
52000
95000
45000
3
51000
441000
44000
33000
70000
52000
95000
45000
4
20000
449000
44000
36000
70000
52000
100000
45000
5
44000
449000
44000
36000
70000
52000
100000
45000
6
38000
449000
44000
36000
70000
52000
100000
45000
7
22000
449000
44000
36000
70000
52000
100000
45000
8
28000
449000
44000
36000
70000
52000
100000
45000
9
11000
449000
44000
36000
70000
52000
100000
45000
10
26200
448800
41800
39000
70000
51000
100000
45000
11
40200
448800
41800
39000
70000
51000
100000
45000
12
38200
448800
41800
39000
70000
51000
100000
45000
13
27200
448800
41800
39000
70000
51000
100000
45000
14
35200
448800
41800
39000
70000
51000
100000
45000
15
28200
448800
41800
39000
70000
51000
100000
45000
16
14200
448800
41800
39000
70000
51000
100000
45000
17
43700
442300
41800
36000
70000
51000
95000
46500
18
45700
442300
41800
36000
70000
51000
95000
46500
19
52700
442300
41800
36000
70000
51000
95000
46500
20
46700
442300
41800
36000
70000
51000
95000
46500
21
45700
442300
41800
36000
70000
51000
95000
46500
22
15700
442300
41800
36000
70000
51000
95000
46500
23
33700
442300
41800
36000
70000
51000
95000
46500
24
36700
442300
41800
36000
70000
51000
95000
46500
25
48700
442300
41800
36000
70000
51000
95000
46500
26
46700
442300
41800
36000
70000
51000
95000
46500
27
34700
442300
41800
36000
70000
51000
95000
46500
28
41700
442300
41800
36000
70000
51000
95000
46500
29
28700
442300
41800
36000
70000
51000
95000
46500
30
32700
442300
41800
36000
70000
51000
95000
46500
31
46500
441500
44000
33000
70000
51000
95000
46500
Lampiran 6. Data Analisis untuk Warung 6 Tanggal
π (Rp/hari)
M (Rp/Hari)
Pb (Rp/Liter)
Pmg (Rp/Kg)
Pmt (Rp/Liter)
Ps (Rp/Kg)
Pa (Rp/Kg)
Pi (Rp/Kg)
1
68500
382500
114000
55000
52500
26000
76000
14000
2
79500
382500
114000
55000
52500
26000
76000
14000
3
106500
382500
114000
55000
52500
26000
76000
14000
4
100500
386500
114000
55000
52500
26000
80000
14000
5
101000
386500
114000
55000
52500
26000
80000
14000
6
86500
386500
114000
55000
52500
26000
80000
14000
7
108000
386500
114000
55000
52500
26000
80000
14000
8
69500
386500
114000
55000
52500
26000
80000
14000
9
80500
386500
114000
55000
52500
26000
80000
14000
10
64000
408500
120000
70000
52500
26000
80000
15000
11
91000
408500
120000
70000
52500
26000
80000
15000
12
68000
408500
120000
70000
52500
26000
80000
15000
13
87500
408500
120000
70000
52500
26000
80000
15000
14
83500
408500
120000
70000
52500
26000
80000
15000
15
45500
408500
120000
70000
52500
26000
80000
15000
16
64500
408500
120000
70000
52500
26000
80000
15000
17
83500
408500
120000
70000
52500
26000
80000
15000
18
86500
408500
120000
70000
52500
26000
80000
15000
19
66500
408500
120000
70000
52500
26000
80000
15000
20
83500
408500
120000
70000
52500
26000
80000
15000
21
89000
408500
120000
70000
52500
26000
80000
15000
22
55500
408500
120000
70000
52500
26000
80000
15000
23
56500
408500
120000
70000
52500
26000
80000
15000
24
79000
408500
120000
70000
52500
26000
80000
15000
25
74500
408500
120000
70000
52500
26000
80000
15000
26
68500
408500
120000
70000
52500
26000
80000
15000
27
83500
408500
120000
70000
52500
26000
80000
15000
28
74000
408500
120000
70000
52500
26000
80000
15000
29
47000
408500
120000
70000
52500
26000
80000
15000
30
44500
408500
120000
70000
52500
26000
80000
15000
31
87500
402500
114000
70000
52500
26000
80000
15000
Lampiran 7. Data Analisis untuk Warung 7 Tanggal
π (Rp/hari)
M (Rp/Hari)
Pb (Rp/Liter)
Pmg (Rp/Kg)
Pmt (Rp/Liter)
Ps (Rp/Kg)
Pa (Rp/Kg)
Pi (Rp/Kg)
1
16800
414200
57200
55000
21000
104000
57000
15000
2
36800
414200
57200
55000
21000
104000
57000
15000
3
36800
414200
57200
55000
21000
104000
57000
15000
4
30800
422200
57200
60000
21000
104000
60000
15000
5
20800
422200
57200
60000
21000
104000
60000
15000
6
28300
422200
57200
60000
21000
104000
60000
15000
7
24300
422200
57200
60000
21000
104000
60000
15000
8
26300
422200
57200
60000
21000
104000
60000
15000
9
22300
422200
57200
60000
21000
104000
60000
15000
10
33400
422600
54600
65000
21000
102000
60000
15000
11
26400
422600
54600
65000
21000
102000
60000
15000
12
12400
422600
54600
65000
21000
102000
60000
15000
13
11400
422600
54600
65000
21000
102000
60000
15000
14
25900
422600
54600
65000
21000
102000
60000
15000
15
22400
422600
54600
65000
21000
102000
60000
15000
16
16400
422600
54600
65000
21000
102000
60000
15000
17
26400
415600
54600
60000
21000
102000
57000
16000
18
28400
415600
54600
60000
21000
102000
57000
16000
19
30900
415600
54600
60000
21000
102000
57000
16000
20
30400
415600
54600
60000
21000
102000
57000
16000
21
35900
415600
54600
60000
21000
102000
57000
16000
22
26400
415600
54600
60000
21000
102000
57000
16000
23
34400
415600
54600
60000
21000
102000
57000
16000
24
35400
415600
54600
60000
21000
102000
57000
16000
25
26400
415600
54600
60000
21000
102000
57000
16000
26
24400
415600
54600
60000
21000
102000
57000
16000
27
25900
415600
54600
60000
21000
102000
57000
16000
28
29900
415600
54600
60000
21000
102000
57000
16000
29
26900
415600
54600
60000
21000
102000
57000
16000
30
37400
415600
54600
60000
21000
102000
57000
16000
31
41800
413200
57200
55000
21000
102000
57000
16000
Lampiran 8. Data Analisis untuk Warung 8 Tanggal
π (Rp/hari)
M (Rp/Hari)
Pb (Rp/Liter)
Pmg (Rp/Kg)
Pmt (Rp/Liter)
Ps (Rp/Kg)
Pa (Rp/Kg)
Pi (Rp/Kg)
1
1730300
1062200
88200
33000
14000
204000
380000
180000
2
1791300
1062200
88200
33000
14000
204000
380000
180000
3
1908300
1062200
88200
33000
14000
204000
380000
180000
4
1893800
1085200
88200
36000
14000
204000
400000
180000
5
1931800
1085200
88200
36000
14000
204000
400000
180000
6
1842800
1085200
88200
36000
14000
204000
400000
180000
7
1901800
1085200
88200
36000
14000
204000
400000
180000
8
1733800
1085200
88200
36000
14000
204000
400000
180000
9
1768300
1085200
88200
36000
14000
204000
400000
180000
10
1858600
1072400
92400
39000
14000
204000
380000
180000
11
1881100
1072400
92400
39000
14000
204000
380000
180000
12
1870100
1072400
92400
39000
14000
204000
380000
180000
13
1872600
1072400
92400
39000
14000
204000
380000
180000
14
1885600
1072400
92400
39000
14000
204000
380000
180000
15
1748600
1072400
92400
39000
14000
204000
380000
180000
16
1798600
1072400
92400
39000
14000
204000
380000
180000
17
1865100
1093400
92400
36000
14000
208000
400000
180000
18
1885600
1093400
92400
36000
14000
208000
400000
180000
19
1907600
1093400
92400
36000
14000
208000
400000
180000
20
1868100
1093400
92400
36000
14000
208000
400000
180000
21
1900600
1093400
92400
36000
14000
208000
400000
180000
22
1776600
1093400
92400
36000
14000
208000
400000
180000
23
1794600
1093400
92400
36000
14000
208000
400000
180000
24
1831600
1093400
92400
36000
14000
208000
400000
180000
25
1929100
1093400
92400
36000
14000
208000
400000
180000
26
1940100
1093400
92400
36000
14000
208000
400000
180000
27
1934100
1093400
92400
36000
14000
208000
400000
180000
28
1888100
1093400
92400
36000
14000
208000
400000
180000
29
1768100
1093400
92400
36000
14000
208000
400000
180000
30
1770100
1093400
92400
36000
14000
208000
400000
180000
31
1916600
1086400
92400
33000
14000
204000
400000
180000
Lampiran 9. Data Analisis untuk Warung 9 Tanggal
π (Rp/hari)
M (Rp/Hari)
Pb (Rp/Liter)
Pmg (Rp/Kg)
Pmt (Rp/Liter)
Ps (Rp/Kg)
Pa (Rp/Kg)
Pi (Rp/Kg)
1
45500
326500
64500
33000
35000
52000
57000
15000
2
47000
326500
64500
33000
35000
52000
57000
15000
3
61000
332500
64500
36000
35000
52000
60000
15000
4
53000
332500
64500
36000
35000
52000
60000
15000
5
52000
332500
64500
36000
35000
52000
60000
15000
6
57500
332500
64500
36000
35000
52000
60000
15000
7
59000
332500
64500
36000
35000
52000
60000
15000
8
46500
332500
64500
36000
35000
52000
60000
15000
9
40500
332500
64500
36000
35000
52000
60000
15000
10
55500
331500
61500
39000
35000
51000
60000
15000
11
56000
331500
61500
39000
35000
51000
60000
15000
12
59000
331500
61500
39000
35000
51000
60000
15000
13
43500
331500
61500
39000
35000
51000
60000
15000
14
48500
331500
61500
39000
35000
51000
60000
15000
15
43000
331500
61500
39000
35000
51000
60000
15000
16
55500
331500
61500
39000
35000
51000
60000
15000
17
61000
326500
61500
36000
35000
51000
57000
16000
18
60500
326500
61500
36000
35000
51000
57000
16000
19
55000
326500
61500
36000
35000
51000
57000
16000
20
51500
326500
61500
36000
35000
51000
57000
16000
21
52500
326500
61500
36000
35000
51000
57000
16000
22
61000
326500
61500
36000
35000
51000
57000
16000
23
54000
326500
61500
36000
35000
51000
57000
16000
24
61000
326500
61500
36000
35000
51000
57000
16000
25
66000
326500
61500
36000
35000
51000
57000
16000
26
55000
326500
61500
36000
35000
51000
57000
16000
27
53500
326500
61500
36000
35000
51000
57000
16000
28
60500
326500
61500
36000
35000
51000
57000
16000
29
57500
326500
61500
36000
35000
51000
57000
16000
30
58500
326500
61500
36000
35000
51000
57000
16000
31
65000
326500
64500
33000
35000
51000
57000
16000
Lampiran 10. Data Analisis untuk Warung 10 Tanggal
π (Rp/hari)
M (Rp/Hari)
Pb (Rp/Liter)
Pmg (Rp/Kg)
Pmt (Rp/Liter)
Ps (Rp/Kg)
Pa (Rp/Kg)
Pi (Rp/Kg)
1
27000
125000
12000
7000
7000
50000
20000
14000
2
38500
125000
12000
7000
7000
50000
20000
14000
3
53500
125000
12000
7000
7000
50000
20000
14000
4
60300
126200
13200
6000
7000
51000
20000
14000
5
53300
126200
13200
6000
7000
51000
20000
14000
6
44800
126200
13200
6000
7000
51000
20000
14000
7
42300
126200
13200
6000
7000
51000
20000
14000
8
29300
126200
13200
6000
7000
51000
20000
14000
9
38300
126200
13200
6000
7000
51000
20000
14000
10
58500
128000
12000
7000
7000
52000
21000
14000
11
52500
128000
12000
7000
7000
52000
21000
14000
12
44000
128000
12000
7000
7000
52000
21000
14000
13
45500
128000
12000
7000
7000
52000
21000
14000
14
47500
128000
12000
7000
7000
52000
21000
14000
15
24000
128000
12000
7000
7000
52000
21000
14000
16
30500
128000
12000
7000
7000
52000
21000
14000
17
42000
129000
12000
7000
7000
52000
21000
15000
18
55000
129000
12000
7000
7000
52000
21000
15000
19
32500
129000
12000
7000
7000
52000
21000
15000
20
51500
129000
12000
7000
7000
52000
21000
15000
21
42000
129000
12000
7000
7000
52000
21000
15000
22
23000
129000
12000
7000
7000
52000
21000
15000
23
28000
129000
12000
7000
7000
52000
21000
15000
24
50800
129200
13200
7000
7000
51000
21000
15000
25
52300
129200
13200
7000
7000
51000
21000
15000
26
44800
129200
13200
7000
7000
51000
21000
15000
27
53300
129200
13200
7000
7000
51000
21000
15000
28
35300
129200
13200
7000
7000
51000
21000
15000
29
21800
129200
13200
7000
7000
51000
21000
15000
30
23300
129200
13200
7000
7000
51000
21000
15000
31
49000
127000
12000
7000
7000
51000
20000
15000
Keterangan: Warung 1 Warung 2 Warung 3 Warung 4 Warung 5 Warung 6 Warung 7 Warung 8 Warung 9 Warung 10 π M Pb
: Rumah Makan Padang Pak Herman, : Rumah Makan Padang Pak Iman, : Warteg Bungsu Ibu Tari, : Warteg Hasanah Ibu Anah, : Rumah Makan Sami Raos Pak Rudi, : Rumah Makan Indra Jaya Pak Emroh, : Rumah Makan Berkah Pak Adad, : Rumah Makan Bang Ucok Pak Dedi Saputra, : Warteg Yusa Ibu Yusa, : Warteg Ibu Martini, : Keuntungan Usaha (Rupiah), : Modal Usaha (Rupiah), : Harga beras (Rupiah per Liter),
Pmg Pmt Ps Pa Pi
: Harga minyak goreng (Rupiah per Kg), : Harga minyak tanah (Rupiah per Liter), : Harga daging sapi (Rupiah per Kg), : Harga daging ayam (Rupiah per Kg), : Harga ikan (Rupiah per Kg).
Lampiran 11. Hasil Estimasi Model Keuntungan (Metode Common) Dependent Variable: π Method: Pooled Least Squares Date: 05/08/08 Time: 20:31 Sample: 1 31 Included observations: 31 Number of cross-sections used: 10 Total panel (balanced) observations: 310
Variable C M Pb Pmg Pmt Ps Pa Pi R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Log likelihood Durbin-Watson stat
Coefficient 145067.5 2.274724 -0.612834 -4.174917 -11.76978 -6.361691 0.843010 3.235065 0.983225 0.982836 71078.71 -3898.997 0.303771
Std. Error 17864.59 0.267468 0.328662 0.489907 0.673768 0.576128 0.197449 0.508713
t-Statistic 8.120389 8.504643 -1.864635 -8.521852 -17.46861 -11.04215 4.269517 6.359308
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid F-statistic Prob(F-statistic)
Prob. 0.0000 0.0000 0.0632 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 340275.5 542534.3 1.53E+12 2528.649 0.000000
Lampiran 12. Hasil Estimasi Uji Heteroskedastisitas Dependent Variable: P Method: Pooled Least Squares Date: 05/23/07 Time: 06:14 Sample: 1 31 Included observations: 31 Number of cross-sections used: 10 Total panel (balanced) observations: 310 White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance
Variable C M Pb Pmg Pmt Ps Pa Pi R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Log likelihood Durbin-Watson stat
Coefficient 145067.5 2.274724 -0.612834 -4.174917 -11.76978 -6.361691 0.843010 3.235065 0.983225 0.982836 71078.71 -3898.997 0.303771
Std. Error 13604.43 0.191698 0.259921 0.439031 0.513571 0.453085 0.144009 0.401046
t-Statistic 10.66325 11.86619 -2.357774 -9.509395 -22.91756 -14.04084 5.853856 8.066568
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid F-statistic Prob(F-statistic)
Prob. 0.0000 0.0000 0.0190 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 340275.5 542534.3 1.53E+12 2528.649 0.000000
Lampiran 13. Hasil Estimasi Model Keuntungan dengan Metode GLS (Cross Section Weights) Dependent Variable: π Method: GLS (Cross Section Weights) Date: 05/08/08 Time: 21:35 Sample: 1 31 Included observations: 31 Number of cross-sections used: 10 Total panel (balanced) observations: 310 One-step weighting matrix
Variable
Coefficien t
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C M Pb Pmg Pmt Ps Pa Pi
129728.2 2.199774 -0.432571 -3.243626 -12.17822 -6.357882 0.743737 3.747830
10867.16 0.120155 0.217995 0.257443 0.352780 0.315527 0.099375 0.260304
11.93764 18.30780 -1.984313 -12.59938 -34.52070 -20.15002 7.484149 14.39789
0.0000 0.0000 0.0481 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Weighted Statistics R-squared 0.988165 Adjusted R-squared 0.987891 S.E. of regression 61772.28 Log likelihood -3650.148 Durbin-Watson stat 0.569762
Mean dependent var 392482.2 S.D. dependent var 561350.6 Sum squared resid 1.15E+1 2 F-statistic 3602.226 Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics R-squared 0.982533 Mean dependent var 340275.5 Adjusted R-squared 0.982128 S.D. dependent var 542534.3 S.E. of regression 72529.66 Sum squared resid 1.59E+1 2 Durbin-Watson stat 0.292333
Lampiran 14. Hasil Estimasi Model Keuntungan (Metode Random Effect)
Dependent Variable: P Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 05/23/07 Time: 06:03 Sample: 1 31 Included observations: 31 Cross-sections included: 10 Total pool (balanced) observations: 310 Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error C -124037.2 62035.91 M 0.017880 0.910292 Pb 1.809309 1.110731 Pmg -0.562576 1.204645 Pmt -2.797712 1.798398 Ps 1.013422 1.217385 Pa -0.258660 0.893803 Pi 9.514837 1.540795 Random Effects (Cross) _WARUNG1--C 108378.4 _WARUNG2--C -20949.12 _WARUNG3--C 192779.4 _WARUNG4--C -38401.09 _WARUNG5--C -167010.8 _WARUNG6--C 17850.66 _WARUNG7--C -97559.70 _WARUNG8--C 30558.65 _WARUNG9--C -5867.710 _WARUNG10--C -19778.81 Effects Specification Cross-section random Idiosyncratic random R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic) R-squared Sum squared resid
t-Statistic -1.999441 0.019642 1.628935 -0.467006 -1.555669 0.832458 -0.289393 6.175277
Prob. 0.0465 0.9843 0.1044 0.6408 0.1208 0.4058 0.7725 0.0000
S.D. 57901.96 47595.28
Rho 0.5968 0.4032
Weighted Statistics 0.654962 Mean dependent var 0.646965 S.D. dependent var 56630.24 Sum squared resid 81.89527 Durbin-Watson stat 0.000000 Unweighted Statistics 0.958038 Mean dependent var 3.82E+12 Durbin-Watson stat
49697.93 95310.21 9.69E+11 0.427654 340275.5 0.108524
Lampiran 15. Hasil Perhitungan Penerimaan atas Biaya (R/C)
Ratio R/C (Persen per Hari)
Rata‐rata R/C per Hari per Warung Rata‐rata R/C per Hari Standar Deviasi per Warung Rata‐rata Standar Deviasi
W1
W2
W3
W4
W5
W6
W7
W8
W9
W10
1,2044
1,4479
1,5948
1,0814
1,0884
1,1791
1,0406
2,6290
1,1394
1,2160
1,1939
1,5161
1,6768
1,0867
1,1111
1,2078
1,0888
2,6864
1,1440
1,3080
1,2128
1,6047
1,7225
1,1504
1,1156
1,2784
1,0888
2,7966
1,1835
1,4280
1,1922
1,5732
1,6766
1,1276
1,0445
1,2600
1,0730
2,7451
1,1594
1,4778
1,1812
1,5788
1,6261
1,1049
1,0980
1,2613
1,0493
2,7801
1,1564
1,4223
1,1600
1,5771
1,6663
1,1119
1,0846
1,2238
1,0670
2,6981
1,1729
1,3550
1,1829
1,6025
1,6628
1,1241
1,0490
1,2794
1,0576
2,7525
1,1774
1,3352
1,1668
1,4651
1,5826
1,0734
1,0624
1,1798
1,0623
2,5977
1,1398
1,2322
1,1643
1,5392
1,6617
1,0804
1,0245
1,2083
1,0528
2,6295
1,1218
1,3035
1,1830
1,5865
1,7179
1,1023
1,0584
1,1567
1,0790
2,7331
1,1674
1,4570
1,2134
1,5589
1,7099
1,1073
1,0896
1,2228
1,0625
2,7541
1,1689
1,4102
1,2143
1,5475
1,7031
1,0633
1,0851
1,1665
1,0293
2,7438
1,1780
1,3438
1,2270
1,5551
1,6974
1,0718
1,0606
1,2142
1,0270
2,7462
1,1312
1,3555
1,2092
1,5712
1,6428
1,0515
1,0784
1,2044
1,0613
2,7583
1,1463
1,3711
1,1695
1,4538
1,5506
1,0532
1,0628
1,1114
1,0530
2,6305
1,1297
1,1875
1,1745
1,5424
1,6473
1,0616
1,0316
1,1579
1,0388
2,6772
1,1674
1,2383
1,2576
1,5503
1,6895
1,0964
1,0988
1,2044
1,0635
2,7058
1,1868
1,3256
1,2855
1,5626
1,7497
1,1121
1,1033
1,2118
1,0683
2,7245
1,1853
1,4264
1,4499
1,5651
1,7798
1,1190
1,1191
1,1628
1,0744
2,7446
1,1685
1,2519
1,4717
1,5617
1,6999
1,1173
1,1056
1,2044
1,0731
2,7085
1,1577
1,3992
1,4617
1,5659
1,7010
1,0929
1,1033
1,2179
1,0864
2,7382
1,1608
1,3256
1,4465
1,4856
1,5643
1,0494
1,0355
1,1359
1,0635
2,6248
1,1868
1,1783
1,4530
1,5309
1,6825
1,0703
1,0762
1,1383
1,0828
2,6413
1,1654
1,2171
1,4403
1,5731
1,7346
1,0788
1,0830
1,1934
1,0852
2,6751
1,1868
1,3932
1,4691
1,5773
1,7289
1,1060
1,1101
1,1824
1,0635
2,7643
1,2021
1,4048
1,4604
1,5555
1,7289
1,0856
1,1056
1,1677
1,0587
2,7744
1,1685
1,3467
1,4560
1,5597
1,7740
1,0771
1,0785
1,2044
1,0623
2,7689
1,1639
1,4125
1,4530
1,5370
1,7057
1,0941
1,0943
1,1812
1,0719
2,7268
1,1853
1,2732
1,4255
1,4643
1,5574
1,0245
1,0649
1,1151
1,0647
2,6171
1,1761
1,1687
1,4312
1,5244
1,6640
1,0296
1,0739
1,1089
1,0900
2,6189
1,1792
1,1803
1,4783
1,5449
1,7538
1,1494
1,1053
1,2174
1,1012
2,7642
1,1991
1,3858
1,3061
1,5445
1,6791
1,0889
1,0807
1,1922
1,0658
2,7082
1,1663
1,3268
0,1302
0,0416
0,0610
0,0309
0,0259
0,0177
0,0585
0,0203
0,0904
1,4159 0,0448
0,0521
Lampiran 16. Kuisioner Wawancara KUISIONER PENELITIAN DAMPAK KENAIKAN HARGA KEBUTUHAN BAHAN POKOK TERHADAP KEUNTUNGAN WARUNG MAKAN SEDERHANA DI SEKITAR KAMPUS IPB DRAMAGA
Kuisioner ini digunakan dalam rangka menyusun bahan penelitian untuk skripsi oleh Eka Kurniaty, mahasiswi Program Sarjana Ekonomi, Institut Pertanian Bogor. Mohon Bapak/Ibu berkenan untuk mengisi kuisioner dengan jujur dan objektif sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, karena hal ini sangat membantu keberhasilan penelitian ini. Terima kasih. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
I. DATA RESPONDEN Nama : ……………………………………………. Umur : ……………………………………………. Jenis kelamin : ……………………………………………. Pendidikan terakhir : …………………………………………….. Status : …………………………………………….. Jumlah anggota keluarga : ……………………………………………..
II. KARAKTERISTIK USAHA 1. Jenis usaha/pekerjaan apa yang sedang Saudara lakukan sekarang?.……........... 2. Siapa konsumen yang mendominasi usaha yang anda jalani? a. Mahasiswa c. Karyawan/Pegawai b. Rumah Tangga d. Lainnya....................... 3. Apakah status pekerjaan yang sedang Saudara jalankan ini? a. Pekerjaan utama b. Pekerjaan Sampingan 4. Pekerjaan apakah sebelum Saudara menekuni usaha/pekerjaan ini? d. PNS a. Petani e. Buruh b. Pedagang f. Lainnya................................................. c. Karyawan Swasta 5. Apakah Saudara menyenangi pekerjaan ini? a. Ya b. Tidak 6. Apakah alasan utama Saudara menekuni usaha/pekerjaan ini? a. Keinginan sendiri c. Tidak ada pekerjaan lain b. Meneruskan usaha keluarga d. Lainnya............................................... 7. Sudah berapa lamakah Saudara melakukan usaha/pekerjaan ini? ................tahun 8. Berapa lamakah waktu untuk bekerja setiap harinya?……......….................jam per hari 9. Berapa harikah saudara bekerja selama 1 minggu?………...…. .............hari per minggu
10. Pada hari apa saja warung anda sepi pengunjung?.............................................. 11. Pada hari apa saja warung anda ramaipengunjung?............................................. 12. Apakah saudara memiliki perkumpulan/organisasi pada jenis pekerjaan yang sama? a. Ya b. Tidak 13. Berapakah jumlah tenaga kerja (termasuk saudara/pemilik) Pekerja Dibayar Pekerja Tdk Dibayar Jumlah Laki - laki Perempuan Laki - laki Perempuan 14. Jika memiliki tenaga kerja dibayar / upahan, berapakah upah tenaga kerja tersebut? Rp .......................... per hari atau Rp ......................... per bulan 15. Bagaimana status kepemilikan lahan yang anda miliki? a. Sewa b Milik sendiri 16. Jika NO. 15 jawaban adalah sewa, berapa biaya sewa lahan yang keluarkan setap harinya?(Sebutkan...........................................................................................) III. PERMODALAN 1. Berasal dari manakah modal untuk melakukan usaha ini : a. Modal sendiri b. Hibah/ Pemberian c. Pinjaman (sebutkan……………………………..) d. Lainnya (sebutkan……………………………..) 2. Berapakah modal awal usaha yang saudara jalankan? a. Rp. 0 – 500.000 d. Rp. 2.001.000 – Rp 4.000.000 b. Rp. 501.000 – Rp 1.000.000 e. Rp. 4.001.000 – Rp. 8.000.000 c. Rp. 1.001.000 – Rp. 2.000.000 f. ≥ Rp . 8.001.000 3. Bagaimanakah perkiraan saudara mengenai perkembangan usaha ini di masa mendatang? c. lebih buruk a. Lebih baik d. Tidak tahu b. Sama buruk 4. Masalah/hambatan apa yang saudara sering hadapi? d. Transportasi a. Modal terbatas b. Pungutan Liar e. Tidak ada f. Lainnya c. Lokasi usaha (sebutkan………………...…) 5. Berapakah total pendapatan rata-rata Saudara untuk usaha/pekerjaan ini? Rp...............…................../hari atau Rp............................................/bulan. 6. Berapakah total biaya yang dikeluarkan untuk usaha/pekerjaan ini? Rp...................................per hari atau Rp.........................................per bulan.
IV.
PEROLEHAN INPUT
1. Berapa jumlah dan harga bahan baku yang anda butuhkan dalam periode tanggal 1 Maret sampai dengan 10 Maret 2008 ? No Bahan Baku Satuan Jumlah Harga Bahan Kebutuhan Pokok 1 Beras Rp/liter 2 Minyak Goreng Rp/Kg 3 Minyak Tanah Rp/liter 4 Daging Mentah Rp/Kg 5 Ayam Mentah Rp/Kg 6 Ikan Mentah Rp/kg 7 Total
2. Berapa jumlah dan harga bahan baku yang anda butuhkan dalam periode tanggal 11 Maret sampai dengan 20 Maret 2008 ? No Bahan Baku Satuan Jumlah Harga Bahan Kebutuhan Pokok 1 Beras Rp/liter 2 Minyak Goreng Rp/Kg 3 Minyak Tanah Rp/liter 4 Daging Mentah Rp/Kg 5 Ayam Mentah Rp/Kg 6 Ikan Mentah Rp/kg 7 Total 3. Berapa jumlah dan harga bahan baku yang anda butuhkan dalam periode tanggal 21 Maret sampai dengan 31 Maret 2008 ? No Bahan Baku Satuan Jumlah Harga Bahan Kebutuhan Pokok 1 Beras Rp/liter 2 Minyak Goreng Rp/Kg 3 Minyak Tanah Rp/liter 4 Daging Mentah Rp/Kg
5 6 7
Ayam Mentah Ikan Mentah Total
Rp/Kg Rp/kg
4. Bagaimana dampak kenaikan harga bahan pokok terhadap keuntungan warung makan sederhana yang anda kelola? Untung a. Rugi b. Tetap c. Lainnya ................. d. 5. Bagaimana cara anda untuk menyesuaikan harga jual output terhadap kenaikan harga bahan pokok ? Naik a. Turun b. Tetap c. Rincian Penjualan Dan Pembelian Pada Warung Makan Sederhana Dilakukan setiap hari mulai tanggal 1-31 Maret 2008 Tabel Pengeluaran dan lain-lain No Rincian Satuan Jumlah Kebutuhan Total Harga Pengeluaran 1 Beras Rp/liter 2 Minyak Goreng Rp/Kg 3 Minyak Tanah Rp/liter 4 Daging Mentah Rp/Kg 5 Ayam Mentah Rp/Kg 6 Ikan Mentah Rp/kg 7 Iuran Kebersihan Rp 8 Biaya Sewa Rp 9 Upah Pegawai Rp Jumlah