The 14 FSTPT Simposium Internasional, Pekanbaru, 11-12 November 2011
DAMPAK KEGIATAN BERPARKIR PADA BADAN JALAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN Imam Teguh Wibowo Fakultas Sains dan Teknik Universitas Jenderal Soedirman Jln. Mayjen Sungkono Km 5, Blater, Purbalingga Telp: (0281) 6596801
[email protected]
Probo Hardini Staf Pengajar Prodi Teknik Sipil Fakultas Sains dan Teknik Universitas Jenderal Soedirman Jln. Mayjen Sungkono Km 5, Blater, Purbalingga Telp: (0281) 6596801
[email protected]
Gathot Heri Sudibyo Staf Pengajar Prodi Teknik Sipil Fakultas Sains dan Teknik Universitas Jenderal Soedirman Jln. Mayjen Sungkono Km 5, Blater, Purbalingga Telp: (0281) 6596801
[email protected]
Abstract This research was conducted with the aim to determine the effect of parked vehicles at the road against the flow characteristics of traffic at city streets with a case study in Soedirman Purbalingga street. Input data obtained through field surveys in the form of geometric data, traffic flow data, the data side constraints, the data travel time and vehicle condition Purbalingga city. The scenario of this study is to divide the road into two segments. The first segment is the traffic conditions at the time the road is normal or not used for parked activity. The second segment is the traffic conditions at the time the road is mainly used for parked activity. Analysis of the influence of parking vehicles in traffic flow characteristics is conducted by comparing the characteristics of traffic flow both conditions. These results indicate that the activity On-street parking can affect the performance segment of the course, among others, raise the frequency weighted on the side barrier of 48.02%, the reduced road capacity by 6.28%, the reduced speed of the free flow of 6.28%, raising the value of the degree of saturation (DS) of 7.79%, reduced the real rate of 10.52% and increase vehicle travel time by 22.22%. Key Words: On-Street Parking, Traffic flow characteristics, Urban road
PENDAHULUAN Latar Belakang Kabupaten Purbalingga merupakan bagian dari propinsi Jawa Tengah yang memiliki luas wilayah 77.764,122 Ha / 777,64 Km2 dengan jumlah penduduk pada akhir 2009 sebanyak 901.369 jiwa (BPS Purbalingga). Perkembangan Kota Purbalingga yang dinamis menuntut kebutuhan akan sarana transportasi menjadi semakin tinggi pula. Hal demikian terjadi pada ruas Jalan Jenderal Soedirman yang terletak di Central Bussines District (CBD) yang mempunyai aktivitas kegiatan masyarakat yang cukup tinggi, sehingga menuntut aktivitas kegiatan transportasi yang cukup tinggi pula. Permasalahan muncul akibat banyaknya aktivitas di sisi Jalan Jenderal Soedirman dan kegiatan parkir yang menjadi sebab terjadinya hambatan samping yang mengisi badan Jalan Jenderal Soedirman, sehingga menimbulkan dampak terhadap sistem pergerakan terutama di depan Swalayan ABC. Hal tersebut tentunya akan mempengaruhi kinerja ruas jalan, antara lain bertambahnya waktu perjalanan yang berakibat menurunkan kecepatan kendaraan dan menurunkan kapasitas jalan yang memperbesar nilai Degree of Saturation (DS).
The 14 FSTPT Simposium Internasional, Pekanbaru, 11-12 November 2011 Perumusan Masalah Berdasarkan keberadaan ruas Jalan Jenderal Soedirman yang terletak di central bussines district (CBD) dapat diperoleh rumusan masalah “Bagaimana dampak penggunaan badan jalan untuk kegiatan berparkir (On-Street Parking) di ruas Jalan Jenderal Soedirman khususnya di depan Swalayan ABC terhadap kinerja ruas jalan”. Tujuan Penelitian Secara spesifik tujuan yang ingin di peroleh dari penelitian ini adalah mengkaji dampak kegiatan berparkir di badan jalan (On-Street Parking) di ruas Jalan Jenderal Soedirman oleh para pengunjung Swalayan ABC terhadap kinerja ruas jalannya. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : a. Sebagai dasar bagi penyedia jasa dan pemerintah untuk melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan kegiatan berparkir di badan jalan. b. Memberikan masukan pada pemerintah daerah dan instansi yang terkait untuk memperbaiki sistem parkirnya guna meningkatkan kegiatan transportasi yang dapat dinikmati oleh semua elemen masyarakat. c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah studi transportasi dan menjadi bahan acuan bagi penelitian selanjutnya yang mengkaji masalah serupa atau memiliki tema yang terkait lainnya. Batasan Masalah a. Digunakan analisis pengolahan data dengan mengacu pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997) jalan perkotaan. b. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada lokasi penelitian yaitu pada Jalan Jenderal Soedirman Purbalingga, khususnya di depan Swalayan ABC yang dianggap memakan badan jalan cukup luas untuk kegiatan berparkir (On-Street Parking). c. Survei penelitian dilakukan saat kondisi lalu-lintas pada hari dan jam sibuk puncak (peak time) pada saat ruas jalan normal, yaitu belum ada kegiatan berparkir (tanpa OnStreet Parking) maupun (peak time) pada saat ruas jalan di pergunakan untuk kegiatan berparkir (On-Street Parking). d. Dalam analisis perhitungan, jenis kendaraan yang diteliti dikonversi menjadi mobil penumpang. e. Survei penelitian di lakukan pada hari dan cuaca dalam keadaan cerah.
TINJAUAN PUSTAKA Parkir di Jalan (On-Street Parking) Parkir pada tepi jalan sering disebut dengan (curb parking). Pada dasarnya parkir jenis ini memanfaatkan sebagian ruas jalan, baik satu sisi maupun dua sisi sehingga menyebabkan terjadinya pengurangan lebar efektif jalan yang akan mempengaruhi volume lalu-lintas kendaraan yang dapat ditampung oleh ruas jalan tersebut. Dibeberapa negara berkembang diberlakukan ketentuan, diantaranya : parkir di jalan dikenai tarif dan denda yang sangat tinggi sehingga pengemudi memarkir kendaraan seperlunya saja, sebelum dikenai denda
The 14 FSTPT Simposium Internasional, Pekanbaru, 11-12 November 2011 karena melampaui batas waktu, atau parkir dibangunan parkir atau pergi dengan menggunakan kendaraan umum. Karakteristik Arus Lalu Lintas Lalu-lintas di dalam UU No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu-lintas dan Angkutan Jalan, didefinisikan sebagai gerak kendaraan dan orang di ruang lalu-lintas jalan, sedang yang dimaksud dengan ruang lalu-lintas jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa jalan dan fasilitas pendukung. Karakteristik dasar lalu-lintas pada dasarnya ditunjukkan oleh parameter arus lalu-lintas (flow), kecepatan (speed) dan kerapatan (density). Kapasitas Jalan Kapasitas jalan adalah kemampuan ruas jalan untuk menampung arus atau volume lalulintas yang ideal dalam satuan waktu tertentu, dinyatakan dalam jumlah kendaraan yang melewati potongan jalan tertentu dalam satu jam (kend/jam), atau dengan mempertimbangan berbagai jenis kendaraan yang melalui suatu jalan digunakan satuan mobil penumpang sebagai satuan kendaraan dalam perhitungan kapasitas maka kapasitas menggunakan satuan mobil penumpang per jam atau (smp/jam). Faktor yang mempengaruhi kapasitas jalan kota antara lain adalah lebar jalur atau lajur, ada tidaknya pemisah/median jalan, hambatan samping (bahu/kerb) jalan, besarnya ukuran kota (jumlah penduduk). Rumus di wilayah perkotaan ditunjukkan dengan persamaan berikut ini : Dimana : C = Kapasitas (smp/jam) CO = Kapasitas dasar (smp/jam) FCW = Faktor koreksi kapasitas untuk lebar jalan FCSP = Faktor koreksi kapasitas akibat pembagian arah (tidak berlaku untuk jalan satu arah) FCSF = Faktor koreksi kapasitas akibat hambatan samping FCCS = Faktor koreksi kapasitas akibat ukuran kota (jumlah penduduk) Volume Lalu-lintas Volume lalu-lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu penampang tertentu pada suatu ruas jalan tertentu dalam satuan waktu tertentu. Volume lalu-lintas rata-rata adalah jumlah kendaraan rata-rata dihitung menurut satu satuan waktu tertentu, bisa harian yang dikatakan sebagai Volume lalu-lintas harian rata-rata/LHR. Volume lalu-lintas dapat dihitung dengan persamaan berikut ini : Dimana : Q = Volume (smp/jam) N = Jumlah Kendaraan (smp) T = Waktu Pengamatan (jam)
The 14 FSTPT Simposium Internasional, Pekanbaru, 11-12 November 2011 Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997), salah satu faktor yang mempengaruhi karakteristik arus lalu-lintas adalah kendaraan. Pengelompokan kendaraan biasanya dilakukan berdasarkan berat, dimensi dan karakteristik operasionalnya. Untuk jalan perkotaan pengelompokan jenis kendaraan dibagi menjadi sebagai berikut : a. Kendaraan Ringan/Light Vehicle (LV) Kendaraan bermotor ber as dua dengan 4 roda dan dengan jarak as 2,0-3,0 m (mobil penumpang, oplet, mikrobis, pick-up dan truk kecil). b. Kendaraan Berat/Heavy Vehicle (HV) Kendaraan bermotor dengan lebih dari 4 roda dan jarak as lebih dari 3,50 m (bis, truk 2 as, truk 3 as dan truk kombinasi). c. Sepeda Motor/Motor Cycle (MC) Kendaraan bermotor dengan 2 atau 3 roda (sepeda motor dan kendaraan roda 3). d. Kendaraan Tak Bermotor/Unmotoris (UM) Kendaraan beroda yang digerakan dengan tenaga manusia atau hewan (sepeda, becak, kereta kuda dan kereta dorong). Kecepatan Arus Bebas Kecepatan arus bebas adalah kecepatan lalu-lintas secara teoritis pada saat kepadatannya kosong, yaitu pada saat tidak ada kendaraan. Kecepatan dan waktu tempuh adalah pengukuran kinerja lalu-lintas dari sistem jalan eksisting, dan kecepatan adalah variabel kunci dalam perancangan ulang atau perancangan dari fasilitas baru. Hampir semua model analisis dan simulasi lalu-lintas memperkirakan kecepatan dan waktu tempuh sebagai kinerja pengukuran perancangan, permintaan dan pengontrol sistem jalan Rumus kecepatan arus bebas dapat dihitung dengan persamaan berikut ini : Dimana : FV = Kecepatan arus bebas untuk kendaraan ringan (km/jam) FVO = Kecepatan arus bebas dasar untuk kendaraan ringan (km/jam) FVW = Faktor koreksi kecepatan arus bebas akibat lebar jalan FFVSF = Faktor koreksi kecepatan arus bebas akibat kondisi hambatan samping FFVCS = Faktor koreksi kecepatan arus bebas akibat ukuran kota (jumlah penduduk) Hambatan Samping Hambatan samping adalah dampak pada lalu-lintas yang diakibatkan oleh aktivitas di sisi jalan, banyak aktifitas samping jalan yang sering menimbulkan konflik dan terkadang besar pengaruhnya terhadap arus lalu-lintas. Adapun hambatan samping yang berpengaruh pada kapasitas dan kinerja jalan perkotaan antara lain : a. Pejalan kaki. b. Angkutan umum dan kendaraan lain berhenti sejenak. c. Kendaraan lambat (misalnya : becak, sepeda, kereta kuda). d. Kendaraan masuk dan keluar dari lahan di samping jalan / lahan parkir.
The 14 FSTPT Simposium Internasional, Pekanbaru, 11-12 November 2011 Derajat Kejenuhan (DS) Derajat kejenuhan adalah rasio arus lalu-lintas terhadap kapasitas jalan. Nilai derajat kejenuhan akan menunjukkan apakah segmen jalan itu akan mempunyai suatu masalah dalam kapasitas atau tidak. Besarnya nilai derajat kejenuhan ditunjukkan pada rumus berikut :
Dimana : DS = Derajat Kejenuhan (Degree of Saturation) Q = Volume lalu-lintas yang melewati suatu segmen jalan per satuan waktu (smp/jam) C = Kapasitas jalan (smp/jam) Keterangan : DS > 0.75 → Macet 0.65 < DS < 0.75 → Kurang lancar DS < 0.65 → Lancar Nilai DS tidak boleh melebihi angka satu, karena jika nilai DS lebih dari satu maka akan terjadi masalah yang serius karena pada jam puncak rencana arus lalu-lintas yang ada akan melebihi nilai kapasitas jalan dalam menampung arus lalu-lintas. Nilai DS yang paling ideal adalah dibawah angka 0,75. Time Mean Speed Kecepatan rata-rata waktu adalah kecepatan rata-rata kenderaan yang melalui satu titik tertentu pada ruang jalan untuk suatu interval waktu tertentu. Rumus Time Mean Speed dapat dihitung dengan persamaan ini :
Dimana : TMS = = = =
Kecepatan rata-rata waktu (Time Mean Speed) Jarak perjalanan Banyaknya obyek yang diamati Waktu perjalanan
The 14 FSTPT Simposium Internasional, Pekanbaru, 11-12 November 2011
METODOLOGI PENELITIAN Bagan Alir Rencana Kegiatan
The 14 FSTPT Simposium Internasional, Pekanbaru, 11-12 November 2011
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Data Geometrik Jalan Data geometrik diperoleh melalui : a. Pengukuran lebar ruas Jalan Jenderal Soedirman. b. Pengukuran lebar jalan yang digunakan untuk kegiatan berparkir kendaraan. c. Pengukuran segmen jalan sepanjang 100 meter untuk menghitung waktu tempuh kendaraan. d. Mengetahui kondisi jalur ruas Jalan Jenderal Soedirman. Data Arus Lalu-lintas Data arus lalu-lintas diambil di lokasi penelitian menggunakan survei langsung di lapangan dengan metode pos pengamatan tetap pada saat jam sibuk puncak (peak time) pagi yaitu (06.30-07.30 WIB), siang (12.30-13.30 WIB), dan sore (16.00-17.00 WiB). Waktu pengamatan dilakukan selama 1 minggu pada tanggal 18 Juli 2011 sampai tanggal 24 Juli 2011. Data Hambatan Samping Data diperoleh dari mengidentifikasi hambatan samping yang terjadi di ruas jalan tersebut. Hambatan samping yang mungkin terjadi antara lain : (pedestrian) yang berjalan di trotoar dan menyeberang jalan, kendaraan-kendaraan yang berhenti sejenak, kendaraan yang keluar dan masuk lahan samping jalan / lahan parkir dan berbagai macam arus kendaraan yang bergerak lambat (becak, sepeda dan delman). Data Waktu Tempuh Kendaraan Pencatatan data waktu tempuh kendaraan dilakukan dengan menggunakan metode pos pengamatan tetap. Pada metode ini, dibutuhkan 2 pengamat yang berada pada segmen awal dan akhir segmen jalan sepanjang 100 meter. Pengamat mencatat waktu tempuh yang dibutuhkan kendaraan untuk melewati segmen ruas jalan tersebut.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis Hambatan Samping Frekuensi kejadian pada kondisi existing di ruas Jalan Jenderal Soedirman saat kondisi jalan normal belum ada kegiatan parkir maksimum termasuk dalam kelas hambatan samping sedang (M) dengan jumlah frekuensi berbobot 386,69 kejadian, sedangkan saat kondisi jalan ada kegiatan parkir maksimum termasuk dalam kelas hambatan samping sangat tinggi (VH) dengan jumlah frekuensi berbobot 970,90 kejadian dan saat kondisi jalan setelah kegiatan parkir dihilangkan termasuk dalam kelas hambatan samping tinggi (H) dengan jumlah frekuensi berbobot 655,90 kejadian. Analisis Arus lalu-lintas Besarnya arus lalu-lintas yang diperoleh dari hasil survei di ruas Jalan Jenderal Soedirman menyebutkan bahwa arus lalu-lintas maksimum di ruas Jalan Jenderal Soedirman saat
The 14 FSTPT Simposium Internasional, Pekanbaru, 11-12 November 2011 kondisi jalan normal belum ada kegiatan parkir sebesar 943,56 smp/jam, sedangkan arus lalu-lintas maksimum di ruas Jalan Jenderal Soedirman saat kondisi jalan ada kegiatan parkir1147,89 smp/jam. Analisis Kapasitas Kapasitas di ruas Jalan Jenderal Soedirman saat kondisi jalan normal belum ada kegiatan parkir adalah 1574,58 smp/jam, sedangkan saat kondisi jalan ada kegiatan parkir adalah 1373,57 smp/jam dan saat kondisi jalan setelah kegiatan parkir dihilangkan adalah 1474,07 smp/jam. Kondisi ini disebabkan adanya pengurangan lebar efektif ruas jalan yang dimanfaatkan untuk kegiatan parkir. Dari lebar efektif 16 m memanfaatkan badan jalan untuk kegiatan parkir dengan lebar 3,6 m pada kanan dan kiri jalan, sehingga secara keseluruhan lebar Jalan Jenderal Soedirman berkurang sebesar 7,2 m dari lebar efektif jalan. Analisis Kecepatan Arus Bebas Kecepatan arus bebas di ruas Jalan Jenderal Soedirman saat kondisi jalan normal belum ada kegiatan parkir adalah 51,44 km/jam, sedangkan saat kondisi jalan ada kegiatan parkir adalah 44,40 km/jam dan saat kondisi jalan setelah kegiatan parkir dihilangkan adalah 47,65 km/jam. Analisis Time Mean Speed Kecepatan rata-rata waktu (Time Mean Speed) di ruas Jalan Jenderal Soedirman saat kondisi jalan normal belum ada kegiatan parkir adalah 38,75 km/jam, sedangkan saat kondisi jalan ada kegiatan parkir adalah 23,23 km/jam. Analisis Kinerja Jalan Derajat Kejenuhan (DS) Nilai derajat kejenuhan di ruas Jalan Jenderal Soedirman saat kondisi jalan normal belum ada kegiatan parkir sebesar 0,60, sedangkan saat kondisi jalan ada kegiatan parkir sebesar 0,84 dan saat kondisi jalan setelah kegiatan parkir dihilangkan sebesar 0,78. Kecepatan Sesungguhnya Kecepatan sesungguhnya kendaraan ringan (LV) pada kondisi lalu-lintas dapat dilihat pada grafik kecepatan sebagai fungsi (DS) untuk jalan banyak-lajur dan satu arah. Kecepatan sesungguhnya di ruas Jalan Jenderal Soedirman saat kondisi jalan normal belum ada kegiatan parkir sebesar 45 km/jam, sedangkan saat kondisi jalan ada kegiatan parkir sebesar 34 km/jam dan saat kondisi jalan setelah kegiatan parkir dihilangkan sebesar 38 km/jam. Waktu Tempuh Kendaraan Waktu tempuh kendaraan di ruas Jalan Jenderal Soedirman saat kondisi jalan normal belum ada kegiatan parkir sebesar 8 detik, sedangkan saat kondisi jalan ada kegiatan parkir sebesar 11 detik dan saat kondisi jalan setelah kegiatan parkir dihilangkan sebesar 9 detik.
The 14 FSTPT Simposium Internasional, Pekanbaru, 11-12 November 2011 Tabel 1 Perbandingan perhitungan kinerja ruas jalan di Jalan Jenderal Soedirman Purbalingga setelah kegiatan berparkir dihilangkan. Setelah parkir No. Analisis Kondisi Existing dihilangkan 1. Kelas hambatan samping Sangat tinggi Tinggi 2. Frekuensi berbobot 970,90 655,90 3. Kapasitas (smp/jam) 1373,57 1474,07 4. Kecepatan arus bebas (km/jam) 44,40 47,65 5. Derajat Kejenuhan (DS) 0,84 0,78 6. Kecepatan sesungguhnya (km/jam) 34 38 7. Waktu tempuh kendaraan (detik) 11 9 Berdasarkan perhitungan kinerja ruas jalan di Jalan Jenderal Soedirman Purbalingga, disini jelas terlihat bahwa adanya kegiatan berparkir pada badan jalan (On-Street Parking) dapat mempengaruhi kinerja ruas jalannya, antara lain menaikan frekuensi berbobot pada hambatan samping sebesar 48,02%, berkurangnya kapasitas jalan sebesar 6,28%, berkurangnya kecepatan arus bebas sebesar 6,28%, menaikan nilai derajat kejenuhan (DS) sebesar 7,79%, berkurangnya kecepatan sesungguhnya sebesar 10,52% dan menaikan waktu tempuh kendaraan sebesar 22,22%.
KESIMPULAN Berdasarkan analisis dari data survei yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai hasil penelitian kegiatan berparkir pada badan jalan (On-Street Parking) di ruas Jalan Jenderal Soedirman Purbalingga khususnya di depan Swalayan ABC, adalah sebagai berikut : a. Dari hasil analisis keberadaan kegiatan berparkir pada badan jalan (On-Street Parking) merupakan masalah lalu-lintas yang harus dipecahkan karena secara signifikan mempengaruhi kinerja ruas jalan, antara lain menurunkan tingkat kecepatan kendaraan dan menurunkan kapasitas jalan yang menimbulkan kepadatan lalu-lintas dan bertambahnya waktu perjalanan. Hal ini yang dapat memperbesar nilai derajat kejenuhan (DS) jalan tersebut. b. Keberadaan ruas Jalan Jenderal Soedirman yang terletak di Central Bussines District (CBD) dan pusat kota yang cukup ramai memungkinkan adanya aktivitas kegiatan masyarakat pada ruas jalan yang cukup tinggi pula. Hal ini yang menimbulkan adanya hambatan samping. Pada kondisi jalan normal belum digunakan untuk kegiatan berparkir (tanpa On-Street Parking) mempunyai jumlah frekuensi kejadian berbobot 386.69 perjam per-200 m. Pada kondisi jalan digunakan untuk kegiatan parkir (OnStreet Parking) ruas Jalan Jenderal Soedirman mempunyai jumlah frekuensi kejadian berbobot 970.90 perjam per-200 m, sedangkan pada kondisi jalan setelah kegiatan berparkir (On-Street Parking) dihilangkan ruas Jalan Jenderal Soedirman mempunyai jumlah frekuensi kejadian berbobot 655,90 perjam per-200 m. c. Ruas Jalan Jenderal Soedirman pada kondisi jalan normal belum digunakan untuk kegiatan berparkir (tanpa On-Street Parking) mempunyai kapasitas sebesar 1574,58 smp/jam, kecepatan arus bebas sebesar 51,44 km/jam, dengan derajat kejenuhan (DS) sebesar 0,60 dan waktu tempuh rata-rata sebesar 8 detik. Pada kondisi jalan digunakan
The 14 FSTPT Simposium Internasional, Pekanbaru, 11-12 November 2011 untuk kegiatan berparkir (On-Street Parking) ruas Jalan Jenderal Soedirman mempunyai kapasitas sebesar 1373,57 smp/jam, kecepatan arus bebas sebesar 44,40 km/jam, dengan derajat kejenuhan (DS) sebesar 0,84 dan waktu tempuh rata-rata sebesar 11 detik, sedangkan pada kondisi jalan setelah kegiatan berparkir (On-Street Parking) dihilangkan ruas Jalan Jenderal Soedirman mempunyai kapasitas sebesar 1474,07 smp/jam, kecepatan arus bebas sebesar 47,65 km/jam, dengan derajat kejenuhan (DS) sebesar 0,78 dan waktu tempuh rata-rata sebesar 9 detik.
DAFTAR PUSTAKA Departemen Pekerjaan Umum, 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Direktorat Jenderal Bina Marga, Jakarta. Roes, Roger P. dkk, 2004. Traffic Engineering Edition 3. Prentice Hall. Pearson Education, Inc. Khisty, C. Jotin and Lall, B. Kent, 2003. Dasar-dasar Rekayasa Transportasi Jilid 1. Erlangga, Jakarta. Edward, K. Morlok, 1984. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Erlangga, Jakarta. Ofyar Z. Tamin, Edisi 2, 2000. Perencanaan dan Permodelan Transportasi. Institut Teknologi Bandung, Jurusan Teknik Sipil, ITB Bandung. Wahyuni, R., 2008. Pengaruh Parkir Pada Badan Jalan Terhadap Kinerja Ruas Jalan (Studi Kasus di Jalan Brigjen Katamso Sekolah Harapan Mandiri Medan). Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Medan.