DAMPAK KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DAN KINERJA SEKOLAH PASCA PENGHAPUSAN RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMKN 2 CILACAP
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Teknik Elektro
Disusun oleh: BENI SUJATMIKO 08501241016
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013
ii
iii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Beni Sujatmiko
NIM.
: 08501241016
Prodi.
: Pendidikan Teknik Elektro
Fakultas
: Teknik
Judul TAS
: Dampak Kegiatan Belajar Mengajar Dan Kinerja Sekolah Pasca Penghapusan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) Di SMKN 2 Cilacap
Saya menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir Skripsi ini benar-benar karya sendiri. Sepanjang sepengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya tulis ilmiah yang telah lazim.
. Yogyakarta,
Juni 2013
Beni Sujatmiko 08510241016
iv
DAMPAK KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DAN KINERJA SEKOLAH PASCA PENGHAPUSAN RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMKN 2 CILACAP Oleh: Beni Sujatmiko 08501241016 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar dan kinerja sekolah di SMKN 2 Cilacap setelah status RSBI dihapuskan oleh mahkamah kontstitusi. Penelitian ini merupakan penelitian mixed method dengan desain penelitian berupa convergent parralel design. Teknik pengambilan data yang digunakan ialah angket, wawancara dan observasi lapangan. Teknik triangulasi data dipilih sebagai cara yang digunakan untuk membandingkan data yang didapat dari masing-masing teknik pengambilan data. Subyek penelitian ini terdiri dari siswa, guru, dan kepala sekolah sedangakan obyek penelitiaanya adalah sekolah SMK Negeri 2 Cilacap itu sendiri. Teknik analisis data angket menggunakan analisis statistik deskriptif sedangkan teknik analisis data wawancara dan observasi lapangan paling tidak memuat tiga kegiatan utama yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil analisis statistik deskriptif menunjukan bahwa pasca penghapusan RSBI (1) kegiatan belajar mengajar SMKN 2 Cilacap dinyatakan dalam kategori cukup baik, sebanyak 49% siswa menyatakan hal tersebut ; (2) kinerja sekolah SMKN 2 Cilacap dinyatakan dalam kategori cukup baik, sebanyak 48% siswa menyatakan hal tersebut. Hasil analisis data wawancara dan observasi menunjukan bahwa pasca penghapusan RSBI baik KBM maupun kinerja sekolah relatif sama seperti pada saat masih menyandang RSBI, hal ini ditunjukan dengan kegiatan belajar di kelas yang tetap berjalan normal, fasilitas sekolah yang memadai, pelayanan sekolah tergolong baik, kondisi lingkungan sekolah yang aman serta ditumbuhi pepohonan rindang menambah keasrian sekolah. Selain itu sekolah juga tetap mengedepankan pemanfaatan teknologi seperti tersedianya wifi sekolah serta penggunaan LCD proyektor sebagai alat bantu mengajar. Sehingga disimpulkan bahwa penghapusan status RSBI tidak berdampak terhadap kegiatan belajar mengajar dan kinerja sekolah di SMK N 2 Cilacap.
Kata Kunci: Mix Methode, Convergent Parralel Design, Kegiatan Belajar Mengajar, Kinerja Sekolah, RSBI v
MOTTO
Kita hanya perlu mencoba melakukannya dengan baik dan sisanya biar alam yang berkonspirasi.
Tak perlu tunggu hebat, Kita hanya perlu memulai apa yang kita impikan.
Dreams~Believe~Make It Happens.
vi
Persembahan
Alhamdulillahi robbil alamin. Dengan izin Allah SWT akhirnya penelitian skripsi ini dapat terselesaikan. Kupersembahkan karya ini untuk : 1. Ibuku, Ibu terbaik yang selalu memberikan kasih sayang serta doa restu hingga sampai saat ini 2. Bapaku, Bapak terhebat yang selalu memberi dukungan penuh serta mengajarkan untuk menjadi seorang pria. 3. Mas Dhian dan Chahya yang saya sayangi 4. Keluarga besar Mbah Kirno: Mbah putri, Bu Gedhe, lik Moko, Lik Pety. 5. Teman-teman seperjuangan Pend. Teknik Elektro kelas A 2008, yang mengajarkan arti teman, persahabatan dan kekeluargaan. 6. Siapa saja yang bertanya “Kapan Lulus” ? :p 7. Untuk saya sendiri serta untuk jodoh masa depan saya (LN____aamiin :)
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil ’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga atas ijin dan ridhonya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Skripsi dengan judul “DAMPAK KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DAN KINERJA SEKOLAH PASCA PENGHAPUSAN RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMKN 2 CILACAP” Proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan, terutama kepada: 1. Soeharto , M.SOE, Ed.D selaku dosen pembimbing skripsi. 2. Bapak Dr. Moch Bruri Triyanto selaku Dekan Fakultas Teknik UNY. 3. Bapak K Ima Ismara., M.Pd., M.Kes. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro UNY. 4. Moh. Khairudin, M.T, Ph.D selaku Kaprodi Pendidikan Teknik Elektro 5. Dr. Haryanto, M.Pd, MT selaku dosen penguji 6. Dr. Istanto Wahyu Djatmiko, M.Pd selaku dosen koordinator skripsi sekaligus validator instrumen penelitian. 7. Bapak dan Ibu Dosen, Teknisi serta Staf Laboratorium di Lingkungan Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik UNY. 8. Kepala Sekolah dan Kepala Bidang Keahlian Teknik Elektro SMK Negeri 2 Cilacap, guru, staff pegawai, dan siswa yang telah membantu kelancaran selama penelitian. 9. Teman-teman sekelasku khususnya: Istu, Gagas, Syarip, Ubaz, Wina, Janu, Si Bre, Fatkhur, Kang Riza, Fajran, Bekti, Thoriq, Gembul, agan viii
Candra, Ifa, Pak Dhe, Heri N, Bos Nying-nying serta tak ketinggalan teman-teman yang lain_ Terimakasih. 10. Teman-temanku Jurusan Pendidikan Teknik Elektro angkatan 2005, 2006, 2007, 2008, 2009, 2010 11. Teman-teman Kost Narodo : Bang Wildan, Mas Bin, Sholeh, Panjul 12. Serta semua pihak tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuannya selama penelitian ini. Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna, saran dan kritik sangat penulis harapkan demi terciptanya karya yang lebih baik lagi dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Yogyakarta, Oktober 2013
Penulis
Beni Sujatmiko
ix
DAFTAR ISI
Hal HALAMAN JUDUL .................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................
ii
HALAMAN PERNGESAHAN ................................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................
iv
ABSTRAK.................................................................................................
v
MOTTO ....................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN .....................................................................................
vii
KATA PENGANTAR...............................................................................
viii
DAFTAR ISI .............................................................................................
x
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
xiv
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................
1
B. Fokus Penelitian...................................................................................
4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................
5
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................
5
E. Definisi Istilah......................................................................................
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................
7
A. Kajian Teori.........................................................................................
7
1. Kegiatan Belajar Mengajar...............................................................
7
2. Kinerja Sekolah................................................................................
11
3. Standar Nasional Pendidikan............................................................
13
4. Konsep Sekolah Bertaraf Internasional.............................................
19
B. Penelitian yang Relevan .......................................................................
23
C. Kerangka Pikir .....................................................................................
25
D. Pertanyaan Penelitian...........................................................................
26
x
BAB III METODE PENELITIAN...........................................................
27
A. Jenis Penelitian ....................................................................................
27
B. Tempat dan Waktu Penelitian...............................................................
28
C. Desain Penelitian .................................................................................
28
D. Subyek dan Obyek Penelitian...............................................................
28
E. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................
29
F. Teknik Pengumpulan Data....................................................................
31
G. Instrumen Penelitian ............................................................................
33
H. Validitas dan Reliabilitas Instrumen.....................................................
36
I. Teknik Analisis Data .............................................................................
38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..........................
43
A. Hasil Penelitian....................................................................................
43
1. Hasil Penelitian Kegiatan Belajar Mengajar .....................................
43
2. Hasil Penelitian Kinerja Sekolah ......................................................
52
B. Pembahasan .........................................................................................
61
1. Pembahasan Kegiatan Belajar Mengajar...........................................
61
2. Pembahasan Penelitian Kinerja Sekolah ...........................................
67
BAB V SIMPULAN DAN SARAN..........................................................
74
A. Simpulan .............................................................................................
74
B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................
75
C. Saran .................................................................................................
75
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
77
LAMPIRAN ...............................................................................................
79
xi
DAFTAR TABEL
No. Tabel
Nama Tabel
Halaman
Tabel 1
Jumlah Sampel Tiap Kelas .......................................................
30
Tabel 2
Kode-kode Wawancara.............................................................
32
Tabel 3
Skala Linkert Empat Alternatif Jawaban ..................................
33
Tabel 4
Kisi-kisi Instrumen Angket Kegiatan Belajar Mengajar ..........
34
Tabel 5
Kisi-kisi Instrumen Angket Kinerja Sekolah............................
34
Tabel 6
Kisi-kisi Instrumen Wawancara untuk Kepala Sekolah ...........
35
Tabel 7
Kisi-kisi Intrumen Wawancara untuk Kajur .............................
36
Tabel 8
Hasil Uji Validitas Butir Instrumen Angket KBM ...................
37
Tabel 9
Hasil Uji Validitas Butir Instrumen Kinerja Sekolah ...............
37
Tabel 10
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ...............................................
38
Tabel 11
Persentase Kategori Pencapaian ...............................................
39
Tabel 12
Distribusi Kategori Data ...........................................................
40
Tabel 13
Tabel Triangulasi Data..............................................................
42
Tabel 14
Hasil Ketercapaian Aspek Kegiatan Belajar Mengajar ............
44
Tabel 15
Nilai Kecenderungan Kegiatan Belajar Mengajar ....................
45
Tabel 16
Hasil Ketercapaian Aspek Kinerja Sekolah..............................
52
Tabel 17
Nilai Kecenderungan Aspek Kinerja Sekolah ..........................
53
Tabel 18
Prestasi Sekolah ........................................................................
60
xii
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar
Nama Gambar
Halaman
Gambar 1
Kerangka Pikir .....................................................................
25
Gambar 2
Desain Penelitian..................................................................
28
Gambar 3
Ilustrasi Triangulasi..............................................................
41
Gambar 4
Diagram Batang Persentase Pencapaian KBM ....................
44
Gambar 5
Diagram Pie Nilai Kecenderungan KBM ............................
45
Gambar 6
Salah Satu Kondisi Bengkel.................................................
50
Gambar 7
Penempatan Peralatan Praktek .............................................
50
Gambar 8
Kegiatan Praktik...................................................................
51
Gambar 9
Diagram Batang Ketercapaian Aspek Kinerja .....................
53
Gambar 10
Diagram Pie Nilai Kecenderungan Aspek Kinerja ..............
54
Gambar 11
Halaman SMKN 2 Cilacap...................................................
57
Gambar 12
Poster Go Green Pada Salah Satu Dinding Sekolah ............
58
Gambar 13
Taman Sekolah.....................................................................
58
Gambar 14
Penerapan TIK dalam Lingkungan Sekolah ........................
59
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Surat Pengantar Penelitian
Lampiran 2.
Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
Lampiran 3.
Daftar Hadir Seminar Tugas Akhir Skripsi
Lampiran 4.
Instrumen Penelitian Angket
Lampiran 5.
Instrumen Penelitian Wawancara
Lampiran 6.
Judgement Instrumen
Lampiran 7.
Data Hasil Angket Penelitian
Lampiran 8.
Validitas Instrumen Angket
Lampiran 9.
Reliabilitas Instrumen Angket
Lampiran 10.
Transkrip Wawancara Penelitian
Lampiran 11.
Data Hasil Wawancara
Lampiran 12.
Data Hasil Observasi Lapangan
Lampiran 13.
Trianggulasi Data Hasil Penelitian
Lampiran 14.
Data Sekunder Profil SMKN 2 Cilacap
Lampiran 15.
Foto Kondisi Lingkungan Sekolah
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Zaman terus berkembang, membuat dunia industri menuntut para pencari kerja untuk memiliki skill dan kompetensi yang lebih baik dari era sebelumya. Berkenaan dengan hal tersebut, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berada pada garda yang paling depan untuk bisa mencetak SDM yang memiliki kompetensi sesuai dunia industri. Sekolah kejuruan diharapkan dapat menjalakan pendidikan yang berkualitas bagi anak didiknya agar nanti lulusanya mampu memenuhi tuntutan dunia industri. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah guna terus meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus mengeluarkan jurus-jurus jitu agar tercapai tujuan tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan guna meningkatkan kualitas pendidikan agar bisa bersaing dengan negara-negara lain yaitu membuat progam pengembangan rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN 20/2003) Pasal 50 ayat (3) menyatakan bahwa “Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurangkurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional”. Sebagai realisasi dari amanah undang-undang tersebut, Kementerian Pendidikan dan
1
Kebudayaan sejak tahun 2007 mulai mengembangkan progam RSBI, baik untuk jenjang SD, SMP, dan SMU/SMK. Sekolah-sekolah yang berniat mengikuti progam RSBI harus memenuhi 8 unsur Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebelum mengajukan diri untuk menjadi sekolah bertaraf internasonal. Selain telah memenuhi syarat 8 SNP tersebut, juga masih harus diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu negara anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan, sehingga benarbenar memiliki daya saing di forum internasional. Konsep awal sekolah RSBI sebenarnya sangat bagus, konsep ini menginginkan standar pendidikan di dalam negeri tidak kalah dengan negaranegara maju anggota OECD diantaranya : Australia, Austria, Belgium, Canada, Czech Republic, Denmark, Finland, France, Germany, Greece, Hungary, Iceland, Ireland, Italy, Japan, Korea,
Luxembourg, Mexico,
Netherlands, New Zealand, Norway, Poland, Portugal, Slovak Republic, Spain, Sweden, Switzerland, Turkey, United Kingdom, United States dan negara maju lainnya seperti Chile, Estonia, Israel, Russia, Slovenia, Singapore dan Hongkong. Hasil lulusan dari sekolah RSBI/SBI nantinya diharapkan memiliki kompetensi/daya saing yang diakui internasional. Sekali lagi konsep awal progam sekolah RSBI memang sangat bagus, namun pada implementasinya di masyarakat banyak terjadi penyimpanganpenyimpangan yang serta merta membentuk persepsi buruk tentang sekolah-
2
sekolah berlabel RSBI. Dalam amar putusan nomor 5/PUU-X/2012 yang dikeluarkan oleh Mahkamah Konstitusi menyebutkan penyimpangan yang terjadi diantaranya adanya pungutan dari sekolah yang mengatasnamakan sekolah rintisan bertaraf internasioanal. Sekolah ini menciptakan persepsi adanya “diskriminatif” yang membuat orang tua siswa berkemampuan ekonomi kurang mampu tidak bisa mensekolahkan buah hatinya ke sekolah tersebut, dan memilih untuk mensekolahkan di sekolah reguler. Seiring dengan hal tersebut, banyak desakan yang muncul di masyarakat mempertanyakan tentang layak-tidaknya progam rintisan sekolah bertaraf internasional tersebut. Hingga pada puncaknya awal januari 2013, Mahkamah Konstitusi mengabulkan permohonan uji materi Pasal 50 ayat 3 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas). Mahfud MD selaku ketua MK dalam pembacaan amar putusan mengatakan Pasal 50 ayat (3) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat. Dengan dikabulkannya uji materi tersebut, akhirnya RSBI dibubarkan oleh Mahkamah Konstitusi (Kompas, 9 Januari 2013). Alasan Mahkamah Konstitusi mengabulkan gugatan terhadap sekolahsekolah RSBI adalah karena status-status tersebut menciptakan adanya diskriminatif pendidikan sehingga bertentangan dengan konstitusi. Selain itu penggunaan bahasa inggris sebagai bahasa pengantar juga ditengarai menciderai sumpah pemuda 1928. Sumpah pemuda dalam salah satu ikrarnya
3
menyatakan berbahasa satu yaitu bahasa Indonesia. Oleh sebab itu, seluruh sekolah di Indonesia seharusnya menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia. Namun sejalan dengan putusan tersebut ada kekhawatiran dengan kembalinya sekolah RSBI/SBI menjadi sekolah bisa menurunkan kualitas dari pendidikan itu sendiri. Ada kekhawtiran yang berkembang dimasyarakat bahwa pelayanan dan mutu ex-RSBI akan menurun. Sehingga pada akhirnya tidak mampu mencetak lulusan yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja (Kompas, 10 Januari 2013) Melihat permasalahan terkait putusan Mahkamah Konstitusi yang menghapus status sekolah bertaraf RSBI. Penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan menjadikan masalah tersebut menjadi pokok permasalahan penelitian.
B. Fokus Penelitian Dalam latar belakang masalah yang sudah dipaparkan diatas, terdapat masalah yang dihadapi oleh sekolah sebagai penyelenggara pendidikan. Permasalahan yang ada di lembaga pendidikan SMK karena begitu luas dan komplek, maka peneliti memfokuskan penelitian kepada hal yang berkaitan dengan kualitas pelayanan pendidikan di SMKN 2 Cilacap. Penelitian ini akan difokuskan pada 2 objek penelitian, yaitu : 1.
Kegiatan belajar mengajar di SMKN 2 Cilacap
2.
Kinerja Sekolah di SMKN 2 Cilacap
4
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1.
Mengetahui kualitas Kegiatan Belajar Mengajar pasca dihapusnya Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di SMKN 2 Cilacap
2.
Mengetahui kinerja sekolah pasca dihapusnya rintisan sekolah bertaraf internasional di SMKN 2 Cilacap
3.
Mengetahui kualitas sekolah pasca dihapusnya Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional dari sudut pandang Kepala Sekolah, Guru, Pegawai TU, dan siswa
D. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini dapat diperoleh beberapa manfaat bagi beberapa pihak yang terkait, antara lain: 1. Bagi Penulis a. Untuk menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama menempuh bangku kuliah. b. Menambah wawasan tentang keadaan diluar bangku kuliah. 2. Bagi SMK RSBI di Kabupaten Cilacap a. Memberi gambaran langsung terkait persepsi penghapusan status Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional dari beberapa sudut pandang. b. Sebagai refleksi kualitas sekolah dan kinerja guru nantinya setelah berganti kurikulum baru.
5
3. Bagi masyarakat kabupaten Cilacap Sebagai jawaban akan komitmen sekolah yang akan terus memberikan pendidikan yang berkualitas bagi putra-putrinya.
E. Definisi Istilah Beberapa istilah yang dijumpai dalam tulisan tugas akhir skripsi ini, antara lain. 1. Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) : suatu progam pendidikan yang dibuat oleh pemerintah dengan berdasar UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN 20/2003) Pasal 50 ayat (3) 2. Delapan Standar Nasional Pendidikan (8 SNP) : aturan yang sudah dibuat oleh pemerintah terkait standar-standar yang harus dipenuhi sekolah sebagai penyelenggara pendidikan 3. Organization for econonic Co-operation an Development (OECD) : Organisasi
beranggotakan
negara-negara
maju
yang
tingkat
pendidikannya mempunyai keunggulan tertentu atau telah diakui oleh dunia. 4. Mahkamah Konstitusi (MK) : lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan Mahkamah Agung.
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1.
Kegiatan Belajar Mengajar
a.
Pengertian Kegiatan Belajar Mengajar Dalam bidang pendidikan, kegiatan belajar mengajar mempunyai peranan
yang sangat vital guna mencetak lulusan yang berkompeten. Kegiatan ini merupakan komponen utama dalam proses mencerdaskan kehidupan bangsa. Apabila dilihat dari suku katanya, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) terdapat 2 macam aktivitas, yaitu belajar dan mengajar. Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut Burton ; “Learning is a change in the individual due to instruction of that individual and his environment, which fells a need and make him more capable of dealing adequately with his environment” (Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, 1993: 4) Terdapat kata change yang dalam bahasa Indonesia berarti perubahan memiliki makna bahwa seseoarang yang telah mengalami proses belajar akan mengalami
perubahan
tingkah
laku,
baik
dalam
aspek
pengetahuan,
keterampilannya, maupun dalam sikapnya. Perubahan tingkah laku dalam aspek pengetahuan ialah, dari yang tadinya belum/tidak mengerti menjadi mengerti, dari bodoh menjadi pintar; dari aspek ketrampilan, dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak terampil menjadi terampil; dalam aspek sikap ialah, dari ragu-ragu menjadi
7
yakin, dari tidak sopan menjadi sopan, dari kurang ajar menjadi terpelajar. Hal tersebut merupkam suatu kriteria keberhasilan belajar yang ditengarai dengan terjadinya perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar. Tanpa adanya perubahan tingkah laku, belajar dapat dikatan tidak berhasil atau gagal. Ernest R.Hilgard yang dikutip oleh Uzer Usman dan Lilis Setiawati (1993:5) berpendapat : “We may define learning as the process by which an activity ariginates or is changed through responding to asituation, provide the change cannot be attributed to growth or temporary state of the organism (as fatigue or under drugs”. Kurang lebih apabila diterjemahkan ialah “Belajar adalah suatu proses dimana ditimbulkan atau perubahan karena mereaksi suatu keadaan, perubahan tersebut tidak disebabkan oleh proses pertumbuhan (kematangan) atau keadaan organisme yang sementara (seperti kelelahan atau karena pengaruh obat)”. H.C Witherington yang dikutip oleh Uzer usman dan Lilis Setiawati (1993:5) mengemukakan bahwa “Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagi suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan kepribadian atau seuatu pengertian”. Ketiga defisini belajar dari beberapa pakar tersebut menunjukan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku atau kecapakan manusia. Perubahan tingkah laku itu bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisiologis atau proses kematangan. Perubahan yang terjadi karena belajar dapat berupa perubahan-perubahn kebiasaan (habit) , kecakapan-kecakapan (skills) atau dalam ketiga aspek yakni pengetahuan (kognitif) , sikap (afektif) , dan ketrampilan (psikomotor). Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling
8
pokok dalam keseluruhan proses pendidikan. Hal ini mengandung arti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh peserta didik atau siswa. (M. Uzer Usman dan Lilis Setawati, 1993:5) Aktivitas lainya dalam proses pendidikan ialah mengajar. Menurut Bruner yang dikutip oleh Uzer Usman dan Lilis setiawati (1993:5) mengemukakan bahwa “Mengajar adalah menyajikan ide, problem, atau pengetahuan dalam bentuk yang sederhana sehingga dapat dipahami oleh setiap siswa”. Teknik untuk menyederhnakan bahan yang disajikan tersebut menurut Bruner adalah dengan cara enactive, iconic, dan symbolic. Penyajian enactive adalah penyajian suatu bahan pelajaran dalam bentuk gerak atau dalam bentuk psikomotor. Cara penyajian ini amat sederhana, konkret, bahakan dapak dikatakan primitif. Penyajian iconic melibatkan penggunaan grafik dalam penyajian suatu ide, objek atau prinsip. Cara penyajian ini lebih abstrak bila dibandingkan dengan penyajian enactive. Sedang penyajian symbolic adalah dengan menggunakan bahasa dan penyajian hendaknya mengikuti perkembangan jiwa anak. Dengan demikian, guru dapat memilih cara penyajian mana yang akan diterapkan dalam menyampaikan materi pelajarannya kepada siswanya, dengan memperhatikan tingkat perkembangan jiwa anak tersebut. Oemar Hamalik (2010 : 44) dalam bukunya Proses Belajar Mengajar menuliskan setidaknya ada 6 kriteria / pengertian mengajar, yaitu : 1) Mengajar ialah menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik atau murid disekolah 2) Mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah
9
3) Mengajar adalah usah mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa 4) Mengajar atau mendidik adalah memberikan bimbingan belajar kepada murid 5) Mengajar adalah kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik sesuai dengan tuntutan masyarakat 6) Mengajar adalah proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari Mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan belajar. Dapat pula dikatan bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran sehingga menimbulkan terjadinya proses belajar pada diri siswa. Pengertian ini mengandung makna bahwa guru dituntut untuk dapat berperan sebagai organisator kegiatan belajar siswa yang mampu memanfaatkan lingkungan, baik yang terdapat didalam kelas maupun di luar kelas. Pengertian ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Burton bahwa “Teaching is the Guidance of Learning Activities.”
b. Indikator KBM di Sekolah Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar erat kaitanya dengan proses pendidikan yang terjadi di lingkungan sekolah. Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan dalam pelaksanaan KBM harus mengikuti peraturan/standar yang sudah dibuat oleh Pemerintah. Terutama bagi Sekolah Berbasis Internasional (SBI), dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajarnya harus bercirikan sebagai berikut : minimal memenuhi standar proses yang diatur dalam Permen no 41 tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah ; proses
10
pembelajaran
menjadi
teladan
bagi
sekolah/madrasah
lainnya
dalam
pengembangan akhlak mulia, budi pekerti luhur ; diperkaya model proses OECD dan/atau negara maju lainnya ; Menerapkan pembelajaran berbasis TIK ; mata pelajaran kelompok Sains, matematika, dan inti kejuruan menggunakan bahasa pengantar bahasa inggris. 2.
Kinerja Sekolah
a.
Pengertian Kinerja Sekolah Difinisis kinerja erat kaitannya dengan performa (performance). Menurut
Ahuya yang dikutip oleh I Gusti Agung Rai (2008:44) “Performance is the way of job or task is done by an individual, a group of an organization”. Terjemahan bebasnya ialah ; Kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi menyelesaikan suatu pekerjaan. Sedang menurut Stephen P. Robbins kinerja merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang telah dilakukan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan bersama. Pandangan lain seperti dikemukakan Patricia King (Hamzah, 2001:100) bahwa kinerja adalah aktifitas seseorang dalam melaksanakan tugas pokok yang dibebankan kepadanya. Sedangkan menurut Mitchall Terence (Hamzah, 2001 : 101) memandang kinerja atau performance merupakan hasil interaksi atau berfungsinya unsur-unsur motivasi, kemampuan, dan persepsi pada diri seseorang. Suyadi Prawirosentono (199:2) menyebut perfoma adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar
11
hukum, dan sesuai dengan moral maupun etika. Robbin (Hadari Nawawi, 2006: 62) mengatakan bahwa kinerja adalah jawaban atas pertanyaan “apa hasil yang dicapai seseorang sesudah mengerjakan sesuatu”. Selanjutnya Shermerson, Hunt dan Osborn (Hadari Nawawi, 2006: 62) mengatakan bahwa kinerja adalah kuantitas dan kualitas pencapaian tugas-tugas, baik yang dilakukan individu, kelompok, maupun organisasi. Kinerja tidak terbatas pada kinerja individu semata tetapi juga pada kinerja kelompok dan kinerja organisasi yang pada dasarnya bersumber dari kinerja individu dalam kelompok/organisasi tersebut. Dari beberapa definisi kinerja yang telah dijabarkan sebelumnya, terlihat bahwa kinerja mengarah kepada 2 hal, yaitu proses dan hasil yang dicapai. Sehingga kinerja sekolah dapat disimpulkan bahwa hasil yang dicapai oleh sekolah menurut ukuran yang berlaku baik ukuran kantitas maupun ukuran kualitas hasil pekerjaan, yang dilakukan oleh komponen sekolah dengan cara melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.
b. Indikator Kinerja Sekolah Indikator kinerja di tingkat sekolah dapat dilihat pada beberapa aspek. Salah satunya dilihat dari sisi manajemen. Kinerja sekolah sebagai suatu unit atau bisa dikatakan seperti organisasi sehingga memerlukan manajemen yang baik pula guna mencapai visi-misi-nya. Manajemen sangat dekat pengertiannya dengan pengelolaan. Sehingga apabila Kinerja Sekolah dilihat dari sisi manajemennya, memiliki indikator sebagai berikut :
12
1) Minimal memenuhi standar pengelolaan 2) Minimal memenuhi standar pembiayaan 3) Menerapkan model pembiayaan yang efisien untuk mencapai berbagai target indikator Kunci Tambahan 4) Meraih sertifikat ISO 9001 versi 2000 atau sesudahnnya ISO 14000 5) Merupakan sekolah multi-kultural 6) Menjalin hubungan sister school dengan sekolah bertaraf internasional dari luar negeri 7) Bebas narkoba dan rokok 8) Bebas kekerasan (bullying) 9) Menerapkan prinsip kesetaraan gender dalam segala aspek pengelolaan sekolah 10) Meraih medali tingkat internasional pada berbagai kompetisi sains, matematika, teknologi, seni dan olahraga.
3.
Standar Nasional Pendidikan Untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tersirat dalam
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, pemerintah menetapkan 8 standar Nasional Pendidikan Indonesia yang menjadi pedoman bagi pendidik dan tenaga kependidikan dalam menjalankan tugas dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Diartikan oleh BSNP, Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. a.
Standar Kompetensi Lulusan Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. Standar Kompetensi Lulusan tersebut meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan
13
minimal kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran. Standar Kompetensi Lulusan diatur oleh Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional (Permendiknas) : 1. Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah ;
2. Nomor 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang standar Isi untuk satuan pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan Dasar dan Menengah
b. Standar Isi Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi tersebut memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan. Standar Isi diatur oleh Peraturan Pemerintah : 1. Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah ;
2. Nomor 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang standar Isi untuk satuan pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan Dasar dan Menengah ;
3. Nomor 14 Tahun 2007 tentang Standar Isi Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C
14
c.
Standar Proses Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Selain itu, dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses
pembelajaran,
pelaksanaan
proses
pembelajaran,
penilaian
hasil
pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Standar Proses diatur oleh Peraturan Pemerintrah sebagai berikut: 1. Nomor 41 thn 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah ; 2. Nomor 1 Tahun 2008 tentang Standar Proses Pendidikan Khusus ; 3. Nomor 3 Tahun 2008 tentang Standar Proses Pendidikan Kesetaraan Program Paket A, Paket B, dan Paket C
d. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik yang dimaksudkan di atas adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak
15
usia dini meliputi: Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Profesional, dan Kompetensi Sosial. Pendidik meliputi pendidik pada TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SDLB/SMPLB/SMALB, SMK/MAK, satuan pendidikan Paket A, Paket B dan Paket C, dan pendidik pada lembaga kursus dan pelatihan. Tenaga kependidikan meliputi kepala sekolah/madrasah, pengawas satuan pendidikan, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, teknisi, pengelola kelompok belajar, pamong belajar, dan tenaga kebersihan. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan diatur oleh Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional (Permendiknas) berikut ini. 1. Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar pengawas Sekolah/Madrasah 2. Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah 3. Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru 4. Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah 5. Nomor 25 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah 6. Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah 7. Nomor 40 Tahun 2009 tentang Standar Penguji Pada Kursus dan Pelatihan 8. Nomor 41 Tahun 2009 tentang Standar Pembimbing Pada Kursus & Pelatihan 9. Nomor 43 Tahun 2009 tentang Standar Tenaga Administrasi Program paket A , Paket B, dan Paket C 10. Nomor 42 Tahun 2009 tentang Standar Pengelola Kursus 11. Nomor 44 Tahun 2009 tentang Standar Pengelola Pendidikan pada Program Paket A, Paket B dan Paket C 12. Nomor 45 Tahun 2009 tentang standar Teknisi Sumber Belajar Pada Kursus dan Pelatihan
16
e.
Standar Sarana dan Prasarana Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Standar Sarana dan Prasarana diatur oleh Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional (Permendiknas) berikut ini : 1. Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA 2. Nomor 33 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk SDLB, SMPLB, dan SMALB 3. Nomor 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk SMK/MAK f.
Standar Pengelolaan Pendidikan Standar Pengelolaan terdiri dari 3 (tiga) bagian, yakni standar pengelolaan
oleh satuan pendidikan, standar pengelolaan oleh Pemerintah Daerah dan standar pengelolaan oleh Pemerintah. Standar Pengelolaan Pendidikan diatur oleh Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
17
g.
Standar Pembiayaan Pendidikan Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan
biaya personal. Biaya investasi satuan pendidikan meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap. Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Biaya operasi satuan pendidikan meliputi: Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji, Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya. Standar Pengelolaan Pendidikan diatur oleh Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 69 tahun 2009 tentang Standar Biaya Operasi Nonpersonalia Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) h. Standar Penilaian Pendidikan Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: Penilaian hasil belajar oleh pendidik, Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi terdiri atas: Penilaian hasil belajar oleh pendidik, dan Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan tinggi. Penilaian pendidikan
18
pada jenjang pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud di atas diatur oleh masingmasing perguruan tinggi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Standar Pengelolaan Pendidikan diatur oleh Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
4.
Konsep Sekolah Bertaraf Internasional Selaras dengan Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf
Internasional pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (Depdiknas, 2008), Sekolah/Madrasah yang menyandang status Bertaraf Internasional merupakan Sekolah yang telah memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan (SNP) dan diperkaya dengan mengacu pada standar pendidikan salah satu negara anggota Organization for Economic Co-operation and Development dan/atau negara maju lainya yang mempunyai keunggulan tertentu, sehingga memiliki daya saing di forum internasional. Peraturan pemerintah nomor 17 tahun 2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan pasal 1 Nomor 35 juga mengamini hal yang sama seperti penjelasan tersbut. Sehingga jika dilihat dari pengertiannya, SBI dapat dirumuskan dengan SBI = SNP + X. Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (bsnp-indonesi.org). Sedang Factor X merupakan adaptasi atau adopsi standar pendidikan dari salah satu anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai reputasi mutu yang diakui secara internasional, serta lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional.
19
Sehingga dengan konsep sepeti diatas, Sekolah Bertaraf Internasional tidak hanya sekedar memenuhi 8 Standar Nasional namun Sekolah Bertaraf Internasional diharuskan memperkaya, memperkuat, dan mengembangkan, memperdalam, memperluas 8 unsur tersebut. Sehingga bisa dikatakan Sekolah Bertaraf Internasional memiliki level diatas sekolah nasional. Untuk memenuhi standar sebagai Sekolah Bertaraf Internasional, sekolah tersebut dapat melakukan minimal 2 cara , yaitu adaptasi dan adopsi. Adaptasi merupakan pengayaan/ pendalaman/ penguatan/ perluasan/ penyesuaian unsurunsur tertentu yang sudah ada dalam SNP dengan mengacu (setara/sama) dengan standar pendidikan salah satu negara angggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunngulan tertentu dalam bidang pendidikan, yang diyakini telah memiliki reputasi mutu yang diakui secara internasional, serta lulusannya memiliki daya saing internasional. Berbeda dengan adaptasi, Adopsi adalah penambahan dari unsur-unsur tertentu yang belum ada diantara delapan unsur SNP dengan tetap mengacu pada standar pendidikan salah satu anggota OECD dan / atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan, diyakini telah memiliki reputasi mutu yang diakui secara internasional, serta lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional. Esensi lainnya dari konsep tentang SBI adalah adanya daya saing pada forum
internasional
terhadap
komponen-komponen
pendidikan
seperti
output/outcomes pendidikan, proses penyelenggaraan dan pembelajaran, serta input SBI harus memiliki daya saing yang kuat/tinggi. Masing-masing komponen tersebut harus memiliki keunggulan yang diakui secara internasional, yaitu
20
berkualitas internasional dan telah teruji dalam berbagai aspek sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Beberapa ciri esensial dari SBI ditinjau dari komponen pendidikan yang berdaya saing tinggi yaitu (Dit PSMP, 2008): a)
Output/outcomes SBI dikatakan memiliki daya saing internasional antara
lain bercirikan: (1) lulusan SBI dapat melanjutkan pendidikan pada satuan pendidikan yang bertaraf internasional, baik di dalam maupun di luar negeri, (2) lulusan SBI dapat bekerja pada lembaga-lembaga internasional dan/atau negaranegara lain, dan (3) meraih medali tingkat internasional pada berbagai kompetisi sains, matematika, teknologi, seni, dan olah raga. Proses penyelenggaraan dan pembelajaran dikatakan memiliki daya saing internasional antara lain cirinya telah menerapkan berbagai model pembelajaran yang berstandar internasional, baik yang bersifat pembelajaran teori, eksperimen maupun praktek; b)
Proses pembelajaran, penilaian, dan penyelenggaraan harus bercirikan
internasional, yaitu: (1) pro-perubahan yaitu proses pembelajaran yang mampu menumbuhkan
dan
mengembangkan
daya
kreasi,
inovasi,
nalar
dan
eksperimentasi untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan baru, a joy of discovery; (2) menerapkan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan; student centered; reflective learning; active learning; enjoyble dan joyful learning; cooperative learning; quantum learning; learning revolution; dan contextual learning, yang kesemuanya itu telah memiliki standar internasional; (3) menerapkan proses pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran; (4) proses pembelajaran menggunakan bahasa Inggris khususnya mata pelajaran sains, matematika, dan TIK; (5) proses penilaian dengan menggunakan model-model penilaian sekolah unggul dari negara anggota OECD dan/atau
21
negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan; dan (6) dalam penyelenggaraannnya bercirikan utama kepada standar manajemen internasional yaitu secara bertahap dalam jangka panjang mampu mengimplementasikan dan meraih ISO 9001 versi 2000 atau sesudahnya dan ISO 14000, dan menjalin hubungan sister school dengan sekolah bertaraf internasional di luar negeri. c)
Input SBI yang esensial bercirikan internasional antara lain: (a) telah
terakreditasi dengan nilai A dari badan akreditasi sekolah/nasional dan apabila tidak lagi menjadi rintisan SBI (telah menjadi SBI mandiri) maka sekolah juga berupaya secara terus menerus dalam jangka panjang untuk mencapai akreditasi dari salah satu negara anggota OECD dan atau negara maju lainnya yang memiliki keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan; (b) standar kelulusan lebih tinggi daripada standar kelulusan nasional, sistem administrasi akademik berbasis TIK, dan muatan mata pelajaran sama dengan muatan mata pelajaran (yang sama) dari sekolah unggul diantara negara anggota OECD atau negara maju lainnya yang memiliki keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan; (c) jumlah guru minimal 20% berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A dan mampu berbahasa inggris aktif, kepala sekolah minimal berpendidikan S2 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A dan mampu berbahasa inggris aktif, serta semua guru mampu menerapkan pembelajaran berbasis TIK; (d) tiap ruang kelas dilengkapi sarana dan prasarana pembelajaran berbasis TIK, perpustakaan dilengkapi sarana digital/berbasis TIK, dan memiliki ruang dan fasilitas multi media; dan (e) menerapkan berbagai model
22
pembiayaan yang efisien untuk mencapai berbagai target indikator kinerja kunci tambahan. B. Penelitian yang Relevan Terdapat beberapa penelitian yang tema/metodenya hampir sama dengan penelitian ini , diantaranya : 1)
“Performansi
Kesehatan
dan
Keselamatan
Kerja
di
BLPT
Yogyakarta” oleh Riaya Listianing Rahmawati pada tahun 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana (1) penerapan peraturan tentang K3, (2) tingkat pengetahuan, (3) perilaku/kebiasaaan yang dilakukan oleh guru, teknisi serta siswa untuk menerapkan budaya K3 selama pembelajaran praktek, (4) kondisi fisik ruangan, lingkungan, peralatan bengkel praktek yang mendukung terciptanya K3 di BLPT Yogyakarta.
2)
“Implementasi Progam Sekolah bertaraf Internasional (Studi Kasus
di Progam Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMKN 2 Yogyakarta)” oleh Allan Maulana Ardhian tahun 2013. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui implementasi progam Sekolah Bertaraf Internasional di Progam Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMKN 2 Yogyakarta. Indikator yang diteliti meliputi pencapaian Standar Nasional Pendidikan, manajemen sekolah bertaraf internasional, dan budaya sekolah bertaraf internasional. Hasil penelitian tersebut menunjukan tingkat baik/buruk dari implementasi progam SBI pada penerapan Standar Nasional pendidikan, manajemen sekolah dan budaya sekolah.
23
3)
“Evaluasi Kinerja Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMK
Negeri 2 Ketapang Kalimantan Barat” Tesis oleh Edy Santoso tahun 2008. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengevaluasi kinerja Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) SMK Negeri 2 Ketapang Kalimantan Barat ditinjau dari : (1) komponen manajemen sekolah; (2) komponen proses belajar mengajar; (3) komponen profil ketenagaan/pendidik; (4) komponen kurikulum; (5) komponen peserta didik; (6) komponen institusi pasangan; (7) komponen unit produksi; (8) komponen lingkungan sekolah; (9) tenaga kependidikan. Penelitian tersebut menggunakan pendekatan evaluasi formatif dan data penelitian diperoleh dari pengelola sekolah serta siswa dengan metode angket model skala likert, analisis data menggunakan statistik deskriptif.
4)
“Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Tingkat I Bidang Keahlian
Teknik Elektro SMK Piri Yogyakarta (Studi Kasus)” oleh Thomas Edi Susilo tahun 2003. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara mengajar guru-guru bidang keahlihan teknik elektro SMK Piri I Yogyakarta. Data Penelitian yang diambil dengan menggunakan tabel observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subyek penelitian ini adalah Guru yang mengajar mata diklat PDIL, PKDLE, dan PME yang mengajar tingkat 1TE1 dan 1TE2. Data penelitian dianalisis menggunakan statistik deskriptif dengan mencari nilai rerata (M) dan simpangan baku (SD). Untuk mengetahui tolak ukur kemampuan cara mengajar guru mengacu pada alat penilaian kemampuan guru (APKG). Hasil dari penelitian tersebut menggambarkan kualitas mengajar guru di SMK Piri 1 Yogyakarta.
24
C. Kerangka Pikir Penelitian ini bertujuan untuk meneliti keberdampakan yang dirasakan oleh sekolah setelah dihapusanya sekolah bertaraf internasional oleh Mahkamah Konstitusi. Penelitian ini memfokuskan kepada kualitas pelayanan pendidikan yang diberikan oleh sekolah, dengan 2 fokus / obyek penelitiannya yaitu : Kegiatan Belajar Mengajar dan Kinerja Sekolah. Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional, suatu sistem pendidikan yang telah dirintis sejak tahun 2007 secara tiba-tiba dinyatakan dihentikan oleh Mahkamah Konstitusi (MK) karena dianggap melanggar konstitusi. Putusan MK terkait sisdiknas tersebut berlaku sejak dikeluarkannya putusan nomor 5/PUUX/2012 pada tanggal 8 januari 2013. Secara logika sadar, hal ini akan menimbulkan masalah yang mungkin akan berdampak kepada sekolah sebagai garda terdepan pendidikan di Indonesia. Untuk memudahkan pemahaman akan permasalahan yang terjadi, dibuatlah kerangka pikir penelitian seperti yang terlihat pada Gambar 1 berikut.
Gambar 1. Kerangka Pikir
25 25
D. Pertanyaan Penelitian Adapun pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimakah pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar di SMKN 2 Cilacap setelah dihapusnya RSBI/SBI ? 2. Bagaimanakah Kinerja Sekolah SMK Negeri 2 Cilacap setelah dihapusnya RSBI/SBI? 3. Apakah penghapusan RSBI/SBI berdampak kepada pelaksanan Kegiatan Belajar Mengajar dan Kinerja Sekolah di SMK N 2 Cilacap ?
26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian Dampak Kegiatan Belajar Mengajar Dan Kinerja Sekolah Pasca Penghapusan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional Di SMKN 2 Cilacap merupakan jenis penelitian mixed method berdasarkan cara menganalisis datanya. Penelitian mixed method ialah penelitian yang menggunakan dua jenis atau lebih metode penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Penelitian ini bisa dikatakan penelitian deskriptif-studi kasus apabila dilihat dari pendekatan penelitian yang digunakan. Pendekatan deskriptif ditujukan untuk mengambarkan suatu fakta penelitian ke dalam bentuk angkaangka atau diagram. Sedangkan pendekatan studi kasus bertujuan untuk memperoleh data yang lebih mendalam dan terperinci mengenai permasalahan yang sedang diteliti Data yang diperoleh dalam penelitian ini nantinya akan dikelompokan ke dalam dua jenis, data kuantitatif dan data kualitatif. Masing-masing data akan diolah sesuai dengan pendekatan penelitian yang digunakan. Tujuan dari penggabungan pendekatan penelitian ialah untuk mengungkap atau melukiskan secara lebih dalam terkait kegiatan belajar mengajar dan kinerja sekolah SMK Negeri 2 Cilacap pasca penghapusan RSBI.
27
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Lokasi Penelitian
: SMKN 2 Cilacap
Alamat
: Jl Budi Utomo no.8 Cilacap
2. Waktu penelitian
: 27 Maret – 30 Mei 2013
C. Desain Penelitian Desain penelitian bertujuan memudahkan pemahaman akan metode peneltian yang digunakan. Desain penelitian yang digunakan ialah Convergent Parralel Design, sesuai Gambar 2 berikut.
Gambar 2. Desain Penelitian D. Subyek dan Obyek Penelitian Pengambilan subyek dalam penelitian menggunakan teknik purposive sampling. Pengertian dari teknik ini adalah peneliti dalam memilih responden menggunakan “alasan tertentu” yang telah diperhitungkan peneliti (Sukardi, 2006:41). Dengan menggunakan teknik ini diharapkan bisa memperoleh responden yang dapat memberikan informasi relevan di lapangan. Adapun subyek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, staff TU selain itu juga dari guru, teknisi dan siswa Progam Studi Keahlian Teknik Ketenaga Listrikan SMK Negeri 2 Cilacap. 28
Obyek penelitian dalam Penelitian ini adalah kondisi lingkungan SMK Negeri 2 Cilacap khususnya untuk lingkungan Progam Studi Keahlian Teknik Ketenaga Listrikan. E. Populasi dan Sampel Penelitian Mengingat penelitian ini merupakan gabungan dari penelitian kuantitatif dan kualitatif. Maka dalam penelitian ini juga terdapat populasi dan sampel penelitian. Populasi adalah wilayah genelarisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteritik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X dan kelas XI Progam Studi Keahlihan Teknik Ketenaga Listrikan SMKN 2 Cilacap tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 173 siswa. Terdiri dari tiga kelas kelas X dan dua kelas kelas XI. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel yang diambil haruslah yang mampu mewakili populasi itu sendiri. Penentuan sampel penelitian dilakukan secara acak (random sampling). Teknik random sampling adalah teknik pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak sehingga semua anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama besar untuk bisa menjadi sampel. Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Solvin. n=
.
………………………………………………………..
Keterangan : n = Ukuran sampel N = Jumlah Populasi = 173 Siswa d = Presisi (ditetapkan 5% dengan tingkat kepercayaan 95%)
29
(1)
Bedasarkan persamaan (1) diperoleh jumlah sampel sebesar : n=
.
=
. .
= 120.76 ≈ 121 siswa
Jumlah sample sebanyak 121 siswa tersebut kemudian menentukan jumlah masing-masing
sampel
menurut
proportionate
sampling.
Teknik
tingkat
siswa
proportionate
setiap sampling
kelasnya
secara
adalah
teknik
pengambilan sampel dari populasi yang memiliki anggota yang tidak homogen dan berstrata secara proposional, dengan persamaan sebagai berikut. ni= .
………………………………………………………..
(2)
Keterangan : ni = Jumlah sampel tiap kelas n = Ukuran sampel (121 siswa) N = Jumlah Populasi (173 Siswa) Ni = Jumlah siswa tiap kelas
Dengan menggunakan persamaan (2) diatas, maka dapat diperoleh jumlah sampel pada setiap kelasnya sebagai berikut : Kelas X TITL 1 = Kelas X TITL 2 = Kelas X TITL 3 =
Kelas XI TITL 1 = Kelas XI TITL 2 =
. 121= 24.5 ≈ 25 siswa . 121= 24.5 ≈ 25 siswa . 121= 24
. 121= 24
. 121= 23.08 ≈ 23 siswa
Perhitungan diatas dirangkum ke dalam Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Jumlah Sampel Tiap Kelas Kelas Jumlah Siswa X TITL 1 35 X TITL 2 35 X TITL 3 35 XI TITL 1 35 XI TITL 2 33 Jumlah 173
30
Jumlah Sampel 25 25 24 24 23 121
Perlu diingat juga bahwa dalam pengambilan sampling tidak dilakukan bedasarkan urutan abjad atau absensi siswa di kelasnya namun menggunakan teknik incidential sampling. Maksudnya ialah siapa saja (siswa) yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dijadikan sampel. F. Teknik Pengumpulan Data 1. Angket Angket digunakan untuk mengumpulkan data yang berasal dari responden siswa. Angket yang digunakan merupakan angket tertutup dengan bentuk jawaban skala 4 dari Likert. Tiap-tiap butir pernyataan memiliki 4 pilihan jawaban, yang masing-masing jawaban memiliki bobot yang berbeda. 2. Wawancara Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam yang mungkin tidak terambil oleh metode angket. Wawancara dilakukan secara langsung (tatap muka) dengan metode semiterstruktur. Peneliti telah menyiapkan daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh responden, namun peneliti juga bisa berimprofisasi pertanyaan tergantung dari jawaban responden. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik dan Kepala Jurusan Teknik Ketenaga Listrikan. Data yang didapat berupa rekaman percakapan yang perlu diubah kedalam bentuk transkrip wawancara yang nantinya diberi kode-kode untuk mempermudah analisis data. Kode-kode wawancara yang digunakan dalam transkrip wawancara penelitian ini mendeskripsikan siapa dan tema atau topik apa yang sedang diperbincangkan. Maksud dari pengkodean ini adalah untuk mempermudah dalam
31
analisis data wawancara nantinya. Kode wawancara yang digunakan dalam penelitian ini ditampilkan dalam Tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Kode-kode Wawancara No Kode 1 KS 2 WKS 3 G 4 LL 5 BHS 6 KLS 7 TIK 8 BIA 9 ISO 10 KLN 11 KBM 12 KRK 13 GR
Keterangan/Tema Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah Guru Lulusan Bahasa Pengantar Ruang Kelas/Bengkel Teknologi Informasi Komputer Biaya ISO Kerja Sama Luar Negeri Kegiatan Belajar Mengajar Kurikulum Guru
3. Observasi Observasi dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap kondisi teknis yang ada dilapangan. Hal yang akan diobservasi adalah lingkungan sekolah,
kelengkapan
sarana
prasarana
dan
aktifitas
sekolah
seperti
memperhatikan cara guru mengajar serta keaktifan siswa di kelas. Data yang didapat dari kegiatan observasi misalnya berupa ucapan seseorang yang disertai dengan gerak-gerik badan, tangan dan mimik atau raut wajah. Kadangkala juga gerakan-gerakan yang tampak dengan jelas seperti gerakan tangan, anggukan kepala dan lain-lain. Observasi dapat dilakukan secara bersama-sama dengan metode yang lain, seperti saat membagikan angket kuesioner ke siswa sambil memperhatikan kondisi kelas. Observasi secara terpisah dapat dilakukan dengan cara berkeliling sembari memperhatikan aktifitas atau kondisi lingkungan sekolah.
32
4. Dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan cara mencari data yang telah ada di lapangan. Teknik ini merupakan pendukung dan pelengkap data primer yang diperoleh melalui metode angket, wawancara dan observasi. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa dokumen yang memuat info-info terkait SMKN 2 Cilacap. Selain itu peneliti juga melakukan dokumentasi dengan cara mengambil gambar menggunakan media kamera digital G. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian dalam penelitian ini terdiri dari. 1. Instrumen Angket Setiap pernyataan dalam instrumen angket memiliki 4 alternatif jawaban dalam bentuk skala likert, sehingga responden hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang paling mewakili kondisi lingkungan sekolahnya. Keterangan 4 alternatif jawaban yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini. Tabel 3. Skala Likert Empat Alternatif Jawaban No Alternatif Jawaban 1 Sangat Sesuai/Sangat Setuju 2 Sesuai/Baik/Setuju 3 Tidak Sesuai/Tidak Setuju 4 Sangat Tidak Sesuai/Sangat Tidak Setuju
Skor Item Pernyataan 4 3 2 1
Instrumen angket disusun bedasarkan definisi operasional masing-masing aspek penelitian. Instrumen aspek kegiatan belajar mengajar disusun bedasarkan standar yang ada pada Peraturan Pemerintah (Perpu) No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Kisi-kisi
33
instrumen angket untuk aspek penelitian Kegiatan Belajar Mengajar ditunjukan pada Tabel 4 seperti berikut. Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Angket Kegiatan Belajar Mengajar Aspek Kegiatan Belajar mengajar
Dimensi Standar Proses
Ciri SBI
Indikator Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Deskriptor 1. Rombongan Belajar
Butir 1
2. Buku Teks Pelajaran
2
3. Pengelolaan kelas
3, 4, 5
Pelaksanaan Pembelajaran
1. Metode
6
2. Suasana belajar
7, 8, 9
3. Pembelajaran Praktek
10, 11
Penggunaan Bahasa Inggris Pemanfaatan Teknologi
1.Bilingual 12, 13, 14 (Indonesia-Inggris) 1.Pembelajaran berbasis 15, 16, 17 TIK
Sedangkan kisi-kisi untuk kinerja sekolah bedasarkan standar yang ada pada Peraturan Pemerintah (Perpu) No. 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan ditunjukan pada Tabel 5 sebagai berikut. Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Angket Kinerja Sekolah Aspek Dimensi Indikator Deskriptor Kinerja Standar Bidang sarana dan Kondisi ruang kelas Sekolah Pengelol prasarana Fasilitas ruang bengkel aan
Ciri SBI
Bidang Budaya dan Lingkungan Sekolah Bidang Keuangan dan Pembiayaan Kemitraan Sekolah
Sekolah Multikultural
Bidang kesiswaan
34
Butir 1 2, 3
Lingkungan Sekolah
4, 5, 6
Biaya individu
7, 8, 9
Hubungan dengan sekolah lain Hubungan dengan instansi
10, 11
Siswa dari daerah lain
13
Pengajar dari luar negeri
14
Persamaan hak
15
Bimbingan Konseling Keikutsertaan lomba
16 17, 18
12
2. Pedoman Wawancara Wawancara dilakukan dengan metode semiterstruktur. Peneliti telah menyiapkan pedoman wawancara namun bisa juga melontarkan pertanyaan improvisasi tergantung dari jawaban responden. Kisi-kisi instrumen wawancara untuk responden Kepala Sekolah ditunjukan dalam Tabel 6 sebagai berikut.
Tabel 6. Kisi-kisi Instrumen Wawancara untuk Kepala Sekolah Aspek Penelitian
Dimensi
Indikator
Deskriptor
no. Pertanyaan
Standar Proses
Pelaksanaan Pembelajaran
Kurikulum yg digunakan Penerapan pembelajaran dr salah satu OECD Bahasa pengantar Berbahasa Inggris Pembelajaran berbasis TIK Penerapan ISO 2000
2a
Kalender Akademik Bebas Rokok & narkoba Bebas Kekerasan Interaksi dengan Sekolah Luar Negeri Sekolah Multikultural
3b 3e
Administrasi berbasis TIK SPP
3g
Kegiatan Belajar Mengajar Ciri SBI
Penggunaan bahasa asing Pemanfaatan Teknologi Standar Manajemen Pengelolaan Sekolah Kinerja Sekolah
Peraturan Sekolah Ciri SBI
Kemitraan Sekolah Sekolah Multikultural Pemanfaatan Teknologi Standar Biaya Pembiayaan Individu
35
2b
2c 2d 3a
3c 3d
3h, 3i
Sedangkan kisi-kisi wawancara untuk Kajur Progam Studi Keahlian Ketenaga Listrikan ditunjukan dalam Tabel 7 sebagai berikut. Tabel 7. Kisi-kisi Instrumen Wawancara untuk Kajur Aspek Dimensi Indikator Deskriptor penelitian Kegiatan Standar Proses Kurikulum Kurikulum yg belajar digunakan mengajar Pembelajaran di Menyenangkan kelas Interaktifinspiratif Memotivasi Ciri SBI
Penggunaan Bahasa Asing
Pemanfaatan Teknologi Adaptasi Pembelajaran Asing
Bahasa pengantar Berbahasa Inggris Pembelajaran berbasis TIK Penerapan pembelajaran dr salah satu OECD
no. pertanyaan 2b 2a 2b 2c 2f
2g 2e
H. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas Instrumen Instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu memberikan data yang tepat. Agar memenuhi hal tersebut perlu dilakukan uji validitas dan uji konsistensi butir instrumen. Uji validitas instrumen yang dilakukan adalah validitas isi (content validity) dengan cara mengkonsultasikan instrumen kepada para ahli (expert judgment). Cara ini bertujuan untuk menganalisa dan mengevaluasi butirbutir pernyataan atau pertanyaan instrumen apakah telah memenuhi (mewakili) hal yang akan diteliti. Konsistensi butir diketahui dengan cara analisis product moment dari Pearson. Kelayakan butir pernyataan dilakukan dengan cara membandingkan nilai 36
r hitung dengan r tabel. Butir dianggap layak jika r hitung lebih besar daripada r tabel, sebaliknya jika r hitung lebih kecil daripada r tabel butir pernyataan dinyatakan tidak valid. Bedasarkan tabel korelasi Pearson dengan taraf signifikansi 5%, nilai r tabel sebesar 0,176. Perhitungan dilakukan dengan bantuan software komputer. Hasil perhitungan uji validitas butir instrumen (angket) penelitian dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Hasil Uji Validitas Butir Instrumen Angket KBM Butir r hitung Keterangan Butir r hitung 1 0.478 Valid 10 0.644 2 0.457 Valid 11 0.467 3 0.421 Valid 12 0.344 4 0.536 Valid 13 0.480 5 0.499 Valid 14 0.494 6 0.654 Valid 15 0.414 7 0.526 Valid 16 0.301 8 0.647 Valid 17 0.560 9 0.459 Valid
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sedangkan untuk aspek penelitian Kinerja Sekolah, hasil uji validitas butir instrumen (angket) dapat dilihat pada Tabel 9 sebagai berikut. Tabel 9. Hasil Uji Validitas Butir Instrumen Angket Kinerja Sekolah Butir r hitung Keterangan Butir r hitung Keterangan 1 0.730 Layak 10 0.366 Layak 2 0.684 Layak 11 0.473 Layak 3 0.597 Layak 12 0.710 Layak 4 0.563 Layak 13 0.593 Layak 5 0.491 Layak 14 0.424 Layak 6 0.658 Layak 15 0.489 Layak 7 0.684 Layak 16 0.597 Layak 8 0.733 Layak 17 0.695 Layak 9 0.481 Layak 18 0.702 Layak
37
2. Reliabilitas Instrumen Suatu intrumen memiliki tingkat reliabilitas apabila instrumen tersebut digunakan beberapa kali untuk mengukur aspek penelitian yang sama hasilnya tetap sama atau relatif sama. Perhitungan uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan bantuan software komputer. Analisis reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan formula alpha-cronbach. Instrumen dinyatakan memiliki reliabilitas yang tinggi apabila nila r sama dengan atau lebih besar dari 0,7. Hasil perhitungan analisis relibilitas intrumen dapat dilihat pada Tabel 10 seperti berikut ini. Tabel 10. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen No Aspek Penelitian Jml r’hitung Butir 1 Kegiatan Belajar Mengajar 17 0.801 2 Kinerja Sekolah 18 0.890
Batas Keterangan Reliabilitas 0.70 Reliable 0.70 Reliable
I. Teknik Analisis Data Penelitian ini merupakan penelitian gabungan (mixed) dari dua macam jenis penelitian, yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Sehingga data yang didapat juga terdiri dari dua macam jenis data, data kuantitatif dan data kualitatif. Masing-masing jenis data dianalisis sesuai dengan aturan jenis penelitiannya. 1. Data Kuantitatif Data kuantitatif didapat dari sumber data dengan metode pengumpulan data berupa instrumen angket. Data yang didapat akan dianalisis menggunakan teknik analisa data deskriptif. Nantinya, setiap butir pernyataan akan dianalisis menggunakan Skala Persentase. Proses perhitungan persentase dilakukan dengan
38
cara mengalikan hasil bagi skor riil dengan skor ideal dalam seratus persen (Sugiyono, 2010), dengan rumus seperti di bawah ini :
Pencapaian =
100%
Perhitungan persentase yang didapat selanjutnya dijelaskan ke dalam uraian kalimat yang bersifat deskriptif. Dengan cara mengkategorikan skala persentase menjadi baik, cukup, kurang, dan tidak baik seperti ditunjukan pada Tabel 11 berikut. Tabel 11. Persentase Kategori Pencapaian Persentase Kategori 76 % - 100 % Baik 56 % - 75 % Cukup 40 % - 55 % Kurang < 40 % Tidak Baik
Guna memberikan gambaran secara umum mengenai penelitian yang dilakukan. Data statistik deskriptif yang antara lain terdiri dari nilai rata-rata (mean), nilai tengah (median), frekuensi terbanyak (mode)¸dan simpangan baku (Standart deviation). Selanjutnya akan bisa dicari nilai kecenderungan aspek penelitian. Pengkategoriannya bedasarkan Mean Ideal dan Standar Deviation Ideal yang diperoleh. Terdapat empat kategori dalam pengkatergorian tersebut yaitu tinggi, cukup, kurang, rendah. Pengkategorian tersebut mengacu pada buku Pengantar Statistik Pendidikan (Anas Sudijono, 2011:170). Dalam buku tersebut disebutkan bahwa pengkategorian dapat dikelompokan dengan mengacu pada rumus yang ditampilkan dalam Tabel 12.
39
Tabel 12. Distribusi Kategori Data No Rentang Skor (i) 1 (Mi + 1,5 SDi) sampai dengan (ST) 2 (Mi + 0,0 SDi) sampai dengan (Mi _ 1,5 SDi) 3 (Mi – 1,5 SDi) sampai dengan (Mi + 0,0 SDi) 4 (SR) sampai dengan (Mi – 1,5 SDi)
Kategori Tinggi Cukup Kurang Rendah
Keterangan : Mi = Rerata / Mean ideal SDi = Standar Deviasi Ideal Mi = 1/2 (Skor ideal tertinggi + skor ideal terendah) SDi = 1/6 (Skor ideal tertinggi – skor ideal terendah) ST = Skor Tertinggi SR = Skor Terendah
2. Data Kualitatif Data yang bersifat kualitatif didapat dari metode pengumpulan data wawancara, observasi lapangan dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan paling tidak memuat tiga kegiatan utama, yaitu : reduksi data , penyajian data, penarikan kesimpulan. Data yang didapat dari metode pengumpulan data wawancara, observasi lapangan masih sangat luas dan banyak sehingga dibutuhkan reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, menemukan tema dan polanya dan membuang hal-hal yang tidak perlu. Setelah itu dilakukan pengkodean (coding) untuk setiap indikator penelitian yang ada. Namun sebelum hal itu dilakukan haruslah data yang akan diolah telah siap, seperti hasil wawancara harus dibuat ke dalam transkrip wawancara. Penyajian data adalah menggabungkan informasi yang tersusun dalam bentuk yang padu dan mudah dipahami. Bentuk penyajian bisa berbentuk tabel,
40
grafik atau semacamnya sesuai dengan kebutuhan. Dalam penelitian ini penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk tabel. Penarikan
kesimpulan
adalah
melakukan
verifikasi
dari
metode
wawancara, observasi dan kajian dokumen sekunder lalu digabungkan satu sama lain. Verifikasi data dapat dilakukan dengan metode trianggulasi data dengan cara membandingkan hasil data yang didapat suatu metode pengumpulan data dengan metode lainnya. 3. Trianggulasi Data Trianggulasi data dibutuhkan mengingat penelitian ini merupakan penelitian mixed method dengan desain penelitian Convergent Parralel Design. Dengan trianggulasi, data hasil instrumen angket, data hasil wawancara dan data observasi lapangan dapat dibandingkan (compare) satu sama lain untuk menghasilkan suatu kesimpulan dari penelitian ini. Apabila diilustrasikan dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini.
Wawancara Angket
Observasi
Kesimpulan
Gambar 3. Ilustrasi Triangulasi
Untuk memudahkan dalam membandingkan (compare) data yang satu dengan yang lain. Hasil data yang telah diolah sesuai jenis datanya dimasukan ke 41
dalam tabel triangulasi dengan mengkategorikan menjadi indikator-indikator penelitian. Tabel triangulasi data ditunjukan pada Tabel 13 sebagai berikut ini. Tabel 13. Tabel Trianggulasi Data Indikator Data Data Angket Wawancara Persyaratan Butir 1. W.G.KLS/ Pelaksanaan Merupakan 31-35 Proses pernyataan Pembelajaran terkait jumlah maksimal dalam 1 kelas adalah sebanyak 32 siswa.
Data Observasi
Ket
Dari data sekunder Sesuai diketahui bahwa jumlah maksimal dalam satu kelas lebih dari 32 siswa
Ketercapaian sebesar 60 % Kategori Cukup Bidang Butir 1. Sarana dan Terkait jumlah Prasarana ruang yang dimiliki sekolah
W.WKS.KLS/ 48-50
Dari data sekunder diketahui bahwa jumlah kelas yang dimiliki sebanyak 24 kelas teori. Tak terlihat siswa yang berkeliaran selama jam pelajaran, serta di sekolah ini tidak mengenal adanya jam pagi dan siang.
Sesuai
W.WKS.ISO/ 9-11
Dari data sekunder diketahu bahwa sekolah ini telah memiliki ISO dengan nomor ISO 9001:2008 . per tanggal 11 desember 2012
Sesuai
Ketercapaian sebesar 77 % Kategori Baik
Kemitraan Sekolah
Butir 12. Terlkait kepemilikan ISO Ketercapaian 81 % Kategori Baik
42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Penelitian Dampak Kegiatan Belajar Mengajar dan Kinerja Sekolah Pasca Penghapusan RSBI menggunakan 3 metode pengumpulan data, yaitu angket, wawancara, dan observasi. Angket ditujukan kepada responden siswa dengan jumlah sampel sebanyak 121 siswa. Wawancara dilakukan kepada 2 responden yang dirasa mengetahui lebih dalam mengenai kondisi sekolah, Kajur Prodi TITL dan Kepala Sekolah/Wakil Kepala Sekolah SMKN2 Cilacap. Observasi dilakukan guna mencari data pendukung atau sebagai pembanding nantinya saat dilakukan triangulasi data. 1. Hasil Penelitian Kegiatan Belajar Mengajar a. Kegiatan Belajar Mengajar Bedasarkan Data Angket Aspek penelitian kegiatan belajar mengajar pasca dihapusnya RSBI di SMKN 2 Cilacap dengan responden siswa memiliki 17 butir pernyataan. Angket penelitian diberikan kepada siswa kelas X dan kelas XI, setelah dilakukan perhitungan didapat besar sampel sebanyak 121 siswa. Angket penelitian menggunakan skala empat (skala linkert). Sehingga nilai maksimal yang mampu didapat untuk masing-masing pernyataan sebesar 484. Nilai ketercapaian yang didapat setiap butir pernyataan akan dibandingkan dengan nilai maksimal tersebut dan akan didapatkan nilai ketercapaian. Hasil ketercapaian aspek kegiatan belajar mengajar dapat dilihat dalam Tabel 14 dan Gambar 4.
43
Tabel 14. Hasil Ketercapaian Aspek Kegiatan Belajar Mengajar No Butir Nilai %Pencapaian Kategori 1 295 60% Cukup 2 390 80% Baik 3 369 76% Baik 4 340 70% Cukup 5 416 85% Baik 6 378 77% Baik 7 373 76% Baik 8 354 73% Cukup 9 398 82% Baik 10 325 67% Cukup 11 339 69% Cukup 12 243 50% Kurang 13 259 53% Kurang 14 264 54% Kurang 15 390 80% Baik 16 412 84% Baik 17 352 72% Cukup 90 80
Presentase
70 60 50 40
KBM
30 20 10 Butir 17
Butir 16
Butir 15
Butir 14
Butir 13
Butir 12
Butir 11
Butir 10
Butir 9
Butir 8
Butir 7
Butir 6
Butir 5
Butir 4
Butir 3
Butir 2
Butir 1
0
Gambar 4. Diagram Batang Persentase Pencapaian KBM Bedasarkan diagram batang persentase pencapaian KBM , pencapaaian tertinggi diperoleh butir pernyataan nomor 5. Butir pernyataan ini terkait sikap
44
menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang agama, suku jenis kelamin dan status sosial. Ketercapaian butir pernyataan nomor 5 sebesar 85% dapat dikategorikan penerapan sikap tersebut ketika kegiatan belajar mengajar di kelas termasuk kedalam kategori “Baik”. Sedangkan bedasarkan hasil pehitungan statistik diketahui bahwa skor rata-rata
siswa dalam pengisian angket kuesioner kegiatan belajar mengajar
sebesar 46 dengan skor minimum sebesar 30 , skor maksimum sebesar 62 dan standar deviasi sebesar 5.33. Dengan nilai rata-rata dan nilai standar deviasi, nilai kecenderungan dapat diketahui seperti yang ditampilkan dalam Tabel 15.
Tabel 15. Nilai Kecenderungan Kegiatan Belajar Mengajar No Interval Frekuensi Presentase (%) 1 54-62 22 18 % 2 46-54 59 49 % 3 38-46 35 29 % 4 30-38 5 4% Jumlah 121 100
Kategori Tinggi Cukup Kurang Rendah
Data pada Tabel 15 tersebut dapat digambarkan ke dalam bentuk diagram pie seperti Gambar 5 berikut. Rendah 4% Tinggi 18%
Kurang 29%
Cukup 49%
Gambar 5. Diagram Pie Nilai Kecenderungan Kegiatan Belajar Mengajar
45 45
b. Kegiatan Belajar Mengajar Bedasarkan Hasil Wawancara Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di SMKN 2 Cilacap khususnya untuk Progam Studi Teknik Instalasi Tenaga listrik dapat dilihat dari beberapa faktor yang mengacu pada Peraturan Pemerintah nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah ditambah dengan ciri sekolah RSBI. Faktor-faktor dan ciri tersebut diantaranya ada yang dijadikan indikator dalam pengajuan pertanyaan wawancara. Wawancara diajukan kepada responden yang dirasa mengenal kondisi lingkungan sekolah dengan baik. Responden yang dimaksud ialah guru jurusan teknik instalasi listrik dan wakil kepala sekolah. Selanjutnya transkrip wawancara yang didapat diberi kode masing masing. W.G.Aspek Penelitian merupakan kode yang digunakan untuk wawancara dengan responden guru dan W.WKS.Aspek Penelitian merupakan kode yang digunakan untuk wawancara dengan responden wakil kepala sekolah. Secara umum kegiatan belajar mengajar di SMKN 2 Cilacap relatif tak berubah pasca dihapusnya status RSBI oleh pemerintah sebagaimana dijelaskan oleh guru jurusan teknik instalasi listrik. Guru tersebut menjelaskan bahwa : …Saya kira untuk KBM. Baik itu sebelumnya, sedang atau sesudahnya, saya kira dalam KBM itu sama. Tidak ada pengurangan, berlebihan. Sama saja. Sebelum SBI siswa praktek, siswa Praktek Minor. Selama SBI Mayor, lalu setelah ga ada RSBI dihilangkan. Ya ga begitu, tetap saja. Kita tetap menjalankan sesuai dengan kurikulum, serta mengacu pada industri. Masalah anggaran ga ada perbedaan. Ga masalah. Ini kan belum berapa lama penghapusan RSBI ini, baru berapa lama y? Ya belum. Baru semester ini. Saya kira tidak ada perbedaan sebelum/setelah RSBI dihapus (W.G.KBM/2-13).
46
Lebih lanjut, kegiatan belajar mengajar akan mampu berjalan dengan baik apabila didukung oleh sarana dan prasarana yang baik pula. Berkenaan dengan hal tersebut Guru jurusan teknik instalasi listrik menjelaskan bahwa : ….Klo ruang praktek dibelakang semua, ada 5 ruang praktek. Untuk 8 rombel.Wah.. cukup sekali. Tiap hari hari 2-2. Klo ada kelas tiga ya 3-3. Masih bisa mencukupi. (W.G.KLS/31-35) Penjelasan guru tersebut juga didukung oleh penjelasan wakil kepala sekolah pada wawancara terpisah, dalam wawancara tersebut dijelaskan bahwa : ….Cukup. Untuk jumlah kelas cukup. kita kan punya 44 kelas. Kita sistemnya sudah moving class. sudah kaya kuliah. Ga ada kelas itu miliknya kelas apa, Kelas itu miliknya mata pelajaran. klo maw pelajaran bahasa Indonesia ya, ya larinya ke ruang bahasa. Rombel itu, singkatan dari Rombongan Belajar. ya sama saja dengan kelas lah (W.WKS.KLS/48-56). Salah satu keunggulan sekolah RSBI ialah dalam pemanfaatan teknologi konputer. Seperti penggunaan sarana LCD proyektor untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Berkenaan dengan hal ini, guru jurusan teknik instalasi listrik menjelaskan bahwa : ….Ya menggunakan, semuanya menggunakan. Menggunakan semua. Lah wong sekarang sudah disediakan, alat disediakan. Makasnya klo di SBI itu anggarannya ke Fisik, alat bantu mengajar. Kesana larinya Klo bahan praktek ya tetap. Sama. (W.G.TIK/36-41) Masih terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi komputer, dalam wawancara terpisah dengan wakil kepala sekolah menjelaskan bahwa : ….Owh.. itu udah lama. Sebelum RSBI kita sudah ada itu (bertahap). awal-awalnya tahun 2003-04 lah, satu-dua ruang. Pake yang Portable. Ya bertahap, sekarang sudah tiap ruang sudah lengkap LCD. klo gurunya IT minded, ya dulu ada IHT (in house Traning). Pelatihan Power point, gtu-gtu. Yang ngajar juga dari temen sendiri. (W.WKS.TIK/40-47)
47
Ciri sekolah RSBI lainya ialah penggunaan bahasa inggris sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan belajar mengajar. Terkait hal ini guru jurusan teknik instalasi listrik menjelaskan bahwa : ….Saya kira ada yang melakukan ada yang tidak. Ya sama. Paling dijurusan listrik ya. Gimana yah?. Kan kita lihat SDM-nya, gimana? Trus tuntutan lagi. Tapi klo kejuruan saya rasa no problem. Klo teknik kita menggunakan bahasa inggris teknik. Iya. Ya campur. Bahasa inggris teknik. Ada. Ada.. ya seperti itu… Iya. Ini kan masih peralihan. Baru berapa berapa bulan sih. Jadi tidak terlalu mencolok. Cuman untuk mengatasi itu, karena SBI ada kelas Khusus itu apa namanya itu.. sing HL, apa AHL untuk bahasa inggris.(W.G.BHS/19-30) Terkait penggunaan bahasa inggris sebagai bahasa pengantar, wakil kepala sekolah memberi penjelasan sebagai berikut : ….Ya pernah dulu, sewaktu menyandang SBI kita menerapkan. pembelajaran produktif, sama pembelajaran SAINS. Matematika, kimia. artinya ya bilingual, ya tidak penuh. Kadang kadang pengantarny, pendahuluannya. Tidak sepanjang 3 jam pelajaran penuh.Apalagi kalau produktif kan Tools-tool nya, alatnya itu kan bahasanya dari luar. Klo mesinnya dari jerman, malah manualnya booknya bahasa jerman, bahasa inggris. Iya, iya masih diterapkan. (W.WKS.BHS/28-38)
Selain indikator-indikator yang telah dijelaskan, masih ada beberapa indikator yang dijelaskan oleh responden seperti kurikulum yang digunakan, ketersediaan gurur dan tenaga pengajar dan kerja sama dengan luar negeri. Kesemua indikator tersebut dapat dilihat lebih lengkap pada transkrip wawancara, baik itu untuk responden Guru Teknik Instalasi Listrik maupun responden Wakil kepala Sekolah.
48
c. Kegiatan Belajar Mengajar Bedasarkan Hasil Observasi Kegiatan observasi dilakukan semenjak pertama kali datang di SMKN 2 Cilacap, sekitar tanggal 20 Februari 2013. Lebih intensif, pengumpulan data penelitian dengan metode observasi dilakukan dari tanggal 21-30 Mei 2013. Observasi dilakukan untuk mendapatkan data pendukung dari 2 metode pengumpulan data yang lain, selain itu observasi juga dapat digunakan sebagai data pembanding (kroscek) akan kebenaran data yang didapat dari metode lainnya. Observasi penelitaian terkait kegiatan belajar mengajar dilakukan di blok Jurusan Teknik Instalasi Listrik. Letak Blok ini letaknya berada pada sisi dalam sekolah, untuk sampai di blok ini dari pintu gerbang sekolah ambil jalan lurus melewati beberapa lorong lalu melewati jalan disamping lapangan sepakbola setelah itu belok kanan. Blok jurusan Teknik Instalasi Listrik berada pada pojok kanan sekolah apabila dilihat dari atas. Blok ini berhadapan dengan blok Jurusan Mesin/Otomotif. Observasi kegiatan belajar dikelas lebih kepada memperhatikan segala kegiatan yang berlangsung selama KBM, baik itu dari pihak guru maupun siswa itu sendiri. Selain itu observasi ini juga memperhatikan kondisi lingkungan kelas serta alat-alat penunjang lainnya. Seperti sekolah pada umunya, selama kegiatan belajar berlangsung guru menjelaskan materi di depan kelas dan siswa mendengarkan pada tempat duduk yang tersedia. Selama memberikan penjelasan intonasi suara yang dimiliki oleh guru mampu terdengar sampai siswa baris paling belakang. Mungkin beberapa siswa tidak bisa mendengar dengan baik penjelasan guru, hal ini bukan
49
dikarenakan intonasi suara yang kurang namun lebih karena siswa tersebut yang kurang memperhatikan pelajaran. Kadang kala intonasi suara ditinggikan sebagai tanda agar siswanya kembali fokus memperhatikan pelajaran yang berlangsung di dalam kelas atau bengkel. Kondisi lingkungan bengkel dapat dilihat pada Gambar 6 dan Gambar 7 sebagai berikut.
Gambar 6. Salah Satu Kondisi Bengkel
Gambar 7. Penempatan Peralatan Praktek
50 50
Kegiatan praktek dilakukan di ruang bengkel. Jurusan teknik instalasi listrik memiliki 5 ruang bengkel dengan fungsinya masing-masing. Jumlah bengkel ini telah sesuai (mencukupi) dengan kurikulum yang berlangsung. Ruang bengkel berbentuk persegi dengan lantai tehel. Posisi meja dan kursi berada di tengah ruang, dengan sisinya digunakan untuk lemari penyimpan peralatan praktek atau tempat praktek itu sendiri. Cahaya yang masuk ke dalam kelas sudah cukup terang untuk kegiatan belajar berlangsung, sehingga tidak membutuhkan cahaya tambahan ketika cuaca sedang cerah. Sayangnya tidak terdapat toolman yang membantu guru ketika sedang melakukan praktik. Kegiatan menyiapkan peralatan praktek harus dikerjakan oleh guru itu sendiri. Bisa dikatakan guru disini sekaligus merangkap sebagai toolman. Selain itu peralatan yang tersedia di bengkel biasanya tidak mencukupi apabila dilakukan praktek secara serentak. Untuk menyiasati hal tersebut mau tidak mau siswa secara bergantian melakukan kegiatan praktek, seperti yang ditunjukan pada Gambar 8 berikut.
Gambar 8. Kegiatan Praktik
51 51
2. Hasil Penelitian Kinerja Sekolah a. Kinerja Sekolah Bedasarkan Data Angket Aspek penelitian kinerja sekolah pasca dihapusnya RSBI di SMKN 2 Yogyakarta dengan responden siswa memiliki 18 butir pernyataan. Angket penelitian diberikan kepada siswa kelas X dan kelas XI, setelah dilakukan perhitungan didapat besar sampel sebanyak 121 siswa. Angket penelitian menggunakan skala empat (skala linkert). Sehingga nilai maksimal yang mampu didapat untuk masing-masing pernyataan sebesar 484. Nilai ketercapain yang didapat setiap butir pernyataan akan dibandingkan dengan nilai maksimal tersebut sehingga didapatkan nilai ketercapaian. Hasil ketercapaian aspek kinerja sekolah dapat dilihat dalam Tabel 16 dan Gambar 9 berikut. Tabel 16. Hasil Ketercapaian Aspek Kinerja Sekolah No Butir Nilai %Pencapaian 1 374 77 % 2 375 77 % 3 387 80 % 4 348 72 % 5 371 77 % 6 314 65 % 7 345 71 % 8 264 55 % 9 329 68 % 10 386 80 % 11 281 58 % 12 392 81 % 13 396 82 % 14 234 48 % 15 394 81 % 16 342 71 % 17 301 62 % 18 290 60 %
52
Kategori Baik Baik Baik Cukup Baik Cukup Cukup Kurang Cukup Baik Cukup Baik Baik Kurang Baik Cukup Cukup Cukup
90% 80% 70% Persentase
60% 50% 40%
Kinerja
30% 20% 10% 0%
Gambar 9. Diagram Batang Ketercapaian Aspek Kinerja
Bedasarkan diagram batang di atas , pencapaaian terendah diperoleh butir pernyataan nomor 14. Butir pernyataan ini terkait ketersediaan tenaga kerja yang berasal dari luar negeri. Dengan pencapaian sebesar 48% dapat dikategorikan bahwa ketersediaan tenaga pengajar yang berasal dari luar negeri dalam kategori kurang. Bedasarkan hasil pehitungan statistik diketahui bahwa skor rata-rata siswa dalam pengisian angket kuesioner kegiatan belajar mengajar sebesar 48.5 dengan skor minimum sebesar 30 , skor maksimum sebesar 67 dan standar deviasi sebesar 6.17. Dengan nilai rata-rata dan nilai standar deviasi, nilai kecenderungan dapat diketahui seperti yang ditampilkan dalam Tabel 17. Tabel 17. Nilai Kecenderungan Aspek Kinerja No Interval Frekuensi 1 57.75 – 67 20 2 48.5 – 57.75 59 3 39.25 – 48.5 34 4 30 – 39.5 8 Jumlah 121 53
Presentase (%) 17 % 49 % 28 % 7% 100
Kategori Tinggi Cukup Kurang Rendah
Data pada tabel 17 dapat digambarkan kedalam bentuk diagram pie seperti Gambar 10 berikut.
Rendah 7%
Tinggi 17%
Kurang 28%
Cukup 48%
Gambar 10. Diagram Pie Nilai Kecenderungan Aspek Kinerja Sekolah
Dari diagram pie tersebut terlihat bahwa sebagian kecil siswa (7 %) menyatakan kinerja sekolah dalam kategori Rendah. Sebanyak 28 % siswa menyatakan bahwa kinerja sekolah dalam kategori Kurang. Sebanyak 48 % siswa menyatakan kinerja sekolah dalam kategori Cukup dan sebanyak 17 % siswa menyatakan kinerja sekolah dalam kategori Tinggi.
54
b. Kinerja Sekolah Bedasarkan Hasil Wawancara Kinerja sekolah dapat dilihat dari beberapa faktor yang mengacu pada Peraturan Pemerintah (Perpu) No. 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah ditambah dengan ciriciri sekolah RSBI. Faktor-faktor tersebut ada beberapa yang dijadikan indikator dalam mengajukan pertanyaan kepada responden penelitian. Indikator-indikator yang dilihat dalam penelitian ini terkait kinerja sekolah pasca dihapusnya status RSBI diantaraanya dilihat dari manajemen ISO, sarana prasarana, bidang keuangan, serta kemitraan sekolah. Selama menyandang status RSBI sekolah harus mempunyai standar ISO. Hal ini dibuktikan dengan kepemilikan sertifikat ISO yang diberikan oleh instansi terkait. Meski tidak lagi menyandang RSBI sekolah ex-RSBI haruslah menjamin mutu sekolah tidak turun, salah satunya dengan kepemilikan sertifikat ini. Berkenaan dengan hal ini wakil kepala sekolah menjelaskan bahwa : Kalo SMK 2 secara prinsip ga bermasalah, mau RSBI mau tidak, kita tidak berpengaruh terhadap pelayanan. Karena kita mengacu pada standar pelayanan mutu ISO. Kita sudah sistem manajemen mutu ISO, ya itu tidak berpengaruh, Mau statusnya (tidak) RSBI,itu kan, hanya artinya secara hukum RSBI tidak ada. Tetapi secara kualitas tetap terjaga, jadi ya tidak ada pengaruhnya. Iya. Sudah, Ber ISO. Sejak Tahun 2006. Ini sudah survey-len yang ke 3, sertifikasi yang ke 3 (W.WK.ISO/1-11) . Bidang sarana prasana terkait tentang ketersedian ruang kelas dan bengkel serta sarana pendukung lainnya yang dimiliki oleh SMKN 2 Cilacap. Hal ini telah dijawab oleh pernyataan wakil kepala sekolah dalam interview wawancara (W.WKS.KLS/48-56). Kemudian diperkuat dengan pernyataan guru intstalasi tenaga listrik dalam wawancara terpisah (W.G.KLS/31-35). Kedua responden
55
tersebut menyatakan bahwa jumlah kelas dan bengkel SMKN 2 Cilacap mencukupi sehingga mampu memberikan kinerja yang baik. Aspek lain yang dijadikan indikator ialah kerjasama sekolah dengan sekolah luar negeri dan kerjasama sekolah dengan industri. Terkait kerja sama dengan luar negeri, wakil kepala sekolah menjelaskan bahwa : ….Hubungan dalam arti MoU, pernah. Sekolah, biasanya. Ya, semacam Sister School lah.Itu ke New Zeland, Turki pernah. tapi kan yang berangkat ya kepala sekolah. Owh, belum (pertukaran pelajar). Kalau itu belum. baru baru kepala sekolah. tapi guru-guru sini ya banyak yang dikirim ke luar negeri, (W.WKS.KLN/57-61) Lantas lebih lanjut wakil kepala sekolah menjelaskan kerjasama sekolah dengan industri sebagai berikut : ….Ow..rekrut. klo itu ya setiap tahun. kita itu, baru pengumumman kemarin, itu sudah 70% sudah diterima perusahaan. dan itu Skala Perusahaannya sudah Internasional, bukan nasional. Astra Honda Motor. Buma. Busan. (W.WKS.LL/66-71) Selain indikator-indikator yang telah dijelaskan, masih ada beberapa indikator yang dijelaskan oleh responden seperti ketersediaan guru dan tenaga pengajar serta pembiyayan sekolah. Kesemua indikator tersebut dapat dilihat lebih lengkap pada transkrip wawancara responden Wakil Kepala Sekolah.
c. Kinerja Sekolah Bedasarkan Hasil Observasi Sekolah ini berdiri sejak 15 September 1978. Dari data sekunder yang didapat, diketahui bahwa sekolah ini memiliki 8 kompetensi keahlian yaitu : Teknik Gambar Bangunan, Teknik Kontruksi Kayu, Teknik Instalasi Tenaga listrik, Teknik Permesinan, Teknik Pengelasan, Teknik Kendaran Ringan, Nautika Kapal Penangkap Ikan, Teknika Kapal Penangkap Ikan dengan akreditas kesuanya A (Amat Baik). 56
Terlihat pula bahwa sekolah ini telah memiliki sertifikat ISO 9001:2008 per tanggal 11 Desember 2012, hal ini menunjukan bahwa sekolah ini mempunyai manajemen mutu yang baik. Selain itu sekolah ini juga telah ditetapkan sebagai salah satu sekolah Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di Kabupaten Cilacap sejak tanggal 2 Oktober 2009. Menurut keputusan Direktur Pembinaan SMK Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Nasional dengan nomo SK 4294/CS.3/Kep/KU2009. Tentu saja keputusan mengenai status RSBI tersebut sekarang tidak berlaku, karena RSBI sendiri telah dihapuskan oleh Mahkamah Konstitusi per 8 Januari 2013. Bedasarkan data obesrvasi terlihat kondisi lingkungan sekolah yang berlokasi di jalan Budi Utomo no 8 Cilacap Selatan ini nampak bersih. Tidak terdapat sampah berserakan. Terdapat tempat sampah yang tersedia di beberapa titik sekolah. Selain itu tempat sampah itu juga dibedakan antara sampah organik dan anorganik. Halaman depan SMKN 2 Cilacap dapat dilihat pada gambar 11 berikut.
Gambar 11. Halaman SMK N 2 Cilacap
57
Selain kondisi lingkungan sekolah yang bersih , sekolah ini juga mengusung tema Go Green. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya pohon rindang yang tersebar hampir setiap sudut sekolah selain itu juga terdapat taman sekolah disertai kolam berisi ikan hias. Kondisi sekolah yang rindang ini menambah kenyamanan siswa dalam belajar. Kedua hal ini ditunjukan pada Gambar 12 dan Gambar 13.
Gambar 12. Poster Go Green pada Salah Satu Dinding Sekolah
Gambar 13. Taman Sekolah 58
Sekolah ini telah menerapkan system moving class yang mana dengan sistem ini para siswa diharuskan datang kepada kelas mata pelajaran sesuai dengan jadwalnya masing-masing. Jumlah kelas teori yang dimiliki oleh sekolah ini sebanyak 24 kelas. Tersedia pula lab gambar, lab computer, lab CNC, lab Fisika-Kimia, lab Bahasa Inggris/HK, masjid, lapangan basket, lapangan tenis, lapangan olahraga serta memiliki aula. Terdapat beberapa ruang lain yang kesemuanya dapat dilihat pada dokumen Profil SMK N 2 Cilacap tahun pelajaran 2012/2013. Dari observarsi yang dilakukan terlihat bahwa sekolah ini telah mulai menerapkan TIK dalam kegiatannya. Hal ini dapat dilihat dari ketersedianya LCD proyektor hampir disetiap ruang teori dan ruang bengkel. Terlebih lagi dalam sekolah ini telah tersedia wifi. Sehingga memudahkan siswanya dalam mencari bahan belajar atau info-info penting yang berasal dari internet, seperti yang ditunjukan pada Gambar 14 berikut.
Gambar 14. Penerapan TIK dalam lingkungan Sekolah
59
Kinerja sekolah dapat dilihat dari banyaknya lulusan yang diserap oleh industri. Sekolah ini mempunyai motto “Aku Datang Untuk Belajar, Lulus Langsung Bekerja”. Guna menudukung hal tersebut sekolah mempunyai Bursa Kerja Khusus (BKK) yang secara khusus menangani hal ini. Ada beberapa industri yang telah bekerja sama dengan SMK N 2 Cilacap, diantarannya Astra Honda Motor, Buma, Bussan. Dengan penyerapan lulusan hampir sebesar 70% untuk tahun ini sendiri. Selain dilihat dari penyerapan lulusan, kinerja sekolah juga dapat dilihat dari prestasi yang diraih sekolah dalam kejuaraan. Dalam satu tahun terakhir SMK N 2 Cilacap telah menjuarai beberapa kejuaraan seperti yang tertera pada Tabel 18 berikut. Tabel 18. Prestasi Sekolah No Kegiatan 1 Juara 1 Lomba Karya Ilmiah Remaja Plastik UKSW 2 Juara 1 POPDA SMA/SMK/MA Taekwondo 3 Juara II POPDA SMA/SMK/MA Atletik 4 Juara 1 POPDA SMA/SMK/MA Pencak Silat 5 Juara 1Putra Lomba Siswa SMK Berprestasi Tingkat Kabupaten
60
Kejuaraan Tingkat Provinsi
Tahun 2012
Kabupaten
2012
Kabupaten Kabupaten
2012 2012
Kabupaten
2012
B. Pembahasan 1. Pembahasan Kegiatan Belajar Mengajar Tahap ini akan membahas aspek kegiatan belajar mengajar dengan cara melihat dari tiga metode pengumpulan data secara bersaamaan. Guna memudahkan dalam menganalisis penelitian, data yang telah terkumpul dari metode-metode tersebut dimasukan kedalam satu tabel triangulasi seperti ditunjukan pada Tabel 19 berikut. Tabel 19. Triangulasi Data Aspek KBM Indikator Butir Angket Interview Persyaratan Butir 1. W.G.KLS/31-35 Pelaksanaan Ktrcapain 60% Proses Butir 5. Pembelajaran Ktrcapaian 85 %
Pelaksanaan Pembelajaran
Butir 6. Ktrcapaian 77 %
Butir 10. Ktrcapaian 67 % Penggunaan Bhs Asing
Butir 13. Ktrcapaian 53 %
Pemanfaatan Teknologi
Butir 15. Ktrcapaian 80 %
Butir 16. Ktrcapaian 84 %
Observasi Jumlah siswa lebih dari 32 Terdapat sikap saling menghargai selama KBM Terlihat saat KBM guru menggunakan beberapa metode berbeda. W.G.TIK/39-41 Siswa melakukan praktek secara bergantian W.G.BHS/19-25 Bahasa pengantar lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia W.G.TIK/36 Terlihat guru menggunkan media laptop sbg alat bntu mengajar W.WKS.TIK/40-47 Telah terpasang LCD proyektor di W.G.TIK/36 setiap kelas dan bengkel
Ket Sesuai Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Indikator persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran dalam tabel 19 diwakili oleh butir angket nomor 1 dan butir angket nomor 5. Pernyataan butir 1 61
terkait jumlah maksimal dalam 1 kelas yang dianjurkan. Peraturan Pemerintah nomor 41 tahun 2007 menyatakan bahwa jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar adalah sebanyak 32 peserta didik. Ketercapaian butir nomor 1 sebesar 60 % dengan ketercapaian ini butir nomor 1 termasuk kategori Cukup. Hal ini menandakan bahwa jumlah maksimal siswa dalam satu rombongan di Prodi Instalasi Listrik terindikasi tidak sama dengan 32 siswa. Ketua Jurusan Ketenaga Listrikan dalam interview (W.G.KLS/31-35) menyatakan bahwa rombongan belajar (rombel) yang dimiliki saat ini sebanyak 8 rombel yang terdiri dari 3 kelas X , 2 kelas XI dan 3 kelas XII. Dalam observasi lapangan dan data sekunder profil sekolah diketahui bahwa jumlah maksimal dalam satu rombel lebih dari 32 siswa. Namun perlu diingat bahwa hal ini (jumlah siswa) telah terdata sejak sekolah masih menyandang SBI, bukan lantas karena tidak lagi menyandang status RSBI terjadi penambahan jumlah siswa. Dengan melihat data yang ada dapat dipahami bahwa perubahan status sekolah tidak mempengaruhi jumlah maksimal dalam satu rombongan belajar. Butir angket nomor 5, pernyataan pada butir ini terkait sikap saling menghargai tanpa memandang suku, agama, jenis kelamin dan sosial ekonomi. Ketercapaian butir ini sebesar 85 %, dengan ketercapaian ini butir 5 termasuk kategori baik. Hal ini menandakan penerapan sikap saling menghargai tanpa memandang suku, agama, jenis kelamin dan sosial ekonomi di jurusan listrik dalam ketegori baik. Hasil ini sesuai dengan hasil yang didapat dari observasi lapangan, pada catatan lapangan diketahui bahwa saat mengajar guru terlihat sangat nyaman dalam memberi materi. Tak terlihat ketegangan pada raut wajah
62
siswa atau adanya intimidasi yang dilakukan oleh guru tapi memang terkadang guru memberi peringatan kepada siswa yang terlihat gaduh. Indikator pelaksanaan pembelajaran dalam tabel 19 diwakili oleh butir angket nomor 6 dan butir angket nomor 10. Pernyataan butir 6 terkait metode mengajar yang digunakan guru saat mengajar. Peraturan Pemerintah nomor 41 tahun 2007 menyatakan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran seorang guru harus menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar lainnya. Ketercapain butir nomor 6 sebesar 77 % dengan ketercapaian ini butir nomor 6 termasuk kategori Baik. Hal ini menandakan bahwa saat mengajar, guru menerapkan beragam metode pembelajaran yang untuk menciptakan suasana belajar yang interaktif. Dari observasi lapangan diketahui bahwa memang selama mengajar, guru menerapkan beberapa metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhannya. Metode ceramah merupakan metode yang paling sering digunakan namun terkadang diselingi dengan tanya jawab dan diskusi kelas atau ditambahi dengan metode lainya seperti demontrasi. Dengan melihat data yang ada, terlihat bahwa antara data angket dan data hasil observasi terdapat kesesuaian. Butir angket nomor 10, pernyataan pada butir ini terkait jumlah peralatan praktek yang digunakan saat pembelajaran praktek. Peraturan Pemerintah nomor 41 tahun 2007 menyatakan bahwa sekolah memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio atau lapangan. Terlebih sekolah ini telah menyandang RSBI (sekarang ex-RSBI) seharusnya memiliki fasilitas satu peralatan praktek untuk satu siswa ketika dilakukan pembelajaran praktek. Ketercapaian butir ini sebesar 67 %, dengan ketercapaian ini butir 10 termasuk
63
kedalam kategori Cukup. Hal ini menandakan bahwa jumlah peralatan praktek yang dimiliki terindikasi tidak mampu untuk dilaksanakan pembelajaran praktek dengan kriteria satu alat praktek untuk satu siswa. Ketua Jurusan Ketenaga Listrikan dalam interview (W.G.TIK/39-41) menyatakan bahwa dana RSBI sebagian besar digunakan untuk anggaran fisik dan alat bantu mengajar. Sedangkan untuk peralatan praktek relatih tetap. Hal ini selaras dengan hasil observasi lapangan, dalam Gambar 8 terlihat bahwa siswa sedang melakukan kegiatan praktek secara bergantian. Hal ini diamini juga oleh guru mata pelajaran bahwa memang peralatan praktek yang dimilki tidak mencukupi untuk dilakukannya pembelajaran praktek secara serentak, sehingga untuk menyiasatinya dilakukan dengan cara bergantian. Indikator penggunaan bahasa asing dalam tabel 19 diwakili oleh butir angket nomor 13. Pernyataan butir ini terkait pembelajaran bilingual telah diterapkan pada mata pelajaran inti kejuruan. Sekolah SBI/RSBI disyaratkan melaksanakan pembelajaran menggunakan bahasa Inggris untuk mata pelajaran kelompok SAINS, Matematika dan Inti Kejuruan. Ketercapaian butir ini sebesar 53 % , dengan pencapaian ini butir 13 termasuk kedalam kategori Kurang. Hal ini menandakan bahwa penerapan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan belajar mengajar masih rendah. Ketua Jurusan Ketenaga Listrikan dalam interview (W.G.BHS/19-25) menyatakan bahwa terdapat guru yang telah melaksanakan pembelajaran secara bilingual namun hanya sebagian saja. Beliau menjelaskan bahwa hal tersebut urung dilakukan secara penuh karena melihat SDM yang dimiliki. Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa untuk pembelajaran di jurusan listrik tidak ada masalah
64
karena memang pada dasarnya mereka (guru) menggunakan bahasa inggris teknik yang mana menggunakan istilah-istilah teknik (yang biasanya mengggunakan bahasa Inggris) dalam penyampaian materinya. Indikator pemanfaatan teknologi dalam tabel 19 diwakili oleh butir angket nomor 15 dan butir angket nomor 16. Pernyataan butir 15 terkait penggunaan media komputer/laptop oleh guru sebagai alat bantu mengajar. Ketercapaian butir ini sebesar 80 % , dengan pencapaian ini butir 15 termasuk dalam kategori Baik. Hal ini menandakan bahwa guru telah menggunakan media komputer/laptop sebagai alat bantu mengajar dengan baik. Ketua Jurusan Ketenaga Listrikan dalam interview (W.G.TIK/36) menyatakan bahwa sebagian besar guru telah menggunakan media laptop sebgai alat bantu mengajarnya. Dari hasil observasi lapangan terlihat bahwa guru telah menggunakan media laptop sebagai alat bantu mengajarnya, baik itu untuk pelajaran teori maupun pelajaran praktek. Butir angket nomor 16, pernyataan pada butir ini terkait penggunaan media LCD proyektor oleh guru dalam penyampaian materinya. Ketercapaian butir ini sebesar 84 % , dengan pencapaian ini butir 16 termasuk dalam kategori Baik. Hal ini menandakan bahwa guru telah menggunakan media LCD proyektor dalam penyampaian materinya. Ketua Jurusan Ketenaga Listrikan dalam interview (W.G.TIK/36) menyatakan bahwa guru jurusan teknik instalasi listrik telah menggunakan media LCD proyektor dalam penyampaian materinya. Hal ini diamini Wakil Kepala Sekolah dalam wawancara terpisah (W.WKS.TIK/40-47) menyatakan bahwa penggunaan LCD proyektor sudah dilakukan sejak tahun 2003 yang saat itu masih
65
menggunakan LCD proyektor portable. Namun secara bertahap terus bertambah hingga sampai saat ini LCD proyektor telah terpasang di setiap ruang. Hasil observasi lapangan yang diperoleh juga sesuai dengan hasil angket dan hasil wawancara. Terlihat bahwa di setiap ruang telah terpasang LCD proyektor, dan guru hanya tinggal memasukan kabel VGA apabila ingin memakainya. Secara keseluruhan kegiatan belajar mengajar pasca dihapusnya status RSBI oleh Mahkama Konstitusi dapat dilihat dari diagram Pie nilai kecenderungan kegiatan belajar mengajar (gambar 5). Dari diagram pie tersebut diketahui bahwa sebanyak 4 % siswa menyatakan KBM dalam kategori Rendah, sebanyak 29 % siswa menyatakan KBM dalam kategori Kurang , sebanyak 49% siswa menyatakan KBM dalam kategori Cukup dan sebanyak 18 % siswa menyatakan KBM dalam ketegori Tinggi. Dari persentase ini dapat disimpulkan bahwa menurut siswa Kegiatan Belajar Mengajar pasca dihapusnya RSBI tergolong cukup baik. Sedangkan menurut hasil wawancara dengan Kajur (W.G.KBM/2-13) Kegiatan belajar mengajar tidak terpengaruh dengan adanya penghapusan status RSBI. Kegiatan belajar mengajar masih tetap berjalan normal seperti biasanya, tidak ada penambahan atau pengurangan. Guru tetap menjalankan KBM sesuai dengan kurikulum yang digunakan. Melihat data-data yang ada, disimpulkan bahwa penghapusan status RSBI tidak berdampak terhadap Kegiatan Belajar Mengajar di Progam Studi Teknik Keahlian Ketenaga Listrikan SMK N 2 Cilacap. Hal ini telah dibuktikan dalam penjabaran dan penjelasan data dari beberapa metode pengumpulan data yang berbeda yakni metode pengumpulan data dengan angket, wawancara dan observasi lapangan.
66
2. Pembahasan Kinerja Sekolah Tahap ini akan membahas aspek Kinerja Sekolah dengan cara membandingkan data dari dua atau tiga metode pengumpulan data. Guna memudahkan dalam menganalisis penelitian, data yang telah terkumpul dari metode-metode tersebut dimasukan kedalam satu tabel triangulasi seperti ditunjukan pada Tabel 20 berikut. Tabel 20. Triangulasi Data Aspek Kinerja Sekolah Indikator Butir Angket Interview W.WKS.KLS/48-50 Bidang Butir 1. Sarana dan Ktrcapaian 77 % Prasarana
Butir 3. Ktrcapaian 80 % Bidang Butir 4. Budaya dan Ktrcapaian 72% Lingkungan Butir 5. Sekolah Ktrcapaian 77% Bidang Butir 7. Keuangan Ktrcapaian 71% dan Pembiayaan Kemitraan Butir 11. Sekolah Ktrcapaian 58% Butir 12. Ktrcapaian 81%
Sekolah Multikultur
Butir 14 Ktrcapaian 48%
Bidang Kesiswaaan
Butir 16. Ktrcapaian 71% Butir 18. Ktrcapaian 60%
W.WKS.BIA/21-27
W.WKS.KLN/57-61
W.WKS.ISO/9-11
Observasi Ruang kelas mencukupi, sekolah ini tidak mengenal pembagain jam pagi dan siang Tidak terdapat toolman. Sekolah nampak bersih Kondisi sokolah rindang Terdapat loket pembayaran SPP
Ket Sesuai
-
Sesuai
Dari data sekunder diketahui memeliki ISO 9001:2008 W.WKS.GR/74-83 Tak nampak tenaga pengajar asing W.WKS.LL/66-73 Terdapat BKK di sekolah ini Sekolah menjuarai beberapa kejuaraan
67
Tdk Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai Sesuai
Indikator bidang sarana dan prasarana dalam tabel 20 diwakili oleh butir angket nomor 1 dan butir angket nomor 3. Pernyataan butir 1 terkait jumlah ruang kelas yang dimiliki oleh sekolah. Ketercapaian butir nomor 1 sebesar 77 % dengan ketercapaian ini butir nomor 1 termasuk kategori Baik. Hal ini menandakan bahwa jumlah ruang kelas telah sesuai dengan kebutuhan (mencukupi). Wakil
kepala
sekolah
dalam
wawancara
(W.WKS.KLS/48-50)
menyatakan bahwa jumlah kelas sebanyak 44 kelas dengan sistem moving class. Jumlah tersebut diakuinya telah menyukupi dengan jumlah total siswa yang dimiliki saat ini. Hasil observasi menguatkan hal tersebut dengan melihat data sekunder profil sekolah dapat diketahui dengan jelas banyaknya ruang/bengkel yang dimiliki oleh sekolah. Dalam observasi lapangan juga mengungkapkan bahwa disekolah ini tidak mengenal sistem jam pagi dan siang, semua siswa serentak masuk pukul 7 pagi, saat jam pelajaran berlangsung tak terlihat siswa berkeliaran di lingkungan sekolah hal ini menandakan bahwa jumlah ruang yang dimiliki oleh sekolah telah sesuai dengan kebutuhan. Butir angket nomor 3, pernyataan pada butir ini terkait tersedianya teknisi (toolman) yang membantu tugas guru selama pelajaran praktik. Ketercapaian butir nomor 3 sebesar 80 % dengan ketercapaian ini butir nomor 3 termasuk kategori Baik. Hal ini menandakan bahwa sekolah ini memilki toolman yang handal. Hasil dari angket tersebut bertentangan dengan hasil observasi lapangan, hasil observasi lapangan meyebutkan bahwa pada sekolah ini tidak terdapat toolman yang membantu guru selama jam pelajaran praktek. Dari wawancara
68
dengan guru mata pelajaran diketahui bahwa memang disekolah ini tidak terdapat toolman yang membantu guru saat jam pelajaran praktek, lebih lanjut guru tersebut menjelaskan bahwa dengan tidak adanya toolman ini mau tidak mau urusan mempersiapkan peralatan praktek dilakukan sekaligus dengan tuganya sebagai guru. Ketiadaan toolman ini terjadi karena adanya regulasi penambahan tenaga kerja haruslah diajukan terlebih dahulu kepada dinas pendidikan kabupaten setempat. Dengan regulasi ini sekolah tidak bisa sembarangan menunjuk seseorang agar menjadi toolman. Karena itulah hal ini (ketiadaan toolman) bisa terjadi di sekolah ex-RSBI ini. Butir angket nomor 4, pernyataan butir ini terkait kebersihan lingkungan sekolah . Ketercapain butir nomor 4 sebesar 72 % dengan ketercapaian ini butir nomor 4 termasuk kategori Cukup. Hal ini menandakan bahwa sekolah ini memiliki kondisi lingkungan yang relatif bersih. Hasil pada butir ini didukung dengan hasil obsevasi lapangan yang menunjukan kondisi lingkungan yang relatif bersih. Pada catatan lapangan diketahui bahwa petugas kebersihan telah melaksanakan tugasnya pagi hari sebelum jam 7 pagi. Tak terlihat lagi petugas kebersihan setelah jam mata pelajaran dimulai. Dari foto dokumentasi lapangan dapat dilihat pula keadaan beberapa titik sekolah dalam keadaan bersih seperti lorong kelas, halaman depan, ruang kelas, kebersihan pada blok-blok kejuruan. Butir angket nomor 5, pernyataan butir ini terkait kerindangan lingkungan sekolah . Ketercapain butir nomor 5 sebesar 77 % dengan ketercapaian ini butir nomor 5 termasuk kategori Baik. Hal ini menandakan bahwa lingkungan sekolah banyak ditumbuhi pepohonan. Hasil observasi
69
lapangan (foto) menunjukan beberapa pepohonan yang berada di lingkungan sekolah. Terlihat bahwa dengan adanya pepohonan tersebut mampu membuat lingkungan sekolah menjadi teduh. Selain itu di sekolah ini juga terdapat taman sekolah yang menambah keasrian sekolah. Hal in tentu saja selaras dengan tujuan sekolah yang mengusung progam go green. Butir angket nomor 7, pernyataan butir ini terkait pembiayaan sekolah. Ketercapaian butir nomor 7 sebesar 71 % dengan ketercapaian ini butir nomor 7 termasuk kategori Cukup. Hal ini menandakan bahwa siswa membayar uang SPP setiap bulannya. Hasil observasi lapangan menujunkan bahwa terdapat loket pembayaran yang digunakan siswa untuk menyetorkan uang SPP bulanan. Loket ini terletak di ruang Tata Usaha sekolah. Butir angket nomor 11, pernyataan butir ini terkait adanya tidaknya progam sister school di sekolah ini. Ketercapain butir nomor 11 sebesar 58 % dengan ketercapaian ini butir nomor 11 termasuk kategori Cukup. Hal ini menandakan bahwa sekolah ini memiliki progam sister school namun tidak/belum berjalan dengan baik. Wakil
kepala
sekolah
dalam
wawancara
(W.WKS.KLN/57-61)
menyatakan bahwa sekolah ini telah melaksanan progam sister school dengan sekolah luar negeri. Beberapa sekolah dari Negara seperti New Zeland dan Turki disebutnya pernah melakukan sister school dengan SMK N 2 Cilacap. Namun kerja sama tersebut belum merambah kepada kegiatan seperti pertukaran pelajar ataupun pertukaran tenaga pengajar imbuhnya. Butir angket nomor 12, pernyataan butir ini terkait adanya tidaknya kepemilikan sertifikat ISO. Ketercapaian butir nomor 12 sebesar 81 % dengan
70
ketercapaian ini butir nomor 12 termasuk kategori Baik. Hal ini menandakan bahwa sekolah ini telah memiliki sertifikat ISO. Wakil kepala sekolah dalam wawancara (W.WKS.ISO/9-11) menyatakan bahwa sekolah ini telah mempunyai sertifikat ISO sejak 2006. Untuk tahun ini (2013) merupakan surveylen yang ke tiga, imbuhnya. Dari data sekunder profil sekolah diketahui bahwa saat ini sekolah ini memiliki ISO 9001:2008 dengan tanggal sertifikat 11 Desember 2012. Butir angket nomor 14, pernyataan butir ini ketersedian tenaga pengajar asing. Ketercapaian butir nomor 14 sebesar 48 % dengan ketercapaian ini butir nomor 14 termasuk kategori Kurang. Hal ini menandakan bahwa sekolah ini tidak memiliki tenaga pengajar asing. Hasil observasi lapangan menujunkan hasil yang serupa, selama dilakukanya penelitian ini tidak nampak tenaga pengajar asing. Dari daftar guru yang dimiliki juga tidak terlihat adanya tenaga pengajar asing. Namun dari wawancara didapatkan informasi bahwa sekolah ini pernah mempunyai tenaga pengajar asing, hanya saja hal ini terjadi pada tahun 80’an. Butir angket nomor 16, pernyataan butir ini terkait kinerja bursa kerja khusus yang dimiliki sekolah ini. Kinerja ini dilihat dari banyaknya lulusan sekolah yang terserap dunia kerja. Ketercapain butir nomor 16 sebesar 71 % dengan ketercapaian ini butir nomor 16 termasuk kategori Cukup. Hal ini menandakan bahwa kinerja bursa kerja khusus yang dimiliki sekolah dinilai mampu menjalankan tugasnya. Wakil
kepala
sekolah
dalam
wawancara
(W.WKS.LL/66-72)
menyatakan bahwa 70% siswanya pada tahun ini telah terserap dunia kerja.
71
Disebutnya beberapa industri yang menjalin kerja sama dengan sekolah ini seperti Astra Honda Motor, Buma, Busan dan sebagainya. Butir angket nomor 18, pernyataan butir ini terkait prestasi yang diraih sekolah ini. Ketercapain butir nomor 18 sebesar 60 % dengan ketercapaian ini butir nomor 18 termasuk kategori Cukup. Hal ini menandakan bahwa sekolah ini mampu meraih prestasi dalam beberapa kejuaraan. Hasil observasi lapangan menunjukan hasil yang mendukung hasil pernyataan butir angket nomor 18. Dari tabel 18 dapat dilihat beberapa prestasi yang berhasil diraih sekolah ini. Piala-piala yang berhasil diraih biasanya diletakan dalam etalase kaca yang terletak di lorong sekolah. Secara keseluruhan kinerja sekolah pasca dihapusnya status RSBI oleh Mahkama Konstitusi dapat dilihat dari diagram Pie nilai kecenderungan kinerja sekolah (gambar 10). Dari diagram pie tersebut diketahui bahwa sebanyak 7 % siswa menyatakan kinerja sekolah dalam kategori Rendah, sebanyak 28 % siswa menyatakan kinerja sekolah dalam kategori Kurang , sebanyak 48% siswa menyatakan kinerja sekolah dalam kategori Cukup dan sebanyak 17 % siswa menyatakan kinerja dalam ketegori Tinggi. Dari persentase ini dapat disimpulkan bahwa menurut siswa kinerja sekolah pasca dihapusnya RSBI tergolong cukup baik. Sedangkan menurut hasil wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah (W.WKS.ISO/1-8) kinerja sekolah tidak terpengaruh dengan adanya penghapusan status RSBI. Pelayan yang diberikan oleh sekolah ini masih sama seperti masih menyandang status RSBI. Karena manajemen sekolah tetap mengacu pada pelayanan mutu ISO.
72
Melihat data-data yang ada, disimpulkan bahwa penghapusan status RSBI tidak berdampak terhadap kinerja sekolah di SMK N 2 Cilacap. Hal ini telah dibuktikan dalam penjabaran dan penjelasan data dari beberapa metode pengumpulan data yang berbeda yakni metode pengumpulan data dengan angket, wawancara dan observasi lapangan.
73
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Bedasarkan hasil pengambilan data dan analisis data dari penelitian Dampak Kegiatan Belajar Mengajar dan Kinerja Sekolah Pasca Penghapusan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di SMKN Negeri 2 Cilacap dapat disimpulkan bahwa : 1. Kegiatan belajar mengajar tetap berjalan normal seperti biasanya, ditinjau dari hasil analisis butir angket didapatkan nilai kecenderungan sebesar 49%, persentase ini termasuk dalam kategori cukup baik. Hasil
angket
ini
juga
didukung
dengan
hasil
wawancara
(W.G.KBM/2-13) yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara kegiatan belajar mengajar sebelum atau setelah adanya penghapusan. 2. Kinerja sekolah masih tetap memberikan pelayanan kualitas yang sama, ditinjau dari hasil analisis butir angket didapatkan nilai kecenderungan sebesar 48 %, persentase ini termasuk dalam kategori cukup baik. Hasil angket tersebut juga didukung dengan hasil wawancara (W.WKS.ISO/1-11) yang menyatakan bahwa secara prinsip sekolah tetap memberikan pelayanan yang sama sebelum atau setelah adanya penghapusan karena sekolah mengacu kepada pelayanan mutu ISO.
74
3. Penghapusan status Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) tidak berdampak kepada Kegiatan Belajar Mengajar dan Kinerja Sekolah di SMK Negeri 2 Cilacap dengan mengacu pada analisis data yang telah dilakukan. B. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan dan kekurangan, antara lain seperti di bawah ini. 1. Penelitian ini hanya terbatas pada siswa kelas X dan XI Progam Studi Keahlian Teknik Ketenaga Listrikan SMK Negeri 2 Cilacap serta ditambah dengan dua responden wawancara. 2. Aspek penelitian yang dilakukan hanya terbatas pada Kegiatan Belajar Mengajar dan Kinerja Sekolah secara umum 3. Hasil penelitian yang didapatkan masih sangat dangkal,
hal ini
dikarenakan oleh ketrampilan menggali informasi peneliti yang masih kurang serta waktu pengambilan data yang relatif singkat C. Saran Penelitian ini masih mememiliki keterbatasan sehingga dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut : 1. Penelitian hanya terbatas pada prodi ketenaga listrikan, perlu dilakukan penelitian yang sama pada prodi lainnya
75
2. Ketrampilan peneliti terkait kesiapan wawancara dan observasi lapangan perlu dipersiapkan dengan baik jauh hari sebelum penelitian. 3. Perlu dilakukan penelitian dalam waktu yang relatif cukup guna mendapatkan data yang lebih mendalam dan lebih mendetail. 4. Perlu diadakan penelitian tentang dampak yang diakibatkan penghapusan RSBI di sekolah lain.
76
DAFTAR PUSTAKA Allan Maulana Ardhian. (2013). Implementasi progam sekolah bertaraf internasional. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Badan Standar Nasional Pendidikan. (2013). Standar nasional pendidikan. Diakses dari http://www.bsnp-indonesia.org. pada tanggal 20 Febuari 2013, jam 18.30 WIB. Cresswell, John W. (2005). Educational research : Planing, conducting, and evaluating quantitatif and qualitatif research. New Jersey : Pearson Education Inc. Cresswell, John W. (2012). Educational research : Planing, conducting, and evaluating quantitatif and qualitatif research. New Jersey : Pearson Education Inc. Dewi Indriati. (2013). Kontribusi kreativitas, kemampuan awal dan gaya belajar terhadap prestasi belajar praktik instalasi home teater siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Edy Santoso. (2008). Evaluasi kinerja rintisan sekolah bertaraf internasional SMK Negeri 2 Ketapang Kalimantan Barat. Tesis. PPs-UNY. Hartono. (2011). SPSS 16.0 Analisis data statistika dan penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Jamaah. (2009). Upaya menuju rintisan sekolah bertaraf internasional : studi kasus di SMP Negeri 1 Bantul. Tesis. PPs-UNY. Johnson,
Burke & Christensen, Larry. (2004). Educational research (Quantitative, qualitative and mixed approaches). USA: Pearson Education Inc.
Kompas. (2013). RSBI inskonstitusional. Kompas ( 9 Januari 2013). Hlm.1. Kompas. (2013). Transisi RSBI hingga Juni. Kompas ( 10 Januari 2013). Hlm.1. Kompas. (2013). Pasca-Putusan MK, RSBI menjadi sekolah unggulan. Kompas (11 Januari 2013). Hlm.1. M. Irfanu Riza. (2012). Pengaruh kesiapan penerapan ISO/IEC 17025:2005 terhadap kepuasan siswa di laboratorium bidang keahlian teknik elektro SMK Negeri 2 Salatiga. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Miles, Mathew B. & Huberman , A. Michael. (1992). Analisis data kualitatif. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press). 77
Moh Uzer Usman & Lilis Setiawati. (1993).Upaya optimalisasi kegiatan belajar mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Mohammad Fatkhur Rokhman. (2012). Pengaruh kelayakan bengkel dan prestasi mata pelajaran instalasi terhadap kesiapan kerja sebagai instalatir listrik siswa SMK Negeri 3 Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Oemar Hamalik. (2005). Proses belajar mengajar. Jakarta : PT Bumi Asmara. Riaya Listyaningrum. (2012). Perfomansi kesehatan dan keselamatan kerja di BLPT Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Sugiyono. (2010). Statistika untuk penelitian (Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D). Bandung : Alfabeta. Sukardi. (2006). Penelitian kualitatif-naturalistik dalam pendidikan. Yogyakarta: Usaha Keluarga. Suyanti. (2009). Evaluasi kinerja guru pada sekolah menengah pertama sebagai rintisan sekolah bertaraf internasional di Kota Yogyakarta. Tesis. PPsUNY. Syarif Hidayatullah. (2003). Kinerja SMK Negeri 3 Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Teguh Triwijiyanto & Ahmad Yusuf Sobri. (2010). Panduan mengelola sekolah bertarap internasional. Yogyakarta : Ar-ruzz Media. Thomas Edi Susilo. (2003). Pelaksanaan proses belajar mengajar tingkat I bidang keahlian teknik elektro SMK Piri Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Tohirin. (2012). Metode penelitian kualitatif dalam pendidikan dan bimbingan konseling. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. ---------- Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. ---------- Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. ---------- Putusan Sidang Mahkamah Konstitusi Nomor 5/PUU-X/2012 Terkait Sisdiknas Republik Indonesia
78
LAMPIRAN 1 Surat Ijin Penelitian
79
80
81
82
83
84
85
LAMPIRAN 2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
86
87
LAMPIRAN 3 Daftar Hadir Seminar Tugas Akhir Skripsi
88
89
90
91
LAMPIRAN 4 Instrumen Angket
92
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
1. Angket ini terdiri atas dua bagian yaitu : Kegiatan Belajar Mengajar dan Kinerja Sekolah 2. Jawablah seluruh angket ini, dan mohon tidak ada yang dikosongi 3. Jawablah dengan memberi tanda silang (X) pada kolom yang tersedia, sesuai dengan kondisi yang ada. 4. Terdapat 5 alternatif jawaban, yaitu : 4 = Sangat Sesuai/Sangat setuju 3 = Sesuai/Setuju 2 = Tidak Sesuai/Tidak setuju 1 = Sangat tidak Sesuai/Sangat tidak setuju Berilah tanda (X) pada salah satu pilihan jawaban yang menurut anda paling tepat dan sesuai dengan kondisi sekolah ini Contoh : Sekolah tempat saya belajar memiliki mutu yang baik
4
3
2
1
Artinya Anda mempunyai sikap setuju bahwa sekolah anda mempunyai mutu yang baik. Bagian I: Kegiatan Belajar Mengajar No
Pernyataan
Jawaban
1.
Jumlah maksimal siswa dalam 1 kelas sebanyak 32 siswa
4
3
2
1
2.
Setiap siswa memegang 1 buku teks pelajaran per mata
4
3
2
1
4
3
2
1
pelajaran
3.
Volume dan intonasi suara guru dapat terdengar dengan baik oleh semua peserta didik dalam penyampaian materinya
93
4.
Tercipta kondisi yang aman, tertib dan disiplin selama
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
dalam
4
3
2
1
rangkaian
4
3
2
1
kegiatan belajar berlangsung
5.
Guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang agama, suku, jenis kelamin, dan status ekonomi
6.
Penerapan Metode Pembelajaran yang beragam untuk menciptakan suasana belajar yang interaktif
7.
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh Guru mampu memberikan inspiratif kepada siswa
8.
Guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan ketika kegiatan belajar di kelas
9.
Guru memberikan motivasi kepada siswa ketika kegiatan belajar berlangsung
10.
Satu
peralatan
praktek
untuk
satu
siswa
pembelajaran praktek
11.
Siswa diberi kebebasan untuk merangkai dalam mata pelajaran praktek
94
12.
Pembelajaran
bilingual
(Indonesia-Inggris)
telah
4
3
2
1
4
3
2
1
diterapkan pada mata pelajaran kelompok Sains dan Matematika
13.
Pembelajaran
bilingual
(Indonesia-Inggris)
telah
diterapkan pada mata pelajaran/praktek inti kejuruan
14.
Penerapan English Day berjalan dengan baik
4
3
2
1
15.
Pengguanaan media komputer/laptop untuk menyiapkan
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
materi pembelajaran
16.
Penggunaan media LCD proyektor dalam penyampaian materi
17.
Pemanfaatan media internet sebagai salah satu alat bantu belajar
95
Bagian II: Kinerja Sekolah No
Pernyataan
Jawaban
1.
Sekolah mempunyai ruang yang sesuai dengan kebutuhan
4
3
2
1
2.
Fasilitas ruang bengkel yang dimiliki sekolah sesuai
4
3
2
1
4
3
2
1
dengan kebutuhan praktikum siswa
3.
Laboratorium/bengkel menyediakan teknisi handal dan memahami permasalahan yang siswa temukan ketika melakukan praktikum
4.
Kondisi lingkungan sekolah bersih
4
3
2
1
5.
Kondisi sekolah rindang
4
3
2
1
6.
Keamanan sekolah terjaga dengan baik
4
3
2
1
7.
Sekolah menarik SPP bulanan dari siswa
4
3
2
1
8.
Sekolah menarik iuran lain dari siswa
4
3
2
1
9.
Sekolah melakukan transparansi dalam penggunaan dana
4
3
2
1
96
10.
Sekolah menjalin hubungan dengan sekolah dalam negeri
4
3
2
1
4
3
2
1
di berbagai bidang 11.
Sekolah menjalin hubungan sister school dengan sekolah dari luar negeri
12.
Sekolah telah memiliki sertifikat ISO 9001 2000
4
3
2
1
13.
Terdapat siswa yang berasal dari daerah lain (multikultur)
4
3
2
1
14.
Terdapat tenaga pengajar yang berasal dari luar negeri
4
3
2
1
15.
Pelayanan sekolah baik, sama terhadap setiap siswa tanpa
4
3
2
1
4
3
2
1
memandang latar belakang agama, suku, jenis kelamin dan status ekonomi
16.
Bimbingan Konseling mampu membantu permasalahan yang dihadapi oleh siswa
17.
Sekolah ikut serta dalam lomba tingkat Internasional
4
3
2
1
18
Sekolah menjuarai/meraih medali dalam lomba tingkat
4
3
2
1
Internasional
97
LAMPIRAN 5 Instrumen Wawancara
98
Kisi-Kisi Wawancara Kisi-kisi Wawancara untuk Kepala Sekolah Aspek Penelitian
Dimensi
Indikator
Deskriptor
Standar Proses
Pelaksanaan Pembelajaran
Kurikulum yg digunakan Penerapan pembelajaran dr salah satu OECD Bahasa pengantar Berbahasa Inggris Pembelajaran berbasis TIK Penerapan ISO 2000
Kegiatan Belajar Mengajar Ciri SBI
Standar Pengelolaan Kinerja Sekolah
Penggunaan bahasa asing Pemanfaatan Teknologi Manajemen Sekolah Peraturan Sekolah
Ciri SBI
Standar Pembiayaan
Kemitraan Sekolah Sekolah Multikultural Pemanfaatan Teknologi Biaya Individu
no. pertanyaan 2a 2b
2c 2d 3a
Kalender Akademik Bebas Rokok & narkoba Bebas Kekerasan Interaksi dengan Sekolah Luar Negeri Sekolah Multikultural
3b 3e
Administrasi berbasis TIK SPP
3g
3c 3d
3h, 3i
Pedoman Wawancara / Daftar Wawancara 1. Sudah berapa lama Bapak/Ibu menjabat sebagai Kepala Sekolah SMKN 2 Cilacap? a. Jadi Bapak/Ibu merasakan ketika progam SBI masih berlaku dan progam SBI dihentikan ? 2. Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah pasca dihapusnya SBI? a. Bagaimana dengan kurikulumnya ? b. Bagaimanakah penerapan/keberlangsungan OECD ?
99
c. Apakah bahasa pengantar masih tetap menggunanakan bahasa Inggris? d. Bagaimanakah penerapan/keberlangsungan pembelajaran berbasis TIK? e. Apakah Guru tetap menerapkan pembelajaran yang aktif-interaktifmenyenangkan ?
3. Kemudian dari sisi kinerja sekolah pasca dihapusnya SBI a. Bagaimanakah penerapan ISO 9001:2000 ? b. Bagaimanakah dengan kalender akademik yang sudah disusun di awal tahun ? c. Bagaimanakah keberlangsungan kerja sama dengan sekolah luar negeri? d. Apakah disekolah ini ada siswa dari negara lain ? apakah masih ada pertukaran pelajar ? e. Soal penyalahan Narkoba dan praktik bullying, apakah sekolah ini bebas dari 2 tindakan tersebut? f. Apakah dalam rentang waktu setelah pemberhentian SBI sampai saat ini, sekolah ini pernah mengikuti lomba? Bagaimanakah prestasi peserta didik dalam lomba tsb? g. Apakah di sekolah ini menerapkan administrasi yang berbasis TIK? h. Bagaimanakah pengelolaan biaya disekolah ini? Bagaimanakah pengalokasiannya? i. Apakah siswa masih membayar SPP atau iuran-iuran semacamya?
4. Menurut pandangan Bapak/Ibu, apakah ada dampak yang dirasakan oleh sekolah ini pasca pemberhentian/dihapusnya progam SBI ?
100
Kisi-kisi Wawancara untuk Guru
Aspek penelitian
Dimensi Standar Proses
Kegiatan belajar mengajar
Ciri SBI
Indikator
Deskriptor
no. pertanyaan 2b
Kurikulum
Kurikulum yg digunakan
Pembelajaran di kelas
Menyenangkan
2a
Interaktifinspiratif Memotivasi
2b
Bahasa pengantar Berbahasa Inggris Pembelajaran berbasis TIK Penerapan pembelajaran dr salah satu OECD
2f
Penggunaan Bahasa Asing
Pemanfaatan Teknologi Adaptasi Pembelajaran Asing
2c
2g 2e
Pedoman Wawancara / Daftar Wawancara 1. Sudah berapa lama Bapak/Ibu menjadi tenaga pendidik/guru di sekolah ? a. Jadi Bapak/Ibu merasakan ketika progam SBI masih berlaku dan/setelah progam SBI dihentikan ? 2. Bagaimana cara Bapak/Ibu melaksanakan kegiatan belajar mengajar ? a. Apakah berjalan secara menyenangkan ? b. Apakah berjalan dengan interaktif serta inspiratif ? c. Apakah mampu memotivasi siswa? d. Bagaimana dengan kurikulumnya ? e. Bagaiman dengan penerapan pembelajaran OECD f. Apakah bahasa pengantar dalam KBM menggunakan bahasa Inggris? g. Apakah KBM yang berlangsung tetap berbasis TIK ? 3. Menurut pandangan Bapak/Ibu, apakah pemberhentian/dihapusnya progam SBI berdampak kepada kegiatan belajar mengajar ?
101
LAMPIRAN 6 Judgement Instrumen
102
103
104
LAMPIRAN 7 Data Hasil Angket Penelitian
105
106
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
No
1
1 2 3 3 2 2 3 1 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3
2
3 4 4 3 3 3 1 3 4 2 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 2 4 4 3 4 3 3 2 4 2 2 3 3 3 2 4 3 4 4 4 3
3
2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 1 2 3 2 3 3 2 4
4
2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 4 3 4 4 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 4 2 4 3 2 3 3 4 3
5 3 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 4 2 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3
6 3 3 4 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4
7 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
8 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
9 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3
10 2 2 3 3 4 4 2 2 4 3 3 4 2 4 2 2 2 1 4 3 2 1 4 4 4 2 2 2 3 4 4 3 3 4 2 2 2 3 3 4 4
11
Butir Pernyataan Kegiatan Belajar Mengajar 3 3 3 2 4 3 3 2 4 4 3 4 2 2 3 3 3 1 3 3 2 3 4 2 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2
12 1 3 2 3 2 2 2 1 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2
13 1 2 3 3 2 2 2 1 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 4 3 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3
14 1 3 3 3 2 2 3 1 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 1
15 3 4 4 4 3 3 2 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 2 3 4 2 4
16 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3
17 3 3 3 3 2 2 2 2 3 4 4 4 4 3 2 3 2 3 3 3 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4
39 53 55 53 47 47 46 35 56 53 54 57 49 52 43 52 46 45 56 50 49 52 61 53 53 43 43 49 55 54 53 49 53 46 49 49 43 49 51 52 53
JUMLAH
107
42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84
1 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 1 2 2 3 4 4 2 3 4 3 3 2 3 3 1 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 1 3
4 3 3 3 3 2 2 3 4 2 3 2 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 2 4 1 4
3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 2 2 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 1 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 4 3 2 4
2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 1 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 2 1 4 3 2 3 3 2 2 2 4 2 2 2
4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3
3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 2 3 2 3 2 3 1 4
3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 4 4 4 4 2 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 4 4 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 4 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3
3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3
3 3 4 3 2 2 2 2 4 2 2 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 1 3 4 3 3 4 4 4 1 4 4 3 2 2 2 2 2 3 2 1 2
4 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 4 4 4 3 4 3 3 2 3 4 1 3 4 3 2 4 3 4 2 3 4 2 2 3 3 3 1 2 3 2 3
1 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 3 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2
1 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 4 3 1 2 4 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 3 2 1 2
1 4 3 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 3 4 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 4 2 2 1 1 1 1 1 3
4 4 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 1 4 3 3 3
4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 2 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 4 3 2 3
3 2 3 3 2 3 4 2 2 2 2 2 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 2 4 4 4 3 4 4 2 2 3 3 4 1 2 2 1 3
47 56 49 46 50 43 51 48 53 44 42 40 53 62 60 50 57 52 54 52 62 54 43 52 56 51 46 51 55 54 38 54 56 45 48 41 42 41 37 44 43 30 50
108
85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 Sum
2 2 2 1 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 1 2 4 4 2 2 2 3 3 294
3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 2 4 3 389
3 2 2 3 4 4 3 3 2 2 3 3 4 4 4 4 2 4 3 3 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 366
3 2 2 3 3 4 4 4 2 4 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 4 2 3 1 3 3 339
2 3 2 2 2 4 4 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 415
3 3 2 3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 2 4 377
3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 4 372
3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 4 4 3 2 4 4 4 3 2 4 2 4 351
3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 395
2 1 2 2 3 3 4 2 2 3 3 3 2 1 1 1 4 3 1 1 1 3 1 1 1 3 2 3 2 2 2 4 3 2 2 3 3 324
3 2 1 3 3 3 2 3 2 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 1 3 3 2 1 2 3 2 2 3 3 338
2 2 1 2 1 3 1 1 1 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 1 2 2 2 1 1 1 2 3 2 2 239
2 2 3 2 1 2 1 1 3 2 4 2 4 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 3 2 2 258
2 2 1 2 1 2 2 1 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 4 2 3 1 3 1 3 1 3 4 1 3 2 2 263
3 3 3 3 3 3 1 1 4 4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 2 3 3 4 4 3 2 4 4 2 387
3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 2 408
3 3 1 4 4 2 1 1 2 3 2 2 3 2 2 2 3 4 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 1 3 4 3 2 4 2 3 349
45 43 35 45 45 52 43 37 47 52 51 47 57 44 45 44 43 51 43 43 44 47 41 43 44 53 49 47 41 47 50 58 48 41 51 48 51
109
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
1
3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 4 3 2 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 2 4 3 4 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3
2
3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 2 2 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3
3
2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 2 4 3 2 3 3
4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
5 3 3 4 3 3 3 1 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3
6 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 4 2 3 3 3 3 4 3 4 2 4 4 4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 1 2 2 3 2 2 2
7 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 1 4 3 3 3 4 3 3 3 1 3 4 2 4 4 3 4 2 4 4 3 3 2
8 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 1 2 1 3 2 2 2 3 2 2 1 2 2 1 2 3 3 4 1 3 1 2 2 2 2
9 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 3 3 4 2 1 1 3 3 2 3
10 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3
11 1 2 2 2 2 2 3 1 3 4 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 4 4 3 3 3 2 2 4 4 4 3 3 2 2 1 3 1 1 4 1 1 1 1 3 2 2
BUTIR PERNYATAAN KINERJA SEKOLAH 12 1 4 4 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 2 1 4 3 3 3 4 1 1 4 1 3 3 3
13 1 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 2 2 3 3 3 1 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
14 1 2 2 2 2 2 2 1 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 1 2 1 4 3 3 3 1 3 2 2 2 3 2 1 1 2 1 1 3 4 1 1 1 2 2 2
15 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3
16 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2
17 1 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 3 4 2 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 2 2 2 1 2 4 2 2 2 3
18 1 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 4 2 3 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3 3 4 4 3 3 2 2 3 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2
39 52 58 54 49 49 50 45 55 54 49 55 59 50 47 60 47 50 60 54 56 56 62 58 52 55 45 55 58 57 56 50 53 47 45 53 47 49 50 59 42 39 53 45 48 47 46
JUMLAH
110
48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96
3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 2 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 1 2 1 3 3 3 3 3 4 4
4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 2 4 4 4 4 3 3 3 3 2 1 2 3 3 2 2 3 4 1 3 2 3 3 2 3 3 4 4
3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 2 2 2 4 2 2 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 4 4
3 3 2 3 3 2 3 4 3 2 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 1 3 2 3 3 2 3 3 3 4
3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 2 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 4 4 2 3 3 1 3 2 2 4 2 4 3 4 4
3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 2 4 3 3 3 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2
1 3 4 3 3 2 2 2 2 1 2 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 1 1 2 4 2 2 3 4 2 2 1 4 4 4 3 1 2 4 4 4 1 2 4 4 4 2 3 4
3 2 4 2 2 2 2 1 2 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 1 2 2 3 2 2 1 4 3 2 1 1 3 3 3 2 2 3 4 4 1 2 4 3 4 1 2 2
3 3 4 3 2 4 1 2 2 2 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 2 2 3 1 4 2 1 3 2 2 1 3 1 2 1 3 2 3 3 4
2 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 2 4 3 2 3 3 4 1 2 4 3 3 3 3 3 4 4
3 2 2 2 2 2 4 1 2 3 2 2 2 4 3 3 4 3 3 3 1 4 3 4 1 3 3 1 1 2 2 2 1 4 1 1 1 2 1 1 1 4 2 1 1 1 2 2 2
4 3 3 3 4 2 4 3 3 3 2 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 2 2 4 4 3 3 4 4 3 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 1 1 2 2 2 4 1 2 2 1 2 1 4 1 2 1 3 3 3 1 4 4 4 1 3 4 1 1 2 3 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1
4 4 4 3 3 4 3 2 2 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 2 3 4 3 3 3 3 3 1 2 4 3 3 3 3 3 1 4
3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 1 3 3 4 2 2 4 4 2 3 3 1 1 2 3 3 1 2 2 1 2 2 3 1 3 1 2 3 2 2 2 2 1
1 3 2 3 3 2 4 3 3 3 4 4 4 4 1 3 3 3 3 3 2 4 4 3 2 3 3 1 1 2 3 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 3 3 1
2 2 2 4 2 2 4 2 2 2 3 4 4 4 1 3 2 3 3 3 2 3 4 4 2 3 3 1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 3 3 1
50 51 53 51 50 49 60 49 50 47 57 66 64 58 52 58 54 56 57 56 50 54 63 60 50 58 53 46 49 44 43 39 35 49 49 38 38 44 51 30 43 36 43 47 43 47 47 53 53
111
97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 jumlah
4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 374
4 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 4 3 3 4 3 2 3 4 4 4 2 4 4 3 375
3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 387
3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 348
4 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 371
4 1 1 1 1 4 1 2 1 3 2 3 2 2 2 3 2 3 1 4 3 3 2 2 3 314
4 2 2 2 2 2 2 2 4 2 4 1 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 4 4 2 345
1 2 2 2 1 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 264
3 2 3 2 3 4 2 2 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 1 2 329
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 2 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2 386
3 3 3 3 1 3 3 4 1 3 2 1 1 3 3 3 1 1 3 4 3 3 3 1 2 281
4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 1 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 4 4 392
4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2 1 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 396
2 1 1 1 4 1 1 2 1 2 1 1 1 2 4 2 2 1 1 4 2 1 1 1 4 234
4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 394
4 2 2 2 3 2 2 1 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 1 4 4 4 4 3 4 342
1 2 1 1 3 1 2 1 1 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 1 4 301
2 2 2 1 4 1 2 2 2 2 1 3 4 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 2 4 290
58 46 45 44 48 49 45 43 44 48 46 49 50 52 58 52 48 50 52 67 53 55 59 44 56
LAMPIRAN 8 Validitas Instrumen Angket
112
113
VAR00 Pearso 006 n Correlat ion
N
Sig. (2tailed)
**
**
.340
122
122
.302
.006
**
.246
122
.004
**
.259
.006
**
.249
122
N
VAR00 Pearso 005 n Correlat ion
.000
**
122
122
.324
.583
.050
122
1
122
.007
**
.245
.009
Sig. (2tailed)
VAR00 Pearso 004 n Correlat ion
N
Sig. (2tailed)
**
.237
122
N
VAR00 Pearso 003 n Correlat ion
.007
**
.245
122
1
Sig. (2tailed)
VAR00 Pearso 002 n Correlat ion
N
Sig. (2tailed)
VAR00 Pearso 001 n Correlat ion
.176
122
.208
.115
122
.003
**
.265
122
1
122
.583
.050
122
.009
**
.237
**
.327
122
.137
.135
122
1
122
.003
**
.265
122
.004
**
.259
122
.000
**
.324
**
.401
122
1
122
.137
.135
122
.208
.115
122
.006
**
.246
122
.006
**
.249
1
122
.000
**
.401
122
.000
**
.327
122
.052
.176
122
.000
**
.340
122
.001
**
.302
**
.488
122
.000
**
.371
122
.030
*
.197
122
.026
*
.201
122
.038
*
.188
122
.002
**
.273
**
.418
122
.000
**
.349
122
.000
**
.393
122
.000
**
.357
122
.001
**
.294
122
.000
**
.367
**
.349
122
.074
.162
122
.018
*
.213
122
.144
.133
122
.050
.178
122
.061
.170
**
.372
122
.004
**
.258
122
.000
**
.387
122
.216
.113
122
.000
**
.323
122
.000
**
.378
*
.194
122
.038
*
.188
122
.186
.120
122
.235
.108
122
.033
*
.193
122
.712
.034
.169
122
.734
-.031
122
.392
.078
122
.031
*
.195
122
.147
-.132
122
.774
.026
**
.267
122
.270
.101
122
.076
.161
122
.045
*
.182
122
.509
.060
122
.167
.126
**
.258
122
.005
**
.253
122
.050
.178
122
.045
*
.182
122
.641
.043
122
.108
.146
.170
122
.099
.150
122
.851
.017
122
.533
.057
122
.031
*
.196
122
.699
-.035
.058
122
.449
.069
122
.717
.033
122
.132
.137
122
.096
.151
122
.462
-.067
**
.317
122
.007
**
.243
122
.004
**
.256
122
.359
.084
122
.137
.135
122
.051
.177
**
.654
122
.000
**
.499
122
.000
**
.536
122
.000
**
.421
122
.000
**
.457
122
.000
**
.478
VAR00 VAR00 VAR00 VAR00 VAR00 VAR00 VAR00 VAR00 VAR00 VAR00 VAR00 VAR00 VAR00 VAR00 VAR00 VAR00 VAR00 VAR00 001 002 003 004 005 006 007 008 009 010 011 012 013 014 015 016 017 018
Correlations Butir Pernyataan Kegiatan Belajar Mengajar
114
.026
.774
Sig. (2tailed)
.147
-.132
122
122
VAR00 Pearso 012 n Correlat ion
N
.033
.712
Sig. (2tailed)
*
.193
122
.034
122
N
.000
**
.323
VAR00 Pearso 011 n Correlat ion
.000
Sig. (2tailed)
**
.378
122
122
VAR00 Pearso 010 n Correlat ion
N
.050
.061
Sig. (2tailed)
.178
122
.170
122
N
.001
**
.294
122
.038
*
.188
VAR00 Pearso 009 n Correlat ion
.000
Sig. (2tailed)
**
.367
122
N
VAR00 Pearso 008 n Correlat ion
.002
**
122
122
.273
.000
.001
Sig. (2tailed)
VAR00 Pearso 007 n Correlat ion
N
Sig. (2tailed)
.031
*
.195
122
.235
.108
122
.216
.113
122
.144
.133
122
.000
**
.357
122
.026
*
.201
122
.052
.392
.078
122
.186
.120
122
.000
**
.387
122
.018
*
.213
122
.000
**
.393
122
.030
*
.197
122
.000
.734
-.031
122
.038
*
.188
122
.004
**
.258
122
.074
.162
122
.000
**
.349
122
.000
**
.371
122
.000
.063
.169
122
.032
*
.194
122
.000
**
.372
122
.000
**
.349
122
.000
**
.418
122
.000
**
.488
122
.032
*
.194
122
.002
**
.282
122
.003
**
.263
122
.000
**
.314
122
.001
**
.297
122
1
122
.000
.094
.152
122
.954
.005
122
.000
**
.417
122
.000
**
.376
122
1
122
.001
**
.297
122
.000
.542
.056
122
.816
.021
122
.010
*
.231
122
1
122
.000
**
.376
122
.000
**
.314
122
.000
.421
.073
122
.000
**
.434
122
1
122
.010
*
.231
122
.000
**
.417
122
.003
**
.263
122
.000
.080
.159
122
1
122
.000
**
.434
122
.816
.021
122
.954
.005
122
.002
**
.282
122
.032
1
122
.080
.159
122
.421
.073
122
.542
.056
122
.094
.152
122
.032
*
.194
122
.063
.000
**
.470
122
.074
.162
122
.077
.160
122
.008
**
.240
122
.031
*
.195
122
.092
.153
122
.003
.003
**
.271
122
.010
**
.233
122
.065
.167
122
.008
**
.238
122
.023
*
.205
122
.036
*
.191
122
.004
.274
.100
122
.219
.112
122
.079
.160
122
.026
*
.202
122
.061
.170
122
.424
.073
122
.061
.729
.032
122
.013
*
.223
122
.931
-.008
122
.034
*
.192
122
.910
-.010
122
.866
-.015
122
.524
.047
*
.181
122
.005
**
.253
122
.000
**
.331
122
.348
.086
122
.000
**
.454
122
.173
.124
122
.000
.000
**
.344
122
.000
**
.467
122
.000
**
.644
122
.000
**
.459
122
.000
**
.647
122
.000
**
.526
122
.000
115
.000
122
Sig. (2tailed)
N
**
.478
122
.000
**
.457
122
122
VAR00 Pearso 018 n Correlat ion
N
.137
.051
.135
122
Sig. (2tailed)
122
N
.096
.177
.462
Sig. (2tailed)
.151
122
.031
*
.196
122
.641
.043
122
.509
.060
122
VAR00 Pearso 017 n Correlat ion
-.067
122
N
VAR00 Pearso 016 n Correlat ion
.699
Sig. (2tailed)
122
N
-.035
.108
Sig. (2tailed)
VAR00 Pearso 015 n Correlat ion
.146
122
N
VAR00 Pearso 014 n Correlat ion
.167
Sig. (2tailed)
122
.126
N
VAR00 Pearso 013 n Correlat ion
122
.000
**
.421
122
.359
.084
122
.132
.137
122
.533
.057
122
.045
*
.182
122
.045
*
.182
122
122
.000
**
.536
122
.004
**
.256
122
.717
.033
122
.851
.017
122
.050
.178
122
.076
.161
122
122
.000
**
.499
122
.007
**
.243
122
.449
.069
122
.099
.150
122
.005
**
.253
122
.270
.101
122
122
.000
**
.654
122
.000
**
.317
122
.524
.058
122
.061
.170
122
.004
**
.258
122
.003
**
.267
122
122
.000
**
.526
122
.173
.124
122
.866
-.015
122
.424
.073
122
.036
*
.191
122
.092
.153
122
122
.000
**
.647
122
.000
**
.454
122
.910
-.010
122
.061
.170
122
.023
*
.205
122
.031
*
.195
122
122
.000
**
.459
122
.348
.086
122
.034
*
.192
122
.026
*
.202
122
.008
**
.238
122
.008
**
.240
122
122
.000
**
.644
122
.000
**
.331
122
.931
-.008
122
.079
.160
122
.065
.167
122
.077
.160
122
122
.000
**
.467
122
.005
**
.253
122
.013
*
.223
122
.219
.112
122
.010
**
.233
122
.074
.162
122
122
.000
**
.344
122
.047
*
.181
122
.729
.032
122
.274
.100
122
.003
**
.271
122
.000
**
.470
122
122
.000
**
.480
122
.153
.130
122
.336
.088
122
.008
**
.238
122
.000
**
.377
122
1
122
122
.000
**
.494
122
.068
.166
122
.181
.122
122
.163
.127
122
1
122
.000
**
.377
122
122
.000
**
.414
122
.000
**
.368
122
.000
**
.496
122
1
122
.163
.127
122
.008
**
.238
122
122
.001
**
.301
122
.007
**
.244
122
1
122
.000
**
.496
122
.181
.122
122
.336
.088
122
122
.000
**
.560
122
1
122
.007
**
.244
122
.000
**
.368
122
.068
.166
122
.153
.130
122
122
1
122
.000
**
.560
122
.001
**
.301
122
.000
**
.414
122
.000
**
.494
122
.000
**
.480
122
116
**
.673
121
N
VAR00 Pearson 007 Correlati on
.000
Sig. (2tailed)
**
.490
121
N
VAR00 Pearson 006 Correlati on
.000
Sig. (2tailed)
**
.434
121
N
VAR00 Pearson 005 Correlati on
.000
.513**
VAR00 Pearson 004 Correlati on
Sig. (2tailed)
121
.000
N
Sig. (2tailed)
**
.461
121
N
VAR00 Pearson 003 Correlati on
.000
**
.673
Sig. (2tailed)
VAR00 Pearson 002 Correlati on
**
1.000
121
.000
**
.383
121
.000
**
.406
121
.000
.526**
121
.000
**
.432
121
1
121
121
N
**
.673
.000
1
Sig. (2tailed)
VAR00 Pearson 001 Correlati on
**
.432
121
.002
**
.274
121
.000
**
.351
121
.000
.327**
121
1
121
.000
**
.432
121
.000
**
.461
**
.526
121
.000
**
.449
121
.000
**
.368
121
1
121
.000
**
.327
121
.000
**
.526
121
.000
**
.513
**
.406
121
.000
**
.373
121
1
121
.000
.368**
121
.000
**
.351
121
.000
**
.406
121
.000
**
.434
**
.383
121
1
121
.000
**
.373
121
.000
.449**
121
.002
**
.274
121
.000
**
.383
121
.000
**
.490
1
121
.000
**
.383
121
.000
**
.406
121
.000
.526**
121
.000
**
.432
121
.000
**
1.000
121
.000
**
.673
**
.683
121
.000
**
.492
121
.000
**
.447
121
.000
.512**
121
.000
**
.471
121
.000
**
.683
121
.000
**
.993
*
.194
121
.000
**
.321
121
.044
*
.183
121
.010
.234**
121
.036
*
.191
121
.033
*
.194
121
.004
**
.262
*
.186
121
.791
-.024
121
.337
.088
121
.488
.064
121
.000
**
.324
121
.042
*
.186
121
.119
.143
.061
121
.002
**
.285
121
.833
-.019
121
.782
.025
121
.331
.089
121
.506
.061
121
.505
.061
**
.667
121
.000
**
.492
121
.000
**
.430
121
.000
.512**
121
.000
**
.438
121
.000
**
.667
121
.000
**
.993
**
.428
121
.002
**
.278
121
.000
**
.348
121
.001
.308**
121
.000
**
.991
121
.000
**
.428
121
.000
**
.457
.108
121
.016
*
.220
121
.539
-.056
121
.118
.143
121
.936
.007
121
.240
.108
121
.271
.101
**
.254
121
.003
**
.269
121
.040
*
.187
121
.067
.167
121
.004
**
.261
121
.005
**
.254
121
.000
**
.313
**
.344
121
.000
**
.491
121
.001
**
.300
121
.001
.307**
121
.071
.165
121
.000
**
.344
121
.000
**
.376
**
.304
121
.000
**
.447
121
.004
**
.263
121
.000
.329**
121
.000
**
.316
121
.001
**
.304
121
.000
**
.373
**
.290
121
.000
**
.392
121
.084
.158
121
.009
.237**
121
.002
**
.277
121
.001
**
.290
121
.000
**
.346
**
.684
121
.000
**
.658
121
.000
**
.491
121
.000
.563**
121
.000
**
.597
121
.000
**
.684
121
.000
**
.730
VAR0 VAR00 VAR00 VAR00 VAR00 VAR00 VAR00 VAR00 VAR00 VAR00 VAR00 VAR00 VAR00 VAR00 VAR00 VAR00 VAR00 VAR00 VAR00 0001 002 003 004 005 006 007 008 009 010 011 012 013 014 015 016 017 018 019
Correlations Kinerja Sekolah
117
.000
121
.101
Sig. (2tailed)
N
VAR00 Pearson 014 Correlati on
**
.457
121
N
VAR00 Pearson 013 Correlati on
.000
Sig. (2tailed)
**
.993
121
N
VAR00 Pearson 012 Correlati on
.505
Sig. (2tailed)
.061
121
N
VAR00 Pearson 011 Correlati on
.119
Sig. (2tailed)
.108
121
.000
**
.428
121
.000
**
.667
121
.506
.061
121
.042
*
.143
.186
121
121
N
VAR00 Pearson 010 Correlati on
*
.194
.033
**
121
121
.262
.000
**
.683
.000
**
121
121
.993
.000
.000
.004
Sig. (2tailed)
VAR00 Pearson 009 Correlati on
N
Sig. (2tailed)
VAR00 Pearson 008 Correlati on
N
Sig. (2tailed)
.007
121
.000
**
.991
121
.000
**
.438
121
.331
.089
121
.000
**
.324
121
.036
*
.191
121
.000
**
.471
121
.000
.143
121
.001
**
.308
121
.000
**
.512
121
.782
.025
121
.488
.064
121
.010
**
.234
121
.000
**
.512
121
.000
-.056
121
.000
**
.348
121
.000
**
.430
121
.833
-.019
121
.337
.088
121
.044
*
.183
121
.000
**
.447
121
.000
*
.220
121
.002
**
.278
121
.000
**
.492
121
.002
**
.285
121
.791
-.024
121
.000
**
.321
121
.000
**
.492
121
.000
.108
121
.000
**
.428
121
.000
**
.667
121
.506
.061
121
.042
*
.186
121
.033
*
.194
121
.000
**
.683
121
.090
121
.000
**
.467
121
.000
**
.985
121
.616
.046
121
.188
.120
121
.003
**
.264
121
1
121
.000
.154
121
.049
*
.179
121
.006
**
.251
121
.000
**
.335
121
.009
**
.236
121
1
121
.003
**
.264
121
.033
.076
121
.000
**
.318
121
.130
.138
121
.000
**
.341
121
1
121
.009
**
.236
121
.188
.120
121
.042
**
.467
121
.291
.097
121
.616
.046
121
1
121
.000
**
.341
121
.000
**
.335
121
.616
.046
121
.506
.090
121
.000
**
.434
121
1
121
.616
.046
121
.130
.138
121
.006
**
.251
121
.000
**
.985
121
.000
.008
121
1
121
.000
**
.434
121
.291
.097
121
.000
**
.318
121
.049
*
.179
121
.000
**
.467
121
.000
1
121
.929
.008
121
.329
.090
121
.000
**
.467
121
.408
.076
121
.091
.154
121
.329
.090
121
.240
.079
121
.005
**
.255
121
.001
**
.307
121
.001
**
.306
121
.000
**
.351
121
.000
**
.323
121
.000
**
.324
121
.005
**
.284
121
.068
.166
121
.000
**
.376
121
.017
*
.217
121
.601
.048
121
.015
*
.221
121
.000
**
.376
121
.000
**
.435
121
.000
**
.320
121
.000
**
.353
121
.000
**
.329
121
.315
.092
121
.010
**
.233
121
.000
**
.376
121
.001
**
.535
121
.003
**
.271
121
.000
**
.328
121
.000
**
.456
121
.081
.159
121
.001
**
.301
121
.000
**
.350
121
.001
**
.424
121
.000
**
.593
121
.000
**
.710
121
.000
**
.473
121
.000
**
.366
121
.000
**
.481
121
.000
**
.733
121
.000
118
121
N
.000
121
121
**
.597
121
.002
**
.277
121
.000
**
.316
121
.071
.165
121
.004
**
.261
121
.936
.000
**
.684
121
.001
**
.290
121
.001
**
.304
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
.000
Sig. (2tailed)
**
.730
121
N
VAR00 Pearson 019 Correlati on
.000
Sig. (2tailed)
**
.346
121
N
VAR00 Pearson 018 Correlati on
.000
**
121
121
.373
.000
**
.344
.000
**
121
121
.376
.005
**
.254
.000
**
121
121
.313
.240
.271
Sig. (2tailed)
VAR00 Pearson 017 Correlati on
N
Sig. (2tailed)
VAR00 Pearson 016 Correlati on
N
Sig. (2tailed)
VAR00 Pearson 015 Correlati on
N
Sig. (2tailed)
121
.000
**
.563
121
.009
**
.237
121
.000
**
.329
121
.001
**
.307
121
.067
.167
121
.118
121
.000
**
.491
121
.084
.158
121
.004
**
.263
121
.001
**
.300
121
.040
*
.187
121
.539
121
.000
**
.658
121
.000
**
.392
121
.000
**
.447
121
.000
**
.491
121
.003
**
.269
121
.016
121
.000
**
.684
121
.001
**
.290
121
.001
**
.304
121
.000
**
.344
121
.005
**
.254
121
.240
121
.000
**
.733
121
.000
**
.350
121
.000
**
.376
121
.000
**
.376
121
.000
**
.324
121
.329
121
.000
**
.481
121
.001
**
.301
121
.010
**
.233
121
.015
*
.221
121
.000
**
.323
121
.091
121
.000
**
.366
121
.081
.159
121
.315
.092
121
.601
.048
121
.000
**
.351
121
.408
121
.000
**
.473
121
.000
**
.456
121
.000
**
.329
121
.017
*
.217
121
.001
**
.306
121
.000
121
.000
**
.710
121
.000
**
.328
121
.000
**
.353
121
.000
**
.376
121
.001
**
.307
121
.329
121
.000
**
.593
121
.003
**
.271
121
.000
**
.320
121
.068
.166
121
.005
**
.255
121
.929
121
.000
**
.424
121
.000
**
.535
121
.000
**
.435
121
.002
**
.284
121
.386
.079
121
121
.000
**
.489
121
.012
*
.227
121
.048
*
.180
121
.000
**
.312
121
1
121
.386
121
.000
**
.597
121
.000
**
.465
121
.000
**
.521
121
1
121
.000
**
.312
121
.002
121
.000
**
.695
121
.000
**
.804
121
1
121
.000
**
.521
121
.048
*
.180
121
.000
121
.000
**
.702
121
1
121
.000
**
.804
121
.000
**
.465
121
.012
*
.227
121
.000
121
1
121
.000
**
.702
121
.000
**
.695
121
.000
**
.597
121
.000
**
.489
121
.000
LAMPIRAN 9 Reliabilitas Instrumen Angket
119
Kegiatan Belajar Mengajar Reliability [DataSet1] D:\KULIAH\semester 10\1 skripsi alternatif_ penelitian kualita tif\1 SKRIPSI BENI_PASCA PENGHAPUSAN RSBI\item tambahan\4 ANALISIS DATA\O LAH DATA_KBM\KBM_ENTRI DATA.sav RELIABILITY /VARIABLES=VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR000 07 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VA R00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA.
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 121
100.0
0
.0
121
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .801
17
120
Kinerja Sekolah Reliability GET FILE='D:\KULIAH\semester 10\1 skripsi alternatif_ penelitian kualitatif \1 SKRIPSI BENI_PASCA PENGHAPUSAN RSBI\item tambahan\4 ANAL ISIS DATA\OLAH DATA_KINERJA\Olah data_kinerja 2.sav'. DATASET NAME DataSet0 WINDOW=FRONT. RELIABILITY /VARIABLES=VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR000 07 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VA R00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA.
[DataSet1] D:\KULIAH\semester 10\1 skripsi alternatif_ penelitian kualita tif\1 SKRIPSI BENI_PASCA PENGHAPUSAN RSBI\item tambahan\4 ANALISIS DATA\O LAH DATA_KINERJA\Olah data_kinerja 2.sav
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 121
100.0
0
.0
121
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .890
18
121
LAMPIRAN 10 Transkrip Wawancara Penelitian
122
TRANSKRIP WAWANCARA PENELITIAN
Waktu : Rabu, 22 Mei 2013 Tempat : Blok Progam Studi Keahlian Teknik Ketenaga Listrikan Subyek Penelitian : Kajur TITL
Bapak Sadimin, Kepala Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik. Wawancara mendalam tentang kegiatan belajar mengajar di jurusan TITL pasca dihapusanya RSBI oleh Mahakamah Agung. BS S BS
S
BS S BS S BS S
BS S
Sejak tahun berapa bapak mengajar di SMK ini ? 90 Sejak tahun 90’an ya pak.Berarti sudah mengalami pasang surut, serta perubahan-perubahan yang terjadi. Kemudian yang terakhir kemarin juga adanya penghapusan RSBI, apakah ada perbedaan pada KBM ketika masih menyandang RSBI dan setelah RSBI dihapuskan ? Saya kira untuk KBM. Baik itu sebelumnya, sedang atau sesudahnya, saya kira dalam KBM itu sama. Tidak ada pengurangan, berlebihan. Sama saja. Sebelum SBI siswa praktek, siswa Praktek Minor, Selama SBI Mayor, lalu setelah ga ada RSBI dihilangkan. Ya ga begitu, tetap saja. Kita tetap menjalankan sesuai dengan kurikulum, serta mengacu pada industry. Masalah anggaran ga ada perbedaan. Jadi tidak ada masalah ya pak pada sisi KBM ? Ga masalah. Ini kan belum berapa lama penghapusan RSBI ini, baru berapa lama y? Sekitar 4-5 bulan pak. Ya belum. Baru semester ini. Saya kira tidak ada perbedaan sebelum/setelah RSBI dihapus Kalau kurikulumnya bagaimana pak? Kurikulumnya sama saja, masih menggunakan kurikulum yang berjalan sebelumnya. Sama saja. Klo kurikulum kan memang sering berganti-ganti. Ada yang ganti sedikit, namun tetap mengacu kepada industry. Salah satu ciri SBI kan penyampain materi menggunakan bahasa Inggris. Apakah di jurusan ini tetap menerapkan itu ? Saya kira ada yang melakukan ada yang tidak.
123
BS S
BS S BS S BS S
BS S BS S
BS S BS S
BS S BS S BS S
Klo di jurusan listrik sendiri? Ya sama. Paling dijurusan listrik ya. Gimana yah? Kan kita lihat SDM-nya, gimana? Trus tuntutan lagi. Tapi klo kejuruan saya rasa no problem. Klo teknik kita menggunakan bahasa teknik. Bahasa inggris teknik pak.. Iya. Ya campur. Bahasa inggris teknik. Tapi klo di mata pelajaran Matematik ada pak ? Ada. Ada.. ya seperti itu… Tapi sekarang masih begitu ya pak, meski sudah tidak menyandang SBI. Iya. Ini kan masih peralihan. Baru berapa berapa bulan sih.. Jadi tidak terlalu mencolok. Cuman untuk mengatasi itu, karna SBI ada kelas Khusus itu apa namanya itu.. sing HL, apa AHL untuk bahasa inggris Klo untuk ruang kelasnya bagaiaman pak dijurusan listrik, ruang praktek ada berapa pak? Klo ruang praktek dibelakang semua, ada lima ruang praktek. Untuk 8 romble. Dan itu mencukupi ya pak? Wah.. cukup sekali. Tiap hari hari 2-2. Klo ada kelas tiga ya 3-3. Masih bisa.. kayaknya klo KBM guru sudah menggunakan TIK ya pak? Ya menggunakan, semuanya menggunakan Meskipun maple praktek juga menggunakan ya pak? Menggunakan semua. Lah wong sekarang sudah disediakan, alat disediakan. Makasnya klo di SBI itu anggarannya ke Fisik, alat bantu mengajar. Kesana larinya Klo bahan praktek ya tetap. Sama Klo tenaga kependidikannya bagaimana pak? Apakah mencukupi? Mencukupi, disini ada 10. Dan itu mampu mencukupi, men-cover semua kelas? Bisa. Rata-rata kan 30 jam. Disekolah ini mengadopsi OECD ga pak? Mengadopsi metode pengajaran dari Negara maju ? Wah, kurang mengerti yang kearah situ. Yang jelas yang berkembang kemana. Yang jelas yang nonton-nonton gtu ya kepala sekolah, biasanya ke timur tengah. Tidak sampai kesini (jurusan) Kepala sekolah kebanyak ke timur tengah..
124
BS S
Tapi sekolah ini pernah bekerja sama dengan luar negeri ? Klo aslinya, SMK ini hasil kerja sama dengan luar negeri. Bikinan Australi ini, tapi tahun 80. Hhehe.. Australi ini. bangunan Sebesar ini, pepohonan sebesar ini.. Tapi anda belum cek. Coba peralatannya. Mungkin Dibanding perguruan tinggi, lengkapan sini.. ya gitu sih jare sing pada kuliah.. hahaha. Hhaha.. iyaaaa.. ada plus minus nya lah pak.. Lah iya, njenegan dimonitor alat-alatnya. Apakah layak apa tidak. Selain melihat KBM disini, juga mendata alat-alatnya. Layak apa tidak. Ya pak, tadi sudah sedikit bertanya kepada pak Toni, memang peralatannya ya begitu adanya.. Lah iya, anada kan pernah disana. Belajar disini ya cukup lama juga. Perlu belajar juga. Itu ada labVolt, nyasar kesini ga tau itu bagaiamana. Ya begitu yah pak kira-kira, untuk di KBM sendiri tidak ada masalah yah. Iyah.. tidak ada masalah. Ya sudah pak. Terimakasih atas waktunya pak.
BS S
BS S
BS S BS Keterangan : BS
: Beni Sujatmiko
S
: Pak Sadimin
125
TRANSKRIP WAWANCARA PENELITIAN
Waktu
: Kamis, 30 Mei 2013
Tempat
: Ruang Wakil Kepala Sekolah
Subyek Penelitian : Wakasek bidang Kurikulum Bapak Maryanto , wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Wawancara mendalam tentang kegiatan belajar mengajar dan kinerja sekolah SMKN 2 Cilacap pasca dihapusanya RSBI oleh Mahakamah Agung. BS
Bagaimanakah reaksi sekolah terkait Penghapusan RSBI oleh Mahkamah Agung ?
MYT
Kalo SMK 2 secara prinsip ga bermasalah, mau RSBI mau tidak, kita tidak berpengaruh terhadap pelayanan. Karena kita mengacu pada standar pelayanan mutu ISO. Kita sudah system manajemen mutu ISO, ya itu tidak berpengaruh, Mau statusnya (tidak) RSBI,itu kan, hanya artinya secara hukum RSBI tidak ada. Tetapi secara kualitas tetap terjaga, jadi ya tidak ada pengaruhnya.
BS MYT BS MYT BS MYT BS MYT BS MYT
Jadi sini (SMKN 2 Cilacap) sudah ber-ISO ya pak? Iya. Sudah, Ber ISO Sejak Kapan pak? Sejak Tahun 2006 Jadi sekarang ISO yang… Ini sudah survey-len yang ke 3, sertifikasi yang ke 3. Untuk KBM sama itu ga berpengaruh yah pak? Iya, ga berpengaruh. Yang Berpengaruh malah di biaya. Biaya ya pak.. Sebenarnya biaya pun berpengaruh, kita juga pernah menaikan biaya. Maw RSBI maw apa. Animo masyarakat kan kesanya RSBI kan mahal, padahal kita ndak. Kita ga memebedakan RSBI atau ga.. Kita yang penting pelayanan Untuk biaya sendiri bagaiama pak, tiap bulan siswa bagaimana? Ya, klo namanya SMK, yaaa ada yang lancar ada yang tidak, tapi mayoritas ya tidak lancar. Maksud saya, rinciannya.. Ow,, rinciannya. Klo itu ya di bagian keuangan. Tapi kita secara global ya, masih standar. Sama. Malah ada dibawah sekolah yang non RSBI.
BS MYT BS MYT
126
BS MYT
BS MYT BS MYT BS MYT
BS MYT
BS MYT BS BS MYT BS MYT
SMK 1, kan kita dibawahnya, buat tarikan bulannya loh. Makanya ada kesan, RSBI mahal. Padahal kita ga pernah menerapkan mahal, jadi ga ada pengaruhnya. Apakah disini pernah diterapkan pembelajaran Bilingual saat menyandang RSBI? Ya pernah dulu, sewaktu menyandang SBI kita menerapkan. pembelajaran produktif, sama pembelajaran SAINS. Matematika, kimia. artinya ya bilingual, ya tidak penuh. Kadang kadang pengantarny, pendahuluannya. Tidak sepanjang 3 jam pelajaran penuh. Apalagi kalau produktif kan Tools-tool nya, alatnya itu kan bahasanya dari luar. Klo mesinnya dari jerman, malah manualnya booknya bahasa jerman, bahasa inggris. Sampai sekarang juga masih bergitu pak (diterapkan) ? Iya, iya masih diterapkan. Kalau Engglish Day ada tidak pak? Oow.. klo English day tidak ada, memang dari awal kita tidak ada. Penerapan pembelajaran berbasis TIK (LCD Proyektor) itu sejak kapan pak? Owh.. itu udah lama. Sebelum RSBI kita sudah ada itu (bertahap). awal-awalnya tahun 2003-04 lah, satu-dua ruang. Pake yang Portable. Ya bertahap, sekarang sudah tiap ruang sudah lengkap LCD. klo gurunya IT minded, ya dulu ada IHT (in house Traning). Pelatihan Power point, gtu-gtu. Yang ngajar juga dari temen sendiri.. Bagaimana dengan jumlah kelasnya? Cukup. Untuk jumlah kelas cukup. kita kan punya 44 kelas. Kita sistemnya sudah moving class. sudah kaya kuliah. ga ada kelas itu miliknya kelas apa, kelas itu miliknya mata pelajaran. klo maw pelajaran bahasa Indonesia ya, ya larinya ke ruang bahasa. Ow iya pak, istilah Rombel itu apa ya? Kemarin saya dikasih tau sama pak Samidin. Rombel itu, singkatan dari Rombongan Belajar. ya sama saja dengan kelas lah. Ow,, iya.iya.. saya ga tau e.. hhe Kalau untuk hubungan dengn luar negeri bagaimana pak? Hubungan dalam arti MoU, pernah. Itu Instanasi atau Sekolah? Sekolah, biasanya. Ya semacam Sister School lah.. Itu ke New Zeland, Turki pernah. tapi kan yang berangkat ya kepala sekolah.
127
BS MYT
Pertukaran Pelajar? Owh, belum. Kalau itu belum. baru baru kepala sekolah. tapi guru-guru sini ya banyak yang dikirim ke luar negeri, ya beasiswa. Saya pernah 2 tahun di German. Kalau yang dari perusahaan (Kerja Sama) ? Ow..rekrut. klo itu ya setiap tahun. kita itu, baru pengumumman kemarin, itu sudah 70% sudah diterima perusahaan. dan itu Skala Perusahaannya sudah Internasional, bukan nasional. Astra Honda Motor. Buma. Busan. “njenengan” Tanya saja ke BKK, itu meraka taw persis siapa-siapa. Tenaga pengajar dari luar negeri? Dulu kepala Sekolahnya malahan. Saat awal-awal berdirinya.. hehehe manajemennya. Kalo Lulusan dari Luar negeri ada, Tapi Luar Negeri Dulu sebelum saya disini. Sini kan awalnya sekolah perintisan. Bantuan dari Australia. Guru-gurunya dari Australia. yang dulu muridnya, sekarang jadi guru disini. ya sekitar tahun 80’an. Oww.. gtu yah pak Ya sudah pak, saa rasa sudah cukup. Itu saja hal yang bisa saya tanyakan. Terimakasih banyak atas waktunya.
BS MYT
BS MYT
BS BS
Keterangan : BS
: Beni Sujatmiko
MYT
: Bapak Maryanto
128
LAMPIRAN 11 Data Hasil Wawancara
129
DATA HASIL WAWANCARA Keterangan KBM : Kegiatan Belajar Mengajar Komputer
TIK
: Teknologi Informasi
KRK : Kurikulum
GR
: Guru
BHS : Bahasa Pengantar
OECD : OECD
KLS
KLN : Kerja Sama Luar Negri
: Ruang Kelas/Bengkel
KODE W.G.KBM
BARIS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
W.G.KRK
14 15 16 17 18
W.G.BHS
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
HASIL WAWANCARA 90 Saya kira untuk KBM. Baik itu sebelumnya, sedang atau sesudahnya, saya kira dalam KBM itu sama. Tidak ada pengurangan, berlebihan. Sama saja. Sebelum SBI siswa praktek, siswa Praktek Minor, Selama SBI Mayor, lalu setelah ga ada RSBI dihilangkan. Ya ga begitu, tetap saja. Kita tetap menjalankan sesuai dengan kurikulum, serta mengacu pada industry. Masalah anggaran ga ada perbedaan. Ga masalah. Ini kan belum berapa lama penghapusan RSBI ini, baru berapa lama y? Ya belum. Baru semester ini. Saya kira tidak ada perbedaan sebelum/setelah RSBI dihapus Kurikulumnya sama saja, masih menggunakan kurikulum yang berjalan sebelumnya. Sama saja. Klo kurikulum kan memang sering berganti-ganti. Ada yang ganti sedikit, namun tetap mengacu kepada industry. Saya kira ada yang melakukan ada yang tidak. Ya sama. Paling dijurusan listrik ya. Gimana yah? Kan kita lihat SDM-nya, gimana? Trus tuntutan lagi. Tapi klo kejuruan saya rasa no problem. Klo teknik kita menggunakan bahasa inggris teknik. Iya. Ya campur. Bahasa inggris teknik. Ada. Ada.. ya seperti itu… Iya. Ini kan masih peralihan. Baru berapa berapa bulan sih..
130
W.G.KLS
W.G.TIK
W.G.GR W.G.OECD
W.G.KLN
W.G.KLS
W.G.KBM
29 Jadi tidak terlalu mencolok. 30 Cuman untuk mengatasi itu, karna SBI ada kelas Khusus itu apa namanya itu.. sing HL, apa AHL untuk bahasa inggris 31 Klo ruang praktek dibelakang semua, ada 5 ruang 32 praktek. 33 Untuk 8 romble. 34 Wah.. cukup sekali. 35 Tiap hari hari 2-2. Klo ada kelas tiga ya 3-3. Masih bisa mencukupi 36 Ya menggunakan, semuanya menggunakan 37 Menggunakan semua. 38 Lah wong sekarang sudah disediakan, alat disediakan. 39 Makasnya klo di SBI itu anggarannya ke Fisik, 40 alat bantu mengajar. Kesana larinya 41 Klo bahan praktek ya tetap. Sama 42 Mencukupi, disini ada 10. 43 Bisa. Rata-rata kan 30 jam 44 Wah, kurang mengerti yang kearah situ. 45 Yang jelas yang berkembang kemana. 46 Yang jelas yang nonton-nonton gtu ya kepala sekolah, 47 biasanya ke timur tengah. 48 Tidak sampai kesini (jurusan) 49 Kepala sekolah kebanyak ke timur tengah.. 50 Klo aslinya, SMK ini hasil kerja sama dengan luar 51 negeri. Bikinan Australi ini, tapi tahun 80. Hhehe.. 52 Australi ini. 53 bangunan Sebesar ini, pepohonan sebesar ini.. 54 Tapi anda belum cek. Coba peralatannya. 55 Mungkin Dibanding perguruan tinggi, lengkapan sini.. 56 ya gitu sih jare sing pada kuliah.. hahaha. 57 Lah iya, njenegan dimonitor alat-alatnya. 58 Apakah layak apa tidak. 59 Selain melihat KBM disini, juga mendata alat-alatnya. 60 Layak apa tidak. 61 Lah iya, anada kan pernah disana. Belajar disini ya 62 cukup lama juga. Perlu belajar juga. Itu ada labVolt, 63 nyasar kesini ga tau itu bagaiamana. 64 Iyah.. tidak ada masalah.
131
DATA HASIL WAWANCARA WAKIL KEPALA SEKOLAH Keterangan GR : Guru Komputer
TIK
: Teknologi Informasi
LL
BIA
: Biaya
BHS : Bahasa Pengantar
ISO
: ISO
KLS
KLN : Kerja Sama Luar Negri
: Lulusan
: Ruang Kelas/Bengkel
KODE W.WKS.ISO
BARIS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
HASIL WAWANCARA Kalo SMK 2 secara prinsip ga bermasalah, mau RSBI mau tidak, kita tidak berpengaruh terhadap pelayanan. Karena kita mengacu pada standar pelayanan mutu ISO. Kita sudah system manajemen mutu ISO, ya itu tidak berpengaruh, Mau statusnya (tidak) RSBI,itu kan, hanya artinya secara hukum RSBI tidak ada. Tetapi secara kualitas tetap terjaga, jadi ya tidak ada pengaruhnya Iya. Sudah, Ber ISO Sejak Tahun 2006 Ini sudah survey-len yang ke 3, sertifikasi yang ke 3.
W.WKS.BIA
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Iya, ga berpengaruh. Yang Berpengaruh malah di biaya. Sebenarnya biaya pun berpengaruh, kita juga pernah menaikan biaya. Maw RSBI maw apa. Animo masyarakat kan kesanya RSBI kan mahal, padahal kita ndak. Kita ga memebedakan RSBI atau ga.. Kita yang penting pelayanan Ya, klo namanya SMK, yaaa ada yang lancar ada yang tidak, tapi mayoritas ya tidak lancar. Ow,, rinciannya. Klo itu ya di bagian keuangan. Tapi kita secara global ya, masih standar. Sama. Malah ada dibawah sekolah yang non RSBI. SMK 1, kan kita dibawahnya, buat tarikan bulannya loh. Makanya ada kesan, RSBI mahal. Padahal kita ga pernah menerapkan mahal, jadi ga ada pengaruhnya.
W.WKS.BHS
28 Ya pernah dulu, sewaktu menyandang SBI kita 29 menerapkan. 30 pembelajaran produktif, sama pembelajaran SAINS.
132
31 32 33 34 35 36 37 38 39
Matematika, kimia. artinya ya bilingual, ya tidak penuh. Kadang kadang pengantarny, pendahuluannya. Tidak sepanjang 3 jam pelajaran penuh. Apalagi kalau produktif kan Tools-tool nya, alatnya itu kan bahasanya dari luar. Klo mesinnya dari jerman, malah manualnya booknya bahasa jerman, bahasa inggris. Iya, iya masih diterapkan. Oow.. klo English day tidak ada, memang dari awal kita tidak ada.
W.WKS.TIK
40 41 42 43 44 45 46 47
Owh.. itu udah lama. Sebelum RSBI kita sudah ada itu (bertahap). awal-awalnya tahun 2003-04 lah, satu-dua ruang. Pake yang Portable. Ya bertahap, sekarang sudah tiap ruang sudah lengkap LCD. klo gurunya IT minded, ya dulu ada IHT (in house Traning). Pelatihan Power point, gtu-gtu. Yang ngajar juga dari temen sendiri.
W.WKS.KLS
48 49 50 51 52 53 54 55 56
Cukup. Untuk jumlah kelas cukup. kita kan punya 44 kelas. Kita sistemnya sudah moving class. sudah kaya kuliah. ga ada kelas itu miliknya kelas apa, kelas itu miliknya mata pelajaran. klo maw pelajaran bahasa Indonesia ya, ya larinya ke ruang bahasa. Rombel itu, singkatan dari Rombongan Belajar. ya sama saja dengan kelas lah.
W.WKS.KLN
57 58 59 60 61 62 63 64 65
Hubungan dalam arti MoU, pernah. Sekolah, biasanya. Ya semacam Sister School lah.. Itu ke New Zeland, Turki pernah. tapi kan yang berangkat ya kepala sekolah. Owh, belum. Kalau itu belum. baru baru kepala sekolah. tapi guru-guru sini ya banyak yang dikirim ke luar negeri, ya beasiswa. Saya pernah 2 tahun di German.
W.WKS.LL
66 67 68 69
Ow..rekrut. klo itu ya setiap tahun. kita itu, baru pengumumman kemarin, itu sudah 70% sudah diterima perusahaan. dan itu Skala Perusahaannya sudah Internasional, bukan
133
W.WKS.GR
70 71 72 73
nasional. Astra Honda Motor. Buma. Busan. “njenengan” Tanya saja ke BKK, itu meraka taw persis siapa-siapa.
74 75 76 77 78 79 80 81 82 83
Dulu kepala Sekolahnya malahan. Saat awal-awal berdirinya.. hehehe manajemennya. Kalo Lulusan dari Luar negeri ada, Tapi Luar Negeri Dulu sebelum saya disini. Sini kan awalnya sekolah perintisan. Bantuan dari Australia. Guru-gurunya dari Australia. yang dulu muridnya, sekarang jadi guru disini. ya sekitar tahun 80’an.
134
LAMPIRAN 12 Data Hasil Observasi Lapangan
135
OBSERVASI HARI PERTAMA
Hari/Tanggal : Selasa, 21 Mei 2013 Waktu : 08.00 – 12.00 Tempat : SMKN 2 Cilacap
SMKN N 2 Cilacap berlokasi di jalan Budi Utomo Cilacap. Menempuh waktu sekitar 10 menit dari tempat saya menginap saat itu. Hari ini selasa 21 Mei 20013 saya memutuskan untuk mengambil data penelitian ke sekolah tersebut. Saya berangkat ke sekolah diantar oleh teman dengan menggunakan sepeda motor. Sengaja saya berangkat ke sekolah agak pagi, karena selain sebagai orang asing saya juga harus masih mengurus surat perizinan penelitian. Saya sampai di gerbang sekolah jam 08.00, beberapa langkah masuk ke dalam lingkungan sekolah saya disapa oleh 2 orang sekuriti berbaju safari hitam. Dengan ramah dan senyum sekuriti tersebut menanyakan perihal kedatangan saya. “Mas, ada keperluan apa? Maw bertemu dengan siapa?” kata sekuriti “Penelitian skripsi pak, maw ketemu dengan Pak Maryanto. Beliaunya ada?” timpal saya. “Owh, silahkan mas. Langsung saja ke ruangannya”. Balasnya. Ya, pertama-tama saya harus bertemu dengan pak Maryanto, selaku wakil kepala sekolah bidang Kurikulum. Beliaulah yang mengurusi hal seperti penelitian skripsi yang dilakukan oleh mahasiswa di sekolah tersebut. Sebelumya saya sudah bertemu dengan beliau sekitar 2 bulan yang lalu, sekitar tanggal 20 februari. Setiba di ruang beliau, saya mengetuk pintu dan mengucap saya sebelum masuk ke dalam ruangan. Raung wakasek nampak sepi, tak terlihat satupun pegawai diruang tersebut.Kemudian saya bertanya kepada ptugas piket, dan menyuruh saya agra ditunggu saja, karena pak Wakasek sedang mengurusi lomba OSTN di aula. Akhirnya saya pun menunggunya di kursi tunggu depan ruangannya. Sembari menunggu saya memperhatikan kondisi lingkungan sekolah. Sekolah ini memiliki tembok dengan warna cat krem. Lantai keramik berwarna
136
putih. Lorong sekolah tampak bersih, tak terlihat sampah berserakan. Mungkin petugas kebersihan telah menyelesaikan tugasnya sebelum kegiatan belajar dimulai. Terdapat taman sekolah di beberapa sudut sekolah, selain itu banyak terdapat pepohonan yang menambah keasrian sekolah ini. Kadang terlihat beberapa siswa berjalan di lorong sekolah. Ada juga siswa yang menuju ke loket TU guna membayar administrasi sekolah. Seragam siswa SMK N 2 Cilacap bewarna biru telor bebek. Sekolah ini menerapakan aturan yang jelas tentang seragam sekolah dan tata cara berpakaian, hal ini dapat terlihat dari patung yang dijadikan contoh cara menggunakan seragam sekolah yang terletak dilorong yang sama dengan saya saat ini. Hampir 1 jam saya menunggu, akhirnya Pak Maryanto datang juga. Saya bergegas beranjak dari tempat duduk dan segera menghampiri beliau ke ruanganya. Setelah saya jelaskan maksud dan tujuan saya, saya diminta menyerahkan Proposal Skripsi dan Surat Rekomendasi dari Dinas Pendidikan kabupaten Cilacap ke bagian Tata Usaha Sekolah. Ruang TU sekolah ini cukup luas, dengan meja diatur berderet membentuk huruf L. Ada beberapa pegawai yang sedang berbincang-bincang santai. Saya segera ditanyai oleh pegawai TU yang kebetulan posisinya paling dekat dengan pintu masuk ruangan. “ Mau cari siapa mas?” tanyanya. “Bu Yani pak, terkait penelitian Skripsi. ini tadi sudah dari pak Maryanto, katanya suruh menyerahkan proposal dan surat rekomendasi ke bu Yani”, jawabku. Segera saya disuruh untuk duduk di bangku yang tersedia, selang beberapa saat bu Yani datang menghampiri saya. Saya pun menyerahkan proposal Skripsi dan surat rekomendasi dari dinas. Setelah mengisi buku tamu, saya memenita izin untuk berkunjung ke jurusan Teknik Industri Tenaga Listrik. Jurusan Teknik Industri Tenaga Listrik di sekolah ini belokasi di pojok paling dalam sekolah. Selama perjalan menuju jurusan ini, saya sempat memperhatikan lingkungan sekitar, seperti tempat sampah di sekolah ini dibuat terpisah antara organic dan an-organik, terdapat lapangan sepak bola di tengah sekolah dan lapangan basket disisinya yang dipisahkan oleh jalan. Blok jurusan TITL berhadapan dengan blok Jurusan Mesin/Otomotif. Terdapat pepehonan rindang di masing-masing sisinya, menciptakan suasana yang sejuk, disamping itu juga kebersihan tetap terjaga dengan baik.
137
Kepala Jurusan TITL saat ini dijabat oleh Pak Sadimin. Saya tau info ini dari petugas TU yang saya temui sebelumnya. Sesampai di blok listrik, saya bertemu dengan ibu guru di depan ruang guru jurusan TITL. Kemudian saya menjelaskan keperluan saya, dan saya dipersilahkan untuk langsung saja masuk ke dalam ruangan untuk menemui kepala jurusan. Pak Sadimin, kepala jurusan TITL memiliki perawakan yang pendek tapi sedikit berisi. Pak Sadimin terlihat sangat ceria, banyak senyum dan suka bercanda. Ruang guru Listrik tampak kecil, hanya muat berisi dengan 2 meja apabila disandingkan. Terdapat kipas angin dan 1 buah ex-fan di bagian sisi tembok. Ruang nampak tidak terlalu rapi, masih dalam ambang wajar. Ada asbak di meja tamu ruang ini, menandakan bahwa mungkin/ada guru yang merokok diruang ini. Setelah saya menjelaskan maksud dan tujuan saya ke kepala jurusan. Kajur mengizinkan saya untuk melakukan penelitian selama hal itu tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar. Kajur juga memberikan tawaran kepada saya agar menyebarkan angket saja nanti setelah jam istirahat. Saya pun menyanggupi. Jam 10.15 menit setelah selesai istrihat, siswa sudah masuk di kelas masing-masing. Saya diajak oleh salah seorang guru, untk masuk ke dalam kelas 1 TITL 3. Bu guru ini mengampu mata pelajaran gambar teknik. Sebelum saya menyebar angket ke siswa, bu guru menjelaskan secara singkat maksud dan tujuan saya. Setelah selasai memperkenankan saya untuk mengenalkan diri di depan kelas. Saya memperkenalkan diri saya kepada siswa serta memberikan arahan cara pengisian angket, setelah sesi ini selesai saya menyebarkan angket kepada siswa. Sewaktu siswa mengisi angket, saya memperhatikan kondisi kelas. Kelas ini merupakan ruang praktek gambar teknik. Mejanya terbuat dari kayu, dengan bahan triplek berwarna putih di bagain atasnya. Dalam 1 meja biasanya diisi oleh 3 siswa ang duduk berjejeran. Tembok kelas berwarna krem seperti tembok sekolah, eternity berwarna putih deri bahan asbes. Pencahayaan dalam kelas ini terang, meskipun lampu tidak dinyalakan. Sirkulasi udara juga lancar, terdapat kipas angin di ruang ini. Selain itu juga terdapat LCD proyektor yang sudah terpasang dan siap untuk digunakan. Dimeja guru juga terdapat laptop. Hal ini menandakan bahwa kegiatan belajar mengajar yang dilakukan tetap berbasis TIK.
138
Setelah selesai di kelas 1 TITL 3, saya berlanjut ke kelas berikutnya. Kelas/bengkel berikut berada bersebelahan dengan ruang gambar. Di depan kelas berdiri Pak Toni, dia adalah guru mata pelajaran PLC. Ya ini merupakan ruang bengkel praktek PLC. Sebelum saya maju ke depan kelas saya melihat cara Pak Toni mengajar di depan kelas. Biasanya Pak Toni berada di tengah kelas, dengan sesekali berjalan ke belakang menghampiri siswa. Pembawaan yang dia bawakan ialah santai, tak terlihat di siswa bahwa mereka tertekan. Suara yang dikeluarkan oleh Pak Toni di depan kelas juga mampu terdengar dari sisi belakang kelas. Bisa dikatakan bahwa kegiatan belajar mengajar terjadi secara interaktif. Karena terlihat beberapa siswa bertanya kepada Pak Toni terkait pelajaran yang berlangsung. Saya masih berada di sisi belakang kelas, sampai akhirnya Pak Toni mempersilahkan saya untuk maju kedepan kelas dan memperkenalkan diri. Seperti kelas sebelumnya,saya memperkenalkan diri serta menjelaskan maksud dan tujuan saya. Kemudian saya menyebarkan angket kepada siswa. Selama pengambilan angket berlangsung, saya berbincang bincang dengan Pak Toni terkait SMK N 2 Cilacap khususnya jurusan TITL. Pak Toni menjelaskan bahwa tenaga pendidik di jurusan ini pertama ada 11, namun yang 1 dipindah ke pelayaran karena terjadi kesalahan dokumen. Sehingga saat ini tenaga pendidik yang tersisa tinggal 10 orang. Beliau juga menjelaskan bahwa dengan jumlah tenaga seperti ini telah mampu mencukupi kebutuhan yang ada. Rata-rata guru di jurusan ini mampu mengajar labih dari 24 jam selama seminggu. Meski mempunyai guru sebanyak 10 orang, di jurusan ini ternyata tidak memiliki Toolman. Sangat disayangkan memang, ketika saya bertanya kenapa pak Toni menjawab ,”yah, kebijakan Sekolah Mas.” Tidak adanya toolman ini membuat guru merangkap sekaligus menjadi toolman. Setelah siswa selesai mengisi angket, saya tidak lupa mengucapkan terimakasih kemudian bersalaman dengan Pak Toni. Setelah itu saya bergegas ke Ruang Kajur untuk berpamitan. Dengan ini Obeservasi hari pertama telah selesai.
139
OBSERVASI HARI KEDUA
Hari/Tanggal : Rabu, 22 Mei 2013 Waktu : 08.30 – 14.00 Tempat : SMKN 2 Cilacap
Hari ini saya akan melanjutkan obeservasi saya di SMKN 2 Cilacap terkait Kegiatan Belajar Mengajar dan Kinerja Sekolah pasca penghapusan RSBI. Pada hari sebelumya saya telah mengambil data angket kepada siswa sebanyak 2 kelas, rencanaya hari ini saya juga ankan mengambil data angket kepada 2 kelas lainya. Hari sampai ke sekolah pukul 08.30, saya parkirkan sepeda motor saya di depan gedung Aula yang nampak ramai karena memang sedang berlangsung lomba. Saya bergegas menuju jurusan TITL, karena kemarin sudah membuat janji untuk mengambil data lagi. Saya melewati lorong yang lain dari waktu kemarin, kemudian muncul di lapangan sepak bola yang telah saya ceritakan sebelumnya. Secara garis besar kondisi lingkungan sekolah nampak bersih, tak tampak sampah berserakan. Sesampaianya di blok TITL, terlihat Pak Sadimin dan beberapa guru sedang mengobrol di depan ruang guru jurusan TITL. Saya menghampiri kemudian berjabat tangan dengan pak Sadimin. “Bagaimana mas, sudah siap buat ngambil data lagi?”. Tanyanya “Sampun pak.” Jawab saya mantap. Pak Toni yang saat itu berada disitu menawarkan untuk masuk ke kelasnya terlebih dahulu dikarenakan saat ini sedang ada jeda antara jam teori dan praktek. Saya dan Pak Toni pun segera menuju ruang bengkel PLC. Saya maju kedepan kelas setelah pak Toni menjelaskan secara singkat maksud dan tujuan saya. Sama seperti waktu kemarin saya memperkenalkan diri sembari menjelaskan cara pengisian angket penelitan. Baru kemudian saya meminta bantuan siswa untuk membantu menyebarkan angketnya. Saya memperhatikan kondisi kelas, memperhatikan hal yang belum saya catat hari yang lalu.Warna tembok bengkel PLC berwarna krem seperti warna
140
tembok sekolah. Tedapat 2 kipas angina yang terpasang, dan terlihat menyala kala itu. Terdapat pula LCD proyektor. Serta di meja guru tersedia laptop. Meja belajar siswa terletak di tengah-tengah ruangan, terbadi menjadi 2 kolom. Di sisi kanan kiri meja siswa terdapat peralatan-peralatan praketk yang tersusun rapi. Saya bertanya kepada Pak Toni terkait peralatan bengkel, diakuinya memang peralatan bengkel PLC tidak mencukupi untuk bisa dilakukan 1 alat 1 orang. Meski begitu hal tersebut tidak menjadi kendali bagi anak didiknya untuk belajar. Pak Toni memilik trik ketika mengajar PLC akibat keterbatasan ini, yaitu memberikan batas waktu kepada siswa ketika berlangsung praktek. Apabila batas waktu telah habis maka digantikan oleh siswa lain, begitu seterusnya. Pengambilan data angket berlanjut ke kelas selanjutnya, kelas 1 TITL 1. Sedang berlangsung pelajaran gambar teknik, jumlah siswa dalam kelas ini berjumlah 35 siswa. Bu guru mempersilahkan saya untuk maju kedepan guna memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dan tujuannya. Seperti biasa, saya menjelaskan terlebih dahulu tata cara pengisian angket sebelum angket disebarkan kepada siswa. Pukul 10.30 semua kelas telah selesai diambil datanya, saya telah menyebarkan angket kepada 4 kelas.terdiri dari 2 kelas dari kelas 2 dan 2 kelas dari kelas 1. Saya merasa bahwa jumlah ini telah mencukupi untuk dilakukan pengolahan data. Sehingga saya memutuskan untuk melakukan pengambilan data dengan metode wawancara. Saya menghampiri pak Sadimin yang saat itu berada di luar kelas, saya menjelaskan maksud saya bahawa saya membutuhkan data berupa wawancara. Dengan senyumnya yang khas Pak Sadimin mengiyakan permintaan saya. Hasil wawancara dapat dilihat pada transkrip wawancara. Waktu itu menunjukan pukul 11.40. Saya memutuskan untuk sholat dhuhur di masjid sekolah. Masjid sekolah berada di sebrang sisi yang berbeda dengan blok Listrik. Masjid ini dapat ditempuh dari blok listrik dengan cara mengikuti jalan aspal yang ada. Atau bisa saja melewati lorong sekolah. Saya memilih menuju masjid melalu lorong sekolah. Lorong sekolah nampak sedikit kotor dengan tepak jejak sepatu para siswa. Pada beberapa titik sekolah tersedia papan pengumuman. Serta terdapat Poster-poster himbauan seperti dilarang merokok, Jagalah Kebersihan, Go Green, dan sebagainya. Masjid sekolah ini memiliki tembok berwarna hijau, berbeda dengan warna tembok sekolah yang berwarna krem. Berlantai keramik dengan sisi bagian
141
dalam masjid dilapisi dengan karpet. Masjid ini tidak begitu luas, ruang dalamnya sekitar 5x6 meter. Tempat wudhu berada di sebelah utara masjid, tempat wudhu pria dan wanita dicampur. Setelah selasai sholat saya berjalan kembali ke jurusan TITL, namun kali ini saya mengambil jalan aspal untuk kemabali ke tempat tersebut. Beberapa meter dari masjid terdapat kantin sekolah, sepertinya ini merupakan komplek kantn sekolah karena saya tidak menemukan kantin yang lain selain di sisi ini. Penjual disini rata-rata menjual makanan. Seperti mi ayam, bakso, nasi rames, aneka macam gorengan, dan sebagainya. Saya berhenti sejenak di kantin untuk membeli minuman. Harga yang ditawarkan di kantin ini benar-benar tariff pelajar, untuk Jus Tomat yang saya pesan hanya berharga 2 ribu rupiah. Setaleh itu, saya kembali ke blok listrik untuk berpamitan kepada Pak sadimin. Dengan hal ini, Obeservasi hari ini pun saya sudahi.
142
LAMPIRAN 13 Triangulasi Data Hasil Penelitian
143
144
Pelaksanaan Pembelajaran
Indikator Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Ketercapaian sebesar 85 % Kategori Baik Butir 6. Terkait metode mengajar yang digunakan oleh guru. Ketercapaian sebesar 77 % Kategori Baik. -
-
-
Ketercapaian sebesar 76 % Kategori Baik. Butir 4. Terkait kondisi yang aman, tertib, dan disiplin selama KBM.
Ketercapaian sebesar 70 % Kategori Cukup Butir 5. Terkait sikap saling menghargai tanpa memandang suku, agama, jenis kelamin dan ekonomi.
-
Interview W.G.KLS/31-35
Ketercapaian sebesar 60 % Kategori Cukup Butir 3. Terkait volume dan intonasi suara guru saat mengajar.
Butir Angket Butir 1. Merupakan pernyataan terkait jumlah maksimal dalam 1 kelas maksimal 32 siswa.
Selama mengajar terlihat guru menggunakan beberapa metode yang berbeda sesuai dengan kebuthan.
Selama KBM, terlihat guru sangat nyaman memberikan materi. Meskipun siswa terkadang gaduh namun tetap memperhatikan pelajaran yang berlangsung. Tak terlihat ketegangan atau intimidasi dari salah satu pihak.
Selama KBM berlangsung tercipta suasana aman, tertib, dan disiplin.
Dari observasi lapangan diketahui bahwa selama mengajar volume dan intonasi suara guru terdengar sampai baris belakang
Observasi Dari data sekunder diketahui bahwa jumlah maksimal dalam satu kelas lebih dari 32 siswa
ASPEK KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Ket Sesuai
145
Pemanfaatan Teknologi
Penggunaan Bahasa Asing (Inggris)
Pelaksanaan Pembelajaran
Ketercapaian sebesar 80 % Kategori Baik
Ketercapaian sebesar 54 % Kategori Kurang. Butir 15. Terkait penggunaan media computer/laptop oleh guru ketika memberikan materi
Ketercapaian 53 % Kategori Kurang. Butir 14. Terkait pelaksanaan English Day.
Ketercapaian sebesar 67 % Kategori Cukup Butir 13. Terkait Pembelajar bilingual dalam mata pelajaran inti kejuruan.
Ketercapaian sebesar 73 % Kategori Cukup. Butir 10. Terkait Pembelajaran Praktek
Butir 8. Terkait suasana belajar yang menyenangkan selama KBM
W.G.TIK/36
W.WKS.BHS/39
Dari observasi lapangan diketahuo bahwa sebagian besar guru telah menggunakan media laptop sebagai alat bantu mengajarnya
Dari observasi lapangan terlihat bahwa selama mengajar guru lebih banyak mengunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia, guru menggunakan bahasa Inggris ketika memang terdapat istilah teknik dalam bahasa Inggris. Tidak terlihat kegiatan Engglish Day
Gambar 8. Kegiatan Praktek. Terlihat siswa sedang melakukan praktek secara bergantian karena keterbatasan alat.
W.G.TIK/39-41
W. G.BHS/19-25
Selama KBM kadang kala terdengar gelak tawa dari siswa atau guru yang terkadang melempar senyuman. Dari sini bisa disimpulkan bahwa suasana belajar menyenangkan.
-
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
146
Pemanfaatan Teknologi
Ketercapaian sebesar 72 % Kategori Cukup
Ketercapaian sebesar 84 % Kategori Baik Butir 17. Terkait pemanfaatan Internet sebagai salah satu alat bantu belajar siswa
Butir 16. Terkait penggunaan media LCD Proyektor
-
W.G.TIK/36
W.WKS.TIK/40-47
Dari observasi lapangan diketahui bahwa dalam lingkungan sekolah sudah tersedia jaringan wifi.
Terlihat pada gambar14 LCD Proyektor telah terpasang di hampir seluruh ruang kelas/bengkel.
Sesuai
Sesuai
147
Bidang Budaya dan Lingkungan Sekolah
Indikator Bidang Sarana dan Prasarana
Ketercapaian 77 % Kategori Baik
Ketercapaian sebesar 72 % Kategori Cukup. Butir 5. Kondisi sekolah rindang.
Ketercapaian 80 % Kategori Baik Butir 4. Terkait kebersihan lingkungan sekolah
Ketercapaian sebesar 77 % Kategori Baik Butir 3. Terkait adanya teknisi/toolsman yang membantu tugas guru selama pelajaran praktik.
Ketercapaian sebesar 77 % Kategori Baik Butir 2. Terkait jumlah ruang bengkel yang dimiliki.
Butir Angket Butir 1. Terkait jumlah ruang yang dimiliki sekolah
-
-
-
W.G.KLS/31-35
W.WKS.KLS/48-50
Interview
ASPEK KINERJA SEKOLAH
Dari observasi lapangan diketahu bahwa kondisi lingkungan nampak bersih, tidak terlihat sampah berserakan. Hal ini dapat dibuktikan dari foto-foto selama kegiatan penelitian Dari foto kegiatan penelitian dapat diketahui bahwa sekolah ini memiliki tumbuhan tinggi sebagai peneduh, selain itu sekolah ini juga mempunyai taman sekolah di beberapa titik.
Dari observasi lapangan diketahui bahwa di sekolah ini tidak terdapat teknisi/toolman yang membantu kerja guru saat pelajaran praktek. Guru merangkap sebagai toolman.
Observasi Dari data sekunder diketahui bahwa jumlah kelas yang dimiliki sebanyak 24 kelas teori. Tak terlihat siswa yang berkeliaran selama jam pelajaran, serta disekolah ini tidak mengenal adanya jam pagi dan siang. Dari observasi lapangan diketahui bahwa prodi teknik listrik memiliki jumlah bengkel sebanyak 5 ruang bengkel.
Sesuai
Sesuai
Tidak sesuai
Sesuai
Ket Sesuai
148
Kemitraan Sekolah
Bidang Keuangan dan Pembiayaan
Ketercapaian 81 % Kategori Baik
Ketercapaian 58 % Kategori Cukup. Butir 12. Terlkait kepemilikan ISO
Ketercapaian 68 % Cukup Butir 11. Terkait adaya sister school dengan sekolah luar negeri.
Ketercapaian 55% Kategori Kurang Butir 9. Terkait transparansi biaya
Ketercapaian 71 % Kategori Cukup Butir 8. Terkait penarikan Biaya Lain
Ketercapaian 65 % Kategori Cukup Butir 7. Terkait biaya bulanan (SPP).
Butir 6. Terkait keamanan sekolah
W.WKS.ISO/9-11
W.WKS.KLN/57-61
-
-
W.WKS.BIA/21-27
-
Dari data sekunder diketahu bahwa sekolah ini telah memiliki ISO dengan nomor ISO 9001:2008 . per tanggal 11 desember 2012
Dari observasi lapangan diketahui bahwa sekolah memberitahukan terlebih dahulu kepada orang tua siswa terkait pembiayaan sekolah. Biasanya dilakukan ketika rapat komite/pengambilan rapot. -
Tak terlihat bahwa ada penarikan lain selain biaya bulanan (SPP). Kecuali memang sebelumnya ada pemberitahuan terlebih dahulu dari sekolah
Terdapat 2 penjaga/satpam di pintu gerbang sekolah. Selain itu setiap tamu yang datang harus melapor kepada petugas piket yang berada pada lorong paling depan sekolah. Dari observasi lapangan diketahui bahwa pada ruang TU sekolah terdapat loket pembayaran. Loket ini digunakan siswa untuk membayar biaya bulanan (SPP).
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
149
Bidang Kesiswaan
Sekolah Multikultur
Ketercapaian 60 % Kategori Cukup
Ketercapaian 71 % Kategori Cukup. Butir 18. Terkait Prestasi Sekolah.
Ketercapaian 48 % Kategori Kurang Butir 16. Terkait bimbingan konseling/BKK
Ketercapain 82 % Kategori Baik Butir 14. Terkait kepemilikan tenaga pengajar asing.
Butir 13. Terkait adanya siswa yang berasal dari daerah lain.
-
W.WKS.LL/66-73
W.WKS.GR/74-83
-
Dari data sekunder diketahui bahwa dalam 1 tahun terakhir Sekolah menjuarai beberapa kejuaraan tingkat Kabupaten serta tingkat Provinsi.
Terdapat BKK yang membantu siswa agar mendapatkan pekerjaan setelah lulus dari sekolah.
Selama kegitan penelitain berlangsung tidak nampak tenaga pengajar yang berasal dari luar negeri.
-
Sesuai
Sesuai
Sesuai
-
LAMPIRAN 14 Profil SMKN 2 Cilacap
150
151
152
153
154
155
156
157
LAMPIRAN 15 Foto Kondisi Lingkungan Sekolah
158
Gambar : Papan Nama SMKN 2 Cilacap
Gambar : Gedung Aula
159
Gambar : Halaman Depan SMKN 2 Cilacap
Gambar : Salah Satu Lorong Sekolah
160
Gambar : Salah Satu Taman Sekolah
Gambar : Pepohonan Hijau pada Blok Listrik
161
Gambar : Bengkel Instalasi Listri
Gambar : Kondisi Bengkel Saat Dilaksanakan Praktik
162