PEMBELAJARAN PAI DI SMPN I PURWODADI SEBAGAI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI)
SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Program Strata 1 (S.1) Ilmu Tarbiyah
Disusun Oleh DIANA AGUSTINI 3104288
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2009
DR. Muslih M.A Jl. Tanjungsari RT 07/V Tambakaji Ngaliyan Semarang
Syamsul Maarif, M. Ag. Jatisari Permai blok C11/6 Mijen Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp : 4 (empat) eks. Hal : Naskah Skripsi An. Sdr. Diana Agustini Assalamu’alaikum Wr.Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini kami kirim naskah skripsi Saudara: Nama : Diana Agustini NIM : 3104288 Judul : PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN I PURWODADI SEBAGAI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (SBI). Dengan ini, kami mohon kiranya skripsi saudari tersebut dapat segera dimunaqasyahkan. Demikian harap menjadi maklum. Wassalamu’alaikum wr.wb.
Pembimbing I
Pembimbing II
DR. Muslih, M.A.
Syamsul Ma’arif, M.Ag.
NIP.150 276 928
NIP.150 321 619
ب
ABSTRAK Diana Agustini (3104288). Implementasi Pembelajaran PAI di SMPN I Purwodadi Sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Skripsi. Semarang : Program Strata 1 Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo, 2009. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kegiatan pembelajaran yang berlangsung di SMPN I Purwodadi yang dikaji dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Pembelajaran adalah proses yang sangat menentukan keberhasilan mutu dan tujuan pendidikan yang hendak dicapai dimana pembelajaran yang berlangsung berhubungan antara guru dan siswa harus terjalin dengan baik, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan efektif. Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis menggunakan desain penelitian deskriptif kualitatif. Desain tersebut digunakan karena untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena yang terjadi di lapangan. Penelitian kualitatif menghasilkan data penelitian berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Desain penelitian yang sebenar-benarnya tentang kegiatan pembelajaran yang berlangsung di SMPN I Purwodadi. Dari hasil penelitian yang telah penulis laksanakan, penulis mendapatkan data penelitian tentang kondisi pembelajaran PAI yang berlangsung di SMPN I Purwodadi, sebagai berikut : (1) model pembelajaran yang diterapkan adalah sistem konvensional permanent yaitu anak tetap berada di kelas, guru yang datang. (2) Perencananan dilakukan sebelum tahun ajaran baru dan juga dilaksanakan workshop untuk memberi pelatihan kepada guru agar meningkatkan kualitas guru. Setiap dua minggu sekali masing-masing guru bidang studi mengevaluasi pelaksananan pembelajaran sesuai dengan bidang studinya untuk meningkatkan kualitas. (3). Pada seleksi penerimaan peserta didik baru (intake) lebih selektif berdasarkan kemampuan akademik, non akademik dan scholastik etitute test (SAT). Sedangkan untuk guru yang mengajar dikelas SBI memiliki kekhususan yaitu memiliki kemampuan berbahasa inggris dan mampu mengoprasikan komputer atau (Information Communication Technology) ICT. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum nasional dari Depdiknas yaitu KTSP plus mengadopsi dan adaptasi dari sekolah luar negeri yang tergabung dalam Orgtanization For Economic Co-operation and Devlopment (OECD).
ج
DEKLARASI
Penulis menyatakan dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian pula skripsi ini tidak berisi satupun fikiran-fikiran orang lain, kecuali informasiinformasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 13 Januari 2009
Deklarator
د
PENGESAHAN PENGUJI Skripsi Saudari NIM Jurusan Judul Skripsi
: : : :
Diana Agustini 3104288 Pendidikan Agama Islam (PAI) Pembelajaran PAI di SMPN 1 Purwodadi Sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)
Telah dimunaqasahkan oleh dewan penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Semarang, dinyatakan lulus dengan PREDIKAT Cumlaude/ Baik/ Cukup, pada tanggal : 27 Januari 2009 Dan dapat diterima syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S.1) tahun akademik 2008/2009 Semarang, 3 Februari 2009 Ketua Sidang
Sekertaris Sidang
Drs. H. Abdul Wahid, M.Ag NIP. 150 268 214
Drs.Mustofa, M.Ag NIP. 150 276 925
Anggota
Anggota
Ahwan Fanani, M.Ag NIP. 150 327 101
Ahmad Maghfurin, M.Ag NIP. 150 302 217
ﻩ
MOTTO
ª!$# Ëx|¡øtƒ (#θßs|¡øù$$sù ħÎ=≈yfyϑø9$# †Îû (#θßs¡¡xs? öΝä3s9 Ÿ≅ŠÏ% #sŒÎ) (#þθãΖtΒ#u™ t⎦⎪Ï%©!$# $pκš‰r'¯≈tƒ zΟù=Ïèø9$# (#θè?ρé& t⎦⎪Ï%©!$#uρ öΝä3ΖÏΒ (#θãΖtΒ#u™ t⎦⎪Ï%©!$# ! ª $# Æìsùötƒ (#ρâ“à±Σ$$sù (#ρâ“à±Σ$# Ÿ≅ŠÏ% #sŒÎ)uρ ( öΝä3s9 ×Î7yz tβθè=yϑ÷ès? $yϑÎ/ ª!$#uρ 4 ;M≈y_u‘yŠ
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujaadilah: 11)1
1
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Surabaya: CV. Jaya Sakti, 1989), hlm. 910.
و
PERSEMBAHAN
Untuk Ayahanda (Alm) Damin dan Ibunda Mahmudah tercinta yang telah mencurahkan seluruh cintanya,senantiasa berdoa untuk keberhasilan putra putrinya Kak Rubi dan adik Ina tersayang yang selalu memberi semangat Abang yang tak pernah lelah menemani Thanks for all … Baarakallaahu Lakum
ز
KATA PENGANTAR
ﺑﺴﻢ اﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ Penulis memanjatkan rasa syukur yang tiada terkira kehadirat Illahi Robbi ,atas rahmat dan hidayah-Nya atas terselesaikanya skripsi. Shalawat serta salam semoga tetap untuk nabi Muhammad SAW., keluarga, sahabat, dan para pengikutNya. Selanjutnya dengan hati yang tulus penulis sampaikan terimakasih banyak kepada berbagai pihak yang telah berkenan membantu agar skripsi ini terwujud. Untuk itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: 1. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah merestui pembahasan skripsi ini. 2. Bapak DR. Muslih, M.A. dan Bapak Syamsul Ma’arif, M.Ag. selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 3. Segenap Bapak/Ibu Dosen beserta staf karyawan karyawati civitas akademika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah membagikan pengalaman hidup dan ilmunya, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. 4. Keluarga besar SMPN I Purwodadi, yang telah memberikan waktu dan informasi dalam penelitian ini. 5. Ayahanda (Alm) dan Ibunda tercinta beserta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan, baik moril maupun materiil yang tulus dan ikhlas berdoa demi terselesainya skripsi ini. Jazâkumullahu Khoiran Katsĭra… 6. Ibu Rosmarin, terimakasih atas bimbingan serta do’anya selama ini. 7. Teman-teman di kos B15, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terimakasih untuk dukungannya. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini tetap membawa manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya, sekecil apapun manfaat itu
ح
bagi pengembangan pendidikan Islam maupun sebagai pengayaan khasanah keilmuan. Amin… Semarang, 13 Januari 2009
Penulis
ط
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i HALAMAN NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................... ii HALAMAN ABSTRAKSI ................................................................................. iii HALAMAN DEKLARASI ............................................................................... iv HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ v HALAMAN MOTTO ......................................................................................... vi HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vii KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
BAB I
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1 B. Penegasan Istilah...................................................................... 5 C. Rumusan Masalah .................................................................... 7 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 7 E. Kajian Pustaka.......................................................................... 8 F. Metode Penelitian………………………………………….....9
BAB II
: Tinjauan Umum Pembelajaran PAI di SBI A. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam................................... 14 1. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam .......... 14 2. Fungsi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam................. 17 3. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ................ 17 4. Pendekatan Pembelajaran Pendidikan Agama slam .......... 19 B. Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) ...................................... 20 1. Latar Belakang Diselenggarakan SBI ................................ 20 2. Visi, Misi dan tujuan SBI................................................... 21 3. Standar SBI ........................................................................ 23 4. Karakteristik Esensial SBI ................................................. 25
ي
C. Proses Pembelajaran PAI di SBI.............................................. 28 1. Komponen-komponen Pembelajaran PAI di SBI .............. 28 2. Prinsip-prinsip Pembelajaran ............................................. 29 3. Karakteristik....................................................................... 30 4. Tahapan pembelajaran ....................................................... 31 5. Media Pembelajaran........................................................... 36 BAB III
: PEMBELAJARAN PAI DI SMPN I PURWODADI SEBAGAI
RINTISAN
SEKOLAH
BERTARAF
INTERNASIONAL A. Gambaran Umum SMPN I Purwodadi 1. Selayang Pandang SMPN I Purwodadi.............................. 38 2. Visi, Misi dan Tujuan SBI ................................................. 39 3. Sistem Pendidikan.............................................................. 41 4. Rapat sekolah ..................................................................... 44 5. Sarana Prasarana ................................................................ 45 6. Struktur Organisasi ............................................................ 45 B. Pembelajaran PAI di SMPN I Purwodadi Sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) 1. Perencanaan Pembelajaran PAI di SMPN I Purwodadi..... 47 2. Pelaksanaan Pembelajaran PAI di SMPN I Purwodadi ..... 49 3. Evaluasi Pembelajaran PAI di SMPN I Purwodadi ........... 54 BAB IV
: ANALISIS PEMBELAJARAN PAI DI SMPN I PURWODADI
SEBAGAI
RINTISAN
SEKOLAH
BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) A. Pembelajaran Bertaraf Internasional ....................................... 58 B. Kedudukan PAI di SMPN 1 Purwodadi ................................. 60 C. Kurikulum di SMPN I Purwodadi .......................................... 62 D. Pembelajaran PAI di SMPN I Purwodadi Sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional ................................................ 63
ك
E. Kelemahan dan Kelebihan pembelajaran PAI di SMPN 1 Purwodadi ............................................................................... 71 BAB V
: PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 74 B. Saran-saran............................................................................... 75 C. Penutup..................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
ل
BAB I PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang Masalah. Persoalan pendidikan di Indonesia dewasa ini sangat kompleks. Permasalahan yang dewasa ini sering muncul antara lain menyangkut soal mutu pendidikan, pemerataan pendidikan, dan manajemen pendidikan. Terkait dengan mutu pendidikan adalah masalah mengenai kurikulum, proses pembelajaran, evaluasi, buku ajar, mutu guru, sarana dan prasarana pendidikan.1 Sumber daya manusia yang berkualitas akan membantu menjauhkan negara dari kemiskinan, dan secara tidak langsung akan berpengaruh pada kemajuan suatu bangsa. Menghadapi situasi masyarakat serta zaman yang cenderung selalu berubah, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang dihadapi peserta didik di masa yang akan datang.2 Maka sangat penting untuk memikirkan peningkatan yang harus dilakukan untuk menjadikan pendidikan sebagai prioritas. Sehingga mutu pendidikan di Indonesia patut diperhitungkan dan mampu bersaing dengan dunia Internasional. Kualitas manusia yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia pada masa yang akan datang adalah yang mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan bangsa lain di dunia. Kualitas tersebut dihasilkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Maka pendidikan berperan sebagai alat untuk membentuk karakter pada setiap individu.
1
J Drost, Reformasi Pengajaran, (Jakarta: Grasindo, 2000), hlm. ix Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktifistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 1 2
1
2
3
. ﺭ ِﺩ ﻴﺎ ِﺓ ﺍﻟ ﹶﻔ ﺤ ﻋَﹶﻠﻰ ﺍﻟﺘﺭﺒﻴﺔ ﻫﻲ ﺍﻟﻤﻭﺘﺭﺍﺕ ﺍﻟﻤﺨﺘﻠﻔﺔ ﺍﻟﺘﻰ ﺘﻭﺠﻪ ﻭﺘﺴﻴﻁﺭ
“Pendidikan adalah faktor-faktor yang berbeda yang dapat mengarahkan kepada kehidupan setiap individu” Senada dengan itu McDonald, dalam buku Educational Psychology menyatakan bahwa Education, is a process or an activity which is directed
at producing desirable changes in the behavior of human beings.4 Pendidikan adalah sebuah proses atau aktifitas yang dijelaskan pada usaha untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang dinginkan (desirable) dalam tingkah laku manusia. Peningkatan
mutu
pendidikan
merupakan
tanggung
jawab
pemerintah dan masyarakat. Suatu negara yang tertinggal dalam hal mutu pendidikan, maka pembangunan di negara tersebut akan terhambat pula. Hal ini dapat dimengerti, karena pendidikan berkaitan erat dengan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam pembangunan. Untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, Dirjen Manajemen pendidikan dasar dan menengah mengembangkan Sekolah yang Bertaraf Internasional (SBI). Sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 pasal 50 ayat 3 yang berbunyi : “Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurangkurangnya satu-satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan, untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf Internasional”.5 Berdasarkan hasil Monitoring dan Evaluasi yang berkelanjutan pada Sekolah Standar Nasional (ME 2005 dan 2006) serta Verifikasi khusus pada 952 sekolah Standar Nasional, maka ditetapkan 100 sekolah se-Indonesia yang memenuhi syarat sebagai Rintisan SBI. Sedangkan di provinsi Jawa Tengah sendiri ada 19 sekolah menengah yang telah memenuhi syarat menjadi Rintisan SBI. Dari 19 sekolah tersebut salah 3
Sholeh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid, At-Tarbiyah wa Turuku At-Tadris, (Mesir: Darul Ma’arif, 1968), Juz I, hlm. 12 4 Frederick J. McDonald, Educational Psychology, (San Francisco: Wadsworth Publishing Company, 1959), p. 4 5 Munawar Ni’am, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) dan Penjelasannya, (Jogjakarta: Media Wacana Press, 2003), hlm. 33
3
satunya adalah SMP Negeri 1 Purwodadi (SK Direktorat Pembinaan SMP Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional No. 543/C3/KEP/2007, tentang Penetapan SMP Negeri 1 Purwodadi Sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional).6 Pengembangan
SBI
dilakukan
secara
bertahap.
Ditjen
Mandikdasmen merancang tahapannya sesuai dengan kondisi setiap kabupaten atau kota. Dengan cara melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi dan sekolah di luar negeri sebagai sister school, yang sekaligus berperan sebagai bench mark. Juga akan dikembangkan kerjasama dengan lembaga akreditasi Internasional (misalnya Cambridge, IB (International Baccalaureate), VCE) sebagai bench mark SBI. Kurikulum dan Pembelajaran merupakan dua hal yang berbeda namun erat kaitannya antara satu dengan lainnya. Kurikulum pada dasarnya merupakan suatu perencanaan yang menyeluruh, mencakup kegiatan dan pengalaman yang perlu disediakan serta memberikan kesempatan secara luas bagi siswa untuk belajar. Dengan kurikulum, pada gilirannya tersedia kesempatan dan kemungkinan terselenggaranya proses belajar dan mengajar yang baik. Dengan kata lain, semua proses belajar mengajar atau pembelajaran senantiasa berpedoman pada kurikulum tertentu sesuai dengan tuntutan lembaga pendidikan atau sekolah dan kebutuhan masyarakat serta faktor-faktor lainnya.7 UUSPN No 20/2003 pasal 37 ayat (1) menegaskan bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat, antara lain pendidikan agama. Dan dalam penjelasannya dinyatakan bahwa pendidikan agama merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang
6
Lihat Djauhari selaku kepala sekolah SMP Negeri I Purwodadi, “SMP Negeri 1 Purwodadi Ditetapkan Sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)”, http://www.smkn1_purwodadi.net/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=31, 12 November 2008, hlm. 1 7 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. VII, hlm. 1
4
dianut oleh peserta didik.8 Selanjutnya di dalam GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain.9 Karena tuntutan masyarakat global yang semakin beragam, sekolah-sekolah berinisiatif mengadakan perbaikan-perbaikan sistem pembelajaran, antara lain dengan menerapkan sistem pembelajaran bertaraf
Internasional
dengan
memperhatikan
aspek
perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Hal ini juga berpengaruh pada pendidikan agama Islam. Untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang mampu bersaing di tingkat global namun tetap menitik beratkan pada pembentukan keimanan dan kesalehan pribadi sekaligus kesalehan sosial diperlukan adanya inovasi baru dalam penyelenggaraan pendidikan. Pembelajaran diselenggarakan senyaman mungkin, kesediaan sarana dan prasarana yang memadai juga diperlukan, sehingga dapat membuat siswa merasa dihargai dan merasa nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah, dengan begitu dapat meningkatkan kemampuan dan kreatifitas siswa. Hal ini ada kesesuaian dengan sekolah yang akan menjadi objek penelitian oleh peneliti, yaitu di SMP Negeri I Purwodadi yang merupakan satu-satunya SMP Negeri di kabupaten Grobogan yang bertaraf Internasional. Berdasarkan observasi sementara yang telah peneliti lakukan di SMP Negeri I Purwodadi. SMP ini memiliki nilai akreditasi A yang merupakan sekolah Nasional yang menerapkan sistem pendidikan berkualitas Internasional, yang telah diresmikan sejak dua tahun yang lalu. SMP Negeri I Purwodadi adalah sekolah nasional dimana kurikulumnya menggunakan kurikulum nasional yaitu sama dengan sekolah lainnya 8
Munawar Ni’am, op.cit, hlm. 16 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam Di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), Cet II. Hlm. 75-76 9
5
menggunakan kurikulum KTSP bukan kurikulum Internasional. SMP Negeri I Purwodadi merupakan sekolah unggulan, dimana dalam penyeleksian untuk penerimaan siswa baru lebih selektif dengan kriteriakriteria yang harus dipenuhi oleh calon peserta didik. Yang membedakan sekolah ini dengan sekolah negeri lainnya adalah menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran. Guru dan siswa dituntut meningkatkan kemampuannya dalam berbahasa asing terutama bahasa Inggris. Sekolah ini juga sudah dilengkapi berbagai fasilitas yang menunjang dalam pembelajaran yaitu ruang kelas ber-AC, dilengkapi multi media seperti komputer, TV, LCD, DVD, dan speaker aktif. Berangkat dari latar belakang tersebut, maka peneneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang proses pembelajaran di SMP Negeri I Purwodadi. Khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Sehingga penulis mengangkat skripsi dengan judul “Pembelajaran PAI di SMPN I Purwodadi Sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)” II.
Penegasan Istilah Agar tidak terjadi kesalah pahaman dan perbedaan penafsiran dalam memahami skripsi yang berjudul “Pembelajaran PAI di SMPN I Purwodadi Sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)”, maka perlu adanya penegasan terhadap beberapa istilah yang digunakan. Beberapa istilah yang perlu ditegaskan adalah sebagai berikut : 1. Pembelajaran Menurut Max Darsono istilah “pembelajaran” adalah sebagai pengganti istilah “mengajar”, hal ini dilatarbelakangi oleh praktek mengajar di sekolah yang lebih banyak berpusat pada guru. Sedangkan siswa dianggap sebagai objek pendidikan, padahal siswa adalah
6
subjek. Oleh karena itu, istilah mengajar yang dianggap berkonotasi teacher centered diganti dengan istilah pembelajaran.10 Alasan mengapa praktek mengajar di sekolah lebih banyak
berpusat pada guru adalah karena guru ketika mengajar lebih banyak mempersiapkan dirinya supaya berhasil dalam menyampaikan materi pelajaran. Tanpa memperhatikan bahwa siswa-siswinya dapat belajar atau tidak. Artinya siswa dalam hal ini hanya ditempatkan sebagai objek. Maka dengan menggunakan istilah pembelajaran, seorang guru diharapkan selalu bertugas untuk membelajarkan siswa. Dengan kata lain membuat siswa dapat belajar untuk mencapai hasil yang optimal. 2. PAI (Pendidikan Agama Islam) Secara gamblang dan mudah dipahami bahwa pendidikan diartikan sebagai proses kegiatan mengubah perilaku individu ke arah kedewasaan dan kematangan11 sementara itu kita korelasikan dengan agama Islam, maka banyak sekali yang mendefinisikan pendidikan agama Islam. Salah satunya seperti yang diungkapkan oleh Muhaimin, yang mengungkapkan bahwa di dalam GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan, agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan.12 Maka jelas bahwa Pendidikan Agama Islam adalah salah satu bidang studi yang mengajarkan tentang nilai-nilai Islam di sekolah. Menanamkan nilai moral yang baik terhadap siswa untuk diamalkan, sehingga membentuk pribadi muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlaq mulia.
10 Lihat Max Darsono dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Semarang: CV. IKIP Semarang Press, 2001), Cet. II, hlm. 23 11 Nursid Sumaatmadja, Pendidikan Pemanusiaan Manusia Manusiawi, (Bandung: Alfabeta, 2002), hlm. 40. 12 Kegiatan tersebut dilakukan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. Lihat Muhaimin, op.cit, hlm. 75
7
3. SBI (Sekolah Bertaraf Internasional) Menurut
Direktorat
Pembinaan
SMP
(2006),
seperti
yang
dikemukakan Slamet Suyanto. SBI adalah sekolah nasional yang menyiapkan peserta didiknya berdasarkan standar nasional pendidikan (SNP) Indonesia dan tarafnya internasional sehingga lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional. Konsep tersebut dapat diformulasikan bahwa SBI = (SNP + X), dimana SNP adalah Standar Nasional Pendidikan yang meliputi delapan standar sebagaimana didalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 : Standar Nasional Pendidikan (SNP). Sedangkan X adalah SNP yang diperkaya, dikembangkan, diperluas, diperdalam melalui adaptasi atau adopsi terhadap standar pendidikan yang dianggap reputasi mutunya diakui secara internasional.13 SBI bukan ”Sekolah Internasional” (International School) seperti yang sudah banyak beridiri di Indonesia. SBI adalah sekolah nasional yang sudah memenuhi standar nasional dan akan dikembangkan menuju standar internasional atau bertaraf internasional.
III.
Rumusan Masalah Berangkat dari uraian latar belakang masalah di atas, penulis dapat mengambil pokok permasalahan sebagai berikut : Bagaimana pembelajaran PAI di SMP Negeri I Purwodadi sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)?
IV.
Tujuan dan Manfaat Penelitian Penilitian yang berjudul “Pembelajaran PAI di SMPN I Purwodadi Sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)” ini memiliki tujuan: 1. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran PAI di Sekolah Bertaraf Interasional (SBI) yang berlangsung di SMPN I Purwodadi. 13
Lihat Slamet Suyanto, “Pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) Melalui Organisasi Belajar: Konsep dan Implementasi”, www.apsi-himpsi.org/Download-document/3SBI.php, 12 November 2008, hlm. 3
8
2. Manfaat Penelitian a. Untuk menambah khasanah keilmuan dalam Pendidikan Agama Islam. b. Sebagai masukan bagi dunia pendidikan dalam peningkatkan mutu pendidikan selanjutnya. c. Sebagai
motivator
bagi
pendidik
untuk
senantiasa
meningkatkan kemampuan dalam membekali kemampuan peserta didik. d. Sebagai bentuk partisipasi dan sumbangan pemikiran pada bidang pendidikan secara umum, dan khususnya bagi Fakultas Tarbiyah serta bagi civitas akademika di SMPN I Purwodadi Kab. Grobogan, sebagai lembaga yang diteliti. Agar senantiasa meningkatkan mutu pembelajaran.
V.
Kajian Pustaka14 Pada dasarnya tinjauan pustaka ini berupa sintesis dan kritik terhadap penelitian yang telah ada sebulumnya, baik mengenai kelebihan atau kekurangannya. Disamping itu, tinjauan pustaka digunakan untuk memperoleh informasi tentang teori-teori yang ada kaitannya dengan judul penelitian ini. Sebagai bahan perbandingan, bahwa skripsi yang penulis buat masih sangat relevan dikaji, karena dalam penelitian ini lebih menitikberatkan pada kajian tentang pembelajaran PAI di Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Dengan disiplin ilmu yang penulis pelajari. Berkaitan dengan judul skripsi yang penulis teliti, sejauh pengamatan penulis belum ada yang mengkaji. Untuk menghindari adanya plagiat, maka penulis sertakan beperapa judul skripsi yang ada relevansinya dengan skripsi penulis, 14
Kajian pustaka merupakan gambaran yang menyeluruh dari setiap proyek penelitian, tetapi kepustakaan tidak dapat menggantikan apa yang terjadi dilapangan atau kejadian yang diamati. Lihat Mukhtar, Desain Pembelajaran PAI, (Jakarta: CV. Mustika Balila,2003), Cet. II, hlm. 23
9
dimana isi dari skripsi-skripsi tersebut sama-sama mengkaji tentang Proses Belajar Mengajar (Pembelajaran) khususnya Pendidikan Agama Islam, tetapi stressingnya berbeda, diantaranya adalah: 1.
Skripsi dari Moh Nur Sholeh (3100266), dengan judul ”Implementasi PBM PAI di SMP (Studi Kasus Pengajaran PAI di SMPN 16 Semarang 2003/2004)”. Dalam penelitian ini, lebih menfokuskan pada pelaksanaan Proses Belajar Mengajar PAI yang meliputi; implementasi PAI dan kegiatan penunjang implementasi PAI. Sedangkan ruang lingkup penelitiannya di SMP N 16 Semarang.
2.
Yuni Ifayati (3102232), skripsi yang berjudul “Implementasi Model Cooperative Learning Dalam Pembelajaran PAI di SMP Semesta Semarang”. Dalam penelitian ini, Lebih menitik beratkan pada penerapan
konsep
Cooperative
Learning,
khususnya
dalam
pembelajaran PAI di SMP Semesta Semarang. 3.
Syukron Aziz (3101237), “Implementasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Program Kelas Akselerasi di SD Sompok Semarang”. penerapan
Dalam
skripsi
pembelajaran
tersebut,
PAI
pada
mencoba program
mengobservasi akselerasi
dan
mengungkap kendala apa yang dihadapi dalam pembelajaran PAI serta upaya yang harus dilakukan untuk memecahkan masalah. Melihat skripsi yang telah disebutkan di atas, dapat diketahui bahwa skripsi yang penyusun jadikan tema belum dibahas sebelumnya, karena pada skripsi ini akan membahas lebih spesifik tentang implementasi pembelajaran PAI di SBI. VI.
Metode Penelitian Metode penelitian mengandung prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan dan menjawab masalah
10
penelitian. Dengan kata lain metode penelitian akan memberikan petunjuk bagimana penelitian itu dilakukan.15 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah pendekatan
kualitatif.
Pendekatan
kualitatif
ditujukan
untuk
memahami fenomena sosial dari sudut atau perspektif partisipan. Partisipan adalah orang-orang yang diajak berwawancara, diobservasi, dimintai data, dimintai pendapat, pemikiran, dan persepsinya. Pemahaman diperoleh melalui analisis berbagai keterkaitan dari partisipan, dan melalui penguraian “pemaknaan partisipan” tentang situasi-situasi dan peristiwa-peristiwa yang ada.16 2. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh peneliti untuk mendapatkan data-data dan fakta-fakta yang terjadi pada subyek penelitian. Untuk memperoleh data yang valid, digunakan beberapa metode : a) Metode Observasi Metode observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara hal yang terpenting adalah proses-proses pengamatandan ingatan. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.17 Metode observasi yang penyusun gunakan adalah observasi nonpartisipan, yaitu peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Peneliti mencatat, menganalisis dan
15
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian Dan Penelitian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 2001), hlm. 16. 16 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. II, hlm. 94 17 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm. 166
11
selanjutnya dapat membuat kesimpulan tentang aktivitas subyek penelitian dan segala sesuatu yang terjadi selama berlangsungnya proses pembelajaran PAI di SBI. b) Metode Interview (Wawancara) Metode Interview atau wawancara adalah pengumpulan data yang berdasarkan pada laporan tentang diri sendiri atau self report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau skala kecil.18 Wawancara atau interview ialah salah satu metode yang memungkinkan peneliti untuk mendapatkan jumlah data yang banyak, sedangkan kelemahan dari wawancara ialah karena wawancara melibatkan aspek emosi, maka kerjasama yang baik antara pewawancara dan yang diwawancari sangat diperlukan. c) Metode Dokumentasi Metode Dokumentasi adalah metode pengumpulan data tentang hal-hal atau variable berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen, dan sebagainya.19 Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh data tentang struktur organisasi, data guru, data siswa, data karyawan, dan data-data lain yang terdapat di SMPN I Purwodadi, sebagai pelengkap data yang tidak diperoleh dari observasi dan wawancara. 3. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variable yang di teliti,
18
Ibid, hlm. 157. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 22 19
12
dan melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya.20 a. Analisis Deskriptif Kualitatif Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan data yang diperoleh dari hasil interview, observasi, angket serta dokumentasi. Analisis deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi status gejala saat penelitian dilakukan. Penelitian ini diarahkan untuk menetapkan suatu situasi pada waktu penelitian itu dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melukiskan kondisi apa yang ada dalam suatu situasi.21 b. Triangulasi Triangulasi adalah teknik pengecekan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.22 Ada tiga macam triangulasi yaitu triangulasi cara, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.23 1. Triangulasi Sumber Untuk menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. 2. Triangulasi Teknik Untuk menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. 3. Triangulasi Waktu Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat
20
Sugiyono, op.cit, hlm. 169. Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), Cet. II, hlm. 447 22 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandumg: Remaja Rosda Karya, 2004), hlm. 178 23 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: ALFABETA, 2007), hlm. 372-374 21
13
narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan
dengan
cara
melakukan
pengecekan
dengan
wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.
14
BAB II TINJAUAN UMUM PEMBELAJARAN PAI DI SBI
A. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pembelajaran dalam pendidikan berasal dari kata instruction yang berarti pengajaran. Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut guru menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan.24 Dalam hal ini termasuk tujuan Pendidikan Agama Islam. Proses
pembelajaran
pada
prinsipnya
merupakan
proses
pengembangan keseluruhan sikap kepribadian khususnya mengenai, aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar.25 Pembelajaran menurut Sholeh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid dalam kitabnya “At-Tarbiyah Wa Turuku Al-Tadris”26 adalah:
وﻟﻴﺴﺖ,اﻣﺎ اﻟﺘﻌﻠﻴﻢ ﻓﻤﺤﺪود ﺑﺎﻟﻤﻌﺮﻓﺔ اﻟﺘﻰ ﻳﻘﺪﻣﻬﺎ اﻟﻤﺪرس ﻓﻴﺤﺼﻠﻬﺎ اﻟﺘﻠﻤﻴﺬ اﻟﻤﻌﺮﻓﺔ داﺋﻤﺎ ﻗﻮة واﻧﻤﺎ هﻲ ﻗﻮة إذاإﺳﺘﺨﺪﻣﺖ ﻓﻌﻼ وﺳﺘﻔﺎد ﻣﻨﻬﺎ اﻟﻔﺮد ﻓﻲ ﺣﻴﺎ ﺗﻪ وﺳﻠﻮ آﻪ “Adapun pembelajaran itu terbatas pada pengetahuan yang disampaikan dari seorang guru kepada murid, Pengetahuan itu tidak akan menjadi suatu kekuatan pengetahuan dan akan menjadi kekuatan ketika diwujudkan dalam bentuk perbuatan dan diamalkan dalam kehidupan” Dalam bukunya Theory and Problems of Psychology of Learning dinyatakan bahwa learning can be defined as any relatively permanent
change in an organism’s behavioral repertoire that occurs as a result
24
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), hlm. 117 25 Depag RI MP3A, Panduan Pembelajaran, (Jakarta: BMPM, 2005), hlm. 1 26 Sholeh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid, At-Tarbiyah wa Turuku At-Tadris, (Mesir: Darul Ma’arif, 1968), Juz I, hlm. 61.
15
of experience.27 (Pembelajaran adalah dapat diartikan sebagai perubahan yang relatif tetap dalam tingkah laku seseorang yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman). Pada dasarnya pembelajaran merupakan interaksi antara guru dan peserta didik, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Proses pembelajaran harus diupayakan dan selalu terikat dengan tujuan (goal based). Oleh karenanya, segala interaksi, metode dan kondisi pembelajaran harus direncanakan dan mengacu pada tujuan pembelajaran yang dikehendaki. Menurut E. Mulyasa bahwa proses pembelajaran pada hakekatnya merupakan interaksi peserta didik dengan lingkungan sehingga terjadi perubahan perilaku yang baik. Dalam interaksi tersebut banyak diketahui oleh faktor internal yang dipengaruhi oleh diri sendiri maupun faktor eksternal yang berasal dari lingkungan pembelajaran, tugas seorang guru yang utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang perubahan perilaku peserta didik.28 Sedangkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah suatu proses yang bertujuan untuk membantu peserta didik dalam belajar Agama Islam. Pembelajaran ini akan lebih membantu dalam memaksimalkan kecerdasan peserta didik yang dimiliki, menikmati kehidupan, serta kemampuan untuk berinteraksi secara fisik dan sosial terhadap lingkungan.29 Sebagai salah satu mata pelajaran yang mengandung muatan ajaran Islam dan tatanan nilai kehidupan islami, pembelajaran PAI perlu diupayakan melalui perencanaan yang baik agar dapat mempengaruhi pilihan, putusan dan pengembangan
27
Arno F. Witting, Theory and Problems of Psychology of Learning, (New York: Mc Graw Hiil Book Company, tth), hlm. 2 28 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis kompetensi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), hlm. 100 29 Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Misaka Galiza, 2003), hlm. 14
16
kehidupan peserta didik. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran PAI yaitu:30 a. Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai. b. Peserta didik disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam arti dibimbing, diajari atau dilatih dalam meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama Islam. c. Pendidik melakukan kegiatan bimbingan dan latihan secara sadar terhadap peserta didik untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam. d. Kegiatan pembelajaran PAI diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama Islam peserta didik. Pembelajaran PAI diharapkan mampu mewujudkan ukhuwah islamiyah dalam arti luas, ini karena PAI bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama Islam, tetapi juga untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari (membangun etika sosial). Keterangan pembelajaran
tersebut
agama
Islam
menunjukkan adalah
proses
bahwa
pengertian
pendidikan
yang
memfokuskan untuk mempelajari agama Islam sehingga siswa menguasai tiga tahapan pengajaran (kognisi, afeksi dan psikomotor) yang berkaitan dengan masalah Islam.31 Tahapan pengajaran agama Islam secara kognisi yakni pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam, pada tahapan ini siswa diharapkan
memahami materi-materi
pendidikan agama Islam. Pada tahapan kedua, pengajaran agama Islam afeksi yakni pengajaran yang terjadi proses internalisasi ajaran dan 30
Muhaimin et,al, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Di Sekolah, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), hlm. 76 31 Ibid, hlm.79
17
nilai-nilai agama kedalam diri siswa, dalam arti menghayati dan menyakininnya. Tahapan ketiga, pengajaran psikomotorik, dimana pengajaran agama nislam yang telah diajarkan, mampu memb erikan motofasi dan rangsangan pada tingkahlaku siswa. 2. Fungsi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kurikulum Pendidikan Agama Islam untuk sekolah / madrasah berfungsi sebagai berikut:32 a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. b. Penanaman
nilai
sebagai
pedoman
hidup
untuk
mencari
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam. d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan dan kelemahan
peserta
didik
dalam
keyakinan,
pemahaman
pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari. e. Pencegahan,
yaitu
untuk
menangkal
hal-hal
negatif
dari
lingkungannya atau budaya lain yang dapat membahayakan dirinya. f. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan nir-nya), sistem dan fungsi nasionalnya. g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khususnya di bidang agama Islam. 3. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Tujuan pendidikan merupakan akhir pelaksanaan proses pendidikan di sekolah, karena sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki landasan dan pencapaian tujuan pendidikan. 32
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep Dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), hlm. 134135
18
Sedangkan
Pendidikan
Agama
Islam
bertujuan
meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.33 Pendidikan di sekolah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan
keimanan
melalui
pemberian
dan
pemupukan
pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya, berbangsa, dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 4. Ruang Lingkup Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam mencakup usaha mewujudkan keserasian, keselarasan, keseimbangan hubungan antara manusia dengan Allah SWT, manusia dengan manusia, manusia dengan dirinya sendiri, serta hubungan manusia terhadap makhluk lain dan lingkungannya.34 Hal ini dimaksudkan agar segala hubungan dan aktivitas manusia sesuai dengan syari’at Islam. Pada dasarnya ruang lingkup Pendidikan Agama Islam sangat luas, tetapi secara garis besar Zuhairini dalam M. Sholeh Noor menggolongkan menjadi tiga golongan, yaitu: a. Aqidah, bersifat i’tiqad batin yang mengajarkan tentang keesaan Allah SWT yang mengatur, mencipta dan meniadakan alam semesta. b. Syari’ah, ruang lingkup yang berhubungan dengan amal perbuatan manusia dalam rangka menta’ati semua peraturan dan hukum Islam
33
Chabib Thoha dan Abdul Mu’ti, PBM-PAI di Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1989), hlm. 181-182 34 M. Sholeh Noor, Pendidikan Islam: Suatu Pengantar, (Semarang: IAIN WS, 1987), hlm. 62
19
baik berhubungan dengan Allah SWT, sesama manusia maupun sesama makhluk. c. Akhlak, merupakan amalan penyempurna bagi kedua amal di atas untuk mengatur hubungan pergaulan hidup manusia.35 5. Pendekatan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pendekatan terpadu dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam meliputi:36 1) Pendekatan
pengalaman,
yaitu
memberikan
pengalaman
keagamaan kepada peserta didik dalam rangka penanaman nilainilai keagamaan. 2) Pendekatan pembiasaan, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk senantiasa mengamalkan ajaran agamannya Melihat sangat pentingnya pembiasaan maka, seorang guru harus dapat mengunakan pendekatan tersebut pada saat yang tepat, tanpa terlihat bahwa hal itu adalah sesuatu yang dipaksakan pada siswa. Karena siswa akan dengan senang hati melakukan kegiatan tersebut, apabila kegiatan tersebut telah menjadi suatu kebiasaan yang dijalankan secara terus menerus dan dilakukan sedini mungkin disaat pertama kali siswa tersebut masuk sekolah dan terus berlanjut hingga siswa keluar sekolah. 3) Pendekatan emosional, yaitu usaha untuk menggugah perasaan dan emosi dalam meyakini, memahami dan menghayati ajaran agamanya. 4) Pendekatan rasional, yaitu usaha untuk memberikan peranan kepada rasio dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran agama. 5) Pendekatan fungsional, yaitu usaha untuk menyajikan ajaran agama islam dengan menekankan kepada segi kemanfaatannya 35
Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Malang: Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, 1977), hlm. 61 36 Marasudin Siregar, Metodologi Pengajaran Agama (MPA), (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2004), hlm. 8-12.
20
dalam
kehidupan
sehari-hari
sesuai
dengan
tingkat
perkembangannya. 6) Pendekatan keteladanan, yakni menjadikan figur guru (pendidik) petugas sekolah lainnya, orang tua serta anggota masyarakat sebagai cermin bagi peserta didik. Firman Allah SWT dalam surat al-Ahzab (33) ayat 21:
ﻡ ﻮ ﻴﺍﹾﻟﻪ ﻭ ﻮ ﺍﻟﱠﻠﺮﺟ ﻳ ﻦ ﻛﹶﺎ ﹶﻥ ﻤ ﻨ ﹲﺔ ِﻟﺴ ﺣ ﻮ ﹲﺓ ﺳ ﻮ ِﻝ ﺍﻟﻠﱠ ِﻪ ﹸﺃﺭﺳ ﻢ ﻓِﻲ ﺪ ﻛﹶﺎ ﹶﻥ ﹶﻟ ﹸﻜ ﹶﻟ ﹶﻘ ﺍﻪ ﹶﻛِﺜﲑ ﺮ ﺍﻟﻠﱠ ﻭ ﹶﺫ ﹶﻛ ﺮ ﺍﹾﻟ َﺂ ِﺧ “Sesungguhnya telah ada pada diri rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.37 (QS. Al-Ahzab (33):21). B. Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) 1. Latar Belakang Diselenggarakan SBI Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, terus diarahkan menuju kualitas yang lebih baik. Karena pendidikan mempunyai manfaat yang luas bagi kehidupan suatu bangsa. pendidikan mampu melahirkan masyarakat terpelajar, berwawasan. Pendidikan juga mampu memberi sumbangan dalam bidang ekonomi, melalui penyediaan tenaga kerja berpengetahuan,
menguasai
teknologi,
mempunyai
keahlian
dan
ketrampilan. Sehingga pemerintah menyadari pentingnya pendidikan yang bermutu bagi bangsa Indonesia. Maka Pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat telah menetapkan undang-undang No 20 tahun 2003 tentang
sistem
pendidikan
nasional.
Kemudian
untuk
menjamin
terselenggaranya pendidikan bermutu yang didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan, maka ditetapkan Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 37
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahanya, (Bandung: CV Penerbit J-ART, 2004), hlm. 670
21
Salah satu upaya untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutu sebagaimana diamanatkan oleh undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 50 ayat 3, yakni : “Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurangkurangnya satu-satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan, untuk dikembangkan
menjadi
Internasional”.38Maka
satuan
pembangunan
pendidikan
yang
bertaraf
Sekolah/Madrasah
Bertaraf
Internasional dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan dan daya saing bangsa Indonesia di forum Internasional.39 Dalam
buku
sistem
penyelenggaraan
sekolah
bertaraf
Internasional yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) adalah sekolah nasional yang menyiapkan peserta didiknya berdasarkan standar nasional pendidikan (SNP) Indonesia dan tarafnya Internasional sehingga lulusannya memiliki kemampuan dan daya saing Internasional. Dengan pengertian ini, SBI dapat dirumuskan sebagai berikut : SBI = (SNP + X), dimana SNP adalah Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang meliputi : kompetensi lulusan, isi, proses, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, dana, pengelolaan, dan penilaian. Sedangkan X adalah penguatan, pengayaan, pengembangan, perluasan, pendalaman melalui adaptasi atau adopsi terhadap standar pendidikan, baik dari dalam maupun luar negeri, yang diyakini memiliki reputasi mutu yang telah diakui secara Internasional.40 2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) Mengacu pada visi pendidikan nasional dan visi departemen pendidikan nasional, maka visi SBI adalah “terwujudnya insan Indonesia 38
Munawar Ni’am, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) dan Penjelasannya, (Jogjakarta: Media Wacana Press, 2003), hlm. 33 39 Lihat Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional Pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas, 2007), hlm. 2-3 40 Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2006, Penyelenggaraan : Rintisan Sekolah Bertaraf Internasinal (SBI) Untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP), (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasinal, 2006), hlm. 14-15.
22
yang cerdas dan kompetitif secara internasional”. Visi tersebut memiliki aplikasi bahwa penyiapan manusia bertaraf internasional memerlukan upaya-upaya yang dilakukan secara intensif, terarah, terencana, dan sistematik agar dapat mewujudkan bangsa yang maju, sejahtera, damai, dihormati, dan diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain. Berdasarkan visi tersebut, maka misi SBI adalah mewujudkan manusia Indonesia yang cerdas dan kompetitif secara internasional, yang mampu bersaing dan berkolaborasi secara global.41 Penyelenggaraan SBI bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang berkelas nasional dan internasional sekaligus. Lulusan yang berkelas nasional secara jelas telah dirumuskan dalam UU No. 20/2003 dan dijabarkan dalam PP 19/2005, dan lebih rinci lagi dalam permendiknas No. 23/2006 tentang standar kompetensi lulusan (SKL) yang berbunyi sebagai berikut : Pendidikan
menengah
pertama
bertujuan
untuk
“meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlaq mulia, semua ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut”.42 Perlu dicatat bahwa sebagai upaya untuk meningkatkan pendidikan bertaraf internasional, SBI harus tetap teguh memegang nilai kebangsaan, disamping mengembangkan daya progresif global yang diupayakan
secara
eklektif
inkorporatif43
melalui
pengenalan,
penghayatan, dan pengenalan nilai-nilai yang diperlukan dalam era globalisasi. Yaitu religi, ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi, seni, solidaritas, kuasa, dan etika global. Untuk memudahkan komunikasi global, SBI menggunakan bahasa komunikasi global, terutama Bahasa Inggris dan menggunakan Teknologi Komunikasi Informasi (Information
41 Lihat Slamet Suyanto, “Pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) Melalui Organisasi Belajar: Konsep dan Implementasi”, www.apsi-himpsi.org/Download-document/3SBI.php, 12 November 2008, hlm. 3. 42 Ismail SM, et.al, Kompilasi Kebijakan Pendidikan Nasional, (Semarang: PW LP Ma’arif NU, 2006), hlm.32 43 Yakni memilih dan menggabungkan badan usaha menjadi badan usaha baru yang lebih kuat. Lihat Departemen Pendidikan Nasional, op.cit, hlm. 6.
23
Communication Technology/ICT). Selain itu SBI juga melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi dan sekolah diluar negeri sebagai sister school, yang sekaligus berperan sebagai bench mark. Juga akan dikembangkan kerjasama dengan lembaga akreditasi Internasional, misalnya Cambridge, IB (International Baccalaureate) sebagai bench mark SBI. 3. Standar SBI Mengingat SBI merupakan upaya sadar, intens, terarah, dan terencana untuk mewujudkan citra manusia yang ideal yang memiliki kemampuan dan kesanggupan hidup secara local, regional, nasional, dan global. Maka perlu dirumuskan standar SBI yang meliputi raw input, output, instrumental input dan evironmental input yaitu :44 a. Sistem baru merupakan masukan mentah (raw input) yang akan diproses menjadi tamatan (output). Dalam hal ini yang dimaksud adalah siswa. b. Guru dan tenaga non guru, administrasi sekolah, kurikulum, anggaran pendidikan, sarana dan prasarana adalah merupakan masukan instrumental (instrumental input) yang memungkinkan pemrosesan masukan menjadi tamatan . c. Corak budaya dan kondisi ekonomi masyarakat sekitar, kependudukan, politik dan keamanan Negara, merupakan faktor lingkungan atau masukan lingkungan (environmental input) yang secara langsung atau tak langsung bisa berpengaruh terhadap berperannya masukan instrumental dalam pemrosesan masukan (input). Input penyelengaraan SBI yang ideal untuk menyelenggarakan proses pendidikan yang bertaraf internasional meliputi peserta didik baru (intake) yang diseleksi secara ketat dan masukan instrumental yaitu kurikulum, pendidikan, kepala sekolah, tenaga pendukung , sarana dan prasarana, dana, dan lingkungan sekolah. Intake diseleksi secara ketat 44
Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 34.
24
melalui saringan rapor SD, ujian sekolah, scholastic aptitude test (SAT), kesehatan fisik, dan tes wawancara. Siswa baru SBI memiliki kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, dan berbakat. Proses penyelenggaraan SBI mampu mengakrabkan, menghayati dan menerapkan nilai-nilai (religi, ekonomi, seni, solidaritas, dan teknologi mutakhir, dan canggih) norma-norma untuk merealisasikan nilai-nilai tersebut, standar-standar dan etika glogal yang menuntut kerja sama lintas budaya dan bangsa. Proses pembelajaran SBI harus dikembangkan melalui berbagai gaya dan selera agar peserta didik mampu mengaktualisasikan diri, baik intelektual, emosional, spiritual. Sementara itu SBI memiliki instrumental input ideal sebagai berikut :45 a. Kurikulum diperkaya (diperkuat, diperdalam, dan diperluas) agar memenuhi standar isi SNP plus kurikulum bertaraf internasional yang digali dari berbagai sekolah dari dalam dan luar negeri yang benarbenar memiliki reputasi internasional. b. Guru harus memiliki kompetensi professional (penguasaan mata pelajaran) pedagogik kepribadian dan sosial bertaraf internasional yang ditunjukkan dengan penguasaan salah satu bahasa asing, misalnya bahasa Inggris. Selain itu, guru memiliki kemampuan menggunakan ICT (Information and Communication Technology). c. Kepala sekolah memiliki kemampuan professional dalam manajemen kepemimpinan, organisasi, administrasi dan kewirausahaan yang diperlukan untuk menyelengarakan SBI, termasuk kemampuan komunikasi bahasa asing, khususnya bahasa Inggris. d. Tenaga pendukung, baik jumlah, kualitas maupun kompetensinya memadai untuk menyelenggarakan SBI. e. Sarana dan prasarana, harus lengkap dan mutakhir untuk mendukung penyelenggaraan SBI, terutama yang terkait langsung dengan
45
Slamet Suyanto, Op.cit, hlm. 9-14.
25
penyelenggaraan proses Pembelajaran, baik buku, teks, referensi, modul, media belajar, peralatan dan lain sebagainya. Dari
instrumental
input
tersebut
diupayakan
sehingga
memperoleh output lulusan SBI yang memiliki kemampuan bertaraf nasional sekaligus internasional, yang ditunjukkan dengan penguasaan SNP (Standar Nasional Pendidikan). 4. Karakteristik Esensial SMP-SBI sebagai Penjaminan Mutu Pendidikan Bertaraf Internasional adalah :46 NO
I
II
Obyek Penjaminan Mutu (unsur Pendidikan dalam SNP) Akreditasi
Kurikulum (Standar Isi) dan Standar Kompe-tensi lulusan
Indikator Kinerja Kunci Minimal (dalam SNP) Berakreditasi A dari BANSekolah dan Madrasah
Menerapkan KTSP
Memenuhi Standar Isi
Memenuhi SKL
46
Indikator Kinerja Kunci Tambahan sebagai (x-nya)
Berakreditasi tambahan dari badan akreditasi sekolah pada salah satu lembaga akreditasi pada salah satu negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keung-gulan tertentu dalam bidang pendidikan Sekolah telah menerapkan system administrasi akademik berbasis teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dimana setiap siswa dapat meng-akses transkipnya masing-masing. Muatan pelajaramn (isis) dalam kurikulum telah setara atau lebih tinggi dari muatan pelajaran yang sama pada sekolah unggul dari salah satu negara diantara 30 negara anggota OECD dan/atau dari negara maju lainnya. Penerapan standar kelulusan yang setara atau lebih tinggi dari SNP
Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2006, Penyelenggaraan : Rintisan Sekolah Bertaraf Internasinal (SBI) Untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP), (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasinal, 2006), hlm. 41-45
26
III
Proses Pembelajaran
Memenuhi Standar Proses
•
•
•
IV
Penilaian
V
Pendidik
Proses pembelajaran pada semua mata pelajaran telah menjadi teladan atau rujukan bagi sekolah lainnya dalam pengembangan akhlak mulia, budi pekerti luhur, kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa kewirausahaan, jiwa patriot, dan jiwa inovator Proses pembelajaran telah diperkaya dengan model-model proses pembelajaran sekolah unggul dari salah satu negara diantara 30 negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya. Penerapan proses pembelajaran berbasis TIK pada semua mapel, khususnya pada mapel IPA, Matematika, dan lainnya dengan bahasa Inggris, kecuali mapel bahasa Indonesia.
Memenuhi Sistem/model penilaian telah Standar Penilai-an diperkaya dengan system/model penilaian dari sekolah unggul di salah satu negara diantara 30 negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnnya. Memenuhi • Guru sains, matematika, dan Standar Pendidik teknologi mampu mengajar dengan bahasa Inggris • Semua guru mampu memfasilitasi pem-belajaran berbasis TIK • Minimal 20% guru berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A
27
VI
Tenaga Kependidikan
Memenuhi • Standar Tenaga Kependidikan •
• •
VII
Sarana Prasarana
Memenuhi • Standar Sarana Prasarana •
•
VIII Pengelolaan
Memenuhi • Standar Pengelolaan • •
•
Kepala sekolah berpendidikan minimal S2 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A Kepala sekolah telah menempuh pelatihan kepala sekolah yang diakui oleh Pemerintah Kepala sekolah mampu berbahasa Inggris secara aktif Kepala sekolah memiliki visi internasional, mampu membangun jejaring internasional, memiliki kompetensi manajerial, serta jiwa kepemimpinan dan enterprenual yang kuat Setiap ruang kelas dilengkapi sarana pembelajaran berbasis TIK Sarana perpustakaan TELAH dilengkapi dengan sarana digital yang memberikan akses ke sumber pembelajaran berbasis TIK di seluruh dunia Dilengkapi dengan ruang multi media, ruang unjuk seni budaya, fasilitas olah raga, klinik, dan lain-lain. Sekolah meraih sertifikat ISO 9001 versi 2000 atau sesudahnya (2001, dst) dan ISO 14000 Merupakan sekolah multi kultural Sekolah telah menjalin hubungan “sister school” dengan sekolah bertaraf/berstandar internasional diluar negeri Sekolah terbebas dari rokok, narkoba, kekerasan, kriminal, pelecehan seksual, dan lainlain
28
•
IX
Pembiayaan
Memenuhi Standar biayaan
Sekolah menerapkan prinsip kesetaraan gender dalam semua aspek pengelolaan sekolah
Menerapkan model pembiayaan Pem- yang efisien untuk mencapai berbagai target indikator kunci tambahan
C. Proses Pembelajaran PAI di Sekolah Bertaraf Internasional Dalam proses pembelajaran PAI di SBI bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang berkelas Nasional maupun Internasional, dimana siswa mampu memperlancar komunikasi secara global. Karena SBI menggunakan komunikasi global, terutama bahasa Inggris dan menggunakan Teknologi Komunikasi Informasi
(ICT). Maka beberapa hal yang berkaitan dengan
pembelajaran adalah : 1. Komponen- komponen dalam Pembelajaran PAI di SBI Rencana pembelajaran yang baik menurut Gagne dan Briggs dalam Abdul Majid, hendaknya mengandung tiga komponen yang disebut anchor point, yaitu :1) tujuan pengajaran 2) materi pembelajaran atau bahan ajar, pendekatan dan metode mengajar, media pengajaran, dan pengalaman belajar dan 3) evaluasi keberhasilan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kenneth D. Moore bahwa komposisi format rencana pembelajaran meliputi komponen :47 a. Topik bahasan b. Tujuan pembelajaran (kompetensi dan indikator) c. Materi pelajaran d. Kegiatan pembelajaran e. Alat atau media yang dibutuhkan f. Evaluasi hasil belajar 47
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006), Cet. 11, hlm. 96.
29
Senada dengan hal itu Harjanto dalam bukunya memberikan uraian yang harus dicantumkan dalam setiap pembelajaran, selain topik bahasan dan tujuan pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Materi pelajaran, penyebaran satuan bahasan dalam bentuk uraian singkat atau pokok-pokok bahan pelajaran dan perincian yang lebih khusus untuk mencapai TIK. 2. Kegiatan pembelajaran, bagian kegiatan pembelajaran ini diawali dengan penjelasan singkat tentang jenis pendekatan mengajar dan metode mengajar yang digunakan dalam satuan pelajaran yang bersangkutan. 3. Alat dan sumber pembelajaran, alat termasuk perlengkapan dan bahan yang dicantumkan atau digunakan dalam mempelajari satuan bahasan yang bersangkutan. 4. Evaluasi hasil belajar.48 2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Perencanaan atau pengembangan pembelajaran yang hendak memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode pembelajaran perlu memahami prinsip-prinsip pembelajaran yang mengacu pada teori belajar dan pembelajaran, Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut :49 a. Prinsip kesiapan, kesiapan adalah kondisi fisik-psikis (jasmani-mental) individu yang memungkinkan subjek dapat melakukan belajar. b. Prinsip motivasi, yaitu sebagai tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku kearah suatu tujuan tertentu. Ada tidaknya motivasi dalam diri peserta didik dapat diamati dari observasi tingkah lakunya. c. Prinsip perhatian, merupakan suatu strategi yang mengacu pada pengetahuan kognitif.
48
305.
49
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), Cet II, hlm. 303-
Muhaimin et,al, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Di Sekolah, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), hlm. 137
30
d. Prinsip persepsi, merupakan kegiatan awal struktur kognitif seseorang. Persepsi bersifat relative, selektif, dan teratur. Karena itu, sejak dini peserta didik perlu ditanamkan rasa memiliki persepsi yang baik dan akurat mengenai apa yang dipelajari. e. Prinsip retensi, adalah apa yang tertinggal dan dapat diingat kembali setelah seseorang mempelajari sesuatu. Dengan retensi, membuat apa yang dipelajari dapat bertahan atau tertinggal lebih lama dalam ingatan dan dapat diingat kembali jika diperlukan. f. Prinsip transfer, pengaitan pengetahuan yang telah dipelajari dengan pengetahuan yang baru dipelajari. 3. Karakteristik Setiap mata pelajaran memiliki ciri khas atau karakteristik yang adapat membedakannya dengan mata pelajaran lainya. Begitu juga halnya dengan mata pelajaran PAI, khususnya di sekolah menengah pertama (SMP). Adapun karakteristik mata pelajaran PAI di SMP adalah sebagai berikut :50 a. PAI merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran pokok (dasar) yang terdapat dalam agama Islam, sehingga PAI merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran Islam. b. Ditinjau dari segi muatan pendidikannya, PAI merupakan mata pelajaran pokok yang menjadi satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dengan mata pelajaran lain yang bertujuan untuk pengembangan moral dan kepribadian peserta didik. Semua mata pelajaran yang memiliki tujuan tersebut harus seiring dan sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh mata pelajaran PAI. c. Diberikannya mata pelajaran PAI, khususnya di SMP, bertujuan untuk terbentuknya peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi pekerti yang luhur (berakhlaq yang mulia), dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang Islam, terutama suber ajaran dan sendi-sendi Islam lainya, sehingga dapat dijadikan bekal untuk 50
Nur Cholid, Modul Mata Kuliah Telaah Kurikulum Pend. Dasar dan Menengah Pendidikan Agama Islam, (Semarang, 2007), hlm. 2
31
mempelajari berbagai bidang ilmu atau mata pelajaran tanpa harus terbawa oleh pengaruh-pengaruh negative yang mungkin ditimbulkan oleh ilmu dan mata pelajaran tersebut. d. PAI adalah mata pelajaran yang tidak hanya mengantarkan peserta didik dapat menguasai berbagai kajian keislaman, tetapi PAI lebih menekankan bagaimana peserta didik mampu menguasai kajian keislaman tersebut sekaligus dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian PAI tidak hanya menekankan pada aspek kognitif saja, tetapi yang lebih penting adalah pada aspek afektif dan spikomotor. 4. Tahapan Pembelajaran Dalam tahapan pembelajaran ada tiga fase yaitu perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. a) Perencanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam Roger A. Kaufman dalam Harjanto menyatakan bahwa perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai, yang di dalamnya memuat elemen-elemen sebagai berikut :51 a. Mengidentifikasikan dan mendokumentasikan kebutuhan. b. Menentukan kebutuhan-kebutuhan yang perlu diprioritaskan. c. Spesifikasi rinci hasil yang dicapai dari tiap kebutuhan yang diprioritaskan. d. Identifikasi persyaratan untuk mencapai tiap-tiap pilihan. e. Sekuensi hasil yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan. f. Identifikasi strategi alternatif yang mungkin dan alat atau tools untuk melengkapi tiap persyaratan dalam mencapai tiap kebutuhan, termasuk merinci keuntungan dan kerugian tiap strategi dan alat yang dipakai. 51
hlm. 2
Lihat Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), Cet. II,
32
Abdul Majid dalam bukunya menyatakan bahwa kerangka perencanaan dalam pendidikan, terutama pendidikan agama Islam melibatkan langkah-langkah yang sangat penting bagi guru dalam mempersiapkan pelaksanaan rencana pembelajaran. Yaitu :52 1) Mendiagnosa kebutuhan peserta didik. 2) Memilih isi dan memutuskan sasaran. 3) Mengidentifikasi teknik-teknik pembelajaran. 4) Merencanakan
aktifitas
berupa
merumuskan
unit-unit
dan
merencanakan pelajaran. 5) Memberikan motivasi dan implementasi program. 6) Pengukuran, evaluasi dan penentuan tingkat. Perencanaan mempunyai kaitan erat dengan materi ajar, karena fungsi perencanaan pembelajaran adalah untuk mempersiapkan materi pelajaran agar mempermudah penyampaian pelajaran. Dalam setiap mata pelajaran, termasuk mata pelajaran pendidikan agama Islam. Rencana pembelajaran disusun oleh guru berdasarkan satuan pelajaran yang disusun oleh tim perekayasa kurikulum. Rencana ini memuat metode pembelajaran, perkiraan waktu, manfaat fasilitas, pola penilaian, dan tindak lanjut.53 Rencana tersebut disusun menyesuaikan dengan standar kompetensi dan silabus yang berlaku secara nasional dan lokal yang telah dikembangkan oleh Depdiknas dan dinas pendidikan tingkat kabupaten. b) Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pelaksanaan
proses
pembelajaran
adalah
proses
berlangsungnya pembelajaran di kelas yang merupakan kegiatan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Jadi pelaksanaan pengajaran adalah interaksi guru dengan siswa dalam menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dan untuk mencapai tujuan pengajaran 52
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Kompetensi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. II, hlm. 92-93 53 Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Manajemen dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 156
33
Pelaksanaan pembelajaran adalah proses sosialisasi dari perencanaan pengajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan, atau dengan kata lain pelaksanaan pengajaran selayaknya berpegang pada apa yang tertuang dalam perencanaan. Situasi pengajaran itu sendiri banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini : a. Faktor guru Dalam proses pembelajaran, guru berperan sebagai fasilitator belajar yang bertitik tolak dari tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Maka guru berkewajiban mengembangkan tujuantujuan pendidikan menjadi rencana-rencana operasional. Dalam hal ini guru berperan dalam pengembangan kurikulum dalam bentuk rencana-rencana yang lebih operasional seperti silabus atau satuan pelajaran.54 Sedangkan tugas guru dalm proses pembelajaran meliputi tugas paedagogis dan tugas administratif. Tugas paedagogis adalah tugas membantu, membimbing, dan memimpin. Tugas guru dan tenaga kependidikan menurut UU Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 pasal 39 ayat 1 dan 2 yaitu : (1) tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. (2) pendidik
merupakan
tenaga
professional
yang
bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.55 Secara deskriptif isi dari UU Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 pasal 39 ayat 1 dan 2 tentang tugas tenaga kependidikan dan pendidik harus 54
Ibid, hlm. 189. Ismail SM, et.al, Kompilasi Kebijakan Pendidikan Nasional, (Semarang: PW LP Ma’arif NU, 2006), hlm. 14. 55
34
mampu melaksanakan tugasnya dan mempunyai kompetensi dalam menjalankan tugasnya sebagai tenaga pendidik. b. Faktor siwa Siswa atau sekarang lebih dikenal dengan istilah peserta didik
merupakan pihak yang menerima
dan
memperoleh
seperangkat kemampuan. Dalam hal ini siswa perlu diposisikan sebagai subjek dari implementasi kurikulum, sehingga tidak hanya diperuntukkan bagi guru akan tetapi diperuntukkan bagi siswa.56 Mengingat setiap siswa berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda, keckapan dan kepribadian yang berbeda. Maka kecakapan potensial yang memungkinkan untuk dikembangkan, seperti bakat dan kecerdasan. Adapun yang dimaksud dengan kepribadian disini adlah cirri-ciri khusus yang dimiliki oleh individu yang bersifat menonjol, yang membedakan dirinya dari orang lain dan kepribadian ini dapat mempengarihi terhadap situasi yang dihadapi dalam proses belajar mengajar. c. Faktor Kurikulum Kurikulum sebagai rencana pembelajaran. Kurikulum adalah
suatu
program
pendidikanyang
disediakan
untuk
membelajarkan siswa. Dengan program itu para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan
tingkah
laku
siswa,
sesuai
dengan
tujuan
pendidikan dan pembelajaran.57 kurikulum dalam kajian ini menggambarkan pada isi atau pelajaran dan pola interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Bahan pelajaran sebagai isi kurikulum mengacu pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Oleh karena itu tujuan yang hendak dicapai itu secara khusus menggambarkan bentuk 56
Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Manajemen dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 190 57 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet.VII, hlm. 17
35
perubahan tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai siswa melalui proses belajar mengajar.
d. Faktor Lingkungan Dalam pembelajaran terjalin proses interaksi atau saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya. Tingkah laku individu dapat menyebabkan perubahan pada lingkungan dalam bentuk positif atau negatif. Pengaruh positif berarti menimbulkan perubahan kearah perbaikan, penyempurnaan atau penambahan. Pengaruh negatif, bila tingkah laku itu bersifat merusak.58 Maka interaksi yang terjadi dalam pembelajaran adalah antara guru, isi pelajaran, dan peserta didik. Lingkungan meliputi keadaan ruang, tata ruang, dan berbagai situasi fisik yang ada disekitar kelas atau sekitar tempat berlangsungnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara guru, isi pelajaran, dan siswa. Untuk menciptakan suasana positif di lingkungan pembelajaran, maka perlu diciptakan situasi pembelajaran yang nyaman. Sehingga dapat meningkatkan kemampuan dan kreatifitas peserta didik serta tercipta perubahan yang lebih baik. c) Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Evaluasi Pendidikan Agama Islam adalah suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan dibidang PAI. Dengan kata lain evaluasi adalah alat untuk mengukur sampai dimana kemampuan penguasaan siswa terhadap pelajaran yang telah diberikan. Sesuai dengan fungsi dan tujuannya evaluasi terhadap siswa di sekolah dapat dibedakan kedalam:59 1. Evaluasi formatif 58 59
Ibid, hlm. 98 Zuhairini, Metodologi Pengajaran Agama, (Solo: Ramadhani, 1993), hlm. 151-152
36
Yaitu evaluasi hasil belajar pada akhir setiap satuan pelajaran. Evaluasi ini untuk memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan remedial program siswa. 2. Evaluasi sumatif Adalah evaluasi hasil belajar jangka panjang, yaitu evaluasi hasil belajar pada akhir catur wulan atau semesteran akhir tahun ajaran dari keseluruhan program. 3. Evaluasi placement Yaitu evaluasi untuk menempatkan peserta didik dalam situasi belajar mengajar yang tepat atau program pendidikan yang sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki. 4. Evaluasi diagnostik Untuk mengenal latar belakang siswa yang mengalami kesulitan belajar, yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesulitan belajar yang dialami. 5. Media Pembelajaran Dalam kamus bahasa Indonesia dinyatakan bahwa media adalah semua bentuk peralatan yang diperlukan untuk menyampaikan sesuatu atau menginformasikan suatu ide atau gagasan kepada orang lain.60 Peralatan yang dimaksud bisa berupa Koran, majalah, radio, televise, komputer, LCD, dan lain sebagainya. Menurut Oemar Hamalik media pendidikan adalah alat dan metode serta teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah.61
60
Sulkan Yasin dan Sunarto Harsono, Metodologi Pengajaran Agama, (Solo: Ramadhani, 1993), hlm. 151-152 61 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet.VII, hlm. 23
37
Dari definisi-definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa media merupakan sesuatu yang bersifat menyampaikan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (peserta didik) sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada dirinya. Media pembelajaran adalah setiap alat baik hardware maupun software sebagai media komunikasi untuk memberikan kejelasan informasi. Maka dengan digunakannya media dalam pelaksanaan proses pembelajaran, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dapat terwujud. SBI merupakan sekolah yang menggunakan kurikulum nasional dengan melakukan inovasi-inovasi di bidang pengelolaan sekolah dan inovasi di bidang proses pembelajaran serta didukung sarana yang memadai (sesuai dengan perkembangan teknologi). Sedangkan yang membedakan sekolah ini dengan sekolah negeri lainnya adalah penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran. Dengan demikian, guru dan siswa dituntut untuk meningkatkan kemampuannya dalam berbahasa asing, terutama bahasa Inggris. Sekolah ini juga sudah dilengkapi berbagai fasilitas yang menunjang dalam pembelajaran yaitu ruang kelas ber-AC, dilengkapi multi media seperti komputer, TV, LCD, DVD, dan speaker aktif. Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif oleh pendidik akan memungkinkan peserta didik untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performance mereka sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Manfaat media pengajaran yaitu :62 1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
62
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, Penggunaan dan Pembuatannya, (Bandung: Sinar Baru, 1991), hlm. 2.
38
2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat dipahami oleh siswa. 3) Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga. 4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar karena tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga ada aktivitas lain seperti; mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lainlain.
39
BAB III PEMBELAJARAN PAI DI SMPN I PURWODADI SEBAGAI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL
A. Gambaran Umum SMPN I Purwodadi 1. Selayang Pandang SMPN I Purwodadi SMPN I Purwodadi adalah sekolah menengah pertama yang beralamat di Jl. Mayjen Sutoyo Siswomiharjo 06 Purwodadi, saat ini diarahkan menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). SMPN I Purwodadi merupakan SMP Negeri tertua di Purwodadi. “Dahulu sekolah ini adalah HIS (hollands indiche school), secara resmi ditetapkan menjadi SMPN berdasarkan surat Mendikbud RI No. 2106/B tanggal 23 juli 1951”.63 Kemudian
dengan
pengorganisasian
yang
baik
dan
terus
mengembangkan serta meningkatkan prestasi akademik yang dimiliki. Maka pada tahun 2004 SMPN I Purwodadi ditetapkan menjadi Sekolah Standar Nasional (SSN) dan rintisan Sekolah Bertaraf Internasional sejak tahun 2007. Sesuai dengan Surat Keputusan Direktorat Pembinaan SMP Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional No. 543/C3/KEP/2007, tanggal 14 Maret 2007 tentang Penetapan SMP Negeri 1 Purwodadi Sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) mulai tahun ajaran 2007/2008). Tujuan ditetapkannya SMPN I Purwodadi sebagai RSBI adalah memenuhi amanat undang-undan sistem pendidikan nasional No. 20 tahun 2003 dan PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) yaitu mewujudkan peserta didik yang cerdas, kritis, kreatif, dan mampu bersaing di tingkat global dan tetap menjunjung tinggi nilai kebangsaan serta berbudi pekerti yang luhur (berakhlaq mulia). Dalam rangka mewujudkan apa yang dicita-citakan sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka dijalinlah kerja sama dengan Negara yang 63
Sesuai hasil wawancara dengan bapak Amin selaku kepala Tata Usaha, senin tanggal 22 desember 2008
40
tergabung dalam OECD (Organization for Economoc Co-operation and Development), yaitu Turki yang telah berpengalaman puluhan tahun dalam bidang pendidikan, sebagai bench mark SMPN I Purwodadi. Bentuk kerjasama yang dilakukan yaitu peningkatan mutu SDM, peningkatan mutu akademis, student and teacher exchange yaitu pertukaran pelajar dan guru.64 2. Visi, Misi, dan Tujuan SMPN I Purwodadi memiliki visi, misi, dan tujuan pengembangan SBI yaitu sebagai berikut :65 Visinya : “Unggul Dalam Prestasi, Berwawasan
Global dan Berbudi Pekerti Luhur” indikator visi: 1. Unggul
dalam
pengembangan
Isi
(kurikulum
berstandar
international); 2. Unggul dalam Peningkatan / Pengembangan Tenaga Kependidikan yang berwawasan global; 3. Unggul dalam Pengelolaan pembelajaran berstandar internasional 4. Unggul dalam pengembangan standart fasilitas pendidikan yang berstandar internasional; 5. Unggul dalam peningkatan standar kompetensi kelulusan yang berstandar internasional; 6. Unggul
dalam
peningkatan
standart
mutu
kelembagaan
dan
manajemen sekolah yang berstandar internasional; 7. Unggul dalam penggalangan standart pembiyaan pendidikan; 8. Unggul dalam pengembangan Standar penilaian yang berstandar internasional. Misinya adalah a). Mengembangkan standar Isi kurikulum bertaraf international.
64
Wawancara dengan bapak Djauhari selaku kepala sekolah SMPN 1 Purwodadi, sabtu tanggal 20 Desember 2008 65 Informasi mengenai visi, dan tujuan SMPN I Purwodadi diperoleh dari website SMPN I Purwodadi yang dapat dikunjungi di www.smpn1pwd.sch.id.
41
b). Mengembangan Standar proses pembelajaran dengan memanfaatkan ICT. c). Mengembangkan
standar
kompetensi
kelulusan
berstandar
international. d). Meningkatkan komptensi guru dan tenaga kependidikan dalam penguasaan bahasa inggris dan ICT. e). Meningkatkan dan mengembangkan fasilitas pendidikan yang bertaraf internasional. f). Meningkatkan mutu kelembagaan dan manajemen sekolah berbasis ICT. g). Meningkatkan penggalangan pembiayaan pendidikan. h). Mengembangkan Standar Penilaian bertaraf international. Tujuan SMPN I Purwodadi dalam 5 tahun pada akhir tahun pelajaran 2012/2013 adalah : 1). Dapat mengembangkan
Indikator serta lesson plan yang mengacu
pada sekolah yang tergabung dalam OECD66 (Organization for Economoc Co-operation and Development). 2). Mengembangkan proses pembelajaran dengan media pembelajaran yang relevan khususnya dengan penggunaan ICT. 3). Melepaskan proses pendampingan dalam kegiatan pembelajaran baik dalam penggunaan media maupun pembuatan instrumen penilaian serta penerapan perangkat lunak penilaian yang berbasis komputer maupun internet. 4). Meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan sehingga mampu berkomunikasi dengan bahasa asing ( bahasa Inggris ) serta penguasaan ICT.
66
EOCD yang berlokasi di Paris Prancis merupakan organisasi internasional untuk membantu pemerintahan Negara-negara anggotanya menghadapi tantangan globalisasi ekonomi dan merupakan Negara-negara yang mempunyai keunggulan dibidang pendidikan. Lihat Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional Pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas, 2007), hlm. 6
42
5). Mengembangkan fasilitas pokok yang bertaraf internasional khususnya isi dari laboratorium sain, komputer, ruang multimedia, ruang guru, ruang pembantu lainnya dan perpustakaan. 6). Memiliki jaringan internet yang terpasang lengkap ke sistem (lab. Komputer, perpustakaan, ruang guru, ruang kepala sekolah, TU, ruang multimedia dan ruang kelas internasional). 7). Memiliki peralatan media pembelajaran di kelas internasional. 8). Menerapkan manajemen berbasis ICT baik untuk kesiswaan, fasilitas, perpustakaan, penilaian maupun tenaga. 9). Melakukan kerjasama dengan sekolah sederajad yang telah bestandar internasional yang berada di luar negeri dalam bentuk MoU. 10). Menerapkan website sebagai media informasi dan komunikasi untuk kepentingan sekolah. 11). Memiliki Program Kegiatan Supervisi. 12). Memilik Dokumen Pelaporan Hasil Belajar. 13). Memiliki dokumentasi konsep dan panduan sistem penilaian berstandar internasional yang akan diterapkan disekolah (standar nilai, metode penilaian, instrumen penilaian, analisis nilai dan SK yang dinilai). 14). Memiliki kisi-kisi kompetensi yang akan dinilai berstandar internasional sesuai mapelnya. 15). Memiliki instrumen atau perangkat soal dalam berbagai bentuk sesuai mapelnya yang sesuai tuntutan kurikulum internasional. 16). Menghasilan lulusan yang memiliki kepribadian luhur dan berbudi pekerti mulia. 3. Sistem Pendidikan Prinsip dasar SMPN I Purwodadi dalam pendidikan adalah anak semakin menguasai science, berwawasan global dan berbudi pekerti luhur. Dengan menguasai hal tersebut, diharapkan siswa akan memiliki
43
kemampuan menggunakan ilmu science dan memiliki pengetahuan global tetapi tetap berwawasan kebangsaan.67 a. Kurikulum Pendidikan Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Kurikulum berfungsi sebagai wahana untuk mewujudkan tujuan pendidikan pada masingmasing jenis/ jenjang pendidikan yang pada gilirannya merupakan pencapaian pendidikan nasional.68 SMPN
menyiapkan
I
Purwodadi
peserta
merupakan
didiknya
sekolah
berdasarkan
nasional
Standar
yang
Nasional
Pendidikan (SNP) dan menggunakan kurikulum dari Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) Pendidikan
(KTSP).
Selain
itu
yaitu Kurikulum Tingkat Satuan
kurikulum diperkaya (diperkuat,
diperdalam, dan diperluas) agar memenuhi standar isi SNP plus kurikulum bertaraf internasional yang digali dari berbagai sekolah dari dalam
dan
luar
negeri
yang
benar-benar
memiliki
reputasi
internasional. KTSP memberi peluang yang luas kepada sekolah untuk menyusun sendiri kurikulumnya. Tapi tetap mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP). Sekolah dapat melakukan pemetaan dan adaptasi kurikulumnya dengan kurikulum dari berbagai Negara lain yang maju. Kurikulum di SMPN I Purwodadi berbeda dengan sekolah lainnya yang terletak pada mata pelajaran Mipanya, dengan kurikulum yang sesuai standar dari segi kontennya. Selain itu juga dengan penggunaan ICT (Information Communication Technology).69Dan 67
Wawancara dengan bapak Nur Cholis selaku Waka Kurikulum, sabtu tanggal 10 desember 2008 68 Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 82-83 69 Wawancara dengan bapak Nur Cholis selaku Waka Kurikulum, sabtu tanggal 10 desember 2008
44
penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam proses belajar mengajar untuk semua maple termasuk PAI, kecuali bahasa Indonesia. b. Staf Pengajar dan Siswa SMPN I Purwodadi telah ditetapkan sebagai RSBI sejak dua tahun yang lalu. Maka untuk meningkatkan kualitasnya SMPN I Purwodadi terus melakukan perbaikan-perbaikan pada delapan SNP, salah satunya adalah pengembangan mutu staf pengajar. SMPN I Purwodadi mempunyai 66 staff pengajar, yang termasuk 2 orang guru Pendidikan Agama Islam yaitu Bapak Nur Faizin, S.Ag, dan Ibu Umi Pujiyati, S.Ag. Di kelas SBI hanya ada satu guru yang mengampu mata pelajaran PAI, yaitu Bapak Nur Faizin, S.Ag. Untuk meningkatkan mutu staf pengajar, maka setiap minggunya diadakan pelatihan bahasa Inggris bagi seluruh guru mata pelajaran, yang bekerja sama dengan dosen UNNES dan UMS. Selain itu setiap tahun dilakukan pelatihan diluar negeri, seperti ke Malaisiya. Berupa pelatihan bahasa Inggris.70 Pendaftaran siswa baru di SMPN I Purwodadi diseleksi secara ketat melalui saringan rapor SD, ujian sekolah, scholastic aptitude test (SAT)71, kesehatan fisik, dan tes wawancara. Adapun jumlah siswa SMPN I Purwodadi tahun ajaran 2008/2009 berjumlah 1080 siswa. Untuk kelas SBInya sendiri, karena baru berjalan dua tahun dan masih berupa rintisan. Maka kelas SBInya masih berupa kelas VII dan kelas VIII dengan keterangan sebagai berikut :72 No
Kelas
Jumlah Siswa per
Jumlah Kelas
kelas 1 70
VII
30
10 kelas = 300
Wawancara dengan bapak Nur Cholis selaku Waka Kurikulum, sabtu tanggal 10 desember 2008 71 SAT merupakan tes yang digunakan untuk mengukur kepribadian siswa baru yang akan masuk di SMPN 1 Purwodadi. wawancara dengan bapak Djauhari selaku kepala sekolah SMPN 1 Purwodadi, sabtu tanggal 20 Desember 2008 72 Dokumentasi SMPN I Purwodadi
45
2
VIII Jumlah Keseluruhan
24
10 kelas = 240
54
540
c. Kelas Kecil Kelas SBI untuk kelas VII tiap kelas 30 dan VIII tiap kelas 24 siswa. Hal ini disesuaikan dengan batas maximum siswa SBI sesuai dengan panduan penyelenggaraan SBI. Selain itu dengan adanya kelas kecil akan memudahkan proses pembelajaran.73 Dengan adanya batas minimum 24 dan maximum 30 siswa perkelas, guru dapat memberikan perhatian kepada setiap siswa, dan dapat mengaktifkan siswa, baik di kelas maupun saat praktek sehingga materi dapat dipahami lebih jelas, efektif dan efisien. d. Lima Hari Sekolah dan Program Hari Sabtu
Sistem pembelajaran yang diterapkan di SMPN I Purwodadi adalah 5 hari sekolah dan 1 hari untuk kegiatan ekstra kurikuler. Dari Senin sampai Jum’at siswa belajar seperti biasa, yaitu dari jam 07.00-14.35, kemudian pada hari Sabtu siswa diwajibkan mengikuti pelajaran ekstra dan club yang telah disediakan. Adapun klub ini disesuaikan dengan minat dan bakat siswa, diantaranya adalah klub informasi dan teknologi, musik, sepak bola, basket, dekorasi, jurnalistik, bahasa Inggris, pramuka, Science, dan tari. 4. Rapat Sekolah a) Branch Meeting
Ini merupakan pertemuan rutin dua minggu sekali untuk para guru bidang studi guna mengevaluasi pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan kelompok bidang studinya untuk meningkatkan kualitas, membuat bank soal dan membuat perlengkapan guru yang disebut teacher kits, di dalamnya meliputi silabus, RPP, jumlah siswa, dan uraian, metode yang digunakan, dan lain sebagainya. Serta memecahkan permasalahan yang ada. 73
Wawancara dengan bapak Nur Cholis selaku Waka Kurikulum, sabtu tanggal 10 desember 2008
46
b) Workshop
Dilakukan setiap tahun ajaran baru dengan para guru selama 3-5 hari guna memperkenalkan program/strategi baru yang akan diterapkan di SMPN I Purwodadi. 5. Sarana Prasarana Sarana dan prasarana memegang peranan penting dalam menunjang
kelancaran proses pembelajaran. Bahkan Sarana dan prasarana mutlak diperlukan karena dengan adanya Sarana dan prasarana dapat menunjang proses pembelajaran. Tanpa adanya Sarana dan prasarana di dalam pendidikan maka proses pembelajaran tidak akan berlangsung sebagai mana kondisi yang ideal dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. SMPN I Purwodadi merupakan sekolah yang menyelenggarakan model penyelenggaraan sekolah dengan model memiliki sistem kelas konvensional permanent atau anak tetap berada dikelas, guru yang datang dan bilingual. Maka disediakan fasilitas pendukung mata pelajaran yaitu lab bahasa, lab IPA, lab multimedia, lab komputer, perpustakaan pusat, ruang guru dan kepala sekolah. Lokasi ruangan-ruangan ini dapat dilihat dalam lampiran denah SMPN I Purwodadi. Di samping hal tersebut di atas, SMPN I Purwodadi dilengkapi dengan fasilitas akses Internet, ruang musik, dapur, kantin sekolah, lapangan olah raga (volley, basket, bulu tangkis), ruang olah raga, serta ruang serba guna. 6. Struktur Organisasi Struktur Organisasi SMPN I Purwodadi dapat dilihat dalam lampiran.
B. Pembelajaran PAI di SMPN I Purwodadi sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) Sistem pembelajaran PAI di SMPN I Purwodadi telah menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Adapun proses pembelajaran PAI di SMPN I Purwodadi mempunyai beberapa komponen pembelajaran antara lain tujuan, materi, metode, dan media. Tujuan yaitu yang memberi
47
arah kemana pembelajaran PAI berjalan. Materi, yaitu materi apa yang harus disampaikan
kepada
peserta
didik.
Metode,
yaitu
bagaimana
cara
menyampaikan materi yang telah diberikan kepada peserta didik. Sedangkan media yang dimaksud yaitu media apa saja yang digunakan pada materi yang akan disampaikan, sehingga tujuan umum yang ingin dicapai dalam pembelajaran PAI yaitu untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.74 Selain tujuan umum yang ingin dicapai, dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN I Purwodadi bertujuan untuk membentuk peserta didik yang memiliki akhlak mulia, dengan begitu maka semua mata pelajaran haruslah mengandung muatan pendidikan akhlak dan setiap guru haruslah memperhatikan perkembangan mental dan akhlak peserta didiknya. Pencapaian tujuan PAI di SMPN I Purwodadi didukung juga melalui pembinaan akhlak dengan berbagai macam kegiatan keagamaan.75 Agar tujuan pengajaran tercapai, dalam pengajaran PAI, guru harus mampu untuk menguasai metode pembelajaran. Kegiatan keagamaan yang mendukung pembinaan akhlaq meliputi kegiatan berikut :76 Kegiatan keagamaan Kegiatan keagamaan Kegiatan sosial rutin rutin mingguan rutin tahunan tahunan jama’ah shalat jumat • Kegiatan dan bulan • Penerimaan penyaluran zakat Ramadhan (buka fitrah. bersama, jama’ah 74
Wawancara dengan bapak Nur Faizin selaku Guru agama SMPN I Purwodadi, tanggal 18 Desember 2008. 75 Wawancara dengan bapak Nur Cholis selaku Waka Kurikulum, sabtu tanggal 10 desember 2008. 76 Wawancara dengan bapak Nur Faizin selaku Guru agama SMPN I Purwodadi, tanggal 18 Desember 2008.
48
shalat Isya Tarawih). Pesantren kilat
dan •
Pemotongan dan penyaluran daging kurban. • • Pelaksanaan PHBI (perayaan hari besar Islam) Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sekolah dalam mendidik siswanya. Pembelajaran yang mengandalkan guru sebagai sumber utama pengetahuan tidak boleh terus dipertahankan. Karena terus berkembangnya dunia pendidikan maka pembelajaran harus mampu mencerdaskan anak agar mampu berfikir kritis dan rasional, mampu memecahkan masalahnya, mampu mencari dan mengelola informasi yang ia butuhkan, serta mampu mengembangkan potensinya. Sehingga
untuk
mewujudkan
pembelajaran
yang
tepat
dan
memposisikan siswa sebagai subjek (student centred)77 maka proses pembelajaran perlu dirumuskan dan disesuaikan dengan indikator kinerja kunci minimal dalam SNP yaitu memenuhi standar proses. Standar proses yang dimaksud adalah semua proses pembelajaran pada semua mata pelajaran telah menjadi teladan atau rujukan bagi sekolah lainnya. selain itu juga memenuhi indikator kinerja kunci
tambahan sebagai X-nya, yaitu proses
pembelajaran telah diperkaya dengan model pembelajaran dari salah satu sekolah unggul dari Negara anggota OECD dan penerapat proses pembelajaran berbasis TIK pada semua mapel serta telah menggunakan bahasa inggris, kecuali mapel bahasa Indonesia. 1. Perencanaan Pembelajaran PAI di SMPN I Purwodadi Dalam merencanakan pembelajaran yang baik guru perlu melakukan rencana yang meliputi tujuan, materi, metode, dan penggunaan media dalam pembelajaran. SMPN I Purwodadi selalu mengadakan workshop mengenai perangkat perencanaan pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk memberi pengetahuan bagi guru serta untuk memberi informasi yang bersifat baru. Namun setelahnya setiap guru harus 77
Lihat Max Darsono dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Semarang: CV. IKIP Semarang Press, 2001), Cet. II, hlm. 23
49
membuat perencanaanya sendiri.78 Dengan adanya rencana pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran PAI. Maka akan terjadi hubungan antar siswa dan guru yang dirasakan harmonis serta dapat mewujudkan apa yang dijadikan tujuan akhir dalam pendidikan agama Islam. Persiapan yang matang dari seorang guru penting, untuk mengefektifkan proses pembelajaran. Guru harus tahu dan paham persiapan dan penerapan metode, serta baik atau buruknya metode tersebut. Persiapan ini dapat dilakukan dengan dua cara, yakni persiapan tertulis dan tidak tertulis. Persiapan tertulis meliputi persiapan Satuan Pelajaran, Rencana Pembelajaran, administrasi kelas dan lain-lain. Sedangkan persiapan tidak tertulis meliputi persiapan mental, penguasaan bahan, dan lain sebagainya. Persiapan guru PAI di SMPN I Purwodadi secara tertulis adalah: 1) Mempersiapkan Rencana Pembelajaran, yang didalamnya terdapat skenario pembelajaran yang sesuai dengan metode-metode yang digunakan untuk menyampaikan materi. Contoh RPP dapat dilihat dalam lampiran. 2) Mempersiapkan bahan/materi ajar dalam bentuk segmentasi teks atau tugas yang disesuaikan dengan silabus. Beliau memilih bahan atau materi
ajar
yang
dapat
didiskusikan
atau
tidak,
maupun
mempertimbangkannya dengan metode-metode pembelajaran. 3) Persiapan selanjutnya adalah persiapan sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran PAI yang sesuai dengan materi. Hal ini berkaitan dengan media yang digunakan untuk menyampaikan materi. 4) Langkah selanjutnya adalah membagi siswa dalam kelompok. Pembagian kelompok dalam pembelajaran PAI di SMPN I Purwodadi ini digunakan untuk memperdalam pengetahuan tentang suatu materi. Kelompok ini dibentuk jika ada tugas yang harus diselesaikan oleh kelompok dalam beberapa hari, semisal resume atau pembuatan 78
Wawancara dengan bapak Nur Cholis selaku Waka Kurikulum, sabtu tanggal 10 desember 2008
50
makalah untuk didiskusikan dalam materi tarikh yang dicari dari berbagai sumber (internet, perpustakaan sekolah, perpustakaan kelas dan lain-lain).79 2. Pelaksanaan Pembelajaran PAI di SMPN I Purwodadi Pelaksanaan
pembelajaran
adalah
proses
berlangsungnya
pembelajaran di kelas yang merupakan kegiatan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Jadi pelaksanaan pengajaran adalah interaksi guru dengan peserta didik dalam menyampaikan bahan pelajaran kepada peserta didik dan untuk mencapai tujuan pengajaran. Pembelajaran PAI sebagai salah satu mata pelajaran yang berorientasi menanamkan keimanan dan ketaqwaan serta membentuk peserta didik yang berakhlaq mulia, harus direncanakan sedemikian rupa agar dalam pelaksanaan pembelajaran, pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik, diinternalisai dalam diri peserta didik, lalu menjadi bagian dalam dirinya untuk diamalkan dalam kehidupan seharihari. Pelaksananan pembelajaran PAI di kelas SBI SMP N 1 Purwodadi diampu oleh satu guru PAI yang mengajar di kelas SBI. Kelas Tujuh dan kelas Delapan. Sedangkan untuk alokasi waktu pelajaran PAI dalam satu minggu terdapat dua jam pelajaran setiap harinya. Selain persiapan guru yang berkaitan dengan materi, pelaksananan pembelajaran PAI di kelas SBI menurut guru mata pelajaran PAI juga memperhatikan strategi, metode dan media yang dipakai. a. Materi dan Metode Pembelajaran PAI Penggunakan metode sebagai penunjang dalam pembelajaran PAI, guru selalu mempertimbangkan ciri dan karakteristik materi pelajaran. Berikut penulis paparkan materi apa saja yang termuat dalam pembelajaran PAI serta metode pembelajaranya di SMPN I Purwodadi : 79
Wawancara dengan bapak Nur Faizin selaku Guru agama SMPN I Purwodadi, tanggal 18 Desember 2008
51
1) Al-Qur’an dan Hadist Dalam mengajarkan msteri Al Qur’an atau hadist yang berupa membaca, menulis/menyalin, mengartikan, menerjemahkan dan menyimpulkan kandungan isi ayat atau hadist menggunakan metode demonstrasi80, pembagian tugas, kerja kelompok, tutor sebaya dan diskusi kelompok. Selain itu menggunakan peraga. Serta Al-Qur’an digital untuk mencari contoh-contoh. Untuk mengetahui hasil prestasi siswa, Nur Faizin melakukan penilaian dari hasil tes tertulis, partisipasi individu dalam kelompok, dan hasil kerja kelompok81 2) Keimanan Metode yang digunakan dalam mengajarkan keimanan yaitu ceramah, tanya jawab, dan diskusi kelompok. Penilaian tidak di peroleh hanya dari tes tertulis tetapi juga dari perilaku mereka sehari-hari di sekolah. karena hubungan antara iman dan amal sangat berkaitan satu sama lain. 3) Akhlaq Dalam mengajarkan akhlak dapat menggunakan metode Tanya jawab, modeling, diskusi kelompok.82 Penilaian dapat diperoleh dari pengamatan guru terhadap perilaku siswa. 4) Fiqih atau ibadah Ibadah dapat di ajarkan dengan menggunakan metode demonstrasi, latihan, praktek ibadah dan tutor sebaya, Penilaian dapat diperoleh dari tes tertulis, tes praktek, dan pengalaman siswa sehari-hari. 80
Metode demostrasi dalam pengajaran dipakai untuk menggambarkan suatu cara mengajar yang umumnya penjelasan verbal dengan suatu kerja fisik atau pengoprasian peralatan atau benda., Lihat Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: kalam Mulia,2005) cet-4,hlm.245 81 Wawancara dengan bapak Nur Faizin selaku Guru agama SMPN I Purwodadi, tanggal 18 Desember 2008 82 Metode Tanya jabwab merupakan cara mengajar dimana seorang guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta didik tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan, Sedangkan metode modeling dimana guru memberikan contoh kongkrit yang mengenai materi pelajaran. Metode diskusi kelompok dimana guru memberikan peyajian materi dengan bentuk tugas kepada kelompok belajar.,lihat Lihat Ramayulis, op.cit, hlm.239,299.
52
5) Tarikh atau Sejarah Islam Tarikh atau sejarah dapat diajarkan dengan metode cerita, 83
kuis , diskusi kelompok, belajar bersama dan pemberian tugas. Dalam metode pemberian tugas dimaksudkan untuk memberi kesempatan
kepada
siswa
melakukan
tugas/kegiatan
yang
berhubungan dengan pelajaran PAI, seperti mengerjakan sosl-soal, mengumpulkan kliping, membuat makalah, dan sebagainya. Metode ini dapat dilakukan dalam bentuk tugas individual atau kelompok. Dan dapat merupakan unsur penting dalam pendekatan pemecahan masalah atau problem solving.84 Untuk penilaian dapat diperoleh dari tes tertulis, hasil presentasi kelompok, dan partisipasi individu dalam kelompok.85 b. Strategi Pembelajaran PAI Strategi pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan guru dalam menentukan teknik penyampaian pesan, menentukan metode, media, alur isi pelajaran, serta interaksi pengajar dengan peserta didik. Strategi pembelajaran PAI menurut guru mata pelajaran PAI adalah guru mengupayakan sebuah pembelajaran yang fariatif kemudian memanfaatkan teknologi yang ada. Selain itu, pembelajaran tidak melulu berada di dalam kelas tetapi juga di luar kelas. Sedangkan untuk materi sholat misalnya yang membutuhkan praktek, maka langsung dipraktekkan dikelas yang telah dilengkapi karpet.86
83
Bentuk kuis ini digunakan untuk menanyakan hal-hal yang prinsip dari pelajaran yang lalu secara singkat, bentuknya berupa isian singkat dan dilakukan sebelum pelajaran. Sebelum proses belajar mengajar, guru menanyakan pertanyaan singkat kepada siswa (biasanya selama 10 menit). Siswa yang mampu menjawab pertanyaan dari guru akan mendapat point nilai tersendiri yang akan dicatat khusus oleh guru. Evaluasi dengan kuis ini selalu dilakukan guru PAI sebelum masuk pada pemnyampaian materi. Observasi pada setiap kegiatan belajar mengajar. 84 Wawancara dengan bapak Nur Faizin selaku Guru agama SMPN I Purwodadi, tanggal 5 Desember 2008 85 Wawancara dengan bapak Nur Faizin selaku Guru agama SMPN I Purwodadi, tanggal 18 Desember 2008 86 Wawancara dengan bapak Nur Faizin selaku Guru agama SMPN I Purwodadi, tanggal 5 Desember 2008
53
c. Media Pembelajaran PAI Media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat di gunakan untuk menyampaikan materi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang baik. Adapun media yang digunakan oleh guru PAI di SMPN Purwodadi adalah sebagai berikut:87 1. Koleksi buku keislaman Media ini digunakan ketika siswa mencari referensi yang mendukung materi pelajaran sekaligus menambah pengetahuan dan wacana keislaman dari berbagi macam buku dan penerbit. Koleksi ini bisa diperoleh di perpustakaan. Serta dari Perpustakaan Islam yang terdapat dalam buku digital. Buku digital ini diperoleh guru PAI dari internet, yang berisi hadis dan lainya. Hal ini dilakukan, karena buku elektronik yang disedian oleh Depdiknas untuk sekoah SBI masih berupa bukubuku umum dan belum memuat mata pelajaran PAI. Maka untuk sementara guru PAI di SMPN
Purwodadi
menggunakan buku digital yang didownloud dari internet, oleh guru PAI simpan di komputer yang ada di kelas SBI. Dalam bentuk folder “perpustakaan Islam” yang sewaktu-waktu bisa dilihat oleh siswa.88 2. Tape Recorder Tape recorder sebagai penunjang pembelajaran tentang AlQur’an maupun hadist supaya benar-benar jelas makhraj dan cara membacanya. 3. OHP dan LCD
87
Wawancara dengan bapak Nur Faizin, tanggal 1 Desember 2008 dan observasi proses pembelajaran di kelas. 88 Wawancara dengan bapak Nur Faizin selaku Guru agama SMPN I Purwodadi, tanggal 18 Desember 2008
54
Media ini dapat digunakan untuk menyampaikan materi keimanan, tarikh, akhlaq, ibadah dengan menayangkan film yang berisi proses penciptaan alam yang mana menandakan Kebesaran Allah SWT untuk selanjutnya hasil tayangan tersebut didiskusikan oleh masing kelompok siswa. 4. Kelas Multimedia Kelas ini bukanlah bagian dari kelas agama tetapi siswa bisa menggunakan kelas tersebut untuk mengakses data-data dan informasi di internet yang akan semakin memperkaya khazanah keilmuan siswa karena informasi tidak diperoleh hanya dari satu sumber saja tetapi siswa secara mandiri mencari sumber data lain. 5. Alat Peraga Media ini dapat digunakan untuk menyampaikan materi PAI. Alat peraga memungkinkan siswa 6. Kelas yang nyaman Kelas merupakan tempat siswa untuk berinteraksi dengan guru dan teman. Di SMPN I kelas menjadi salah satu ruang yang sangat nyaman bagi siswa dengan kursi yang bisa dipindah-pindah sehingga bisa diposisikan sesuai keinginan murid, baik itu melingkar, letter U, atau bahkan lesehan. Karena kelas SBI dilengkapi dengan karpet yang juga bisa digunakan untuk praktek sholat. 7. White board dan spidol Media ini digunakan dalam menyampaikan materi-materi PAI di kelas. Dengan menggunakan media yang ada berarti memberikan pengalaman belajar kepada siswa mulai dari sesuatu yang abstrak menuju kepada yang konkrit. Akan tetapi tidak selamanya media pembelajaran tersebut dapat digunakan secara tepat untuk berbagai situasi. Seorang guru benar-benar dituntut
55
untuk mampu dan jeli memilih media pembelajaran agar supaya pembelajaran bisa dilakukan seefektif mungkin.89
3. Evaluasi Pembelajaran PAI di SMPN I Purwodadi a. Waktu Pelaksanaan Evaluasi Untuk menentukan waktu pelaksanaan evaluasi, sebelum tahun ajaran baru dimulai guru sudah menyiapkan jadwal pelaksanaan evaluasi pembelajaran. Evaluasi pada mata pelajaran PAI dilakukan pada awal atau pretest, pada saat pembelajaran berlangsung, akhir atau post test.90 Yang dimaksud pretest yang dilakukan sebelum pelajaran diberikan, dilanjutkan dengan evaluasi pada saat pembelajan berlangsung, kemudian post test merupakan evaluasi yang dilakukan setelah pengarajan selesai dilaksanakan. Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan, guru kemudian merencanakan kegiatan tindak lanjut, baik berkaitan dengan remedial maupun penyempurnaan program pengajaran. b. Jenis Evaluasi Yang Digunakan Dalam Pembelajaran PAI 1) Penilaian proses Penilaian ini digunakan untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar yang ditunjukkan dengan adanya perubahan tingkah laku yang positif (psikomotorik positif). Cara mengevaluasi dengan penilaian proses ini dilakukan pada waktu pelaksanaan metode pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana partisipasi dan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar PAI secara kooperatif. Siswa akan mendapat nilai atau penghargaan jika selalu berpartisipasi aktif dan melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab masing-masing dalam proses 89
Observasi media pembelajaran di SMPN I Purwodadi, tanggal 24 November 2008 Wawancara dengan bapak Nur Faizin selaku Guru agama SMPN I Purwodadi, tanggal 18 Desember 2008 90
56
belajar kelompok PAI. Sedangkan nilai atau penghargaan kelompok
juga
akan
diperoleh
jika
kelompok
tersebut
menunjukkan prestasinya dengan kesuksesannya mengorganisir anggota maupun terselesaikannya tugas dengan baik 2) Penilaian Performance Penilaian ini berhubungan erat dengan ranah psikomotorik siswa dimana melalui penilaian ini, guru akan mengetahui sejauh mana pemahaman siswa dalam mempraktekkan materi pelajaran. Penilaian performance ini merupakan cara mengevaluasi tingkah laku siswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Penilaian jenis ini dilakukan karena siswa tidak mungkin mendapat penilaian mutlak hanya dengan tingkat intelektual dan pengetahuannya saja. Tetapi tingkah laku sehari-hari juga dapat dijadikan ukuran dalam mengevaluasi siswa karena PAI bertujuan selain sebagai peningkatan iman dan taqwa juga bertujuan membentuk kepribadian muslim yang utama serta berakhlak mulia. Jadi jenis penilaian ini merupakan satu hal yang tak kalah pentingnya bagi penilaian siswa dalam proses belajar mengajar di SMPN I Purwodadi. 3) Tes Tertulis Cara mengevaluasi dengan tes tertulis merupakan tes yang sering digunakan baik secara individual maupun kelompok. Di SMPN I Purwodadi, biasanya tes ini dilakukan pada akhir pembelajaran satu pokok bahasan dalam pekerjaan individual (antara lain LKS) atau dalam pekerjaan kelompok. Tes ini bisa berbentuk pilihan ganda maupun essay yang bermanfaat sebagai alat ukur keberhasilan dalam ranah kognitif dan afektif.91 4) Penilaian produk Penilaian ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana daya tangkap siswa dalam proses belajar mengajar. Cara ini tidak 91
Observasi ulangan harian pada kelas VIIA, tanggal 27 november 2008
57
bisa dipandang sebelah oleh guru karena biasanya sumber informasi dari tes produk ini tidak hanya diperoleh dari dalam kelas saja tetapi juga dari luar kelas. Tes ini biasanya berbentuk pembuatan laporan resume materi secara kelompok. 5) Tes Perbuatan Tes ini dilakukan untuk menilai peserta didik terhadap kemampuan yang membutuhkan praktek. Penilaian tersebut bisa dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung, misalnya materi PAI pada aspek ibadah yang membahas tentang sholat. Guru bisa dibantu oleh siswa dalam penilaian karena biasanya materi ini disampaikan melalui metode tutor sebaya. 6) Portofolio Portofolio adalah koleksi suatu tugas yang dikerjakan peserta didik. Portofolio digunakan sebagai alat yang dapat mengetahui
kemajuan
kompetensi
peserta
didik.
Penilaian
berbentuk portofolio bidang studi PAI di SMPN I Purwodadi hanya berupa kumpulan tugas yang dikerjakan secara individu, dengan mencari informasi lewat majalah, koran, internet dan lain-lain yang berhubungan dengan materi PAI. Kemudian tugas tersebut dibuat kliping dan makalah yang biasanya dipresentasikan secara kelompok.92 Beberapa tes yang dilakukan oleh guru PAI di atas digunakan untuk mengevaluasi proses pembelajaran yang terjadi di kelas, serta untuk mengetahui keefektifan metode-metode yang diterapkan dalam pengajaran yang terwujud dalam pencapaian prestasi siswa. c. Aspek yang di evaluasi Ada tiga aspek yang dinilai dalam pembelajaran, aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Pembelajaran PAI di SMPN I Purwodadi tidak hanya dinilai dari aspek kognitif saja, tetapi juga 92
Wawancara dengan bapak Nur Faizin selaku Guru agama SMPN I Purwodadi, tanggal 18 Desember 2008
58
dinilai dari afektif dan psikomotor. Dalam pembelajaran dikelas, bagaimana sikap dan akhlaq siswa juga diperhatikan sebagai bahan penilaian. Ketiga aspek tersebut berkaitan dengan pengetahuan, tanggung jawab dalam kegiatan pembelajaran (aksi), dan praktek. Untuk menilai pembelajaran sesuai masing-masi aspek, maka guru PAI di SMPN I Purwodadi membuat pemetaan aspek penilaian. Yang berisi tentang standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), kemudian aspeknya yang berupa pemahaman dan penerapan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran. d. Ketuntasan Belajar Ketuntasan belajar ditentukan melalui standar ketuntasan minimum atau kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM untuk mata pelajaran PAI ditentukan dari penuntasan SK dan KD pembelajaran, kompleksitas, daya dukung, intake, penguasaan konsep dan penerapan konsep.93 Untuk KKM kelas VII dan VIII adalah 7,5, sedangkan untuk regular, khususnya kelas IX adalah 6,5. Format KKM dapat dilihat di lampiran.
93
Kompleksitas diperoleh dari perilaku, keaktifan, tanggung jawab terhadap tugas-tugas, daya dukung didapat dari keterampilan siswa dalam menggunakan media, sedangkan intake didapat dari saringan rapor SD, ujian sekolah, tes psikologi, kesehatan fisik, dan tes wawancara yang diberi standar nilai 8. Sesuai hasil wawancara dengan bapak Nur Faizin selaku Guru agama SMPN I Purwodadi, tanggal 18 Desember 2008
59
BAB IV ANALISIS PEMBELAJARAN PAI DI SMPN I PURWODADI SEBAGAI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (SBI)
A. Pembelajaran Bertaraf Internasional Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.94 Untuk mendapatkan pembelajaran yang sempurna, maka masing-masing unsur tersebut harus selaras dan mendukung. Pembelajaran di sekolah SBI sebagaimana yang terdapat dalam panduan penyelenggaraan rintisan Sekolah Bertaraf Internasional bahwa pengembangan proses pembelajaran pada RSBI lebih menekankan kepada proses pembelajaran untuk mencapai
Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi, dan Kompetensi Dasar yang telah ditentukan dengan menggunakan strategi pembelajaran yang relevan. Sedangkan untuk mengimplementasikan proses pembelajaran dengan berbagai strategi secara tepat maka dapat dipergunakan berbagai media pembelajaran yang relevan, khususnya dalam penggunaan ICT.95 Dari data hasil penelitian yang telah dilakukan di lapangan, dapat diketahui bahwa SMPN I Purwodadi merupakan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Karena masih berupa rintisan dan dapat dikategorikan masih perlu dikembangkan sebab masih jauh dari standar pembelajaran Internasional. Tapi secara tidak langsung dapat dikatakan pembelajaran di dalamnya bertaraf internasional. Sebagai
Sekolah Rintisan SBI, SMPN I Purwodadi menggunakan
kurikulum nasional dari Depdiknas yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan mengadopsi dari kurikulum luar negeri. Dalam 94
Lihat Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet.VII, hlm. 57 95 Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2006, Penyelenggaraan : Rintisan Sekolah Bertaraf Internasinal (SBI) Untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP), (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasinal, 2006), hlm. 16
60
proses penyampaian materi pembelajaran menggunakan bahasa pengantar bahasa Inggris untuk mata pelajaran sains (matematika, fisika, biologi) dan komputer, hal ini dilakukan untuk menyiapkan peserta didik yang mampu bersaing di pentas Internasional. Dalam buku panduan penyelenggaraan SBI yang diterbitkan oleh Depdiknas, dijelaskan bahwa SBI adalah sekolah nasional yang menyiapkan peserta didiknya berdasarkan SNP Indonesia dan tarafnya Internasional sehingga lulusannya memiliki kemampuan dan daya saing Internasional. Mengacu pada visi pendidikan nasional dan visi Depdiknas, maka visi SBI adalah “terwujudnya insan indonesia yang cerdas dan kompetitif secara internasional”. Visi tersebut memiliki aplikasi bahwa penyiapan manusia bertaraf Internasional memerlukan upaya-upaya yang dilakukan secara intensif, terarah, terencana, dan sistematik agar dapat mewujudkan bangsa yang maju, damai, dan diperhitungkan oleh negara-negara lainnya. Berdasarkan visi tersebut maka misi SBI adalah mewujudkan manusia Indonesia cerdas dan kompetitif secara Internasional, yang mampu bersaing dan berkolaborasi secara global. Penyelenggaraan SBI bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang berkelas Nasional dan Internasional sekaligus. Lulusan yang berkelas Internasional secara jelas telah dirumuskan dalam UU No. 20 tahun 2003 dan dijabarkan dalam PP No. 19 tahun 2005 dan lebih rinci lagi dalam Permendiknas No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Yang berbunyi sebagai berikut : pendidikan menengah pertama bertujuan untuk “meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, semua ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut”.96 Perlu dicatat bahwa sebagai upaya untuk mengembangkan pendidikan bertaraf Internasional, SBI harus tetap memegang teguh untuk mengembangkan jati diri atau nilai-nilai bangsa Indonesia, disamping mengembangkan daya progresif global yang diupayakan secara eklektif 96
Ismail SM, et.al, Kompilasi Kebijakan Pendidikan Nasional, (Semarang: PW LP Ma’arif NU, 2006), hlm. 32
61
inkorporatif melalui pengenalan, penghayatan, dan penerapan nilai-nilai yang diperlukan dalam era modern, yaitu religi, ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi, seni, solidaritas, serta etika global. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa, SMPN I Purwodadi bisa dikatakan sekolah bertaraf internasional, dilihat dari visi dan misi SMPN I Purwodadi. SMPN I Purwodadi menetapkan visi Unggul Dalam Prestasi, Berwawasan Global dan Berbudi Pekerti Luhur. Hal ini sesuai dengan penjelasan Menejemen Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa SBI adalah sekolah nasional yang menyiapkan peserta didiknya berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) indonesia yang meliputi kompetensi lulusan, isi, proses, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, dana, pengelolaan, dan penilaian yang dikembangkan, diperluas, diperdalam melalui adaptasi atau adopsi terhadap standar pendidikan dari luar negeri. Tarafnya Internasional sehingga lulusannya memiliki daya saing serta kemampuan Internasional.
B. Kedudukan PAI di SMPN I Purwodadi Pendidikan
Agama
Islam
merupakan
mata
pelajaran
yang
dikembangkan dari pokok-pokok ajaran agama Islam. Di SMP, PAI bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlaq mulia dalam kehidupan pribadi dan bermasyarakat. Peserta didik adalah manusia yang dengan segala fitrahnya. Mereka mempunyai perasaan, fikiran serta keinginan atau aspirasi. Mereka mempunyai kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan
untuk
mendapatkan
pengakuan,
dan
kebutuhan
untuk
mengaktualisasikan dirinya (menjadi dirinya sendiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya).97 97
Nur Cholid, Modul Mata Kuliah Telaah Kurikulum Pend. Dasar dan Menengah Pendidikan Agama Islam, (Semarang, 2007), hlm.
62
Dalam perkembangannya, anak usia SMP berada pada tahap perkembangan berfikir, perkembangan fisik, dan perkembangan emosi (sensitif, emosi yang bersifat negatif, dan temperamental). Menurut J.Piaget dan L.Kohlberg dalam Bukunya Muhaimin, disebutkan bahwa pada usia 12 tahun dan seterusnya seorang anak mulai mengerti nilai-nilai dan mulai memakainya
dengan
caranya
sendiri.
Moralitas
ditandai
dengan
kooperatif,bukan paksaan,interaksi dengan teman sebaya, diskusi, kritik diri, rasa persamaan, dan menghormati orang lain merupakan faktor utama dalam tahap ini98. Perkembangan tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor internal (dari dalam diri peserta didik) dan faktor eksternal (dari luar diri peserta didik). Faktor internal, dipengaruhi oleh sikap independent, ingin bebas, dan tidak mau terikat oleh norma asusila maupun agama. Sedangkan faktor eksternalnya terkait dengan budaya dalam masyarakat yang tidak jarang bertentangan dengan ajaran-ajaran agama.99seperti beredarnya film pono, minuman keras, sabu-sabu, dan lain sebagainya. Perkembangan teknologi yang semakin pesat, tidak jarang memberi pengaruh pada perkembangan anak usia SMP. Hal ini dikarenakan perkembangan pola fikir yang masih terpengaruh dengan lingkungan dan perkembangan emosi yang masih labil. SMPN I Purwodadi sebagai sekolah yang diarahkan atau dirintis menjadi sekolah bertaraf internasional. Bertujuan membentuk perserta didik yang cerdas dan kompetitif secara Internasional, dan mampu bersaing dan berkolaborasi secara global. Dengan pembelajaran yang berorientasi menciptakan peserta didik yang berfikir kritis, memiliki pengasaan berbahasa inggris yang bukan merupakan budaya Indonesia. Selain itu penggunaan ICT yang dapat menimbulkan pengaruh positif dan negatif. Jika tidak dapat menyaring pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh teknogi maka yang tercipta adalah peserta didik yang cerdas dalam hal intelektual, tetapi berakhlaq dan berkpribadian yang baik. 98
Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam,(Bandung:Nuansa,2003),hlm.90 99 Sumadi Surya Brata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), Cet.XIII, hlm. 233
63
Maka PAI di sekolah umum, tidak hanya bertujuan untuk terbentunya peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi pekerti yang luhur, dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang Islam, sehingga dapat dijadikan bekal supaya tidak terbawa oleh pengaruh-pengaruh negatif mungkin ditimbulkan dari sekitarnya. Sedangkan PAI di SMPN I Purwodadi adalah tidak hanya berkaitan dengan penanaman akhlaq, menetapkan keimanan, selain itu juga adalah untuk mengendalikan EQ (kecerdasan emosi) pada diri peserta didik.100 Supaya dapat melaksanakan kegiatan keagamaan dengan baik dan mampu memecahkan masalah-masalah dengan pengalaman keagamaan. Disinilah peran PAI dan guru PAI sangat penting. Dalam rangka mengantarkan anak didik untuk menata perkembangan emosinya dengan baik, sehingga tercipta perilaku yang religius. Pembelajaran PAI diharapkan mampu memberi pemahaman keagamaan dan pengamalan perilaku kegamaan anak sehingga ketika memasuki masa dewasa, anak telah siap memasukinya dengan bekal pemahaman dan perilaku keagamaan yang baik. Dalam hal ini pembelajaran PAI di SMPN I Purwodadi telah cukup baik. Karena pembelajaran direncanakan terlebih dahulu, kemudian dalam pelaksanaannya pembelajaran,
telah dan
menggunakan lain-lain.
Serta
metode
pembelajaran,
evaluasi
yang
media
dilakukan
mempertimbangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
C. Kurikulum di SMPN I Purwodadi Setelah dilakukan penelitian, SMPN I Purwodadi merupakan sekolah menengah
pertama yang
menggunakan kurikulum nasional,
dimana
kurikulumnya tetap menggunakan KTSP plus adopsi dari Asosiasi PASIAD Turki. Dalam pembelajaran yang dipakai sudah bersifat Internasional yaitu telah menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran sains (matematika, fisika, 100
Wawancara dengan bapak Nur Cholis selaku Waka Kurikulum, sabtu tanggal 6 desember 2008
64
biologi) dan komputer. Guru dan peserta didik dituntut meningkatkan kemampuan dalam berbahasa asing terutama bahasa inggris. Kurikulum nasional di dalamnya mencakup mata pelajaran eksak, sosial, dan muatan lokal. Selain itu dilengkapi dengan kelas multi media dengan komputer yang bisa digunakan untuk mengakses data-data dan informasi di internet yang akan semakin memperkaya khazanah keilmuan siswa, sehinga output yang dihasilkan mampu bersaing ditingkat Global. Karena selama ini Globalisai membawa dampak pada pergeseran nilai, khususnya nilai-nilai keagamaan, tidak terkecuali nilai agama Islam. Perubahan sistem nilai yang demikian tentunya menuntut peran pengajaran agama Islam yang lebih dominan dalam sekolah. Karena tuntutan penjabaran pendidikan agama berkenanan dengan kondisi kehidupan yang lebih kontekstual dan relevan.
D. Pembelajaran PAI di SMPN I Purwodadi sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) 1. Perencanaan pembelajaran Dari data hasil dokumentasi dengan guru PAI mengenai perencanaan pembelajaran di SMPN I Purwodadi, ditemukan bahwa pembelajaran PAI di SMPN I Purwodadi dilakukan secara terpusat. Setiap awal tahun ajaran baru dan akhir semester dilakukan rapat sekolah, waktu pelaksanaan disesuaikan dengan kebijakan guru bidang studi masingmasing. Dalam rapat dibahas mengenai persiapan pembelajaran yang akan dijalankan dalam satu tahun ke depan, di dalamnya mencakup perencanaan pembelajaran,
proses
pembelajaran,
materi
pelajaran,
metode
pembelajaran, tujuan yang hendak dicapai, strategi pembelajaran, dan evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran. Rapat tersebut juga bisa digunakan sebagai wadah untuk saling memperbaiki kualitas guru, jadi guru sesuai bidang studi, PAI misalnya. Merencanakan pembelajaran, dan mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan selama setahun belakang. SMPN I Purwodadi merencanakan serta mentargetkan pengembangan kreatifitas peserta didik melalui
65
pembelajaran yang menuntun peserta didik berfikir kritis, kreatif, dan inovatif yang dapat bermanfaat baginya ketika mereka nanti melanjutkan studi ke tingkat lanjut, hal ini melatih peserta didik dalam keberanian dan berprestasi. Sebagai tanggung jawab guru, setiap guru membuat perencanaan pembelajaran harian, bulanan (promes), dan tahunan (prota). Selain itu juga dibuat pemetaan aspek penilaian, untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran. Berdasarkan pendapat Ibrahim dan Nana Syaodih, perencanaan memegang peranan yang sangat penting, sebab menentukan langkah pelaksanaan dan evaluasi. Keterpaduan pengajaran sebagai sistem bukan hanya antara komponen-komponen proses pembelajaran, tetapi juga antara langkah yang satu dengan langkah berikutnya.101 Dalam perencanaan mengandung aspek-aspek seperti siswa sebagai individu yang memiliki tingkat kesiapan yang memadai, langkah pengendalian keputusan, sasaran tujuan tertentu yang akan dicapai, cara atau tindakan yang diambil, bagaimana menilai hasil belajar siswa, serta apa saja yang diperlukan dalam upaya pencapaian tujuan. Perencanaan pembelajaran dibuat untuk antisipasi dan perkiraan tentang apa yang akan dilakukan dalam pengajaran, sehingga tercipta suatu situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar yang inovatif dalam upaya pencapaian tujuan yang diharapkan. Perencanaan pembelajaran PAI di SMPN I Purwodadi telah dilakukan dengan baik. Sebelum tahun ajaran baru dimulai setiap guru di SMPN I Purwodadi membuat teacher kits, sebelumnya guru mengadakan rapat sekolah. Untuk kemudian hasilnya didiskusikan dalam rapat MGMP tingkat nasional.dalam perencanaan pembelajaran teacher kits terdapat perangkat pembelajaran yang terdiri dari, rencana pembelajaran, program tahunan (prota), silabus, daftar nilai siwa, dan evaluasi.102 101
Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet.II, hlm.55 102 Wawancara dengan bapak Nur Cholis selaku Waka Kurikulum, sabtu tanggal 6 desember 2008
66
Dilain pihak persiapan input/peserta didik baru di
SMPN I
Purwodadi telah direncanakan dengan cukup bagus. Dalam penerimaan siswa baru tidak hanya aspek akademis yang diperhatikan, aspek non akademis juga digunakan sebagai bahan pertimbangan. Ada perbedaan antara SMPN I Purwodadi dengan sekolah pada umumnya, di SMPN I Purwodadi ada psikotes, surat keterangan dari dokter dan kartu keluarga, hal ini dilakukan untuk menjamin kualitas input. Karena disamping kemampuan akademis, siswa dituntut untuk sehat jasmani. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah diutamakan input yang memiliki kemampuan bahasa Inggris. Karena di SMPN I Purwodadi yang digunakan sebagai bahasa pengantar untuk mata pelajaran sains adalah bahasa Inggris. Menurut Dinas Pendidikan Nasional, standar input SBI diseleksi secara ketat melalui saringan rapor SD, Ujian Akhir Nasional, kesehatan fisik dan tes wawancara. Sedangkan input yang diseleksi memiliki kemampuan mengoprasikan komputer, memiliki kemampuan berbahasa inggris, nilai akademik dari SD di atas 8, memiliki kecerdasan di atas ratarata. Artinya input SBI memiliki kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual, dan berbakat.103 Maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan input di SMPN I Purwodadi cukup bagus, siswa disaring berdasarkan nilai rapor untuk mengetahui kemampuan akademik, selain itu peserta didik juga menjalani psikotes untuk mengetahui kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritualnya. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan input yang bagus. Guna memperoleh lulusan yang mampu bersaing dalam dunia luar,Pembelajaran PAI yang berlangsung disekolah hendaknnya tidak hanya terkonsestrasi pada persoalan toritis keagamaan yang bersifat kognitif semata serta amalan-amalan ibadah yang praktis. Pendidikan agama yang di ajarkan pada sekolah
hendaknnya concern terhadap
persoalan bagaimana mengubah persoalan agama yang kognitif menjadi makna dan nilai yang perlu di internalisasikan dalam diri siswa lewat 103
Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2006, op.cit, hlm. 25
67
berbagai cara, media, dan forum. Penulis menilai pengajaran yang berlangsung di sekolah yang penulis teliti, masih bersifat kognitif dan formalis. Sistem evaluasi bentuk soal ujian agama islam menunjukan prioritas utama pada kognitif, dan jarang pertanyaan tersebut mempunyai bobot muatan nilai dan makna spiritual keagamaan yang fungsional dalam kehidupan sehari-hari. 2. Pelaksanaan Pembelajaran a. Model pembelajaran PAI Dari penelitian yang telah dilakukan mengenai model pembelajaran
di
SMPN
I
Purwodadi.
SMPN
I
Purwodadi
menggunakan model pembelajaran konvensional permanent dan bilingual. konvensional permanent adalah model pembelajaran yang memposisikan siswa tetap dikelas dan guru yang datang. Manfaat dari sistem ini dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik pada tiap-tiap mata pelajarannya sebab setiap ruang kelas dilengkapi sarana dan prasarana yang sesuai dan memadai. Dalam menyampaikan materi pelajaran guru menggunakan bilingual. SMPN I Purwodadi dalam hal ini tergolong istimewa, karena dalam pembelajaran menggunakan bahasa Inggris, khususnya pelajaran sains dan komputer.104 Faktanya penerapan bahasa Inggris dalam mata pelajaran PAI belum maksimal, karena masih bersifat campuran (bahasa Indonesia dan Inggris) bahasa Inggris digunakan masih terbatas pada kalimatkalimat perintah dan motivasi. Meskipun demikian telah ada usaha daru guru PAI di SMPN I Purwodadi untuk terus meningkatkan kualitas.105 Selain itu sekolah juga telah memberdayakan guru PAI pada kelas SBI dengan cara diberi pelatihan-pelatihan bahasa inggris yang dilakukan di sekolah setiap dua kali seminggu. Hal ini merupakan
104
Wawancara dengan Bapak Djauhari selaku Kepala Sekolah SMPN 1 Purwodadi, sabtu 3 Januari 2009. 105 Berdasarkan hasil observasi proses pembelajaran PAI, tanggal 24 November 2008
68
suatu upaya konkrit dari sekolah untuk terus meningkatkan mutu staf pengajar di SMPN I Purwodadi. Ketersedian waktu untuk mata pelajaran PAI yang hanya 2 jam setiap minggu, dirasa kurang efektif. Dengan adanya hal tersebut diharapakan guru PAI dapat memanfaatkan waktu seefektif dan seefesien mungkin dalam mengejar kualitas hasil pembelajaran pendidikan agama Islam bagi peserta didiknnya. Untuik mencapai hal tersebut, menurut muhaimin bisa dilakukan dengan cara memanfaatkan teknologi pembelajaran dan atau melakukan pendekatan teknologik dan non teknologik dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.106 Dalam pembelajaran teknologik, guru mengunakan pendekatan sistem, yakni melihat pembelajaran sebagai suatu proses kegiatan yang terdiri atas unsur-unsur yang terpadu dan saling berinteraksi secara fungsional. Dalam memecahkan masalah belajar perhatian guru harus tertuju pada komponen sistem pembelajaran yang meliputi, pesan, orang,bahan, alat,teknik dan lingkungan yang sengaja dirancang, dipilih dan digunakan secara terpadu. Sedangkan pengajaran non teknologik digunakan pada aspek penumbuhan dan pengembangan nilai-nilai aqidah dan akhlak agar mempu terinternalisasi pada peserta didik. b. Sumber belajar Dari data hasil observasi dan wawancara dengan guru PAI mengenai sumber belajar. SMPN I Purwodadi khususnya pada mata pelajaran PAI, sumber belajar yang digunakan tidak hanya berupa buku-buku yang ada di perpustakaan saja. Tetapi juga bisa diperoleh dari browsing internet di sekolah, karena sudah di blog spot kan. Buku pelajaran PAI yang digunakan tidak hanya dari buku paket yang diterbitkan oleh Diknas ataupun Depag, tetapi juga dari
106
hlm.73-74
Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, (Bandung:Nuansa,2003),
69
buku digital yang yang diberi nama “perpustakaan Islam” yang isinya berkaitan dengan materi PAI. Sumber belajar ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum. Bentuknya tidak hanya terbatas pada bentuk cetak, video, format perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai format yang dapat digunakan oleh siswa ataupun guru.107 Sesuai dengan pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran di SMPN I Purwodadi telah menggunakan bahan ajar yang sesuai dalam penyampaian materi. c. Strategi pembelajaran Strategi pembelajaran PAI adalah metode-metode penyampaian pembelajaran PAI yang dikembangkan untuk membuat siswa dapat merespon dan menerima pelajaran PAI dengan mudah, cepat, dan menyenangkan.108 Dari data hasil observasi dan wawancara mengenai strategi yang digunakan dalam pembelajaran PAI di SMPN I Purwodadi cukup bervariatif. Saat pelajaran siswa tidak hanya mendengarkan ceramah saja, akan tetapi jika materinya berhubungan dengan hal-hal yang sifatnya perlu penerapan, guru PAI di SMPN I Purwodadi menyampaikan materi tersebut dalam sebuah metode. Pembelajaran PAI di SMPN I Purwodadi tidak hanya dilakukan di dalam kelas, melainkan peserta didik juga diajak untuk melihat fenomena sosial yang ada disekitar. Misalnya dalam metode penugasan. Dengan metode tersebut kegiatan pembelajaran PAI tidak hanya berlangsung di dalam kelas/sekolah tetapi juga dapat berlangsung di luar kelas/sekolah. Bentuk tugas yang diberikan bisa
107
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006), Cet. 11, hlm.170 108 Muhaimin et,al, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Di Sekolah, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), hlm. 151
70
berupa menjawab pertanyaan, membuat gambar, membuat kliping, mengadakan pengamatan lingkungan, dan sebagainya. Strategi pembelajaran yang melibatkan peran aktif Guru sebagai organisasi belajar dengan peserta didik sebagai subjek belajar didalam mewujudkan kegiatan pembelajaran. Dimana peserta didik tidak dilihat sebagai obyek yang pasif, tetapi lebih dilihat sebagai subjek yang sedang belajar atau mengembangkan segala potensinnya. d. Sarana dan prasarana Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran di SMPN I Purwodadi telah cukup memenuhi standar sarana dan prasarana yang tentunya layak untuk disebut SBI. Seperti ruang kelas yang dilengkapi sarana pembelajaran berbasis TIK (Komputer, LCD, ruang yang nyaman dan ber-AC). Dilengkapi dengan ruang multi media, ruang unjuk seni budaya, fasilitas olah raga, klinik, dan lain-lain. 3. Evaluasi pembelajaran Evaluasi pada dasarnya dilakukan untuk mengukur sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memeroleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian ini perlu dilakukan sebab untuk melihat sejauh manakah bahan yang diberikan kepada siswa dengan metode tertentu dan sarana yang telah ada mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Tegasnya penilaian ini merupakan barometer untuk mengukur tercapainya proses interaksi antara guru dan peserta didik. Sama halnya dengan penilaian yang ada di sekolah-sekolah. Proses penilaian pada mata pelajaran PAI dilakukan untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa selama menerima pengajaran. Hasil ini dipertimbangkan dengan metode yang digunakan tepat atau tidak, materi
71
yang disampaikan sesuai atau tidak, dan tujuan yang sudah ditentukan tercapai atau tidak. Oleh karena itu tujuan pengajaran yang hendak dicapai di sekolah mempunyai kaitan yang erat dengan materi yang hendak diberikan dan dengan metode pembelajaran yang dipakai guru dan siswa dalam memberikan atau menerima materi, dengan evaluasi sebagai tolokukur keberhasilan masing-masing unsur/ komponen tersebut. saling kaitan antara tujuan pengajaran, materi, dan metode pebelajaran. Secara
keseluruhan
penilaian/
evaluasi
yang
digunakan
menggunakan dua jenis teknik, yaitu tehnik tes dan non tes. Tehnik tes, digunakan untuk menilai kemampuan siswa yang meliputi pengetahuan dan ketrampilan sebagai hasil belajar dan intelegensi. Tes ini meliputi semua bentuk tes, jenis tes dan macam-macamnya. seperti tes tertulis, tes lisan, dan lain-lain. Sedangkan tehnik non tes; untuk menilai karakteristik lainnya, misalnya sikap dan kepribadian siswa. Tes ini menggunakan selain ketentuan tehnik tes. a. Waktu pelaksanaan evaluasi Dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, mengenai evaluasi pembelajaran yang dilakukan di SMPN I Purwodadi dilakukan secara terjadwal, setiap guru merencanakan pelaksanaan secara rapi, sebelum tahun ajaran baru dimulai guru sudah menyiapkan jadwal pelaksanaan evaluasi
pembelajaran.
Sebagai
sekolah
yang
menyediakan
pembelajaran yang bertaraf internasional harus mampu merancang evaluasi yang bermutu dan sistematis. Untuk evaluasi yang direncanakan dan terjadwal secara teratur adalah ulangan harian, mid semester, dan ujian semester. Setiap selesai materi pelajaran akan dilakukan evaluasi, hal ini untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Ditengah-tengah pelaksanaan pembelajaran, guru juga kadang memberikan penilaian, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam menyerap pelajaran.
72
b. Aspek yang dievaluasi Dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, mengenai aspek yang dinilai dalam evaluasi hasil belajar di SMPN I Purwodadi. Peneliti menyimpulkan bahwa ada tiga aspek yang dinilai dalam pembelajaran, aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan untuk menilai ketiga aspek tersebut dalam diri peserta didik. Guru PAI di SMPN I Purwodadi menggunakan pemetaan aspek penilaian, yang didasarkan pada pemahaman peserta didik mengenai apa yang telah diajarkan, menerapkan apa yang telah diajarkan, serta dari perilaku yang telihat sehari-hari di sekolah. c. Ketuntasan belajar Dari data hasil wawancara dan dokumentasi, dapat ketahui bahwa di SMPN I Purwodadi memiliki standar ketuntasan minimum yang sama dengan sekolah pada umumnya. Sedangkan yang
membedakan
dengan sekolah lain adalah jika sekolah pada umumnya untuk menentukan KKM hanya menekankan pada penuntasan SK dan KD saja. Di SMPN 1, selain menekankan pada penuntasan SK dan KD pembelajaran juga memperhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan kompleksitas, daya dukung, intake. sehingga dapat diperoleh nilai penguasaan konsep dan penerapan konsep.
E. Kelemahan dan Kelebihan pembelajaran PAI di SMPN 1 Purwodadi Pelaksaan pembelajaran PAI di SMPN 1 Purwodadi ternyata tidak sesempurna, seperti yang diharapkan. Hal ini diakibatkan karena terdapat kelemahan yang dimiliki, selain juga kelebihan yang dimiliki oleh SMPN 1 Purwodadi. karena munculnya hal tersebut maka tugas seluruh warga sekolah adalah meningkatkan kualitas dengan melakukan koreksi dan perubahan, agar tercipta pembelajaran yang lebih baik. Khususnya untuk mata pelajaran PAI. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa proses pembelajaran di sekolah
SBI berbeda dengan
sekolah
lainnya.
73
Perbedaanya terletak pada indikator kinerja kunci minimal dalam SNP yang memenuhi standar proses. Standar proses yang dimaksud adalah semua proses pembelajaran pada semua mata pelajaran telah menjadi teladan atau rujukan bagi sekolah lainnya. selain itu juga memenuhi indikator kinerja kunci
tambahan sebagai X-nya, yaitu proses
pembelajaran telah diperkaya dengan model pembelajaran dari salah satu sekolah unggul dari Negara anggota OECD. Untuk SMPN 1 Purwodadi negara yang diajak bekerja sama adalah Turki. Dan penerapat proses pembelajaran berbasis TIK pada semua mapel, termasuk untuk mata pelajaran PAI yaitu menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, kecuali mapel bahasa Indonesia. Artinya pembelajaran PAI di SMPN 1 Purwodadi memiliki kelebihan dalam hal penyampaian materi dengan menggunakan sarana dan prasarana yang lengkap, selain itu guru PAI di SMPN 1 Purwodadi juga menciptakan pembelajaran yang tidak melulu menggunakan model ceramah saja. Tetapi juga menciptakan pembelajaran yang menggugah anak untuk aktif, melalui metode pembelajaran Di sisi lain, indikator tersebut dalam pelaksanaan di lapangan, ternyata masih jauh dari kategori sempurna. Khusus untuk mata pelajaran PAI yang berlangsung di SMPN 1 Purwodadi. Karena masih terdapat beberapakelemahan, yaitu : 1) Proses pembelajaran yang masih menggunakan model konvensional permanent. 2) Penggunaan bahasa pengantar bahasa Inggris, belum maksimal. Karena penggunaan bahasa Inggris masih berupa kalimat-kalimat perintah dan motivasi. 3) Proses pembelajaran PAI masih cenderung mengarah pada pencapaian target kurikulum. 4) Alokasi waktu yang tersedia sangat sedikit dibandingkan dengan materi. Sehingga penyampaian materi kurang maksimal.
74
Dari beberapa kelemahan yang ada maka selayaknya guru PAI sebagai salah satu pelaku dalam proses pembelajaran, harus terus meningkatkan kualitas diri dan akademik. sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan yang diharapkan.
75
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti laksanakan di SMPN I Purwodadi sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional, maka terdapat beberapa hal yang mampu peneliti kemukakan tentang pembelajaran PAI di SMPN I Purwodadi. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran PAI di SMPN I Purwodadi masih menggunakan sistem konvensional permanent yaitu pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara anak tetap berada di kelas, guru yang datang. Sedangkan proses penyampaian materi pelajaran menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar termasuk pada pembelajaran PAI. Tetapi realita dilapangan, penggunaan bahasa inggris dirasa belum maksimal. Hal tersebut dikarenakan masih belum siapnya SDM (mutu guru PAI) dalam berbahasa Inggris. Meskipun demikian, pembelajaran PAI di SMPN I Purwodadi diarahkan supaya siswa belajar aktif dan kreatif. Dengan menggunakan metode pembelajaran yang berfariatif. Guru bertugas sebagai fasilitator, motivator, dan dinamisator. Pembelajaran PAI di SMPN I Purwodadi diarahkan untuk terbentuknya peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi pekerti yang luhur (berakhlaq yang mulia), dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang Islam, terutama sumber ajaran dan sendi-sendi Islam lainya, sehingga dapat dijadikan bekal untuk mempelajari berbagai bidang ilmu atau mata pelajaran lain tanpa harus terbawa oleh pengaruh-pengaruh negatif yang mungkin ditimbulkan oleh ilmu dan mata pelajaran lainnya. Evaluasi pembelajaran PAI di SMPN I Purwodadi dilakukan oleh guru, dan evaluasi hasil diperoleh dari ulangan harian, tugas, mid semester. sedangkan aspek yang dinilai dalam evaluasi hasil belajar meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Nilai raport disajikan dalam tiga bentuk penilaian, pengetahuan dan pemahaman konsep, praktek dan sikap.
76
B. Saran-saran Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, ternyata banyak hal yang terjadi dalam pelaksanaan PAI di SMPN 1 Purwodadi. Apa yang kita ketahui dan kita pahami dalam teori, tidak mesti sama dengan keadaan sebenarnya di lapangan. Maka dengan segala rendah hati dari sifat yang bijak penulis memberikan masukan sebagai berikut: 1. Guru Guru agama PAI harus mampu memberikan pemahaman kepada anak didik tentang materi pendidikan yang diberikannya. Pemahaman ini akan lebih mudah diserap jika pendidikan agama yang diberikan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Jadi, tidak terbatas pada kegiatan yang bersifat hafalan semata. Pendidikan agama yang diberikan juga harus menarik perhatian peserta didik. Untuk menopang pencapaian itu, maka guru PAI harus dapat merencanakan materi, metode serta alat-alat bantu yang memungkinkan anak didik memberikan perhatiannya. Selain itu, yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa setiap guru yang ingin berhasil dalam tugasnya mendidik peserta didik yang dipercayakan kepadanya, harus memahami perkembangan jiwa anak yang dihadapinya, di samping kemampuan ilmiah yang dimilikinya, serta penguasaan terhadap metode dan ketrampilan mengajar. 2. Dalam
proses
perencanaan
pembelajaran
khususnya
PAI,
tetap
dipertahankan dan terus dikembangkan lagi pola pembelajaran yang telah berjalan. Sedangkan untuk proses pembelajaran PAI di SMPN I Purwodadi selalu melakukan perbaikan pada kegiatan pembelajaran agar pembelajaran yang ada dapat lebih baik lagi. Dengan mengmbangkan lagi metode pembelajaran, strategi, penggunaan media pembelajaran serta penggunaan bahasa Inggris. Supaya pembelajaran lebih baik, dan penilaian yang dilakukan lebih maksimal. 3. Siswa Keberhasilan dalam belajar ditentukan dari ketulusan dan keikhlasan niat, kebersihan hati dalam menuntut ilmu dan juga tidak bisa lepas dari
77
aktivitas belajar. Oleh karena itu, siswa harus selalu meningkatkan spiritualitas diri dan aktivitas belajar supaya dalam menuntut ilmu dapat menyerap ilmu dengan baik dan mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari terutama ilmu keislaman.
C. Kata penutup Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan kekuatan, hidayah dan taufiq-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyadari, meskipun dalam penulisan ini telah berusaha semaksimal mungkin, namun dalam penulisan skripsi ini tidak bisa lepas dari kesalahan dan kekeliruan. Hal ini semata-mata merupakan keterbatasan ilmu dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik yang konstruktif dari berbagai pihak demi perbaikan yang akan datang untuk mencapai kesempurnaan. Akhirnya penulis hanya berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Wallahu a'lam bi al shawab.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1998. Aziz, Sholeh Abdul dan Abdul Aziz Majid, At-Tarbiyah wa Turuku At-Tadris, Mesir: Darul Ma’arif, 1968, Juz I. Brata, Sumadi Surya, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005, Cet.XIII. Cholid, Nur, Modul Mata Kuliah Telaah Kurikulum Pend. Dasar dan Menengah Pendidikan Agama Islam, Semarang, 2007. Darsono, Max dkk, Belajar dan Pembelajaran, Semarang: CV. IKIP Semarang Press, 2001, Cet. II. Depag RI MP3A, Panduan Pembelajaran, Jakarta: BMPM, 2005. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahanya, Bandung: CV Penerbit JART, 2004. Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional Pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas, 2007. Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. 2006, Penyelenggaraan : Rintisan Sekolah Bertaraf Internasinal (SBI) Untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP), Jakarta: Departemen Pendidikan Nasinal, 2006. Djauhari, “SMP Negeri 1 Purwodadi Ditetapkan Sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)”, http://www.smkn1_purwodadi.net/mod.php?mod=publisher&op=viewarti cle&artid=31, 12 November 2008. Drost, J, Reformasi Pengajaran, Jakarta: Grasindo, 2000. Furchan, Arief, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005, Cet. II. Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, Cet.VII. _________, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, Cet. VII. Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000, Cet II.
Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2003, Cet.II Ismail SM, et.al, Kompilasi Kebijakan Pendidikan Nasional, Semarang: PW LP Ma’arif NU, 2006. _________, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang
RaSAIL, 2008. Majid, Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep Dan Implementasi Kurikulum 2004), Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005. Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006, Cet. 11. McDonald, Frederick J., Educational Psychology, San Francisco: Wadsworth Publishing Company, 1959. Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandumg: Remaja Rosda Karya, 2004. Muhaimin et,al, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Di Sekolah, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002. ________, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, Bandung:Nuansa, 2003. Mukhtar, Desain Pembelajaran PAI, Jakarta: CV. Mustika Balila,2003, Cet. II. Mulyasa, E., Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004 _________, Kurikulum Berbasis kompetensi, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004.
Ni’am, Munawar, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) dan Penjelasannya, Jogjakarta: Media Wacana Press, 2003 Noor, M. Sholeh, Pendidikan Islam: Suatu Pengantar, Semarang: IAIN WS, 1987. Siregar, Marasudin, Metodologi Pengajaran Agama (MPA), Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2004. Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, Penggunaan dan Pembuatannya, Bandung: Sinar Baru, 1991. Sudjana, Nana dan Ibrahim, Penelitian Dan Penelitian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru, 2001.
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: ALFABETA, 2007. _________, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta, 2003.
Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, Cet. II. Sumaatmadja, Nursid, Pendidikan Bandung:Alfabeta, 2002.
Pemanusiaan
Manusia
Manusiawi,
Susilo, Muhammad Joko, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007. Suyanto, Slamet, “Pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) Melalui Organisasi Belajar: Konsep dan Implementasi”, www.apsihimpsi.org/Download-document/3-SBI.php, 12 November 2008. Thoha, Chabib dan Abdul Mu’ti, PBM-PAI di Sekolah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1989. Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktifistik, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007. Witting, Arno F., Theory and Problems of Psychology of Learning, New York: Mc Graw Hiil Book Company, tth. Yasin, Sulkan dan Sunarto Harsono, Kamus Bahasa Indonesia, Surabaya: MEKAR, 1990. Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Malang: Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, 1977. Zuhairini, Metodologi Pengajaran Agama, Solo: Ramadhani, 1993.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama
: Diana Agustini
Tempat/tgl. Lahir
: Grobogan, 14 Agustus 1986
Alamat
: Desa Banjardowo, Kradenan, Grobogan
Jenjang Pendidikan: 1. SDN Banjardowo IV, Kradenan Grobogan (lulus tahun 1998) 2. MTs Al-Hamidah Kuwu, Kradenan Grobogan (lulus tahun 2001) 3. MAN I Semarang (lulus tahun 2004) 4. IAIN Walisongo Semarang, Fakultas Tarbiyah, jurusan PAI, semester IX.
Demikian daftar riwayat hidup ini penulis buat dengan sebenarnya.
Semarang, 13 Januari 2009 Penulis
Diana Agustini NIM : 3104288
SMP N 1 Purwodadi
Kegiatan Pembelajaran PAI di Ruang Multimedia
Kegiatan Pembelajaran PAI di Kelas SBI
Kegiatan diskusi Pembelajaran PAI di luar kelas