BAB IV
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Prosedur dan Tata Cara Penyelenggaraan Kliring pada P.T. Bank Central Asia Tbk
Sebelum diuraikan lebih jauh perihal penyelesaian akhir hubungan rekening antar kantor antara bank peserta kliring dengan pihak Bank Indonesia sebagai penyelenggara kliring, maka perlu diketahui bahwa setiap transaksi yang terjadi merupakan
satu
kesatuan
yang
tidak
dapat
dipisahkan.
Proses
kliring
diilustrasikan satu per satu dan dibuatkan bagaimana sistematis pembukuannya agar dapat diperoleh pemahaman yang lebih mendalam.
Proses kliring pada BCA dilakukan secara sentralisasi dimana cabang hanya memproses
transaksi
penyerahan
kliring
warkat
debet
dan
warkat
kredit
sedangkan transaksi penerimaan kliring warkat debet dan kredit dari Bank
Indonesia,
tolakan kliring dan penyelesaian kliring (menang/kalah kliring)
dilakukan di Kantor Piisat. Posting jumal G/L debet atau kredit kliring BI serta
G/L debet atau kredit rupa-rupa passiva dan passiva hanya dilakukan oleh Kantor Pusat untuk proses pembukuannya.
Dalam transaksi kliring akan banyak sekali dijumpai transaksi dengan menggunakan rekening-rekening perantara yaitu rekening Transaksi Dalam Penyelesaian (TDP) dan Rekening Antar Kantor Cabang (RAK C). Rekening perantara dapat pula untuk menampung transaksi kliring yang membutuhkan penyelesaian lebih lanjut pada keesokan harinya. Hal ini dimungkinkan untuk
34
35
memudahkan kontrol pembukuan dan penyesuaian rekening giro antara cabang
Bank Central Asia dengan kantor pusat, dan antara kantor pusat dengan Bank Indonesia.
1.
Proses Penerimaan Transaksi Kliring pada Teller
Transaksi kliring pada Bank Central Asia terdiri dari transaksi retail dan transaksi nomimal besar tetapi untuk proses pelaksanaannya sama. Transaksi retail
adalah
suatu
jenis
transaksi
yang
jumlah
nominalnya
di
bawah
Rp 100.000.000,00 sedangkan transaksi nominal besar adalah transaksi yang
jumlah nominalnya di atas Rpl00.000.000,00. Proses transaksi kliring yang
dilakukan oleh teller di counter meliputi penerimaan warkat kliring debet dan warkat kliring kredit dari nasabah serta pemeriksaan warkat.
Dalam pemeriksaan warkat debet ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut:
•
Pastikan nominal dan terbilang pada warkat debet dan slip setoran sama,
•
Memeriksa kelengkapan pengisian warkat debet dan slip setoran.
•
Pastikan warkat merupakan warkat kliring lokal/warkat kliring luar wilayah pada warkat debet
•
Apabila terdapat coretan pada warkat debet maka harus dikembalikan kepada nasabah untuk ditandatangani oleh pemilik warkat debet sedangkan coretan pada slip setoran ditandatangani oleh pemohon/nasabah yang menyetor.
Batas waktu penerimaan warkat debet pada teller berlangsung dari pukul 08.15 Wib sampai dengan pukul 11.00 Wib sedangkan diluar batas waktu tersebut
36
diterima sebagai titipan kliring. Pemrosesan warkat oleh petugas kliring dari
pukul 11.00 Wib sampai dengan pukul 13.00 Wib dan penyerahan warkat ke Bank Indonesia diberi batas waktu sampai pukul 14.00 Wib untuk selanjutnya diproses lebih lanjut pada mesin kliring Bank Indonesia. Diantara transaksi kliring yang terjadi penulis hanya mengambil sampel sebanyak 10 transaksi untuk warkat kliring debet mengingat begitu banyak transasi kliring yang terjadi pada hari tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Transaksi Kliring Warkat Debet
Selasa, 11 April 2006
No
Nama Nasabah
BankTertarik
Nominal
Untuk
(Rp)
Keuntungan
1
Tjin Kian Tjing
Lippo
1.407.850
2
Devin Sukardi
NISP
506.000
Tahapan
3
Setiawan Iwan
Windu Kentjana
4.357.000
Tahapan
4
Sarjito
BII
1.213.906
5
Tahapan
Jap Bernard Yaputra
Mandiri
1.012.019
Bernard Ibrata
Tahapan
Mandiri
4.471.610
Tahapan
6
PT. Benang Emas
Tahapan
7
Murni
Buana
8
Irwan Nardy
Mayora
9
Elia Muliawan
3.347.000
ArthaGraha
10
Jalin Santoso
5.900.000
Mega
Tahapan
5.850.000
Tahapan
Jumlah
95.497.500
Giro
Tahapan
123.562.885
Sumber : Kantor P.T. BCA Cabang Pembantu Pejagalan, Jakarta.
Dalam proses ini teller hanya melakukan penerimaan warkat debet dan slip setoran secara fisik saja tanpa melakukan penginputan ke aplikasi komputer
sedangkan penginputan akan dilakukan oleh petugas kliring setelah menerima
37
warkat debet dan slip setoran dari teller. Alur dari proses penerimaan warkat debet oleh teller dimulai dari nasabah sampai dengan petugas kliring diilustrasikan dalam flow chart sebagai berikut:
Nasabah
Teller
Bnkltm
Hrri uti lint umi
\
peoguuaWwLtt
y SlipSetoan
SlipSttoan
Petugas kliring
DAMdanSlv 1
Setona
SI?S*toiMi
Sumber : dibuat penulis berdasarkan wawancara dengan staf kliring perusahaan. Gambar 4.1.
Flow Chart Penerimaan Transaksi Kliring Warkat Debet pada Teller
Proses penerimaan warkat kliring kredit atau kiriman uang ke bank lain
dilakukan oleh teller dengan terlebih dahulu memeriksa warkat kredit. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh teller sebagai berikut:
38
•
Memeriksa kelengkapan penulisan pada slip pennohonan pengiriman uang (PPU) ke bank lain.
•
Apabila sumber dana tunai maka cocokkan jumlah uang dengan jumlah
nominal pada slip PPU dan apabila sumber dana dari pemindahbukuan maka lakukan proses pendebetan rekening.
•
Penulisan biaya kiriman uang harus sesuai dengan jenis kiriman uang dan tergolong nasabah BCA atan tidak.
•
Apabila terdapat coretan pada slip PPU maka nasabah yang menyetor harus menandatangani slip tersebut.
Transaksi kiriman uang ke bank lain terbagi atas dua jenis yaitu kiriman uang ritel untuk transaksi dibawah RplOO.000.000,00 dengan biaya RplO.000,00
dan kiriman uang Real Time Gross Settlement (RTGS) untuk transaksi diatas RplOO.000.000,00 atau dibawah Rpl 00.000.000,00 atas permintaan nasabah
sendiri dengan biaya Rp30.000,00. Pada proses ini teller melakukan penginputan
ke komputer sesuai dengan sumber dananya apakah sumber dana tunai atau pemindahan rekening. Adapun transaksi penerimaan warkat kliring kredit yang terjadi sebagai berikut:
39
Tabel 4.2 Transaksi Kliring Warkat Kredit Selasa, 11 April 2006
Nominal No
Nama Nasabah
Bank Tertuju
I
Mudjadi
B uana
2
Suharti Sujaya
Mandiri
3
Rohardi
Lippo
Jumlah
(Rp)
10.000.000
Atas Beban
Tunai
105.000.000
Tahapan
4.000.000
Tahapan
119.000.000
Sumber : Kantor P.T. BCA Cabang Pembantu Pejagalan, Jakarta.
Proses penerimaan warkat kliring kredit oleh teller mulai dari nasabah
sampai dengan petugas kliring diilustrasikan dalam flow chart sebagai berikut:
,.,!)■
j PERPUSTAKAA* 1MB I
40
Sumber : dibuat penulis berdasarkan wawancara dengan staf kliring perusahaan. Gambar 4.2.
Flow Chart Penerimaan Transaksi Kliring Warkat Kredit pada Teller
41
2. Penyelenggaraan Kliring Warkat Debet a.
Penyerahan Kliring Warkat Debet
Transaksi penyerahan kliring warkat debet ke lembaga kliring adalah proses penyerahan warkat kliring debet ke bank penerima melalui lembaga kliring (Bank
Indonesia) yang telah melaksanakan otomasi kliring. Proses kliring di P.T. Bank Central Asia menggunakan sistem kliring elektronik yang dikenai dengan istilah
Sistem Kliring Elektronik Jakarta (SKEJ). Adapun proses kliring menggunakan SKEJ berdasarkan Manual Prosedur Operasional Kliring sebagai berikut:
•
Melakukan penginputan/ca/tfw/-e data warkat pada aplikasi PC Kliring (SKEJ)
dan proses batch balancing dengan mencocokkan jumlah nominal warkat
kliring yang telah diinput dengan jumlah nominal warkat kliring yang di MICR dan jumlah warkat kliring yang dihitung dengan tellstrook. •
Minta pejabat yang berwenang untuk override hasil batch balancing.
•
Buatkan kartu batch, bukti penyerahan warkat debet dan diberi MICR serta
bubuhkan stempel kliring pada kartu batch dan bukti penyerahan warkat debet.
•
Warkat kliring dibuat menjadi 1 batch setiap 100 lembar dan dilengkapi
dengan dokumen pendukung kliring berupa bukti penyerahan warkat debet, kartu batch dan hasil tellstrook.
'
Pejabat yang berwenang melakukan pengiriman data/up hod data kliring ke Kantor Pusat melalui aplikasi PC Up Load/Down Load (SKUD). Dan
selanjutnya melakukan inquiry batch untuk mengetahui status warkat. Status warkat terdiri dari:
42
C = sedang mengirim data. D = dalam proses pengiriman data. S = penghiman data telah berhasil.
Petugas dari unit kliring akan menginput transaksi tersebut dengan kode transaksi sesuai dengan jenis rekening yang disetor yaitu kode transaksi 1231 untuk jenis setoran tapres dan giro serta kode transaksi 1266 untuk jenis setoran tahapan. Proses penginputan ini dilakukan pada hari pertama untuk setoran kliring yang telah jatuh tempo bukan setoran kliring titipan. Jurnal yang akan dibuat berdasarkan pada tabel 4.1 adalah sebagai berikut:
D
TOP (1412)
123.562.885,00
K
Rekening tapres dan giro (1231)
95.497.500,00
K
Rekening tahapan (1266)
28.065.385,00
Pada jurnal diatas tampak bahwa pengkreditan tersebut dapat langsung dikreditkan ke rekening tiap-tiap nasabah. Akan tetapi, pengkreditan itu tidak
langsung secara otomatis dapat efektif di rekening nasabah melainkan oleh sistem
komputerisasi bank dilakukan proteksi terhadap rekening-rekening tersebut. Tujuannya adalah agar nasabah tidak menganggap dana setoran itu telah efektif dan langsung melakukan penarikan.
Bank Indonesia akan menerima warkat debet bank lain yang dikliringkan melalui BCA dan kemudian dihitung dengan mesin hitung kliring Bank Indonesia.
Apabila tidak ada kesalahan dalam warkat debet bank Iain tersebut seperti hasil MICR tidak lengkap maka mesin hitung Bank Indonesia akan secara otomatis
43
mendebet rekening bank lain tersebut yang ada di Bank Indonesia dan mengkredit rekening BCA yang ada di Bank Indonesia.
Pada hari kedua, apabila tidak ada tolakan dari bank lain maka BCA akan membuat jurnal sebagai berikut:
D
G/L Debet Kliring BI (1415)
123.562.885,00
K
TDP(1422)
123.562.885,00
Setoran BCA akan efektif secara otomatis tepat pada hari ketiga pada pukul 24.00 Wib dan dananya dapat segera ditarik oleh nasabah. Hal tersebut
dikarenakan khusus untuk bank peserta kliring yang berada di wilayah Jakarta termasuk BCA menggunakan sistem two days untuk setoran kliringnya. Adapun alur penyerahan warkat kliring debet diilustrasikan pada flow chart berikut ini:
44
Sumber : dibuat penulis berdasarkan wawancara dengan staf kliring perusah,aan. Gambar 4.3.
Flow Chart Penyerahan Kliring Warkat Debet
45
b. Penerimaan Kliring Warkat Debet
Transaksi penerimaan warkat kliring debet dan lembaga kliring adalah proses penerimaan Cek/BG BCA dari bank lain melalui lembaga kliring.
Lembaga kliring akan mengirimkan Rekapitulasi Penerimaan Warkat Debet dan Bukti Penerimaan Warkat Debet kepada BCA dan kemudian petugas BCA akan mencetak laporan berupa berhasil atau tidaknya pendebetan Cek/BG BCA dalam tiga jenis laporan yaitu :
•
Laporan R-5026 (pendebetan rekening yang berhasil).
•
Laporan R-5027 (pendebetan rekening yang gagal).
•
Laporan R-5028 (laporan data rusak).
Cek/BG BCA yang dikirim oleh Bank Indonesia dipisah melalui mesin
BCA. Dalam proses jumal disesuaikan dengan kondisi masing-masing yang terjadi sebagai berikut:
•
Cek/BG BCA berhasil didebet pada mesin BCA dan disetujui keabsahannya oleh pejabat BCA.
•
D TOP (1412)
xxxxxx
K G/LKredit Kliring BI (1425)
xxxxxx
Cek/BG BCA berhasil didebet pada mesin BCA tetapi tidak disetujui keabsahannya oleh pejabat BCA maka akan dikoreksi melalui mesin BCA
juga sedangkan apabila didebet secara manual tetapi tidak disetujui oleh pejabat BCA maka jumalnya :
D Rekening giro (1215)
xxxxxx
K
xxxxxx
TDP(1422)
46
•
D
TOP (1412)
xxxxxx
K
Koreksi rekening giro (1345)
xxxxxx
Cek/BG BCA tidak berhasil didebet pada mesin BCA tetapi disetujui keabsahannya oleh pejabat BCA.
•
D
Rekening giro (1215)
xxxxxx
K
TDP(1422)
xxxxxx
D
TOP (1412)
xxxxxx
K
G/LKredit Kliring BI (1425)
xxxxxx
Cek/BG BCA tidak berhasil didebet pada mesin BCA dan tidak disetujui
keabsahannya oleh pejabat BCA maka tidak membuat jumal apapun dan pihak BCA membuat Surat Keterangan Penolakan (SKP) disertai alasannya. Proses penerimaan kliring warkat debet diilustrasikan dalam bentuk flow chart sebagai berikut:
47
Sumber : dibuat penulis berdasarkan wawancara dengan staf kliring perusahaan. Gambar 4.4.
Flow Chart Penerimaan Kliring Warkat Debet
48
3.
Penyelenggaraan Kliring Warkat Kredit
a.
Penyerahan Kliring Warkat Kredit
Proses ini dilakukan nasabah yang ingin mengirimkan uang ke bank lain
melalui jasa BCA dimana nasabah dapat menggunakan sumber dana berupa dana tunai dan pemindahbukuan melalui rekening tahapan, tapres, Cek/BG BCA.
Apabila sumber dana tunai maka jurnal yang dibuat oleh teller berdasarkan data pada tabel 4.2 sebagai berikut:
D
Setoran tunai lainnya (1411)
10.000.000,00
K
TDP(1422)
10.000.000,00
Jumal transaksi dengan sumber dana pemindahbukuan dari rekening tahapan berdasarkan pada tabel 4.2 sebagai berikut: D
Rekening tahapan (1211)
109.000.000,00
K
TDP(1422)
109.000.000,00
Setelah proses penginputan transaksi oleh teller maka dilanjutkan dengan proses pengiriman data melalui aplikasi KUCO oleh petugas kliring di cabang
yang menerima setoran kiriman uang ke bank lain. Proses pengiriman data yang
dilakukaii cabang berdasarkan Manual Prosedur Operasional Kiriman Uang sebagai berikut:
•
Menginput data transaksi pada aplikasi KUCO sesuai dengan slip PPU.
•
Membubuhkan paraf dan meyerahkan slip PPU ke Checker.
•
Checker memastikan dana KU sudah efektif dan memeriksa data yang diinput serta membubuhkan paraf pada slip PPU.
•
Mengirim data KU ke host dan memastikan data sudah terkirim ke host.
49
Adapun jumal yang akan dibuat oleh petugas kliring di Kantor Pusat setelah udak ada tolakan dari bank lain berdasarkan data pada label 4.2 sebagai berikut :
D
TOP (1412)
119.000.000,00
K
G/L Kredit Kliring BI (1425)
119.000.000,00
Proses penyerahan kliring warkat kredit dari nasabah sampai dengan Bank Indonesia diilustrasikan dalam flow chart sebagai berikut:
50
Sumber : dibuat penulis berdasarkan wawancara dengan staf kliring perusah aan. Gambar 4.5.
Flow Chart Penyerahan Kliring Warkat Kredit
51
b.
Penerimaan Kliring Warkat Kredit
Transaksi penerimaan kliring warkat kredit adalah penerimaan warkat kredit
(LLG/Nota Kredit) bank lain dari lembaga kliring (Bank Indonesia) untuk dikreditkan ke rekening nasabah BCA. Lembaga kliring akan mengirimkan laporan berupa berhasil atau tidaknya pengkreditan ke rekening nasabah BCA melalui mesin kliring Bank Indonesia. Petugas BCA akan menerima laporan tersebut dan mencetaknya dalam laporan R-5029 (laporan rekap LLG).
Dalam proses jurnal disesuaikan dengan kondisi masing-masing yang terjadi sebagai berikut:
•
•
Warkat kredit tidak ditolak oleh pejabat BCA.
D G/LDebet Kliring BI (1415)
xxxxxx
K Nota Kredit
xxxxxx
Warkat kredit ditolak pejabat BCA.
D G/LDebet Kliring BI (1415)
xxxxxx
K G/L Kredit Rupa-Rupa Passiva (1429)
xxxxxx
D G/L Debet Rupa-Rupa Passiva (1419)
xxxxxx
K G/L Kredit Kliring BI (1425)
xxxxxx
Proses penerimaan kliring warkat kredit dari Bank Indonesia diilustrasikan dalam flow chart sebagai berikut:
***** ». mint ..._
52
Sumber : dibuat penulis berdasarkan wawancara dengan staf kliring perusahaan. Gambar 4.6.
Flow Chart Penerimaan Kliring Warkat Kredit
53
Sumber : dibuat penulis berdasarkan wawancara dengan staf kliring perusahaan. Gambar 4.6. (lanjutan)
Flow Chart Penerimaan Kliring Warkat Kredit
54
4. Penyelenggaraan Tolakan Kliring a.
Penerimaan Tolakan Masuk
Penerimaan warkat tolakan kliring merupakan proses penerimaan warkat
kliring yang ditolak oleh bank lain melalui lembaga kliring yaitu warkat debet bank lain dan LLG/Nota Kredit BCA. Jurnal yang dibuat BCA untuk melakukan koreksi atas setoran ke rekening nasabah BCA sebagai berikut: D
Tolakan Two Days Kliring (1245)
xxxxxx
K
TDP(1422)
xxxxxx
Koreksi setoran rekening nasabah BCA dilakukan dengan melakukan
pendebetan kembali atas rekening nasabah BCA tersebut agar dananya tidak
efektif karena ada penolakan dari pihak bank lain atas warkat debetnya yang dikliringkan melalui BCA. Setelah melakukan koreksi setoran two day kliring pihak BCA akan membuat jurnal sebagai berikut: D
TOP (1412)
xxxxxx
K
G/L Kredit Kliring BI (1425) xxxxxx
55
Kantorcabang BCA
Sumber : dibuat penulis berdasarkan wawancara dengan staf kliring perusahaan. Gambar 4.7.
Flow Chart Penerimaan Tolakan Masuk -•
******
ii
*«(»)■
PERPUSTAkAA.O I.MH
56
b.
Penyerahan Tolakan Keluar
Warkat dari bank lain baik warkat debet maupun warkat kredit yang BCA
terima namun dikembalikan ada kemungkinan warkat tersebut ditolak dengan alasan tertentu. Tolakan keluar terdiri dari : •
Tolakan keluar warkat debet (Cek/BG BCA).
Dalam transaksi penerimaan warkat kliring, ada warkat yang diterima dari Bank Indonesia tidak memenuhi syarat yang berlaku ataupun tidak diperkenankan untuk overdraft sehingga ditolak. Slip yang digunakan dalam prosedur warkat
debet yang ditolak adalah transaksi dalam penyelesaian, slip pembukuan debet,
dan slip pembukuan kredit. Cabang BCA yang menggunakan sistem kliring otomasi petugas kliring harus melakukan penginputan di PC Sistem Otomasi Kliring Iokal (SOKL) dan BDS-IDS. Adapun jurnal yang dibuat: D
Rekening giro (1215)
xxxxxx
K
TDP(1422)
D
TDP(1412)
K
Koreksi rekening giro (1345)
xxxxxx
D
G/L Debet Kliring BI (1415)
xxxxxx
K
G/L Kredit Kliring BI (1425)
xxxxxx
57
Bank
Indonesia
COJ
Bank Indonesia
Sumber : dibuat penulis berdasarkan wawancara dengan staf kliring perusahaan. Gambar 4.8.
Flow Chart Penyerahan Tolakan Keluar Warkat Debet
58
•
Tolakan keluar warkat kredit (LLG/Nota Kredit bank lain).
Slip yang digunakan untuk prosedur warkat kredit yang ditolak adalah slip likuidasi dan nota kredit. Jurnal yang dibuat sebagai berikut: D
G/L Debet Kliring BI (1415)
xxxxxx
K
G/L Kredit Rupa-Rupa Passiva (1429)
xxxxxx
D
G/L Debet Rupa-Rupa Passiva (1419)
xxxxxx
K
G/L Kredit Kliring BI (1425)
xxxxxx
Jurnal rupa-rupa passiva dilakukan karena sebelumnya BCA mempunyai
kewajiban untuk megirim dana nasabah ke rekening BCA sehingga posisinya di
kredit. Akan tetapi, ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya tolakan seperti nomor rekening salah atau nama penerima beda sehingga rupa-rupa passiva
didebet kembali karena BCA tidak mempunyai kewajiban untuk mengirim dana nasabah BCA tersebut karena batal.
59
Sumber : dibuat penulis berdasarkan wawancara dengan staf kliring perusahaan. Gambar 4.9.
Flow Chart Tolakan Keluar Warkat Kredit
60
c.
Tolakan Luar Kliring
Tolakan luar kliring adalah suatu cara yang dapat ditempuh oleh bank dalam rangka melakukan penolakan bayar atas warkat debet yang masuk tetapi di luar
jam kliring yang telah ditentukan oleh pihak Bank Indonesia. Dapat pula diartikan sebagai penyelesaian hutang piutang antar bank dalam pemrosesan warkat debet yang masuk karena beberapa sebab seperti terlambat melakukan penyerahan warkat tolakan di Bank Indonesia pada jam yang telah ditentukan.
Hal tersebut menyebabkan pada hari yang bersangkutan Bank Indonesia
tidak menerima warkat tolakan dari bank peserta kliring sehingga tidak mempengaruhi saldo giro bank peserta kliring di Bank Indonesia. Padahal pada
kenyataannya
terdapat
satu
atau
beberapa
warkat
debet
yang
ditolak
pembayarnnya dan hal ini mempengaruhi saldo giro di Bank Indonesia. Terhadap permasalahan ini maka pemecahannya adalah diselesaikan secara bilateral antar bank peserta kliring.
Tolakan kliring tidak terjadi pada warkat kredit karena penerimaan tolakan
kliring warkat kredit tidak dibatasi waktunya oleh Bank Indonesia. Selain itu,
ketentuan tolakan warkat kredit tidak banyak seperti warkat debet dikarenakan warkat kredit hanya merupakan pengiriman uang ke bank lain tidak seperti warkat debet yang melakukan penagihan uang ke bank lain.
Jurnal yang dibuat BCA dalam proses tolakan luar kliring ini disesuaikan
dengan cara penyelesaiannya. Apabila bank lain yang melakukan tolakan luar kliring maka terdapat dua cara penyelesaiannya yaitu :
61
1.
Pihak BCA mengirimkan Nota Kredit ke bank lain untuk mengkredit rekening giro bank lain pada Bank Indonesia karena telah didebet. Adapun jurnal yang dibuat BCA yaitu: D
Koreksi Setoran Two Days Kliring (1245)
xxxxxx
K
TDP(1422)
xxxxxx
D
TDP(1412)
xxxxxx
K
Rupa-Rupa Passiva
xxxxxx
D
Rupa-Rupa Passiva
xxxxxx
K
Kiriman Uang (Nota Kredit)
xxxxxx
Jurnal Rupa-Rupa Passiva pada posisi kredit dibuat oleh pihak BCA
karena BCA mempunyai kewajiban untuk membayar sejumlah dana tertentu atas tagihan dari bank lain. Pada proses penyelesaiannya akan melibatkan Bank Indonesia karena Nota Debet atau Nota Kredit yang dibuat BCA tetap
masuk perhitungan Bank Indonesia. Selanjutnya BCA akan mendebet kembali Rupa-Rupa Passiva karena telah melunasi kewajibannya dengan mengirimkan Nota Kredit ke bank lain melalui proses kiriman uang.
2. Pihak bank lain mengirimkan nota debet untuk mendebet rekening giro BCA pada Bank Indonesia karena telah dikredit dan pihak BCA membuat jurnal yaitu:
D
Rupa-Rupa Passiva
xxxxxx
K
RAK C
xxxxxx
Dalam kasus lain apabila BCA yang melakukan tolakan luar kliring maka terdapat dua cara penyelesaiannya yaitu :
62
1. Pihak BCA membuat Nota Debet untuk mendebet rekening bank Iain pada Bank Indonesia karena telah dikredit. Proses penjurnalannya dengan mendebet Rupa-Rupa Aktiva karena BCA mempunyai tagihan sejumlah dana tertentu kepada pihak bank lain dan kemudian Rupa-Rupa Aktiva tersebut dikredit kembali setelah tagihan BCA dilunasi oleh bank lain sebagai berikut: D
Rupa-Rupa Aktiva
xxxxxx
K
RAKC
xxxxxx
D
RAKC
xxxxxx
K
Rupa-Rupa Aktiva
xxxxxx
2. Pihak bank lain membuat Nota Kredit untuk mengkredit rekening BCA pada Bank Indonesia yang telah didebet dan jurnal yang dibuat BCA yaitu : D
RAKC
xxxxxx
K
Rupa-Rupa Aktiva
xxxxxx
Tolakan luar kliring pada warkat debet terbagi atas dua yaitu : 1) Warkat Debet Masuk
Tolakan kliring warkat debet masuk adalah tolakan yang dilakukan oleh
bank lain terhadap warkat debetnya. Dalam proses tolakan luar kliring warkat debet masuk dilakukan melalui konfirmasi telepon terlebih dahulu oleh pihak bank yang menolak. Oleh karena itu kerjasama yang baik antar bank sangat perlu
dibina agar kelancaran penyelesaian masalah-masalah kliring dapat berjalan dengan baik pula. Adapun ilustrasi proses tolakan luar kliring warkat debet sebagai berikut:
63
1 Tuan Anton
Tuan Jaka
4
3
2
Lembaga Kliring r
6
«#—-—-——i
"
6
Bank Buana
Bank Central Asia
5
Sumber: dibuat penulis berdasarkan wawancara dengan staf kliring perusahaan. Gambar4.10.
Flow Chart Tolakan Luar KJiring Keterangan :
1. Tuan Anton yang merupakan nasabah Bank Buana melakukan transaksi
dengan Tuan Jaka yang merupakan nasabah BCA KCP Pejagalan di Jakarta. Dalam hal ini Tuan Anton melakukan pembayaran kepada Tuan Jaka dengan memberikan Cek Bank Buana.
2. Tuan Jaka kemudian menyetorkan Cek tersebut ke rekeningnya di BCA KCP Pejagalan di Jakarta.
3. BCA KCP Pejagalan kemudian langsung mengkliringkan Cek Bank Buana tersebut meialui lembaga kliring lokal (Bank Indonesia) di Jakarta. Bank
Indonesia secara otomatis melakukan pendebetan otomatis rekening giro Bank Buana di Bank Indonesia dan pengkreditan otomatis rekening giro BCA di Bank Indonesia.
64
4.
Bank Indonesia akan menyerahkan Cek tersebut kepada Bank Buana untuk diproses lebih lanjut. Cek tersebut ternyata ditolak oleh Bank Buana tetapi Bank Buana terlambat meyerahkan Cek yang ditolak tersebut sesuai jam yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia.
5.
Bank buana akan melakukan konfirmasi ke BCA dalam melakukan proses tolakan
luar
kliring
untuk
mencapai
kesepakatan
mengenai
cara
penyel esaiannya. 6.
Penyelesaian tolakan luar kliring dapat dilakukan dengan dua cara sesuai kesepakan bilateral kedua bank tersebut yaitu:
•
BCA membuat Nota Kredit dan diproses melalui Bank Indonesia untuk mengkreditkan kembali rekening giro Bank Buana yang telah terdebet otomatis oleh mesin kliring Bank Indonesia.
•
Bank Buana membuat Nota Debet dan diproses Bank Indonesia untuk
mendebet kembali rekening giro BCA yang telah dikredit secara otomatis oleh mesin kliring Bank Indonesia.
2) Warkat Debet Keluar
Tolakan kliring warkat debet keluar adalah tolakan yang dilakukan oleh
BCA terhadap warkat debetnya yang diterima dari bank lain melalui Bank Indonesia. Proses tolakan luar kliring warkat debet keluar sama dengan tolakan
luar kliring warkat debet masuk hanya saja pada proses ini pihak BCA yang melakukan
konfirmasi
kepada
bank
penyelesaian tolakan luar kliring tersebut.
lain
untuk
mencapai
kesepakatan
65
5.
Proses Akhir Hari Kliring
Proses akhir hari kliring diawali dengan balancing warkat kliring yang
dilakukan oleh petugas kliring baik di cabang maupun di COJ dan dilanjutkan dengan penyelesaian akhir kliring debet dan kredit yang hanya dilakukan oleh petugas kliring di COJ saja. Adapun proses akhir hari kliring dilakukan untuk mengakhiri transaksi pada hari yang bersangkutan dan mempersiapkan sistem untuk hari kerja berikutnya.
a.
Balancing Warkat Kliring
Balancing warkat kliring dilakukan untuk penerimaan dan penyerahan
warkat kliring yang terjadi pada hari bersangkutan. Proses balancing untuk penerimaan dan penyerahan warkat kliring otomasi adalah sama sedangkan untuk non otomasi tidak sama, penulis hanya akan membahas proses balancing warkat
kliring otomasi sesuai dengan sistem kliring yang ada pada BCA di Jakarta.
Petugas kliring melakukan balancing akhir hari kliring terhadap seluruh transaksi yang dilakukan pada hari kerja tersebut dengan melakukan pemisahan
slip terlebih dahulu. Slip-slip transaksi hams dipisahkan antara slip pembukuan debet, slip pembukuan kredit, slip likuidasi, dan transaksi dalam penyelesaian untuk dibuat rekapitulasi. Prosedur balancing warkat kliring terdiri dari : 1) Prosedur Balancing Akhir Hari :
•
Cetak balancing teller lokal dengan kode transaksi 6400 dan balancing teller host dengan kode transaksi 6550.
•
Cocokkan balancing teller lokal dengan balancing teller host.
66
•
Cocokkan bukti penyerahan warkat debet/kredit dengan slip pembukuan dan transaksi dalam penyelesaian.
•
Cocokkan bukti penyerahan warkat pengembalian dengan surat keterangan penolakan.
•
Cocokkan balancing total teller lokal dengan total nilai slip yang ada.
•
Apabila terdapat selisih maka harus dilakukan koreksi dengan persetujuan pejabat yang berwenaiig.
2) Prosedur Balancing Teller :
•
Lakukan proses balancing teller dengan kode transaksi 6510 dan pastikan saldo akhir dan saldo kas bernilai nol.
• b.
Lakukan proses tutup teller dengan kode transaksi 6530.
Penyelesaian Akhir Kliring
Penyelesaian akhir kliring dilakukan berdasarkan gabungan perhitungan
Bilyet Saldo Kliring Debet dan Kredit Nasional dari setiap cabang BCA yang
berada pada wilayah kliring yang sama dimana sebelumnya dilakukan terlebih dahulu perhitungan tiap-tiap Bilyet Saldo Kliring Debet rnaupun Kredit Nasional. Bank Indonesia biasanya menyediakan informasi awal hasil perhitungan Bilyet
Saldo Kliring Nasional yang dapat diakses oleh BCA untuk menambah prefund apabila terjadi kekurangan.
Pada perhitungan Bilyet Saldo Kliring Debet Nasional dapat berupa menang
kliring yaitu penjumlahan debet lebih besar dari penjumlahan kredit, artinya
besamya hasil penagihan lebih besar daripada besarnya kewajiban kepada bankbank lain. Apabila kalah kliring berarti penjumlahan kredit lebih besar dari
67
penjumlahan debet dimana kewajiban kepada bank-bank Iain lebih besar daripada hasil penagihannya. Dalam perhitungan Bilyet Saldo Kliring Kredit Nasional, menang kliring berarti jumlah dana yang masuk atau dana yang dikirim dari bank
lain lebih besar daripada jumlah dana yang keiuar atau dana yang dikirim oleh BCA sedangkan kalah kliring kebalikan dari menang kliring.
Jika bank menang kliring, seluruh cash prefund yang telah disediakan dikredit kembali ke rekening giro bank bersaamaan dengan pengkreditan hasil kliring yang bersangkutan. Akan tetapi, jika bank kalah kliring, sistem secara otomatis akan melakukan penyelesaian atas kewajiban bank tersebut dengan mendebet cash prefund dan rekening giro bank apabila cash prefund tidak mecukupi. Jurnal untuk posisi menang kliring sebagai berikut: D
BI Giro
xxxxxx
K
RAK C
xxxxxx
Rekening BI Giro adalah rekening giro BCA di Bank Indonesia yang
didebet karena BCA memiliki dana yang lebih hasil dari menang kliring untuk
kemudian disetor ke rekening BCA yaitu RAK C bersamaan dengan cashprejund yang belum terpakai. Jumal untuk kalah kliring kebalikan Jari jurnal menang
kliring karena BCA hams menggunakan cash prefund guna membayar sejumlah dana tertentu ke Bank Indonesia. Adapun jurnalnya sebagai berikut: D
RAKC
xxxxxx
K
BI Giro
xxxxxx
68
B. Kesesuaian Prosedur Kliring pada P.T. Bank Central Asia Tbk Dengan Prosedur Kliring Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia
Dalam melakukan pengujian kesesuaian antara prosedur kliring pada P.T. Bank Central Asia Tbk dengan prosedur kliring berdasarkan peraturan Bank Indonesia, penulis melakukan pengujian secara bertahap sebagai berikut: 1.
Penyelenggaraan Kliring Debet a.
Penyerahan Kliring Warkat Debet
Secara umum hal-hal yang dilakukan dalam prosedur penyerahan kliring warkat debet pada P.T. BCA seperti pembuatan Data Keuangan Elektronik
(DKE) debet dan batch DKE debet, pengiriman batch DKE debet, persiapan warkat debet dan dokumen kliring, download DKE debet, penyampaian bundel warkat debet ke Bank Indonesia, meneliti dan mencocokkan laporan hasil penyerahan dengan DKE yang diserahkan
telah memenuhi prosedur kliring Bank Indonesia. Begitu juga dengan dokumen kliring yang digunakan telah sesuai dengan yang ditetapkan oleh pihak Bank Indonesia.
b. Penerimaan Kliring Warkat Debet
P.T. BCA telah melakukan langkah-langkah dalam penerimaan kliring warkat debet sesuai dengan prosedur kliring berdasarkan peraturan Bank Indonesia seperti download DKE dan laporan melalui TPK, pengiriman
DKE dan laporan ke cabang, melakukan verifikasi dan memproses warkat debet dan DKE debet.
2. Penyelenggaraan Kliring Kredit
69
a.
Penyerahan Kliring Warkat Kredit
Secara umum hal-hal yang dilakukan dalam proses penyerahan kliring warkat kredit adalah membuat DKE kredit dan batch DKE kredit, mengirim batch DKE Kredit ke TPK dan penyelenggara, mencetak Bukti Penyerahan Rekaman DKE Kredit (BPR Kliring Kredit) rangkap dua ke
penyelenggara. warakat
kredit
Hal-hal pada
tersebut P.T.
BCA
dalam telah
prosedur penyerahan memenuhi
prosedur
kliring kliring
berdasarkan peraturan Bank Indonesia. b.
Penerimaan Kliring Warkat Kredit
Proses penerimaan kliring kredit dilakukan dengan men-download DKE
penerimaan kredit dari Sentral Sistem Kliring (SSK) melalui TPK (on
line). Hal ini telah dilakukan P.T. BCA sesuai dengan prosedur kliring berdasarkan peraturan Bank Indonesia. 3.
Penyelenggaraan Tolakan Kliring
Dalam penyelenggaraan tolakan kliring yang dilakukan P.T. BCA mulai dari
pembuatan DKE pengembalian dan batch warkat pengembalian sampai
dengan pengiriman warkat debet yang ditolak dan surat keterangan penolakan ke tiap-tiap cabang telah memenuhi prosedur tolakan kliring berdasarkan peraturan Bank Indonesia. Akan tetapi, tolakan luar kliring pada P.T. BCA
dilakukan berdasarkan ketentuan yang dibuatnya sendiri seperti konfirmasi ke bank lain dan penyelesaian atas tolakan luar kliring tersebut. Hal ini
dikarenakan pihak Bank Indonesia tidak membuat ketentuan mengenai
70
penyelesaian tolakan luar kiiring melainkan memberi kebebasan bagi tiap-tiap bank peserta kiiring untuk menyelesaikannya sendiri. 4.
Penyelesaian Akhir Kiiring
Sebelum melakukan penyelesaian akhir kiiring, P.T. BCA terlebih dahulu menerima hasil perhitungan Bilyet Saldo Kiiring (BSK) Nasional yang
dikirim oleh pihak Bank Indonesia dan melakukan penyediaan dana apabila P.T. BCA kekurangan prefund berdasarkan informasi awal BSK Nasional tersebut Setelah itu, P.T. BCA melakukan proses penyelasain akhir kiiring sesuai dengan hasil BSK Nasional apakah menang atau kalah kiiring.
Dan pengujian terhadap prosedur di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum prosedur penyelenggaraan kiiring debet dan kredit, tolakan kiiring, serta
penyelesaian akhir kiiring pada P.T. Bank Central Asia telah sesuai dengan
prosedur berdasarkan peraturan Bank Indonesia. Proses kiiring pada semua bank peserta Wiring selalu mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang telah
ditetapkan termasuk P.T. BCA. Hal ini ditujukan agar pelaksanaan kiiring di Bank Indonesia menjadi seragam untuk tiap-tiap bank peserta kiiring. Apabila terdapat perubahan peraturan kiiring pada Bank Indonesia maka P.T. BCA akan meyesuaikan dengan ketentuan yang telah berubah tersebut.
C. Peranan Kiiring Dalam Penyelesaian Hutang Piutang Antar Bank Kiiring adalah penyelesaian hutang piutang antar bank yang terjadi pada hari
itu. Sesungguhnya hutang piutang itu bukanlah hutang piutang murni antar bank tersebut melainkan hutang piutang yang terjadi antara nasabah-nasabah bank yang
71
bersangkutan. Nasabah-nasabah bank tersebut menyerahkan/menyetorkan warkat kepada banknya masing-masing untuk menyelesaiakan hutang piutang diantara mereka.
Pentingnya pelaksanaan kliring oleh Bank Indonesia berkaitan dengan jasa pembayaran giral yang disediakan oleh perbankan. Fasilitas jasa pembayaran
dengan giral tidak mungkin dapat dilaksanakan hanya dengan penyelesaian hutang piutang antar bank secara individual.
Mengingat memungkinkan,
peneyelesaian maka
perlu
lalu
lintas
giral
secara
dibuat
suatu
lembaga
individu
yang
tidaklah
bertugas
untuk
menyelesaikan laJu lintas giral tersebut secara terpusat yang dinamakan kliring.
Dengan adanya kliring maka lalu lintas penbayaran giral dapat diselenggarakan secara lebih efisien dengan mempertemukan sejumlah bank dalam suatu proses kliring yang teratur.
Dalam proses kliring terdapat cek/bilyet giro luar kota yang biasanya
diselesaikan melalui inkaso tetapi dengan perkembangan teknologi saat ini telah memungkinkan beberapa bank untuk melakukan verifikasi secara on line terhadap
cek/bilyet giro luar kota. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, serta adanya
kebutuhan dari bank-bank yang telah memiliki fasilitas tersebut, Bank Indonesia mengembangkan Sistem Penyelenggaraan Kliring Lokal atas cek dan bilyet giro
yang berasal dari luar wilayah kliring atau disingkat dengan kliring warkat luar wilayah.
Pengembangan sistem kliring warkat luar wilayah tersebut sangat membantu dalam penyelesaian hutang piutang yang terjadi antara nasabah bank peserta
72
kliring. Hal ini dikarenakan bank peserta kliring yang memperoleh cek/bilyet giro
luar kota dari nasabahnya dapat menagih cek/bilyet giro tersebut ke lembaga kliring pada wilayah kliringnya tanpa harus menagihkan cek/bilyet giro tersebut ke luar kota. Begitu juga dengan nasabah yang tidak perlu menunggu waktu proses kliring yang lama seperti proses inkaso karena ceVbilyet giro luar kota dapat diproses melalui sistem kliring warkat luar wilayah. Contoh kasus kliring warkat luar wilayah yang terjadi pada BCA KCP
Pejagalan yaitu Tuan Andi nasabah Bank Mandiri cabang Surabaya menyerahkan cek kepada Tuan Bernard nasabah BCA KCP Pejagalan di Jakarta sebesar Rp
4.471.610,00. Kemudian Tuan Bernard langsung menyetorkan cek tersebut ke BCA KCP Pejagalan untuk dikliringkan pada lembaga kliring di Jakarta. Flow
chart untuk kliring warkat luar wilayah dari transaksi di atas adalah sebagai berikut:
73
Wilayah Kliring Jakarta
Wilayah Kliring Surabaya
BCA KCP
Tuan
Pejagalan
Bernard
BankMandiri (penerbit Cek)
6t Tuan Andi
Lembaga Kliring di Jakarta
BankMandiri Cabang Jakarta
■> Aliran Warkat (Cek/BG) ^
Aliran Dana
Sumber: dibuat penulis berdasarkan wawancara dengan staf kliring perusahaan. Gambar 4.11.
Flow Chart Kliring Warkat Luar Wilayah Antar Bank Keterangan :
1. Tuan Andi yang merupakan nasabah Bank Mandiri di Surabaya melakukan transaksi dengan Tuan Bernard yang merupakan nasabah BCA KCP Pejagalan
di Jakarta. Dalam hal ini Tuan Andi melakukan pembayaran kepada Tuan Bernard dengan memberikan cek Bank Mandiri cabang Surabaya.
2.
Tuan Bernard kemudian menyetorkan cek tersebut ke rekeningnya di BCA KCP Pejagalan di Jakarta.
74
3.
BCA KCP Pejagalan yang ada di Jakarta, tidak perlu melakukan inkaso, melainkan dapat langsung mengkliringkan cek bank tersebut melalui kliring lokal di Jakarta.
4.
Kantor Bank Mandiri yang ada di Jakarta kemudian melakukan validasi terhadap cek tersebut.
5.
Jika sah dan dana mencukupi, maka Bank Mandiri melalui penyelenggara kliring di Jakarta akan menginformasikan efektivitas dana atas cek tersebut.
6.
BCA KCP Pejagalan kemudian menerima laporan mengenai efektivitas dana atas cek Bank Mandiri dari penyelenggara kliring di Jakarta.
7. Atas informasi tersebut, BCA KCP Pejagalan kemudian akan melakukan pengkreditan ke rekening nasabah Tuan Bernard.
Dari mekanisme di atas terlihat bahwa cek yang diterbitkan oleh Bank Mandiri di Surabaya tidak perlu dikirim atau diinkasokan ke Surabaya, sebab Bank Mandiri merupakan peserta kliring warkat luar wilayah dan mempunyai
kantor di wilayah kliring Jakarta. Dengan dikliringkan di Jakarta, maka cek tersebut akan diproses sesuai dengan jadwal kliring Jakarta, sehingga BCA KCP
Pejagalan yang mengkliringkan dapat memperoleh kepastian efektivitas dana yang lebih cepat atas penagihan cek tersebut. Selain itu, nasabah tidak perlu menyelesaikan sendiri
hutang piutang tersebut karena bank yang akan
menyelesaikannya di lembaga kliring.
Dari penjelasan di atas, terdapat beberapa manfaat dari proses kliring bagi nasabah dan bank peserta kliring sebagai berikut:
75
1.
Bagi nasabah:
•
Memperoleh
kemudahan
dalam
pengiriman
uang
antar
bank
dan
penagihan cek/bilyet giro antar bank.
• 2.
Memperoleh kepastian efektivitas dana yang cepat, mudah, dan aman.
Bagi bank peserta kliring : •
Kelancaran dalam proses lalu lintas giral.
•
Merupakan sarana untuk menjalin hubungan antar bank peserta kliring, dan hubungan bank peserta kliring dengan Bank Indonesia.