BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Pengukuran Alat Dalam pengukuran dan perhitungannya logika 1 bernilai 4,59 volt dan logika 0 bernilai 0 volt. Masing-masing logika telah berada pada output pin kaki masing-masing IC baik IC MT 8870 maupun IC AT89S52. Pengukuran dilakukan yaitu pada masing-masing test point pada bagian rangkaian input sinyal DTMF masuk ke DTMF decoder sebelum masuk ke mikrokontroller
AT89S52.
Pengukuran
yang
dilakukan
merupakan
pembuktian tegangan, sinyal keluaran logika sehingga peralatan yang digunakan adalah : 1. Osiloskop Dualtrace 14 MHz 2. Multimeter Digital Pengukuran yang dilakukan pada peralatan elektronik melalui pesawat telepon ini meliputi pengukuran pada : 1. Input (DTMF) 2. DTMF MT 8870 3. Mikrokontroller AT89S52
52
4.2
Hasil Pengukuran Pengukuran pada peralatan input telepon dalam hal ini sinyal DTMF yang akan diukur adalah tegangan dan frekuensi kerja dari sinyal DTMF tersebut untuk mengetahui berapa frekuensi kerja dan level tegangan dalam mengoperasikan alat tersebut. Pada pengukuran DTMF decoder MT8870 adalah berupa sinyal logika yang diterima dari pesawat telepon. Sedangkan sinyal logika yang telah terdeteksi tersebut akan dikirim pada mikrokontroller yang akan mengaktifkan relay.
BIT 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 #
*
KELUARAN DTMF DECODER OUTPUT Q4
Q3
Q2
Q1
LOGIKA MIKROKONTROLLER
1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1
0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1
1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0
0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0
0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
Tabel 4.1 Hasil uji rangkaian DTMF Output MT8870 Keterangan : 1. Logika 0 tegangan
0,02 Volt
2. Logika 1 tegangan
4,57 Volt
3. Pengaktifan Relay
4.60 Volt
4. Pengaktifan Buzzer 1,32 Volt
53
4.3
Analisa Hasil Pengukuran Sinyal yang diterima dari telepon diperkuat oleh op-amp internal yang ada pada IC MT 8870 yaitu op-amp dengan masukan inverting membalik. Besarnya penguatan adalah sebesar (R13/R14)Vin = 10,31 volt. Sehingga tegangan output pada Q1, Q2, Q3 dan Q4 maksimal berharga 10,31 volt. Sedangkan output maksimal dari setiap port tersebut (Q) berharga 4,59 volt sehingga jika ingin mengaktifkan ke empat output tersebut agar bernilai tinggi semua dengan harga tegangan output maksimal makan penguatan tegangan pada op-amp internal IC tersebut harus diperbesar. Output dari Q1-Q4 kemudian diberikan ke port P30-P33 IC mikrokontroller AT89S52 (internal), sedangkan pada P35/T1 digunakan sebagai eksternal (input timer). Output dari P00 merupakan output sebagai indicator kerja rangkaian yang dihubungkan dengan buzzer. Buzzer akan berbunyi secara berlainan artinya pada dua kondisi yang berbeda yaitu yang pertama pada saat kode akses dimasukkan (123456) dan yang kedua pada saat kode yang dipancarkan (penekan tombol password) tidak sesuai dengan kode diatas. Sedangkan indikator lain yang menjadi petunjuk bahwa rangkaian tersebut telah aktif dan bisa segera dimasukkan password yang diinginkan adalah output pada P02 dengan keadaan LED menyala. Faktor penekanan password pun jangan dilakukan dengan tempo yang cepat karena rangkaian tidak bisa membaca perintah yang diberikan kepada mikrokontroller, harus dilakukan dengan tempo yang sedang.
54
Pada saat kode dimasukkan Untuk mengaktifkan relay terlebih dahulu harus kita masukkan kode akses rangkaian yaitu 123456. Jika kode itu tidak ditekan atau pemberian kode yang lain maka rangkaian tersebut tidak akan membaca (tidak aktif). Pada saat memberikan kode akses 123456 melalui telepon maka pin 15 IC MT 8870 yang berfungsi sebagai Std bernilai tinggi mengaktifkan timer internal IC AT89S52 pada pin 15 dan rangkaian siap menerima perintah untuk mengaktifkan relay. Tanda bahwa rangkaian siap menerima kode penghidupan relay ditunjukkan oleh indikator yang menyala. Pada saat kode 1 pada telepon ditekan maka output dari IC MT 8870 yaitu Q1-Q4 berharga sesuai dengan logika biner yaitu 0001, angka pertama pada kode telepon tinggi merupakan kode pengaktifan relay dan merupakan sandi bilangan desimal. Sedangkan pada output IC MT 8870 merupakan sandi bilangan biner. Saat 1 ditekan maka mikrokontroller akan aktif begitu juga dengan kode-kode yang ditekan selanjutnya. P10-P13 merupakan port output dari IC AT89S52 yang bersandikan bilangan desimal; P10 untuk 1, P11 untuk 2 dan selanjutnya.
55
Analisa Buzzer Output P00 yang menggerakkan buzzer berbentuk pulsa sinyal kotak. Terdapat dua sinyal keluaran tersebut yang berbeda frekuensinya. Hal ini berfungsi untuk membedakan saat rangkaian membaca data yang benar dan data yang salah. Q2 berfungsi sebagai switch electronik ketika input basis mendapat pulsa positif, transistor ON pada kaki kolektor emitter (CE) terdapat arus saturasi dan VCE = 0 volt sehingga menyebabkan buzzer berbunyi. Pada saat input basis mendapat pulsa negatif, transistor akan OFF dan tegangan VCE = 5 volt maka buzzer tidak akan aktif sehingga tone (buzzer) tergantung pada output dari P00. R3 = 10 K disini untuk membatasi arus yang masuk ke Q2.
56
4.4
Spesifikasi Alat Spesifikasi alat yang dibuat adalah sebagai berikut : 1. Nama alat
:
Sistem Pengaman Rumah Mikrokontroller AT89S52 Pesawat Telepon sebagai Input.
2. Tegangan jala-jala listrik :
220 VAC / 50 Hz
3. Tegangan Operasi
:
5 Volt
4. Hubungan ke telepon
:
Eksternal
5. Fungsi alat
:
Pengontrol perangkat elektronika
57
Berbasis melalui