DAFTAR PUSTAKA M. Isa H.A. Salam Bustamin, Metodologi Kritik Hadis, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Cet. I, 2004 Prof. Dr. H. M. Syuhudi Ismail, Hadis Nabi Menurut Para Pembela, Pengingkar dan Pemalsunya, Gema Insani Press, Jakarta, Cet. I, 1995 Dr. M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, Bulan Bintang, Jakarta, 1992 Dr. Ahmad Lutfi Fathullah, M.A., Hadis-Hadis Lemah Dan Palsu Dalam Kitab Durratun Nāshihīn, Darus Sannah Press, Jakarta, 2004 Usman Bin Hasan bin Ahmad bin Syakir al-Khaubawi, Durratun Nāshihīn Fī al-Wa’zi Wa al-Irsyadi, terj. Abdul Gani., Wicaksana, Semarang, cet. I., 1985 Yayasan Penyelenggara Penerjemah/ Penafsir Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama, Jakarta, 1971 Prof. DR. Muhammad Hasby Ash Shiddieqy, Pedoman Dzikir dan Do’a, PT. Pustaka Rizki Putra, Semarang, 2002 Abdul Hakim bin Amir bin Abdat, Sifat-sifat Shalawat dan Salam kepada Nabi SAW, Pustaka Imam Asy Syafi’I, Bogor, Cet. I, 2003 S. Nawadi H. Husnuddu’at,
Kesaktian Shalawat Nabi, Bina Ilmu,
Surabaya, 2002 Prof. HAMKA, Tafsir Al-Azhar, Pustaka Panji Mas, Jakarta, Cet. I, 1988, Juz. XXII Dr. M. Syuhudi Ismail, Cara Praktis mencari Hadis, PT. Bulan Bintang, Jakarta, 1991.
Fatchur Rachman, Ikhtisar Mutshalah Hadis, PT. Al-Ma’arif, Bandung, 1991. Teungku Muhammad Hasby asy-shiddieqy, Sejarah Pengantar Ilmu Hadis, Pustaka Rizki Putra, Semarang, 2001. Dr. Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Logos Wacana Ilmu, Jakarta, Cet. I, 1997. Utsman al-Khaubawi, Durratun Nāshihīn Fī al-Wa’zi Wa al-Irsyadi, Dar al-Fikr, Beirut, 1998. Umar Ridha Kahhalah, mu’jam al-Mu’allafin tarajim musannifi al-Kutub al-Arabiyah, Dar al-Haya’, Beirut 1957. Usman Bin Hasan bin Ahmad bin Syakir al-Khaubawi, Durratun Nāshihīn, terj. Abdullah Son Haji, Al-Munawir, Semarang, T.th. Harun Nasution, Islam ditinjau dari berbagai aspeknya, UI-Press, Jakarta, 1985. Drs. Ghufron A.Mas’adi, M.Ag, Fiqh Mu’amalah Kontekstual, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Subhi as-Shaleh, mabahis fi Ulumul Qur’an, Dar al-Ilmi lil Malayin, Beirut, 1988. Mahmud at-Tahan, Metode Takhrij dan Penelitian Sanad Hadis, terjemahan Drs. Ridlwan Nasir, M.A., PT. Bina Ilmu, Surabaya 1995 Abu Isa Muhammad bin Isa at-Turmudzi, Jami’ as Shahih Sunan atturmudzi, Dar al-fikr, Beirut, 1988, jilid II. Abu Bakar Ahmad bin Husain al-Baihaqi, Syu’bu al-Iman, Dar al-Kutub al-Ilmiyah, Beirut, 1990, jilid III Abu Abdullah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikh al-Kabir, Dar alKutub al-ilmiyah, Beirut, tth, jilid. V
Abu Abdullah Mohammad Bin Yazid al-Qazwini Ibnu Majjah, Sunan Ibnu Majjah, Darul fikr, Beirut, tth, jilid I Abi Abdul ar-Rahman bin Syu’aib an-Nasa’I, Amal al-Yaum Wa Lailah, Dar al-Kutub al-Ilamiyah, Beirut, tth, jilid III. Sulaiman bin al-Asy’as bin Syidad, Abu Daud, Sunan Abi Daud, Darul fikr, Beirut, 1994, jilid I Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal, Musnad Ahmad, Dar al-fikr, Beirut, tth, jilid II Abu Isa Muhammad bin Isa at-Turmudzi, Sunan at-Turmudzi, Beirut, Darul fikr, 1988, jilid V Abu Abdurrahman bin Syu’aib an-Nasa’I, Sunan an-Nassa’I, Dar al Kutub al-Ilmiyah, Beirut, jilid III Abu Bakar Ahmad bin Husain al-Baihaqi, Sunan al-Kabir, Darul Kutub al- ilmiyah, Beirut, 1990, jilid III Abu Isa Muhammad bin Isa at-Turmudzi, Sunan at-Turmudzi, Beirut, Darul fikr, 1988, jilid III Prof. Dr. M. Syuhudi Ismail, Kaidah Keshahihan Sanad Hadis, Bulan Bintang, Jakarta. Ibnu Shalah, Ulumul Hadis, Madinah al-Maktabah al-Ilmiyah, 1972 Dr. Muhammad Ajjad al-Khatib, Ushul al-Hadis, terjemahan. H. M. Qodirun Nur dan Ahmad Musyafiq, Gaya Media Pratama, Jakarta, 1998 Ibnu Hajar al As-qolani, Tahdzib at Tahdzib, Darul Fikr, Beirut Muhammad Ajjaj al-Khatib, Ushul al Hadis Ulumuhu wa Mustalahu, Darul fikr, Beirut, 1989 Subhi Shalih, Ulumul Hadis Wa Mutsalah Hadis, Darul Malayain, Beirut, 1977 Bukhari, Shahih Bukhari, Terjemahan Ustadz. Bey Arifin, dkk, CV. AsySyifa, Semarang. 1992
Lampiran
MARTABAT-MARTABAT JARH DAN TA'DIL
Atsbat
: Kategori Ta'dil tingkat pertama, ma'na lughawinya tetap.
Dhaif
: Kategori Jarh tingkat kelima, ma'na lughawinya lemah.
Fihinadzar
: Kategori Jarh tingkat ketiga, ma'na lughawinya perlu diteliti.
Hafidz
: Kategori Ta'dil tingkat ketiga, ma'na lughawinya hafal.
Hasan al-Hadits
: Kategori Ta'dil tingkat kelima, ma'na lughawinya bagus haditsnya.
Hujjah
: Kategori Ta'dil tingkat ketiga, ma'na lughawinya dalil.
Kazdzab
: Kategori Jarh tingkat kedua, ma'na lughawinya bohong.
Laba'sa bihi shaduqun
: Kategori Ta'dil tingkat kelima, ma'na lughawinya tidak cacat.
Laba'sa bisyaiin
: Kategori Jarh tingkat keempat, ma'na lughawinya tidak ada apa-apa.
Laisa bihi tsabtun
: Kategori Jarh tingkat keenam, ma'na lughawinya tidak tetap.
Laisa bi Qawiyi
: Kategori Jarh tingkat keenam, ma'na lughawinya tidak kuat.
Layyin
: Kategori Jarh tingkat kelima, ma'na lughawinya lemah.
Ma'mun
: Kategori Ta'dil tingkat kelima, ma'na lughawinya memegang amanat.
Matruk al-hadits
: Kategori Jarh tingkat ketiga, ma'na lughawinya ditinggalkan haditsnya.
Mudhtharib
: Kategori Jarh tingkat kelima, ma'na lughawinya rusak.
Munkar al-Hadits
: Kategori Jarh tingkat kelima, ma'na lughawinya mungkar hadistnya.
Mutqin
: Kategori Ta'dil tingkat keempat, ma'na lughawinya yakin.
Shaduq
: Kategori Ta'dil tingkat kelima, ma'na lughawinya benar.
Shaduq Insya Allah
: Kategori Ta'dil tingkat keenam, ma'na lughawinya orang yang benar insya Allah.
Shaduq Shalih
: Kategori Ta'dil tingkat kelima, ma'na lughawinya benar lagi baik.
Shaduq fihi dha'if
: Kategori Jarh tingkat keenam, ma'na lughawinya kepercayaan didalamnya lemah .
Shahibu Sunnah
: Kategori Ta'dil tingkat ketiga, ma'na lughawinya pemilik sunnah.
Shahih al-Hadits
: Kategori Ta'dil tingkat keenam, ma'na lughawinya baik haditsnya.
Tsabat
: Kategori Ta'dil tingkat keempat, ma'na lughawinya tetap.
Tsiqah
: Kategori Ta'dil tingkat ketiga, ma'na lughawinya percaya.
Tsiqah Ma'mun
: Kategori Ta'dil tingkat ketiga, ma'na lughawinya dapat dipercaya perkataannya.
Tsiqah Tsabtun
: Kategori Ta'dil tingkat kedua, ma'na lughawinya percaya lagi tetap.
DAFTAR ISTILAH
♦ Adil
: Orang yang senantiasa melaksanakan segala perintah Agama dan meninggalkan semua yang dilarangnya, menjauhkan diri dari perbuatan dosa kecil dan senantiasa memelihara perbuatan yang dapat menodai muru'ah.
♦ Ahad
: Hadits yang jumlah perawinya tidak sampai pada mutawatir atau dengan kata lain hadits yang memiliki jalan sanad kurang dari derajat mutawatir.
♦ Dhabit
: Perawi yang kuat hafalannya terhadap apa yang pernahdidengarnya, kemudian meriwayatkan hafalan tersebut kapan saja mana kala diperlukan.
♦ Dha'if
: Hadits yang hilang salah satu syaratnya dari syarat hadits shahih atau hasan.
♦ Hadits
: Sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW baik berupa perkataan, perbuatan, maupun taqrirnya. Hadits dalam pengertian luas mencakup segala yang disandarkan kepada Nabi SAW kepada Sahabat dan Tabi'in.
♦ Hasan
: Hadits yang diriwayatkan oleh orang yang adil, kurang kuat ingatannya, bersambung sanadnya tidak ber'illah, dan tidak janggal, perbedaannya dengan hadis shahih. dilihat dari aspek kuat hafalannya pada hadis hasan tidak sesempurna pada hadis shahih..
♦ Hujjah
: Alasan atau bukti yang dapat dijadikan sandaran dalam menetapkan sesuatu.
♦ Ibadah
: Penyerahan mutlak dan kepatuhan sepenuhnya secara lahir dan batin bagi manusia kepada kehendak ilahi yang dilakukan dengan penuh kesadaran.
♦ 'Illah
: Hadits yang terputus sanadnya tetapi tampak bersambung atau sehalus ucapan sahabat, tetapi tampak seperti sabda
Nabi SAW atau hadits yang terbalik atu berubah dari sanadnya. ♦ Khabar
: Sama maknanya dengan hadits . para ulama menyebutnya dengan sesuatu yang datang dari sahabat atau tabi'in.
♦ Kuniah
: Sebutan panggilan yang dipermulaannya ada kata Ab (Aba, Abi, Abu) Ibu atau Bint atau Um.
♦ Laqab
: Gelar, yakni suatu nama yang diberikan kepada seseorang.
♦ Marfu'
: Hadits yang disandarkan kepada Nabi SAW.
♦ Maqbul
: Hadits yang diterima kepada Nabi SAW, kehujjahannya yakni hadis yang memenuhi syarat-syarat hadits.
♦ Maqthu'
: Hadits yang disandarkan kepada tabi'in.
♦ Matan
: Lafadz-lafadz hadits (materi isi hadis) yang didalamnya mengandung makna tertentu.
♦ Matruk
: Hadits yang diriwayatkan oleh seseorang yang tertuduh dusta atau nampak kefasikannya.
♦ Maudhu'
: Perkataan seseorang yang semata-mata dinisbatkan kepada sabda Nabi SAW.
♦ Maula
: Penghulu, Raja, orang yang memerdekakan, hamba, orang yang dimerdekakan.
♦ Mauquf
: Hadits yang disandarkan kepada para sahabat.
♦ Mukharij
: Orang yang meriwayatkan hadits .
♦ Muru'ah
: Adab kesopanan pribadi yang membawa pemeliharaan dari manusia kepada kebajikan moral.
♦ Munkar
: Hadits yang diriwayatkan oleh orang yang lemah.
♦ Mursal
: Hadits yang gugur sanadnya sebelum sahabat (hanya sampai pada tabi'in).
♦ Musnad
: -
Sebutan untuk suatu kumpulan hadits yang diriwayatkan dengan menyebut sanadnya.
-
Sebutan untuk suatau kitab yang menghitung haditshadits dengan system penyusunannya berdasarkan nama-nama sahabat.
-
Hadits yang didasarkan kepada Nabi SAW (yang marfu') dan bersambung sanadnya.
♦ Musnid
: Orang yang meriwayatkan hadits dengan menyebut sanadnya.
♦ Mutawatir
: Hadits yang memilki banyak jalan sanad sehingga dengan banyaknya sanad tersebut tidak memungkinkan terjadinya kesepakatan untuk berbuat dusta.
♦ Muttasahil
: Sikap yang longgar oleh para kritikus hadis dalam dalam menilai kualitas para perawi hadis.
♦ Qauli
: Hadits yang berupa perkataan Nabi SAW.
♦ Sanad
: Sandaran hadits yang menghubungkan antara perawi kepada sumber hadis (rentetn perawi hadits).
♦ Sima' atau Sama' : Suatu cara penerimaan hadits dengan mendengarkan sendiri dari perkataan gurunya baik dengan cara didiktekan atau tidak, baik dari hafalannya atau tulisannya. ♦ Syadz
: Hadits yang isinya bertentangan dengan riwayat lain yang lebih kuat.
♦ Shahih
: Hadits yang diriwayatkan oleh orang yang adil, sempurna ingatannya, bersambung sanadnya, tidak syadz dan tidak illat.
♦ Sunnah
: Sesuatau yang disandarkan kepada Nabi SAW baik perkataan, taqrir, sifat, karakteristis, dll.
♦ Takhrij al-hadis
: Penerimaan, penelusuran hadits dari orang lain dengan menggunakan cara-cara tertentu.
♦ Tazkiyah
: Perta'dilan orang yang telah terbukti adil terhadap orang yang belum dikenal keadilannya.
♦ Wara'
: Menjauhi sesuatu yang diragukan dan golongan sufi mengartikan meninggalkan segala sesuatu yang didalmnya terdapat perkara- perkara syubhat.
♦ Zuhud
: Jauh dari keduniaan.
RIWAYAT HIDUP
Nama
: Susi Ekawati
Tempat, Tanggal, lahir
: Tegal, 19 Juni 1982
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Jl. Projo sumarto II, Gg. Nawang Wulan 04/05, Tarub, Kec. Tarub,Kab. Tegal.
Pendidikan
: - SD Negeri lulus tahun 1994 - SMP Negeri lulus tahun 1997 - SMU Ma’arif lulus tahun 2000 - Sarjana Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang lulus tahun 2006
Nama orang tua
: - Ayahanda Tukimin - Ibunda Khadijah
Alamat
: Tarub, Tarub, Tegal.